“PENGARUH DEFFERED TAX EXPENSE AND ACCRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENT‖ (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX).
Adnil Muhammad Ikhsan1, Dwi Fitri Puspa1, Ethika1 1
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected]
Abstract
This research aims to test the effect of deffered tax expense and accrual of Earning Management. The population in this research is companies listed in Jakarta Islamic Index (JII) for period 2010-2013. Sample chosen uses a purposive sampling. The total sample as many as 16 companies. Data obtained from the annual report of companies listed in Jakarta Islamic Index (JII) for period 2010-2013.
Hypotesis tasted by a multiple regression models. Regression analysis was done using SPSS 16.0 and Eviews7. The result showed that a variable deffered tax expense and accrual of significant Earning Management. Keywords : Deffered Tax Expense, Accrual, Earning Management, Jakarta Islamic Index (JII)
PENDAHULUAN
mengenai pasar yang dikelolanya. Oleh
I.
karena
Latar Belakang Penyusunan laporan keuangan oleh
manajemen
bertujuan
untuk
menyampaikan
informasi
mengenai
kondosi
keuangan
dan
ekonomi
itu,
manajer
perusahaan
berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada pemegang saham dan pemakai eksternal lainnya (Deviana 2008). Menurut
Belkoui
(2007)
perusahaan pada peride tertentu. Sulisyanto
manajamen laba adalah perilaku yang
dan Midiastuti (2003) menyatakan bahwa
dilakukan oleh manajer perusahaan untuk
menajemen perusahaan berusaha untuk
meningkatkan
memberikan sinyal positif kepada pasar
dalam proses pelaporan laporan keuangan
atau
menurunkan
laba
eksternal
dengan
untuk
laba dan akrual disusun berdasarkan
menguntungkan dirinya sendiri. Sedangkan
estimat-estimat tertentu. Secara umum,
menurut Yulianti dalam Pindaharti (2014)
akrual merupakan produk akuntansi, dapat
manajemen
sempit
dianggap memiliki jumlah yang relatife
didefinisikan sebagai perilaku manajer
tetap dari tahun ke tahun. Hal ini
bermain dengan komponen discretionary
dikarenakan aturan akuntansi terkait juga
accrual dalam menentukan besarnya laba.
tidak
Sedangkan dalam arti luas didefinisikan
perubahan akrual yang terjadi oleh karena
tindakan manajer untuk meningkatkan
itu, dapat dianggap hal yang tidak normal.
laba
tujuan
dalam
arti
(mengurangi) laba yang dilaporkan suatu entitas, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) probilitas ekonomis jangka panjang.
expense)
mendeteksi
Tapi
Perubahan ini merupakan hasil kebijakan manajemen yang berlebihan dan apabila pada saat yang sama manajemen
dapat
digunakan
manajemen
laba
untuk yang
laba, maka perubahan akrual yang terjadi dianggap sebagai manipulasi laba yang diinginkan oleh manajer.
dilakukan oleh perusahaan. Kemampuan beban pajak tangguhan dalam mendeteksi adanya manajemen laba dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Philips et all (2003). Dalam penelitian tersebut beban pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen
laba
dalam
menghindari
kerugian atau penurunan laba perusahaan. Selain fakta mengenai kemampuan beban pajak tangguhan tersebut, ternyata pajak tangguhan bisa digunakan oleh perusahaan untuk
perubahan.
juga memiliki motif untuk memanipulasi
Beban pajak tangguhan (Deffered tax
mengalami
mencapai
target
laba
yang
diinginkan (Dhaliwal, et all dalam Julianti, 2011).
Saat
ini
manajemen
laba
merupakan isu sentral dan telah menjadi fenomena
umum
yang
terjadi
pada
sejumlah perusahaan.. Beberapa kasus diantaranya terjadi pada PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk. Menurut studi komperatif
internasional
mengenai
manajemen laba dan proteksi investor, menunjukan bahwa Indonesia berada pada posisi menengah dengan urutan ke 15 dari 31 sampel negara. Jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain yang sama sama ikut terpilih sebagai sampel, seperti Malaysia, Fhiliphina dan Thailand maka
Akrual, secara teknis merupakan
Indonesia adalah negara yang paling tinggi
perbedaan antara kas dan laba. Akrual
tingkat
manajemen
labanya.
Kasus
merupakan komponen utama pembentuk
manajemen laba tidak hanya terjadi di
Indonesia saja, namun juga terjadi di
penipuan yang bisa merugikan pihak-pihak
negara besar lain nya seperti kasus yang
yang berkepentingan seperti user, investor
terjadi pada Enron Corporation, WordCom
dan
dan Walt Disney Comp.
informasi
II.
Landasan
Teori
Dan
Pengembangan Hipotesis Earning Management (manajemen laba) Earning management diungkapkan oleh Januar (2004) manajemen laba adalah prilaku yang dilakukan oleh manajer perusahaan
umtuk meningkatkan atau
menurunkan laba dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri. Berdasarkan
definisi
pemerintah. yang
mencerminkan
Dengan
demikian
diberikan kondisi
tidak ekonomi
perusahaan yang sebenarnya. Deffered Tax Expense (Beban Pajak Tangguhan) Menurut Philips, Pincus dan Rego (2003), beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan temperor antara laba akuntansi (laba dalam laporan keuangan untuk pihak eksternal) dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak). Menurut
atas,
PSAK 46 (2009) beban pajak (tax expense)
pengertian manajemen laba adalah suatu
atau penghasilan pajak (tax income) adalah
usaha yang dilakukan oleh manajemen
jumlah agregat pajak sekarang (current
untuk
angka-angka
tax) dan pajak tangguhan (deffered tax)
akuntansi yang di laporka pada pihak
yang diperhitungkan dalam perhitungan
eksternal dengan tujuan untuk keuntungan
laba atau rugi pada satu periode.
memanipulasi
di
bagi dirinya sendiri dengan cara mengubah atau mengabaikan standar akuntansi yang
Menurut Mohammad Zain (2007),
telah ditetapkan, sehingga menyajikan
pajak tangguhan terjadi akibat perbedaan
informasi yang tidak sebenarnya.
antara PPh terhutang (pajak penghasilan
Manajemen laba yang dilakukan baik yang bersifat konservatif sampai
yang dihitung berbasis pada penghasilan kena pajak yang sesungguhnya dibayar
dengan yang ekstrim dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan (users) karena informasi yang disajikan tidak menunjukan kinerja yang sesungguhnya. Manajemen laba bisa dikatakan suatu
kepada pemerintah) dengan beban pajak penghasilan
(pajak
penghasilan
yang
dihitung berbasis penghasilan sebelum
pajak) sepanjang menyangkut perbedaan
Belkoui (2007) adalah Model Heally, Model De Angelo dan Model Jones.
temporer.
Salah satu model yang digunakan Berdasarkan penelitian Philips. Et al (2003) membuktikan adanya praktik manajemen laba dengan menggunakan beban pajak tangguhan. Penelitian yang dilakukan
Yulianti
(2005)
juga
menemukan bukti empirisbahwa beban pajak
tangguhan
memiliki
positif
signifikan
dengan
hubungan probabilitas
perusahaan untuk melakukan manajemen laba
guna
menghindari
kerugian
perusahaan.
adalah
model
total
akrual
yang
dikembangkan oleh Healy seperti yang telah dipakai dalam beberapa
penelitian
(Yulianti, 2004; Setiawan dan Naim, 2001 dalam Julianti (2011)) dalam penelitian tersebut total akrual mampu mendeteksi manajemen laba. Sementara model lainnya yaitu discretionary accrual yang dikenal dengan
model
digunakan
Jones
dalam
seperti
beberapa
yang
penelitian
(Yulianti, 2004; Sitorus dan Handayani,
H1 : Deffered Tax Expense berpengaruh
2010 dalam Julianti (2011).
terhadap earnimg management. H2 : Accrual berpengaruh terhadap Accrual
earning management.
Akrual
adalah
suatu
metode
METODOLOGI PENELITIAN
perhitungan penghasilan dan biaya dalam waktu
Pada penelitian ini yang menjadi
diperoleh dan biaya diakui pada waktu
populasi adalah perusahaan yang terdaftar
terhutang (Muljono, 2009).
di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2010
arti
penghasilan
diakui
pada
s.d 2013. Sampel penelitian ini diambil Perekayasaan
menaikan
atau
menurunkan akrual antara lain dapat dilakukan pendapatan
dengan atau
cara
mempercepat
mempercepat
dengan menggunakan sampling.
Kriteria
metode purposive pemilihan
sampel
adalah sebagai berikut:
beban.
Perekayasaan laba tersebut termasuk salah
1.
Seluruh perusahaan yang
satu praktek manajemen laba atau earning
terdaftar di Jakarta Islamic
management melalu perekayasaan akrual.
Index (JII)
Model akrual melibatkan perhitungan total akrual.
Model-model
akrual
menurut
2.
Perusahaan mencantumkan
yang besarnya
beban
pajak
tangguhan
dalam laporan keuangannya Data
yang
digunakan
akhir tahun t-1, hasilnya diluar rentang ≥0,03 dan >0.
dalam
Jika EM=0 maka perusahaan tidak
penelitian ini adalah data sekunder yang di
terindikasi melakukan manajemen laba.
ambil dari laporan keuangan dan laporan
Jika EM=1 maka perusahaan tersebut
tahunan (annual report) perusahaan yang
terindikasi melakukan manajemen laba.
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2010 s.d 2013. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data tersebut
Variabel
independen
dalam
penelitian ini adalah deffered tax expense yang
diukur
menggunakan
indikator
membobot beban pajak tangguhan dengan total aktiva atau total asset, dengan rumus : DTEit = beban pajak tangguhan t
diperoleh dari www.idx.co.id dan pusat referensi pasar modal BEI. Pemilihan BEI
Total aset t-1
sebagai pengambilan data dengan alasan BEI merupakan bursa efek terbesar dan
Selanjutnya variabel akrual sebagai
representative di Indonesia, dimana dalam
variabel independen dalam penelitian ini
tahun 2010 hingga 2013 dianggap cukup
yang
mewakili kondisi BEI yang relatif normal.
accrual dari model Healy yang juga
diproksi
dengan
discretionary
digunakan dalam penelitian Philips dan Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah manajemen laba
Rego
(2003)
dengan
rumus
sebagai
berikut:
(earning management). Dalam penelitian ini, perhitungan manajemen laba (EM) berdasarkan nilai dari laba bersih (EAT)
Taccit = EBEIit – (CFOit – EIDOit) Keterangan :
pada tahun t yang dibagi dengan market valueof equity (MVE) pada akhir tahun sebelumnya (Bugstahler dan Dichev dalam Philips, et all, 2003) EM= 1, jika laba bersih perusahaan i pada tahun t dibagi market value of equity pada akhir tahun t1, hasilnya ≥ 0 dan <0,03. EM= 0, jika perubahan laba bersih perusahaan i pada tahun t dibagi market value of equity pada
Taccit : Total accrual perusahaan i pada periode t EBEIit :Income before items pada tahun t
extraordionary
CFOit :Cash flow from operation pada tahun t EIDOit :Extraordionary items and discontinued operation tahun t
Metode Analisis Data
data tertinggi sebesar 0,050378 dengan
Hasil Analisis Deskriptif
nilai terendah sebesar 0,000006 dengan
Tabel 1 Uraian
nilai rata-rata sebesar 0,011012 dan nilai standar deviasi sebesar 0,012500. Hasil ini
Beban Pajak Tangguhan
Akrual
Manajemen Laba
Mean
0,011012
27,17543
0,226010
Median
0,007845
27,40616
0,199806
cukup besar dari beban pajak tangguhan
Maximum
0,050378
30,47825
0,645158
yang dimiliki antara suatu perusahaan
Minimum
6,00E-06
21,87857
0,023733
Std. Dev.
0,012500
1,597991
0,149068
Observations
64
64
64
memperlihatkan terdapat rentang yang
dengan perusahaan yang lain. Untuk variabel akrual merupakan cara pengakuan penghasilan pada saat
Dari hasil uji statistik deskriptif pada Tabel 1 diatas, menunjukkan data yang mencakup tiga variabel yang diuji dalam penelitian ini dengan jumlah sampel atau
observasi
secara
keseluruhan
sebanyak 64 observasi berdasarkan tahun pengamatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Variabel independen pertama yaitu Beban pajak tangguhan yang merupakan beban yang timbul akibat perbedaan antara laba akuntansi (laba dalam
laporan
keuangan
untuk
kepentingan eksternal) dengan laba fiskal (laba
yang
digunakan
sebagai
dasar
perhitungan pajak) diperoleh penyebaran
diperoleh dan untuk mengakui beban yang sepadan dengan revenue pada periode yang sama,
tanpa
memperhatikan
waktu
penerimaan kas dari penghasilan yang bersangkutan dalam mendeteksi terjadinya manajemen
laba.
Hasil
pengujian
memperlihatkan penyebaran nilai tertinggi dari variabel ini adalah 30,47825 dengan penyebaran
nila
terendah
sebesar
21,87857, berikutnya nilai rata-rata sebesar 27,17543 dan nilai standar deviasi sebagai simpang baku sebesar1,597991. Informasi ini mengindikasikan secara keseluruhan perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini memiliki tingkat akrual yang
relative sama atau tidak terdapat reng yang
Beban Pajak Tangguhan
0,546
0,000004 13,326 0,000
H1 diterima
Akrual
0,454
0,000005 8,539 0,000
H2 diterima
jauh antara nilai maksmal dan nilai minimal dari penyebaran data variabel akrual. Dari Tabel 2 hasil pengujian data Selanjutnya manajemen
laba
untuk
variabel
memiliki
rentang
penyebaran data antara 0,023733 sampai dengan 0,645158 yang merupakan nilai terendah dan nilai tertinggi, dengan nilai rata-rata sebesar 0,226010 dengan tingkat standar deviasi sebesar 0,149068.
dengan analisis regresi linear berganda dengan alat bantu Eviews 6, diperoleh nilai koefisien
regresi
dari
masing-masing
variabel penelitian dimulai dari variabel Beban pajak tangguhan Pajak daerah dengan nilai koefisien 0,546 dengan nilai t statistik atau t hitung sebesar 13,326 dan
Dengan memperhatikan gambaran
dengan nilai probabilitas sebesar 0,000.
deskriptif secara umum dari masing-
Selanjutnya
masing variabel penelitian diatas, maka
variabel akrual dengan nilai sebesar 0,545
peneliti
gambaran
dengan nilai t hitung atau t statistik sebesar
ringkas tentang penyebaran data sekaligus
8,539 dan dengan nilai probabilitas sebesar
juga dapat menentukan seberapa jauh
0,000. Dari hasil pengujian diatas dapat
kesenjangan data berupa nilai rata-rata dan
dibentuk model persamaan penelitian,
standar
seperti berikut ini :
dapat
memperoleh
deviasi
dari
masing-masing
untuk
koefisien
regresi
variabel.
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Hasil Uji Regresi
Y = 12,104 + 0,546X1 + 0,454X2 + e
Tabel 2 Coefficient Variabel
Konstanta
12,104
Std. Error
-
tProb. Statistic
-
-
Ket
Berdasarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba Berdasarkan Tabel 2 di atas, hasil dari
analisis
regresi
linear
berganda
ditemukan nilai koefisien regresi dari variabel beban pajak tangguhan sebesar 0,546, jika nilai probabilitas (P) 0,000 < dengan alpha 0,05 (5%), dapat diyatakan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara beban pajak tangguhan dengan manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Artinya jika terjadi peningkatan beban pajak tangguhan yang dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, maka peningkatan ini akan diikuti oleh peningkatan terjadinya manajemen laba. Sebaliknya
jika
terjadi
penurunan
penangguhan bebab pajak tangguhan oleh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, maka penurunan ini juga mempengaruhi penurunan manajemen laba pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
hasil
pengujian
hipotesis pertama di atas, secara empiris ditemukan terdapat pengaruh signifikan positif beban pajak tangguhan terhadap manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Temuan ini
menyimpulkan
indikasi
yang
manajemen
bahwa
salah
menentukan
laba
pada
satu
terjadinya perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index
diindikasikan
melalui
penangguhan beban pajak tangguhan yang dilakukan perusahaan setiap tahunnya. Lebih lanjut dapat dikatakan dengan melakukan penundaan beban pajak yang harus
dibayarkan
perusahaan
atau
disetorkan ke kas Negara, perusahaan dapat meningkatkan jumlah laba bersih guna memberikan gambaran positif atau good new kepada pasar modal bahwa perusahaan memiliki kecendrungan yang tinggi terhadap kemampuannya dalam menghasilkan laba bersih. Hal ini menjadi perhatian bagi pasar atau calon investor
dalam
rencana
kepemilikan
sebiah
perusahaan di bursa saham.
yang menimbulkan terjadinya beban pajak tangguhan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan landasan teori
dinyatakan
Hasil temuan studi empiris ini
Djamaludin
sejalan dengan hasil penelitian yang
(2008) bahwa semakin besar persentase
dilakukan oleh Philips. Et al (2003)
beban pajak tangguhan terhadap total
membuktikan adanya praktik manajemen
beban pajak perusahaan menunjukkan
laba dengan menggunakan beban pajak
standar akuntansi yang semakin liberal.
tangguhan. Selanjutnya penelitian yang
Lebih
dilakukan
lanjut
manajemen
dikatakan sebagai
kemampuan
agent
dalam
Yulianti
menyimpulkan
(2005)
juga
beban
pajak
hubungan
positif
bahwa
melakukan perekayasaan laporan keuangan
tangguhan
dapat dilihat dari perbedaan antara laba
signifikan dengan probabilitas perusahaan
akuntansi dengan laba fiskal yang memiliki
untuk melakukan manajemen laba guna
hubungan positif dengan insentif pelaporan
menghindari
keuangan seperti financial distress dan
Berdasarkan temuan hipotesis di atas dan
pemberian bonus dengan memperbesar
dukungan
atau memperkecil jumlah beban pajak
dikatakan bahwa beban pajak tangguhan
tangguhan yang diakui dengan laporan laba
merupakan
rugi. Oleh karena itu merekayasa besarnya
menentukan dan mempengaruhi terjadinya
beban pajak tangguhan guna menaikkan
manajemen laba pada perusahaan yang
dan
terdaftar di Jakarta Islamic Index.
menurunkan
tingkat
labanya
memiliki
kerugian
penelitian
salah
perusahaan.
terdahulu,
satu
faktor
dapat
yang
merupakan bagian dari manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Selisih antara laba
akuntansi
dan
laba
Pengaruh Akrual terhadap Manajemen Laba Berdasarkan Tabel 2 di atas, hasil
fiskal
mengakibatkan terjadinya koreksi negatif
dari
analisis
regresi
linear
berganda
ditemukan nilai koefisien regresi dari
Berdasarkan
hasil
pengujian
variabel retribusi daerah adalah sebesar
hipotesis kedua di atas, secara empiris
0,454,
ditemukan terdapat pengaruh signifikan
dengan tingkat nilai probabilitas
sebesar 0,000. Dengan demikian dapat
positif
disimpulkan terdapat pengaruh positif yang
manajemen
signifikan antara variabel akrual dengan
perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic
terjadinya
pada
Index pada kesalahan menolak data sebesar
perusahaan yang terdaftar di Jakarta
alpha 5%. Temuan ini juga mengambarkan
Islamic Index. Hal ini dapat diuraikan
bahwa metode pencatatan akrual dalam
apabila semakin tinggi penerapan metode
pelaporan
akrual dalam pelaporan lapaoran keuangan
merupakan celah atau pintu yang dapat
oleh perusahaan yang terdaftar di Jakarta
digunakan
Islamic
manajemen
manajemen
Index,
maka
laba
hal
ini
akan
metode akrual terhadap terjadi laba
pada
laporan
oleh
perusahaan-
keuangan
perusahaan
dalam
juga
atau
melakukan
berpengaruh semakin tingginya terjadinya
perekayasaan angka-angka keuangan untuk
praktek manajemen laba oleh perusahaan.
tujuan dan kepentingan manajemen.
Sebalikanya
jika
semakin
rendah
penerapan metode akrual dalam penyajian laporan keuangan oleh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, maka hal
ini
juga
berdampak
semakin
menurunnya terjadinya manajemen laba pada perusahaan yang pada perusahaanperusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Index.
Beberapa diperlukan
oleh
kepentingan
yang
menajemen
dalam
perekayasaan laporan keuangan banyak dilakukan melalui kelemahan pencatatan metode
akrual
baik
kepentingan
manajemen sendiri seperti biar dianggap memiliki
kinerja
yang
baik,
maka
umumnya manajer sering mengotak-atik angka-angka pendapatan dan biaya dalam pengakuannya. Hal ini dilakukan untuk
kepentingan manajemen sendiri untuk
membalikkan
memperoleh
tambahan
dilakukan sebelumnya). Artinya metode
pemilik
Akrual merupakan prediktor yang dapat
pendapatan
fasilitas atau
perusahaan.
dan
bonus
dari
Manajemen
laba
juga
digunakan
kebijakan
dalam
akrual
penelitian
yang
untuk
dilakukan manajemen dengan mensiasiti
mendeteksi manajemen laba. Salah satu
pengakuan beban pajak tangguhan seperti
model yang digunakan adalah model total
yang
akrual yang dikembangkan oleh Healy
telah
dijelaskan
diatas,
yang
tujuannya dapat memperkecil laba bersih
(2002).
atau meningkatkan laba bersih terhadap
Hasil
penelitian
ini
konsisten
kebutuhan laporan keuangan kepada pihak-
dengan temuan penelitian yang dilakukan
pihak tertentu yang diinginkan perusahaan.
oleh Yulianti, 2004; Setiawan dan Naim,
Hasil penelitian ini sejalan dengan
2001
dalam
Julianti
(2011)
yang
landasan teori yang diungkapkan oleh
menyatakan Bahwa total akrual mampu
Erlangga
penyusunan
mendeteksi manajemen laba. Sementara
laporan yang menggunakan metode akrual
model lainnya yaitu discretionary accrual
digunakan oleh para manajer dengan
yang dikenal dengan model Jones seperti
memanipulasi laba dengan sedemikian
yang digunakan dalam beberapa penelitian
rupa
keputusan
( Yulianti, 2004; Sitorus dan Handayani,
stakeholder. Oleh karena itu, adanya
2010 dalam Julianti (2011) juga sebagai
kecendrungan
alat
(2008),
untuk
bahwa
mempengaruhi
para
manajer
untuk
yang
dapat
digunakan
dalam
mengatur laba sedemikian rupa dengan
mendeteksi kecurangan atau manajemen
menerapkan
laba yang dilakukan perusahaan.
income
increasing
discretionary accrual, (artinya usaha untuk merekayasa
laba
dengan
menurunkan
tingkat laba pada tingkat tertentu untuk
KESIMPULAN 1. Hasil studi empiris ini pada hipotesis pertama, ditemukan terdapat pengaruh
positif yang signifikan beban pajak
KETERBATASAN DAN SARAN
tangguhan terhadap manajemen laba (earning
management)
pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index pada kesalahan menolak data
sebesar
alpha
5%.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa beban pajak
tangguhan
dapat
mengukur
secara baik terjadinya manajemen laba yang
dilakukan
perusahaan
dalam
Berdasarkan
hasil
temuan
ini,
penulis menyadari bahwa penelitian ini masih
jauh
dari
kesempurnaan
dan
memiliki kelemahan serta keterbatasan yang mungkin akan mempengaruhi hasil penelitian ini, dengan demikian hendaknya keterbatasan dan kelemahan ini dapat menjadi perhatian bagi peneliti-peneliti yang akan datang, seperti :
pelaporan laporan keuangannya. 2. Untuk
pengujian
hipotesis
kedua,
ditemukan terdapat pengaruh positif yang signifikan metode akrual terhadap manajemen laba (earning management) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index pada kesalahan menolak data sebesar alpha 5%. Hal ini juga
menunjukan
pencatatan
secara
bahwa akrual
metode dalam
pengakuan pendapatan dan beban dapat digunakan oleh manajemen sebagai upaya melakukan perekayasaan angkaangka
keuangan
keuangan perusahaan.
dalam
laporan
1. Pengambilan
populasi
dan sampel
penelitian pada ini hanya sebatas pada perusahaan
yang
terdaftar
pada
lingkungan di Jakarta Islamic Index saja,
sehingga kurang maksimal
menjastifikasi
temuan
penelitian.
Untuk itu penelitian yang akan datang dapat memperluas populasi dan sampel pada
perusahaan manafaktur
yang
jumlahnya lebih besar dan terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI). 2. Penelitian ini hanya menggunakan 2 (dua) variabel independen saja yaitu beban pajak tangguhan dan metode akrual
dalam
menilai
dan
mempengaruhi manajemen laba, hal ini
penelitian sejenis ini juga diharapkan
masih belum dapat mengoptimalkan
dapat memperluas tahun pengamatan
hasil penelitian secara baik atau secara
lebih dari 5 tahun atau menentukan
keseluruhan
tahun-tahun tertentu yang dianggap
dikarenakan
masih
terdapat faktor lain yang juga dapat
dapat
menentukan
mempengaruhi
perusahaan melakukan manajemen laba
manajemen laba selain dari kedua
baik dari sisi politik, ekonomi maupun
variabel tersebut. Untuk itu penelitian
pengaruh globalisasi.
yang
dan
akan
datang
memperhitungkan
dan
perlunya
terjadinya
dan
mempengaruhi
manajemen
laba
pada
perusahaan, seperti variabel total aset, total
hutang
dan
rasio
keuangan
dengan
masalah
lainnya. 3. Adapun
terkait
interpretasi ekonomi dari persamaan model yang digunakan. Untuk lebih mendapatkan
gambaran
yang
komprehensif, sebaiknya jumlah data time series ditambah tidak hanya data 5 tahun. Untuk data cross section yang digunakan syarat
juga
n=30.
belum
Untuk
kecendrungan
DAFTAR PUSTAKA
menemukan
variabel lain yang diduga juga dapat menjelaskan
menentukan
itu
memenuhi kedepan
Belkaoui, Ahmed R. 2007. Accounting Theory. Edisi Lima. Jakarta:Salemba Empat. Damayanti, Theresia. 2008. Perbandingan Akrual dan Pajak Tangguhan dalam Pengujian Aliran Kas Masa Datang dan Return Saham. Jurnal Akuntansi/Tahun XII, No. 03. pp:250-259. Deviana, Birgita. 2008. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Kini Dalam Mendeteksi Manajemen Laba pada Seasoned Equity Offerings. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia /Tahun2008 Vol. XII, No. 02 (132:14). Djamaluddin, Subekti. 2008. Analisis Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, dan Aliran Kas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 1, Januari 2008, Hal. 52-74. Elingga, Muna. 2008. Pengaruh Komponen Akuntansi Akrual Sebagai Prediktor Arus Kas Koperasi pada Saat Krisis dan Setelah Krisis. Jurnal Akuntansi/Tahun XII, No. 02 (132:14). Gunadi. 2009. Akuntansi Pajak Edisi Revisi 2009. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:Universitas Diponegoro. Harnanto. 2011. Akuntansi Perpajakan. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta. Healy, P.P.‖The Effect of Bonus Schemes on Accounting Decision.‖journal of Accounting and Economic Vol.7, No.1-3 (1985):85-107. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2009. Akuntansi Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:Salemba Empat. Juliati, 2013. ―Pengaruh Deffered Tax Expense Dan Total Accrual terhadap Earning Management pada masa Perubahan Tarif PPh Badan Tahun 2008-2010‖ Simposium Nasional Akuntansi XVI
Kesumaning. 2009. ―Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal serta Pajak Tangguhan Terhadap Persistensi Laba.’’ Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Vol 12, No. 13 (132:15). 101 Kiswanto, dan Jayanto. 2009. “Deffered Tax Expense And Accruals Dalam Meprediksi Earning Management (Penelitian Empiris pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.‖ Universitas Negri Semarang. Muljono, Djoko. 2008. ‖Akuntansi Pajak‖. Yogyakarta:Andi. Murhaban, Mohamad. 2003. Perlakuan Pajak Tangguhan Pada Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi. Vol. 43. N.
Anthony, Robert. 2008. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama. Jakarta:Salemba Empat.
Philips, Pincus dan S.O. Rego. 2003. ―Earnings Mangement :New Evidence Based on Deferred Tax Expense‖. The Accounting Review. No. 78 pp 491-521.
Ikatan
Purba, Marisi. 2009. ‖Akuntansi Pajak Penghasilan‖. Yogyakarta:Graha Ilmu. Santoso,
Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit. JAAI vol. 11 no.2 Des 2007, 141—158.
Santoso, Singgih. ―Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2011. Scott,
William R. 2003. Financial Accounting Theory 3rd Edision. Prentice Hall Canada Inc.
Suranggane, Zulaikha. 2007. Analisis Aktiva Pajak Tangguhan dan Akrual Sebagai Prediktor Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 4, No. 1, hal. 7749. Uyanto, Stanislaus S. 2006. Pedoman Analisis Data dengan SSPS. Yogyakarta:Graha Ilmu. Waluyo.
2008. ―Akuntansi Jakarta:Salemba Empat.
Pajak.
Yulianti. 2005. ―Kemampuan Beban Pajak Tanggguhan dalam
Memprediksi Manajemen Laba‖. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 2, No. 1. Juli, pp:107-129. Zain,
Mohammad. 2001. Manajemen Perpajakan. Bandung: Pascasarjana UNPAD