JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja)
Pengobatan dan perawatan (Pelayanan Medis)
Santunan
Program promotif, preventif dan Return to Work
Pelayanan di Fasilitas Kesehatan Kerjasama • • • • • • • • • • • •
pemeriksaan dasar dan penunjang perawatan tingkat pertama dan lanjutan rawat inap kelas I Rumah Sakit Pemerintah atau Rumah Sakit Swasta yang setara perawatan intensif penunjang diagnostik pengobatan pelayanan khusus : ortose, protesa alat kesehatan dan implant jasa dokter/medis operasi transfusi darah rehabilitasi medik
di Faskes yang tidak kerjasama reimbursement Pelayanan
Manfaat JKK
Manfaat JKK
Santunan JKK
Cacat Dalam Kecelakaan Kerja
CACAT SEBAGIAN (CACAT ANATOMIS)
cacat yang mengakibatkan hilangnya sebagian atau beberapa bagian anggota tubuh
CACAT FUNGSI
cacat yang mengakibatkan berkurangnya fungsi sebagian atau beberapa bagian anggota tubuh CACAT TOTAL
cacat yang mengakibatkan tenaga kerja tidak dapat lagi melakukan pekerjaan baik fisik maupun mental, sehingga untuk keperluan hidupnya selalu bergantung pada bantuan orang lain
Santunan JKK
Santunan JKK
Beasiswa pendidikan anak Bagi setiap peserta yang meninggal dunia atau cacat total tetap akibat kecelakaan kerja sebesar Rp 12juta dan hanya untuk 1 (satu) orang anak
Santunan JKK
Manfaat JKK - RTW GOLDEN HOUR
Perusahaan
Prothesis dan Orthosis
Case Manager Kecelakaan Kerja
Perawatan Medis di RSTC
Rehabilitasi Fisik & Mental
Pelatihan Kerja Kembali Bekerja
Kompensasi dan Santunan
JK (Jaminan Kematian)
JHT (Jaminan Hari Tua) -
PRINSIP : Tabungan untuk bekal hari tua
-
Merupakan akumulasi iuran + hasil pengembangan
-
Diberikan secara sekaligus atau berkala
-
Manfaat subsidi bunga perumahan
Manfaat dari Hasil Pengembangan Jaminan Hari Tua (JHT)
“Lebih Menguntungkan”
JHT (Jaminan Hari Tua)
Manfaat JHT sebelum mencapai usia 56 tahun dapat diambil sebagian jika mencapai kepesertaan 10 tahun dengan ketentuan sebagai berikut: • Diambil max 10 % dari total saldo sebagai persiapan usia pensiun • Diambil max 30% dari total saldo untuk uang perumahan
JP (Jaminan Pensiun) BPJS Ketenagakerjaan diamanatkan untuk menyelenggarakan Program Jaminan Pensiun sesuai UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pasal 6 ayat (2).
JP (Jaminan Pensiun) Untuk pertama kali ditetapkan usia pensiun 56 tahun Mulai 1 Januari 2019 usia pensiun menjadi 57 tahun, dan setiap 3 (tiga) tahun berikutnya usia pensiun ditambah 1 (satu) tahun sampai mencapai usia 65 tahun
Manfaat JP •
Untuk 1 (satu) tahun pertama, dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun
•
Untuk 1 (satu) tahun selanjutnya, dihitung sebesar manfaat pensiun tahun sebelumnya dikali faktor indeksasi ( 1 + tingkat inflasi umum tahun sebelumnya)
•
Formula Manfaat Pensiun = 1% x (Masa Iur/12)) x (ratarata upah tertimbang)
•
Untuk Pertama Kali, manfaat pensiun ditetapkan minimal Rp300.000,- per bulan dan maksimal Rp 3.600.000 per bulan
JP (Jaminan Pensiun)
Iuran : sebesar 3 % dari upah per bulan ( 2% ditanggung perusahaan/pemberi kerja, 1 % ditanggung pekerja) Batas maksimal upah sebulan yang digunakan adalah Rp 7.000.000
Manfaat JP
JP (Jaminan Pensiun)
Manfaat JP
JP (Jaminan Pensiun)
Kasus 1 – Manfaat Bulanan Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA PENSIUN HARI TUA – MANFAAT BULANAN
Data Upah dan Inflasi A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 45 tahun. A akan memasuki usia pensiun (60 tahun) pada Agustus 2030, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sebagai berikut:
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030
Tertimbang 6.694.617 7.090.872 7.463.047 7.778.021 8.218.286 8.632.653 9.056.604 9.577.219 10.056.607 10.568.520 11.173.877 11.750.760 12.344.297 13.035.404 13.690.825 14.360.000
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan 45 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 46 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 47 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 48 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 49 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 50 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 51 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 52 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 53 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 54 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 55 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 56 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 57 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 58 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 59 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 60 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000
UPAH Diperhitungkan 3.000.000 3.400.000 3.820.000 4.240.000 4.760.000 5.300.000 5.880.000 6.560.000 7.250.000 8.000.000 8.860.000 9.760.000 10.740.000 11.880.000 13.070.000 14.360.000
diperhitungkan terhadap batas atas upah 51
Upah Tertimbang A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180 bulan). Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah tertimbang masing-masing upah yang diperhitungkan di tahun 2030.
Upah Tertimbang(T) = Upah Diperhitungkan(T) x Indeks Inflasi(T) Indeks Inflasi(T) = (1+Inflasi tahun ke T) x (1 + Inflasi tahun ke T+1) x ... x (1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029)
Sebagai contoh, Indeks Inflasi(2028) adalah: Indeks Inflasi(2028) = (1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029) x (1 + Inflasi tahun 2030) = (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) = 109,73%
Dengan demikian, maka Upah Tertimbang(2028) peserta A adalah: Upah Tertimbang(2028) = Upah Diperhitungkan(2028) x Indeks Inflasi(2028) = 11.880.000 x 109,73% = 13.035.404 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
𝑁 𝑇=1 𝑈𝑝𝑎ℎ
𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔(𝑇) 𝑁 52
Manfaat Bulanan A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180 bulan). Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah tertimbang masing-masing upah yang diperhitungkan di tahun 2030. 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
1.819.237.005 = 10.106.872 (12 × 15)
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 1% x (180 / 12) x 10.106.872
= 15% x 10.106.872 = Rp.1.516.031 MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = 1.516.031 x (1 + 4,75%) = 1.516.031 x 1,0475 = Rp.1.588.042 53
Kasus 2 Peserta terkena PHK sebelum mencapai usia pensiun dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA PHK SEBELUM PENSIUN
Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 40 tahun. B terkena PHK dan tidak bekerja lagi pada akhir Desember 2030 di usia 55 tahun. B akan memasuki usia pensiun (63 tahun) pada tahun 2038, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sampai dengan tahun 2030 sebagai berikut:
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2038
Tertimbang 9.704.161 10.278.551 10.818.037 11.274.605 11.912.790 12.513.435 13.127.972 13.882.628 14.577.523 15.319.565 16.197.058 17.033.277 17.893.637 18.895.429 19.845.492 20.815.493
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan 40 2015 7,00% 323,47% 7.000.000 3.000.000 41 2016 6,75% 302,31% 7.400.000 3.400.000 42 2017 6,50% 283,19% 7.800.000 3.820.000 43 2018 6,25% 265,91% 8.250.000 4.240.000 44 2019 6,00% 250,27% 8.700.000 4.760.000 45 2020 5,75% 236,10% 9.200.000 5.300.000 46 2021 5,50% 223,26% 9.700.000 5.880.000 47 2022 5,25% 211,63% 10.250.000 6.560.000 48 2023 5,00% 201,07% 10.800.000 7.250.000 49 2024 4,75% 191,49% 11.400.000 8.000.000 50 2025 4,75% 182,81% 12.000.000 8.860.000 51 2026 4,75% 174,52% 12.650.000 9.760.000 52 2027 4,75% 166,61% 13.350.000 10.740.000 53 2028 4,75% 159,05% 14.100.000 11.880.000 54 2029 4,75% 151,84% 14.850.000 13.070.000 55 2030 4,75% 144,95% 15.650.000 14.360.000
UPAH Diperhitungkan 3.000.000 3.400.000 3.820.000 4.240.000 4.760.000 5.300.000 5.880.000 6.560.000 7.250.000 8.000.000 8.860.000 9.760.000 10.740.000 11.880.000 13.070.000 14.360.000
diperhitungkan terhadap batas atas upah 55
Manfaat Bulanan Karena usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2030 adalah 60 tahun, dan B terkena PHK pada usia 55 tahun, maka B belum berhak memperoleh manfaat pensiun hari tua. B akan menerima manfaat pensiun hari tua pada tahun 2038 di usia 63 tahun. Karena memiliki masa iur 15,50 tahun (186 bulan), maka B akan menerima manfaat bulanan pada tahun 2038 dengan perhitungan sebagai berikut: 2.750.850.873 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 = = 14.789.521 (12 × 15,50) Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (186 / 12) x 14.789.521 = 15,50% x 14.789.521 = Rp.2.292.376 MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2038 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta B pada tahun 2039 adalah sebesar:
MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = 2.292.376 x (1 + 4,75%) = 2.292.376 x 1,0475 = Rp.2.401.264 56
Kasus 3 – Manfaat Lumpsum Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur kurang dari 15 tahun
PESERTA PENSIUN HARI TUA – MANFAAT LUMPSUM
Manfaat Pensiun Lumpsum C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015. Pada saat terdaftar, usia C adalah 50 tahun. C pensiun pada Juni 2023 di usia 58 tahun, sesuai dengan usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2023. Masa iur C adalah 95 bulan (7,92 tahun). Karena masa iur C kurang dari 15 tahun, maka C akan menerima manfaat lumpsum sebesar akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannnya. Berikut adalah riwayat upah dan iuran peserta C: Usia Tahun Batas Atas Upah 50 2015 7.000.000 51 2016 7.400.000 52 2017 7.800.000 53 2018 8.250.000 54 2019 8.700.000 55 2020 9.200.000 56 2021 9.700.000 57 2022 10.250.000 58 2023 10.800.000
UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN Dilaporkan Diperhitungkan Iuran per bulan Iuran Setahun Tingkat Pengembangan Hasil Pengembangan 3.000.000 3.000.000 90.000 540.000 9,00% 11.802 3.400.000 3.400.000 102.000 1.224.000 8,75% 101.081 3.820.000 3.820.000 114.600 1.375.200 8,50% 217.184 4.240.000 4.240.000 127.200 1.526.400 8,25% 348.344 4.760.000 4.760.000 142.800 1.713.600 8,00% 495.183 5.300.000 5.300.000 159.000 1.908.000 7,75% 658.354 5.880.000 5.880.000 176.400 2.116.800 7,50% 837.356 6.560.000 6.560.000 196.800 2.361.600 7,25% 1.032.420 7.250.000 7.250.000 217.500 1.087.500 7,00% 495.769
C akan menerima manfaat lumpsum sebesar: Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan = 13.853.100 + 4.197.493 = Rp.18.050.593
58
Kasus 4 – Manfaat Bulanan Peserta mengalami cacat total dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA CACAT TOTAL – MANFAAT BULANAN
Data Upah dan Inflasi A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A mengalami kecelakaan dan cacat total pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030
Tertimbang 6.694.617 7.090.872 7.463.047 7.778.021 8.218.286 8.632.653 9.056.604 9.577.219 10.056.607 10.568.520 11.173.877 11.750.760 12.344.297 13.035.404 13.690.825 14.360.000
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan 3.000.000 7.000.000 223,15% 2015 7,00% 25 3.400.000 7.400.000 208,56% 2016 6,75% 26 3.820.000 7.800.000 195,37% 2017 6,50% 27 4.240.000 8.250.000 183,44% 2018 6,25% 28 4.760.000 8.700.000 172,65% 2019 6,00% 29 5.300.000 9.200.000 162,88% 2020 5,75% 30 5.880.000 9.700.000 154,02% 2021 5,50% 31 6.560.000 10.250.000 145,99% 2022 5,25% 32 7.250.000 10.800.000 138,71% 2023 5,00% 33 8.000.000 11.400.000 132,11% 2024 4,75% 34 8.860.000 12.000.000 126,12% 2025 4,75% 35 9.760.000 12.650.000 120,40% 2026 4,75% 36 13.350.000 10.740.000 114,94% 2027 4,75% 37 14.100.000 11.880.000 109,73% 2028 4,75% 38 14.850.000 13.070.000 104,75% 2029 4,75% 39 15.650.000 14.360.000 100,00% 2030 4,75% 40
UPAH Diperhitungkan 3.000.000 3.400.000 3.820.000 4.240.000 4.760.000 5.300.000 5.880.000 6.560.000 7.250.000 8.000.000 8.860.000 9.760.000 10.740.000 11.880.000 13.070.000 14.360.000
diperhitungkan terhadap batas atas upah 60
Manfaat Bulanan A mengalami cacat total pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka A akan menerima manfaat pensiun cacat secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut: 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
1.833.597.005 = 10.130.370 (12 × 15,08)
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 15,08% x 10.130.370 = Rp.1.527.998 MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = 1.527.998 x (1 + 4,75%) = 1.527.998 x 1,0475 = Rp.1.600.577 61
Kasus 5 – Manfaat Bulanan Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%
PESERTA CACAT TOTAL – MANFAAT BULANAN
Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 34 tahun. B mengalami kecelakaan dan cacat total pada Maret 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: Usia 34 35 35 35 35 35 35
BLTH Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016
Tahun 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016
Dilaporkan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
UPAH Diperhitungkan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
Tertimbang 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.000.000 5.000.000
Terhitung sejak 1 Agustus 2015, B memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan Maret 2016 masing-masing 8 bulan dan 7 bulan. Dengan demikian density rate yang dimiliki B sampai dengan Maret 2016 adalah: 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 =
𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑖𝑢𝑟 7 = = 87,50% 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎𝑎𝑛 8
63
Manfaat Bulanan B mengalami cacat total pada Maret 2016, dengan masa iur 0,58 tahun (7 bulan)dan density rate 87,50%. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka B akan menerima manfaat pensiun cacat secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun dan perhitungan sebagai berikut:
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
36.750.000 = 5.250.000 12 × 0,58
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 1% x ( 180 / 12) x 5.250.000 = 15,00% x 5.250.000 = Rp.787.500 MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2016 adalah 6,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta B pada tahun 2017 adalah sebesar: MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = 787.500 x (1 + 6,75%) = 787.500 x 1,0675 = Rp.840.656 64
Kasus 6 – Manfaat Lumpsum Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate kurang dari 80%
PESERTA CACAT TOTAL – MANFAAT LUMPSUM
Manfaat Pensiun Lumpsum C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia C adalah 34 tahun. C mengalami kecelakaan dan cacat total pada Mei 2016. C memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: Usia 34 35 35 35 35 35 35
BLTH Dilaporkan Agustus 2015 5.000.000 September 2015 5.000.000 Oktober 2015 5.000.000 November 2015 5.000.000 Desember 2015 5.000.000 Januari 2016 5.000.000 Februari 2016 5.000.000
UPAH Diperhitungkan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan 150.000 10 Agustus 2015 10.969 150.000 10 September 2015 9.781 150.000 10 Oktober 2015 8.630 150.000 10 November 2015 7.442 150.000 10 Desember 2015 6.292 150.000 10 Januari 2016 5.128 150.000 10 Februari 2016 4.016
Terhitung sejak 1 Agustus 2015, C memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan Mei 2016 masing-masing 10 bulan dan 7 bulan, dengan density rate sampai dengan Mei 2016 adalah: 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑖𝑢𝑟 7 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 = = = 70% 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎𝑎𝑛 10 Dengan demikian C akan menerima manfaat lumpsum sebesar: Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan = 1.050.000 + 52.259 = Rp.1.102.259 66
Kasus 7 – Manfaat Bulanan Janda/Duda menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN JANDA/DUDA
Data Upah dan Inflasi A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030
Tertimbang 6.694.617 7.090.872 7.463.047 7.778.021 8.218.286 8.632.653 9.056.604 9.577.219 10.056.607 10.568.520 11.173.877 11.750.760 12.344.297 13.035.404 13.690.825 14.360.000
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan 3.000.000 7.000.000 223,15% 2015 7,00% 25 3.400.000 7.400.000 208,56% 2016 6,75% 26 3.820.000 7.800.000 195,37% 2017 6,50% 27 4.240.000 8.250.000 183,44% 2018 6,25% 28 4.760.000 8.700.000 172,65% 2019 6,00% 29 5.300.000 9.200.000 162,88% 2020 5,75% 30 5.880.000 9.700.000 154,02% 2021 5,50% 31 6.560.000 10.250.000 145,99% 2022 5,25% 32 7.250.000 10.800.000 138,71% 2023 5,00% 33 8.000.000 11.400.000 132,11% 2024 4,75% 34 8.860.000 12.000.000 126,12% 2025 4,75% 35 9.760.000 12.650.000 120,40% 2026 4,75% 36 13.350.000 10.740.000 114,94% 2027 4,75% 37 14.100.000 11.880.000 109,73% 2028 4,75% 38 14.850.000 13.070.000 104,75% 2029 4,75% 39 15.650.000 14.360.000 100,00% 2030 4,75% 40
UPAH Diperhitungkan 3.000.000 3.400.000 3.820.000 4.240.000 4.760.000 5.300.000 5.880.000 6.560.000 7.250.000 8.000.000 8.860.000 9.760.000 10.740.000 11.880.000 13.070.000 14.360.000
diperhitungkan terhadap batas atas upah 68
Manfaat Bulanan A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan), dan meninggalkan seorang janda. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka janda ahli waris A akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut: 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
1.833.597.005 = 10.130.370 (12 × 15,08)
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 7,54% x 10.130.370 = Rp.763.999 MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = 763.999 x (1 + 4,75%) = 763.999 x 1,0475 = Rp.800.289 69
Kasus 8 – Manfaat Bulanan Anak menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dan tidak memiliki janda dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN ANAK
Data Upah dan Inflasi A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030
Tertimbang 6.694.617 7.090.872 7.463.047 7.778.021 8.218.286 8.632.653 9.056.604 9.577.219 10.056.607 10.568.520 11.173.877 11.750.760 12.344.297 13.035.404 13.690.825 14.360.000
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan 3.000.000 7.000.000 223,15% 2015 7,00% 25 3.400.000 7.400.000 208,56% 2016 6,75% 26 3.820.000 7.800.000 195,37% 2017 6,50% 27 4.240.000 8.250.000 183,44% 2018 6,25% 28 4.760.000 8.700.000 172,65% 2019 6,00% 29 5.300.000 9.200.000 162,88% 2020 5,75% 30 5.880.000 9.700.000 154,02% 2021 5,50% 31 6.560.000 10.250.000 145,99% 2022 5,25% 32 7.250.000 10.800.000 138,71% 2023 5,00% 33 8.000.000 11.400.000 132,11% 2024 4,75% 34 8.860.000 12.000.000 126,12% 2025 4,75% 35 9.760.000 12.650.000 120,40% 2026 4,75% 36 13.350.000 10.740.000 114,94% 2027 4,75% 37 14.100.000 11.880.000 109,73% 2028 4,75% 38 14.850.000 13.070.000 104,75% 2029 4,75% 39 15.650.000 14.360.000 100,00% 2030 4,75% 40
UPAH Diperhitungkan 3.000.000 3.400.000 3.820.000 4.240.000 4.760.000 5.300.000 5.880.000 6.560.000 7.250.000 8.000.000 8.860.000 9.760.000 10.740.000 11.880.000 13.070.000 14.360.000
diperhitungkan terhadap batas atas upah 71
Manfaat Bulanan A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). A tidak memiliki janda dan meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum bekerja. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka anak ahli waris A tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut: 1.833.597.005 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 = = 10.130.370 (12 × 15,08) Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370 = 7,54% x 10.130.370 = Rp.763.999 MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar: MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = 763.999 x (1 + 4,75%) = 763.999 x 1,0475 = Rp.800.289 72
Kasus 9 – Manfaat Bulanan Orangtua menerima Manfaat Pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN ORANGTUA
Data Upah dan Inflasi A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030
Tertimbang 6.694.617 7.090.872 7.463.047 7.778.021 8.218.286 8.632.653 9.056.604 9.577.219 10.056.607 10.568.520 11.173.877 11.750.760 12.344.297 13.035.404 13.690.825 14.360.000
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan 3.000.000 7.000.000 223,15% 2015 7,00% 25 3.400.000 7.400.000 208,56% 2016 6,75% 26 3.820.000 7.800.000 195,37% 2017 6,50% 27 4.240.000 8.250.000 183,44% 2018 6,25% 28 4.760.000 8.700.000 172,65% 2019 6,00% 29 5.300.000 9.200.000 162,88% 2020 5,75% 30 5.880.000 9.700.000 154,02% 2021 5,50% 31 6.560.000 10.250.000 145,99% 2022 5,25% 32 7.250.000 10.800.000 138,71% 2023 5,00% 33 8.000.000 11.400.000 132,11% 2024 4,75% 34 8.860.000 12.000.000 126,12% 2025 4,75% 35 9.760.000 12.650.000 120,40% 2026 4,75% 36 13.350.000 10.740.000 114,94% 2027 4,75% 37 14.100.000 11.880.000 109,73% 2028 4,75% 38 14.850.000 13.070.000 104,75% 2029 4,75% 39 15.650.000 14.360.000 100,00% 2030 4,75% 40
UPAH Diperhitungkan 3.000.000 3.400.000 3.820.000 4.240.000 4.760.000 5.300.000 5.880.000 6.560.000 7.250.000 8.000.000 8.860.000 9.760.000 10.740.000 11.880.000 13.070.000 14.360.000
diperhitungkan terhadap batas atas upah 74
Manfaat Bulanan A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Ketika meninggal, A masih berstatus lajang. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka orangtua ahli waris A akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut: 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
1.833.597.005 = 10.130.370 (12 × 15,08)
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 20% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370 = 3,02% x 10.130.370 = 305.600 Karena manfaat minimum tahun 2030 diperkirakan sebesar 710.000, maka orangtua A menerima manfaat bulanan sebesar Rp.710.000. MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar: MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = 710.000 x (1 + 4,75%) = 710.000 x 1,0475 = Rp.743.725 75
Kasus 10 – Manfaat Bulanan Janda menerima manfaat pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN JANDA/DUDA
Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: Usia 37 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 39 39
BLTH Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 April 2016 Mei 2016 Juni 2016 Juli 2016 Agustus 2016 September 2016
Tahun 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016
UPAH Dilaporkan Diperhitungkan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.660.000 5.660.000 5.660.000 5.660.000
Tertimbang 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.660.000 5.660.000
Terhitung sejak 1 Agustus 2015, B memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan November 2016 masing-masing 16 bulan dan 14 bulan. Dengan demikian density rate yang dimiliki B sampai dengan November 2016 adalah: 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 =
𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑖𝑢𝑟 14 = = 87,50% 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎𝑎𝑛 16 77
Manfaat Bulanan B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. B meninggalkan seorang janda. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka janda ahli waris B akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun. 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
73.070.000 = 5.219.286 12 × 1,16
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 7,50% x 5.219.286 = Rp.391.446
78
Kasus 11 – Manfaat Bulanan Anak menerima manfaat pensiun dari Peserta yang meninggal dunia tanpa janda dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN ANAK
Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: Usia 37 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 39 39
BLTH Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 April 2016 Mei 2016 Juni 2016 Juli 2016 Agustus 2016 September 2016
Tahun 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016
UPAH Dilaporkan Diperhitungkan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.660.000 5.660.000 5.660.000 5.660.000
Tertimbang 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.660.000 5.660.000
Terhitung sejak 1 Agustus 2015, B memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan November 2016 masing-masing 16 bulan dan 14 bulan. Dengan demikian density rate yang dimiliki B sampai dengan November 2016 adalah: 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 =
𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑖𝑢𝑟 14 = = 87,50% 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎𝑎𝑛 16 80
Manfaat Bulanan B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. B tidak memiliki janda serta meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum bekerja. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka anak ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun. 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
73.070.000 = 5.219.286 12 × 1,16
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286 = 7,50% x 5.219.286 = Rp.391.446
81
Kasus 12 – Manfaat Bulanan Orangtya menerima manfaat pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN ORANGTUA
Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: Usia 37 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 39 39
BLTH Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 April 2016 Mei 2016 Juni 2016 Juli 2016 Agustus 2016 September 2016
Tahun 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016
UPAH Dilaporkan Diperhitungkan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.660.000 5.660.000 5.660.000 5.660.000
Tertimbang 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.660.000 5.660.000
Terhitung sejak 1 Agustus 2015, B memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan November 2016 masing-masing 16 bulan dan 14 bulan. Dengan demikian density rate yang dimiliki B sampai dengan November 2016 adalah: 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 =
𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑖𝑢𝑟 14 = = 87,50% 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎𝑎𝑛 16 83
Manfaat Bulanan B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. Ketika meninggal dunia, B masih lajang. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka orangtua ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
73.070.000 = 5.219.286 12 × 1,16
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 20% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286 = 3,00% x 5.219.286 = Rp.156.579 Karena manfaat minimum tahun 2016 sebesar 325.000, maka manfaat bulanan tahun pertama yang akan diterima oleh orangtua ahli waris peserta B adalah Rp.325.000.
84
Kasus 13 – Manfaat Lumpsum Peserta meninggal dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate kurang dari 80%
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT LUMPSUM
Manfaat Pensiun Lumpsum C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia C adalah 37 tahun. C meninggal dunia pada Januari 2017. C memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: Usia 37 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 39 39
UPAH BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Agustus 2015 5.000.000 5.000.000 September 2015 5.000.000 5.000.000 Oktober 2015 5.000.000 5.000.000 November 2015 5.000.000 5.000.000 Desember 2015 5.000.000 5.000.000 Januari 2016 5.000.000 5.000.000 Februari 2016 5.000.000 5.000.000 Maret 2016 5.000.000 5.000.000 April 2016 5.000.000 5.000.000 Mei 2016 5.000.000 5.000.000 Juni 2016 5.000.000 5.000.000 Juli 2016 5.000.000 5.000.000 Agustus 2016 5.660.000 5.660.000 September 2016 5.660.000 5.660.000
IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan 150.000 10 Agustus 2015 20.135 150.000 10 September 2015 18.879 150.000 10 Oktober 2015 17.663 150.000 10 November 2015 16.407 150.000 10 Desember 2015 15.192 150.000 10 Januari 2016 13.979 150.000 10 Februari 2016 12.859 150.000 10 Maret 2016 11.812 150.000 10 April 2016 10.692 150.000 10 Mei 2016 9.608 150.000 10 Juni 2016 8.488 150.000 10 Juli 2016 7.404 169.800 10 Agustus 2016 7.114 169.800 10 September 2016 5.846
Terhitung sejak 1 Agustus 2015, C memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan Januari 2017 masing-masing 18 bulan dan 14 bulan, dengan density rate sebesar 77,78% (14/18). Ahli waris peserta B akan menerima manfaat lumpsum sebesar: Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan = 2.139.600 + 176.078 = Rp.2.315.678 86
Administrasi
CARA PENDAFTARAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN
CARA PENGAJUAN DAN PEMBAYARAN MANFAAT JAMINAN PENSIUN