DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Edisi V - Oktober 2009
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Liputan
Talkshow tentang Obat Murah dalam B4M Pasar Murah KORPRI unit Depkes RI
Artikel
Bahaya Zat-Zat Aditif Back to Nature: Manfaat Pisang yang Menakjubkan DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN R. I. Departemen Kesehatan RI - Jl. Rasuna Said Kav. 4-9 SubBag Humas Lt. 8 R. 803 Telp.: 0215214869 / 5201590 #8176
DARI REDAKSI
Hal. 02 l Buletin INFARKES Edisi V - Oktober 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Pengantar
SUSUNAN REDAKTUR PENASIHAT Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Assalamu’alaikum & salam sejahtera, semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya.
PENANGGUNG JAWAB Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
KETUA REDAKSI Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat
SEKRETARIS REDAKSI Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat
ANGGOTA REDAKSI: Drs. Riza Sultoni Apt, M.M. Dra. Kuswati Ningsih, M.M. Drs. Haryono Drs. Rahbudi Helmi, Apt. Drs. Jenry W. Badjongga. H.T. Simanjuntak, Apt. M.Si. Beluh Mabasa Ginting, S.T. Ahadi Wahyu hidayat, S.Sos. Dina Sintia Pamela, S.Si.,Apt. Yulia Yuliarti Barkah, S.H. Radiman, Amd.Ak. Febri, S.Sos. Rudi, Amd.M.I.
Edisi kali ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Oleh karena itu, kami menyajikan liputan tentang silaturahmi Menkes dan seluruh karyawan Depkes di Gedung Baru. Sebelumnya, Depkes mengadakan pasar murah Korpri menjelang hari raya yang beritanya kami sajikan dalam rubrik liputan. Seperti biasa, kini setiap terbitnya, Infarkes menyajikan artikel Back to Nature, yang kali ini mengetengahkan tentang manfaat buah pisang. Ada pula artikel-artikel lain yang berkaitan dengan kesehatan, semoga bermanfaat untuk kita semua. Kami kembali mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang dapat membuat buletin Infarkes menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Terima Kasih
ALAMAT REDAKSI: Departemen Kesehatan RI Jl. Rasuna Said Kav. 4-9 Subbagian Humas Lt. 8 R. 803 Telp.: 0215214869 / 5201590 #8176
DAFTAR ISI Liputan
Redaksi mengucapkan:
Silaturahmi Bersama Menkes dan Pegawai Depkes - 03 Talkshow tentang Obat Murah dalam Bincang-Bincang Bareng Bu Menkes - 04 Pasar Murah Korpri Unit Depkes RI - 08
Selamar Hari Raya Idul Fitri 1430 H Taqabalallahu Mina Wa Minkum
Mohon Maaf Lahir & Batin
Galeri Foto - 10
Artikel Bahaya Zat-Zat Aditif - 05 Glosarium - 10 Back To Nature: Manfaat Pisang yang Menakjubkan - 11
Laporan Perizinan
TOPIK UTAMA
Buletin INFARKES Edisi V - Oktober 2009 l Hal. 03 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Silaturahmi Bersama Menkes dan Pegawai Depkes
Halal bihalal Departemen Kesehatan diadakan pada 30 September 2009 di Auditorium Gedung Baru Depkes. Acara ini dihadiri Menteri Kesehatan, Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP(K), para dirjen, termasuk Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dra. Kustantinah, Apt., M.App.Sc. Halal bihalal ini diikuti oleh seluruh karyawan Depkes. Halal bihalal ini mengambil tema “Dengan Kebersamaan dan Kefitrian Menguatkan Kinerja Pembangunan Kesehatan”. Acara yang dimulai pukul 10.00 ini diawali sambutan oleh Menkes. Dalam sambutannya, Menkes mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama membangun dan bekerja di Departemen Kesehatan ini. Menkes pun mengucapkan permintaan maaf sebagai manusia
yang tak luput dari dosa. Untuk masa kerja ke depan, Menkes berharap, siapa pun yang akan memimpin Depkes, semoga yang baik tetap diteruskan, dan yang masih kurang bisa diperbaiki. Acara utama yaitu ceramah agama disampaikan oleh Ustad Nur Muhammad Iskandar dari Pondok Pesantren As Sidiqiah. Dalam ceramah ini dipaparkan bahwa silaturahmi berasal dari rahmah, penuh keberkahan. Allah menciptakan manusia dan seluruh alam ini dengan sunatullah penuh rahmat. Walaupun berbeda-beda, karena rahmat Allah, dengan kebersamaan, kita bisa m e n g h a s i l ka n s e s u at u . D e n ga n kebersamaan pula, pembangunan, terutama di lingkungan Depkes bisa berhasil. Keberhasilan ini merupakan kerja sama semua pihak, bukan kerja perorangan. Islam juga agama rahmatan lil alamin. Ketika salam diberikan, itu
untuk semua pihak. Islam mengajarkan habluminannas yaitu bahwa kebaikan patut dilakukan oleh setiap orang kepada orang lain. Kebaikan dilakukan tidak hanya untuk golongan atau kelompok tertentu, tetapi dilakukan untuk semua orang. Salam harus diucapkan dari hati, tulus, dan ikhlas sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah sebagai Al Amin. Acara diakhiri dengan bersalamsalam sebagai simbolis dari saling memaafkan.
Hal. 04 l Buletin INFARKES Edisi V - Oktober 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Talkshow tentang Obat Murah Dalam Bincang-Bincang Bareng Bu Menkes
Talkshow Bincang-Bincang Bareng Bu Menkes yang popular dengan istilah B4M, kali ini mengetengahkan tema tentang “Obat Murah”. Sebagaimana judul talkshow, Bu Menkes, Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp, JP(K) hadir sebagai pengisi utama acara ini. Selain itu, dilibatkan pula Direktur Utama PT I n d o fa r m a , P. S u d i b yo s e b a ga i narasumber. Di bagian sisi yang terpisah dari podium utama, hadir Dra. Meinarwati, Apt., M.Kes. dan Dra. Fatimah Umar, Apt.,M.M. dari Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Seperti biasanya, pembawa acara B4M, Ferdi Hasan, membuka acara ini ditemani oleh Eko “Srimulat”. Audience dalam acara ini berasal dari Majelis Taklim Kampung Kiara II Bogor, Pengajian Burda Cirendeu Ilir RT 001/010 Ciputat. Tema tentang “Obat Murah” kali ini memperbincangkan masalah obat generik, obat paten, dan Obat “Serbu”.
Obat Serbu merupakan program obat murah dari pemerintah yang bekerja sama dengan PT Indofarma. Obat Serbu dengan harga seribu dikemas dengan kualitas dan komposisi yang sama dengan obat paten. Obat ini dikeluarkan pertama kali pada Mei 2007, terdiri atas obat penurun panas, obat sakit kepala, obat tambah darah, obat flu, obat batuk dan flu, obat maag, obat batuk berdahak, obat batuk cair dan obat asma, dengan harga yang sangat terjangkau (Rp.1.000,) sehingga tersedia pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Walaupun obat yang diluncurkan ini sangat murah, tetapi aspek khasiat, keamanan, dan kualitas obat harus dipenuhi dengan implementasi yang ketat. Depkes dan Badan POM secara ketat mengawasi industri farmasi yang memproduksi ”Obat Rakyat, Murah dan Berkualitas” ini. ***
Ulas Balik : Alasan Pengadaan Obat Murah Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Untuk itu, di setiap daerah harus tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar sebagai syarat meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Departemen Kesehatan dan PT Indofarma bekerja sama dalam program obat murah. Program ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat bagi masyarakat. Menurut Menkes, obat bukan sematamata komoditi ekonomi tetapi sekaligus komoditi sosial. Dalam Kebijakan Obat Nasional (Konas) disebutkan antara lain bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan obat esensial. Oleh karena itu, pemerintah melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian obat. Sementara itu, pelaku usaha bertanggung jawab atas mutu obat, sedangkan masyarakat berhak mendapatkan informasi yang benar tentang obat. Ketersediaan dan pemerataan obat berarti tersedianya obat (drug availability) di seluruh Indonesia baik jenis maupun jumlah obat, sesuai dengan kebutuhan nyata dan pola penyakit. Sementara itu, keterjangkauan obat berarti adanya jaminan akses obat dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat khususnya masyarakat yang tidak mampu baik melalui pelayanan kesehatan sektor publik maupun swasta. Menurut Menkes, walaupun obat yang diluncurkan ini sangat murah, tetapi aspek khasiat, keamanan dan kualitas obat harus dipenuhi dengan implementasi yang ketat. Depkes dan Badan POM secara ketat mengawasi industri farmasi yang memproduksi ”Obat Rakyat, Murah dan Berkualitas” ini. Untuk itu secara nasional Pemerintah melakukan pengaturan yang lazim diterapkan secara internasional dan mengacu pada standar “good regulatory
practices” di bidang obat. *** Sumber: Puskom, dengan penyuntingan seperlunya.
Buletin INFARKES Edisi V - Oktober 2009 l Hal. 05
Bahaya Zat-Zat Aditif Berkaitan dengan peringatan Hari Pangan Nasional dan Hari Pangan SeDunia, 16 Oktober 2009, akan dibahas masalah pangan yang berkaitan dengan kesehatan. Seberapa amankah pangan yang dikonsumsi bagi kesehatan tubuh kita? Pangan yang kita konsumsi sering kali mengandung zat-zat aditif. Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada suatu produk, misalnya sebagai penambah warna, penyedap rasa, dan pengawet pada makanan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Meskipun tidak semua bahan pengawet berbahaya, kita hendaknya tetap berhati-hati. Bahan pengawet yang dikatakan aman, jika dikonsumsi melebihi dosis maksimum pun tetap berbahaya. Adakah makanan dalam kemasan yang tanpa bahan pengawet? Rasanya pertanyaan tersebut terdengar aneh di zaman sekarang ini. Betapa tidak, nyaris setiap hari perut kita tidak pernah absen menerima pasokan makanan dengan menggunakan bahan pengawet.
Jajanan di warung-warung, juga aneka camilan dan minuman di supermarket, hampir semuanya diduga kuat mengandung bahan makanan berpengawet. Bahkan, aneka saus dan selai pun mengandung bahan pengawet. Terlebih sumber makanan hewani dan nabati yang dikemas dalam kaleng. Dokter kandungan biasanya tidak menganjurkan ibu hamil mengonsumsi makanan dalam kemasan kaleng ini. Menurut Dr. Sri Durjati Boedihardjo, ada beberapa alasan mengapa para pembuat makanan mengawetkan produk mereka. Salah satunya karena daya tahan kebanyakan makanan memang sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan, makanan bisa disimpan berharihari, bahkan berbulan-bulan dan ini jelas-jelas sangat menguntungkan pedagang. Alasan lain, beberapa zat pengawet berfungsi sebagai penambah daya tarik makanan itu sendiri. Seperti penambahan kalium nitrit agar olahan
daging tampak berwarna merah segar. Tampilan yang menarik biasanya membuat konsumen jatuh hati untuk membelinya. Secara garis besar, zat pengawet dibedakan menjadi tiga. 1. GRAS (Generally Recognized as Safe) yang umumnya bersifat alami sehingga aman dan tidak berefek racun sama sekali. 2. ADI (Acceptable Daily Intake) yang selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya (daily intake) guna melindungi kesehatan konsumen. 3. Zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi alias berbahaya, seperti boraks, formalin, dan rhodamin B. Formalin bisa menyebabkan kanker paru-paru serta gangguan pada alat pencernaan dan jantung. Sementara itu, penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dapat menyebabkan gangguan pada otak, hati, dan kulit.
jika seseorang memiliki riwayat hipertensi.
C. DENGAN PENGERINGAN Cara lain yang juga kerap dilakukan untuk mengawetkan makanan adalah p e n ge r i n ga n ka re n a a i r b e b a s merupakan faktor utama penyebab kerusakan makanan. Semakin tinggi kadar air dalam makanan tertentu, semakin cepat proses kerusakannya. Melalui proses ini, air yang terkandung dalam bahan makanan akan d i m i n i m a l ka n . D e n ga n b e g i t u , mikroorganisme perusak makanan tidak bisa berkembang biak. Seperti halnya makhluk hidup yang kita jumpai sehari-hari, baik jamur, kuman, maupun bakteri memerlukan air untuk bisa bertahan hidup. Namun, agar hasilnya bisa maksimal, proses pengeringan harus berjalan sempurna. Jika tidak, jamur dan mikroba tetap bisa tumbuh pada makanan yang berarti tidak aman lagi dikonsumsi.
PENGAWETAN ALAMI A. DENGAN GARAM Salah satu metode pengawetan alami yang sudah dilakukan masyarakat luas selama bertahun-tahun adalah penggunaan garam atau NaCl. Larutan garam yang masuk ke dalam jaringan diyakini mampu menghambat pertumbuhan aktivitas bakteri penyebab pembusukan sehingga makanan tersebut jadi lebih awet. Pengawetan dengan garam ini memungkinkan daya simpan yang lebih lama dibanding dengan produk segarnya yang hanya bisa bertahan b e b e ra p a h a r i ata u j a m s a j a . Contohnya, ikan yang hanya tahan beberapa hari, jika diasinkan bisa disimpan selama berminggu-minggu. Tentu saja, prosedur pengawetan ini perlu mendapat perhatian karena konsumsi garam secara berlebihan bisa memicu penyakit darah tinggi. Apalagi
B. DENGAN SUHU RENDAH Metode lain yang dianggap aman adalah pengawetan dengan menyimpan bahan pangan tersebut pada suhu rendah. Suhu di bawah nol derajat Celcius mampu memperlambat reaksi metabolisme, disamping mencegah perkembangbiakan mikroorganisme yang bisa merusak makanan. Prosedur pengawetan melalui pembekuan ini bisa membuat makanan awet disimpan selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Meski begitu, kualitas makanan yang dibekukan tetap saja berkurang sedikit dibandingkan m a ka n a n s e ga r nya . S e l a i n i t u , pembekuan juga berpengaruh terhadap rasa, tekstur dan warna, ataupun sifatsifat lain dari makanan tersebut.
Hal. 06 l Buletin INFARKES Edisi V - Oktober 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
BAHAN-BAHAN PENGAWET YANG DIIZINKAN Berikut ini daftar bahan-bahan pengawet yang diizinkan, tetapi tetap harus mengikuti aturan/ batas-batas tertentu: 1. asam benzoat, 2. asam propionat, 3. asam sorbat, 4. sulfur dioksida, 5. etil p-hidroksibenzoat, 6. kalium benzoat,
7. kalium sulfit, 8. kalium bisulfit, 9. kalium nitrat, 10. kalium nitrit, 11. kalium propionat, 12. kalium sorbat, 13. kalsium propionat, 14. kalsium sorbat, 15. kalsium benzoat, 16. natrium benzoat,
17. metil-p-hidroksi benzoat, 18. natrium sulfit, 19. natrium bisulfit, 20. natirum metabisulfit, 21. natrium nitrat, 22. natrium nitrit, 23. natrium propionat, 24. Niasin, dan 25. propil-p-hidroksi benzoat.
BAHAN PENGAWET YANG DIIZINKAN NAMUN KURANG AMAN Beberapa zat pengawet berikut diindikasikan menimbulkan efek negatif jika dikonsumsi oleh individu tertentu, semisal yang alergi atau digunakan secara berlebihan. 1. Benzoat Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin (racun), bakteri spora, dan bakteri bukan p e m b u s u k . S e ny a w a i n i d a p a t mempengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, sirup, dan ikan asin. Bahan ini bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita asma dan bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium Benzoat bisa memicu terjadinya serangan asma. 2. Sulfur Dioksida (So2) Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirup, dan acar. Meski bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut berisiko menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
3. Kalium Nitrit Kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat. Bahan ini sering digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah agar tampak selalu segar, semisal daging kornet. Jumlah nitrit yang ditambahkan biasanya 0,1% atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan. Untuk nitrat 0,2% atau 2 gram/kg bahan. Bila lebih dari jumlah tersebut bisa menyebabkan keracunan, selain dapat mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah. 4. Kalsium Propionat dan Natrium Propionat Keduanya yang termasuk dalam golongan asam propionat sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan pengawet ini biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung. Untuk bahan tepung terigu, dosis maksimum yang disarankan
adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan. Sementara itu, untuk makanan berbahan keju, dosis maksimumnya adalah 0,3% atau 3 gram/kg bahan. Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur. 5. Natrium Metasulfat Sama dengan Kalsium dan Natrium Propionat, Natrium Metasulfat juga sering digunakan pada produk roti dan tepung. Bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan alergi pada kulit. 6. Asam Sorbat Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, buah dan produk minuman kerap ditambahkan asam sorbat. Meskipun aman dalam konsentrasi tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di kulit. Batas maksimum penggunaan asam sorbat (mg/l) dalam makanan berturut-turut adalah sari buah 400; sari buah pekat 2100; squash 800; sirup 800; minuman bersoda 400.
Buletin INFARKES Edisi V - Oktober 2009 l Hal. 07 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
BAHAN PENGAWET YANG TIDAK AMAN 1. Natamysin Bahan ini kerap digunakan pada produk daging dan keju. Bahan ini bisa menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan perlukaan kulit.
2. Kalium Asetat Makanan yang asam umumnya ditambahi bahan pengawet ini. Padahal, bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal.
3. Butil Hidroksi Anisol (BHA) Biasanya terdapat pada daging babi dan sosisnya, minyak sayur, shortening, keripik kentang, pizza, dan teh instan. Bahan pengawet jenis ini diduga bisa menyebabkan penyakit hati dan memicu kanker.
memakai ulang dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat karsinogennya melarut dalam air minum. Akibatnya, risiko terkena kanker pun semakin besar. Itulah sebabnya, konsumen hendaknya betul-betul mematuhi instruksi yang tertera pada botol tersebut. Jika memang botol tersebut untuk sekali pakai, jangan dipakai berulang-ulang. Selain itu, zat pemicu kanker juga ditemukan pada makanan-makanan dengan pengolahan yang tidak tepat. Contohnya, pemanasan dengan suhu tinggi dalam jangka waktu lama bisa menghasilkan senyawa yang disebut trans-fatty acid (TFA).
C a ra m e n g g o re n g d e n ga n menggunakan minyak goreng yang sama secara berulang kali pun bisa menimbulkan radikal bebas dalam tubuh. Jangan abaikan pula penggunaan pemanis buatan seperti siklamat dan sakarin. Walaupun pemakaiannya diizinkan, FDA (Food and Drug Association) tetap memberikan batasan-batasan. Untuk siklamat, penggunaan maksimalnya adalah 11mg/kg berat badan/hari, sedangkan sakarin 5 mg/kg berat badan/hari. Jika dikonsumsi secara berlebihan, kedua senyawa ini bisa memicu kanker kandung kemih.
malah sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah berjamur menandakan proses pengawetan tidak berjalan sempurna, atau makanan tersebut sudah kedaluwarsa. 4. Baui juga aromanya. Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme. 5. Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah mengandung bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya yang bisa merusak kesehatan. 6. Ingat juga, kriteria aman itu bervariasi. Aman buat satu orang belum tentu aman buat yang lainnya. Bisa saja pada anak tertentu bahan pengawet ini menimbulkan reaksi alergi. Tentu saja reaksi semacam ini tidak akan muncul
jika konsumennya tidak memiliki riwayat alergi. Contohnya, pengawet Kalsium Benzoat pada produk minuman ringan yang amat digandrungi anakanak. Bagi anak-anak yang sehat mungkin tidak berdampak apa-apa. Akan tetapi bagi anak-anak yang mengidap asma, kandungan bahan pengawet ini bisa membuat asmanya kambuh. 7. Kalaupun hendak membeli makanan impor, usahakan produknya telah terdaftar secara legal di di Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) atau Depkes yang bisa dicermati dalam label yang tertera di kemasannya.
PERHATIKAN JUGA BAHAYA LAIN Orang tua umumnya menganggap zat pewarna, zat pengawet, dan penyedap rasa saja yang membahayakan. Padahal, tindakan yang dilakukan terhadap makanan juga bisa membahayakan. Orang yang membakar makanan sampai gosong, misalnya, menganggap tidak ada masalah. Padahal, makanan yang gosong tersebut bisa memicu kanker. Botol plastik minuman air dalam kemasan yang dipakai ulang secara terus-menerus juga tidaklah aman. Bahan plastik botol yang terbuat dari polyethylene terephthalate tersebut mengandung zat-zat karsinogen yang memicu timbulnya kanker. Kebiasaan
TIPS AMAN MEMILIH MAKANAN Apakah makanan yang dikonsumsi aman? 1. Amati makanan tersebut, apakah berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mi, es krim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman. Demikian juga dengan warna daging sapi olahan yang warnanya tetap merah, sama dengan daging segarnya. 2. Jangan lupa cicipi juga rasanya. Biasanya lidah kita juga cukup jeli membedakan mana makanan yang aman dan mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, semisal sangat gurih dan membuat lidah bergetar. 3. Perhatikan juga kualitas makanan tersebut, apakah masih segar, atau
Sumber : Tabloid Nakita dengan perubahan seperlunya
Hal. 08 l Buletin INFARKES Edisi V - Oktober 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
PASAR MURAH KORPRI UNIT Dalam rangka menyemarakkan bulan suci dan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1430 H, KORPRI Unit Depkes menyelenggarakan pasar murah pada tanggal 15 September 2009. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu karyawankaryawati di lingkungan Departemen Kesehatan dalam mempersiapkan Hari Raya, khususnya dalam memperoleh kebutuhan bahan pokok dengan harga yang relatif murah dan terjangkau. Bagi p a r a p e n g u s a h a , ke g i a t a n i n i merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memasarkan produk unggulan. Dalam kesempatan ini, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan ditunjuk sebagai panitia penyelenggaraan pasar murah ini.
Pasar murah secara resmi dibuka pada pukul 09.30 oleh Inspektorat Jenderal Departemen Kesehatan, Dr. Faiq Bahfen, S.H. yang secara simbolis ditandai dengan pengguntingan tali pada balon udara. Sebelum acara pembukaan, Ketua Panitia Pasar Murah, Dra. Meinarwati, Apt., M.Kes., memberikan laporan tentang pasar murah ini. Pada acara pembukaan ini, hadir pula Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dra. Kustantinah, Apt.M.App.Sc., dan para pejabat eselon II, III, dan IV. Rangkaian acara pasar murah tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain menyajikan stan penjualan barang-barang kebutuhan pokok, pada kegiatan tahun ini juga diadakan penjualan gula dengan harga murah. Kemudian, ada juga peragaan busana dan demo kosmetik dari sponsor. Perusahaan dan pengusaha yang mensponsori acara ini di antaranya PT Kimia Farma, PT Kalbe Farma, PT Merapi, PT Unilever, PT Ikapharmindo,
PT Tempo Scan Pacific, PT Molex Ayus, PT Graha Putra Abadi, PT Orang Tua, PT Sico, PT Sayap Mas, PT Kao. Selain itu, ada lebih dari 100 peserta pasar murah yang menempati stan yang telah disiapkan panitia, dengan rincian berikut: stan yang menjual produk
Buletin INFARKES Edisi V - Oktober 2009 l Hal. 09 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
makanan dan sembako sebanyak 48 meja dengan jumlah pengusaha 38 orang; stan yang menjual produk sandang sebanyak 62 meja dengan jumlah pengusaha 36 orang; stan yang menjual produk lainnya sebanyak 38 meja dengan jumlah pengusaha 30 orang; stan panitia yang menjual gula murah dan pakaian layak pakai sebanyak 2 meja. Pada kegiatan pasar murah ini juga disediakan sebanyak 21 jenis hadiah door prize dengan jumlah total sebanyak 51 hadiah. Hadiah door prize berasal dari
unit-unit utama di lingkungan Departemen Kesehatan dan dari PT Tempo Scan Pasific. Door prize yang dibagikan tersebut berupa lemari es, mesin cuci, dispenser panas, magic com, kompor gas, DVD player, radio tape, handphone, setrika, hair dryer, jam dinding, teko/ ceret air, termos nasi, peket gelas dan teko, paket bowl set kecil, paket bowl set besar, televisi Sharp, sepeda Polygon, kipas angin. Biaya penyelenggaraan pasar murah ini sepenuhnya merupakan dana swadaya dengan sumbangan dari sponsor.
Hal. 10 l Buletin INFARKES Edisi V - Oktober 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Galeri Foto
Berikut ini dokumentasi foto pada saat pengesahan Undang-Undang Kesehatan, 14 September 2009, dan pada saat Rapat Paripurna Ke-7 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Masa Sidang I Tahun Sidang 2009-2010 pada tanggal 11 September 2009.
GLOSARIUM Antigen: Zat (misalnya protein atau toksin) yang dapat merangsang pembentukan antibodi jika diinjeksikan ke dalam tubuh.
Absorpsi: Penyerapan; daya jaringan untuk menyerap benda-benda lain dari luar; hilangnya zat energi atau foton ke dalam suatu bahan.
Formalin: Larutan bening berbau menyengat, mengandung sedikit metanol untuk bahan pengawet dan pembunuh kuman.
Aditif: Zat yang ditambahkan pada suatu produk, misalnya sebagai penambah warna, penyedap rasa, pengawet pada makanan.
Boraks: Bahan pembersih (antiseptik; zat pembantu melelehkan zat padat) yang berupa hablur (kristal) berwarna kuning atau serbuk berwarna cokelat.
Nikotin: Zat racun yang terdapat dalam tembakau, digunakan dalam perobatan dan untuk insektisida.
BACK TO NATURE
Buletin INFARKES Edisi V - Oktober 2009 l Hal. 11 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Manfaat Pisang yang Menakjubkan Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Secara umum, kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg, Vitamin C 3 mg dan air 72 gram. Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri dari mineral, vitamin, karbohidrat, serat, protein, lemak, dan lain-lain sehingga apabila orang hanya mengonsumsi buah pisang sudah tercukupi secara minimal gizinya. Pilih Pisang Berkualitas Terbaik! Pilihlah pisang yang sudah matang karena akan mudah dicerna dan gula buah diubah menjadi glukosa alami secara cepat diabsorbsi ke dalam peredaran darah. Sebaliknya, pisang yang mentah akan sulit dicerna. Berbagai Manfaat Pisang 1. Sumber Kekuatan Tenaga Buah pisang dengan mudah dapat dicerna, gula yang terdapat dalam buah tersebut diubah menjadi sumber tenaga yang bagus secara cepat. Proses itu bagus dalam pembentukan tubuh, untuk kerja otot, dan sangat bagus untuk menghilangkan rasa lelah. 2. Manfaat untuk Ibu Hamil Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi pisang karena mengandung asam folat yang mudah diserap janin melalui rahim. Namun, jangan terlalu berlebihan, sebab satu buah pisang mengandung sekitar 85-100 kalori. 3. Manfaat bagi Penderita Anemia Dua buah pisang yang dimakan oleh pasien anemia setiap hari sudah cukup karena mengandung Fe (zat besi) tinggi.
4. Manfaat bagi Penyakit Usus dan Perut Pisang yang dicampur susu cair (atau dimasukkan dalam segelas susu cair) dapat dihidangkan sebagai obat dalam kasus penyakit usus. Pisang juga dapat direkomendasikan untuk pasien sakit perut dan cholik untuk menetralkan keasaman lambung. Sebuah pisang dihidangkan sebagai pertahanan terhadap inflamasi karena vitamin C dapat secara cepat diproses; mentransformasikan bacillus berbahaya menjadi bacillus yang bersahabat. Dengan demikian, keduanya akan tertolong. Pure pisang ataupun krim pisang (seperti untuk makanan bayi) dapat dikonsumsi oleh pasien yang menderita diare. 5. Manfaat bagi Penderita Lever Penderita penyakit lever bagus mengonsumsi pisang dua buah ditambah satu sendok madu. Paduan bahan ini akan menambah nafsu makan dan membuat kuat. 6. Manfaat bagi Luka Bakar Daun pisang dapat digunakan untuk pengobatan kulit yang terbakar dengan cara dioles. Campuran abu daun pisang ditambah minyak kelapa memiliki pengaruh mendinginkan kulit. 7. Manfaat bagi Diabetes Pada masyarakat Gorontalo (Sulawesi Utara), jenis pisang goroho yakni pisang khas daerah setempat, merupakan makanan tambahan/ pokok bagi orang yang menderita penyakit gula/ diabetes mellitus. Caranya, buah pisang goroho yang belum matang, kemudian dikukus dan dicampur kelapa parut muda. 8. Pisang dan Kecantikan Bubur pisang dicampur dengan sedikit susu dan madu, dioleskan pada wajah setiap hari secara teratur selama 30-40 menit. Basuh dengan air hangat,
kemudian bilas dengan air dingin atau es, diulang selama 15 hari, akan menghasilkan pengaruh yang menakjubkan pada kulit. 9. Pisang untuk Mengatur Bobot Badan Pisang juga mempunyai peranan dalam penurunan berat badan seperti juga untuk menaikkan berat badan. Telah terbukti seseorang kehilangan berat badan dengan berdiet 4 (empat) buah pisang dan 4 (empat) gelas susu non-fat atau susu cair per hari sedikitnya tiga hari dalam seminggu, jumlah kalori hanya 1.250 dan menu tersebut cukup menyehatkan. Selain itu, diet tersebut membuat kulit wajah tidak berminyak dan bersih. Pada sisi yang lain, mengonsumsi satu gelas banana milk-shake dicampur madu, buah-buahan, kacang, dan mangga sesudah makan, akan menaikkan berat badan. 10. Khasiat Lainnya Dalam "Medicinal Uses of Bananas" (www.banana.com, 2002) menyebutkan, bahwa pisang mempunyai manfaat dalam penyembuhan anemia, menurunkan tekanan darah, tenaga untuk berpikir, kaya serat untuk membantu diet, kulit pisang dapat digunakan sebagai krim antinyamuk, membantu sistem syaraf, dapat membantu perokok untuk menghilangkan pengaruh nikotin, stres, mencegah stroke, mengontrol temperatur badan terutama bagi ibu hamil, menetralkan keasaman lambung, dan sebagainya. Para peneliti sedang mencoba dari pisang untuk memproduksi antigen untuk coating Virus Hepatitis B. Peneliti lain mengembangkan pisang yang dapat membantu dalam melawan penyakit campak/ cacar air, penyakit kuning, polio, dan dipteri. Sumber: PdPersi / http://tipsehat.blogspot.com
Hal. 12 l Buletin INFARKES Edisi V - Oktober 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Laporan Perizinan PBF, PBBBF, Industri Farmasi, Industri Obat Tradisional, dan Kosmetika yang Diterbitkan Ditjen Binfar & Alkes Bulan Agustus s.d. September No
NAMA PERUSAHAAN
No. IZIN
Tanggal Terbit
PROVINSI
JENIS IZIN
1
PT. DWI PUTRA MEDIFARMA
HK.07.01/I/417/09
12 Agustus 2009
Jawa Tengah
PBF
2
PT. SINAR INTERMARK
HK.07.01/I/418/09
12 Agustus 2009
Jawa Tengah
PBF
3
PT. FORTUNA MIMIKA UTAMA
HK.07.01/I/419/09
12 Agustus 2009
Papua
PBF
4
PT. SURYA PRIMA PERKASA
HK.07.01/I/420/09
12 Agustus 2009
DKI Jakarta
PBF
5
PT. SEMATA BERKAT KARUNIA
HK.07.01/I/421/09
12 Agustus 2009
Bandar Lampung
PBF
6
PT. RAMAYANA ANUGERAH ABADI
HK.07.01/I/422/09
12 Agustus 2009
Jawa Barat
PBF
7
PT. GLOBAL SUKSES MANDIRI
HK.07.01/I/454/09
14 Agustus 2009
DKI Jakarta
PBF
8
PT. PHARMACIA MEDICA NIAGA
HK.07.01/I/455/09
14 Agustus 2009
DKI Jakarta
PBF
9
PT. FULKI HASYA
HK.07.01/I/456/09
14 Agustus 2009
Jawa Barat
PBF
10
PT. SARANA MULIA FERINDO
HK.07.01/I/457/09
14 Agustus 2009
Banten
PBF
11
PT. KARYABAKTI PUTERA SEJAHTERA
HK.07.01/I/458/09
14 Agustus 2009
Jawa Barat
PBF
12
PT. RUDY SOETADI
HK.07.IKOS/I/459/09
14 Agustus 2009
Jawa Barat
Kosmetika
13
PT. ERA VARIASI INTERTIKA
HK.07.IKOS/I/460/09
18 Agustus 2009
Jawa Barat
Kosmetika
14
PT. QWINJAYA ADITAMA
HK.07.PBBF/I/461/09
18 Agustus 2009
DKI Jakarta
PBBBF
15
PT. CAHAYA GEMILANG UNGGUL
HK.07.IKOS/I/462/09
18 Agustus 2009
Sulawesi Utara
PBF
16
PT. DHEFEDA JANITRA
HK.07.01/I/463/09
18 Agustus 2009
Jambi
PBF
17
PT. BINTANG PRAMESTI UTAMA
HK.07.01/I/464/09
18 Agustus 2009
Jawa Timur
PBF
18
PT. PFIZER INDONESIA
HK.07.IF/I/465/09
18 Agustus 2009
DKI Jakarta
IF
19
PT. ROCHE INDONESIA
HK.07.PBBF/I/479/09
21 Agustus 2009
Jawa Barat
PBBBF
20
PT. PARAZELSUS INDONESIA
HK.07.01/I/490/09
24 Agustus 2009
Jawa Barat
PBF
21
PT. NAULI MAKMUR GRAHA
HK.07.01/I/491/09
25 Agustus 2009
DKI Jakarta
PBF
22
PT. WIN JAYA FARMA
HK.07.01/I/497/09
26 Agustus 2009
Jawa Timur
PBF
23
PT. TRIMATARI BIOPERSADA RECOVERY
HK.07.IKOS/I/498/09
26 Agustus 2009
DKI Jakarta
Kosmetika
24
PT. MUKOMUKO MAJU SEJAHTERA
HK.07.IKOS/I/499/09
26 Agustus 2009
Bengkulu
Kosmetika
25
UD. OFEL KOSMETIK
HK.07.IKOS/I/500/09
26 Agustus 2009
Jawa Timur
Kosmetika
26
PT. TRIBANGUN HUSADA WIRASTARI
HK.07.01/I/503/09
28 Agustus 2009
Jawa Timur
PBF
27
PT. GOLDEN MAYU LESTARI
HK.07.01/I/504/09
28 Agustus 2009
DKI Jakarta
PBF
28
PT. PRIMATAMA GRAHA MULIA
HK.07.01/I/505/09
28 Agustus 2009
Jawa Barat
PBF
29
PT. KARUNIA MAKMUR SELARAS
HK.07.PBBBF/I/506/09
28 Agustus 2009
DKI Jakarta
PBBBF
30
PT. CIPTA PRIMA CHEMINDO
HK.07.PBBBF/I/507/09
28 Agustus 2009
DKI Jakarta
PBBBF
31
PT. SIGNA HUSADA
HK.07.PBBBF/I/508/09
28 Agustus 2009
DKI Jakarta
PBBBF
32
PT. INDOFARMA GLOBAL MEDIKA
HK.07.01/I/518/09
04 September 2009
DKI Jakarta
PBF
33
PT. PETAMA MUSTIKA UTAMA
HK.07.01/I/519/09
04 September 2009
Sulawesi Selatan
PBF
34
PT. UNIVERSAL PHARMARINDO PARAMA
HK.07.01/I/524/09
15 September 2009
Jawa Barat
PBF
35
PT. CAFIDINE PUTRA MANDIRI
HK.07.01/I/551/09
15 September 2009
Sumatera Utara
PBF
36
PT. SAPTAKARYA CITRAMANDIRI
HK.07.01/I/552/09
15 September 2009
Sulawesi Selatan
PBF
37
PT. NUSANTARA PHARMAINDO LESTARI
HK.07.01/I/553/09
15 September 2009
NTT
PBF
38
PT. SUKMA SKIN TREATMENT
HK.07.IKOS/I/554/09
15 September 2009
Banten
Kosmetika
39
PT. EASTON KALERIS INDONESIA
HK.07.IKOS/I/555/09
15 September 2009
DKI Jakarta
Kosmetika
40
PT. HERNITA JAYA
HK.07.01/I/565/09
29 September 2009
DKI Jakarta
PBF
41
PT. TAKEDA INDONESIA
HK.07.IF/I/566/09
29 September 2009
Jabar
IF