http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=185:pengembangan&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tantangan untuk Memacu Guru dalam Menulis Karya Tulis Ilmiah Syamsul Alam Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang rencananya dimulai tahun 2013, sudah di ambang pintu. Dalam pelaksanaan PKG tersebut, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), menjadi hal yang sangat menantang untuk guru. Sebenarnya, karya pengembangan profesi dahulu dikenal dengan nama Karya Tulis Ilmiah (KTI), setelah PKG dikenal dengan nama publikasi ilmiah. Mekipun berbeda namanya tetapi sesungguhnya yang dimaksudkan sama saja. Benarkah publikasi ilmiah sulit untuk dibuat oleh guru? Bagaimanakah bentuk publikasi ilmiah dan angka kreditnya? Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan pembaruan secara sadar akan pengetahuan dan peningkatan kompetensi guru sepanjang kehidupan kerjanya. PKB dilaksanakan dalam upaya mewujudkan guru yang profesional, bermatabat dan sejahtera, sehingga guru dapat berpartisifasi aktif untuk membentuk insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. PKB bagi guru memiliki tujuan umum untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan tujuan khusus PKB adalah sebagai berikut: (1) Memfasiltasi guru untuk mencapai standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan, (2) Memfasilitasi guru untuk terus memutakhirkan kompetensi yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya, (3) Memotivasi guru-guru untuk tetap memiliki komitmen melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional, (4) Mengangkat citra, harkat, martabat profesi guru, rasa hormat dan kebanggaan kepada penyandang profesi guru. Prioritas PKB, yakni (1) Kompetensi yang diidentifikasikan di bawah standar berdasarkan penilaian formatif, (2) Kompetensi yang diidentifikasikan oleh guru perlu ditingkatkan, (3) Pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang diperlukan oleh guru untuk pengembangan karir, (4) Pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang diperlukan oleh guru untuk melaksanakan tugas-tugas baru, misalnya sebagai kepala sekolah, (5) Pengetahuan, keterampilan, materi yang dibutuhkan berdasarkan Laporan Evaluasi Diri Sekolah dan/atau Rencana Tahunan Pengembangan Sekolah, (6) Pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi khusus yang diminati oleh guru.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=185:pengembangan&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
Macam dan Jenis Kegiatan PKB PKB terdiri dari tiga macam, yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovasi. Pengembangan Diri (PD) jenis kegiatannya adalah diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru. Publikasi Ilmiah (PI) kegiatannya adalah (1) Presentasi pada forum ilmiah, (2) Publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan ilmu di bidang pendidikan formal, (3) Publikasi buku pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman guru. Karya Inovatif, jenis kegiatannya adalah (1) menemukan teknologi tepat guna, (2) Menemukan/menciptakan karya seni,
(3)
Membuat/memodifikasi
alat
pelajaran/peraga/praktikum,
(4)
Mengikuti
pengembangan penyusunan standar . pedoman., soal dan sejenisnya Karya pengembangan profesi
dahulu dikenal dengan nama
Karya Tulis Ilmiah
(KTI), sekarang dikenal dengan nama publikasi ilmiah. Mekipun berbeda namanya tetapi sesungguhnya yang dimaksudkan sama saja. Jadi, KTI sama dengan publikasi ilmiah. KTI ada tujuh macam, yaitu (1) KTI hasil penelitian, (2) tinjuan ilmiah, (3) prasaran ilmiah, (4) buku/modul, (5) diktat, (6) tulisan ilmiah popoler, (7) karya terjemahan. Ketujuh macam KTI ini sudah tercakup dalam publikasi ilmiah. Publikasi Ilmiah ada sepuluh macam, yaitu (1) presentasi di forum ilmiah, (2) hasil penelitian, (3) tinjauan ilmiah, (4) tulisan ilmiah populer, (5) artikel ilmiah, (6) buku pelajaran, (7) modul/diktat, (8) buku dalam bidang pendidikan, (9) karya terjemahan, (10) buku pedoman guru. Kesepuluh macam publikasi ilmiah dijelaskan satu demi satu disertakan angka kreditnya. Presentasi pada Forum Ilmiah Makalah dalam pemrasaran/nara sumber pada pertemuan ilmiah. Isi makalah dapat berupa laporan hasil penelitian, kajian, evaluasi maupun tinjauan ilmiah. Kerangka isi. Bagian Awal: berisi judul, keterangan tentang kapan, dimana dan pada macam kegiatan apa pertemuan ilmiah tersebut dilakukan.Bagian Isi: (a) sajian abstrak/ ringkasan (b) paparan masalah utama berikut pembahasan masalah dan (c) penutup. Bagian Akhir daftar pustaka. Bukti Fisik berupa makalah yang sudah disajikan pada pertemuan ilmiah dan telah disyahkan oleh kepala sekolah. Disertai pula, surat keterangan dari panitia seminar atau sertifikat/piagam dari panitia pertemuan ilmiah. Angka kredinya 0,2. Laporan Hasil Penelitian Laporan hasil penelitian yang dilakukan guru di bidang pendidikan, dilaksanakan di sekolah, sesuai dengan tupoksinya. Laporan hasil penelitian umumnya dalam bentuk PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Laporan penelitian dapat berupa (1) buku ber-ISBN dan telah
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=185:pengembangan&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
mendapat pengakuan BSNP, (2) artikel ilmiah dipublikasikan di jurnal ilmiah diedarkan secara nasional dan terakreditasi: (a) tingkat provisi dan (b) tingkat kabupaten/kota, (3) laporan hasil penelitian, diseminarkan di sekolahnya dan disimpan di perpustakaan. Kerangka isi buku atau artikel di Jurnal Ilmiah mengikuti persyaratan yang berlaku dalam penulisan buku atau jurnal. Hal ini yang harus mendapat perhatian guru agar buku yang ditulis dapat dinilai angka kreditnya. Kerangka isi Laporan PTK yang di seminarkan di sekolah. Bagian Awal: halaman judul; lembaran persetujuan; kata pengantar; daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, lampiran, serta abstrak. Bagian Isi, yakni Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian.Bab Kajian/Tinjauan Pustaka. Bab Metode Penelitian. Bab Hasil-hasil dan Diskusi Hasil Kajian. Bab Simpulan dan Saran-saran. Bagian Penunjang berupa
daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang
selangkap-lengkapnya Bukti fisik buku: (1) Buku asli atau foto kopi yang dengan jelas menunjukkan keterangan nama penerbit, tahun terbitan, serta nomor ISBN, (2) Jika buku tersebut telah diedarkan secara nasional, harus disertakan pernyataan dari penerbit yang menerangkan bahwa buku tersebut telah beredar secara nasional. (3) Jika buku tersebut telah lulus dari penilaian dari BSNP. Buku mempunyai angka kredit 4. Bukti fisik: (1) Majalah/jurnal ilmiah asli atau foto kopi dan ada nomor ISSN, tanggal terbitan, susunan dewan redaksi dan editor, (2) Bila jurnal terakreditasi, harus disertai dengan
keterangan akreditasi tingkat nasional, (3) Bila jurnal di tingkat propinsi atau
kabupaten/kota harus disertai keterangan yang jelas tentang
tingkat penerbitan jurnal
tersebut. Angka kredit 3 untuk Jurnal Nasional, angka kredit 2 untuk Jurnal Propinsi, dan angka kredit 1 untuk jurnal kabupaten/kota. Bukti Fisik Laporan PTK: (1) Laporan hasil penelitian dengan berita acara telah di seminarkan di sekolahnya, (2) Berita acara berisi keterangan tentang, waktu, tempat, peserta, notulen seminar, dan dilengkapi dengan daftar hadir peserta, (3) Ditandatangi oleh pantia seminar sekolah dan kepala sekolah, (4) Seminar dilaksanakan di sekolah penulis, dengan peserta minimal 15 orang guru yang berasal dari minimal 3 sekolah yang setingkat. Angka kreditnya 4. Tinjauan Ilmiah Tinjauan ilmiah berupa karya tulis guru yang berisi ide/gagasan upaya mengatasi berbagai masalah pendidikan formal dan pembelajaran yang ada di satuan pendidikannya (di sekolahnya). Tinjauan ilmiah dapat disusun dalam bentuk best practices.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=185:pengembangan&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
Kerangka Isi : Tinjauan Ilmiah. Bagian Awal : halaman judul; lembaran persetujuan;
kata pengantar; daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan lampiran, serta ahstrak atau ringkasan. Bagian Isi : Bab Pendahuluan , Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan, Manfaat. Bab Kajian/Tinjauan Pustaka. Bab Pembahasan Masalah yang didukung data-data yang ada di satuan pendidikannya. Yang sangat perlu disajikan pada bab ini adalah kejelasan ide atau gagasan penulis terkait dengan upaya pemecahan masalah. Bab Simpulan. Bagian Penunjang: Daftar pustaka dan lampiran-lampiran tentang data yang dipakai untuk menunjang tinjauan atau gagasan ilmiah. Bukti fisik tinjauan ilmiah berupa makalah asli atau foto kopi. Jika bukti fisik tinjauan ilmiah itu berupa foto kopi, harus disertai dengan pernyataan keaslian dari kepala sekolah yang ditandatangani dan dicap/distempel sekolah. Tinjauan ilmiah angka kreditnya 2. Tulisan Ilmiah Populer Tulisan ilmiah populer adalah tulisan yang dipublikasikan di media masa (koran, majalah). Tulisan ilmiah populer tersebut berisi pengetahuan, ide, gagasan pengalaman penulis yang menyangkut bidang pendidikan pada satuan pendidikan penulis bertugas. Itulah sebabnya, tulisan ilmiah populer mudah untuk dibuat oleh guru sebab materi tulisannya terkait secara langsung dengan kegiatan yang dilakukan sehari-hari sebagai guru. Kerangka isi tulisan ilmiah populer disesuaikan dengan persyaratan atau kelaziman dari media masa yang akan mempublikasikan tulisan tersebut. Jika media yang akan menerbitkannya, misalnya koran Harian Fajar dan majalah Kartini, tulisan ilmiah populer yang dibuat harus sesuai dengan gaya selingkung (gaya penulisan) kedua media tersebut. Bukti fisik tulisan ilmiah populer berupa (1) Guntingan tulisan dari media masa yang memuat karya ilmiah penulis, dengan pengesahan dari kepala sekolah, (2) Pada guntingan media masa itu harus jelas nama media masa serta tanggal terbitnya, (3) Bila berupa foto-copy harus ada pernyataan dari kepala sekolah yang menyatakaan keaslian tulisan ilmiah populer tersebut. Angka kredit tulisan ilmiah populer ada dua macam. Tulisan ilmiah populer yang diterbitkan tingkat nasional angka kreditnya 2 dan tulisan ilmiah populer yang diterbitkan tingkat propinsi angka kreditnya 1,5. Apabila tulisan ilmiah populer ditekuni oleh guru, ada dua manfaat yang diperoleh. Pertama, guru mendapatkan kesempatan untuk memublikasikan idenya dalam bentuk tulisan ilmiah populer yang pada akhirnya dapat dijadikan angka kredit
untuk naik
pangkat/golongan. Kedua, guru dapat memperoleh honor yang tentu saja memacu guru untuk berkreasi sebab mendapatkan tambahan pendapatan.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=185:pengembangan&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
Artikel Ilmiah (non penelitian) Tulisan gagasan atau tinjauan ilmiah dalam pendidikan formal dan penjabaran di satuan pendidikannya yang dimuat di jurnal ilmiah. Bukti Fisik Artikel Ilmiah (non penelitian), Jurnal ilmiah asli atau foto kopi yang menunjukan adanya nomor ISSN, keterangan akreditasi untuk tingkat nasional, keterangan bila jurnal tersebut diterbitkan di tingkat propinsi atau kabupaten/kota, atau tingkat lokal (kabupaten/kota/sekolah/madrasah). Angka kredit 2 untuk
Jurnal Nasional Terakreditasi,
angka kredit 1,5 untuk Jurnal Nasional tidak terakreditasi/Jurnal Propinsi, angka kredit 1,5 untuk jurnal kabupaten/kota. Buku Pelajaran Kegiatan pengembangan yang paling sering dilakukan guru adalah menulis buku. Buku sebagai bahan pembelajaran mandiri siswa modul. Buku diharapkan sebagai bacaan guna membantu penyajian guru buku pelajaran atau buku teks (isi bahasan yang lengkap dan diterbitkan serta diedarkan secara luas). Bila masih diedarkan dalam lingkup terbatas, dalam bentuk sederhana, cakupan isinya lebih sedikit itulah yang disebut diklat. Buku pelajaran, terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penunjang. Bagian pendahuluan: kata pengantar, daftar isi, penjelasan tujuan buku pelajaran, petunjuk penggunaan buku, petunjuk pengerjaan soal latihan. Bagian isi : (1) judul bab atau topik isi bahasan, (2) uraian singkat isi pokok bahasan, (3) penjelasan tujuan bab, (4) uraian isi pelajaran, (5) penjelasan teori, (6) sajian contoh, (7) ringkasan isi bab, (8) soal latihan, (9) kunci jawaban soal latihan. bagian penunjang : (1) daftar pustaka, (2) lampiran-lampiran. Buku pelajaran berisi pengetahuan untuk bidang ilmu atau mata pelajaran tertentu dan ditujukan bagi siswa. Buku pelajaran dapat ditulis oleh seorang guru atau sekelompok guru. Bukti Fisik Buku Pelajaran: (1) buku asli atau fotokopi yang secara jelas menunjukkan
nama penulis. (2) harus pula secara jelas menunjukkan nama penerbit, tahun diterbitkan, serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Angka kredit 6 untuk buku nasional lolos penilaian BSNP, angka kredit 3 untuk buku yang dicetak penerbit dan ber-ISBN, dan angka kredit 1 untuk buku yang tidak berISBN. Modul/Diktat Modul adalah materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga pembacanya dapat menyerap sendiri materi tersebut. Diktat adalah catatan tertulis suatu mata pelajaran yang dipersiapkan guru untuk mempermudah/memperkaya materi matapelajaran/ bidang
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=185:pengembangan&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
Diktat adalah buku pelajaran yang „masih‟ mempunyai keterbatasan, baik dalam jangkauan penggunaannya maupun cakupan isinya. Bagian yang seharusnya tersaji pada diktat adalah bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penunjang. Bagian Pendahuluan berisi (1) Daftar isi dan (2) Penjelasan tujuan diktat pelajaran. Bagian isi : (1) Judul bab atau topik isi bahasan, (2) Penjelesan tujuan bab, (3) Uraian isi pelajaran, (4) Penjelasan teori, (5) Sajian contoh, (6) Soal latihan. Bagian penunjang berisi Daftar pustaka. Modul, dirancang sedemikian rupa agar siswa secara mandiri dapat memahami materi. Modul umumnya terdiri dari seperangkat buku (buku petunjuk siswa, buku isi materi bahasan, buku kerja siswa, buku evaluasi, dan buku pegangan tutor). Sebagai bagian dari modul, buku materi bahasan mempunyai kerangka isi yang tidak berbeda dengan buku pelajaran. Ciri khas modul adalah tersedianya berbagai petunjuk yang lengkap dan rinci, agar siswa mampu menggunakan modul dalam membelajarkan diri sendiri. Modul, dirancang sedemikian rupa agar siswa secara mandiri dapat memahami materi. Modul umumnya terdiri dari seperangkat buku (buku petunjuk siswa, buku isi materi bahasan, buku kerja siswa, buku evaluasi, dan buku pegangan tutor). Sebagai bagian dari modul, buku materi bahasan mempunyai kerangka isi yang tidak berbeda dengan buku pelajaran. Ciri khas modul adalah tersedianya berbagai petunjuk yang lengkap dan rinci, agar siswa mampu menggunakan modul dalam membelajarkan diri sendiri. Bukti fisik berupa pengesahan modul/diktat: (1) tingkat propinsi
oleh Dinas
Pendidikan Propinsi, (2) tingkat kota/kabupaten oleh Disdik Kota/Kabupaten, (3) tingkat sekolah/madrasah oleh kepala sekolah/madrasah yang disertai cap sekolah/madrasah. Angka kredit modul/diktat, yakni 1,5 untuk tingkat propinsi, 1 untuk Tingkat Kabupaten/Kota, dan 0,5 untuk Tingkat Sekolah. Buku dalam bidang Pendidikan Buku dalam bidang pendidikan berisi pengetahuan yang terkait dengan pendidikan, tidak hanya untuk siswa namun juga untuk memberikan informasi pengetahuan
dalam
bidang pendidikan. Kerangka Isi Buku Pendidikan : (1) Pengantar, (2) Bagian Pendahuluan, (3) Daftar isi, (4) Bagian Isi, yang dapat terdiri dari beberapa bab/bagian sesuai dengan isi pengetahuan pendidikan yang disajikan, (5) Bagian Penunjang, (6) Daftar kepustakaan, (7) Data diri penulis. Bukti fisik buku pendidikan: (1) buku asli atau fotokopi
yang secara jelas
menunjukkan nama penulis, (2) secara jelas menunjukkan nama penerbit, tahun diterbitkan,
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=185:pengembangan&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
serta keterangan-keterangan lain. Angka kredit 3 untuk buku yang dicetak penerbit ber-ISBN dan angka kredit 1,5 untuk buku yang tidak ber-ISBN. Karya Terjemahan Penerjemahan buku pelajaran atau buku dalam bidang pendidikan yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang dilakukan guru. Karya terjemahan mengikuti kerangka isi dari buku yang diterjemahkannya. Bukti fisik karya terjemahan berupa (1) karya terjemahan atau fotokopinya yang menunjukkan nama buku yang diterjemahkan, nama penulis, (2) surat pernyataan dari kepala sekolah/madrasah yang menjelaskan perlunya karya terjemahan tersebut memang benarbenar diperlukan untuk menunjang proses belajar-mengajar. Angka kreditnya 1. Buku Pedoman Guru Buku pedoman guru berisi rencana kerja guru yang bersangkutan dalam setahun mendatang. Buku tersebut dapat dipakai oleh Kepala Sekolah dan atau Pengawas Sekolah untuk mengevaluasi kinerja guru yang bersangkutan. Kerangka Isi Buku Pedoman Guru. Bagian Awal: halaman judul yang menerangkan identitas guru dan tahun kerja dari rencana kerja guru tersebut, lembaran persetujuan dari kepala sekolah; kata pengantar; daftar isi.
Bagian Isi : Pendahuluan tujuan pembuatan Rencana Kerja
Tahunan Guru, target-target capaian. Rincian rencana kerja yang disajikan dalam satuan waktu bulanan, selama setahun. Penutup: (1) Bagian Penunjang, (2) lampiran-lampiran penunjang RPP, skenario kegiatan, dan lain-lain. Bukti fisik buku pedoman guru: (1) Pedoman Kerja Guru yang menunjukkan nama penulis dan tahun rencana kerja. Dilengkapi dengan pernyataan keaslian dari kepala sekolah yang disertai tanda tangan kepala sekolah dan cap sekolah, (3) Pedoman Kerja Guru
yang menunjukkan nama
penulis dan tahun rencana kerja, (4) dilengkapi dengan pernyataan keaslian dari kepala sekolah yang disertai tanda tangan kepala sekolah dan cap sekolah. Angka kredit Buku Pedoman Guru 1,5 Publikasi Ilmiah Tidaklah Sulit untuk Dibuat Apabila dicermati,
jenis publikasi ilmiah yang menjadi keharusan bagi guru untuk
membuatnya jika ingin naik pangkat, sebenarnya tidaklah sulit. Rambu-rambunya sudah jelas dan angka kreditnya juga jelas. Jenis publikasi tersebut perlu dipilih oleh guru sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi, akan lebih baik jika jenis publikasi ilmiah itu dipilih secara merata. Dengan perkataan lain, jenis publikasi ilmiah yang dipilih oleh guru beragam. Untuk dapat menghasilkan publikasi ilmiah, guru perlu banyak berlatih menulis. Proses penulisannya dapat dilakukan dengan menentukan jenis pulikasi ilmiah akan ditulis. Kemudian, membuat kerangkanya. Setelah itu, mengembangkan setiap bagian dalam kerangka itu. Selanjutnya, menyunting naskah yang dihasilkan. Setelah itu, diketik kembali berdasarkan koreksi yang telah
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=185:pengembangan&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
dilakukan sendiri. Kalau koreksi sulit dilakukan sendiri, dapat meminta bantuan kepada teman sejawat. Biasanya pada awal memulai menulis, guru terkendala. Akan tetapi, setelah memulai menulis keterampilan menulis itu semakin lancar. Tidak usah takut salah, sebab prinsip menulis itu sederhana, yakni “lebih baik memamerkan kesalahan dalam karya daripada memamerkan kegagahan tanpa karya,” seperti yang menjadi prinsip Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan ketika masih hidup. Jika prinsip ini dipegang teguh oleh guru, kendala yang dihadapi dalam menulis secara perlahan akan teratasi. Dengan demikian, guru tidak lagi terkendala dalam menulis sehingga tidak mengalami kesulitan untuk naik pangkat/golongan.
Penulis adalah Widyaiswara Madya LPMP Sulawesi Selatan.
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. 2012. Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), Buku 4. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Suhardjono, dkk. 2012. Publikasi Ilmiah dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Jakarta: Cakrawala Indonesia.