BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Enterprise Resources Planning 1.1 Definisi Enterprise Resources Planning Perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning/ ERP), adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Menurut Hau dan Kuzic (2010) keuntungan utama penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sistem ini mengintegrasi divisi fungsional dan arus informasi kedalam sistem tunggal baik divisi pemasaran, keuangan, HRD dan produksi. Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) juga memungkinkan hubungan semua proses bisnis dalam perusahaan mulai dari awal proses perencanaan hingga tahap akhir setelah penjualan layanan kepada pelanggan. Keefektifan menggunakan ERP mengintegrasikan informasi yang digunakan dalam berbagai bidang seperi akutansi, manufaktur, distribusi , dan HRD menjadi sebuah sistem komputasi yang berkualitas. Sehingga dipastikan bahwa data yang sama dapat disimpan dan diunduh oleh karyawan dan manajer dalam setiap tahap proses bisnis yang ada. Selain itu, ERP memfasilitasi proses otomatisasi yang dapat berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi usaha, peningkatan mutu dan pengurangan biaya administrasi. ERP memecahkan dua
hambatan fungsional tradisional dengan memfasilitasi pemakaian data bersama, arus informasi dan dengan memperkenalkan praktik-praktik bisnis
7
8
umum diantara semua pemakai organisasi. Dengan menghasilkan informasi yang tepat waktu, ERP menjadi alat pendukung keputusan bagi pihak manajemen, sehingga peningkatkan kinerja serta dapat mencapai keunggulan dalam bersaing. Sistem ERP mendukung suatu aliran informasi yang lancar sepanjang organisasi menyediakan suatu lingkungan yang distandarisasi untuk proses bisnis suatu perusahaan dan database operasional umum yang mendukung komunikasi. 1.2 Ciri-ciri Enterprise Resource Planning (ERP) Menurut Mulia Hartono dalam 7 langkah mudah membangun sistem informasi ERP (2008;4) yang dikutip melalui www.intacsindo.com sebuah ERP sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Sistem Tunggal Sistem ERP dibangun dalam sistem tunggal sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat karena memiliki data yang terintegrasi. Sistem lain yang non-ERP umumnya dibangun tidak dalam mesin tunggal misal ada data dalam SQL server, sementara data lainya dalam FozPro, hal ini menyebabkan sulitnya memperoleh informasi dengan cepat. 2. Modul Lengkap Sistem ERP memiliki modul yang lengkap dan saling terintegrasi yang menjangkau semua bagian dan fungsi perusahaan karena mempunyai konsep yang jelas.
9
3. Fleksibel Sistem ERP sangat fleksibel dan dapat diimplementasikan di semua anak perusahaan atau pabrik manapun dalam suatu perusahan karena dapat disesuaikan (dikonfigurasi) sesuai dengan kebutuhan. 4. Laporan Sistem ERP memiliki data seluruh sumber daya perusahaan dan dapat memberikan laporan apa saja yang diperlukan termasuk fungsi-fungsi statistik untuk menganalisis laporan keuangan. 1.3 Fungsi Enterprise Resource Planning O’Brien and Marakas dalam Angelia (2010), mengemukakan Enterprise Resource Planning (ERP) adalah “sistem lintas fungsional yang didukung oleh serangkaian modul perangkat lunak terintegrasi yang menyokong proses internal bisnis perusahaan”. Mengenai fungsi atau kegunaan dari Enterprise System secara umum diantaranya : 1. Dapat mendukung proses organisasi a.
Pengolahan data, proses bisnis
b.
Menjadi fasilitas bagi fungsi organisasi bisnis
c.
Merekam proses bisnis dengan lebih teliti
d.
Menyimpan data untuk pengambilan keputusan.
2. Dapat mendukung dalam proses bisnis yang utama. a.
Pembayaran pesanan
b.
Pembayaran pembelian
10
1.4 Unsur-unsur Enterprise Resource Planning (ERP) Menurut Michael Uram dalam Journal Enterprise Solution (2008;2) mengemukakan bahwa ada seperangkat komputer atau disebut infrastruktur ERP yang diperlukan untuk proses ERP terdiri dari : “1. Physical Component (server, network, storage, client) 2. People ( Business staff, operation staff, development staff) 3.Organizational Process (program and project management, change management, support service).” Dibawah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai 3 komponen penting didalam proses sistem Enterprise Resource Planning (ERP) : 1.
Physical Component (Komponen Fisik) a.
Server-Client yang terdiri dari komputer server dan beberapa komputer client. Server menjadi pusat sistem informasi, sedangkan client merupakan komputer yang digunakan untuk melakukan tugas-tugas penanganan data.
b.
Network (Jaringan), merupakan suatu unit komunikasi yang membantu didalam penyebaran informasi.
c.
Storage (Penyimpanan), merupakan tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan data yang diolah oleh komputer.
2.
People (Sumber Daya Manusia) Sumber
daya
manusia
yang
mempunyai
pengembangan dan implementasi sistem adalah : a.
Staf Bisnis (Business Staff)
peranan
penting
untuk
11
Staf bisnis merupakan orang yang bertugas menganalisa workflow (urutan proses) sistem manajemen yang sedang berjalan (workflow asis) dan mendesain workflow baru yang lebih efisien (Workflow shouldbe).Staf
bisnis
haruslah
orang
yang
menguasai
ilmu
yang
berhubungan dengan proses bisnis yang dianalisa, misalnya membuat analisa di departemen accounting maka staf bisnis harus menguasai siklus akuntansi. b.
Staf Operasi (Operation Staff) Staf operasi merupakan staf yang bertanggung jawab pada kegiatan operasional sehari-hari, misalnya backup data.
c.
Staf Pengembangan (Development Staff) Staf pengembangan bertugas untuk mengembangkan sistem dengan mendisain program-program yang diperlukan.
3.
Organization Process (Proses Organisasi) a.
Program dan proyek manajemen (Program and Project Management) Penerapan sistem ERP biasanya merupakan bagian dari program dan proyek manajemen, yang dilakukan berdasarkan pertimbanganpertimbangan manajemen. Berikut ini alasan mengapa perusahaan melakukan perubahan : 1. Perubahan kebutuhan pemakai atau bisnis Peningkatan pesaing, pertumbuhan bisnis atau konsolidasi, mergerdan divestasi, peraturan baru, atau perubahan dalam hubungan regional serta global dapat mengubah struktur dan tujuan
12
organisasi. Agar tetap responsif atas kebutuhan perusahaan, maka sistem juga harus berubah. 2. Perubahan Teknologi Sejalan dengan makin maju dan murahnya teknologi, perusahaan dapat memanfaatkan berbagai kemampuan baru atau lama. 3. Peningkatan Proses Bisnis Banyaknya perusahaan memiliki proses bisnis yang tidak efisien sehingga membutuhkan pembaruan untuk memuaskan pelanggan. 4. Keunggulan Kompetitif Peningkatan kualitas, kuantias dan kecepatan informasi dapat meningkatkan produk atau layanan serta dapat membantu mengurangi biaya. 5. Perolehan Produktivitas Komputer akan mengotomatisasi pekerjaan administrasi secara rutin serta signfikan didalam mengurangi waktu untuk melakukan tugas-tugas lainya. 6. Pertumbuhan Perusahan berkembang lebih basar dari sistemnya sehingga harus meningkatkan atau melakukan perubahan terhadap sistemnya secara keseluruhan. 7. Penciutan Perusahaan seringkali berpindah dari mainframe terpusat ke jaringan PC atau sistem berbasis internet untuk mamanfaatkan
13
rasio harga/kinerja mereka. Hal ini menempatkan pengambilan keputusan dan informasi yang terkait sampai ke bagan organisasi. b.
Perubahan Proses Kerja (Change Manajement) Penerapan sistem ERP berpengaruh terhadap budaya perusahaan, sehingga diperlukan perubahan proses kerja (Change Manajement) pada masa penyesuaian atau yang sering disebut proses implementasi. Jika pada proses implementasi tersebut diperlukan perubahan proses kerja yang cukup mendasar, maka perusahan harus melakukan rekayasa ulang proses bisnis atau Business Process Reengineering (BPR) yaitu analisis menyeluruh dan mendesain ulang yang lengkap atau proses bisnis dan sistem informasi untuk mencapai peningkatan kualitas yang dramatis. Walaupun memerlukan waktu yang cukup lama beberapa keuntungan dari proses BPR yaitu :
c.
a.
Untuk menyederhanakan sistem
b.
Untuk membuatnya lebih efektif
c.
Untuk meningkatkan kualitas serta layanan perusahaan
Layanan dan Dukungan dari IT Departemen (Support Service) Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada sistem dan mendukung pelaksanaan dari sistem ERP agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, diperlukan adanya layanan dan dukungan dari IT departemen atau vendor software. Dengan begitu para pengguna (Users) akan mampu memahami sistem secara cepat, dan user akan
14
puas dengan sistem yang ada karena sistem tersebut dapat membantu kerja mereka dan tidak merumitkan. Pengimplementasian sistem ERP bukan merupakan kejadian yang muncul kemudian berakhir. Skala sistem yang sangat luas menyebabkan manajer menyadari yang terjadi tidak akan pernah lengkap terselesaikan. Organisasiorganisasi akan terus berubah dan berkembang dan sistem yang ada harus ikut berubah dan berkembang bersama. 1.5 Implementasi Enterprise Resource Planning Wijaya dan Darudiato (2009:115) dalam melakukan implementasi sistem ERP biasa menggunakan prinsip pengelolaan seperti manajemen proyek teknologi informasi lainnya, yaitu dengan dibentuknya tim khusus untuk melakukan implementasi yang diklarifikasikan sebagai berikut: 1. Komite pengarah, terdiri dari perwakilan dan para eksekutif dari masingmasing departemen atau unit bisnis utama yang merupakan area yang akan dipengaruhi oleh sistem ERP, seperti finance atau accounting, marketing, produksi, SDM, procurement, distribusi, sistem informasi. 2. Staff teknologi informasi internal (tim proyek), yang terdiri dari manager TI, programmer, sistem analisis, dukungan teknik. 3. Pengguna utama internal. 4. Perwakilan vendor dan konsultan. Suhendi (2010) menyatakan bahwa dalam implementasi sistem ERP terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan diantaranya:
15
a. The Big Bang, yaitu strategi penerapan seluruh modul dalam paket ERP secara simultan di seluruh fungsi perusahaan. Kelebihannya adalah hanya memerlukan sedikit interface antara sistem lama dan sistem baru, sangat efisien dari segi waktu dan hasilnya optimal. Kekurangannya adalah implementasi yang kompleks sehingga resiko kegagalan tinggi. b. Step-by-step (phased approach), yaitu melakukan implementasi sedikit demi sedikit.Tahap selanjutnya berkonsentrasi mengimplementasikan modul yang terkait. Keseluruhan proses bisnis harus terlebih dahulu disiapkan.
Kelebihannya
adalah
kompleksitas
dapat
dikurangi,
memungkinkan terjadinya perbaikan proyek yang akan datang akibat konsultasi internal, ongkos tidak terlalu membebani. Kekurangan adalah waktu implementasi keseluruhan lebih panjang. Manfaat dari ERP hanya dapat dirasakan sedikitdemi sedikit akibatnya hasil tidak optimal. c. Small Bang (pilot approach), yaitu pembuatan model implementasi pada salah satu site atau fungsi perusahaan sebagai pilot project dan diteruskan ke fungsi atau site yangterkait. Kelebihannya adalah biaya relatif rendah, kompleksitas berkurang. Kekurangannya adalah membutuhkan banyak kustomisasi akibat adanya operasi spesifik antar site. 1.6 Keuntungan dan Kendala Penerapan ERP Wijaya dan Darudiato (2009:27) menyatakan bahwa: Enterprise Resources Planning (ERP) dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam perusahaan (to serve and support multiple business functions), sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat
16
memberikan pelayanan yang lebih bagi konsumen, yang akhirnya dapat menghasilkan nilai tambah dan memberikan keuntungan maksimal bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) atas perusahaan. Adapun keuntungan yang diperoleh dari penerapan ERP itu sendiri adalah: a) Terintegrasinya data keuangan, hal ini dapat memudahkan bagi top manajemen untuk bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan b) Standarisasi data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama bagi perusahaan besar yang biasanya terdiri dari unit bisnis dengan jumlah dan jenis bisnis yang berbeda-beda c) Penurunan inventori serta biaya pemeliharaan atas inventori d) Penurunan tenaga kerja e) Penurunan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi. Disamping banyak keuntungan yang diperoleh dari sistem ERP, sangat penting untuk mengetahui beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan ERP: a)
Kurangnya komitmen top management
b) Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan (analisa strategi bisnis) c)
Cacatnya proses seleksi software
d) Kurangnya sumber daya, baik sumber daya manusia, inftrastruktur dan modal e)
Kesalahan perhitungan waktu implementasi
f)
Ketidaksesuaian antara software dengan bisnis proses
17
g) Kurangnya training dan pembelajaran h) Cacatnya project design and management i)
Kurangnya komunikasi
j)
Saran penghematan yang menyesatkan.
2. Pengetahuan Manager Akuntansi (Controller) Manajer Akuntansi juga sering disebut sebagai controller. Gerrion (2009) menyatakan bahwa controller merupakan salah satu anggota manajemen puncak yang berperan aktif dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan. Pengetahuan manajer akuntansi terhadap sistem informasi juga merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam aplikasi serta pengembangan sistem informasi akuntansi. Komala (2012) menyatakan bahwa manajer akuntansi (controller) merupakan eksekutif yang mengkoordinasikan partisipasi manajemen dalam perencanaan dan pengendalian untuk mencapai target perusahaan, khususnya untuk menentukan efektivitas implementasi kebijakan dan mengembangkan struktur dan prosedur organisasi. Manajer akuntansi merupakan eksekutif tertinggi yang memiliki tanggung jawab atas keberlangsungan segala aktivitas dalam departemen akuntansi. Tanggung jawab besar yang dijalankan menuntut seorang manajer akuntansi untuk memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap implementasi sistem informasi akuntansi. Adapun fungsi
Controller sebagai berikut: 1. Fungsi perencanaan Menetapkan dan memelihara suatu rencana operasi yang terintegrasi sejalan dengan sasaran dan tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, menganalisis, merevisi, (bila perlu), mengkomunikasikan kepada semua
18
tingkat manajemen, serta menggunakan sistem-sistem dan prosedur yang cocok. Penetapan dan pemeliharaan suatu rencana operasi yang terintegrasi telah diuraikan sebagai fungsi-fungsi pokok dari Controller. Tujuan perusahaan adalah laba dan perencanaan diperlukan untuk mencapainya, oleh karena itu Controller berperan dalam perencanaan perusahaan. Controller harus memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa rencana didukung oleh semua jenjang manajemen. Dengan adanya pengakuan akan perlunya suatu recana dan keinginan berpartisipasi dari semua tingkatan manajemen maka Controller mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa bagian-bagian didalamnya adalah baik dan cocok satu sama lainnya. Apabila rencana telah disatukan Controller harus menguji atau menilai kewajarannya dan melaporkan kepada pimpinan tertinggi mengenai temuan-temuannya. 2. Fungsi pengendalian Fungsi pengendalian manajemen adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan sistem yang berjalan sehingga tujuan dan rencana perusahaan dapat dicapai. Controller Mengembangkan dan merevisi norma-norma (standar) yang memuaskan sebagai ukuran pelaksanaan dan menyediakan pedoman serta bantuan kepada para anggota manajemen yang lain dalam menjamin adanya penyesuaian hasil pelaksanaan sebenarnya terhadap norma atau standar. Hasil akhir dari fungsi pengendalian tidak hanya berupa suatu laporan atas prestasi kerja melainkan mencakup pertimbangan-pertimbangan berikut ini: a. Bantuan dalam menetapkan norma-norma untuk pengendalian. b. Evaluasi terhadap norma standar.
19
c. Pelaporan tentang prestasi kerja jangka pendek yang sesungguhnya. d. Pengembangan trends. e. Memastikan sistem dan prosedur menyediakan data yang berguna. 3. Fungsi pelaporan Fungsi pelaporan berhubungan erat dengan fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian Dalam fungsi pelaporan, Controller menyusun, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil-hasil keuangan untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan, mengevaluasi data dalam hubungannya dengan tujuan satuan organisasinya, menyiapkan, dan menyampaikan berkas-berkas laporan ekstern yang diperluan untuk memenuhi permintaan instansi pemerintah, para pemegang saham, institusi keuangan, para pelanggan, dan masyarakat umum. 4. Fungsi akuntansi Pencatatan transaksi-transaksi keuangan secara sistematis sering dipandang sebagai fungsi pokok dari Controller. Adapun pekerjaan Controller adalah Mendesain, menetapkan, dan memelihara sistem Akuntansi Keuangan dan biaya pada semua jenjang perusahaan, termasuk untuk perusahaan secara menyeluruh, per divisi, per pabrik, dan per satuan untuk dapat mencatat secara wajar semua transaksi, keuangan dalam pembukuan agar sesuai dengan prinsip-prinsip Akuntansi yang sehat disertai dengan pengendalian intern yang memadai. 5. Tanggung jawab lainnya Mengelola dan mengawasi fungsi-fungsi, misalnya, fungsi perpajakan, termasuk saling berhadapan, dengan instansi pajak; memelihara hubungan yang sesuai, dengan auditor intern dan auditor ekstern; mengadakan dan menata
20
program-program
asuransi;
mengembangkan
program
penyiapan
catatan;
membentuk program mengenai hubungan dengan para investor dan dengan masyarakat umum; serta mengarahkan fungsi-fungsi lain yang telah dilimpahkan. 3. Kualitas Informasi Al-Assaf (2009:16) mengemukakan bahwa “kualitas merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, baik internal maupun eksternal”. Kristanto (2008:7) mengemukakan bahwa informasi merupakan “kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima”. Kualitas informasi (quality of information) terkadang juga dipakai untuk menyatakan informasi yang baik. Kualitas informasi merupakan kualitas output yang berupa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan. Seringkali diukur berdasarkan; relevansi, ketepatan waktu, dan keakurasian. Azhar Susanto (2008:13) mengemukakan bahwa kualitas informasi akuntansi umumnya memiliki empat dimensi kualitas informasi, yaitu: a. Akurat, dapat diartikan bahwa informasi akuntansi tersebut benar benar mencerminkan situasi dan kondisi yang ada. b. Relevan, dapat diartikan bahwa informasi akuntansi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan. c. Tepat waktu, dapat diartikan bahwa informasi akuntansi tersedia pada saat informasi tersebut diperlukan d. Lengkap, dapat diartikan bahwa informasi akuntansi yang dihasilkan tersebut telah selengkap yang diinginkan dan dibutuhkan.
21
4. Sistem Informasi Akuntansi 4.1 Definisi Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, begitu pula dalam setiap organisasi, akan senantiasa memerlukan informasi terutama sistem informasi akuntansi. Karena hampir semua bidang kegiatan dalam organisasi tidak terlepas dari dukungan
informasi yang
menunjang kelancaran setiap program yang telah ditetapkan dalam organisasi. Menurut Robert A.Laitch dan K.Roscoe Bavis dalam kusrini dan andri koniyo (2007;82) mengemukakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi adalah “Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.Sedangkan menurutAzhar Susanto (2008) mengemukakan pengertian sistem informasi akuntansi adalah“ Komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan gambaran aktivitas di dalam perusahan”. Menurut James A.Hall yang dialih bahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Wary (2007), mengemukakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi adalah: “Serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna.”
22
Dengan memperhatikan definisi-definisi di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan dari manusia serta pengumpulan dan pengelolaan data untuk menyajikan informasi yang relevan, tepat waktu, dapat dipercaya, yang berguna bagi para pemakai informasi dan berguna dalam pengambilan keputusan manajemen. Jadi pada dasarnya sistem informasi akuntansi merupakan suatu usaha untuk menyediakan informasi akuntansi atau keuangan dimana dalam menghasilkan informasi tersebut diperlukan suatu proses pengelolan data. 4.2 Fungsi dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Pemberian wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility) didalam suatu usaha ditunjukan dengan struktur organisasi. Distribusi wewenang dan tanggung jawab adalah sesuai bagi penetapan kebutuhan informasi menentukan struktur kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan didalam sistem informasi akuntansi. Problem yang paling utama dari perusahaan modern yang mempunyai hubungan dengan sistem informasi akuntansi adalah kekakuan, kegagalan dan motivasi individu.Adapun masalah kekakuan merupakan kecenderungan didalam organisasi perusahaan untuk menahan perubahan. Masalah kegagalan merupakan ketidak berhasilan dalam komunikasi antara unit-unit organisasi perusahaan sebagai akibat pemisahan fisik dan spesifikasi fungsi. Menurut Azhar Susanto(2008;9-12) dalam buku sistem informasi akuntansi tujuan dari sistem informasi akuntansi sebagai berikut : 1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari.
23
2. Mendukung proses pengambilan keputusan. 3. Membantupengelolaan
perusahaan
dalam
memenuhi
tanggung
jawabnya kepada pihak eksternal. 4. Mengumpulkan dan memasukan data transaksi kedalam sistem informasi akuntansi 5. Mengolah data transaksi berikut. 6. Menyimpan data untuk tujuan dimasa mendatang. 7. Memberi pemakai atau pemberi keputusan (manajemen) informasi yang mereka perlukan. 8. Mengontrol semua proses yang terjadi.” Adapun fungsi utama Sistem Informasi Akuntansi yang dikemukakan La midjan dan Azhar Susanto(2008;37) adalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan kualitas informasi Yaitu informasi yang tepat guna (relevance), lengkap dan terpercaya (akurat). Dengan kata lain sistem akuntansi harus dengan cepat dan tepat dapat memberikan informasi yang diperlukan secara lengkap 2. Untuk meningkatkan kualitas internal cek atau sistem pengendalian Intern. Yaitu sistem pengendalian yang diperlukan untuk mengamankan kekayaan perusahaan. Ini berarti bahwa sistem akuntansi yang disusun harus juga mengandung kegiatan sistem pengendalian intern (internal check). 3. Untuk dapat menekan biaya-biaya tata usaha
24
Ini berarti bahwa biaya tata usaha untuk sistem akuntansi harus seefisien mungkin dan harus jauh lebih murah dari manfaat yang akan diperoleh dari penyusunan sistem akuntansi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari sistem informasi akuntansi cukup penting bagi manajemen untuk memperoleh informasi khususnya informasi keuangan yang diperlukan baik bagi perencanaan dan pengendalian kegiatan maupun untuk melaksanakan pertanggung jawabanya. 4.3 Kualitas Informasi Akuntansi Kualitas informasi akuntansi dilihat secara umum memiliki empat dimensi kualitas informasi yaitu : a.
Akurat Merupakan informasi akuntansi harus tepat artinya tidak terdapat kesalahan yang bisa menyesatkan pemakainya, kualitas keputusan yang dihasilkan juga ditentukan oleh kualitas informasi.
b.
Relevan Agar
bermanfaat
informasi
harus
relevan
untuk
memenuhi
kebutuhanpemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki keputusan relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
25
c.
Tepat waktu Informasi dikatakan tepat waktu bila informasi tersedia pada waktupara
pengambil
keputusan
menggunakannya
untuk
membuatkeputusan. Informasi yang disajikan haruslah cepat dan akurat pada saat yang dibutuhkan atau tepat waktu. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa diketahui mengurangi keandalan informasi. Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. d.
Lengkap Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materlitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengunkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna dari segi relevansi.
4.4 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi Agar informasi yang dihasilkan oleh pengolahan data akuntansi benarbenar menghasilkan informasi keuangan yang berguna dan dapat dipercaya sesuai dengan tujuan sistem informasi akuntansi maka tidak lepas dari unsurunsur sistem informasi akuntansi. Adapun unsur-unsur sistem informasi akuntansi yang dikemukakan oleh Azhar Susanto dalam buku sistem informasi akuntansi (2008) adalah sebagai berikut: “Sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat sumber daya manusia dan
modal dalam suatu
26
organisasi yang dibangun untuk menyajikan informasi
keuangan yang
diperoleh dari pengumpulan dan pemprosesan data keuangan.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi memiliki unsur-unsur sebagai berikut : 1. Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber daya manusia merupakan potensi manusia atas peraanya dalam pelaksanaan suatu sistem. 2. Alat Merupakan samua sarana dan prasarana yang digunakan dalam menjalankan
pelaksanaan
suatu
sistem
informasi
didalam
suatu
perusahaan. 3. Metode Metode terdiri atas : a) Organisasi, merupakan pertanggung jawaban dari bagian-bagian yang terlibat dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan. b) Prosedur, merupakan suatu urutan-urutan akuntansi dari suatu pekerjaan tata usaha yang biasanya melibatkan beberapa petugas yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan yang seragam dari transaksi yang berulang-ulang didalam suatu perusahaan. c) Formulir, merupakan alat bantu berupa daftar isian yang berfungsi d) sebagai alat bantu atas terjadinya transaksi. Didalam merancang suatu formulir, prinsip-prinsip ini perlu diperhatikan :
27
a. Menggunakan tembusan b. Untuk memenuhi babarapa tujuan sekaligus untuk mengurangi c. pekerjaan klerikal, maka dengan adanya tembusan beberapa tujuan dapat tercapai dengan sekilas pekerjaan saja. d. Pencantuman nomor urut cetak e. Nomor urut cetak digunakan untuk mengaawasi pemakaian dan f.
untuk mengidentifikasikan transaksi bisnis. Nomor urut cetak ini akan dicantumkan didalam catatan akuntansi, sehingga memudahkan pencarian kembali dokumen yang mengandung informasi yang dicatat dalam catatan tersebut.
g. Rancangan formulir yang sederhana dan ringkas h. Formulir
yang
dirancang
sederhana
dan
ringkas
akan
menghindarkan perekaan data yang tidak perlu sehingga akan membantu pencatatanya kedalam buku jurnal dan buku pembantu. i. Cantumkan nama dan alamat perusahaan j. Formulir untuk antar bagian didalam perusahan tidak perlu memuat nama dan alamat perusahaan. Namun, untuk formulir yang
dikirim
dicantumkan
keluar unuk
perusahaan,
memudahkan
nama,
alamat
pengidentifikasian
formulir tersebut bagi perusahaan peneriman.
perlu asal
28
4. Pencatatan Merupakan pengumulan dan pengelompokan data akuntansi yang biasanya dicatat didalam suatu buku catatan untuk memudahkan proses pengolahan data selanjutnya. Buku catatan tersebut adalah : 1.
Jurnal merupakan buku catatan pertama (book of original entry).
2.
Buku besar merupakan buku catatan akhir (book of final entry).
5. Pelaporan Merupakan output dari suatu sistem pengolahan data akuntansi yang telah melibatkan koordinasi manusia, alat dan metode dalam suatu perusahaan. 4.5 Organisasi Sistem Informasi Akuntansi Pemberian wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility) didalam suatu usaha ditujukan dengan struktur organisasi. Suatu penambahan pola-pola distribusi wewenang adalah essential bagi penetapan kebutuhan informasi, menentukan struktur kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan didalam sistem informasi akuntansi. Struktur kegiatan pengumpulan, pengolahan dan pelaporan didalam data suatu sistem informasi akuntansi harus secara pararel erat dengan struktur organisasi satuan usaha yang dilayaninnya. James D Mooney mengemukakan pengertian organisasi (2006) sebagai berikut:“Suatu pola hubungan-hubungan yang melalui orangorang dibawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama”. Chester L Bernard (2006) mengemukakan pengertian organisasi adalah: “Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerjasama yangdilakukan oleh dua orang atau
29
lebih”. Sistem informasi akuntansi yang kegiatanya terdiri dari pengumpulan data, mengelolanya dan menghasilkan informasi harus selaluberkaitan erat dengan organisasi perusahaan yang dilayani. Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa suatu organisasi harus dapat menampung dan menangani seluruh aktivitas perusahaan dengan didukung oleh uraian tugas (job description) berikut adanya sistem dan prosedur yang baik dan personil yang memadai, sehingga akan terjamin tujuan perusahan dan tujuan akuntansi. Suatu organisasi dapat diuraikan juga sesuai dengan tingkat sentralisasi dan desentralisasi yang mempunyai dampak terhadap pola pengambilan keputusan dan pada giliranya juga terhadap metode pengumpulan dan pengolahan data berikut dengan penciptaan informasi akuntansi pada waktu metode pengumpulan dan pengolahan data secara manual, kecenderungan struktur organisasi adalah desentralisasi. Dengan struktur organisasi secara desentralisasi pengumpulan dan pengolahan data berikut wewenang pengambilan keputusan telah didelegasikan oleh pimpinan puncak kepada pimpinan bawahan. Setelah digunakanya sistem komputerisasi kecenderungan pengumpulan dan pengolahan data berikut wewenang pengambilan keputusan telah desentralisasi. 4.6 Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi Tujuan dari sistem akuntansi tidak akan tercapai jika sistem pengendalian terganggu, suatu sistem merupakan subjek dari miss-manajemen, kesalahankesalahan, kecurangan-kecurangan dan penyelewengan-penyelewengan umum lainya sehingga sistem informasi harus mempunyai pertahanan terhadap
30
gangguan-gangguan tersebut, dan pertahanan ini harus dilakukan secara terus menerus. Pertahanan dari sistem informasi sering disebut dengan pengendalian keamanan sistem informasi (Information System Controll and Security). Gangguan-gangguan yang terjadi biasanya dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja. Gangguan tidak sengaja dapat terjadi karena kesalahankesalahan
teknis
(technical
error),
gangguan-gangguan
lingkungan
(environment hazards) dan karena kesalahan-kesalahan manusia itu sendiri (human errors). Kesalahan-kesalahan manusia (human errors) yang terjadi karena misalnya memasukan data yang salah, menghapus data secara tidak sengaja dan sebagainya. Kesalahan-kesalahan yang sengaja dilakukan oleh manusia untuk tujuan tertentu misalnya untuk mencuri data, merusak data atau hanya sekedar iseng. Jika tujuanya untuk merusak dan merugikan sistem informasi, orang yang melakukan ini disebut dengan cracker, sedangkan tujuanya untuk iseng tanpa merusak atau mencuri data hanya ingin menunjukan bahwa dia dapat masuk ke sistem tanpa otorisasi, orang yang melakukan ini disebut hacker. Kegagalan-kegagalan yang sengaja untuk menggangu sistem informasi ini termasuk dalam kategori computer abuse atau computer crime atau computer fraud atau computer related crime. Computer crime merupakan kegiatan yang melanggar hukum atau illegal, misalnya pencurian uang dengan mengubah catatan komputer, perusakan software atau data secara tidak syah. Computer related crime merupakn kegiatan menggunakn teknologi komputer untuk melakukan kejahatan, misalnya dengan menggunakan internet untuk
31
membeli barang dengan menggunakan kartu kredit curian. Setiap perusahaan harus melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi sistem informasi mereka. Pengendalian yang diterapkan pada komputer berguna dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Azhar Susanto (2008;119) mengelompokan pengendalian sistem informasi berbantuan komputer sebagai berikut: “Sistem informasi berbasis komputer dikendalikan oleh kombinasi dari pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi (applications control).” 1. Pengendalian Umum (General Control) Azhar Susanto (2008;119) mendefinisikan pengendalian umum sebagai berikut : “Pengendalian umum mengontrol rancangan, keamanan dan penggunaan komputer serta keamanan dari file-file data organisasi secara umum”. Pengendalian umum merupakan pengendalian yang menyeluruh yang bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa prosedur yang di program (software) telah berjalan secara efektif dan seluruh aktifitas bisnis. Pengendalian ini meliputi: a.
Pengendalian atas Implementasi Sistem: Pengendalian terhadap implementasi merupakan pemeriksaan terhadap proses pengembangan di berbagai bagian untuk meyakinkan bahwa proses benar-benar terkendali dan dikelola dengan baik
32
b.
Pengendalian atas Perangkat Lunak (Software): Pengendalian penting dilakukan bagi setiap kategori software yang digunakan dalam sistem informasi manajemen berbasis computer. Software sistem merupakan bagian pengendalian yang sangat penting karena mengontrol seluruh fungsi program yang memproses data.
c.
Pengendalian atas Perangkat Keras (Hardware): Pengendalain perangkat keras dikendalikan untuk menjamin bahwa hardware yang digunakan secara fisik benar-benar aman sehingga dapat diakses hanya oleh orang-orang yang berwewenang.
d.
Pengendalian Komputer: Pengendalian operasi komputer merupakan pekerjaan bagian komputer untuk meyakinkan bahwa sistem informasi telah dijalankan dengan benar dan konsisten dalam menyimpan dan memproses data. Pengendalian ini meliputi pengawasan terhadap seluruh pemrosesan, pengoperasian hardware/software, pembuatan backup dan prosedur perbaikan yang diterapkan.
e.
Pengendalian Keamanan Data dan Jaringan: Pengendalian keamanan data diyakinkan untuk meyakinkan bahwa file-file data baik pada disket maupun pada pita tidak ditujukan untuk akses bagi yang tidak berwenang, perubahan dan perusakan.
f.
Pengendalian Administratif: Pengendalian administratif merupakan pembuatan standar formal, ketentuan-ketentuan, prosedur dan pengendalian disiplin untuk menjamin bahwa pengendalian organsasi telah dilaksanakan dan diterapkan secara tepat.
33
2. Pengendalian Aplikasi (Aplication Control) Azhar Susanto(2008;119) mendefinisikan pengendalian aplikasi sebagai berkut : “Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian khusus bagisetiap aplikasi komputer.” Pengendalian bagi setiap aplikasi harus melibatkan semua rangkaian proses, baik secara manual maupun komputer, mulai dari langkah awal persiapan transaksi, pelaksanaan transaksi hingga dihasilkan output dari tansaksi yang dilaksanakan. Pengendalian aplikasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahapan adalah sebagai berikut: a.
Pengendalian Input atau Masukan
Pengendalian input merupakan pemeriksaan data dengan tujuan untuk menguji dengan ketetapan dan kelengkapanya ketika data tersebut dimasukan kedalam sistem ada beberapa pengendalian input yaitu:1) Otorisasi input, harus diotorisasi pencatatan dan monitoring yang tepat terhadap sumber dokumen pada saat dimasukan pada sistem komputer. 2) Konversi data, proses untuk mengubah data dari suatu bentuk ke bentuk lain pada transaksi komputer. 3) Pemeriksaan atau editing, kegiatan rutin dapat dilaksanakan untuk memeriksa input data dan memperbaikinya sebelum diproses. 4) Penangan masalah, kelebihan dari sistem online bagi pemeriksaan yaitu dapat dilakukan segera. Jika terjadi kesalahan yang
34
tidak disengaja, kesalahan tersebut dapat diketahui dan diperbaiki oleh operator yang lainya. b.
Pengendalian Pemrosesan
Pengendalian pemrosesan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bahwa data benar-benar lengkap dan akurat pada saat dimutakhiran. Pengendalian atas pelaksanaan pemrosesan yang utama adalah dengan menjalankan pengendalian penjumlahan, kesesuaian komputer dan pemeriksaan pemrograman. c.
Pengendalian Output
Pengendalian output dilakukan untuk meyakinkan bahwa hasil pemrosesan komputer betul-betul tepat, lengkap dan didistribusikan dengan baik. Umumnya pengendalian output terdiri dari : a) Menyesuaikan antara seluruh output dengan seluruh in-out dan pemrosesan yang dilakukan. b) Pengujian atau review terhadap pelaksanaan proses komputerisasi perhitungan dilakukan untuk menetapkan bahwa seluruh aktifitas komputer benar-benar dijalankan untuk melaksanakan pemrosesan. c) Pemeriksaan terhadap laporan output dilakukan untuk meyakinkan bahwa jumlah, format dan rincianya benar dan sesuai dengan inputnya. d) Laporan output, pengujian dan dokumen penting lainya telah didokumentasikan dan diotorisasi sesuai prosedur.
35
Fungsi utama sistem informasi akuntansi adalah mendorong seoptimal mungkin agar akuntansi dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi yang berkualitas yaitu informasi yang tepat waktu, relevan, akurat (dapat dipercaya) dan lengkap. Sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang dengan berbagai alat Bantu. Salah satunya adalah Enterprise Resource Planning (ERP). B. Penelitian Terdahulu Penelitian yang penulis lakukan didukung oleh para peneliti terdahulu seperti : 1.
Joseph F. Brazel (2005) dalam jurnal “The Effect of ERP system implementations on the usefulness of accounting information”.Dapat disimpulkanbahwa informasi ERP dapat meningkatkan kualitas relevan dari informasi akuntansi yang dihasilkan dan menurunkan reliabilitas informasi akuntansi bagi pihak eksternal pemakai laporan keuangan.
2.
Anansa Ratna Indah (2003) dalam penelitianya “Pengaruh Efektifitas Sistem Enterprise
Resource
Planning
(ERP)
terhadap
pelaksanaan
fungsi
manajemen “(penelitian pada PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk). Effektifitas sistem ERP memiliki pengaruh yang sangat positif dan signifikan terhadap pelaksanan fungsi manajemen. 3.
Yustin Angraeni (2002) dalam penelitiannya “Analisis Perbandingan Return On Investment sebelum dan sesudah penerapan sistem ERP (penelitian pada PT. Astra Internasional. Tbk). Dapat disimpulkan menurut analisis deskriptif bahwa sistem ERP di Astra telah memberikan manfaat peningkatan produktifitas perusahan, dengan komponen-komponen return on investment
36
yang dipengaruhinya yaitu, perbaikan dan percepatan proses produksi yang menyebabkan siklus produksi lebih cepat, dan peningkatan costumer deliveries on time. Menurut analisis statistik inferensial bahwa rata-rata return on investment pada PT. Astra mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 1,3%. 4.
Yenti Afrita (2006) dalam penelitiannya “Pengaruh Implementasi Enterprise Resurce Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi Akuntansi” (penelitian pada PT.LEN). Dari hasil penelitian sebelumnya dapat dibuktikan bahwa jika pengimplementasian ERP dilakukan dengan baik maka akan dapat menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas.
C. Kerangka Pemikirian dan Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh implementasi sistem ERP serta pengetahuan manager akuntansi (Controller) terhadap Pengembangan Kualitas SIA Peningkatan penggunaan teknologi komputer merupakan dampak dari perkembangan teknologi informasi. Dampak yang diperoleh adalah teknologi informasi telah memberikan kemudahan bagi karyawan dalam melakukan pemrosesan data. Teknologi merupakan alat yang berguna untuk membantu individu dalam penyelesaian pekerjannya (Handayani,2010). Al Eqab dan Adel (2013) menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara kecanggihan teknologi informasi dengan karakteristik informasi akuntansi. Teknologi informasi digunakan untuk mengubah data mentah menjadi suatu informasi yang diperlukan oleh pihak internal dan eksternal. ERP (Enterprise Resource Planning) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur
37
maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Dari implementasi sistem ERP inilah, maka akan menghasilkan informasi akuntansi sehingga dapat membantu manajemen untuk memperjelas tugas-tugas mereka sebelum mengambil keputusan (Chong dalam Jawabreh,2012). Mengikuti
dan
mengadaptasi
perkembangan
teknologi
informasi,
merupakan tantangan yang sangat berat bagi profesi akuntansi dan pendidikan akuntansi. Profesi akuntansi dan pendidikan akuntansi tidak dapat mengabaikan perkembangan teknologi informasi karena semakin banyak masyarakat bisnis, industri,
ekonomi,
dan
ilmu
pengetahuan
yang
menggunakan
dan
mengembangkan teknologi informasi dengan intensitas yang berbeda-beda. Penguasaan teknologi informasi ini akan menentukan nasib dan luas lahan pekerjaan bagi profesi akuntansi di masa yang akan datang, sebab dengan SIA banyak pekerjaan teknis akuntansi yang dapat digantikan oleh komputer. Penguasaan akan pengetahuan teknologi informasi dapat berbentuk sebagai pemakai, penyusun, pembuat, dan atau pengembang teknologi informasi atau sistem informasi akuntansi. Maka pengetahuan manajer akuntansi (controller) terhadap sistem informasi juga merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam aplikasi serta pengembangan sistem informasi akuntansi. Dengan pengembangan kualitas SIA diharapkan mampu meningkatkan daya saing perusahaan agar tidak tersisih dalam lingkungannya (Kustono,2011).
38
“H1 Implementasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) serta pengetahuan manager akuntansi (controller )mempunyai pengaruh terhadap pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi” 2. Pengaruh implementasi sistem ERP terhadap Pengembangan Kualitas SIA Beberapa perusahan sekarang ini merasakan bahwa informasi keuangan yang disediakan tidak lagi memenuhi kebutuhan manajemen. Ketersediaan informasi yang mencakup semua aspek konsumen merencanakan dan melakukan transaksi pembelian, proses pengadaan, lokasi penyimpanan, pengiriman barang sampai proses pembayaran dan kondisi keuangan, menjadi prasyarat untuk meningkatkan kinerja fungsi manjemen perusahaan secara keseluruhan. Dengan perkembangan teknologi sedemikian pesat, Kini tersedia pilihan yang cukup banyak untuk aplikasi komputer terpadu yang mengintegrasikan proses-proses bisnis. Aplikasi-aplikasi tersebut dikembangakan berdasarkan konsep Enterprise Resource Planning (ERP) Namun perlu diingat pengimplementasian ERP bukan hanya semata-mata peningkatan dan pengembangan teknologi saja. Yang harus diingat dengan peningkatan dan pengembangan teknologi disini adalah untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menghasilkaan informasi yang berkualitas khususnya informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan. Menurut Azhar Susanto (2008;20) adalah sebagai berikut : “Sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang dengan berbagai alat bantu salah satunya adalah ERP. ERP merupakan
39
paket software terintegrasi yang dirancang untuk memberikan integrasi yang menyeluruh terhadap seluruh data yang terkait dengan sistem informasi akuntansi perusahaan.” Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dengan implementasi Enterprise
Resource
Planning
(ERP)
sebagai
solusi
bisnis
yang
mengintegrasikan seluruh fungsi yang ada di perusahaan sesuai terapan terbaik akan menunjang kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah penulis uraikan diatas maka penulis menetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut : “H2 Implementasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) mempunyai pengaruh terhadap pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi” 3. PengaruhPengetahuan Manager Akuntansi (Controller) Terhadap Pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi Keberhasilan sistem juga tidak terlepas dari keterlibatan manajemen. Ismail (2009)
dalam
penelitiannya
menyatakan
bahwa
partisipasi
manajer dapat
mempengaruhi pengguna untuk mengembangkan perilaku positif yang akan meningkatkan efektivitas sistem. Manajemen perlu mengontrol dan mengetahui pentingnya
sistem
informasi
sebagai
sumber
daya
strategis
perusahaan
(Widarno,2008). Kouser, et al (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa
pengetahuan manajer akuntansi dan partisipasinya dalam pelaksanaan dan pengembangan SIA memiliki hubungan yang kuat dengan pengembangan sistem informasi akuntansi. Komala (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa pengetahuan manajer akuntansi berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi dan memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas informasi. Maka dari
40
itu Onaolapo dan Odetayo (2012) mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap efektivitas organisasi. Pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi sangat tergantung pada keberhasilan kinerja antara sistem, pemakai (user), dan sponsor. Faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi diharapkan dapat memberikan pengaruh positif yang dapat menunjukkan tingkat keberhasilan sistem dalam menjalankan fungsinya. “H3 Pengetahuan Manager Akuntansi (Controller) mempunyai pegaruh terhadap pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi”