Sesuai dengan surat edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 masa transisi pemberlakuan estimasi penurunan nilai kolektif kredit yang diberikan dengan keterbatasan pengalaman kerugian spesifik telah berakhir. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, terhitung tanggal 1 Januari 2012 Bank telah memiliki model didalam menetapkan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif berdasarkan data historis kerugian yang dialami bank. Tanggal 29 Desember 2011 telah dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan diaktakan oleh Notaris Setiawan, SH No. 31 tanggal 13 Januari 2012 : 1. Pengunduran diri Tuan Sucahyo Winoto sebagai Komisaris Utama, Tuan Sugiarto Kurniawan sebagai Wakil Komisaris Utama, dan Tuan Maxen B. Nggadas sebagai Direktur. 2. Pengangkatan Tuan Iwan Yuda Pramudhi sebagai Direktur berdasarkan fit and proper test yang telah disetujui oleh Bank Indonesia tanggal 6 Desember 2011 dan Nyonya Juwita E. Winoto sebagai Komisaris Utama, berdasarkan fit and proper test yang telah disetujui oleh Bank Indonesia tanggal 8 Maret 2012.
PT BANK MULTIARTA SENTOSA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010, DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah Penuh) 31 Desember ASET
Catatan
2011
2010
1 Januari 2010/ 31 Desember 2009
Kas
2d,3
1.929.677.693
2.041.380.378
2.302.320.528
Giro Pada Bank Indonesia
2g,4
49.141.637.090
42.116.432.747
23.736.218.369
Giro pada Bank Lain Setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 0 pada 31 Desember 2011 (31 Desember 2010: Rp 22.018.651 dan 1 Januari 2010: Rp 10.542.609)
2g,2k,5
3.274.534.141
2.179.846.487
1.043.718.320
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 0 pada 31 Desember 2011 (31 Desember 2010: Rp 100.000.000 dan 1 Januari 2010: Rp 100.000.000) Efek-Efek
2h,2k,6 2i,7
203.768.638.977 36.863.651.032
165.898.565.828 44.333.643.750
31.584.139.256 166.914.706.195
2j,2k,2t,8,27
11.589.971.095 481.372.469.077
13.171.502.306 457.444.347.338
5.663.008.518 398.760.015.142
2l,9
15.406.747.543
15.498.553.858
16.278.141.764
13
906.060.966
1.659.847.777
994.640.437
8.280.943.588
6.581.381.445
7.276.985.701
812.534.331.202
750.925.501.914
654.553.894.230
268.847.165
163.194.989
146.519.693
188.032.240.941
178.162.916.949
115.437.605.739
429.781.658.068
391.384.568.154
368.614.874.242 1.230.895.518
Kredit Yang Diberikan Setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 9.101.478.537 pada 31 Desember 2011 (31 Desember 2010: Rp 9.236.996.182 dan 1 Januari 2010: Rp 8.424.553.555) - Pihak Berelasi - Pihak Ketiga Aset Tetap Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 15.413.098.196 pada tahun 2011; Rp 14.516.743.741,- pada tahun 2010; dan Rp 12.764.510.579,- pada tahun 2009 Aset Pajak Tangguhan Aset Lain-Lain
2m,2n,10
JUMLAH ASET
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas Segera
11
Simpanan Nasabah - Pihak Berelasi
2o,2t,12,27
- Pihak Ketiga Utang Pajak
13
1.788.004.341
2.025.305.726
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi
14
-
906.613.681
1.492.580.796
9.935.055.136
7.960.607.814
7.690.615.495
629.805.805.651
580.603.207.313
494.613.091.483
155.000.000.000
155.000.000.000
155.000.000.000
27.728.525.551
15.322.294.601
4.940.802.747
JUMLAH EKUITAS
182.728.525.551
170.322.294.601
159.940.802.747
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
812.534.331.202
750.925.501.914
654.553.894.230
Liabilitas Lain-lain
2p,15,26
JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal Saham - nilai nominal Rp 1.000 pada 31 Desember 2011 (31 Desember 2010: Rp 1.000 dan 1 Januari 2010: Rp 1.000) per saham Modal Dasar - 600.000.000 pada 31 Desember 2011 (31 Desember 2010: 600.000.000 dan 1 Januari 2010: 600.000.000) saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 155.000.000 pada 31 Desember 2011 (31 Desember 2010: 155.000.000 dan 1 Januari 2010: 155.000.000) saham Saldo laba
16
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
PT BANK MULTIARTA SENTOSA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2011 dan 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah Penuh) Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Pendapatan Bunga Beban Bunga Pendapatan Bunga - Bersih Pendapatan Operasional Lainnya Beban Operasional Lainnya Umum dan Administrasi Tenaga Kerja Pendapatan (Beban) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Pendapatan (Beban) Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi Jumlah Beban Operasional Lainnya
2q,2r,17 2q,18
2r,19
21 22 20 14
LABA OPERASIONAL
2011
2010
73.630.348.847 (37.611.977.138) 36.018.371.709
71.100.658.698 (33.759.963.094) 37.340.695.604
1.610.925.134
1.750.575.082
(7.288.435.016) (18.279.114.516) 3.556.517.873 906.613.681 (21.104.417.978)
(7.620.952.065) (14.745.877.431) (2.427.851.638) (30.917.217) (24.825.598.351)
16.524.878.865
14.265.672.335
PENDAPATAN DAN BEBAN BUKAN OPERASIONAL Pendapatan Bukan Operasional Beban Bukan Operasional Jumlah Pendapatan dan Beban Non-Operasional Bersih
23 24
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN Beban Pajak Kini Manfaat (Beban) Pajak Tangguhan Jumlah Beban Pajak Penghasilan LABA TAHUN BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
2s,13 2s,13
793.773.342 (472.228.946) 321.544.396
291.656.270 (556.238.841) (264.582.571)
16.846.423.261
14.001.089.764
(3.686.405.500) (753.786.811) (4.440.192.311)
(4.284.805.250) 665.207.340 (3.619.597.910)
12.406.230.950
10.381.491.854
-
-
12.406.230.950
10.381.491.854
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
PT BANK MULTIARTA SENTOSA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2011 dan 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah Penuh)
Catatan Saldo per 1 Januari 2010 Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan Saldo per 31 Desember 2010 Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan Saldo per 31 Desember 2011
16
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
155.000.000.000
4.940.802.747
159.940.802.747
-
10.381.491.854
10.381.491.854
155.000.000.000
15.322.294.601
170.322.294.601
-
12.406.230.950
12.406.230.950
155.000.000.000
27.728.525.551
182.728.525.551
Modal Saham
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
PT BANK MULTIARTA SENTOSA LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh ) 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Penerimaan Bunga, provisi, dan komisi Pembayaran Bunga Pembayaran Beban Tenaga Kerja Pembayaran Beban Administrasi dan Umum Penerimaan dari Pendapatan Operasional Lainnya Pembayaran Pajak Penghasilan Laba Opersasi sebelum Perubahan dalam Aset dan Liabilitas Operasi
10,15,17 11,15,18 22 10,14,20,21,24 15,19,23 13
2010
73.733.802.141 (37.368.581.632) (18.279.114.516) (2.826.482.028) 1.987.562.261 (4.677.493.696)
70.175.619.443 (32.701.975.511) (14.745.877.431) (9.715.238.670) 1.769.078.128 (2.825.187.702)
12.569.692.530
11.956.418.257
Perubahan Dalam Aset dan Liabilitas Operasi Penurunan (Kenaikan) Aset Operasi Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia Efek-Efek Kredit yang Diberikan Aset Lain-Lain
6 7 8 10
(37.770.073.149) 7.469.992.718 (22.211.072.883) (994.861.518) (53.506.014.832)
(134.314.426.572) 122.581.062.445 (67.005.268.610) 107.144.927 (78.631.487.810)
Kenaikan (Penurunan) Liabilitas Operasi Simpanan - Giro - Tabungan - Deposito Berjangka Liabilitas Segera Liabilitas Lain-Lain
12 12 12 11 15
12.967.702.674 1.453.916.570 33.844.794.662 (1.967.602) 1.880.092.835 50.144.539.139
84.016.590.151 2.349.932.785 (871.517.814) 16.675.296 1.168.601.786 86.680.282.204
9.208.216.837
20.005.212.651
Arus Kas Bersih Diperoleh (Digunakan untuk) dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: Hasil Penjualan Aset Perolehan Aset Tetap Arus Kas Bersih Diperoleh (Digunakan untuk) dari Aktivitas Investasi
23 9
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Pembayaran dividen Penyetoran modal Arus Kas Bersih Diperoleh (Digunakan untuk) dari Aktivitas Pendanaan Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas Awal Tahun Kas dan Setara Kas Akhir Tahun Kas dan Setara Kas terdiri atas : Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia - jatuh tempo sampai dengan 3 bulan sejak tanggal perolehan Sertifikat Bank Indonesia - jatuh tempo sampai dengan 3 bulan sejak tanggal perolehan Jumlah Kas dan Setara Kas
3 4 5
434.100.000 (1.634.127.525)
222.835.000 (972.645.256)
(1.200.027.525)
(749.810.256)
-
-
-
-
8.008.189.312 46.337.659.612 54.345.848.924
19.255.402.395 27.082.257.217 46.337.659.612
1.929.677.693 49.141.637.090 3.274.534.141
2.041.380.378 42.116.432.747 2.179.846.487
54.345.848.924
46.337.659.612
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum Bank PT Bank Multiarta Sentosa (“Bank”) didirikan berdasarkan Akte Notaris H. Saidus Sjahar, SH No.201 tanggal 28 Juli 1992 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. C2-6998. HT.01.01.TH92 tanggal 25 Agustus 1992. Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir sesuai dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dengan Akta Notaris No.88 tanggal 21 Juli 2009 oleh Dr. Irawan Soerodjo, SH, Msi, Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-40564.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 20 Agustus 2009. Bank telah memperoleh ijin usaha sebagai Bank Umum Non Devisa melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.1093/KMK/017/1992 tanggal 15 Oktober 1992, dan Surat Keputusan Direktur Perijinan Dan Informasi Perbankan Bank Indonesia No.5/4/KEP.Dir.PIP/2003 tanggal 24 Desember 2003 tentang pemberian ijin usaha sebagai perdagangan valuta asing. Sesuai dengan pasal 3 Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Multiarta Sentosa, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan adalah berusaha dalam bidang Bank umum dengan cara: menghimpun dana dalam bentuk simpanan, memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan hutang, penempatan dana dari atau pada Bank lain, menerima pembayaran atas tagihan surat berharga, melakukan kegiatan lain yang lazim digunakan Bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank berkedudukan di Jalan Suryopranoto No.24 A Jakarta Pusat – 10130 dan melakukan usaha sebagai Bank umum dan perdagangan valuta asing dengan jumlah karyawan sebanyak 196 orang pada tahun 2011 dan 184 orang pada tahun 2010. Bank memiliki dua kantor cabang di wilayah Krekot Bunder dan Surabaya, serta lima kantor cabang pembantu di wilayah Sawah Besar, Kelapa Gading, Tangerang, Mangga Dua, dan Muara Karang. b. Komposisi Manajemen Bank Pada tahun 2010 terdapat penambahan Anggota Dewan Direksi sesuai Akta Notaris No.94 tanggal 19 Februari 2010, dan penambahan Anggota Dewan Komisaris sesuai Akta Notaris No.147 tanggal 25 Mei 2010 oleh Notaris Setiawan, SH. Tahun 2011 dengan Akta Notaris No. 03 dari Notaris Tjhong Sendrawan,.SH.tanggal 7 Oktober 2011 terdapat pengunduran diri Anggota Dewan Direksi, sehingga komposisi manajemen Bank per 31 Desember 2011 dan 2010:
Halaman 5
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 1. UMUM (lanjutan) Dewan Komisaris:
Tahun 2011
Tahun 2010
Komisaris Utama
:
Tuan Sucahyo Winoto
Tuan Sucahyo Winoto
Wakil Komisaris Utama
:
Tuan Sugiarto Kurniawan
Tuan Sugiarto Kurniawan
Komisaris
:
Nyonya Sarimey Sembiring
Nyonya Sarimey Sembiring
Komisaris
:
Tuan Tommy Mukdani
Tuan Tommy Mukdani
Dewan Direksi: Direktur Utama
:
Tahun 2011 Nyonya Nurjani Djunaedi
Tahun 2010 Nyonya Nurjani Djunaedi
Direktur Direktur
: :
Tuan Budi Afandi Winoto Tuan Maxen B. Nggadas
Tuan Budi Afandi Winoto Tuan Maxen B. Nggadas
Direktur
:
Komite Audit: Ketua Anggota
: :
Tuan Tommy Mukdani Tuan Edi Soerjantoro
Anggota
:
Tuan Handojo Judoprajitno
Komite Pemantau Risiko: Ketua : Anggota :
Nyonya Sarimey Sembiring Tuan Edi Soerjantoro
Anggota
Tuan Handojo Judoprajitno
:
-
Tuan Edhy Nata Mulyanta
Komite Remunerasi dan Nominasi: Ketua : Tuan Tommy Mukdani Anggota Anggota
: :
Nyonya Lai Lifi Tuan Sugiarto Kurniawan
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan Bank untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Indeks Kebijakan Akuntansi: a. Pernyataan Kepatuhan b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan c. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi, dan Asumsi d. Penjabaran Mata Uang Asing e. Kelangsungan Usaha f. Aset dan Kewajiban Keuangan g. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain h. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain i. Efek-efek j. Kredit yang Diberikan k. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan l. Aset Tetap m. Agunan yang Diambil Alih (AYDA) Halaman 6
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) n. o. p. q. r. s. t. u.
Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset yang bukan aset keuangan Simpanan dari Nasabah Imbalan Kerja Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga Pengakuan Pendapatan Provisi dan Komisi Pajak Penghasilan Badan Transaksi dengan Pihak Berelasi. Penyajian kembali laporan keuangan
a. Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan telah disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi pada tanggal 16 Maret 2012. b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk sebagai berikut: •
instrumen keuangan derivatif dinilai berdasarkan nilai wajar
•
instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajar
•
tersedia untuk dijual aset keuangan dinyatakan sebesar nilai wajar
•
aset keuangan diakui dan kewajiban keuangan yang dikategorikan sebagai unsur yang dilindungi nilainya dalam kualifikasi nilai wajar hubungan lindung nilai disesuaikan dengan perubahan nilai wajar yang berhubungan dengan risiko yang dilindung nilai
•
kewajiban untuk imbalan pasti diakui sebesar nilai tunai dari seluruh didefinisikan manfaat kewajiban kurang bersih dari aktiva program, ditambah keuntungan aktuarial, kurang biaya jasa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuarial yang belum diakui.
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain pada setiap catatan atas laporan keuangan. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, aset keuangan yang dimiliki untuk perdagangan dan investasi efek yang jatuh tempo sampai dengan tiga bulan sejak tanggal perolehan, selama tidak sedang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman atau dibatasi penggunaannya. c. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi, dan Asumsi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, kewajiban, pendapatan, dan beban. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan terkini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi tersebut. Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Perubahan estimasi akuntansi diakui dalam periode dimana estimasi tersebut diubah dan dalam periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh perubahan estimasi tersebut.
Halaman 7
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d. Penjabaran Mata Uang Asing Laporan keuangan dinyatakan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Bank. Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan. e. Kelangsungan Usaha Laporan keuangan Bank telah disusun dengan anggapan Bank akan melanjutkan usahanya secara berkelanjutan. Manajemen Bank telah melakukan pengukuran atas kondisi Bank saat ini, dan hasil pengukuran tersebut menyimpulkan bahwa tidak terdapat kondisi, peristiwa, dan ketidakpatuhan yang menyebabkan Bank tidak dapat melanjutkan atau diberhentikan usahanya. Manajemen Bank berkeyakinan bahwa Bank memiliki kemampuan dan sumber daya yang cukup untuk melanjutkan usahanya secara berkelanjutan. f.
Aset dan Kewajiban Keuangan Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, pinjaman yang diberikan, dan aset lain-lain (piutang bunga dan piutang lain-lain). Liabilitas keuangan Bank terdiri dari simpanan nasabah dan liabilitas lain-lain. Bank menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” sejak tanggal 1 Januari 2010. (Catatan 33) 1) Klasifikasi: Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), aset keuangan diklasifikasikan dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, b) Aset keuangan tersedia untuk dijual, c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan d) Pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: a) Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi b) Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. Pada posisi tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank memiliki aset keuangan dalam kategori tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo serta pinjaman yang diberikan dan piutang. a) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali: Halaman 8
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f. Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan) (1) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (2) Investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan (3) Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai “Pendapatan Bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan keuangan sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” (CKPN). b) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi dipasar aktif, kecuali: (1) Yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (2) Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau (3) Dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui dalam laporan laba rugi sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” (CKPN). 2) Pengakuan Entitas menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (reguler). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam neraca sebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali. 3) Penghentian Pengakuan Aset Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual untuk atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Halaman 9
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f. Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan) Bank mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori: a) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua sub kategori, yaitu: Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai “keuntungan/kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”. Jika Bank pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen hutang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 instrumen hutang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan. Perubahan nilai wajar terkait dengan kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam ”Keuntungan/kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. b) Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. 4) Saling hapus Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara netto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. 5) Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Halaman 10
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f. Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan) 5) Pengukuran nilai wajar (lanjutan) Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari Bank memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan hargaharga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi. Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut ditentukan dengan perbandingan terhadap transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi. Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data dari pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup. Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Estimasi nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penerapan harga suatu transaksi. Aset keuangan dan posisi long diukur menggunakan harga penawaran, liabilitas keuangan dan posisi short diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka netto (net open position), mana yang lebih sesuai.
Halaman 11
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g. Giro pada Bank Indonesia dan Giro Bank Lain Giro pada Bank Indonesia disajikan pada saldo penempatan. Giro pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai pada tahun 2010, sedangkan sejak tahun 2011 tidak dikurangi penyisihan penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing dan perubahannya PBI No.13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011. Bank wajib memenuhi : a. GWM dalam Rupiah terdiri dari: GWM Primer, sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah GWM Sekunder, sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah GWM LDR, sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara KPMM bank dan KPMM Insentif. Besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LDR dalam rupiah ditetapkan sebagai berikut: a) Batas bawah LDR Target sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen). b) Batas atas LDR Target sebesar 100% (seratus persen). c) KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen). d) Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu). e) Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2 (nol koma dua). b. GWM dalam valuta asing sebesar 8% dari DPK dalam valuta asing. Tata cara pemenuhan Giro Wajib Minimum berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010:
Pemenuhan GWM Primer dalam Rupiah dihitung dengan membandingkan saldo Rekening Giro Bank pada Bank Indonesia setiap akhir hari dalam 1 (satu) masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam 1 (satu) masa laporan pada 2 (dua) masa laporan sebelumnya.
Pemenuhan GWM Sekunder dalam Rupiah dihitung dengan membandingkan jumlah SBI, SUN, SBSN dan/atau Exess Reserve setiap akhir hari dalam 1 (satu) masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam 1 (satu) masa laporan pada 2 (dua) masa laporan sebelumnya.
h. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi bunga diterima dimuka, serta penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo. Penempatan pada bank lain pada tahun 2010 dibentuk penyisihan kerugian penurunan nilai, namun pada tahun 2011 tidak dibentuk penyisihan kerugian penurunan nilai tersebut.
Halaman 12
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i.
Efek-Efek Efek-efek yang dimiliki oleh Bank berupa Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”). Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo. Efek-efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan klasifikasi sebagai dimiliki hingga jatuh tempo. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Setelah pengakuan awal, efek-efek yang diklasifikasikan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari efek-efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo yang belum mendekati tanggal jatuh tempo, maka hal ini akan menyebabkan reklasifikasi atas semua efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan Bank tidak diperkenankan untuk mengklasifikasikan efek-efek sebagai dimiliki hingga jatuh tempo untuk tahun berjalan dan untuk kurun waktu dua tahun mendatang. Efek-efek yang diklasifikasikan ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo disajikan pada laporan posisi keuangan berdasarkan harga perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto. Amortisasi premi/diskonto untuk efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo dilakukan sejak tanggal perolehan sampai dengan tanggal jatuh tempo berdasarkan metode suku bunga efektif.
j.
Kredit yang Diberikan Pinjaman yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut. Berdasarkan PSAK 55/50 kredit dinyatakan sebesar nilai perolehan yang diamortisasi (amortized cost) yaitu nilai wajar kredit yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif. Pinjaman dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank. Pinjaman yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian pinjaman. Pinjaman yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan. Penerimaan kembali atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.
k. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Halaman 13
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan) Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: 1) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak debitur; 2) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; 3) Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak debitur, memberikan keringanan (konsensi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; 4) Terdapat kemungkinan bahwa pihak debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; 5) Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan; atau 6) Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual terhadap kelompok aset tersebut, termasuk: a) Memburuknya status pembayaran pihak debitur dalam kelompok tersebut; dan b) Kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atau aset dalam kelompok tersebut. Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 dan 12 bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama. Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jumlah penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat nilai kini aset keuangan dengan estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai diakui pada laporan laba rugi. Jika kredit yang diberikan atau investasi dimiliki hinggga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku ditetapkan dalam kontrak. Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi. Jika persyaratan kredit, piutang atau efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.
Halaman 14
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan) Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial aset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian dan dicatat pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi. Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapusbuku dengan menjurnal balik Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. Kredit tersebut baru dapat dihapusbuku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek serta Obligasi Pemerintah (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan kedalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” (CKPN). Jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi. Masa Transisi: Pada tanggal 8 Desember 2009, Bank Indonesia mengeluarkan surat edaran No.11/33/DPNP yang mengatur mengenai estimasi penurunan nilai kolektif kredit yang diberikan dengan keterbatasan pengalaman kerugian spesifik. Bagi Bank yang belum dapat melakukan estimasi yang memadai dan belum memiliki data kerugian historis yang memadai untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas kredit yang diberikan secara kolektif sesuai persyaratan dalam PSAK 55 (revisi 2006) dan PAPI, maka pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dapat menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”. Pembentukan penyisihan penghapusan aktiva berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tetang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia tersebut Penyisihan Penghapusan Aktiva (PPA) yang dibentuk terdiri dari cadangan umum dan cadangan khusus dengan maksud menutup risiko kemungkinan kerugian. Tarif yang digunakan dalam pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif sekurang-kurangnya: 1) Cadangan Umum sekurang-kurangnya sebesar 1% dari Aktiva Produktif dengan kualitas lancar. 2) Cadangan Khusus sekurang-kurangnya sebesar:
5% dari Aktiva Produktif dengan kualitas dalam perhatian khusus setelah dikurangi nilai agunan
15% dari Aktiva Produktif dengan kualitas kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan
50% dari Aktiva Produktif dengan kualitas diragukan setelah dikurangi nilai agunan
100% dari Aktiva Produktif dengan kualitas macet setelah dikurangi nilai agunan.
Halaman 15
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan) Perhitungan penyisihan penghapusan aktiva untuk tahun buku 2011 dan 2010 seluruhnya mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. l. Aset Tetap Aset tetap pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan. Setelah pengukuran awal, aset tetap diukur dengan model biaya, dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan. Harga perolehan mencakup harga pembelian dan semua beban yang terkait secara langsung untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk memungkinkan aset tersebut beroperasi sebagaimana ditentukan oleh manajemen. Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) untuk mengalokasikan harga perolehan hingga mencapai nilai sisa sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut: Tarif penyusutan Bangunan Perangkat lunak mini komputer Inventaris kantor dan peralatan kantor Kendaraan Komputer Perangkat keras mini komputer
5% 25% 12,5% & 25% 12,5% & 25 % 25% 25%
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan posisi keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Beban pemugaran dan penambahan yang jumlahnya signifikan dicatat sebagai bagian dari nilai tercatat aset yang bersangkutan apabila kemungkinan besar Bank akan mendapatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut yang melebihi standar kinerja yang diperkirakan sebelumnya. Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai yang dipakai. Pada setiap tanggal neraca, Bank melakukan penelaahan untuk menetapkan sisa masa manfaat, mengindentifikasi apakah terjadi perubahan di dalam nilai residu dan metode akuntansi, serta untuk memutuskan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. m. Agunan yang Diambil Alih (AYDA) Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada “Aset Lain-lain”. Aset yang tidak digunakan adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Indonesia tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank. Halaman 16
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Agunan yang Diambil Alih (AYDA) (lanjutan) Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada “Aset Lain-lain”. Aset yang tidak digunakan adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Indonesia tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank. AYDA dan properti disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value). Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual AYDA tersebut. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan. Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan pada saat dijual. Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. n. Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset yang bukan aset keuangan Nilai tercatat dari aset yang bukan aset keuangan milik Bank, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika indikasi tersebut ada, maka nilai yang dapat dipulihkan dari aset tersebut akan diestimasi. Untuk goodwill dan aset tak berwujud yang memiliki masa manfaat yang tidak dapat ditentukan atau tidak tersedia untuk digunakan, maka nilai yang dapat dipulihkan harus diestimasi setiap tahunnya pada saat yang sama. Nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aset atau unit penghasil kas adalah sebesar jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakainya dan nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya untuk menjual. Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai sekarang dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar saat ini terhadap nilai kas kini dan risiko spesifik terhadap aset tersebut. Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, aset yang tidak dapat diuji secara individual akan digabungkan dalam kelompok yang lebih kecil yang memberikan arus kas masuk dari penggunaan berkelanjutan yang sebagian besar independen terhadap arus kas masuk atas aset lainnya atau kelompok aset (“unit penghasil kas” atau “UPK”). Penyisihan penurunan nilai diakui jika nilai tercatat dari suatu aset atau UPK melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Penyisihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan. Penyisihan penurunan nilai yang diakui pada tahun sebelumnya dinilai pada setiap tanggal pelaporan untuk melihat adanya indikasi bahwa kerugian telah menurun atau tidak ada lagi. Kerugian penurunan nilai dijurnal balik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan nilai yang dapat dipulihkan. Penyisihan kerugian penurunan nilai dijurnal balik hanya hingga nilai tercatat aset tidak melebihi nilai tercatat yang telah ditentukan, dikurangi dengan depresiasi atau amortisasi, jika penyisihan penurunan nilai tidak pernah diakui.
Halaman 17
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) n. Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset yang bukan aset keuangan (lanjutan) Sebelum 1 Januari 2011, Bank membentuk penyisihan penghapusan atas aset non-produktif sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Aset non-produktif terdiri dari agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense accounts. Setelah tanggal 1 Januari 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan penghapusan aset untuk aset non produktif, namun Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penghapusan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. o. Simpanan dari Nasabah Simpanan nasabah pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, pemindahbukuan dengan bilyet giro, atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang giro. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya, hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik tabungan. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian dengan penyimpan/deposan. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian dengan deposan. p. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek: Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual. Imbalan pasca kerja: Bank membukukan kewajiban estimasi manfaat karyawan sesuai dengan kebijakan Bank dan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 serta PSAK No. 24 (Revisi) yang merupakan penerapan PSAK No.24. (Revisi 2004 ) tentang Imbalan Kerja. Kewajiban program imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan dihitung sebesar nilai kini dari estimasi kewajiban imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset bersih dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit. Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan ke dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-rata sisa masa kerja karyawan hingga imbalan pasca kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pasca kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasca-kerja pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama sisa masa kerja rata-rata karyawan. Jika tidak, keuntungan atau kerugian aktuaria tidak diakui.
Halaman 18
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) q. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mengdiskontokan estimasi pembayaran atas penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan seluruh premi atau diskon lainnya. Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung penurunan nilai. r. Pengakuan Pendapatan Provisi dan Komisi Pendapatan provisi dan komisi diakui menggunakan basis akrual pada saat jasa telah diberikan. Pendapatan provisi atas komitmen memberikan pinjaman yang akan dicairkan (bersama-sama dengan biaya transaksi lain yang terkait langsung) diakui sebagai penyesuaian atas suku bunga efektif atas pinjaman yang diberikan. Pendapatan provisi atas pinjaman sindikasi diakui sebagai pendapatan ketika proses sindikasi telah selesai dan Bank tidak ambil bagian dalam pinjaman sindikasi atau telah mengambil bagian atas pinjaman sindikasi dengan suku bunga efektif yang sama dengan peserta lainnya. Pendapatan provisi dan komisi yang timbul dari negosiasi, partisipasi dalam negosiasi atas transaksi dengan pihak ketiga diakui pada saat penyelesaian transaksi yang mendasarinya. Portofolio dan jasa manjemen lainnya serta pendapatan jasa diakui berdasarkan kontrak yang berlaku, dan pada umumnya berdasarkan time apportionate. Pendapatan jasa wealth management, perencanaan keuangan dan jasa kustodian yang terus diberikan selama jangka waktu tertentu diakui secara berimbang sepanjang periode penyediaan layanan tersebut. Pendapatan yang dikaitkan dengan kinerja atau pendapatan komponen diakui ketika kriteria kinerja tersebut dipenuhi. s. Pajak Penghasilan Badan Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban (manfaat) pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi kecuali untuk item yang langsung diakui di komponen ekuitas lainnya, dimana beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di pendapatan komprehensif lain. Beban pajak kini adalah utang pajak yang ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan.
Halaman 19
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) s. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan) Bank menerapkan metode aset dan liabilitas dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan liabilitas untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa akan datang, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa mendatang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Perubahan terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding diterima. t.
Transaksi dengan Pihak Berelasi Dalam menjalankan usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihakpihak Berelasi”. Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Bank jika: i. suatu pihak yang secara langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Bank; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas Bank; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Bank; ii. suatu pihak yang berada dalam kelompok usaha yang sama dengan Bank; iii. suatu pihak yang merupakan ventura bersama di mana Bank sebagai venturer; iv. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Bank; v. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (i) atau (iv); vi. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (i) atau (v); vii. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Bank atau entitas terkait Bank. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan telah disajikan dalam Catatan 27 atas laporan keuangan.
Halaman 20
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u. Penyajian kembali laporan keuangan Berikut ini adalah standar, perubahan dan interpretasi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 dan relevan dengan Bank: 1. PSAK No 1 (Revisi 2009), "Penyajian Laporan Keuangan" 2. PSAK No 2 (Revisi 2009), "Laporan Arus Kas" 3. PSAK No 4 (Revisi 2009), "Laporan Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri" 4. PSAK No 5 (Revisi 2009), "Segmen Operasi" 5. PSAK No 7 (Revisi 2010), "Hubungan Istimewa Pengungkapan" 6. PSAK No 8 (Revisi 2010), "Peristiwa setelah Periode Pelaporan" 7. PSAK No 19 (Revisi 2010), "Aset Tidak Berwujud" 8. PSAK No 22 (Revisi 2010), "Akuntansi Penggabungan Usaha" 9. PSAK No 23 (Revisi 2010), "Pendapatan" 10. PSAK No 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnKesalahan" 11. PSAK No 48 (Revisi 2009), "Penurunan Nilai Aset" 12. PSAK Nomor 57 (Revisi 2009), "Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi, dan nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnKontinjensi Aset " 13. ISAK No 9, "Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Kewajiban Serupa" 14. ISAK No 10, "Program Loyalitas Pelanggan" Area yang terkena dampak dari perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan dalam menanggapi pelaksanaan baru di atas standar akuntansi adalah dalam hal Penyajian Laporan Keuangan. Perusahaan menerapkan revisi PSAK No 1 (2009 Revisi), "Penyajian Keuangan Laporan ", yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2011. Perubahan signifikan standar akuntansi ini untuk Bank adalah sebagai berikut: • Laporan keuangan Bank terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Catatan Arus atas Laporan Keuangan, dan Laporan Posisi Keuangan Tambahan yang menunjukkan saldo awal (dalam kasus reklasifikasi/penyajian kembali). Sementara, sebelumnya laporan keuangan Bank terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. • Tambahan pengungkapan diperlukan, antara lain: pertimbangan dalam penentuan penerapan kebijakan akuntansi, sumber estimasi ketidakpastian, manajemen risiko, dan modal manajemen. Informasi komparatif telah disajikan kembali sesuai dengan perubahan kebijakan akuntansi. Karena perubahan kebijakan akuntansi hanya berdampak pada aspek penyajian, tidak ada dampak pada laba per saham. 3. KAS Kas terdiri dari: 2011 Kas Rupiah Kas Valuta Asing Jumlah
1.928.376.275 1.301.418 1.929.677.693
2010 2.040.077.300 1.303.078 2.041.380.378
Halaman 21
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 4. GIRO PADA BANK INDONESIA 2011 Giro pada Bank Indonesia Jumlah
2010
49.141.637.090
42.116.432.747
49.141.637.090
42.116.432.747
Sesuai dengan perubahan terakhir yakni Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap Bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga dalam Rupiah ditambah cadangan minimum yang wajib dipelihara berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN), dan/atau Excess Reserve sebesar 2,5% dari Dana Pihak Ketiga dalam rupiah. Jumlah GWM Primer dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 48.966 juta juta dan Rp 41.998 juta. Jumlah GWM Sekunder dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masingmasing sebesar Rp 15.302 juta dan Rp 13.125 juta. Bank telah memenuhi GWM sekunder sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Pada posisi 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010, Bank telah memenuhi giro wajib minimum yang harus disediakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. 5. GIRO PADA BANK LAIN 2011 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank CIMB NIAGA PT Bank Ekonomi Subjumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah
1.768.076.729 201.039.837 1.305.417.575 3.274.534.141 3.274.534.141
2010 1.334.546.827 1.166.480 866.151.831 2.201.865.138 (22.018.651) 2.179.846.487
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 tidak terdapat penempatan giro dalam mata uang asing dan pada pihak berelasi. Perubahan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai adalah sebagai berikut: 2011 Saldo awal Penambahan Cadangan Pengurangan Cadangan Saldo akhir
22.018.651 10.726.990 (32.745.641) -
2010 10.542.609 11.476.042 22.018.651
Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, kolektibilitas atas seluruh giro pada Bank lain pada tahun 2011 dan 2010 tergolong Lancar. Manajemen berpendapat bahwa jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai tahun 2010 cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada Bank lain.
Halaman 22
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Berdasarkan jenis : Call Money – FASBI Deposito Berjangka Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Penempatan
2011 203.768.638.977 203.768.638.977
2010 155.998.565.828 10.000.000.000 (100.000.000) 165.898.565.828
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain dalam bentuk mata uang asing serta pada pihak berelasi. Suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun pada Call Money untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah 5,92% dan 6,27%. Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 tidak terdapat penempatan deposito pada bank lain, sedangkan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 terdapat deposito sebesar Rp 10.000.000.000 dan suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun adalah 10,46%. Perubahan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai adalah sebagai berikut: 2011 Saldo awal 100.000.000 Penambahan Cadangan Pengurangan Cadangan 100.000.000 Saldo akhir -
2010 100.000.000 100.000.000
Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, kolektibilitas atas seluruh penempatan pada Bank Iindonesia dan Bank lain pada tahun 2011 dan 2010 digolongkan Lancar. Tidak terdapat dana yang diblokir atau belum dapat dicairkan pada Bank bermasalah. Cadangan kerugian penurunan nilai untuk penempatan pada bank lain pada tahun 2010 sebesar Rp 100.000.000 dan 2011 nihil, sedangkan untuk penempatan pada Bank Indonesia tidak dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai. 7. EFEK-EFEK Seluruh efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo. Efekefek berdasarkan jenisnya terdiri atas: 2011 2010 Pihak terkait Pihak tidak terkait: Sertifikat Bank Indonesia Diskonto yang belum diamortisasi Sertifikat Bank Indonesia – Neto
-
-
38.000.000.000 (1.136.348.968) 36.863.651.032
45.000.000.000 (666.356.250) 44.333.643.750
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, GWM dalam rupiah terdiri dari GWM Primer sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku 1 November 2010, GWM Sekunder sebesar 2,5% dari DPK Rupiah dan GWM LDR yang mulai berlaku tanggal 1 Maret 2011. Sedangkan untuk GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1,00% dari DPK dalam mata uang asing, serta Surat Edaran No.11/29/ DPNP tanggal 16 Oktober 2009 tentang perhitungan Giro Wajib Minimun (GWM) Sekunder dalam Rupiah. GWM sekunder yang wajib ditempatkan dalam bentuk SBI atau SUN pada posisi 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 15.302 juta dan pada posisi 31 Desember 2010 sebesar Rp 13.125 juta. Halaman 23
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) Seluruh efek-efek diterbitkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, efek-efek digolongkan Lancar. Tidak dibentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang dimiliki. Tingkat bunga rata–rata per tahun untuk Sertifikat Bank Indonesia tahun 2011 sebesar 6,57% dan tahun 2010 sebesar 6,51%.
8. KREDIT YANG DIBERIKAN Kredit yang diberikan berdasarkan jenis, sektor usaha, jangka waktu dan kualitas terdiri dari: 1). Jenis (dalam rupiah) 31 Desember 2011 Lancar
Dalam Perhatian Khusus
Modal Kerja
322.830.011.509
4.583.657.597
-
-
Investasi
110.708.783.970
10.206.589.963
-
Konsumsi
36.883.807.447
104.972.270
-
Karyawan
165.086.532
-
470.587.689.458
Subjumlah CKPN Jumlah
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
15.635.974.912
343.049.644.018
-
-
120.915.373.933
-
945.034.509
37.933.814.226
-
-
-
165.086.532
14.895.219.830
-
-
16.581.009.421
502.063.918.709
(4.408.926.806)
(160.209.139)
-
-
(4.532.342.592)
(9.101.478.537)
466.178.762.652
14.735.010.691
-
-
12.048.666.829
492.962.440.172
Lancar
Dalam Perhatian Khusus
31 Desember 2010
Modal Kerja
340.078.926.961
Kurang Lancar
7.380.377.202
Diragukan
3.888.989.798
-
Macet
Jumlah
16.242.356.988
367.590.650.949
Investasi
83.026.528.746
-
-
-
-
83.026.528.746
Konsumsi
27.830.310.091
277.244.546
-
-
1.006.054.836
29.113.609.473
Karyawan
122.056.658
-
-
-
-
122.056.658
451.057.822.456
7.657.621.748
3.888.989.798
-
17.248.411.824
479.852.845.826
(4.081.541.089)
(52.502.477)
-
-
(5.102.952.616)
(9.236.996.182)
446.976.281.367
7.605.119.271
3.888.989.798
-
12.145.459.208
470.615.849.644
Subjumlah CKPN Jumlah
Halaman 24
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) 2). Sektor Ekonomi (dalam rupiah): 31 Desember 2011 Dalam Perhatian Khusus
Lancar Industri Perdagangan restoran, hotel dan jasa lainnya
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
79.937.117.186
1.932.268.898
-
-
-
81.869.386.084
260.657.590.085
12.706.863.630
-
-
8.051.902.313
281.416.356.028
Perikanan
1.858.361.460
-
-
-
-
1.858.361.460
Pertanian
-
30.000.000
-
-
-
30.000.000
32.481.208.462
-
-
-
-
32.481.208.462
8.154.690.899
-
-
-
-
8.154.690.899
35.740.807.212
121.115.032
-
-
7.584.072.599
43.445.994.843
51.757.914.154
104.972.270
-
-
945.034.509
52.807.920.933
470.587.689.458
14.895.219.830
-
-
16.581.009.421
502.063.918.709
(4.408.926.806)
(160.209.139)
-
-
(4.532.342.592)
(9.101.478.537)
466.178.762.652
14.735.010.691
-
-
12.048.666.829
492.962.440.172
Macet
Jumlah
Konstruksi Pertambangan Pengangkutan, perdagangan, komunikasi, dan penyediaan makan minum Lain-lain Subjumlah CKPN Jumlah
31 Desember 2010 Lancar
Industri Perdagangan restoran, hotel dan jasa lainnya Pertanian Konstruksi Pertambangan
Dalam Perhatian Khusus
Kurang Lancar
78.170.603.936
-
257.373.019.194
6.795.805.421
30.000.000
-
26.266.954.416
150.004.500
1.487.911.225
-
Diragukan
3.888.989.798
-
95.471.545
82.155.065.279
-
-
8.337.501.509
272.506.326.124
-
-
-
30.000.000
-
-
-
26.416.958.916
-
-
-
1.487.911.225
Pengangkutan, perdagangan, komunikasi, dan penyediaan makan minum
22.513.458.838
434.567.281
-
-
7.809.383.933
30.757.410.052
Lain-lain
65.215.874.847
277.244.546
-
-
1.006.054.837
66.499.174.230
451.057.822.456
7.657.621.748
3.888.989.798
-
17.248.411.824
479.852.845.826
(4.081.541.089)
(52.502.477)
-
-
(5.102.952.616)
(9.236.996.182)
446.976.281.367
7.605.119.271
3.888.989.798
-
12.145.459.208
470.615.849.644
Subjumlah CKPN Jumlah
Dari jumlah tersebut, terdapat penyaluran kredit kepada pihak berelasi dengan PT Bank Multiarta Sentosa yakni: 2011 Jumlah kredit pihak berelasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah
2010
11.685.124.882 (95.153.787)
13.266.566.384 (95.064.078)
11.589.971.095
13.171.502.306
Halaman 25
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) 3) Pinjaman yang direstrukturisasi Pinjaman yang direstrukturisasi meliputi antara lain penjadwalan ulang pembayaran pokok pinjaman dan bunga, penyesuaian tingkat suku bunga, pengurangan tunggakan bunga dan penambahan fasilitas pinjaman. 2011 Jumlah kredit direstrukturisasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah
2010
5.533.313.555 (54.740.689)
10.178.442.490 (62.894.527)
5.478.572.866
10.115.547.963
4) Perubahan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai adalah sebagai berikut: 2011 Saldo awal tahun Penambahan Cadangan Reklasifikasi dari rekening administratif Kelebihan koreksi Cadangan Penghapusan selama tahun berjalan Saldo akhir
9.236.996.182 381.718.794 (517.236.439) 9.101.478.537
2010 8.424.553.555 1.720.387.672 616.884.332 (1.112.993.653) (411.835.724) 9.236.996.182
Pada posisi 31 Desember 2011 dan 2010, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai merupakan perhitungan nilai secara kolektif dan individual. Manajemen berpendapat bahwa jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai yang telah dibukukan adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan. 5) Informasi penting lainnya: Informasi penting yang berkaitan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: a. Fixed Loan, Pinjaman Rekening Koran, dan Pinjaman Dengan Angsuran terdiri dari: Kredit Modal Kerja adalah kredit jangka pendek dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) tahun yang diberikan untuk membiayai keperluan modal kerja Debitur yang bersangkutan seperti pengadaan/persediaan barang, piutang termasuk untuk bidang usaha properti, agrobisnis, dan lain-lain. Kredit Investasi adalah kredit jangka menengah/panjang yang diberikan untuk membiayai pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi dan relokasi proyek, dan atau pendirian usaha baru termasuk untuk bidang usaha properti dan agrobisnis. Kredit Konsumsi adalah pemberian Kredit untuk keperluan konsumsi seperti membeli, memugar (renovasi), dan lain-lain yang pengembaliannya dilakukan secara angsuran berkala dalam jangka waktu tertentu. b. Kredit kepada karyawan Bank merupakan kredit untuk membeli kendaraan, rumah dan keperluan lainnya yang dibebani bunga sebesar 6% - 11,27% per tahun dengan jangka waktu 6 bulan sampai dengan 10 tahun yang dibayar kembali melalui pemotongan gaji tiap bulan. c. Suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah 12,02% dan 12,90%.
Halaman 26
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) d. Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan tunai (deposito), tanah, bangunan, kendaraan, serta agunan lain yang diterima oleh perbankan pada umumnya. Agunan yang berbentuk tunai telah dilakukan pemblokiran, demikian juga untuk agunan dalam bentuk tanah dan bangunan telah diikat dengan hak tanggungan dan surat kuasa untuk menjual. Agunan dalam bentuk kendaraan telah dikuasai Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotornya dengan surat kuasa untuk menjual kendaraan tersebut. Jumlah kredit yang diberikan yang dijamin dengan agunan tunai pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 41.266.602.501 dan Rp 50.029.411.928. e. Rasio kredit usaha mikro kecil terhadap kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebesar 3,79% dan 4,42%. f. Tidak terdapat kredit yang dihapusbukukan selama tahun 2011 dan kredit yang dihapus buku pada tahun 2010 sebesar Rp. 411.835.724. g. Kebijakan pemberian kredit ditetapkan dan dilaksanakan melalui proses analisis kredit yang mengacu pada prinsip kehati-hatian, kecukupan agunan kredit, asas-asas perkreditan yang sehat, ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit serta pemantauan dan evaluasi. h. Persetujuan pemberian kredit dilakukan oleh Pejabat Pemutus Kredit yang terdiri dari Direksi dan Komisaris (sesuai limit) melalui suatu komite (komite kredit) yang melibatkan, Kepala Bagian Marketing dan Kredit, Pemimpin Cabang, Pemimpin Cabang Pembantu dan Kepala Bagian Analisa Kredit. Pengajuan persetujuan kepada Komite Kredit dilakukan setelah data dari nasabah sudah diperoleh secara lengkap. i.
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), tidak terdapat pelampauan dan pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit per 31 Desember 2011 dan 2010.
9. ASET TETAP 2011 30.819.845.739 (15.413.098.196) 15.406.747.543
Harga Perolehan Akumulasi penyusutan Nilai buku
2010 30.015.297.599 (14.516.743.741) 15.498.553.858
Rincian Aset Tetap adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011 Saldo 31 Des 2010 Harga Perolehan: Tanah Bangunan Perangkat lunak mini komputer Kendaraan Komputer Perangkat keras mini komputer Inventaris dan peralatan kantor Partisi bangunan Akumulasi Penyusutan: Bangunan Perangkat lunak mini komputer Kendaraan Komputer Perangkat keras mini komputer Inventaris dan peralatan kantor Partisi bangunan Nilai Buku
Penambahan
Pengurangan
Saldo 31 Des 2011
4.063.027.000 6.547.450.045 2.716.623.040 7.425.570.000 1.415.034.659 2.659.853.236 3.824.067.645 1.363.671.974 30.015.297.599
44.242.300 40.680.000 1.016.800.000 122.588.125 44.054.350 332.832.750 32.930.000 1.634.127.525
754.535.000 2.780.000 19.211.885 53.052.500 829.579.385
4.063.027.000 6.591.692.345 2.757.303.040 7.687.835.000 1.534.842.784 2.684.695.701 4.103.847.895 1.396.601.974 30.819.845.739
1.434.308.084 2.551.451.693 3.906.878.808 1.088.976.182 2.388.176.461 2.267.668.770 879.283.743 14.516.743.741 15.498.553.858
172.914.150 85.536.057 526.165.236 157.281.693 153.812.877 537.102.615 90.199.337 1.723.011.965
754.535.000 2.780.000 19.211.885 50.130.625 826.657.510
1.607.222.234 2.636.987.750 3.678.509.044 1.243.477.875 2.522.777.453 2.754.640.760 969.483.080 15.413.098.196 15.406.747.543
Halaman 27
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 9. ASET TETAP (lanjutan) 31 Desember 2010 Saldo 31 Des 2009
Penambahan
Saldo 31 Des 2010
Pengurangan
Harga Perolehan: Tanah Bangunan
4.063.027.000 6.427.376.945
120.073.100
-
4.063.027.000 6.547.450.045
Perangkat lunak mini komputer Kendaraan Komputer
2.669.112.440 6.822.270.000 1.333.035.984
47.510.600 1.060.300.000 105.506.475
457.000.000 23.507.800
2.716.623.040 7.425.570.000 1.415.034.659
Perangkat keras mini komputer
2.630.820.236
37.025.000
7.992.000
2.659.853.236
Inventaris dan peralatan kantor Partisi bangunan
3.733.337.764 1.363.671.974 29.042.652.343
136.549.601 1.506.964.776
45.819.720 534.319.520
3.824.067.645 1.363.671.974 30.015.297.599
1.111.410.774 2.451.523.385 3.391.506.957 963.014.714 2.254.917.778 1.800.344.412 791.792.559 12.764.510.579 16.278.141.764
322.897.310 99.928.308 924.684.351 149.469.268 141.250.683 512.806.067 87.491.184 2.238.527.171
409.312.500 23.507.800 7.992.000 45.481.709 486.294.009
1.434.308.084 2.551.451.693 3.906.878.808 1.088.976.182 2.388.176.461 2.267.668.770 879.283.743 14.516.743.741 15.498.553.858
Akumulasi Penyusutan: Bangunan Perangkat lunak mini komputer Kendaraan Komputer Perangkat keras mini komputer Inventaris dan peralatan kantor Partisi bangunan Nilai Buku
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai permanen aset tetap. Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset dengan rincian sebagai berikut: 2011 Hasil penjualan Nilai Buku Keuntungan penjualan aset tetap
434.100.000 434.100.000
2010 175.064.170 175.064.170
Pada tanggal 31 Desember 2011, aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran, kebanjiran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sejumlah Rpn20.054.000.000 dan Rp 19.967.900.000 masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut sudah memadai. 10. ASET LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: 2011 Uang muka Tagihan lainnya Agunan yang diambil alih Pendapatan yang masih harus diterima Biaya dibayar dimuka Persediaan perlengkapan kantor Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
2010
3.337.234.729 51.811.525 1.975.779.016 1.407.021.808 1.211.128.856 297.967.654
1.744.846.152 40.858.266 5.106.543.843 1.568.860.128 1.098.376.723 320.877.909
-
(3.298.981.576)
8.280.943.588
6.581.381.445
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset lain-lain telah memadai.
Halaman 28
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 10. ASET LAIN-LAIN (lanjutan) Perubahan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai adalah sebagai berikut: 2011 Saldo awal 3.298.981.576 Penambahan Cadangan Pengurangan Cadangan (3.298.981.576) Saldo akhir -
2010 1.490.000.000 1.808.981.576 3.298.981.576
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan penghapusan aset untuk aset non produktif, namun Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penghapusan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Saldo awal penyisihan kerugian penurunan nilai aset lainlain sebesar Rp3.298.981.576 telah dibebankan dalam laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. 11. LIABILITAS SEGERA Liabilitas yang harus segera dibayar oleh Bank per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 2010 Bunga Yang Masih Harus Dibayar 268.847.165 161.227.387 Rekening Perantara Transfer 1.967.602 Jumlah 268.847.165 163.194.989 12. SIMPANAN NASABAH Simpanan dari nasabah seluruhnya dalam mata uang Rupiah. Berdasarkan jenis, simpanan dari nasabah terdiri dari: 2011 Pihak Berelasi: Giro termasuk kredit bersaldo kredit Tabungan Simaster Mas Saving Deposito Berjangka Jumlah simpanan pihak berelasi Pihak Ketiga: Giro termasuk kredit bersaldo kredit Tabungan Simaster Mas Saving Deposit on Call Deposito Berjangka Jumlah simpanan pihak ketiga Jumlah
2010
83.345.455.752
81.376.635.033
3.254.905.825 533.277.597 100.898.601.767 188.032.240.941
2.801.936.357 657.611.933 93.326.733.626 178.162.916.949
38.621.451.764
27.622.569.809
19.362.819.399 4.327.803.476 500.000.000 366.969.583.429 429.781.658.068
18.043.767.330 4.521.574.107 4.410.000.000 336.786.656.908 391.384.568.154
617.813.899.009
569.547.485.103
Berdasarkan Undang-Undang No.3 Tahun 2008 sebagai pengganti Undang-undang No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan bahwa LPS menjamin simpanan nasabah Bank yang berbentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Halaman 29
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 12. SIMPANAN NASABAH (lanjutan) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan Yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan, Pasal 1 menyatakan bahwa nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu Bank yang semula ditetapkan paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah) menjadi paling banyak Rp 2.000.000.000 (dua miliar rupiah). Beban premi penjaminan Pemerintah yang dibayar selama tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 1.142.988.141 dan Rp1.002.644.557. Jangka waktu penjaminan tersebut telah dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.179/KMK.017/2000 pada tanggal 26 Mei 2000 yang menyatakan bahwa jangka waktu program penjaminan diperpanjang dengan sendirinya untuk jangka waktu enam bulan berikutnya secara terus menerus, kecuali apabila Menteri Keuangan mengumumkan pengakhiran dan atau perubahan Program Penjaminan dalam waktu enam bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Program Penjaminan tersebut untuk diketahui oleh umum. Atas penjaminan ini pihak Bank melakukan pembayaran premi kepada Pemerintah. Suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: Giro Tabungan Simaster Tabungan Mas Saving Deposito
2011 2,76% 4,50% 3,50% 7,42%
2010 2,69% 4,50% 3,50% 7,38%
Simpanan yang diblokir dan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan per 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 41.266.602.501 dan Rp 50.029.411.928. Rincian deposito berjangka menurut jangka waktunya adalah sebagai berikut: 2011 Sampai dengan 1 bulan Di atas 1 bulan s.d. 3 bulan Di atas 3 bulan s.d. 6 bulan Di atas 6 bulan s.d. 12 bulan Jumlah
389.396.156.671 31.003.238.202 6.883.050.190 41.085.740.133 468.368.185.196
2010 360.223.954.804 25.314.363.544 1.097.452.265 47.887.619.921 434.523.390.534
13. UTANG PAJAK a. Hutang Pajak 2011 Pajak Penghasilan pasal 21 Pajak Penghasilan pasal 23 dan 26 Pajak Penghasilan pasal 25 Pajak Penghasilan pasal 29 Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 Jumlah
396.017.452 1.290.556 304.597.000 455.901.650 630.197.683 1.788.004.341
2010 399.876.022 1.662.336 409.196.000 685.241.450 529.329.918 2.025.305.726
b. Beban Pajak: 2011 Beban pajak penghasilan kini Manfaat pajak tangguhan Jumlah
3.686.405.500 753.786.811 4.440.192.311
2010 4.284.805.250 (665.207.340) 3.619.597.910 Halaman 30
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 13. UTANG PAJAK (lanjutan) c. Pajak Penghasilan Badan Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan taksiran laba fiskal yang dihitung oleh Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi Koreksi fiskal terdiri dari: Beda tetap: Sumbangan Beban Makan dan Minum Beban BBM, Pemeliharaan dan Perbaikan Kendaraan Beban Pajak dan Surat-surat Kendaraan Beban Premi Asuransi Kendaraan Beban Rekreasi dan Olahraga Beban Denda dan Sanksi Beban Lain Perusahaan Beban Rupa-rupa Operasional Lain Beda waktu: Penyusutan Aset Tetap Cadangan Manfaat Karyawan Realisasi Penggantian Hak Karyawan Penyisihan Penghapusan AYDA Taksiran Laba Fiskal Tahun Berjalan
2011
2010
16.846.423.261
14.001.089.764
308.007.800 115.764.280
250.143.700 -
73.800.308 20.667.500 15.116.950 2.336.000 650.000 30.360.650 37.615.450 604.318.938
74.886.519 18.503.500 15.436.938 2.115.000 10.600.000 5.030.650 376.716.307
(332.379.636) 1.056.323.727 (130.082.700) (3.298.981.576) (2.705.120.185)
244.477.664 792.574.596 (84.618.500) 1.808.981.576 2.761.415.336
14.745.622.014
17.139.221.407
2011 Dikenakan tarif 25%: Tahun 2010: 25% x Rp 17.139.221.000 Tahun 2011: 25% x Rp 14.745.622.000 Pajak dibayar dimuka: - PPh Pasal 25 Pajak penghasilan terhutang
2010 4.284.805.250
3.686.405.500
3.230.503.850 455.901.650
3.599.563.800 685.241.450
d. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan beban pajak penghasilan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 2010 Laba sebelum pajak penghasilan menurut 16.846.423.261 14.001.089.764 laporan laba rugi Beban pajak dengan tarif pajak maksimum yang berlaku 4.211.605.815 3.500.272.441 Pengaruh pajak atas beda tetap pada tarif pajak maksimum yang berlaku 151.079.731 94.179.026 Pengaruh pajak atas beda waktu pada tarif pajak maksimum yang berlaku (676.280.046) 690.353.783 Pengaruh pajak atas pajak tangguhan 753.786.811 (665.207.340) Beban Pajak Penghasilan 4.440.192.311 3.619.597.910 Halaman 31
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 13. UTANG PAJAK (lanjutan) e. Pajak Penghasilan Tangguhan 2011 Dikreditkan ke Laporan Laba Rugi
31 Des 2010
31 Des 2011
Aset pajak tangguhan: - Penyusutan Aset tetap
77.506.765
(160.601.674)
(83.094.909)
- Kewajiban Manfaat karyawan
757.595.618
231.560.257
989.155.875
- Penyisihan Penghapusan AYDA
824.745.394
(824.745.394)
-
1.659.847.777
(753.786.811)
906.060.966
Jumlah
2010 Dikreditkan ke Laporan Laba Rugi
31 Des 2009
31 Des 2010
Aset pajak tangguhan: - Penyusutan Aset tetap
41.533.843
35.972.922
77.506.765
- Kewajiban Manfaat karyawan
580.606.594
176.989.024
757.595.618
- Penyisihan Penghapusan AYDA
372.500.000
452.245.394
824.745.394
Jumlah
994.640.437
665.207.340
1.659.847.777
14. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha Bank, dibentuk sebagai berikut: 2011 2010 Estimasi kerugian transaksi komitmen dan kontinjensi dari kegiatan usaha Bank: - Longgar Tarik dan Bank garansi 906.613.681 Jumlah 906.613.681 Perubahan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai adalah sebagai berikut: 2011 Saldo awal CKPN yang dibentuk Reklasifikasi Saldo Akhir
906.613.681 (906.613.681) -
2010 1.492.580.796 30.917.217 (616.884.332) 906.613.681
Berdasarkan Surat Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011 perihal Penyesuaian Pelaporan di LBU, Penyajian di Laporan Keuangan, dan Perhitungan KPMM terkait dengan Penerbitan SE No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 mengenai Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum, Bank Indonesia tidak lagi mewajibkan untuk membentuk penyisihan penghapusan aset atas transaksi rekening administratif. Bank menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku yaitu PSAK No. 57 mengenai Provisi Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun yang lalu, Bank belum pernah mengalami kerugian akibat transaksi rekening administratif tersebut, sehingga pada posisi 31 Desember 2011 Bank tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas transaksi rekening administratif. Halaman 32
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 14. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) Kolektibilitas atas transaksi komitmen dan kontinjensi dalam kegiatan usaha bank yang mempunyai risiko kredit pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 digolongkan sebagai Lancar. Manajemen berpendapat bahwa jumlah estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi yang dibentuk telah memadai. 15. LIABILITAS LAIN-LAIN 2011
2010
Kewajiban Estimasi Manfaat Karyawan (Catatan 26)
3.956.623.500
3.030.382.473
Jasa Produksi
1.686.839.700
1.552.153.000
Penampungan Bunga Deposito
1.528.833.878
1.433.934.821
Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan
846.482.454
942.310.662
Penampungan Hadiah Mas Saving
422.263.950
381.387.279
Provisi Pinjaman
81.250.003
43.806.821
Jasa Profesional
75.075.000
50.050.000
Provisi Bank Garansi
26.338.785
9.375.000
Notaris
11.725.700
11.725.700
Sertifikat Hak Tanggungan
8.375.000
8.375.000
Akta Pembebanan Hak Tanggungan
8.200.000
8.200.000
Cek Sertifikat
2.000.000
2.000.000
Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan
1.960.000
1.960.000
1.279.087.166 9.935.055.136
484.947.058 7.960.607.814
Lain-lain Jumlah
Penampungan bunga deposito merupakan beban bunga Deposito on Call dan Deposito Berjangka bukan Bank yang masih harus dibayar sebesar Rp1.528.833.878 pada tahun 2011 dan sebesar Rp1.433.934.821 pada tahun 2010. 16. MODAL SAHAM Berdasarkan akta Notaris Drs. Haji SAIDUS SJAHAR, SH., No.201 tanggal 28 Juli 1992 dan Berita Negara Republik Indonesia No.84 tanggal 20 Oktober 1992 Tambahan No.5242/1992, modal dasar Bank adalah Rp50.000.000.000 yang terbagi atas 50.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000 per lembar. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp10.000.000.000. Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 20 Juli 1994 yang telah diaktakan oleh Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH., dengan akta No.13 tanggal 4 Januari 1995, telah disetujui peningkatan modal disetor dari Rp10.000.000.000 menjadi Rp12.000.000.000. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 2 Desember 1994, yang telah diaktakan oleh Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH., dengan akta No.72 tanggal 22 Maret 1995 telah disetujui inbreng saham-saham milik perorangan ke dalam perseroan terbatas PT Dana Bina Sentana, PT Multi Anekadana Sakti dan PT Halim Sakti. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dengan akta Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH No.29 tanggal 9 Januari 1998, telah disetujui peningkatan modal setor dari Rp12.000.000.000 menjadi Rp12.500.000.000.
Halaman 33
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 16. MODAL SAHAM (lanjutan) Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 4 Februari 2004 yang telah diaktakan oleh Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH., dengan akta No.22 tanggal 11 Februari 2004 dan dengan Berita Negara Republik Indonesia No.44 tanggal 1 Juni 2004 Tambahan No.426, telah disetujui peningkatan modal disetor dari Rp12.500.000.000 menjadi Rp20.000.000.000. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 21 Nopember 2006 yang telah diaktakan oleh Notaris Setiawan, SH., dengan akta No.162 tanggal 28 Desember 2006 yang salinan aktanya telah diterima dan dicatat di dalam data base Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan suratnya No.W7-HT.01.10.12537 tanggal 10 September 2007 telah disetujui peningkatan modal setor dari Rp20.000.000.000 menjadi Rp27.500.000.000. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 21 September 2007 yang telah diaktakan oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH., MSi., dengan akta No.199 tanggal 25 September 2007 yang salinan aktanya telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.C-00984.HT.01.04-TH.2007 tanggal 23 Oktober 2007, Modal Dasar dari Rp50.000.000.000 menjadi Rp220.000.000.000 dan Modal Setor dari Rp27.500.000.000 menjadi Rp55.000.000.000. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 26 Desember 2007 yang telah diaktakan oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH., MSi., dengan akta No.49 tanggal 14 Januari 2008 yang salinan aktanya telah diterima dan dicatat di dalam data base Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan suratnya No.AHUAH.01.10-3479 tanggal 13 Februari 2008 dari Rp55.000.000.000 menjadi Rp70.000.000.000. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dengan akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH., MSi., No.76 tanggal 9 Juli 2008 yang salinan aktanya telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.AHU86847.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 17 Nopember 2008, Modal Dasar dari Rp220.000.000.000 menjadi Rp280.000.000.000. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 29 Juni 2009 yang telah diaktakan oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH., MSi., dengan akta No.88 tanggal 21 Juli 2009 yang salinan aktanya telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.AHU-40564.AH.01.02-tahun 2009 tanggal 20 Agustus 2009, Modal Dasar dari Rp 280.000.000.000 menjadi Rp 600.000.000.000 dan Modal Setor dari Rp 70.000.000.000 ditambah sebesar Rp 85.000.000.000 yang penambahan Modal Setor tersebut sebesar Rp35.000.000.000 berasal dari dividen dan sisanya Rp 50.000.000.000 secara tunai sehingga dengan demikian total Modal Setor menjadi Rp155.000.000.000. Susunan pemegang dan kepemilikan saham per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Saham Nominal Pemegang Saham (lembar) Rp % PT Danabina Sentana PT Multi Anekadana Sakti PT Halim Sakti Jumlah
108.500.000 38.750.000 7.750.000 155.000.000
108.500.000.000 38.750.000.000 7.750.000.000 155.000.000.000
70% 25% 5% 100%
Halaman 34
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 17. PENDAPATAN BUNGA Pendapatan bunga terdiri dari hasil bunga, provisi dan komisi yang berhubungan dengan aktivitas perkreditan, sebagai berikut: 2011 Pendapatan Bunga Berasal Dari Bank Indonesia: - Sertifikat Bank Indonesia - Call Money – FASBI - Jasa Giro GWM Penempatan Pada Bank Lain: - Call Money - Deposito Kredit yang Diberikan Jumlah
2010
3.698.332.806 9.490.040.013 296.543.335
7.911.702.705 3.387.039.354 32.685.949
26.700.416 329.861.110 59.788.871.167 73.630.348.847
192.661.559 1.045.825.333 58.530.743.798 71.100.658.698
Selama tahun 2011 dan 2010, amortisasi dari pendapatan yang terkait langsung dari perolehan nasabah (“pendapatan transaksi”) sebesar Rp 2.470.900.823 dan Rp 2.048.621.679 disajikan sebagai penambah pendapatan bunga. 18. BEBAN BUNGA Beban Bunga Berasal Dari: 2011 Penempatan pada Bank lain: - Call Money Beban bunga - Pihak Ketiga bukan Bank: - Jasa Giro - Deposito Berjangka - Deposit on Call - Tabungan Hadiah tabungan Premi Penjaminan Simpanan Jumlah
2010 -
1.182.446
2.985.333.036 32.235.693.589 39.401.494 1.153.757.607 54.803.271 1.142.988.141 37.611.977.138
1.902.012.221 29.609.066.291 135.882.629 1.053.831.924 55.343.026 1.002.644.557 33.759.963.094
19. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 2011 Ongkos yang Diperhitungkan Administrasi Produk Provisi Bank Garansi Denda Jasa Lainnya Jumlah
93.111.480 902.327.404 26.026.940 45.408.203 544.051.107 1.610.925.134
2010 95.396.703 994.045.743 50.318.224 36.143.214 574.671.198 1.750.575.082
Halaman 35
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 20. PENDAPATAN (BEBAN) KERUGIAN NONKEUANGAN - BERSIH
PENURUNAN
NILAI
ASET
2011 Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan: Pendapatan (Beban) CKPN Kredit Yang Diberikan Koreksi kelebihan CKPN Kredit Yang Diberikan Pendapatan (Beban) CKPN Penempatan Pada Bank Lain Koreksi kelebihan CKPN Penempatan Pada Bank Lain Subjumlah Kerugian Penurunan Nilai Aset Non Keuangan: Pendapatan (Beban) CKPN Aset Non Produktif Penyisihan Penghapusan AYDA Subjumlah Jumlah
KEUANGAN
DAN
2010
381.718.793 (517.236.439)
1.720.387.672 (1.112.993.652)
(89.273.010)
11.476.042
(32.745.641) (257.536.297)
618.870.062
(3.298.981.576) (3.298.981.576) (3.556.517.873)
1.808.981.576 1.808.981.576 2.427.851.638
21. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Penyusutan Aset tetap Jasa Pengolahan TSI Sewa gedung kantor Listrik Pendidikan Bahan bakar Telepon, teleks dan modem Iklan/reklame/pengembangan usaha Keamanan bangunan kantor Pemakaian materai tempel/alat tulis kantor Pemeliharaan dan perbaikan kendaraan Jasa profesional Makanan dan minuman Kendaraan kantor lain (Surat kendaraan, pajak dan parkir) Beban asuransi Administrasi Bank Pemeliharaan inventaris kantor Pakaian seragam pegawai Iuran Perjalanan dinas Perlengkapan dan peralatan kantor Pemeliharaan dan perbaikan bangunan kantor Fotocopy/penjilidan/laminating Pajak Bumi dan Bangunan Representasi Air dan gas Koran dan majalah Pemeliharaan dan perbaikan Komputer Pengiriman dokumen Pendingin ruangan Survey dan penelitian Rekreasi dan olahraga Beban lain perusahaan Lain-lain Jumlah
2011 1.723.011.965 1.095.338.152 639.422.233 501.422.191 459.948.350 291.035.024 289.149.978 263.069.322 251.166.100 237.568.210 173.823.772 143.075.000 115.764.280
2010 2.238.527.171 578.703.696 487.438.545 1.058.836.482 264.950.415 637.652.006 249.588.286 235.602.200 222.209.372 190.477.508 80.552.564 110.514.295
108.200.800 95.118.407 92.811.501 75.077.865 74.534.000 70.000.000 55.966.750 45.487.991 42.795.500 39.217.426 33.523.320 29.419.900 15.260.896 12.549.500 12.256.667 7.503.000 7.174.000 2.744.200 2.336.000 4.834.250 277.828.466 7.288.435.016
95.811.000 104.499.587 139.714.003 55.397.085 67.300.000 26.000.000 32.901.036 46.439.760 24.835.000 41.776.254 37.055.709 3.039.400 14.014.080 12.288.300 224.189.999 5.510.401 13.632.500 5.028.422 2.115.000 1.956.850 312.395.139 7.620.952.065 Halaman 36
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 22. BEBAN TENAGA KERJA 2011 Gaji Karyawan Jasa Produksi Tunjangan Hari Raya Estimasi Manfaat Karyawan Jamsostek Upah Kerja Lembur Tunjangan Lainnya Jumlah
2010
11.514.072.461 1.686.839.700 954.032.073 1.056.323.727 386.041.482 270.666.400 2.411.138.673
9.831.051.049 1.552.153.000 835.312.835 792.574.596 326.957.746 176.729.750 1.231.098.455
18.279.114.516
14.745.877.431
23. PENDAPATAN BUKAN OPERASIONAL 2011 Laba Penjualan Aset Tetap Lain-lain Jumlah
434.100.000 359.673.342 793.773.342
2010 175.064.170 116.592.100 291.656.270
24. BEBAN BUKAN OPERASIONAL 2011 Rugi Penghapusan Aset Tetap Rugi Penjualan AYDA
2.921.875 -
254.681
650.000
10.600.000 545.384.160 556.238.841
Denda-denda Beban Lainnya Jumlah
2010
468.657.071 472.228.946
25. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI 2011 Komitmen Kewajiban komitmen: Komitmen kredit yang belum ditarik Jumlah komitmen-bersih Kontinjensi Tagihan kontinjensi: - Pendapatan bunga kredit dalam penyelesaian - Tagihan kontinjensi lain Kewajiban kontinjensi: Garansi yang diterbitkan Jumlah kontinjensi-bersih Jumlah
2010
(121.324.810.173) (121.324.810.173)
(93.853.797.100) (93.853.797.100)
5.772.389.644
3.638.919.625
9.820.322.155
25.006.210.758
(2.615.063.240) 12.977.648.559 (108.347.161.614)
(1.721.085.700) 26.924.044.683 (66.929.752.417) Halaman 37
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 26. KEWAJIBAN ESTIMASI MANFAAT KARYAWAN Bank telah menyelenggarakan program kewajiban estimasi uang jasa karyawan (post - retirement benefit) sesuai dengan peraturan perusahaan. Tidak ada pendanaan yang dilakukan sehubungan dengan program manfaat karyawan tersebut. Tingkat kematian (mortalita)
Commissioners Standard Ordinary (CSO)1980
Tingkat pengunduran dini usia 18 - 54 tahun Kenaikan gaji Bunga teknis Metode
5% per tahun 10% per tahun 7.5% per tahun Projected Unit Credit
Perhitungan rekonsiliasi aset program dan kewajiban estimasi imbalan pasca kerja yang diakui di Neraca per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 2010 Nilai kini liabilitas imbalan karyawan Nilai pasar aktiva program 6.128.317.327 4.712.080.653 (Surplus)/Defisit 6.128.317.327 4.712.080.653 Biaya jasa lalu yang belum diakui (430.751.712) (459.761.036) (1.740.942.115) (1.221.937.144) Keuntungan/(kerugian) aktuaria belum diakui Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan 3.956.623.500 3.030.382.473 Komponen beban imbalan pasca kerja karyawan tahun 2011 dan 2010 terdiri dari: Beban jasa kini Beban bunga Amortisasi dari perubahan asumsi Recognized Actuarial G/L Beban Imbalan Karyawan
2011 614.488.133 282.724.839 29.009.324 130.101.431
2010 467.975.393 254.183.576 29.009.324 41.406.303
1.056.323.727
792.574.596
Rekonsiliasi perubahan saldo kewajiban imbalan pasca kerja untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 2010 Saldo Awal 3.030.382.473 2.322.426.377 Beban selama tahun berjalan 1.056.323.727 792.574.596 Pembayaran selama tahun berjalan (130.082.700) (84.618.500) Saldo akhir 3.956.623.500 3.030.382.473 Beban imbalan pascakerja disajikan sebagai beban tenaga kerja (Catatan 22).
Halaman 38
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 27. TRANSAKSI-TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Dalam kegiatan usaha normal, Bank melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihakpihak yang berelasi. Pihak Berelasi
Sifat hubungan berelasi
Transaksi
PT Danabina Sentana PT Halim sakti PT Multi Anekadana Sakti Karyawan kunci:
Pemegang Saham Pemegang Saham Pemegang Saham Direksi, Komisaris, Pemimpin Cabang, Kepala Divisi serta anggota keluarga dekat dengan orang-orang tersebut
giro, deposito giro, deposito giro, deposito giro, tabungan, deposito
Dalam kegiatan usahanya, Bank juga mengadakan transaksi-transaksi tertentu dengan pihakpihak berelasi. Transaksi-transaksi pada saldo tersebut meliputi: 2011 2010 Kredit yang Diberikan: Lainnya 11.685.124.882 13.266.566.384 Jumlah 11.685.124.882 13.266.566.384 Persentase terhadap total kredit 2,33% 2,76% Giro: PT. Danabina Sentana PT. Halim Sakti PT. Multi Anekadana Sakti Karyawan Kunci Lainnya Jumlah Persentase terhadap total giro Tabungan: Karyawan Kunci Lainnya Jumlah Persentase terhadap total tabungan Deposito: PT. Danabina Sentana PT. Halim Sakti Karyawan Kunci Lainnya Jumlah Persentase terhadap total deposito
33.920.041 32.098.288 202.996 442.901 83.278.791.526 83.345.455.752 68,33%
2.930.024 128.766.605 202.996 442.901 81.244.292.507 81.376.635.033 74,66%
208.772.802 3.579.410.620 3.788.183.422 13,79%
304.555.194 3.154.993.096 3.459.548.290 13,29%
11.685.905.999 2.387.050.330 86.825.645.438 100.898.601.767 21,54%
80.000.000 17.504.119.721 1.884.717.901 73.857.896.004 93.326.733.626 21,48%
Lihat Catatan nomor 8 dan 12.
Halaman 39
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 28. ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN Tabel berikut ini merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: Tahun 2011 Aset dan Liabilitas Keuangan
Dimiliki hingga jatuh tempo
Pinjaman dan Piutang
Tersedia untuk Dijual
Biaya Perolehan diamortisasi lainnya
Nilai tercatat
Nilai wajar
ASET KEUANGAN Kas
1.929.677.693
1.929.677.693
1.929.677.693
49.141.637.090
49.141.637.090
49.141.637.090
3.274.534.141
3.274.534.141
3.274.534.141
203.768.638.977
203.768.638.977
203.768.638.977
36.863.651.032
36.863.651.032
36.863.651.032
492.962.440.172
492.962.440.172
617.813.899.009
617.813.899.009
617.813.899.009
Biaya Perolehan diamortisasi lainnya
Nilai tercatat
Nilai wajar
Giro pada BI Giro pada Bank Lain Penempatan pada BI dan Bank Lain Efek-Efek Kredit yang Diberikan
492.962.440.172
LIABILITAS KEUANGAN Simpanan dari Nasabah
Tahun 2010 Aset dan Liabilitas Keuangan
Dimiliki hingga jatuh tempo
Pinjaman dan Piutang
Tersedia untuk Dijual
ASET KEUANGAN Kas
2.041.380.378
2.041.380.378
2.041.380.378
42.116.432.747
42.116.432.747
42.116.432.747
2.179.846.487
2.179.846.487
2.179.846.487
165.898.565.828
165.898.565.828
165.898.565.828
44.333.643.750
44.333.643.750
44.333.643.750
470.615.849.644
470.615.849.644
569.547.485.103
569.547.485.103
Giro pada BI Giro pada Bank Lain Penempatan pada BI dan Bank Lain Efek-Efek Kredit yang Diberikan
470.615.849.644
LIABILITAS KEUANGAN Simpanan dari Nasabah
569.547.485.103
Metode dan asumsi yang digunakan adalah bahwa nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan mendekati nilai tercatatnya karena mempunyai jangka waktu tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut dan/atau suku bunganya ditinjau ulang.
29. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat pelanggaran dan pelampauan BMPK kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait. Sesuai dengan peraturan BI No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, batas maksimum penyediaan dana kepada pihak terkait, satu peminjam yang bukan pihak terkait dan satu kelompok peminjam yang bukan pihak terkait masing-masing tidak melebihi 10%, 20% dan 25% dari modal Bank. Halaman 40
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 30. REKLASIFIKASI AKUN Akun tertentu dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. 31 Desember 2010: Sebelum Reklasifikasi Reklasifikasi Laporan Posisi Keuangan Liabilitas Segera Utang Pajak Giro Tabungan Deposito Simpanan Nasabah
Laporan Laba Rugi Komprehensif Pendapatan Bunga Pendapatan Operasional Beban Bunga Beban Umum & Administrasi
2.188.500.715 108.999.204.842 26.024.889.727 434.523.390.534 -
(2.025.305.726) 2.025.305.726 (108.999.204.842) (26.024.889.727) (434.523.390.534) 569.547.485.103
163.194.989 2.025.305.726 569.547.485.103
71.150.976.922 1.700.256.858 (32.701.975.511)
(50.318.224) 50.318.224 (1.057.987.583)
71.100.658.698 1.750.575.082 (33.759.963.094)
(8.678.939.648)
1.057.987.583
(7.620.952.065)
1 Januari 2010/31 Desember 2009: Sebelum Reklasifikasi Reklasifikasi Laporan Posisi Keuangan Liabilitas Segera Utang Pajak Giro Tabungan Deposito Simpanan Nasabah
Laporan Laba Rugi Komprehensif Pendapatan Bunga Pendapatan Operasional Beban Bunga Beban Umum & Administrasi
Setelah Reklasifikasi
Setelah Reklasifikasi
1.377.415.211 24.982.614.691 23.674.956.942 435.394.908.348 -
(1.230.895.518) 1.230.895.518 (24.982.614.691) (23.674.956.942) (435.394.908.348) 484.052.479.981
146.519.693 1.230.895.518 484.052.479.981
72.296.715.569 1.512.743.165 (43.700.026.034)
(33.753.481) 33.753.481 (1.015.242.280)
72.262.962.088 1.546.496.646 (44.715.268.314)
(7.956.452.212)
1.015.242.280
(6.941.209.932)
Halaman 41
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 31. MANAJEMEN RISIKO Bank telah menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk pada ketentuan Bank Indonesia serta best practices yang diterapkan seperti Bank Lain pada umumnya, serta telah mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tangal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II accord secara bertahap di Indonesia. Dalam hal bagian dari proses yang berjalan, sehingga untuk mencapai standar terbaik dibidang pengelolaan risiko, Bank senantiasa mengembangkan dan menyempurnakan kerangka sistem pengelolaan risiko dan pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, agar memberikan informasi secara dini dalam mengambil langkah-langkah perbaikan guna meminimalisir risiko. Kerangka sistem pengelolaan risiko ini dituangkan dalam bentuk kebijakan, prosedur, limit transaksi dan kewenangan serta perangkat lainnya yang berlaku bagi segenap aktivitas bisnis dengan tetap melakukan evaluasi dan perubahan parameter secara berkala sesuai dengan perubahan bisnis. Hasil dari pengelolaan risiko tersebut, telah diatur berbagai kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler, sehingga berperan meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian melalui penerapan proses manajemen risiko yang ideal dengan cara identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pada semua level organisasi. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi terhadap aktivitas manajemen risiko Bank diimplementasikan melalui pembentukan Komite Manajemen Risiko untuk meningkatkan fungsi komite dalam rangka mengambil langkah-langkah persiapan pelaksanaan proses dengan membentuk Komite Pemantau Risiko, Komite Pemantau Audit dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Komite yang dibentuk bertanggung jawab kepada Komisaris, dengan tugas utama memberikan masukan kepada Komisaris mengenai masalah-masalah manajemen risiko, mengevaluasi sistem pengawasan manajemen risiko dan pengawasan intern serta menyediakan informasi kepada Komisaris hal-hal yang berkaitan dalam mengantisipasi potensi risiko. Berpedoman terhadap kebijakan Peraturan Bank Indonesia, Bank telah menetapkan suatu kebijakan Manajemen Risiko, melalui Surat Keputusan Direksi Nomor SK/DIR/604A/112011 tentang Kebijakan Manajemen Risiko Bank MAS. Sedangkan untuk penerapan risiko, Bank telah menetapkannya dalam Surat Keputusan Direksi Nomor SK/DIR/532/092010 tanggal 29 September 2010 tentang Penerapan 8 (Delapan) Profil Risiko terhadap Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategis dengan kategori peringkat risiko bank Bank Umum mencakup risiko inheren dan sistem pengendalian risiko. Dalam tahun 2011, Bank telah menetapkan Kebijakan Manajemen Risiko serta telah menyusun Profil Risiko untuk posisi 31 Desember 2011, dengan peringkat komposit Moderate dan Sistem Pengendalian Intern Cukup Memadai. 1. Jenis-Jenis Risiko: a. Risiko Kredit Adalah risiko akibat kegagalan Debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. b. Risiko Pasar Adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.
Halaman 42
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 31. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 1. Jenis-Jenis Risiko (lanjutan) : c. Risiko Likuiditas Adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. d. Risiko Operasional Adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. e. Risiko Hukum Adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. f. Risiko Kepatuhan Adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. g. Risiko Strategis Adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. h. Risiko Reputasi Adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. 2. Penerapan Manajemen Risiko a. Bank wajib menerapkan manajemen secara efektif. b. Penerapan manajemen risiko paling kurang mencakup: 1) 2) 3) 4)
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit Manajemen Risiko. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi Manajemen Risiko. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
c. Pengelolaan 8 (delapan) risiko: 1)
2) 3)
Bank wajib melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko terhadap seluruh faktor-faktor risiko (Risk Factors) yang bersifat material. Profil Risiko dikelola oleh Unit Kerja Manajemen Risiko berdasarkan peran aktif. Pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko wajib didukung oleh: Sistem informasi manajemen yang akurat dan tepat waktu. Pengalaman yang dimiliki Bank dalam mengelola risiko terhadap tingkat risiko yang akan diambil (Risk Appetite). Laporan yang akurat dan informatif mengenai kondisi keuangan Bank, kinerja aktivitas fungsional dan eksposur risiko Bank.
d. Kategori peringkat risiko bagi Bank umum, mencakup: 1)
Risiko Inheren, adalah risiko yang melekat pada suatu bisnis atau aktivitas Bank yang timbul dari eksposure (dampak) dan ketidakpastian serta kemungkinan terjadinya kejadian yang merugikan Bank di masa yang akan datang.
Halaman 43
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 31. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) d. Kategori peringkat risiko bagi Bank umum, mencakup (lanjutan): Peringkat risiko inheren: Rendah Cukup Rendah Moderate
Cukup Tinggi
Tinggi
2)
Dampak kecil, tidak ada kerugian keuangan. Kerugian keuangan yang kecil, terdapat gangguan dalam kegiatan pekerjaan sehari-hari. Terjadi gangguan namun masih dapat melanjutkan bisnis, kerugian keuangan yang cukup besar, reputasi sedikit terpengaruh Terjadi gangguan pada kegiatan bisnis tertentu, kerugian keuangan yang besar, reputasi terganggu pada bisnis/nasabah tertentu. Gangguan bisnis yang signifikan, kerugian keuangan yang sangat besar, reputasi Bank terganggu pada seluruh aspek bisnis.
Sistem Pengendalian Intern, adalah serangkaian sistem yang dilakukan Bank dalam rangka mengendalikan risiko atau meminimalkan dampak negatif risiko terhadap kondisi dan kinerja keuangan Bank. Peringkat Pengendalian Risiko: Tidak Memadai
Kurang Memadai Cukup Memadai
Memadai
Sangat Memadai
Manajemen pada umumnya tidak efektif, tidak mampu mengidentifikasi dan mengendalikan kelemahan-kelemahan penerapan Manajemen Risiko yang material. Manajemen pada umumnya kurang efektif, kurang mampu mengidentifikasi dan mengendalikan kelemahan-kelemahan penerapan Manajemen Risiko yang cukup material. Manajemen pada umumnya cukup efektif, cukup mampu mengidentifikasi dan mengendalikan kelemahan-kelemahan penerapan Manajemen Risiko yang kurang material. Manajemen pada umumnya efektif dan mampu mengidentifikasi dan mengendalikan kelemahan-kelemahan penerapan manajemen Risiko yang tidak material. Manajemen secara efektif mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh Risiko Bank.
3. Risk Assesment (Penilaian Risiko) a. Penilaian risiko adalah keseluruhan proses dari Identifikasi Risiko, Analisa Risiko dan Evaluasi Risiko yang dihadapi oleh Bank. Penilaian Risiko mencakup keseluruhan risiko yang dihadapi Bank, yaitu Risiko Kredit, Pasar, Operasional, Likuiditas, Hukum, Strategis, Reputasi dan Kepatuhan. b. Tahapan dalam Penilaian Risiko (Risk Assesment) adalah: 1) Identifikasi Risiko Adalah proses dimana Bank mendeteksi risiko yang berpotensi merugikan finansial Bank akibat dari suatu kasus-kasus tertentu terhadap pelaksanaan aktivitas bisnisnya. 2) Penilaian Risiko Inheren Adalah proses dimana Bank mengukur aktivitas atau bisnis yang melekat didalamnya dengan level risiko dari aktivitas lainnya, sehingga dapat memberikan hasil yang dapat membantu dalam penilaian efektifitas sistem pengendalian risiko.
Halaman 44
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 31. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 3. Risk Assesment (Penilaian Risiko) (lanjutan) b. Tahapan dalam Penilaian Risiko (Risk Assesment) adalah (lanjutan) 3) Penilaian Sistem Pengendalian Risiko Adalah proses mengukur kemampuan dan peran aktif Manajemen dalam memenuhi kecukupan seluruh kebijakan, Sistem Informasi Manajemen Risiko dan pengendalian intern yang menyeluruh. 4) Penilaian Risiko Komposit Adalah proses penilaian akhir dari hasil penggabungan penilaian risiko inheren dan sistem pengendalian risiko. c. Dalam penilaian risiko terdapat dua hal yang menjadi pedoman, yaitu: 1) Kuantitas Risiko, mencakup frekuensi dan dampaknya serta probability. 2) Kualitas Sistem Pengendalian Risiko (Risk Control System), berupa judgement yang mencakup 4 (empat) pilar, adalah: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi. Kecukupan Kebijakan, prosedur dan penetapan limit. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh. 4. Risiko Likuiditas a. Risiko likuiditas Bank per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011: Kurang ASET
Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
> 1- 3 bulan
> 3- 12 bulan
> 12- 60 bulan
dari 60 bulan
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Aset lain-lain Jumlah Aset
Liabilitas segera Simpanan Simpanan dari bank lain Utang pajak Liabilitas Lain-lain Jumlah Liabilitas Jumlah Aset (liabilitas) – bersih
(Rp)
-
-
-
-
1.929.677.693
49.141.637.090
-
-
-
-
49.141.637.090
3.274.534.141
-
-
-
-
3.274.534.141
30.967.523.070
89.269.683.362
83.531.432.545
-
-
203.768.638.977
-
-
36.863.651.032
-
-
36.863.651.032
38.220.980.388
61.393.001.851
248.282.849.203
96.180.541.278
57.986.545.989
502.063.918.709 1.407.021.808
1.407.021.808
-
-
-
-
1.062.105.777
3.842.756.987
989.059.016
980.000.000
-
6.873.921.780
126.003.479.967
154.505.442.200
369.666.991.796
97.160.541.278
57.986.545.989
805.323.001.230
Kurang KEWAJIBAN
Jumlah
1.929.677.693
Efek-efek Kredit Bunga yang masih harus diterima
Lebih
dari 1 bulan
Lebih
dari 1 bulan
> 1- 3 bulan
> 3- 12 bulan
> 12- 60 bulan
dari 60 bulan
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
268.847.165
-
-
-
544.537.387.640
47.695.407.371
25.581.103.998
-
-
-
1.788.004.345
-
-
-
Jumlah (Rp)
-
268.847.165
-
-
617.813.899.009
-
-
-
-
1.788.004.345
2.984.120.188
1.585.715.556
985.354.665
1.610.228.277
2.769.636.450
9.935.055.136
549.578.359.338
49.281.122.927
26.566.458.663
1.610.228.277
2.769.636.450
629.805.805.655
(423.574.879.371)
105.224.319.273
343.100.533.133
95.550.313.001
55.216.909.539
175.517.195.575
Halaman 45
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 31. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Tahun 2010: Kurang ASET
Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Efek-efek Kredit Bunga yang masih harus diterima
> 1- 3 bulan
> 3- 12 bulan
> 12- 60 bulan
dari 60 bulan
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
2.041.380.378
-
-
-
2.041.380.378
-
-
-
-
42.116.432.747
2.201.865.138
-
-
-
-
2.201.865.138
49.249.556.232
116.749.009.596
-
-
-
165.998.565.828
9.978.363.342
9.927.786.661
24.427.493.747
-
-
44.333.643.750
46.243.725.327
49.435.350.681
266.783.991.655
71.911.989.745
45.477.788.418
479.852.845.826 1.568.860.128
1.568.860.128
-
-
-
-
40.858.267
1.744.846.152
1.419.254.632
1.807.562.267
-
5.012.521.318
153.441.041.559
177.856.993.090
292.630.740.034
73.719.552.012
45.477.788.418
743.126.115.113
Lebih
dari 1 bulan
> 1- 3 bulan
> 3- 12 bulan
> 12- 60 bulan
dari 60 bulan
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Kewajiban segera Simpanan Simpanan dari bank lain
(Rp)
-
Kurang KEWAJIBAN
Jumlah
42.116.432.747
Aset lain-lain Jumlah Aset
Lebih
dari 1 bulan
Jumlah (Rp)
163.194.989
-
-
-
-
163.194.989
502.011.898.013
45.137.489.053
22.398.098.036
-
-
569.547.485.102
-
-
-
-
-
-
Hutang pajak
2.025.305.726
-
-
-
-
2.025.305.726
Kewajiban Lain-lain Jumlah Kewajiban Jumlah Aset (kewajiban) bersih
3.171.630.342
1.377.207.720
381.387.279
1.818.229.484
1.212.152.989
7.960.607.814
507.372.029.070
46.514.696.773
22.779.485.315
1.818.229.484
1.212.152.989
579.696.593.631
(353.930.987.511)
131.342.296.317
269.851.254.719
71.901.322.528
44.265.635.429
163.429.521.482
32. MANAJEMEN MODAL Sejak tahun 2007, Bank diwajibkan untuk memenuhi kerangka kerja Basel II dalam hal permodalan Bank dengan mengikuti road map implementasi Basel II di Indonesia yang dipimpin oleh Bank Indonesia. Penerapan Bank atas risiko pasar, risiko kredit dan risiko operasional dalam permodalan adalah sebagai berikut: a. Risiko Pasar Sejak November 2007, Bank sudah menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko pasar sesuai dengan Peraturan BI No. 9/13/PBI/2007 tanggal 1 November 2007. b. Risiko Kredit Sesuai dengan Surat Edaran BI No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005, saat ini Bank masih menggunakan pendekatan Basel I untuk mengelolah risiko kredit. Bank akan menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko kredit mulai 1 Januari 2012 sesuai dengan Surat Edaran BI No. 13/6/DPNP tanggal 18 Pebruari 2011. c. Risiko Operasional Untuk pengelolaan risiko operasional Bank menerapkan pendekatan indikator dasar sesuai dengan Surat Edaran (SE) BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009. Berdasarkan SE ini, beban modal untuk risiko operasional sebesar 5%, 10% dan 15% dari rata-rata pendapatan kotor selama tiga tahun terakhir masing-masing efektif tanggal 1 Januari 2010, 1 Juli 2010 dan 1 Januari 2011.
Halaman 46
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 32. MANAJEMEN MODAL (lanjutan) Bank Indonesia menganalisa modal dalam dua tingkatan: 1. Modal Tier 1 terdiri dari modal saham biasa, agio saham, obligasi perpetual (yang diklasifikasikan sebagai surat berharga inovatif Tier 1), saldo laba, selisih penjabaran laporan keuangan, dan kepentingan non-pengendali setelah dikurangi goodwill dan aset takberwujud dan penyesuaian lainnya sehubungan dengan item yang termasuk dalam modal tetapi diperlakukan secara berbeda untuk kepentingan kecukupan modal. 2. Modal Tier 2 terdiri dari pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat dan cadangan umum (maksimum 1,25%). Posisi rasio kecukupan modal (CAR) Bank tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masingmasing sebesar 29,95% dan 32,20% dengan rincian sebagai berikut:
I. Komponen Modal A. Modal Inti 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Disetor a. Rugi tahun - tahun lalu b. Laba tahun - tahun lalu c. Laba tahun berjalan setelah pajak (50%) d. PPA yang diperhitungkan B. Modal Pelengkap (maksimum 100% modal inti) Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva produktif/CKPN (maksimum 1,25% ATMR) II. Total Modal III. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) IV. Risiko Kewajiban Modal Minimum yang Tersedia (%) V. Risiko Kewajiban Modal Minimum yang Diwajibkan (%)
2011 dalam jutaan (Rp)
2010 dalam jutaan (Rp)
155.000
155.000
13.662 6.203 (2.283)
3.946 4.858 -
4.409 176.991 590.932 29,95% 8%
5.094 168.898 524.581 32,20% 8%
Halaman 47
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 32. MANAJEMEN MODAL (lanjutan) Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Bank per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Keterangan A. ASET (Rp Va) 1. Kas 2. Emas dan commemorative coins 2.1 Emas dan mata uang emas 2.2 Commemorative coins 3. Bank Indonesia 3.1 Giro pada Bank Indonesia 3.2 SBI 3.3 Call money 3.4 Lainnya 4. Tagihan pada bank lain 4.1 Pada bank sentral negara lain Pada bank lain yang dijamin pemerintah pusat/bank 4.2 sentral 4.3 Pada bank lain 5. Surat berharga yang dimiliki 5.1 Trasury Bill Negara lain 5.2 Sertifikat bank sentral Negara lain 5.3 Surat berharga pasar uang/pasar modal 5.3.1. Yang diterbitkan atau dijamin oleh Bank sentral atau pemerintah pusat 5.3.2. Yang diterbitkan dan dijamin dengan uang kas, uang kertas asing, mata uang emas, serta giro, deposito dan tabungan pada bank yang bersangkutan sebesar nilai jaminan tersebut 5.3.3. Yang diterbitkan atau dijamin oleh bank lain, pemerintah daerah, lembaga non departemen di Indonesia dan bank pembangunan multilateral 5.3.4. Yang diterbitkan atau dijamin oleh BUMN dan perusahaan milik Pemerintah Pusat 5.3.5. Yang diterbitkan atau dijamin oleh pihak swasta lainnya 6. Kredit yang diberikan kepada atau dijamin 6.1 Kredit yang diberikan kepada atau dijamin 6.1.1. Bank sentral 6.1.2. Pemerintah pusat 6.1.3. Uang kas, uang kertas asing, emas, Mata uang emas, serta giro, deposito dan tabungan pada bank yang bersangkutan, sebesar nilai jaminan tersebut 6.1.4. Bank lain, pemerintah daerah, lembaga non departemen di Indonesia, bank Pembangunan Multilateral 6.1.5. BUMN dan perusahaan milik pemerintah pusat Negara lain 6.1.6. Pihak-pihak lainnya 6.2 KPR yang dijamin oleh hipotik pertama dengan tujuan untuk dihuni. 6.3 Kredit Pegawai/Pensiunan 6.4 Kredit Usaha Kecil 7. Tagihan lainnya (netting agreement) 7.1 Tagihan lainnya kepada atau dijamin : 7.1.1. Bank sentral 7.1.2. Pemerintah pusat 7.1.3. Uang kas, uang kertas asing, emas, Mata uang emas, serta giro, deposito dan tabungan pada bank yang bersangkutan, sebesar nilai jaminan tersebut 7.1.4. Bank lain, pemerintah daerah, lembaga non departemen di Indonesia, bank Pembangunan multilateral 7.1.5. BUMN dan perusahaan milik pemerintah pusat Negara lain 7.1.6. Pihak-pihak lainnya 8. Penyertaan 9. Aset tetap dan inventaris (nilai buku) 10. Antar kantor Aset 11. Rupa-rupa Aset 12. JUMLAH ATMR ASET NERACA
2011 dlm jutaan (Rp) Bobot Nominal Risiko
ATMR
2010 dlm jutaan (Rp) Bobot Nominal Risiko
ATMR
1.930 -
0% 0% 0% 0%
-
2.041 -
0% 0% 0% 0%
-
49.142 36.864 24.995 178.773
0% 0% 0% 0%
-
42.117 44.334 13.396 142.602
0% 0% 0% 0%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
0%
-
3.274
20%
655
12.202
20%
2.441
-
0% 0%
-
-
0% 0%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
0% 0%
-
-
0% 0%
-
28.283
0%
-
40.777
0%
-
-
0%
-
-
20%
-
421.105
0% 100%
421.105
402.728
50% 100%
402.728
31.118 16.866
40% 50% 85%
12.447 14.336
20.400 10.792
40% 50% 85%
8.160 9.173
-
0% 0%
-
-
0% 0%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
20%
-
-
20%
-
15.407 8.281 816.038
50% 100% 100% 100% 100% 100%
15.407 8.281 472.231
15.498 6.581 753.468
50% 100% 100% 100% 100% 100%
15.498 6.581 444.581
Halaman 48
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 32. MANAJEMEN MODAL (lanjutan) Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Bank per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut (lanjutan): 2011 dlm jutaan (Rp) Keterangan B. 1.
ATMR
Nominal
Bobot Risiko
ATMR
REKENING ADMINISTRATIF (Rp & Va) Fasilitas kredit yang belum digunakan yang disediakan sampai dengan akhir tahun takwin berjalan yang disediakan bagi, atau dijamin oleh dengan, atau yang dijamin surat berharga yang diterbitkan oleh: 1.1
Fasilitas kredit yang diberikan kepada atau dijamin : 1.1.1. 1.1.2. 1.1.3.
1.3
Bank sentral Pemerintah pusat Uang kas, uang kertas asing, emas, Mata uang emas, serta giro, deposito dan tabungan pada bank yang bersangkutan, sebesar nilai jaminan tersebut 1.1.4. Bank lain, pemerintah daerah, lembaga non departemen di Indonesia, bank Pembangunan multilateral 1.1.5. BUMN dan perusahaan milik pemerintah pusat Negara lainnya 1.1.6. Pihak-pihak lainnya (dijamin sebesar penarikannya) KPR yang dijamin oleh hipotik pertama dengan tujuan untuk dihuni Kredit Pegawai/Pensiunan
1.4
Kredit Usaha Kecil
1.2
2.
Bobot Risiko
Nominal
2010 dlm jutaan (Rp)
-
0% 0%
-
-
0% 0%
-
8.961
0%
-
5.617
0%
-
-
10%
-
-
10%
-
-
25%
-
-
25%
-
105.026
50%
52.513
82.752
50%
41.376
-
20%
-
-
20%
-
-
25%
-
-
25%
-
7.338
42,50%
3.119
5.474
42,50%
2.326
-
10%
-
-
10%
-
Jaminan bank 2.1
Dalam rangka pemberian kredit termasuk stand by L/C & risk sharing serta endosemen atas surat-surat berharga yang diberikan atas permintaan: 2.1.1.
Bank sentral & Pemerintah pusat
2.1.2.
2.2
2.3
Bank lain, pemerintah daerah, lembaga non departemen di Indonesia, bank Pembangunan multilateral 2.1.3. BUMN dan perusahaan milik pemerintah pusat Negara lain 2.1.4. Pihak-pihak lainnya Bukan dalam rangka pemberian kredit, seperti bidbonds, performance bonds & advance payment bonds yang diberikan atas permintaan: 2.2.1. Bank sentral & Pemerintah pusat 2.2.2. Bank lain, pemerintah daerah, lembaga non departemen di Indonesia, bank Pembangunan multilateral 2.2.3. BUMN dan perusahaan milik pemerintah pusat Negara lain 2.2.4. Pihak-pihak lainnya
20%
-
-
20%
-
50% 100%
-
-
50% 100%
-
-
0%
-
-
0%
-
-
10%
-
-
10%
-
-
25%
-
-
25%
-
2.615
50%
1.308
1.716
50%
858
0%
-
-
0%
-
L/C yang masih berlaku (tidak termasuk stand by L/C) yang diberikan atas permintaan: 2.3.1.
Bank sentral & Pemerintah pusat
-
2.3.2.
Bank lain, pemerintah daerah, lembaga non departemen di Indonesia, hank Pembangunan multilateral BUMN dan perusahaan milik pemerintah pusat Negara lain
-
4%
-
-
4%
-
-
10%
-
-
10%
-
-
20%
-
-
20%
-
2.3.3. 2.3.4. 3.
-
Pihak-pihak lainnya
-
100%
-
-
100%
-
123.940
4%
56.940
95.559
4%
5.
Kewajiban memberikan Aset bank dengan syarat repurchased agreement Posisi netto kontrak berjangka valas dengan swap hunga (exchange rate and interest rate kontrak) JUMLAH ATMR REKENING ADMINISTRATIF
44.560
C.
JUMLAH ATMR UNTUK RISIKO KREDIT (A.12 + B.5)
939.978
529.171
849.027
D.
ATMR UNTUK RISIKO OPERASIONAL
4.
JUMLAH ATMR
489.141
61.761
61.761
35.440
35.440
1.001.739
590.932
884.467
524.581
Halaman 49
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 33. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 55 DAN 50 (REVISI 2006) PSAK No. 50 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan", berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus. Persyaratan ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 50 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 50 "Akuntansi Investasi Efek Tertentu" dan diterapkan prospektif untuk laporan keuangan. PSAK No. 55 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran", mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 55 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 55 "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Akuntansi Lindung Nilai", dan diterapkan prospektif untuk laporan keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia melalui surat No. 1705/DSAK/IAI/XII/2008, tanggal 30 Desember 2008, mengumumkan perubahan tanggal efektif PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), dari semula tanggal 1 Januari 2009 menjadi 1 Januari 2010. Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan. Bank mengevaluasi dampak dari PSAK revisi tersebut terhadap penetapan nilai wajar kredit yang diberikan sebesar Rp3.000.000.000 dikategorikan sebagai kredit individual serta penetapan tingkat materialitas provisi kredit diatas Rp15.000.000. Pada tanggal 27 Januari 2009, Bank Indonesia menerbitkan Surat Edaran Nomor 11/4/DPNP perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang merupakan petunjuk pelaksanaan yang berisi penjabaran lebih lanjut dari beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yaitu PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Ketentuan dalam Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2010.
34. STANDAR AKUNTANSI BARU Terdapat beberapa standar akuntansi yang sudah diterbitkan tetapi belum efektif pada tanggal 31 Desember 2011 dan belum diterapkan di dalam penyusunan laporan keuangan ini. Standar akuntansi yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 yang terkait dengan industri Bank: - PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”. - PSAK No. 13 (Revisi 2011), “Properti Investasi”. - PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”. - PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. - PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman”. - PSAK No. 28 (Revisi 2010), “Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian”. - PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. - PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”. - PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. - PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”. - PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
Halaman 50
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 34. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan) -
PSAK No. 56 (Revisi 2010), “Laba Per Saham”. PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK No. 62, “Kontrak Asuransi”. ISAK No. 15, “PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan NNNNNNNNNnInteraksinya”. ISAK No. 24, “Evaluasi Substansi beberapa transaksi yang melibatkan suatu bentuk legal NNNNNNNNNnsewa”. ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”. ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”.
-
Berdasarkan pengujian awal, Bank mengharapkan implementasi dari PSAK No. 60, ”Instrumen Keuangan: Pengungkapan” akan berdampak terhadap pengungkapan laporan keuangannya, terutama untuk hal berikut ini: •
Pentingnya instrumen keuangan untuk posisi keuangan suatu entitas dan kinerja. Pengungkapan ini menggabungkan banyak persyaratan sebelumnya di PSAK No. 50 (Revisi 2006).
•
Informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai paparan risiko yang timbul dari instrumen keuangan, termasuk pengungkapan minimum mengenai risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar.
Bank sedang dalam proses menganalisis dampak yang akan ditimbulkan dari penerapan standarstandar akuntansi baru lainnya. 35. PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN Berkenaan dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, masa transisi pemberlakuan estimasi penurunan nilai kolektif kredit yang diberikan dengan keterbatasan pengalaman kerugian spesifik telah berakhir. Sehubungan dengan hal tersebut, mulai 1 Januari 2012 Bank telah memiliki model di dalam menetapkan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif berdasarkan data historis kerugian yang dialami Bank. Hasil perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan, khususnya kredit yang diberikan, dengan menggunakan model penilaian pada posisi 1 Januari 2012 adalah sebesar Rpn9.630.549.754 Pada posisi 31 Desember 2011 cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan adalah sebesar Rp 9.101.478.537 selisihnya sebesar Rp 529.071.217 diakui dalam laba rugi Bank tahun 2012. Pada tanggal 29 Desember 2011 telah dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan diaktakan oleh Notaris Setiawan, SH No. 31 tanggal 13 Januari 2012 : 1.
Pengunduran diri : a. Tuan Sucahyo Winoto sebagai Komisaris Utama b. Tuan Sugiarto Kurniawan sebagai Wakil Komsaris Utama c. Tuan Maxen Bastian Nggadas sebagai Direktur
2.
Pengangkatan : a. Tuan Iwan Yuda Pramudhi sebagai Direktur b. Nyonya Juwita Ekawati Winoto sebagai Komisaris Utama
Berdasarkan feed and proper test oleh Bank Indonesia, Nyonya Juwita Ekawati Winoto telah disetujui menjadi komisaris utama per 8 Maret 2012 serta pengesahan pengangkatan pada tanggal 15 Maret 2012 dengan Surat Pengangkatan No.095/DIR/MAS/III/2012.
Halaman 51