BAB II TINJAUAN DATA
2.A Data Literatur 2.1 Tinjauan Data Umum
A. Pengertian Perancangan Perancangan
adalah
suatu
proses
yang
bertujuan
untuk
menganalisis, menilai memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non fisik yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada. B. Pengertian Desain Interior Menurut Francis D.K. Ching Desain Interior adalah merencanakan, menata, dan merancang ruang-ruang interior dalam bangungan. Tatanan fisik diatas dapat memenuhi kebutuhan dasar kita akan sarana untuk bernaung dan berlindung; menentukan langkah sekaligus mengatur bentuk aktivitas kita; memelihara aspirasi kita dan mengekspresikan ide-ide yang menyertai segala tindakan kita, mempengaruhi penampilan, perasaan dan kepribadian kita. Oleh sebab itu, maksud dan tujuan desainer interior adalah untuk memperbaiki fungsi, memperkaya nilai estetis dan meningkatkan aspek psikologis dari ruang interior. Menurut Sachari Desain Interior adalah profesi yang mengkaji dan mempelajari desain ruang dalam sebuah bangunan dengan berbagai pendekatan dan pertimbangan baik fungsi ruang, suasana, elemen estetis, pemilihan material, sosial budaya serta gaya hidup serta pertimbanganpertimbangan teknis penataan ruang. 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Didalam sebuah desain interior, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencapai sebuah estetika ruang yang baik misalnya dengan elemen – elemen interior yang sesuai dengan fungsinya yaitu: 1. Lantai Sebagai bidang dasar yang menyangga aktivitas interior dan perabot, lantai harus terstruktur sehingga mampu memikul beban tersebut dengan aman dan permukaannya harus cukup kuat untuk menahan penggunaan dan arus yang terus menerus. ( D.K Ching 164 ) Lantai memiliki dua kriteria permukaan lantai, yaitu a. Kriteria Fungsional Untuk bagian lantai yang mudah menjadi basah, disarankan untuk menghindarkan penggunaan material lantai yang keras dan licin. Permukaan lantai yang berwarna terang akan memantulkan lebih banyak cahaya yang jatuh diatas permukaan tersebut dan membuat ruang terasa lebih terangdibanding lantai yag berwarna gelap dan bertekstur. (D.K Ching 165) b. Kriteria Estetik Sementara lantai yang netral dan tidak bermotif dapat berfungsi sebagai latar belakang yang sederhana untuk penghuni dan perabotnya, lantai melalui penggunaan pola, juga dapat menjadi elemen yang dominan dalam ruang interior. Pola tersebut dapat digunakan untuk menentukan bagian ruang yang menunjukkan jalur sirkulasi atau sekedar sebagai daya tarik tekstur. (D.K Ching 167)
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Dinding Dinding adalah elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan. Secara tradisional, dinding telah berfungsi sebagai struktur pemikul lantai di atas permukaan tanah, langit-langit dan atap. Menjadi muka bangunan, memberi proteksi dan privasi pada ruang interior yang dibentuknya. (D.K Ching 180) Tekstur dinding juga mempengaruhi jumlah cahaya yang akan dipantulkan atau diserap. Dinding yang halus lebih banyak memantulkan cahaya daripada dinding yang memiliki tekstur yang cenderung mengaburkan cahaya yang menyinari permukaannya. Demikian pula halnya, permukaan dinding yang halus dan keras lebih banyak memantulkan suara ke dalam ruang daripada dinding-dinding yang berpori dan bertekstur lembut. (D.K Ching 185)
3. Plafon Plafon adalah elemen yang menjadi sangat penting dalam desain interior dan menyediakan perlindungan fisik maupun psikologis untuk semua yang ada dibawahnya. Karakter plafon:
Ketinggian plafon mempunyai pengaruh besar terhadap skala ruang. Plafon yang tinggi cenderung menjadikan ruang terasa terbuka, segar dan luas. Dapat juga memberi suasana agung atau resmi, khususnya jika rupa dan bentuknya tidak beraturan.
Plafon yang rendah, sebaliknya mempertegas kualitas ruangannya dan cenderung menciptakan suasana intim dan ramah. Plafon yang berwarna sejuk, halus, terang dapat memberi kesan luas begitu juga sebaliknya. (D.K Ching 192)
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Jendela dan Pintu Jendela dan pintu masuk memotong bidang dinding yang membentuk bangunan dan ruang interior yang dibatasinya. Merupakan elemen
transisi
dari
desain
arsitektur
dan
interiornya
yang
menghubungkan, baik secara visual dan fisik, satu ruang ke ruang lain maupun bagian dalam luar. Ukuran, bentuk dan penempatan jendela mempengaruhi integritas visual permukaan dinding dan perasaan “tertutup” yang dihasilkannya. (D.K Ching 204)
2.1.1 Tinjauan Umum Rumah Sakit
2.1.1.1 Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Di Indonesia Sejarah perkembangan rumah sakit di Indonesia pertama sekali didirikan oleh VOC tahun 1626 dan kemudian juga oleh tentara Inggris pada zaman Raffles terutama ditujukan untuk melayani anggota militer beserta keluarganya secara gratis. Jika masyarakat pribumi memerlukan pertolongan, kepada mereka juga diberikan pelayanan gratis. Hal ini berlanjut dengan rumah sakit-rumah sakit yang didirikan oleh kelompok agama. Sikap karitatif ini juga diteruskan oleh rumah sakit CBZ (Centrale Burgelijke Ziekenhuis di Jakarta, Pada tanggal 19 November 1919 yang disatukan dengan STOVIA. Sejak saat itu penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kedokteran semakin maju dan berkembang fasilitas pelayanan kedokteran spesialistik bagi masyarakat luas.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rumah sakit ini juga tidak memungut bayaran pada orang miskin dan gelandangan yang memerlukan pertolongan. Semua ini telah menanamkan kesan yang mendalam di kalangan masyarakat pribumi bahwa pelayanan penyembuhan di rumah sakit adalah gratis. Mereka tidak mengetahui bahwa sejak zaman VOC, orang Eropa yang berobat di rumah sakit VOC (kecuali tentara dan keluarganya) ditarik bayaran termasuk pegawai VOC 3.
2.1.1.2 Pengertian Rumah Sakit Rumah
Sakit
adalah
sarana
upaya
kesehatan
yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta di manfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. ( Sumber : Departemen Kesehatan RI, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Men.Kes/Per/II/1988, Pasal 1, Ayat 1 ). Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/Menkes/SK/X/2004
tentang
Persyaratan
Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”. Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 340/MENKES/PER/III/2010 adalah : “Rumah
sakit
adalah
institusi
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.4
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.1 Arsitektur Rumah Sakit PGI Cikini 15 Maret 1895 ( Sumber : www.google.com )
Adapun pengertian Rumah Sakit menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut : 1.
Menurut American Hospital Association (1974) yang ada di dalam buku karangan Azrul Azwar (1996 : 82), definisi rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir
serta
sarana
kedokteran
yang
permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. 2.
Menurut Kotter (1983) yang ada di dalam situs Wikipedia, definisi rumah sakit adalah merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang
pelayanan
mempengaruhi
atau
jasa
perkembangan
kesehatan, RS,
antara
berbagai lain;
faktor
teknologi,
epidemiologi, demografi, sosial ekonomi, faktor kebutuhan masyarakat terhadap mutu pelayanan dan peraturan, serta faktor kebijaksanaan pemerintah yang berlaku. (Wikipedia).
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.
Sedangkan menurut Wolper dan Pena (1987) yang juga ada di dalam situs Wikipedia, mendefinisikan rumah sakit sebagai tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta
tempat
dimana
pendidikan
klinik
untuk
mahasiswa
kedokteran, perawat serta berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. 4.
World Health Organization Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medis.
5.
Rumah
sakit
adalah
menyelenggarakan
institusi
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
perorangan
yang secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit) 5
3
2009/12/rumah-sakit-dan-perkembangannya-di.html
4
http://kimdieyesung.blogspot.com/2012/05/pengertian-rumah-sakit.html
5
Rumah Sakit Menurut Para Ahli ( Sumber: http://www.google.com )
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.1.3 Fungsi Rumah Sakit
Fungsi Rumah Sakit adalah : a. Menyediakan dan Menyelenggarakan:
Pelayanan medis untuk pasien rawat jalan dan rawat inap.
Pelayanan penunjang medis.
Pelayanan perawatan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap.
Pelayanan Rehabilitas medis.
Pencegahan dan Peningatan kesehatan.
Melaksanakan pencegahan penyakit dan peningkatan di bidang penyakit.
Sebagai sarana atau media informasi yang berkaitan dengan dunia kesehatan.
b. Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga medis dan paramedis. c.
Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan.
Setiap rumah sakit juga harus melaksanakan fungsi sosial dengan menyediakan fasilitas untuk merawat penderita yang tidak atau kurang mampu dengan acuan sebagai berikut : a. Rumah Sakit Pemerintah sekurang – kurangnya 75% dari kapasitas tempat tidur yang tersedia. b. Rumah Sakit Swasta sekurang – kurangnya 25% dari kapasitas tempat tidur yang tersedia.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Di dalam Rumah Sakit terdapat juga komponen pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pencegahan ( Preventif ) Merupakan usaha mengurangi kemungkinan terserang penyakit dalam dengan mengadakan lingkungan hidup yang sehat, yang tersebar kepada masyarakat melalui lembaga kesehatan. b. Pengobatan ( Kuratif ) Merupakan usaha menyembuhkan mereka yang terserang penyakit dalam dengan pelayanan pengobatan rawat jalan dan rawat inap. c. Rehabilitasi Merupakan usaha mengembalikan kondisi dan kesehatan pasien setelah
sakit
untuk
dapat
kembali
ke
lingkungan
dan
pekerjaannya. d. Peningkatan kualitas kesehatan Merupakan
usaha
untuk
meningkatkan
serta
penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat luas untuk memberantas penyakit.
2.1.1.4 Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit
a. Rawat Jalan b. Pelayanan Konsultasi Dokter Spesialis & Sub. Spesialis
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Pelayanan Klinik Khusus:
Women’s Onkology Clinic
Klinik Tumbuh Kembang
Klinik Geriatri
Klinik Kecantikan
Beauty & Fit Clinic
Klinik Laktasi
Stroke Center
d. Rawat Inap Umum : 1. Kelas SVIP Fasilitas : 1 orang. AC, TV, Telepon, Kulkas, 1 set meja tamu, side table, sofa, kamar mandi dengan water heater. 2. Kelas VIP Fasilitas : 1 orang. AC, TV, Telepon, Kulkas, kamar mandi dengan water heater. 3. Kelas Utama Fasilitas : 1 orang. AC, TV, Kursi, mandi dengan water heater. 4. Kelas I Fasilitas : 2 orang. AC, TV, Kursi, mandi dengan water heater. 5. Kelas II Fasilitas : 4 orang. AC, TV, Kursi, kamar mandi dalam. 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. Kelas III Fasilitas : 6 orang. AC, TV, Kursi, kamar mandi dalam. e. Pelayanan 24 Jam UGD ( Unit Gawat Darurat ) Bidan jaga Helpline Service
2.1.1.5 Persayaratan Kelengkapan Rumah Sakit
1. Syarat – syarat teknis bangunan :
Bangunan upaya pelayanan medis swasta mempunyai luas yang cukup
memenuhi persyaratan teknis,
sehingga dapat menjamin kelancaran tugas dan fungsi pelayanan medis dan memelihara mutu peralatan kesehatan.
Memenuhi
persyaratan
minimal
untuk
ventilasi,
penerangan siang, penerangan malam, dan ketenagaan.
Menyediakan
tempat
parkir
mobil
dengan
perbandingan satu tempat parkir untuk 10 tempat tidur.
Standarisasi
bangunan untuk rumah sakit swasta
berpedoman pada standarisasi rumah sakit pemerintah yang sesuai dengan kelasnya.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Peralatan non medis Rumah Sakit Setiap Rumah Sakit harus dilengkapi dengan :
Peralatan yang diperlukan untuk rawat inap, administrasi, dan kebutuhan pelayanan rumah tangga.
Tenaga Listrik dan Sentral ( PLN ), listrik generator, penyediaan air minum, air bersih, penyaluran air kotor, pembuangan sampah atau sanitasi.
Pembengkelan sederhana dan sistem pemadam kebakaran sederhana.
3. Peralatan Medis dan Penunjang Medis Setiap rumah sakit harus memiliki peralatan medis minimal sesuai dengan luas pelayanannya yang ada pada kelas rumah sakit tersebut, berpedoman pada keputusan Menteri Kesehatan RI No.030/Birhup/1972. 4. Obat – obatan Minimal mempunyai obat – obatan yang berpedoman pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 393/Menkes/X/1980. 5. Keterangan :
Setiap Rumah Sakit mempunyai tenaga medis ( Dokter ) untuk menjabat : Direktur Dewan Medis Unit – unit pelaksana fungsional
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jumlah Peraturan
ketenagaan
medis
Menteri
berpedoman
Kesehatan
RI
pada No.
262/Menkes/Per/VII/1979.
Tenaga Dokter harus warga negara Indonesia, Terdaftar
dalam
Departemen
Kesehatan
yang
dinyatakan dengan Surat Izin Dokter ( SID ), kecuali tenaga dokter asing yang dizinkan dengan keputusan Menteri Kesehatan.
2.1.1.6 Klasifikasi Rumah Sakit ( Tipologi )
Jika ditinjau dari kemapuan yang dimiliki rumah sakit di Indonesia dibedakan atas lima macam, yaitu : (Aditama, Tjandra Yoga. (2000). Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: UIPA di Koesomo, Suparto. (1995). Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Pustaka Sinar harapan, Hal : 91 – 99.) : a. Rumah Sakit Tipe A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah ditetapkan sebagai rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) atau disebut pula sebagai rumah sakit pusat.
b. Rumah Sakit Tipe B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas.Rumah sakit ini didirikan disetiap Ibukota propinsi yang menampung pelayanan rujukan di rumah sakit kabupaten.
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Rumah Sakit Tipe C adalah rumah sakit yang mapu memberikan pelayanan kedokeran spesialis terbatas. Rumah sakit ini didirikan disetiap ibukota Kabupaten (Regency Hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas. d. Rumah Sakit Tipe D adalah rumah sakit yang bersifat transisi dengan kemampuan hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan gigi. Rumah sakit ini menampung rujukan yang berasal dari puskesmas. e. Rumah Sakit Tipe E adalah
rumah
sakit
khusus
(Spesial
Hospital)
yang
menyelenggarakan hanya satu macam pelayan kesehatan kedokteran saja. Saat ini banyak rumah sakit kelas ini ditemukan misal, rumah sakit kusta, paru, jantung, kanker, ibu dan anak.
2.1.1.7 Jenis dan Kategori Rumah Sakit
1. Rumah Sakit Umum Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama. Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya. Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center ( pusat kesehatan ), biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum ( klinik ). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit. 2. Rumah Sakit Terspesialisasi Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric ( psychiatric hospital ), penyakit pernapasan, dan lain-lain. Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan. 3. Rumah Sakit Penelitian / Pendidikan Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokterdokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma Perguruan Tinggi. 4. Rumah Sakit Lembaga / Perusahaan Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga / perusahaan untuk melayani pasien - pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut / karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), 22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil / jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga / perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum. 5. Klinik Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.6
2.1.1.8 Standarisasi Luas Rumah Sakit 1.
Lokasi
a.
Bangunan Rumah Sakit harus terletak pada lokasi yang tenang, aman dan nyaman, tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibiltas atau pencapaian dari sarana penunjang pasien rawat inap.
b. Bangunan Rumah Sakit terletak jauh dari tempat – tempat pembuangan kotoran, dan bising dari mesin / generator. 2.
Denah
a. Pengelompokan ruang berdasarkan kelompok aktivitas yang sejenis hingga tiap kegiatan tidak bercampur dan tidak membingungkan pemakai bangunan.
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Perletakan ruangannya terutama secara keseluruhan perlu adanya hubungan antar ruang dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat berhubungan/membutuhkan. c. Akses pencapaian ke setiap blok / ruangan harus dapat dicapai dengan mudah. d. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan perancangan, sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara linier / lurus (memanjang) e. Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan jumlah pasien yang akan ditampung. f. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ke dalam ruangan. g. Alur petugas dan pengunjung dipisah. h. Besaran ruang dan kapasitas ruang harus dapat memenuhi persyaratan minimal seperti :
Tabel 2.1 Besaran Ruang dan Kapasitas Ruang 24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2.2 Besaran Ruang dan Kapasitas Ruang ( Lanjutan Tabel 2.1 )
Tipe ruang rawat inap, terdiri dari : a) Ruang rawat inap 1 tempat tidur setiap kamar (VIP). b) Ruang rawat inap 2 tempat tidur setiap kamar (Kelas 1) c) Ruang rawat inap 4 tempat tidur setiap kamar (Kelas 2) d) Ruang rawat inap 6 tempat tidur atau lebih setiap kamar (kelas 3). 7
6
sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/jenis-jenis_rumahsakit).
7
Pedoman-Teknis-Instalasi-Rawat-Inap 25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2 Tinjauan Data Khusus 2.2.1 Tinjauan Rumah Sakit Ibu dan Anak 2.2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Ibu dan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak berdasarkan klasifikasi tipe rumah sakit adalah
rumah
sakit
khusus
tipe
E
(spesial
hospital)
yang
menyalenggarakan hanya satu macam pelayan kesehatan kedokteran saja, yaitu dalam bidang pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. Di dalam Rumah Sakit Ibu dan Anak pelayanan dan fasilitas yang ada ditujukan supaya ibu dan anak merasa aman serta nyaman untuk berada di rumah sakit. Diketahui bahwa baik ibu yang sedang mengandung maupun tidak serta ibu yang sedang mengalami penyakit seputar kehamilan tentu saja memiliki karakter yang berbeda, sehingga perlu pelayanan khusus untuk para ibu di bidang kesehatan. Hal ini hampir serupa dengan karakter anak kecil yang tidak mungkin disamakan dengan orang dewasa pada umumnnya, sehingga dalam perkembangan jaman saat ini, pelayanan maupun fasilitas bagi ibu dan sangat diharapkan keberadaannya. 8 Faktor Penyebab Adanya Rumah Sakit Ibu dan Anak, yaitu sebagai berikut : a. Takut Rumah Sakit Suasana di rumah sakit sering menjadi dilema bagi ibu dan anak. Jarum suntik, alat bedah, atau mungkin darah merupakan sesuatu yang sangat ditakuti oleh banyak orang khususnya anak-anak. b. Kurang Rasa Aman dan Nyaman. Seorang ibu yang sedang hamil khususnya, pasti mendambakan seorang buah hati yang sehat, sehingga ibu hamil pasti sangat menjaga kondisi kandungannya. Oleh sebab itu ibu hamil cenderung memilih tempat dalam berpergian, ibu hamil lebih memilih ke 26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tempat-tempat yang dirasa aman dan nyaman untuk ibu hamil dan bayi di dalam kandungannya. Bangunan rumah sakit yang ada saat ini cenderung kurang memperhatikan detil-detil bangunan yang kurang aman dan nyaman. c. Kesadaran perlunya perlakuan khusus bagi ibu dan anak Diketahui bahwa memang ibu dan anak membutuhkan perlakuan yang tidak mungkin disamakan dengan orang dewasa pada umumnya. Seorang ibu yang sedang hamil cenderung berhati-hati dan menjaga benar-benar kondisi kandungannya, sedangkan anak kecil malah cenderung lebih hyperaktif, sehingga memang diperlukan perlakuan khusus terhadap inu dan anak. d. Solusi dalam rumah tangga Dalam rumah tangga tentu saja kehadiran anak menjadi hal yang sangat penting, namun terkadang ada keluarga yang sulit untuk memperoleh keturunan. Rasa malu maupun rendah diri tentu saja mempengaruhi kondisi dari keluarga tersebut, sehingga memang diperlukan pelayanan khusus bagi keluarga yang mengalami penyakit karena sulitmemperoleh keturunan. Namun kebalikannya tak jarang pula ada keluarga yang kesulitan dalam mengontrol kehamilan, sehingga juga perlu ada pelayanan untuk keluarga dalam mengontrol kehamilan (KB). 9 Dengan adanya Rumah sakit tersebut dapat menciptakan rasa nyaman, aman, dan tenang sangat membantu proses pemulihan kesehatan ibu dan anak. Dalam sebuah perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak sasaran utamanya adalah wanita baik yang sedang menjalani masa kehamilan yang ingin mendapatkan jasa dan fasilitas medis, dan tidak melepas kemungkinan sasaran juga tertuju kepada anak – anak yang sedang mengalami sakit.
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.1.2 Pengertian Ibu atau Wanita Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi hingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutama ibunya. (Asfryati, 2003, h.27) 10 Adapun dalam keluarga ibu juga mempunyai peranan yang baik untuk anak – anaknya yaitu sebagai berikut :
Peranan Ibu Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya. (dilampirkan oleh Zulkifli dari bambang, 1986, h.9), dan ini beberapa hal peranan ibu yang harus diperhatikan : 1. Pemberi aman dan sumber kasih sayang. 2. Tempat mencurahkan isi hati. 3. Pengatur kehidupan rumah tangga. 4. Pembimbing kehidupan rumah tangga. 5. Pendidik segi emosional. 6. Penyimpan tradisi. 28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ibu mempunyai peranan dalam proses sosialisasi demikian pentingnya peranan ibu maka disebutkan bahwa kondisi yang menyebabkan peran keluarga dalam proses sosialisasi anak adalah sebagai berikut : 1. Ibu merupakan kelompok terkecil yang anggotanya berinteraksi to face secara tetap, dalam kelompok. Demikian perkembangan anak dapat diikuti dengan sesama oleh orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam hubungan sosial lebih mudah terjadi. 2. Ibu mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena anak merupakan cinta kasih hubungan suami istri. Motivasi yang kuat melahirkan hubungan emosional antara orangtua dan anak. 3. Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relatif tetap maka ibu memainkan peranan sangat penting terhadap proses pertumbuhan anak. Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa keluarga pada hakekatnya
merupakan
wadah
pembentukan
masing-masing
anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab ibunya. Dasar pemikiran dan pertimbangannya adalah sebagai berikut : a. Ibu adalah tempat perkembangan awal seorang anak, sejak saat kelahirannya sampai proses perkembangan jasmani dan rohani berikutnya. Bagi seorang anak, keluarga memiliki arti dan fungsi yang vital bagi kelangsungan hidup maupun dalam menemukan makna dan tujuan hidupnya.
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Untuk mencapai perkembangannya seorang anak membutuhkan kasih sayang, perhatian dan rasa aman untuk berlindung dari Ibunya. c. Seorang ibu merupakan dunia keakraban seorang anak. Sebab dalam pelukan ibu dia mengalami pertama-tama mengalami hubungan dengan manusia dan memperoleh kasih sayang dari dunia sekelilingnya. Pengalaman hubungan dengan keluarga semakin diperkuat dalam proses pertumbuhan sehingga melalui pengalaman makin mengakrabkan seorang anak dengan lingkungan keluarga. Keluarga menjadi dunia dalam batin anak dan keluarga bukan menjadi suatu realitas diluar seorang anak akan tetapi menjadi bagian kehidupan pribadinya sendiri. Anak akan menemukan arti dan fungsinya. 2.2.1.3 Pengertian Anak Pengertian anak menurut Elizabeth Hurlock dalam “ Psikologis Perkembangan ” mengatakan bahwa anak ( dikutipnya dari J.A Comeus dalam bukunya Child Development ) merupakan: “ Individu kecil yang mempunyai karakteristik spesifik tertentu yang akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai tahap kedewasaan. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, tapi ia adalah individu kecil dengan ciri-ciri khusus yang berbeda dengan orang dewasa ”. 11 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, antara lain sebagai berikut: Faktor dari dalam, meliputi segala potensi, bakat dan kemampuan atau pembawaan yang dimiliki anak sejak lahir.
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Faktor dari luar, meliputi suasana, pergaulan, pendidikan, pengaruh, perangsang, keadaan iklim, sosial ekonomi, kebudayaan, kegiatan sosial, dan sebagainya. Kegiatan anak itu sendiri, meliputi kemauan dan keaktifan dari anak itu sendiri yang akan mempengaruhi kemampuan anak tersebut dalam mencapai kesempurnaan. Perkembangan dan pertumbuhan anak dipengaruhi oleh beberapa aspek sebagai berikut:
Aspek psikomotorik, yang menitik beratkan pada kesehatan fisik, kekuatan motorik (kasar maupun halus), kemampuan merawat diri sendiri, kemandirian dan rasa kompetensi.
Aspek kognitif intelektual, yang menitik beratkan pada kreatifitas, penalaran, perkembangan bahasa, pengetahuan dasar umum, dan pengenalan lingkungan hidup.
Aspek emosi, yang menitik beratkan pada pengendalian diri, ketekunan dan antusiasme pada kegiatan.
Perkembangan Fisik, untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai
perkembangan
anak,
kita
perlu
mengetahui
perkembangan tisik anak disamping juga mengulas perkembangan psikologisnya. Perkembangan fisik dipandang penting untuk dipelajari, karena baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secara langsung, perkembangan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak.
8
(Aditama, Tjandra Yoga. (2000). Manajemen Rumah Sakit. Hal : 91 – 99.)
9
Faktor Adanya RSIA (Sumber: www.google.com )
10
Pengertian Ibu dan Peranan Ibu (Sumber: www.google.com )
11
Pengertian Anak (Sumber: www.google.com ) 31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.1.4 Fungsi Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perseorangan melalui pelayanan kesehatan ibu dan anak secara detail dari tingkat sekunder dan tersier;
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan SDM dalam pemberian pelayanan kesehatan Ibu dan Anak;
Pelaksanaan penelitian dan pengembangkan serta penapisan teknologi
bidang
kesehatan
dalam
rangka
peningkatan
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak;
Pelaksanaan administrasi Rumah Sakit
(http://id.wikipedia.org/wiki/Fungsi_Rumah_Sakit_Khusus_Ibu_dan_Anak) 2.2.1.5 Pelaku dan Aktivitas di Rumah Sakit Ibu dan Anak
1. Pelaku Kegiatan Terbagi dalam 4 macam pelaku kegiatan secara tetap: a. Pasien : Berdasarkan umur: 1 - 10 tahun. Berdasarkan umur: 25 - 40 tahun Berdasarkan kondisi yang diderita: ringan, sedang, berat. Berdasarkan status pasien: in patient, out patient, emergensi patient.
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Keluarga Pasien Karena pasien yang dirawat di RSIA membutuhkan orang tua maupun keluarga pasien untuk selalu ikut terlibat dalam kegiatan perawatan, maka berdasarkan lama tinggalnya menjadi: Keluarga yang menginap di RSIA. Keluarga yang tidak menginap di RSIA. c. Staff Karyawan Berdasarkan fungsi dan kedudukannya dibedakan menjadi: Tenaga medik Yaitu lulusan fakultas kedokteran dan ilmu-ilmu terkait yang memberikan pelayanan medis dan pelayanan penunjang medis. Tenaga para medik Yaitu lulusan sekolah perawat yang memberikan pelayanan perawatan secara detail. Tenaga medik non perawat Lulusan akademi kesehatan yang memberikan pelayanan penunjang. Tenaga non medik Yaitu tenaga administrasi, teknis ME, cleaning service dan keamanan. d. Tamu / Pengunjung Berdasarkan tujuan dikelompokkan menjadi: Tamu pasien, yang melakukan besuk pasien. Tamu pengelola, melakukan kegiatan bersama pengelola rumah sakit.
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Macam – macam Aktivitas Secara prinsip ada 6 jenis kegiatan Rumah Sakit, yaitu: a. Kegiatan pasien jalan ( OPD: Out Patient Department ) Yaitu kegiatan pengobatan yang menurut syarat medis tidak perlu menjalani rawat inap. Juga kegiatan pencegahan dimana pasien dalam keadaan sehat. Pada bagian ini kegiatan dapat dibagi menjadi:
Poliklinik, termasuk Pediatri Sosial ( Poli Bayi Sehat dan Poli Neuro Psikiatri ).
Gawat darurat.
Rehabilitasi ( fisioterapi ).
b. Kegiatan pasien inap ( IPD: In Patient Department ) Yaitu kegiatan yang dilakukan terhadap pasien yang menurut bagian medis harus dilakukan dengan rawat inap.Terbagi dalam kegiatan:
Rawat bedah dan non bedah.
Rawat isolasi ( isolasi sumber dan isolasi protektif ).
Rawat intensif bagi bayi dan anak ( NICU dan PICU ).
c. Kegiatan penunjang medis Kegiatan laboratorium, kegiatan radiology, kegiatan farmasi dan apotik. d. Kegiatan administrasi Menyelenggarakan kegiatan untuk pelayanan secara keseluruhan, meliputi: direksi RS, komite medis ( staff medis fungsional ),
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
wakil direktur medis ( penunjang medis yang masing-masing membawahi 2 kegiatan, wakil direktur umum dan keuangan ( yang membawahi 3 bidang kegiatan ), pusat pencatatan medis ( central medical record ). e. Kegiatan penunjang non medis Fasilitas pasien, hotel dan fasilitas publik, fasilitas-fasilitas karyawan. f. Kegiatan servis Pelayanan kamar jenazah, dapur / gizi, house keeping / kerumah tanggaan, bengkel kerja / workshop dan elektromedis, Plant Room ( trafo, PKM, PUTR, Genset, pompa boiler, gas medis ), gudang sentral. 2.2.1.6 Fasilitas yang terdapat pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Jenis fasilitas yang terdapat pada Rumah Sakit Ibu dan Anak yang diberikan kepada pasien antara lain : a. Preventif Merupakan pelayanan untuk mencegah pasien terjangkit dari penyakit, hal ini dapat dilakukan dengan cara :
Pemeriksaan rutin terhadap perkembangan bayi dan ibu hamil
Konsultasi kesehatan
Penyuluhan tentang gizi ibu dan anak
Imunisasi dan KB.
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Kuratif Merupakan usaha penyembuhan pada pasien dengan cara pengobatan dan perawatan berupa :
Persalinan
Pembedahan
Pengobatan
c. Rehabilitasi Merupakan tindakan penyembuhan kondisi fisik pasien setelah melampaui masa pengobatan berupa :
Perawatan atau pemulihan kesehatan
Perawatan bayi
d. Poliklinik Merupakan bagian yang melayani pasien rawat jalan khususnya pasien bayi atau anak, ibu hamil, atau ibu yang memiliki penyakit kandungan. Poliklinik biasanya erdiri dari beberapa poli, antara lain :
Poli Anak
Merupakan unit yang melayani anak usia 0-12 tahun, pelayanan berupa imunisasi, konsultasi kesehatan, perkembangan kesehatan anak dan pengobatan penyakit anak.
Poli Kandungan dan Kebidanan
Berdasarkan ketentuan dari Departemen Kesehatan RI, setiap rumah sakit harus dilengkapi dengan spesialisasi lainnya, salah satunya adalah unit kandungan ini.
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Poli Gizi
Merupakan unit yang mengontrol segala nutrisi dan gizi dari pasiennya, khususnya ibu dan anak, karena diketahui baik ibu dan anak membutuhkan asupan gizi yang cukup. f. Unit Gawat Darurat Merupakan bagian pertolongan pertama kepada pasien. Unit ini bekerja tiap hari selama 24 jam dan bersifat sementara, bisa juga merupakan unit pengganti poliklinik ketika sudah tutup. Kegiatan pelayanan di UGD meliputi :
Pasien diterima di UGD
Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter
Jika kondisi pasien membaik maka diperbolehkan untuk pulang, namun jika tidak maka akan di bawa ke ruang perawatan.
2.2.1.7 Kriteria Perencanaan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kriteria dengan diadakannya Perencanaan Rumah Sakit Ibu dan Anak, dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut, yaitu : a. Rumah sakit cenderung memberikan kesan yang menakutkan terutama bagi anak kecil, oleh sebab itu lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini bertujuan memberikan rasa ceria dan tidak takut bagi pasiennya terutaman anak kecil. Sehingga rasa ketidak takutan tersebut akan ikut membantu dalam proses penyembuhan pasien.
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Terkadang rumah sakit juga kurang memperhatikan faktor keamanan serta kenyamanan khususnya bagi ibu dan anak yang memiliki karakter khusus dibanding orang dewasa pada umumnya. Sehingga pengadaan Rumah Sakit khusus Ibu dan Anak ditujukan agar para pasien ( ibu dan anak ) lebih merasa aman dan nyaman berada di rumah sakit, dan secara tidak langsung membantu proses penyembuhan pasien. c. Sering pasien yang datang di rumah sakit umum mendapatkan perlakuan yang sama, tetapi tidak disadari seandainya diantara pasien tersebut ada ibu yang sedang hamil atau anak kecil yang membutuhkan perlakuan khusus, mengingat karakter mereka yang tidak bisa disamakan dengan kareakter orang dewasa pada umumnya. Sehingga lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini diharapkan pasien ibu dan anak mendapatkan perlakuan yang khusus. d. Bagi keluarga yang mendapatkan masalah dalam memperoleh keturunan, pada keluarga yang malah sulit mengontrol keturunan, mereka terkadang bingung harus kemana untuk memperoleh solusi dari masalah keluarga tersebut. Maka lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak diharapkan keluarga yang membutuhkan solusi atas permasalahan seputar kehamilan dapat mengatasi masalahnya tersebut tanpa merasa rendah diri.
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.1.8 Antropometry Area Rumah Sakit
Antropometri
adalah
pengetahuan
yang
menyangkut
pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lainnya dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat – alat atau benda yang digunakan oleh manusia. Antropometri juga suatu kumpulan data fisik tubuh manusia; ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penangan masalah – masalah desain Antropometri berasal dari “ anthro ” yag berarti manusia dan “ metri ” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. ( Nurmianto, 2005 ) Kemudian antropometri memperhatikan perilaku spasial manusia. Penentuan jarak spasial ini menjadi penting, karena proyek yang diambil difokuskan pada area rumah sakit dengan tuntutan kenyamanan pengguna. Kebutuhan ruang / jarak spasial yang diperlukan :
a. Area Resepsionis
Gambar 2.2 Standarisasi Area Rsepsionis ( Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik, dimensi manusia ) 39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Ruang Tunggu
Gambar 2.3 Standarisasi Ruang Tunggu ( Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik, dimensi manusia )
c. Ruang Rawat Inap
Gambar 2.4 Standarisasi Ruang Rawat Inap ( Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik, dimensi manusia )
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d. Pintu Masuk Ruang Rawat Inap
Gambar 2.5 Standarisasi Pintu Masuk Ruang Rawat Inap ( Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik, dimensi manusia )
e. Sirkulasi Pasien dalam Ruangan
Gambar 2.6 Standarisasi Sirkulasi Pasien dalam Ruangan ( Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik, dimensi manusia )
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
f. Area Toilet
Gambar 2.7 Standarisasi area Toilet ( Sumber : Fancis, D.K Ching, dimensi manusia )
g. Area Pantry
Gambar 2.8 Standarisasi area Pantry ( Sumber : Fancis, D.K Ching, dimensi manusia ) 42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
h. Laboratorium
Gambar 2.9 Standarisasi Laboraorium ( Sumber : Fancis, D.K Ching, dimensi manusia )
i. Area Kantin
Gambar 2.10 Standarisasi Meja khusus 6 orang ( Sumber : Fancis, D.K Ching, dimensi manusia )
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.B Data Proyek 2.3 Data Non Fisik 2.3.1 Deskripsi Umum Proyek
Gambar 2.11 Logo Rumah Sakit Hermina, Daan Mogot ( Sumber : http://herminahospitalgroup.com )
Nama Proyek
: Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina, Daan Mogot – Jakarta Barat
Sifat Proyek
:
Pemilik
: Swasta
Pengelola
: Yayasan RSIA HERMINA Group
Lokasi
: Jl. Kintamani Raya No. 2 Kawasan Daan Mogot Baru DKI Jakarta, Jakarta Barat Telp: (0215) 408989, Fax: (0215) 5449869 E-Mail:
[email protected]
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sejarah Singkat Rumah Sakit Hermina Rumah Sakit Ibu dan Hermina Group berawal dari RSIA Hermina
Jatinegara yang terletak di Jalan Raya Jatinegara Barat no. 126 Jakarta Timur. Didirikan pada tahun 1967 yang pada mulanya bernama Rumah Bersalin Djatinegara dengan kapasitas 7 tempat tidur, RB Jatinegara didirikan atas prakarsa dari Ibu Hermina Sulaiman. Pada tahun 1970 bekerjasama dengan Dr. Budiono Wibowo, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan mengembangkan fasilitas pelayanan menjadi 13 tempat tidur dan mengganti nama RB Djatinegara menjadi RB Hermina. Atas dasar keinginan untuk mengembangkan RB ini, maka pada tahun 1983 dibentuk Yayasan Hermina. Yayasan Hermina ini kemudian mengajukan ijin untuk mendirikan Rumah Bersalin Hermina pada tanggal 25 April 1985 diresmikan berdirinya RSB Hermina. Penambahan lahan dan bangunan Rumah Sakit dilaksanakan mulai tahun 1991, sehingga RSB Hermina dapat dikembangkan menjadi RSIA Hermina.
Gambar 2.12 Arsitektur RSB Hermina Jatinegara tahun 1967 ( Sumber : http://herminahospitalgroup.com )
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam upaya untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat luas maka mulai 1996 RSIA dan RS Hermina mulai mendirikan cabang-cabang di : - RSIA HERMINA Podomoro pada 1996 - RSIA HERMINA Bekasi pada 1997 - RSIA HERMINA Depok pada 2000 - RSIA HERMINA Daan Mogot pada 2002 - RSIA HERMINA Bogor pada 2002 - RSIA HERMINA Pasteur Bandung pada 2004 - RSIA HERMINA Pandanaran Semarang pada 2005 - RSIA HERMINA Tangkubanprahu Malang pada 2006 - RSIA HERMINA Sukabumi pada 2007 - RSIA HERMINA Tangerang pada 2008 - RSIA HERMINA Grand Wisata pada 2009 - RSIA HERMINA Arcamanik pada 2010 - RSIA HERMINA Galaxy pada 2010 - RSIA HERMINA Palembang pada 2011 - RSIA HERMINA Ciputat pada 2011 Sampai saat ini RSIA Hermina sudah memiliki banyak cabang – cabang yang dimana akan terus dikembangkan dengan tujuan agar dapat membantu proses bersalin, kesejahteraan keluarga dan kesehatan anak, karena pada dasarnya RSIA sangat dibutuhkan sekali agar pertumbuhan penduduk dalam angka kelahiranan dapat tercipta dengan sebaik – baiknya. 12
12
Sejarah singkat RSIA Hermina ( http://herminahospitalgroup.com ) 46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.2
Rumah Sakit Hermina Daan Mogot 2.3.2.1 Profil Rumah Sakit : Rumah Sakit Hermina Daan Mogot,
Nama
Jakarta Barat Bidang Usaha
: Pelayanan Kesehatan untuk Ibu dan Anak
Status Perusahaan
: Swasta
Dasar Hukum Pemilikan : Pengelola
: Yayasan RSIA HERMINA Group
Berdiri
: April 2002
Jaringan Rumah Sakit
: 15 Cabang Rumah Sakit
Alamat
: Jl. Kintamani Raya No. 2 Kawasan Daan Mogot Baru DKI Jakarta, Jakarta Barat
Telepon
: (0215) 408989
Fax
: (0215) 5449869
Website
: http://herminahospitalgroup.com
Email
:
[email protected]
RSIA HERMINA group adalah RS swasta sosio-ekonomi yang mengkhususkan diri dalam bidang pelayanan spesialistik kebidanan penyakit kandungan dan kesehatan anak, serta ditunjang dengan unit-unit pelayanan spesialistik lain Dalam menjalankan fungsinya, RSIA HERMINA Group memberikan pelayanan kesehatan untuk wanita dan anak, pelayanan kesehatan diberikan secara optimal dan profesional bagi pasien, keluarga pasien dan dokter-dokter provider. Dalam upaya mencapai pelayanan yang optimal dan profesional ini, maka secara konsisten dan berkesinambungan manajemen RSIA HERMINA Group menjalankan program-program peningkatan mutu dan pengawasan pada semua bidang pelayanan untuk menunjang upaya peningkatan mutu pelayanan dibentuk Departemen Pengembangan RS dan Departemen Pendidikan dan pelatihan.
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.2.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Hermina
Visi Menjadikan RSIA Hermina Grup sebagai Rumah Sakit Ibu dan Anak terkemuka diwilayah cakupannya dan mampu bersaing di Era Globalisasi.
Misi Melakukan upaya secara berlanjut untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan Melakukan pelatihan dan pendidikan kepada para karyawan agar mampu memberikan pelayanan yang profesional Melakukan pengelolaan Rumah Sakit secara profesional agar tercapai efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Tujuan Mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua lapisan masyarakat melalui pemeliharaan kesehatan secara preventif, promosi, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara menyeluruh. Mengkhususkan diri pada pelayanan kesehatan ibu dan anak serta dapat mewujudkan predikat Rumah Sakit Anak dan Sayang Ibu.
2.3.2.3 Bidang Usaha Rumah Sakit
Jenis usaha / Pelayanan – Pelayanan yang tersedia sebagai berikut : Fasilitas Layanan HERMINA HOSPITAL GROUP Pelayanan Konsultasi Dokter Spesialis & Sub Spesialis
Kebidanan & Penyakit Kandungan :
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
Endokrinologi & Menopause
-
Fetomaternal
-
Infertilitas
-
Onkologi
-
Uroginekologi
Kesehatan Anak : -
Hematologi
-
Hepatologi
-
Neurologi
-
Perinatologi
-
Nutrisi Pediatrik & Metabolik
-
Penyakit Tropis dan Infeksi
-
Gastroenterology
-
Pulmonologi
-
Endokrinologi
-
Jantung
-
Imunologi Alergi
-
Pencitraan Anak
Penyakit Dalam : -
Endokrinologi
-
Penyakit Tropis dan Infeksi
-
Hati dan Saluran Cerna
-
Reumatologi
-
Alergi dan Imunologi
-
Gastroenterologi
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bedah : -
Bedah Umum
-
Bedah Plastik
-
Bedah Tulang / Orthopedi
-
Bedah Anak
-
Bedah Digestive
-
Bedah Urologi
-
Bedah Onkologi
Konsultasi Mata
Konsultasi THT
Konsultasi Syaraf
Konsultasi Jantung
Konsultasi Psikiatri
Konsultasi Kulit & Kelamin
Konsultasi Rehabilitasi Medik
Konsultasi Andrologi
Konsultasi Paru
Konsultasi Gizi
Konsultasi Gigi Spesialistik
Konsultasi Psikologi Anak & Dewasa
Konsultasi Anastesi
Pelayanan Klinik Khusus:
Women’s Onkology Clinic
Klinik Tumbuh Kembang
Klinik Geriatri
Klinik Kecantikan
Beauty & Fit Clinic
Klinik Laktasi
Stoke Center 50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Produk Unggulan HERMINA HOSPITAL GROUP meliputi :
Fetomartenal
Perina
NICU/PICU/ICU
Klinik Tumbuh Kembang
Gigi Spesialistik
RS Hermina Daan Mogot Tarif Ruang Perawatan
Biaya
Kelas III
Rp
138.000
Kelas II
Rp
330.000
Kelas I
Rp
550.000
VIP
Rp
935.000
Super VIP
Rp
1.045.000
Suite
Rp
1.348.000
Tabel 2.3 Tarif Ruang Perawatan RS Hermina Daan Mogot
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.2.5 Struktur Organisasi
Pemegang Saham
Direktur
Wakil Direktur Medis
-
Ins Rawat Jalan Ins Rawat Inap Ins Gawat Darurat Ins Laboratorium Ins Farmasi Ins Radiologi Ins Rekam Medis Ins Kamar Operasi Ins Kamar Bersalin
Bidang Diklat
Komite Medik
Bidang Keperawatan
- Kebidanan - Anak - Anatomi, dll
Wakil Direktur Rumah Sakit
Bagian Room Cleaning
Bagian Pemasaran
Bagian Personalia
Bagian Keuangan
Bagan 2.1 Struktur Organisasi RSIA Hermina Daan Mogot
2.3.2.6 Job Description Jumlah Pekerja yang berada di dalam RSIA Hermina Daan Mogot kurang lebih berjumlah 75 orang yang terbagi dalam beberapa bagian – bagian tersebut mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Direktur / Kepala Rumah Sakit Direktur pada rumah sakit bertugas mengaturdan mengendalikan jalannya rumah sakit sesuai dengan kebijakan – kebijakan yang telah ditetapkan, serta sebagai pengawas kegatan yang berjalan pada rumah sakit serta bertanggung jawab terhadap kelancaran proses pelayanan 52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penunjangan medis, administrasi umum serta personalia agar dapat mencapai visi yang telah ditetapkan.
2. Tata Usaha Bagian Tata Usaha bertugas untuk membantu Direktur dalam mengkoordinasikan, mengawasi serta membina seluruh kegiatan administrasi umum dan personalia. 3. Dokter Selain melakukan kegiatan praktek serta memeriksa pasien yang datang dokter juga bertanggung jawab atas kelangsungan serta kelancaran kegiatan medis di rumah sakit serta merujuk pasien sebagai bagian dan tindakan lanjut upaya medis. 4. Bidan Membantu dan menolong dokter pada saat proses melahirkan normal. 5. Perawat Perawat bertugas untuk membantu segala kegiatan dokter di rumah sakit dan juga menjaga serta merawat pasien baik, pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan selama berada di rumah sakit. 6. Bagian Rawat Inap Bagian rawat inap bertugas melakukan diagnosa penyakit, perawatan, penyembuhan, pencegahan penyakit serta meningkatkan kesehatan pasien rawat inap. 7. Bagian Rawat Jalan Bagian rawat jalan bertugas melaksanakan kegiatan upaya rawat jalan yang yang meliputi pelayanan semua poliklinik dengan melakukan
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diagnosa penyakit, perawatan, penyembuhan, pencegahan penyakit, serta peningkatan pemulihan kesehatan pasien dan pelayanan rujukan kesehatan.
8. Bagian Gawat Darurat Bertugas melaksanakan pelayanan darurat medis yang meliputi diagnosa
penyakit,
pengobatan,
penyembuhan,
pencegahan,
pencengahan penyakit, dan meningkatan kesehatan serta pelaksanaan rujukan. 9. Bagian Perawatan Bagian Perawatan bertugas menjaga kelengkapan sarana dan kualitas pelayanan perawatan yang dibutuhkan oleh rumah sakit dan juga bertugas unutk menjaga kelancaran dan juga mutu pelayanan, baik itu rawat inap , rawat jalan maupun perawatan lainnya. 10. Bagian Farmasi Bagian
Farmasi
bertugas
melaksanakan
kegiatan
peracikan,
penyimpanan, serta penyaluran obat – obatan kepada pasien sesuai petunjuk dokter. 11. Bagian Radiologi Bagian Radiologi bertugas melaksanakan kegiatan radiologi seperti rontgen atau CT scan untuk kebutuhan diagnosa sesuai dengan petunjuk dokter. 12. Bagian Laboratorium Bagian laboratorium bertugas melaksanakan kegiatan pemeriksaaan di bidang patologi klinik / pemeriksaan darah untuk kebutuhan diagnosa sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter. 54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.2.7 Tata Alur dalam Hubungan Kerja
a. Sistem Pelayanan Sistem Pelayanan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Daan Mogot ini mempunyai moto yang sangant profesional, nyaman, dan bersahabat. b. Prosedur Pelayanan Prosedur pelayanan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak ini yaitu menerima pasien langsung dan menerima juga rujukan pasien dari rumah sakit yang pelayannya kurang lengkap. c. Sirkulasi dalam Rumah Sakit Pasien Rawat Jalan :
Datang
Receptionist
Pendaftaran
R. Tunggu
Pulang
Kasir
R. Praktek Dokter
Bagan 2.2 Sirkulasi Pasien Rawat Jalan
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pasien Rawat Inap : Datang
Pemeriksaan
UGD
Receptionist
Pulang
Pendaftaran
Rawat Inap
Kasir
Bagan 2.3 Sirkulasi Pasien Rawat Inap
Pasien Operasi : Datang
Pemeriksaan
Pendaftaran
Rawat Inap Pulang R. Operasi Kasir
Rawat Inap
Bagan 2.4 Sirkulasi Pasien Operasi 56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pasien Melahirkan : Datang
UGD
Pemeriksaan
Pendaftaran
Pulang
Kasir
R. Bersalin
Rawat Inap
Bagan 2.5 Sirkulasi Pasien Melahirkan
2.4 Data Fisik 2.4.1 Lokasi Proyek
Gambar 2.13 Lokasi Proyek RSIA Hermina Daan Mogot ( Sumber : http://herminahospitalgroup.com ) 57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rumah Sakit Hermina Daan Mogot, terletak di jalan Kintamani Raya No. 2 Kawasan Daan Mogot Baru DKI Jakarta, Jakarta Barat. Letak rumah sakit ini berada pada kawasan daan mogot baru yang letaknya sangat strategis. Di dalam sebuah lokasi proyek terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi;
yaitu
berupa
Faktor
pencahayaan,
Faktor
penghawaan, Aspek Bangunan, Aspek Lingkungan dan Aspek Manusia.
2.4.2 Denah Proyek Fasad Bangunan Proyek
Gambar 2.14 Fasad RSIA Hermina Daan Mogot ( Dokumentasi Pribadi )
Pada bangunan Rumah Sakit Hermina menggunakan material Kaca pada bangian bangunan, kemudian pada bagian dinding material yang digunakan yaitu bata ekpos dan warna yang ditampilkan pada rumah sakit tersebut menggunakan warna pastel yang mecirikan dari logo Rumah Sakit Hermina.
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tampak Bangunan
Gambar 2.15 Mainentrance Rumah Sakit Hermina Daan Mogot
Gambar 2.16 Side View Rumah Sakit Hermina Daan Mogot
Denah Existing Denah Rumah Sakit Hermina tidak bisa didapatkan sebab sedang dalam tahap pembaharuan desain, dikarenakan Rumah Sakit Hermina baru saja merenovasi dengan menambahkan gedung khusus pasien rawat jalan. 59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.17 Denah Existing Rumah Sakit Hermina Daan Mogot
60
http://digilib.mercubuana.ac.id/