DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI .............................................................................................. ii DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................... I.1 1.1. Latar Belakang .................................................................. I.1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan ................................................. I.4 1.3. Hubungan RKPD dan Dokumen Perencanaan Lainnya............ I.6 1.4. Maksud dan Tujuan ........................................................... I.7 1.5. Sistematika RKPD............................................................... I.8
BAB II
EVALUASI
HASIL PELAKSANAAN
RKPD TAHUN 2014
DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN. ............. II.1 2.1. Kondisi Umum Daerah ........................................................ II.1 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2013 dan Realisasi RPJMD......................................... II.29 2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah Kab. Lahat.................... II.57 BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH ................................................................. III.1 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2016 ......... III.1 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ....................................... III.5 BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH .................. IV.1 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan .................................... IV.1 4.2. Tahapan dan Prioritas Pembangunan Kabupaten Lahat ........ IV.19 4.3. Sinkronisasi RKP 2016 dan RKPD Provinsi Sumatera Selatan Dengan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 ........................ IV.49 4.4. Prioritas dan sasaran Pembangunan Tahun 2016................... IV.61
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH KABUPATEN LAHAT TAHUN 2015 ............................................... V.1 5.1
Program dan Kegiatan Pendanaan Tahun 2016...................... V.3
5.2
Program dan Kegiatan Prioritas Tahun 2017........................... V.40
5.3
Rencana Program dan Kegiatan Per SKPD.............................. V.54
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
ii
BAB VI
RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN LAHAT DALAM DIMENSI KEWILAYAHAN ........................................................................ VI.1 6.1. Gambaran Kekuatan dan Potensi Wilayah ........................... VI.3 6.2
Gambaran Konsentrasi dan
Sebaran
Sektor
Unggulan
Wilayah............................................................................. VI.5 6.3
Gambaran Konektifitas Antar Kecamatan di Kabupaten Lahat ........................................................................................ VI.11
6.4
Strategi
dan
Arah
Kebijakan
Pengembangan
Wilayah
Kabupaten Lahat Tahun 2015 .............................................. VI.13 6.5
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat.................................................................................. VI.54
BAB VII
PENUTUP ................................................................................
VII.1
LAMPIRAN
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Rata-Rata Jumlah Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan di Kabupaten Lahat ..................................................................
Tabel 2.2.
Ibukota Kecamatan, Tinggi Kota dari Permukaan Laut dan Jarak Kabupaten ke Ibukota Kecamatan ................................
Tabel 2.3.
Banyaknya
Pelanggan
PDAM
Menurut
Jenis
II.11
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Kabupaten Lahat ............
Tabel 2.8.
II.10
Banyaknya Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Lahat Tahun 2011-2014 ..........................................................................
Tabel 2.7.
II.9
Konsumen
Kabupaten Lahat Tahun 2010-2014 ...................................... Tabel 2.6.
II.6
Jumlah Desa Berlistrik di Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan Tahun 2014 .........................................................................
Tabel 2.5.
II.4
Jumlah Penduduk Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan Tahun 2010-2014 ...........................................................................
Tabel 2.4.
II.3
II.13
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama Kabupaten Lahat Tahun 2010-2013 ............................
II.14
Tabel 2.9.
Angka Partisipasi Sekolah Menurut Umur Tahun 2010-2014 ....
II.16
Tabel 2.10.
Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Kabupaten Lahat Tahun 2010-2014 ..........................................................................
Tabel 2.11.
Indikator Kinerja Kesehatan di Kabupaten Lahat Tahun 2010-2014 ..........................................................................
Tabel 2.12.
II.17 II.18
Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Lahat Tahun 2010-2014 .................................................................
II.18
Tabel 2.13.
Indikator Pembentuk IPM Kabupaten Lahat Tahun 2009-2013..
II.20
Tabel 2.14.
Indikator Pembentuk IPM Kabupaten Lahat Tahun 20014 ........
II.21
Tabel 2.15.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat ADHK Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2014 .......................................
Tabel 2.16.
Pertumbuhan
Ekonomi
Kabupaten
Lahat
ADHB
Tahun 2010-2014 ................................................................. Tabel 2.17.
II.23
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lahat Berdasarkan Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Dengan Migas) ........
Tabel 2.18.
II.22
II.24
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lahat Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Dengan Migas) .......
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II.26 iv
Tabel 2.19.
Laju Inflasi PDRB di Kabupaten Lahat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 .......................................................
Tabel 2.20.
Perbandingan Target dan Realisasi Infrastruktur Jalan Tahun 2014............................................................................
Tabel 2.21
II.31
Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Dinas PU Bina Marga Tahun 2014 dengan Realisasi dan Capaian Tahun 2013 .........
Tabel 2.22
II.28
II.32
Angka Partisipasi Murni Berumur 7 – 18 Tahun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Kab. Lahat Tahun 2014 ..............
II.36
Tabel 3.1.
Kerangka Ekonomi Makro Kabupaten Lahat..............................
III.2
Tabel 3.2.
Perkembangan Ekonomi Makro Kabupaten Lahat 2013-2014.....
III.3
Tabel 3.3.
Prediksi Ekonomi Makro di Kabupaten Lahat 2013-2014.............
III.5
Tabel 3.4.
Pendapatan Daerah Kabupaten Lahat 2011-2015....................... III.11
Tabel 3.5.
Hasil Proyeksi APBD Kabupaten Lahat Tahun 2016..................
III.12
Tabel 3.6.
Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015-2016 ................
III.21
Tabel 3.7.
Pembiayaan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015-2016..........
III.23
Tabel 3.6.
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015-2016 .................................................................
Tabel 4.1.
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Misi Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018......................................................
Tabel 4.2.
IV.8
Sinkronisasi Agenda Nawa Cita, Prioritas Provinsi Sumatera Selatan Dengan Prioritas Pembangunan Kabupaten Lahat ........
Tabel 4.3.
III.24
IV.25
Keterkaitan Masalah daerah dan Isu Penting Dengan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016 ...........
IV.27
Tabel 4.4.
Prioritas RPJMD dan Prioritas RKPD 2016................................
IV.38
Tabel 4.5.
Sinkronisasi RKP dan RKPD Provinsi Sumatera Selatan dengan RKPD Kabupaten Lahat tahun 2016........................................
Tabel 4.6.
Sasaran,
Indikator
dan
Target
Tahun
2016
Prioritas
Meningkatnya Pelayanan Publik yang Cepat dan Tepat ............ Tabel 4.6.
Sasaran,
Indikator
dan
Target
Tahun
2016
Sasaran,
Indikator
Meningkatnya
dan
Efektivitas
Target
Tahun
Program
2016 dan
Sasaran,
Indikator
dan
Target
Tahun
2016
IV.61
Prioritas Kegiatan
Penanggulangan Kemiskinan ................................................. Tabel 4.8.
IV.61
Prioritas
Meningkatnya Pelayanan Publik yang Cepat dan Tepat ............ Tabel 4.7.
IV.51
IV.62
Prioritas
Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, dan Pengarusutamaan Gender .....................................................
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV.63
v
Tabel 4.9.
Sasaran,
Indikator
dan
Target
Tahun
2016
Prioritas
Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi ..... Tabel 4.10.
Sasaran,
Indikator
Terbangunnya Pertanian,
dan
Target
Infrastruktur
Peternakan,
Tahun
Pendukung
Perikanan,
2016
Prioritas
Pengembangan
Perkebunan
dan
Pariwisata.. .......................................................................... Tabel 4.11.
Sasaran,
Indikator
dan
Target
Tahun
IV.65
2016
IV.67
Prioritas
Meningkatnya Produksi, Produktivitas, Nilai Tambah Sektor Pertanian,
Peternakan,
Perikanan,
Perkebunan
dan
Pertambangan...................................................................... Tabel 4.12.
Sasaran,
Indikator
Terbangunnya
dan
Target
Perencanaan
dan
Tahun
2016
Prioritas
Penganggaran
Berbasis
Sistem Informasi .................................................................. Tabel 4.13.
Sasaran,
Indikator
dan
Target
Tahun
2016
V.3
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kedua RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 .....................................
Tabel 5.1.3.
IV.72
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kesatu RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 .....................................
Tabel 5.1.2.
IV.71
Prioritas
Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat ...... Tabel 5.1.1.
IV.69
V.5
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Ketiga RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 .....................................
V.9
Tabel 5.1.4.
Misi dan Prioritas RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018...
V.15
Tabel 5.1.5.
Prioritas, Arah Kebijakan, Urusan, dan Program Prioritas Kabupaten Lahat Tahun 2016................................................
V.17
Tabel 5.1.6.
Prioritas Pada Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung ..
V.36
Tabel 5.2.1.
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kesatu RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 .....................................
Tabel 5.2.2.
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kedua RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 .....................................
Tabel 5.2.3.
V.41 V.43
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Ketiga RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 .....................................
V.47
Tabel 5.2.4.
Pagu SKPD Tahun 2016 dan Perkiraan Maju 2017 ...................
V.52
Tabel 5.3.
Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2016 dan
Tabel 6.1.
Prakiraan Maju Tahun 2017...................................................
V.55
Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 .....................................
V.47
Konsentrasi dan Sebaran Sektor Unggulan di Kabupaten Lahat.
VI.5
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
vi
Tabel 6.2.
Prioritas
Pembangunan
dan
Prioritas
Lokasi
Rencana
Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2014 .......................... Tabel 6.3.
VI.53
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014 .........................................................................
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI.55
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Luas dan Jumlah Desa di Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan Tahun 2013 ...........................................................................
II.1
Gambar 2.2. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Lahat .............................
II.2
Gambar 2.3. Penduduk di Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan Tahun 2010-2014..............................................................................
II.7
Gambar 2.4. Persentase Kemiskinan Kabupaten Lahat di Tingkat Provinsi Sumatera selatan Tahun 2013 .................................................
II.11
Gambar 4.1. Tahapan Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018 ......
IV.19
Gambar 4.2. Pola Pikir Perencanaan Pembangunan Tahun 2016 ...................
IV.26
Gambar 6.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2011-2014 .
VI.2
Gambar 6.2. Kerangka Logis Arah Kebijakan Pembangunan Kewilayahan........
VI.3
Gambar 6.3. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lahat ADHB Menurut Lapangan Usaha Dengan Migas Tahun 2014 ............................. Gambar 6.4. Struktur Konektifitas antar kecamatan di Kabupaten Lahat ........
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI.4 VI.11
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan
Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta mengacu pada RKPD Provinsi dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Nasional. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan tahapan sistem perencanaan pembangunan daerah yang dimulai dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Penyusunan Rencana
Kerja
Pemerintah Daerah
(RKPD)
ditujukan
sebagai
upaya
mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara Perencanaan Pembangunan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah di ketentuan Bab IV pasal 29 sampai dengan pasal 33 dinyatakan bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang terdiri dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah. Perencanaan dan penganggaran adalah dua hal penting dari proses penentuan kebijakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, karena output dari perencanaan adalah penganggaran. Sehubungan dengan kebijakan pembangunan daerah, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional jangka
adalah merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan dalam panjang,
jangka
menengah dan
tahunan
yang
dilaksanakan
oleh
unsur
penyelenggara negara dan masyarakat pada tingkat pusat maupun daerah. Seluruh aspirasi yang disampaikan dimuat dalam suatu kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang),
yang akan menghasilkan dokumen kebijakan pembangunan, seperti
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
I.1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016 merupakan tahun Kedua dari RPJMD Kabupaten Lahat 2014 - 2018. Dalam penyusunan RKPD Tahun 2016
memperhitungkan pelaksanaan kinerja pembangunan daerah tahun 2014 dan
pelaksanaan RKPD tahun 2015, serta
memperhatikan tujuan dan sasaran yang harus
dicapai dalam RPJMD Kabupaten Lahat tahap ke 3 (tiga) dari RPJPD Kabupaten Lahat tahun 2005-2025. Kegiatan RKPD Kabupaten Lahat tahun 2016 diawali dengan penjaringan aspirasi masyarakat dari level yang terbawah sebagai bentuk perencanaan, yang dimulai dari forum Musyarawarah
Perencanaan
Pembangunan
tingkat
Desa/Kelurahan
dan
kemudian
dilanjutkan dengan pembahasan yang lebih bersifat penjaringan usulan program kegiatan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan tingkat Kecamatan. Hasil pembahasan yang telah disusun pada Forum Musrenbang Kecamatan tersebut dibawa kepada Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (Forum SKPD) untuk disinkronisasikan dengan program kegiatan yang berasal dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang hasilnya merupakan usulan dari hasil perencanaan yang sudah bersifat terpadu, mencakup seluruh bidang kewenangan dan fungsi program kegiatan pembangunan dari Pemerintah Daerah. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016 diprioritaskan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik yang cepat dan tepat. Meningkatkan efektivitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, pengarusutamaan gender. Mengembangkan usaha mikro kecil menengah dan koperasi ( UMKMK ). Pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan
pertanian,
peternakan,
perikanan,
perkebunan,
dan
pariwisata.
Meningkatkan produksi, produktivitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Membangun perencanaan dan penganggaran berbasis sistem informasi. Serta terciptanya peruntukan penataan ruang Kabupaten Lahat. Prioritas
–
prioritas
tersebut
bertujuan
untuk
peningkatan
ekonomi
dan
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lahat. Tujuan tersebut akan tercapai jika telah tersedia infrastrukur serta pelayan publik yang baik. Pelayanan publik yang cepat dan tepat merupakan kunci keberhasilan dari reformasi administrasi negara dan tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam
memenuhi
menciptakan kepercayaan masyarakat merupakan modal
kebutuhan masyarakat, sehingga akan
kepada
pemerintah. Dimana kepercayaan
bagi kerjasama dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan dan pengarusutamaan gender akan menghasilkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas serta berkeadilan dalam pembangunan. Pengembangan usaha mikro kecil menengah dan koperasi ( UMKMK ) akan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
I.2
menciptakan lapangan usaha bagi masyarakat sebagai salah satu cara pemerintah dalam menangulangai
kemiskinan
dan
menurunkan
angka
pengangguran.
Pembangunan
infrastruktur pendukung dibidang pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan serta pariwisata bertujuan untuk meningkatkan produktivitas serta nilai tambah bagi masyarakat dan daerah pada sektor – sektor tersebut. Sedangkan perencanaan dan penganggaran berbasis sistem informasi akan memperlancar pelayanan pada masyarakat sehingga akan tercipta pelayanan publik yang cepat dan tepat. Penciptaan penataan ruang yang baik akan berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan penduduk, serta mencegah terjadinya pemanfaatan ruang yang berlebihan yang berdampak pada kerusakan lingkungan. Prioritas – prioritas tersebut ditujukan untuk peningkatan pembangunan infrastruktur serta pengembangan sektor perekonomian yang akhirnya akan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan sinergisitas antara RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 dengan RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 dan RKP Nasional Tahun 2016, maka pada penyusunan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 wajib mengacu kepada RKPD Provinsi Tahun 2016 dan RKP Nasional Tahun 2016. Oleh sebab itu, RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 memuat kebijakan prioritas pembangunan dan program yang memiliki keterkaitan dengan kebijakan prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Selatan dan Nasional. Diharapkan dengan adanya sinergitas prioritas pembangunan dapat meningkatkan sumber pendanaan program dan kegiatan prioritas pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016 dari APBD Provinsi Sumatera Selatan dan APBN. Tema RKP Tahun 2016 yaitu
"Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk
Meletakan Pondasi Pembangunan yang Berkualitas", sedangkan Tema Rencana Kerja Pemerintah
(RKPD)
Provinsi
Sumatera
Selatan
Tahun
2016
adalah
"Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Strategis", dengan memperhatikan realisasi pembangunan pada tahun 2015 dan perkiraan capaian tahun 2016, serta permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi tahun 2016 maka tema pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2016 adalah : " Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Sektor Perekonomian ". Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2016 ini akan menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan oleh seluruh satuan kerja perangkat daerah Kabupaten Lahat yang tertuang dalam rencana kerja, program dan indikasi kegiatan yang bersifat terukur dan berorientasi pada pendekatan tugas pokok dan fungsi SKPD, yang akan dimasukan ke dalam Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun 2016, Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2016 dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2016.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
I.3
Penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 juga memperhatikan kebijakan Pemerintah yang dituangkan dalam Rancangan RKPD Tahun 2016, langkah yang dilakukan adalah penajaman seluruh program dan kegiatan yang dilakukan pada tahun 2016 untuk mendukung keterkaitan (konektivitas) pembangunan antar kecamatan di wilayah Kabupaten Lahat. Ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa perekonomian kabupaten merupakan totalitas dari perekonomian kecamatan/desa/kelurahan. Oleh sebab itu, RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 memasukkan pembangunan prioritas kebijakan dan program untuk setiap kecamatan secara lebih baik, terukur dan komprehensif. Dengan pemahaman keterkaitan ekonomi antardaerah secara lebih baik, penentuan alokasi dan lokasi program dan kegiatan investasi secara bertahap akan
menjadi lebih akurat dalam mendukung
peningkatan produktivitas dan daya saing daerah.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan Dasar hukum Penyusunan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016, sebagai berikut: 1.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73; Tambahan Lembaran Negara Nomor 1821);
2.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4287);
3.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421);
4.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) Sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844) tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
I.4
7.
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679 )
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota; 10.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
11.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
13.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
6
Tahun
2008
tentang
Pedoman
Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4815); 14.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4817);
15.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
16.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
17.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
18.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
I.5
19.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
20.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan RKPD Tahun 2015;
21.
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 17 Seri E);
22.
Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025;
23.
Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2013 – 2018;
1.3
Hubungan RKPD dan Dokumen Perencanaan Lainnya Hubungan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 dengan dokumen perencanaan
lainnya adalah sebagai berikut : a. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Dokumen RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 adalah bahan masukan untuk penyusunan RKP Tahun 2016 terutama menyangkut tujuan dan sasaran pembangunan, prioritas program dan kegiatan, serta kerangka pendanaan melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas). Keterkaitan RKPD Tahun 2016 dan RKP Tahun 2016 juga menyangkut sinergi dan sinkronisasi kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat dan kebijakan pemerintah dalam mendukung arah kebijakan RKP Tahun 2016. b. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Dokumen RPJMD Kabupaten Lahat Dokumen RKPD Kabupaten Lahat merupakan penjabaran yang lebih nyata dari pelaksanaan dokumen RPJMD Kabupaten Lahat. RKPD Tahun 2016 memperhatikan pencapaian kinerja pembangunan tahun 2012, tahun 2013, tahun 2014 dan tahun 2015 agar sejalan dengan perwujudan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Lahat. c. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Dokumen RENJA SKPD RKPD merupakan pedoman dalam Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) SKPD yang memuat kebijakan program dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi setiap SKPD yang dikoordinasikan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
I.6
d. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Dokumen KUA PPAS Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2015 merupakan dasar dalam penyusunan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan rancangan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
1.4
Maksud dan Tujuan Maksud Penyusunan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 adalah memberikan
pedoman dan arah pembangunan bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
di
Kabupaten Lahat Tahun 2016 dalam mendukung terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Lahat. Tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 sebagai berikut: a. Menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Lahat dalam program dan kegiatan pembangunan yang rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan pada tahun 2016; b. Memberikan acuan bagi DPRD Kabupaten Lahat, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah, Pemerintah Kecamatan, dan Pemerintah Desa/Kelurahan di Kabupaten Lahat dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahun 2016 yang akan didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN; c. Menjadi pedoman dalam Penyusunan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Rancangan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lahat Tahun 2016; d. Memperkuat koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi pembangunan baik antar SKPD, antar Pemerintah Kecamatan dengan Pemerintah Kabupaten Lahat dan antara Pemerintah Kabupaten Lahat dengan Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan dan
Pemerintah Pusat; e. Merupakan tolak ukur untuk menilai dan mengevaluasi kinerja setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lahat; f. Menciptakan iklim pemerintahan yang partisipatif, responsif, dan
kondusif dalam
melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan; g. Merupakan acuan dalam pengembangan kerjasama dan kemitraan antara Pemerintah Kabupaten Lahat, pihak swasta dan masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
I.7
1.5
Sistematika RKPD Sistematika Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016
disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan Bab ini memuat tentang (1) Latar Belakang, (2) Dasar Hukum Penyusunan, (3) Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya, (4) Maksud dan Tujuan, dan (5) Sistematika RKPD. Bab II
Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Bab ini memuat tentang (1) Kondisi Umum Daerah Kabupaten Lahat, (2) Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun 2015 dan Realisasi RPJMD, (3) Permasalahan Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat. Bab III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Bab ini memuat tentang rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka keuangan yang mencakup kondisi ekonomi daerah Kabupaten Lahat tahun 2015, perkiraan tahun 2016, tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2016. Bab IV Prioritas Dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016 Bab ini menguraikan (1) Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah, (2) Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah. Bab V Rencana Program Dan Kegiatan Prioritas Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2016 Bab ini memuat rincian program dan kegiatan pokok SKPD tahun rencana dengan indikator kinerja yaitu capaian program, keluaran kegiatan, hasil kegiatan disertai pagu indikatifnya. Bab
VI
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat Dalam Dimensi
Kewilayahan Bab ini memuat arah kebijakan, strategi pembangunan wilayah dan prioritas pembangunan kecamatan dalam Kabupaten Lahat. Bab VII Penutup
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
I.8
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
I.9
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1
Kondisi Umum Daerah
2.1.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Lahat yang dikenal dengan sebutan Bumi Seganti Setungguan secara geografis terletak antara 3,25º - 4,15º Lintang Selatan dan 102,37º - 103,45º Bujur Timur. Secara administratif wilayah Kabupaten Lahat memiliki luas wilayah
436.183 Ha atau
4.361,83 Km2 yang terbagi kedalam 22 wilayah kecamatan, 360 desa berstatus Definitif dan 17 kelurahan. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Lahat adalah sebagai berikut : ∑
Sebelah Utara : dengan Kabupaten Muara Enim dan Musi Rawas
∑
Sebelah Selatan : dengan Kota Pagar Alam dan Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu
∑
Sebelah Timur : dengan Kabupaten Muara Enim
∑
Sebelah Barat : dengan Kabupaten Empat Lawang. Gambar 2.1 Luas Kecamatan dan Jumlah Desa di Kabupaten Lahat Tahun 2014 600
564.45
500 400 300
272.00
271.00 229.59
200
165.59171.84 82.72
100 0
0 0
18
14
22
26
167.52 146.11
164.66
14
105.51 14
20
87.01 9
Luas (Km²)
20
260.55 232.64 200.14
124.80 55.23
21
269.29 265.60 238.47249.61
10
37.50 7
19
18
16
36
19
11
15
14
13
9
Jumlah Desa
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 1
Peta administrasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 2
2.1.2 Klimatologi Sebagai daerah yang beriklim tropis, Kabupaten Lahat mempunyai 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Suhu udara maksimum di Kabupaten Lahat rata-rata 30,47°C dan suhu minimum yaitu rata-rata 22,16 °C. Sedangkan untuk rata-rata jumlah hari hujan dan curah hujan setiap bulan di Kabupaten Lahat adalah 11,91 hari dan 221,70 mm. Kelembaban udara rata-rata sebesar 78,50% dengan rata-rata kecepatan angin 4,66 km/jam. Musim kemarau umumnya berkisar antara bulan Mei sampai dengan September setiap tahunnya, sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan Oktober sampai April. Penyimpangan musim biasanya berlangsung lima tahun sekali, berupa musim kemarau yang lebih panjang dari musim penghujan dengan suhu udara bervariasi minimum 21,37 ºC sampai dengan 32,29 ºC bermuara ke arah timur. Tabel 2.1 Rata-Rata Jumlah Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan Di Kabupaten Lahat Tahun 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Jumlah Hujan (hari)
Curah Hujan (mm)
22,43 13,95 17,19 13,95 14,05 9,29 8,67 10,29 3,76 15,22 20,05 16,05
425,14 273,86 335,10 320,81 229,14 162,57 126,43 192,24 105,95 143,78 378,55 308,72
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
2.1.3 Topografi dan Kemiringan Lereng Kondisi topografi wilayah Kabupaten Lahat tergolong dataran tinggi, yang termasuk pada alur Bukit Barisan dengan puncaknya yang tertinggi yaitu Bukit Serelo dengan ketinggian lebih kurang 600 meter. Daerah dataran tinggi meliputi daerah-daerah Kecamatan Kota Agung, Tanjung Sakti Pumi, Tanjung Sakti Pumu, Jarai dan sebagian Kecamatan Merapi Barat dan Kecamatan Merapi Timur. Daerah dataran rendah meliputi daerah Kecamatan Lahat, Merapi Barat, dan Merapi Timur. Wilayah Kabupaten Lahat memiliki ketinggian tanah bervariasi mulai dari 25 meter Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 3
hingga 1.000 meter lebih di atas permukaan laut. Untuk lebih jelasnya ketinggian wilayah Kabupaten Lahat dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Ibu Kota Kecamatan, Tinggi Kota Dari Permukaan Laut, Dan Jarak Dari Kota Lahat Ke Ibu Kota Kecamatan Di Kabupaten Lahat No
Kecamatan
Ibu Kota
Ketinggian (m)
1.
Tanjung Sakti Pumi Tanjung Sakti Pumu Kota Agung Mulak Ulu Tanjung Tebat Pulau Pinang Pagar Gunung Gumay Ulu Jarai Pajar Bulan
Pajar Bulan
500 – 1000
Jarak Melalui Darat (Km) 106,00
Simpang III Pumu
500 – 1000
112,00
Kota Agung Muara Tiga Tanjung Tebat Jati Karang Agung Tinggi Hari Jarai Sumur Lawang Agung 11. Muara Payang Lama 12. Kikim Barat Saung Naga 13. Kikim Timur Bungamas 14. Kikim Selatan Pagar Jati 15. Kikim Tengah Tanjung Aur 16. Lahat Lahat 17. Pseksu Lubuk Mabar 18. Gumay Talang Sukarame 19. Merapi Barat Merapi 20. Merapi Timur Lebuay Bandung 21. Merapi Selatan Sukamerindu 22. SukaMerindu Sukamerindu Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
500 – 1000 100 – 1000 100 – 1000 100 - 500 100 – 500 100 – 500 500 - 1000 500 - 1000
44,00 57,00 30,00 7,00 24.70 22,00 76,00 69,00
500 - 1000
85,00
100 – 500 100 – 500 100 – 500 100 – 500 25 - 100 100 – 500 100 – 500 25 - 100 25 - 100 100 – 500 100 – 500
40,00 29,00 45,00 43,00 0,00 39,10 11,60 24,40 42,90 46,00 64,00
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
2.1.4 Hidrologi Sumber daya air di wilayah Kabupaten Lahat berasal dari air permukaan tanah dan air tanah. Air permukaan tanah adalah sumber air yang berada di atas permukaan tanah yang memenuhi persyaratan layak untuk dikonsumsi. Adapun jenis air permukaan di Kabupaten Lahat adalah sungai, danau, dan tadah hujan. Kabupaten Lahat merupakan daerah yang dialiri banyak sungai, baik sungai besar maupun sungai kecil yaitu (lima) sungai besar dengan anak sungainya berjumlah 343 sungai. Sungai – sungai besar tersebut antara lain Sungai Musi, Sungai Lematang, Sungai
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 4
Kikim, Sungai Lintang dan Sungai Endikat, Sungai Selangis, Sungai Mana. Sumber air tanah dipergunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari, irigasi ataupun industri, apabila persyaratan kualitas dan debitnya memenuhi kebutuhan. Air tanah sangat jarang dijumpai sebagai sumber mata air dan kalaupun ada debitnya tidak terlalu besar, sehingga sebagian masyarakat masih banyak yang memanfaatkan sumber-sumber air permukaan seperti sungai dan air hujan sedangkan yang memanfaatkan air bor dan sumur gali penggunaannya masih relatif sedikit. Ketergantungan masyarakat yang tinggal sepanjang pinggiran sungai sangat besar terhadap keberadaan sungai tersebut dalam memenuhi kebutuhan air untuk aktivitas seharihari. Sebagian masyarakat menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih untuk dijadikan air minum. Pada saat musim kemarau, jumlah masyarakat yang memanfaatkan air sungai menjadi meningkat, untuk keperluan sehari-hari seperti untuk mandi, mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya. 2.1.5 Kependudukan Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Lahat mencapai 389.034 jiwa, terdiri dari 198.534 jiwa penduduk laki-laki dan 190.500 jiwa penduduk perempuan. Penduduk yang besar merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian, terutama menyangkut penyediaan pelayanan dasar, perumahan, permukiman, penyediaan prasarana, dan penyediaan lapangan pekerjaan. Jika dibandingkan pada tahun 2010, jumlah penduduk tahun 2014 meningkat sebesar 5,14 % yaitu dari 369.974 jiwa menjadi 389.034 jiwa. Pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Lahat sebesar 369.974 jiwa menjadi sebesar 376.656 jiwa pada tahun 2011. Kemudian di tahun 2012 sebesar 380.100 jiwa, dan ditahun 2013 meningkat menjadi 384.600 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar, perumahan dan permukiman, penyediaan prasarana dan penyediaan lapangan pekerjaan dalam kaitannya dengan usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lahat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 5
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan Tahun 2010 s.d Tahun 2014 No
Kecamatan
2010
2011
2012
2013
2014
1
Tanjung Sakti Pumi
15.032
15.343
15.443
15.626
15.805
2
Tanjung Sakti Pumu
13.252
13.523
13.615
13.776
13.933
3
Kota Agung
12.001
12.218
12.330
12.476
12.618
4
Mulak Ulu
16.539
16.846
16.992
17.192
17.389
5
Tanjung Tebat
7.734
7.877
7.946
8.039
8.132
6
Pulau Pinang
10.994
11.214
11.295
11.429
11.560
7
Pagar Gunung
11.568
11.736
11.885
12.026
12.163
8
Gumay Ulu
4.993
5.086
5.129
5.191
5.250
9
Jarai
19.231
19.612
19.757
19.991
20.220
10
Pajar Bulan
18.938
19.285
12.956
13.110
13.259
11
Muara Payang
8.340
8.508
8.568
8.970
8.768
12
Kikim Barat
14.699
14.971
15.102
15.280
15.455
13
Kikim Timur
26.014
26.437
26.726
27.043
27.351
14
Kikim Selatan
14.813
15.135
15.218
15.398
15.575
15
Kikim Tengah
8.193
8.344
8.417
8.516
8.614
16
Lahat
102.356
104.101
105.158
106.403
107.654
17
Pseksu
9.804
9.966
10.072
10.192
10.308
18
Gumay Talang
7.949
8.087
8.166
8.263
8.358
19
Merapi Barat
19.783
20.137
20.325
20.565
20.801
20
Merapi Timur
20.413
20.772
20.971
21.220
21.463
21
Merapi Selatan
7.328
7.458
7.529
7.617
7.705
22
Sukamerindu
-
-
6.500
6.577
6.653
369.974
376.656
380.100
384.600
389.034
Jumlah / Total
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Pada tabel 2.3 terlihat jumlah penduduk terbesar saat ini berada pada Ibukota Kabupaten Lahat yaitu Kecamatan Lahat dan posisi kedua jumlah penduduk di Kecamatan Kikim Timur, sedangkan untuk jumlah penduduk yang paling sedikit berada pada Kecamatan Gumay Ulu.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 6
Gambar 2.3
120,000
Penduduk di Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan Tahun 2010-2014
100,000
80,000
2010 2011
60,000
2012 2013
40,000
2014
20,000
0
2.1.6 Perdagangan, Koperasi dan UKM Sektor perdagangan mempunyai peran penting dalam perekonomian Kabupaten Lahat. Sumbangan sektor perdagangan terus meningkat dengan komoditi ekspor utama kopi, karet, kelapa sawit, dan pertambangan. Sarana perdagangan yang ada di Kabupaten Lahat diantaranya adalah pasar yang terdiri dari pasar kalangan, pasar inpres dan pasar swadaya. Sedangkan sarana perdagangan dan jasa yang ada di Kabupaten Lahat berupa pertokoan, pasar lokal, pasar kecamatan, perbelanjaan kabupaten, kawasan perbengkelan, dan penginapan/hotel. Jumlah sarana perdagangan di Kabupaten Lahat dilihat dari jenisnya pada tahun 2014 adalah berjumlah 1.395 jenis. Jenis sarana rumah makan/ restoran merupakan jenis sarana perdagangan dengan persentase tertinggi yaitu 37,71 persen atau sebanyak 526 buah. Sedangkan fasilitas pasar terdiri dari 9 pasar umum dan 80 pasar desa. Jumlah pedagang di Kabupaten Lahat didominasi oleh pedagang kecil dan menengah, yaitu sebanyak 203 pedagang kecil dan 121 pedagang menengah serta 36 pedagang besar, dengan 180 toko, 260 kios, dan 340 warung. Perkembangan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah menjadi bagian penting dari pengembangan ekonomi Kabupaten Lahat. Pertumbuhan perkoperasian tumbuh berkembang namun relatif lambat. Jumlah koperasi di Kabupaten Lahat pada tahun 2014 Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 7
tercatat sebanyak 240 buah yang tersebar hampir di setiap kecamatan di seluruh Kabupaten Lahat, dengan rincian 51 KUD, 47 KPN, 19 KOPKAR, 1 KOPPAS, 28 KOP-WAN, 212 Koperasi lainnya.
Sampai saat ini peran UKM masih belum optimal sebagai pilar perekonomian
daerah. Adapun faktor penghambat di dalam pengembangan UKM tersebut antara lain adalah masih terbatasnya akses koperasi dan UKM terhadap sumber daya produktif terutama permodalan, dan lemahnya kualitas SDM pelaku usaha, dan terbatasnya penguasaan teknologi, manajemen, informasi dan pasar. 2.1.7 Transportasi Kabupaten Lahat secara berkala membangun infrastruktur ataupun memperbaiki infrastruktur yang telah ada untuk mencapai tujuan pemerataan pembangunan bagi seluruh masyarakat. Transportasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang memberikan kontribusi yang relatif besar terhadap pendapatan Kabupaten Lahat, terutama dari sub sektor angkutan jalan raya. Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian penduduk di Kabupaten Lahat. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar arus lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten Lahat pada tahun 2014 mencapai 1.616,73 km. Panjang jalan yang berada dibawah wewenang negara sepanjang 235,17 km, di bawah wewenaang pemerintah provinsi 83,91 km, dan selebihnya 1.297,65 km di bawah wewenang pemerintah kabupaten. Dari seluruh panjang jalan yang berada dibawah wewenang pemerintah Kabupaten Lahat, sepanjang 677,42 km berupa jalan aspal, sepanjang 367,93 km jalan kerikil, dan sisanya 202,30 km berupa jalan tanah. 2.1.8 Perumahan, Pemukiman, Listrik dan Air Bersih Perkembangan sektor listrik, gas, dan air bersih erat kaitannya dengan kebijakankebijakan pemerintah, oleh karena itu pemerintah selalu berusaha agar ketersediaannya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada tahun 2013 jumlah pelanggan listrik sebanyak 105.970 pelanggan, meningkat 63,62 persen dari tahun sebelumnya di tahun 2012
sebanyak 64.766 pelanggan. Jika dibandingkan dengan jumlah pelanggan pada
tahun-tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2009 sebanyak 50.014 pelanggan, pada tahun 2010 sebanyak 53.633 pelanggan, tahun 2011 sebanyak 60.503 pelanggan. Peningkatan pemenuhan kebutuhan listrik di Kabupaten Lahat dilakukan dengan perbaikan dan pembenahan sarana dan prasarana listrik yang memadai, pembangunan jaringan listrik sampai kepelosok pedesaan, serta membangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 8
energi alternatif (seperti PLTS dan PLTMH) untuk daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau dengan jaringan listrik PLN. Tabel 2.4 Jumlah Desa Berlistrik di Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan Tahun 2014
1
Tanjung Sakti Pumi
Jumlah Desa Berlistrik 18
2
Tanjung Sakti Pumu
14
-
100 %
3
Kota Agung
22
-
100 %
4
Mulak Ulu
26
-
100 %
5
Tanjung Tebat
14
-
100 %
6
Pulau Pinang
14
-
100 %
7
Pagar Gunung
20
-
100 %
8
Gumay Ulu
10
-
100 %
9
Jarai
21
-
100 %
10
Pajar Bulan
20
-
100 %
11
Muara Payang
7
-
100 %
12
Kikim Barat
17
2
89,47 %
13
Kikim Timur
32
-
100 %
14
Kikim Selatan
18
-
100 %
15
Kikim Tengah
9
-
100 %
16
Lahat
19
-
100 %
17
Pseksu
11
-
100 %
18
Gumay Talang
15
-
100 %
19
Merapi Barat
19
-
100 %
20
Merapi Timur
13
-
100 %
21
Merapi Selatan
9
-
100 %
22
Sukamerindu
10
-
100 %
358
2
99,44 %
No
Kecamatan
Jumlah / Total
Jumlah Desa Belum Berlistrik -
Rasio Desa Berlistrik 100 %
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lahat Tahun 2014
Pada sektor pelayanan air bersih, Pemerintah Kabupaten Lahat melalui PDAM terus berusaha untuk meningkatkan penyediaan air minum. Penyediaan air minum disalurkan ke seluruh konsumen, diantaranya sosial (umum; khusus), non niaga (rumah tangga; instansi pemerintah), niaga (kecil; besar) dan khusus (pelabuhan; lainnya). Pada tahun 2014, banyaknya pelanggan PDAM menurut jenis konsumen di Kabupaten Lahat mencapai 3.974 pelanggan. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan pada tahun-tahun pada tahun 2010 sebesar 3.777 pelanggan, tahun 2011 sebesar 3.680 pelanggan dan tahun 2012 Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 9
mencapai 3.802 pelanggan, dan menurun dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar sebesar 4.027 pelanggan. Tabel 2.5 Banyaknya Pelanggan PDAM Menurut Jenis Konsumen Kabupaten Lahat Tahun 2010-2014 Jenis Konsumen
Sosial ß Umum ß Khusus Non Niaga ß Rumah Tangga ß Instansi Pemerintah Niaga ß Kecil ß Besar Industri ß Kecil Khusus ß Pelabuhan ß Lainnya Jumlah
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
46 -
42 -
44 -
40 40
78 -
3.287 153
3.218 142
3.328 141
3.560 108
3.493 103
258 26
248 23
256 26
252 50
262 33
2
2
2
2
1
5
5
5
5
4
3.777
3.680
3.8
4.027
3.974
Tahun 2014
Sumber : PDAM Kabupaten Lahat Tahun 2014
2.1.9 Kemiskinan Banyaknya Keluarga sangat miskin yang mendapat pelayanan/ bantuan program keluarga harapan periode tahun 2011-2014 cenderung belum menunjukkan penurunan yang berarti bahkan mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, jumlah rumah tangga sangat miskin yang menerima bantuan program keluarga harapan tercatat sebesar 1.750 rumah tangga, pada tahun 2012 meningkat menjadi 5237 rumah tangga, kemudian di tahun 2013 menurun menjadi 4.886 rumah tangga. Kemudian di tahun 2014 meningkat menjadi 5.724 rumah tangga. Pemerintah Kabupaten Lahat terus berupaya mengatasi permasalah kemiskinan yang ada sejalan dengan salah satu target utama MDGs yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, dengan target MDGs nasional pada tahun 2015 sebesar 7,55%. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 10
Tabel 2.6 Banyaknya Rumah Tangga Miskin Penerima Bantuan Program Keluarga Harapan Di Kabupaten Lahat Tahun 2011 s.d Tahun 2014 Tahun
Rumah Tangga Miskin
Penduduk
2011
1.750
376.656
2012
5.237
380.100
2013
4.886
384.600
2014
5.724
389.000
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Tahun 2011-2014
Gambar 2.4 Persentase Kemiskinan Kabupaten Lahat Di Tingkat Provinsi Sumsel Tahun 2013
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
persentase kemiskinan Kab/Kota di Propinsi Sumatera - Selatan Tahun 2013
Sedangkan angka
tingkat
kemiskinan Kabupaten Lahat
periode
2009-2013
menunjukkan angka yang berfluktuatif, tercatat angka tingkat kemiskinan pada tahun 2009 sebesar 71.325 atau sebesar 20,98% menurun menjadi sebesar 70.518 atau 19,03% pada tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2011 angka tingkat kemiskinan sebesar 67.700 atau 17,92% , kemudian pada tahun 2012 menurun menjadi 66.600 atau sebesar 17,46%. Pada tahun 2013 angka tingkat kemiskinan di Kabupaten Lahat kembali meningkat sebesar 71.800 atau 18,61%.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 11
Dilihat dari grafik persentase kemiskinan Kabupaten Lahat ditingkat Provinsi Sumatera – Selatan Pada tahun 2013 Kabupaten Lahat
menduduki peringkat pertama
sebagai kabupaten dengan penduduk miskin terbesar disusul Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah Kabupaten Lahat agar sungguh–sungguh
bekerja untuk kesejahteraan masyarakatnya sehingga angka
kemiskinan di kabupaten lahat dapat menurun sampai dibawah standar persentase angka kemiskinan yang di tetapkan Provinsi Sumatera – Selatan sebesar 14,06% serta standar Persentase nasional sebesar 11,47%. 2.1.10 Ketenagakerjaan Persentase penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan masih mendominasi pada sektor primer. Gambaran ini menunjukkan bahwa masih dominannyga sektor pertanian dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Kabupaten Lahat, namun telah terjadi pergeseran lapangan pekerjaan penduduk secara perlahan ke sektor sekunder walaupun dalam jumlah yang relatif kecil. Pada tahun 2014 jumlah angkatan kerja di Kabupaten Lahat sebesar 195.769 orang terdiri dari 118.313 laki-laki dan 77.456 perempuan. Dari sejumlah angkatan kerja tersebut, diantaranya 184.770 orang jenis kegiatan utamanya adalah bekerja dan 10.999 orang lainnya adalah menganggur. Sedangkan penduduk usia kerja yang tidak termasuk angkatan kerja adalah sebesar 81.304 orang yang sebagian besar mempunyai kegiatan mengurus rumah tangga dan di dominasi oleh kaum perempuan. Dilihat karakteristiknya, angkatan kerja di Kabupaten Lahat sebagian besar berusia 15 tahun keatas yang menunjukkan sebagai angkatan kerja muda. Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Lahat tahun 2014 relatif sama jika dibandingkan dengan tahun 2013. Sebagian besar penduduk usia angkatan kerja memilih bekerja pada sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi yaitu sebanyak 19.587 orang, Sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan sebanyak 21.748 orang, dan lainnya sebanyak 19.136 orang. Sektor yang paling dominan adalah pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan yaitu sebanyak 117.709 orang. Sedangkan sektor yang paling minim adalah sektor industri sebanyak 3.498 orang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 12
Tabel 2.7 Penduduk Berumur 15 tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Pekerjaan Utama di Kabupaten Lahat 2013 Lapangan Usaha 1 Pertanian
Pekerja ( Orang ) 2
2014 Persentase (%) 3
119.962
65.13
Pertambangan
4.160
2.26
Industri
3.860
2.10
149
0.08
5.912
3.21
21.906
11.89
Angkutan, Komunikasi
6.220
3.38
Keuangan
1.232
0.67
20.777
11.28
Listrik Bangunan Perdagangan
Jasa Lainnya Kabupaten Lahat
184.178
100
Pekerja ( Orang ) 4
Persentase (%) 5
117.709
63,71
3.498
1,89
22.679
12,27
21.748
11.77
19.136
10,36
184.770
100
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2014 dan Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 13
Tabel 2.8 Penduduk Berumur 15 tahun keatas menurut Jenis Kegiatan Utama Kabupaten Lahat Tahun 2010 – 2013 Jenis Kegiatan Utama
2010
2011
2012
2013
2014
1
2
3
4
5
6
Angkatan Kerja
188.962
191.040
197.019
191.367
195.769
1. Bekerja
184.233
182.115
188.232
184.178
184.770
4.729
8.925
8.787
7.189
10.999
(sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya)
70.343
74.318
71.685
78.510
81.304
Jumlah
259.305
265.358
268.704
269.877
277.073
72,87
71,99
73.32
70.91
70,66
2,50
4,67
4.46
3.76
5,62
95.54
96.24
94,38
2. Pengangguran Bukan Angkatan Kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat Pengangguran
Tingkat Kesempatan Kerja Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015.
Pada tahun 2014 jumlah pencari kerja yang terdaftar, telah ditempatkan dan yang belum ditempatkan di Kabupeten Lahat menurut jenjang pendidikan dan jenis kelamin yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lahat berjumlah 253 orang dengan rincian 80 orang berpendidikan sarjana, 31 orang sarjana muda, 138 orang lulusan SMU, tiga orang SMP dan satu. Dari jumlah tersebut yang telah ditempatkan sebanyak 28 orang lulusan sarjana, 15 orang sarjana muda, 114 orang SMU. Sedangkan yang belum ditempatkan 52 orang lulusan sarjana, 16 orang sarjana muda, 24 orang SMU, tiga orang SMP, dan 1 orang SD. Dari data tersebut terlihat bahwa lowongan kerja yang tersedia dengan tingkat pendidikan ˃ SLTA paling dominan dalam menyediakan lowongan pekerjaan dibanding tingkat SD atau pun SLTP. Permasalahan ketenagakerjaan yang dihadapi saat ini menyangkut kualitas sumber daya manusia yang secara umum masih relatif rendah dan distribusi penduduk yang tidak merata serta kurangnya lapangan kerja yang tersedia. Selain itu masih banyak jumlah angkatan kerja yang belum terserap ke sektor sektor ekonomi yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 14
ada di Kabupaten Lahat. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah dalam upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan menyediakan lapangan kerja. Pemerintah Kabupaten Lahat terus berusaha menekan jumlah pengangguran melalui kebijakan untuk meningkatkan sumberdaya manusia dengan mengadakan pelatihan untuk bekal wirausaha dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Beberapa program/kegiatan yang dilaksanakan dimaksudkan untuk lebih memperluas kesempatan kerja dan pengisian lapangan kerja yang tersedia antara lain meningkatkan kualitas ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja yang berorientasi pada pasar kerja, mengadakan kerjasama dengan pengguna TKI, perluasan lapangan kerja produktif melalui penerapan teknologi padat karya dan tepat guna. 2.1.11 Pendidikan Pembangunan sektor pendidikan diarahkan pada perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri serta relevansi dengan kebutuhan pasar kerja. Indikator yang dijadikan acuan dalam bidang pendidikan adalah penduduk usia sekolah yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase penduduk yang masih bersekolah pada umur tertentu yang lebih dikenal dengan angka partisipasi sekolah (APS). Meningkatnya angka partisipasi sekolah berarti menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan, utamanya yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan. Angka
Partisipasi
Sekolah
(APS)
mempunyai
keunggulan
dapat
mencerminkan
partisipasi/akses pendidikan sesuai kelompok usia sekolah sehingga jelas menggambarkan seberapa besar penduduk yang sedang menikmati pendidikan. Tetapi kelemahannya, Angka Partisipasi Sekolah (APS) tidak dapat melihat di jenjang apa seseorang tersebut bersekolah/menikmati pendidikan. Dilihat dari golongan usia 7-12 tahun angka partisipasi sekolah (APS) Kabupaten Lahat pada tahun 2013 sebesar 98,77 persen yang artinya terdapat sebanyak 98 penduduk yang bersekolah pada usia 7-12 tahun dari 100 penduduk yang bersekolah pada usia 7-12 tahun tersebut. Angka partisipasi sekolah (APS) untuk golongan usia 13-15 tahun sebesar 93,03 persen yang artinya terdapat 93 penduduk yang bersekolah pada usia 13-15 tahun dari 100 penduduk yang bersekolah pada usia 13-15 tahun. Selanjutnya, angka partisipasi sekolah (APS) untuk golongan usia 16-18 tahun sebesar 64,04 persen yang artinya pada tahun tersebut terdapat 64 penduduk yang bersekolah pada usia 16-18 tahun dari 100 penduduk yang bersekolah pada usia tersebut.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 15
Jika dibandingkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada tahun 2014 cenderung mengalami peningkatan yang sangat baik. Dilihat dari golongan usia 7-12 tahun angka partisipasi sekolah (APS) Kabupaten Lahat pada tahun 2014 sebesar 99,67 persen yang artinya terdapat sebanyak 99 atau 100 penduduk yang bersekolah pada usia 7-12 tahun dari 100 penduduk yang bersekolah pada usia 7-12 tahun. Selanjutnya, angka partisipasi sekolah (APS) untuk golongan usia 13-15 tahun sebesar 100,00 persen atau terdapat 100 penduduk yang bersekolah pada usia 13-15 tahun dari 100 penduduk yang bersekolah pada usaia 13-15 tahun. Sedangkan untuk golongan usia 16-18 tahun sebesar 82,65 persen, artinya pada tahun tersebut terdapat 82 penduduk dari 100 penduduk yang bersekolah pada usia tersebut. Tabel 2.9 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Umur Di Kabupaten Lahat 2010-2014 Umur
2010
2011
2012
20 13
2014
1
2
3
4
5
6
7 – 12
95,67
96,97
98,28
98,77
99,67
13 – 15
88,33
91,99
92,57
93,03
100,00
16 – 18
56,30
67,86
64,36
64,04
82,65
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat dapat dijadikan ukuran suatu keberhasilan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat merupakan modal dasar dalam pembangunan di Kabupaten Lahat. Dalam uraian ini yang dimaksud dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan ataupun ijazah yang dimiliki mengacu pada batasan umur penduduk 12 tahun ke atas. Secara umum penduduk pendidikannya
yang menamatkan
makin berkurang dengan makin tingginya jenjang pendidikan. Hal ini
menandakan bahwa pendidikan tinggi sulit dijangkau oleh masyarakat yang disebabkan banyak faktor antara lain faktor sosial ekonomi.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 16
Tabel 2.10 Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Menurut Jenjang Pendidikan tahun 2010 – 2014 Tahun Tahun Tahun Tahun Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012 2013 1
2
3
4
5
Tahun 2014 6
Jumlah Sekolah SD
337
339
334
340
313
SLTP
75
74
81
88
84
SLTA
50
49
52
53
53
Jumlah Guru SD
6.810
5.726
5.644
3.903
5.399
SLTP
2.061
1.770
2.210
1.733
2.156
SLTA
1.594
1.594
1.299
1.725
2.201
SD
48.685
50.729
50.581
49.706
49.473
SLTP
19.205
18.971
19.778
21.282
21.945
SLTA
16.823
17.368
18.278
17.867
17.937
Jumlah Murid
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat 2014 dan Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015 *Data jumlah SD berkurang disebabkan karena adanya regrouping sekolah sesuai dengan SK Bupati Lahat no: 323/Kep/Pendidikan/2013/. Tentang penggabungan, penghapusan, penggantian nama dan NSS Sd dalam Kabupaten Lahat. Adapun jumlah sekolah untuk jenjang pendidikan tinggi, Kabupaten Lahat mempunyai perguruan tinggi swasta yaitu: STIE SERELO, STIT, STKIP SERA, AKPER, STIE SERELO LAHAT PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN dan AKADEMI KOMUNITAS NEGERI. 2.1.12 Kesehatan Penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengatasi kemiskinan dan meningkatkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Perkembangan kondisi kesehatan di Kabupaten Lahat cenderung semakin membaik yang ditunjukkan oleh beberapa indikator kesehatan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 17
Tabel 2.11 Indikator Kinerja Kesehatan Kabupaten Lahat tahun 2010-2014 Indikator Kinerja
2010
2011
2012
2013
2014
1
2
3
4
5
6
Angka Harapan Hidup (tahun)
68,23
68,57
69,30
68,90
68,90
Status Gizi Buruk
0,99%
0,99%
0,19%
0,07
0,04
31,18
31,18
31,18
2,95
2,26
70,53%
71,30%
72,29%
72,68%
-
17,90%
17,90%
18,20%
-
-
Angka Kematian Bayi per seribu Kelahiran Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tingkat Keluhan Masyarakat
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Lahat Tahun 2014
Dalam mewujudkan peningkatan derajat kesehatan dan status kesehatan penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor penentu utama. Keberadaan puskesmas dan puskesmas pembantu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah pelosok. Tabel 2.12
Jenis
Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Lahat Tahun 2010-2014 2010 2011 2012
2013
2014
Fasilitas Kesehatan (unit) Rumah Sakit
2
2
2
2
2
Praktek Dokter
37
47
47
-
-
Puskesmas
30
31
31
31
32
Puskesmas Pembantu
68
70
70
63
64
Poskesdes
162
181
181
181
223
Dokter
54
56
43
131
43
Bidan Perawat
286 286
295 269
320 315
270 112
285 317
Tenaga Kesehatan
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat tahun 2015 dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat Tahun 2014 Pada tahun 2014 jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Lahat terdiri dari 2 unit rumah sakit, 1 unit rumah bersalin, 32 puskesmas, 64 puskesmas pembantu, 32 puskesmas keliling, 223 poskesdes. Selain ketersediaan sarana dan prasarana, Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 18
peningkatan kesehatan masyarakat tersebut didukung oleh tenaga kesehatan yang memadai dan berkualitas. Pada tahun 2014, jumlah tenaga kesehatan yaitu dokter sebanyak 43 orang, perawat sebanyak 317 orang dan bidan sebanyak 285 orang. Dengan adanya sarana dan prasarana kesehatan serta tenaga kesehatan yang memadai di Kabupaten Lahat, diharapkan dapat memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat. Berdasarkan data pada tahun 2014 yang menduduki urutan pertama jumlah penderita penyakit menurut jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat kabupaten Lahat adalah kholera/diare dengan jumlah penderita sebesar 2.575 penderita, kemudian penyakit malaria sebanyak 2.213 penderita, disusul penyakit pada pencernaan sebanyak 1.691 penderita. Sedangkan untuk kasus gizi buruk pada tahun 2014 tidak ditemukan. Untuk kasus sepuluh penyakit terbanyak di Kabupaten Lahat tahun 2014 yang menduduki tiga urutan teratas adalah penyakit saluran pernapasan bagian atas sebanyak 16.918 kasus penyakit infeksi pada usus (diare, disentri, dll) sebanyak 4.436 kasus , kemudian penyakit kulit dan jaringan subkutan sebanyak 3.332 kasus. 2.1.13 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran yang umum digunakan untuk menilai kualitas hidup manusia. IPM Kabupaten Lahat meningkat selama beberapa tahun terakhir. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara khusus mengukur capaian pembangunan manusia menggunakan komponen dasar kualitas hidup. IPM mengukur pencapaian keseluruhan dari suatu negara dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia, yaitu lamanya hidup, diukur dengan harapan hidup pada saat lahir, pengetahuan/tingkat pendidikan, diukur dengan kombinasi antara angka melek huruf pada penduduk dewasa (dengan bobot dua per tiga) dan rata-rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga) dan suatu standar hidup yang layak diukur dengan pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan (PPP Rupiah). Dengan demikian IPM akan memberikan pengukuran yang menyeluruh terhadap pembangunan karena mencakup aspek kesehatan yang dalam hal ini diwakili oleh Angka Harapan Hidup, aspek pendidikan yang diwakili oleh Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah serta aspek ekonomi yang diwakili oleh komponen daya beli (PPP). Perkembangan besaran IPM dari waktu ke waktu merupakan gambaran dari perkembangan kesejahteraan masyarakat suatu wilayah. Secara umum IPM di Kabupaten Lahat mengalami peningkatan selama periode 2009-2013 yang tentu saja merupakan gambaran adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lahat selama periode tersebut. Peningkatan itu ternyata tercermin dari keempat komponen IPM tersebut di atas. Angka Harapan Hidup meningkat dari 67,90 tahun pada tahun 2009 menjadi 69,30 tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 19
pada tahun 2012, tetapi mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 68,99 tahun yang merupakan cerminan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Lahat dalam periode tersebut. Aspek pendidikan yang diwakili oleh dua komponen yaitu Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah juga menunjukkan trend yang meningkat pada periode tersebut sebagai gambaran meningkatnya pendidikan masyarakat selama kurun waktu 2009-2013. Dimana Angka Melek Huruf ( AMH ) Kabupaten Lahat pada tahun 2009 yaitu sebesar 97,20 persen meningkat menjadi 97,92 persen pada tahun 2013. Begitu juga dengan rata – rata lama sekolah, dimana pada tahun 2009 rata – rata lama sekolah masyarakat Kabupaten Lahat yaitu sebesar 7,72 tahun meningkat menjadi 8,37 tahun di tahun 2013. Aspek yang terakhir merupakan aspek ekonomi yang memperlihatkan meningkatnya daya beli masyarakat Kabupaten Lahat pada tahun 2009-2012 tersebut.
Tabel 2.13 Indikator Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lahat Tahun 2009-2013 Indikator
2009
2010
2011
2012
1
2
3
4
5
Angka Harapan Hidup (tahun)
67,90
68,23
68,57
69,30
68,99
Angka Melek Huruf (persen)
97,20
97,78
97,83
97,83
97,92
Rata-Rata Lama Sekolah (tahun)
7,72
8,28
8,31
8,31
8,37
244.572
282.185
241.122
315.164
-
154.730
194.149
172.057
269.129
-
70,53
71,30
71,83
72,29
72,68
7
7
7
6
6
Pengeluaran Rata – rata Sebulan
Menurut
2013
Perkapita
Kelompok
Bahan
Makanan Pengeluaran
Rata
–
rata
Perkapita
Sebulan Menurut Kelompok Bahan Bukan Makanan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Peringkat IPM di Provinsi
Sumber : Lahat Dalam Angka 2013
Akan tetapi pada tahun 2014 komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami perubahan. Dimana komponen pembentuk IPM pada tahun 2014 didasarkan pada bidang kesehatan terdiri dari Angka Harapan Hidup, dibidang pendidikan komponen pembantuk IPM terdiri dari rata – rata lama sekolah dan harapan usia sekolah (tidak didasarkan pada Angka melek Huruf), sedangkan sektor PDRB hanya didasarkan pada pengeluaran perkapita saja. Secara umum IPM Kabupaten Lahat dapat digambarkan pada tabel berikut. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 20
Tabel 2.14 Indikator Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lahat Tahun 2014 INDIKATOR
TAHUN 2014
1
2
Angka Harapan Hidup ( Tahun )
64,17
Rata – rata Lama Sekolah ( Tahun )
7,86
Harapan Usia Sekolah ( Tahun )
12,25
Pengeluaran Perkapita
8.627,99
Indeks Pembangunan Manusia 64,52 Peringkat IPM di Provinsi 9 Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
2.1.14 Kondisi Ekonomi Makro 2.1.14.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu wilayah secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukan bahwa terjadi peningkatan kinerja atau peningkatan kegiatan ekonomi pada suatu daerah, sebaliknya pertumbuhan yang negatif menunjukan adanya penurunan kinerja atau penurunan kegiatan ekonomi pada daerah tersebut. Perhitungan Pertumbuhan ekonomi
(PDRB) serta laju pertumbuhan ekonomi
pada pada setiap daerah pada tahun 2014 berbeda dengan perhitungan pada tahun sebelumnya. Dimana pada tahun – tahun sebelumnya perhitungan PDRB serta laju pertumbuhan ekonomi didasarkan pada harga ditahun 2000 sedangakan untuk perhitungan PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 didasarkan pada harga di tahun 2010. Selain itu PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya dibentuk oleh sembilan sektor pembentuk PDRB, sedangkan pada tahun 2014 PDRB serta laju pertumbuhan ekonomi dibentuk oleh 17 sektor pembentuk PDRB. Berdasarkan perhitungan terbaru laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat selama periode 2011 sampai dengan 2014, menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang melambat bahkan cenderung menurun. Pada tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha adalah sebesar 5,75 persen, menurun menjadi 5,28 persen di tahun 2012, kemudian di tahun 2013 kembali menurun menjadi 4,83 persen dan di tahun 2014 kembali menurun menjadi 3,93 persen. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan ekonomi atau kinerja perekonomian di Kabupaten Lahat Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 21
dari tahun 2011 sampai dengan 2014 mengalami penurunan. Penurunan kegiatan ekonomi ini terlihat dari beberapa sektor pembentuk PDRB tersebut, seperti pada sektor pertambangan dan penggalian, industri dan pengolahan, konstruksi, jasa keuangan dan asuransi. Sedangkan pada sektor lainnya cenderung berfluktuatif antara tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Tetapi jika dibandingkan antara tahun 2013 dengan tahun 2014 terjadi penurunan pada banyak sektor dari sektor – sektor pembentuk laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat tersebut. Berikut laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Tabel 2.15 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 - 2014 2011 2012 2013 2014 LAPANGAN USAHA (%) (%) (%) (%) 1 2 3 4 5 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 5,12 6,01 5,84 4,02 Pertambangan dan Penggalian 4,71 0,99 1,84 1,42 Industri Pengolahan 7,23 8,26 9,49 5,6 Listrik dan Gas 5,5 8,09 8,9 8,08 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, -0,97 10,13 5,09 6,03 Limbah dan Daur Ulang Konstruksi 8,13 12 9,2 4,09 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi 6,69 8,51 7,87 6,54 Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan 8,41 7,96 8,37 7,18 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,07 10,24 2,78 5,2 Informasi dan Komunikasi 7,03 12,11 6,12 8 Jasa Keuangan dan Asuransi 8,07 16,05 10,56 3,93 Real Estate 8,74 15,39 9 7 Jasa Perusahaan 8 13,7 9,4 6,1 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 7,42 7,91 0,74 6,01 Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan 7,01 6,5 9,9 15 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,07 8,2 5,59 9,01 Jasa lainnya 3,58 10,1 2,39 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,75 5,28 4,83 3,93 Atas Dasar Harga Konstan
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015 2.1.14.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 22
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB merupakan sebagai nilai tambah seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku menggambarkan nilai barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, untuk PDRB atas harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan harga pada satu tahun tertentu sebagai harga dasar, yang dalam perhitungan digunakan tahun 2010. PDRB harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ketahun sedangkan PDRB atas harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi. Tabel 2.16 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2010 – 2014 LAPANGAN USAHA
2010
2011
2012
2013
2014
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
2
3
4
5
6
1.975.898,70
2.203.510,10
2.410.535,00
2.640.537,20
2.775.758,60
3.512.617,20 297.218,90 20.502,00
4.319.023,60 335.273,70 20.363,60
5.024.397,30 375.674,70 22.017,30
5.416.040,10 434.915,50 22.902,90
5.196.745,20 512.658,80 27.006,50
2.260,10
2.131,20
2.425,70
2.511,20
3.058,10
624.059,00
735.963,20
887.393,40
1.011.862,70
1.167.060,40
822.445,20
924.883,80
1.020.812,50
1.119.434,90
1.262.458,90
71.451,50
77.906,40
87.501,90
105.200,30
125.013,00
69.678,60
82.219,80
98.082,70
109.462,60
127.151,90
69.985,40 119.201,60 170.242,10 3.079,60
73.931,90 135.063,00 192.165,80 3.528,20
82.972,90 167.695,50 223.525,40 4.284,30
87.636,20 193.522,60 245.710,70 5.037,90
96.652,20 210.048,80 288.274,50 5.695,90
444.705,20
505.675,50
592.275,10
649.136,70
769.767,40
204.391,60
225.649,40
252.636,00
298.218,90
346.862,40
59.353,20
63.993,30
71.720,60
77.722,90
89.161,50
46.955,30
50.975,90
50.049,10
54.897,20
59.795,20
8.514.045,20
9.952.258,80
11.373.999,20
12.474.750,50
13.063.169,30
Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 23
Jika dilihat dari struktur perekonomian menunjukkan Kabupaten Lahat merupakan daerah yang berpijak pada sektor primer, yaitu sektor pertanian dan pertambangan. Kegiatan perekonomian yang bertumpu pada kedua sektor ini diharapkan dapat menggerakkan sektor-sektor lainnya, baik sektor sekunder maupun jasa. PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di Kabupaten Lahat tahun 2010 – 2014, selalu mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2010 PDRB Kabupaten Lahat tercatat sebesar 8.514.045,20 juta rupiah, di tahun 2011 sebesar 9.952.258,80 juta rupiah, 2012 sebesar 11.373.999,20 juta rupiah, kemudian pada tahun 2013 sebesar 12.474.750,50 juta rupiah dan meningkat kembali pada tahun 2014 sebesar 13.063.169,30 juta rupiah. Terhitung dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terjadi peningkatan PDRB sebesar 4.549.124,10 juta rupiah atau tumbuh sebesar 53,43 persen.sedangkan jika kita membandingkan PDRB antara tahun 2013 dengan 2014, terjadi peningkatan PDRB sebesar 588.418,80 juta rupiah atau tumbuh sebesar 4,72 persen. Angka tersebut menggambarkan besaran nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan harga dasar di tahun 2010. Tabel 2.17 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lahat Berdasarkan Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
LAPANGAN USAHA 1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan
2010 (%) 2 23,21 41,26 3,49 0,24
2011 (%) 3 22,14 43,4 3,37 0,2
2012 (%) 4 21,19 44,17 3,3 0,19
2013 (%) 5 21,17 43,42 3,49 0,18
2014 (%) 6 21,25 39,78 3,92 0,21
0,03
0,02
0,02
0,02
0,02
7,33
7,39
7,8
8,11
8,93
9,66
9,29
8,97
8,97
9,66
0,84
0,78
0,77
0,84
0,96
0,82
0,83
0,86
0,88
0,97
0,82 1,4 2 0,04
0,74 1,36 1,93 0,04
0,73 1,47 1,97 0,04
0,7 1,55 1,97 0,04
0,74 1,61 2,21 0,04
5,22
5,08
5,21
5,2
5,89
2,4 0,7 0,55
2,27 0,64 0,51
2,22 0,63 0,44
2,39 0,62 0,44
2,66 0,68 0,46
100
100
100
100
100
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 24
Distribusi persentase terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lahat
atas dasar
harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2010 - 2014 seperti pada tabel 2.16 diatas menunjukan bahwa besarnya harga atau nilai PDRB Kabupaten Lahat dibentuk dari sumbangan sektor – sektor pada tabel tersebut. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
sektor yang paling dominan yang
membentuk PDRB Kabupaten Lahat adalah sektor pertambangan dan pengalian serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Pada tahun 2014 distribusi dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan terhadap pemebentukan PDRB Kabupaten Lahat adalah sebesar 21,25 persen, sedangkan pada sektor pertambangan dan penggalian adalah sebesar 39,78 persen. Selain kedua sektor tersebut, sektor lainnya yang cukup signifikan dalam membentuk PDRB Kabupaten Lahat adalah sektor Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan persentase sebesar 9,66 persen, konstruksi sebesar 8,93 persen Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial dengan persentase sebesar 5,89 persen, Industri pengolahan sebesar 3,92 persen, jasa pendidikan sebesar 2,66 persen, real estate sebesar 2,21 persen dan jasa keuangan dan asuransi sebesar 1,61 persen. Sedangkan sumbangan dari sektor – sektor lainnya untuk pemebentukan PDRB Kabupaten Lahat masih sangat minim yaitu kurang dari 1 persen. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa struktur pembentuk perekonomian dikabupaten atau kekuatan ekonomi di Kabupaten Lahat sangat bergantung pada sektor Pertanian dan Pertambangan. Dilihat dari tabel diatas terlihat penurunan pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Tetapi turunnya distribusi pembantuk PDRB pada sektor tersebut bukan berarti terjadi penurunan produktivitas pada sektor pertanian tersebut. Justru sektor – sektor lainnya menjadi berkembang seiring dengan meningkatnya sumbangan dari sektor – sektor lainya terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Lahat. Ini menunjukan bahwa struktur pembentuk perekonomian di Kabupaten Lahat sudah mulai mengarah pada sistem perekonomian yang maju seiring dengan berkurangnya ketergantungan pembentuk PDRB pada sektor pertanian.Untuk mengetahui distribusi PDRB berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan dari tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada tabel 2.17.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 25
Tabel 2.18 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lahat Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha LAPANGAN USAHA 1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan
2010 (%) 2 23,21 41,26 3,49 0,24
2011 (%) 3 23,07 40,85 3,54 0,24
2012 (%) 4 23,23 39,19 3,64 0,25
2013 (%) 5 23,45 38,07 3,8 0,26
2014 (%) 6 23,47 37,15 3,86 0,27
0,03
0,02
0,03
0,03
0,03
7,33
7,49
7,97
8,31
8,32
9,66
9,75
10,04
10,33
10,59
0,84
0,86
0,88
0,91
0,94
0,82
0,84
0,88
0,87
0,88
0,82 1,4 2 0,04
0,83 1,43 2,06 0,04
0,89 1,58 2,25 0,04
0,9 1,66 2,34 0,04
0,93 1,66 2,41 0,04
5,22
5,31
5,44
5,23
5,33
2,4 0,7 0,55
2,43 0,7 0,54
2,46 0,72 0,52
2,58 0,72 0,51
2,85 0,76 0,5
100
100
100
100
100
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lahat Atas Dasar Harga Konstan menurut Lapangan Usaha tahun 2010 – 2014 dilihat dari sektor utama menunjukkan angka yang bervariasi, sektor primer seperti sektor pertanian,kehutanan, dan perikanan serta sektor pertambangan dan penggalian tumbuh berfluktuatif, sedangkan sektor sekunder (industri pengolahan, listrik dan gas, pengadaan air ; pengelolaan sampah; limbah dan daur ulang serta konstruksi) dan sektor tersier (perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi, serta sektor – sektor jasa) mengalami pertumbuhan. Sektor yang paling dominan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terutama pada subsektor tanaman bahan makanan; serta sektor pertambangan dan penggalian terutama pada subsektor non Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 26
minyak dan gas serta subsektor penggalian. Selain itu sektor yang potensial untuk dikembangkan yaitu sektor listrik dan gas, serta subsektor pengadaan air pada sektor pengadaan air; pengelolaan sampah; limbah dan daur ulang. Selain itu sektor lainnya yang potensial untuk dikembangkan adalah sektor perdagangan besar dan eceran, subsektor transportasi pada sektor transportasi dan pergudangan, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, dan sektor real estate.. Sementara pada sektor tersier sedikit demi sedikit dari tahun ketahun terus mengalami kenaikan. Perkembangan seperti ini merupakan indikasi yang cukup baik, karena menggambarkan adanya pergeseran dari sektor primer yang berbasis pertanian menuju sektor tersier (service). Perkembangnya sektor tersier akan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan hal ini merupakan salah satu aspek tujuan dalam pembangunan yaitu menuju ekonomi industri dan jasa tetapi dengan catatan, sektor pertanian sebagai basis ekonomi masyarakat sudah harus cukup stabil dan kuat untuk menopang tahap perkembangan berikutnya. Salah Satu indikator diatas untuk melihat tingkat kesejahteraan penduduk adalah kondisi perekonomiannya. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur kinerja perekonomian suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto. 2.1.14.3 Keuangan, Harga dan Inflasi Realisasi penerimaan APBD Kabupaten Lahat tahun 2014 berasal dari penerimaan pendapatan asli daerah (PAD), dana pendapatan transfer dan pendapatan lain yang sah. Realisasi pendapatan asli daerah tahun 2014 sebesar Rp. 79.065.591.229,08,-, jumlah ini mengalami peningkatan sebesar Rp. 16.909.333.384,08,- jika dibandingkan dengan jumlah PAD tahun 2013 sebesar Rp. 62.156.257.845,00,- dari empat sumber PAD di Kabupaten Lahat yaitu pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, kontribusi terbesar berasal dari pajak daerah sebesar Rp. 25.757.521.275,- milyar rupiah. Penerimaan pendapatan transfer di Kabupaten Lahat tahun 2014, menunjukkan perkembangan
yang
positif
dari
tahun-tahun
sebelumnya
yaitu
sebesar
Rp.
1.068.147.627.640,92,- . Dana Alokasi Umum (DAU) dalam hal ini merupakan penyumbang terbesar untuk dana perimbangan yaitu sebesar Rp. 615.240.306.000,- , kemudian disusul dari dana bagi hasil sebesar Rp. 370.075.201.640,92,- dan Dana alokasi khusus sebesar Rp. 82.832.120.000,- Hal yang sama juga ditunjukkan untuk pendapatan daerah yang berasal dari lain - lain pendapatan daerah yang sah yang mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2014, yaitu sebesar Rp. 201.619.067.300,Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 27
Begitu pula dengan tingkat inflasi atau naik turunnya tingkat harga barang dan jasa digunakan untuk melihat stabilitas perekonomian yang terjadi di daerah. Tingkat inflasi sering digunakan sebagai tolok ukur penyesuaian gaji, upah dan kompensasi sosial. Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam pengendalian makro yang berdampak luas terhadap berbagai sektor ekonomi. Tidak jarang inflasi membuat banyak masyarakat resa bila laju peningkatannya cukup tinggi. Secara teori pada dasarnya berkaitan dengan fenomena interaksi antara penawaran dan permintaan tetapi pada kenyataannya tidak terlepas dari faktor-faktor lainnya, sepertinya tata niaga dan kelancaran dalam arus lalu lintas barang serta peranan kebijaksanaan pemerintah antara lain tidak stabilnya harga BBM dan gas, tarif dasar listrik dan adanya krisis ekonomi global yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempercepat laju inflasi semua sektor di Kabupaten Lahat. Perkembangan inflasi di Kabupaten Lahat dari tahun 2010-2014 seiring dengan kebijakan yang dibuat secara nasional maupun regional. Laju inflasi yang tinggi menunjukan ketidakstabilan perekonomian. Meningkatnya nilai tambah sektor ekonomi Kabupaten Lahat sudah tentu akan menaikkan pendapatan perkapita masyarakat. Dari hasil perhitungan PDRB didapat besaran pendapatan perkapita, dengan asumsi pendapatan yang keluar masuk Kabupaten Lahat adalah sama. Perkembangan pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku maupun konstan selama periode 2010 sampai dengan 2014 terlihat menyakinkan. Arah kebijakan ekonomi makro diarahkan untuk meningkatkan income perkapita Kabupaten Lahat melalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (Quality of
Growth), agar mampu mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Lahat . Tabel 2.19 Laju Inflasi PDRB di Kabupaten Lahat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 Lapangan Usaha 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas & Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Angkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9. Jasa – Jasa
2010
2011
2012r )
2013* )
2014** )
5,81 10,63 7,55 2,82 6,59 7,12 2,50 3,83
7,14 10,68 7,41 5,35 7,88 6,83 3,89 6,15
3,15 7,55 8,55 5,78 7,28 7,08 6,89 6,41
5,51 5,11 6,77 6,57 6,29 5,95 8,44 7,70
5,68 0,43 8,72 7,58 9,26 6,84 9,34 8,53
6,24
6,53
12,89
8,87
10,18
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 28
PDRB DENGAN MIGAS
7,66
8,25
6,59
5,77
5,38
PDRB TANPA MIGAS
7,38
7,91
7,09
5,89
6,02
Sumber: BPS Kabupaten Lahat : r) Angka Revisi; *) Angka Sementara ; **) Angka Sangat Sementara 2.2
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD TAHUN 2014 DAN REALISASI RPJMD Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD Kabupaten Lahat tahun 2014
dilakukan dengan melihat capaian dari prioritas pelaksanaan pembangunan Kabupaten Lahat pada tahun 2014. Prioritas pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2014, adalah : (1) Peningkatan infrastruktur dasar untuk menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat; (2) Penanggulangan kemiskinan dan desa tertinggal serta mendukung tercapainya terget MDGs; (3) Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik; (4) Penguatan, perluasan dan produksi bidang pertanian; (5) Peningkatan dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya berwawasan lingkungan. Adapun capaian masing-masing prioritas dapat dijelaskan sebagai berikut: 2.2.1 Prioritas 1 : Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Terutama yang Mendukung Kegiatan Perekonomian. Peningkatan
penyediaan
infrastruktur
terutama
yang
mendukung
kegiatan
perekonomian berkaitan erat dengan pencapaian di bidang pekerjaan umum. Capaian bidang pekerjaan umum pada tahun 2014 antara lain: 2.2.1.1
Pembangunan Jalan Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah
untuk mempertanggungjawaban keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan realisasi kinerja dengan sasaran (target) kinerja yang dicantumkan dalam dokumen perjanjian kinerja dalam rangka pelaksanaan APBN/ APBD tahun berjalan serta membandingkan realisasi kinerja program sampai dengan tahun berjalan dengan sasaran (target) kinerja 5 tahunan yang di rencanakan dalam Renstra SKPD.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 29
Dengan berdasarkan pada ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang
petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara review atas laporan kinerja instansi pemerintah. Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga & Pengairan Tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja yang mendukung pencapaian sasaran strategis. Dalam mengukur capaian kinerja, metode yang digunakan dalam pengukuran kinerja atas capaian kinerja PU Bina Marga & Pengairan adalah metode pembandingan, yaitu membandingkan antara realisasi dengan rencana. Dari setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut: Panjang Jalan nasional yang ditargetkan pada tahun 2014 adalah sebesar 164,316 km terealisasi
sebesar 164,316 km dengan presentase 100%. Panjang jalan provinsi
ditargetkan sebesar 83,910 km terealisasi sebesar 83,910 km dengan presentase yang sama sebesar 100 %. Sedangkan panjang jalan kabupaten di targetkan sebesar 175 Km terealisasi sebesar 163,440 km atau sebesar 93,394%. Untuk panjang jalan negara beraspal ditargetkan sebesar 164,316 km terealisasi sebesar 164,316 km atau setara dengan 100%. Panjang Jalan Kabupaten dalam kondisi baik (˃ 40 km/jam) ditargetkan sebesar 140 km tetapi hanya terealisasi sebesar 135,960 km atau setara dengan 97,114%. Untuk panjang jalan kabupaten kondisi sedang pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 24 km tetapi terealisasi sebesar 23,5 km dengan presentase yang cukup baik yaitu sebesar 97,916%. Sedangkan Panjang Jalan Kabupaten Kondisi Tanah ditargetkan sebesar 6 km tetapi hanya terealisasi sebesar 4 km dengan presentase sebesar 66,666%. Rata – rata capaian keseluruhan dari infrastruktur – infrastuktur tersebut adalah sebesar 93,584% atau memuaskan. Sedangkan cakupan layanan irigasi yang dibangun, ditingkatkan dan dipelihara pada tahun 2014 di targetkan sebesar 48,53% terealisasi sebesar 48,53% atau presentase sebesar 100%. Berikut Tabel perbandingan target dan realisasi infrastruktur jalan tahun 2014.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 30
Tabel 2.20 Perbandingan Target dan Realisasi Infrastruktur Jalan Tahun 2014 No
Indikator Kinerja
(1)
(2)
Satuan (3)
Target
Realisasi
2014
2014
(4)
(5)
Capaian (6=5/4x100)
Sasaran Meningkatnya sarana dan prasarana serta transportasi perdesaan 1
Panjang Jalan
KM
164,316
164,316
100
KM
83,910
83,910
100
KM
175,000
163,440
93,394
KM
164,316
164,316
100
KM
140,000
135,960
97,114
KM
24,000
23,500
97,916
KM
6,000
4,000
66,666
Nasional 2
Panjang jalan provinsi
3
Panjang jalan kabupaten
4
Panjang jalan negara beraspal
5
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
6
Panjang jalan kabupaten kondisi sedang
7
Panjang jalan kabupaten kondisi tanah
Rata –rata capaian
93,584
Sasaran Meningkatnya infrastruktur jaringan irigasi 1
Cakupan layanan
Persen
48,53
48,53
100
jaringan irigasi yang dibangun, ditingkatkan dan dipelihara Rata –rata capaian
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
100
II. 31
Perbandingan realisasi kinerja serta capaian Dinas PU Bina Marga pada tahun 2014 dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.21 Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Dinas PU Bina Marga Tahun 2014 dengan realisasi dan Capaian tahun 2013 No Indikator Satuan Realisasi Ket Capaian Ket Kinerja
2013
2014
2013
2014
Sasaran Meningkatnya sarana dan prasarana serta transportasi perdesaan 1
Panjang jalan nasional
2
Panjang jalan provinsi
3
Panjang jalan kabupaten
4
KM
164,31
164,31
Tetap
100
100
Tetap
KM
83,91
83,91
Tetap
100
100
Tetap
KM
297,96
163,44
Turun
100
93,39
Turun
KM
164,31
164,31
Tetap
100
100
Tetap
KM
238,44
135,96
Turun
100
97,11
Turun
KM
52,32
23,50
Turun
100
97,91
Turun
KM
7,20
4,00
Turun
100
66,66
Turun
Panjang jalan negara beraspal
5
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
6
Panjang jalan kabupaten kondisi sedang
7
Panjang jalan kabupaten kondisi tanah
Sasaran Meningkatnya infrastruktur jaringan irigasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 32
No
Indikator
Satuan
Kinerja 1
Realisasi 2013
2014
49,08
48,53
Ket
Capaian 2013
2014
100
48,53
Ket
Cakupan layanan jaringan irigasi yang
Persen
Turun
Turun
dibangun, ditingkatkan dan dipelihara
Dari Tabel tersebut dapat dilihat adanya penurunan pada beberapa indikator kinerja seperti panjang jalan kabupaten dimana persentase capaian
pada tahun 2013 sebesar
100% menjadi 93,39%. Selain itu capaian panjang kabupaten dalam kondisi baik (˃ 40 km/ jam) juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 100% menjadi 97,11%. Persentase panjang jalan kabupaten kondisi sedang dan kondisi tanah pun juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Dimana capaian masing – masing indikator kinerja pada tahun 2013 adalah 100% menurunan menjadi 97,91% untuk panjang jalan kabupaten kondisi sedang dan 66,66% untuk kondisi tanah. Turunnya
capaian beberapa kinerja
disebabkan karenanya adanya beberapa kegiatan pembangunan jalan yang mengalami putus kontrak yang disebabkan oleh faktor alam yang tidak mendukung seperti curah hujan yang berkepanjangan. Selain itu kurangnya sumber daya manusia yang ada, minimnya peralatan yang ada, kurangnya alat berat dan laboratorium, kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam memelihara fasilitas jalan yang ada, tonase kendaraan yang berlebihan dan keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah Kabupaten Lahat, juga menjadi kendala dalam pencapaian target di sektor jalan. Selain menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat pembangunan infrastruktur jalan dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah, mendukung ketahanan pangan serta untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Lahat. 2.2.2 Prioritas 2 : Penanggulangan kemiskinan dan desa tertinggal serta mendukung tercapainya Target MDGs Seperi diketahui Majelis Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) pada tanggal 18 September 2000 mengeluarkan Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 55/2 tanggal 18 September 2000 Tentang Deklarasi Milenium Perserikatan BangsaRencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 33
Bangsa (A/RES/55/2. United Nations Millennium Declaration). Resolusi ini menjelaskan Tujuan Pembangunan Millenium (TPM), yang merupakan paradigma pembangunan global yang disepakati secara internasional oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium PBB bulan September 2000. Tujuan Pembangunan Millenium (TPM) tersebut lebih dikenal dengan Millennium Development Goals (disingkat MDGs). Adapun arah pembangunan yang telah disepakati secara global pada Tujuan Pembangunan Millenium ( TPM ) adalah sebagai berikut : 1. Menghapuskan kemiskinan dan kelaparan berat 2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang 3. Mempromosikan kesetaraan gender dan pemebrdayaan perempuan 4. Menurunkan kematian anak 5. Meningkatkan kesehatan maternal 6. Melawan
penybaran
HIV/AIDS,
dan
penyakit
kronis
lainnya
(malaria
dan
tuberkulosis) 7. Menjamin keberlangsungan lingkungan 8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan Sedangkan Isu – isu dari RKPD tahun 2014 prioritas ke dua yaitu penanggulangan kemiskinan dan desa tertinggal serta pencapaian target MDGs yang harus di capai adalah 1. Peningkatan akses pendidikan dasar dan kesehatan serta relevansinya bagi keluarga miskin 2. Penurunan dan pencegahan penyakit malaria 3. Pembagunan daerah tertinggal Sedangkan sasaran – sasaran yang harus dicapai pada prioritas kedua dari RKPD tahun 2014 adalah 1. Pembangunan Sumber Daya Manusia (pemerataan dan peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan) 2. Penanganan daerah tertinggal dan desa miskin (peningkatan layanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu serta peningkatan infrastruktur desa tertinggal). 3. Pencapaian target MDGs (perluasan dan peningkatan mutu serta relevansinya dengan kebutuhan pasar kerja)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 34
Isu – isu dan sasaran – sasaran prioritas kedua dari RKPD tahun 2014 tersebut berkaitan erat dengan capaian – capaian di bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial. 2.2.2.1 Pendidikan Angka partisipasi sekolah merupakan proporsi penduduk usia tertentu yang masih sekolah terhadap total jumlah penduduk pada usia tersebut. Semakin tinggi angka partisipasi penduduk menunjukkan tingkat kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan semakin baik. Angka partisipasi sekolah di Kabupaten Lahat pada tahun 2012 berdasarkan kelompok usia sekolah cukup mencapai target yang ditetapkan. Capaian angka partisipasi sekolah untuk umur 7-12 tahun atau usia SD sebesar 100,54 % melampaui target dari yang ditargetkan 99,98 % pada tahun 2014. Untuk angka partisipasi sekolah umur 13-15 tahun atau usia SMP hanya mencapai 97,73 % dari target sebesar 98,32 %, sedangkan angka partisipasi sekolah umur 16-18 atau usia SMA tahun 2014 sebesar 87,08 % dari yang ditargetkan sebesar 97,92 %.
Hasil capaian angka
partisipasi sekolah di Kabupaten Lahat pada tahun 2014 menunjukkan bahwa semakin tinggi kelompok umur penduduk menurut jenjang sekolahnya, angka partisipasi sekolah penduduk semakin menurun. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi angka partisipasi sekolah adalah faktor biaya pendidikan yang cenderung semakin mahal pada jenjang pendidikan lebih tinggi mengakibatkan sebagian siswa yang telah menamatkan suatu jenjang pendidikan terpaksa tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kondisi ini akhirnya mempengaruhi pola angka partisipasi sekolah secara umum yang cenderung semakin menurun pada jenjang pendidikan yang semakin tinggi. Angka partisipasi sekolah pada tahun 2014 meningkat jika dibandingkan angka partisipasi sekolah tahun-tahun sebelumnya. Hal ini didukung oleh program sekolah gratis dari pemerintah provinsi maupun kabupaten. Angka partisipasi sekolah Kabupaten Lahat dari tahun 2011 sampai tahun 2014 telah mencapai rata-rata diatas 90%. Pemerintah Kabupaten Lahat akan terus berupaya memenuhi target angka partisipasi sekolah tersebut sebesar 100% untuk usia 7-12 tahun, usia 13-15 tahun sebesar 99% dan usia 16-18 tahun sebesar 97%. Sedangkan untuk Angka Partisipsi Murni (APM) SD/MI (7-12 tahun) dan APM SMP/ MTS (13-15 tahun) dari tahun 2006 sampai tahun 2014 di lahat menunjukan kecendrungan membaik. Pada tahun 2006, APM SD/MI tercatat 90,80% dan pada tahun 2014 telah mencapai 97,03%. Sementara itu APM SMP/ MTS tahun 2006 adalah 70,52% mencapai 77,22% pada tahun 2014 setelah berfluktuatif. Sedangkan untuk APM SMA/ MAN tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 35
2014
mencapai
74,31%.
Jika
kecenderungan
seperti
ini
mampu
diperbaiki
dan
dipertahankan maka Kabupaten Lahat akan berhasil mencapai target MDGs pada tahun 2015 untuk APM SD/MI. Sedangkan untuk APM SMP/MTS dan APM SMA/MAN diperkirakan sulit untuk dicapai. Meskipun pemerintah sudah mengeluarkan program sekolah gratis, hambatan dalam pencapaian tersebut diduga karena lokasi sekolah yang masih jauh dari tempat tinggal, pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan masih relatif rendah, keadaan ekonomi dan sosial masyarakat.
APM perempuan pada jenjang pendidikan SLTP/MTS dan SLTA/MAN lebih tinggi dari APM laki – laki. Kondisi ini paling tidak dapat menunjukan peran serta perempuan di Kabupaten Lahat dalam pendidikan lebih tinggi dari laki – laki atau dengan kata lain perempuan di Kabupaten Lahat sudah melek pendidikan. Rendahnya APM laki – laki pada jenjang pendidikan SLTP/MTS dan SMA/MAN di Kabupaten Lahat pada tahun 2014 dibandingkan dengan APM perempuan bisa menunjukan dua hal, pertama penduduk laki – laki usia SLTP/MTS dan SMA/MAN lebih memilih sekolah diluar wilayah Lahat. Kemudian yang kedua adalah penduduk laki – laki usia SLTP/MTS dan SMA/MAN lebih cepat memasuki pasar kerja dan meninggalkan bangku sekolah lebih awal. Kedua hal tersebut memerlukan penelitian yang lebih mendalam. Untuk kemampuan baca tulis penduduk Kabupaten Lahat terus meningkat, angka melek huruf penduduk usia 15 tahun keatas 97,25 tahun pada tahun 2008, kemudian menjadi 97,92 tahun pada tahun 2014. Ini terjadi seiring dengan meningkatnya partisipasi pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan meningkatnya proporsi siswa SD/MI yang Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 36
dapat menyelesaikan pendidikannya. Melihat kecenderungan AMH usia 15 tahun keatas yang terus meningkat dan hampir mencapai 100 % Kabupaten Lahat yakin akan dapat mencapai target MDGs pada tahun 2015. Secara umum AMH penduduk usia 15 tahun keatas
laki – laki dan perempuan di Kabupaten Lahat terus meningkat, walaupun
berfluktuasi antar tahun. Bahkan untuk AMH laki – laki diperkirakan akan mencapai target MDGs nasional. Sedangkan AMH perempuan diperkirakan masih memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai terget MDGs nasional. Sedangkan angka melek huruf (AMH) usia 15-24 tahun Kabupaten Lahat tahun 2014 mencapai yang di targetkan yaitu 98,80 tahun. Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui kebijakan 5K (ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan kepastian). Pemerintah Kabupaten Lahat pada tahun 2014 menargetkan terbentuknya sekolah khusus daerah yaitu sekolah unggul daerah sebanyak 2 (dua) sekolah, sekolah model sebanyak 1 (satu) sekolah, sekolah standar nasional sebanyak 5 (lima) sekolah, sekolah khusus olah raga sebanyak 1 (satu) sekolah, sekolah berbasis pesantren sebanyak 3 (tiga) sekolah, sekolah percontohan sebanyak 1 (satu) sekolah dan sekolah rujukan sebanyak 1 (satu) sekolah. 2.2.2.2 Kesehatan Capaian pada bidang kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung peningkatan sumber daya manusia dalam usaha penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran. Capaian bidang kesehatan pada tahun 2014, tidak terlepas dari usaha pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja pelayanan kesehatan pada tahun 2014 adalah kurangnya tenaga paramedis seperti perawat, analis laboratorium, radiolog, dokter spesialis dan lain-lain. Selain itu juga masih kurangnya pendidikan dan pelatihan formal baik yang dilaksanakan secara internal maupun eksternal, karena keterbatasan informasi dan kebutuhan diklat tenaga kesehatan. Strategi terhadap pemecahan masalah tersebut dilakukan dengan mengutamakan peningkatan kemampuan aparatur (sumber daya manusia) baik teknis maupun non teknis secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga diharapkan terjadinya peningkatan kualitas kinerja aparatur dan pada akhirnya dapat berdampak pada peningkatan mutu pelayanan yang diberikan. Di samping itu dengan meningkatkan koordinasi dan konsultasi baik secara intern maupun ekstern terhadap pihak-pihak terkait dalam memberikan dukungan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 37
Pemerintah Kabupaten Lahat pada masa mendatang merencanakan program perbaikan dan pembangunan sarana prasarana rumah sakit seperti lanjutan pembangunan gedung ICU, ICCU dan NICU, pemeliharaan peralatan penunjang medis, pengadaan sarana peralatan medis dan penunjang medis, pengiriman tenaga kesehatan untuk mengikuti berbagai macam pendidikan dan diklat tentang kesehatan, pelatihan-pelatihan intern bagi aparatur pelayanan kesehatan serta penambahan tenaga medis. Angka harapan hidup Kabupaten Lahat pada tahun 2014 mencapai 68,90 tahun, artinya seorang bayi yang lahir di Kabupaten Lahat berpeluang hidup sekitar 68-69 tahun. Dengan semakin baiknya derajat kesehatan penduduk maka akan berdampak pada semakin panjangnya angka harapan hidup penduduk. Angka harapan hidup tahun 2014 meningkat jika dibandingkan angka harapan hidup tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 angka harapan hidup di Kabupaten Lahat sebesar 68,23 tahun meningkat menjadi 68,57 tahun pada tahun 2011. Pada tahun 2012, angka harapan hidup sebesar 68,90 tahun dan sama pada tahun 2013. Peningkatan angka harapan hidup ini tidak terlepas dari usaha pemerintah daerah dalam hal meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai program pembangunan kesehatan, mulai dari fasilitas kesehatan, penyediaan tenaga kesehatan dan perlengkapan sarana prasarana kesehatan, sehingga akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan menjadi terpenuhi dan lebih mudah. Status gizi buruk pada tahun 2014 mencapai 0,04% telah melebihi target dari yang telah ditetapkan. Kondisi gizi sangat menentukan status kesehatannya, karena status gizi merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Sebagai indikator gizi masyarakat dapat dilihat dari status gizi penduduk usia di bawah lima tahun (balita) karena mereka tergolong umur rawan gizi. Konsumsi makanan balita sangat tergantung kepada orang dewasa di sekitarnya dan mereka sangat rentan terhadap penyakit. Status gizi buruk diharapkan akan terus mengalami penurunan yang sangat signifikan. Pada tahun 2011 yang lalu, persentase jumlah balita gizi buruk sebanyak 0,99%, sedangkan pada tahun 2012 menjadi 0,19%. Di tahun 2013, jumlah balita penderita gizi buruk kembali menurun menjadi 0,07% dan di tahun 2014 menjadi 0,04%. Diharapkan pada tahun 2015 jumlah balita penderita gizi buruk menjadi 0%. Pemerintah Kabupaten Lahat akan terus berupaya menurunkan status gizi buruk melalui program perilaku sehat dan pemberdayaan penduduk, program upaya kesehatan dan perbaikan gizi penduduk. Perkembangan Angka Kematian Bayi per seribu kelahiran Kabupaten Lahat dari tahun 2010 sampai dengan 2014 menunjukkan perkembangan yang baik. Pada tahun 2010, 2011,2012 angka kematian bayi per seribu kelahiran Kabupaten Lahat sebesar 31,18 Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 38
menurun menjadi 2,95 pada tahun 2013.
Pada tahun 2014,
angka kematian bayi per
seribu kelahiran Kabupaten Lahat turun menjadi 2,26. Angka kematian bayi atau IMR (Infant Mortality Rate) merupakan indikator yang menunjukkan banyaknya kematian bayi dari setiap 1.000 kelahiran dalam satu tahun. Secara implisit indikator ini dapat menunjukkan derajat kesehatan penduduk, tingkat pendidikan penduduk, dan tingkat kesejahteraan terhadap angka kematian bayi, yaitu bila derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan kesejahteraan penduduk baik, maka angka kematian bayi cenderung rendah. Angka kematian bayi per seribu kelahiran (IMR) pada tahun 2010 sama dengan tahun 2011, yaitu angka IMR bayi laki-laki di Kabupaten Lahat lebih tinggi daripada angka IMR bayi perempuan. Ini berarti kemampuan untuk bertahan hidup bayi perempuan lebih baik daripada bayi laki-laki. Target angka kematian bayi per seribu kelahiran pada tahun 2015 adalah sebesar ˂24. Angka kematian bayi per seribu kelahiran akan terus ditekan melalui peningkatan derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan kesejahteraan penduduk yang baik. Terdapat tiga penyebab utama kematian bayi yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), komplikasi perinatal, dan diare, yang masih menjadi tantangan besar untuk diatasi. Gabungan ketiga penyakit ini memberi andil bagi 75% kematian bayi. Pola penyebab utama kematian balita juga hampir sama, yaitu penyakit saluran pernafasan, diare, penyakit pada syaraf (termasuk meningitis dan encephalitis) dan tifus. Keberhasilan penurunan angka kematian bayi akan sangat berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan angka harapan hidup. Selain itu, tingginya kematian anak pada usia di bawah satu tahun menunjukan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, perilaku ibu hamil, keluarga serta masyarakat yang belum mendukung prilaku hidup bersih dan sehat juga berpengaruh terhadap kematian bayi dan balita. Solusi yang dapat diberikan untuk menununkan angka kematian bayi adalah dengan memberikan perlindungan dan pelayanan kesehatan bagi golongan miskin dan kelompok rentan di pedesaan dan wilayah terpencil, serta kantong – kantong kemiskinan di daerah perkotaan, merupakan salah satu strategi kunci untuk menurunkan angka kematian anak. Sebab penyakit infeksi, yang merupakan penyebab kematian balita dan bayi, sering terjadi pada kelompok miskin. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lahat pada tahun 2012 mencapai 72,29% telah melebihi target yang ditetapkan sebesar 71,50%. Pembangunan manusia (Human Development Report) adalah merupakan upaya untuk memberikan gambaran besarnya capaian pembangunan yang diraih oleh suatu wilayah dengan menggunakan alat Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 39
ukur berupa Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lahat pada tahun 2012 meningkat hampir 1% jika dibandingkan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lahat pada tahun 2011 sebesar 71,30%. Peningkatan IPM ini dipengaruhi oleh meningkatnya indeks angka harapan hidup, indeks melek huruf dan indeks lama sekolah serta indeks standar hidup layak di Kabupaten Lahat. Pada tahun 2013, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lahat diharapkan mencapai 72%. Sedangkan Indeks pembangunan manusia di Kabupaten Lahat pada tahun 2014 belum di ketahui karena masih dalam kajian dinas terkait. Diharapkan IPM Kabupaten Lahat pada tahun 2014 akan melampaui angka 72%. Pemerintah Kabupaten Lahat akan terus berupaya meningkatkan IPM melalui peningkatan program kegiatan di bidang kesehatan, pendidikan dan pendapatan masyarakat. Salah satu tujuan dari MDGs adalah memerangi penyakit – penyakit kronis, salah satunya adalah penyakit malaria. Kabupaten Lahat adalah salah satu dari tujuh kabupaten di Sumatera Selatan yang termasuk dalam kategori daerah endemis malaria sedang. Pada tahun 2010 jumlah penderita malaria di Kabupaten Lahat mencapai 11.021 kasus tertinggi di Suamtera – Selatan, diikuti oleh kabupaten Muara Enim dengan 9.158 kasus dan Kabupaten Musi Banyuasin dengan 7.242 kasus. Di tahun 2013 jumlah kasus penderita malaria di Kabupaten Lahat menurun menjadi 7.567 kasus (sedangkan di tahun 2014 belum mendapatkan data resmi dari dinas terkait) di harapkan pada tahun 2014 jumlah kasus penderita malaria di Kabupaten Lahat akan terus menurun dibandingkan kasus penderita malaria di tahun 2013. Tantangan dan upaya yang diperlukan untuk menurunkan dan mengendalikan penyakit malaria tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Tantangan: a. Belum optimalnya upaya pencegahan penularan malaria b. Terbatasnya kemampuan manajemen kasus malaria oleh SKPD terkait c. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi d. Terbatasnya dukungan sumber dana dalam gerakan berantas malaria (Gebrak Malaria)
2.
Upaya yang di perlukan untuk menurunkan dan mengendalikan penyakit malaria a. Mobilisasi sosial yang berfokus pada meningkatkan kesadaran masyarakat tentang intervensi pencegahan dan pengendalian malaria b. Memperkuat
pelayanan
kesehatan
dalam
pencegahan,
pengendalian
dan
pengobatan penyakit malaria
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 40
2.2.2.3 Kesejahteraan Masyarakat Salah satu pencapaian dari sasaran prioritas kedua RKPD tahun 2014 adalah meningkatnya kesejahteraan sosial di masyarakat. Sasaran tersebut di katakan berhasil jika telah mencapai target yang diinginkan. Adapun sasaran - sasaran kesejahteraan sosial yang merupakan salah satu dari prioritas kedua RKPD tahun 2014 adalah sebagai berikut: a.
Kesejahteraan Sosial Seperti diketahui jika berbicara masalah kesejahteraan sosial maka salah satu
indikator dari sasaran tersebut adalah angka kemiskinan.Angka kemiskinan dikabupaten Lahat saat ini masih sangat tinggi, bahkan pada tahun 2013 angka kemiskinan di Kabupaten Lahat menduduki peringkat pertama di provinsi Sumatera – Selatan, dengan persentase kemiskinan sebesar 18,61%.Pada tahun 2014 pemerintah Kabupaten Lahat menargetkan angka kemiskinan di kabupaten lahat
menurun sebesar 16,29%. Tetapi realisasi yang
terjadi pada tahun 2014 meningkat menjadi 19,76% tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Lahat pada tahun 2014 disebabkan menurunnya harga komoditas perkebunan yang menjadi komoditas andalan masyarakat Kabupaten lahat seperti kopi dan karet. Seperti di ketahui sebagian besar masyarakat Kabupaten Lahat hidup dari sektor pertanian dan perkebunan dengan jenis tanaman mayoritas yang di tanam adalah tanaman kopi dan karet disamping tanaman padi. Turunnya harga karet serta kurangnya panen kopi yang dihasilkan oleh petani berimbas pada berkurangnya pendapatan yang dihasilkan oleh petani ditambah lagi semakin tingginya harga kebutuhan pokok dipasaran semakin berakibat meningkatnya angka kemiskinan di masyarakat. Turunnya harga karet dipasaran disebabkan karena kualitas karet yang dihasilkan dari petani di Kab. Lahat kalah bersaing dengan daerah lain. Selain itu belum adanya industri pengolahan karet menyebabkan jatuhnya harga karet di kabupaten lahat dibandingkan dengan daerah lainnya. Untuk itu pemerintah Kab. Lahat harus berupaya mencari solusi untuk mengatasi masalah ini dengan memberikan bantuan bibit – bibit unggul serta kemudahan pupuk bagi para petani serta membuat pabrik olahan karet dan kopi sehingga harga komoditas andalan perkebunan tersebut menjadi meningkat yang berimbas pada kesejahteraan bagi petani. Selain sektor pertanian, sektor pertambangan juga menjadi sektor andalan dalam menyerap tenaga kerja di Kab. Lahat. Mulai banyak beroperasinya perusahaan – perusahaan pertambangan khususnya tambang batu – bara sedikit banyak berdampak pada berkurangya lahan pertanian karena telah beralih fungsi menjadi lahan tambang. Hal ini menyebabkan berkurangnya produksi pertanian/ perkebunan yang dihasilkan para petani serta beralihnya profesi sebagian masyarakat dari petani menjadi buruh perusahaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 41
tambang. Ketika harga pengurangan
karyawan
batu - bara menurun di tahun 2014 berimbas pada banyaknya yang
dilakukan
oleh
perusahaan
yang
berdampak
pada
dirumahkanya para karyawan – karyawan yang sebagian besar karyawan lokal. Tentu saja hal ini berdampak pada bertambahnya angka pengangguran serta meningkatnya angka kemiskinan di masyarakat. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini pemerintah bersama perusahaan – perusahaan yang beroperasi di kabupaten Lahat harus lebih giat dengan mendorong industri – industri kreatif rumah tangga kepada masyarakat sehingga tercipta lapangan pekerjaan di masyarakat. Selain itu peningkatan skill dengan memberikan pelatihan – pelatihan serta beasiswa ke perguruan tinggi bagi masyarakat di sekitar daerah tambang dapat menjadikan mereka menjadi tenaga kerja yang handal dan profesional serta bernilai jual tinggi dan siap bersaing didunia luas. b.
Kesempatan Kerja Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2012 mencapai 4,67% dan telah tercapai
melebihi dibawah target sebesar 6%. Pada tahun 2013 tingkat pengangguran terbuka di Kab. Lahat juga menurun menjadi 3,76 % kemudian meningkat kembali menjadi 3,87% di tahun 2014. Besar kecilnya tingkat pengangguran sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial politik dan ekonomi. Di bidang sosial pengangguran dapat menyebabkan meningkatnya kriminalitas, di bidang politik lebih ditekankan pada kemampuan pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan, sedangkan di bidang ekonomi menitik beratkan pada pengaruhnya terhadap pendapatan masyarakat. Tingkat pengangguran dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 2,17%. Peningkatan angka tingkat pengangguran terbuka ini disebabkan oleh naiknya angka tingkat pengangguran penduduk laki-laki dan perempuan. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) memberikan indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka merupakan persentase dari jumlah penganggur/pencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja. Dan menurun kembali di tahun 2013 dan tahun 2014 menjadi 3,76% dan 3,87% yang berarti banyaknya penduduk kerja di Kab. Lahat yang bekerja di berbagai sektor yang ada di Kab. Lahat. Tentu saja hal ini sangat berdampak baik pada kehidupan sosial dan ekonomi di masyarakat. Selain tingkat pengangguran terbuka, tingkat penempatan pencari kerja serta partisipasi angkatan kerja juga berpengaruh terhadap tercapai tidaknya target dari kesempatan kerja yang diinginkan oleh pemerintah Kab. Lahat. Pada tahun 2014 Kab. Lahat menargetkan tingkat penempatan pencari kerja sebesar 45,23% terealisasi sesuai target yaitu sebesar 45,23% hal ini mengindikasikan bahwa lapangan pekerjaan yang tersedia di Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 42
Kabupaten Lahat telah diisi sesuai dengan skill serta pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat. Sedangkan parisipasi angkatan kerja pada tahun 2014 juga sesuai dengan target yaitu sebesar 70,14%. Ini menunjukan bahwa jumlah masyarakat yang bekerja di Kabupaten Lahat sudah cukup baik. Permasalahan ketenagakerjaan yang dihadapi saat ini menyangkut kualitas sumber daya manusia yang secara umum masih relatif rendah dan distribusi penduduk yang tidak merata serta kurangnya lapangan kerja yang tersedia. Selain itu masih banyak jumlah angkatan kerja yang belum terserap ke sektor sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Lahat. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah dalam upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan menyediakan lapangan kerja. Pemerintah Kabupaten Lahat terus berusaha
menekan
jumlah
pengangguran
melalui
kebijakan
untuk
meningkatkan
sumberdaya manusia dengan mengadakan pelatihan untuk bekal wirausaha dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Beberapa program/kegiatan yang dilaksanakan dimaksudkan untuk lebih memperluas kesempatan kerja dan pengisian lapangan kerja yang tersedia antara lain meningkatkan kualitas ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja yang berorientasi pada pasar kerja, mengadakan kerjasama dengan pengguna TKI, perluasan lapangan kerja produktif melalui penerapan teknologi padat karya dan tepat guna. 2.2.3
Prioritas 3
:
Reformasi Birokrasi
dan
Optimalisasi
Tata
Kelola
Pemerintahan yang Baik Prioritas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional, transparan dan akuntabel. Capaian bidang pada prioritas ini pada tahun 2014 antara lain: 2.2.3.1 Pendidikan Politik Masyarakat Pada tahun 2014 dilaksanakan pemilihan presiden dan wakil presiden. Pelaksanaan ajang pemilihan presiden dan wakil presiden diharapkan tidak terjadinya tindakan anarkis. Tindakan anarkis biasanya pemicunya tidak jauh beda yaitu tidak puas akan kinerja KPU ataupun ada dugaan kecurangan yang dilakukan salah satu calon. Selain kurangnya integritas dari pihak penyelenggara ataupun diduga ada kecurangan – kecurangan tertentu, faktor utama penyebabnya adalah masih rendahnya pendidikan politik masyarakat kita. Kenapa dikatakan demikian, pasalnya sosialisasi yang selama ini banyak dilakukan hanya sebatas ajakan untuk ikut berpatisipasi dalam pemilu dan cara mencoblos atau mencontreng yang baik. Seharusnya tidak sebatas itu, ada juga hal yang lebih penting yaitu memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya pemilu serta tata cara penyelesaian Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 43
sengketa. Ketidaktahuan masyarakat tentang cara penyelesaian sengketa dalam pilpres membuat masyarakat memilih jalur instan yaitu melakukan aksi langsung (demonstrasi), seharusnya ini yang harus lebih digiatkan yaitu sosialisasi pemahaman tentang pemilu atau pilpres tersebut, supaya masyarakat lebih faham jika ada dugaan kecurangan tidak perlu lagi ada aksi anarkis tapi ditempuh dengan jalur yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Bertempat di Gedung Pertemuan Pemerintah Kabupaten Lahat, tanggal 24 Juni 2014 diselenggarakan Sosialisasi Pemilu Presiden dan wakil Presiden RI periode 2014-2019. Yang diikuti seluruh Camat dan Lurah dan Kades Se-Kabupaten Lahat, sosialisasi yang diselenggarakan oleh Badan Kersbangpol Kab. Lahat dan bekerja sama dengan KPU Kab. Lahat. Dalam acara ini menghadirkan pembicara dari Humas Polres Lahat IPDA M. Maulana, yang memberikan materi tentang Undang-undang pengamanan Pemilu, seperti Kantibmas Pilpres, Persiapan Dini, Pencegahan dan pelanggaran Pemilu hingga Penindakan. dengan adanya sosialisasi ini, persoalan dan permasalahan pada Pemilu dapat terminimalisir.
2.2.3.2 Pengawasan Internal dan Pelaksanaan Kebijakan Pengawasan internal berkaitan dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Cikal bakal SPIP dimulai dengan adanya Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan dan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Melekat, Keputusan Menteri PAN No. 30 Tahun 1994 tentang petunjuk Pelaksanaan Pengawasan
Melekat
yang
diperbaharui
dengan
Keputusan
Menteri
PAN
No.
KEP/46/M.PAN/2004. Unsur-unsur Waskat adalah Pengorganisasian, Personil, Kebijakan, Perencanaan, Prosedur, Pencatatan, Pelaporan, Reviu Intern. Penerapan SPIP di lingkungan instansi pemerintah akan mendorong terciptanya reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintah yang baik sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 - 2014. Hal ini dikarenakan SPIP mempunyai 4 tujuan yang ingin dicapai yaitu (1) Kegiatan yang efektif dan efisien, (2) Laporan keuangan yang dapat diandalkan, (3) Pengamanan aset negara, dan (4) Ketaatan terhadap peraturan perundangundangan. Dalam rangka Meningkatkan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan menuju Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan bersih, Pemerintah Kabupaten Lahat melalui Inspektorat Kabupaten Lahat menyelenggarakan Sosialisasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang di buka langsung oleh Seketaris Daerah (SEKDA) Nasrun Aswari Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 44
SE.MM tanggal 30 September 2014. Acara tersebut dihadiri asisten ll, Kepala Dinas, Kepala Kantor, Kepala Badan, unsur Muspida Kabupaten Lahat dan peserta Bimbingan Teknis Implementasi Sistem pengendalian Intern Pemerintah dan juga menghadirkan Nara sumber BPKP Provinsi. Pemerintahan yang diselenggarakan secara amanah dengan tata kelola yang baik (Good Govermance) bagaikan suatu atap bangunan negara yang kokoh dan melindungi semua unsur yang ada didalamnya, dengan dilaksanakanya sosialisasi ini akan terwujud tertib administrasi, efisiensi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya SPIP merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yag dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluluh Pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien. Selain itu juga, penerapan SPIP di Lingkungan instansi pemerintah Kabupaten Lahat akan mendorong terciptanya reformasi birokrasi dan tata kelola pmerintah yang baik, Hal ini dikarenakan SIPP mempunyai 4 Tujuan yang ingin dicapai yaitu, kegiatan yang efektif dan efisien, laporan keuangan yang dapat diandalkan, pengamanan aset negara serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Capaian prioritas pengawasan internal diantaranya: ∑
Opini BPK terhadap Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat tahun 2014 mendapatkan nilai WDP, selanjutnya tahun 2015 diharapkan bisa mendapatkan nilai WTP.
∑
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Lahat, penyusunannya dilaksanakan oleh Bagian Organisasi dan Tata Laksana Pemda Kabupaten Lahat. Capaian akuntabilitas kinerja pemerintah Kabupaten Lahat tahun 2014 mendapatkan nilai CC, diharapkan untuk tahun 2015 bisa lebih baik lagi. Sedangkan Persentase SKPD yang telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi hanya mencapai 72%.
∑
Persentase Tingkat Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Pengawasan 81%.
∑
Persentase Tingkat Penanganan Pengaduan Masyarakat 25% lebih kecil dari target yang ditetapkan yaitu 65%.
∑
Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang terealisasi 84% lebih tinggi dari target yaitu sebesar 78%. Sedangkan dalam pelaksanaan kebijakan, pada tahun 2014 capaian pada prioritas
ketiga ini berdasarkan pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Diantaranya: ∑
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 45
∑
Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 17 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten
Lahat
Sebagai
Daerah
Otonom.
Sehingga capaian yang menyangkut pelaksanaan kebijakan yaitu persentase anggota DPRD yang aktif dalam perumusan kebijakan publik pada tahun 2014, yang mana sudah dinilai baik yaitu 100%. 2.2.3.3 Wawasan Kebangsaan Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara kita sebagai bangsa Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman pada falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau dengan kata lain bagaimana kita memahami Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan POLEKSOSBUD dan HANKAM. Beberapa capaian dalam bidang ini pada tahun 2014 diantaranya: ∑
Pada kantor Sat. Pol PP Kabupaten Lahat; kegiatannya berupa persentase pelanggaran yang berhasil diselesaikan yaitu 60%, diharapkan meningkat menjadi 100% di tahun 2015 dan Kegiatan peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan yaitu sudah senilai 100%.
∑
Pada Badan Kesbangpol Kabupaten Lahat; Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP, Kegiatan pembinaan politik daerah, dan Kegiatan Peningkatan Pertahanan Ekonomi. Semua kegiatan tersebut telah mencapai 100 % di tahun 2014.
2.2.3.4 Pemberdayaan Masyarakat Gagasan pembangunan yang mengutamakan pemberdayaan masyarakat perlu untuk dipahami sebagai suatu proses transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya, dan politik masyarakat. perubahan struktur yang sangat diharapkan adalah proses yang berlangsung secara alamiah, yaitu yang menghasilkan dan harus dapat dinikmati bersama. begitu pula sebaliknya, yang menikmati haruslah yang menghasilkan. proses ini diarahkan agar setiap upaya pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan kapasitas masyarakat (capacity building) melalui penciptaan akumulasi modal yang bersumber dari surplus yang dihasilkan, yang mana pada gilirannya nanti dapat pula menciptakan pendapatan yang akhirnya dinikmati oleh seluruh rakyat. dan proses transformasi ini harus dapat digerakan sendiri oleh masyarakat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 46
Capaian prioritas pemberdayaan masyarakat pada tahun 2014, diantaranya: ∑
Capaian tingkat kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran yang telah mencapai 100%, yang berarti masyarakat telah memahami betul terhadap bahaya kebakaran, dan minimnya pengaduan masyarakat terhadap bencana kebakaran.
∑
Capaian tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang telah mencapai 100% melebihi target yang ditetapkan yaitu 80%, yang berarti berkurangnya pengaduan masyarakat terrhadap pelayanan publik dan terselesaikannya permasalahan dengan baik terhadap pelayanan publik.
∑
Cakupan lembaga adat organisasi desa yang mendapat binaan hanya terealisasi 46% dari target yang direncanakan 100%.
∑
Jumlah kecamatan pemantauan, koordinasi dan pelayanan pengaduan masyarakat, untuk pelaksanaannya terealisasi di 22 Kecamatan dalam Kabupaten Lahat.
∑
Pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat desa (LPMD) yang mendapat binaan, teralisasi sebanyak 150 orang sama dengan jumlah target yang ditetapkan.
2.2.3.5 Pengembangan Kominfo Pengembangan
komunikasi
dan
informasi
difokuskan
pada
pembangunan
komunikasi dan informasi untuk penyediaan jasa akses internet dan penyediaan jasa akses telekomunikasi, serta mengoptimalkan sistem informasi komunikasi, mengaktifkan internet berbasis website www.lahatkab.go.id. Capaian prioritas pengembangan kominfo yang diraih pada tahun 2014, diantaranya: ∑
jumlah jaringan komunikasi
sebanyak
80
jaringan,
jumlah
surat
kabar
nasional/lokal 78 Surat Kabar, jumlah penyiaran 64 radio/ TV lokal. ∑
Adanya penduplikasian Arsip Daerah dalam bentuk informatika.
∑
Persentase penyediaan informasi data mikro keluarga disetiap desa/kelurahan, yang sudah mencapai 100%.
∑
Cakupan entry data keluarga online sebesar 7 % melebihi dari target semula sebesar 5%.
2.2.3
Prioritas 4 : Penguatan, Perluasan dan Produksi Bidang Pertanian Prioritas
penguatan, perluasan dan produksi bidang pertanian bertujuan untuk
pencapaian kemandirian ekonomi daerah ditandai dengan daya saing perekonomian yang berlandaskan keunggulan sumber daya yang dimiliki daerah sehingga kesejahteraan masyarakat semakin membaik. Sasaran dari prioritas ke empat RKPD tahun 2014 diarahkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 47
pada optimalisasi dan perluasan areal bidang pertanian; pengamanan dan peningkatan produksi pertanian, perikanan, dan perkebunan; penguatan kapasitas kelembagaan dan pembiayaan (peningkatan kapasitas lembaga usaha pertanian, perikanan dan perkebunan); peningkatan swasembada pangan yang berkelanjutan; optimalisasi penanganan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, perikanan, dan perkebunan. Prioritas ke 4, penguatan, perluasan dan produksi bidang pertanian erat kaitannya dengan pencapaian dibidang petanian, perkebunan dan perikanan. 2.2.4.1 Pertanian Beberapa capaian di Bidang Pertanian dalam menunjang prioritas kedua adalah sebagai berikut: -
Capaian produksi untuk jenis tanaman pangan padi sawah pada tahun 2014 sebesar 139.574,97 ton dengan luas panen 31.347 ha. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 136.293 ton dengan luas lahan 28.097 ha. Sedangkan produksi padi sawah pada tahun 2012 dan 2011 sebesar 104.919 ton dan 125.665 ton serta 117.698 ton ditahun 2010. Peningkatan jumlah produksi padi sawah pada tahun 2014 merupakan wujud kesungguhan Pemerintah Daerah Kab. Lahat untuk mewujudkan swasembada pangan di Kabupaten Lahat, serta merujuk pada Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan arahan Presiden, mewajibkan kita untuk meningkatkan kemandirian pangan 2010-2014 pada lima komoditas
strategis yaitu padi,
jagung, kedelai, gula
dan
daging sapi.
Keberhasilan maningkatnya produksi padi sawah antara lain disebabkan karena cuaca dan iklim yang baik di tahun 2014, pendistribusian pupuk yang tepat dan merata kepada petani serta penggunaan pupuk yang berimbang oleh petani, serta berkurangnya serangan organisme pengganggu tanaman padi sawah. Untuk produksi padi ladang menunjukan produksi yang berfluktuatif, yaitu dari 9.978 ton pada tahun 2010 meningkat menjadi 10.083 ton pada tahun 2011 dan 13.988 ton pada tahun 2012 dengan luas panen 5.057 hektar, meningkat kembali ditahun 2013 dengan produksi 17.262 ton dan luas panen 4.205 ha kemudian menurun di tahun 2014 dengan produksi 11.272,07 ton dan luas panen 3.599 ha. Menurunnya produksi padi ladang di tahun 2014 disebabkan karena menyusutnya areal tanaman padi ladang dimana sebagian petani beralih menanam jenis tanaman lainnya, serta bergesernya penggunaan lahan padi menjadi lahan pertambangan dan gangguan hama penganggu tanaman menjadi penyebab menurunnya produksi Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 48
padi ladang. Total target produksi padi sawah dan padi ladang pada tahun 2016 sebesar 197.432 ton. Diharapkan pada tahun 2016 jumlah produksi untuk jenis tanaman pangan baik padi sawah maupun padi ladang dapat lebih meningkat melalui usaha-usaha antara lain intensifikasi pertanian, peningkatan mutu intensifikasi padi, pengembangan bibit unggul pertanian dan pembangunan fasilitas sarana serta prasarana pertanian. -
Produksi palawija seperti produksi kedelai pada tahun 2014 mencapai 2.239 ton dengan luas panen 1.239 hektar. Produksi jagung mencapai 1.508,65 ton dengan luas daerah panen 232 ha dan untuk produksi kacang tanah sebesar 231,54 ton dengan luas panen 166 ha. Sedangkan produksi kacang hijau sebesar 82,06 ton dengan luas panen 59 ha. Produksi Ubi Kayu dan Ubi Jalar di tahun 2014 masing – masing sebesar 3.381,2 ton dengan luas panen 196 ha dan 1.558,01 ton dengan luas panen 117 ha. Jika dibandingkan dengan produksi palawija pada tahun 2013, jumlah tersebut cenderung fluktuatif. Fluktuatifnya angka capaian produksi palawija pada tahun 2014 sebagian besar disebabkan dengan turunnya luas panen sebagai dampak fenomena iklim pada tahun 2014. Begitu juga dengan produksi buah-buahan dan produksi sayuran. Pada tahun 2015, pemerintah berupaya meningkatkan
produksi
palawija
penggunaan bibit unggul.
melalui
pengembangan
intensifikasi,
dan
Diharapkan pada tahun 2016, peningkatan jumlah
produksi masing-masing jenis tanaman palawija dapat lebih meningkat. 2.2.4.2 Peternakan dan Perikanan Beberapa capaian di Bidang Peternakan dan Perikanan dalam mendukung prioritas kedua adalah sebagai berikut: -
Pemerintah Kabupaten Lahat melalui program dan kegiatan yang diarahkan pada upaya pengembangan peternakan dan peningkatan konsumsi hasil produksi peternakan. Produksi hasil ternak berupa daging ternak sapi pada tahun 2014 sebesar 422.802 kg dengan populasi ternak sebanyak 10.983 ekor menurun apabila dibandingkan produksi hasil ternak pada tahun 2013 sebesar 456.083 kg dengan populasi ternak sebanyak 11.312 ekor, sedangkan untuk produksi daging kambing dari 219.024 kg pada tahun 2013 dengan populasi ternak sebanyak 30.302 ekor mengalami peningkatan menjadi 212.644 kg pada tahun 2014 dengan populasi ternak berjumlah 35.245 ekor. Produksi ayam pedaging pada tahun 2014 menurun menjadi 1.304.647 ekor dari 1.343.787 ekor pada tahun 2013. Ayam buras dari 90.206 ekor pada tahun 2013 turun menjadi 87.579 ekor pada tahun 2014.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 49
Sedangkan populasi itik dari 52.598 ekor ditahun 2013 turun menjadi 51.067 ekor di tahun 2014. Untuk produksi telur ayam buras pada tahun 2014 sebesar 1.050.931 butir meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 1.017.459 butir. Ayam ras ditahun 2013 sebesar 30.171.007 butir menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 29.292.234 butir. Sedangkan produksi telur itik di tahun 2014 sebesar 1.929.810 butir menurun dibandingkan tahun 2013 menjadi 1.987.706 butir Kendala yang dihadapi oleh peternak dalam meningkatkan hasil ternak mereka antara lain: 1. Teknik pemeliharaan masih tradisional dan usaha yang dilakukan masih bersifat sambilan. 2. Tingkat kematian tinggi akibat penyakit ternak menular 3. Produktivitas ternak yang dicapai belumoptimal 4. Lahan dan Hijauan makanan ternak yang belum ada serta belum dimanfaatkan secara optimal 5. Tingkat konsumsi daging yang baru mencapai 4,93 kg/kapita/tahun, telur sebanyak 4,60 kg/kpapita/tahun, sedangkan standar nasional sebanyak 10,30 kg/kapita/tahun dan telur 6,5 kg/kapita/tahun 6. Ternak sapi potong ayam buras dan telur sebagian besar disuplai dari daerah luar. Untuk mengatasi kendala – kendala tersebut maka pemerintah perlu menerapkan langkah – langkah sebagai berikut: 1. Perlunya pembinaan secara intensif dengan penerapan IPTEK 2. Adanya Program pemberantasan & Pencegaran penyakit ternak 3. Perbaikan mutu ternak melalui IB dan Inka 4. Peningkatan mutu intensifikasi dan ekstensifikasi pemeliharaan ternak. 5. Penyebaran dan pengembangan ternak unggul d isentra – sentra produksi 6. Penguatan modal untuk pengembangan usaha peternakan 7. Pemanfaatan dan pengembangan Hijauan Makanan Ternak untuk mendukung pengembangan usaha sapi dan kambing secara terpadu/ integrasi dengan tanaman. 8. Meningkatkan pengembangan dan penggemukan ternak melalui pola usaha berbasis agribisnis 9. Serta menjamin pola usaha kemitraan. Capaian produksi daging ikan pada tahun 2014 sebesar 4.407,60 ton menurun dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 5.494, 54 ton ditahun 2013. Sedangkan potensi sumberdaya perikanan yang ada di tahun 2014 antara lain; potensi lahan budidaya ikan tawar terdiri dari kolam air tenang seluas 1.624,7 ha, kolam ikan air deras seluas 47 ha dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 50
pemanfaatan sawah irigasi ½ teknis seluas 1.355 ha selain itu sawah irigasi pedesaan seluas 14.000 ha. Untuk perairan Umum antara lain ; sungai 2.001 ha; tebat dusun, cekdam seluas 45,30 ha; Embung, situ, rawa seluas 79,30 ha. Untuk benih ikan yang disebarkan pada masyarakat antara lain; benih ikan mas sebanyak 11.160.000 ekor, benih ikan nila sebanyak 14.880.000 ekor, benih ikan tambak sebanyak 160.000 ekor. Dan benih ikan gurame sebanyak 40.000 ekor. Meskipun demikian masih banyak kendala – kendala yang dihadapi oleh para peternak/petani ikan dalam meningkatkan produksi hasil perikanan. Adapun kendala – kendala tersebut antara lain: 1. Potensi lahan belum secara optimal untuk pengembangan budidaya ikan di kolam air tenang,kolam, air deras dan budidaya ikan di sawah (penyelang, minapadi, palawija) 2. Pemanfaatan/ pengelolaan kolam yang ada masih bersifat sambilan dan hasilnya hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 3. Pelestarian dan pemanfaatan sumber daya perairan yang belum optimal 4. Belum menerapkan teknologi yang dianjurkan 5. Kualitas induk ikan cenderung menurun 6. Modal usaha yang terbatas 7. Belum menerapkan teknologi yang dianjurkan 8. Serta masih rendahnya tingkat konsumsi ikan yaitu sebesar 23,37 kg/kpt/tahun dibawah target nasional sebesar 31,64 kg/kpt/tahun. Sedangkan langkah – langkah yang dapat dilakukan dalam mengatasi kendala – kendala tersebut antara lain:
1. Pengembangan budidaya ikan didaerah yang memiliki potensi melalui kegiatan ekstensifikasi, intensifikasi dan integrated farming 2. Peningkatan pengelolaan kolam sebagai usaha kearah komersil dengan menerapkan IPTEK budidaya ikan yang dianjurkan 3. Pemberdayaan masyarakat dilingkungan perairan umum dan peningkatan pelestarian ikan dan peningkatan restoking serta pengendaian dan pengawasan sumber day perairan dengan pembentukan dan pembinaan POKMASWAS 4. Pengembangan budidaya ikan di perairan sistem keramba jaring apung, jaring pancang dan keramba bambu 5. Pengembangan induk ikan unggul untuk menghasilkan benih ikan bersertifikat. 6. Penguatan modal usaha untuk penerapan cara budidaya ikan yang baik 7. Peningkatan pola usaha melalui intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan terpadu. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 51
2.2.4.3 Kehutanan dan Perkebunan Beberapa capaian pada Bidang Kehutanan dan Perkebunan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: -
Pada tahun 2014, produksi kelapa sawit mencapai 71.104 ton dengan luas panen 5,543 ha, melampaui
target yang ditentukan sebesar 68.200 ton, menurun jika
dibandingkan produksi kelapa sawit pada tahun 2013 sebesar 71.736 ton. Dengan luas lahan. Menurunnya produksi Kelapa Sawit jika dibandingkan dengan tahun 2013 dikarena berkuranya luas areal panen. Sedangkan untuk rencana target produksi kelapa sawit pada tahun 2015 ini mencapai 68.200 ton dan dapat meningkat lagi pada tahun 2016 menjadi 69.200 ton. Target – target tersebut akan tecapai jika melihat produksi tanaman kelapa sawit ditahun 2013 dan 2014. -
Pada tahun 2014, produksi tanaman kopi mencapai 20.734,70 ton dengan luas panen 41.388 ha, melampaui target yang ditentukan sebesar 20.000 ton. Jumlah tersebut terlihat meningkat jika dibandingkan produksi tanaman kopi pada tahun 2013 sebesar 19.691,65 ton. Meningkatnya produksi tanaman Kopi tersebut dikarenakan luas areal panen yang lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya, Iklim dan cuaca yang dibaik ditahun 2014 serta kurangya organisme penganggu tanaman kopi. Sedangkan untuk rencana target produksi tanaman kopi pada tahun 2015 ini ditargetkan mencapai 20.200 ton dan ditahun 2016 diditargetkan menjadi 20.400 ton.
-
Pada tahun 2014, produksi tanaman kakao mencapai 2.032,33 ton dengan luas panen 1.943 ha, melampaui target di tentukan sebesar 1.907,70 ton. Jumlah tersebut terlihat meningkat jika dibandingkan produksi tanaman kakao pada tahun 2013 sebesar 1.907,70 ton dengan luas areal panen sebesar 1.890 ha. Keberhasilan meningkatnya produksi tanaman kakao ini dikarenakan luas areal panen tanaman kakao ditahun 2014 yang lebih luas dibandingkan tahun 2013, iklim dan cuaca yang baik ditahun 2014 serta keberhasilan para petani dalam mengaatasi serangan oreganisme pengganggu. Sedangkan untuk rencana target produksi tanaman kakao pada tahun 2015 ini diperkirakan dapat mencapai 1.950 ton dan dapat meningkat lagi pada tahun 2016 menjadi 2.000 ton. Target tersebut akan tercapai jika melihat keberhasilan petani ditahun 2013 dan 2014.
-
Pada tahun 2014, produksi tanaman karet mencapai 48.926 ton dengan luas panen 22.428 ha, tidak melampaui target di tentukan sebesar 49.200 ton. Jumlah tersebut terlihat meningkat jika dibandingkan produksi tanaman karet pada tahun 2013 sebesar 44.339 ton dengan luas areal panen sebesar 19.789 ha. Keberhasilan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 52
meningkatnya produksi tanaman karet ini dikarenakan luas areal panen tanaman karet ditahun 2014 yang lebih luas dibandingkan tahun 2013, iklim dan cuaca yang baik ditahun 2014 serta pendistribusian pupuk yang tepat dan penggunaan pupuk yang merata oleh para petani. Sedangkan untuk rencana target produksi tanaman karet pada tahun 2015 ini diperkirakan dapat mencapai 49.400 ton dan dapat meningkat lagi pada tahun 2016 menjadi 49.600 ton. -
Pada tahun 2014, produksi tanaman kelapa mencapai 395,30 ton dengan luas panen 479 ha, melampaui target ditentukan sebesar 372. Jumlah tersebut terlihat meningkat jika dibandingkan produksi tanaman kelapa pada tahun 2013 sebesar 372,10 ton dengan luas areal panen 477 ha. Jumlah tersebut meningkat dikerenakan luas areal panen yang lebih luas jika dibandingkan dengan luas areal panen ditahun sebelumnya.
-
Pada tahun 2014, produksi tanaman lada mencapai 145,30 ton dengan luas panen 365.25 ha, jumlah tersebut tidak melampaui target yang ditentukan sebesar 152 ton. Terlihat meningkat jika dibandingkan produksi tanaman lada pada tahun 2013 sebesar 143,10 ton dengan luas areal panen sebesar 359,75 ha. Meningkatnya produksi lada ditahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 disebabkan karena luasnya areal panen serta keberhasilan para petani dalam mengatasi gangguan organisme penganggu tanaman lada.
- Pada tahun 2014, produksi tanaman pinang mencapai 6,45 ton dengan luas panen 19 ha, jumlah tersebut melampaui target yang ditentukan sebesar 6 ton. Terlihat menurun jika dibandingkan produksi tanaman pinang pada tahun 2013 sebesar 8 ton dengan luas areal panen 16 ha. Menurunya produksi panen pinang disebabkan karena serangan dari organisme penganggu serta banyak para petani yang kurang serius dalam memelihara tanaman pinang. Petani lebih memilih atau fokus bercocok tanam kepada tanaman perkebunan lain dibandingkan tanaman pinang mengingat tanaman pinang bukan komoditas perkebunan yang utama bagi petani di Kabupaten Lahat. -
Selain komuditas – komuditas perkebunan tersebut diatas, terdapat komuditas – komuditas lainnya seperti kayu manis, kemiri, dan cengkeh yang menjadi komuditas perkebunan di Kabupaten Lahat. Produksi tanaman kayu manis pada tahun 2014 adalah sebesar 370 ton dengan luas areal panen sebesar 560 ha hampir sama dengan produksi tahun 2013 dengan produksi sebesar 372 ton dengan luas areal panen sebesar 563 ha. Tanaman kemiri dengan produksi sebesar 15,67 ton dengan luas areal panen 41 ton meningkat jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 14.65 ton
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 53
dan luas areal panen sebesar 26 ha. Untuk tanaman cengkeh produksi pada tahun 2014 adalah sebesar 6,45 ton dengan luas areal panen sebesar 19 ha dan jauh meningkat jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 1,2 ton dengan luas tanaman 12 ha. Keberhasilan petani dalam meningkatkan produksi tanaman – tanaman perkebunan ini tidak lain kerena keseriusan para petani dalam memelihara tanaman tersebut meskipun tanaman tersebut bukanlah tanaman perkebunan utama di kabupaten lahat. Selain itu, iklim dan cuaca yang baik di tahun 2014 juga turut andil dalam meningkatnya produksi panen komuditas – komuditas tanaman perkebunan tersebut. 2.2.5 Prioritas 5: Peningkatan dan Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Berwawasan Lingkungan 2.2.5.1 Tata Ruang Capaian di bidang tata ruang pada tahun 2014, antara lain melalui Program Perencanaan Tata Ruang, yaitu: ∑
Ketersediaan rencana tata ruang pada kawasan strategis, dengan adanya Peraturan Daerah Kabupaten Lahat nomor 11 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat tahun 2012-2032 sesuai dengan amanat Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR), seluruh peraturan daerah (perda) provinsi/kabupaten/kota tentang RTRW provinsi/kabupaten/kota harus disusun atau disesuaikan paling lambat 2 (dua) tahun bagi perda RTRW provinsi dan 3 (tiga) tahun bagi RTRW kabupaten/kota terhitung sejak UUPR diberlakukan.
∑
Meningkatkan kualitas SDM Bidang tata ruang dengan mengikuti Pelatihan untuk SDM tersebut sebanyak 15 orang sama dengan target yang ditetapkan pada tahun 2014.
2.2.5.2 Prasarana Wilayah dan SDA Capaian prioritas yang menyangkut sumber daya alam diantaranya: ∑
Capaian indikator Kinerja Tingkat Kualitas Udara sebesar 100%. Tercapainya indikator ini karena didukung oleh ketersediaan prasarana dan sarana pendukung seperti peralatan laboratorium yang digunakan untuk pengambilan sampel khususnya dalam rangka pemantauan kualitas udara Pencemaran dan
dengan pelaksanaan Program Pengendalian
Perusakan Lingkungan Hidup Kegiatan Pemantauan Kualitas
Lingkungan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 54
∑
Capaian indikator Kinerja Tingkat Pencemaran Limbah Padat dan B3 sebesar 100%. Tercapainya indikator ini karena didukung oleh ketersediaan prasarana dan sarana pendukung seperti peralatan laboratorium yang digunakan untuk pengambilan sampel khususnya dalam rangka pemantauan kualitas udara dengan pelaksanaan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan.
∑
Cakupan penyelesaian kasus lingkungan, dari beberapa kasus lingkungan semuanya terselesaikan dengan baik, sehingga telah mencapai 100% penyelesaian kasus lingkungan. Tercapainya indikator ini karena didukung adanya Pos Pengaduan yang berperan aktif dalam merespon setiap pengaduan permasalahan lingkungan yang ada melalui
Program
Perlindungan
dan
Konservasi
Sumber
Daya
Alam
Kegiatan
Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA. ∑
Capaian dalam program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yaitu terpilihnya 1 (satu) sekolah di Kabupaten Lahat yang menerima piala Adiwiyata.
∑
Cakupan Piala Adipura Yang Diraih pada Tahun 2014 adalah 1 buah piala Adipura dan capaiannya 100%. Kegiatan ini telah dilaksanakan secara maksimal dengan
yang
didapat sesuai dengan target yang ditetapkan. 2.2.5.3 Pertambangan dan Migas ∑
Capaian produksi batubara di Kabupaten Lahat pada kurun waktu beberapa tahun terakhir ini cenderung menurun. Pada tahun 2013, produksi batubara mencapai 7.354.156,736 MT menurun menjadi 6.458.446,099 MT pada tahun 2014. Penurunan jumlah produksi batubara disebabkan beberapa perusahaan tidak beroperasi secara terus menerus pada setiap bulannya sehingga berpengaruh pada jumlah produksi, selain itu juga karena keterbatasan sarana dan prasarana pendukung yang menyebabkan terhambatnya proses pengiriman hasil produksi batubara di Kabupaten Lahat.
∑
Capaian produksi minyak bumi di Kabupaten Lahat dari tahun 2009 sampai 2012 cenderung berfluktuasi, yaitu pada tahun 2009 produksi sebesar 494.577,13 barrel menjadi meningkat pada tahun 2010mencapai 601.901,49 barrel. Pada tahun 2011, produksi minyak bumi kembali menurun yaitu 469.889,59 barrel. Pada tahun 2012, capaian produksi minyak bumi di Kabupaten Lahat menurun menjadi sebesar 365.000 barrel. Menurun kembali tahun 2013 sebesar 332.132,89 barrel. Ditahun 2014 juga kembali turun menjadi 303.120 barel
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 55
∑
Capaian produksi gas bumi pada tahun 2012 sebesar 16.612,88 MMBTU, angka tersebut menurun jika dibandingkan jumlah produksi gas bumi pada tahun 2011 sebesar 19.739.790,91 MMBTU. Produksi gas bumi pada tahun 2010 sebesar 20.068,59 MMBTU meningkat apabila dibandingkan produksi gas bumi pada tahun 2009 sebesar 16.605,50 MMBTU. Dan produksi untuk tahun 2013 sebesar 14.110,71 MMBTU. Di tahun 2014 produksi gas bumi juga kembali turun menjadi 10.176,37 MMBTU. Turunnya jumlah produksi minyak dan gas bumi di Kabupaten Lahat dikarenakan antara lain optimasi sumur dari hasil pemboran masih dibawah target, sumur-sumur migas yang ada lebih banyak sumur tua sehingga produksi migas yang dihasilkan menurun sementara sumursumur migas yang baru belum produksi masih dalam proses seismic. Walaupun terjadi penurunan pada jumlah produksi migas tahun 2012, tetapi pada pendapatan dana bagi hasil bidang migas antara pusat dan daerah tetap mengalami kenaikan karena nilai harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah yang meningkat.
2.2.5.4 Perlindungan dan Pemulihan Cadangan SDA Capaian prioritas yang menyangkut perlindungan dan pemulihan SDA diantaranya: ∑
Cakupan Kegiatan pencegahan dan Mitigasi Bencana, Persentase Tingkat Penyelesaian Tindak Lanjut Bencana, dan Cakupan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang mana semuanya telah mencapai 100%.
∑
Capaian Luas lahan perkebunan yang dioptimalisasi (melalui diversifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi). Jumlah target lahan yang dioptimalisasi sebesar 200 hektar dan terealisasi di tahun 2014 sebesar 230 hektar.
∑
Capaian rehabilitasi hutan dan lahan kritis. Target Luas rehabilitasi hutan dan lahan kritis 20 hektar yang terealisasi lebih besar dari target yaitu 34 hektar.
∑
Capaian pengurangan luas kerusakan/kebakaran hutan dan lahan terealisasi sebesar 6%, dari target sebesar 0%. Kegiatan perlindungan dan pemulihan SDA dinyatakan berhasil karena didukung oleh
asistensi dan peran serta aktif pemerintah dan masyarakat, diantaranya berupa kegiatan penanaman pohon kembali sebagai usaha rehabilitasi.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 56
2.3
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LAHAT Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Lahat dan menjadi tantangan
dalam mewujudkan Pembangunan Kabupaten Lahat antara lain: a. Dalam konteks pembangunan sarana dan prasarana pembangunan di Kabupaten Lahat masih diperlukan peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur transportasi (jalan dan jembatan) secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Lahat, terutama daerah pedesaan dan terisolir untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi masyarakat. b. Dalam bidang kesehatan, ada 4 (empat) program dari 8 (delapan) target kesepakatan MDGs yang harus segera diselesaikan yaitu : program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan (gizi masyarakat), program penurunan kematian anak, program kesehatan ibu dan program pengendalian HIV, malaria, dan penyakit menular lainnya. Untuk mendukung hal tersebut permasalahan yang dihadapi Kabupaten Lahat adalah: -
Sarana dan Prasarana pelayanan dasar bidang kesehatan di Kabupaten Lahat saat ini masih kurang karena masih ada desa yang belum memiliki poskesdes/polindes. Selain itu beberapa poskesdes yang sudah ada juga memerlukan perbaikan.
-
Adanya kecamatan baru akibat terjadinya pemekaran kecamatan yaitu Kecamatan Suka Merindu memerlukan puskesmas baru, alat-alat kesehatan, pusling dan meubelair termasuk tenaga kesehatannya.
-
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan jika mengacu pada SK Menteri Kesehatan Nomor 81/SK/Menkes/I/2004 (terutama tenaga apoteker, asisten apoteker, analis, dokter gigi dan lain-lain)
-
Perlunya penanganan terhadap penyakit malaria di Kabupaten Lahat, karena mengingat Kabupaten Lahat yang merupakan daerah endemik penyakit malaria dan peringkat tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2014.
c. Pada bidang pendidikan, angka partisipasi sekolah di Kabupaten Lahat pada tahun 2014 menunjukkan semakin tinggi kelompok umur menurut jenjang sekolahnya maka angka partisipasi
sekolah
penduduk
cenderung
menurun.
Jumlah
penduduk
yang
menyelesaikan jenjang sekolah yang tinggi lebih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang menyelesaikan jenjang sekolah dasar. Hal tersebut mempengaruhi SDM penduduk yang ada di wilayah Kabupaten Lahat. d. Dalam bidang sosial ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat rata-rata masih
belum
menyelesaikan
permasalahan
utama
dalam
pembangunan
yaitu
permasalahan kemiskinan dan pengangguran. Angka tingkat kemiskinan sampai pada tahun 2013 sebesar 18,61% tertinggi di Provinsi Sumatera – Selatan dan angka tingkat Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 57
pengangguran terbuka sebesar 3,76%. Dengan demikian, kebijakan pembangunan yang bersifat mendukung perluasan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan harus mendapatkan perhatian yang lebih besar. Selain itu masalah yang dihadapi adalah masih terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan. e. Dalam bidang ketenagakerjaan di Wilayah Kabupaten Lahat, angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini mengindikasikan bahwa kesempatan kerja perempuan cenderung lebih terbatas dibandingkan laki-laki. f. Dalam bidang Ketahanan Pangan, pembangunan Kabupaten Lahat dihadapkan pada permasalahan
mengenai
dampak
perubahan
iklim
yang
menyebabkan
adanya
ketidakpastian serta mengganggu musim tanam dan produksi maupun produktivitas pertanian. Selain itu, adanya kompetisi antara sumber energi dan sumber pangan sehingga mengganggu ketersediaan pangan di Kabupaten Lahat. g. Dalam konteks pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, pembangunan di Kabupaten Lahat dihadapkan pada terjadinya perubahan tata guna lahan yang berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi karena adanya faktor manusia dan aktifitasnya dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam yang ada di wilayah Kabupaten Lahat. Selain itu juga kerusakan lingkungan dapat berpotensi mendatangkan bencana alam.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
II. 58
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1
Arah Kebijakan Ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2016 Perkiraan Perkembangan Ekonomi Daerah Tahun 2016 Salah satu indikator ekonomi makro daerah yang dapat digunakan untuk melihat
kemajuan perekonomian Kabupaten Lahat adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dicerminkan pada Laju Pertumbuhan Ekonomi. Laju Pertumbuhan Ekonomi diukur dari besaran PDRB atas harga konstan dan harga berlaku. Gambaran umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik dilihat dari PDRB atas harga konstan maupun PDRB atas harga berlaku. Sumber utama pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat ditentukan oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, ekspor dan pembentukan modal domestik bruto atau investasi dan konsumsi pemerintah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh peningkatan produksi dan nilai tambah dari sektor pertanian, terutama
subsektor tanaman pangan,
perkebunan dan peternakan; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa pemerintahan umum dan swasta. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat selama periode 2007 sampai dengan 2012 menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat dengan migas pada periode yang sama berfluktuasi antara 5,40 persen sampai 6,47 persen. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 tanpa migas sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dengan migas, yaitu 6,04 persen tanpa migas dan dengan migas 6,82 persen. Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pada Tahun 2015 diperkirakan sebesar 5,2 % sedangkan untuk Provinsi Sumatera Selatan Sebesar 6,3 % jika dibandingkan dengan target Nasional Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Selatan lebih besar 1,1%,
sedangkan Laju
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat pada tahun 2013 dengan migas mencapai 5,95 %, mengalami penurunan di bandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 6,01 %. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat tanpa memasukkan migas juga mengalami penurunan dari 6,67 % menjadi 6,05 % pada tahun 2013. Nilai ini turun sebesar 0,62 % dari tahun 2012, sedangkan untuk tahun 2014 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat diperkirakan sebesar 5,58%, untuk target pertumbuhan Ekonomi pada Tahun 2015 sebesar 5,61% meskipun masih mengalami pertumbuhan akan tetapi bila
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 1
dibandingkan dengan tahun sebelumnya kembali mengalami penurunan. Hal ini disebabkan pertumbuhan sektor pertambangan migas semakin melambat bahkan negatif. Secara sektoral pada periode 2008 sampai dengan 2012, rata-rata laju pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,60 persen yang jauh diatas laju pertumbuhan total, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dari tahun ke tahun laju pertumbuhannya relatif stabil dan mengalami kenaikan sehingga pada tahun 2010 menempati urutan kedua dengan rata-rata laju pertumbuhan 8,58 persen. Dengan memperhitungkan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 dan juga fluktuasi harga berbagai komoditas, tingkat inflasi pada tahun 2015 diperkirakan akan lebih tinggi. Kebijakan yang diarahkan untuk mengendalikan inflasi antara lain adalah stabilisasi harga pangan, pengurangan biaya transportasi dan pengamanan pasokan bahan bakar minyak. Pengendalian harga pangan akan dilakukan melalui peningkatan produksi pangan dan pengamanan jalur distribusi pangan dari daerah penghasil pangan ke pasar. Upaya pengurangan biaya transportasi akan ditempuh melalui perbaikan prasaranan transportasi dan penambahan sarana transportasi. Pengamanan pasokan bahan bakar minyak akan dilakukan dengan menjaga keseimbangan pasokan dan menerbitkan alokasi bahan bakar minyak. Tabel 3.1 Kerangka Ekonomi Makro Kabupaten Lahat Indikator Pertumbuhan Ekonomi (%) Dengan Migas Tanpa Migas Income Perkapita ADHB (Rupiah) Dengan Migas Tanpa Migas Income Perkapita ADHK (Rupiah) Dengan Migas Tanpa Migas PDRB ADHB (Rp. Juta) Dengan Migas Tanpa Migas PDRB ADHK (Rp. Juta) Dengan Migas Tanpa Migas Tingkat Pengangguran (%) Inflasi (% / tahun) Dengan Migas Tanpa Migas Sumber : Lahat Dalam Angka 2013 Catatan : *) angka proyeksi
2009
2010q
2011*)
2012**)
5,40 % 5,93 %
5,94 % 6,58 %
5,94 % 6,58 %
6,04 % 6,82 %
11.612.606 9.758.493
12.876.565 11.266.922
11.612.606 9.158.493
16.532.175 14.798.291
6.508.702 5.725.064
6.680.892 5.946.598
6.508.702 5.725.064
7.293.732 6.585.990
4.669.664 2.153.626
5.630.267 4.926.452
5.630.267 4.916.452
7.478.985 6.694.594
2.432.644 2.153.626 47,3%
2.715.200 2.429.049 -
2.432.644 2.153.626 17,5%
3.066.909 2.783.380
10,46 % 9,31 %
6,67 % 5,83 %
11,09 % 9,19 %
6,96 % 7,53 %
Penetapan berbagai asumsi kerangka ekonomi makro Kabupaten Lahat ditujukan untuk memberikan suatu dorongan (stimulus) dan sekaligus peluang bagi para pelaku usaha Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 2
untuk melakukan investasi baru dan mengembangkan usaha. Dengan bertambahnya investasi dan meningkatnya skala usaha, pertumbuhan ekonomi diharapkan mendorong perluasan
lapangan kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat
dan
pengurangan
kemiskinan. Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar PDB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT). Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan. Berikut nilai PDRB yang telah disesuaikan dengan SNA 2008, dimana tidak ada lagi penghitungan PDRB dengan migas dan non migas. Tabel 3.2 Perkembangan Ekonomi Makro Kabupaten Lahat Tahun 2013-2014 No
Indikator Kinerja
RPJMD Tahun 2013
RPJMD Tahun 2014
Target
Realisasi
Target
Realisasi
%
5,58
4,83
5,63
Satuan
Target RPJMD Tahun 2015
Target RPJMD Tahun 2016
3,93
5,85
6,00
1
Pertumbuhan Ekonomi
2
PDRB (ADHB)
Juta Rupiah
8.320.763
12.474.750,5
9.288.206
13.063.169,3
9.837.827
10.434.738
3
PDRB (ADHK)
Juta Rupiah
3.236.931
9.937.385,6
3.610.984
10.327.900,8
3.822.226
4.051.559
4
Pendapatan Perkapita (ADHB)
Juta Rupiah
18.304.541
27.442.745,6
20.203.400
28.412.093,2
21.170.344
22.217.537
5
Inflasi
%
5,67
5,77
6,37
5,38
5,37
5,00
6
Persentase Penduduk Miskin
%
18,61
18,61
16,29
-
15,74
15,20
Tingkat Pengangguran
%
3,76
3,76
3,87
5,62
3,37
2,78
7
Sumber : Bappeda, BPS
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 3
Berdasarkan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018, kebijakan ekonomi yang akan ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Lahat Tahun 2016 adalah tetap komitmen meningkatkan bidang pertanian dan meningkatkan pelayanan dasar kesehatan dan pendidikan. Selain itu juga Pemerintah Daerah juga melakukan reformasi birokrasi dan sumber daya aparatur. Peningkatan kapasitas sumber daya masyarakat terutama generasi muda yang bertujuan mengurangi pengangguran. Pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah (UMKM) dalam usaha menggerakkan ekonomi masyarakat. Kebijakan ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2016 juga didorong untuk memperkuat pelaksanaan berbagai kebijakan Pemerintah tahun 2015 antara lain Percepatan Pencapaian Tujuan
Pembangunan
Milineum
(MDGs);
Percepatan
Peningkatan
Penanggulangan
Kemiskinan melalui empat klaster; perlindungan sosial berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan PNPM Mandiri; peningkatan akses usaha mikro dan kecil pada sumber daya produktif melaui kredit usaha rakyat, serta peningkatan dan perluasan program pro-rakyat; pelaksanaan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia
(MP3EI);
serta
Peningkatan
Ketahanan
Pangan,
Penanganan
Transportasi Kota-Kota Besar, dan Perluasan Kesempatan Kerja. Kebijakan ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2016 diarahkan untuk mendukung penguatan keterkaitan (konektivitas) kebijakan pembangunan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016. Oleh sebab itu, kebijakan ekonomi tahun 2016 akan didukung dengan reorientasi seluruh prioritas kebijakan dan program secara lebih baik, terukur dan komprehensif. Dengan penekanan pembangunan pada tahun 2016 menegaskan pentingnya optimalisasi
rapat
koordinasi
teknis
untuk
menjamin
terwujudnya
keseimbangan
pembangunan antar wilayah. Setiap wilayah akan terfokus pada pengembangan potensi khas daerah sehingga memungkinkan terjadinya transaksi pasar antar daerah antar komoditi. Upaya ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah, melalui peningkatan konsumsi rumah tangga yang menggerakkan tumbuh dan kembangnya industri kecil, UMKM dan koperasi, dan perdagangan hasil produksi antar daerah. Kebijakan ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2016 ditujukan untuk mendorong penguatan kerjasama dan keterkaitan antardaerah yang meliputi 17 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan dalam suatu kesatuan wilayah berlandaskan keterikatan etnis, sosial dan kultural. Berbagai kebijakan ekonomi yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 akan didukung dengan berbagai program dan kegiatan pembangunan yang berpihak kepada rakyat miskin antara lain program berobat dan sekolah gratis, sertifikasi lahan gratis, bantuan hukum gratis, bantuan pembangunan rumah bagi masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap, bantuan benih/bibit dan sarana produksi pertanian, pengembangan ternak, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 4
pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKM-K). Upaya percepatan pengurangan kemiskinan juga didorong oleh berbagai program yang diarahkan untuk memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat, meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar, serta mengamankan berbagai kebutuhan pokok masyarakat dengan akses dan harga yang terjangkau. Dengan perpaduan kebijakan ekonomi dan kebijakan program pembangunan yang berpihak kepada rakyat miskin, maka pada tahun 2016 penduduk miskin di Kabupaten Lahat diharapkan akan berkurang. Berikut prediksi ekonomi makro Kabupaten Lahat tahun 2016 : Tabel 3.3 Prediksi Ekonomi Makro di Kabupaten Lahat Tahun 2016 No.
Indikator Kinerja
Satuan
2016 Target RPJMD
Prediksi
%
6,00
5,58 – 6,00
1
Pertumbuhan Ekonomi
2
PDRB (ADHB)
Juta Rupiah
10.434.738
-
3
PDRB (ADHK)
Juta Rupiah
4.051.559
-
4
Inflasi
%
5,00
5,00 – 6,00
5
Persentase Penduduk Miskin
%
15,20
15,00 – 15,20
6
Tingkat Pengangguran Terbuka
%
2,78
2,00 – 3,00
Sumber : Bappeda, BPS
3.2
Arah Kebijakan Keuangan Daerah Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Lahat tahun 2016 mencakup arah dan
kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Rencana pendapatan daerah yang dituangkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur, rasional serta memiliki kepastian dasar hukum penerimaannya. 1.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 5
a. Dalam merencanakan target PAD supaya memperhatikan kondisi krisis ekonomi saat ini yang kemungkinan masih berlangsung dalam tahun anggaran 2015, yang akan berdampak pada rendahnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat sehingga berpengaruh pada peningkatan PAD di masing-masing daerah. b. Dalam upaya pengelolaan dan peningkatan PAD, agar tidak menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat. Bahkan sebaliknya bilamana perlu dapat diberikan intensif untuk menarik atau memberikan rangsangan agar kegiatan ekonomi masyarakat cenderung stabil atau meningkat. Upaya tersebut dapat ditempuh melalui penyederhanaan system dan prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah, pemberian insentif atau rasionalisasi pajak/retribusi daerah, meningkatkan ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi daerah, serta meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD yang diikuti dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan. c. Pemerintah daerah agar secara konsisten untuk tidak melaksnakan pemungutan terhadap peraturan daerah yang terkait dengan pajak dan retribusi daerah yang telah dibatalkan oleh pemerintah. d. Dalam menetapkan target pendapatan daerah dari hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang
dipisahkan
hendaknya
dilakukan
secara
rasional
dengan
mempertimbangkan hasil dari nilai kekayaan daerah yang disertakan sesuai dengan tujuan dan fungsi penyertaan modal dimaksud. Selain itu untuk meningkatkan pendapatan daerah, pemerintah daerah dapat mendayagunakan kekayaan atau aset-aset daerah yang ada dengan cara melakukan kerja sama dengan pihak ketiga. e. Pemerintah daerah agar tidak menetapkan target pendapatan yang berasal dari setoran laba bersih perusahaan daerah air minum ( PDAM) yang cakupan pelayanannya belum mencapai 80% dari jumlah penduduk dalam wilayah administratif daerah kabupaten/kota pemilik PDAM, sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor:690/477/SJ tanggal 18 Februari 2009 perihal percepatan terhadap program penambahan 10 juta sambungan rumah air minum tahun 2009 s.d 2014. Untuk PDAM yang belum memenuhi ketentuan diatas, agar bagian laba yang diupayakan untuk diinvestasikan dalam rangka meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan. f.
Dalam hal daerah telah membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) seperti rumah sakit daerah, maka penerimaan rumah sakit tersebut dicantumkan dalam APBD sebagai jenis pendapatan lain-lain PAD yang sah, sedangkan bagi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 6
rumah sakit yang belum menerapkan pengelolaan keuangan BLUD, maka penerimaan rumah sakit tersebut termasuk pelayanan masyarakat miskin melalui jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dicantumkan dalam APBD sebagai jenis retribusi.
1.
Dana Perimbangan Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan dalam APBD Tahun Anggaran 2016, perlu memperhatikan hal – hal sebagai berikut: a. Mengingat proses penyusunan APBD sudah di mulai sejak bulan Juni 2015 sedangkan penetapan alokasi dana perimbangan Tahun Anggaran 2016 direncanakan sekitar bulan Oktober 2015, maka pencantuman alokasi dana perimbangan yang berasal dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 di dasarkan pada alokasi dana perimbangan Tahun Anggaran 2015 dengan tetap memperhatikan realisasi penerimaan dua tahun terakhir (Tahun Anggaran 2013 dan Tahun Anggaran 2014). b. Terhadap perencanaan alokasi dana bagi hasil, pemerintah daerah dapat memperkiraan besaran alokasi dana bagi hasil lebih rendah dari Peraturan Menteri Keuangan TA. 2015, untuk mengantisipasi kemungkinan tidak stabilnya harga minyak dan gas atau hasil pertambangan lainnya di tahun 2016. Selanjutnya apabila alokasi dana bagi hasil tersebut tidak sesuai dari yang diperkirakan, dapat dilakukan penyesuaian dalam perubahan APBD Tahun Anggaran 2016. c. Bagi daerah yang menerima alokasi DAU karena memiliki celah fiskal negatif dan nilai negatif sama atau lebih besar dari alokasi dasar berdasarkan penerapan formula murni DAU, maka untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan belanja pegawai yang meliputi gaji pokok dan tunjangan PNSD, supaya mengalokasikan dana untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD dalam APBD Tahun Anggaran 2015, termasuk untuk kenaikan gaji pokok dan gaji bulan ke-13, yang bersumber dari pendapatan daerah antara lain PAD, DBH pajak dan DBH SDA dan/atau penerimaan pembiayaan SILPA tahun lalu. d. Dana bagi hasil cukai hasil tembakau yang dialokasikan ke kabupaten/kota dan propinsi sesuai dengan Keputusan Gubernur, supaya di arahkan untuk melaksanakan peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai dan/atau pemberantasan barang kena cukai palsu (cukai illegal).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 7
2.
Lain – Lain Pendapatan Daerah yang Sah a. Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menetapkan pendapatan bagi hasil yang di terima dari propinsi pada Tahun Anggaran 2016 agar menggunakan pagu Tahun Anggaran 2015. Sedangkan bagian Pemerintah Kabupaten/Kota yang belum di realisasikan oleh Pemerintah Propinsi akibat pelampauan target tahun anggaran 2015 agar di tampung dalam perubahan APBD tahun anggaran 2016. b. Dana darurat, dana bencana alam sambungan pihak ketiga yang diterima oleh pemerintah daerah bilamana belum dapat diperkirakan dan dipastikan pada saat penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 agar penganggarannya dicantumkan pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2015. Dalam kebijakan perencanaan pendapatan daerah harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambahkan ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, mempunyai makna bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.
Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.
Pendapatan Derah terdiri dari :
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam pengelolaan pendapatan daerah upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut: a.
Dalam merencanakan target pendapatan daerah dari kelompok Pendapatan Asli Daerah
ditetapkan
secara
rasional
dengan
mempertimbangkan
realisasi
penerimaan tahun yang lalu, potensi dan asumsi pertumbuhan ekonomi yang dapat mempengaruhi terhadap masing-masing jenis penerimaan, obyek penerimaan serta rincian obyek penerimaan. b.
Dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah, dengan tidak menetapkan kebijakan
pemerintahan
daerah
yang
memberatkan
dunia
usaha
dan
masyarakat. Upaya Pemerintah Daerah dalam mencapai target pendapatan asli daerah
dapat
ditempuh
melalui
penyederhanaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
sistem
dan
prosedur III. 8
administrasi pemungutan pajak dan restribusi daerah, peningkatan ketaatan wajib pajak dan pembayar restribusi daerah serta peningkatan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan peningkatan kulitas, kemudahan, ketetapan dan kecepatan pelayanan. c.
Memperbaiki cara pemungutan pajak berdasarkan peraturan, tarif pajak, memperbaiki manjemen pelaksanaan petugas, informasi petugas dan penerima besar pajak sesuai dengan Perda Kabupaten Lahat, memperbaiki dan menyesuaikan aturan Tarif pajak yang berlaku yang tidak sesuai lagi dengan pertumbuhan ekonomi sekarang.
d.
Meningkatkan kinerja pelayanan petugas wajib pajak. Petugas pajak yang ramah dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan pada Perda pajak Kabupaten Lahat akan sangat membantu kelancaran wajib pajak dalam membayar pajaknya jangan sampai
terjadi justru petugas
pajak
membohongi wajib pajak
dikarenakan ketidak mengertian mereka. e.
Dalam rangka pemungutan pajak daerah dapat diberikan biaya pemungutan paling tinggi sebesar 5% (lima persen) dari realisasi penerimaan pajak daerah yang ditetapkan dalam peraturan Daerah sebagaimana diamanatkan Pasal 76 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
f.
Melakukan upaya peningkatan penerimaan bagian laba/deviden atas penyertaan modal atau investasi lainnya yang dapat ditempuh melaui inventarisasi dan menata serta mengevaluasi nilai kekayaan daerah yang dipisahkan, baik dalam bentuk uang maupun barang sebagia penyertaan modal (investasi daerah). Jumlah rencana penerimaan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, hendaknya rasional dibandingkan dengan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan. Dalam upaya peningkatan PAD pemerintah daerah supaya mendayagunakan
kekayaan
daerah
yang
tidak
dipisahkan
dan
belum
dimanfaatkan, untuk dikelola atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga sehingga menghasilkan pendapatan. Penyertaan modal dan kerjasama pada pihak ketiga ditetapkan dengan peraturan daerah. g.
Komisi, rabat, potongan atau penerimaan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat dari penjualan, tukar menukar, hibah, asuransi dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk lain sebagai akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta penerimaan dari hasil penggunaan kekayaan daerah merupakan PAD.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 9
Dana Perimbangan Sambil menunggu penetapan pagu Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2016, pemerintahan daerah dapat menggunakan pagu definitif Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2015. Untuk penyesuaian pagu definitif Dana Perimbangan tahun anggaran 2016 ditampung didalam Perubahan APBD tahun anggaran 2016.
Lain-Lain Pendapat Daerah yang Sah a.
Dana darurat yang diterima dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana alam.
b.
Hibah yang diterima dalam bentuk uang harus dianggarkan dalam APBD dan didasarkan atas naskah perjanjian hibah antara pemerintah daerah dan pemberi hibah.
c.
Sumbangan yang diterima dari organisasi/lembaga tertentu/program atau pihak ketiga, yang tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran maupun pengurangan kewajiban pihak ketiga/pemberi sumbangan diatur dalam peraturan daerah.
d.
Lain–lain
pendapatan
yang
ditetapkan
pemerintah
termasuk
dana
penyesuaian dan otonomi khusus dianggarkan pada lain-lain pendapatan daerah yang sah. e.
Dana bagi hasil pajak dari provinsi yang diterima oleh kabupaten/kota merupakan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
f.
Penganggaran dana alokasi umum, dana bagi hasil, hibah, dana darurat, dan sumbangan pihak ketiga, supaya dianggarkan pada Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPKD). Bagi daerah yang belum membentuk SKPKD dianggarkan pada SKPD Sekretariat Daerah sesuai dengan kode rekening berkenaan.
Pemerintah Kabupaten Lahat dalam meningkatkan pendapatan daerah selalu terus berupaya menggali potensi sumber daya untuk meningkatkan pendapatan dengan tidak meninggalkan
aspek
lingkungan
hidup
yang
berkelanjutan.
Untuk
merencanakan
pendapatan daerah untuk tahun 2016, harus diketahui terlebih dahulu realisasi pendapatan tahun-tahun sebelumnya. Realisasi
pendapatan
Kabupaten
Lahat
pada
tahun
2015
sebesar
Rp. 1.416.680.765.534,00 mengalami peningkatan sebesar 5,03% dibandingkan pendapatan pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 1.348.832.286.170,00. Peningkatan pendapatan tersebut didapatkan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 79.065.591.229,08 pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp. 99.074.118.656,00 pada tahun 2015. Dan pada dana Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 10
perimbangan Rp. 1.068.147.627.640,92 pada tahun 2014 menjadi Rp. 1.092.417.914.378,00 pada tahun 2015. Untuk lebih jelasnya realisasi pendapatan daerah per tahun dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Pendapatan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2011-2015 Pendapatan Daerah (1)
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
a. Pendapatan Asli Daerah
54.733.000.000,00
60.227.930.200,00
62.156.257.845,00
79.065.591.229.08
92.074.118.656.00
1. Pendapatan Pajak Daerah
12.000.000.000,00
17.000.000.000,00
18.200.500.000,00
25.757.521.275.00
31.037.521.275,00
2. Hasil Retribusi Daerah
15.733.000.000,00
23.955.330.200,00
23.955.757.845,00
25.308.138.645.00
9.180.197.381.00
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
12.000.000.000,00
6.800.000.000,00
6.000.000.000,00
8.000.000.000.00
4.500.000.000,00
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
15.000.000.000,00
12.472.600.000,00
14.000.000.000,00
19.999.931.309.08
47.356.400.000.00
b. Dana Perimbangan
777.909.893.049,48
864.007.962.366,00
1.001.865.165.660,00
1.068.147.640.92
1.092.417.914.378,00
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
267.434.471.489,48
288.699.542.366,00
369.013.269.660,00
370.075.201.640.92
440.612.219.378.00
Dana Alokasi Umum
461.262.521.560,00
516.937.290.000,00
566.788.216.000,00
615.240.306.000,00
622.781.695.000,00
Dana Alokasi Khusus
49.212.900.000,00
58.371.130.000,00
66.063.680.000,00
82.832.120.000.00
29.024.000.000,00
135.063.203.717,00
139.726.738.312,90
139.029.814.543,90
201.619.067.300.00
232.188.732.500.00
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Perintah Daerah lainnya
19.694.015.000,00
24.081.650.995,90
29.081.650.995,90
Dana penyesuaian dan Otonomi Khusus (AD-Hoc)
68.146.933.000,00
67.119.933.000,00
91.391.042.548,00
128.214.160.000.00
188.687.528.000,00
Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya.
47.222.255.717,00
48.525.154.317,00
18.557.121.000,00
48.570.870.000.00
18.667.167.200,00
967.706.096.766,48
1.063.962.630.878,90
1.203.051.238.048,90
1.348.832.286.170.00
1.416.680.765.534,00
c. Lain-Lain Pendapatan yang sah
Jumlah
24.834.037.300.00
24.834.037.300,00
Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Lahat 2015
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 11
Berdasarkan
realisasi
pendapatan
daerah
tahun-tahun
sebelumnya
untuk
mengetahui secara rinci perkiraan anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Lahat pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 3.5 :
Tabel 3.5 Hasil Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2016 Jumlah APBD No
Uraian 3 1.416.680.765.534,00
5 406.484.035.185,00
Tahun 2015 1
2
Bertambah / Berkurang
Proyeksi Tahun 2016 4 1.823.164.800.719,00
1
Pendapatan Daerah
1.1
Pendapatan Asli Daerah
92.074.118.656.00
97.733.313.403,00
5.659.194.747,00
1.1.1
- Pajak Daerah
31.037.521.275,00
34.141.273.403,00
3.103.752.128,00
1.1.2
- Hasil Retribusi Daerah
9.180.197.381,00
6.000.000.000,00
(3.180.197.381,00)
1.1.3
- Hasil Pengelolaan Kekayaan yg dipisahkan - Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
4.500.000.000,00
5.500.000.000,00
1.000.000.000,00
47.356.400.000,00
52.092.040.000,00
4.735.640.000,00
1.092.417.914.378,00
1.295.446.594.316,00
203.028.679.938,00
440.612.219.378.00
484.673.441.316,00
44.061.221.938,00
622.781.695.000,00
703.887.513.000,00
81.105.818.000,00
29.024.000.000,00
106.885.640.000,00
77.861.640.000,00
232.188.732.500.00
429.984.893.000,00
197.796.160.500,00
24.834.037.300,00
16.000.624.000,00
(8.833.413.300,00)
188.687.528.000,00
408.590.029.000,00
219.902.501.000,00
18.667.167.200,00
5.394.240.000,00
(13.272.927.200,00)
0,00
0,00
0,00
1.1.4
1.2
Dana Perimbangan
1.2.1
- Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
1.2.2 1.2.3 1.3 1.3.3
1.3.4 1.3.5
1.3.6
- Dana Alokasi Umum (DAU) - Dana Alokasi Khusus (DAK) Lain-Lain Pendapatan yang Sah - Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya - Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya - Pendapatan Lainnya
Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Lahat 2016
Pendapatan Daerah pada APBD Kabupaten Lahat tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp.
1.823.164.800.719,00
meningkat
bila
dibanding
APBD
Tahun
2015
Rp. 1.416.680.765.534,00 atau bertambah sebesar Rp. 406.484.035.185,00
sebesar yang
bersumber dari :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 12
a.
Pendapatan Asli Daerah meningkat dari Rp. 92.074.118.656,00 pada tahun 2015 naik menjadi
Rp.
97.733.313.403,00
pada
tahun
2016
atau
meningkat
sebesar
Rp. 5.659.194.747,00 b.
Dana Perimbangan meningkat dari Rp. 1.092.417.914.378,00 pada tahun 2015 naik menjadi Rp. 1.295.446.594.316,00 pada tahun 2016 atau meningkat sebesar Rp. 203.028.679.938,00
c.
Lain-lain pendapatan daerah yang sah meningkat dari Rp. Rp. 232.188.732.500,00 pada tahun 2015 menjadi Rp. 429.984.893.000,00 pada tahun 2016 atau meningkat sebesar Rp. 197.796.160.500,00 yang berasal dari dana penyesuaian dan otonomi khusus. Di sektor fiskal, kebijakan keuangan daerah, sejalan dengan arah kebijakan yang
ditetapkan, diarahkan pada upaya melanjutkan konsolidasi fiskal yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan daerah, serta memantapkan proses desentralisasi dengan tetap mengupayakan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah sesuai azas keadilan, dan sepadan dengan besarnya kewenangan yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah. Dalam upaya pemerintah daerah dalam mencapai target maka pemerintah daerah melakukan strategi dalam prioritas pendapatan daerah sebagai berikut : 1. Upaya peningkatan kinerja pemungutan pajak daerah 2. Peningkatan sistem dan prosedur pengelolaan pajak daerah 3. Peningkatan mutu dan jenis pelayanan kepada masyarakat 4. Penetapan tarif retribusi berbasis prinsip dan sasaran objek retribusi daerah. Upaya peningkatan PAD dapat dilakukan dengan melakukan kajian terhadap potensi PAD
Kabupaten
Lahat
dan
mengembangkan
berbagai
sektor
produktif
untuk
mengintensifkan penerimaan pajak dan retribusi daerah.Upaya-upaya pengembangan potensi SDA, khususnya pertambangan yang baik dikelola oleh pihak swasta maupun BUMD serta
pengembangan
agribisnis
yang
diharapkan
dapat
menggerakkan
aktivitas
perekonomian daerah sehingga akan meningkatkan penerimaan PAD yang mencerminkan kemandirian keuangan Kabupaten Lahat. Meningkatnya kemandirian keuangan daerah dalam membiayai pembangunan menjadi sangat penting karena daerah akan lebih dapat mengatur penerimaan dan pengeluaran pembangunan, bila dibandingkan dengan kondisi saat ini yang sebagian besar merupakan dana perimbangan yang berasal dari pemerintah pusat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 13
Arah Kebijakan Belanja Daerah Belanja Daerah dibagi menjadi dua yaitu belanja langsung dan tidak langsung. Berkaitan dengan penganggaran belanja langsung dan tidak langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah tetap memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Dalam merencanakan alokasi belanja untuk setiap kegiatan harus dilakukan analisis kewajaran biaya yang dikaitkan dengan out put yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Oleh karena itu, untuk menghindari adanya pemborosan, program dan kegiatan yang direncanakan didasarkan pada kebutuhan riil. 2. Terhadap kegiatan pembangunan yang bersipat fisik, proporsi belanja modal diupayakan lebih besar dibanding dengan belanja pegawai atau belanja barang dan jasa. 3. Kebijakan belanja lebih besar dialokasikan untuk program dan kegiatan untuk mendukung sasaran prioritas pada Tahun 2016. 4. Untuk program yang ada pada setiap SKPD (program administrasi perkantoran, program peningkatan disiplin aparatur, dll) disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing
SKPD
(kenaikannya
tidak
terlalu
besar
dibandingkan
dengan
tahun
sebelumnya). 5.
Belanja pegawai a.
Untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai agar diperhitungkan acress yang besarnya dibatasi maksimum 2,5 % dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok dan tunjangan).
b.
Besarnya penganggaran gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) agar disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah peawai dan belanja pegawai yang sudah dilakukan di masing-masing daerah dalam rangka perhitungan DAU Tahun Anggaran 2015 dan memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD yang ditetapkan Pemerintah.
c.
Peningkatan
belanja
pegawai
disumbang
dari
pemberian
Tunjangan
kesejahteraan Daerah kepada pegawai negeri sipil. 6.
Belanja barang dan jasa a.
Dalam menetapkan jumlah anggaran untuk belanja barang pakai habis agar disesuaikan dengan kebutuhan riil dengan memperhitungkan sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2015. Untuk menghitung kebutuhan riil disesuaikan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 14
dengan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, dengan mempertimbangkan jumah pegawai dan volume pekerjaan. b.
Penganggaran belanja barang modal yang akan diserahkan kepemilikannya kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dialokasikan pada belanja barang dan jasa.
c.
Penganggaran belanja perjalanan dinas daerah, baik perjalanan dinas luar negeri maupun perjalanan dinas dalam negeri agar dilakukan secara selektif, frekwensi dan jumlah harinya dibatasi
d.
Untuk perjalan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan study banding agar dibatasi frekuensi, jumlah hari dan pesertanya serta dilakukan sesuai dengan substansi kebijakan yang sedang dirumuskan, yang hasilnya dilaporkan secara transparansi dan akuntabel.
e.
Penganggaran untuk penyelenggaraan rapat agar dilaksanakan di kantor, kecuali dengan alasan tertentu dapat dilaksanakan diluar kantor.
f.
Dalam rangka antisipasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) perdesaan dan perkotaan yang akan dikedaerahkan terhitung 1 januari 2016 menjadi Pendapatan Asli Daerah maka Pemerintah Kabupaten/Kota agar mengambil langkah-langkah dalam penyiapan dukungan program/kegiatan pengalihan (data, system, standar pengelolaan, keterampilan, dsb) atas PBB perdesaan dan perkotaan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang berlaku efektif 1 januari 2011 menjadi pajak daerah, serta penyiapan sarana dan prasarana.
g.
Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu dilakukan dukungan program dan kegiatan terkait dengan penyusunan Peraturan Daerah sebagai tindak lanjut ketentuan dimaksud.
7.
Belanja Modal a.
Dalam
rangka
mendorong
pertumbuhan
ekonomi
didaerah
agar
dalam
merencanakan belanja modal diarahkan untuk membangun Infrastruktur yang menunjang Investasi daerah. b.
Dalam menetapkan anggaran untuk pengadaan barang-barang Inventaris agar dilakukan secara selektif sesuai kebutuhan masing-masing SKPD.
c.
Penganggaran belanja modal tidak hanya sebesar harga beli/bangun aset tetap, tetapi
harus
ditambah
seluruh
belanja
yang
terkait
dengan
pengadaan/pembangunan aset tetap tersebut sampai siap digunakan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 15
Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintah daerah yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Penyusunan belanja untuk pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Pemerintah Kabupaten Lahat menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Guna mendukung arah kebijakan fiskal yang berkelanjutan (fiscal sustainability) dalam tahun 2016, kebijakan belanja daerah diarahkan pada upaya mendukung prioritas pembangunan
Kabupaten
Lahat
tahun
2016.
Mengalokasikan
anggaran
pada
program/kegiatan SKPD yang sesuai dengan tugas pokok, fungsi serta daya kemampuan untuk melaksanakannya. Alokasi dana untuk Desa dan Kelurahan melalui dana spesific grant atau dana daerah bawahan sesuai dengan program/kegiatan kebutuhan desa dan kelurahan.Peningkatan
efisiensi
dan
efektifitas
penajaman
prioritas
belanja
guna
mendukung stimulus fiskal, serta desentralisasi dengan mengacu pada program prioritas. Efektivitas dari langkah-langkah pokok dan kebijakan-kebijakan di atas perlu didukung oleh langkah-langkah penting antara lain melalui peningkatan kepastian hukum yang mendorong tumbuhnya kepastian usaha dan praktek usaha yang sehat, serta pelaksanaan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa (good governance) dalam upaya mewujudkan birokrasi yang efisien dan mampu mengantisipasi dinamika ekonomi serta tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Untuk merencanakan belanja pada Tahun 2016 terlebih dahulu diketahui realisasi tahun sebelumnya. Selain dari hasil musrenbang di tingkat Kecamatan sampai ke tingkat kabupaten kegiatan yang diprioritaskan adalah kegiatan insidentil yang sifatnya mendesak dan kegiatan
yang belum bisa dilaksanakan pada APBD Tahun 2015 yang akan
diprioritaskan pada APBD induk tahun 2016.
Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung, meliputi : 1.
Belanja Pegawai a.
Untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai agar diperhitungkan acress yang besarnya dibatasi maksimum 2,5 % dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok dan tunjangan).
b.
Besarnya penganggaran gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) agar disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah peawai dan belanja
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 16
pegawai yang sudah dilakukan di masing-masing daerah dalam rangka perhitungan DAU Tahun Anggaran 2016 dan memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD yang ditetapkan Pemerintah. c.
Apabila daerah telah menganggarkan tambahan penghasilan dalam bentuk uang makan, tidak di perkenankan menganggarkan penyediaan makanan dan minuman harian pegawai dalam bentuk kegiatan.
d.
Sambil menunggu penetapan rancangan undang – undang tentang pajak dan retribusi daerah, biaya pemungutan di artikan sebagai bentuk pemberian insentif sejalan dengan kinerja organisasi dalam pencapaian target yang di tetapkan. Insentif di berikan atas dasar kebutuhan Riil bagi aparat yang terkait dengan proses pemungutan pajak daerah,yang besaran insentifnya di dasarkan pada pertimbangan asas kepatutan dan kewajaran yang di kaitkan dengan bobot tanggung jawab, peran, beban kerja, prestasi dan lokasi kerja serta tidak melebihi 5 % dari target penerimaan pajak daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
e.
Penyediaan anggaran
untuk penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi PNSD
agar berpedoman pada peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2003 tentang subsidi dan iuran pemerintah dalam menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi Pegawai
Negeri
Sipil
138/Menkes/PB/II/2009
dan
penerima
pensiun
negeri
Nomor
:
Nomor : 12 Tahun 2009 tentang pedoman tarif
pelayanan kesehatan bagi peserta PT. Askes (Persero) dan anggota keluarganya di Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat, dan rumah sakit daerah. Sedangkan untuk asuransi jiwa bagi PNSD atau yang sejenis tidak di perkenankan di anggarkan dalam
APBD,
kecuali
ditentukan lain
berdasarkan
peraturan
perundang – undangan. f.
Penganggaran penghasilan dan penerimaan lain pimpinan dan anggota DPRD serta belanja penunjang kegiatan harus di dasarkan kepada :
Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 2004 tentang kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota dewan perwakilan daerah, sebagaimana telah di ubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 21 Tahun 2007.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 tentang pengelompokan
kemampuan
keuangan
daerah,
penganggaran
dan
penanggungjawaban penggunaan belanja penujang operasional pimpinan DPRD serta tata cara pengembalian tunjangan komunikasi insentif dan dana operasional.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 17
Belanja kepala daerah dan wakil kepala daerah mempedomani ketentuan sebagai berikut :
Penganggaran belanja kepala daerah dan wakil kepala daerah didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang kedudukan keuangan kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Biaya penunjang operasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor : 109 Tahun 2000 yang semula tertulis “biaya penunjang operasional kepala daerah kabupaten/kota” termasuk di dalamnya
“biaya
penunjang
operasional
wakil
kepala
daerah
kabupaten/kota”
Bagi Daerah Otonom baru penganggaran biaya operasional kepala daerah/wakil kepala
daerah di dasarkan pada pertimbangan rasionalitas
terhadap biaya operasional kepala daerah/wakil kepala daerah induk sebelum pemekaran. 2.
Belanja Bunga Bagi daerah yang belum memenuhi kewajiban pembayaran bunga pinjaman jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang supaya segera di anggarkan pembayarannya dalam APBD Tahun Anggaran 2016.
3.
Belanja Subsidi Belanja subsidi hanya diberikan kepada perusahaan atau lembaga tetentu agar harga produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas. Produk yang di beri subsidi merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak serta terlebih dahulu dilakukan pengkajian agar tepat sasaran dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang – undangan.
4.
Belanja Hibah dan Bantuan Sosial a.
Dalam menentukan organisasi atau lembaga yang akan di berikan hibah agar di lakukan secara selektif, akuntabel, transparan, dan berkeadilan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.
b.
Belanja hibah dari Pemerintah Daerah kepada Instansi Vertikal, mekanisme penganggaran dan pemberinannya mengacu lepada ketentuan pengelolaan keuangan daerah, dan bagi Instansi penerima dalam pelaksanaan dan pertanggungjawabannya memperhatikan Peraturan Menteri Keuangan terkait hibah daerah.
c.
Dalam menjalankan fungsi Pemerintah Daerah di bidang kemasyarakatan dan guna memelihara kesejahteraan masyarakat dalam skala tertentu, Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 18
Daerah
dapat
memberikan
bantuan
sosial
kepada
kelompok/anggota
masyarakat, yang di lakukan secara selektif, tidak mengikat dan di upayakan dalam penetapan besaran bantuannya sejalan dengan jiwa Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah beserta perubahannya dalam arti jumlahnya di batasi tidak melebihi batas toleransi untuk penunjukan langsung. Pemberian bantuan sosial harus di dasarkan kriteria yang jelas dengan memperhatikan asas keadilan, transparan dan memprioritaskan kepentingan masyarakat luas. d.
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pengelolaan anggaran daerah di upayakan agar jumlah alokasi anggaran belanja hibah dan bantuan sosial agar di batasi dan di perjelas format pertanggungjawabannya yang tata cara dan mekanisme pemberian hibah dan bantuan social diatur dalam Peraturan Kepala Daerah.
5.
Belanja Bagi Hasil Untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya di sesuiakan dengan rencana pendapatan pada Tahun Anggaran 2016, sedangkan pelampauan target pada Tahun Anggaran 2016 yang belum di realisasikan kepada pemerintah daerah yang menjadi hak Kabupaten/Kota atau pemerintah desa di tampung dalam perubahan APBD Tahun Anggaran 2016.
6.
Belanja Bantuan Keuangan a.
Pemerintah
Propinsi
dapat
menganggarkan bantuan keuangan kepada
pemerintah kabupaten/kota di dasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan pemerintah kabupaten/kota yang tidak tersedia alokasi dananya. Pemberian bantuan keuangan dapat bersifat umum maupun bersifat khusus. b.
Dalam penetapan bantuan keuangan yang bersifat umum untuk mengatasi kesenjangan fiskal dapat menggunakan formula dengan variable antara lain dengan pendapatan daerah, jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin dan luas wilayah yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
c.
Dalam penetapan bantuan keuangan yang bersifat khusus digunakan untuk membantu capaian program prioritas pemerintah provinsi yang dilaksanakan sesuai urusan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota seperti pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 19
d.
Pemerintah Kabupaten/Kota menganggarkan dari dana perimbangan keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh persen), yang pembagiannya untuk stiap Desa secara proporsional yang merupakan Alokasi Dana Desa (ADD) sesuai dengan maksud Pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Selain itu Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat memberikan bantuan keuangan lainnya kepada pemerintah desa dalam rangka percepatan pembangunan desa sesuai kemampuan keuangan daerah.
7.
Belanja Tidak Terduga Dalam penetapan anggaran belanja tidak terduga agar di lakukan secara rasional dengan mempertimbangan realisasi Tahun Anggaran 2015 dan estimasi kegiatan – kegiatan
yang sifatnya tidak dapat di prediksi, di luar
kendali dan pengaruh
pemerintah daerah, serta tidak biasa/tanggap darurat, yang mendesak, dan tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2016. Dengan arah kebijakan belanja tahun 2016, perkiraan belanja Pemerintah Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah sebagai berikut: Belanja Daerah meningkat dari Rp. 1.481.457.063.513,00 pada tahun anggaran 2015 menjadi
Rp.
1.978.841.570.835,00
pada
tahun
2016
atau
meningkat
sebesar
Rp. 497.384.507.322,00. Belanja daerah tersebut terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. 1.
Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung Kabupaten Lahat tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 1.072.108.391.855,00 meningkat dibandingkan belanja tidak langsung pada tahun 2015 sebesar Rp. 875.417.502.166,00. Belanja Rp.
Langsung
Kabupaten
906.733.178.980,00,
Lahat
meningkat
tahun
2016
dibandingkan
diproyeksikan tahun
2015
sebesar sebesar
Rp. 606.039.561.347,00
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 20
Tabel 3.6 Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015-2016 Jumlah
No. 1
Uraian
2.1.2
2 Belanja Daerah Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga
2.1.4
Belanja Hibah
2.1.5
Belanja Bantuan sosial Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabup aten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi /Kabupaten /Kota dan Pemerintah Desa Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal
2 2.1 2.1.1
2.1.6
2.1.7
2.1.8 2.2 2.2.1 2.2.2 2.2.3
Jumlah Belanja
APBD 2015 (Rp) 3
Proyeksi APBD 2016 (Rp) 4
Bertambah / Berkurang (Rp) 5
875.417.502.166,00
1.072.108.391.855,00
196.690.889.689,00
772.007.501.578,00
795.471.267.756,00
23.463.766.178,00
0,00
0,00
0,00
15.548.271.854,00
8.757.000.000,00
(6.791.271.854,00)
1.848.200.000,00
1.000.000.000,00
(848.200.000,00)
3.653.471.866,00
4.014.127.341,00
360.655.475,00
80.260.056.868,00
261.615.996.758,00
181.355.939.890,00
2.100.000.000,00
1.250.000.000,00
(850.000.000,00)
606.039.561.347,00
906.733.178.980,00
300.693.617.633,00
32.163.459.300,00
0,00
(32.163.459.300,00)
303.788.026.319,00
0,00
(303.788.026.319,00)
270.088.075.728,00 1.481.457.063.513,00
0,00 1.978.841.570.835,00
(270.088.075.728) 497.384.507.322,00
Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Lahat 2016
Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan Pembiayaan Daerah pada APBD Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 2015 terkait dengan proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Pokok–pokok kebijakan Pembiayaan Daerah untuk Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 21
a.
Penerimaan Pembiayaan
Dalam menetapkan anggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA), agar disesuaikan dengan kapasitas potensi riil yang ada untuk menghindari kendala pendanaan pada belanja yang telah di rencanakan.
Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari pencairan
dana
cadangan,
sedangkan
akumulasi
penerimaan
hasil
bunga/deviden dari dana cadangan di anggarkan pada lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Pencantuman jumlah Pinjaman dalam APBD Tahun Anggaran 2015 yang di tetapkan oleh Menteri Keuangan. Dalam hal defisit APBD Tahun Anggaran 2015 melebihi batas maksimal dimaksud, dapat di lakukan setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan berdasarkan pertimbangan Menteri Dalam Negeri.
b.
Pengeluaran Pembiayaan
Untuk menghindari terjadinya akumulasi pengembalian pokok pinjaman pada tahun tertentu yang akan membebani keuangan daerah, agar pemerintah daerah disiplin dalam mengembalikan pokok pinjaman dan biaya lain sesuai jadwal yang di rencanakan.
Penyertaan modal yang di anggarkan dalam APBD didasarkan pada peraturan daerah tentang penyertaan modal daerah, sehingga tidak perlu setiap penganggaran dalam APBD di buatkan peraturan daerah tersendiri.
Untuk mengangarkan dana cadangan, pemerintah daerah harus menetapkan terlebih dahulu peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan yang mengatur tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan di biayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahun dana cadangan yang harus di anggarkan yang di transfer kerekening dana cadangan, sumber dana cadangan, dan tahun pelaksanaan anggaran dana cadangan.
c.
Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan (SILPA) Untuk Menghindari terjadinya dana yang menganggur (idle money), maka untuk menghindari adanya sisa lebih pembiayaan tahun berjalan dalam APBD, dan apabila terdapat sisa lebih perhitungan tahun berjalan supaya dalam perubahan APBD dimanfaatkan seluruhnya untuk mendanai kegiatan pada tahun anggaran berjalan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 22
Tabel 3.7 Pembiayaan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015 - 2016 Jumlah No
(1)
Uraian APBD 2015
APBD 2016
(3)
(4)
(2)
Bertambah / Berkurang (5)
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
Penerimaan Pembiayaan Daerah
70.776.297.979,00
160.676.770.116,00
89.900.472.137,00
3.1.1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA)
37.492.632.629,00
128.810.724.217,73
91.318.091.588,73
3.1.6
Penerimaan Piutang Daerah
33.283.665.350,00
31.866.045.898,27
(1.417.619.451,73)
3.2
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
6.000.000.000,00
5.000.000.000,00
(1.000.000.000,00)
3.2.2
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
6.000.000.000,00
5.000.000.000,00
(1.000.000.000,00)
64.776.297.979,00
155.676.770.116,00
90.900.472.137,00
Pembiayaan Netto
Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Lahat 2016
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 2016 dapat digambarkan sebagai berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 23
1
Tabel 3.8 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 2016 Jumlah Uraian Proyeksi APBD APBD 2015 2016 (2) (3) (4) Pendapatan Daerah 1.416.680.765.534,00 1.823.164.800.719,00
1.1
Pendapatan Asli Daerah
92.074.118.656,00
97.733.313.403,00
5.659.194.747,00
1.1.1
- Pajak Daerah
31.037.521.275,00
34.141.273.403,00
3.103.752.128,00
1.1.2
- Hasil Retribusi Daerah - Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan - Lain-Lain PAD yang sah
9.180.197.381,00
6.000.000.000,00
(3.180.197.381,00)
4.500.000.000,00
5.500.000.000,00
1.000.000.000,00
No (1)
1.1.3 1.1.4 1.2
2.1.6 2.2 2.2.1 2.2.2 2.2.3
Dana Perimbangan - Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak - Dana Alokasi Umum (DAU) - Dana Alokasi Khusus (DAK) Lain-Lain Pendapatan yang Sah - Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya - Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah daerah lainnya Belanja Daerah Belanja Tidak Langsung - Belanja Pegawai - Belanja Hibah - Belanja Bantuan Sosial - Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Daerah - Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik - Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung - Belanja Pegawai - Belanja Barang dan Jasa - Belanja Modal
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.3 1.3.1 1.3.4 1.3.5 2. 2.1 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5
3.1
Penerimaan Pembiayaan Daerah
Bertambah / Berkurang (5) 406.484.035.185,00
47.356.400.000,00
52.092.040.000,00
4.735.640.000,00
1.092.417.914.378,00
1.295.446.594.316,00
203.028.679.938,00
440.612.219.378,00
484.673.441.316,00
44.061.221.938,00
622.781.695.000,00 29.024.000.000,00 232.188.732.500,00
703.887.513.000,00 106.885.640.000,00 429.984.893.000,00
81.105.818.000,00 77.861.640.000,00 197.796.160.500,00
24.834.037.300,00
16.000.624.000,00
(8.833.413.300,00)
188.687.528.000,00
408.590.029.000,00
219.902.501.000,00
18.667.167.200,00
5.394.240.000,00
(13.272.927.200,00)
1.481.457.063.513,00 875.417.502.166,00 772.007.501.578,00 15.548.271.854,00 1.848.200.000,00
1.978.841.570.835,00 1.072.108.391.855,00 795.471.267.756,00 8.757.000.000,00 1.000.000.000,00
497.384.507.322,00 196.690.889.689,00 23.463.766.178,00 (6.791.271.854,00) (848.200.000,00)
3.653.471.866,00
4.014.127.341,00
360.655.475,00
80.260.056.868,00
261.615.996.758,00
181.355.939.890,00
2.100.000.000,00 606.039.561.347,00 32.163.459.300,00 303.788.026.319,00 270.088.075.728,00
1.250.000.000,00 906.733.178.980,00 0,00 0,00 0,00
(850.000.000,00) 300.693.617.633,00 (32.163.459.300,00) (303.788.026.319,00) (270.088.075.728)
70.776.297.979,00
160.676.770.116,00
89.900.472.137,00
37.492.632.629,00
128.810.724.217,73
91.318.091.588,73
33.283.665.350,00
31.866.045.898,27
(1.417.619.451,73)
3.1.6
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA) Penerimaan Piutang Daerah
3.2
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
6.000.000.000,00
5.000.000.000,00
(1.000.000.000,00)
3.2.2
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
6.000.000.000,00
5.000.000.000,00
(1.000.000.000,00)
64.776.297.979,00
155.676.770.116,00
90.900.472.137,00
3.1.1
Pembiayaan Netto Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Lahat 2016
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 24
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
III. 25
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Pembangunan Kabupaten Lahat berdasarkan RPJPD Kabupaten Lahat 2005-2025 menyebutkan bahwa tahap
ketiga
pembangunan Kabupaten Lahat
(2014-2018)
mengutamakan optimalisasi sumber daya, yaitu: ∑
Pembangunan diarahkan pada penekanan optimalisasi baik pada sumber daya alam dan sumber daya manusia serta pembangunan disegala bidang untuk mencapai kemandirian ekonomi daerah.
∑
Kesejahteraan
rakyat
yang
terus
membaik
sejalan
dengan
meningkatnya
pertumbuhan ekonomi. Kualitas sumber daya manusia ditandai relevansi pendidikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan yang semakin baik, meningkatnya derajat kesehatan
dan
status
gizi
masyarakat,
meningkatnya
kesetaraan
gender,
meningkatnya tumbuh kembang optimal serta kesejahteraan dan perlindungan anak, tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang dengan semakin mantapnya budaya inovasi dan karakter bangsa. ∑
Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan menjunjung nilainilai kelestarian.
∑
Pemanfaatan sumber daya alam semakin terarah untuk menunjang kemandirian ekonomi dengan cara-cara kerja yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan daya saing perekonomian yang semakin kompetitif dan semakin terpadunya industri manufaktur dengan pertanian serta sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan.
∑
Terpenuhinya infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerjasama pemerintah dengan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi dan industri serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktifitas, penguasaan dan penerapan teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian.
∑
Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai dengan berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi, terpenuhinya pasokan tenaga
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 1
listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi
pedesaan
dapat
dicapai
dengan
muali
dimanfaatkannya
faktor
keselamatan secara ketat, terselenggaranya pelayanan jaringan komunikasi dan teknologi informasi yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat yang tanggap terhadap berbagai teknologi informasi. ∑
Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pengembangan infrastruktur pedesaan akan terus dikembangkan terutama untuk mendukung pembangunan pertanian dan pengurangan pemukiman kumuh.
∑
Penguatan supremasi hukum dengan berbagai konsekuensi eksternalitasnya untuk tetap mempertahankan nilai-nilai keamanan, iklim politik yang demokratis serta penegakan hak-hak asasi manusia yang sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945,
sejalan
dengan
pelayanan
umum
yang
lebih
efisien
serta
penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah yang mulai memberikan kontribusi
pada
peningkatan
pelayanan
masyarakat,
peningkatan
kapasitas
pemerintahan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, berwibawa sesuai dengan konsep good governance. Berdasarkan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat 2012-2032 menjelaskan bahwa tujuan penataan ruang Kabupaten Lahat adalah mewujudkan ruang wilayah yang produktif sesuai dengan potensinya terutama di sektor pertambangan serta pertanian dengan tetap memperhatikan keserasian dan keselarasan lingkungan dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah tersebut, maka ditetapkan kebijakan dan strategi penataan ruang. Kebijakan penataan ruang Kabupaten Lahat adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki; b. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah kabupaten; c. Pemantapan kawasan lindung di wilayah kabupaten yang telah ditetapkan dalam RTRWN dan RTRWP dan menambah kawasan lindung dalam kewenangan kabupaten;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 2
d. Pengelolaan
kawasan
budidaya
mendukung
pengembangan
ekonomi
melalui
pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan berbasis pertanian, perkebunan, pariwisata, dan industri; e. Perwujudan usaha untuk perubahan fungsi dari kawasan bukan hutan untuk kawasan budidaya yang diperlukan untuk kepentingan pembangunan kabupaten sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku; f. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. Pembangunan Kabupaten Lahat berdasarkan arah kebijakan Bupati dan Wakil Bupati Lahat periode 2013-2018 adalah: a. Meningkatkan
pemerintahan
yang
demokratis,
transparan
dalam
penyusunan
kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dengan mengikut serta masyarakat dengan banyak berada di tengah masyarakat pada saat-saat suka dan duka; b. Meningkatkan kualitas pendidikan berwawasan kebangsaan dan berkualitas global yang terjangkau bagi masyarakat Kabupaten Lahat serta menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan zaman; c. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat Kabupaten Lahat serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lingkungan yang bersih, sehat, hijau, nyaman, dan asri; d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat miskin melalui fasilitas kebutuhan dasar, penataan dan pembinaan usaha sektor informal lainnya dan lebih menggalakkan lagi fungsi sosial untuk kemasyarakatan; e. Menggali dan meningkatkan khasanah budaya lokal, serta mengembangkan kehidupan kemasyarakatan yang harmonis dan bertoleransi tinggi; f.
Meningkatkan akselerasi pertumbuhan arus perdagangan barang dan jasa dalam skala regional dalam suatu sistem tata ruang yang terintegrasi dan didukung sarana infrastruktur, sistem transportasi dan sistem IT yang baik;
g. Mengembangkan koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), investasi serta menciptakan keterpaduan antara pengusaha kecil, menengah dengan pengusaha besar yang didukung oleh iklim usaha yang kondusif dengan mempertajam fungsi koperasi; h. Meningkatkan
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang
berkelanjutan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 3
VISI KABUPATEN LAHAT 2014 – 2018 Dengan mempertimbangkan kemajuan yang telah dicapai pada periode 20092013; memperhatikan hasil analisis isu strategis; mengacu visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Lahat yang terpilih untuk masa bakti 2013-2018; mengikuti arahan prioritas pembangunan
RPJPD
Kabupaten
Lahat
2005-2025;
memperhatikan
prioritas
pembangunan nasional; merujuk pada tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka visi pembangunan Kabupaten Lahat periode 20142018 adalah: ʺTerwujudnya Kabupaten Lahat BANGKIT 2018ʺ Dengan visi tersebut, diharapkan seluruh stakeholder di Kabupaten Lahat secara bahu membahu mengoptimalkan seluruh kapasitas yang dimiliknya untuk meningkatkan dan mewujudkan seluruh masyarakat Kabupaten Lahat Berdikari, Aman, Nyaman, Gotongroyong, Kreatif, Inovatif, dan Terdepan. Visi tersebut mengandung beberapa kata kunci yaitu "Berdikari, Aman dan Nyaman, Gotong Royong, Kreatif, Inovatif, Terdepan" yang perlu dijelaskan agar memberikan pengertian dan persepsi yang sama bagi setiap anggota organisasi dan stakeholders, serta berbagai pihak yang berkepentingan. "Berdikari" Mengandung pengertian bahwa Kabupaten Lahat harus mampu berdiri di atas kaki sendiri dan tidak bergantung pada bantuan orang lain. "Aman" Bebas dari bahaya, gangguan, terlindung, pasti dan tenteram. "Nyaman" Lingkungan hidup masyarakat Kabupaten Lahat yang sejuk, bersih dan sehat. "Gotong Royong" Bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil, atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 4
"Kreatif" Kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode, dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan melalui proses berpikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah (value added) dan merupakan keunggulan yang berharga. "Inovatif" Suatu kemampuan manusia dalam mendayagunakan pikiran dan sumber daya yang ada disekelilingnya untuk menghasilkan suatu karya yang benar-benar baru yang orisinil, serta bermanfaat bagi banyak orang. "Terdepan" Kabupaten Lahat pada tahun 2018 merupakan salah satu kabupaten yang maju dan sejahtera melebihi kabupaten lainnya”. MISI KABUPATEN LAHAT 2014 – 2018 Dalam mewujudkan visi Kabupaten Lahat BANGKIT 2018, maka ditetapkanlah Misi Pembangunan Kabupaten Lahat 2014-2018 sebagai berikut: 1.
Mewujudkan sistem pemerintahan yang demokratis, berkeadilan dan akuntabel;
2.
Mewujudkan masyarakat Madani (Produktif, Mandiri, Bermoral, Beretika dan Berwawasan Lingkungan);
3.
Mewujudkan tatanan ekonomi yang tangguh.
Tujuan dan Sasaran Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis pembangunan daerah. Sedangkan yang dimaksud sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Lahat yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang dirumuskan berdasarkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018, sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 5
Misi 1
:
Mewujudkan
sistem
pemerintahan
yang
demokratis,
berkeadilan, dan akuntabel. Tujuan misi pertama adalah: -
Meningkatkan pemerintahan yang demokratis, transparan dalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Sasaran pembangunan dari tujuan tersebut, yaitu: 1.
Meningkatnya pelayanan prima bagi masyarakat;
2.
Meningkatnya akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Daerah;
Misi 2
:
Mewujudkan
Masyarakat
Madani
(Produktif, Mandiri,
Bermoral, Beretika, dan Berwawasan Lingkungan). Tujuan misi kedua antara lain: -
Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat. Sasaran pembangunan dari tujuan tersebut, yaitu:
-
1.
Meningkatnya mutu dan pemerataan pendidikan masyarakat;
2.
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Meningkatkan kesejahteraan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Sasaran pembangunan dari tujuan tersebut, yaitu: 1.
Meningkatnya kesejahteraan sosial;
2.
Meningkatnya kesempatan kerja;
3.
Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak serta kesetaraan gender.
Misi 3
:
Mewujudkan Tatanan Ekonomi yang Tangguh.
Tujuan misi ketiga antara lain: -
Meningkatkan sektor pangan dan pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah. Sasaran pembangunan dari tujuan tersebut, yaitu: 1.
Meningkatnya
produksi
sektor
pertanian,
peternakan,
perikanan,
dan
perkebunan; 2. -
Meningkatnya usaha perdagangan, koperasi dan UKM.
Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 6
Sasaran pembangunan dari tujuan tersebut, yaitu: 1. -
Meningkatnya pelestarian lingkungan hidup.
Meningkatkan jangkauan dan mutu infrastruktur. Sasaran pembangunan dari tujuan tersebut, yaitu: 1.
Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur wilayah perdesaan;
2.
Meningkatnya sektor kepariwisataan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 7
Secara rinci pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Lahat periode 2014 – matrik berikut : Tabel 4.1
Visi
: Mewujudkan Kabupaten Lahat BANGKIT 2018 (Berdikari, Aman, Nyaman, Gotong Royong, Kreatif, Inovatif, Terdepan"
Misi : 1. Mewujudkan sistem pemerintahan yang demokratis, berkeadilan dan akuntabel 2. Mewujudkan masyarakat madani (produktif, mandiri, bermoral, beretika, dan berwawasan lingkungan) 3. Mewujudkan tatanan ekonomi yang tangguh Tujuan 1.1
Meningkatkan pemerintahan yang demokratis, transparan dalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Sasaran
Indikator Sasaran
Strategi
1.1.1
Meningkatnya pelayanan prima bagi masyarakat;
1.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Penerapan Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik
1.1.2
Meningkatnya akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah daerah
2.
Opini BPK atas LKPD
Penerapan Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik
3.
Kategori Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
Penerapan Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 8
Tujuan 2.1
Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan
Sasaran 2.1.1
Meningkatnya mutu dan pemerataan pendidikan masyarakat
Indikator Sasaran 1.
Angka Partisipasi Kasar (APK) - APK SD/MI/Paket A - APK SMP/MTs/Paket B - APK SMA/MA/SMK/ Paket C
2.
Angka Partisipasi Murni (APM) - APM SD/MI/Paket A - APM SMP/MTs/Paket B - APM SMA/MA/SMK/ Paket C
3.
Angka Melek Huruf Latin
4.
Angka Kelulusan: - Angka Kelulusan SD/MI - Angka Kelulusan SMP/MTs - Angka Kelulusan SMA/MA/SMK
5.
Angka Melanjutkan (AM): - Angka Melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs - Angka Melanjutkan SMP/MTs ke SMA/MA
6.
Guru yang memenuhi Kualifikasi S.1/D.IV
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 9
Strategi Peningkatan layanan pendidikan dasar dan menengah yang bermutu untuk mencapai standar nasional dan internasional
Tujuan
Sasaran 2.1.2
2.2
Meningkatkan kesejahteraan sosial dan pemberdayaan masyarakat
2.2.1
2.2.2
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Meningkatnya Kesejahteraan Sosial masyarakat
Meningkatnya Kesempatan Kerja
Indikator Sasaran 1.
Umur Harapan Hidup (UHH)
2.
Angka Kematian Ibu (AKI)
3.
Angka Kematian Bayi
4.
Persentase Balita Gizi Kurang
1.
Persentase Penduduk Miskin
2.
Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
1.
Tingkat Penempatan Pencari Kerja
2.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
3.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 10
Strategi Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi Masyarakat
Meningkatkan PMKS ke dalam kehidupan yang layak (mandiri) dan pembinaan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Perluasan kesempatan memperoleh pekerjaan dan memfasilitasi, memotivasi terciptanya perluasan kerja
Tujuan
Sasaran 2.2.3
3.1
Meningkatkan Sektor Pangan dan Pengembangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
3.1.1
Meningkatnya Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak Serta Kesetaraan Gender
Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan
Indikator Sasaran 1.
Persentase Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan
2.
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah
3.
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Legislatif
1.
Produksi Tanaman Pangan - Produksi Tanaman Padi - Produksi Tanaman Jagung - Produksi Tanaman Kedelai
2.
Produksi Peternakan - Produksi Daging - Produksi Telur
3.
Produksi Perikanan - Produksi Perikanan Budidaya - Produksi Perikanan Tangkap
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 11
Strategi Peningkatan Pelayanan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi bidang pertanian, peternakan perikanan, dan perkebunan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran 4.
Strategi
Produksi Perkebunan Rakyat: - Produksi Kopi - Produksi Karet - Produksi Kelapa Sawit - Produksi Kakao
3.1.2
Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi dan UKM
5.
Persentase Pengurangan Luas Kerusakan/Kebakaran Hutan dan Lahan
1.
Persentase Koperasi yang Berprestasi
2.
Persentase Koperasi dan UKM dalam Pengembangan Jaringan Kerjasama Usaha Koperasi
3.
Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB
4.
Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
5.
Persentase pertumbuhan industri kecil dan menengah
6.
Persentase Peningkatan Jumlah Unit Usaha IKM
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 12
Pembinaan kelembagaan usaha koperasi dan UKM serta peningkatan kerja sama dengan Pihak BUMN, BUMD dan Swasta
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Strategi
3.2
Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan
3.2.1
Meningkatnya Pelestarian Lingkungan Hidup
1.
Persentase Penyelesaian Kasus Lingkungan
Meningkatkan peran pelaku usaha terhadap pengelolaan lingkungan
3.3
Meningkatkan Jangkauan dan Mutu Infrastruktur
3.3.1
Meningkatkan Sarana dan Prasarana infrastruktur wilayah Perdesaan
1.
Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik (> 40 km/jam)
2.
Persentase Layanan Jaringan Irigasi yang dibangun, ditingkatkan dan dipelihara
Meningkatkan sistem jaringan jalan dan irigasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah perdesaan
1.
Jumlah Kunjungan Wisatawan
2.
Persentase Promosi Budaya dan Pariwisata
3.3.2
Meningkatnya Sektor Kepariwisataan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 13
Pembangunan dan pengembangan Destinasi Pariwisata
4.1.1 Tema dan Sub Tema Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lahat (RPJMD) 2014-2018 dengan visi "Terwujudnya Kabupaten Lahat BANGKIT 2018" merupakan tahap ke-3 periode pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2005-2025. Visi Kabupaten Lahat tahun 2014-2018 memperhatikan kebutuhan pemangku kepentingan daerah dan semua lapisan masyarakat yang diselaraskan dengan visi Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014-2018, serta visi pembangunan jangka menengah nasional tahun 2015-2019. Pencapaian visi Kabupaten Lahat tahun 2014-2018 dilaksanakan melalui komitmen dan keinginan, antara lain: -
Pencapaian kemandirian ekonomi daerah ditandai dengan daya saing perekonomian yang berlandaskan keunggulan sumber daya yang dimiliki;
-
Peningkatan sumber daya manusia;
-
Pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan;
-
Peningkatan prasarana dan sarana pendukung masyarakat;
-
Pembangunan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Berakhirnya periode RPJMD ke-2 tahun 2009-2013 Kabupaten Lahat yang
merupakan tahapan dari rencana prioritas RPJPD Kabupaten Lahat tahun 2005-2025 menunjukan berbagai perubahan yang lebih baik. Perubahan-perubahan tersebut antara lain di bidang pendidikan dan kesehatan dengan mendukung program pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui program sekolah gratis dan berobat gratis, Kabupaten Lahat telah mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) setiap tahunnya. Peningkatan juga pada Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, dan Pengeluaran per Kapita. Pada bidang pengelolaan keuangan daerah, pendapatan maupun belanja anggaran pembangunan juga telah mengalami peningkatan yang signifikan. Dimana hal tersebut didukung oleh peningkatan mutu pengelolaan perencanaan
keuangan dan
perencanaan pembangunan yang disusun secara bersama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan ditindaklanjuti dengan peningkatan sistem penganggaran yang baik, transparan dan akuntabel. Pembangunan di daerah Kabupaten Lahat semakin lebih baik seiring dengan meningkatnya pembangunan di wilayah-wilayah pedesaan yang disertai meningkatnya jaringan aksesibilitas antar daerah yang semakin luas. Membuka daerah-daerah yang Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 14
terisolir sehingga terjadi pemerataan pembangunan di Kabupaten Lahat. Perubahan yang terjadi di Kabupaten Lahat tidak terlepas dari pengaruh internal dan eksternal. Masalah internal yang sering menghambat antara lain pertambahan penduduk Kabupaten Lahat yang juga terus meningkat, pelayanan pendidikan dan kesehatan, konflik lahan, batas wilayah, tata kelola pemerintahan dan birokrasi, pemerintahan yang bersih, infrastruktur, pemanfaatan sumber daya alam. Sedangkan masalah eksternal yang sering menjadi kendala bahkan dapat menunda serta membatalkan rencana pembangunan yang telah disusun adalah perluasan peluang kerja, investasi, produksi, produktivitas, nilai tambah, kerjasama pembangunan, dan regulasi politik. Kemajuan pembangunan Kabupaten Lahat dapat
lebih
dicapai
melalui
perencanaan
pembangunan
yang
disusun
dengan
memperhitungkan manfaat yang diperoleh bagi masyarakat daerah Kabupaten Lahat. Bertitik tolak pada RPJPD Kabupaten Lahat tahun 2005-2025, Kabupaten Lahat akan masuk pada tahapan RPJMD ke-3 tahun 2014-2018 yaitu ″Optimalisasi Sumber Daya" dan berdasarkan kinerja pelaksanaan, pencapaian dan sebagai kelanjutan RPJM ke-2, RPJM ke-3 pembangunan diarahkan pada penekanan optimalisasi baik pada sumber daya alam dan sumber daya manusia serta pembangunan di segala bidang untuk mencapai kemandirian ekonomi daerah. Beberapa pertimbangan yang mendukung tahapan RPJMD ke-3 Kabupaten Lahat tahun 2014-2018 adalah: a. Pembangunan diarahkan pada penekanan optimalisasi baik pada sumber daya alam dan sumber daya manusia serta pembangunan di segala bidang untuk mencapai kemandirian ekonomi daerah. b. Kesejahteraan rakyat terus membaik, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Kualitas sumber daya manusia ditandai dengan relevansi pendidikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan yang semakin baik, meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal serta kesejahteraan dan perlindungan anak, tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang dan semakin mantapnya budaya inovasi dan karakter bangsa. c. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan menjunjung nilainilai kelestarian. d. Pemanfaatan sumber daya alam semakin terarah untuk menunjang kemandirian ekonomi dengan cara-cara kerja yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 15
daya saing perekonomian yang semakin kompetitif dan semakin terpadunya industri manufaktur dengan pertanian serta sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan. e. Terpenuhinya infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerjasama pemerintah dengan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi dan industri serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktifitas,
penguasaan,
dan penerapan
teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian. f. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai dengan berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi, terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi pedesaan dapat dicapai dengan mulai dimanfaatkannya faktor keselamatan secara ketat, terselenggaranya pelayanan jaringan komunikasi dan teknologi informasi yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat yang tanggap terhadap berbagai teknologi informasi. g. Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pengembangan infrastruktur pedesaan akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian dan pengurangan permukiman kumuh. h. Penguatan supremasi hukum dengan berbagai konsekuensi eksternalitasnya untuk tetap mempertahankan nilai-nilai keamanan, iklim politik yang demokratis serta penegakan hak-hak asasi manusia yang bersumber Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945,
sejalan
dengan
pelayanan
umum
yang
lebih
efisien
serta
penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah yang mulai memberikan kontribusi
pada
peningkatan
pelayanan
masyarakat,
peningkatan
kapasitas
pemerintahan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, berwibawa sesuai dengan konsep good governance. Berdasarkan visi RPJPD Kabupaten Lahat tahun 2005-2025 yaitu mewujudkan "LAHAT EMAS (Ekonomi, Mandiri, Agribisnis, dan Sejahtera), tahapan RPJMD ke-3 Kabupaten Lahat yaitu "Optimalisasi Sumber Daya", arah kebijakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2016 yaitu "Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Pondasi Pembangunan yang Berkualitas", dan arah kebijakan Rencana Kerja Pemerintah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016 adalah "Percepatan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 16
Pembangunan Infrastruktur Strategis", maka tema pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2016 adalah: ″Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor Perekonomian″ Tema pembangunan ini dijabarkan lagi melalui sub tema pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016 yaitu : “Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor Perekonomian” Tema maupun sub tema pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2016 diarahkan untuk mendukung tercapainya prioritas pembangunan sebagai berikut: 1.
Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang cepat dan tepat;
2.
Meningkatnya efektifitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan;
3.
Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pengarusutamaan gender;
4.
Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK);
5.
Terbangunnya infrastruktur pendukung pengembangan pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata;
6.
Meningkatnya produksi, produktifitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan;
7.
Terbangunnya perencanaan dan penganggaran berbasis sistem informasi;
8.
Terciptanya peruntukan penataan ruang Kabupaten Lahat.
4.1.2 Isu Strategis Pembangunan di Kabupaten Lahat Isu strategis pembangunan di Kabupaten Lahat pada tahun 2016 disusun berdasarkan prioritas daerah dari RPJMD dan RPJPD 2005-2025 yang dapat diuraikan sebagai berikut: Prioritas 1 : Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang cepat dan tepat. ÿ
Peningkatan tata kelola pelayanan publik yang cepat dan tepat;
ÿ
Peningkatan pembinaan dan pengawasan pelayanan publik yang prima.
Prioritas 2 : Meningkatnya efektifitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan. ÿ
Penurunan angka kemiskinan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 17
ÿ
Pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia;
ÿ
Peningkatan pemenuhan pelayanan dasar masyarakat.
Prioritas 3 : Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pengarusutamaan gender. ÿ
Peningkatan jangkauan dan mutu layanan kesehatan dan pendidikan;
ÿ
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan;
ÿ
Peningkatan perlindungan terhadap perempuan dan anak;
ÿ
Peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan.
Prioritas 4 : Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK). ÿ
Pengembangan dan pembinaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah;
ÿ
Peningkatan akses permodalan dan pemasaran produk usaha;
ÿ
Pembinaan dan pemberdayaan lembaga koperasi desa dalam mendukung pertanian.
Prioritas
5
:
Terbangunnya
infrastruktur
pendukung
pengembangan
pertanian,
peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata. ÿ
Peningkatan dan pengembangan pembangunan infrastruktur yang mendukung sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata;
ÿ
Membangun kemitraan dan kerjasama sektor pertanian dengan lembaga terkait.
Prioritas 6 : Meningkatnya produksi, produktifitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. ÿ
Peningkatan bantuan sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dalam upaya meningkatkan produksi pertanian;
ÿ
Peningkatan
kapasitas
dan
penerapan
teknologi
pengelolaan
pertanian,
peternakan, perikanan, dan perkebunan; ÿ
Pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan;
ÿ
Membangun kerjasama dengan lembaga terkait.
Prioritas 7 : Terbangunnya perencanaan dan penganggaran berbasis sistem informasi. ÿ
Peningkatan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 18
ÿ
Peningkatan publikasi pengelolaan sistem pemerintahan.
Prioritas 8 : Terciptanya peruntukan penataan ruang Kabupaten Lahat. ÿ
Peningkatan informasi penataan ruang;
ÿ
Peningkatan pemantaauan, pengawasan, dan pemanfaatan ruang.
4.2
Tahapan dan Prioritas Pembangunan Kabupaten Lahat
4.2.1 Tahapan Pembangunan Kabupaten Lahat Sesuai dengan Visi Kabupaten Lahat yakni mewujudkan Kabupaten Lahat BANGKIT 2018 (Berdikari, Aman, Nyaman, Gotong Royong, Kreatif, Inovatif, Terdepan), maka diperlukan tahapan – tahapan pembangunan selama lima tahun dengan sasaran, program dan kegiatan yang dapat mewujudkan Visi tersebut. Tahapan pembangunan Kabupaten Lahat selama periode 2014-2018 meliputi 5 (lima) tahapan yaitu: Gambar 4.1. Tahapan Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018
2014 ( Optimalisasi Sumber Daya Untuk Kesinambungan Pembangunan di Segala Bidang )
2015 ( Peningkatan Perekonomian dan Pelayanan Dasar Masyarakat )
2016 ( Peningkatan Infrastruktur dan Pengembangan Sektor Perekonomian )
2017 ( Percepatan Pembangunan Kawasan Ekonomi dan Peningkatan Sarana Prasarana Pendukung )
Berdikari, Aman, Nyaman, Gotong Royong, Kreatif, Terdepan ) Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 19
Tahap Pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2016 menitikberatkan pada pembangunan Infrastruktur strategis terutama pembangunan jalan, sarana prasarana lainnya. Tahapan pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016 ini diarahkan untuk mendukung tercapainya hal – hal berikut. a. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Cepat dan Tepat; b. Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan; c. Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaan Gender; d. Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK); e. Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata; f.
Meningkatnya Produksi, Produktivitas dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pertambangan;
g. Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi; h. Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat. 4.2.2 Prioritas
dan
Sasaran
Pembangunan
Daerah
Kabupaten
Lahat
Tahun 2016 Prioritas pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2016 tersebut merupakan sinkronisasi dari prioritas pembangunan Nasional tahun 2016 dan prioritas Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016. Prioritas Pembangunan Nasional (NAWA CITA) berdasarkan RKP 2016 adalah: 1.
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2.
Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4.
Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5.
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
7.
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 20
8.
Melakukan revolusi karakter bangsa.
9.
Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Prioritas Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 adalah: 1. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat; 2. Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial Budaya; 3. Penanggulangan Kemiskinan; 4. Pembangunan Pertanian; 5. Infrastruktur dan Energi; 6. Investasi dan Pengembangan Usaha; 7. Pengelolaan Lingkungan dan Pengendalian Bencana; 8. Pengembangan Wilayah. Prioritas Pembangunan Kabupaten Lahat berdasarkan RKPD Kabupaten Lahat tahun 2016 adalah: 1.
Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang cepat dan tepat;
2.
Meningkatnya efektifitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan;
3.
Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pengarusutamaan gender;
4.
Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK);
5.
Terbangunnya infrastruktur pendukung pengembangan pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata;
6.
Meningkatnya produksi, produktifitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan;
7.
Terbangunnya perencanaan dan penganggaran berbasis sistem informasi;
8.
Terciptanya peruntukan penataan ruang Kabupaten Lahat. Sasaran pembangunan berdasarkan prioritas pembangunan Kabupaten Lahat pada
tahun 2016, sebagai berikut: Prioritas 1 : Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang cepat dan tepat, yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat di Instansi pemerintah. Sasaran Prioritas: ÿ
Penyusunan aturan, pedoman dan standar operasinal pelayanan untuk mendukung pelayan prima;
ÿ
Peningkatan sarana dan prasarana pendukung pelayanan publik;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 21
ÿ
Peningkatan Pelayanan Prima bagi masyarakat.
Prioritas 2 : Meningkatnya efektifitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi angka kemiskinan di masyarakat Kabupaten Lahat. Sasaran Prioritas: ÿ
Peningkatan pelayanan terhadap penanggulangan bencana dan penyandang kesejahteraan sosial;
ÿ
Peningkatan perluasan dan kesempatan kerja serta perlindungan tenaga kerja;
ÿ
Peningkatan pembangunan infrastruktur yang mendukung program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan.
Prioritas 3 : Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pengarusutamaan gender,
yang bertujuan meningkatkan masyarakat Kabupaten
Lahat yang sehat dan berpendidkan serta meningkatkan masyarakat Lahat yang harmonis dan bertoleransi tinggi. Sasaran Prioritas: ÿ
Peningkatan pembangunan infrastruktur puskesmas dan sekolah;
ÿ
Pemenuhan Penyediaan obat-obatan dan perbekalan lainnya yang cukup;
ÿ
Peningkatan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat;
ÿ
Penyediaan peralatan yang menunjang proses belajar mengajar pada sekolahsekolah;
ÿ
Pengintensifan pengawasan terhadap peredaran mutu obat dan makanan;
ÿ
Pengembangan perpustakaan, pendidikan kejuruan, luar biasa dan kerja paket;
ÿ
Pengembangan Pendidikan anak usia dini (PAUD);
ÿ
Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak serta kesetaraan gender.
Prioritas 4 : Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK),
yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat kecil dan
meningkatkan wirausaha sektor formal dan informal. Sasaran Prioritas: ÿ
Pembinaan kelembagaan koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagai mendukung ekonomi kreatif;
ÿ
Bantuan akses permodalan dan pembiayaan koperasi dan UMKM;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 22
ÿ
Menciptakan iklim kondusif bagi pertumbuhan UMKM kreatif;
ÿ
Membangun
dan
memperkuat
jejaring
kerjasama
ekonomi
(industri
dan
perdagangan) dan kelembagaan. Prioritas 5 : Terbangunnya infrastruktur pendukung pengembangan pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata, yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung bagi masyarakat Kabupaten Lahat dalam mengembangkan sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata. Sasaran Prioritas: ÿ
Meningkatkan pembangunan infrastruktur strategis terutama sarana prasarana jalan pada kawasan terisolir;
ÿ
Peningkatan dan pemeliharaan jaringan transportasi jalan maupun irigasi yang telah ada;
ÿ
Peningkatan infrastruktur akses mendukung pengembangan pariwisata;
ÿ
Peningkatan dan pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana pendukung pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan masyarakat pedesaan;
ÿ
Peningkatan infrastruktur dasar pemukiman, air bersih, sanitasi, jalan lingkungan dan pembuangan limbah;
ÿ
Peningkatan pengembangan sumber daya air dengan perluasan jaringan irigasi serta sarana dan parasarana pengendali banjir.
Prioritas 6 : Meningkatnya produksi, produktifitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan, yang bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Lahat khusunya di pedesaan. Sasaran Prioritas: ÿ
Peningkatan pembangunan infrastruktur yang mendukung pertanian (irigasi, jalan akses);
ÿ
Peningkatan pengelolaan dan pemasaran hasil produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan;
ÿ Peningkatan pelatihan pada sumber daya pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Prioritas 7 : Terbangunnya perencanaan dan penganggaran berbasis sistem informasi,
yang
bertujuan
membangun
sistem
informasi
pemerintahan
yang
terkoordinasi, responsive, transparan, akuntabel, dan tepat sasaran. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 23
Sasaran Prioritas: ÿ
Peningkatan pengetahuan dan keahlian aparatur mengenai sistem informasi perencanaan dan penganggaran melalui pelatihan;
ÿ
Pengembangan kerjasama, dialog dan kemitraan antara pemerintah, partai politik, dan masyarakat sipil;
ÿ
Mengembangkan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah seluruh SKPD;
ÿ
Peningkatan kemandirian keuangan daerah melalui pengembangan sistem administrasi keuangan daerah.
Prioritas 8 : Terciptanya peruntukan penataan ruang Kabupaten Lahat, yang bertujuan mempercepat penyusunan dan pengesahan rencana tata ruang wilayah. Sasaran Prioritas: ÿ
Peningkatan informasi penataan ruang;
ÿ
Peningkatan pemantaauan, pengawasan, dan pemanfaatan ruang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 24
Tabel 4.2 Sinkronisasi Agenda Nawa Cita , Prioritas Provinsi Sumatera Selatan dengan Prioritas Pembangunan Kabupaten Lahat Nawa Cita -
-
Melindungi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman Tata Kelola Pemerintahan Reformasi Sistem dan Penegakan Hukum
-
Membangun Indonesia dari Pinggiran Mewujudkan Kemandirian Ekonomi
-
Prioritas Provinsi Sumatera Selatan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Kamtibmas
Prioritas Kabupaten Lahat -
-
-
Pengembangan Wilayah Pengelolaan Lingkungan dan Penanggulangan Bencana Pembangunan Pertanian Infrastruktur dan Energi
-
-
-
-
-
Kualitas Hidup Manusia dan Masyarakat Revolusi Karakter Bangsa Memperteguh Kebhinekaan dan Memperkuat Restorasi Sosial
-
Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing
-
-
Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial Budaya Penanggulangan Kemiskinan
-
-
Investasi dan Pengembangan -
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat Terbangunnya Perencanaan dan Pengenggaran Berbasis Sistem Informasi Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dan Pariwisata Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat Meningkatnya Efektifitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, Pengarusutamaan Gender Meningkatnya Produksi, Produktifitas, dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan perkebunan
IV. 25
Keterkaitan antara dokumen perencanaan menjadi sangat penting untuk menjaga keberlanjutan dan konsistensi pembangunan. Pola pikir keterkaitan perencanaan pembangunan digambarkan pada diagram berikut: Gambar 4.2. Pola Pikir Perencanaan Pembangunan Tahun 2016 EVALUASI 2014 – 2015
MASALAH PEMBANGUNAN KABUPATEN LAHAT
∑ ∑ ∑
FAKTOR INTERNAL :
- KEKUATAN - KELEMAHAN
ARAH KEBIJAKAN
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
PRIORITAS : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat Meningkatnya Efektifitas Program dan Kegiatan Penangulangan Kemiskinan Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, dan Pengarusutamaan Gender Berkembangnya Usaha Mikri Kecil Menengah dan Koparasi (UMKMK) Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata Meningkatnya Produksi, Produktifitas dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Perkebunan Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat
FAKTOR EKSTERNAL: - PELUANG - ANCAMAN
TARGET RPJMD & RPJMD PROYEKSI
PROGRAM DAN KEGIATAN
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 26
Tabel 4.3 Keterkaitan masalah daerah dan isu penting dengan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Lahat No (1) 1
Tingkat Nasional (2) ∑ Ketimpangan antara kondisi jalan nasional dengan daerah yang berkontribusi pada kondisi waktu dan biaya logistik.
∑ Angka Kekurangan Rumah (Housing Backlog) masih tinggi
Isu Penting dan Masalah Mendesak Tingkat Provinsi Tingkat Kabupaten (3) (4) ∑ Ketimpangan kondisi ∑ Masih terbatasnya jalan mantap dan infrastruktur dasar infrastruktur lainnya antara lain prasarana yang dan sarana menghubungkan perhubungan darat dan antar wilayah, pusat udara; prasarana dan pertanian, pusat sarana pendidikan dan pertambangan, pusat kesehatan; prasarana perdagangan dan dan sarana ekonomi objek wisata seperti pasar, air bersih, tenaga listrik, jariangan telekomunikasi dan informasi;
∑ ∑
Rendahnya akses air bersih dan sanitasi Belum terpenuhinya infrastruktur strategis di KEK
∑ Terbatasnya infrastruktur perekonomian (jaringan jalan, trasportasi, pembangkit dan jaringan listrik, telepon, dan air baku) yang menghambat pengembangan usaha;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 27
Lingkungan Eksternal (5)
∑ Persaingan antar daerah dalam penguasaan sumberdaya alam, aset daerah, penetapan daerah perbatasan dan pengelolaan infrastruktur yang cenderung meningkat dan mengabaikan kepentingan yang lebih luas dan jangka panjang ∑ Lemahnya koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan sumber daya dan lingkungan, serta lambatnya
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di daerah 2
∑ Meningkatnya Gini Rasio. ∑ Masih tingginya jumlah penduduk miskin di Pulau Jawa
∑ Penurunan tingkat kemiskinan melambat.
∑ Meningkatnya jenis dan ∑ Krisis pangan, krisis ekonomi dan krisis dan bobot permasalahan sosial di energi yang berasal Kabupaten lahat antara dari gejolak pasar lain anak terlantar dan internasional akan anak nakal, tuna-susila membawa dampak dan waria, pengemis bagi menurunnya dan gelandangan, investasi, melemahnya korban penyalahgunaan kegiatan produksi, narkoba, penyandang meningkatnya angka cacat, lanjut usia pengangguran, terlantar, wanita rawan bertambahnya angka sosial ekonomi, fakir kemiskinan, dan miskin, dan masyarakat menurunnya yang tinggal di daerah pendapatan daerah rawan. Kabupaten Lahat ∑ Masih rendahnya tingkat ∑ Meningkatnya kesenjangan antara kesejahteraan masyarakat meskipun Kabupaten Lahat dari perkembangan dengan Kabupaten/Kota lain di yang ada kecenderungan jumlah Provinsi Sumatera penduduk miskin telah Selatan sebagai akibat perbedaan kapasitas, menunjukan penurunan sumber daya dan yang cukup signifikan prasarana di daerah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 28
3
∑ Pertumbuhan ekonomi tidak menyerap tenaga kerja sesuai yang dibutuhkan. ∑ Rendahnya kualitas pekerja menyebabkan produktivitas tenaga kerja rendah
∑ Pertumbuhan ekonomi melambat ∑ Belum tumbuhnya industri hilir berbasis hasil pertanian ∑ Belum berkembangnya pusat-pusat inovasi produk hilirisasi ∑ Belum berkembangnya kerjasama riset unggulan untuk hilirisasi ∑ Belum beroperasinya KEK Tanjung Api-Api
∑
∑
∑
∑ Terbatasnya kegiatan ekonomi masyarakat yang masih berskala kecil dan tidak berorientasi pasar sehingga kurang mendorong pemupukan modal. Belum berkembangnya kelembagaan BUMD, ∑ Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi dalam pengembangan ekonomi daerah Belum optimalnya investasi swasta
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 29
Arus masuk barang dari luar baik dari kabupaten/kota lain maupun dari negara regional maupun pasar internasional akan mendominasi pasar lokal yang berdampak bagi menurunnya produksi dan pendapatan para pelaku usaha di Kabupaten Lahat Krisis pangan, krisis ekonomi dan krisis energi yang berasal dari gejolak pasar internasional akan membawa dampak bagi menurunnya investasi, melemahnya kegiatan produksi, meningkatnya angka pengangguran, bertambahnya angka kemiskinan, dan menurunnya pendapatan daerah Kabupaten Lahat
∑
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
Belum optimalnya pengelolaan sumberdaya alam sebagai modal dasar dalam percepatan perekonomian daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Lahat, disamping itu juga terjadinya penurunan kualitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
IV. 30
∑
∑
Peningkatan investasi dan percepatan pembangunan akan mendorong eksploitasi sumberdaya alam seperti hutan dan tambang secara berlebihan yang berdampak negatif bagi kesinambungan pembangunan Persaingan antar daerah dalam penguasaan sumberdaya alam, aset daerah, penetapan daerah perbatasan dan pengelolaan infrastruktur yang cenderung meningkat dan mengabaikan kepentingan yang lebih luas dan jangka panjang
∑
4
∑
Kesenjangan Partisipasi Pendidikan.
∑
Masih rendahnya APK SMP dan SMA
Rendahnya penguasaan teknologi komunikasi dan informasi yang dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah dan mutu sumberdaya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; rendahnya budaya masyarakat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi lemahnya; dan belum optiamlnya sinergi Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dalam pengembangan teknologi komunikasi dan informasi
∑ Terbatasnya akses masyarakat terhadap layanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu termasuk perbaikan status gizi masyarakat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 31
∑
Lemahnya koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan sumber daya dan lingkungan, serta lambatnya pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di daerah
∑
5
Kualitas Guru Rendah
∑ AKI dan AKB masih tinggi.
∑
Belum meratanya distribusi guru di daerah
∑ AKI dan AKB masih tinggi
∑
Belum optimalnya pelayanan pendidikan sebagai akibat terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan, belum maksimalnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan, masih rendahnya kualitas dan kesejahteraan guru, serta masih terbatasnya mutu pendidikan
∑
Terbatasnya akses masyarakat terhadap layanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu termasuk perbaikan status gizi masyarakat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 32
∑
Balita stunting hampir terjadi diseluruh wilayah
∑ ∑
∑ ∑
6
∑ Penyusutan lahan sawah mengancam produksi pangan. ∑ Jaringan irigasi dan waduk masih banyak yang perlu direhabilitasi
∑
∑ ∑
Balita stunting ∑ Belum optimalnya hampir terjadi di pelayanan kesehatan seluruh wilayah masyarakat sebagai akibat terbatasnya Ketersediaan dan Kualitas tenaga fasilitas dan tenaga kesehatan terutama di kesehatan masih daerah perdesaan, dan terbatas sangat bervariasinya Distribusi SDM jenis penyakit di Kesehatan belum masyarakat merata Masih rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan terutama bagi daerah terpencil dan perairan Belum optimalnya pengelolaan pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan Masih tingginya konversi lahan pertanian Jaringan irigasi masih banyak yang rusak
∑ Masih terbatasnya ∑ produksi dan produktivitas pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumberdaya alam terutama pertanian yang mengakibatkan ketergantungan dari luar daerah terhadap pasokan hampir semua kebutuhan bahan pokok dan barang-barang ∑ lainnya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 33
Peningkatan investasi dan percepatan pembangunan akan mendorong eksploitasi sumberdaya alam seperti hutan dan tambang secara berlebihan yang berdampak negatif bagi kesinambungan pembangunan Lemahnya koordinasi antara Pemerintah,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan sumber daya dan lingkungan, serta lambatnya pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di daerah 7
∑ Belum optimalnya pengelolaan lingkungan dan penanggulangan bencana
∑ Pengelolaan DAS belum optimal, ∑ Tingginya kasus kebakaran hutan dan lahan
∑ Kurangnya kesadaran pemangku kepentingan terhadap kelestarian lingkungan telah menyebabkan timbulnya konflik pemanfaatan lahan dan menimbulkan kecenderungan penurunan daya dukung lingkungan.
∑
∑
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 34
Peningkatan investasi dan percepatan pembangunan akan mendorong eksploitasi sumberdaya alam seperti hutan dan tambang secara berlebihan yang berdampak negatif bagi kesinambungan pembangunan
Lemahnya koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten
menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan sumber daya dan lingkungan, serta lambatnya pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di daerah 8
∑
Kualitas tata kelola pemerintahan belum memberikan kontribusi yang optimal dalam mendukung pembangunan dan peningkatan daya saing nasional
∑ Opini BPK masih WDP ∑ Masih rendahnya jumlah SKPD dengan status laporan kinerja baik ∑ Bertambahnya kewenangan provinsi sesuai UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
∑ Belum optimalnya pelayanan pemerintahan yang disebabkan oleh belum tertatanya kelembagaan secara memadai, terbatasnya prasarana dan sarana pemerintahan, serta terbatasnya jumlah dan mutu sumberdaya aparatur ∑ Belum optimalnya
kinerja aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan publik
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 35
∑ Proses konsultasi antara Pemerintah Daerah, DPRD dan masyarakat sipil seringkali memerlukan waktu yang panjang, berulang dan tidak pasti sehingga berdampak pada kelambanan pengambilan keputusan dan keterlambatan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan ∑ Berbagai peraturan perundang-undangan seringkali tidak konsisten dan kurang
sosialisasi sehingga menghambat pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di daerah 9
∑ Masih tingginya ketimpangan wilayah. Ketimpangan persebaran penduduk
∑ Konektivitas antar wilayah belum terintegrasi secara optimal ∑ Ketimpangan persebaran penduduk ∑ Perizinan usaha terkait daerah yang berbatasan kurang terkoordinasi ∑ Kerjasama pembangunan daerah di wilayah perbatasan belum optimal ∑ Pengendalian dan pemanfaatan ruang belum optimal
∑ Lemahnya koordinasi antar SKPD untuk mendukung percepatan pembangunan daerah ∑ Terbatasnya keterkaitan spasial dan fungsional antara pusat-pusat permukiman dan pusatpusat pertumbuhan wilayah Kabupaten Lahat yang disebabkan oleh terbatasnya dukungan infrastruktur dalam menunjang pembangunan, diantaranya masih terbatasnya kapasitas sarana dan prasarana perhubungan, serta prasarana sosial ekonomi yang terkait dengan kelancaran mobilitas manusia, barang dan jasa
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 36
∑
∑
Persaingan antar daerah dalam penguasaan sumberdaya alam, aset daerah, penetapan daerah perbatasan dan pengelolaan infrastruktur yang cenderung meningkat dan mengabaikan kepentingan yang lebih luas dan jangka panjang
Meningkatnya kesenjangan antara Kabupaten Lahat dengan Kabupaten/Kota lain di Provinsi Sumatera Selatan sebagai akibat perbedaan
kapasitas, sumber daya dan prasarana di daerah 10
Ketimpangan rasio elektrifikasi wilayah, Konsumsi dan Produksi listrik masih rendah
Implementasi Sumsel sebagi Lumbung Energi Nasional belum optimal
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 37
Sementara itu sinkronisasi prioritas RPJMD Kabupaten Lahat dengan arah kebijakan pembangunan tahun 2016, seperti tertuang dalam tabel berikut. Tabel 4.4 Tabel Prioritas RPJMD dan Prioritas RKPD 2016 No 1
2
3
PRIORITAS RPJMD
PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 Tata Kelola Pemerintahan yang Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Yang Baik Cepat dan Tepat Arah Kebijakan ∑ Peningkatan Kapasitas Aparatur dan layanan Pemerintah Daerah ∑ Peningkatan Transparasi dan Akuntabilitas Pengelolaan keuangan daerah ∑ Peningkatan Sistem Pengawasan Pemerintah Daerah ∑ Peningkatan Sistem Manajemen dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah Secara Terintegrasi, Kredibel dan Dapat Diakses Pendidikan dan Kesehatan
Meningkatnya Efektifitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Arah Kebijakan ∑ Peningkatan Fungsi Sosial/ Kemandirian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) ∑ Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) ∑ Peningkatan sarana BKOL Info Bursa Kerja, TTG, Kewirausahaan dan padat karya ∑ Pendayagunaan pusat pelatihan tenaga kerja
Penanggulangan Kemiskinan
Meningkatnya Mutu Pelayananan, Pendidikan, Kesehatan, dan Pengarusutamaan gender Arah Kebijakan ∑ Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun ∑ Meningkatkan Standar Manajemen Mutu Lembaga Pendidikan dan Kualitas Tenaga Pendidik Secara Merata ∑ Peningkatan Sarana dan Prasarana Layanan Kesehatan Berkualitas Serta Sarana Penunjang Kesehatan ∑ Peningkatan Kemitraan Bidan Desa dan Dukun Dalam Menolong
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 38
∑ ∑ ∑ ∑
Persalinan Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan MTBS Bagi Bidan Revitalisasi Posyandu Peningkatan Kualitas Lembaga Pengaduan/ Advokasi Pada Organisasi Perempuan dan Perlindungan Anak Meningkatkan Peran Perempuan Dalam Proses Pengambilan Keputusan dan/atau Politik di Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif
4
Perlindungan Perempuan dan Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah Anak Serta Kesetaraan Gender dan Koperasi (UMKMK) Arah Kebijakan ∑ Pengembangan Koperasi dan UKM ∑ Peningkatan Kerjasama Antar Lembaga Agar Semakin Bertambah dan Berkembangnya Usaha Koperasi dan UKM ∑ Menyelengarakan dan Memfasilitasi Bantuan Sarana dan Prasarana Teknologi Industri ∑ Penggalakan kegiatan informasi dan promosi perdagangan untuk meningkatkan peredaran barang dan jasa ∑ Meningkatkan kerjasama antar lembaga yang relevan dengan pengembangan ekonomi kerakyatan
5
Pertanian, Peternakan, Perikanan Terbangunnya Infrastruktur Pendukung dan Perkebunan Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dan Pariwisata Arah Kebijakan ∑ Peningkatan layanan infrastruktur jalan (dibangun/ ditingkatkan/ dipelihara) bagi kelancaran mobilitas barang dan manusia serta aksesibiltas wilayah ∑ Peningkatan layanan infrastruktur jaringan irigasi di perdesaan (dibangun/ditingkatkan dan dioperasikan/dipelihara) ∑ Menggali, membangun, dan memelihara potensi objek wisata ∑ Menyelenggarakan promosi seni budaya dan pariwisata di dalam maupun di luar daerah
6
Perdagangan, Koperasi dan UKM
Meningkatnya Produksi, Produktivitas, dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 39
Perikanan, Perkebunan dan Pertambangan Arah Kebijakan ∑ Pengembangan usaha agribisnis dengan prioritas komoditas unggulan ∑ Peningkatan kualitas dan kuantitas komoditas ternak unggulan ∑ Peningkatan kualitas dan kuantitas induk dan benih ikan budidaya ∑ Peningkatan Penyediaan Alat Tangkap Ikan yang ramah lingkungan ∑ Meningkatkan Bantuan Bibit dan pupuk perkebunan rakyat ∑ Peningkatan pembinaan dan pengelolaan hutan rakyat 7
Sumber Daya Lingkungan Hidup
8
Infrastruktur dan Pariwisata
4.2.2.1
Alam
dan Terbangunnya Perencanaan dan Pengangaran Berbasis Sistem Informasi Arah Kebijakan ∑ Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah ∑ Peningkatan sistem pengawasan pemerintah daerah ∑ Peningkatan sistem manajemen dan pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terintegrasi, kredibel, dan dapat diakses publik Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat Arah Kebijakan ∑ Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan di tempat usaha
Prioritas 1 : Meningkatnya Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat Prioritas Meningkatnya Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat bertujuan
untuk meningkatkan pemerintahan yang demokratis, transparan dalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Prioritas tersebut akan dapat dicapai, dengan melaksanakan arah kebijakan yang telah ditentukan. Adapun arah kebijakan yang akan dilaksanakan dalam mencapai prioritas pertama tersebut adalah: a. Peningkatan Kapasitas Aparatur dan Pelayanan Pemerintah Daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 40
Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Pelayanan Prima Bagi Masyarakat. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang baik. Diharapkan dengan peningkatan pelayanan prima yang baik masyarakat merasakan kepuasan dari pelayanan yang diberikan pemerintah serta merasakan adanya perhatian dari pemerintah. b. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah. Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Pemerintah Daerah. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Mendapatkan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). c. Peningkatan Sistem Pengawasan Pemerintah Daerah. Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Pemerintah Daerah. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Mendapatkan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). d. Peningkatan Sistem Manajemen dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah secara Terintegrasi, Kredibel, dan Dapat Diakses Publik. Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Pemerintah Daerah. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Kategori Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah pada tahun 2016 mendapatkan nilai B. 4.2.2.2
Prioritas
2:
Meningkatnya
Efektivitas
Program
dan
Kegiatan
Penanggulangan Kemiskinan Tujuan penanggulangan
prioritas kemiskinan
meningkatnya adalah
efektivitas
Meningkatkan
program
dan
Kesejahteraan
kegiatan
Sosial
dan
Pemberdayaan Masyarakat. Untuk mencapai prioritas tersebut maka arah kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut: a. Peningkatan Fungsi Sosial-Kemandirian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Angka Kemiskinan di Kabupaten Lahat pada tahun 2016 menjadi 15,20%.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 41
b. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Lahat pada tahun 2016 mencapai 27,49%. c.
Peningkatan sarana BKOL Info Bursa Kerja, TTG, Kewirausahaan dan padat karya. Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Kesempatan Kerja. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Tingkat Penempatan Pencari Kerja pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 52,74%; ∑ Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2016 diperkirakan sekitar 2,78%.
d.
Pendayagunaan pusat pelatihan tenaga kerja Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Kesempatan Kerja. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pada tahun 2016 sebesar 78,81%.
4.2.2.3
Prioritas 3 : Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaan Gender Tujuan dari Prioritas Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan
dan Pengarusutamaan Gender adalah Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan dan Meningkatkan kesejahteraan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Untuk itu arah kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 untuk mencapai prioritas tersebut adalah: a. Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Mutu dan Pemerataan Pendidikan Masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran tersebut adalah: ∑ Angka Partisipasi Kasar ( APK ) SD/MI/Paket A Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 100,59%; ∑ Angka Partisipasi Kasar ( APK ) SMP/MTS/Paket B Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 98,26%; ∑ Angka Partisipasi Murni ( APM ) SD/MI/Paket A Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 92,24%;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 42
∑ Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Kabupaten Lahat Pada Tahun 2016 adalah 65,85%; ∑ Angka Kelulusan SD/MI/ Paket A Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 100%; ∑ Angka Kelulusan SMP/MTs/Paket B Kabupeten Lahat pada tahun 2016 adalah 100%; ∑ Angka Melanjutkan SD/MI/Paket A ke SMP/MTS/ Paket B Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 96,69 %; ∑ Angka Melanjutkan SMP/MTs/Paket B ke SMA/MA/Paket C Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 100,20%; ∑ Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK/ Paket C Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 99,47%; ∑ Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/ Paket C Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 66,49%; ∑ Angka Melek Huruf Latin Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 99,01%. b. Meningkatkan Standar Manajemen Mutu Lembaga Pendidikan dan Kualitas Tenaga Pendidik Secara Merata. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari kedua sasaran tersebut adalah: ∑ Guru yang memenuhi Kualifikasi S.1/D.IV pada tahun 2016 diharapkan mencapai 90,57 %. c. Peningkatan Sarana dan Prasarana Layanan Kesehatan Berkualitas Serta Sarana Penunjang Kesehatan. Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Umur Harapan Hidup (UHH) pada tahun 2016 selama 69 tahun. d. Peningkatan Kemitraan Bidan Desa dan Dukun dalam Menolong Persalinan Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Angka Kematian Ibu (AKI) Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 61,60%.
e. Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan MTBS bagi Bidan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 43
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Angka Kematian Bayi Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah < 24 jiwa. f.
Revitalisasi Posyandu Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Persentase Balita Gizi Kurang pada tahun 2016 sebesar < = 15%.
g. Peningkatan
Kualitas Lembaga Pengaduan/Advokasi pada Organisasi Perempuan
dan Perlindungan Anak Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak Serta Kesetaraan Gender. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Persentase Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan di Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah sebesar 6,8%. h. Meningkatkan Peran Perempuan Dalam Proses Pengambilan Keputusan dan/ atau Politik di Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak Serta Kesetaraan Gender. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga pada tahun 2016 sebesar 26,2%; ∑ Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Legislatif pada tahun 2016 sebesar 7,5%. 4.2.2.4
Prioritas 4 : Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) Tujuan dari Prioritas Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Koperasi (UMKMK) adalah Meningkatkan Sektor Pangan dan Pengembangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Untuk itu arah kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 untuk mencapai prioritas tersebut adalah: a. Pengembangan Koperasi dan UKM
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 44
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi dan UKM. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran tersebut adalah: ∑ Persentase Koperasi yang Berprestasi pada tahun 2016 sebesar 25%. b. Peningkatan
Kerjasama
antar
Lembaga
agar
Semakin
Bertambah
dan
Berkembangnya Usaha Koperasi dan UKM Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi dan UKM. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran tersebut adalah: ∑ Persentase Koperasi dan UKM dalam Pengembangan Jaringan Kerjasama Usaha Koperasi pada tahun 2016 sebesar 30%. c. Menyelenggarakan dan Memfasilitasi Bantuan Sarana dan Prasarana Teknologi Industri Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi dan UKM. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran tersebut adalah: ∑ Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah sebesar 7,36%. d. Penggalakan Kegiatan Informasi dan Promosi Perdagangan untuk Meningkatkan Peredaran Barang dan Jasa Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi dan UKM. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran tersebut adalah: ∑ Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah sebesar 10,75%. e. Meningkatkan Kerjasama antar Lembaga yang Relevan dengan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi dan UKM. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran tersebut adalah: ∑ Persentase pertumbuhan industri kecil dan menengah pada tahun 2016 sebesar 13%; ∑ Persentase Peningkatan Jumlah Unit Usaha IKM pad tahun 2016 sebesar 3,16%.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 45
4.2.2.5
Prioritas 5 : Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dan Pariwisata Tujuan dari Prioritas Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan
Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dan Pariwisata adalah Meningkatkan Jangkauan dan Mutu Infrastruktur. Untuk itu arah kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 untuk mencapai prioritas tersebut adalah: a. Peningkatan Layanan Infrastruktur Jalan (Dibangun/ Ditingkatkan/ Dipelihara) bagi Kelancaran Mobilitas Barang dan Manusia serta Aksesibiltas Wilayah Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatkan Sarana dan Prasarana infrastruktur wilayah Perdesaan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik (> 40 km/jam) Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah sepanjang 156,75 KM. b. Peningkatan Layanan Infrastruktur Jaringan Irigasi di Perdesaan (Dibangun/ Ditingkatkan dan Dioperasikan/ Dipelihara) Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatkan Sarana dan Prasarana infrastruktur wilayah Perdesaan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Persentase
Layanan
Jaringan
Irigasi
yang
dibangun/
ditingkatkan
dan
dioperasikan/ dipelihara pada tahun 2016 sebesar 23,95%. c. Menggali, Membangun, dan Memelihara Potensi Objek Wisata Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Sektor Kepariwisataan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Jumlah Kunjungan Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Lahat pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 50.100 wisatawan. d. Menyelenggarakan Promosi Seni Budaya dan Pariwisata di Dalam maupun di Luar Daerah Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Sektor Kepariwisataan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Persentase Promosi Budaya dan Pariwisata pada tahun 2016 sebesar 100%.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 46
4.2.2.6
Meningkatnya Produksi, Produktivitas, dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pertambangan Tujuan dari Prioritas Meningkatnya Produksi, Produktivitas, dan Nilai Tambah
Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pertambangan adalah Meningkatkan Sektor Pangan dan Pengembangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Untuk itu arah kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 untuk mencapai prioritas tersebut adalah: a. Pengembangan Usaha Agribisnis dengan Prioritas Komoditas Unggulan Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Produksi Tanaman Pangan: 1.
Produksi Tanaman Padi pada tahun 2016 mencapai 197.432 ton;
2.
Produksi Tanaman Jagung pada tahun 2016 mencapai 4.113,45 ton;
3.
Produksi Tanaman Kedelai pada tahun 2016 mencapai 2.492,30 ton.
b. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Komoditas Ternak Unggul Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Produksi Peternakan: 1.
Produksi Daging pada tahun 2016 mencapai 2.795 ton;
2.
Produksi Telur pada tahun 2016 mencapai 2.264 ton.
c. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Induk dan Benih Ikan Budidaya Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Produksi Perikanan: Produksi Perikanan Budidaya di Kabupaten Lahat pada tahun 2016 mencapai 5.562 ton. d. Peningkatan Penyediaan Alat Tangkap Ikan yang ramah lingkungan Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑
Produksi Perikanan:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 47
Produksi Perikanan Tangkap di Kabupaten Lahat pada tahun 2016 mencapai 2059 ton. e. Meningkatkan Bantuan Bibit dan pupuk perkebunan rakyat Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑ Produksi Perkebunan rakyat:
f.
1.
Produksi Kopi pada tahun 2016 mencapai 20.400 ton;
2.
Produksi Karet pada tahun 2016 mencapai 49.600 ton;
3.
Produksi Kelapa Sawit pada tahun 2016 mencapai 69.200 ton;
4.
Produksi Kakao pada tahun 2016 mencapai 2.000 ton.
Peningkatan pembinaan dan pengelolaan hutan rakyat Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Persentase Pengurangan Luas Kerusakan/ Kebakaran Hutan dan Lahan pada tahun 2016 mencapai 10 %. 4.2.2.7
Prioritas 7 : Terbangunnya Perencanaan dan Pengangaran Berbasis Sistem Informasi Tujuan dari Prioritas Terbangunnya Perencanaan dan Pengangaran Berbasis
Sistem Informasi adalah Meningkatkan pemerintahan yang demokratis, transparan dalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Untuk itu arah kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 untuk mencapai prioritas tersebut adalah: a. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah b. Peningkatan sistem pengawasan pemerintah daerah Sasaran dari kedua Arah Kebijakan tersebut adalah Meningkatnya akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah daerah. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑
Opini BPK atas LKPD Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
c. Peningkatan sistem manajemen dan pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terintegrasi, kredibel dan dapat diakses publik Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 48
Sasaran dari kedua Arah Kebijakan tersebut adalah Meningkatnya akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah daerah. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah: ∑
Kategori Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah B.
4.2.2.8
Prioritas 8 : Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat Tujuan dari Prioritas Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten
Lahat adalah Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan. Untuk itu arah kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 untuk mencapai prioritas tersebut adalah: a. Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan di tempat usaha Sasaran dari kedua Arah Kebijakan tersebut adalah Meningkatnya Pelestarian Lingkungan Hidup. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah ∑ Persentase Penyelesaian Kasus Lingkungan di Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 100%. 4.3
Sinkronisasi RKP 2016 Dan RKPD Provinsi Sumatera Selatan Dengan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 Sebagimana telah dijelaskan pada bab terdahulu, pembangunan Kabupaten
Lahat merupakan bagian dari pembangunan nasional dan pembangunan Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karena itu tercapainya sasaran pembangun nasional dan Provinsi Sumatera Selatan tersebut tidak terlepas dari pencapain sasaran pembangunan kabupaten/ kota yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan, salah satunya sasaran pembangunan di Kabupaten Lahat. Untuk mencapai sasaran pembangunan baik ditingkat nasional, provinsi maupaun kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan khususnya Kabupaten Lahat tersebut maka sasaran pembangunan baik di tingkat pusat sampai ke tingkat daerah haruslah sinkron. Karena jika terjadi sinkronisasi sasaran pembangunan dipusat dan daerah maka tujuan dari pembangunan bangsa akan terwujud. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 49
Sinkronisasi capaian Nasional (RKP) dan capaian Provinsi Sumatera Selatan (RKPD Provinsi) dengan capaian Kabupaten Lahat (RKPD Kabupaten Lahat), dapat dilihat seperti tabel berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 50
Tabel 4.5 Sinkronisasi RKP dan RKPD Provinsi Sumatera Selatan dengan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016
No
Substansi
1
2
3
4
5
tema Sasaran Ekonomi : - Pertumbuhan Ekonomi - Inflasi - Tingkat Kemiskinan - Tingkat Pengangguran Target Pertumbuhan Ekspor : - Produk Non Migas
RKP "Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Meletakan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas"
RKPD Provinsi Sumatera Selatan
"Percepatan Pembangunan Infrastruktur Strategis"
6,6 4 9,0 – 10,0 5,2 - 5,5
6,25 4 12,75 3,63
9,90%
3,63%
- Rasio Ekspor Jasa terhadap PDRB 2,80% Investasi RP. 594,8 Triliun (total) - PMA - Rasio PMDN (35%) PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
RP. 21,234 T RP. 12,050 T 43 % ( RP.9,184 T )
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 51
RKPD Kabupaten Lahat
″Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor Perekonomian″
- Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun
8,5 (tahun)
9 Tahun
- Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun
95,10%
99,40%
- Prodi Perguruan Tinggi Minimal Terakreditasi B
58,80%
55,95%
- Persentase SD/MI berakreditasi minimal B
76,50%
54%
- Persentase SMP/MT berakreditasi minimal B
71,80%
54%
- Persentase SMA/MA berakreditasiminimal B
79,10%
54%
56,60%
49,66%
0,87
70%
0,58
0%
70,85
72
- Persentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal B - Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya - Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya Pendidikan Anak Usia Dini - Angka Partisipasi PAUD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 52
Pendidikan Dasar - Angka Partisipasi Murni SD/MI
91,79
99
- Angka Partisipasi Kasar SD/ MI/ SDLB/ Paket A
111,14
112
- Angka Partisipasi Murni SMP/MTs
80,87
76
- Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B Pendidikan Menengah
104,47
94
- Angka Partisipasi Murni SMA/MA/SMK
60,84
59
- Angka Partisipasi Kasar 85,51 SMA/ MA/ SMK/ Paket C Pendidikan Tinggi 31,31 - Angka Partisipasi Kasar PT PEMBANGUNAN KESEHATAN Meningkatnya Status Kesehatan Ibu dan Anak
72 23
- Persentase Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (Pf)
77
90
- Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4)
74
98
70
100
- Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1) Meningkatnya Status Gizi Masyarakat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 53
- Persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK)
77
22,7
- Persentase ibu hamil 50 kurang energi kronik (KEK) yang mendapatkan PMT Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
50
- Prevalensi Tuberkulosis 271 168/100.000 penduduk (TB) per 100.000 penduduk < 0,5 < 0,5/100.000 penduduk - Prevalensi HIV (persen) Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan - Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas terakreditasi - Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
700
33 Puskesmas
80
91
- Jumlah Puskesmas yang 2.000 minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan PEMBANGUNAN PERUMAHAN, AIR MINUM DAN SANITASI 70% akses 4K; 7% askes Dasar - Akses Air Minum Layak - Akses Sanitasi Layak
66,3% akses layak; 11% akses dasar
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
< 0,5/100.000 penduduk
224
73,60% 2 kawasan
IV. 54
4.118 Rumah Tangga
- Kawasan Pemukiman Kumuh Perkotaan PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN : KEDAULATAN PANGAN Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan - Produksi Padi (juta ton) - Produksi Jagung (juta ton) - Produksi Kedelai (juta ton) - Produksi Gula (juta ton)
38.431 Ha
3 kawasan
75,3 21 1,4 2,8
4,57 0,182 0,017 -
- Produksi Daging Sapi (ribu 506,2 ton) 14,8 - Produksi Ikan (juta ton) Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi 6
0,073 0,096
- Pembangunan dan Peningkatan Jaringan Irigasi Air Permukaan, Air Tanah Rawa
9,89 juta ha
12.500 ha
- Rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan, Air Tanah dan Rawa
5,71 juta ha
6,92 ha
- Pembangunan dan Peningkatan Irigasi Tambak
304,75 ribu ha
- Pembangunan Waduk
8 waduk baru dan rehabilitasi 3 waduk
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
1 Waduk
IV. 55
Rasio Elektrifikasi Konsumsi Listrik Perkapita - Minyak Bumi (ribu BM/hari) - Gas Bumi (ribu SBM/hari) - Batubara (juta ton) - Gas Bumi DN - Batubara DN FSRU/Regasifikasi/Receiving Terminal (unit) Jaringan Pipa Gas (km) Pembangunan SPBG (unit)
KEDAULATAN ENERGI 91,09% 94,02% (desa berlistrik) 1.058 KWh Peningkatan Produksi SD Energi 880
27.316 Ribu Barrel
1150 419
617.602 Ribu MMBTU 24,5 Penggunaan DN (DMO) 61% 26% 2
-
15330 30
-
Jaringan Gas Kota (sambungan rumah )
121 ribu
-
Pembangunan Kilang Baru (unit)
PMC/EPC
-
MARITIM DAN KELAUTAN Memperkuat jati diri sebagai negara Maritim - Penyelesaian Pencatatan /deposit pulau-pulau kecil ke PBB - Penyelesaian batas maritim antar negara
500 (tahap validasi pembakuan nama pulau kecil) 35 kali perundingan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 56
Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar - Meningkatnya Ketaatan Pelaku Perikanan Membangun Konektivitas Nasional: - Pengembangan Pelabuhan untuk Menunjang Tol Laut - Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan - Pembangunan Kapal Perintis
71%
48 (pembangunan/ penyelesaian pelabuhan baru) 69 unit
PARIWISATA DAN INDUSTRI Pariwista - Wisatawan Mancanegara (orang)
13 juta
3,55 juta
- Wisatawan Nusantara (kunjungan) - Devisa (triliun rupiah) Industri Sasaran Pertumbuhan: - Industri (%) - Kontribusi dalam PDB
263 juta
34 ribu
- Penambahan Jumlah Industri skala menengah dan besar
169
6,9 21,30% -
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 57
PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN Perlindungan sosial bagi Penduduk Kurang Mampu (40% penduduk termiskin) - Kepemilikan Jaminan kesehatan - Akses Pangan Bernutrisi
96,20% 60%
- Akses terhadap pelayanan 11,88% Keuangan Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B) - Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga yang ditandai dengan meningkatnya keterampilan kerja/usaha, tersedianya alternatif usaha/kerja sebagai sumber penghidupan tersedianya sarana prasarana pendukung ekonomi, meningkatnya akses pasar bagi pengembangan Peningkatan daya saing tenaga kerja 7
- Penyediaan lapangan kerja (2015-2019)
42,6 juta
- Persentase tenaga kerja 3,2 juta formal Meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja 807.257 - Jumlah Pelatihan 122.388 - Jumlah Sertifikat - Jumlah tenaga kerja Keahlian menengah yang kompeten
35%
25% (peningkatan)
- Kinerja lembaga Pelatihan 15% milik negara menjadi berbasis kompetensi Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 1.000 - Penurunan desa tertinggal Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 58
- Peningkatan desa mandiri Pengembangan kawasan Perbatasan - Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN)
400
10 PKSN (100 lokal prioritas)
- Peningkatan Keamanan 10 pulau kecil dan kesejahteraan terluar/terdepan Masyarakat Perbatasan Pengembangan Daerah Tertinggal - Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi di daerah 7,02% tertinggal - Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal
15,42%
- Indeks Pembangunan 68,49% Manusia (IPM) di daerah tertinggal Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) - Kawasan Industri - Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPS) Pembangunan Kawasan Perkotaan
5,63% 16,24% 69,98%
7
1
12
5
4
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 59
- Pembangunan metropolitan di luar Jawa sebagai PKN dan Pusat Investasi
2
- Optimalisasi 20 kota otonomi
5
berukuran sedang di luar Jawa sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa - Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) - Pembangunan 10 kota Baru Publik
7 pusat pertumbuhan baru
2 kota baru
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 60
4.4
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2016
4.4.1 Prioritas 1 : Meningkatnya Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Meningkatnya Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat, serta program yang akan dilaksanakan tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel
No 1
4.6
Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Meningkatnya Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat
Arah Kebijakan Peningkatan kapasitas aparatur dan layanan pemerintah daerah Peningkatan Transparasi dan Akuntabilitas Pengelolaan keuangan daerah. Peningkatan Sistem Pengawasan Pemerintah Daerah Peningkatan Sistem Manajemen dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah Secara Terintegrasi, Kredibel dan Dapat Diakses
Sasaran Meningkatnya pelayanan prima bagi masyarakat
Meningkatnya akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah daerah
Indikator
Satuan Target
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Baik
Opini BPK atas LKPD
WTP
Kategori Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
B
Gambaran program untuk mencapai prioritas Meningkatnya Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat adalah sebagai berikut: a.Sasaran : Meningkatnya Pelayanan Prima Bagi Masyarakat 1. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur b. Sasaran : Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Pemerintah Daerah 1. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 2. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah 3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 61
4.4.2. Prioritas 2 : Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan, serta program yang akan dilaksanakan tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 4.7. Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan No 1
Arah Kebijakan Peningkatan Fungsi Sosial/ Kemandirian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Peningkatan sarana BKOL Info Bursa Kerja, TTG, Kewirausahaan dan padat karya
Sasaran
Meningkatnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Meningkatnya Kesempatan Kerja
Pendayagunaan pusat pelatihan tenaga kerja
Indikator
Satuan
Target
Angka Penurunan Kemiskinan
Persen
15,2
Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Persen
27,49
Tingkat Penempatan Pencari Kerja
Persen
52,74
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Persen
2,78
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Persen
78,81
Gambaran program untuk mencapai prioritas Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan adalah sebagai berikut: a.Sasaran : Meningkatnya Kesejahteraan Sosial 1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 62
b.Sasaran : Meningkatnya Kesempatan Kerja 1. Program Peningkatan Kesempatan Kerja 2. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja 4.4.3. Prioritas 3 : Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaan Gender Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaan Gender, serta program yang akan dilaksanakan tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel
4.8
Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaan Gender
No Arah Kebijakan 1 Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun
Sasaran
Meningkatnya Mutu dan Pemerataan Pendidikan Masyarakat
Indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/ Paket A Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B
Satuan Target Persen
100,59
Persen
98,26
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/ Paket A
Persen
92,24
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
Persen
65,85
Angka Kelulusan SD/MI/ Paket A
Persen
100
Angka Kelulusan SMP/MTs/Paket B
Persen
100
Angka Melanjutkan SD/MI/Paket A ke SMP/MTS/ Paket B
Persen
96,69
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 63
Meningkatkan Standar Manajemen Mutu Lembaga Pendidikan dan Kualitas Tenaga Pendidik Secara Merata Peningkatan Sarana dan Prasarana Layanan Kesehatan Berkualitas Serta Sarana Penunjang Kesehatan Peningkatan kemitraan bidan desa dan dukun dalam menolong persalinan
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan MTBS bagi bidan Revitalisasi Posyandu Peningkatan kualitas lembaga pengaduan/advokasi pada organisasi perempuan dan perlindungan anak
Meningkatnya Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak Serta Kesetaraan Gender
Angka Melanjutkan SMP/MTs/Paket B ke SMA/MA/Paket C
Persen
100,2
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK/Paket C
Persen
99,47
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/Paket C
Persen
66,49
Angka Kelulusan SMA/MA/SMK/ Paket C
Persen
100
Angka Melek Huruf Latin
Persen
99,01
Guru yang memenuhi Kualifikasi S.1/D.IV
Persen
90,57
Umur Harapan Hidup (UHH)
Persen
69
Angka Kematian Ibu (AKI)
Persen
61,6
Angka Kematian Bayi
Persen
< 24
Persentase Balita Gizi Kurang
Persen
< = 15
Persentase Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan
Persen
6,8
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 64
Meningkatkan peran perempuan dalam proses pengambilan keputusan dan/ atau politik di legislatif, eksekutif dan yudikatif
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga
Persen
26,2
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Legislatif
Persen
7,5
Gambaran Program untuk mencapai prioritas Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaan Gender adalah sebagai berikut: a.Sasaran : Meningkatnya Mutu dan Pemerataan Pendidikan Masyarakat 1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 2. Program Pendidikan Menengah 3. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan b.Sasaran : Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat 1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 2. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 3. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat c.Sasaran : Meningkatnya Perlindungan Terhadap Perempuan dan Anak Serta Kesetaraan Gender 1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak 2. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan 4.4.4. Prioritas 4 : Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK), serta program yang akan dilaksanakan tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 65
Tabel 4.9
No 1
Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK)
Arah Kebijakan Pengembangan Koperasi dan UKM Peningkatan kerjasama antar lembaga agar semakin bertambah dan berkembangnya usaha koperasi dan UKM. Menyelenggarakan dan memfasilitasi bantuan sarana dan prasarana teknologi industry Penggalakan kegiatan informasi dan promosi perdagangan untuk meningkatkan peredaran barang dan jasa
Meningkatkan kerjasama antar lembaga yang relevan dengan pengembangan ekonomi kerakyatan
Sasaran
Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi dan UKM
Indikator
Satuan Target
Persentase Koperasi yang Berprestasi
Persen
25
Persentase Koperasi dan UKM dalam Pengembangan Jaringan Kerjasama Usaha Koperasi
Persen
30
Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB
Persen
7,36
Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
Persen
10,75
Persentase pertumbuhan industri kecil dan menengah
Persen
13
Persentase Peningkatan Jumlah Unit Usaha IKM
Persen
3,16
Gambaran Program untuk mencapai prioritas Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi ( UMKMK ) adalah sebagai berikut : a.sasaran : Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi dan UKM 1. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 2. Program Pengembangan Sistem Pendudukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 3.Program pengembangan industri kecil dan menengah 4. Program peningkatan dan pengembangan ekspor Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 66
5. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri potensial 6. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
4.4.5. Prioritas 5 : Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata,
serta program yang akan dilaksanakan tahun 2016 adalah sebagai
berikut : Tabel 4.10 Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata
No 1
Arah Kebijakan Peningkatan layanan infrastruktur jalan (dibangun/ ditingkatkan/ dipelihara) bagi kelancaran mobilitas barang dan manusia serta aksesibiltas wilayah Peningkatan layanan infrastruktur jaringan irigasi di perdesaan (dibangun/ ditingkatkan dan dioperasikan/ dipelihara) Menggali, membangun, dan memelihara potensi objek wisata
Sasaran
Meningkatkan Sarana dan Prasarana infrastruktur wilayah Perdesaan
Meningkatnya Sektor Kepariwisataan
Indikator
Satuan Target
Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik (> 40 km/jam)
Km
156,75
Persentase Layanan Jaringan Irigasi yang dibangun/ ditingkatkan dan dioperasikan/ dipelihara
Persen
23,95
Jumlah Kunjungan Wisatawan
Orang
50.100
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 67
Menyelenggarakan promosi seni budaya dan pariwisata di dalam maupun di luar daerah
Persentase Promosi Budaya dan Pariwisata
Persen
100
Gambaran Program untuk mencapai prioritas Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata adalah sebagai berikut : a. Sasaran : Meningkatkan Sarana dan Prasarana infrastruktur wilayah Perdesaan 1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 2. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya b. sasaran : Meningkatnya Sektor Kepariwisataan 1. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 2. Program Pengembangan Apresiasi Duta Pariwisata 4.4.6. Prioritas 6 : Meningkatnya Produksi, Produktivitas, dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pertambangan Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Meningkatnya Produksi, Produktivitas, dan Nilai Tambah Sektor
Pertanian, Peternakan, Perikanan,
Perkebunan dan Pertambangan, serta program yang akan dilaksanakan tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 68
Tabel 4.11 Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Meningkatnya Produksi, Produktivitas, dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pertambangan
No 1
Arah Kebijakan
Sasaran
Indikator
Satuan
Target
Produksi Tanaman Padi
ton
197.432
Produksi Tanaman Jagung
ton
4.113,45
Produksi Tanaman Kedelai
ton
2.494,80
Produksi Daging
ton
2.795
Produksi Telur
ton
2.264
ton
5.562
ton
2.059
Produksi Tanaman Pangan Pengembangan usaha agribisnis dengan prioritas komoditas unggulan
Peningkatan kualitas dan kuantitas komoditas ternak unggulan
Peningkatan kualitas dan kuantitas induk dan benih ikan budidaya
Peningkatan Penyediaan Alat Tangkap Ikan yang ramah lingkungan
Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan
Produksi Peternakan
Produksi Perikanan
Produksi Perikanan Budidaya Produksi Perikanan
Produksi Perikanan Tangkap
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 69
Meningkatkan Bantuan Bibit dan pupuk perkebunan rakyat
Meningkatkan Pembinaan dan pengelolaan hutan rakyat.
Produksi Perkebunan rakyat Produksi Kopi
ton
20.400
Produksi Karet
ton
49.600
Produksi Kelapa Sawit
ton
69.200
Produksi Kakao
ton
2.000
Persentase Pengurangan Luas Kerusakan/ Kebakaran Hutan dan Lahan
Persen
10
Gambaran Program untuk mencapai prioritas Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata adalah sebagai berikut : a. Sasaran :
Meningkatnya produksi pertanian,
peternakan, perikanan, dan
Perkebunan 1. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan 2. Program Peningkatan Produksi Peternakan 3. Program Pengembangan Budidaya Perikanan 4. Program Pengembangan Perikanan Tangkap 5. Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan 6. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan 4.4.7. Prioritas 7 : Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi, serta program yang akan dilaksanakan tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 70
Tabel 4.12 Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi
No 1
Arah Kebijakan
Sasaran
Indikator
Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
Peningkatan sistem pengawasan pemerintah daerah Peningkatan sistem manajemen dan pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terintegrasi, kredibel dan dapat diakses publik
Satuan
Target
Opini BPK atas LKPD
WTP
Kategori Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
B
Meningkatnya akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah daerah
Gambaran Program untuk mencapai prioritas Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi adalah sebagai berikut : a.
Sasaran : Meningkatnya akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah daerah 1. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 2. Program
Peningkatan
Sistem
Pengawasan
Internal
dan
Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah 3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 71
4.4.8.
Prioritas 8 : Terciptanya Peruntukan Panataan Ruang Kabupaten Lahat Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Terciptanya Peruntukan
Panataan Ruang Kabupaten Lahat, serta program yang akan dilaksanakan tahun 2016 adalah sebagai berikut : Tabel 4.13 Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Terciptanya Peruntukan Panataan Ruang Kabupaten Lahat No 1
Arah Kebijakan
Sasaran
Indikator
Satuan
Target
Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan di tempat usaha
Meningkatnya Pelestarian Lingkungan Hidup
Persentase Penyelesaian Kasus Lingkungan
Persen
100
Gambaran Program untuk mencapai prioritas Terciptanya Peruntukan Panataan Ruang Kabupaten Lahat adalah sebagai berikut : a.
Sasaran : Meningkatnya Pelestarian Lingkungan Hidup 1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 72
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016
IV. 73
Bagan 4.1. Bagan Alur Keterkaitan Tema, Sub Tema, Prioritas, dan Program Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016 Tema RKPD 2016 : Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor Perekonomian
Sub Tema RKPD 2016 : Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor Perekonomian
Prioritas 1 Peningkatan kualitas pelayanan publik yang cepat dan tepat
Peningkatan tata kelola pelayanan publik yang cepat dan tepat
Peningkatan pembinaan dan pengawasan pelayanan publik yang prima
Prioritas 2 Peningkatan efektifitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan Penurunan angka kemiskinan
Pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia
Peningkatan pemenuhan pelayanan dasar masyarakat
Prioritas 3 Peningkatan mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pengarusutamaan gender
Prioritas 4 Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK)
Peningkatan jangkauan dan mutu layanan kesehatan dan pendidikan
Pengembangan dan pembinaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan
Peningkatan akses permodalan dan pemasaran produk usaha
Peningkatan perlindungan terhadap perempuan dan anak
Pembinaan dan pemberdayaan lembaga koperasi desa
Peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016
Prioritas 5 Pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata
Prioritas 6 Meningkatnya produksi, produktifitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan
Peningkatan dan pengembangan pembangunan infrastruktur
Peningkatan bantuan sektor pertanian, peternakan,
Membangun kemitraan dan kerjasama
Peningkatan kapasitas dan penerapan teknologi
Pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia Membangun kerjasama dengan lembaga terkait
Bagan 4.2. Bagan Alur Keterkaitan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016 Tema RKPD 2016 : Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor Perekonomian Sub Tema RKPD 2016 : Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor Perekonomian
Penyusunan aturan, pedoman dan SOP
Peningkatan sarana dan prasarana pendukung
Peningkatan Pelayanan Prima
Pelayanan terhadap penanggulangan bencana dan penyandang kesejahteraan sosial Perluasan dan kesempatan kerja serta perlindungan tenaga kerja
Peningkatan pembangunan infrastruktur
Pembangunan infrastruktur puskesmas dan sekolah
Penyediaan obatobatan dan perbekalan lainnya Peningkatan akses pelayanan kesehatan Penyediaan peralatan belajar mengajar pengawasan terhadap peredaran mutu obat dan makanan Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak
Pembinaan kelembagaan koperasi
Bantuan akses permodalan dan pembiayaan koperasi dan UMKM Menciptakan iklim kondusif bagi pertumbuhan UMKM kreatif Membangun dan memperkuat jejaring kerjasama ekonomi
pembangunan infrastruktur strategis Peningkatan infrastruktur akses pariwisata pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan Peningkatan infrastruktur dasar pemukiman Peningkatan pengembangan sumber daya air
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016
Peningkatan pembangunan infrastruktur pertanian
pengelolaan dan pemasaran hasil produksi
pelatihan pada sumber daya pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016
Hasil perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016, nama program, pagu indikatif dan SKPD penanggungjawab program disajikan ke dalam tabel 4.2. sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH KABUPATEN LAHAT TAHUN 2016
Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Kabupaten Lahat tahun 2016 ini merupakan rumusan serta rangkaian pembahasan dari substansi program dan kegiatan yang telah dijelaskan pada bab – bab sebelumnya. Adapun dalam penjabaran bab V ini dilakukan dengan memperhatikan target indikator kinerja pada RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2013 – 2018 dan kegiatan yang bersifat menyeluruh yaitu mencakup Program dan Kegiatan Pandanaan APBD; Program dan Kegiatan Pendanaan APBN; Program dan Kegiatan Pendanaan CSR. Penyusunan program dan kegiatan prioritas Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 ini juga memperhatikan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 050/1854/SJ tanggal 14 April 2015 hal Skala Prioritas Penyusunan RKPD Tahun 2016 yang mengatur mengenai hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam rangka konsistensi perencanaan dan penganggaran, penyusunan dan penetapan RKPD Tahun 2016 agar berpedoman pada Peraturan Daerah tentang RPJMD atau pada arah kebijakan dan sasaran pokok Tahun 2016 dalam RPJPD bagi daerah yang RPJMDnya yang telah berakhir. 2.
Sambil menunggu ditetapkannya Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 yang juga menjadi pedoman penyusunan RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat (4) dalam Undang-Undang tersebut pada angka 1 (satu) diatas, dan untuk terciptanya sinergi pembangunan pusat dan daerah yang pro rakyat, maka sasaran penyusunan RKPD Tahun 2016 agar diselaraskan untuk mendukung pencapaian sasaran 9 (sembilan) agenda Nawa Cita Jokowi-JK dalam Tahun 2016 berdasarkan 3 (tiga) dimensi pembangunan nasional yang telah ditetapkan RPJMN 2015-2019, dengan skala prioritas sebagai berikut : a. Tercapainya
peningkatan
pelayanan
pendidikan,
pelayanan
kesehatan,
tersedianya perumahan layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan jaminan sosial, serta pembentukan mental/karakter bangsa, budi pekerti, nilainilai patriotisme dan cinta tanah air serta semangat bela negara.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.1
b. Mendukung terwujudnya stabilitas dan kedaulatan pangan melalui reformasi agraria, untuk pengendalian pemanfaatan lahan pertanian, pendistribusian bibit dan pupuk, peningkatan biaya operasi dan pemeliharaan irigasi dalam upaya peningkatan produktifitas pertanian dan nilai tambah petani untuk hidup layak dan lebih sejahtera.
c.
Terciptanya pemerataan pendapatan antar kelompok masyarakat, antarwilayah, antardesa dan pinggiran serta antarwilayah yang seimbang, yang dapat mengurangi kesenjangan pembangunan di masing-masing wilayah.
d. Terpelihara dan terbangunnya jaringan infrastruktur perhubungan baik di bidang maritim, energi, pariwisata, maupun stabilitas dan kedaulatan pangan. Hal tersebut bertujuan agar tersedia jaringan infrastruktur perhubungan dengan berbagai moda transportasi yang mengedepankan pelayanan cepat, tepat, murah dan aman, sehingga akan mendorong efisiensi dan efektifitas kelancaran arus orang dan distribusi barang serta jasa yang dapat mengurangi ekonomi biaya tinggi dan menekan angka inflasi. e. Penguatan dan peningkatan kapasitas aparatur daerah antara lain melalui pendidikan, pelatihan, pendampingan dan sosialisasi regulasi dalam upaya peningkatan kinerja sesuai dengan bidang tugas dan fungsi masingmasing.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.2
5.1
Program dan Kegiatan Pendanaan Tahun 2016 Berdasarkan RPJMD tahun 2014 – 2018 maka target dan indikator kinerja serta program
kerja yang akan dilakukan dan dicapai oleh seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat tahun 2016 diuraikan berdasarkan dengan rincian sebagai berikut : Tabel 5.1.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kesatu (Mewujudkan Sistem Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan dan Akuntabel) RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018
Urusan dan Indikator
Satuan
Target 2016
Urusan Wajib A. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Baik
Opini BKP atas LKPD
WTP
B
Kategori Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Penerimaan Pendapatan Daerah Jumlah hari kerja untuk mengurus ijin usaha
rupiah
1.632.087.066.266
hari
14
Persentase Anggota DPRD yang Aktif dalam Perumusan Kebijakan Publik
Persen
100
Persentase Tingkat Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Pengawasan
Persen
82,69
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat PIM IV
orang
80
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat PIM III
orang
10
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat PIM II
orang
3
Persentase PNS yang mempunyai sertifikat perencana
persen
0
Persentase SKPD yang melaporkan hasil program kegiatan yang dievaluasi
persen
68,57
dokumen
ada
persen
96,69
B. Perencanaan Pembangunan
Dokumen RKPD yang telah ditetapkan dgn PERKADA Persentase Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.3
C. Kependudukan dan Catatan Sipil Persentase penduduk berKTP per satuan penduduk
persen
77
Persentase penduduk yang belum memiliki KK
persen
15
Ketersediaan database kependudukan
database
ada
Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
KTP Nasional
sudah
Persen
80
Cakupan lembaga adat organisasi desa yang mendapat binaan Pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat desa (LPMD) yang mendapat binaan
persen
100
orang
150
PKK aktif
persen
100
Buku Kabupaten Lahat Dalam Angka
Ada/Tidak
ada
Buku PDRB Kabupaten
Ada/Tidak
ada
Database
ada
persen
100
D. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Persentase pelanggaran yang berhasil diselesaikan
E. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
F. Statistik
G. Kearsipan Database Informasi Kearsipan Persentase SKPD yang mengelola arsip secara baku
H. Komunikasi dan Informatika Jumlah surat kabar nasional/local Jumlah penyiaran radio
Surat kabar Radio
Website milik pemerintah
website
ada
Jumlah Pameran/expo
persen
2
perpusda
1
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
Orang
37.350
Persentase koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
persen
90
I. Perpustakaan Jumlah perpustakaan daerah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.4
Persentase Tenaga Pengelola Perpustakaan Desa/Kelurahan, Perpustakaan Masyarakat dan Perpustakaan Sekolah yg bersertifikat
Persen
65
Persentase desa yang menerima bantuan sarana prasarana perpustakaan
Persen
28
Tingkat Minat Baca Masyarakat
Persen
35
Tabel 5.1.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kedua Mewujudkan Masyarakat Madani (Produktif, Mandiri, Bermoral, Beretika dan Berwawasan Lingkungan) RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018
Urusan dan Indikator
Satuan
Target 2016
Angka Melek Huruf Latin
Tahun
99,01
Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Persen
8,49
Fokus Kesejahteraan Sosial A. Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) -
APK PAUD/TK
persen
87,8
-
APK SD/MI/Paket A
persen
100,59
-
APK SMP/MTS/Paket B
persen
98,26
persen
99,47
APK SMA/SMK/MA/Paket C Angka Partisipasi Murni (APM) -
APM PAUD/TK
persen
60,49
-
APM SD/MI/Paket A
persen
92,24
-
APM SMP/MTS/Paket B
persen
65,85
-
APM SMA/SMK/MA/Paket C
persen
66,49
< 24
Angka Kematian Bayi
per 1000 kelahiran
Angka Harapan Hidup
tahun
69
Persentase balita gizi buruk
Persen
<=1
persen
55,55
buah
210
B. Kesehatan
C. Kebudayaan Persentase sanggar yang dibina Jumlah benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.5
D. Pemuda dan Olahraga Jumlah klub olahraga
Klub
5
Jumlah gedung olahraga
unit
1
SD/MI
rasio
1:10
SMP/MTs
rasio
1:11
SMU/SMK/MAN
rasio
01:11,0
persen
96,69
persen
100,2
persen
25,62
A. Pendidikan Rasio guru/murid
Angka Melanjutkan (AM): -
Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTS
-
Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/MA
-
Angka Melanjutkan (AM) SMA/MA/SMK ke Perguruan Tinggi
Angka Kelulusan -
Angka Kelulusan SD/MI
persen
100
-
Angka Kelulusan SMP/MTs
persen
100
-
Angka Kelulusan SMU/MA/SMK
persen
100
Angka Partisipasi Sekolah (APS) -
APS SD/MI
persen
100,11
-
APS SMP/MTS
persen
98,41
-
APS SMA/SMK/MA
persen
98
persen
90,57
Angka Kematian Ibu (AKI)
Persen
61,6
Persentase Balita Gizi Kurang
Persen
<=15
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Persen
96
Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Kompeten
Persen
95
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
Persen
74
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
B. Kesehatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.6
Cakupan Pelayanan Nifas
Persen
95
Persentase Ibu Hamil yang mendapat 90 Tablet Fe
Persen
96
Rasio
2
Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat Perawatan
Persen
100
Persentase bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif
Persen
75
Cakupan Balita yang ditimbang (D/S)
Persen
90
-
2
Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk (Incident Rate)
Rasio
< 51
Case Fataliti Rate (CFR)
Rasio
<1
Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) anak usia < 15 tahun per 100.000 anak
Rasio
3
Persentase Penduduk yang memanfaatkan puskesmas
Persen
40
Persentase desa yang memiliki Poskesdes
Persen
65
Persentase Puskesmas PONED
Persen
80
Persentase Keluarga yang memiliki Akses terhadap Air Bersih
Persen
70
Persentase Keluarga yang mengakses sanitasi dasar
Persen
65
Persentase Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat
Persen
85
Persentase Posyandu Purnama
Persen
80
Cakupan Desa Siaga Aktif
Persen
83
Persentase Desa yang memiliki bidan desa
Persen
60
Persentase Puskesmas yang memiliki dokter
Persen
90
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Persen
100
Cakupan ketersediaan tenaga medik dan paramedic
persen
90
Jumlah Kematian Balita
Annual Parasit Incidence (API)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.7
C. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Persentase penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
Persen
6,8
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Persen
26,2
Persentase partisipasi perempuan di lembaga legislative
Persen
7,5
Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB aktif
persen
72,95
Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmeet need)
persen
5
Persentase KB aktif MKIP
persen
32,8
Persentase partisipasi pria ber-KB
persen
6,75
rasio
2,8
persen
70
rasio
7,5
persen
87
Rasio kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
rasio
4,6
Rasio petugas lapangan keluarga berencana/penyuluh keluarga berencana (PLKB/PKB)
rasio
01-Feb
Rasio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan
rasio
1
Persentase PMKS yg memperoleh bantuan social
persen
48,75
Persentase Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
persen
27,49
Tingkat partisipasi angkatan kerja
persen
78,81
Tingkat penempatan pencari kerja
persen
52,74
Tingkat penyelesaian perselisihan buruh dengan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah
persen
66,4
D. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Rasio Kelompok PIK KRR Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB Rasio kelompok BKB Cakupan PUS peserta KB anggota UPPKS yang ber-KB
E. Sosial
F. Ketenagakerjaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.8
Tingkat keselamatan dan perlindungan buruh
persen
22,69
buah
210
Festival
5
Jumlah organisasi olahraga
organisasi
1
Jumlah Lapangan olahraga
lapangan
3
Jumlah Kelompok KUPP
kelompok
15
G. Kebudayaan Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya
H. Kepemudaan dan Olahraga
Tabel 5.1.3 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Ketiga (Mewujudkan Tatanan Ekonomi Yang Tangguh) RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018
Urusan dan Indikator
Satuan
Target 2016
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi PDRB atas dasar harga berlaku -
Dengan migas Tanpa migas
Juta Rupiah Juta Rupiah
10.434.738
PDRB atas dasar harga konstan -
Dengan migas Tanpa migas
Pendapatan Perkapita ADHB Dengan migas -
Tanpa migas
Juta Rupiah Juta Rupiah Rupiah
4.051.559
22.217.537
Rupiah
Pendapatan Perkapita ADHK -
Dengan migas
Rupiah
-
Tanpa migas
Rupiah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
9.281.071
V.9
Pertumbuhan Ekonomi
Persen
6
Inflasi
Persen
5
92.074
- Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Juta Rupiah Juta Rupiah Juta Rupiah
Pertumbuhan Penduduk
Persen
1,06
Angka Penurunan Kemiskinan
Persen
15,2
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Pengurangan Pengangguran
Persen
2,78
Persen
3,72
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
indeks
73,7
km
156,75
Persentase layanan jaringan irigasi yang dibangun, ditingkatkan dan dipelihara
persen
23,95
Rumah tangga pengguna air bersih
Rumah tangga
4.118
Cakupan rumah tinggal bersanitasi
persen
75
ada
ada
kejadian
8.864
unit
1.128
unit
2
persen < Baku mutu
100 < Baku mutu
Pendapatan Daerah -
Pendapatan Asli Daerah
-
Dana Perimbangan
1.092.417 232.188
B. Pekerjaan Umum Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40 km/jam)
C. Perumahan
D. Penataan Ruang Ketersediaan rencana tata ruang pada kawasan strategis
E. Perhubungan Jumlah arus penumpang angkutan umum Jumlah rambu-rambu lalu lintas yang terpasang Jumlah terminal bus
F. Lingkungan Hidup Persentase penyelesaian kasus lingkungan Tingkat Kualitas Udara
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.10
Cakupan pelaku usaha yang mempunyai dokumen lingkungan
persen
100
Cakupan pengawasan terhadap kegiatan pelaku usaha
persen
100
Armada pengangkutan sampah
unit
18
Cakupan penanganan sampah
Kg/KK
843
Cakupan Daya Tampung TPS
m³/Jiwa
0,57
Jumlah luas tanah Kabupaten Lahat yang terdaftar
hektar
7.893.772,43
Jumlah luas aset tanah pemerintah yang belum bersertifikat
hektar
14.086.352,27
Jumlah luas aset tanah pemerintah yang sudah bersertifikat
hektar
1.754.647,00
Persentase koperasi yang berprestasi
persen
25
Persentase Koperasi dan UKM dalam pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasi
persen
30
koperasi
400
UKM
2.161
Jumlah UMKM
UMKM
3.400
Persentase Koperasi/UKM pengguna dana pemerintah
persen
5
Persentase UKM Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah yang dibina
persen
25
Persentase Kebijakan Penanaman Modal yang diperbaiki
persen
100
Persentase kegiatan promosi, pelayanan bimbingan pelaksanaan penanaman modal
persen
100
desa
1
G. Pertanahan
H. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Jumlah Koperasi/KUD Jumlah UKM Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah
I. Penanaman Modal
J. Ketahanan Pangan Jumlah desa yang diberikan bantuan diversifikasi tanaman
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.11
Jumlah Kelompok Pelaku Usaha Pangan Olahan/Kelompok Wanita Tani yang dibina
Klmpk Tani
12
URUSAN PILIHAN A. Pertanian Produksi Tanaman Pangan: -
Produksi Tanaman Padi
Ton
197.432
-
Produksi Tanaman Jagung
Ton
4.113,45
- Produksi Tanaman Kedelai Produksi Perkebunan Rakyat: -
Produksi Kopi
Ton
20.400
-
Produksi Karet
Ton
49.600
-
Produksi Kelapa Sawit
Ton
69.200
-
Produksi Kakao
Ton
2.000
Cakupan bina kelompok tani penerima sarana dan prasarana perkebunan Luas lahan perkebunan yang dioptimalisasi (melalui diversifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi)
persen
4
hektar
300
Luas rehabilitasi hutan dan lahan kritis Persentase Pengurangan luas kerusakan / kebakaran hutan dan lahan
hektar
25
persen
10
MT
7.354.750,52
persen
89
Persentase desa yang terjangkau listrik
persen
99,44
Jumlah Kunjungan Wisatawan
orang
50.100
Persentase Promosi Budaya dan Pariwisata
persen
100
ton
2.795
B. Kehutanan
C. Energi dan Sumber Daya Mineral Produksi Batubara Cakupan Kegiatan pengelolaan dan inventarisasi potensi sumber daya mineral, batubara dan migas
D. Pariwisata
E. Kelautan dan Perikanan Produksi peternakan -
Daging
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.12
-
Telur
Cakupan binaan kelompok peternakan Jumlah ternak pada kelompok peternakan:
ton
2.264
Kelompok
35
-
Sapi
Ekor
220
-
Kerbau
Ekor
33
-
Kambing
Ekor
264
-
Itik
Ekor
6.000
-
Ayam kampung (bukan ras)
Ekor
5.000
Produksi perikanan: -
Perikanan budidaya
Ton
5.562
-
Perikanan tangkap
Ton
2.059
Kelompok perikanan budidaya Kelompok pengawas perairan (POKMASWAS)
Kelompok
35
Kelompok
30
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB
Persen
10,75
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
orang
100
Jumlah Pedagang yang terdaftar dalam penerbitan SIUP dan TDUP
pedagang
340
Jumlah perusahaan industri dan perdagangan yang telah sesuai standar perusahaan yang berlaku
Unit usaha
1.521
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri
persen
7,36
persen
7,9
Persentase pertumbuhan industri kecil dan menengah
Persen
13
Cakupan bina kelompok pengrajin
persen
50
Persentase peningkatan jumlah unit usaha IKM
Persen
3,16
Cakupan binaan kelompok perikanan:
F. Perdagangan
G. Pertanahan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.13
H. Ketransmigrasian Cakupan pengembangan wilayah transmigrasi
persen
100
persen
26,6
Persen
80
Persen
100
ASPEK DAYA SAING DAERAH Urusan Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur A. Perhubungan Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
B. Penataan Ruang Cakupan ketersediaan dokumen perencanaan tata ruang dan rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital Cakupan penanganan kasus pengaduan pelanggaran bidang penataan ruang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.14
5.1.1 Pendanaan APBD Dengan mengacu pada misi dan prioritas
- prioritas yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018 adalah sebagai berikut : Tabel 5.1.4 Misi dan Prioritas RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 MISI
PRIORITAS
1. Mewujudkan Sistem
∑
Prioritas 1. Meningkatnya Kualitas
Pemerintahan Yang Demokratis,
Pelayanan Publik Yang Cepat
Berkeadilan, dan Akuntabel
dan Tepat ∑
Prioritas 7. Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi
2. Mewujudkan Masyarakat Madani
∑
Prioritas 2. Meningkatnya Efektivitas Program
( Produktif, Mandiri, Bermoral,
dan Kegiatan Penanggulangan
Beretika, dan Berwawasan
Kemiskinan
Lingkungan )
∑
Prioritas 3. Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaan Gender
3. Mewujudkan Tatanan Ekonomi
∑
Yang Tangguh
Prioritas 4. Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi ( UMKMK )
∑
Prioritas 5. Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata
∑
Prioritas 6. Meningkatnya Produksi, Produktivitas Dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan,Perikanan, Perkebunan dan Pertambangan
∑
Prioritas 8. Terciptanya Peruntukan Panataan Ruang Kabupaten Lahat
Maka upaya pencapaiannya akan dijabarkan secara sistematis melalui program prioritas daerah. Kedelapan prioritas tersebut dijelaskan secara rinci berdasarkan program masing – masing SKPD seperti pada tabel 5.1.5 berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.16
TABEL 5.1.5 PRIORITAS, ARAH KEBIJAKAN, URUSAN DAN PROGRAM PRIORITAS KABUPATEN LAHAT TAHUN 2016
No
Prioritas
(1)
(2)
Urusan
(3)
Program
Indikator Kinerja Program
SKPD
Jumlah Kegiatan
(4)
(5)
(6)
(7)
764 1
Prioritas 1 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat Kesehatan
Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Jumlah pelaksanaan monitoring kualitas air bersih dan air limbah RSUD Lahat
RSUD
1
Buku Profil RSUD Kabupaten Lahat
RSUD
1
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Kependuduka n dan Catatan Sipil
Jumlah perjalanan ambulan rujukan dan ambulan mayat RSUD Lahat
RSUD
1
Cakupan ketersediaan sarana dan prasarana (logistik) rumah sakit
RSUD
7
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru - Paru/ Rumah Sakit Mata Program Pemeliharaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru - Paru/ Rumah Sakit Mata Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Cakupan Persentase sarana dan prasarana rumah sakit
RSUD
11
Cakupan kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD RSUD
RSUD
1
Program Penataan Administrasi Kependudukan
Cakupan penataan administrasi kependudukan
Dukcapil
11
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.18
Penanaman Modal
Perpustakaan
2
Program Peningkatan Promosi dan Kerja Sama Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Program Pengembangan Budidaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Cakupan investor berskala nasional (PMDN/PMA)
BPPT dan PMD
10
Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN (milyar rupiah)
BPPT dan PMD
3
Cakupan pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
Perpusda
7
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial
Dinas Sosial
3
Prioritas 2 Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan
Sosial
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil ( KAT ), dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS ) lainnya.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.19
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial. Program Pembinaan Anak Terlantar Program Pembinaan Pra Penyandang Cacat dan Trauma. Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial ( Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya ) Program Perdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Cakupan PMKS yang tertangani
Dinas Sosial
8
Anak terlantar tertangani
Dinas Sosial
1
Cakupan penyandang cacat dan trauma yang dilatih
Dinas Sosial
1
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
Dinas Sosial
1
Eks napi yang memilki keterampilan berusaha
Dinas Sosial
2
Cakupan kelembagaan yang tertangani
Dinas Sosial
2
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.20
Ketenagakerj aan
Perencanaan Pembanguna n Perekonomia n
Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja
Cakupan pengembangan wilayah transmigrasi
Dinas Tenaga Kerja
7
Tingkat partisipasi angkatan kerja
Dinas Tenaga Kerja
3
Tingkat penempatan pencari kerja
Dinas Tenaga Kerja
6
Tingkat keselamatan dan perlindungan terhadap buruh
Dinas Tenaga Kerja
8
Program Perencanaan Sosial Budaya
Persentase ketersediaan data dan informasi perencanaan pembangunan sosial dan budaya
Bappeda
8
Program Pendataan, Pemantauan, Pengawasan Pupuk Bersubsidi, HET, Raskin, Situ, dan Sembako
Cakupan pendataan, pemantauan, pengawasan, pupuk bersubsidi, HET, raskin, SITU dan sembako
Bag. Perekonomian
8
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.21
Pemberdayaa n Masyarakat dan Desa
Pertanian
Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa Program Peningkatan Peran Perempuan di Pedesaan Program Peningkatan Kesejateraan Petani
Cakupan peningkatan pemberdayaan masyarakat pedesaan
BPMPD
4
Persentase desa yang memilki akses terhadap pasar yang memadai
BPMPD
4
Cakupan peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
BPMPD
3
Cakupan kegiatan peningkatan peran perempuan di pedesaan
BPMPD
7
Cakupan lembaga petani yang mendapatkan pembinaan
Dinas TPH
1
Peningkatan SDM dan Manajemen kelompok
Badan Ketahanan Pangan
1
Cakupan peningkatan luas areal perkebunan
Dinas Hutbun
2
Cakupan peningkatan kesejahteraan petani
BP4k
2
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.22
Pemuda dan Olahraga
3
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Jumlah peserta Sosialisasi Peningkatan Keimanan dan Ketakwaan bagi Pemuda Cakupan organisasi kepemudaan yang dibina
Dispora
1
Dispora
3
Persentase pendidikan anak usia dini
Dinas Pendidikan
10
APK SD
Dinas Pendidikan
22
Prioritas 3 Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaa n Gender Pendidikan
Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun.
APKSMP/MTs APM SD/SDLB/MI APM SMP APS SD/MI
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.23
APS SMP/MTs Angka Kelulusan (AL) SD/MI Angka Kelulusan (AL) SMP/MTS Program Pendidikan Menengah
Dinas Pendidikan
18
Guru yang memenuhi kualitas S1/DIV
Dinas Pendidikan
4
Tingkat pelayanan manajemen pendidikan
Dinas Pendidikan
2
Persentase ketersediaan obat sesuia dengan kebutuhan
Dinas Kesehatan
4
Persentase balita gizi buruk
Dinas Kesehatan
6
APK SMA/SMK/MA APM SMA Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Kesehatan
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.24
Program Pengawasan Obat dan Makanan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Persentase labolatorium kesehatan aktif yang melaksanakan pelayanan sesuai standar
Dinas Kesehatan
3
Persentase rumah tangga yang ber PHBS
Dinas Kesehatan
3
Cakupan perbaikan gizi masyarakat Persentase keluaraga yang memilki akses terhadap air bersih Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular
Dinas Kesehatan
5
Dinas Kesehatan
3
Dinas Kesehatan
5
Persentase layanan kesehatan yang memenuhi standar
Dinas Kesehatan
5
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
Dinas Kesehatan
3
Persentase Kabupaten/kota dengan sarana dan prasarana kesehatan pemerintah
Dinas Kesehatan
5
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.25
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Program Keluarga Berencana
Persentase penduduk yang memanfaatkan puskesmas
Dinas Kesehatan
4
Angka kematian balita
Dinas Kesehatan
2
Cakupan pelayanan kesehatan bagi lansia
Dinas Kesehatan
2
Persentase tempat pengolahan makanan/minuman sehat
Dinas Kesehatan
1
Cakupan peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Dinas Kesehatan
3
Prevelensi peserta KB aktif
Badan KB & PK
4
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.26
Cakupan PUS unmeet need Cakupan peserta KB pria Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Rasio kelompok remaja yang terbentuk
Badan KB & PK
2
Program Pelayanan Kontrasepsi
Cakupan peserta KB MKJP
Badan KB & PK
1
Program Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri
Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi PUS peserta KB anggota usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) yang ber KB
Badan KB & PK
4
Rasio kelompok UPPKS Rasio petugas lapangan KB/ penyuluh KB (PLKB/PKB) Rasio petugas pembantu pembina Kbdesa (PPKBD) setiap desa/ kelurahan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.27
Persentase informasi data mikro keluarga disetiap desa/ kelurahan Persentase data mikro keluarga disetiap desa/ kelurahan Program Promosi Kesehatan Program Pendirian Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS Program Penggunaan Bahan Informasi Tentang Pengasuh dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak
PUS yang istrinya dibawah 20 tahun
Badan KB & PK
1
Cakupan layanan PIK KRR
Badan KB & PK
2
Peserta penyuluh
Badan KB & PK
1
Persentase anggota bina keluarga balita ber - KB
Badan KB & PK
1
Badan KB & PK
1
Rasio kelompok KB Program Penyiapan Tenaga Pendamping
Cakupan bina keluarga balita (BKB) ber KB
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.28
Pemberdaya an Perempuan dan Pelindungan Anak
Kelompok Bina Keluarga Program Pengembangan Model Operasional BKB Posyandu Padu Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Program Peguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Cakupan pengembangan BKB posyandu padu
Badan KB & PK
1
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Kantor Pemberdayaan Perempuan
3
Rasio KDRT
Kantor Pemberdayaan Perempuan
6
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
Kantor Pemberdayaan Perempuan
3
Partisipasi angkatan kerja perempuan
Kantor Pemberdayaan Perempuan
6
Persentase partisipasi perempuan di perlindungan anak lembaga swasta
Kantor Pemberdayaan Perempuan
1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.29
Pemuda dan Olahraga
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Program Peningkatan Upaya Penumbuh Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga
Sarana dan prasarana olahraga
Dinas Pemuda & Olahraga
3
Dinas Pemuda & Olahraga
1
Dinas Pemuda & Olahraga
5
Dinas Pemuda & Olahraga
1
Cakupan organisasi kepemudaan yang dibina
Dinas Pemuda & Olahraga
3
Pemuda yang cakap dalam bidang pidato
Dinas Pemuda & Olahraga
2
Jumlah aparatur perencanaan pengembangan olahraga terpadu
Dinas Pemuda & Olahraga
1
Cakupan pembinaan atlet cabang olahraga
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.30
Lingkungan Hidup
Program Pengembangan Data, Penyusunan Rencana Monitoring, Evaluasi dan Bantuan Insidental Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Pengendalian Polusi Prog. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Data penyusunan rencana monitoring evaluasi dan bantuan insidental
Dinas Pemuda & Olahraga
4
Jumlah peserta kegiatan pengembangan pengelola sampah
BLH
4
Cakupan pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Dinas Pasar
7
Cakupan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
BLH
11
Data tentang pelaksanaan dan DAK bidang lingkungan hidup
BLH
1
Kec.amatan Lahat
1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.31
4
Prioritas 4 Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) Perindustrian dan Perdagangan
Pasar
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Prog. Pembinaan Pedagang Kaki Lima & Asongan
Perindustrian dan Perdagangan Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
Cakupan peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri Data dan informasi yang akurat untuk perencanaan perdagangan Pengelolaan dan pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Sarana dan prasarana perdagangan serta media promosi yang berkualitas Jumlah produsen dan konsumen yang mengerti tentang hak dan kewajibannya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
Dinas Pasar
2
Dinas Perindag
2
Dinas Pasar
2
Dinas Perindag
1
Dinas Perindag
5
V.32
Perdagangan Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha formal Stabilitas harga barang yang beredar Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi
Jumlah distribusi barang yang beredar
Dinas Perindag
6
Persentase peningkatan jumlah tenaga kerja IKM
Dinas Perindag
4
Dinas Perindag
6
Dinas Perindag
4
Persentase peningkatan nilai investasi IKM Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Persentase peningkatan jumlah tenaga kerja IKM Persentase peningkatan nilai investasi IKM Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
Cakupan bina kelompok pengrajin
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.33
Program Penataan Struktur Industri
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Dinas Perindag
3
Dinas Koperasi & UKM
3
Dinas Koperasi & UKM
2
Dinas Koperasi & UKM
4
Persentase koperasi yang berprestasi
Dinas Koperasi & UKM
4
Persentase ketersediaan data dan informasi perencanaan pembangunan ekonomi
Bappeda
9
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri Koperas Usaha Kecil dan Menegah
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKM Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UKM
Perencanaan Pembanguna n
Program Peningkatan Kualitas kelembagaan koperasi Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Persentase UKM industri rumah tangga yang dibina Cakupan pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah Cakupan pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.34
Penanaman Modal
5
Program Peningkatan Potensi Sumberdaya Sarana dan Prasarana
Jumlah kajian potensi sumber daya terkait investasi
BPPT & PMD
1
Cakupan pembangunan jalan dan jembatan
PU Bina Marga & Pengairan
3
cakupan pembangunan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya
PU Bina Marga & Pengairan
1
Prioritas 5 Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata Pekerjaan Umum
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Jaringan Rawa dan Pengairan Lainnya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.35
Perhubungan
Program Pengembangan Saluran Drainase / Gorong-Gorong Pembangunan Talud/ Turap dan Bronjong Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Program Pembangunan/ Peningkatan Infrastruktur Pedesaan Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan Program pembangunan prasarana dan Fasilitas perhubungan
Cakupan pembangunan saluran drainase/ gorong - gorong
PU Cipta Karya
1
Cakupan Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
PU Cipta Karya
1
Cakupan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air
PU Cipta Karya
1
Cakupan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
PU Cipta Karya
1
Cakupan Pembangunan / Peningkatan Infrastruktur Perdesaan
PU Cipta Karya
1
Cakupan Pembangunan Sarana dan Prasarana Air
PU Cipta Karya
1
Database pelayanan angkutan
Dishubkominfo
5
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.36
Pertanian
Perkebunan
Program rehabilitasi dan pemeliharaan sarana prasarana LLAJ Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Pengendalian Pengamanan Lalu Lintas Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebu nan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebu nan
jumlah fasilitas yg berfungsi dan kondisi baik
Dishubkominfo
2
Jumlah arus penumpang angkutan umum
Dishubkominfo
7
fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka dan guardril) pada jalan Kabupaten
Dishubkominfo
3
Jumlah alat pengujian kendaraan bermotor
Dishubkominfo
1
Dinas Tanaman Pangan & Holtikultura
4
Dinas Kehutanan & Perkebunan
5
Jumlah Jalan menuju ke perkebunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.37
Peternakan dan Perikanan
Pariwisata
6
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebu nan Program Pengembangan Destinasi
Tingkat Penerapan TTG
Dinas Peternakan & Perikanan
1
Cakupan Pengembangan Destinasi Pariwisata
Dinas Pariwisata
3
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman pangan dan hortikultura
Dinas Tanaman Pangan & Holtikultura
13
Ketersediaan pangan utama
Badan Ketahanan Pangan
13
Prioritas 6 Meningkatnya Produksi, Produktivitas, dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.38
Pertanian
Kehutanan dan Perkebunan
Pertanian
Kehutanan dan Perkebunan
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebu nan
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebu nan
Program peningkatan produksi pertanian/perkebu nan Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan
Jumlah kelompok tani penerima sarana dan prasarana perkebunan
Dinas Kehutanan & Perkebunan
2
Tingkat komoditi pertanian unggul yang dikenal masyarakat
Dinas Tanaman Pangan & Holtikultura
3
Peningkatan akses pemasaran dan promosi dari para pelaku usaha
Badan Ketahanan Pangan
1
Cakupan Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
BP4K
3
Jumlah Jalan menuju ke perkebunan
Dinas Kehutanan & Perkebunan
2
Persentase lembaga tani yang menerapkan teknologi pertanian
Dinas Tanaman Pangan & Holtikultura
3
Cakupan Luas lahan perkebunan yang dioptimalisasi (melalui diversifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi)
Dinas Kehutanan & Perkebunan
4
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.39
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Program Pembinaan dan Penerbitan Industri Hasil Hutan Peternakan dan Perikanan
Program Pengembangan Perikanan Tangkap Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Program Pengembangan Kawasan Budidaya ikan air tawar Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Luas rehabilitasi hutan dan lahan kritis
Dinas Kehutanan & Perkebunan
3
Cakupan pelaksanaan OBIT
Dinas Kehutanan & Perkebunan
2
Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Umum
Dinas Peternakan & Perikanan
3
Tingkat Penerapan Teknologi Perikanan Tepat Guna
Dinas Peternakan & Perikanan
2
Tingkat Mutu Produk Perikanan
Dinas Peternakan & Perikanan
3
Tingkat pemanfaatan potensi pengembangan budidaya perikanan
Dinas Peternakan & Perikanan
2
Cakupan wilayah penyebaran penyakit ternak
Dinas Peternakan & Perikanan
6
Tingkat penyerangan terhadap ternak Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.40
Persentase ternak tidak terjangkit penyakit Program Peningkatkan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Tingkat pengelolaan TB
Dinas Peternakan & Perikanan
2
Jumlah produksi daging dan telur
Dinas Peternakan & Perikanan
7
Jumlah sarana dan Prasarana peternakan
Dinas Peternakan & Perikanan
2
Bertambahnya Buku perpustakaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
BP4K
5
Jumlah percontohan budidaya ikan lele di kolam terpal
BP4k
1
Tingkat Pengembangan Budidaya perikanan
Dinas Peternakan & Perikanan
5
Tingkat konsumsi daging, telur dan susu kapita per tahun
Pertanian
Peternakan dan Perikanan
Program Peningkatan Produksi Peternakan Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebu nan Lapangan Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.41
7
Prioritas 7 Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Pemerintah Daerah
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Kesehatan
4
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
RSUD
5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Kantor Perpustakaan
3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Pendidikan
4
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
PU Bina Marga & Pengairan
5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
PU Cipta Karya
3
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.42
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Bappeda
3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dishubkominfo
5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Badan Lingkungan Hidup
2
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Dukcapil
5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Kantor Pemberdayaan Perempuan
3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Badan KB & PK
3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Kesejahteraan Sosial
3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Tenaga kerja
7
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Koperasi
1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.43
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
BPPT & PMD
3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Pariwisata
5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Pemuda dan Olahraga
2
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Badan Kesbangpol
5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Pol PP
1
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Bag. Keuangan Setda
4
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Bag. Ortala Setda
3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Sekretariat DPRD
5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas PPKAD
36
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.44
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Inspektorat
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Pemerintahan Umum 22 Kecamatan di kab. Lahat )
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
BKD & Diklat
3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
PDE
4
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
BPMPD
5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Tanaman Pangan & holtukiltura Dinas Kehutanan & Perkebunan
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Peternakan dan Perikanan
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.45
6
3
2
3
Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan Kabupaten / Kota Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Peningkatan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
BP4K
3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Pertambangan
3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Pasar
3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Perindustrian & Perdagangan
2
Tingkat ketepatan pelaporan capaian kinerja dan keuangan
BPBD
3
Jumlah SKPD Pemerintah Kab. Lahat
Bag Keuangan Setda
1
Cakupan Peningkatan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Bag Keuangan Setda
10
Persentase pengelolaan keuangan daerah yang taat asas, tepat waktu dan akuntabel
Dinas PPKAD
36
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
V.46
8
Prioritas 8 Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat Perencanaan Pembanguna n
Program Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan Tata Ruang Kota yang nyaman, produktif dan berkelanjutan yang sesuai dengan undangundang penataan ruang Survey dan pemetaan yang semakin terukur
Program Kerja Sama Pembangunan Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Persentase kerjasama pembangunan dengan stakeholder (pemerintah/dunia usaha/masyarakat) yang mencapai sasaran Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Irigasi Partisipatif
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
Bappeda 5
Bag Pemerintahan
1
Bappeda 3
Bappeda 2
V.47
Program Perencanaan Pengembangan Kota – Kota Menengah dan Besar Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam Pemerintahan Program Penataan Daerah Otonomi Baru Program Penguasaan, Pemilikan, Pertanahan Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Penyelesaian konflik - konflik pertanahan Pengembangan sistem informasi pertanahan Pasar Program Pengelolaan ruang Terbuka Hijau
Data dan Informasi Perencanaan Pengembangan kotakota menengah dan besar yang ditindaklanjuti Tingkat Kinerja Perencanaan Bidang Fisik dan Prasarana yang ditindaklanjuti Cakupan Penataan Daerah Otonomi Baru Cakupan Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Cakupan Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan Cakupan Pembangunan Sistem Informasi Pertanahan Cakupan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
Bappeda 3
Bappeda 1 Bag Pemerintahan
3
Bag Pertanahan 7
Bag Pertanahan
3
Bag Pertanahan
2
Dinas Pasar 3
V.48
Lingkungan Hidup
Program Perlindungan dan Konservasi SDA Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH Program Pengembangan Lingkungan Hidup
Cakupan konservasi sumber daya alam Data tentang usaha mewujudkan indonesia hijau Data tentang SPM bidang Lingkungan dan data status lingkungan hidup daerah
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat
BLH 3 BLH 1 BLH 2 BLH 1 BLH 1
V.49
Berdasarkan uraian tersebut, maka total belanja langsung untuk semua program prioritas sejumlah Rp 485.721.170.376. Disamping itu terdapat juga belanjana tidak langsung sebesar Rp 1.076.108.391.855,00 yang merupakan belanja pegawai. Selain itu terdapat juga Dana Alokasi Khusus untuk pembangunan infrastrukur di Kabupaten Lahat yang masuk dalam anggaran PU Bina Marga dan Pengairan serta PU Cipta Karya dan Tata Ruang. Karena banyak program – program yang saling berhubungan dan mempunyai urusan – urusan pendanaan, maka rincian alokasi anggaran tiap prioritas tidak dapat dilakukan secara baku. Untuk mengetahui rincian alokasi anggaran tiap – tiap prioritas, maka diuraikan menurut tabel berikut.
Tabel 5.1.6 Prioritas Pada Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
APBD 2016 NO
PRIORITAS
BL SKPD
1
2
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat
Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan
3
DANA ( Rp )
RSUD
Rp
Dukcapil BPPT dan PMD Perpusda
Rp Rp Rp
1.663.700.000 2.875.000.000 778.268.500
Dinas Sosial
Rp
4.614.060.800
Rp
3.342.122.000
Rp
1.396.949.000
Rp
1.030.911.600
Rp Rp
5.827.783.000 200.000.000
Rp
150.000.000
Rp Rp Rp
445.000.000 772.553.000 2.400.000.000
Dinas Pendidikan
Rp
67.844.464.500
Dinas Kesehatan Badan KB & PK
Rp Rp
33.869.996.000 1.745.527.500
Dinas Tenaga Kerja Bappeda Bag. Perekonomian BPMPD Dinas TPH Badan Ketahanan Pangan Dinas Hutbun BP4k Dispora Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, dan Pengarusutan Gender
BTL KEGIATAN
59.238.700 Belanja Pegawai
DANA Rp 1.076.108.391.855
Kantor Pemberdayaan Perempuan Dinas Pemuda & Olahraga BLH Dinas Pasar Kec.amatan Lahat 4
5
Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK)
Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata
Rp
3.185.156.000
Rp
9.179.371.000
Rp Rp
1.715.600.000 2.769.000.000
Rp
637.158.000
Dinas Pasar
Rp
667.240.000
Dinas Perindag Dinas Koperasi & UKM Bappeda BPPT & PMD
Rp
3.259.874.000
Rp
1.975.000.000
Rp Rp
1.452.029.000 130.000.000
PU Bina Marga & Pengairan
Rp
108.760.000.000
PU Cipta Karya
Rp
68.614.500.000
DAK Infrastruktur Jalan
Dana Program PIP Pamsimas Dana DAK IPD
Dishubkominfo Dinas Tanaman Pangan & Holtikultura
Rp
7.111.800.000
Rp
6.454.095.000
Rp 75.300.000.000
Rp 700.000.000 Rp 5.298.165.500
Dana DAK REGULER untuk Air Minum dan Sanitasi
Rp 561.185.200
Dana HIBAH
Rp 7.925.000.000
Dinas Kehutanan & Perkebunan Dinas Pariwisata
6
Meningkatnya Produksi, Produktivitas dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan
Rp
6.201.260.000
Rp
800.000.000
Rp
5.118.595.000
Rp
2.843.880.000
Rp
1.649.449.000
Rp
1.484.116.000
Rp
5.458.461.863
Dinas Kesehatan
Rp
228.400.000
RSUD Kantor Perpustakaan Dinas Pendidikan PU Bina Marga & Pengairan PU Cipta Karya Bappeda Dishubkominfo Badan Lingkungan Hidup Dinas Dukcapil
Rp
61.150.000
Rp
62.000.000
Rp
570.000.000
Rp
2.220.000.000
Rp Rp Rp
120.000.000 270.000.000 50.000.000
Rp
49.937.500
Rp
50.000.000
Dinas Tanaman Pangan & Holtikultura
Badan Ketahanan Pangan Dinas Kehutanan & Perkebunan BP4K Dinas Peternakan & Perikanan
7
Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi
Kantor Pemberdayaan Perempuan Badan KB & PK Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja Dinas Koperasi BPPT & PMD Dinas Pariwisata Dinas Pemuda dan Olahraga Badan Kesbangpol Pol PP Bag. Keuangan Setda Bag. Ortala Setda Sekretariat DPRD Dinas PPKAD Inspektorat Pemerintahan Umum 22 Kecamatan di kab. Lahat ) BKD & Diklat PDE BPMPD Dinas Tanaman Pangan & holtukiltura Dinas Kehutanan & Perkebunan Dinas Peternakan dan Perikanan BP4K
Rp
50.000.000
Rp
25.000.000
Rp
69.622.000
Rp
370.000.000
Rp Rp Rp
110.000.000 265.000.000 393.050.000
Rp
20.000.000
Rp
50.000.000
Rp
26.000.000
Rp
1.078.871.000
Rp
525.000.000
Rp
31.465.000
Rp Rp
17.675.236.000 17.631.000
Rp
677.957.250
Rp Rp Rp
55.914.000 45.750.000 371.520.000
Rp
121.200.000
Rp
22.000.000
Rp
184.430.000
Rp
81.588.000
8
Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat
Dinas Pertambangan Dinas Pasar Dinas Perindustrian & Perdagangan BPBD Bappeda
Bag Pemerintahan Bag Pertanahan Dinas Pasar BLH
Rp
92.000.000
Rp
305.000.000
Rp
60.500.000
Rp
27.750.000
Rp
2.372.401.000
Rp
816.000.000
Rp Rp Rp
5.931.770.000 982.250.000 845.526.000
5.1.2 Pendanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Untuk mempercepat pembangunan di Kabupaten Lahat maka Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat mengajak para stakeholder agar bekerja sama ikut serta dalam menunjang pembangunan di Kabupaten Lahat. Pembangunan di Kabupaten Lahat sulit akan dicapai jika hanya bertumpu pada pemerintah dalam hal ini mengandalkan dana yang bersumber dari APBN dan APBD saja. Oleh Karena itu peran para swasta sangat diperlukan agar pembangunan di Kabupaten Lahat akan cepat tercapai sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Lahat dalam RPJMD Kabupaten Lahat 2014 – 2018. Berkenaan dengan hal tersebut maka pemerintah Kabupaten Lahat bersama para stakeholders yang beroperasi di Kabupaten Lahat pada bulan Agustus 2015 membentuk forum CSR. Forum ini dibentuk untuk mengakomodir usulan – usulan dari masyarakat melalui forum musrenbang mulai dari musrenbang desa dan kecamatan yang tidak dapat dilaksanakan melalui anggaran APBN dan APBD disebabkan karena keterbatasan dana untuk dapat dicover melalui program CSR. Selain itu program – program yang bersifat sosial kemasyarakatan yang selama ini dilakukan oleh para perusahaan yang berada di Kabupaten Lahat agar lebih terarah dan benar – benar dapat dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Lahat. Banyak program CSR yang telah di lakukan oleh perusahaan – perusahaan yang berada di Kabupaten Lahat saat ini. Tetapi program – program CSR yang dilakukan tersebut belum bersifat global atau menyentuh seluruh masyarakat di kabupaten lahat. Program yang dilakukan masih didasarkan atas range terhadap daerah yang terkena dampak dari aktivitas perusahaan atau yang dekat dengan perusahaan. Sehingga bagi daerah – daerah yang tidak ada perusahaan yang beroperasi didaerah tersebut tidak ada yang merasakan program CSR dari perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Lahat. Dengan kata lain program – program CSR yang dilaksanakan oleh para stakeholders di Kabupaten Lahat masih belum terarah. Oleh karena itulah forum CSR ini dibentuk. Tetapi dikarenakan Forum CSR di Kabupaten Lahat tersebut baru dibentuk pada bulan Agustus 2015, maka program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan – perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Lahat yang tergabung dalam forum CSR belum dapat ditampilkan.
5.2
Program dan Kegiatan Prioritas Tahun 2017 (Perkiraan Maju) Tahap pembangunan Kabupaten Lahat pada tahun 2017 menitikberatkan pada
percepatan peningkatan perekonomian masyarakat dengan didukung sarana prasarana pendidikan, kesehatan dan infrastruktur strategis terutama jalan pada kawasan terisolir dan pariwisata. Tahap pembangunan Kabupaten Lahat pada tahun 2017 diprioritaskan untuk mendukung tercapainya hal – hal berikut : 1. Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur dan sarana prasarana pendukung pelayanan publik 2. Meningkatnya standar pelayanan pendidikan dan kesehatan 3. Meningkatnya efektivitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan 4. Terbangunnya jaringan infrastruktur strategis terutama sarana prasarana jalan pada kawasan terisolir dan kawasan pariwisata 5. Terbentuknya kawasan/klaster industri sebagai simpul industri pengolahan berbasis pertanian dan pertambangan 6. Terbangunnya
infrastruktur
pendukung
pengembangan
pertanian,
peternakan,
perikanan dan perkebunan masyarakat pedesaan 7. Meningkatnya produksi, produktivitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan 8. Tertatanya proses inovasi teknologi berbasis Sistem Inovasi Daerah (SIDa) 9. Terciptanya penataan ruang Kabupaten Lahat untuk kawasan industri, perumahan pemukiman, perkantoran, pertambangan, dan sarana prasarana transportasi. Berdasarkan RPJMD tahun 2014 – 2018 maka target dan indikator kinerja serta program kerja yang akan dilakukan dan dicapai oleh seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat tahun 2017 diuraikan berdasarkan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.2.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kesatu (Mewujudkan Sistem Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan dan Akuntabel) RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018
Urusan dan Indikator
Satuan
Target 2017
Urusan Wajib A. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Baik
Opini BKP atas LKPD
WTP
B
Kategori Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Penerimaan Pendapatan Daerah Jumlah hari kerja untuk mengurus ijin usaha
rupiah
1.795.295.772.892
hari
14
Persentase Anggota DPRD yang Aktif dalam Perumusan Kebijakan Publik
Persen
100
Persentase Tingkat Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Pengawasan
Persen
83,64
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat PIM IV
orang
80
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat PIM III
orang
10
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat PIM II
orang
3
Persentase PNS yang mempunyai sertifikat perencana
persen
42,11
Persentase SKPD yang melaporkan hasil program kegiatan yang dievaluasi
persen
78,57
dokumen
Ada
persen
98,98
Persentase penduduk berKTP per satuan penduduk
persen
89
Persentase penduduk yang belum memiliki KK
persen
10
B. Perencanaan Pembangunan
Dokumen RKPD yang telah ditetapkan dgn PERKADA Persentase Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
C. Kependudukan dan Catatan Sipil
Ketersediaan database kependudukan
database
Ada
KTP Nasional
Sudah
Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
Persen
90
Cakupan lembaga adat organisasi desa yang mendapat binaan Pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat desa (LPMD) yang mendapat binaan
persen
100
orang
150
PKK aktif
persen
100
Buku Kabupaten Lahat Dalam Angka
Ada/Tidak
Ada
Buku PDRB Kabupaten
Ada/Tidak
Ada
Database
Ada
persen
100
Surat kabar
-
Radio
-
Website milik pemerintah
website
Ada
Jumlah Pameran/expo
persen
4
perpusda
1
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
Orang
37.350
Persentase koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
persen
92
Persentase Tenaga Pengelola Perpustakaan Desa/Kelurahan, Perpustakaan Masyarakat dan Perpustakaan Sekolah yg bersertifikat
Persen
75
Persentase desa yang menerima bantuan sarana prasarana perpustakaan
Persen
30
Tingkat Minat Baca Masyarakat
Persen
40
D. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Persentase pelanggaran yang berhasil diselesaikan
E. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
F. Statistik
G. Kearsipan Database Informasi Kearsipan Persentase SKPD yang mengelola arsip secara baku
H. Komunikasi dan Informatika Jumlah surat kabar nasional/local Jumlah penyiaran radio
I. Perpustakaan Jumlah perpustakaan daerah
Tabel 5.2.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kedua Mewujudkan Masyarakat Madani (Produktif, Mandiri, Bermoral, Beretika dan Berwawasan Lingkungan) RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018
Urusan dan Indikator
Satuan
Target 2017
Angka Melek Huruf Latin
Tahun
99,07
Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Persen
8,53
Fokus Kesejahteraan Sosial A. Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) -
APK PAUD/TK
persen
90,91
-
APK SD/MI/Paket A
persen
100,39
-
APK SMP/MTS/Paket B
persen
98,70
persen
99,47
APK SMA/SMK/MA/Paket C Angka Partisipasi Murni (APM) -
APM PAUD/TK
persen
63,64
-
APM SD/MI/Paket A
persen
96,77
-
APM SMP/MTS/Paket B
persen
67,63
-
APM SMA/SMK/MA/Paket C
persen
68,78
< 24
Angka Kematian Bayi
per 1000 kelahiran
Angka Harapan Hidup
tahun
69,5
Persentase balita gizi buruk
Persen
<=1
Persentase sanggar yang dibina
persen
55,55
Jumlah benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
buah
215
Klub
5
B. Kesehatan
C. Kebudayaan
D. Pemuda dan Olahraga
Jumlah klub olahraga
Jumlah gedung olahraga
unit
1
SD/MI
rasio
1:10
SMP/MTs
rasio
1:12
SMU/SMK/MAN
rasio
1:11,09
Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTS
persen
102,09
Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/MA
persen
95,51
Angka Melanjutkan (AM) SMA/MA/SMK ke Perguruan Tinggi
persen
31,83
A. Pendidikan Rasio guru/murid
Angka Melanjutkan (AM):
Angka Kelulusan -
Angka Kelulusan SD/MI
persen
100
-
Angka Kelulusan SMP/MTs
persen
100
persen
100
Angka Kelulusan SMU/MA/SMK Angka Partisipasi Sekolah (APS) -
APS SD/MI
persen
100,23
-
APS SMP/MTS
persen
99,11
-
APS SMA/SMK/MA
persen
98,11
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
persen
99,63
Angka Kematian Ibu (AKI)
Persen
61,60
Persentase Balita Gizi Kurang
Persen
<=15
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Persen
96
Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Kompeten Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Persen
95
Persen
75
Cakupan Pelayanan Nifas
Persen
95
Persentase Ibu Hamil yang mendapat 90 Tablet Fe
Persen
96
B. Kesehatan
Jumlah Kematian Balita
Rasio
2
yang
Persen
100
Persentase bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif
Persen
76
Cakupan Balita yang ditimbang (D/S)
Persen
90
-
1
Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk (Incident Rate)
Rasio
< 51
Case Fataliti Rate (CFR)
Rasio
<1
Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) anak usia < 15 tahun per 100.000 anak Persentase Penduduk yang memanfaatkan puskesmas
Rasio
3
Persen
45
Persen
75
Persentase Puskesmas PONED
Persen
90
Persentase Keluarga yang memiliki Akses terhadap Air Bersih
Persen
70
Persentase Keluarga yang mengakses sanitasi dasar
Persen
65
Persentase Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat
Persen
90
Persentase Posyandu Purnama
Persen
85
Cakupan Desa Siaga Aktif
Persen
85
Persentase Desa yang memiliki bidan desa
Persen
70
Persentase Puskesmas yang memiliki dokter
Persen
95
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Persen
100
Cakupan ketersediaan tenaga medik dan paramedic
persen
100
Persen
7,1
Cakupan Balita Gizi mendapat Perawatan
Buruk
Annual Parasit Incidence (API)
Persentase Poskesdes
desa
yang
memiliki
C. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Persentase penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Persen
26,6
Persentase partisipasi perempuan di lembaga legislative
Persen
7,5
Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB aktif
persen
73,25
Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmeet need)
persen
5
Persentase KB aktif MKIP
persen
34
Persentase partisipasi pria ber-KB
persen
6,90
rasio
2,90
persen
70
rasio
7,75
persen
87
Rasio kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Rasio petugas lapangan keluarga berencana/penyuluh keluarga berencana (PLKB/PKB)
rasio
4,8
rasio
½
Rasio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan
rasio
1
Persentase PMKS yg memperoleh bantuan social
persen
59,59
Persentase Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
persen
37,33
Tingkat partisipasi angkatan kerja
persen
83,54
Tingkat penempatan pencari kerja
persen
58,01
Tingkat penyelesaian perselisihan buruh dengan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah
persen
69,68
Tingkat keselamatan dan perlindungan buruh
persen
24,96
buah
215
D. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Rasio Kelompok PIK KRR Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB Rasio kelompok BKB Cakupan PUS peserta KB anggota UPPKS yang ber-KB
E. Sosial
F. Ketenagakerjaan
G. Kebudayaan Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya
Festival
5
Jumlah organisasi olahraga
organisasi
1
Jumlah Lapangan olahraga
lapangan
3
Jumlah Kelompok KUPP
kelompok
15
H. Kepemudaan dan Olahraga
Tabel 5.2.3 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Ketiga (Mewujudkan Tatanan Ekonomi Yang Tangguh) RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018
Urusan dan Indikator
Satuan
Target 2017
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi PDRB atas dasar harga berlaku -
Dengan migas
-
Tanpa migas
Juta Rupiah Juta Rupiah
11.086.662
PDRB atas dasar harga konstan -
Dengan migas
-
Tanpa migas
Pendapatan Perkapita ADHB Dengan migas -
Tanpa migas
Juta Rupiah Juta Rupiah Rupiah
4.301.945
23.364.553
Rupiah
Pendapatan Perkapita ADHK -
Dengan migas
Rupiah
-
Tanpa migas
Rupiah
9.754.008
Pertumbuhan Ekonomi
Persen
6,18
Inflasi
Persen
5
Juta Rupiah Juta Rupiah
92.074
Pendapatan Daerah -
Pendapatan Asli Daerah
-
Dana Perimbangan
1.092.417
- Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Juta Rupiah
232.188
Pertumbuhan Penduduk
Persen
1,03
Angka Penurunan Kemiskinan
Persen
14,68
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Pengurangan Pengangguran
Persen
2,10
Persen
3,41
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
indeks
74,05
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40 km/jam)
Km
106,75
Persentase layanan jaringan irigasi yang dibangun, ditingkatkan dan dipelihara
persen
29,94
Rumah tangga pengguna air bersih
Rumah tangga
4.304
Cakupan rumah tinggal bersanitasi
persen
80
Ada
Ada
kejadian
9.364
Jumlah rambu-rambu lalu lintas yang terpasang
unit
1.221
Jumlah terminal bus
unit
2
persen < Baku mutu
100 < Baku mutu
Cakupan pelaku usaha yang mempunyai dokumen lingkungan
persen
100
Cakupan pengawasan terhadap kegiatan pelaku usaha
persen
100
Armada pengangkutan sampah
unit
20
Cakupan penanganan sampah
Kg/KK
883
B. Pekerjaan Umum
C. Perumahan
D. Penataan Ruang Ketersediaan rencana tata ruang pada kawasan strategis
E. Perhubungan Jumlah arus penumpang angkutan umum
F. Lingkungan Hidup Persentase penyelesaian kasus lingkungan Tingkat Kualitas Udara
Cakupan Daya Tampung TPS
m³/Jiwa
0,60
Jumlah luas tanah Kabupaten Lahat yang terdaftar
Hektar
8.130.585,60
Jumlah luas aset tanah pemerintah yang belum bersertifikat
Hektar
13.971.574,27
Jumlah luas aset tanah pemerintah yang sudah bersertifikat
Hektar
1.869.425,00
Persentase koperasi yang berprestasi
Persen
25
Persentase Koperasi dan UKM dalam pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasi
Persen
30
Koperasi
404
UKM
2.251
Jumlah UMKM
UMKM
3.425
Persentase Koperasi/UKM pengguna dana pemerintah
Persen
5
Persentase UKM Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah yang dibina
Persen
25
Persentase Kebijakan Penanaman Modal yang diperbaiki
Persen
100
Persentase kegiatan promosi, pelayanan bimbingan pelaksanaan penanaman modal
Persen
100
Desa
1
Klmpk Tani
13
Ton
217.175
G. Pertanahan
H. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Jumlah Koperasi/KUD Jumlah UKM Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah
I. Penanaman Modal
J. Ketahanan Pangan Jumlah desa yang diberikan bantuan diversifikasi tanaman Jumlah Kelompok Pelaku Usaha Pangan Olahan/Kelompok Wanita Tani yang dibina
URUSAN PILIHAN A. Pertanian Produksi Tanaman Pangan: -
Produksi Tanaman Padi
-
Produksi Tanaman Jagung
Ton
4.638,75 2.765,07
- Produksi Tanaman Kedelai Produksi Perkebunan Rakyat: -
Produksi Kopi
Ton
20.600
-
Produksi Karet
Ton
49.800
-
Produksi Kelapa Sawit
Ton
69.700
-
Produksi Kakao
Ton
2.050
Cakupan bina kelompok tani penerima sarana dan prasarana perkebunan
persen
6
Luas lahan perkebunan yang dioptimalisasi (melalui diversifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi)
hektar
300
Luas rehabilitasi hutan dan lahan kritis
hektar
30
Persentase Pengurangan luas kerusakan / kebakaran hutan dan lahan
persen
10
MT
7.354.750,52
Cakupan Kegiatan pengelolaan dan inventarisasi potensi sumber daya mineral, batubara dan migas
persen
91
Persentase desa yang terjangkau listrik
persen
99,71
Jumlah Kunjungan Wisatawan
orang
50.100
Persentase Promosi Budaya dan Pariwisata
persen
100
B. Kehutanan
C. Energi dan Sumber Daya Mineral Produksi Batubara
D. Pariwisata
E. Kelautan dan Perikanan Produksi peternakan -
Daging
ton
3.624
-
Telur
ton
2.388
Kelompok
40
Cakupan binaan kelompok peternakan Jumlah ternak pada kelompok peternakan: -
Sapi
Ekor
242
-
Kerbau
Ekor
33
-
Kambing
Ekor
330
-
Itik
Ekor
9.000
-
Ayam kampung (bukan ras)
Ekor
6.000
Produksi perikanan: -
Perikanan budidaya
Ton
6.674
-
Perikanan tangkap
Ton
2.471
Cakupan binaan kelompok perikanan: -
Kelompok perikanan budidaya
Kelompok
40
-
Kelompok pengawas perairan (POKMASWAS)
Kelompok
30
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB
Persen
10,95
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
orang
100
Jumlah Pedagang yang terdaftar dalam penerbitan SIUP dan TDUP
pedagang
350
Jumlah perusahaan industri dan perdagangan yang telah sesuai standar perusahaan yang berlaku
Unit usaha
1.525
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
Persen
7,36
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri
Persen
7,9
Persentase pertumbuhan industri kecil dan menengah
Persen
13
Cakupan bina kelompok pengrajin
Persen
50
Persentase peningkatan jumlah unit usaha IKM
Persen
3,16
Persen
100
Persen
25,6
F. Perdagangan
G. Pertanahan
H. Ketransmigrasian Cakupan pengembangan wilayah transmigrasi
ASPEK DAYA SAING DAERAH Urusan Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur A. Perhubungan Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
B. Penataan Ruang
Cakupan ketersediaan dokumen perencanaan tata ruang dan rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital
Persen
90
Cakupan penanganan kasus pengaduan pelanggaran bidang penataan ruang
Persen
100
Untuk total program dan kegiatan di tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp 1.978.826.117.335 sedangkan untuk program dan kegiatan di tahun 2017 (perkiraan maju) adalah sebesar Rp 2.176.708.729.069. Berikut Rincian anggaran per SKPD pada tahun 2016 dan 2017 (perkiraan maju) :
Tabel 5.2.4 Pagu SKPD Tahun 2016 dan Perkiraan Maju 2017 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama SKPD Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Bappeda Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Badan Lingkungan Hidup Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kantor Pemberdayaan Perempuan Badan KB dan PK Dinas Sosial Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Koperasi dan UKM BPPT&PMD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Pemuda dan Olahraga Badan Kesbangpol Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Sekretariat Dewan Dinas PPKAD Kantor Inspektorat Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kecamatan Lahat
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rancangan 2016 536.577.787.117 84.739.425.094 116.749.449.611 202.781.852.196 91.417.951.113 20.623.793.831
Perkiraan Maju 2017 Rp 590.235.565.829 Rp 93.213.367.603 Rp 128.424.394.572 Rp 223.060.037.416 Rp 100.559.746.224 Rp 22.686.173.214
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
17.494.989.812 6.325.426.112 6.855.849.554 5.033.996.089 9.882.883.715 8.699.618.377 22.825.201.022 10.146.612.433 6.907.854.443 13.171.010.779 14.221.552.097 13.053.932.367 5.162.702.557 11.867.642.121 99.419.718.599 39.555.553.251 414.767.252.342 18.555.139.700 13.647.943.736 12.738.306.453
Rp 19.244.488.793 Rp 6.957.968.723 Rp 7.541.434.509 Rp 5.537.395.698 Rp 10.871.172.087 Rp 9.569.580.215 Rp 25.107.721.124 Rp 11.161.273.676 Rp 7.598.639.887 Rp 14.488.111.857 Rp 15.643.707.307 Rp 14.359.325.604 Rp 5.678.972.813 Rp 13.054.406.333 Rp 109.361.690.459 Rp 43.511.108.576 Rp 456.243.977.576 Rp 20.410.653.670 Rp 15.012.738.110 Rp 14.012.137.098
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Kecamatan Pseksu Kecamatan Gumay Talang Kecamatan Merapi Timur Kecamatan Merapi Barat Kecamatan Kikim Timur Kecamatan Kikim Barat Kecamatan Kikim Tengah Kecamatan Kikim Selatan Kecamatan Pulau Pinang Kecamatan Pagar Gunung Kecamatan Kota Agung Kecamatan Mulak Ulu Kecamatan Tanjung Sakti Pumi Kecamatan Tanjung Sakti Pumu Kecamatan Jarai Kecamatan Pajar Bulan Kecamatan Gumay Ulu Kecamatan Merapi Selatan Kecamatan Tanjung Tebat Kecamatan Muara Payang Kecamatan Sukamerindu Badan Ketahanan Pangan
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.685.594.699 2.001.573.009 2.203.174.054 2.172.605.646 2.452.249.041 2.208.306.769 1.647.373.074 1.899.624.797 2.213.621.060 1.886.779.606 2.150.342.098 2.462.338.401 2.110.321.628 1.969.110.881 1.870.160.519 1.735.158.648 1.554.608.359 1.593.637.196 1.648.237.644 1.555.573.698 1.422.913.002 6.290.709.686
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.854.154.169 2.201.730.310 2.423.491.459 2.389.866.211 2.697.473.945 2.429.137.446 1.812.110.381 2.089.587.277 2.434.983.166 2.075.457.567 2.365.376.308 2.708.572.241 2.321.353.791 2.166.021.969 2.057.176.571 1.908.674.513 1.710.069.195 1.753.000.916 1.813.061.408 1.711.131.068 1.565.204.302 6.919.780.655
49
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kantor PDE, Arsip dan Sandi Daerah Kantor Perpustakaan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura
Rp Rp Rp Rp
15.926.315.794 2.731.907.120 3.467.602.996 18.760.126.097
Rp Rp Rp Rp
17.518.947.373 3.005.097.832 3.814.363.296 20.636.138.707
Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertambangan dan Energi Dinas Peternakan dan Perikanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Rp Rp Rp Rp Rp
14.440.603.481 16.835.538.374 20.226.388.726 12.324.501.689 6.650.891.939
Rp Rp Rp Rp Rp
15.884.663.829 18.519.092.211 22.249.027.599 13.556.951.858 7.315.981.133
Dinas Pengelolaan Pasar, Kebersihan Pertamanan dan Keindahan Kota
Rp
17.504.783.083
Rp
19.255.261.391
Rp
1.978.826.117.335
50 51 52 53 54 55 56 57 58
Total
Rp2.176.708.729.069
5.3 Rencana Program dan Kegiatan Per SKPD Rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, lokasi, target capaian kinerja, kebutuhan dana/pagu indikatif, sumber dana, catatan penting serta perkiraan maju dari tiap – tiap SKPD adalah sebagai berikut :
BAB VI RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN LAHAT DALAM DIMENSI KEWILAYAHAN
Perkembangan kegiatan ekonomi mempunyai pengaruh timbal balik terhadap persebaran penduduk dan kesejahteraan sosial. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat selama periode 2011 sampai dengan 2014 menunjukkan laju pertumbuhan perekonomian yang berfluktuatif. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat tanpa migas selama periode 2011 sampai dengan 2014 menunjukkan trend menurun, dimana antara tahun 2011 sampai dengan 2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat yaitu dari sebesar 6,96 pada tahun 2011, turun menjadi 6,52 pada tahun 2012, turun kembali menjadi 5,52 persen ditahun 2013 dan kembali turun menjadi 4,95 persen pada tahun 2014. Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat dengan migas pada periode 2011 sampai dengan 2014 juga menunjukan penurunan. Pertumbuhan ekonomi dengan migas pada tahun 2011 adalah sebesar 5,75 persen, di tahun 2012 menurun menjadi 5,28 persen, begitu juga di tahun 2013 pertumbuhan ekonomi juga kembali menurun menjadi 4,83 persen begitu juga pada tahun 2014 kembali turun menjadi 3,93 persen. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi tanpa migas sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dengan migas dengan rata-rata pertumbuhan per tahun adalah sebesar 5,99 persen sedangkan pertumbuhan ekonomi dengan migas rata – rata pertahunnya adalah sebesar 4,95 persen. Salah satu sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar di Kabupaten Lahat adalah sektor pertambangan dan penggalian, baik migas maupun mineral. Khususnya pada subsektor pertambangan yaitu pertambangan batubara. Meningkatnya aktivitas pertambangan
batubara di Kabupaten Lahat, juga menunjang sektor – sektor
lainnya yang juga membentuk PDRB Kabupaten Lahat. seperti sektor angkutan, perdagangan,hotel dan restoran/rumah makan, persewaan dan sektor – sektor lain.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 1
Gambar 6.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2011 – 2014 dengan Migas
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015 Namun demikian, pertumbuhan yang terjadi masih belum merata diantara kecamatan – kecamatan di Kabupaten Lahat. Pemerataan pendapatan akan terjadi apabila daerah-daerah dengan tingkat pendapatan rendah tumbuh lebih cepat dari daerah-daerah berpendapatan tinggi. Namun secara keseluruhan pemerataan pendapatan antar daerah cenderung membaik. Arah kebijakan pembangunan kewilayahan dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dengan tetap mengoptimalkan pengembangan potensi daerah. Tujuan yang ingin dicapai adalah terwujudnya sinergi pembangunan antar daerah dalam memantapkan kabupaten Lahat sebagai sentra produksi pertanian dan pertambangan dalam mendukung laju pertumbuhan daerah Kabupaten Lahat. Penyusunan arah kebijakan pembangunan kewilayahan dilakukan melalui tahapan, yaitu: melakukan identifikasi kekuatan dan potensi wilayah Kabupaten Lahat, mengidentifikasi sebaran dan konsentrasi spasial sektor-sektor unggulan, mengidentifikasi sebaran dan konsentrasi spasial sektorsektor unggulan, mengidentifikasi konektivitas wilayah dan formulasi arah kebijakan dan strategi.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 2
Gambar 6.2 Kerangka Logis Arah Kebijakan Pembangunan Kewilayahan
Identifikasi Kekuatan & Potensi
6.1.
Analisis sektor basis-distribusi sektoral, LQ, sumber pertumbuhan sektoral Benchmarking Analisis dinamika lingkungan-peluang
Identifikasi Aspek spasial
Analisis sebaran konsentrasi sektor unggulancoefficient of localization Identifikasi klaster pengembangan industri unggulan daerah
Identifikasi Konektivitas Wilayah
Analisis struktur wilayah-sistem perkotaan, hirarki pusat kegiatan (PKN, PKW, PKL) Identifikasi jaringan infrastruktur wilayah
Formulasi Arah Kebijakan & strategi
Arah kebijakan pengembangan industri unggulan Arah kebijakan pemantapan konektivitas wilayah Arah kebijakan pendukung
Gambaran Kekuatan dan Potensi Wilayah Kekuatan dan potensi wilayah Kabupaten Lahat diarahkan pada sektor pertanian,
pertambangan dan pariwisata. Sektor pertanian dan pertambangan sangat berperan bagi perekonomian daerah dan merupakan sumber utama pertumbuhan daerah Kabupaten Lahat. Berdasarkan data perekonomian Kabupaten Lahat menunjukkan bahwa sektor pertanian dalam kurun waktu lima tahun terakhir selalu memberikan andil
besar dalam
pembentukan PDRB Kabupaten lahat. Pada sektor pertambangan dan penggalian, Kabupaten Lahat merupakan daerah penghasil batubara dan migas. Pada sektor pariwisata, Kabupaten Lahat memiliki banyak potensi wisata alam dan budaya. Kabupaten Lahat memiliki wisata alam seperti air terjun, bukit Serelo, sumber air panas dan wisata budaya peninggalan sejarah seperti lukisan rumah batu dan megalith. Banyaknya megalith yang ada di Kabupaten Lahat menyebabkan Kabupaten Lahat mendapat rekor Muri sebagai daerah yang memiliki seribu megalith.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 3
Gambar 6.3. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lahat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Dengan Migas Tahun 2014
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Kekuatan dan potensi diatas perlu dikembangkan lebih lanjut bila melihat peluang yang tersedia baik di tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Pengembangan koridor ekonomi (MP3EI) diperkirakan akan meningkatkan investasi baik secara langsung di sektorsektor unggulan yang mendukung percepatan pembangunan di Kabupaten Lahat dan mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan. Peluang lain yang saat ini masih mengalami peningkatan adalah pemenuhan pasar global atas komoditi pangan dan energi.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 4
6.2.
Gambaran Konsentrasi dan Sebaran Sektor Unggulan Wilayah Dalam pengembangan komoditi unggulan kabupaten diperlukan analisis konsentrasi
dan sebaran spasial sektor-sektor unggulan wilayah. Sektor-sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, perikanan, perkebunan dan industri pengolahan cenderung berada di beberapa daerah saja. Demikian juga dengan sektor pengangkutan dan telekomunikasi, keuangan serta jasa-jasa lainnya, dimana sektor-sektor tersebut mempunyai peran yang sangat besar dalam mendukung laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lahat. Tabel 6.1 Konsentrasi dan Sebaran Sektor Unggulan Kabupaten Lahat Tahun 2016 No
Sektor Unggulan
1.
Padi Sawah
2.
Kopi
Lokasi (Kecamatan) Mulak Ulu, Tanjung Tebat, Tanjung Sakti Pumi, Kikim Selatan, Pagar Gunung, Kota Agung Pajar Bulan, Tanjung Sakti Pumu, Jarai, Mulak Ulu, Tanjung Sakti Pumi, Kota Agung
3.
Karet
4.
Kelapa Sawit
5.
Kakao
Pseksu, Kikim Selatan, Kikim Timur, Lahat, Merapi Timur,Kikim Barat, Kikim Tengah, Pagar Gunung Kikim Barat, Kikim Tengah, Kikim Timur Kikim Selatan, gumay Talang, Merapi Timur Pajar Bulan, Jarai, Merapi Timur, Muara Payang
6.
Sapi
Kikim Timur, Kikim Barat, Lahat, Kikim Selatan
7.
Kambing
Kota Agung, Lahat, Kikim Timur, Merapi Barat
8.
Ikan
Tanjung Sakti Pumi, Kota Agung, Tanjung Tebat
9.
Ayam Kampung
10.
Ayam Pedaging
11.
Minyak dan Gas Bumi
Lahat, Tanjung Sakti Pumi, Kikim Barat, Jarai, dan Pajar Bulan Lahat, Merapi Timur, Merapi Selatan dan Tanjung Sakti Pumu Lahat, Merapi Timur, Kikim Timur, Kikim Barat, Kikim Tengah, Merapi Barat
12.
Batu Bara
Merapi Barat, Merapi Timur, Merapi Selatan, Lahat
Pariwisata
Tanjung Sakti Pumu, Tanjung Sakti Pumi, Kota Agung, Mulak Ulu, Gumay Ulu, Jarai, Pulau Pinang, Pagar Gunung, Lahat, Merapi Selatan
13.
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014 Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 5
6.2.1 Produksi Padi Sawah Sentra produksi padi sawah di Kabupaten Lahat terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Lahat sebelah selatan. Kecamatan-kecamatan penghasil padi
sawah terbesar
adalah
Kecamatan Mulak Ulu, Tanjung Tebat dan Kikim Selatan masing-masing dengan volume produksi 15.861,37 ton, 10.817,71 ton dan 15.666,62 ton. Di samping ketiga sentra utama tersebut, masih terdapat dua daerah dengan hasil produksi padi yang juga relatif besar yaitu Kecamatan Tanjung Sakti Pumi dengan produksi 7.225,41 ton, dan Kecamatan Kota Agung dengan produksi 12.715,16 ton. Untuk produksi padi di daerah lainnya bervariasi tetapi secara kesuluruhan kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Lahat merupakan daerah penghasil produksi padi. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, pembinaan pascapanen, akses pemasaran dan akses pendanaan untuk mendukung pengembangan dan peningkatan produksi padi di Kabupaten Lahat dalam mendukung Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan. 6.2.2 Produksi Kopi Sentra produksi tanaman kopi di Kabupaten Lahat terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Lahat sebelah selatan. Kecamatan-kecamatan penghasil padi terbesar pada tahun 2014 adalah Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Tanjung Sakti Pumu, Mulak Ulu dan Pajar Bulan masing-masing dengan volume produksi 2072,5 ton, 2.447,5 ton, 2.383,2 ton dan 3710,7 ton. Di samping empat sentra utama tersebut, masih terdapat beberapa daerah dengan hasil produksi kopi yang juga relatif besar yaitu Kecamatan Jarai dengan produksi 2.314,8 ton, Kecamatan Pajar Bulan produksi 3.710,7 ton dan Kecamatan Kota agung dengan produksi 1.520,4 ton. Untuk produksi kopi daerah-daerah lain bervariasi di kisaran dibawah seribu ton. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, pembinaan pascapanen, akses pemasaran dan akses pendanaan untuk mendukung pengembangan dan peremajaan tanaman tua dengan varietas unggul. Pengembangan industri pengolahan kopi sangat strategis untuk meningkatkan nilai tambah industri kopi di tingkat lokal. 6.2.3 Produksi Karet Sentra produksi tanaman karet di Kabupaten Lahat terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Lahat sebelah barat. Kecamatan-kecamatan penghasil karet terbesar pada tahun 2014 adalah Kecamatan Pseksu dengan produksi 7.500 ton, Kecamatan Kikim Selatan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 6
dengan produksi 7.012,8 ton dan Kecamatan Kikim Timur dengan produksi 10.831,2 ton. Di samping ketiga daerah sentra utama tersebut, masih terdapat beberapa daerah dengan hasil produksi karet yang juga relatif besar yaitu Kecamatan Merapi Timur,Lahat, Kikim Barat, Kikim Tengah,Pagar Gunung dan Pulau Pinang dengan produksi masing-masing sebesar 3.595,28 ton, 3.324,24 ton, 3.038,76 ton, 2.660,64 ton, 2.581,2ton, dan 2.440,8 Dukungan
yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi karet tersebut adalah
penyuluhan teknik budidaya, perlindungan dari gejolak harga, dan akses pendanaan untuk mendukung
peremajaan
tanaman
yang
telah
melewati
periode
optimum
tingkat
produktivitasnya dan pengembangan sumber penghasilan tambahan bagi petani karet skala kecil di perdesaan. 6.2.4 Produksi Kelapa Sawit Sentra produksi kelapa sawit di Kabupaten Lahat terkonsentrasi di wilayah barat Kabupaten Lahat. Kecamatan-kecamatan penghasil kelapa sawit terbesar pada tahun 2014 adalah Kecamatan Kikim Barat, Kikim Tengah dan Kikim Timur masing-masing dengan volume produksi 25.560 ton, 18.240 ton dan 4.959 ton. Di samping ketiga sentra utama tersebut, masih terdapat tiga daerah dengan hasil produksi kelapa sawit yang juga relatif besar yaitu Kecamatan Merapi Timur dengan produksi 7.204 ton, Kecamatan Kikim Selatan dengan produksi 5.949 ton dan Kecamatan Gumay Talang dengan produksi 639 ton. Untuk produksi kelapa sawit daerah-daerah lain bervariasi tetapi berada di bawah seribu ton. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi kelapa sawit tersebut adalah penyuluhan, pembinaan dan akses pendanaan untuk mendukung peremajaan tanaman tua khususnya kepada petani perkebunan rakyat. Disamping itu mediasi dan penyelesaian permasalahan sengketa tanah juga sangat penting untuk menjamin keberlangsungan industri kelapa sawit dan pemberdayaan perkebunan masyarakat perdesaan. 6.2.5 Produksi Kakao Sentra produksi tanaman kakao di Kabupaten Lahat terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Lahat sebelah selatan. Kecamatan-kecamatan penghasil kakao terbesar pada tahun 2014 adalah Kecamatan Muara Payang dengan produksi 630 ton, Kecamatan Pajar Bulan dengan produksi 550 ton dan Kecamatan Jarai sebesar 480 ton. Disamping itu ada sebagian yang berada disebelah timur Kabupaten Lahat yaitu Kecamatan Merapi Timur dengan produksi 84 ton. Jumlah dari keempat
daerah sentra produksi kakao tersebut
menyumbang 94,76 persen dari produksi kakao di Kabupaten Lahat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 7
Dukungan
yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi kakao tersebut adalah
adalah penyuluhan, pembinaan dan akses pendanaan untuk mendukung peremajaan tanaman kako yang sudah tua. 6.2.6 Peternakan Sapi Sentra peternakan sapi yang utama tersebar di wilayah barat Kabupaten Lahat yaitu Kecamatan Kikim Timur, Kikim Barat, Kikim Selatan dan Lahat dengan masing-masing populasi sapi pada tahun 2014 sebanyak 1.966 ekor, 1.515 ekor, 1.152 ekor dan 1.382 ekor. Total populasi sapi dari keempat daerah sentra pertenakan sapi tersebut menyumbang 50,34 % populasi ternak sapi di Kabupaten Lahat. Dukungan yang diperlukan bagi sentra peternakan sapi adalah penyuluhan dan pembinaan khususnya terkait dengan kesehatan dan reproduksi sapi, akses pemasaran, pengawasan infrastruktur rumah potong hewan dan pengembangan koperasi desa. 6.2.7 Peternakan Kambing Sentra peternakan kambing yang utama di Kabupaten Lahat pada tahun 2014 adalah tersebar di wilayah Kabupaten Lahat yaitu Kecamatan Lahat dengan jumlah populasi 6.097 ekor, Kota Agung dengan jumlah populasi 4.778 ekor, dan Kikim Timur dengan jumlah populasi 3.390 ekor. Hampir diseluruh daerah kecamatan yang ada di Kabupaten Lahat memiliki populasi kambing, salah satu kecamatan yang juga merupakan penyumbang populasi kambing yang relatif besar adalah Kecamatan Merapi Barat dengan populasi sebanyak 2.405 ekor. Dukungan yang diperlukan bagi sentra peternakan kambing adalah penyuluhan dan pembinaan khususnya terkait dengan kesehatan dan reproduksi kambing, akses pembiayaan untuk pengembangan usaha bagi peternak skala kecil serta pembinaan dan pengawasan rumah potong hewan. 6.2.8 Peternakan Ayam Kampung Pada tahun 2014 sentra peternakan ayam yang utama tersebar di wilayah Kabupaten Lahat yaitu Kecamatan Lahat dengan jumlah produksi ayam kampung sebesar 10.963 ekor. Kecamatan Tanjung Sakti Pumi dengan produksi sebesar 6.199 ekor, Kecamatan Kikim Barat sebesar 8.265 ekor, Kecamatan Jarai sebesar 7.025 ekor dan Kecamatan Pajar Bulan sebesar 6.142 ekor. Dukungan yang diperlukan bagi sentra peternakan ayam adalah penyuluhan dan pembinaan khususnya terkait dengan kesehatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 8
dan reproduksi ayam, antisipasi pencegahan dan penyebaran penyakit ternak ayam dan akses pembiayaan untuk pengembangan usaha peternakan ayam. 6.2.9 Peternakan Ayam Pedaging Pada tahun 2014 sentra peternakan ayam pedaging yang utama tersebar di wilayah Kabupaten Lahat yaitu Kecamatan Lahat, Merapi Timur, Merapi Selatan dan Tanjung Sakti Pumu. Dengan jumlah produksi ayam pedaging masing - masing sebesar 679.294 ekor, 165.587 ekor, 66.653 ekor dan 41.865 ekor. Dukungan yang diperlukan bagi sentra peternakan ayam adalah penyuluhan dan pembinaan khususnya terkait dengan kesehatan dan reproduksi ayam, antisipasi pencegahan dan penyebaran penyakit ternak ayam dan akses pembiayaan untuk pengembangan usaha peternakan ayam. 6.2.10Perikanan Sentra perikanan darat yang utama tersebar di wilayah selatan Kabupaten Lahat yaitu Kecamatan Tanjung Sakti Pumi dengan jumlah produksi 613.01 ton, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu dengan jumlah produksi 540,69 ton, Kecamatan Kota Agung dengan jumlah produksi 533,34 ton, dan Kecamatan Pajar Bulan dengan jumlah produksi 517,26 ton. Seluruh kecamatan yang berada dalam Kabupaten Lahat merupakan penghasil produksi ikan dan penyumbang produksi ikan yang ada di Kabupaten Lahat. Dukungan yang diperlukan bagi sentra perikanan adalah penyuluhan dan pembinaan khususnya terkait dengan pengembangan perikanan, pakan ternak, dan akses pemasaran serta, akses pembiayaan untuk pengembangan usaha bagi peternak perikanan skala kecil. 6.2.11 Minyak dan Gas Bumi Daerah penghasil minyak bumi di Kabupaten Lahat saat ini terletak di wilayah Kecamatan Lahat, Merapi Timur, Kikim Timur, Kikim Barat, Kikim tengah, Pulau Pinang dan Merapi Barat, dengan total cadangan Minyak Bumi sebesar 29,71 MSTB dan cadangan Gas Bumi sebesar 206,1 BSCF, dengan luas areal eksploitasi dan eksplorasi sebesar 53.807, 78 ha. Produksi minyak dan gas bumi di Kabupaten Lahat saat ini dihasilkan oleh 4 (empat) perusahaan yaitu Radiant Ramok Senabing dengan luas eksplorasi dan eksploitasi sebesar 456 ha blok senabing dan 1.145 ha di blok ramok yang terletak di Kec. Lahat dan Merapi Timur, Pilona Petro Tanjung Lontar dengan luas eksplorasi dan eksploitasi sebesar 3.285 ha yang terletak di Kec. Merapi Timur, PT. Medco E & P Indonesia luas eksplorasi dan eksploitasi sebesar 46.688,7 ha yang terletak di Kec. Kikim Timur, Kikim Barat, Gumay Talang, dan Merapi Timur. Serta PT. Bunga Mas Internasional Company (KPS) yang saat ini Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 9
masih tahap eksplorasi dengan luas areal eksplorasi sebesar 2.233,08 ha yang terletak diKec. Lahat, Merapi Timur, Merapi Barat, Pulau Pinang, Merapi Selatan, Kikim Timur, dan Kikim Tengah. Adapun perkembangan lifting minyak dan gas bumi di Kabupaten Lahat antara tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 adalah; produksi minyak bumi pada tahun 2010 adalah sebesar 601.901.99 Barel, di tahun 2011 menurun menjadi 469.889,59 Barel, ditahun 2012 sebesar 365.000 Barel, kemudian menurun kembali di tahun 2013 dan 2014 menjadi 332.132,89 Barel dan 303.120 Barel. Sedangkan jumlah produksi gas bumi antara tahun 2010 sampai dengan 2014 juga mengalami penurunan. Di tahun 2010 produksi gas bumi adalah sebesar 20.068,59 MMBTU, menurun di tahun 2011 menjadi 19.739,79 MMBTU, begitu juga di tahun 2012 kembali menurun menjadi 16.812,88 MMBTU, sedangkan di tahun 2013 dan 2014 produksi gas bumi di Kabupaten Lahat kembali menurun menjadi 14.110,71 MMBTU dan 10.176,37 MMBTU. Dukungan yang diperlukan bagi sentra minyak dan gas bumi antara lain pengawasan produksi dan prasarana produksi hulu migas, pemantauan sumur-sumur produksi dan non produksi migas, pengelolaan sumur-sumur tua, dan monitoring serta koordinasi bagi pengembangan daerah-daerah penghasil migas. 6.2.12 Pertambangan Batu Bara Produksi batubara di Kabupaten Lahat tersebar di Kecamatan Merapi Barat, Merapi Timur, Merapi Selatan, dan Lahat. Jumlah produksi batubara di Kabupaten Lahat pada tahun 2012 sebesar 4.650.702,562 MT. Perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan operasi produksi berjumlah 33 (tiga puluh tiga) perusahaan, sedangkan yang masih tahap izin usaha pertambangan eksplorasi berjumlah 15 (lima belas) perusahaan. Kabupaten Lahat menyumbang 25%-30% terhadap produksi batu bara Sumsel yang mencapai 20 juta ton pada tahun lalu. Dukungan yang diperlukan bagi sentra daerah penghasil batubara antara lain pengawasan produksi batubara, pengadaan peralatan yang mendukung pengawasan pertambangan batubara, analisa kualitas produksi batubara, monitoring dan koordinasi bagi pengembangan
daerah-daerah
penghasil
batubara
serta
pengendalian
kegiatan
penambangan. 6.2.13Pariwisata Potensi pariwisata, baik wisata sejarah atau pun wisata alam di Kabupaten Lahat tersebar di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Sakti Pumu, Tanjung Sakti Pumi,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 10
Kota Agung, Mulak Ulu, Gumay Ulu, Jarai, Pulau Pinang, Pagar Gunung, Merapi Selatan, Pajar Bulan, Lahat, Muara Payang dan Pseksu. Dukungan yang diperlukan bagi sentra pariwisata ini adalah penyediaan dan pengembangan fasilitas infrastruktur di tempat-tempat wisata, promosi kepariwisataan baik di tingkat provinsi maupun nasional, pemeliharaan peninggalan sejarah,
dan akses
pembiayaan untuk pengembang usaha kepariwisataan. 6.3.
Gambaran Konektifitas Antar Kecamatan di Kabupaten Lahat Konektifitas intrawilayah Kabupaten Lahat dilayani oleh jaringan jalan, Kabupaten
Lahat termasuk daerah jaringan jalan nasional jalur lintas timur (Jalintim). Jaringan jalan Kabupaten Lahat juga berfungsi sebagai penyangga konektifitas antar wilayah yang menghubungkan Kabupaten Muara Enim dengan Kabupaten Empat Lawang dan Kota Pagar Alam. Gambar 6.4 Struktur Konektifitas antar kecamatan di Kabupaten Lahat PKW LAHAT
PKL Tanjung Aur
PKL Merapi
PKL Jarai
PKL Kota Agung
PKL Tanjung Sakti
Pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Lahat merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di wilayah Kabupaten Lahat, yang dapat terdiri atas: 1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu kawasan perkotaan Lahat di Kecamatan Lahat. 2. Pusat Kegiatan Lokal (PKLp), terdiri atas: Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 11
a.
Kawasan Perkotaan Bunga Mas di Kecamatan Kikim Timur.
b.
Kawasan Perkotaan Jarai di Kecamatan Jarai.
c.
Kawasan Perkotaan Merapi di Kecamatan Merapi Barat.
d.
Kawasan Perkotaan Kota Agung di Kecamatan Kota Agung.
e.
Kawasan Perkotaan Pajar Bulan di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi.
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri atas: a.
Kawasan Perkotaan Pagar Jati Kecamatan Kikim Selatan.
b.
Kawasan Perkotaan Simpang Tiga Pumu Kecamatan Tanjung Sakti Pumu.
c.
Kawasan Perkotaan Perangai Kecamatan Merapi Selatan.
d.
Kawasan Perkotaan Tanjung Tebat Kecamatan Tanjung Tebat.
4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), terdiri atas: a.
Kecamatan Gumay Talang.
b.
Kecamatan Kikim Barat.
c.
Kecamatan Kikim Tengah.
d.
Kecamatan Pajar Bulan.
e.
Kecamatan Pseksu.
f.
Kecamatan Pagar Gunung.
g.
Kecamatan Mulak Ulu.
h.
Kecamatan Merapi Timur.
i.
Kecamatan Pulau Pinang.
j.
Kecamatan Gumay Ulu.
k.
Kecamatan Muara Payang.
l.
Kecamatan Sukamerindu
Pengembangan sistem jaringan transportasi dimaksudkan untuk meningkatkan keterkaitan kebutuhan dan peningkatan konektivitas antar wilayah kecamatan dan antar kawasan permukiman yang dikembangkan dalam ruang wilayah kabupaten, serta keterkaitannya dengan sistem jaringan konektivitas Provinsi. Selain itu, pengembangannya juga untuk mewujudkan keselarasan dan keterpaduan antar pusat permukiman dengan sektor kegiatan ekonomi daerah Kabupaten Lahat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 12
6.4
Strategi dan Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Kabupaten Lahat Tahun 2015 Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Lahat tahun 2014
mengacu pada RPJPD Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025 dan prioritas dalam RPJMD Kabupaten Lahat tahap ketiga yaitu: a. Penekanan optimalisasi baik pada sumber daya alam dan sumber daya manusia serta pembangunan di segala bidang untuk mencapai kemandirian ekonomi daerah. Pencapaian kemandirian ekonomi daerah ditandai dengan daya saing perekonomian yang berlandaskan keunggulan sumber daya yang dimiliki daerah. b. Kesejahteraan rakyat terus membaik, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Kualitas sumber daya manusia ditandai dengan relevansi pendidikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan yang semakin baik, meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal serta kesejahteraan dan perlindungan anak, tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang dan semakin mantapnya budaya inovasi dan karakter bangsa. c. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan menjunjung nilainilai kelestarian. d. Pemanfaatan sumber daya alam semakin terarah untuk menunjang kemandirian ekonomi dengan cara-cara kerja yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan daya saing perekonomian yang semakin kompetitif dan semakin terpadunya industri manufaktur dengan pertanian serta sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan. e. Terpenuhinya infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerjasama pemerintah dengan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi dan industri serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktifitas, penguasaan dan penerapan teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian. f.
Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai dengan berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi, terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi pedesaan dapat dicapai dengan mulai dimanfaatkannya faktor keselamatan secara ketat, terselenggaranya pelayanan jaringan komunikasi dan teknologi informasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 13
yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat yang tanggap terhadap berbagai teknologi informasi. g. Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pengembangan infrastruktur
pedesaan
akan terus dikembangkan,
terutama untuk mendukung
pembangunan pertanian. Sejalan dengan itu, pemenuhan kebutuhan hunian dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh. h. Penguatan supremasi hukum dengan berbagai konsekuensi eksternalitasnya untuk tetap mempertahankan nilai-nilai keamanan, iklim politik yang demokratis serta penegakan hak-hak asasi manusia yang bersumber Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sejalan dengan pelayanan umum yang lebih efisien serta penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah yang mulai memberikan kontribusi pada peningkatan pelayanan masyarakat, penningkatan kapasitas pemerintahan mewujudkan tata kepemrintahan yang bersih, berwibawa sesuai dengan konsep good governance. Dengan memperhatikan strategi tersebut, maka arah dan prioritas pengembangan wilayah Kabupaten Lahat tahun 2016 adalah sebagai berikut: 6.4.1 Kecamatan Tanjung Sakti Pumu Luas wilayah Kecamatan Tanjung Sakti Pumu adalah 229,61 km² dengan kepadatan pendudukan 58,90 penduduk per kilometer persegi dibagi dalam 14 (empat belas) wilayah desa yang mencakup 38 (tiga puluh delapan) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Sakti Pumu sebesar 13.933 orang yang terdiri dari 7.174 orang laki-laki dan 6.759 orang perempuan. Penduduk Kecamatan Tanjung Sakti Pumu masih tergolong penduduk muda, mereka umumnya berada pada usia sekolah, oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai terlebih-lebih dalam rangka menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Pada Tahun 2014 jumlah sekolah diseluruh tingkatan di Kecamatan Tanjung Sakti Pumu sebanyak 20 (dua puluh) unit sekolah. Yang terdiri dari tingkat Taman Kanak – kanak (TK) sederajat berjumlah 2 unit, tingkat Sekolah Dasar (SD) sederajat berjumlah 14 unit dengan 12 Unit Sekolah berstatus negeri dan 2 unit diantaranya berstatus swasta. Untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sederajat sebanyak 3 unit dengan 2 unit berstatus negeri dan 1 unit berstatus swasta. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 14
Sedangkan tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA) tersedia 1 unit yang terdiri dari 1 unit SMA berstatus negeri yang terletak di Desa Batu Rancing. Untuk pembangunan dibidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Pada tahun 2014 jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Tanjung Sakti Pumu terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas pembantu, 4 (empat) praktek bidan, 1 (satu) praktek dokter, 8 (delapan) unit poskesdes dan 14 (empat belas) unit posyandu. Sedangkan tenaga kesehatan yang tersedia terdiri dari 1 (satu) orang dokter, 10 (sepuluh) orang bidan, 9 (sembilan) orang tenaga kesehatan dan 14 orang dukun bayi. Di bidang pertanian, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu
memiliki luas lahan sawah
sebesar 913 ha, dengan sistem pengairan setengah teknis dan sederhana PU. Sementara bunan /pada subsektor perkebunan, mayoritas komoditi perkebunan terbesar adalah tanaman kopi dengan produksi di tahun 2014 sebesar 2.447,50 ton. Untuk sektor peternakan,
Kecamatan Tanjung Sakti Pumu memiliki berbagai macam populasi ternak
dengan populasi terbesar adalah populasi kambing sebanyak 692 ekor, kerbau sebanyak 82 ekor dan domba sebanyak 46 ekor. Sedangkan populasi unggas pedaging dengan jumlah populasi sebanyak
terbesar adalah ayam
40.645 ekor kemudian ayam kampung
sebanyak 3.567 ekor dan itik sebanyak 669 ekor. Di sektor perikanan, jenis budidaya ikan yang dikembangkan dilakukan dengan berbagai cara antara lain perairan umum dengan produksi 58,95 ton, kolam dengan produksi 184,34 ton dan sawah dengan produksi 22,44 ton. Di wilayah Kecamatan Tanjung Sakti Pumi seluruh desa sudah teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.926 pelanggan. Di bidang infrastruktur, jalan merupakan sarana transportasi yang sangat vital bagi perkembangan ekonomi di Kecamatan Tanjung Sakti Pumu, semakin panjang dan baik kualitas jalan maka semakin lancar dan berkembang perekonomian di daerah tersebut. Kondisi jalan yang menuju desa – desa di Kecamatan Tanjung Sakti Pumu memiliki kualitas yang cukup baik sehingga akses transportasi
menuju desa – desa di Kecamatan Tanjung Sakti Pumu tersebut menjadi
lancar. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Tanjung Sakti Pumu pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian (padi sawah), perkebunan (kopi), peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Tanjung Sakti Pumu diarahkan pada: Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 15
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, dan akses produksi menuju ke perkebunan serta pengembangan pariwisata
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Pengembangan dan peningkatan produksi perkebunan khususnya tanaman kopi
Peningkatan produktivitas pertanian tanaman padi dengan fokus pemantapan jaringan irigasi perdesaan
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan (ternak sapi, kerbau, kambing dan ikan)
Pengembangan produktivitas tanaman pangan termasuk tanaman sayur-sayuran
Pengembangan sarana dan prasarana kepariwisataan.
6.4.2 Kecamatan Tanjung Sakti Pumi Kecamatan Tanjung Sakti Pumi memiliki luas wilayah seluas 271 kilometer persegi (km²) dibagi dalam 18 (delapan belas) wilayah desa yang mencakup 48 (empat puluh delapan) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Sakti Pumi sebesar 15.805 jiwa yang terdiri dari 8.082 orang laki-laki dan 7.723 orang perempuan. Penduduk Kecamatan Tanjung Sakti Pumi banyak tergolong penduduk muda, berarti mereka umumnya berada pada usia sekolah, oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai terlebih-lebih dalam rangka mensukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Saat ini, jumlah sekolah diseluruhtingkatan di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi sebanyak 28 (dua puluh delapan) unit sekolah. Dengan 4 (empat) unit TK, 16 unit SD, 6 (enam) unit SMP, dan 2 (dua) unit SMA dengan 1 (satu) unit SMA berstatus negeri dan 1 (satu) unit SMK berstatus negeri. Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi antara lain 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas pembantu, 7 (tujuh) praktek bidan, 1 (satu) praktek dokter, 12 (dua belas) unit puskesdes, 21 unit posyandu. Dalam melakukan pelayanan kesehatan tersedia 1 (satu) orang dokter, 21 orang bidan, 19 orang tenaga kesehatan, dan 19 dukun bayi. Di bidang pertanian, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi memiliki luas lahan sawah sebesar 1.746 ha. Sementara untuk lahan perkebunan memiliki areal panen seluas 4.325 ha. Komoditi perkebunan yang paling banyak ditemui di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi adalah Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 16
tanaman kopi dengan produksi sebesar 2.072,50 ton. Untuk sektor peternakan, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu memiliki banyak populasi ternak antara lain kambing, sapi potong, domba dan kerbau. Sedangkan populasi unggas di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi adalah ayam pedaging, ayam kampung dan itik. Seluruh desa di wilayah Kecamatan Tanjung Sakti Pumi seluruh desa sudah teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.926 pelanggan. Di bidang infrastruktur, hampir semua kondisi jalan menuju desa di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi sudah baik sehingga akses transportasi di kecamatan menjadi lancar. Secara umum, kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Tanjung Sakti Pumi pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian (padi sawah), perkebunan (kopi), peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi diarahkan pada:
Peningkatan
pembangunan infrastruktur
perdesaan, pendidikan, akses
produksi
pertanian dan perkebunan serta pariwisata
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Pengembangan dan peningkatan produksi perkebunan khususnya tanaman kopi
Peningkatan produktivitas pertanian tanaman padi dengan fokus pemantapan jaringan irigasi
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan
Pemantapan akses pemasaran hasil produksi
Pengembangan koperasi petani
Pengembangan produktivitas tanaman pangan termasuk tanaman sayur-sayuran
Pengembangan sarana dan prasarana kepariwisataan
6.4.3 Kecamatan Kota Agung Kecamatan Kota Agung memiliki wilayah seluas 151,98 kilometer persegi (km²). Secara administratif, Kecamatan Kota Agung dibagi dalam 22 (dua puluh dua) wilayah desa yang mencakup 61 (enam puluh satu) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Kota Agung sebanyak 12.618 orang yang terdiri dari 6.537 orang laki-laki dan 6.081 orang perempuan. Penduduk Kecamatan Kota Agung masih tergolong penduduk Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 17
muda, dimana mereka umumnya berada pada usia sekolah, sehingga dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai terlebih-lebih dalam rangka mensukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Jumlah sekolah diseluruhtingkatan di Kecamatan Kota Agung sebanyak 23 unit, yang terdiri dari 5 (lima) unit TK, 12 unit SD, 5 (lima) unit SMP, dan 1 (satu) unit SMA. Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Kota Agung terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 3 (dua) unit puskesmas pembantu, 7 (tujuh) praktek bidan, 1 (satu) praktek dokter, 12 (dua belas) unit puskesdes dan 23 unit posyandu. Dalam melakukan pelayanan kesehatan tersedia 1 (satu) orang dokter, 14 (empat belas) orang bidan, 12 (dua belas) orang tenaga kesehatan serta 13 (tiga belas) orang dukun bayi. Dengan sarana kesehatan yang memadai diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. Pembangunan di bidang perekonomian yang dilakukan pemerintah dalam tahapan pembangunan yang telah dilaksanakan diarahkan pada sektor industri dengan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian menjadi lebih penting lagi disebabkan jumlah penduduk yang bekerja disektor ini masih sangat besar. Luas panen untuk areal persawahan di Kecamatan Kota Agung seluas 2.646 ha dengan produksi 12.715,16 ton, jagung dengan luas panen 4 ha dan produksi 28.28 ton, kacang tanah 38 ha dengan produksi 51,5 ton dan ubi kayu dengan luas panen 1 ha dan produksi 17,82 ton . Sedangkan luas lahan perkebunan di kecamatan Kota Agung sebesar 3.990 ha. Komoditi terbesar pada sektor perkebunan adalah tanaman Kopi dengan produksi 1.520,40 ton dan luas tanaman 2.847 ha. Di bidang ketenagalistrikan, sebanyak 21 desa di Kecamatan Kota Agung sudah teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.157 pelanggan , sementara satu desa yang belum teraliri listrik PLN yaitu Desa Tunggul Bute, tetapi di Desa Tunggul Bute telah dibangun PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) berkapasitas 62,5 KVA atau sebesar 50 KW yang cukup
mengaliri listrik untuk seluruh masyarakat diseluruh desa
tersebut. Di bidang infrastruktur, jalan merupakan sarana/prasarana yang sangat vital bagi perkembangan ekonomi dan transportasi daerah, semakin baik dan banyak jalan maka semakin lancar dan berkembang perekonomiannya. Sebagian besar kondisi jalan menuju desa – desa di Kecamatan Kota Agung sudah cukup baik, dilihat dari 22 desa yang ada sebanyak 20 jalan menuju desa sudah di aspal, 2 (dua) desa sudah dilakukan pengerasan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 18
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Kota Agung pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Kota Agung diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan jaringan irigasi dan pelaksanaan penyuluhan tentang pemanfaatan bibit/benih unggul, serta didukung jaminan kelancaran distribusi pupuk.
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan dan pelaksanaan penyuluhan tentang peternakan, serta didukung jaminan kelancaran distribusi pakan ternak.
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman kopi.
6.4.4 Kecamatan Mulak Ulu Kecamatan Mulak Ulu merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Agung memiliki wilayah seluas 161,86 Kilometer persegi (Km²) dibagi dalam 26 (dua puluh enam) wilayah desa yang mencakup 68 (enam puluh delapan) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Mulak Ulu sebesar 17.389 orang yang terdiri dari 9.009 orang laki-laki dan 8.380 orang perempuan. Penduduk Kecamatan Kota Agung masih tergolong penduduk muda, sehingga mereka umumnya berada pada usia sekolah. Saat ini jumlah sekolah seluruh tingkatan di Kecamatan Mulak Ulu sebanyak 32 unit, yang terdiri dari 10 (sepuluh) unit TK, 17 unit SD, 4 (empat) unit SMP, dan 1 (satu) unit SMA. Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Mulak Ulu saat ini terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas pembantu, 5 (lima) praktek bidan, 1 (satu) praktek dokter, 6 (enam) unit puskesdes dan 27 (dua puluh tujuh) unit posyandu. Dalam melakukan pelayanan kesehatan tersedia 1 (satu) orang dokter, 7 (tujuh) orang bidan, dan 6 (enam) orang tenaga kesehatan. Dengan sarana kesehatan yang ada diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 19
Pembangunan di bidang perekonomian yang dilakukan pemerintah pada Kecamatan Mulak Ulu yang telah dilaksanakan diarahkan pada sektor industri dengan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian menjadi lebih penting lagi disebabkan jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih sangat besar. Luas panen untuk areal persawahan di Kecamatan Kota Agung sebesar 3.591 ha dengan produksi 15.861,37 ton, kedelai dengan luas panen 34 ha dan produksi 45,28 ton, jagung 4 ha dengan luas panen 12,38 ton, kacang tanah seluas 4 ha dengan produksi 5,56 ton, dan ubi kayu dengan luas panen 2 ha dan produksi 37,43 ton. Adapun luas panen lahan perkebunan di kecamatan Kota agung seluas 5897 ha. Perkebunan rakyat merupakan jenis perkebunan yang diusahakan di Kecamatan Mulak Ulu, baik yang berumur pendek maupun yang berumur panjang.
Perkebunan kopi merupakan lahan yang paling luas yang banyak
diusahakan masyarakat Kecamatan Mulak Ulu dengan produksi
sebesar 2.383,20 ton
dengan luas panen 4.646 ha. Selain tanaman kopi, tanaman karet juga merupakan komoditi andalan di Kecamatan Mulak Ulu dengan luas panen 906 ha dan produksi 513,60 ton. Pada sektor peternakan, kelompok ternak besar yang paling banyak di Kecamatan Mulak Ulu adalah sapi potong sebanyak 238 ekor, sedangkan untuk ternak kecil adalah kambing sebanyak 1.937 ekor. Di bidang kelistrikan, seluruh wilayah desa di Kecamatan Mulak Ulu sudah teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.487 pelanggan. Pada bidang infrastruktur, sebagian besar kondisi jalan menuju desa - desa di Kecamatan Mulak Ulu sudah cukup baik, dilihat dari 26 (dua puluh enam) desa yang ada akses jalan menuju 23 (dua puluh tiga) desa sudah di aspal, sedangkan akses jalan menuju 3 (tiga) desa sudah dilakukan diperkeras. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Mulak Ulu pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Kota Agung diarahkan pada :
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Perluasan pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 20
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas pertanian (padi sawah), perkebunan (tanaman kopi) dan peternakan
melalui peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit benih unggul,
peningkatan distribusi pupuk.
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan
Bantuan dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman perkebunan
Pengembangan koperasi petani
Pemantapan akses pemasaran produksi
6.4.5 Kecamatan Tanjung Tebat Kecamatan Tanjung Tebat merupakan kecamatan hasil pemekaran dari kecamatan Kota Agung yang mempunyai wilayah seluas 82,72 kilometer persegi (km²), terdiri dari 14 (empat belas) desa yang mencakup 34 (tiga puluh empat) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Tebat sebanyak 8.132 orang yang terdiri dari 4.195 orang laki-laki dan 3.937 orang perempuan. Penduduk Kecamatan Tanjung Tebat mayoritas masih tergolong penduduk muda, dimana mereka umumnya berada pada usia sekolah, oleh karen itu dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang baik. Saat ini jumlah sekolah dengan seluruh tingkatan di Kecamatan Tanjung Tebat sebanyak 16 unit, yang terdiri dari 3 (tiga) unit TK, 11 (sebelas) unit SD, dan 2 (dua) unit SMP. Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Tanjung Tebat terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 1 (satu) unit puskesmas pembantu, 1 (satu) buah praktek dokter, 9 (sembilan) praktek bidan, 9 (sembilan) unit poskesdes dan 16 (enam belas) buah posyandu. Dalam melakukan pelayanan kesehatan tersedia 1 (satu) orang dokter, 9 (sembilan) orang bidan, 6 (enam) orang tenaga kesehatan serta 15 (lima belas) orang dukun bayi. Pembangunan bidang perekonomian yang dilakukan pemerintah di Kecamatan Tanjung Tebat, dalam tahapan pembangunan yang telah dilaksanakan diarahkan pada sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian menjadi lebih penting lagi disebabkans
mayorit
penduduk di Kecamatan Tanjung Tebat bekerja di sektor
pertanian. Luas panen areal persawahan di Kecamatan Tanjung Tebat adalah seluas 2.320 ha, tanaman jagung seluas 4 ha dengan produksi 28,68 ton, kacang tanah 17 ha dengan produksi 22,8 ton dan ubi kayu seluas 2 ha dengan produksi 34,68 ton . Sementara itu tanaman perkebunan yang paling dominan di Kecamatan Tanjung Tebat adalah tanaman Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 21
kopi dengan produksi mencapai 709,20 ton dan tanaman karet dengan produksi 818,64 ton. Selain itu terdapat juga tanaman kelapa sawit dengan produksi 49 ton, kelapa 10,40 ton, lada 6,4 ton dan kakao sebesar 7 ton. Di bidang kelistrikan, seluruh wilayah Kecamatan Tanjung Tebat saat ini sudah teraliri listrik PLN, dengan jumlah pelanggan PLN sebanyak 2.220 pelanggan. Begitu juga dengan sarana/prasarana transportasi, secara keseluruhan sudah baik. dari 14 (empat belas) desa yang ada seluruh akses jalan yang menuju desa –desa di Kecamatan Tanjung Tebat telah diaspal, dengan tersediaanya sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat meningkatan perekonomian masyarakat di Kecamatan Tanjung Tebat tersebut. Kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Kota Agung pada tahun 2014 secara umum menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Kota Agung diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman kopi
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan (seperti bibit ikan dan ternak sapi/kambing)
Dukungan pemberdayaan koperasi petani dan peternak
Pengembangan produktivitas pertanian tanaman pangan
6.4.6 Kecamatan Pulau Pinang Kecamatan Pulau Pinang dengan ibu kota Kecamatan Desa Jati memiliki wilayah seluas 164,67 kilometer persegi (km²). Secara administratif, Kecamatan Pulau Pinang dibagi dalam 14 (empat belas) desa yang semuanya berstatus definitif dan mencakup 32 (tiga puluh dua) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Pulau - Pinang sebesar 11.560 orang yang terdiri dari 5.941 orang laki-laki dan 5.619 orang perempuan. Di bidang pendidikan, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Pulau Pinang saat ini untuk seluruh tingkatan adalah sebanyak 22 (dua puluh dua) unit sekolah. Yang terdiri dari 6 (enam) unit TK, 13 unit SD, 2 (dua) unit SMP, dan 1 (satu) unit SMA. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 22
Sedangkan pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Pulau Pinang terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 1 (satu) unit puskesmas pembantu, 13 (tiga belas) praktek bidan, 9 (sembilan) unit poskesdes dan 14 (empat belas) unit posyandu. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kecamatan Pulau – Pinang terdiri dari 11 (sebelas) Bidan, 10 (sepuluh) tenaga kesehatan, serta 37 dukun bayi. Kecamatan Pulau Pinang merupakan daerah pertanian, luas panen tanaman padi sawah di Kecamatan Pulau – Pinang adalah seluas 1.500 ha dengan produksi 6.504,84 ton, padi ladang dengan luas panen 150 ha dan produksi 469,80 ton, jagung 14 ha dengan produksi 72,66 ton, kedelai 60 ha dengan produksi 80,40 ton, dan ubi kayu 32 ha dengan produksi 394,79 ton. Sedangkan untuk areal tanam perkebunan adalah seluas 3.384,20 ha, dengan komoditi terbesar adalah
tanaman karet dengan areal tanam seluas 1.624 ha dan
produksi 2.440,8 ton, serta tanaman kopi dengan areal tanam seluas 1.626 ha dan produksi 437,6 ton, selain kedua jenis tanaman tersebut terdapat juga jenis tanaman lain yang dikembangkan di Kecamatan Pulau – Pinang antara lain kelapa, Kelapa Sawit, lada, Kakao, Kemiri, dan Pinang. Untuk sektor peternakan, populasi ternak yang paling banyak di Kecamatan Pulau Pinang adalah ternak kambing dengan populasi 1.483 ekor, kemudian disusul dengan ternak sapi potong sebanyak 656 ekor, domba dan kerbau sebanyak 266 ekor dan 134 ekor. Untuk populasi unggas, masih didominasi oleh ayam pedaging dan ayam kampung dengan populasi masing – masing 33.181 ekor dan 4.041 ekor serta itik dengan populasi sebanyak 1.344 ekor. Di bidang ketenagalistrikan, seluruh desa di Kecamatan Pulau – Pinang sedah dialiri oleh jaringan listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.302 pelanggan. Sedangkan untuk infrastruktur jalan, sebanyak 11 desa di Kecamatan Pulau Pinang sudah diaspal dan 3 desa sudah dilakukan pengecoran . Selain lisrik dan jalan, sarana/prasarana pos dan telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya pergerakan perekonomian suatu daerah. Di Kecamatan Pulau Pinang, jumlah sarana dan prasarana pos dan telekomunikasi masih sangat minim karena hanya tersedia 7 (tujuh) desa yang baru terjangkau posling dan hanya sekitar 2 (dua) desa yang memiliki menara BTS/ menara telepon seluler. Di bidang Pariwisata, Kecamatan Pulau Pinang memiliki banyak potensi wisata alam dan wisata peninggalan sejarah seperti megalith yang tersebar di beberapa desa dalam Kecamatan Pulau Pinang serta wisata alam seperti tanaman agro wisata jagung manis dan air terjun yang terdapat di desa Karang Dalam dan beberapa desa – desa lainnya di wilayah Kecamatan Pulau - Pinang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 23
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Pulau Pinang pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Pulau Pinang diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan jaringan irigasi Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman karet, kelapa, kopi dan lada.
Peningkatan produktivitas peternakan
Peningkatan jaringan telekomunikasi
Peningkatan infrastruktur penunjang dan pengembangan pariwisata.
6.4.7 Kecamatan Pagar Gunung Kecamatan Pagar Gunung merupakan hasil dari pemekaran Kecamatan Pulau – Pinang, yang terdiri dari 20 (dua puluh) desa dengan jumlah dusun sebanyak 72 (tujuh puluh dua) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Pagar Gunung sebesar 12.163 jiwa yang terdiri dari 6.265 orang laki-laki dan 5.898 orang perempuan. Di bidang pendidikan, Saat ini jumlah sarana dan prasarana pendidikan untuk seluruh tingkatan di Kecamatan Pagar – Gunung adalah sebanyak 24 (dua puluh empat) unit, yang terdiri dari 5 (lima) unit TK, 16 (enam belas) unit SD sederajat, 2 (dua) unit SLTP sederajat dan 1 (satu) unit SMA. Sedangkan jumlah sarana dan prasarana kesehatan terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas pembantu, 1 (satu) praktek dokter, 12 (dua belas) unit poskesdes, dan 21 (dua puluh satu) unit posyandu. Sarana kesehatan tersebut didukung oleh tenaga kesehatan yang meliputi 22 ( dua puluh dua ) orang perawat, 17 (tujuh belas) orang bidan, 1 (satu) orang tenaga kesehatan masyarakat. Di bidang perekonomian, sebagaian besar penduduk di Kecamatan Pagar Gunung bekerja di bidang pertanian. Luas areal persawahan di Kecamatan Pagar Gunung adalah seluas 1.126 ha dengan sistem pengairan irigasi setengah teknis seluas 148 ha, irigasi sederhana PU 335 ha dan sederhana non PU seluas 643 ha. Untuk areal perkebunan di Kecamatan Pagar Gunung mencapai 5.223 ha, yang didominasi oleh tanaman kopi dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 24
karet. Sedangkan disektor peternakan sapi perah, sapi potong dan kerbau masih mendominasi peternakan di Kecamatan tersebut. Untuk budidaya perikanan, sistem pemeliharaan/ penangkapan ikan di Kecamatan Pagar Gunung dilakukan dengan sistem perairan umum dengan produksi 43,18 ton, kolam dengan luas areal pemeliharaan 16,10 ha dan produksi 110,88 ton, serta sawah dengan luas areal pemeliharaan 79,90 ha dan produksi 66,19 ton. Di bidang kelistrikan, seluruh desa di wilayah Kecamatan Pagar Gunung sudah teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.974 pelanggan. Di bidang infrastruktur jalan, seluruh akses jalan menuju desa – desa di Kecamatan Pagar Gunung
sudah diaspal.
Begitu juga dengan sarana perhubungan serta komunikasi saat ini juga sudah cukup baik. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Pagar Gunung pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Kota Agung diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses produksi menuju areal pertanian dan perkebunan, serta pariwisata
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas pertanian (padi sawah, kedelai dan padi ladang) dengan fokus pemantapan jaringan irigasi Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman kopi dan karet.
Peningkatan produktivitas peternakan terutama ternak sapi dan kerbau
Pengembangan koperasi petani
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani
6.4.8 Kecamatan Gumay Ulu Kecamatan Gumay Ulu
yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Pulau
Pinan,memiliki wilayah dengan luas 87,01 kilometer persegi (km²). Secara administratif dibagi dalam 10 (sepuluh) desa dengan satuan lingkungan setempat sebanyak 23 dusun dan 20 RT. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Gumay Ulu sebesar 5.250 jiwa yang terdiri dari 2.822 orang laki-laki dan 2.428 orang perempuan. Kecamatan Gumay Ulu Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 25
merupakan kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya. Penduduk Kecamatan Gumay Ulu masih tergolong penduduk muda, mereka umumnya berada pada usia sekolah. Jumlah sekolah diseluruhtingkatan di Kecamatan Gumay Ulu sebanyak 10 (sepuluh) unit, yang terdiri dari 7 (tujuh) unit SD, 2 (dua) unit SLTP, dan 1 (satu) unit SMA. Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Gumay Ulu terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 1 (satu) praktek dokter, 7 (tujuh) unit poskesdes dan 10 (sepuluh) unit posyandu. Dalam melakukan pelayanan kesehatan tersedia 1 (satu) orang dokter, 7 (tujuh) orang bidan dan 17 (tujuh belas) orang dukun bayi. Dengan sarana kesehatan yang ada diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat di Kecamatan Gumay Ulu. Sebagian besar penduduk Kecamatan Gumay Ulu masih sangat bergantung pada sektor perkebunan dan pertanian. Luas panen tanaman perkebunan di Kecamatan Gumay Ulu
mencapai 3.866 ha. Jenis komoditi perkebunan yang paling banyak diusahakan
masyarakat adalah kopi dan karet. Dengan luas tanaman kopi mencapai 2.360 ha dan produksi sebesar 300 ton, sedangakan tanaman karet memiliki luas areal panen sebesar 1.318 ha dan produksi 1.142,64 ton. Untuk tanaman pangan, luas panen padi sawah di Kecamatan Gumay ulu mencapai 571 ha dengan produksi 2.286,49 ton, padi ladang 150 ha dengan produksi 469,80 ton, jagung 12 ha dengan produksi 29,80 ton, ubi kayu 4 ha dengan produksi 72,88 ton. Sementara untuk sektor peternakan, masih didominasi jenis ternak kecil yaitu kambing dengan populasi 565 ekor dan domba dengan populasi 498 ekor. Di bidang kelistrikan, seluruh wilayah desa di Kecamatan Gumay Ulu sudah teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 933 pelanggan. Pada bidang infrastruktur, kondisi jalan di Kecamatan Gumay Ulu relatif baik namun masih ada beberapa desa sampai saat ini masih perlu mendapat perhatian, yaitu Desa Padang muara , Rindu Hati, Lubuk Selo dan Sumber Karya. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Gumay Ulu pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Gumay Ulu diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 26
Peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Pengembangan sektor pertanian tanaman pangan
Perluasan pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Peningkatan produktivitas perkebunan (tanaman kopi dan karet)
Peningkatan produktivitas peternakan (kambing, dan domba)
Peningkatan pembangunan fasilitas pendukung bidang kepariwisataan
Pemantapan pemasaran hasil produksi
Pengembangan pembangunan jaringan listrik
6.4.9 Kecamatan Jarai Kecamatan Jarai memilik luas wilayah sebesar 137,22 Kilometer persegi (Km²) yang terdiri dari 21 (dua puluh satu) desa yang kesemuanya berstatus definitif dengan satuan lingkungan tempat terkecil yaitu dusun berjumlah sebanyak 59 dusun. Jumlah penduduk Kecamatan Jarai pada tahun 2014 berjumlah 20.220 jiwa yang terdiri dari 10.402 orang lakilaki dan 9.818 orang perempuan. Penduduk Kecamatan Jarai banyak yang berada pada usia sekolah. Saat ini, jumlah sekolah untuk seluruh tingkatan di Kecamatan Jarai sebanyak 22 (dua puluh dua) unit, yang terdiri dari 5 (lima) TK, 12 (dua belas) SD, 2 (dua) SMP, dan 2 (dua) SMA serta 1 (satu) SMK. Untuk TK terdiri dari 1 (satu) TK negeri dan 4 (empat) TK swasta, SD terdiri dari 10 (sepuluh) SD negeri dan 2 (dua) SD swasta, SMP terdiri dari 1 (satu) SMP negeri dan 1 (satu) SMP swasta, SMA terdapat 1 (satu) SMA negeri dan 1 (satu) swasta, sedangkan SMK berstatus sekolah negeri. Pada bidang kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Jarai terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas pembantu, 1 (satu) praktek dokter, 6 (enam) praktek bidan, 10 (sepuluh) unit poskesdes, 21 (dua puluh satu) unit posyandu. Dalam melakukan pelayanan kesehatan tersedia 1 (satu) orang dokter, 19 (sembilan belas) orang bidan, 13 (tiga belas) orang tenaga kesehatan (perawat) serta 41 (empat puluh satu) dukun bayi. Dengan fasilitas dan tenaga kesehatan yang ada diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. Di bidang pertanian, mayoritas penduduk Kecamatan Jarai adalah bekerja disektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Untuk tanaman pangan, luas panen padi sawah di Kecamatan Jarai saat ini adalah seluas 1.907 ha dengan produksi 8.670,74 ton. Selain padi Kecamatan ini juga merupakan penghasil tanaman pangan berupa jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar. Di bidang perkebunan Kecamatan Jarai
banyak menghasilkan kopi, kakao, lada dan kelapa, dimana kopi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 27
merupakan komoditas terbesar yang dihasilkan dibandingkan dengan yang lainnya. Luas panen lahan perkebunan di Kecamatan Jarai saat ini adalah seluas 4.481 ha, dengan luas tanaman kopi seluas 3.063 ha dan produksi 2.314,80 ton, serta tanaman kakao dengan luas tanaman seluas 1.300 ha dan produksi 480 ton. Di sektor peternakan, ternak besar yang terdapat di kecamatan ini antara lain berupa kambing dengan populasi sebanyak 1.454 ekor, sapi potong 464 ekor dan domba 123 ekor. Sedangkan jenis unggas yang banyak terdapat di Kecamatan ini adalah ayam pedaging dengan populasi 26.240 ekor, ayam kampung 7025 ekor, dan itik 1.854 ekor. Untuk sektor perikanan warga di Kecamatan Jarai juga mengusahakan jenis perikanan tangkap dengan menggunakan media kolam dan sawah. Luas areal pemeliharaan/ penagkapan ikan dengan media kolam adalah 18.40 ha dan produksi 158,87 ton. Sedangkan dengan metode sawah seluas 59,80 ha dan produksi 52,04 ton. Di bidang kelistrikan, seluruh desa di Kecamatan Jarai sudah teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 3.578 pelanggan. Pada bidang infrastruktur jalan, kondisi akses jalan yang menuju desa - desa di Kecamatan Jarai sudah cukup baik. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Jarai pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Jarai diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Pengembangan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas pertanian (padi sawah), perkebunan (tanaman kopi, kakao) dan peternakan
melalui peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit benih unggul,
peningkatan distribusi pupuk.
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan
Pemantapan akses pemasaran
Pemberdayaan koperasi petani
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 28
6.4.10Kecamatan Muara Payang Kecamatan Muara Payang dengan Ibu Kota Kecamatan Desa Lawang Agung Lama mempunyai wilayah seluas 73,64 Kilometer persegi (Km²). Secara administratif, Kecamatan Muara Payang terdiri dari 7 (tujuh) desa yang semuanya berstatus definitif yang mencakup 25 dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Muara Payang sebesar 8.768 jiwa yang terdiri dari 4.583 orang laki-laki dan 4.185 orang perempuan. Di didang pendidikan jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Muara Payang saat ini untuk seluruh tingkatan adalah sebanyak 14 unit sekolah. Yang terdiri dari 3 (tiga) unit TK, 8 (delapan) unit SD, 2 (dua) unit SMP, dan 1 (satu) unit SMA. Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Muara Payang terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 3 (tiga) unit puskesmas pembantu, 7 (tujuh) praktek bidan, 3 (tiga) unit poskesdes, 8 (delapan) unit posyandu. Untuk melakukan pelayanan kesehatan tersebut tersedia tenaga kesehatan yang terdiri dari 8 (delapan) orang bidan, 6 (enam) orang tenaga kesehatan serta 10 (sepuluh) orang dukun bayi. Kecamatan Muara Payang merupakan daerah pertanian dan perkebunan. Bila dirinci luas panen lahan persawahan yang ada di Kecamatan ini adalah seluas 524 ha dengan produksi 2.364,37 ton. Selain persawahan sub sektor tanaman pengan lainnya yang ada di Kecamatan ini adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah.Sedangkan luas lahan perkebunan di Kecamatan Muara Payang seluas 2.766 ha, dimana jenis komoditi unggulannya adalah tanaman kopi dengan luas tanam sebesar 1.983 ha dan produksi 859 ton, tanaman
kakao
dengan luas tanam 683 ha dengan produksi 859 ton, selain itu
adapula tanaman lada dan kelapa tetapi tidak terlalu besar. Pada sektor peternakan, populasi ternak yang paling banyak di Kecamatan Muara Payang adalah ternak kambing, kemudian disusul dengan ternak sapi dan domba. Pada populasi unggas, masih didominasi oleh ayam pedaging, ayam kampung dan itik. Di bidang perikanan, Kecamatan Muara Payang memelihara ikan dengan media Kolam dan sawah. Di bidang infrastruktur jalan, kondisi jalan menuju desa di Kecamatan Muara Payang cukup baik, hal ini dapat dilihat dari sudah diaspalnya seluruh jalan yang menuju ke desa – desa di kecamatan tersebut. Sementara di bidang kelistrikan, seluruh wilayah Kecamatan Muara Payang sudah teraliri oleh listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.206 pelanggan. Di bidang Pariwisata, Kecamatan Muara Payang
memiliki banyak potensi wisata
alam salah satunya adalah air terjun yang terletak di Desa Lawang Agung Lama. Saat ini telah ada upaya dari pemerintah untuk mengembangkan dan mengenalkan Tempat wisata Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 29
alam ini, mulai dari pembangunan akses jalan menuju tempat wisata sampai penyediaan fasilitas – fasilitas pendukung lainnya. Dibidang Komunikasi, sarana dan prasarana pos dan telekomunikasi di Kecamatan Muara Payang sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari telah tersedianya pos keliling di seluruh desa – desa serta telah dibangunnya 2 (dua) menara BTS/ menara telepon seluler di Kecamatan tersebut. Diharapkan dengan adanya fasilitas pos dan telekomunikasi juga akan membantu pergerakan ekonomi di Kecamatan Muara Payang tersebut. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Muara Payang pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan pariwisata. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Muara Payang diarahkan pada:
Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, Pendidikan, Kesehatan, Akses Produksi menuju areal Pertanian dan Perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Perluasan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan jaringan irigasi Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman kakao, kopi dan lada.
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan (ikan, kambing dan sapi)
Peningkatan infrastruktur pendukung dan pengembangan pariwisata
Pengembangan koperasi petani
6.4.11Kecamatan Kikim Barat Kecamatan Kikim Barat dengan ibukota kecamatan adalah Desa Saung Naga memiliki luas wilayah sebesar 6.296,79 km² terdiri dari 19 desa yang semuanya berstatus definitif yang mencakup 52 dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Kikim Barat sebesar 15.455 jiwa yang terdiri dari 7.947 orang laki-laki dan 7.508 orang perempuan. Di bidang pendidikan jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Kikim Barat saat ini untuk seluruh tingkatan sebanyak 34 (tiga puluh empat) unit sekolah, dengan rincian 13 (tiga belas) unit TK, 16 ( enam belas ) unit SD, 4 (empat) unit SMP dan 1 (satu) unit SMA. Sedangkan di bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Saat ini jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Kikim Barat terdiri dari 2 (dua) unit puskesmas, 8 (delapan) unit puskesmas pembantu, 2 (dua) Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 30
praktek bidan, 1 (satu) praktek dokter, 6 (enam) unit poskesdes, 5 (lima) unit polindes dan 11 (sebelas) unit posyandu. Fasilitas kesehatan tersebut dilengkapi oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 (satu) orang dokter, 16 orang bidan, 16 orang tenaga kesehatan, serta 49 orang dukun bayi. Dengan sarana kesehatan yang ada diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat di kecamatan tersebut. Sebagian besar penduduk Kecamatan Kikim Barat bermata pencaharian di bidang pertanian dan perkebunan. Di bidang pertanian Kecamatan Kikim Barat memiliki luas panen padi sawah seluas 333 ha dengan produksi 1.386,96 ton, padi ladang 175 ha dengan produksi 548,10 ton.Selain padi subsektor tanaman pangan lainnya yang ada di kecamatan ini adalah tanaman jagung dengan luas panen 2 ha dan produksi 19,58 ton, kedelai 10 ha dengan produksi 13,70 ton, kacang tanah 1 ha dengan produksi 1,36 ton, kacang hijau 2 ha dengan produksi 2,64 ton, ubi kayu 3 ha dengan produksi 51,57 ton,dan ubi jalar 1 ha dengan produksi 11,65 ton.
Di bidang Perkebunan luas panen areal perkebunan di
kecamatan ini mencapai 4.439 ha, dimana komoditas terbesar adalah tanaman kelapa sawit dengan luas lahan sebesar 1.803 ha dengan produksi 25.560 ton, kemudian tanaman karet dengan luas lahan sebesar 1.944 ha dengan produksi 3.039 ton. Selain itu terdapat juga komoditas lain sepert kopi, kelapa dan kakao. Di sektor peternakan populasi hewan ternak terbanyak di kecamatan ini adalah kambing dengan populasi 2.405 ekor, sapi potong dengan populasi sebanyak 469 ekor, kerbau 351 ekor dan domba 247 ekor. Untuk pupulasi unggas jumlah populasi terbanyak adalah ayam pedaging dengan populasi sebanyak 19.046 ekor, ayam kampung 8.265 ekor dan itik 1.205 ekor. Sedangkan untuk sektor perikanan, budidaya ikan yang dikembangkan di kecamatan ini adalah dengan sistem tangkap di kolam dan di sawah. Di bidang infrastruktur jalan, akses jalan yang ada di kecamatan ini masih belum memadai jika dibandingkan dengan kondisi jalan di kecamatan-kecamatan lain yang berada di Kabupaten Lahat. Dimana masih banyak akses jalan yang menuju desa – desa di Kecamatan Kikim Barat yang belum diaspal bahkan masih jalan tanah yang menyebabkan kurang lancarnya akses menuju ke beberapa desa tersebut. Di bidang kelistrikan, masih ada beberapa desa di Kecamatan Kikim Barat yang belum teraliri listrik PLN. Yaitu di Desa Darma Raharja dan Desa Purnamasari. Tetapi di tahun 2015 ini pemerintah Kabupaten Lahat melalui dinas Pertambangan dan Energi telah menganggarkan pembangunan jaringan listrik ke dua desa tersebut, sehingga diharapkan di akhir tahun 2015 ini seluruh desa di Kecamatan Kikim Barat sudah teraliri listrik. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Kikim Barat pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 31
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Kikim Barat diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, dan akses produksi menuju areal pertanian serta perkebunan
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan sarana air bersih perdesaan terutama penyediaan sumur bor
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman karet, dan kelapa sawit.
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Peningkatan produktivitas pertanian terutama tanaman padi melalui bantuan bibit padi varietas unggul
Pengembangan produktivitas peternakan untuk ternak sapi dan kambing
Pembangunan dan pengembangan jaringan listrik pedesaan
Pemberdayaan koperasi petani.
6.4.12Kecamatan Kikim Timur Kecamatan Kikim Timur dengan ibu kota Kecamatan adalah Desa Bunga Mas mempunyai wilayah seluas 564,45 Kilometer persegi (Km²). Secara administratif, Kecamatan Kikim Timur dibagi dalam 32 (tiga puluh dua) wilayah desa yang semuanya berstatus definitif dan mencakup 89 (delapan puluh sembilan) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Kikim Timur sebesar 27.351 jiwa yang terdiri dari 13.859 orang lakilaki dan 13.492 orang perempuan. Kecamatan Kikim Timur sangat rentan dengan tanah longsor terutama pada desa-desa yang terletak di sepanjang daerah aliran sungai. Hal ini sangat membahayakan penduduk setempat yang tinggal sangat dekat dengan ketinggian permukaan air sungai. Di bidang pendidikan, saat ini jumlah sarana dan prasarana pendidikan untuk semua tingkatan di Kecamatan Kikim Timur sebanyak 64 unit, yang terdiri dari 19 (sembilan belas) unit TK, 31 (tiga puluh satu) unit SD, 8 (delapan) unit SMP, 5 (lima) unit SMA dan 1 (satu) unit SMK. Di bidang kesehatan, pembangunan dibidang ini tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang ada. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Kikim Timur terdiri dari 3 (tiga) unit puskesmas, 12 (dua belas) unit puskesmas pembantu, 9 (sembilan) praktek bidan, 2 (dua) praktek dokter, 20 (dua puluh ) poskesdes, 32 (tiga puluh dua) posyandu dan 2 (dua) Apotik. Untuk melakukan pelayanan kesehatan tersebut tersedia Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 32
tenaga kesehatan yang terdiri dari 3 (tiga) orang dokter, 32 orang bidan, 23 orang tenaga kesehatan, serta 68 orang dukun bayi. Penduduk Kecamatan Kikim Timur sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian dan perkebunan. Pada subsektor tanaman pangan, luas panen padi sawah adalah seluas 676 ha dengan produksi 2.761,10 ton, padi ladang 445 ha dengan produksi 1.393,73 ton.Selain padi jenis tanaman pangan yang terdapat di Kecamatan Kikim timur adalah jagung, kedelai, kacang hijau dan ubi kayu. Dari keempat komoditas tersebut produksi ubi kayu di kecamatan ini yang paling tinggi yaitu sebesar 628,55 ton, disusul kedelai sebesar 179,52 ton, kemudian jagung sebesar 2,8 ton dan kacang hijau sebesar 2,68 ton. Selain sebagai daerah pertanian, Kecamatan Kikim Timur merupakan daerah perkebunan. Luas lahan perkebunan di kecamatan ini mencapai 10.283,75 ha, dengan jenis komoditi unggulannya karet, kelapa sawit dan kopi. Luas tanaman karet di kecamatan ini seluas 6.393 ha dengan produksi 10.831,2 ton, tanaman kelapa sawit mencapai 1.738 ha dengan jumlah produksi 495 ton dan kopi seluas 2.072 ha dengan produksi 247,80 ton. Dibidang peternakan, di Kecamatan Kikim Timur memiliki populasi sapi potong yang paling banyak dibandingkan dengan hewan ternak besar lainnya yaitu sebesar 1. 966 ekor. Sedangkan untuk ternak kecil populasi kambing paling banyak dibanding ternak kecil lainnya sebesar 3.390 ekor. Untuk populasi unggas, ayam pedaging merupakan populasi unggas yang paling banyak di kecamatan ini dengan populasi 33.707 ekor, kemudian ayam kampung dengan populasi sebanyak 4.650 ekor dan itik 2.342 ekor. Di bidang perikanan, budidaya ikan yang dikembangkan dengan cara perikanan tangkap dengan media kolam dan sawah. Di bidang infrastruktur jalan, hampir seluruh jalan yang menuju desa – desa di Kecamatan Kikim Timur sudah diaspal. sedangkan dibidang ketenagalistrikan sebanyak 32 desa di Kecamatan Kikim Timur sudah teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 4.513 pelanggan. Selain jalan dan listrik sarana/prasarana pos dan telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya pergerakan perekonomian suatu daerah. Terdapat 1 pos pembantu dan 9 menara BTS/ menara telepon seluler Di Kecamatan Kikim Timur yang membantu pelayanan pos dan telekomunikasi bagi masyarakat di Kecamatan ini. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Kikim Timur pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan dan pertambangan migas. Prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, dan kesehatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 33
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kelapa sawit.
Pengembangan produktivitas pertanian, melalui penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, suplai pupuk dan alsintan
Pengembangan jaringan listrik perdesaan
Pengembangan produktivitas bidang peternakan seperti sapi dan kambing
Pengendalian dan pengawasan terhadap pemanfaatan sumber daya alam terutama sektor migas
Pembangunan sarana air bersih terutama sumur bor
6.4.13Kecamatan Kikim Selatan Kecamatan Kikim Selatan memiliki luas wilayah seluas 126.04
kilometer persegi
(km²) dibagi dalam 17 (tujuh belas) wilayah desa, 16 (enam belas) desa berstatus definitif serta 1 (satu) desa yang masih berstatus persiapan yaitu Desa Keban Agung SP. I dengan 52 dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Kikim Selatan sebesar 15.575 jiwa yang terdiri dari 7.929 orang laki-laki dan 7.646 orang perempuan. Pada tahun 2014, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Kikim Selatan untuk seluruh tingkatan sebanyak 18 (delapan belas) unit, yang terdiri dari 14 (empat belas) unit SD, 3 (tiga) unit SLTP, dan 1 (satu) unit SMA. Sedangkan jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Kikim Selatan terdiri dari 2 (dua) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas pembantu, 15 (lima belas) unit poskesdes, 4 (empat) praktek bidan, dan 17 (tujuh belas) unit posyandu. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 11 (sebelas) orang bidan, 8 (delapan) orang tenaga kesehatan serta 25 orang dukun bayi. Mayoritas sumber penghidupan penduduk di Kecamatan Kikim Selatan adalah pada sektor pertanian dan perkebunan. Luas panen lahan padi sawah di Kecamatan Kikim selatan adalah seluas 3.467 ha dengan produksi 15.666,62 ton padi ladang dengan luas panen 520 ha dan produksi 1.628,64 ton. Selain tiu terdapat juga tanaman kedelai, jagung, kacang hijau dan ubi jalar. Sementara tanaman holtikultura yang menjadi unggulan di Kecamatan ini adalah tanaman buah durian. Di sektor perkebunan luas lahan perkebunan di kecamatan ini adalah 6.418,5 ha, dengan jenis tanaman terbanyak adalah tanaman karet dengan luas tanaman sebesar 3.238 ha dan produksi 7.012,8 ton, serta kopi dengan luas tanaman 2.401 Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 34
ha dengan produksi 704,70 ton. Di sektor peternakan jumlah ternak besar terbanyak di Kecamatan Kikim selatan adalah sapi potong dengan jumlah populasi 1.152 ekor dan ternak kecil adalah kambing dengan populasi sebanyak 1.728 ekor. Untuk populasi unggas, jumlah unggas terbanyak adalah ayam pedaging dengan populasi 11.422 ekor, ayam kampung 4.856 ekor dan itik 1.205 ekor. Sedangkan disektor perikanan, produksi ikan di kecamatan ini dibudidayakan dengan media perairan umum dengan produksi mencapai 65,2 ton, serta media kolam sebanyak 64,2 ton. Di bidang infrastruktur, hampir seluruh jalan yang menuju ke desa - desa di Kecamatan Kikim Selatan dalam kondisi baik dan sudah bersapal. Begitu juga dengan fasilitas listrik, seluruh desa di kecamatan Kikim Selatan telah teraliri listrik PLN. Dengan adanya infrastruktur jalan dan listrik yang baik tersebut diharapakan roda perekonomian di Kecamatan Kikim Selatan akan semakin meningkat. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Kikim Selatan pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Kikim Selatan diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur pedesaan, pendidikan, kesehatan, akses produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan dan pengembangan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kelapa sawit.
Pengembangan produktivitas pertanian, melalui penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, suplai pupuk dan alsintan
Pengembangan tanaman pertanian padi sawah dan kedelai
Pemberdayaan koperasi petani dan pemantapan pemasaran hasil produksi.
6.4.14Kecamatan Kikim Tengah Kecamatan Kikim Tengah dengan Ibu Kota Kecamatan Desa Tanjung Aur mempunyai wilayah seluas 265, 57 kilometer persegi (km²). Secara administratif, Kecamatan Kikim Tengah dibagi dalam 9 (sembilan) wilayah desa yang semuanya berstatus definitif dan mencakup 29 dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 35
KikimTengah sebesar 8.614 orang yang terdiri dari 4.388 orang laki-laki dan 4.226 orang perempuan Di bidang pendidikan, jumlah sarana/prasarana pendidikan yang ada di Kecamatan Kikim Tengah saat ini untuk seluruh tingkatan sebanyak 18 (delapan belas) unit sekolah yang terdiri dari 6 (enam) unit TK, 7 (tujuh) unit SD, 2 (dua) unit SLTP, 2 (dua) unit SMA dan 1 (satu) unit SMK. Untuk bidang kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Kikim Tengah terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 1 (satu) unit puskesmas pembantu, 7 (tujuh) praktek bidan, 2 (dua) praktek dokter, 7 (tujuh) unit poskesdes, dan 9 (sembilan) unit posyandu dan 2 (dua) unit toko obat/jamu. Fasilitas tersebut ditunjang oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 (satu) orang dokter, 11 (sebelas) orang bidan, 2 (dua) orang tenaga kesehatan serta 27 (dua puluh tujuh) orang dukun bayi. Di bidang pertanian, Sebagian besar wilayah Kecamatan Kikim Tengah merupakan daerah pertanian dan perkebunan. Luas lahan persawahan di kecamatan ini mencapai 395 ha dengan sistem pengairan 300 ha irigasi dan 95 ha tadah hujan. Selain padi sawah terdapat juga padi ladang dengan luas panen 140 ha dan produksi 438,48 ton. Tanaman pangan lainnya yang terdapat di kecamatan ini antara lain jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan kacang hijau. Sedangkan luas lahan perkebunan mencapai 3.087,5 ha, dengan jenis tanaman yang paling menonjol adalah kelapa sawait dengan luas tanam sebesar 1.112 ha dengan produksi 18.240 ton, tanaman karet dengan luas tanam 1.620 ha dengan produksi 2.660,64 ton. selain itu terdapat pula tanaman perkebunan lainnya seperti kelapa, kopi, lada, kakao dan lainnya. Di sektor peternakan, di Kecamatan Kikim Tengah populasi hewan ternak terbanyak adalah
kambing sebesar 1.654 ekor, kemudian sapi,
domba dan kerbau. Sedangkan populasi unggas paling banyak adalah ayam pedaging sebanyak 34.118 ekor, kemudian ayam kampung sebanyak 2.813 ekor dan itik sebanyak 1207 ekor. Sedangkan pada sektor perikanan luas areal pemeliharaan atau penangkapan di kecamatan ini mencapai 3,5 ha pada areal kolam. Di bidang infrastruktur, hampir seluruh jalan yang menuju desa – desa di Kecamatan Kikim Tengah sudah diaspal, sebagian lagi masih berupa pengerasan, seperti di Desa Kepala Siring, Banyumas, dan Purbamas. Selain jalan, sarana/ prasarana pos dan telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya pergerakan perekonomian suatu daerah. Fasilitas Pos dan Telekomunikasi di Kecamatan Kikim Tengah masih sangat minim karena hanya terdapat 1 warung internet ( warnet ) dan 5 (lima) menara BTS/ Telepon seluler di kecamatan ini. Di bidang kelistrikan, seluruh wilayah di Kecamatan Kikim Tengah sudah teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.503 pelanggan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 36
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Kikim Tengah pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Kikim Tengah diarahkan pada :
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kelapa sawit.
Pengembangan produktivitas pertanian
Pemberdayaan koperasi petani dan pemantapan harga pasar.
6.4.15Kecamatan Lahat Kecamatan Lahat merupakan ibukota Kabupaten Lahat mempunyai wilayah seluas 238,47 km². Secara administratif, Kecamatan Lahat dibagi dalam 19 (sembilan belas) wilayah desa dan 16 (enam belas) kelurahan yang semuanya berstatus definitif dengan satuan lingkungan tempat terkecil yaitu 221 RT, 56 RW dan dusun sebanyak 51 dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Lahat sebesar 107.620 jiwa yang terdiri dari 54.159 orang laki-laki dan 53.461 orang perempuan. Di bidang pendidikan, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Lahat saat ini untuk seluruh tingkatan sebanyak 175 (seratus tujuh puluh lima) unit sekolah yang terdiri dari 85 TK/RA, 48 SD/MI, 21 SLTP/MTS, 14 SMA/MA dan 7 SMK. Di bidang kesehatan jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Lahat terdiri dari 2 (dua) rumah sakit, 6 (enam) unit puskesmas, 6 (enam) unit puskesmas pembantu, 11 (sebelas) apotik, 56 praktek bidan, 16 (enam belas ) praktek dokter, 11 (sebelas) unit poskesdes, 2 (dua) unit polindes, 76 (tujuh puluh enam) unit posyandu dan 8 (delapan) toko obat/ jamu. Fasilitas fasilitas tersebut ditunjang oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 22 orang dokter, 146 orang bidan, 183 orang tenaga kesehatan serta 40 orang dukun bayi. Di bidang pertanian dan perkebunan, untuk sektor tanaman pangan komoditas terbesar di kecamatan lahat adalah tanaman padi dengan luas areal persawahan 727 ha dengan sistem pengairan irigasi seluas 318 ha dan sawah tadah hujan 409 ha. Untuk sektor perkebunan, tanaman perkebunan terbesar di Kecamatan Lahat adalah tanaman karet Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 37
dengan luas tanam 2634 ha dengan produksi 3324,24 ton dan kopi dengan luas tanam 322 ha dengan produksi 113,6 ton. Selain kedua komoditas tersebut tanaman perkebunan yang terdapat di Kecamatan Lahat adalah kelapa sawit, kakao, kelapa, kemiri, lada dan pinang. Di bidang peternakan, populasi hewan ternak terbesar di kecamatan ini adalah kambing dengan populasi 5.920 ekor, sapi potong 1.261 ekor, domba 526 ekor, kerbau 260 ekor dan kuda 12 ekor. Untuk populasi unggas, hewan unggas paling banyak di Kecamatan Lahat adalah ayam pedaging dengan populasi 679.294 ekor, ayam kampung 10.963 ekor dan itik 3.368 ekor. Sedangkan pada sektor perikanan budidaya ikan yang dikembangkan di kecamatan ini adalah melalui media kolam seluas 4,43 ha dengan produksi 140,8 ton dan media sawah dengan luas 1,91 ha dan produksi 1,92 ton Di bidang infrastruktur, hampir seluruh jalan yang berada di Kecamatan Lahat sudah diaspal. Begitu juga dengan infrastruktur listrik, seluruh desa dan kelurahan di Kecamatan Lahat sudah dialiri jaringan listrik PLN. Selain jalan sarana/ prasarana pos dan telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya pergerakan perekonomian suatu daerah. Di Kecamatan Lahat dibandingkan dengan kecamatan lainnya, sarana pos dan telekomunikasinya sudah sangat baik dan lancar. Di sektor industri dan perdagangan Kecamatan Lahat merupakan salah satu wilayah pemasaran yang memberikan kemudahan bagi pengusaha karena disamping sebagai ibu kota kabupaten tetapi juga sebagaipusat perdagangan oleh karena itu mulai banyak tumbuh di masyarakat kecamatan lahat industri – industri rumahan seperti industri kayu sebanyak 34 buah, industri anyaman sebanyak 1 buah, industri makanan dan minuman sebanyak 70 buah dan industri rumahanlainnya. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Lahat pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, pertambangan migas dan batu bara serta industri. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Lahat diarahkan pada :
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan
Pengembangan produktivitas pertanian
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 38
Pemberdayaan koperasi petani
Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam terutama galian c dan pertambangan batu bara
Pengendalian pemanfaatan ruang terhadap RTRW Kabupaten Lahat
Peningkatan produktivitas sektor peternakan
Pengembangan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan.
6.4.16Kecamatan Gumay Talang Kecamatan Gumay Talang dengan wilyah seluas 249,61 kilometer persegi (km²) secara administratif dibagi dalam 15 (lima belas) wilayah desa yang mencakup 56 (lima puluh enam) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Gumay Talang sebesar 10.308 jiwa yang terdiri dari 5.272 orang laki-laki dan 5.036 orang perempuan. Jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Gumay Talang
saat ini untuk
seluruh tingkatan sebanyak 18 (delapan belas) unit sekolah, yang terdiri dari 7 (tujuh) TK/RA, 8 (delapan) SD/MI, 2 (dua) SMP/MTS, 1 (satu) SMA. Di bidang kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Gumay Talang
terdiri dari 1 (satu) unit
puskesmas, 1 (satu) unit puskesmas pembantu, 15 (lima belas) unit poskesdes, 18 (delapan belas) unit posyandu. Fasilitas tersebut dilengkapi dengan tenaga kesehatan yang terdiri dari 8 (delapan) orang bidan, 21(dua puluh satu) orang tenaga kesehatan serta 24 orang dukun bayi. Sebagian besar penduduk wilayah Kecamatan Gumay Talang bermata pencaharian sebagai petani. Di sektor tanaman pangan khususnya padi ladang produksi pada tahun 2014 sebesar 1.409,40 ton dengan luas panen sebesar 450 ha. Sedangkan untuk padi sawah luas panen di kecamatan ini adalah seluas 146 ha dengan produksi sebesar 680,58 ton. Selain padi tanaman pangan lainnya yang terdapat di Kecamatan Gumay Talang adalah jagung seluas 7 ha dengan produksi 44,69 ton, ubi kayu 20 ha dengan produksi 339 ton dan ubi jalar 4 ha dengan produksi 25,34 ton. Sedangkan disektor perkebunan, tanaman karet, kopi dan kelapa sawit menjadi tiga komoditas terbesar di kecamatan ini. Luas tanam tanaman karet sebesar 1.579 ha dengan produksi 1.605 ton. Kemudian tanaman kopi seluas 723 ha dengan produksi 195,6 ton dan kelapa sawit dengan luas tanam 736 ha dengan produksi 5.012 ton. Sisanya mengusahakan kelapa, kakao, kemiri dan pinang. Pada sektor peternakan, terdiri dari populasi sapi, kerbau, kambing dan domba serta unggas. Jumlah sapi sebanyak 755 ekor, kerbau 372 ekor, kambing 591 ekor, domba 64 ekor. Sedangkan untuk unggas terdiri dari ayam kampung 2.663 ekor, ayam pedaging 33.186 ekor, dan itik 1.566 ekor. Di sektor perikanan, potensi perikanan tangkap di kecamatan ini belum terlalu di Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 39
esksploitasi padahal potensi perikanan yang ada cukup memadai mengingat hampir semua desa di kecamtan ini dilalui sungai. Produksi perikanan tangkap di kecamatan ini meliputi perairan umum, kolam, dan sawah, dengan produksi 51,95 ton. Di bidang pertambangan dan energi, seluruh wilayah di Kecamatan Gumay Talang sudah teraliri listrik PLN, dengan jumlah pelanggan sebanyak 3.159 pelanggan. Sedangkan dibidang perindustrian terdapat 8 (delapan) industri kayu, 1 (satu) industri anyaman dan 4 (empat) industri makanan dan minuman yang terdapat di Kecamatan Gumay Talang. Pada bidang infrastruktur jalan, akses jalan yang menuju desa-desa di Kecamatan Gumay Talang sudah cukup baik, akan tetapi masih banyak jalan-jalan produksi yang menuju ke perkebunan atau yang menghubungkan antar daerah masih perlu penanganan serius guna membuka daerah yang terisolir dan memperlancar pergerakan ekonomi di Kecaffmatan Gumay Talang. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Gumay Talang pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Gumay Talang, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Gumay Talang diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kelapa sawit.
Pengembangan produktivitas pertanian
Pemberdayaan koperasi petani
Peningkatan produktivitas peternakan
Bantuan bibit perkebunan untuk tanaman karet
Bantuan ternak sapi
Peningkatan dukungan permodalan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan
Penanggulangan kemiskinan serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan.
6.4.17Kecamatan Pseksu Kecamatan Pseksu dengan luas wilayah 267,53 kilometer persegi (km²), secara administratif dibagi dalam 11 (sebelas) wilayah desa yang semuanya berstatus definitif dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 40
mencakup 43 (empat puluh tiga) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Pseksu sebesar 8.358 jiwa yang terdiri dari 4.261 orang laki-laki dan 4.097 orang perempuan. Jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Pseksu saat ini untuk seluruh tingkatan sebanyak 20 unit sekolah, yang terdiri dari 7 (tujuh) unit TK, 9 (sembilan) unit SD, 3 (tiga) unit SLTP, 1 (satu) unit SMA. Di bidang kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Pseksu terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas pembantu, 1 (satu) praktek bidan, 9 (sembilan) unit poskesdes dan 11 (sebelas) unit posyandu. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 9 (sembilan) orang bidan, 13 (tiga belas) orang tenaga kesehatan serta 27 (dua puluh tujuh) orang dukun bayi. Mayoritas penduduk di wilayah Kecamatan Pseksu bekerja di sektor pertanian dan perkebuanan. Di sektor tanaman pangan, jenis tanaman yang terdapat di kecamatan ini antara lain padi sawah dengan luas panen 475 ha dan produksi 2.054,54 ton, padi ladang seluas 625 ha dengan produksi 1.957,50 ton, jagung seluas 8 ha dengan produksi 32,07 ton, kedelai seluas 110 ha dengan produksi 185,90 ton, ubi kayu seluas 6 ha dengan produksi 107,37 ton, dan ubi jalar seluas 8 ha dengan produksi
90,41 ton. Sedangkan
komoditas perkebunan yang terdapat di Kecamatan ini diantaranya tanaman karet dengan luas tanam 4.076 ha dan produksi 7.500 ton, kelapa sawit seluas 99 ha dengan produksi 639 ton, kopi seluas 3.610 ha dengan produksi 626,70 ton, kelapa seluas 12 ha dengan produksi 3,2 ton dan kakao seluas 22 ha dengan produksi 14,50 ton. Di sektor peternakan, populasi hewan ternak
yang banyak terdapat di kecamatan ini antara lain ternak sapi
dengan populasi 375 ekor, kerbau 186 ekor dan kambing 593 ekor serta domba 68 ekor. Sedangkan ternak unggas terdiri dari ayam pedaging dengan populasi sebesar 33.163 ekor, ayam kampung 3.501 ekor, dan itik 1.570 ekor. Di sektor perikanan luas areal perikanan tangkap di Kecamatan Pseksu seluas 42,8 ha. Di bidang ketenagalistrikan, seluruh desa di Kecamatan Pseksu sudah teraliri listrik PLN. Begitu juga di bidang infrastruktur jalan, hampir seluruh jalan yang menuju desa desa di Kecamatan Pseksu sudah diaspal. Selain jalan sarana/prasarana pos dan telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya pergerakan perekonomian suatu daerah. Jumlah sarana/prasarana pos dan telekomunikasi yang berada di Kecamatan Pseksu masih sangat minim seperti tidak terdapatnya pos pembantu dan kurangnya warnet bagi warga yang ingin mengakses internet. Serta hanya terdapat 2 menara BTS/ menara telepon seluler di kecamatan ini. Sedangkan di sektor industri, terdapat 3 industri anyaman dan 27
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 41
industri makanan dan minuman/ huller kopi yang kesemuanya tergolong industri rumah tangga. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Pseksu pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Pseksu diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, dan akses produksi menuju areal pertanian serta perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kopi.
Pengembangan produktivitas pertanian
Pemberdayaan koperasi petani
Pengembangan pembangunan jaringan listrik.
6.4.18Kecamatan Merapi Barat Kecamatan Merapi Barat dengan luas 232,74 kilometer persegi (km²), secara administratif dibagi dalam 19 (sembilan belas) wilayah desa dengan jumlah dusun sebanyak 58 dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Merapi Barat berjumlah 20.801 jiwa yang terdiri dari 10.706 orang laki-laki dan 10.095 orang perempuan. Di bidang pendidikan, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Merapi Barat
saat ini untuk seluruh tingkatan sebanyak 37 unit sekolah, yang terdiri dari 11
(sebelas) unit PAUD, 8 (delapan) unit TK, 13 (tigabelas) unit SD/MI, 4 (empat) unit SLTP/MTS, dan 1 (satu) unit SMA. Di bidang kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Merapi Barat terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas pembantu, 19 (sembilan belas) unit posyandu, 7 (tujuh) praktek bidan, 1 (satu) apotik, 1 (satu) toko obat/jamu, dan 1 (satu) praktek dokter. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 (satu) orang dokter, 13 (tiga belas) orang bidan, 10 (sepuluh) orang tenaga kesehatan serta 41 (empat puluh satu) orang dukun bayi. Sebagian besar penduduk Kecamatan Merapi Barat bermata pencaharian disektor pertanian dan perkebunan. Meskipun saat ini banyak juga masyarakat Merapi Barat yang bekerja di sektor pertambangan terutama pertambangan batubara. Di sektor tanaman pangan khususnya tanaman padi, luas panen padi sawah yang ada di kecamatan ini seluas Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 42
352 ha dengan produksi 1.369,57 ton, padi ladang seluas 335 ha dengan produksi 1.049,22 ton, kedelai seluas 246 ha dengan produksi 532,02 tonkacang hijau seluas 35 ha dengan produksi 48,65 ton. Di sektor perkebunan luas lahan perkebunan yang terdapat di kecamatan ini adalah 1983,5 ha, dengan komoditas terbesar adalah tanaman karet seluas 1.235 ha dengan produksi 960 ton, kemudian tanaman kopi dengan seluas 650 ha dengan produksi 71,20 ton. Selain kedua komoditas tersebut, tanaman perkebunan lainnya yang terdapat di kecamatan ini adalah kelapa, kakao, kelapa sawit, dan lada. Di sektor peternakan populasi ternak yang ada di Kecamatan Merapi barat antara lain sapi potong, kerbau, kambing dan domba dengan masing – masing populasi sebanyak 907 ekor sapi, 679 ekor kerbau, 3.504 ekor kambin 360 ekor domba. Sedangkan ternak unggas terdiri dari ayam ras boiler kampung sebesar 2.813 ekor, ayam buras pedaging 16.838 ekor dan itik sebanyak 6.030 ekor. Di sektor perikanan, tidak banyak yang dihasilkan di kecamatan ini. Media budidaya perikanan yang dikembangkan terdiri atas media kolam seluas 5,14 ha dengan produksi 59,22 ton dan media sawah seluas 2,02 ha dengan produksi 2,03 ton. Dibidang pertambangan dan energi khususnya di sektor ketenagalistrikan, seluruh desa di Kecamatan Merapi Barat telah dialiri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 5.642 pelanggan. Selain itu di kecamatan ini dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Keban Agung berkapasitas 2 x 135 MW yang nantinya akan mensuplai kebutuhan listrik di pulau Sumatera khususnya wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu ( WS2JB ). Di sektor pertambangan, Kecamatan Merapi Barat memiliki banyak kandungan batu bara, sehingga saat ini banyak perusahaan – perusahaan swasta yang bergerak dibidang penelolaan pertambangan batu bara yang beroperasi di kecamatan ini, hal ini secara tidak langsung berdampak bagi perekonomian masyarakat di Kecamatan Merapi Barat karena pada sektor ini banyak menyerap tenaga kerja lokal yang secara tidak langsung berpengaruh pada berkurangnya angka pengangguran, serta berkembangnya
sektor –
sektor lain seperti sektor perdagangan, rumah makan, persewaan, jasa perusahaan, dan angkutan. Selain batu bara bahan tambang lainnya yang terdapat di kecamatan ini adalah bahan galian golongan C seperti pasir, batu kali, tanah liat/urug serta koral. Di sektor industri terdapat 4 (empat) jenis industri di kecamatan ini antara lain 7 (tujuh) buah industri kayu, 15 (lima belas) industri makanan dan minuman, 116 industri gerabah/batu bata serta 1 (satu) unit industri kain kayu. Di bidang infrastruktur jalan, mayoritas jalan yang menuju desa-desa di Kecamatan Merapi Barat sudah relatif baik, hanya 2 (dua) desa yaitu desa porwosari dan karang rejo yang masih jalan kerikil, di sektor komunikasi, sarana/prasarana pos dan telekomunikasi di kecamatan ini sudah cukup baik. Sarana komunikasi di kecamatan ini saat ini terdiri dari 2 Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 43
(dua) wartel/telepon umum, 9 (sembilan) poskeliling, 2 (dua) warnet, 6 (enam) menara BTS/ menara telepon seluler. Sedangkan disektor pariwisata, terdapat beberapa objek wisata di Kecamatan Kikim Barat yang dapat dikembangkan menjadi tempat - tempat wisata yang menarik yang dapat mendukung pembangunan di Kabupaten Lahat.
Objek wisata
yang dimaksud diantaranya Makam Tapak Puyang Serunting Sakti, Batu Putri, Air Terjun Milang di Desa Lebak Budi dan Bukit Serelo di Desa Ulak Pandan. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Merapi Barat pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Merapi Barat diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, dan kesehatan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kopi.
Pembangunan jalan dan akses produksi
Pengembangan produktivitas pertanian
Pemberdayaan koperasi petani
Peningkatan produktivitas peternakan terutama ternak sapi dan bibit ikan
Pembangunan dan pengembangan jaringan listrik perdesaan
Pengendalian dan konservasi pemanfaatan sumber daya alam terutama sektor pertambangan batu bara.
6.4.19Kecamatan Merapi Timur Kecamatan Merapi Timur dengan ibu kota Kecamatan Kelurahan Lebuay Bandung mempunyai wilayah seluas 260,75 kilometer persegi (km²), terdiri dari 13 (tiga belas) desa dan 1 (satu) kelurahan semuanya berstatus definitif dengan satuan lingkungan setempat sebanyak 45 dusun, 1 RW dan 3 RT. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Merapi Timur sebesar 21.463 jiwa yang terdiri dari 10.862 orang laki-laki dan 10.601 orang perempuan. Di bidang pendidikan, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Merapi Timur saat ini untuk seluruh tingkatan sebanyak 27 (dua puluh tujuh) unit yang terdiri dari 6 (enam) unit TK, 16 (enam belas) unit SD, 3 (tiga) unit SMP/MTS, dan 2 (dua) unit SMA/MA. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 44
Di bidang kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Merapi Timur terdiri dari 3 (tiga) unit puskesmas, 3 (tiga) unit puskesmas pembantu, 7 (tujuh) unit poskesdes, 15 (lima belas) unit posyandu, 11 (sebelas) praktek bidan dan 2 (dua) praktek dokter. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 2 (dua) orang dokter, 19 (sembilan belas) orang bidan, 12 (dua belas) orang tenaga kesehatan serta 31 (tiga puluh satu) orang dukun bayi. Sebagian besar penduduk Kecamatan Merapi Timur bermata pencaharian di sektor pertanian dan perkebunan. Disamping itu juga pembukaan lahan pertambangan yang cukup besar membuat sebagian besar penduduk di Kecamatan Merapi Timur beralih mata pencaharian ke sektor pertambangan, transportasi/ pengangkutan, perdagangan, dan rumah makan. Pada sub sektor pertanian tanaman pangan komoditas yang terdapat di kecamatan ini mencakup tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang kedelai. Dari komoditas – komoditas tersebut, padi merupakan produk terbanyak, khususnya padi sawah. Luas panen padi sawah di Kecamatan Merapi Timur seluas 652 ha dengan produksi 2.533,18 ton, sedangkan padi ladang mempunyai lahan panen seluas 314 ha dengan produksi 983,45 ton. Komoditas lainnya yang menghasilkan produksi cukup banyak adalah kedelai dengan luas panen 240 ha dan produksi 516 ton. Sedangkan produksi komoditas lainnya dibawah 100 ton. Di
sektor perkebunan, terdapat banyak jenis tanaman yang
diusahakan oleh masyarakat di kecamatan ini, antara lain tanaman karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao, dan pinang. Dari berbagai jenis komoditas perkebunan tersebut, jenis tanaman perkebunan yang paling banyak di kecamatan ini adalah tanaman keret dengan luas tanam 2.621 ha dengan produksi 3.595,28 ton dan kelapa sawit dengan luas tanam 935,50 ha dan produksi 7.204 ton. Di sektor peternakan populasi ternak yang terdapat di Kecamatan Merapi Timur dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ternak besar dan ternak kecil. Populasi ternak besar terdiri sapi dan kerbau. Populasi ternak kecil terdiri dari domba, kambing dan babi. Dengan populasi ternak besar terbanyak adalah kerbau sebanyak 837 ekor, sedangkan populasi ternak kecil terbanyak adalah kambing sebanyak 1.130 ekor. Untuk ternak unggas, ayam pedaging merupakan populasi unggas terbesar dengan jumlah populasi sebanyak 165.587 ekor, kemudian ayam kampung sebanyak 3.616 ekor dan itik 2.962 ekor. Di sektor perikanan, media pemeliharaan ikan di kecamatan ini dikembangkan melalui media kolam dan sawah. Luas areal kolam seluas 7,66 ha dengan produksi 61,26 ton dan areal sawah seluas 1,61 ha dengan produksi 1,63 ton. Di bidang pertambangan dan energi, pada sektor pertambangan, seperti halnya Kecamatan Merapi Barat, Kecamatan Merapi Timur juga merupakan daerah penghasil batu – Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 45
bara terbersar di Kabupaten Lahat. Banyak perusahaan – perusahaan pertambangan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara yang beroperasi di kecamatan ini. Hal ini sangat berdampak pada perekonomian masyarakat di kecamatan Merapi Timur. Karena selain banyak menyerap lapangan pekerjaan, juga mendorong berkembanganya sektor – sektor lain yang terdapat di Kecamatan Merapi Timur seperti sektor angkutan, persewaan, perdagangan, rumah makan, jasa perkantoran, dan lain sebagainya. Selain batu – bara bahan tambang lainnya yang terdapat di Kecamatan Merapi Timur adalah bahan galian golongan C, seperti batu kali, pasir, tanah liat dan koral. Di sektor energi atau ketenaga listrikan, seluruh desa dan kelurahan di Kecamatan Merapi Timur telah teraliri listrik PLN, dengan jumlah pelanggan sebanyak 5.536 pelanggan. Selain itu di Kecamatan Merapi Timur juga dibangun 1 (satu) unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) bernama PLTU Banjar Sari yang berkapasitas 2 x 110 MW, yang akan menyuplai kebutuhan listrik diseluruh pulau sumatera khususnya Wilayah Sumatera – Selatan, Jambi, Bengkulu ( WS2JB ). Yang ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2015. Di sektor industri, industri – industri yang terdapat di kecamatan ini adalah industri kayu sebanyak 9 (sembilan) buah, industri anyaman sebanyak 1 (satu) buah, makanan dan minuman 4 (empat) buah, dan 16 (enam belas) buah industri gerabah. Di bidang infrastruktur jalan, seluruh jalan yang menuju ke desa – desa di Kecamatan Merapi Timur sudah baik, dengan kondisi jalan yang sudah di aspal. Kecuali Desa Cempaka Wangi dan Desa Lematang Jaya yang belum diaspal. Di sektor komunikasi, sarana/prasarana pos dan telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya pergerakan ekonomi suatu daerah. Sarana/ prasarana pos dan telekomunikasi di Kecamatan Merapi Timur saat ini masih minim karena hanya terdapat 1 (satu) pos pembantu di kecamatan tersebut, tetapi saat ini sudah terdapat 7 menara BTS/ menara telepon yang signalnya dapat menjangkau hampir seluruh desa yang terdapat di Kecamatan Merapi Timur Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Merapi Timur pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat , penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Merapi Timur diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 46
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis tanaman karet, kakao dan kelapa sawit
Pengembangan produktivitas pertanian terutama tanaman padi dan kedelai
Pemberdayaan koperasi petani
Peningkatan produktivitas peternakan
Pengendalian dan pengawasan penambangan migas dan batubara.
6.4.20Kecamatan Merapi Selatan Kecamatan Merapi Selatan merupakan hasil pemekaran dari kecamatan merapi barat memiliki wilayah seluas 200,04 kilometer persegi (km²), terdiri dari 9 (sembilan) desa yang mencakup 23 (dua puluh tiga) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Merapi Selatan sebesar 7.705 jiwa yang terdiri dari 3.932 orang laki-laki dan 3.773 orang perempuan. Di bidang pendidikan, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Merapi Selatan untuk seluruh tingkatan sebanyak 9 (sembilan) unit sekolah yang terdiri dari 2 (dua) unit TK, 5 (lima) unit SD, 1 (satu) unit SMP, dan 1 (satu) unit SMA. Di bidang kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Merapi Selatan terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 1 (satu) unit puskesmas pembantu, 8 (delapan) unit poskesdes, 9 (sembilan) unit posyandu dan 1 (satu) toko obat/jamu. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 (satu) orang dokter, 8 (delapan) orang bidan, 8 (delapan) orang tenaga kesehatan serta 7 (tujuh) orang dukun bayi. Sebagian besar penduduk Kecamatan Merapi Selatan bermata pencaharian di sektor pertanian dan perkebunan. Pada sub sektor pertanian tanaman pangan, jenis tanaman pangan yang ada di kecamatan ini adalah tanaman padi, baik berupa padi sawah maupun padi ladang serta kacang hijau. Luas panen padi sawah di kecamatan ini seluas 871 ha dengan produksi 43,8 ton. Sedangkan padi seluas 45 ha dengan produksi 31,3 ton. Pada sektor perkebunan, terdapat beberapa jenis tanaman yang diusahakan oleh masyarakat Kecamatan Merapi Selatan, antara lain karet, kelapa sawit, kelapa dan kopi. Namun jenis tanaman yang dominan adalah tanaman karet seluas 991,20 ha. Di sektor peternakan populasi hewan ternak terbanyak adalah ternak kambing dengan populasi 1.093 ekor, kerbau dengan populasi 780 ekor, sapi dengan populasi 364 ekor dan domba dengan populasi 109 ekor. Sedangkan ternak unggas yang ada adalah ayam pedaging sebanyak 64.712 ekor, ayam kampung 1.449 ekor dan itik 2.873 ekor. Di sektor perikanan sistem Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 47
pemeliharaan ikan yang di kembangkan di kecamatan ini adalah dengan media perairan umum dengan media kolam dan sawah dengan luas areal kolam 3,6 ha. dan sawah 1,9 ha. Pada bidang pertambangan dan energi. Di sektor pertambangan, seperti halnya di Kecamatan Merapi Barat dan Merapi Timur, Kecamatan Merapi Selatan juga memiliki banyak tedapat kandungan batu – bara. Saat ini terdapat beberapa perusaahan yang bergerak di sektor pertambangan batu bara yang telah beroperasi di kecamatan ini. Di sektor kelistrikan, sebanyak 9 (sembilan) desa yang ada di Kecamatan Merapi Selatan sudah dialiri listrik PLN, dengan jumlah pelanggan sebannyak 2.028 pelanggan. Di sektor industri terdapat 16 (enam belas) industri makanan dan minuman yang tersebar di seluruh desa di Kecamatan Merapi Selatan. Di bidang infrastruktur jalan, kondisi jalan di Kecamatan Merapi Selatan saat ini sudah cukup baik hampir semua jalan yang menuju ke desa – desa di kecamatan ini sudah diaspal. Di sektor komunikasi, seluruh desa di Kecamatan Merapi Selatan telah terjangkau oleh sinyal telepon seluller kerena terdapat beberapa menara BTS/ Menara telepon sellur di Kecamatan Merapi Selatan. Sedangkan sektor pariwisata, Kecamatan Merapi Selatan memiliki banyak potensi wisata alam yang wajib untuk di kembangkan antara lain sekolah Gajah, Bukit Jempol/ Bukit Serelo, Bukit Besak, dan tempat wisata –wisata lainnya yang memiliki panorama yang indah, dimana jika tempat – tempat ini serius untuk di kembangkan selain dapat menunjang pembangunan, juga akan dapat mengenalkan Kabupaten Lahat kepada daerah – daerah lain yang ada di Indonesia bahkan manca negara. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Merapi Selatan pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Merapi Selatan diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kopi
Pengembangan produktivitas pertanian terutama tanaman padi
Pemberdayaan koperasi petani
Pengendalian dan pengawasan penambangan batubara.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 48
6.4.21Kecamatan Pajar Bulan Kecamatan Pajar Bulan dengan Ibu Kota Kecamatan terletak di Desa Sumur memiliki wilayah seluas 146,11 kilometer persegi (km²). Secara administratif Kecamatan Pajar Bulan dibagi dalam 20 desa yang semuanya berstatus definitif dengan satuan lingkungan setempat terkecil yaitu dusun berjumlah sebanyak 60 dusun. Jumlah penduduk Kecamatan Pajar Bulan pada tahun 2014 sebesar 13.259 jiwa yang terdiri dari 6.790 orang laki-laki dan 6.469 orang perempuan. Di bidang pendidikan, jumlah sekolah pada semua tingkatan yang terdapat di kecamatan Pajar Bulan sebanyak 17 (tujuh belas) unit yang terdiri dari 2 (dua) unit TK, 13 (tiga belas) unit SD, 1 (satu) unit SMP, dan 1 (satu) unit SMA. Sedangkan fasilitas kesehatan yang ada terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 4 (empat) unit puskesmas pembantu, 1 (satu) praktek dokter, 4 (empat) praktek bidan, 6 (enam) poskesdes, dan 20 (dua puluh) posyandu. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 (satu) orang dokter, 21 (dua puluh satu) orang Bidan, 13 (tiga belas) orang tenaga kesehatan (perawat), 1 (satu) orang apoteker dan 13 (tiga belas ) dukun bersalin. Sebagian besar penduduk Kecamatan Pajar Bulan bermata pencaharian di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Pada sub sektor pertanian tanaman pangan, jenis tanaman pangan yang terdapat di kecamatan ini adalah padi sawah, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar. Sedangkan komoditas tanaman pangan terbesar adalah padi, dengan luas panen lahan sawah seluas 2.147 ha dengan produksi 9.616 ton . Pada sektor perkebunan, kecamatan ini juga menghasilkan kelapa, kopi, lada dan kakao, dimana kopi merupakan komoditas terbesar yang dihasilkan dibandingkan yang lainnya. Di sektor peternakan di Kecamatan Pajar Bulan, populasi ternak yang banyak ditemui adalah sapi, kambing dan domba, sedangkan populasi ternak unggas masih didominasi oleh ayam kampung, ayam pedaging dan itik. Di sektor perikanan, daerah Kecamatan Pajar Bulan merupakan penghasil perikanan darat yaitu kolam dan sawah. Di bidang pertambangan dan energi, khususnya di sektor energi ketenagalistrikan, seluruh desa di Kecamatan Pajar Bulan sudah teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.823 pelanggan. Sedangkan di sektor pertambangan terdapat bahan tambang galian C yang berada di 4 (empat) desa di kecamatan ini. Di sektor industri, di Kecamatan Pajar Bulan terdapat 34 industri anyaman, industri – industri anyaman tersebut tepatnya berada di Desa Pajar Tinggi dengan jumlah 30 industri dan Desa Ulak Bandung sebanyak 4 industri. Di sektor Transportasi,
seluruh infrastruktur jalan yang menuju desa – desa di
Kecamatan Pajar Bulan sudah diaspal. Sedangkan di sektor komunikasi, sarana dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 49
prasarana pos dan telekomunikasi di Kecamatan Pajar Bulan masih minim. Karena hanya terdapat 13 (tiga belas) pos keliling di 13 (tiga belas) desa dan 1 (satu) menara BTS/ menara telepon selluler yaitu di Desa Talang Pagar Agung yang terdapat di kecamatan ini. Tentunya perlu perhatian khusus dari pemerintah daerah untuk meningkatkan jumlah maupun
kualitas
sarana
dan
prasarana
komunikasi
di
kecamatan
ini.
Karena
sarana/prasarana pos dan telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya pergerakan perekonomian suatu daerah. Di sektor pariwisata, di Kecamatan Pajar Bulan terdapat 2 (dua) objek wisata budaya yang sangat menarik yaitu Rumah Batu yang terdapat di Desa Kota Raya Lembak dan Batu Urag yang terdapat di Desa Pulau Panggung, yang dapat di kembangkan untuk mengenalkan Kecamatan Pajar Bulan Khususnya dan Kabupaten Lahat pada umumnya ke daerah – daerah lainnya di Indonesia. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Pajar Bulan pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Pajar Bulan diarahkan pada:
Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, Pendidikan, Kesehatan, Akses Produksi menuju areal Pertanian dan Perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis kopi dan kakao
Pengembangan produktivitas pertanian terutama tanaman padi
Pemberdayaan koperasi petani
Peningkatan pemberdayaan bidang peternakan dan perikanan
Bantuan bibit unggul tanaman pertanian.
6.4.22Kecamatan Sukamerindu Kecamatan Sukamerindu merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Pajar Bulan memiliki wilayah seluas 55,23 kilometer persegi (km²) terdiri dari 10 (sepuluh) desa yang kesemuanya berstatus definitif dengan satuan wilayah setempat terkecil yaitu dusun dengan jumlah sebanyak 32 dususn. penduduk Kecamatan Sukamerindu pada tahun 2014 adalah sebanyak 6.653 jiwa yang terdiri dari 3.385 orang laki-laki dan 3.265 orang perempuan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 50
Di bidang pendidikan jumlah sekolah di seluruh tingkatan di Kecamatan Sukamerindu sebanyak 8 (delapan) unit sekolah, yang terdiri dari 1 (satu) unit TK, 8 (delapan) unit SD dan 1 (satu) unit SMP. Sedangkan di bidang kesehatan, fasilitas – fasilitas yang ada di kecamatan ini antara lain 1 (satu) unit puskesmas pembantu, 6 (enam) poskesdes dan 10 (sepuluh) posyandu. Fasilitas – fasilitas kesehatan tersebut ditunjang oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 14 (empat belas) orang bidan, 14 (empat belas) orang tenaga kesehatan serta 6 (enam) orang dukun bayi. Dengan sarana/ prasarana kesehatan yang ada diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat Kecamatan Sukamerindu dalam berobat. Sebagian besar penduduk Kecamatan Sukamerindu bermata pencaharian di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Pada sub sektor pertanian tanaman pangan, jenis tanaman pangan yang ada di kecamatan ini antara lain padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar. Komoditas tanaman pangan terbesar adalah tanaman padi dengan luas panen lahan padi sawah sebesar 1.960 ha dengan produksi 8.621,26 ton. Di sektor perkebunan komoditas – komoditas perkebunan yang terdapat di kecamatan ini meliputi tanaman kopi, kakao , lada dan kelapa. Dengan komoditas terbesar adalah tanaman kopi yang memiliki luas panen seluas 9.336 ha dan produksi 3.710,70 ton. Untuk tanaman kakao luas panen tanaman ini adalah 1.007 ha dengan produksi 550 ton, lada 237,50 ha dengan produksi 37,40 ton dan kelapa 25 ha dengan produksi 20 ton. Disektor peternakan populasi ternak besar maupun ternak kecil yang terdapat di kecamatan ini meliputi ternak sapi, kambing, domba, dan kerbau, sedangakan ternak unggas yang ada antara lain ayam kampung dengan populasi berjumlah 6.142 ekor, ayam pedaging sebanyak 3.352 ekor dan itik sebanyak 254 ekor. Pada sektor perikanan masyarakat di kecamatan ini mengusahakan jenis perikanan tangkap dengan media kolam dan sawah, dengan luas areal pemeliharaan sebesar 17,10 ha dan untuk jumlah rumah tangga perikanan sebanyak 13 (tiga belas) rumah tangga. Pada bidang pertambangan dan energi, khususnya energi kelistrikan, seluruh desa yang ada di Kecamatan Sukamerindu sudah teraliri oleh jaringan listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.455 pelanggan. Sedangkan di sektor pertambangan, jenis bahan galian tambang yang terdapat di kecamatan ini adalah bahan tambang galian C seperti batu kali, pasir, tanah liat/ tanah urug dan koral. Sedangkan di sektor perindustrian jenis usaha industri yang ada adalah jenis usaha industri makanan dan minuman sebanyak 1 industri yang terletak di desa pagar kaya. Pada bidang transportasi,jalan merupakan sarana/prasarana yang sangat vital bagi perkembangan ekonomi di suatu daerah. Semakin baik dan banyak infrastruktur jalan yang Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 51
ada maka semakin lancar dan berkembang perekonomian di daerah tersebut. Sebagian besar kondisi jalan yang menuju ke desa – desa di Kecamatan Sukamerindu sudah baik dan beraspal. Sehingga lalu lintas transportasi darat antar desa di kecamatan ini sangat lancar. Di sektor komunikasi, sarana dan prasarana pos dan telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya perekonomian suatu daerah. Di kecamatan ini jumlah sarana dan prasarana pos dan telekomunikasi masih sangat minim karena hanya terdapat 2 (dua) warnet dan 1 menara BTS/ menara telepon selluler di kecamatan ini. Untuk itu perlu adanya perhatian serius dari pemerintah daerah untuk mengembangkan fasilitas – fasilitas komunikasi di Kecamatan Sukamerindu. Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Sukamerindu pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Sukamerindu diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, dan akses produksi menuju areal pertanian serta perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis kopi dan kakao
Pengembangan produktivitas pertanian terutama tanaman padi
Pemberdayaan koperasi petani
Bantuan bibit ternak di bidang peternakan dan perikanan
Bantuan benih unggul bidang pertanian
Pengembangan kelembagaan koperasi petani.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 52
Tabel 6.2 Prioritas Pembangunan dan Prioritas Lokasi Rencana Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016 No 1.
Prioritas Pembangunan
Prioritas Lokasi
Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang
-
cepat dan tepat 2.
Meningkatnya efektifitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan -
3.
Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pengarusutamaan gender
4.
Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) Terbangunnya infrastruktur pendukung pengembangan pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata
5.
6.
7. 8.
Meningkatnya produksi, produktifitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan Terbangunnya perencanaan dan penganggaran berbasis sistem informasi
Semua kecamatan
Kecamatan Lahat, Kikim Timur, Tanjung Sakti Pumi. Semua Kecamatan
Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Tanjung Tebat Semua Kecamatan
Terciptanya peruntukan penataan ruang Kabupaten Lahat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
-
VI. 53
6.5
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat Prioritas serta sasaran pembangunan daerah Kabupaten Lahat untuk masing – masing kecamatan yang berada di Kabupaten lahat pada tahun 2016 dapat dilihat pada masing – masing tabel di tiap kecamatan berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 54
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VI. 55
BAB VII PENUTUP
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016 merupakan dasar Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2016 yang akan dilaksanakan pada Tahun 2016. Seluruh kebijakan dan program yang tercantum dalam RKPD Tahun 2016 ini selanjutnya akan dilaksanakan oleh SKPD melalui penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD dengan menerapkan sistem perencanaan dan penganggaran yang terpadu, perencanaan berbasis kinerja dan penganggaran jangka menengah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ini disusun sebagai konsekuensi dari pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Oleh karena itu sebagai implementasinya diperlukan koordinasi antar instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lahat dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan (stakeholder) melalui Forum SKPD maupun Forum Gabungan SKPD serta musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) yang berfungsi sebagai forum untuk menghasilkan kesepakatan terutama sinkronisasi rencana kegiatan, penyelarasan program dan kegiatan yang telah ditentukan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016 tidak hanya memuat daftar rencana program dan kegiatan, tetapi menjadi instrumen utama bagi seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Lahat dalam meningkatkan kinerja pembangunan melalui pembenahan administrasi pemerintahan dan peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, RKPD Kabupaten Lahat berfungsi sebagai acuan dan pedoman bagi Badan / Dinas / Kantor, dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan umum, juga menjadi acuan bagi masyarakat untuk mewujudkan partisipasinya, dan sekaligus untuk mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan. Adapun Kaidah pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1.
RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016, tidak hanya memuat kegiatan – kegiatan dalam kerangka investasi pemerintah dan pelayanan publik, tetapi juga memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakannya langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
2.
Satuan Kerja Perangkat Daerah dan seluruh stakeholder pembangunan termasuk masyarakat luas, dunia usaha, berkewajiban dan berperan serta untuk melaksanakan program – program RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 dengan sebaik – baiknya.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VII. 1
3.
Sebagai pedoman penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2016, RKPD ini juga disusun dengan mengikuti pendekatan baru dalam penganggaran, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
4.
Dalam upaya sinkronisasi dan sinergitas pelaksanaan setiap program dan kegiatan baik yang bersumber dari APBD Kabupaten Lahat, APBD Provinsi Sumatera Selatan maupun dari APBN, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah perlu membuat Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ( RENJA SKPD) Tahun 2016.
5.
Berkaitan dengan pendanaan pembangunan, masyarakat dan dunia usaha dapat berperan serta dalam pembangunan yang direncanakan melalui program – program pembangunan. Program tersebut direncana berdasarkan peran serta masyarakat dalam kegiatan yang bersangkutan, sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang – undangan yang berlaku. Masyarakat diharapkan dapat bertindak sebagai pengawas dalam pelaksanaan kebijakan dan program/kegiatan pembangunan di Kabupaten Lahat.
6.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016, Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Lahat berkewajiban untuk melakukan pemantauan dan menganalisa terhadap penjabaran dan sinergitas RKPD Tahun 2016 ke dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 serta Prioritas dan Pagu Indikatif SKPD Tahun 2016.
Keberhasilan pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016 sangat ditentukan oleh koordinasi dan sinergi yang solid antar SKPD, kerjasama yang saling mengisi dan menguatkan antara SKPD Kabupaten Lahat dengan seluruh Pemerintah Kecamatan/Kelurahan/Desa di Kabupaten Lahat serta pengendalian dan evaluasi yang cermat dan akurat. Oleh sebab itu, seluruh jajaran Kabupaten Lahat harus terus melakukan langkah-langkah penyempurnaan dalam perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan sehingga setiap program dan kegiatan benar-benar bermanfaat nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kemajuan daerah. Berbagai tantangan yang akan kita hadapi pada tahun 2016 akan semakin berat, untuk itu kita harus mengatasi tantangan tersebut dengan bersama – sama bekerja lebih keras dan lebih cerdas, memperkuat koordinasi dan sinergi seluruh jajaran yang berada dilingkup
Pemerintah
Kabupaten
Lahat
dengan,
meningkatkan
partisipasi
seluruh
masyarakat di Kabupaten lahat serta membangun kerjasama yang saling memberikan manfaat dengan para pelaku usaha. Dengan langkah bersama, kita yakin bahwa semua tantangan akan dapat diatasi, semua masalah dapat kita pecahkan dan semua peluang dapat kita manfaatkan secara optimal sehingga Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2016 ini yang akan mendukung terwujudnya tahapan dari RPJMD Kabupaten Lahat Tahap ke-3 (tiga) Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VII. 2
yaitu " PENINGKATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN SEKTOR PEREKONOMIAN" akan dapat dicapai demi kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat Kabupaten Lahat.
BUPATI LAHAT
H. SAIFUDIN ASWARI RIVA’I, SE
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016
VII. 3