8
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi yang ditunjukan kepada massa atau seringkali disebut sebagai komunikasi massa memiliki pengertian yang berbeda-beda dari para ahli seiring berkembangnya jaman ini. Namun pada dasarnya memang memiliki maksud yang hamper sama. Berikut pengertian komunikaasi massa dari sumber yang berbeda: Definisi komunikasi massa menurut bittner komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass comunication is massage communicated through a mass medium to a large number of people).3 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan , bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa , maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan
3
Elvinaro ardianto dan lukiati komala erdinaya. Komunikasi massa suatu pengantar. Bandung: simbiosa rekatama media. 2005 hal 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
majalah keduanya disebut dengan media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. Komunikasi massa merupakan komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar, radio, televisi, ditujukan kepada masyarakat umum. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap pada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak.4 2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, kendati dalam setiap fungsi terdapat persamaan dan perbedaaan.pembahasan fungsi komunikasi telah menjadi diskusi yang cukup penting, terutama konsekuensi komunikasi melalui media massa.5 Fungsi komunikasi massa menurut Dominick terdiri dari survey llance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), tranmision of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan). Sean mac Bride ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO mengemukakan bahwa komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu atau kelompok mengenai pertukaran data, fakta, ide. Karna itu komunikasi massa dapat berfungsi untuk:
4
Onong uchajana effendy.Ilmu, teori dan filsafat komunikasi.Pt citra aditia bakti. Bandung. 2003. Hal 79 5 Elvinaro ardianto dkk, op.cit, hal 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
1. Informasi; yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bias mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam ligkungan daerah, internasional. 2. Sosialisasi; yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaiman orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. 3. Motifasi;yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan rang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa. 4. Bahan diskusi; menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. 5. Pendidikan; yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal disekolah maupun untuk diluar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan. 6. Memajukan kebudayaan; media massa menyebar luaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televise, atau bahan cetak seperti buku dan penerbit-penerbitan lainnya. Pertukaran ini akan memungkinkan peningkatan daya kreativitas guna memajukan kebudayaan nasional masing-masing Negara, serta mempertinggi kerja sama hubungan antar Negara.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
7. Hiburan; media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat hibuaran dalam rumah tangga. Sifat estetika yang ditangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupu gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya. 8. Integrasi; banyak bahasa di dunia dewasa ini diguncangkan oleh kepentingankepentingan tertentu karna perbedaan etnis dan ras tertentu. Komunikasi satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.6 2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa menuut elvinaro dan lukiati dalam bukunya, tahun 2005, dikatakan bahwa:7 1. Komunikator terlembagakan Dengan mengingat kembali pendapat wright , bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. 2. Pesan bersifat umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka , artinya komunikasi massa di tujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. 6
Hafied cangara, 2004 pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: raja grafindo persada. Hal 57 Elvinaro ardianto dan lukiati komala erdinaya, op.cit hal 7-12
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
3. Komunikannya anonim dan heterogen Dalam komunikasi massa , komunikator tidak mengenal komunikan (anonim) karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tetap. 4. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum bukan perorangan atau pribadi. 5. Pola penyampaian pesan media massa mampu menjangkau khalayak luas dan memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan secara singkat. 6. Penyampaian pesan melalui media massa cenderungg berjalan satu arah dalam arti tidak dapat memberikan respon secara langgsung, walaupun dapat, mungkin sifatnya tertunda atau tidak langsung. 7. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisir. 8. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer. 2.2
Televisi Sebagai Media Massa
2.2.1 Pengertian Televisi Televisi sebagai suatu alat yang merupakan bagian dari suatu sistem yang besar, sehingga meskipun televise merupakan kotak hitam ajaib, tetapi apabila gelombang elektro magnetic dari suatu pemancar televise, berhubungan dengan langsung televise tadi yang telah ditekan tombolnya, maka dengan serta merta
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
akanberubah kearah fungsi sebenarnya, dimana kita dapat menikmati acara yang ditayangkan dari stasiun penyiaran yang bersangkutan. Televise sebagai suatu alat dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi, dengan menggunakan bayangan gambar dan suara, demikian halnya video an film, pengertian ini sangat penting bagi mereka yang berkecimpung di bidang penyiaran televise. 2.2.2 Karakteristik Televisi Ditinjau dari segi stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra pengelihatan. Televisi merupakan sarana media omunikasi massa yang dapat diterima khalayak luas dengan perppaduan antara pendengaran dan pengelihatan. Dengan demikian televise mempunyai karakteristik sebagai berikut, yaitu 8 1. Audio visual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat di dengar sekaligus dapat dilihat. Namun demikian, tidak beerarti gambar lebih penting dari pada katakata.Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Karna sifatnya yang audio visual pula, maka acara siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita. Jadi, penayangang film berita dalam siaran berita, selain untuk memanfaatkan 8
Darwano sastro subroto, produksi acara televise. Jakarta: duta wacana university pers, 1994, hal 128-130.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
kerakteristik televise, juga agar penonton memperoleh gambaran yang lengkap tentang berita yang disiarkan serta mempunyai keyakinan akan kebenaran berita. 2. Berfikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televise adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara, atau membaca naskah acara ia harus berfikir dalam gambar. Bgitu pula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan komunikasi, pendidikan , atau persuasi, sebaiknya ia dapat berfikir dalam gambar. Ada tahapan dalam proses berfikir dalam gambar. Tahap pertama adalah visualisasi yakni, menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi secara individual.Tahap ke dua yakni, kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks , dan lebih banyak melibatkan orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemandu gambar,juru kamera, juru video,juru audio, dan lain-lain.9 2.2.3 Fungsi Media Televisi Menurut Onong uchjana effendi televisi mempunyai tiga fungsi yakni,
9
Elvinaro eldiyanto,et.al,opcit.hal.128-130
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
1. Fungsi penerangan (the information fungtion) Televise merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaska. Hal ini disebabkan dua factor yang terdapat pada media massa audio visual yaitu. Pertama immediacy, mencakup pengertian langsung dan dekat peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televise dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung. Kedua realism, mengandung makna kenyataan, ini berarti bahwa stasiun televise menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantara microfon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan tadi. 2. Fungsi pendidikan (the educational fungtion) Sebagai media komunikasi massa, televise merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak
secara
stimultan,sesuai
dengan
makna
pendidikan,
yakni
meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, stasiun televise menyiarkan acara-acara tertentu secara tratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika,sejarah dan lain-lain. 3. Fungsi hiburan (the entertainment fungtion) Di kebanyakan Negara terutama yang bersifat agraris, fungsi hiburan yang melekat pada televise siaran tampaknya lebih dominan, sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran di isi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
dimengerti karna pada layar televise dapat ditampilkan gambar hidup beserta suara bagai kenyataan, dan dapat dinikmati dirumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan yang tuna aksara.10 2.2.4 Program Acara Televisi Kata program berasal dari bahasa programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bnamun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyaran di Indonesia dari pada kata “siaran” untuk mengacu pada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas.11 2.2.5 Jenis-jenis program televisi Stasiun televisi setiap harinya menyyajikan beberapa jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apasaja dapat disajikan sebagai program untuk ditayangkan di televise selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan hukum yang berlaku.
10
Onong uchjana effendi, Op cit, hal 24-25 Elvinaro ardianto, lukiati komala, dan siti karlinah,2007. Komuunikasi massa. Bandung : simbiosa rekatama media 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Pengelola stasiun penyiaran dituntut memiliki kreatifitas seluas mungkin unuk menghasilkan program yang menarik.Dari berbagai macam program yang disajikan stasiun penyiaran. Jenis-jenis program dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:12 1. Program informaasi (berita) Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khaayak. Program informasi dibagi menjadi dua, yaitu: a.
Berita keras (hard news), yang meerupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan, karna sifatnya yang segera untuk diketahui oleh khalayak. Berita keraas terdiri dari straight news, feature, infotainment.
b.
Berita lunak (soft news), merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini yang harus disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat segera ditayangkan. Berita lunak terdiri dari, current affair, magazine, documenter, talkshow.
2. Program hiburan (non news) Program hiburan adalah segalaa bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk music, lagu, cerita, dan permainan.Untuk itu diperlukan program acara yang menarik dalam penyajian. Program hiburan terdiri dari beberaapa bagian, yaitu:
12
Op.cit. morissan , hal 211
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
a.
Drama. Program ini adalah pertunjukan atau show yang
menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakteer seseorang atau beberapa orang yang diperankan oleh pemain yang melibat konflik dan emosi. Program drama terdiri dari sinetron dan film. b.
Permainan. Program permainan merupakan suatu bentuk
program yang melibatkan sejumlah banyak orang, baik secara individu maupun kelompok atau tim yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan terdiri dari gameshow, kuis show, etangkasan, dan reality show. c.
Music. Program music berupa konser dapatt dilakukan
dilapangan atau didalam studio. Program music terdiri dari dua format, yaitu video klip atau konser d.
Pertunjukan, program pertunjukan adalah program yang
menampilkan kemampuan dari seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio maupun di luar studio, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Program pertunjukan terdiri dari supal, lawak, dan lain-lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2.3
Opini Menurut Carl l. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.13 Definisi Hovland tersebut menunjukan bahwa yang dijadikan objek studi komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan politik memainkan peranan yang sangat penting Dalam komunikasi istilah pendapat (opinion) dan sikap (attitude) seing dicampur baurkan. Pada umumnya orang berpendapat bahwa opini merupakan jawaban terbuka terhadap sesuatu ataupun lisan. Sebaliknya sikap merupakan reaksi seorang yang mungkin sekali terbuka atau terlihat, akan tetapi tidak sekali dimaksudkan untuk dinyatakan atau diperlihatkan. Karenanya dinyatakan bahwa sikap merupakan reaksi yang tertutup. Biasanya sikap seseorang mencerminkan sekaligus pendapat secara implisit. Tetapi belum tentu apa yang dinyatakan seseorang akan menentukan sikapnya yang sebenarnya. Karena itu dikatakan pula,bahwa suatu pesan berhasil apabila sikap telah memperlihatkan apa yang diharapkan komunikator. Opini menurut Carl I Hovland dinilai sebagai jawaban yang diucapkan yang diberi oleh individu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan 13
Onong.Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek.Remaja Rosada Karya.1999. Hal 10.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
beberapa pernyataan yang dipermasalahkan. Opini juga diartikan sebagai pendapat seseorang sebagai pernyataan sikapnya terhadap sesuatu hal atau peristiwa yang diungkapkan dengan kata-kata.14 Opini public seperti yang diungkapkan Leonard W. Doob dalam bukunya yang berjudul “ Public Opinion and Propaganda” (1994) menyebutkan bahwa.15 Opini adalah sikap orang-orang mengenai suatu soal, dimana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. Astrid susanto menjelaskan tentang pendapat umum dalam bidang ilmu komunikasi atau publistik dapat ditemukan dalam definisi yang dirumuskan oleh Bernard Barelson: “Some kind of communication on some kind of issue,brought to the attention of some kinds of people under some kind of conditions,have some kind of effects” Dari rumusan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasimengenai soal tertentu,apabila dibawa dalam bentuk tertentu kepada orang-orang akan membawa efek tertentu pula.16 Komunikasi dalam bentuk ini memperlihatkan, bahwa komunikasi yang diadakan dan ditujukan kepada persoalan tertentu, akan menghasilkan adanya interpretasi dan pernyataan tertentu pula. Menurut
(Novilena,
2004)
berita
kriminal
adalah
uraian
tentang
peristiwa/fakta atau pendapat yang mengandung nilai berita tentang kejahatan yang ditayangkan di televisi. (Budhiarty, 2004) mendefinisikan berita kriminal sebagai 14 15 16
Onong, Uchjana Effendy. Kamus Komunikasi.Bandung.Remaja Rosada Karya.1989.Hal 253 Djunaesih S Susanto. Pendapat Umum. Bandung: Bina cipta.1975.Hal 90
Astrid S susanto.Pendapat Umum.Bandung:Bina Cipta 1975.Hal 90
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
acara
yang
menayangkan
informasi
hanya
berkisar
mengenai
kejadian
kriminal/kejahatan, kecelakaan, kebakaran dan atau orang hilang; tayangan ini dapat dikemas dalam format berita (news) ataupun laporan mendalam (indepth report) yang mengupas suatu kasus lama atau baru yang belum. Sudah terungkap, dan terkadang disertai tips-tips untuk mengantisipasi setiap modus kejahatan. 2.3.1 Proses Pembentukan Opini Proses terjadinya opini sendiri menurut Sastropoetra (1987), pada umumnya fakta bagi seseorang dapat juga dianggap sebagai opini bagi orang lain,kalau didalam penggunaannya tidak berhati-hati dan mengundang timbulnya kontroversi atau perbedaan-perbadaan pendapat dalam pembicaraan itu.Karena telah dikemukakan bahwa opini merupakan ekspresi dari sikap, maka sebaiknya dipahami pula apa yang dimaksud dengan sikap. Suatu sikap menurut Cutlip dan Center, adalah kecendrungan untuk memberikan respons terhadap suatu masalah atau suatu situasi tertentu.17 Menurut Redi panuju (2002), dalam opini publik terjadi pergeseran faktor karakter, yaitu :18 1. Faktor Biologis 2. Faktor sosiologis politik
17 18
Helena Oli.Opini Publik .Indeks. Jakarta.2007.Hal 33 Ibid.Hal 46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
3. Faktor opini 4. Faktor media massa Astrid (1975), dalam bukunya “Pendapat Umum” antara lain meninjau opini publik darisegi ilmu jiwa sosial, menurut Leonard W. Doob, opini publik mempunyai hubungan erat dengan sikap manusia, yaitu sikap pribadi dan sikap kelompok. Doob selanjutnya mengatakan bahwa opini public adalah sikap pribadi seseorang atau sikap kelompok. Maka sebagian sikapnya ditentukan dari pengalam dan dalam diri kelompoknya.19 Menurut Astrid (1975),beberapa pengertian opini publik yang sifatnya umum yang diselidiki ilmu komunikasi merupakan bentuk kelompok sosial yang kolektif dan tidak permanen. Perkataan “Publik” melukiskan kelompok manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat-syarat:20 1.
Menghadapi suatu persoalan
2.
Berbeda opini mengenai suatu persoalan dan berusaha mengatasinya
3.
Untuk mencapai jalan keluar melalui keinginan berdiskusi
Menurut Santoso Sastropoetro (1990) yang mengutip George Carslake Thompson, kalau publik menghadapi isu maka timbul perbedaan opini karena 1. Perbedaan pandangan terhadap fakta
19 20
Ibid Hal 22 Ibid.Hal 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
2. Perbedaan pikiran tentang cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan 3. Perbedan motif yang serupa guna mencapai tujuan. Dalam pembentukan opini publik terdapat tiga tahap pembicaraan yaitu: 1.Tahap I
:Tahap masukan yang masih semerawut. Ada sementara ilmuan barat yang menyatakan bahwa sebagai stage of brain stroming. Sedangkan Ferdinand Tonies menyebutkan sebagai Iuftaringen position atau sebagai angina.
2.Tahap II
:Tahap pembicaraan mulai terarah, mulai membentuk pikiran yang jelas dan menyatu. Pada tahap ini oleh sebagian ilmuan disebut sebagai the stage of consolidation dan Ferdinand Tonies menyebutkan sebagai Fleissigen position.
3.Tahap III
:Tahap ini ilmuan menyebutkan dengan The solid stage atau Ferdinand Tonies menyebutkan sebagai Festigen position.
Setelah berada ditahap ketiga, hasil diskusi tidak dipertentangkan lagi terutama oleh kelompok yang hadir dalam diskusi, kemudian mereka bubar, dan membicarakan masalah lain. Dengan demikian,opini yang telah dinyatakan tadi tidak ditentang lagi, maka itulah yang disebut sebagai “Opini publik”. Menurut Emory S,Bogardus, opini yang timbul sebagai interaksi itu adalah opini publik.21
21
Ibid.Hal 57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2.3.2 Karakteristik Opini Karakteristik utama dari opini adalah : 1. Mempunyai arah (percaya,tidak percaya dan sebagainya) 2. Mempunyai isi informasi 3. Mempunyai intensitas (Kuat,moderat,lemah) Setiap opini yang diberikan oleh individu atau seseorang terhadap suatu hal ada arahnya dalam arti dipihak manakah individu tadi berada. Opini atau pendapat seseorang ditandai oleh apakah yang menjadi dasar dari opini tersebut yakni pengetahuan yang factual atau informasi. Kebanyakan opini menunjukan informasi yang relatif kurang mengenai isu yang bersangkutan bagi individu yang beropini tersebut. Adapun intensitas dari opini pada pokoknya merupakan ukuran tingkat keterlibatan seseorang dalam isu yang dimaksud. R.P Abelson menyebutkan bahwa opini mempunyai unsur sebagai molekul opini ,yaitu :22 a. Blief (Kepercayaan tentang sesuatu) b Attitude (Apa yang sebenarnya dirasakan seseorang) c. Perseption (Presepsi), yaitu proses memberi makna pada sensasi, sehingga manusia memperoleh pengetahuan.
22
Djoanesih S. Sunarjo.SU,Op.cit hal 89
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Dalam
buku-buku
Dasar-dasar
Public
Relations
Walter
Limpan
mendefinisikan unsur-unsur opini sebagai berikut : Presepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsangan berdasarkan pengalamannya mengenai rangsangan. Sikap adalah kecendrungan bersikap,berpresepsi,berfikir, dan merasa dalam menghadapi obyek, ide,situasi,atau nilai. Sikap buah prilaku, tetapi kecendrungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu.23 Kepercayaan presepsi mengenai sejumlah hubungan antara dua hal atau antara satuhal tertentu dengan karakteristik dari hal yang dimaksud.24 Perkembangan opini dan attitude selalu berdasarkan kepada kepercayaan yang dimiliki. Opini merupakan ekspresi dari attitude. Attitude adalah predisposisi seseorang dalam menilai suatu lambing atau objek. Opini lebih mudah berubah dibandingkan dengan attitude yang bersifat lebih stabil. 2.3.3 Ciri-ciri Opini Beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh opini,yaitu 25 a.
Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan
b. Merupakan shintesa atau kesatuan dari banyak pendapat c.
Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar
23
Soleh Soemirat, dan Elvinaro Ardianto. Dasar-dasar Public Relations.PT Remaja Rosada Karya.2002 hal 116 24 Dan Nimo. Komunikasi Publik Khalayak dan Efek.Bandung.Remaja Karya CV.1989.Hal 12 25 Djoenasih S. Sunarjo. Op.Cit hal 26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Leonard W. Doob menulis dalam buku yang berjudul public and propaganda yang diterbitkan pada tahun 1948 sebagai berikut : “Public opinion refers to people’s attitude on an issue they are members of the same social group”, artinya kira-kira opini public yang dimaksudkan adalah sikap orangorang mengenai suatu soal, dimana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama.26 2.4
Khalayak
2.4.1 Pengertian Khalayak Khalayak atau audiens adalah individu atau sekelompok orang yang berbeda satu dengan yang lainnya dalam status sosial, jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lain sebagainya. Antara khalayak yang satu dengan yang lainnya dapat berbeda pula dalam menerima pesan, menanggapi pesan dan cara berfikir.27 Menurut Hiebert dan kawan-kawan, khalayak atau audience dalam komunikasi massa setidak-tidak nya mempunyai lima karakteristik sebagai berikut:28 1. Audience cendrung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial antara 26
Ibid hal 25 Nurudin. Op.Cit hal 106-107 28 Nurudin. Op.Cit hal 105 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran. 2. Audience cendrung besar. Besar disini berarti tersebar diberbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran luas ini sifatnya bisa menjadi relatif. Sebagaimana ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan,ada yang mencapai jutaan. Baik ribuan atau jutaan tetap bisa disebut audience meskipun jumlahnya berbeda. 3. Audience cendrung heterogen. Mereka berbagai dari berbagai lapisan dan katagori sosial, seperti perbedaan profesi,status sosial ekonomi, agama, dan umur. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogennya juga tetap ada. 4. Audience cendrung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain. 5. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator. Dapat juga dikatakan audience dipisahkan dari ruang dan waktu. 2.5
Efek Penggunaan Media
2.5.1 Efek kehadiran media 1. Efek ekonomi, kehadiran media massa ditengah kehidupan manusia dapat menimbulkan berbagai usaha produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
2. Efek social, efek social berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi social sebagai akibat dari kehadiran media massa. 3. Penjadwalan kegiatan sehari-hari. 4. Efek hilangnya perasaan tidak nyaman, orang tidak hanya menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan fisikologinya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman, tetapi dapat juga menumbuhkan perasaan tertentu. 2.5.2 Efek pesan dalam media Dalam setiap tayangan dimedia, pasti memiliki pesan yang disampaikan, namun dalam pesan yang disampaikan tersebut terdapat efek yang mempengaruhi, yaitu 1. Efek kognitif Efek kognitif adalah akibat yang ditimbulkan pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya.dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Contoh, dengan seringnya menonton Anti Jones, kita akan menduga bahwa dunia ini dipenuhi dengan sandiwara percintaan yang terlalu dalam. Dengan melihat acara tersebut, kita cenderung mengatakan bahwa disekitar kita banyak para remaja yang kasusnya seperti itu. Dengan demikian jelas lah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
bahwa televise dapat menonjolkan situasi atau orang tertentu diatas situasi orang yang lain Media massa melaporkan dunia nyata secara selektif , maka sudah tentu media massa mempengaruhi pembentukan citra tentang kehidupan para remaja yang tidak cermat. Efek prososial kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televise menyebabkan kita lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televise telah menimbulkan efek prososial kognitif. 2. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya. Kegembiraan juga tidak dapat diukur dengan tertawa keras ketika menyaksikan adegan lucu. Tetapi para peneliti telah berhasil menemukan factor-faktor yang mempengaruhi itensitas rangsangan emosional pesan media massa, factor-faktor tersebut yaitu : a. Suasana emosional, menonton sinetron di televise atau membaca novel akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Adegan-adegan lucu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
akan menyebabkan kita tertawa bila menontonnya dalam keadaan senang. b. Skema kognitif, merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentag alur peristiwa. Kita tau bahwa dalam sebuah film action sang jagoan pada akhirnya akan menang. c. Suasana terpaan (Setting Exposure), kita akan tertarik menonton tayangan sesuaiyang kita rasakan. Misalnya ketika kita sedang sakit gigi, kita akan lebih tertarik menyaksikan tayangan iklan obat sakit gigi daripada menyaksikan tayangan lain. d. Predisposisi Individual, mengacu pada kerakteristik khas individu. Orang yang melankolis cenderung menanggapi tragedy lebih emosional daripada orang-orang yang periang. Orang yang periang akan senang bila melihat adegan-adegan lucu atau film komedi daripada orang yang melankolis. Beberapa penelitian membuktikan bahwa acara yang sama bisa ditanggapi berlainan oleh orang-orang yang berbeda. e. Factor Identifikasi, menunjukan sejauh mana orang merasa terlibat adegan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penoton, pembaca atau pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh tersebut. 3. Efek Behavioral
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tidakan atau kegiatan.Adegan romsntis di TV membuat orang menjadi lupa diri . Namun ada juga laporan bahwa film tidak sanggup memotivasi remaja perkotaan untuk menghindari pergaulan saat ini.29 2.6
Reality Show Banyaknya program acara televisi yang hadir, salah satunya adalah program televisi
reality show. Program acara reality show adalah salah satu format program acara yang diminati oleh khalayak. Reality show yaitu acara yang menampilkan realitas hidup seseorang yang bukan selebriti (orang awam), lalu disiarkan melalui jaringan televisi, sehingga bisa dilihat oleh masyarakat. Menurut Morissan Terdapat enam jenis program reality show : 1. Reality show yang menempatkan penonton sebagai pelihat pasif yang mengikuti aktivitas professional atau personal seseorang. 2. Hidden camera atau kamera tersembunyi, merupakan kamera video yang diletakkan tersembunyi dan digunakan untuk merekam orang dan aktivitasnya tanpa orang itu ketahui atau menyadari. Sebenarnya fungsi awal hidden camera digunakan untuk kamera pengamanan pada pertokoan atau bank, tetapi sekarang sudah dikembangkan menjadi alat yang digunakan untuk tayangan reality. 3. Reality game show, suatu reality show yang memfilmkan partisipan atau kontestan secara intensif dalam lingkungan tertutup atau khusus untuk berkompetensi untuk memenangkan hadiah.
29
Mira Oktaviana,Msi. Modul sosiologi komunikasi, pusat pengembangan bahan ajar UMB. Hal 3-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
4. Relationship show, suatu program dimana kontestan akan memilih satu orang dari beberapa orang sebagai pasangannya. 5. Fly on the wall, memperlihatkan kehidupan sehari-hari dari seorang public figure, mulai dari kehidupan di rumah hingga aktivitasnya. 6. Mistik, program yang menyajikan tayangan yang terkait dengan hal-hal supranatural. Program ini yang paling diragukan realitasnya. Program reality show termasuk program tayangan yang diminati oleh masyarakat di Indonesia, dimulai pada tahun 1995 tayangan Spontan hadir di SCTV lalu muncullah program reality show lainnya baik di stasiun televisi yang sama maupun berbeda. Meskipun jam tayang yang berbeda dengan sinetron, namun rating yang di dapat dari tayangan reality show tidak kalah dengan rating yang didapat oleh sinetron. Reality show identik dengan pengintaian dan kamera tersembunyi dan mengikuti aktivitas seseorang yang bukan artis. Reality show dibumbui oleh bumbu yang pas atau drama yang menarik minat penonton agar penonton tidak mengganti saluran televisi, biasanya tema yang diangkat dalam reality show adalah tema dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah acara reality show dapat menjadi tayangan favorit untuk khalayak atau penonton karena kerja keras seluruh tim dan terutama karena peranan host atau pembawa acara yang pandai dalam membawakan acara, host atau pembawa acara merupakan satu peranan yang penting karena meskipun acara sebagus apapun dirancang sebaik apapun apabila acara tersebut salah dalam memilih pembawa acara maka acara itu tidak akan berhasil. Host atau pembawa acara bisa dikatakan sebagai jantung dalam suatu acara, apabila pembawa acara gagal maka acara itu akan selesai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Banyak dari stasiun televisi saat ini tidak sembarangan dalam memilih pembawa acara, seperti acara reality show sebelumnya yang berhasil adalah acara Spontan yang merupakan acara reality show pertama di Indonesia yang memilih Komeng sebagai pembawa acara, seperti yang diketahui bahwa Komeng adalah seorang komedian yang sudah tidak diragukan lagi, atau acara reality show John Pantau yang tayang di TRANS TV, acara yang dipandu oleh John Martin Tumbel yang sangat pandai dalam membawakan acara tersebut, sehingga acara tersebut menjadi program yang sangat ditunggu oleh masyarakat pada masanya. Reality show “Anti Jones” juga salah satu dari acara yang mengutamakan pemilihan pembawa acara yang bagus dan tidak sembarangan. “Anti Jones” menggunakan dua orang host, satu lelaki dan satu perempuan untuk membedakan sudut pandang mengenai setiap klien yang mempunyai pribadi yang berbeda-beda. Pembawa acara “Anti Jones” adalah Billy Syahputra dan Aldora Handoyo, keduanya dipilih karena sangat pandai membawakan acara dan mampu memainkan emosi penonton melalui tutur bahasa dan gerak gerik mereka. Host secara umum diartikan sebagai orang yang memegang sebuah acara tertentu. Keberadaan host biasanya identik dengan acara yang dibawakannya. Dengan demikian, selain jenis acara, figure host yang bersangkutan juga memegang peranan penting,. Kehadiran seorang host yang berkarakter akan menjadi daya Tarik sebuah acara. Jika host nya ternyata tidak berkarakter maka bisa jadi acara tersebut segera ditinggalkan pemirsa. Untuk itu setiap produser sebuah acara harus betul-betul selektif dalam memilih para host.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Artinya, pertimbangan pemilihannya tidak didasarkan karena kecantikan dan popularitasnya, tetapi juga integritas dan karakternya.30
2.7
Terpaan media
Dalam studi media dikenal istilah terpaan media. Terpaan media itu menyangkut seberapa banyak jumlah orang yang membaca Koran mendengarkan radio, atau menonton televise. Rosegran mengemukakan bahwa terpaan tayangan diartikan sebagai penggunaan media oleh khalayak, yang meliputi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis media, media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media secara keseluruhan. Shore juga menjelaskan terpaan media tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, tetapi apakah seseorang itu cukup terbuka terhadap pesan media tersebut.31 Terpaan media merupakan kegiatan mendengarkan, melihat, dan membaca pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut, yang dapat terjadi pada tingkat individu, ataupun kelompok. Terpaan media dapat diukur dengan memakai parameter baku, seperti frekuensi, durasi, dan atensi. Frekuensi sebagai indicator terpaan dengan mengumpulkan data khalayak tentang menonton sebuah jenis tayangan. Apakah itu program harian,mingguan, bulanan, atau 30
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2010, hlm. 155 31 Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Politik, Komunikator, Pesan, dsn Media. Bandung : PT. Remaja Media Karya. 2004. Hal 66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
tahunan. Jika itu adalah program mingguan, maka data yang dikumpulkan adalah berapa kali menonton sebuah tayangan dalam seminggu selama satu bulan.Sedangkan durasi adalah indicator yang menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan suau media (berapa jam sehari) atau berapa lama (menit) kalayak mengikuti suatu program.32 Dan satu lagi yaitu perhatian atau atensi seperti yang diungkapkan Kenneth E. Anderson mendeskripsikannya sebagai “proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah”.33 2.8 Reception Studies Para perintis studi resepsi atau studi konsumsi menyatakan bahwa apapun yang dilakukan analisis makna tekstual sebagai kritik masih jauh dari kepastian tentang
makna
yang
teridentifikasi
yang
akan
diaktifkan
oleh
pembaca/audien/konsumen. Yang dimaksudkan adalah bahwa audien merupakan pencipta aktif makna dalam kaitannya dengan teks. Sebelumnya mereka membawa kompetensi kultural yang telah mereka dapatkan untuk dikemukakan dalam teks sehingga audien yang terbentuk dengan cara yang berbeda akan mengerjakan makna yang berlainan.34 Reception Analysis adalah pendekatan yang mempelajari tentang khalayak. Bagaimana khalayak memaknai pesan yang disampaikan oleh sebuah media. Studi ini 32
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Op.cit hal 164 Anderson Kenneth E. Introduction to Communication Theory and Practice. Philipines: Cumming Publ Company. 1972 hal 63 34 Chris Barker, Cultural Studies : Teori dan Praktik, (Nurhadi, Penerjemah), Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2015, hlm. 34 33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
awalnya karena adanya asumsi makna yang ada pada media massa tidak selalu tetap pada teks, teks di media massa akan memperoleh makna pada saat audiens melakukan penerimaan (reception). Khalayak pada studi resepsi diposisikan sebagai khalayak makna yang aktif, tidak hanya sebagai konsumen pada media massa. Menurut Fiske, pemanfaatan teori reception analysis sebagai pendukung dalam kajian terhadap khalayak sesungguhnya hendak menempatkan khalayak tidak semata pasif namun dilihat sebagai agen kultural (cultural agent) yang memiliki kuasa tersendiri dalam menghasilkan makna dari berbagai wacana yang ditawarkan media.Makna yang diusung oleh media lalu bisa bersifat terbuka atau polysemic dan bahkan bisa ditanggapi secara oposisif oleh khalayak. Menurut Morley terdapat tiga cara yang mengidentifikasi aktifnya media massa: 1. Interpretasi Merupakan makna atas pesan media massa yang dikonstruksikan oleh audiens. Aktifis menginterpretasi sangat penting sebagai bagian dari proses pemaknaan yang berbeda atas teks yang sama. 2. Konteks sosial Interpretasi khalayak tidak akan lepas dari konteks sosial di sekitarnya. Khalayak
tidak
akan
mengkonsumsi
media
massa
kemudian
menginterpretasikan sendiri dan terus mempertahankan prestasi tersebut. Tetapi karena media massa merupakan bagian dari kehidupan sosial, maka
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
interpretasi terhadap isi media massa akan dipengaruhi oleh setting dan konteks sosial atas aktifitas audiens dalam konsumsi pesan-pesan (teks) yang disampaikan media massa akan berlanjut pada tahap penginterpretasian teks, dimana hasil interpretasi itu akan berubah seiring dengan pengaruh yang diterima oleh audiens, khususnya dipengaruhi oleh tatanan dan konteks sosial. 3. Aksi Kolektif Aksi kolektif khalayak terkadang melakukan aksi secara kolektif sehubungan dengan isi (teks) yang disampaikan pada media massa. Mereka bukanlah orang-orang apsif. Mereka melakukan sesuatu bila menginginkan dari produsen media massa. 2.9
Teori Stuart Hall Hall menjadi seorang perintis mengenai teori resepsi. Pendekatan yang
memfokuskan analisis tekstual dengan ruang lingkup pada negosisasi dan oposisi pemirsa sebagai bagian dari masyarakat. Hal ini berarti pemirsa tidak dengan mudah ataupun pasif dalam menerima teks baik dari buku ataupun film dan elemen menjadi aktif dalam aktivitasnya. Karena seseorang menegoisasikan arti dalam teks. Makna ini tergantung oleh bagaimana latar belakang budaya seseorang. Menurut Stuart Hall terdapat tiga bentuk format pemaknaan. Hubungan antara pihak yang memproduksi pesan dan pihak yang mengkonsusmsi pesan, serta bagaimana pesan tersebut dibaca dan dimaknai : 1. Pemaknaan Dominan (Dominan Code), tidak ada perbedaan penafsiran antara produsen dan konsumen pesan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
2. Pemaknaan yang Dinegosiasikan (Negotiated Code), yang terjadi ketika kode yang disampaikan oleh produsen teks dibaca dan dimaknai oleh konsumen teks, yang kemudian dinegosiasikan oleh produsen teks. 3. Pemaknaan Oposisi (Oppositional Code), terjadi ketika konsumen teks memahami secara berbeda pesan, teks, kerangka, konsepsinya.35 Berdasarkan Format pemaknaan yang dijabarkan oleh Stuart Hall, penulis menyimpulkan bahwa khalayak memaknai pesan berdasarkan pendekatan emosi. 2.9.1 Encoding - Decoding Hall mengartikan proses encoding televisi sebagai suatu artikulasi momenmomen produksi, sirkulasi, distribusi dan reproduksi, yang saling terhubung namun berbeda, yang masing-masing memiliki praktik spesifik yang niscaya ada dalam sirkuit itu namun tidak menjamin momen berikutnya. Meski makna melekat pada masing-masing level, ia tidak serta-merta diambil pada momen berikutnya daam sirkuit itu. Secara khusus, produksi makna tidak memastikan adanya konsumsi makna itu sebagaimana yang dikehendaki oleh pengode karena pesan-pesan televisi, yang dikonstruksi sebagai sistem tanda dengan komponen penekanan yang beraneka ragam, bersifat polisemik. Singkatnya, pesan-pesan televisi memikul berbagai makna dan dapat diinterpretasikan dengan cara yang berbeda. Tidak ada maksud untuk mengatakan bahwa semua makna tersebut berkedudukan setara; namun, teks akan
35
Eriyanto, Analisis Wacana “Pengantar Analisis Teks Media”, LKIS, Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2012, hlm.94
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
“distrukturkan dalam dominasi” yang mengarah kepada “makna yang dikehendaki” yaitu, makna yang dikehendaki teks dari kita.36 Hall mengusulkan, mengikuti Parkin, sebuah model yang terdiri dari tiga posisi pengkodean (decoding) hipotesis : 1. Encoding/decoding dominan-hegemonik yang menerima “makna yang dikehendaki” 2. Kode yang dinegosiasikan yang mengakui adanya legitimasi kode hegemonik secara abstrak namun membuat aturannya dan adaptasinya sendiri berdasarkan atas situasi tertentu 3. Kode oposisional dimana orang memahami encoding (penulisan kode) yang lebih disukai namun menolaknya dan men-decode (memecahkan kode) dengan cara sebaliknya.37 Sedangkan Morley memberikan model encoding / decoding sebagai berikut : 1.
Produksi pesan penuh makna dalam wacana TV senantiasa merupakan “pekerjaan” problematis. Peristiwa yang sama bisa di-encoding melalui lebih dari satu cara. Sehingga, kajian TV disini berkenaan dengan bagaimana dan mengapa struktur dan praktik produksi tertentu cenderung menghasilkan pesan tertentu, yang mewujudkan maknanya dalam bentuk – bentuk tertentu yang berulang.
36
Chris Barker, Cultural Studies : Teori dan Praktik, (Nurhadi, Penerjemah), Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2015, hlm. 287 37 Ibid, hlm. 288
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
2.
Pesan dalam komunikasi sosial selalu bersifat kompleks dalam hal struktur dan bentuk. Ia senantiasa memuat lebih dari satu ‘pembacaan’ potensial. Pesan menawarkan dan menganjurkan pembacaan tertentu atas pembacaan lainnya, namun pesan tidak pernah bisa menjadi sama sekali tertutup di sekitar satu pembacaan. Pesan tetap bersifat polisemik.
3.
Aktivitas ‘memetik makna’ dari pesan juga merupakan sebuah praktik yang problematis, betapapun transparan dan’natural’ tampaknya aktivitas itu. Pesan meng-ecoding satu cara bisa senantiasa dibaca dengan cara yang berbeda.38
Program sebagai wacana yang ‘bermakna’
Encoding
Decoding
Struktur -struktur makna 1
Struktur -struktur makna 2
Kerangka pengetahuan
kerangka pengetahuan
Hubungan produksi
hubungan produksi
Insfrastruktur teknis
infrastruktur teknis Gambar 2.2 Model encoding - decoding
Sumber : John Storey, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop (2010, hlm. 12)
38
John Storey, Cultural Studies Dan Kajian Budaya Pop, Jalasutra, Yogyakarta, 2010, hlm. 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
2.10
Kerangka Pemikiran
Opini Khalayak Terhadap Program Acara Reality Show “Anti Jones” di TRANS TV
Bagaimana Opini Khalayak Terhadap Tayangan Reality Show “Anti Jones” di TRANS TV
Analysis Reception
Encoding-Decoding
Dominan
Negosiasi
Oposisi
Untuk Mengetahui Opini Khalayak Terhadap Tayangan Reality Show “Anti Jones”BAB di TRANS III TV
http://digilib.mercubuana.ac.id/