http://jiat.ub.ac.id. Journal of Innovation And Applied Technology Article Number : 68-275-1-SM Received : 23/01/2017 Accepted : 02/05/2017 Published : Volume : 03 Issue : 01 June 2017 pp.362-365
e-ISSN:2477-7951
TRAINING ON TUNA FISH PROCESSING "MINA SARI" SME’S WITH SPINNER IMPLEMENTATION IN MALANG REGENCY Pelatihan Pengolahan Abon Ikan Tuna Di UKM “Mina Sari” Dengan Penerapan Spinner Di Kabupaten Malang Zainal Abidin1*, Nuddin Harahab2, dan Boimin3 1,2,3 Faculty of Fisheries and Marine Sciences University of Brawijaya, *
Corresponding author: E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Fish abon processing is one of fish products utilization and diversification. Tuna fish abon contains protein, fat, water and ash, respectively for 27.94%; 13.03%; 3.52%; and 3.53%. Production management of tuna fish abon "Minasari" was not effective yet. Marketing scope also was not wide yet due to its expired date only 6 months. Science and technology programs for the public (IbM) in 2014 introduced a spinner technology aimed to develop micro-enterprises tuna fish abon, as well as enhance its entrepreneurial skills. The method used were focus group discussions, training, counseling, technology demo, as well as coaching and mentoring business management. Outcomes achieved are First, tuna fish abon product having nine months expired date and wider marketing; Second, processing methods of tuna fish abon more efficient using spinner technology, called semi mechanics method. Coaching by observing practices of planning and implementation of stocking management of raw materials, efficient processing methods, the use of spinner technology, financial analysis, labor allocation, planning and implementation of marketing mix. ABSTRAK Pengolahan abon ikan merupakan salah satu pemanfaatan dan diversifikasi produk ikan. Ikan tuna abon mengandung protein, lemak, air dan abu masing-masing sebesar 27,94%; 13,03%; 3,52%; Dan 3,53%. Pengelolaan produksi ikan tuna abon "Minasari" belum efektif. Ruang lingkup pemasaran juga belum luas karena tanggal kadaluwarsa hanya 6 bulan. Program sains dan teknologi untuk masyarakat (IbM) pada tahun 2014 memperkenalkan teknologi pemintal yang bertujuan untuk mengembangkan usaha ikan tuna bukan ikan abon, sekaligus meningkatkan keterampilan kewirausahaannya. Metode yang digunakan adalah diskusi kelompok fokus, pelatihan, konseling, demo teknologi, serta pembinaan dan pendampingan manajemen bisnis. KEYWORDS development, processing, shredded tuna fish, and spinner.
PENGANTAR Wilayah Nusantara Indonesia sebagian besar terdiri dari perairan. Luas perairan laut Indonesia 3,1 juta km2 terdiri dari perairan laut teritorial seluas 0,3 juta km2 dan perairan laut Nusantara seluas 2,8 juta km2. Potensi
sumberdaya hayati perikanan yang terkandung di perairan tersebut sangat besar. Perkiraan potensi lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 6,6 juta km2/tahun [1]. Potensi total perikanan tersebut meliputi ikan tuna sebesar 166 ribu ton/tahun, ikan demersal 2,5 juta
Journal Of Innovation And Applied Technology Volume x, Number x, 201x e-ISSN:2477-7951 - p-ISSN:2502-4973 ton/tahun, ikan pelagis 3,5 juta ton/tahun, ikan cakalang 275 ribu ton/tahun, udang 69 ribu ton/tahun, dan ikan kerang 48 ribu ton per tahun [3]. Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi yang penting bagi manusia. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung zat gizi utama berupa protein, lemak, vitamin, dan mineral. Protein ikan diperlukan oleh manusia karena selain mudah dicerna juga mengandung asam amino dengan pola hampir sama dengan pola asam amino di dalam tubuh manusia. Ikan segar cepat mengalami proses pembusukan karena perubahan akibat aktivitas enzim-enzim tertentu yang terdapat di dalam tubuh, aktivitas bakteri dan mikroorganisme lain atau karena proses oksidasi lemak oleh udara [4]. Pengolahan dan pengawetan ikan merupakan alternative untuk mengurangi pembusukan ikan. Pembuatan abon ikan merupakan salah satu alternatif pemanfaatan dan diversifikasi produk olahan ikan. Abon ikan merupakan hasil olahan yang berwujud gumpalan-gumpalan serat daging yang halus dan kering. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pembuatan abon ikan yaitu proses pembuatannya mudah, rasanya enak, daya awet tinggi, dan dapat dijadikan sumber penghasilan tambahan. Ditinjau dari aspek gizi, abon ikan tuna mengandung protein, lemak, air dan abu berturut-turut sebesar 38,515%; 14,883%; 8,752%; dan 6,066% [4]. Permasalahan yang dihadapi mitra 2 program IbM berdasarkan kesepakatan antara pihak pengusul program IbM dan mitra adalah: • Produk abon ikan tuna yang dihasilkan belum benar-benar kering (masih cukup mengandung minyak ikan dan air), berakibat pada masa simpannya hanya maksimal 6 bulan. • Stok bahan baku (ikan tuna segar) tidak cukup jumlah dan kualitasnya, walaupun dekat dengan supplier ikan tuna. Hal ini karena kurang memadainya storage place (freezer) untuk menyimpan bahan baku ikan tuna segar, terlebih pada saat tidak musim ikan. Situasi lain bahwa, ketika permintaan abon meningkat, produksi tidak dapat
JIAT
ditingkatkan serta-merta karena kurangnya stok bahan baku. • Pelaksanaan usaha tanpa perencanaan yang disertai target dan evaluasi, di antaranya, target produksi dan omzet penjualan. Masalah yang nampak yaitu: volume produksi yang tidak didasarkan pada permintaan abon ikan tuna. Produksi dilakukan kembali hanya jika stok abon yang sudah dikemas tinggal sedikit. Artinya, upaya khusus untuk meningkatkan penjualan/pemasaran abon ke daerah pemasaran baru maupun lama, belum dilakukan secara terencana. Atau permintaan abon ikan tuna belum sepenuhnya diciptakan, masih terbuka peluang memperluas pasar, terlebih dengan masa simpan yang lebih lama dengan penerapan teknologi spinner nantinya. Adapun solusi yang ditawarkan adalah: • Penerapan teknologi spinner untuk meniriskan abon ikan tuna pasca penggorengan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas abon dengan masa simpan yang lebih panjang (9 bulan), dan sehingga pemasaran dapat diperluas dengan mudah dan lebih efisien. • Penerapan metode pengolahan abon yang lebih efisien dengan cara menata (merencanakan) kembali proses produksi mulai dari penyiapan bahan baku yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk produksi (perlu freezer), penerapan metode pengolahan yang berorientasi pada kualitas produk. • Penerapan manajemen usaha yang easily doable. Yaitu terdiri dari manajemen stocking bahan baku (perlu freezer), manajemen pengolahan/ produksi (perlu spinner), manajemen pemasaran (perlu menerapkan strategi marketing mix) dan manajemen keuangan (sumber, akses, alokasi, dan analisis). • Menyusun dan menerapkan perencanaan pemasaran, produksi, keuangan, dan tenaga kerja secara terintegrasi. Penentuan volume produksi abon ikan tuna “Minasari”, didasarkan pada permintaan pasarnya. Training On Tuna Fish Processing "Mina Sari" Sme’s With Spinner Implementation In Malang Regency | 359
Journal Of Innovation And Applied Technology Volume x, Number x, 201x e-ISSN:2477-7951 - p-ISSN:2502-4973 Selanjutnya, setidak-tidaknya manajemen persediaan / stok bahan baku didasarkan atas volume produksi yang telah ditargetkan pada perencanaan produksi. Kebutuhan dan alokasi waktu kerja tenaga kerja perlu dikendalikan. Perlu juga memanajemen modal dan menganalisa keuangan usahanya untuk mengetahui business performance. Usaha pengolahan dan pemasaran abon ikan tuna “Minasari” di Sendangbiru telah berjalan sejak tahun 2000. Manajemen produksi dilakukan dalam hal penyediaan dan penyimpanan stok bahan baku yang hanya cukup untuk 1 kali produksi abon, yaitu 60kg. Permasalahannya, pada saat tidak musim ikan tuna, pengusaha mitra IbM ini tidak memiliki stok ikan tuna segar yang cukup untuk proses produksi abon karena kendala kecilnya kapasitas freezer yang dimiliki. Sehingga tidak terpenuhinya sebagian besar permintaan abon pada saat tidak musim ikan tuna. Dengan hibah freezer yang berkapasitas lebih besar, diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut. Kemudian permasalahan metode pengolahan, dimana metode pengolahan saat ini hanya mampu menghasilkan produk abon dengan masa awet/simpan maksimal hanya sampai 6 bulan. Hal ini karena abon setelah dimasak, kondisinya belum cukup kering (masih mengandung minyak dan air). Oleh karena itu, dengan penerapan teknologi spinner pasca proses penggorengan melalui program IbM ini akan mampu mengefisienkan proses pengolahan dan pemasaran karena masa simpan abon menjadi 12 bulan (lebih lama 6 bulan). Hal ini berpeluang untuk memperluas daerah pemasaran yang sementara ini masih ke Malang, Batu, Surabaya, Bogor, dan Bekasi. Permintaan yang sudah terpenuhi rata-rata per bulan sebanyak 60 kg (Bogor), @30kg (Surabaya, Malang, Batu, dan Bekasi). Secara ringkas dapat dirinci bahwa luaran pokok dalam kegiatan ini adalah: a). Produk Abon Ikan Tuna dengan masa simpan yang lebih panjang sehingga pemasaran dapat diperluas dengan efisien.
JIAT
b). Metode pengolahan abon yang lebih efisien dengan penerapan teknologi spinner dan freezer. Selain itu, melalui kegiatan IbM ini diharapkan dihasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam praktek manajemen usaha agar dapat mendukung produksi, pemasaran, sumberdaya manusia, dan keuangan. Pembaharuan metode pembuatan abon ikan tuna melalui program IbM. BAHAN DAN METODE Metode demplot digunakan untuk menerapkan teknologi spinner guna meniriskan abon ikan tuna. Metode demplot dikombinasi dengan metode penyuluhan, FGD (Focus Group Discussion) digunakan saat penerapan metode pengolahan abon yang lebih efisien dengan cara menata kembali proses produksi mulai dari penyiapan bahan baku yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk produksi (perlu freezer), serta penerapan metode pengolahan yang berorientasi pada kualitas produk. Adapun metode pembinaan dan pendampingan digunakan saat penerapan manajemen usaha yang easily doable, menyusun dan menerapkan perencanaan pemasaran, produksi, keuangan, dan tenaga kerja secara terintegrasi. Adapun prosedur kerja yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pra pelaksanaan, terdiri dari persiapan prosedur, administrasi dan koordinasi dengan mitra dan instansi setempat. b. Pelaksanaan, terdiri dari pelatihan metode pengolahan abon, serah terima teknologi spinner kpd mitra, pelatihan manajemen produksi, pelatihan manajemen pemasaran, pelatihan manajemen sumberdaya manusia, dan pelatihan manajemen keuangan usaha. c. Pembinaan manajemen usaha; observasi hasil praktek manajemen usaha, yang terdiri dari perencanaan dan implementasi manajemen stocking bahan baku dengan memanfaatkan freezer, metode pengolahan yang efisien, penggunaan teknologi spinner, pembuatan dan hasil analisa keuangan,
Training On Tuna Fish Processing "Mina Sari" Sme’s With Spinner Implementation In Malang Regency | 360
Journal Of Innovation And Applied Technology Volume x, Number x, 201x e-ISSN:2477-7951 - p-ISSN:2502-4973
JIAT
alokasi tenaga kerja, perencanaan dan pelaksanaan strategi bauran pemasaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha abon ikan tuna di Sendangbiru, Malang Selatan telah berkembang, baik dari sisi metode dan manajemen produksi atau pengolahan yang diterapkan, manajemen pemasaran dengan penerapan strategi bauran pemasaran, perluasan daerah pemasaran, manajemen sumberdaya manusia, dan keuangan. Melalui program IbM 2014 ini telah diterapkan metode pengolahan abon ikan tuna menggunakan spinner. Spesifikasi spinner yang diterapkan meliputi: spinner kapasitas 10 kg, dimensi total 53 x 70 x 55 cm, dilengkapi kakikaki model frame (pipa kotak SS 4x4 cm) yang bisa berfungsi menahan getaran saat spinner digunakan, serta dilengkapi meja stainless untuk menaruh bahan abon, bertenaga penggerak Genset 3200, penggerak: 0,5 hp (550 watt), dan putaran +- 900 rpm. Kegiatan IbM 2014 yang diterapkan telah mencapai dua luaran, yaitu:
Gambat 1 : Proses Pembuatan Abon IkanTuna dan Pelatihan Manajemen Usaha
Gambat 1 : Proses Pengolahan Abon Ikan Tuna
Selanjutnya, setelah dilakukan pelatihan manajemen keuangan, dapat dibandingkan performance usaha (finansial, dll) Sebelum dan Sesudah Program IbM 2014 bahwa, secara finansial, usaha pembuatan dan pemasaran abon ikan tuna MINASARI milik Ibu Lilik Suparti lebih menguntungkan setelah mengadopsi teknologi spinner program IbM 2014. Adapun besarnya keuntungan dalam 1 kali proses produksi (60kg bahan baku dalam 1 minggu) sebesar Rp 835.000,- atau lebih tinggi Rp 28.000,- dibandingkan sebelum program IbM. Sebelum program IbM, UKM mitra menerapkan metode pengolahan abon ikan tuna dengan metode tradisional. Adapun setelah program IbM 2014 ini, UKM mitra dengan senang menerapkan teknologi semi mekanik menggunakan spinner untuk penirisan abon. Bahkan, menurut pernyataan Bu Lilik Suparti, spinner ini justru dipakai untuk meniriskan daging ikan tuna segar setelah digiling dengan mesin giling daging untuk mengurangi kadar air dan membuat tekstur daging tuna seperti abon yang “ngapuk”/seperti kapuk, baru setelah itu dicampur bumbu atau digoeng bersama bumbubumbu di wajan penggorengan manual sekitar 15-30 menit. Setelah pelatihan pembuatan abon dengan teknologi spinner, justru UKM mitra bersama tim IbM menemukan tahapan proses pengolahan abon yang lebih praktis dan efisien. Selengkapnya hingga saat ini ada 3 metode pengolahan abon ikan tuna yang pernah diterapkan UKM mitra, dimana metode I yang telah lama diterapkan sebelum IbM 2014, lalu metode II merupakan metode introduksi teknologi pengolahan oleh Pemerintah Training On Tuna Fish Processing "Mina Sari" Sme’s With Spinner Implementation In Malang Regency | 361
Journal Of Innovation And Applied Technology Volume x, Number x, 201x e-ISSN:2477-7951 - p-ISSN:2502-4973 Kabupaten Malang (teknologi penggorengan mekanik, pemarutan daging tuna dan spinner. Berdasarkan wawancara dengan pemilik usaha abon ini, spinner bantuan Pemerintah Kabupaten Malang 2013 ini memiliki beberapa kelemahan, di antaranya terjadinya kebocoran saat digunakan (karena las kurang rapat), serta ketika digunakan spinner ini bergeser tempat karena getaran dan tidak dilengkapi kaki-kaki. Selain itu spinner tersebut bertenaga listrik. Padahal ketika digunakan, listrik di UKM Mitra tidak stabil, sering putus aliran listriknya. Nah, mengetahui hal ini, maka tim IbM 2014 ini mengintroduksikan metode III, yaitu pengolahan abon dengan menambahkan teknologi spinner yang mengatasi semua kendala tadi dengan pengadaan spinner baru bertenaga penggerak genset, sehingga tidak tergantung energi listrik. Pasca pelatihan, yaitu pada saat pembinaan dilakukan (27 September dan 9 Nopember 2014), UKM mitra telah beberapa kali menggunakan metode III karena UKM mitra mengakui metode III lebih cepat, praktis, dan terlebih abon ikan tuna yang dihasilkan lebih kering, ngapas (seperti kapas), namun tetap lezat. Berikut perbedaan 3 metode di atas: Metode I. Tradisional: Cuci, siangi, rebus, tiris, hancurkan daging manual (tangan), campur bumbu, digoreng, tiris, kemas (lama produksi 1 hari untuk 60 kg bahan baku tuna) Metode II. Mekanik > tradisional: Cuci, siangi, rebus, tiris (2 jam), parutlah daging tuna dengan mesin (1 jam), campur bumbu dan goreng dengan mesin (3 jam), tiriskan dengan spinner yang lama dari bantuan Pemda Malang (5menit), timbang dan kemas (2 jam), sehingga lama produksi 1 hari kerja (±8 jam) untuk 60 kg bahan baku tuna. Metode III. Semi mekanik (inovasi: memanfaatkan teknologi spinner baru program IbM dengan kecepatan putaran yang tepat (±900rpm) selama 3 menit). Tahapan pada metode ini adalah Cuci, siangi, rebus, tiris manual (2 jam), parutlah daging tuna dengan mesin (1 jam), tiriskan daging tuna dengan spinner yang baru dari program IbM (3menit),
JIAT
daging tuna yang sudah di-spinner campurlah dengan bumbu di wajan penggorengan (30 menit), timbang dan kemas (2 jam), sehingga lama produksi hanya 5 jam (hemat 3 jam) untuk 60 kg bahan baku tuna. Setelah kegiatan IbM ini, UKM mitra berupaya menerapkan strategi buram pemasaran 5P yang dijelaskan sebagai berikut: a. Praying: meyakini bahwa doa yang dipanjatkan untuk berhasil usahanya adalah diperlukan, oleh karena itu pelaksanaan doa perlu rutin misalnya sebelum memulai membuat abon, sebelum memasarkan. Mensyukuri atas pemberian Tuhan yang dihasilkan dari usaha abonnya dengan berbagai cara, misalkan berbagi dengan sesama. b. Product, antara lain: • Abon: tekstur abon yang “ngapuk” • Masa simpan 9 bulan • Rasa gurih, bau tidak amis • Kemasan menarik dan informatif, 100 gram dan 200 gram • Kandungan dan Khasiat [2] : mengandung Omega 3 dan Omega 6 sebagai nutrisi otak, berkhasiat meningkatkan kecerdasan dan memperkecil resiko serangan jantung karena abon tuna Minasari tanpa MSG. c. Price, yaitu Harga pasar bersaing dengan abon daging sapi, abon ikan lele d. Place, antara lain: • Tempat display utama pemasaran abon tuna di kawasan yang dilalui hampir setiap wisatawan yang hendak ke Pulau Sempu, Tempat Pelelangan Ikan Pondokdadap, maupun Pasar Ikan Sendangbiru (di TPI lama) • Parkir memadai, mudah dan gratis • Bersedia mengirim pesanan dengan biaya pengiriman ditanggung pemesan d. Promotion, yaitu direct promotion melayani pembeli dengan ramah dan informatif saat pembeli datang ke display pemasaran di Sendangbiru, indirect promotion melalui media website di: http://abontunaminasari.blogspot.com/2011/01/ abon-ikan-tuna-minasari-eds-kaya-rasa.html.
Training On Tuna Fish Processing "Mina Sari" Sme’s With Spinner Implementation In Malang Regency | 362
Journal Of Innovation And Applied Technology Volume x, Number x, 201x e-ISSN:2477-7951 - p-ISSN:2502-4973 Pembinaan dilakukan dengan cara melakukan observasi hasil praktek manajemen usaha, yang terdiri dari: a. Perencanaan dan implementasi manajemen stocking bahan baku dengan memanfaatkan freezer Freezer yang dimiliki setelah program IbM dilaksanakan berjumlah dua buah, kapasitas keduanya mencapai 120kg ikan tuna. Saat observasi dalam rangka pembinaan, semua freezer digunakan untuk menstok bahan baku utama dan bumbu abon ikan tuna. Ketika pembinaan dilakukan, tim IbM menyarankan untuk menstok penuh ikan tuna di freezer terutama menjelang tidak musim ikan yang biasanya sulit mendapatkan bahan baku. Selain itu, untuk penyimpanan dalam waktu lebih lama, disarankan ikan tuna dibersihkan/diambil insangnya terlebih dahulu agar mengurangi percepatan penurunan kualitas. b. Metode pengolahan yang efisien, penggunaan teknologi spinner Spinner yang diterapkan melalui program IbM 2014 dari DIKTI ini terbukti digunakan oleh UKM mitra. Hal ini merupakan kebanggan tersendiri bagi tim IbM karena ketika UKM mitra menunjukkan respons positif saat demo penggunaan spinner, tentu merupakan tanda spinner itu akan dipakai untuk produksi abon ikan tuna. Respon positif berupa pernyataan sikap pengusaha abon (Bu Lilik Suparti) saat pelatihan dan demo spinner untuk membuat abon adalah: “Kok saget ngapas nggeh, Lek ngeten nggeh saget didamel pak” Penjelasannya demikian: ketika spinner dinyalakan sekitar 2-5 menit, lalu dibuka tutupnya dan hasilnya abon yang dihasilkan “ngapas” seperti teksturnya kapuk kapas, empuk dan renyah. UKM mitra memberikan pernyataan, kalau seperti ini spinnernya dapat dipakai. Hal ini mengingat spinner yang lama bantuan dari Pemkab Malang tidak dapat digunakan karena bocor, gerak/geser saat digunakan dan listriknya sering mati tidak kuat untuk menghidupkan spinner dan karena memang tidak stabil dayanya. Pada saat
JIAT
pembinaan dilakukan UKM mitra telah beberapa kali memproduksi abon menggunakan spinner, terakhir bahkan telah memproduksi 120 kg bahan baku ikan tuna menjadi 50 kg abon ikan tuna (dalam 1 hari) menggunakan metode III (dengan spinner dari IbM 2014). Sebelum menggunakan spinner dari IbM 2014, produksi abon hanya dilakukan sebanyak 60 kg/hari menggunakan metode I, itu pun dilakukan tiga hingga enam kali penggorengan. c. Analisa keuangan Hasil analisa finansial atau keuangan secara sederhana menunjukkan bahwa usaha pengolahan abon ikan tuna per 60 kg bahan baku utama ikan bab tuna menghasilkan keuntungan Rp 835.000 atau lebih tinggi Rp 28.000 dibandingkan keuntungan sebelum program IbM. Adapun nilai tambah yang didapatkan akibat ikan baby tuna diolah menjadi abon adalah sebesar Rp 28.146 per kg ikan baby tuna. d. Alokasi tenaga kerja UKM mitra memiliki 5 orang tenaga kerja yang terdiri dari 1 orang tenaga kerja tetap, lainnya tenaga kerja keluarga. Pembagian kerja di antara masing-masing tenaga kerja adalah, 1 orang tenaga kerja tetap untuk semua pekerjaan di warung termasuk usaha abonnya. Posisi tenaga kerja keluarga, 1 orang (Bu Lilik) sebagai pemilik sekaligus yang bertanggung jawab dan mengawasi atas aspek teknis produksi, 1 orang (menantu) tenaga kerja keluarga sebagai bagian teknisi mesin, 1 orang (anak) tenaga kerja keluarga sebagai kasir, 1 orang (Bapak Karnadi) tenaga kerja keluarga sebagai pensuplai (supplier) bahan baku utama ikan baby tuna untuk abon. Untuk kegiatan pemasaran langsung di tempat display usaha dirangkap oleh asing-masing tenaga kerja keluarga secara bergantian mana yang longgar. Jika digambarkan dalam sebuah struktur organisasi akan seperti Gambar berikut:
Training On Tuna Fish Processing "Mina Sari" Sme’s With Spinner Implementation In Malang Regency | 363
Journal Of Innovation And Applied Technology Volume x, Number x, 201x e-ISSN:2477-7951 - p-ISSN:2502-4973
Gambar 3 : Struktur Organisasi
e. Perencanaan dan pelaksanaan strategi bauran pemasaran Usaha abon ikan tuna Minasari ini merupakan usaha keluarga. Berbagai upaya yang dilakukan terkait strategi bauran pemasaran didapat dari berbagai pelatihan dan pembinaan yang didapatkan dari pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan terakhir dari DIKTI melalui LPPM Universitas Brawijaya program IbM. Strategi bauran pemasaran ini penting untuk menarik minat calon pembelinya. Di antaranya strategi praying, upaya doa kepada Alloh untuk kelancaran usahanya yang dicirikan dengan pemilik usaha yang rajin berjamaah di Masjid; lalu strategi produk dimana produk abon tuna yang dihasilkan dengan tekstur yang “ngapuk/ngapas”, dengan masa simpan 9 bulan (tekstur yang ngapuk dan dengan masa simpan 9 bulan ini dihasilkan oleh program IbM), tersedia 2 varian manis dan pedas, kemasan menarik baik 100 gram maupun 200 gram, rasa gurih dan tidak amis, serta bergizi tinggi dan mengandung omega 3 dan omega 6. Kemudian strategi harga ditentukan menggunakan harga bersaing dengan abon daging sapi Rp 17.750 per ons, kalau abon ikan tuna ini Rp 16.000 per ons, sehingga terjangkau konsumen dan secara produk memiliki kelebihan daripada abon daging sapi. Strategi tempat, dimana tempat display utama pemasaran abon tuna di kawasan yang dilalui hampir setiap wisatawan yang hendak ke Pulau Sempu, Tempat Pelelangan Ikan Pondokdadap, maupun Pasar Ikan Sendangbiru (di TPI lama), tersedia lahan parkir di depan warung, mudah dan gratis. Serta toko oleh-oleh khas Malang yang ada di Kota Malang, Kota Batu, maupun toko frozen yang ada di Malang. Se.dangkan strategi
JIAT
promosinya sudah dilakukan baik melalui program IbM maupun sebelumnya melalui papan nama di depan tempat display yang menghadap jalan besar meuju TPI/pasar ikan, melalui pelayanan yang baik bagi konsumen yang datang ke warung, maupun melalui media online. Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Abon Ikan Tuna sebelum dan sesudah Pelatihan IbM Teknologi Spinner
Parameter
Hasil Sebelum/Setel ah Pelatihan IbM Sebelu m
Setela h
Protein (%) Lemak (%)
19,59 23,2
27,94 13,03
Air (%) Abu (%) Karbohidrat (%)
7,04 6,01 44,16
3,52 3,53 51,98
Keterangan
Peru Naik/ Indikasi ba- Turun han 8,35 10,1 7 3,53 2,48 7,82
Naik Turun Turun Turun Naik
gizi baik masa simpan makin lama (9 bulan) gizi baik
(Sumber: Laboratorium Pengujian Mutu dan Kemanana Pangan, FTP, UB; 2014)
KESIMPULAN dan SARAN Dari tahapan pelaksanaan kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) 2014 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Produksi abon ikan tuna “MINASARI” di Sendangbiru, milik Ibu Lilik Suparti dan Bapak Karnadi (sekaligus sebagai supllier ikan tuna) masih terus berjalan dan telah menerapkan teknologi spinner, kemudian produk abon tuna yang dihasilkan setelah diuji proksimat di laboratorium diperoleh kadar air dan lemak jauh lebih rendah daripada abon tuna para pelatihan, maka hal ini mengindikasikan masa simpannya bisa mencapai 9 bulan. Adapun kadar protein dan karbohidrat jauh lebih tinggi dari abon tuna para pelatihan. Dengan demikian, produk abon pasca pelatihan lebih bernilai gizi tinggi dan bermasa simpan lebih lama. 2. Teknologi spinner yang akan diterapkan pada UKM mitra dengan produk abon ikan tuna semula direncanakan berguna untuk meniriskan minyak pada abon yang dihasilkan, namun setelah dilakukan pelatihan bersama UKM mitra, justru spinner Training On Tuna Fish Processing "Mina Sari" Sme’s With Spinner Implementation In Malang Regency | 364
Journal Of Innovation And Applied Technology Volume x, Number x, 201x e-ISSN:2477-7951 - p-ISSN:2502-4973 dapat juga digunakan untuk mengurangi kadar air ikan tuna dan membuat teksturnya seperti buah kapuk (yang biasanya untuk kasur), baru dicampur dengan bumbubumbu untuk digoreng di wajan secara manual, setelah itu abon hasil penggorengan dispinner lagi sebentar (1 menit), sehingga berhasil meningkatkan masa simpan dan berpeluang memperluas pemasarannya. 3. Luaran yang dihasilkan ada 2 macam, yaitu: a. Luaran 1. Produk Abon Ikan Tuna dengan masa simpan yang lebih panjang sesuai parameter kandungan air, lemak dan abu pada uji proksimat sehingga pemasaran dapat diperluas dengan efisien. b. Luaran 2. Metode Pengolahan Abon ikan tuna yang lebih efisien berteknologi spinner (Metode Semi Mekanik Melalui Program IbM 2014). 4. Pembinaan yang dilakukan cukup efektif pada manajemen produksi dan pemasaran, adapun pada manajemen keuangan dan sumberdaya manusia masih perlu ditingkatkan. Saran yang didapatkan dari kegiatan ini antara lain untuk pengusaha abon ikan tuna Minasari, mengingat teknologi produksi sudah mampu memproduksi abon dengan lebih cepat dan lebih efisien, maka perlu upaya memperluas pemasaran dengan sistem konsinyasi dengan pedagang /warung di warung-warung makan yang ada di Pantai Wisata Gua Cina di sebelah barat Pantai Sendangbiru yang ramai pengunjung wisata terutama weekend dan liburan panjang; maupun daerah lain misalnya toko oleh-oleh khas Malang yang ada di Kota Malang, Kota Batu, maupun toko frozen yang ada di Malang. Kemudian, tersedianya stok abon ikan tuna di beberapa tempat baru tersebut perlu diupload di media promosi Online yang sudah dimiliki. Selain itu, perlu membiasakan menulis keuangan usaha secara sederhana seperti yang dibinakan melalui kegiatan.
JIAT
terimakasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rektor dan LPPM Universitas Brawijaya. Semoga karya ini bermanfaat. REFERENSI [1] Indonesian Fisheries Book, 2009. Ministry of Marine and Fisheries, Indonesia. [2]sumber:http://abontunaminasariblogspot.com /2011/01/ abon-ikan-tunaminasari-eds-kaya-rasa.html) [3] MMAF, 2011. Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014. Jakarta. [4] Ningsih, 2005. Strategi Mengelola dan Memanfaatkan Sumber Daya Laut dan Perikanan. Majalah Info Kajian Bappenas, Volume 2, 2005.
UCAPAN TERIMA KASIH Atas terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program Ipteks bagi masyarakat (IbM) 2014 ini tim meyampaikan Training On Tuna Fish Processing "Mina Sari" Sme’s With Spinner Implementation In Malang Regency | 365