EFEK SAMPING KEMOTERAPI TERHADAP MEKANISME KOPING PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
Manuscript
Oleh : Sulistiyo Indriyawati NIM : G2A011048
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2015
http://jurma.unimus.ac.id 1
PERNYATAAN PERSETUJUAN Manuscript dengan judul EFEK SAMPING KEMOTERAPI TERHADAP MEKANISME KOPING PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
Telah diperiksa dan disetujui untuk di publikasikan Semarang, September 2015
Pembimbing I
Ns. Desi Ariyana Rahayu, M.Kep
Pembimbing II
Ns. Tri Nur Hidayati,S.Kep, M.Med.Ed
http://jurma.unimus.ac.id 2
Efek Samping Kemoterapi Terhadap Mekanisme Koping Pada Pasien Kanker Payudara di RSI Sultan Agung Semarang Sulistiyo Indriyawati1, Desi Ariyana Rahayu 2, Tri Nurhidayati 3 1. 2. 3.
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS Dosen Keperawatan Jiwa FIKKES UNIMUS Dosen Keperawatan Jiwa FIKKES UNIMUS
Abstrak Penyakit kanker payudara semakin bertambah dibandingkan bertahun-tahun yang lalu. Penyakit kanker payudara menjadi penyakit kanker terbanyak kedua di dunia (1,7 juta atau 11,9%) dan merupakan penyebab paling umum kematian kanker pada perempuan .Pravelasi kasus kanker payudara 40,3 per 100.000 orang dalam satu tahun dengan pravelasi kematian16,6 per 100.000 orang dalam satu tahun. Pengobatan yang paling banyak dilakukan pada pasien kanker payudara memalui kemoterapi dimana mempunyai berbagai efek samping. Efek samping kemoterapi bisa berupa fisik maupun psikologi dimana dalam mengatasi masalah itu membutuhkan mekanisme koping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efek samping kemoterapi terhadap mekanisme koping pada pasien kanker payudara dengan rancangan penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2015 di RSI Sultan Agung Semarang dengan jumlah sampel sebanyak 44 orang. Pengujian hipotesis menggunakan uji pearson product moment. Hasil menunjukkan nilai p value sebesar 0,001< α (0,05). penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas efek samping berat 52,3% dan mekanisme koping adaptif 59,1% serta ada hubungan antara efek samping kemoterapi terhadap mekanisme koping pasien kanker payudara di RS Islam Sultan Semarang dengan nilai p = 0,005 (p < 0,05). Motivasi perlu ditingkatkan untuk pasien yang mengalami alopesia agar tetap percaya diri dan terus semangat, mengedukasi pasien maupun keluarga tentang penyakit kanker payudara dan efek samping dari kemoterapi. Kata kunci : Mekanisme Koping, Kemoterapi, Kanker Payudara
http://jurma.unimus.ac.id 3
Abstract Breast cancer is increasing compared from a few years ago. Breast cancer the second largest in the world (1.7 million or 11.9%) and is the most common cause of cancer death in women .Pravelasi 40.3 cases of breast cancer of 100,000 people in one year with 16.6 deaths pravelasi of 100,000 people in one year. Treatment of the most carried out on breast cancer patients using chemotherapy which have various side effects. Side effects of chemotherapy can be either physical or spikologi which requires coping mechanisms to overcome these problems. This study aims to determine the relationship of the side effects of chemotherapy on coping mechanisms in breast cancer patients with correlative descriptive study design with cross sectional approach. This study was conducted in July-August 2015 in RSI Sultan Agung Semarang with a total sample of 44 people. Hypothesis testing using Pearson product moment. Results showed p value for 0,001<α (0.05). This research using accidental sampling technique. The results showed that the majority of serious side effects 52,3% and 59,1% adaptive coping mechanisms, There is connection significant between side effects of chemotherapy with coping mechanisms of breast cancer in Sultan Agung Islamic Hospital in Semarang with p = 0.001 (p <0.05). Motivation needs to be increased for patients with alopecia to remain confident and continue the spirit, Inform patients about coping mechanisms for patients to deal with the situation. Key word : Coping Mechanisms, Chemotherapy, Breast cancer
Pendahuluan Penyakit kanker saat ini semakin menambah dibandingkan bertahun-tahun yang lalu. Menurut data Globocan 2012 penderita kanker didunia14,1 juta kasusdan8,2 jutakematian karena kanker kapada tahun 2012dibandingkan pada tahun 2008 kasus kanker dunia 12,7 juta dan 7,6 juta meninggal karena kanker. Penyakit kanker payudara menjadi penyakit kanker terbanyak kedua di dunia (1,7 juta atau 11,9%) dan merupakan penyebab paling umum kematian kanker pada perempuan (522.000 kematian pada tahun 2012). Kejadiaan kanker payudara sejak tahun 2008 sampai
http://jurma.unimus.ac.id 4
tahun 2012 diperkirakan meningkat 20% dan angka kematian karena kaker payudara meningkat 14% (WHO, 2013). Kasus kanker payudara pada tahun 2012 di Indonesia 48.998 orang dengan pravelasi 40,3 per 100.000 orang dalam satu tahun dengan kematian 19.750 orang dengan pravelasi 16,6 per 100.000 orang (Danny, 2014). Pada penelitian yang dilakukan Zailani data yang dipublikasikan pada tahun 2011 kematian kanker payudara di Indonesia mencapai 20.052 atau 1,41% dari total kematian (WHO, 2011) dan jawa tengah menduduki peringkat kedua seteah jogjakarta yaitu pravalensi adalah 2,1 per 1.000 orang, Jogjakarta yaitu 4,1 per 1.000 orang diikuti dengan bali dengan urutan ketiga yaitu 2,0 per 1.000 orang(Riskesda, 2013). Prinsip kemoterapi adalah pemberian sitostatika yang efektif dengan tingkat toksik yang minimal sampai sedang Sehingga yang akan muncul adalah efek samping dari obat kemoterapi (Sinaga,2013) . Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Love et al., didapatkan persentase pasien yang mengalami efek samping dari kemoterapi yang dijalaninya yaitu kerontokan rambut sebanyak 89%, mual 87%, lelah 86%, muntah 54%, gangguan tidur 46%, peningkatan berat badan 45%, sariawan 44%, kesemutan 42%, gangguan pada mata 38%, diare 37%, konstipasi 19 %, kemerahan pada kulit 18% dan penurunan berat badan 13%. Menurut Siburian (2012) Pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi mengekspresikan ketidakberdayaan, merasa malu dengan bentuk payudara, ketidakbahagiaan, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka, berlama-lama di tempat tidur, ketidakmampuan fungsional, gagal memenuhi kebutuhan dan peran dalam keluarga, kurang tidur, sulit berkonsentrasi, kecemasan dan depresi (Sinaga, 2013). Terdapat berbagai macam efek samping kemoterapi dari segi fisik, psikologi maupun sosial sehingga pasien mengatasi efek samping tersebut dengan sebuah mekanisme koping yang membantu menghadapi situasi yang berbahaya, mengancam dan menimbulkan konflik.
http://jurma.unimus.ac.id 5
Mekanisme koping merupakan cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dari perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam (Taylor, 2003). Menurut Stuart dan Sundeen (1995) Mekanisme koping juga dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu : mekanisme koping adaptif dan mekanisme koping maladaptif. Mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Sedangkan mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme yang menghambat fungsi integrasi, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Berdasarkan fenomena yang sudah dipaparkan pada latar belakang maka peneliti akan melakukan penetilian tentang “Efek Samping Kemoterapi Terhadap Mekanisme Koping pada Pasien Kanker Payudara di SRI Sultan Agung Semarang”
Metode Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi kuantitatif yaitu penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan hubungan yang terjadi antara dua variabel, yaitu antara variabel efek samping kemoterapi dengan variabel mekanisme koping. Metode penelitian diskriptif ini dilakukan dengan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor beresiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini betujuan untuk Menganalisis hubungan efek samping kemoterapi terhadap mekanisme koping dengan pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik accidental Sampling. Adapun jumlah sampel sebanyak 44 orang di SRI Sultan Agung Semarang.
http://jurma.unimus.ac.id 6
Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan di SRI Sultan Agung Semarang pada pasien kanker payudara pada perempuan yang menjalani kemoterapi. Adapun karakteristik responden adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Distribusi karakteristik responden penderita kanker yang menjalani kemoterapi di RSI Sultan Agung Semarang Agustus 2015 (n=44) Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) Umur 1. 18-40 (dewasa dini) 9 20,5 2. 41-60 (dewasa madya) 32 72,7 3. 60< (lanjut usia) 3 6,8 Pendidikan 1. Tidak Sekolah 6 13,6 2. SD 21 47,7 3. SMP 10 22,7 4. SMA 7 15,9 5. Perguruan Tinggi 0 0 Jenis Pekerjaan 1. Bekerja 18 40,9 2. Tidak Bekerja 26 59,1 Status Pernikahan 1. Berpasangan 36 81.8 2. Tidak Berpasangan 8 18.2 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 41-60 sebanyak 32 orang (72,7%), berpendidikan SD sebanyak 21 orang (47,7%),tidak bekerja sebanyak 26 orang (59,1%) serta menikah sebanyak 36 orang (81,8%)
http://jurma.unimus.ac.id 7
Tabel 1.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan efek samping kemoterapi yang menjalani kemoterapi di RSI Sultan Agung Semarang Agustus 2015 (n=44) No Efek samping Frekuensi (f) Persentase (%) kemoterapi 1 Ringan 21 47.7 2 Berat 23 52.3 Jumlah 44 100 Tabel 1.2 menunjukkan bahwa efek samping kemoterapi pada pasien kanker payudara paling banyak kategori berat sebanyak 23 orang dengan persentase (52,3%). Efek samping fisik yang dialami pasien adalah berupa kerontokan rambut 72,7%, mual muntah 63,6%, mudah lelah 62,4%, serta nyeri otot 59,1%. Sedangkan pada efek psikologi mayoritas pasien mengalami nafsu
makan menurun yaitu 65,9%
disimpulkan bahwa pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSI Sultan Agung mengalami efek samping fisik lebih banyak dibanding efek samping psikologi. Pada penelitian Prafitri (2014) menyimpulkan bahwa dampak psikologis pasien kanker payudara yang paling banyak dirasakan responden yakni merasakan ketidakberdayaan berupa gangguan emosi seperti menangis (68,0%) dan mengalami kecemasan berupa rasa khawatir memikirkan dampak pengobatan (84,0%), sedangkan responden tidak merasakan dampak psikologis lainnya. Responden tidak merasa malu walaupun menderita kanker payudara (72,0%), tidak mengalami harga diri menurun berupa merasa pesimis dalam menjalani kehidupan (80,0%), tidak mengalami stres walaupun menderita kanker payudara (64,0%), tidak mengalami reaksi amarah berupa tidak suka ketika melaksanakan pengobatan (64,0%). Efek samping kemoterapi Di RSUP H. Adam Malik Medan mayoritas sedang yaitu 40 responden (66,7%) mengalami rambut rontok setelah dikemoterapi bahkan sampai mengalami kebotakkan, merasakan nyeri di semua persendian, lelah dan kehilangan
http://jurma.unimus.ac.id 8
nafsu makan, mulut dan tenggorokkan kering, kulit terasa gatal serta kuku mengalami perubahan warna menjadi hitam. (Yunita, 2012) Tabel 1.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan mekanisme koping kanker payudara di RSI Sultan Agung Semarang Agustus 2015 (n=44) No Mekanisme Koping Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Maladaftif 18 40.9 2 Adaptif 26 59.1 Jumlah 44 100 Tabel 1.3 menunjukkan bahwa mekanisme koping pada pasien kanker payudara paling banyak kategori Apadtif sebanyak 26 orang dengan persentase (59,1%). Dalam penelitian bahwa mekanisme koping positif pasien menjawab selalu kontrol untuk kemoterapi sebanyak (61,4%), selalu minum obat secara rutin (61,4%), selalu giat berdoa kepada alah (54,5%), selalu betukar pikiran dengan pasien lain tentang penyakitnya (34.1), tidak pernah mencoba berobat ke dukun atau pengobatan alternatif (54,5%) dan tidak pernah mengonsumsi obat penenang (40,9%), tetapi ada pula mekanisme negatif yaitu jarang berolahraga 40,9%, tidak pernah melakukan refleksi napas dalam 59,1, tidak pernah konsultasi tentanng penyakitnya ke dokter 56,8%, tidak pernah membaca buku, mendengarkan musik dan rekreasi untuk menenangkan diri 50% serta memilih banyak tidur 40,9%. Sehingga dapat disimpulkan mekanisme koping baik adalah spiritual, membuat alternatif, mekanisme koping yang cukup adalah ilmu pengetahuan mencari informasi serta metode koping yang kurang adalah aktivitas pengalihan, latihan fisik. Pasien jarang konsutasi ke doter bahkan tidak pernah konsul tentangpenyakit yang diderita ke dokter menandakan bahwa budaya bertanya sangat urang pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Pasien jarang bahkan tidak pernah membaca buku untuk mengurangi emosi karena bayak pula pasien yang tidak sekolah sehingga mereka tidak belajar membaca serta kebiasaan untuk rekreasi atau mendengarkan musik
http://jurma.unimus.ac.id 9
kurang karena pasien jarang karena banyak sebagai petani atau tidak bekerja mereka labih meluangkan waktunya utuk santai di rumah ataupun di sawah. Menurut Hasil Penelitian Ida (2012) dari 21 responden (43,8 %) dengan metode koping cukup dalam mengatasi kecemasan pada pasien kanker payudara, 19 responden (39,6 %) dengan metode koping kurang dan 8 responden (16,7%) dengan metode koping baik. Metode koping baik adalah emosi (72,9%), metode koping yang cukup adalah aktivitas pengalihan (66,7%) dan dukungan sosial (62,5%), serta metode koping kurang adalah hiburan (91,7%), latihan fisik (68,8%), ilmu pengetahuan (47,9%) dan spiritual (37,5%).
Tabel 1.4 Analisa efek samping kemoterapi terhadap mekanisme koping pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di SRI Sultan Agung Semarang. Agustus 2015 (n=44) Mekanisme Koping
Efek Samping Kemoterapi Ringan Berat Total
Maladaptif f
%
13 29,5%
Total
Adaptif f 8
%
F
18.2% 21
ρ value
koef kontingensi
% 47.7%
11.4% 18 40.9% 23 52.3% 18 40.9% 26 59.1% 44 100.0%
0,001
0,484
5
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa dari 18 pasien yang memiiki mekanisme koping maladaptif terdapat 13 orang (29,5%) yang mempunyai efek samping ringan dan 5 orang (11,4%) mempunyai efek samping berat. Sedangkan dari 26 orang yang
http://jurma.unimus.ac.id 10
memiiki mekanisme koping adaptif terdapat 8 orang (18,2%) mempunyai efek samping ringan dan 18 orang (40,9%) mempunyai efek samping berat. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi pearson didapatkan koefesien korelasi sebesar 0,484 dengan nilai p sebesar 0,001 ( p < 0,05), sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara efek samping kemoterapi terhadap mekanisme koping pada pasien kanker payudara di sultan agung semarang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa efek samping kemoterapi mempengaruhi mekanisme koping. Menurut penelitian Sonia (2014) menunjukkan nilai p-value antara mekanisme koping dengan tingkat kepatuhan melakukan kemoterapi pasien ansietas dan depresi (p=0,000) dan koefisien kontingensi adalah 0,707. Angka ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara mekanisme koping dan tingkat kepatuhan melakukan kemoterapi. Hubungan tersebut kuat dan searah, hal ini berarti mekanisme koping yang digunakan mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien, jika mekanisme koping adaptif maka tingkat kepatuhan akan tinggi. Dalam penelitian ini terlihat bahwa pasien dengan kepatuhan tinggi banyak menggunakan mekanisme koping adaptif, sedangkan pasien dengan kepatuhan sedang dan rendah banyak menggunakan mekanisme koping maladap-if. Mekanisme koping yang adaptif akan mengurangi ansietas dan depresi, sehingga pasien bersedia meneruskan kemoterapi. Sehingga sesuai dengan hasil penelitian peneliti bahwa pasien rajin selalu kontrol ke rumah sakit untuk menjalani kemotarapi. Penutup Efek samping kemoterapi pada pasien kanker payudara diketahui mayoritas pada kategori berat sebanyak 23 orang dengan persentase (52,3%). Mekanisme koping pada pasien kanker payudara mayoritas kategori adaptif sebanyak 26 orang dengan persentase (59,1%).Terdapat hubungan yang signifikan antara efek samping kemoterapi terhadap mekanisme koping pada pasien kanker payudara di RSI Sultan Agung Semarang Bagi pasien yang memiliki efek samping mual, muntah disarakan keluarga menghidangkan makanan yang hangat dan serta sedikit tapi sering, bagi yang
http://jurma.unimus.ac.id 11
mengalami kerontokan rambut bisa menggunakan sampo herbal. Bagi Rumah sakit untuk memberikan intervesi kolaborasi dari tenaga kesegatan lainnya seperti Psikolog bisa memberikan solusi serta mengurangi masalah psikologi yang dialami oleh pasien. Bagi Perawat bisa memberi motivasi untuk pasien yang mengalami kerontokan rambut agar tetap percaya diri dan terus semangat. Mengajarkan untuk membiasakan relaksasi napas untuk mengurangi tekanan emosional. Mengedukasi pasien maupun keluarga tentang penyakit kanker payudara, serta efek samping dari kemoterapi. Memberitahu pasien tentang mekanisme kopig yang baik bagi pasien untuk menghadapi situasi.
http://jurma.unimus.ac.id 12
Daftar Pustaka
Baradero, M. (2007) Klien kanker : seri asuhan keperawatan. Jakarta.EGC. Riskesda,2013. Danny, R. Y. dkk (2014). Incidence and mortality of female breast cancer in the Asia-Pasific region. Cancer biology andmedicine. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4069805. Diakses pada 19 November 2014. IARC (2012). Cancer statistic. http://www.cancerindex.org/Indonesia. Diakses pada 19 November 2014. Ida, F. (2013) Gambaran Metode Koping Dalam Mengatasi Kecemasan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi Kemoterapi di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (Skripsi tidak diterbitkan) Notoatmodjo S. (2010) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka. Cipta. Purba, Y. Pengaruh Efek Samping Kemoterapi Terhadap Gangguan Konsep Diri Pasien Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012. Sinaga, J. (2013) Pengaruh Efek Samping Kemoterapi Terhadap Harga Diri Penderita Kanker Payudara di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2012. Jurnal Mutiara Ners, Vol. 1, No.9. Januari 2013. Sonia, G. (2014) Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kepatuhan Kemoterapi Pada Penderita Keganasan Yang Mengalami Ansietas Dan Depresi. Universitas Andalas. Suwitra, K. (2007) Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Depertemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Wayan, C. I. (2012) Mekanisme Koping Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara. Politeknik Kesehatan Denpasar World Health Organization (2013). Latest world cancer statistics Global cancer burden rises to 14.1 million new cases in 2012: Marked increase in breastcancers must be addressed. IARC
http://jurma.unimus.ac.id 13
World Health Organization (2011). World Nations,World Health Organization.
Health
Rangkings.
United
http://jurma.unimus.ac.id 14