KONSEP DIRI PADA PEREMPUAN MENOPAUSE DI KELURAHAN MARGOHAYU KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK
Manuscript
Oleh
Olif Fitriyani G2A012050
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016
http://jurma.unimus.ac.id
http://jurma.unimus.ac.id
Konsep Diri Pada Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Olif Fitriyani¹ , Sri Rejeki² , Pawestri³
¹ Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS,
[email protected] ² Dosen keperawatan Maternitas FIKKES UNIMUS ³ Dosen Keperawatan FIKKES UNIMUS
Abstrak
Menopause merupakan suatu periode ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen yang mengakibatkan haid tidak muncul sehingga akan mengalami perubahan fisik dan psikologis. Perempuan yang sudah mengalami menopause merasa sangat stress dan depresi dengan kondisi yang mereka alami dan akan sangat berdampak pada konsep dirinya. Perempuan beranggapan bahwa ketika mengalami menopause perannya sudah selesai sebagai seorang istri dn ibu. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan konsep diri pada perempuan menopause di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Total sampel adalah 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden memiliki rata-rata usia menopause 50 tahun, dengan karakteristik tingkat pendidikan SD 98%, dengan status pekerjaan petani 85%, dan penghasilan < 1.745.000. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konsep diri negatif sebanyak 57%, dengan gambaran diri buruk sebanyak 46%, ideal diri rendah sebanyak 52%, harga diri rendah sebanyak 64%, peran diri buruk sebanyak 69%, sedangkan untuk identitas diri sedang sebanyak 61%. Kesimpulan : penelitian ini menunjukkan bahwa konsep diri responden sebagian besar negatif yaitu sebanyak 57 orang (57%). Saran : Diharapkan bagi responden untuk meningkatkan konsep dirinya secara positif terutama gambaran diri dan harga diri dengan memahami tentang menopause. Kata kunci : Konsep diri, menopause.
http://jurma.unimus.ac.id
Abstract
Menopause is a period when inventories run out of eggs, the ovaries have stopped produce the estrogen with the results of there is no menstrual periods that will be experiencing psysical and psychological syptoms changes. Women who had experienced in menopause will be feel very stressed and depressed with the conditions that they are experienced and will greatly impact on the Self-concept. Women thought that when menopause already completed its role as a wife and mother. The purpose of this study to describe the Self-concept in menopausal women in the Margohayu Karangawen village of Demak district. This research method is quantitative descriptive study. The total sample was 100 respondents. The results showed the characteristics of respondents have an average age of menopause of 50 years, with the characteristics of the elementary education level 98%, with 85% of farmers employment status, and income <1.745 million. The results also showed that negative self-concept as much as 57%, with the badly self-image as much as 46%, ideal low self-esteem as much as 52%, low self-esteem as much as 64%, the badly role-self as much as 69%, while for self-identity was as much as 61%. The Discussion of this study indicated that the self-concept of respondents were largely negative as many as 57 people (57%). Suggestion: It is expected for respondents to increase their positive self-concept mainly to the self-image and role of selft to understand more about menopause.
Keywords
: self-concept, menopause.
PENDAHULUAN
Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berarti „bulan‟ dan peuseis artinya „penghentian sementara‟ yang digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid (smart, 2010). Menopause merupakan suatu periode ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen yang mengakibatkan haid tidak muncul sehingga pada masa menopause perempuan akan mengalami perubahan fisik seperti hot flushes, fungsi panca indera berkurang, nyeri tulang dan sendi, mudah lelah, gangguan tidur, gangguan sistem perkemihan, perubahan psikologis (Mulyani, 2013).
Data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO), total populasi perempuan menopause di seluruh dunia pada tahun 2030 akan mencapai 1,2 milyar orang (Nisa, 2012). Proyeksi kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2010-2035 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 sebesar 225.461.700 jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan umur 40-45 tahun di
http://jurma.unimus.ac.id
tahun 2015 mencapai 24.144.900 jiwa, perkiraan tahun 2020 mencapai 26.723.400 jiwa. Data jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 33.774.141 jiwa, sedangkan jumlah perempuan usia 45-54 tahun di tahun 2014 sebesar 2.276.900 jiwa, tahun 2015 sebesar 2.314.300 jiwa dan perkiraan tahun 2018 sebesar 2.380.700 jiwa, terjadi peningkatan usia menopause. Kabupaten Demak jumlah penduduk perempuan mencapai 564.031 jiwa dan perempuan usia 30-50 tahun mencapai 170.086 jiwa. (Badan pusat statistik, 2013).
Perempuan menopause akan mengalami gangguan atau merasakan gejala-gejala tertentu. Sekitar 60 persen perempuan mengalami gejala menopause tipe sedang, dan 20 persen mengalami gejala cukup berat yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka. Gejala menopause yang umum adalah hot flush (serangan rasa panas pada wajah dan tubuh), night sweet (keluar keringat di malam hari), kekeringan pada vagina, gatal-gatal, sakit kepala, susah tidur, mudah lupa, cepat lelah, dan mudah tersinggung. Faktor lain yang ikut mempengaruhi timbulnya gejala tersebut seperti gaya hidup, lingkungan, dan pekerjaan sehari-hari. Fakta menopause bahwa gairah seks menurun karena kekeringan pada vagina yang menyebabkan aktivitas seksual tidak nyaman. Namun faktor stress, gangguan kesehatan, atau masalah keluarga juga dapat mempengaruhi penurunan gairah seks. Berat badan naik, perut membuncit merupakan fakta yang dialami perempuan menopause. Pada masa ini terjadi perubahan metabolisme lemak (kolesterol) akibat menurunnya hormon estrogen, yaitu kolesterol jahat (LDL) meningkat, sedangkan kolesterol baik (HDL) menurun yang akan berdampak pada perut yang membuncit (Shihab, 2016).
Perempuan mengatakan bahwa memasuki masa tua merupakan masa yang rentang terhadap berbagai penyakit dan merasa tenaganya sudah tidak kuat dibandingkan saat muda. Menopause masih terdengar asing di masyarakat awam, mereka lebih menyebut sudah memasuki usia tua. Penurunan kadar hormon esterogen akan mengakibatkan aktifitas dan daya tarik seksual menurun, seperti mengeringnya
http://jurma.unimus.ac.id
kondisi vagina, wajah dan kulit yang mulai berkeriput dan bentuk payudara yang tidak lagi indah. Menopause akan menyebabkan perempuan mengalami depresi. Mitos ini timbul seiring dengan banyaknya perempuan yang pensiun atau dipaksa pensiun dari tempat kerjanya ketika memasuki umur 50 tahun. Menopause merupakan akhir dari kehidupan yang menyenangkan, mitos ini timbul karena waktu untuk bersenang-senang sudah habis dan saatnya untuk banyak melakukan kebaikan, ibadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta (Artikel Kesehatan Wanita, 2013).
Perempuan beranggapan bahwa ketika mengalami menopause perannya sudah selesai sebagai seorang istri dan ibu. Suami sibuk dengan pekerjaannya sehingga waktu untuk istri menjadi berkurang dan anak-anak dewasa sibuk dengan aktivitasnya. Perubahan-perubahan yang terjadi masa menopause baik fisik maupun psikologi, adanya kegoncangan jiwa dimana munculnya gejala rasa takut, tegang, sedih, gugup, lekas marah, mudah tersinggung, stres dan depresi yang semua itu akan mempengaruhi konsep diri yang ada pada perempuan menopause (Mulyani, 2013). Perubahan karena manopause dapat terjadi pada keseluruhan aspek kehidupan individu dari mulai aspek fisik, psikologis maupun sosialnya seperti perubahan emosi seperti, rasa tegang dan cemas, tertekan, mudah tersinggung, sedih tak menentu, pemarah dan emosi tidak menentu, perubahan perilaku seperti, menghindari hubungan sosial, mudah menangis, ingin bepergian, gairah sek-sual berubah, kurang kontrol dan perubahan hubungan sosial seperti, menarik diri, mudah curiga, tendensi bunuh diri. Keluhan fisik seperti, sakit punggung, sakit kepala, letih, malas dan otot pegal-pegal (Yumei, 2011).
Perempuan yang sudah mengalami menopause merasa sangat stress dan depresi dengan kondisi yang mereka alami. Perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis tersebut sangat perlu untuk dipahami oleh wanita yang mengalami menopause itu sendiri, juga orang disekitarnya karena dengan mengetahui gejala-gejala fisik maupun psikologis yang menyertai menopause yang mungkin belum diketahui oleh sebagian besar wanita, maka akan sangat
http://jurma.unimus.ac.id
membantu kesiapan dan konsep diri wanita yang mengalami menopause (Sulisetyawati, 2011). Konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya (Anas, 2013). Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Sulisetyawati, 2011).
Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan namun halangan, mudah menyerah, dan jika gagal akan ada dua pihak yang disalahkan. Konsep diri positif lebih optimis, bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Reaksi-reaksi psikis perempuan pada usia menopause sangat bergantung pada pandangan hidup serta konsep diri yaitu bagaimana individu berfikir dan menilai dirinya sendiri. Jika ia tidak menemukan harmoni dan keseimbangan, maka terjadilah trauma biologis dan trauma psikis (Saam & Wahyuni, 2013).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22 maret 2016 desa Margohayu dengan menggunakan kuesioner terhadap ibu menopause diperoleh yang mempunyai konsep diri negatif akibat faktor keluarga yaitu menganggap perannya menjadi orangtua sudah gagal dalam mendidik anak dan merasa berkeringat dingin disaat malam hari, merasa panas di wajah, dan pegal dikaki. Sedangkan ibu menopause yang konsep dirinya positif selalu optimis terhadap dirinya, merasa senang karena tidak memikirkan repotnya menstruasi, perannya sebagai orangtua sudah berhasil.
http://jurma.unimus.ac.id
METODE Penelitian ini merupakan penelitian merupakan penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini 100 orang dengan metode purposive random sampling, penelitian ini dilakukan di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Alat pengumpulan data dengan kuesioner konsep diri. Proses penelitian berlangsung dari tanggal 20 sampai 27 Juni 2016. Analisa data hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh Karakteristik responden dapat diketahui rata-rata umur responden 52 tahun, umur menarche responden 15 tahun, umur menopause responden 50 tahun, umur menikah 17 tahun (tabel 1, 2, 3 dan 4). Latar belakang pendidikan dari responden adalah pendidikan Dasar sebesar 98 orang (98%), status pernikahan dari responden yang menikah sebesar 88%, cerai hidup 6%, dan cerai mati 6%, status pekerjaan dari responden dengan jenis pekerjaan tertinggi yaitu petani sebanyak 85%, jenis pekerjaan terendah ibu rumah tangga sebanyak 1%, latar belakang dari pendapatan responden adalah dibawah UMR (< 1.745.000) sebanyak 92%, UMR (1.745.000) sebanyak 5% dan pendapatan responden diatas UMR sebanyak 3%, seperti pada tabel 5,6, 7 dan 8.
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100).
Umur
Minimum
Maximum
Mean
Standar deviasi
45
64
52
3,8
http://jurma.unimus.ac.id
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Menstruasi Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100).
Minimum
Maximum
Median
Standar deviasi
9
18
15
1,354
Umur menarche
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Menopause Perempuan Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100).
Minimum
Maximum
Median
Standar deviasi
44
57
50
3,2
Umur menopause
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Menikah Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100).
Umur menikah
Minimum
Maximum
Median
Standar deviasi
15
23
17
1,185
http://jurma.unimus.ac.id
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100). Pendidikan
Jumlah
Persentase
Dasar (SD dan SMP) Menengah (SMA/sederajat) Tinggi (Diploma dan Sarjana)
98 1 1
98% 1% 1%
Total
100
100%
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pendidikan Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100). Kategori Menikah Cerai hidup Cerai mati Total
Jumlah
Persentase
88 6 6 100
88% 6% 6% 100%
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100). Jenis pekerjaan
Jumlah
Petani IRT Pedagang Karyawan Pensiun PNS
85 1 5 5 2 2
Total
100
http://jurma.unimus.ac.id
Persentase 85% 1% 5% 5% 2% 2% 100%
Tabel 8 Distribusi responden berdasarkan pendapatan perempuan menopause di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100). Pendapatan Dibawah UMR (<1.745.000) UMR (1.745.000) Diatas UMR (>1.745.000) Total
Jumlah
Persentase
92 5 3 100
92% 5% 3% 100%
Hasil penelitian diperoleh bahwa gambaran diri perempuan menopause kategori baik sebesar 10 orang (10%), sedang 44 orang (44%) dan untuk gambaran diri buruk sebesar 46 orang (46%) (tabel 9). Ideal diri responden tinggi sebanyak 52 orang (52%) dan kategori rendah sebanyak 52 orang (52%) (tabel 10). Harga diri responden pada penelitian kategori harga diri tinggi sebanyak 36 orang (36%) dan harga diri rendah sebanyak 64 orang (64%) (tabel 11). Peran diri responden kategori baik sebesar 4 orang (4%), sedang 27 orang (27%) dan kategori buruk sebesar 69 orang (69%) (tabel 12). Identitas diri responden kategori baik sebesar 4 orang (4%), kategori sedang 61 orang (61%) dan identitas diri buruk 35 orang (35%) (tabel 13). Konsep diri responden kategori negatif sebesar 57 orang (57%) dan positif 43 orang (43%) (tabel 14).
Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Diri Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100). Kategori
Jumlah
Persentase
Baik Sedang Rendah
10 44 46
10% 44% 46%
Total
100
100%
http://jurma.unimus.ac.id
Tabel 10 Distribusi Responden Berdasarkan Ideal Diri Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100). Kategori
Jumlah
Persentase
Tinggi Rendah
48 52
48% 52%
Total
100
100%
Tabel 11 Distribusi Responden Berdasarkan Harga Diri Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100). Kategori
Jumlah
Persentase
Tinggi Rendah
36 64
36% 64%
Total
100
100%
Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Diri Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100). Kategori
Jumlah
Persentase
Baik Sedang Buruk
4 27 69
4% 27% 69%
Total
100
100%
http://jurma.unimus.ac.id
Tabel 13 Distribusi Responden Berdasarkan Identitas Diri Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100). Kategori
Jumlah
Persentase
Baik Sedang Buruk
4 61 35
4% 61% 35%
Total
100
100%
Tabel 14 Distribusi Responden Bedasarkan Konsep Diri Perempuan Menopause Di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, 2016 (n=100) Kategori
Jumlah
Persentase
Positif Negatif
43 57
43% 57%
Total
100
100%
Hasil penelitian didapatkan bahwa usia perempuan menopause di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak umur termuda 45 tahun, umur tertua 64 tahun, rata-rata umur 52 tahun dengan standar deviasi 3,8. Loevinger menyatakan bahwa konsep diri terbentuk seiring dengan bertambahnya usia dimana perbedaan ini lebih banyak berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan
(Ariyanta, 2013). Kematangan serta kedewasaan seseorang
terkadang bisa ditentukan oleh bertambahnya usia seseorang (Husniyati, 2009). Penelitian ini hampir sama dengan penelitian Anindhita (2015), Rata-rata usia menopause di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur adalah 49,17 tahun dengan standar deviasi (3,918).
http://jurma.unimus.ac.id
Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai median umur menarche responden pada penelitian ini yaitu 15 tahun. Pada penelitian ini usia menarche termuda 9 tahun dan usia menarche tertua 18 tahun. Menarche dini merupakan menstruasi pertama yang dialami seorang wanita subur pada usia dibawah 12 tahun dan mendapat produksi hormone estrogen lebih banyak dibanding wanita lain pada umumnya (Ismail, 2015). Hasil penelitian Rohmatika (2012), rata-rata usia menarche 14 tahun. Pada penelitian ini ada 3 responden yang menarche dini dengan usia menopause rata-rata 50 tahun, dengan status menikah dan usia menikah 17 tahun. Sedaangkan usia menarche pada responden dengan usia 18 tahun yaitu ibu yang usia menopausenya 44 tahun. Penelitian Kumalasai (2012), semakin muda seseorang mengalami menstruasi pertama kali, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause. Hasil penelitian Herawati, (2012) bahwa perempuan yang menarche lebih lambat ( > 16 tahun), maka usia menopause akan lebih muda 0,481 tahun yaitu pada usia 52,067 tahun. Penelitian Ratna (2013), bahwa jika menarche 13 tahun akan memasuki usia menopause 50 tahun sedangkan usia 19 tahun akan memasuki menopause 45 tahun.
Hasil penelitian dapat diketahui umur menopause termuda 44 tahun, umur menopause tertua 57 tahun, nilai median umur menopause 15 tahun dengan standar deviasi 3,2. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian Anindhita (2015), Rata-rata usia menopause di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur adalah 49,17 tahun. Rata- rata usia menopause yaitu 49 tahun (Rohmatika, 2012). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ratna (2013), bahwa umur usia menopause terbanyak adalah 45-54 tahun. Spencer & Brown (2007), menyatakan usia perempuan memasuki menopause adalah 51 tahun, namun menopause juga dialami perempuan pada rentang usia 45-55 tahun. (Rohmatika, 2012). Pada penelitian ini, umur menopause termuda yaitu 44 tahun. Menopause dini merupakan suatu keadaan dimana fungsi ovarium (indung telur) dan menstruasi berhenti sebelum usia 40 tahun (Emelisa, 2012).
http://jurma.unimus.ac.id
Berdasarkan tabel 4 umur menikah diketahui bahwa umur menikah termuda 15 tahun, umur menikah tertua 23 tahun, nilai median umur menikah 17 tahun dengan standar deviasi 1,185. Usia melahirkan mempengaruhi menopause karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi (Mulyani, 2013). Hasil penelitian tentang tingkat pendidikan responden mayoritas adalah sekolah dasar SD dan SMP yaitu sebanyak 98 orang (98%). Penelitian Ariyanta (2013), seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan prestasinya dan jika prestasinya meningkat maka konsep dirinya akan berubah. Loevinger menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki seseorang, maka hal itu juga akan meningkatkan konsep dirinya (Djalali, 2014). Hasil penelitian dengan mayoritas pendidikan dasar dapat dilihat pengetahuan responden tentang pengertian menopause, gejala-gejala menopause sangat rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status pernikahan dari responden penelitian adalah responden yang menikah dan masih memiliki suami sebesar 88%. Sedangkan status pernikahan dengan cerai hidup sebanyak 6% dan cerai mati sebanyak 6%. Perempuan yang telah menikah umumnya mendapat menopause satu tahun lebih lambat daripada mereka yang belum menikah (wirakusumah, 2005). Seseorang yang telah menikah akan lebih mempunyai rasa percaya diri dan ketenangan dalam melakukan kegiatan (Chandra, 2011).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status pekerjaan dari responden dengan jenis pekerjaan terbanyak sebagai petani sebanyak 85% dan jenis pekerjaan terendah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 1%. Menurut ridwan (2006), individu yang bekerja mendapat status sosial yang terhormat daripada yang tidak bekerja (Listyowati, 2012). Seseorang akan merasa sangat terganggu apabila merasa kehilangan kegiatan pekerjaan sehingga dapat menimbulkan kecemasan dan mempengaruhi perannya di masyarakat (Chandra, 2011). Pekerjaan responden paling banyak jenis pekerjaan sebagai petani. Pekerjaan memiliki peran yang
http://jurma.unimus.ac.id
sangat besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia terutama kebutuhan ekonomi, sosial serta psikologis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang dari pendapatan responden penelitian adalah dibawah UMR (< 1.745.000) sebanyak 92%, pendapatan responden dengan UMR sebesar 5%, dan pendapatan responden diatas UMR sebanyak 3%. Loevinger menyatakan bahwa apabila konsep diri terbentuk dari hasil persepsi individu lain mengenai diri individu maka dapat dikatakan bahwa individu yang berstatus sosial tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih positif jika dibandingkan dengan individu yang mempunyai status sosial yang rendah (Djalali, 2014).
Hasil penelitian diketahui bahwa dari 100% responden, gambaran diri responden dalam penelitian buruk yaitu 46 orang. Hasil penelitian Sanjaya (2015), Banyaknya wanita premenopause dengan citra tubuh negatif disebabkan oleh perubahan yang terjadi saat memasuki masa tua atau premenopause, sehingga rentan mengalami stress dan kecemasan. Pada penelitian ini dengan sebaran kuesioner didapatkan bahwa responden yang merasa adanya masalah dengan perubahan berat badan dan bentuk payudara sebanyak 62 orang, dimana rata-rata umur responden 52 tahun, status menikah, pekerjaan sebagai petani, pendidikan terakhir SD dan pendapatan dibawah 1.745.000. Pernyataan responden yang selalu merasa kulitnya mulai keriput setelah menopause sebanyak 46 orang, dengan rata-rata umur 58 tahun, status menikah, pekerjaan mayoritas petani dan karyawan, dan pendapatan dibawah UMR (1.745.000). Responden yang jarang menyukai bentuk tubuhnya meskipun terdapat perubahan pada kulit dan perut (buncit) setelah menopause sebanyak 18 responden dan tidak pernah menyukai bentuk tubuhnya meskipun terdapat perubahan pada kulit dan perut (buncit) setelah menopause sebanyak 3 orang, dengan rata-rata umur 53 tahun, status menikah, pendidikan SD, dan gambaran dirinya buruk. Responden yang kadangkadang bisa beraktifitas meskipun sering lelah, sakit kepala dan punggung sebanyak 37 orang, responden yang jarang bisa beraktifitas meskipun sering lelah,
http://jurma.unimus.ac.id
sakit kepala dan punggung sebanyak 9 orang, rata-rata umur 55 tahun, pekerjaan mayoritas petani dan karyawan dan gambaran dirinya buruk. Responden yang selalu merasa Aktivitas dan hubungan sosialnya menjadi berkurang karena sering nyeri sendi dan tulang sebanyak 45 orang, dengan karakteristik responden umur 55 tahun, pekerjaan petani, dan pendidikan Sekolah Dasar.
Pada penelitian ini gambaran diri responden buruk karena adanya perubahan pada responden setelah menopause yaitu kulit mulai keriput dan aktivitasnya terganggu karena sering merasa nyeri sendi dan tulang. Dapat dilihat mayoritas pekerjaan responden sebagai petani yang pekerjaannya langsung terpapar dengan sinar matahari dan sering membawa beban berat saat pulang dari sawah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nisa (2012), bahwa ibu masa menopause di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang yang mempunyai gambaran diri negatif sebanyak 38 orang (52,1%), dimana responden mempunyai gambaran diri negatif, mereka merasa aktivitas dan hubungan sosial menjadi terganggu karena sering merasakan nyeri sendi dan tulang sehingga hubungan sosial ibu dengan orang lain berkurang, sering merasa pusing dan sakit kepala dan keinginan buang air kecil lebih sering.
Hasil penelitian
Selfian
(2012), dari 39 responden pada Gambaran Diri (body image) Wanita Menopause bahwa 59% (23 responden) memiliki Gambaran diri Terganggu, Dan sebagian kecil 41% (16 responden) memiliki Gambaran Diri Tidak Terganggu.
Hasil penelitian menunjukkan dari tabel dapat dilihat bahwa ideal diri dari responden rendah sebanyak 52 orang (52%). Hasil pernyataan responden dalam kuesioner didapatkan bahwa responden yang menjawab selalu merasa tidak puas dengan kemampuan yang ada pada dirinya sebanyak 20 orang, dengan rata-rata umur diatas 52 tahun, status menikah dan cerai hidup dengan rata-rata usia menikah 17 tahun, pendidikan sekolah dasar, usia menopause 53 tahun, dan pendapatan dibawah UMR. Responden yang kadang-kadang puas dengan pribadinya yang menyenangkan walaupun sudah menopause sebanyak 15 orang, dan jarang puas dengan pribadinya yang menyenangkan walaupun sudah
http://jurma.unimus.ac.id
menopause sebanyak 2 orang, dengan rata-rata umur 55 tahun, mayoritas petani dan pedagang, status menikah dan ada dua dengan status cerai mati, pendidikan sekolah dasar. Responden yang menjawab jarang tetap berusaha menggapai tujuan hidup walaupun sudah menopause sebanyak 43 orang, rata-rata usia 52 tahun, pekerjaan petani dan pedagang, dan status menikah. Responden yang sering iri sebanyak 22 orang, dengan karakteristik responden rata-rata umur 50 tahun, pendidikan sekolah dasar, status menikah dan tiga orang berstatus cerai mati umur 53 tahun. Responden yang jarang berusaha membina hubungan yang baik dengan keluarga saat menopause sebanyak 2 orang dan tidak pernah jarang berusaha membina hubungan yang baik dengan keluarga saat menopause sebanyak 4 orang dengan rata-rata umur 50 tahun, pendidikan sekolah dasar, pekerjaan karyawan, status menikah dan cerai mati dengan umur 52 tahun. Dampak menopause terhadap ideal diri responden yaitu: melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan sekarang, realistis dengan kondisi yang sekarang dan bagaimana wanita yang mengalami menopause tersebut bersikap atau berperilaku setelah mengalami perubahan-perubahan
tersebut
tergantung
pribadi
wanita
masing-masing
(Sulisetyawati, 2011).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari harga diri responden rendah sebanyak 64 orang (64%). Pada penelitian ini harga diri responden rendah yang dapat dilihat dari penyebaran kuesioner bahwa responden mulai kurang percaya diri dalam berhubungan intim dengan suami. Karakteristik responden pada penelitian ini usia menikah responden nilai mediannya yaitu 17 tahun. Responden merasa canggung karena merasa sudah tidak muda lagi dan malu dengan anak-anaknya. Hasil penelitian Chindy (2014), bahwa sebagian besar responden memiliki harga diri rendah yaitu (70%), hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya kepercayaan pada perubahan fisik (body image yang buruk), kepercayaan dalam menghadapi masalah (keyakinan), penerimaan baik oleh diri sendiri atau orang lain terhadap diri mereka sendiri, tidak berhasil dalam mencapai tujuan hidup, dan ketidakstabilan suasana hati sebagai akibat dari kecemasan.
http://jurma.unimus.ac.id
Penelitian menunjukkan dari sebaran kuesioner didapatkan bahwa responden yang kadang-kadang merasa tetap dihargai oleh keluarga dengan perubahan saat menopause sebanyak 2 orang, dengan umur 53 tahun, pendidikan sekolah dasar, petani, status menikah, umur menikah 17 tahun dan harga dirinya rendah. Sering kurang percaya diri dalam berhubungan intim dengan suami sebanyak 49 orang, dengan rata-rata umur 52 tahun, umur menarche 15 tahun, umur menopause 50 tahun, umur menikah 17 tahun, pendidikan sekolah dasar, status menikah pekerjaan mayoritas petani, pendapatan dibawah UMR dan harga dirinya rendah. Jarang merasa tetap diterima sebagai anggota masyarakat walaupun sudah menopause sebanyak 2 orang, tidak pernah merasa tetap diterima sebagai anggota masyarakat walaupun sudah menopause sebanyak 4 orang, dengan karakteristik umur 50 tahun, petani dan satu karyawan, status menikah dengan pendidikan sekolah dasar. Responden yang selalu merasa keluarga kurang berkenan dengan saya saat menopause sebanyak 5 orang, sering merasa keluarga kurang berkenan dengan saya saat menopause sebanyak 20 orang, rata-rata umur 51 tahun, status menikah, pendapatan 1.75.000, usia menopause 48 tahun, pekerjaan karyawan dan pedagang, dan usia menikah 17 tahun. Responden yang jarang merasa kegagalan dalam hidupnya tidak mengurangi perhatian keluarga walaupun sudah menopause sebanyak 10 orang, tidak pernah merasa kegagalan dalam hidupnya tidak mengurangi perhatian keluarga walaupun sudah menopause sebanyak 3 orang, rata-rata umur 51 tahun, pendapatan dibawah UMR, pendidikan sekolah dasar, status menikah dan satu berstatus cerai hidup dengan harga diri rendah.
Hasil penelitian menunjukkan peran diri responden buruk sebesar 69%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menyatakan kadang-kadang merasa tetap berguna dalam keluarga dan masyarakat sebanyak 9 orang, responden yang jarang merasa tetap berguna dalam keluarga dan masyarakat sebanyak 2 orang, dengan rata-rata usia 50 tahun, dengan pekerjaan petani dan karyawan, pendapatan dibawah UMR, pendidikan sekolah dasar, umur menopause 55 tahun, dan peran dirinya kategori buruk. Responden yang sering merasa waktunya dengan suami ataupun anak-anak berkurang saat menopause
http://jurma.unimus.ac.id
sebanyak 28 orang, dengan rata-rata umur 52 tahun, pekerjaan mayoritas petani, pendidikan sekolah dasar, status mayoritas menikah dan ada 3 dengan status cerai hidup dan cerai mati, dan pendapatan dibawah UMR. Responden yang jarang merasa tetap bisa berperan sebagai istri ataupun orangtua yang baik sebanyak 8 orang dan tidak pernah merasa tetap bisa berperan sebagai istri ataupun orangtua yang baik sebanyak 1 orang, rata-rata usia 50 tahun, pendidikan sekolah dasar, petani, status menikah dan pendapatan dibawah UMR. Responden yang merasa selalu gagal melaksanakan perannya (istri dan ibu) dalam keluarga dengan baik sebanyak 8 orang dan sering merasa gagal melaksanakan perannya (istri dan ibu) dalam keluarga dengan baik sebanyak 19 orang, dengan ratairata umur 52 tahun, pendidikan sekolah dasar, pekerjaan petani dan pedagang, status menikah, ratarata usia menopause 50 tahun dengan kategori peran diri buruk. Sanjaya (2015), peran yang terganggu dalam keluarga ataupun masyarakat akan menyebabkan kecemasan pada seseorang yang memiliki peran diri negatif dan mereka akan merasa tidak dihargai dan tidak dibutuhkan dalam masyarakat. Hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Sulisetyawati (2011), dampak menopause terhadap fungsi peran wanita yang mengalami menopause : tetap semangat dalam bekerja, tetap sregep, tetap melayani suami dengan baik sebatas yang bisa dilakukan, semakin akrab dengan anak-anak apalagi sudah ada cucu, semakin rutin dan giat mengikuti kegiatan- kegiatan di masjid.
Hasil penelitian menunjukkan identitas diri responden menunjukkan sebagian besar dalam kategori sedang yaitu sebesar 61%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden menyatakan tidak pernah merasa orang lain menganggap saya mulai berbeda dari segi penampilan saat menopause sebanyak 2 orang, dengan umur 45 dan 50 tahun, pekerjaan karyawan dan PNS, pendidikan menengah dan bawah dengan kategori identitas diri buruk. Responden menyatakan sering merasa takut dan mudah tersinggung saat menopause sebanyak 35 orang, dengan rata-rata 52 tahun, mayoritas sebagai petani, pendidikan sekolah dasar, pendapatan
http://jurma.unimus.ac.id
dibawah UMR, dengan identitas diri kategori sedang. Selalu merasa tidak ada yang berubah dalam dirinya saat menopause sebanyak 15 orang, dengan rata-rata umur 50 tahun, pendidikan sekolah dasar, status menikah, rata-rata usia menikah 17 tahun dengan pendapatan dibawah UMR. Responden tidak pernah merasa di saat menopause banyak melakukan kebaikan seperti ibadah meningkat, dan bersedekah sebanyak 5 orang, dengan karakteristik umur 47 tahun, status menikah, pekerjaan petani, usia menarche 15 tahun, pendapatan dibawah UMR, dan pendidikan sekolah dasar. Responden menyatakan selalu mudah lupa sebanyak 63 orang, dengan karakteristik rata-rata umur 57 tahun, pekerjaan petani, status menikah, pendidikan sekolah dasar, rata-rata usia menopause 50 tahun dengan identitas diri kategori sedang. Penelitian Mulyani (2013), adanya penurunan kadar hormon estrogen akan berpengaruh terhadap neurotransmiter yang ada di dalam otak. Penelitian Andhira (2013), gejala psikologi pada wanita menopause yaitu perubahan kognitif dimana daya ingat wanita yang memasuki masa menopause menurun. Penelitian Sanjaya (2015), ada hubungan yang signifikan antara identitas diri dengan kecemasan pada wanita premenopause di Desa Lerep bahwa Identitas yang negatif akan menyebabkan ketidakintiman hubungan dengan orang lain yang ada disekitar, sehingga akan menyebabkan kecemasan saat akan bergaul dengan masyarakat. Sulisetyawati (2011), dampak menopause terhadap identitas diri wanita yang mengalami menopause : semakin yakin bahwa sekarang saya sudah tua, jadi mesti ada perubahan dalam diri saya (termasuk dalam berpenampilan), semakin sabar dalam menghadapi masalah, semakin nikmat dalam hubungannya dengan Allah SWT dan tidak terlalu ngoyo dalam bekerja termasuk berdagang. Hasil penelitian menunjukkan konsep diri responden dengan kategori positif sebesar 43%, sedangkan kategori negatif sebesar 57%.
Konsep diri pada perempuan menopause di kelurahan margohayu berbanding terbalik dengan Penelitian Sulisetyawati (2011), yaitu tentang “Dampak Menopause Terhadap Konsep Diri Wanita Yang Mengalami Menopause Di Kelurahan Trengguli Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar” menunjukkan
http://jurma.unimus.ac.id
bahwa konsep diri wanita yang mengalami menopause tersebut meliputi citra tubuh yang baik, ideal diri yang realistis, harga diri yang tinggi, fungsi peran yang baik, dan identitas diri yang kuat dan dapat diambil kesimpulan bahwa wanita yang mengalami menopause memiliki konsep diri yang positif yang ditunjukkan oleh koping responden yang baik terhadap perubahan yang terjadi setelah menopause.
Pada penelitian ini konsep diri responden rendah. Mayoritas pendidikan pada penelitian ini rendah yang didukung dengan pekerjaan responden yaitu mayoritas petani dan kurangnya penyuluhan tentang kesehatan sehingga pengetahuan tentang menopause dan perubahan yang terjadi saat menopause serta persepsi tentang dirinya setelah menopause rendah.
Loevinger menyatakan bahwa
semakin tinggi pendidikan yang dimiliki seseorang, maka hal itu juga akan meningkatkan konsep dirinya (Djalali, 2014). Hasil penelitian Astiti (2015), ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap penerimaan diri wanita menopause di Banjar Ambengan Wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan, menunjukkan setelah intervensi (pemberian pendidikan kesehatan) 28 responden mengalami peningkatan penerimaan diri.
Keterbatasan yang ada dalam penelitian yaitu penelitian ini hanya untuk mengetahui gambaran konsep diri pada perempuan menopause. Peneliti tidak memperhatikan kehomogenan responden, misalnya responden yang diambil hanya yang bisa membaca. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner, tidak melakukan wawancara secara mendalam untuk melihat fenomena yang ada.
PENUTUP Hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak yaitu pada karakteristik responden rata-rata umur pada penelitian yaitu 52 tahun, umur menarche 15 tahun, umur menopause responden yaitu 50 tahun, umur menikah 17 tahun, mayoritas pendidikan Sekolah Dasar sebesar 98%, status pernikahan menikah sebesar 88%, status pekerjaan sebagai
http://jurma.unimus.ac.id
petani (85%), dan pendapatan responden dibawah UMR (< 1.745.000) sebanyak 92 orang. Konsep diri pada perempuan menopause di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, hasil penelitian menunjukkan konsep diri responden negatif sebesar 57%. Gambaran diri pada perempuan menopause di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, hasil penelitian diketahui bahwa dari 100% responden, gambaran diri responden dalam penelitian buruk yaitu 46 orang. Ideal diri pada perempuan menopause di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, hasil penelitian menunjukkan ideal diri responden rendah sebanyak 52 orang (52%). Harga diri pada perempuan menopause di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, hasil penelitian menunjukkan bahwa harga diri rendah sebanyak 64 orang (64%). Peran diri pada perempuan menopause di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, hasil penelitian menunjukkan peran diri responden buruk sebesar 69%. Peran diri pada perempuan menopause di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, hasil penelitian menunjukkan identitas diri responden menunjukkan sebagian besar dalam kategori sedang yaitu sebesar 61%.
Responden diharapkan lebih memotivasi dirinya untuk lebih baik dari konsep dirinya dilingkungan masyarakat maupun keluarga dan menambah pemahaman dan pengetahuan tentang menopause dan dapat membentuk konsep diri yang positif setelah menopause. Diharapkan ada penyuluhan kesehatan di Kelurahan Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak untuk meningkatkan konsep diri perempuan menopause.
http://jurma.unimus.ac.id
KEPUSTAKAAN Anas, M. (2013). Psycologi Menuju Aplikasi Pendidikan. Jakarta: Pustaka Education. Andira, D. (2010). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta: A Plus Books. Andhyantoro, K. I. (2012). Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan Dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Anindhita, S. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Menopause . 1526. Ariyanta, F. (2013). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri Penderita Kusta Di Desa Bangklean Kabupaten Blora. Skripsi, 8-9. Artikel Kesehatan Wanita. (2013, Januari Selasa). Mitos Seputar Menopause Dan Faktanya. Astiti, N. K. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Penerimaan Diri Wanita Menopause Di Banjar Ambengan . KMB, Maternitas, Anak Dan Kritis Juli Vol. 2 No 1 2015. Chandra, F. (2011). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Rs Dr Wahidin Sudirihusodo. Chindy, M. O. (2014). Harga Diri Pada Wanita Menopause . Djalali, M. A. (2014). Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri Dan Interaksi Sosial Remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Januari 2014, Vol.3, No.01, Hal71-82, 78. Emelisa, M. (2012). Gambaran Faktor Yang Mempengaruhi Menopausi Dini Terhadap Ibu – Ibu Yang Tinggal Dikomplek Perumnas Ii Indarung Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2012. Journal. Hamdanah. (2011). Kecemasan Menghadapi Perubahan Saat Menopause. lurnal Tarbiyatuna Pendidikan Agama lslam Volume 1. Nomer 1.Desember2011, Hefner Dan Schust. (2006). At A Glance Sistem Reproduksi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Herawati, R. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Usia Menopause Di Empat Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Maternal Dan Neonatal Vol. 1 No 1 Oktober 2012, 6. Hidayat, A. A. (2009). Metodelogi penelitian kebidanan dan tehnik analisis data. Jakarta : Salemba Medika.
http://jurma.unimus.ac.id
Husniyati, D. N. (2009). Pengaruh Konsep Diri Terhadap Penerimaan Diri Anak Jalanan. Skripsi. Ikhsan. (2013). Hubungan Konsep Diri Dengan Tingkat Kecemasan Menopause Pada Wanita Yang Bekerja Di Lingkungan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2013. Skripsi. Ismail, S. D. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Menarche Dini Pada Remaja Putri Sdn 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo . jurnal. Khairiyah. (2008). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Toleransi Stres Pada Wanita Menjelang Menopause Di Pedukuhan I Geblakan, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul 2008 . Skripsi. Konita, F. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Pendidikan Wanita Premenopause Tentang Menopause Dengan Kesiapan Menghadapi Menopause Di Dusun Wonolopo Rw 6 Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang. 19. Kumalasari, I., & Andhyantoro, I. (2013). Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan Dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Kusmiran, E. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Kumalasari, F. (2014). Sikap Wanita Menopause Tentang Perubahan Pada Masa Menopause Di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Listyowati, R. (2012). Gambaran Konsep Diri Penderita Kanker Payudaara Yang Dilakukan Kemoterapi. Lutfiwati, S. (2012). Hubungan Antara Citra Tubuh Dengan Kecemasan Pada Wanita Yang Mengalami Menopause. Manuaba, I, dkk. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Marina. (2014). Harga Diri Pada Wanita Menopause . Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Toeri Dan Aplikasi Edisi 1. Yogyakarta: Andi. Mulyani. (2013). Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita Di Usia Pertengahan. Yogyakarta: Nuha Medika. Nisa, Y. H. (2012). Hubungan Gambaran Diri Dengan Kecemasan Pada Ibu Masa Menopause Di Desa Nyatnyono Kecamataan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Hubungan Gambaran Diri Dengan Kecemasan Pada Ibu Masa
http://jurma.unimus.ac.id
Menopause Di Desa Nyatnyono Kecamataan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, 3. Notoadmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan Ed.Rev. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Proverawati & Islaely. (2010). Panduan Memilih Kontrasepsi. Jakarta: Nuha Medika. Rakhmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya . Ratna, A, dkk. (2013). Hubungan Menarche Terhadap Menopause Di Kecamatan Lalabata Kab. Soppeng Sulawesi Selatan. Hubungan Menarche Terhadap Menopause Di Kecamatan Lalabata Kab. Soppeng Sulawesi Selatan, 2. Rohmatika, D. (2012). Pengaruh Usia Menarche Terhadap Usia Menopause Pada Wanita Menopause Di Desa Jingkang Babakan Kacamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Tahun 2012. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 3 No. 2 Edisi Desember 2012 , 89. Rosmawar, C. (2011). Pengaruh Usia Menarche Dan Pekerjaan Terhadap Terjadinya Menopause Di Desa Buloh Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2011. Jurnal Ilmiah Stikes U’budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012, 19-22 Saam, Z. (2013). Psikologi Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers. Sahputra, N. (2009). Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa S1 Keperawatan Semester III . Sanjaya, S. (2015). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan Pada Wanita Premenopause Di Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang . Skripsi. Shihab, N. (2016, Februari Sabtu). Femina Pesona. Femina Pesona, Hal. 1. Smart, A. (2010). Bahagia Di Usia Menopause. Jogjakarta: A Plus Books. Soekidjo, N. (2007). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Sulisetyawati, S. D. (2011). Dampak Menopause Terhadap Konsep Diri Wanita Yang Mengalami Menopause Di Kelurahan Trengguli Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar. jurnal KesMaDaSka, Vol 2 No. 1, Januari 2011 (9-16).
http://jurma.unimus.ac.id
Yumei, A. d. (2011). Pengaruh Menopause Terhadap Kecenderungan Depresi Ibu-ibu PKK Desa Sidomulyo Kecamatan Batu Kota Batu. Jurnal Psikologi Agustus 2011, Vol. 1, No.12, hal 24-34 , 1. wirakusumaah, E. S. (2005). Tip dan Diet untuk Tetap Sehat, Cantik dan Bahagia di Masa Menopause. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wijayanti, D. (2009). Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta: Book Marks.
http://jurma.unimus.ac.id