Pengantar / Preface
Hamengku Buwono X
Assalamu ’alaikum wr. wb.
9
Assalamu’alaikum wr. Wb.
yang kita miliki. Adalah suatu hal yang membanggakan sekaligus menggembirakan bahwa Biennale Jogja XII , dari 6 (enam) seri Biennale Internasional,
distribusi, serta konsumsi seni, baik sebagai
the negara. Perhelatan , berkolaborasi dengan seniman-seniman dari jazirah Arab (Arab Saudi, Uni Emirat Arab,
the Arab Peninsula (Saudi Arabia, United Arab
mata internasional.
events of the
to
Panduan Penyelenggaraan Biennale Jogja XII ini, terutama sebagai Wassalamu’alaikum wr.wb. Sekian, terima kasih. Wassalamu ’alaikum wr. wb. Yogyakarta, Oktober 2013
Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta
10
Biennale Jogja (BJ) adalah biennale yang unik,
Biennale Jogja (BJ) is a unique Biennale,
abatement. Biennale Jogja XII adalah Biennale Equator seri Biennale Equator adalah biennale yang
Biennale Equator is a biennial that works in the
bekerja sama dengan satu negara atau kawasan Lintang Utara dan Lintang Selatan.
membangun jejaring yang berkelanjutan di melahirkan bentuk-bentuk kerja sama baru
atau suatu metode untuk menemukan atau tahun, dimulai sejak 2011 hingga 2022 yang akan datang, Biennale Jogja akan mengelilingi Planet Bumi. Indonesia dengan lima negara di kawasan Arab. , judul Biennale Jogja XII, Arab Saudi, Mesir, Oman, Uni Emirat Arab, dan yaitu “mobilitas”. ; demikian terjemahan bebas judul Biennale Jogja 2013 ini dalam bahasa Indonesia.
thus freely translated into Indonesian as Curated by Agung Hujatnikajennong (Indonesia)
11
Dikuratori oleh Agung Hujatnikajennong
Oman, two from the United Arab Emirates, and
Jogja XII mengundang 35 seniman untuk 2 dari Arab Saudi, 14 dari Mesir, 1 dari Oman, 2 dari Uni Emirat Arab, dan 1 dari Yaman. Pameran
kurator dan mengembangkan gagasan kurator
Kulon Progo. Biennale Jogja is organised by the Yogyakarta Progo. Biennale Jogja diorganisasi oleh Yayasan Biennale Yogyakarta dan didukung oleh
selamat merayakan keragaman Equator.
diversity of the Equator.
12
Jogja (BJ) telah menjadi bagian dari dinamika
ini juga menjadi bagian dari masyarakat Jogja dan menjadi
masyarakatnya.
lagi dengan menginisiasi lembaga Yayasan yaitu menjalin kerja sama dengan dunia
budaya sebagai mediumnya. situasi dunia sekarang, di mana batasan antara
Sehingga, kerja sama internasional yang baru ini bukan hanya mengakomodasi misi juga menggali berbagai kemungkinan baru dalam
#2 are based on a vision like this. BJXII is divided Utama, yang menghadirkan karya-karya seniman Indonesia dan kawasan Arab di lima
13
, sebuah
Salam
Regards
14
Kurator Biennale Jogja Equator #2
Agung Hujatnikajennong
Esei Kuratorial / Curatorial Essay
Bukan Jalan Buntu / Not a Dead End “ 1
1
(Simon Sheikh, 2009)
(Simon Sheikh, 2009)
(Biennale Equator, 2011 – 2020) is ‘journey’.
singgah dari satu kawasan ke kawasan lainnya. route of the Biennale Equator’s journey - and its
yang memberikan momen dan ruang untuk eventually resemble a means for a traveller to
melainkan juga tujuan-tujuan dan risiko yang
Encounters Although various biennial events are always
semua hal. Ada keterbatasan yang tak mungkin dihindari, sehingga konotasi ‘dunia’ dalam
1. Simon Sheikh, Jorinde Seijdel (ed.),
1. Simon Sheikh, hal. 79.
,
Seijdel (ed.),
,
15
‘internasional’ dalam sebuah biennale hari ini menjadi semakin arbitrer. Di antara ratusan biennale yang berlangsung di berbagai belahan bumi, Biennale Equator sebagai ‘wilayah kerja’, Biennale Equator
juga berdiri negara-negara dalam kategori ‘nonhubungan-hubungan baru yang didorong oleh
by 20th
equatorial region.
Biennale Jogja XII Equator #2 memilih kawasan
untuk menarik hubungan-hubungan yang jelas
between the art world in Indonesia and the the Biennale Jogja XII Equator #2 has staked Emirates, Saudi Arabia, Yemen and Oman, that
16
Biennale Jogja XII Equator #2 adalah 5 negara, yaitu Mesir, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Yaman, – kawasan Arab sesungguhnya baru benar-benar
sebagai ‘
untuk menyebut medan-
art in Indonesia and the Arab region is likely to grow stronger in the future. But for reasons that
dalam lingkaran internasional, notabene karena
dan kawasan Arab memang sangat mungkin untuk alasan yang akan saya jelaskan kemudian,
Dalam segala keterbatasan, saya lantas mematok Biennale Jogja XII Equator #2. Awalnya, saya
malah melahirkan kesadaran-kesadaran ) atau konferensi ( ) yang mengonotasikan yang lebih sederhana dan visibel.
an unavoidable issue, remembering that the
both regions. In the 8th
17
Indonesia and Arab began through trade, the dan terutama agama. Ini adalah hal yang tak terhindarkan, mengingat sejarah kebudayaan Indonesia dan Arab telah diikat selama berabadabad lamanya oleh Islam yang dianut mayoritas masyarakat di kedua kawasan. Sejak abad ke-8, hubungan Indonesia dan
alongside the history of Islam in Indonesia,
Java and Maluku in the 15th th
Sumatra dan Jawa. Hubungan itu berangsur-
beginning of the 20th
it a return of fundamentalism. All this is just a kerajaan Islam di Sumatra, Jawa, dan Maluku
between Indonesia and Arabia.
and the Arab region through a mere similarity in
kembalinya fundamentalisme. Semua itu hanya dan hubungan Indonesia-Arab. 2
menghubungkan Indonesia dan kawasan
Di Jawa, termasuk di Yogyakarta, berbagai ritual be marginalised.
menerima agama-agama yang datang dari luar2.
18
Oleh karena itu, konstruksi Indonesia sebagai
3
dengan sistem sosial budaya, agama, dan
negara3 mengombinasikan substansi-substansi berbeda, namun kekhasannya menjadi hilang sama
fundamentalism. (kebudayaan) berjalan, mendukung satu
kalau bukan krusial. Saya tahu ini bukan misi Indonesia and the Arab region, ‘the foreign’
2005,
2005,
19
territorial limits, but also in the way that their art
yang lama, yang ‘lokal’ dan yang ‘asing’. Dalam kasus Biennale Jogja XII Equator #2, oleh karena saling-silang hubungan sejarah antara Indonesia mengandung kelokalan, dan sebaliknya, ‘yang lokal’ juga tak selalu dekat dan akrab dengan
gagasan-gagasan seniman yang menembus 4
In a more
dengan ruang-ruang baru. between the two regions.
Migrasi dan Mobilitas Agama bukan satu-satunya jalan masuk untuk
13th
substansial dalam ajaran Islam. Dalam konteks
between Indonesia and Saudi Arabia in 1950.5
4
dimensi material ternyata menjadi sisi lain yang
5. In 2005, the total number of Haj Pilgrims from Indonesia 4. Dalam berbagai kisah dan ajaran Islam, Nabi Muhammad
diulang-ulang dalam berbagai ayat.
20
ibadah umrah dan haji, yang telah berlangsung sekurang-kurangnya sejak abad ke-13. Hingga hari ini, jumlah jemaah umrah dan haji Indonesia Dalam konteks sosial kebudayaan di Indonesia, seseorang yang telah menunaikan 5
meningkatnya modal sosial dan kultural. Gelombang tenaga kerja migran Indonesia di Mekkah.6 (due to being seen as someone with a higher
Saudi dan Uni Emirat Arab, juga terus meningkat
6 7
Saudi Arabia and the United Arab Emirates,
6 diakses 20 Oktober 2013.
,
6
21
7
bagaimana Biennale Jogja XII Equator #2
Adalah kenyataan bahwa kemungkinan dan ( ) masyarakat di sebagian besar belahan dunia saat ini terhubung dengan sistem-sistem ekonomi,
) yang tak dibatasi oleh
movement.
John Urry menggambarkan mobilitas 8
(
), yang semula menjadi salah satu
sosial.8 berabad-abad lalu ke Nusantara), komunitas
, volume 22, hal. 27 - 37. Urry ) untuk
2007)
8. John Urry,
When
22
masyarakat migran baru. Mesin-mesin digital yang mengaburkan batasan ‘komunikasi’ dan tentang ‘jarak’, ‘kehadiran’, dan ‘ketakhadiran’ dalam masyarakat jejaring ( ). ‘migrasi’ telah bermigrasi ke ranah imaterial, karena tubuh manusia telah bermutasi bersama 9
.
9
Menurutnya, kemudahan ‘bermigrasi’
dan mengenakan jilbab untuk menyatakan karena ‘aku‘ bagaikan ruang kosong yang bisa
terduga antara arus modal, nilai-nilai, bahasa, informasi, ide, objek material, dan agen yang didorong oleh migrasi dan mobilitas (lokal
is unavoidable that the majority of them have
Jogja XII Equator #2, tak bisa dihindari, sebagian
(
#2. A number of the works in the show have
9. Interview between the author and Afrizal Malna, 25
23
mobilitas mendorong saya merealisasikan Biennale Jogja XII Equator #2. Sejumlah karya
Arab region, Biennale Jogja sent a number of
). Yang
di kawasan Arab, Biennale Jogja mengirim
Yogyakarta. Sarana yang kedua adalah dengan
a more intense ‘mobile art world’. As well as
bergerak ( ). Selain bertujuan untuk menguji sejauh mana gagasan tentang
10
distribusi dalam ekonomi global hari ini. Alihkarya seni belaka, Biennale Jogja XII Equator #2 berusaha mengelola kemungkinan baru dalam
10
jamaah-haji-indonesia-di-bandara-amir-muhammad-madinah-
Lokasi / Venues
27
1
Jl. Prof. Ki Amri Yahya, No. 1 Yogyakarta jam 10.00 - 19.00 WIB
Agus Suwage (IDN) Eko Nugroho (IDN) Tiong Ang (NLD) Basim Magdy (EGY)
Ahmed Mater (SAU) FX Harsono (IDN) Jasmina Metwaly (EGY) Leonardiansyah Allenda (IDN) Prilla Tania (IDN) Salwa Aleryani (YEM) Take to The Sea (EGY/ ITA) Dina Danish (EGY) Duto Hardono (IDN) Hassan Khan (EGY) Restu Ratnaningtyas (IDN) UBIK (IND)
Taman Budaya Yogyakarta 30
31
34
35
Lokasi / Venues
37
3
Jl. Suryodiningratan 37 Yogyakarta jam 11.00 - 19.00 WIB
Mohamed Abdelkarim (EGY) Radhika Khimji (OMN) Pius Sigit Kuncoro (IDN) Restu Ratnaningtyas (IDN)
Ayman Yousri (PSE) Dina Danish (EGY) Magdi Mostafa (EGY) Nasir Nasrallah (ARE)
SaRang Building 40
41
HONFablab 44
45
Lokasi / Venues
47
5
HONFablab Yogyakarta Buka hari Senin - Jumat jam 10.00 - 18.30 WIB
Mobius
Syagini Ratna Wulan
Restu Ratnaningtyas Mobius
50
Ahmed Mater (SAU)
Pelt Him! (Desert of Pharan Series) 2012 1 min 03 sec (loop) Ahmed Mater lahir tahun 1979 di Saudi Arabia. of Medicine dan pada saat yang bersamaan
Ahmed Mater was born in 1979 in Saudi Arabia. He studied medicine and surgery at the Abha College of Medicine and simultaneously studied
di Abha. Tahun 2008 ia menjadi salah satu especially in Saudi Arabia. Since then Ahmed
dan Los Angeles County Museum of Art. Dalam
transformasi. Karyanya juga diilhami oleh profesi
and Los Angeles County Museum of Art.
informed by his dailly profession as a medical Saudi Arabia.
51
perubahan yang dipercepat atas sebuah tempat
Desert of Pharan/Adam adalah seri pertama and personal experience of the 2012 pilgrimage.
umat dan pengalaman pribadi ibadah Haji tahun experience.
Di dalam prosesi ibadah haji terdapat narasi
shared quest of more than three million people
Haji adalah petualangan bersama lebih dari
conducted on an infrastructure defying the human scale of the pilgrimage.
52
Agung Kurniawan (IDN)
teralis yang disebutnya sebagai “besi gambar”. “iron drawings”.
yang berisi seri tempat terjadinya pembunuhan massal.
53
“AWAS! Recent Art from Indonesia” (1999) 2012 dan 2013. Kedua pameran ini menandai Indonesia di tahun-tahun tersebut.
Juri dari Phillip Morris Groups of Companies
“AWAS! Recent Art from Indonesia” in 1999 and
was awarded the Phillip Morris Indonesian Art
pribadi bagi galeri-galeri seni di berbagai penjuru galleries all around the world. Aside from his
fenomena perubahan sosial melalui seni. Dalam pameran in Agung Kurniawan
and artspace established with the purpose of change through art.
Asuncion Molinos.
Adidas Tragedy Series, 2009-2012
54
Agus Suwage (IDN)
in 1959. He graduated in 1986 from Graphic
Two Decades of Contemporary Art from Two Decades of Contemporary Art from
Toleransi” (2012) dan “Cermin Sosial” (2012)
55
Social Mirrors #3 2013
Tembok Toleransi 2012
118 x 24 x 70 cm
x 468 cm
by the muezzins’ calls to prayer from the mosques around his home. The muezzins’
terompet itu. Suaranya yang pelan mengundang terselubungi oleh nada syahdu tersebut. Karya fundamentalis di Indonesia.
rise of fundamentalism in Indonesia.
56
Ayman Yousri (PSE)
Jeddah dan merasa sebagai bagian dari Saudi
memories.
ability to read the words does not necessarily
57
words and phrases.
dan frasa.
of scribe and silent narrator.
sebagai penulis dan narator bisu.
Check-point 2013
58
Basim Magdy (EGY)
asim Magdy lahir di Mesir tahun 1977. Dia
sebagaimana yang dilihat orang sehari-hari di Cairo.
landscape. The photographs of this series
59
2013 80 slides and slide projector
a possible future.
61
Amsterdam. based medium. Time was presented through
the images (in a piece of paper). The images on the paper are pieces of paper folded into
technique.
62
Duto Hardono (IDN)
contemporary art scenes abroad has inspired her
conceptual arts with language and nuances of
walkman
adalah Husnaan.
63
C.C. Records 2013 era & projectors
Karya instalasi dan performans bunyi Duto
performances were exhibited at Hara Museum
berjudul “Home Again.” Karya performansnya
pada 2011 dan 2012.
juga instalasi suara dan performans yang site
era pasca reformasi di Indonesia. Selain menggali informasi dari literatur setempat dan budaya
future.
64
Eko Nugroho (IDN)
Taman Berbulan Kembar (Garden with Twin Moon) 2013 mural
pasca-jatuhnya rezim Soeharto. Matang pada
65
Daging Tumbuh staying true to his core.
decades and is increasingly open also contributes
66
successfully completed his degree in 1991 at the 2005 he became a lecturer at the Faculty of Art
67
Ini bisa dilihat sebagai cerminan atas posisinya
in society.
reformasi. Harsono mencoba menelusuri sejarah
di Indonesia. Persinggungan antara hal- hal
showed his concerns about the hidden history but also touches on the more fundamental issue today.
the area. masih berjalan di daerah tersebut.
2013 found objects
68
Handiwirman Saputra (IDN)
Tak Berakar Tak Berpucuk (No Roots No Shoots) 2012
Photo courtesy of Studio Nomaden
318 x 468 cm Handiwirman Saputra was born in 1975 in
were. The same tendency can also be seen in his
pengamatannya yang terperinci terhadap ben-
found in his surroundings. This could be seen in
69
Museum. Handiwirman wanted to build an asso-
membangun asosiasi tentang situasi yang tersisa
and metaphors that are common and logical. A sarong that absorbs water is presented as a boat umum dan logis. Kain sarung yang notabene
its origin is not clear. Handiwirman presents it all
tertambat di batang pohon. Sisa-sisa sampah phenomenon’. yang berpotensi memancing emosi dan narasi.
70
Hassan Khan (EGY)
2013 23 min 40 sec
17 and AUC harinya selama dua minggu minum bir dan
soundproofed glass box in a downtown Cairo
recorded Khan as he was doing his isolated
for both Khan and the audience. He has had
71
penjuru dunia.
a certain loudness and theatrical energy that
story tell itself.
72
adalah sebuah laboratorium seni media
73
-
technology. This desire to contemplate the tersebut adalah upaya menuju pengembangan
2012
technology. This desire to contemplate the tersebut adalah upaya menuju pengembangan
74
Jasmina Metwaly (EGY)
2013 15 min 28 sec Jasmina Metwaly lahir pada tahun 1982. Ia
Jasmina Metwaly was born in 1982. She Egypt. Has been growing up both in Warsaw and
maupun secara personal. Hal tersebut mengubah
She started doing research-based projects scrape beneath the surface and to address to wider scope audiences by choosing documentary
menjadi salah satu pendiri bagi “8784h project”
She is the co- founder of ‘8784h project’ and
75
to illustrate reality but fails to do so. The dustnothing really happens and it collects dust and
was recorded in Cairo. The detailed and dynamic dimulai dari bawah.
76
Chapter 0 2013
77
Leonardiansyah (Leo) Allenda lahir di
where he created new objects from industrial concerns.
yang dialami oleh para pendatang ternyata
The complexity of adjustments made by the newcomer naturally create a certain mentality in
loss of that control and power. The second and
namun masih dihantui soal-soal penyesuaian diri
Allenda berusaha menggali persoalan mobilitas
the issues of self adjustment. This in turn also
Allenda explores the dilemmas of mobility
78
Magdi Mostafa (EGY)
Transparent Existence 2009
Magdi Mostafa lahir di Mesir tahun 1982. Ia
Jasmina Metwaly was born in 1982. She Egypt. Has been growing up both in Warsaw and
She started doing research-based projects
pameran tunggal maupun pameran bersama pernah menerima beberapa penghargaan
Transparent Existence adalah instalasi site-
scrape beneath the surface and to address to wider scope audiences by choosing documentary She is the co- founder of ‘8784h project’ and
79
Magdi Mostafa membuat patung cahaya
elements and ambient sounds pre-recorded
dan bunyi-bunyian dari suasana yang telah mechanics of memory. The unpredictable
consciousness of the human energies that can dengan penonton lain. Kesadaran yang berusaha
once a school for single women and fatherless
century. The layers of history of the building
Masehi. Lapis-lapis sejarah dari bangunan
local context.
80
Mobius (ARE)
Type Hybrids 2013
Mobius Design Studio is based in Dubai and Hassan. The founders graduated from the
latest design research explores both Typography
that is carefully examined. The Design House intends to be a catalyst for people to explore design beyond the commercial boundary.
81
the concept that is proposed by The House of Open City
plays the role as the facilitator for ideas from dari berbagai referensi sosial dan budaya.
82
Mohamed Abdelkarim (EGY) Mobius Design Studio is based in Dubai and Hassan. The founders graduated from the
latest design research explores both Typography
that is carefully examined. The Design House intends to be a catalyst for people to explore
83
“The four animals were considered to be gods that con
design beyond the commercial boundary.
religius. Konsep ‘Kapitalisme sebagai Agama’
2012
in Arabic. He explored its sacred and religious dimension in order to engage to the idea of ‘Capitalism as Religion’ combined with cliché images of natural landscape which
84
Nasir Nasrallah (ARE)
Useless Machine 2012 Mix media
and abroad since he studying art at the Emirates
He won the First Prize Award at the Emirates Fine Art Society and is an ambassador for the The Useless Machines are a series of sculptures inspired by the huge number of machines
85
The Useless Machines yang terinspirasi oleh mesin-mesin yang pernah
He feels that we are surrounded by numerous
87
Jabbal al Jannah”
tourists from the Arabian regions (mostly from ordinary restaurant buildings made of metal
beberapa perubahan besar terjadi di daerah ini.
hingga pelayanan wanita-wanita penghibur. Perubahan dan pergeseran budaya di tempat ini orang-orang dari Kawasan Arab yang pergi dan
1998 di Indonesia juga berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi di daerah tersebut.
Jabal Hadroh, Jabal Al Jannah
imto becoming Arabian style. Stores sells Arab
88
Pius Sigit Kuncoro (IDN)
Hubungan Jarak Jauh yang Penuh Kontradiksi dan Membingungkan 2013
Pius Sigit Kuncoro was born April 1974 in Jember.
performance art group combining the the body. Geber Modus Operandi has long
drawing dan
89
Asian Contemporary Art Museum (2005) di 2011 dia berpameran dalam Jogja Art Share tunggal yaitu Nyandhi Wara Jowo Adoh Papan
Museum (2005) in Japan. Pius Sigit has exhibited 2011 he exhibited in Jogja Art Share at the Jogja Nyandhi Wara and Jowo Adoh Papan
ngelangut. Dalam their family. He responds to the stories telling
one of them. dalam hubungan tersebut.
90
Prilla Tania (IDN)
adalah seorang seniman performans. Prilla Tania
has explored themes on issues faced by human semuanya hal adalah persoalan bertahan menjadi sangat rumit sehingga permasalahan bertahan hidup yang sederhana pun menjadi Selasar Sunaryo dengan judul “E” diambil dari
Takhtet Al Qaleb 2013
91
Minggu–Sabtu (Saturday–Sunday)
energy. mengurangi limbah dan menghemat energi
pengalaman dan ingatannya selama ia berada di
who had the chance of going for a residency
literally means the Mapping of the Heart in
stories of residence and comers on the histories and the future plans of the city. Prilla used a the city from an unnatural (for human) point of
tersebut bertumbuh dan hubungan dengan orang yang hidup di dalamnya.
92
Radhika Khimji (OMN)
2010
Oman. Dia lulus dari The Slade School of Fine
Oman. She graduated from The Slade School
Sarjana dari Royal Academy of Art London pada
Graduate Diploma from the Royal Academy of
pameran tunggal maupun pameran bersama di
93
Oman. Safe Landings
dan hubungannya dengan proses pembuatan Safe Landings adalah
Safe Landings pada ruang yang dia datangi. Karya ini terasa
94
Restu Ratnaningtyas (IDN)
Restu Ratnaningtyas (b. 1981) studied to be an
seni dan instalasi dari gambar-gambar cat air di stop
95
without owners that come from many parts of
and a new meaning.
mimpi-mimpi”. 2013
96
Guerrilla Organic 2013
to struggle with pain caused by allergies. He learned to control and focus on his personal menjadi apapun. Dia sering menggali tema rasa the issues of contemporary art expressions and
97
sosial yang lebih luas dan mendalam.
discussion for bigger and deeper social issues.
What Dalam Easy Time with Parenthood close-up proses menonton.
seni rupa setempat.
is projected to a nearby wall for an enhanced
98
Salwa Aleryani (YEM)
persimpangan antara hal yang pribadi dengan
contributes to the manufacturing of our public
is loosely cast in soil and embedded in carpet. penutup got dari tanah liat yang dipasang di
material it is made out of is that from which it
bercerita tentang bagaimana rapuhnya harapanharapan dan rasa aman manusia. Kerapuhan itu
immobility carries a burden similar to that of a
99
is a sense of unease that it may spill out of its it intrudes on it. It does so in a way that seems
image of Aleryani’s grandmother conscientously mencampur aspal dan tepung sembari berjuang
currently under repair.
Sewer Cover 2011 Soil and carpet 55 x 55 x 2.2 cm (soil) approx. 400 x 350 x 0.5 cm (carpet)
101
the world.
seluruh dunia.
‘gathering space’. The idea to assemble objects da-benda dari berbagai sumber itu berhubungan -
uel was not only inspired by the public spaces
-
-
oleh ruang-ruang baru yang tercipta oleh media -
ture.
-
102
100 Moving Numbers 2013 40 x 40 x 64 cm each Syagini Ratna Wulan lahir tahun 1979. Tahun
Syagini Ratna Wulan was born in 1979. She
issues of fantasies and human unconsciousness
103
pengetahuan tentang isinya. Karya ini
Museum and Indonesian Exchange.
Exchange.
Syagini bermain-main dengan berbagai asosiasi
lainnya.
104
The Eastern Telegraph Co. System and its telegraph cable routes, showing the global
a print journalist and audio producer based in
to explore the phenomenon of ‘irregular’
105
by smugglers and under-equipped boats. In
itu berupa pembacaan dan pemutaran ulang
engagement with the concepts they come into contact with.
informasi.
106
-
-
-
Australia.
Gallery / Gallery of Modern Art in Australia. `
`
Uni Emirat Arab. Pada ambang antara puisi dan
ated from her one month residence program in -
nomadisme global yang melintasi perbatasan
across the borders which channels thousands
leaders for their sellouts that disunite the Arab
-
107
nounced through other poems including Jawaz
-
Mu’adalat Al Hurreyya (From the Formulas of
-
and readings by the esteemed Indonesian poet Landung Simatupang and emerging poetess
jemahan dan pembacaan oleh terhormat Indonesia penyair Landung Simatupang dan penyair
-
-
-
authors and/or performers
Babel 2013
-
108
My Name is Pencil (Potlood! Pensil! Potlot!) 2009 - 2013
or curatorial projects - Ang poses general and ethically and culturally hybridized world. In a process of ‘playing’ and ‘role-playing’ Tiong Ang
109
homecoming. Tiong Ang combines documentary
so dependent on this complex technology.
110
Tisna Sanjaya (IDN)
2013
project that he proposed has something to do ritual Samagaha dan Ngabungbang yang masih a full moon. Tisna understood both of these two -
utopian ideas and put all of them into wild and
111
the third child of sixteen siblings. He studied
-
-
-
-
-
-
Sidoarjo di Jawa Timur.
in Sundanese). When he’s not busy teaching in
has permasalahan sosial budaya setempat. Tisna -
112
UBIK (IND)
between a Communist State [Kerala] and a
Fair (2012).
they are conceptually framed in a way to address
spectacle and irony is an important and deliberate aspect
114
Ugo Untoro (IDN)
Deru (Roar) 2013 43 pcs horse feet
Ugo Untoro adalah salah satu seniman yang recognized across the archipelago for his strong
sebagai seniman maupun sebagai manusia pada namun juga murni dan sederhana sebagai bagian dari realitas sehari-hari. Dalam beberapa
Untoro has exhibited widely in Indonesia as
his signature style is raw and spontaneous rather
115
memenangi beberapa penghargaan Phillip Morris
of Tempo magazine’s Man of the Year 2007 and
Tempo
depend on who is capable of conquering and ruling. Later culture is carried and spread as a
ini terjadi bergantung pada siapa yang mampu
116
Area 51
Finland
1975 di Indonesia. Ia lulus dari jurusan Desain
in Indonesia. He graduated from the Interior new media art since 1999 when he founded
exploring local issues of technology and science
117
electrocore sound project where he produced and organized many projects such as public
media art di berbagai tempat dan
presented Indonesian media art projects in many
bidang media art Program” (EFP). EFP bertujuan membangun
theorists who are interested in new media art and technology.
teori. Ia cenderung berpusat pada upaya membangun jembatan baru antara seni dan
and theory. He tends to focus on building new bridges between art and technology in Indonesia
aliens and the pyramids during his residency in Cairo.
119
Al Araba Al Madfuna 2012
sebuah lubang di lantai ruangan tersebut. Al Araba Al Madfuna adalah nama sebuah desa
one of ancient Egypt prominent necropolises worshipping the god Osiris. The people would
society who permits itself to be manipulated by its spiritual leaders.
122
122
Parallel Events
125
Program
126
Semoga Menjadi Peziarah Mabrur1 Pembukaan Parallel Events Biennale Jogja XII Equator #2
Hoping to become a Mabrur1 Pilgrim Opening of the Parallel Events Biennale Jogja XII
mabrur, they have achieved the
mabrur Note: Catatan:
dan Pertunjukan Seni
128
129
Serang dan BilangBilang
hibrida.
Performance Pameran Video Seni
rupa.
Aksara Serang and BilangBilang
129
Video Instalasi
Diinisiasi oleh O2
game jackpot
Photobox
Opening
art and spirituality.
Haji Backpacker
Backpacker Haji
Pertunjukan Jathilan
Pemutaran Film Dokumenter
Pembukaan dan Pemutaran Film
Pameran
makcik makcik,
hidup para makcik values in the lives of the makcik and addressed by all the collaborators in this
performance happening/ Pembukaan Pameran Personal Perek
Performance Perek #1
Performance Perek #2
Performance Perek #1
Performance Perek #2
Penutupan Pameran
Menak
Wayang Menak. Wayang Menak
Serat Menak, Balai Bambu Wayang Pembuatan Balai Bambu
Menak.
and
lifestyles.
event
Program
event ini.
dan Pameran
event
Biennale Forum
Simposium Percakapan dan diskusi Talks and discussions
Speakers Pembicara
Terimakasih juga kepada intern) intern)
intern) intern) Guntur Paperina
Patron
Duta
Gallery
Guntur
Bintang
Eddi Prabandono
158
161