RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
KATA PENGANTAR Kegiatan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Desa Purwokerto, Kabupaten Kendal ini bertujuan untuk mewujudkan perencanaan pengembangan desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa dan menjamin keterkaitan dan konsistensi, antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Sasaran penyusunan ini adalah mewujudkan keterpaduan pembangunan desa pesisir di kabupaten Kendal menjadi pusat perkembangan ekonomi yang mandiri dan maju berbasis sumberdaya pesisir serta tangguh terhadap ancaman bencana alam. Kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak pemberi pekerjaan atas kepercayaan dan tanggungjawab yang telah diberikan, serta pihak-pihak yang ikut membantu pelaksanan kegiatan ini, semoga bisa terlaksana dengan baik tanpa kurang suatu apapun. TIM PENYUSUN
De sa
Purwokerto
i
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................................. DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
i ii iv v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
I-1 I-1 I-3 I-3 I-3 I-4
I.1. I.2. I.3. I.4. I.5.
LATAR BELAKANG .................................................................................................... TUJUAN .................................................................................................................... SASARAN .................................................................................................................. RUANG LINGKUP ..................................................................................................... SISTEMATIKA PENYUSUNAN ...................................................................................
BAB II TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA ............... II.1. TAHAPAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH (PDPT) ...... II.2. PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) ......................... II.2.1. Tahapan Penyusunan RPDP ......................................................................... II.2.2. Penyusunan RPDP ....................................................................................... II.2.3. Tahapan Kegiatan Penyusunan RPDP ......................................................... II.2.4. Pembahasan Rancangan RPDP ................................................................... II.2.5. Penetapan Rancangan RPDP ...................................................................... II.2.6. Penetapan Pengesahan .............................................................................. II.2.7. Tahapan Kegiatan Penetapan dan Pengesahan .........................................
II-1 II-1 II-4 II-4 II-5 II-5 II-7 II-8 II-9 II-9
BAB III HASIL RENCANA PENGEMBANGAN DESA ...........................................
III-1
III.1.PENGKAJIAN KEADAAN DESA ................................................................................. III.1.1. Daftar Masalah dan Potensi ........................................................................ III.1.2. Pengelompokan Masalah ............................................................................ III.1.3. Penentuan Peringkat Masalah..................................................................... III.1.4. Pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah ................................................. III.1.5. Penentuan Peringkat Tindakan.................................................................... III.2.HASIL RANCANGAN RPDP .......................................................................................
III-1 III-2 III-5 III-5 III-7 III-10 III-12
BAB IV PENGENDALIAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA ....
IV-1
De sa
Purwokerto
ii
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
BAB V EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA ..... V.1. V.2. V.3. V.4.
KONSEP DAN DEFINISI PEMANTAUAN DAN EVALUASI ...................................... RANTAI PEMANTAUAN DAN EVALUASI .............................................................. PENGUKURAN KINERJA ...................................................................................... EVALUASI SUBSTANSI RENCANA PENGEMBANGAN DESA PURWOKERTO 2012 – 2015 .................................................................................................................
BAB VI PENUTUP ...........................................................................................
De sa
V-1 V-1 V-3 V-4 V-7
VI-1
Purwokerto
iii
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Tahapan Pelaksanaan PDPT ............................................................
V-3
Gambar 2.2. Alur Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) .............................................................................................
V-4
Gambar 3.1. Rapat Penyusunan RPDP .................................................................
II
Gambar 5.1. Tujuan pemantauan dan evaluasi (diadopsi dari UNDP, 2002 dalam Adrianto, 2005) ....................................................................
V-2
Gambar 5.2. Rantai proses pemantauan dan evaluasi ........................................
V-3
Gambar 5.3. Pentingnya pendekatan indikator dalam pengukuran kinerja ........
V-5
Gambar 5.4. Konsepsi kerangka kerja (framework) Driving force-PressureState-Impact-Response (DPSIR) dan indikator dalam melakukan pengelolaan wilayah pesisir, dari proses identifikasi issu hingga monitoring dan evaluasi dalam upaya penyempurnaan secara terus-menerus (continued improvement) (UNESCO, 2003; AIDEnvironement et al. 2004; IOC 2005) .......................................
V-6
De sa
Purwokerto
iv
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Daftar Potensi Dan Masalah Desa Purwokerto ................................... Tabel 3.2. Pengelompokan Masalah .................................................................... Tabel 3.3. Penentuan Peringkat Masalah ............................................................. Tabel 3.4. Tindakan pemecahan masalah ............................................................ Tabel 3.5. Penentuan Peringkat Tindakan............................................................ Tabel 3.6 Perencanaan Pembangunan Desa Purwokerto ....................................
De sa
III-3 III-4 III-5 III-6 III-9 III-11
Purwokerto
v
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
BA B I PENDAHULUAN Pada bagian ini menguraikan Latar Belakang, Tujuan, Sasaran, Ruang Lingkup Pelaporan dan Sistematika Pelaporan.
I.1. LATAR BELAKANG Letak strategis Kabupaten Kendal yang berada pada titik sentra jalur utama Pantai Utara Pulau Jawa dengan panjang garis pantai Kabupaten Kendal mencapai 42,2 km menjadikan kabupaten ini maju berkembang sebagai daerah potensional bagi aktivitas industrial, perdagangan dan jasa yang sangat prospektif. Kabupaten Kendal memiliki karakteristik daerah yang cukup baik dan menjanjikan untuk dikembangkan dalam berbagai sektor pembangunan. Letak Kabupaten Kendal yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah sedikit banyak memberikan pengaruh bagi perkembangan wilayah Kabupaten Kendal. Begitu pula dengan potensi sumber daya perikanan yang cukup besar untuk dikembangkan. Kegiatan usaha sektor perikanan itu sendiri meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Berdasarkan isu strategis pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2010-2015. Isu strategis dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera adalah masih tingginya persentase keluarga pra sejahtera dan KS I (termasuk keluarga miskin) terutama di perdesaan dan masyarakat nelayan.
De sa
Purwokerto
I-1
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Pembangunan dan pengembangan perdesaan telah dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat melalui berbagai kebijakan dan program-program yang telah ditetapkan. Sebagian masyarakat perdesaan telah merasakan kemajuan dari pembangunan dan pengembangan perdesaan namun masih banyak wilayah perdesaan yang belum berkembang secepat wilayah lainnya. Negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan terdiri dari wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki banyak jumlah desa pesisir. Kemajuan pembangunan dan pengembangan perdesaan yang terletak di wilayah pesisir dan pulau pulau kecil menjadi sangat kompleks karena dipengaruhi oleh faktor geografis, sumber daya yang melimpah namun belum optimal termanfaatkan, keterbatasan sarana dan prasarana sosial ekonomi yang tersedia dan ditambah dengan masih rendahnya kualitas tingkat pelayanan yang dapat dinikmati seperti jalan, irigasi, listrik, air minum, telematika, fasilitas pendidikan, kesehatan, serta pasar merupakan kendala bagi percepatan pembangunan perdesaan terutama untuk pengembangan ekonomi masyarakat perdesaan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah secara bertahap untuk kemajuan pengembangan desa di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah melalui kegiatan Rencana Pengembangan Desa Pesisir yang merupakan suatu siklus pengelolaan pembangunan desa yang berbasis sumberdaya
kelautan
dan
perikanan
dengan
menitikberatkan
kepada
pemberdayaan masyarakat mulai dari proses perencanaan, implementasi, pengorganisasian, dan pengendalian output dan outcome. Oleh karena itu rencana Pengembangan Desa Pesisir di kabupaten Kendal perlu dilakukan guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.
De sa
Purwokerto
I-2
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
I.2. TUJUAN Tujuan penyusunan rencana pengembangan desa pesisir di kabupaten Kendal adalah: - Mewujudkan perencanaan pengembangan desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa; - Menjamin keterkaitan dan konsistensi, antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;
I.3. SASARAN Mewujudkan keterpaduan pembangunan desa pesisir di kabupaten Kendal menjadi pusat perkembangan ekonomi yang mandiri dan maju berbasis sumberdaya pesisir serta tangguh terhadap ancaman bencana alam.
I.4. RUANG LINGKUP Secara umum ruang lingkup Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir meliputi metode pelaksanaan, proses pelaksanaan, hasil dokumen dan mekanisme pelaksanaan. Lingkup dari metode pelaksanaan mencakup: 1. Prinsip-prinsip perencanaan, meliputi penerapan konsep bina manusia, bina usaha, bina kelembagaan, bina lingkungan dan bina siaga bencana serta keterkaitan wilayah kecamatan. 2. Kerangka
pikir
perencanaan,
meliputi
kegiatan
penyusunan
rencana
pengembangan desa mulai dari persiapan, pelaksanaan penyusunan sampai dengan penetapan, pengendalian serta evaluasi program. 3. Metode penyusunan meliputi metode pengumpulan data, metode analisis data dan metode penyusunan rencana. Lingkup dari proses pelaksanaan pengembangan desa pesisir meliputi, sosial budaya, ekonomi, sumberdaya alam dan lingkungan, infrastruktur, bencana dan perubahan iklim, dan kelembagaan.
De sa
Purwokerto
I-3
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
I.5. SISTEMATIKA PENYUSUNAN Sistematika penyusunan rencana pengembangan desa pesisir adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bagian pendahuluan menguraikan Latar Belakang, Tujuan, Sasaran, Ruang Lingkup dan Sistematika Penyusunan. Bab II Tahapan Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pada bab ini menguraikan tahapan-tahapan serta kegiatan dalam rangka penyusunan rencana pengembangan desa. Bab III Hasil Perencanaan Pengembangan Desa Hasil perencanaan pengembangan desa pesisir yang diuraikan dalam bab ini lebih menitikberatkan pada proses pelaksanaan kegiatan perencanaan pengembangan desa. Bab IV Pengendalian Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pada bab ini menguraikan prinsip pengendalian atas penyelenggaraan perencanaan pengembangan desa. Bab V Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pengembangan Desa Pada bagian ini menguraikan tentang prinsip evaluasi pelaksanaan penyusunan rencana pengembangan desa. Bab VI Penutup
De sa
Purwokerto
I-4
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
BA B I I
TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA Pada bagian ini menguraikan tahapan pelaksanaan pengembangan desa pesisir tangguh dan tahapan penyusunan kegiatan rencana pengembangan desa pesisir.
II.1. TAHAPAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH (PDPT) Pada bab ini menguraikan tahapan-tahapan serta kegiatan dalam rangka penyusunan rencana pengembangan desa. Secara berurutan adalah sebagai berikut: 1) Pembentukan Tim Pengelola Kegiatan. Kegiatan PDPT Tahun 2012 diawali dengan pembentukan Tim Pengelola Kegiatan yang meliputi Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, dan Pejabat Penandatanganan SPM. 2) Rekrutmen Tenaga Pendamping Pada tahap kedua adalah rekrutmen tenaga pendamping sebanyak 4 Tenaga Pendamping terdiri dari 1 orang sebagai koordinator di tiap kabupaten/kota dan 3 orang bertugas di tiga desa. Tenaga Pendamping tersebut direkrut oleh kepala dinas yang terlebih dahulu mendapat verifikasi dari Ditjen KP3K. Selanjutnya tenaga pendamping tersebut akan mendapatkan pelatihan oleh Ditjen KP3K. Pembentukan Tim Teknis yang beranggotakan 9 orang berasal dari SKPD terkait di tingkat kabupaten/ kota atau paling banyak 12 orang disesuaikan dengan kondisi di daerah. Tim Teknis terdiri dari 1 orang sebagai Ketua (sekretaris
De sa
Purwokerto
II-1
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
daerah kabupaten/ kota), 1 orang sebagai sekretaris (kepala dinas yang membidangi kelautan dan perikanan), 3 orang Sub Tim Verifikasi dan selebihnya sebagai anggota. Selanjutnya kepala dinas membentuk Tim Pemberdayaan Desa yang beranggotakan 3 orang terdiri dari 1 orang kepala desa/ lurah dan 2 orang (1 laki-laki dan 1 perempuan) yang berasal dari masyarakat sebagai motivator desa. 3) Pembentukan Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) Dalam tahap ketiga ini meliputi kegiatan kelompok yaitu : Identifikasi dan Seleksi. 4) Pengembangan Kapasitas Masyarakat Pesisir dan Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Dalam tahap keempat ini langsung berjalan dua kegiatan secara simultan, berupa pelatihan-pelatihan, untuk kegiatan RPDP mempertimbangkan RPJMDes) melalui konsultasi publik dan Musrenbangdes. Desa yang telah memiliki draft RPDP akan dilakukan review dan prioritasi kegiatan dari dokumen yang sudah ada. Selanjutnya RPDP ditetapkan oleh Kepala Desa sebagai acuan pelaksanaan program PDPT. 5) Penyusunan Rencana Kerja Kelompok (RKK) Tahap ini dilakukan oleh KMP dengan didampingi Tim Pemberdayaan Desa dan Tenaga Pendamping. Penyusunan RKK harus sesuai dengan skala prioritas pembangunan desa pada dokumen RPD. 6) Penyusunan Rencana Detail Kegiatan Tahap ini merupakan rangkaian kegiatan dalam proposal RKK dalam pengajuan BLM. 7) Penyaluran dan Pelaksanaan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Tahap ini dilakukan setelah Proposal RKK beserta kelengkapan dokumen administrasi telah lolos verifikasi ditetapkan oleh kepala dinas kabupaten/kota. Dalam pelaksanaannya oleh KMP dengan didampingi Tenaga Pendamping dan
De sa
Purwokerto
II-2
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Tim Pemberdayaan Desa, agar kegiatan sesuai dengan perencanaan, output dan target kegiatan. Untuk lebih jelasnya akan digambarkan proses pentahapan pelaksanaan kegiatan PDPT 2012 pada gambar berikut:
•Pembentukan Tim Pengelola Kegiatan (KPA, PPK, Pejabat Penandatanganan SPM)
1 Apresiasi PDPT
2 •Rekrutmen Tenaga Pendamping •Pembentukan Tim Teknis (9orang termasuk 3 anggota tim teknis-pengendali) •Pembentukan Tim Pemberdayaan Desa
3
•Pembentukan Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP): •1. Identifikasi •2. Seleksi •3. Verifikasi
Pelatihan Tenaga Pendamping
4 6 •Penyusunan Rencana Detail Kegiatan (DED, Shopdrawing)
•Penyusunan Rencana Kerja Kelompok (RKK)/ Proposal: •Pendampingan •Verifikasi 5
•Pengembangan Kapasitas Masyarakat Pesisir (pelatihan2) Review dan Prioritasi Penyusunan Rencana Pengembangan Desa
7 Penyaluran dan Pelaksanaan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
Penyusunan Profil Desa
Monitoring dan Evaluasi
Keterangan:
: TP
: Pusat
Gambar 2.1. Tahapan Pelaksanaan PDPT
De sa
Purwokerto
II-3
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
II.2. PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) Dalam tahap keempat kegiatan PDPT 2012 disebutkan proses RPDP, proses penyusunan ini mempunyai alur tersendiri yang cukup kompleks sehingga bisa didapatkan keluaran yang diinginkan. Seperti digambarkan dalam alur berikut ini:
Gambar 2.2. Alur Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Perencanaan pengembangan desa pesisir disusun secara partisipatif oleh Pemerintah Desa sesuai dengan kewenangannya. Dalam menyusun perencanaan pengembangan desa pesisir wajib melibatkan kelembagaan masyarakat desa serta tokoh masyarakat.
II.2.1. Tahapan Penyusunan RPDP Tahapan penyusunan RPDP meliputi beberapa kegiatan, sebagai berikut: 1) Penyusunan RPDP disusun melalui Musrenbangdes
De sa
Purwokerto
II-4
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
2) Musrenbang desa terdiri atas musrenbang desa jangka menengah 3) Musrenbang desa jangka menengah diselenggarakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam rangka penyusunan rencana pengembangan desa untuk jangka waktu pelaksanaan program.
II.2.2. Penyusunan RPDP Penyusunan RPDP dilakukan melalui urutan kegiatan berikut: 1) Penyusunan rancangan RPDP; 2) Musyawarah perencanaan pengembangan jangka menengah ; 3) Penetapan oleh Kepala Desa Bersama BPD atau penetapan dengan Keputusan Kepala Desa sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Desa. Proses pelaksanaan penyusunan rancangan RPDP adalah sebagai berikut :
II.2.3. Tahapan Kegiatan Penyusunan RPDP II.2.3.1. Persiapan Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah: 1) Pembentukan Tim Penyusun RPDP; 2) Menyusun jadwal dan agenda pelaksanaan kegiatan penyusunan RPDP; 3)Mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat mengenai agenda musrenbang desa; 4) Mengundang peserta musrenbang desa ; 5) Menyiapkan sarana,alat dan kegiatan penyusunan RPDP. II.2.3.2. Pengkajian Keadaan Desa A. Pengertian Pengkajian Keadaan desa adalah proses penggalian dan pengumpulan data mengenai keadaan masyarakat, masalah, potensi dan berbagai informasi terkait,yang menggambarkan secara jelas dan lengkap kondisi dan dinamika masyarakat desa. B. Tujuan Kegitan ini bertujuan untuk menggali secara objektif, lengkap dan cermat. (Potensi desa, Permasalahan yang dihadapi dan Kebutuhan masyarakat) C. Fasilitator Kegiatan pengkajian keadaan desa difasilitasi oleh KPM dan LPMD. D. Pendekatan dan Metode Pengkajian keadaan desa dilakukan secara partisipatif dengan menggunakan metode P3MD (Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat dan Desa).
De sa
Purwokerto
II-5
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
E. Proses dan Alat Kaji 1) Memfasilitasi masyarakat dalam pertemuan untuk mengenali potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat dengan menggunakan dokumen profil desa; 2) Memfasilitasi masyarakat dalam pertemuan melakukan pengelompokan potensi dan masalah; 3) Memfasilitasi masyarakat dalam pertemuan melakukan pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah; 4) Memfasilitasi masyarakat dalam pertemuan melakukan penentuan peringkat tindakan. F. Waktu Pelaksanaan Durasi (lamanya) waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian keadaan desa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan desa yang bersangkutan. G. Hasil Hasil dari Kegiatan ini merupakan penggabungan dari proses pengkajian keadaan di tingkat kelompok atau dukuh adalah: (Data Potensi Desa; Data Permasalahan; Data Kebutuhan Peringkat Tindakan). II.2.3.3. Penyusunan Rancangan RPDP A. Rancangan RPDP Rancangan RPDP dimaksud terdiri dari (1) Naskah rancangan kebijakan pembangunan desa dan (2) Rencana kegiatan Pembangunan Desa. B. Sistematika / Tata Susun Naskah rancangan kebijakan pembangunan desa disusun sesuai sistematika / tata susun. C. Perumusan Rencana Kebijakan Pembangunan Desa 1) Rencana kegiatan Kebijakan Pembangunan Desa disusun sesuai table rencana sebagaimana pada Format H ; 2) Rencana kegiatan dimaksud disusun berdasarkan “urusan” ; 3) Urusan dimaksud dipilah menjadi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan ; 4) Urusan Wajib adalah semua aspek dan kegiatan yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan berhubungan secara langsung dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat/indek pembangunan manusia,mencakup bidang dan kegiatan (1) Sosial-budaya; 5) Urusan pilihan adalah aspek dan kegiatan yang sesuai dengan kondisi dan potensi setempat, mencakup (1) Pertanian, (2) Kehutanan, (3) Pertambangan, (4) Pariwisata, (5) Kelautan ; 6) Rencana kegiatan dirumuskan dengan menggunakan bahasa yang lugas mudah dimengerti ; 7) Rumusan rencana kegiatan bersifat khusus, terukur dapat dapat diterima realistis dan jelas kerangka waktunya. D. Rapat Penyusunan
De sa
Purwokerto
II-6
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
1) Penyusunan Rencana RPDP dilakukan dalam forum Rapat Tim Penyusun ; 2) Rapat dimaksud dipimpin oleh Pimpinan Rapat yang terdiri dari seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan seorang Sekretaris ; 3) Kepala Desa dan Sekretaris Desa karena jabatan adalah ketua dan Sekretaris Rapat Tim Penyusun 4) Wakil Ketua Rapat dipilih dari dan oleh angota Tim Penyusun secara demokratis 5) Setiap rapat dimaksud membahas agenda yang telah ditetapkan secara jelas 6) Agenda dan tatacara rapat dibahas dan disepakati pada Rapat Pertama Tim Penyusun ; 7) Rapat Tim Penyusun dilakukan beberapa kali sampai tersusun Rancangan RPDP yang lengkap dan layak ; 8) Rapat dimaksud dipilih menjadi (1) Rapat Pleno, dan (2) Rapat komisi; 9) Rapat Pleno • Rapat pleno dimaksud membahas dan merumuskan Naskah Kebijkan Pembangunan Desa dan membahas hasil Rapat Komisi. • Rapat Pleno diikuti oleh semua anggota Tim Penyusun 10) Rapat Komisi • Rapat komisi dimaksud membahas dan merumuskan Naskah Kebijakan pembangunan desa. • Pembentukan komisi dimaksud memperhatikan “Urusan“ dan disesuaikan dengan jumlah angota Tim dan kebutuhan. • Rapat komisi dimaksud dipimpin oleh Pimpinan Rapat Komisi. • Pimpinan Rapat dimaksud dipilih dari dan oleh anggota Komisi secara demokratis. 11) Waktu Penyusunan Penyusunan Rancangan dimaksud dilakukan setelah Pengkajian Keadaan Desa sampai dengan sebelum pelaksanaan Musrenbang Pembahasan Rancangan RPDP. E. Hasil Kegiatan penyusunan menghasilkan Dokumen Rancangan (awal) RPDP.
II.2.4. Pembahasan Rancangan RPDP A. Forum Pembahasan a. Rancangan (awal) RPDP dibahas bersama masyarakat dalam Forum Musrenbang Desa ; b. Musrenbang dimaksud adalah Forum Musrenbang desa yang diselenggarakan khusus, 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, untuk membahas rancangan (Awal RPDP). B. Peserta
De sa
Purwokerto
II-7
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
a. Pihak-pihak yang wajib diundang sebagai peserta Musrenbang Desa dimaksud adalah: (Tim Penyusun, Wakil kelompok-kelompok masyarakat, Ormas dan LSM ,Wakil kelompok Perempuan, Wakil masyarakat miskin, Pengurus lembaga kemasyarakatan desa) b. Dapat mengundang unsur masyarakat lainnya yang dipandang perlu. C. Fasilitator Proses pembahasan rancangan RPDP difasilitasi oleh Tim fasilitator yang terdiri dari KPM dan LPMD. D. Proses Pembahasan Agenda dan proses pembahasan adalah sebagai berikut : a. Pembukaan dan pengarahan oleh Camat ; b. Pemaparan proses penyusunan Rancangan RPDP oleh Kepala Desa ; c. Pemaparan pokok-pokok materi Rancangan (Awal) RPDP oleh Tim Penyusun; d. Tanggapan, masukan dan saran dari peserta Musrenbang Desa ; e. Tanggapan balik Kepala Desa/Tim Penyusun ; f. Pembahasan oleh peserta - Pembahasan dimaksud dilakukan dalam kelompok-kelompok diskusi. - Jumlah kelompok dimaksud disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. - Kelompok diskusi dimaksud dipimpin oleh pimpinan diskusi, yang terdiri dari seorang ketua dan seorang sekretaris. - Pimpinan diskusi dipilih dari dan oleh anggota kelompok diskusi secara demokratis. g. Penyampaian hasil-hasil pembahasan peserta Musrenbang h. Penjelasan tindak lanjut hasil pembahasan Rancangan RPDP oleh Kepala Desa. i. Penutupan oleh Kepala Desa. E. Hasil Hasil proses pembahasan dimaksud adalah Rancangan (akhir) RPDP.
II.2.5. Penetapan Rancangan RPDP A. Forum Penetapan a. Rancangan (akhir) RPDP ditetapkan dalam Forum BPD yang diselenggarakan oleh dan sesuai Peraturan Tata tertib BPD ; b. Rapat dimaksud dipimpin oleh Pimpinan BPD. B. Peserta Rapat Peserta Rapat BPD untuk penetapan Rancangan Peraturan Desa tentang RPDP adalah : (Semua anggota BPD,Kepala Desa, Sekretaris Desa, Perangkat Desa, Anggota LPMD dan Anggota Tim Penyusun Rancangan RPDP C. Sifat Rapat
De sa
Purwokerto
II-8
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Rapat BPD untuk penetapan Peraturan Desa tentang RPDP bersifat terbuka untuk umum.
II.2.6. Penetapan Pengesahan Rancangan (akhir) RPDP ditetapkan dan disahkan dengan Peraturan Desa.
II.2.7. Tahapan Kegiatan Penetapan dan Pengesahan A. Pengajuan Rancangan Peraturan Desa Kepala desa Wajib mengajukan Rancangan Peraturan Desa tentang RPDP kepada BPD, paling lambat 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan Musrenbang Desa Pembahasan Rancangan (awal) RPDP. B. Penetapan Jadwal Pembahasan dan Penetapan oleh BPD 1) Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah Rancangan Peraturan Desa dimaksud diterima, BPD menetapkan jadwal pelaksanaan Rapat Penetapan Rancangan Peraturan Desa tentang RPDP 2) Rapat Penetapan dimaksud dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah Rancangan Peraturan Desa tentang RPDP diterima. C. Proses Rapat Penetapan 1) Pembukaan dan Pengantar Rapat oleh pimpinan Rapat 2) Penyampaian Nota Pengantar rancangan Peraturan Desa tentang RPDP oleh Kepala Desa 3) Tanggapan Anggota BPD 4) Jawaban Kepala Desa 5) Pengambilan Keputusan / Penetapan Peraturan Desa tentang RPDP 6)Penandatanganan naskah persetujuan bersama terhadap Peraturan Desa tentang RPDP oleh Kepala Desa dan Ketua BPD D. Hasil Peraturan Desa tentang RPDP
De sa
Purwokerto
II-9
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
BA B I I I
HASILRENCANA PENGEMBANGAN DESA
III.1. PENGKAJIAN KEADAAN DESA Sesuai dengan hasil kajian dalam kegiatan penyusunan profil desa PDPT pada tahun 2011, desa yang menjadi fokus kajian adalah desa Wonorejo, Turunrejo dan Purwokerto. Ketiga desa ini merupakan wilayah yang sudah memenuhi syarat dalam penyusunan PDPT karena berada dalam satu hamparan dan berbatasan langsung dengan pesisir di Kabupaten Kendal. Pengkajian keadaan desa dalam bab ini lebih menitikberatkan pada potensi desa, permasalahan dan kebutuhan peringkat tindakan. Desa Purwokerto berada di sebelah timur Ibu Kota Kabupaten Kendal dan merupakan bagian dari Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal. Jarak tempuh dari desa ke Ibu Kota Kecamatan adalah 0,7 km, dan jarak tempuh dari desa ke Ibu Kota Kabupaten Kendal adalah 5 km. Luas wilayah daratan Desa Purwokerto adalah 357 km2 dengan panjang garis pantai 3 km. Pemanfaatan lahan di desa ini dominan pada pemanfaatan pertanian sawah dan perikanan terutama dalam hal tambak udang dan ikan bandeng. Sisanya digunakan sebagai bangunan maupun pekarangan Secara topografi desa ini terbagi ke dalam dua wilayah yaitu wilayah pantai bagian utara dan wilayah daratan rendah di bagian selatan. Variasi ketinggian yaitu antara 0 – 4 m di atas permukaan laut. Daerah terendah terdapat di wilayah RT 04 / RW 04 dan daerah tertinggi terdapat di wilayah RT 01/ RW 01.
De sa
Purwokerto
III-1
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Rencana pengembangan desa pesisir disesuaikan dengan kondisi potensi dan permasalahan desa. Dengan mempertimbangkan hal tersebut bisa mengurangi dampak pembangunan yang akan dilakukan sehingga tujuan dalam pengembangan desa bisa sesuai dengan tujuan yang diinginkan serta bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sekaligus bisa meningkatkan produktivitasnya. III.1.1. Daftar Masalah dan Potensi Daftar potensi dan permasalahan desa Purwokerto yang merupakan dasar dalam penyusunan rencana pengembangan desa pesisir meliputi kondisi sosial ekonomi, sumberdaya manusia, infrastruktur, lingkungan dan bencana puso. Potensipertanian dan perikanan sebagai pondasi perekonomian masyarakat desa Purwokerto menjadi latar belakang rencana pengembangan desa pesisir. Kemampuan masyarakat dalam berindustri rumah tangga berupa gimbal, adanyabudidaya perikanan bandeng, dan lain-lain. Potensi tersebut di atas akan tetap menjadi keunggulan Desa Purwokerto jika permasalahan bisa ditangani baik oleh bantuan pemerintah dan kesadaran dari masyarakat desa. Permasalahan yang ada berupa kondisi sarana prasarana umum yang rusak, timbulnya permasalahan lingkungan berupa sampah dan kurangnya pasokan air bersih, meningkatnya permasalahan lingkungan yang berdampak pada permasalahan ekonomi serta beberapa permasalahan dalam bidang pertanian yaitu lahan pertanian yang mengalami puso.
Gambar 3.1. Rapat Penyusunan RPDP
De sa
Purwokerto
III-2
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Tabel 3.1. Daftar Potensi Dan Masalah DesaPurwokerto NO POTENSI 1 Jalan Utama Desa Purwokerto; merupakan jalan utama desa beraspal yang menghubungkan Jalan Soekarno Hatta (Pantura) melewati Desa Purwokerto sampai dengan Dukuh Panggangayom Desa Wonorejo, panjang ± 3 Km, selain jalur transportasi masyarakat juga jalan produksi perdagangan, pertanian dan perikanan (tambak) Desa Purwokerto dan Dukuh Panggangayom Desa Purwokerto.
1.
2.
3. 2 Pengolahan Sampah dan Limbah Rumah Tangga: di sepanjang jalan 1. utama desa terdapat ± 50 bak sampah ukuran diameter 0,5 m – 1 m, serta tumpukan sampah di sungai Sidempel perbatasan antara Desa 2. Purwokerto dengan Dukuh Panggangayom Desa Purwokerto. Pengolahan sampah dan limbah rumah tangga bila dijalankan dan ditekuni nantinya dapat menjadi pekerjaan alternative dari warga 3. desa. 3 Jalan Produksi Pertanian dan Tambak; jalan yang menghubungkan 1. Dukuh Krayapan dengan Lahan-lahan Pertanian dan Tambak, dengan panjang ± 600 meter dan merupakan jalan satu-satunya menuju 2. tambak Desa Purwokerto.
4 Lahan Pertanian Puso ± 40 Hektar; merupakan lahan pertanian warga 1. yang terletak di kanan-kiri jalan produksi pertanian dan pertambakan. Lahan tersebut tidak produktif karena masuknya air laut disaat pasang dan tidak cepat kembali lagi mengalir kelaut, sehingga tidak optimal jika ditanami tanaman pangan (padi), atau lebih singkatnya lahan tersebut terendam air sepanjang musim. Sebagian lahan tersebut sudah dijadikan tambak, dan memungkinkan pula jika dikelola untuk
De sa
MASALAH Badan jalan yang cepat rusak karena tergenang air hujan dan sering meluapnya Sungai Sidempel yang tanggulnya bersebalahan langsung dengan jalan utama desa. Genangan air karena hujan dan meluapnya Sungai Sidempel tersebut tidak cepat surut, karena tidak adanya saluran drainase di sepanjang jalan utama desa, sehingga Menyebabkan terjadinya banjir (genangan air) dibeberapa wilayah Desa Purwokerto; RT 01 RW 01; RT 03 RW 02; RT 01, 02, 04 RW 03. Sudah berhentinya kerjasama antara Desa Purwokerto dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten dalam pengelolaan sampah, Belum adanya Tenaga Produktif yang siap dan bersedia untuk mengolah sampah baik dari sampah rumah tangga dan tumpukan sampah di Sungai Sidempel, Tumpukan sampah di Sungai Sidempel secara langsung menyebabkan aliran air sunyai terhambat dan meluapnya air sunyai ke pemukiman warga desa, karena aliran air menuju muara terhambat sampah, Jalan tersebut masih berupa jalan tanah, pada saat musim penghujan sangat sulit dilalui, sehingga kegiatan pertanian dan pertambakan terhambat, Pengerasan jalan ini sudah diusulkan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten dan kemungkinan terealisasi dalam waktu dekat, namun pengerasan jalan saja dirasa belum cukup, karena cepat rusak kembali terutama saat musim hujan, oleh karena itu perlu betonisasi jalan tersebut Diperlukan kegiatan yang dapat menghalangi/ menghambat masuknya air laut disaat pasang; a. Pembangunan Kanal; pembangunan kanal sepanjang ± 2000 meter mengelilingi area persawahan untuk mencegah masuknya air laut melalui area pertambakan, namun pembangunan kanal memerlukan biaya yang cukup besar apabila dilaksanakan sekaligus, b. Pembangunan DAM yang baru; untuk mengatur keluar masuk air dari
Purwokerto
III-3
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
NO
POTENSI pariwisata pemancingan dan kuliner.
5 Produksi Gimbal/ Peyek Udang; produksi makanan olahan dari bahan baku udang, gandum dan pati ini sudah dilakukan bertahun-tahun oleh beberapa warga Dukuh Krayapan (khususnya ibu rumah tangga), namun sampai saat ini masih jumlah produksi masih kecil dan pemasarannya masih di sekitar beberapa desa dalam satu kecamatan (Kecamatan Brangsong).
6 Bekas Sumur Artesis; di Dukuh Krayapan terdapat Sumur Artesis yang sudah berusia lebih dari 50 tahun. Kondisi sekarang masih terdapat sissa bangunannya diatas tanah berukuran 10 m x 10 m . Sumur ini digunakan sebagai sumber air bersih bagi warga, dan sekarang tidak berfungsi lagi. Sumber: Analisisi tim penyusun, 2012
De sa
MASALAH pasang air laut, air irigasi dan air yang berasal dari area persawahan dan pertambakan. DAM yang sudah ada, kondisi saat ini sudah banyak kerusakan dan tidak berfungsi dengan baik, oleh karena itu diperlukan pembangunan DAM di lokasi yang baru. 2. Mengoptimalkan funsi Sungai Madroso dan Saluran Irigasi yang melalui Dukuh Krayapan, karena terjadi pendangkalan pada kedua saluran tersebut, sehingga aliran air menuju muara terhambat, diperlukan pengerukan pada kedua saluran tersebut terutama pada sungai Madroso. 1. Produksi Gimbal/ peyek udang yang masih aktif saat ini adalah delapan (8) orang, dengan kapasitas produksi masing-masing 20 kg bahan baku (udang, gandum dan pati) dalam satu minggu, berarti 120 kg bahan baku dalam seminggu. Produksi yang rendah tersebut dikarenakan; a. Pengolahan yang masih sangat sederhana, dengan peralatan produksi seadanya, misalkan dengan tungku bakar dan alat penggorengan seadanya. b. Ketersediaan bahan baku dan harga yang fluktuatif, bahan baku udang tambak yang kadang-kadang sulit diperoleh, harga gandum dan pati yang terus naik. 2. Untuk meningkatkan jumlah produksi dapat dilakukan dengan adanya meningkatkan kapasitas jumlah produksi masing-masing atau menambah 3. jumlah produsen Gimbal/ peyek udang. Perlu adanya pendidikan dan pelatihan produksi gimbal terutama kader-kader yang lebih muda. Pendidikan dan pelatihan ini tidak hanya dalam hal produksi tetapi juga dalam kemasan dan pemasarannya. Pada dasarnya tidak ada masalah jika lokasi tersebut akan digunakan lagi sebagai sumber air bersih bagi warga, karena warga memang menghendaki. Hanya perlu pengkajian lagi, apakah nantinya sumur tersebut dapat cukup untuk dimanfaatkan oleh 150 rumah dengan jumlah warga ± 450 jiwa.
Purwokerto
III-4
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
III.1.2. Pengelompokan Masalah Hasil dari pengumpulan permasalahan pada kegiatan sebelumnya dan disesuaikan dengan profil desa Purwokerto serta perencanaan pembangunan desa, maka dapat dikelompokkan menjadi beberapa aspek. Aspek ini merupakan lingkup kegiatan dalam pedoman Rencana Pengembangan Desa Pesisir 2012. Berikut dijelaskan pengelompokkan masalah yang ada di Desa Purwokerto. Tabel 3.2. Pengelompokan Masalah No
Aspek
Masalah Badan jalan yang cepat rusak Menyebabkan terjadinya banjir (genangan air) Sudah berhentinya kerjasama antara Desa Purwokerto dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten dalam pengelolaan sampah, Lingkungan dan 1 Belum adanya Tenaga Produktif yang siap dan bersedia Infrastruktur mengelola sampah Tumpukan sampah di Sungai Sidempel Jalan Produksi Pertanian dan Tambak masih berupa jalan tanah Sumur Artesis LahanPertanian Puso ± 40 Hektar 2 Siaga bencana Produksi Gimbal/ peyek udang yang masih aktif 3 Usaha Sumber: Analisisi tim penyusun, 2012
Hasil pengelompokkan permasalahan terbagi menjadi 3 aspek yaitu lingkungan dan infrastruktur, siaga bencana dan usaha. Pengelompokkan ini mengikuti pedoman perencanaan pembangunan desa pesisir tahun 2012. Masing-masing aspek merupakan gambaran permasalahan khusus pada daerah ini. III.1.3. Penentuan Peringkat Masalah Penentuan peringkat permasalahan merupakan bagian yang ketiga dari pengkajian kondisi desa. Di bawah ini akan dijelaskan kriteria yang berpengaruh terhadap penentuan peringkat permasalahan yang ada di desa Purwokerto. Aspek tersebut berupa kondisi yang dirasakan oleh orang banyak, apakah menghambat peningkatan pendapatan, dan ketersediaan potensi pemecahan masalah.
De saPurwo kerto
III-5
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Tabel 3.3. Penentuan Peringkat Masalah NO 1
2
3
4
5
6
7
DIRASAKAN OLEH ORANG Kebutuhan air bersih di dusun Krayapan belum tersedia, air √ yang tersedia tidak layak untuk digunakan, baik warna, bau dan rasa Rusaknya jalan utama Desa Purwokerto, jalan ini sangat √ vital. Selain sebagai jalur ekonomi Desa Purwokerto, juga menjadi jalur alternatif masyarakat Dusun Panggangayom Desa Purwokerto. Luasnya areal sawah ± 40 hektar, yang belum dapat √ dimanfaatkan, baik untuk pertanian maupun alih fungsi menjadi tambak, dikarenakan air laut yang masuk ke persawahan tidak cepat surut Sampah yang belum dikelola dengan baik. Sampah √ merupakan permasalah masyarakat pesisir yang tak kunjung usai. Selain nilai estetika desa berkurang, sampah dapat menyumbat saluran air (sungai) dan menyebabkan banjir di perkampungan Belum optimalnya prasarana jalan dari jalan utama desa √ menuju dusun krayapan, jembatan yang tersedia kurang representatif Sering terjadinya akresi di daerah pantai dan saluran air di √ daerah pertambakan, sedangkan ekosistem pantai terutama mangrove sudah banyak berkurang, menyebabkan kegiatan pembudidaya tambak (bandeng) kurang optimal Produksi olahan gimbal, krupuk dan sriping pisang kurang √ optimal. Alat-alat yang digunakan masih sangat sederhana dan pemasarannya pun masih di daerah sekitar. Sumber: Analisis tim penyusun, 2012 MASALAH
√
MENGHAMBAT SERING TERSEDIA JUMLAH URUTAN PENINGKATAN TERJADI POTENSI NILAI PERINGKAT √ √ √ 50 1
√
√
√
√
50
2
√
√
√
√
50
4
√
√
√
√
50
3
√
√
√
√
50
7
√
√
√
√
50
5
√
√
√
√
50
6
SANGAT
De saPurwo kerto
III-6
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa permasalahan yang menyangkut aspek lingkungan dan infrastruktur memegang peranan penting bagi masyarakat. Peringkat masalah di desa Purwokerto adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kebutuhan air bersih Rusaknya jalan utama Sampah yang belum dikelola dengan baik Luasnya areal sawah ± 40 hektar, yang belum dapat dimanfaatkan Sering terjadinya akresi di daerah pantai dan saluran air Produksi olahan gimbal, krupuk dan sriping pisang kurang optimal. Belum optimalnya prasarana jalan dari jalan utama desa
III.1.4. Pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah Ada beberapa aspek yang harus diketahui sebelum memberikan solusi yang layak dan penting. Dalam tabel tertulis aspek yaitu penyebab, potensi, alternatif tindakan pemecahan dan tindakan yang layak. Hasil dari pengkajian tindakan pemecahan masalah menunjukkan bahwa ada beberapa alternatif tindakan yang selanjutnya digolongkan menjadi tindakan yang layak. Tindakan yang layak dalam pemecahan masalah diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan sumur artesis 90 – 110 meter kedalamannya 2. Pembuatan drainase untuk mengurangi dan mempercepat surutnya genangan pada badan jalan. 3. Peninggian dan perluasan tanggul yang dapat memisahkan antara air tawar dan asin, 4. Pengelolaan sampah oleh kelompok 5. Perluasan danian jembatan peninggian jembatan 6. Penanaman mangrove untuk mengurangi abrasi dan akresi 7. Bantuan stimulan untuk meningkatkan produksi dan pemasaran
De saPurwo kerto
III-7
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Tabel 3.4. Tindakan pemecahan masalah NO 1
2
3
4
MASALAH
PENYEBAB
Kebutuhan air bersih di dusun krayapan belum tersedia, air yang tersedia tidak layak untuk digunakan, baik warna, bau dan rasa Rusaknya jalan utama Desa Purwokerto, jalan ini sangat vital. Selain sebagai jalur ekonomi Desa Purwokerto, juga menjadi jalur alternatif masyarakat Dusun Panggangayom Desa Purwokerto. Luasnya areal sawah ± 40 hektar, yang belum dapat dimanfaatkan, baik untuk pertanian maupun alih fungsi menjadi tambak, dikarenakan air laut yang masuk ke persawahan tidak cepat surut
Air tanah (sumur) yang selama ini digunakan untuk kebutuhan sehari tidak layak digunakan (warna, baud an rasa) Sering meluapnya sungai Sidempel terutama saat musim hujan, sehingga jalan utama dan daerah perkampungan sering banjir
Sampah yang belum dikelola dengan baik. Sampah merupakan permasalah masyarakat pesisir yang tak kunjung usai. Selain nilai estetika desa berkurang, sampah dapat menyumbat saluran air (sungai) dan menyebabkan banjir di perkampungan
-
ALTERNATIF TINDAKAN TINDAKAN YANG PEMECAHAN MASALAH LAYAK Adanya bekas sumur artesis yang Pembuatan sumur artesis 90 – Pembuatan sumur sudah digunakan ± 50 tahun, 110 meter kedalamannya artesis 90 – 110 meter serta lokasi lain yang siap untuk kedalamannya digunakan untuk sumur artesis
Kurang representative saluran air yang ada Tanggul yang ada kurang tinggi dan luas Pintu air/DAM kurang representatif
POTENSI
-
jalan utama desa adanya beberapa saluran pembuangan/ drainase dan irigasi
-
Tersedianya beberapa saluran air DAM Tanggul di sekitar tambak dan sawah
Selain sampah rumah Sudah tersedianya bak-bak tangga, sampah yang sampah di sepanjang jalan/ terikut aliran sungai pinggir sungai sidempel dapat menimbulkan pendangkalan sungai dan meluapnya sungai, sehingga terjadi banjir
Pengerukan Sungai Sidempel Peninggian badan jalan Pembuatan drainase untuk mengurangi genangan
Pembuatan drainase untuk mengurangi dan mempercepat surutnya genangan pada badan jalan.
Peninggian dan perluasan tanggul yang dapat memisahkan antara air tawar dan asin, sehingga persawahan dapat dimanfaatkan lagi Pengelolaan sampah Pengelolaan sampah kelompok, bekerja sama dengan oleh sehingga sampah dapat dinas terkait untuk menjadi kegiatan yang mengelola sampah menghasilkan
Peninggian dan perluasan tanggul Perbaikan DAM Perbaikan/pengerukan saluran air -
De saPurwo kerto
III-8
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
NO 5
6
7
ALTERNATIF TINDAKAN TINDAKAN YANG PEMECAHAN MASALAH LAYAK Belum optimalnya prasarana Jembatan yang ada tidak Jalan menuju krayapan sudah Perluasan danian jembatan Perluasan danian jalan dari jalan utama desa representative ( sempit dibangun baik (cor beton) pening jembatan peninggian menuju dusun krayapan, dan rendah) jembatan jembatan yang tersedia kurang representatif Sering terjadinya akresi di Akresi menyebabkan - Banyak petambak yang - Pengerukan muara dan Penanaman mangrove daerah pantai dan saluran air di saluran dan muara sungai untuk mengurangi masih punya empati saluran air daerah pertambakan, sedangkan sering menyempit dan terhadap kelestarian - Penanaman mangrove abrasi dan akresi, serta ekosistem pantai terutama tertutup tanah, sehingga mangrove untuk mengurangi pendangkalan mangrove sudah banyak kegiatan petambak dan - Bibit mangrove mudah di abrasi dan akresi, serta berkurang, menyebabkan petani terganggu dapat pendangkalan kegiatan pembudidaya tambak (bandeng) kurang optimal Produksi olahan gimbal, krupuk Kurangnya permodalan Bahan dasar mudah didapat di stimulan - Pinjaman lunak untuk Bantuan dan sripping pisang kurang dan manajemen daerah sekitar untuk meningkatkan permodalan optimal. Alat-alat yang pemasaran olahan gimbal, dan - Adanya bantuan produksi digunakan masih sangat seriping pisan dan pemasaran stimulan untuk sarana sederhana dan pemasarannya kerupuk produksi dan pun masih di daerah sekitar. pemasaran Sumber: Analisis tim penyusun, 2012 MASALAH
PENYEBAB
POTENSI
De saPurwo kerto
III-9
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
III.1.5. Penentuan Peringkat Tindakan Setelah didapatkan tindakan yang layak dalam menghadapi permasalahan di desa Purwokerto. Tahap berikutnya yaitu menentukan peringkat setelah dilakukan skoring pada aspek pemenuhan kebutuhan orang banyak, dukungan peningkatan pendapatan masyarakat dan didukung oleh potensi yang ada. Kolom jumlah nilai yang tertinggi merupakan urutan peringkat pertama untuk tindakan yang akan dilakukan.
De saPurwo kerto
III-10
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Tabel 3.5. Penentuan Peringkat Tindakan NO 1
TINDAKAN YANG LAYAK
Pembuatan sumur artesis 90 – 110 meter kedalamannya Pembuatan drainase untuk mengurangi dan mempercepat 2 surutnya genangan pada badan jalan. Peninggian dan perluasan tanggul yang dapat memisahkan 3 antara air tawar dan asin, sehingga persawahan dapat dimanfaatkan lagi Pengelolaan sampah oleh kelompok, sehingga sampah dapat 4 menjadi kegiatan yang menghasilkan 5 Perluasan danian jembatan peninggian jembatan Penanaman mangrove untuk mengurangi abrasi dan akresi, 6 serta pendangkalan Bantuan stimulan untuk meningkatkan produksi dan 7 pemasaran Sumber: Analisis tim penyusun, 2012
PEMENUHAN KEBUTUHAN Sangat
DUKUNGAN DUKUNGAN JUMLAH PENINGKATAN POTENSI NILAI Sangat Sangat 30
URUTAN PERINGKAT 1
Sangat
Sangat
Sangat
30
2
Sangat
Sangat
Sedang
25
4
Sangat
Sangat
Sangat
30
3
Sedang
Sangat
sangat
25
7
Sangat
Sangat
Sangat
30
5
sangat
sangat
sangat
30
6
De saPurwo kerto
III-11
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
III.2. HASIL RANCANGAN RPDP Rancangan pembangunan desa pesisir ini merupakan hasil koordinasi dengan masyarakat setempat melalui proses sebelumnya. Rancangan RPDP di Desa Purwokerto mempunyai kurun waktu pelaksanaan sampai dengan 5 (lima) tahun. Hasil rancangan RPDP memberikan penjelasan pada daftar usulan RPDP dan peraturan desa mengenai RPDP.
De saPurwo kerto
III-12
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Perencanaan Pembangunan Desa Purwokerto Desa : PURWOKERTO Kecamatan : BRANGSONG Kabupaten : KENDAL PROGRAM TUJUAN KEGIATAN KEGIATAN BINA LINGKUNGAN DAN INFRASTRUKTUR
NO
1. 2.
3. 4. 5.
6.
Jamban Keluarga Pengadaan Air Bersih/ PAMSIMAS PSN Demam Berdarah PMT Balita dan Lansia Pembangunan Trotoar Jalan Raya Pengaspalan Jalan Desa
Pengaspalan Jalan Penceng Pengerasan 8. Jalan Tambak Pengerasan 9. Jalan Pertanian 10. Senderan Jalan 7.
Peningkatan sanitasi Pemenuhan kebutuhan air bersih Desa bebas demam berdarah Peningkatan kesehatan Peningkatan Kenyamanan pejalan kaki Perbaikan prasaranan jalan desa Perbaikan jalan desa Perbaikan jalan produksi Perbaikan jalan produksi Penguatan
SIFAT WAKTU PELAKSANAAN B L R P 2012 2013 2014 2015 2016
LOKASI
SASARAN
TARGET
krayapan
RT 1-RT3
20 rumah
√
krayapan
Warga krayapan
150 rumah
√
krayapan
krayapan
krayapan
√
RW 03
50 orang
50 orang
RW 01
RW 01
100 m2
Desa Purwokerto
Jalan utama desa
3000 m
Jalan RW 03
200 m
Jalan tambak
600 m
Desa Purwokerto Krayapan ke tambak Desa Pirwokerto krayapan
Jalan pertanian krayapan
350 m 100 m
BIAYA KET. Rp. SUMBER
20 jt
APBD
120 jt
APBN
10 jt
√
10 jt
APBD
√
100 jt
APBD
√
50 jt
APBD
√
25 jt
APBD
30 jt
APBD
50 JT 35 jt
√ √
√
√
√ √ √
√
Swadaya
APBD APBD
De saPurwo kerto
III-13
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
PROGRAM KEGIATAN Ke Rejosari Senderan Jalan 11. Penceng
NO
12.
Jembatan Sungai Urusan
13.
Jembatan Sungai Bladon
DAM Asin Sungai Bladon Betonisasi 15. Jalan Makam Babat 14.
16. Drainase Penanaman 17. Pohon Produktif Taman Tepi 18. Jalan
19.
Penanaman Mangrove
20. Tanggul Kanal
TUJUAN KEGIATAN jalan Penguatan jalan Adanya jembatan representative Adanya jembatan representative Adanya DAM representativ
SIFAT WAKTU PELAKSANAAN B L R P 2012 2013 2014 2015 2016
LOKASI
SASARAN
TARGET
Desa Purwokerto
RW 03
200 m
Krayapan
Sungai urusan
9 m2
krayapan
Sungai bladon
9 m2
krayapan
Sungai bladon
1 buah
Pengerasan jalan makam
Purwokerto
Purwokerto
50 m
Mengurangi kerusakan badan jalan dan banjir
Jalan Raya – Dukuh Beberan
1500 m
1400 m
Pemanfaatan lahan
Tanggul sungai Sidempel
purwokerto
100 pohon
Penghijauan tepi jalan Penangulangan Abrasi dan akresi pantai serkta saluran tamb Peningkatan
Jalan Purwokerto
Jalan Purwokerto
50 pohon
Muara Sungai Sidempel dan Madrosa
Muara sungai sidempel dan Madrosa
4000 m
√
√
Tambak dan
Tambak dan
2.500 m
√
√
BIAYA KET. Rp. SUMBER
35 jt
APBD
√
8 jt
APBD
√
8 jt
APBD
10 jt
APBD
30 jt
APBD + Swadaya
77 jt
APBN
√
6 jt
APBD + Swadaya
√
3 jt
Swadaya
√
12 jt
APBD + Swadaya
√
250
APBD +
√
√
√ √
√
√
√
De saPurwo kerto
III-14
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
NO
PROGRAM KEGIATAN Dukuh Krayapan
21. Betonisasi jalan
Pembangunan DAM Pemisah 22. Air Tawar dan Asin
23
Pembangunan Bak Sampah
24
Pembangunan jembatan
25
Pembangunan Senderan Jalan
26
Pembangunan Lampu Jalan
27
Normalisasi Sungai
SIFAT WAKTU PELAKSANAAN B L R P 2012 2013 2014 2015 2016
TUJUAN KEGIATAN hasil pertanian dan perikanan
LOKASI
SASARAN
sawah Krayapan
sawah Krayapan
Adanya jalan produksi yang representatif
Makam Krayapan – Tambak Desa
Jalan dari krayapan menuju tambak
1000 m
Peningkatan hasil pertanian dan tambak
Sungai Sedempel dan Madroso serta di Dukuh Krayapan
Saluran sungai Sidempel, Madrosa
2 buah
Dukuh Krayapan
Lingkungan desa jadi bersih
1 unit
√
krayapan
Sungai blutukan
1 unit
krayapan
Jalan Muhidin
Mengurangi warga membuang sampah di sungai Adanya jembatan representative Mengurangi erosi Penerangan Jalan
Memeperlancar aliran air
Jln Purwokertorejosari Jln Lingkar baberan Sungai Blutuan Ds. Purwokerto
TARGET
BIAYA KET. Rp. SUMBER jt Swadaya
600 jt
APBD
15 jt
APBD
√
13,5 jt
APBD
√
√
4,1 jt
APBD
27 m3
√
√
12,8 jt
APBD
Semua warga desa Purwokerto
20 titik
√
√
20 jt
APBN
Semua warga desa purwokerto
1 sungai
√
√
30 jt
APBN
√
√
√
De saPurwo kerto
III-15
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
NO
PROGRAM KEGIATAN
TUJUAN KEGIATAN
LOKASI
28
Pengadaan Tong Sampah
Mengelola Sampah
Sepanjang Jl. H. Muhibin
29
Pembangunan Drainase
Memperlancar aliran air hujan
Dukuh Krayapan
30
Cor beton Jalan Mukhibin
31
Penghijauan
Perkerasan Jalan Penanaman pohon produktif
Sepanjang jln Mukhibin
SASARAN Jalan Muhibin tidak kumuh Air tidak menggenang (banjir) Memperlebar badan jalan
TARGET
SIFAT WAKTU PELAKSANAAN B L R P 2012 2013 2014 2015 2016
20 Titik
√
Warga krayapan 1 KM
√
√
√
Dukuh Baberan
√
BIAYA KET. Rp. SUMBER
√
15 jt
APBN
√
15 jt
APBN
√
25 jt
APBN
√
APBN
BINA USAHA 1.
2.
3.
4.
5.
Perbaikan sarana produksi dan pemasaran Perbaikan Usaha Krupuk sarana produksi dan pemasaran Perbaikan Usaha Sale sarana produksi Pisang dan pemasaran Perbaikan Usaha Trasi sarana produksi dan pemasaran Perbaikan Dompet Kulit sarana produksi dan pemasaran Sumber: Analisis tim penyusun, 2012 Usaha Gimbal Udang
Dukuh Krayapan
Produsen Gimbal
Produsen Gimbal
√
√
25 jt
APBN
Dukuh Krayapan
Produsen krupuk
Produsen krupuk
√
√
25 jt
APBN
Dukuh Krayapan
Produsen sale pisang
Produsen sale pisang
√
√
20 jt
APBD
Dukuh Krayapan
Produsen terasi
Produsen terasi
√
√
15 jt
APBD
Dukuh Krayapan
Produsen dompet kulit
Produsen dompet kulit
√
√
5 jt
APBD
De saPurwo kerto
III-16
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
BA B I V
PENGENDALIAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA Pada bab ini menguraikan prinsip pengendalian atas penyelenggaraan perencanaan pengembangan desa. Pengendalian atas penyelenggaraan perencanaan pengembangan desa pesisir dilaksanakan oleh Dinas KP Kabupaten/Kota. Dinas KP Kabupaten/Kota dapat membentuk tim monitoring dan evaluasi dan/ atau melimpahkan kepada Unit Kerja Teknis. Pelaksanaan pengendalian sebagaimana dimaksud meliputi: a. pemberian pedoman dan standar yang lebih rinci dalam pelaksanaan perencanaan pengembangan desa pesisir; b. pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi atas pelaksanaan perencanaan pengembangan desa pesisir; c. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan perencanaan pengembangan desa pesisir. Pengendalian adalah serangkaian kegiatan pemantauan, pengawasan, dan tindak lanjut yang dilakukan untuk menjamin pelaksanaan kegiatan yang direncanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dan memastikan bahwa dana digunakan sesuai dengan tujuan program.
De sa
Purwokerto
IV-1
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Pemantauan dan pengawasan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan. Tindak lanjut merupakan kegiatan atau langkah-langkah operasional, yang perlu ditempuh berdasarkan hasil pemantauan dan pengawasan. Untuk
mendukung
pengendalian
pelaksanaan
Penyusunan
Rencana
Pengembangan Desa pesisir, sistem pemantauan dan pengawasan yang dilakukan meliputi: a. Pemantauan dan pengawasan partisipatif oleh masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam pemantauan dan pengawasan dari mulai tahap persiapan sampai dengan penetapan Rencana Pengembangan Desa pesisir. b. Pemantauan dan pengawasan oleh Pemerintah. Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang dan bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Desa pesisir dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku dan dana dimanfaatkan sesuai dengan tujuan program. c. Pemantauan dan pengawasan oleh Tim, dilakukan secara berjenjang dan lintas jenjang terhadap masing-masing komponen. Desa Purwokerto sudah menetapkan tim yang bertugas dalam pelaksanaan RPDP di desa ini adalah sebagai berikut: KELOMPOK SIAGA BENCANA : 1. Turmudzi (ketua) 2. Sugeng(sekretaris) 3. Muhtadi(bendahara) 4. Abudi 5. Rasyidi 6. Supa’at 7. Kusen 8. Marjono 9. Subaidi 10. Hakim
De sa
KELOMPOK USAHA : 1. Abdul Rozaq (ketua) 2. Suryono (sekretaris) 3. BejoSutarjo (bendahara) 4. Sukri 5. NurIzzudin 6. Subuh 7. Jaelani 8. Mahfudz 9. Mas’ud 10. Maiyah
KELOMPOK INFRASTRUKTUR : 1. H. Ahmadun(ketua) 2. Tirta (sekretaris) 3. Tukimin (bendahara) 4. H. Bisri 5. Bajuri 6. Isnanto 7. Zamzuri 8. Azis 9. Kusnan
Purwokerto
IV-2
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
BA B V
EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA Bab ini menguraikan tentang prinsip evaluasi pelaksanaan penyusunan rencana pengembangan desa. Hasil pengendalian pada bab sebelumnya digunakan sebagai bahan evaluasi yang selanjutnya oleh Pemerintah Desa dapat digunakan sebagai bahan pelaksanaan perencanaan pengembangan desa pesisir.
V.1. KONSEP DAN DEFINISI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pemantauan (monitoring) dan Evaluasi (evaluation) adalah suatu proses yang tidak dapat dipisahkan dengan perencanaan dan implementasi dari sebuah program kegiatan atau program kerja. Dengan demikian, Pemantauan dan Evaluasi (PE) adalah salah satu unit kegiatan penting dalam konteks rencana strategis karena salah satu keluaran rencana strategis adalah indikasi program yang merupakan turunan dari stratagi yang telah ditetapkan. Secara umum, tujuan PE adalah mengukur (measurement) dan menduga (assessment) kinerja dari sebuah program agar dapat mengelola hasil (outcomes) dan keluaran (outputs) program tersebut dengan lebih efisien (UNDP, 2002). Dengan demikian kata kunci penting dalam tujuan PE ini adalah kinerja program (perfomances) yang didefinisikan sebagai kemajuan atau hasil yang telah dicapai. Secara tradisional, tujuan dari PE menitikberatkan pada perkiraan input dan implementasi dari sebuah program, namun dalam konteks modern, PE lebih memfokuskan diri pada proses pengukuran dan pendugaan dari faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja yang sedang diteliti.
De sa
Purwokerto
V-1 I-1
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
be pe laja ng r d ala ar ma i n
Secara standar, tujuan PE terdiri dari empat unsur utama seperti yang disajikan pada Gambar 5.1 berikut ini. a M ke kun enin m ta gk am b a pu ilita tka an s d n re a n po sis i membangun kapasitas
Membuat keputusan yang berbasis informasi
Gambar 5.1. Tujuan pemantauan dan evaluasi (diadopsi dari UNDP, 2002 dalam Adrianto, 2005) Sementara itu, per definisi, pemantauan (monitoring) adalah sebuah fungsi atau proses yang berkelanjutan dengan tujuan utama menyediakan indikasi awal dari kemajuan atau kemunduran dari kinerja sebuah program kepada pihak pengelola (manajemen). Ada delapan prinsip pemantauan yang baik (good principles of monitoring) yaitu (UNDP, 2002): (1) fokus pada hasil dan follow-up-nya; (2) disain pemantauan yang baik; (3) kunjungan reguler terhadap program yang dipantau; (4) melakukan analisis reguler terhadap setiap pencapaian hasil; (5) dilakukan dengan prinsip partisipatif; (6) dilakukan dengan menggunakan pendekatan indikator dan pengembangan garis dasar (baselines) program; (7) menduga relevansi dan keberhasilan dari setiap titik pencapaian hasil dari program; dan (8) menjadikan setiap proses pemantauan sebagai pembelajaran (lesson learned). Sedangkan menurut definisinya, evaluasi (evaluation) adalah upaya atau proses selektif yang bertujuan untuk memperkirakan kemajuan (progress) dari sebuah program secara sistematik dan berorientasi pada hasil (UNDP, 2002).
De sa
Purwokerto
V-2 I-2
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Ruang lingkup dari evaluasi mencakup empat hal yaitu (1) status hasil (outcomes status) yaitu apakah hasil sudah dicapai atau belum dan apabila belum apakah terdapat kemajuan untuk mencapai hasil yang sudah diperkirakan; (2) faktor yang berpengaruh (underlying factors) yaitu sebuah analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil; (3) kontribusi pengelola (proponent contribution) yaitu kontribusi dari pengelola terhadap proses pencapaian hasil; dan (4) strategi kemitraan (partnership strategy) yaitu apakah dalam evaluasi dilakukan proses kemitraan antara pengelola dengan seluruh stakeholder yang terlibat dalam program yang sedang dievaluasi serta efektivitas pelaksanaannya.
V.2. RANTAI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Dalam konteks proses, rantai pemantauan dan evaluasi (PE) secara diagram dapat digambarkan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5.2. SCOPE OF INPUTS Tenaga ahli (experts) Perlengkapan (equipments) Dana (funds)
SCOPE OF OUTPUTS Studies completed People trained
SCOPE OF OUTCOMES Peningkatan pendapatan Penciptaan lapangan kerja baru
SCOPE OF IMPACTS Kondisi kesehatan meningkat Angka harapan hidup meningkat
Gambar 5.2. Rantai proses pemantauan dan evaluasi
De sa
Purwokerto
V-3 I-3
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Rantai PE yaitu terdiri dari rantai ruang lingkup input (scope of inputs), ruang lingkup keluaran (scope of outputs), ruang lingkup hasil (scope of outcomes), dan ruang lingkup dampak (scope of impacts) dari sebuah program yang sedang mendapatkan perlakuan PE. Dengan demikian, rantai proses PE dimulai dari pendugaan dan estimasi input yang diperlukan dalam implementasi sebuah program yang telah direncanakan di mana prinsip dasar dari estimasi input ini adalah azas efisiensi. Proses ini kemudian dilanjutan dengan menentukan prakiraan keluaran yang diharapkan, hasil program sekaligus dampak yang dapat ditimbulkan dari implementasi sebuah program.
V.3. PENGUKURAN KINERJA Salah satu faktor penting dalam PE adalah pengukuran kinerja dari sebuah program yang telah ditetapkan. Dalam konteks rencana pengembangan desa pesisir, maka pengukuran kinerja ini dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan indikator seperti yang dapat dilihat secara diagram pada Gambar 5.3. Indikator yang digunakan harus dapat diukur, mudah pengukurannya dan jumlahnya tidak terlalu banyak proporsional terhadap tujuan pengukuran kinerja itu sendiri.
De sa
Purwokerto
V-4 I-4
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
PERFORMANCE MEASUREMENT Sistem Rating (Pemeringkatan) Pengukuran Efisiensi
PEMILIHAN INDIKATOR Langkah kunci dalam pemilihan indikator Perencanaan indikator
PENGGUNAAN INDIKATOR Pelibatan stakeholders Pemanfaatan indikator dalam monitoring
Gambar 5.3. Pentingnya pendekatan indikator dalam pengukuran kinerja Menurut DKP (2004), indikator kinerja dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis yaitu indikator masukan (input), indikator keluaran (output), indikator hasil (outcome), indikator manfaat (benefit) dan indikator dampak (impact). Indikator untuk masing-masing kelompok tersebut harus diestimasi dan ditentukan berdasarkan beberapa prinsip seperti yang ditentukan oleh UNDP (2002) yaitu : (1) estimasi indikator dilakukan dengan basis atau target tertentu; (2) menggunakan indikator proxy apabila perlu; (3) menggunakan data disagregat; (4) melibatkan stakeholder untuk menentukan indikator; (5) membedakan antara indikator kuantitatif dan kualitatif; (6) membatasi jumlah indikator; (7) menggunakan timelines yang tepat sehingga indikator yang diestimasi tepat sasaran dan waktu program. Menurut Thia-Eng (2006) dalam buku the Dynamic of Integrated Coastal Management, salah satu indikator yang disarankan dalam pengelolaan pesisir terpadu adalah dengan menggunakan kerangka kerja (framework) DPSIR seperti pada Gambar 5.4. Dalam model ini, indikator monitoring dan evaluasi terhadap komponen faktor pendorong (driving force), tekanan (pressure), status atau kondisi (state), dampak
De sa
Purwokerto
V-5 I-5
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
suatu tekanan (impact) dan upaya atau kebijakan yang telah diambil (response) dianalisis secara sistimatis dan berkesinambungan.
Gambar 5.4. Konsepsi kerangka kerja (framework) Driving force-Pressure-StateImpact-Response (DPSIR) dan indikator dalam melakukan pengelolaan wilayah pesisir, dari proses identifikasi issu hingga monitoring dan evaluasi dalam upaya penyempurnaan secara terus-menerus (continued improvement) (UNESCO, 2003; AIDEnvironement et al. 2004; IOC 2005) Indikator Driving forces didefinisikan sebagai perkembangan ekonomi, demograsi dan sosial dalam suatu masyarakat yang terkait dengan perubahan pola produksi dan konsumsi. Atau dapat didefinisikan sebagai berbagai kegiatan ekonomi dan sosial yang berpotensi mempengaruhi sistem alam dan manusia (termasuk wilayah pesisir) di suatu lokasi dan waktu tertentu, seperti kegiatan industri dan pertumbuhan penduduk. Indikator Pressure adalah kondisi perubahan pola konsumsi dan produksi yang menekan sistem alam (ekosistem) dan sosial ekonomi, seperti penggunaan lahan, pertambangan miyak lepas pantai, atau kegiatan penangkapan ikan.
De sa
Purwokerto
V-6 I-6
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
Indikator State adalah suatu kondisi terkini suatu ekosistem atau sosekbud pada suatu lokasi tertentu sebagai akibat adanya pressure, yang dideskripsikan secara kuantitatif atau kalau tidak mungkin secara kualitatif dalam indikator-indikator yang dapat diukur. Contoh-contoh indikator state ini seperti konsentrasi bahan pencemar di perairan (mg/l merkuri), jumlah penurunan stok ikan, dan luasan lahan yang tererosi. Indikator Impact (dampak) adalah gambaran akibat akhir dari suatu perubahan lingkungan alam atau lingkungan sosekbud yang merugikan kesehatan manusia atau kesejahteraan manusia secara ekonomi atau sosial. Hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai indikator dampak ini antara lain banjir sebagai akibat penebangan pohon, krisis air sebagai akibat peyedotan air tanah secara tidak kendali, atau pengangguran sebagai akibat penurunan investasi di wilayah pesisir. Indikator Response dapat didefinisikan sebagai berbagai upaya, tindakan yang dilakukan oleh berbagai individu atau masyarakat untuk mengatasi atau menghadapi perubahan kondisi lingkungan alam atau lingkungan sosial yang terjadi. Hal ini dapat juga berupa kebijakan yang diambil oleh pemerintah (daerah) dalam mengatasi suatu masalah pengelolaan wilayah pesisir. Contoh respon ini adalah perda-perda yang dibuat untuk mengatasi suatu masalah, baku mutu kualitas lingkungan yang ditetapkan pemerintah atau berbagai kebijakan lainnya yang diambil untuk mengatasi kemiskinan.
V.4. EVALUASI SUBSTANSI RENCANA PURWOKERTO 2012 - 2015
PENGEMBANGAN
DESA
Rencana Pengembangan Desa Purwokerto 2012 - 2016 perlu ditinjau kembali lima tahun sekali secara teratur dan direvisi mengikuti perkembangan zaman dan dinamika pengelolaan Wilayah Pesisir. Tinjauan lima tahun merupakan bagian dari proses perencanaan pembangunan lima tahun, yang perlu dilakukan untuk mensinkronkan rencana pengembangan desa dengan rencana pembangunan lainnya. Tinjauan ini akan memberikan kesempatan untuk mengkaji kembali dan
De sa
Purwokerto
V-7 I-7
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
memperbaharui Tujuan dan Strategi Kebijakan dan melibatkan komunikasi dengan semua unsur terkait. Tinjauan periodik dapat diperlukan saat muncul isu-isu baru atau proyek baru atau saat diperolehnya pengalaman baru selama pelaksanaan rencana pengembangan desa tersebut. Rencana pengembangan desa dapat direvisi dan harus mengikuti proses yang sama sebagaimana pembuatan suatu rencana pengembangan desa yang
baru.
Sebagaimana
umumnya
suatu
revisi,
alasan
untuk
perubahan/tambahan harus didokumentasikan dan dikonsultasikan dengan semua pihak yang berkepentingan. Lebih rinci mengenai evaluasi adalah sebagai berikut: 1. Pada setiap tahapan proses penyusunan mulai dari persiapan sampai dengan penetapan
rencana
pengembangan
akan
diadakan
evaluasi
terhadap
pelaksanaan dan penilaian terhadap kinerja pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasil yang dapat dicapai. 2. Evaluasi akan dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota dalam rangka memberikan penilaian kinerja Tim Pemberdayaan maupun Pendamping. 3. Lingkup evaluasi secara umum meliputi : (1) kinerja Tim Pemberdayaan Desa, (2) kinerja Pendamping (3) Kinerja Kelompok penerima manfaat 4. Variabel atau indikator evaluasi/penilaian meliputi : (1) Ketertiban administrasi; (2) Ketaatan kepada ketentuan (3) Capaian tujuan dan sasaran kegiatan. 5. Hasil evaluasi dan penilaian selanjutnya akan dijadikan dasar bagi keberlanjutan program pengembangan desa pesisir, termasuk penentuan besaran serta alokasi masing-masing desa pesisir.
De sa
Purwokerto
V-8 I-8
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR KABUPATEN KENDAL 2012
BAB VI PENUTUP Laporan Rencana Pengembangan Desa Pesisir di Kabupaten Kendal ini disusun sebagai bagian dari pelaksanaan tugas yang telah dipercayakan kepada penyusun. Laporan ini merupakan tahap akhir pelaksanaan pekerjan yang terdiri dari beberapa tahapan. Pada Laporan ini lebih menekankan pada rencana anggaran biaya pada seluruh pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengembangan desa pesisir tangguh, dan juga jenis kegiatan beserta dengan evaluasinya. Demikianlah Laporan ini disampaikan untuk memenuhi pihak pemberi kerja. Tim penyusun menyadari segala keterbatasan dan kekurangan yang masih menyertai. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang dapat membantu serta berguna dalam penyempurnaan pekerjaan ini nantinya diucapkan terimakasih.
Penyusun
De sa
Purwokerto
VI-1 I-1