rg .o aa iil w. ww www.aaiil.org
g or il. aa i
: 979-97640-7-6 : The Holy Quran� ����� ������ : Maulana Muhammad Ali : � H run : Tim Editor : Erwan Hamdani
w.
ISBN Judul asli Penulis Penterjemah Editor Design Layout
ww
Cetakan Pertama Cetakan ke Duabelas
: 1979 : 2006
Diterbitkan oleh: Darul Kutubil Islamiyah Jl. Kesehatan IX No. 12 Jakarta Pusat 10160 Telp. 021-3844111 e-mail:
[email protected] Website: Indonesia Internasional - www.aaiil.org/indonesia - www.muslim.org - www.studiislam.wordpress.com - www.aaiil.org - www.ahmadiyah.org
JUZ XXX
rg
SURAT 78 AN-NABA’ : PEKABARAN PENTING
.o
(Diturunkan di Makkah, 2 ruku’, 40 ayat)
ww
w.
aa iil
Surat ini berjudul An-Naba’ atau Pekabaran Penting. Adapun Pekabaran Penting yang diberikan kepada manusia ialah Allah��������������������������� �������������������������������� akan memberi hidup kepada bumi yang mati melalui Nabi Suci. Hari Keputusan disebutkan pula di sini untuk menunjukkan bahwa Kebenaran akhimya akan menang, dan perlawanan akan menemui siksaan. Surat ini termasuk golongan Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Al-Naba'
1652
Juz XXX
Ruku’ 1 Hari Keputusan
1. Tentang apakah mereka saling bertanya?
.o
2. Tentang pekabaran penting yang agung,2640
rg
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
3. Yang mereka berselisih tentang itu.
aa iil
4. Tidak, mereka akan segera mengetahui. 5. Sekali lagi, tidak, mereka akan segera mengetahui.
w.
6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan,
ww
2640 Kata naba’ artinya pemberitahuan tentang kegunaan yang besar yang menjurus kepada ilmu pengetahuan (R), kabar atau berita (LL). Kata aslinya ialah naba’un azhîm artinya pekabaran penting yang agung atau amat besar; kata-kata ini tercantum pula dalam 38:67. Sebagian mufassir mengambil kata-kata ini dalam arti Qur’an Suci, mufassir yang lain mengartikan Kenabian Nabi Muhammad, dan mufassir lain lagi mengartikan Hari Kiamat. Sebenarnya, tiga-tiganya sudah tercakup dalam naba’un azhîm itu. Hingga sekarang Qur’an adalah satu-satunya Risalah yang paling besar yang diberikan kepada umat manusia, karena Qur’an adalah Risalah untuk seluruh umat manusia, sedang Kitab-kitab Suci yang lain hanyalah untuk umat ini atau umat itu saja. Selain itu, Qur’an adalah Risalah yang paling lengkap. Qur’an membawa berita yang besar bahwa seluruh umat manusia akan menerima kehidupan melalui Qur’an, jadi bukan hanya umat ini atau umat itu saja. Mereka berselisih tentang itu bukan saja karena mereka menolak itu, melainkan pula karena mereka mempunyai bermacam-macam pendapat; sebagian berkata bahwa Nabi Muhammad orang gila, sebagian lagi berkata bahwa beliau orang yang mimpi, ada lagi yang berkata bahwa beliau penyair atau orang yang mengada-ada, dan sebagainya.
Surat 78
Hari Keputusan
1653
7. Dan gunung-gunung sebagai pasak?2641
10. Dan Kami membuat malam sebagai penutup.
aa iil
11. Dan Kami membuat siang untuk mencari mata-penghidupan.
.o
9. Dan Kami membuat tidur kamu untuk istirahat.
rg
8. Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasang.
12. Dan Kami membuat tujuh (benda) yang kuat di atas kamu.
13. Dan Kami membuat lampu yang bersinar,2642
w.
14. Dan Kami menurunkan dari awan air yang turun dengan lebat.
ww
15. Agar dengan itu Kami menumbuhkan biji-bijian dan rumput-rumputan. 16. Dan taman-taman yang rimbun. 17. Sesungguhnya
Hari
Keputusan
2641 Bumi disebut hamparan atau tempat yang rata untuk diinjak (R). Kata-kata ini sama seperti yang dikatakan dalam 2:22, di sana bumi dikatakan sebagai firasy artinya hamparan. Gunung-gunung diibaratkan pasak di muka bumi. 2642 Terang sekali bahwa tujuh benda yang kuat yang disebutkan dalam ayat sebelumnya, adalah tujuh planet utama dari tata-surya kita; kata di atas kamu menunjukkan seterang-terangnya bahwa bumi itu sendiri termasuk golongan planet; sedangkan matahari pusat dari tata surya, dikatakan sebagai lampu yang bersinar.
Al-Naba'
1654
telah ditentukan.
Juz XXX
2643
19. Dan langit dibuka, maka jadilah itu seperti pintu.
.o
20. Dan gunung-gunung digerakkan, maka jadilah itu fatamorgana.2644
rg
18. Pada hari tatkala terompet ditiup, maka datanglah kamu berbondongbondong.
21. Sesungguhnya Neraka siap menanti.
aa iil
22. Suatu tempat peristirahatan bagi orang-orang durhaka. 23. Bertinggal di sana bertahun-tahun lamanya.2645
24. Di sana mereka tak akan mera-
ww
w.
2643 Bahwa di dunia ini juga ada Hari Kebangkitan, yang ini sinonim dengan kemenangan akhir bagi Kebenaran dan kehancuran bagi musuh, adalah banyak terdapat dalam Surat-surat yang diturunkan pada zaman permulaan. 2644 Uraian yang termuat dalam ayat 18-20 adalah bersifat ramalan tentang kemenangan akhir bagi Kebenaran. Orang-orang akan datang berduyun-duyun (afwâjan) untuk menerima Kebenaran; lihatlah Surat 110 yang berbunyi: “Tatkala datang pertolongan Allah������������������������������������������������ ����������������������������������������������������� dan kemenangan, dan engkau melihat orang-orang masuk dalam agama dengan berduyun-duyun (afwâjan)”. Langit dibuka dan bumi yang mati menerima kehidupan (ayat 19); gunung-gunung — yaitu pasukan musuh yang besar — lenyap, dan semua perlawanan yang masih ada hanyalah fatamorgana belaka. 2645 Kata ahqâb adalah jamaknya kata huqub yang artinya delapan puluh tahun, atau tujuh puluh tahun atau bertahun-tahun atau waktu yang lama (lihatlah 11, yang mengutip berbagai dalil untuk masing-masing arti tersebut). Maka apa pun yang diambil dari perkataan itu, namun tak ragu lagi bahwa siksaan Neraka tidaklah kekal. Digunakannya kata ahqâb yang mengandung arti jangka waktu terbatas dalam hal siksaan Neraka, sedangkan kata ahqâb tak pernah digunakan dalam hal kenikmatan Surga, ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa kenikmatan Surga tak ada habis-habisnya, sedangkan siksaan Neraka ada habisnya: lihatlah tafsir nomor 1201.
Surat 78
Hari Keputusan
1655
sakan kesejukan dan tak (merasakan pula) minuman. 25. Kecuali air mendidih dan air yang kelewat dingin.
aa iil
28. Dan mendustakan ayat-ayat Kami dengan pendustaan.
.o
27. Sesungguhnya mereka dahulu tak takut akan perhitungan.
rg
26. Suatu pembalasan yang setimpal.2646
29. Dan segala sesuatu Kami tuliskan dalam buku.
w.
30. Maka rasakanlah, karena Kami tak menambahkan apa pun kepada kamu selain siksaan.2647
Ruku’ 2 Hari Keputusan
ww
31. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa akan memperoleh keberhasilan.2648 2646 Di sini siksaan Neraka digambarkan sebagai pembalasan yang setimpal dengan dosanya. Di muka telah kami terangkan bahwa ada bermacam-macam nama yang diberikan sebagai nama Neraka, dan ada bermacam-macam pula siksaan yang telah kami terangkan. Jadi tiap-tiap orang yang berdosa mendapat Nerakanya sendiri, sepadan dengan dosanya. 2647 Oleh karena dalam pendurhakaan mereka selalu menambah keburukan, mereka akan mendapat pula siksaan yang sepadan, yang ditambahkan kepada siksaan mereka. Bertambahnya siksaan hanya akan berakhir setelah seluruh perbuatan jahatnya diberi pembalasan. Lihatlah tafsir nomor 1201, di sana diterangkan bahwa Neraka itu tak kekal. 2648 Hendaklah diingat bahwa ganjaran perbuatan baik ialah keberhasilan,
Al-Naba'
1656
Juz XXX
32. Taman-taman dan kebun anggur, 33. Dan (teman) yang muda-muda yang sebaya umurnya,2649
.o
35. Di sana mereka tak akan mendengar cakap-kosong, dan tak pula cakap-dusta,
rg
34. Dan gelas minuman yang suci.
36. Ganjaran dari Tuhan dikau, suatu pemberian yang cukup.
aa iil
37. Tuhannya langit dan bumi dan apa yang ada di antaranya; Tuhan Yang Maha-pemurah; mereka tak mampu berbicara dengan Dia. 38. Pada hari tatkala Roh dan Malaikat berdiri bersaf-saf;2651 mereka tak ber-
ww
w.
yaitu berhasil dalam mencapai tujuan semasa ia masih hidup, demikian pula tujuan besar di kehidupan yang akan datang. Keberhasilan inilah yang sebetulnya menjadi Taman. 2649 Kata kawâ’ib adalah jamaknya kata ka’ib yang jika diterapkan terhadap anak perempuan, ini berarti remaja atau anak perempuan yang mendekati usia dewasa (LL). Tetapi hendaklah diingat bahwa baik kata kawâ’ib maupun kata atrab tidaklah didahului atau diikuti oieh suatu kata sifat; oleh karena itu kata kawâ’ib hanyalah berarti kesegaran seorang remaja; lihatlah tafsir nomor 2356. 2651 Roh (Ar-Rûh) dan Malaikat disebutkan bersama di tiga tempat dalam Qur’an. (1) Dalam 70:4, pada waktu naik kepada Allah���������������������������� ��������������������������������� , untuk ini lihatlah tafsir nomor 2566. (2) Dalam 97:4, pada waktu turunnya ke bumi pada malam LailatulQadr, untuk ini lihatlah tafsir nomor 2779. (3) Di sini, pada waktu berdiri bersafsaf pada Hari Pembalasan. Dalam 16:2 disebutkan bahwa Malaikat turun dengan mengemban Ar-Rûh; jelas bahwa ini adalah Wahyu Ilahi. Yang dimaksud Ar-Rûh di sini ialah Malaikat Jibril, atau golongan Malaikat yang tinggi derajatnya di atas Malaikat biasa; atau berarti pula roh manusia pada waktu terlepas dari badan wadag (RM). Jika arti tersebut belakangan yang dimaksud, maka kata Ar-Rûh di sini hanya dapat diterapkan terhadap kaum mukmin saja, yaitu orang yang Roh Ilahi dapat menggerakkan jiwanya. Sebagaimana diterangkan dalam tafsir nomor 633 dan 2181. Kata Ar-Rûh itu sebenarnya berarti ilham atau Wahyu Ilahi, dan
Surat 78
1657
Hari Keputusan
ww
w.
aa iil
40. Sesungguhnya Kami memperingatkan kamu tentang siksaan yang sudah dekat2652 pada hari tatkala orang melihat apa yang telah ia lakukan oleh tangannya dahulu; dan orang kafir akan berkata: Aduh, sekiranya aku dahulu debu!
.o
39. Itulah Hari yang Benar; maka barangsiapa menghendaki, ia boleh mengambil perlindungan kepada Tuhannya.
rg
cakap-cakap kecuali orang yang diberi izin oleh Tuhan Yang Maha-pemurah, dan ia berkata benar.
Malaikat Jibril disebut Ar-Rûh karena ia mengemban Wahyu Ilahi kepada Nabi Suci. Sebenarnya roh manusia disebut Ar-Rûh, hanya apabila itu mendapat cahaya melalui Wahyu Ilahi. Jadi arti ayat ini ialah bahwa pada Hari Kiamat kaum mukmin dan malaikat berdiri bersaf-saf di hadapan ������ Allah�. 2652 Siksaan yang diperingatkan kepada kaum kafir di seluruh Surat ini ialah siksaan yang sudah dekat; sama halnya seperti siksaan yang dekat tersebut dalam 32:21; kalimat itu menunjukkan bahwa siksaan itu terjadi dalam hidup sekarang ini.[]
rg
SURAT 79 AN-NÂZI’ÂT : ORANG YANG MERINDUKAN (Diturunkan di Makkah, 2 ruku’, 46 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini berjudul An-Nâzi’ât, yang kata ini dicantumkan dalam ayat pertama; Surat ini melukiskan sekelompok atau segolongan kaum mukmin yang ditentukan untuk melaksanakan pembaharuan di dunia. Adapun ciri khas mereka disebutkan dalam empat ayat pertama Surat ini (1) orang yang menyala-nyala rindunya kepada Allah������������������������������������������������������������������������ ; (2) orang yang pergi dengan gembira menghadapi segala perlawanan; (3) orang yang berlari dengan cepat dalam membela Kebenaran; (4) orang yang mendahului semua umat yang dahulu mempunyai kerinduan yang sama kepada Allah������ ����������� , dan mereka adalah orang yang mengatur perkara. Ayat-ayat ini segera diikuti oleh ayat yang meramalkan revolusi besar yang akan terlaksana dengan perjuangan. Surat ini adalah Surat Makkiyah zaman permulaan.[]
Surat 79
Getaran besar
1659
Ruku’ 1 Getaran besar
2. Dan orang yang pergi dengan gembira!
aa iil
3. Dan orang yang berlari dengan cepat!
.o
1. Demi orang yang merindukan dengan sangat!
rg
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
4. Dan orang yang mendahului paling depan!
5. Dan orang yang mengatur perkara!2653
ww
w.
2653 Kata nâzi’ât, jamaknya kata nâzi’ berasal dari naza’a, artinya ia merindukan atau mendambakan sesuatu; kalimat naza’a fil-qausi artinya ia menarik busur (LL). Kata gharq makna aslinya tenggelam, tetapi kadang-kadang kata gharq digunakan dalam arti ighraq, sebagaimana yang digunakan di sini; jika kata ighraq dihubungkan dengan busur, maka artinya ia menarik busur sekeras-kerasnya (LL). Kata nasyatha artinya ia segar, giat, senang, bahagia atau riang (LL). Pada umumnya para mufassir mengira bahwa yang dibicarakan di sini ialah berbagai jenis Malaikat, tetapi lihatlah tafsir 2099, yang menerangkan bahwa ini adalah gambaran kaum mukmin. Ayat-ayat permulaan Surat-surat Makkiyah zaman permulaan acapkali mengisyaratkan dalam bentuk ramalan, peristiwa-peristiwa yang akan terjadi kemudian di Madinah, yang dicantumkannya kata-kata itu dimaksud sebagai bukti tentang benarnya perkara yang diuraikan. Walaupun kata-katanya dapat pula diterapkan terhadap peperangan yang akan terjadi di belakang hari, namun kami memilih yang menggambarkan ciri-ciri rohani kaum mukmin. Tak sangsi lagi bahwa dalam hati kaum mukmin rindunya sangat meluap-luap kepada Khalik (ayat 1), dan hasrat yang menyala-nyala itulah yang membuat mereka pergi di jalan ������������� Allah�������� dengan gembira sekalipun menghadapi perlawanan hebat (ayat 2); mereka lari dengan cepat (ayat 3), sehingga mereka dapat menjelajahi Negeri Timur dan Negeri Barat dalam jangka waktu yang amat pendek, dengan demikian, mereka mendahului semua orang yang pernah menyampaikan Risalah Kebenaran kepada masing-masing umat (ayat 4); dan akibatnya, mereka mengatur perkara tentang penyiaran Kebenaran di
Al-Nazi'at
1660
Juz XXX
6. Pada hari tatkala yang menggetarkan bergetar,2654 7. Suatu akibat akan mengikutinya.2655
9. Penglihatannya menunduk.
.o
10. Mereka berkata: Apakah kami sungguh-sungguh dikembalikan kepada keadaan (kami) yang pertama?2656
rg
8. Pada hari itu hati berdebar-debar.
aa iil
11. Apakah setelah kami menjadi tulang yang rapuh?
12. Mereka berkata: Jika demikian,
ww
w.
dunia (ayat 5), sehingga daerah Timur Jauh (Negeri Cina) dan daerah Barat Jauh (Maroko sampai Spanyol), hanya dalam jangka waktu seratus tahun, telah disinari oleh Sinar Islam. Bandingkanlah dengan 32:5, yang di sana juga diterangkan hal mengatur Perkara; lihatlah tafsir nomor 1959. Ayat-ayat ini dapat kita tafsirkan juga dalam arti berbagai tingkatan yang dengan melalui tingkatan itu, perkara akan mencapai sukses. Tingkatan pertama ialah hasrat yang menyala-nyala atau rindu terhadap sesuatu; tingkatan kedua ialah pergi dengan gembira untuk mencapai itu; tingkatan ketiga ialah berlari dengan cepat untuk mencapai itu, atau mengambil jalan yang paling kecil rintangannya; tingkatan keempat ialah mendahului orang lain; tingkatan kelima ialah mengatur itu dengan cara yang sebaik-baiknya. 2654 Kata rajafa artinya bergetar, bergerak atau berguncang (LL). Ungkapan bumi bergetar, acapkali mengandung arti revolusi besar. Jika kata rajafa dihubungkan dengan kaum — rajafal-qaum — ini berarti orang-orang yang bersiap-siap untuk perang. Oleh karena itu, yang dimaksud oleh ayat ini ialah bahwa usaha kaum mukmin yang diuraikan dalam lima ayat pertama Surat ini, akan menyebabkan getaran besar, atau revolusi besar, berupa revolusi besar di muka bumi yang dilaksanakan oleh kaum mukmin. 2655 ri kata radifa artinya ia mengikuti atau ia datang sesudahnya (LL). Jadi arti râdifah itu sebenarnya akibat suatu perkara; arti ini oleh para ahli kamus diberikan di bawah kata ridf (LL). Akibat dari getaran besar ialah kemenangan akhir bagi Kebenaran. Tetapi menangnya Kebenaran juga berarti hancurnya para musuh Kebenaran; oleh karena itu dalam dua ayat berikutnya disebutkan hati berdebar dan penglihatan menunduk. 2656 Kalimat mereka berkata ditujukan kepada musuh.
Surat 79
Getaran besar
1661
itu adalah suatu pengembalian yang merugikan. 13. Itu hanyalah satu teriakan. mereka
ba-
15. Apakah tak datang kepada engkau riwayat Musa? 16. Tatkala Tuhannya menyeru kepadanya di lembah suci, Tuwa?
aa iil
17. Pergilah kepada Fir’aun, sesungguhnya ia mendurhaka.
rg
tiba-tiba,
.o
14. Tatkala ngun2656a
18. Dan katakan: Maukah engkau menyucikan dirimu?
w.
19. Dan engkau aku tunjukkan kepada Tuhan dikau sehingga engkau takut (kepada-Nya).
ww
20. Maka ia perlihatkan kepadanya tanda bukti yang besar. 21. Tetapi ia mendustakan dan mendurhaka. 22. Lalu ia kembali dengan tergesa-gesa. 23. Lalu ia mengumpulkan dan menyeru. 2656a Di sini dengan kata-kata yang terang diuraikan tentang kebangkitan rohani — perubahan besar yang dilaksanakan oleh Nabi Suci. Mula-mula kebangkitan ini terjadi di Tanah Arab, lalu di seluruh dunia.
Al-Nazi'at
1662
Juz XXX
24. Lalu ia berkata: Aku adalah tuhan kamu yang maha-luhur.
26. Sesungguhnya dalam ini adalah pelajaran bagi orang yang takut.
.o
Ruku’ 2 Bencana besar
rg
25. Maka Allah������������������ ����������������������� menghukum dia dengan siksaan di Akhirat dan siksaan di dunia.2657
aa iil
27. Kamukah yang lebih kuat dalam ciptaan ataukah langit? Ia membangunnya.
28. Ia meningkatkan tingginya,2658 dan menyempurnakannya.
w.
29. Ia membuat gelap malamnya, dan Ia mengeluarkan sinar terangnya.
30. Dan bumi, Ia melontarkan itu sesudahnya.2659
ww
31. Dari sana Ia mengeluarkan airnya dan padang rumputnya. 2657 Sifat siksaan yang disediakan bagi para musuh, ini dijelaskan dengan mengambil contoh Raja Fir’aun, yang siksaannya berupa siksaan di Akhirat dan siksaan di dunia. Demikian pula siksaan bagi para musuh Nabi Suci, berupa kehinaan di dunia dan siksaan di hari kemudian. 2658 Menurut Rz, ditingkatkannya ketinggian, mengibaratkan ketinggian yang luar biasa. Ini mengisyaratkan jarak benda-benda langit yang begitu besar dan begitu jauh, hingga mencengangkan angan-angan manusia. 2659 Biasanya kata dahâ diterjemahkan membentang atau melebar: tetapi kata dahâ berarti pula melontar, melempar, mendorong atau memindahkan batu dengan tangannya (T, LL). Dalam uraian yang singkat ini diterangkan dua kali: (1) Bumi itu dijadikan sesudah langit, atau bintang-bintang di langit; (2) bumi itu dilontarkan dari benda langit yang lebih besar, seperti ditontarkannya batu.
Surat 79
Bencana besar
1663
32. Dan gunung-gunung, Ia meneguhkanya.
35. Pada hari tatkala manusia ingat akan apa yang telah ia usahakan,
aa iil
36. Dan Neraka ditampakkan kepada orang yang melihat,
.o
34. Maka apabila bencana besar2660 telah tiba,
rg
33. Persediaan makanan bagi kamu dan bagi ternak kamu,2659a
37. Adapun orang yang mendurhaka, 38. Dan memilih kehidupan dunia,
39. Maka sesungguhnya Neraka itulah tempat tinggalnya.
w.
40. Adapun orang yang takut di hadapan Tuhannya, dan menahan diri dari keinginan rendah,2661
ww
2659a Berikut ini diterangkan bagaimana bumi diciptakan cocok bagi segala sesuatu yang hidup. Pertama, air, yang ini adalah sumber dari segala kehidupan, dikeluarkan dari bumi, dan air inilah yang memungkinkan tumbuhnya segala tumbuh-tumbuhan. Selanjutnya kita diberitahu, bahwa gunung-gunung timbul begitu rupa hingga dapat memenuhi sebagai persediaan makanan bagi kamu dan bagi ternak kamu. Gunung adalah sumbernya sungai, yang melalui sungai ini segala macam kehidupan di bumi memperoleh rezeki. 2660 Thâmmah artinya bencana yang menguasai, barang yang besar, atau yang luar biasa (LL). Biasanya thâmmah itu hanya diartikan hari Kebangkitan nanti, tetapi ayat 25 menjelaskan bahwa yang dituju ialah bencana di dunia dan bencana pada Hari Kiamat. Neraka ditampakkan kepada orang yang melihatnya (ayat 36) terangnya hal yang sama; adapun Neraka di Akhirat ini diuraikan dalam ayat 39. 2661 Menahan diri dari keinginan rendah adalah sumber utama, yang dapat menumbuhkan Surga. Ini menunjukkan lagi bahwa uraian yang tertera dalam lima
Al-Nazi'at
1664
Juz XXX
41. Maka sesungguhnya Surga itulah tempat tinggalnya.
43. Tentang apakah engkau mengingatkan?
.o
44. Kepada Tuhan dikaulah tujuan terakhir itu.2661a
rg
42. Mereka bertanya kepada engkau tentang Sa’ah, kapankah itu akan terjadi?
aa iil
45. Engkau hanyalah seorang Juru ingat bagi orang yang takut kepadaNya.
ww
w.
46. Pada hari tatkala mereka melihat (Sa’ah) itu, seakan-akan mereka tiada menanti kecuali satu sore atau satu pagi.
ayat pertama Surat ini adalah benar-benar gambaran tentang kemajuan rohani kaum mukmin. 2661a Tentang “Sa’ah” (ayat 42), dengan sendirinya adalah pengejawantahan dari tujuan Ilahi. Pembinasaan dan penyiksaan kaum kafir bukanlah tujuan. Adapun tujuan utama dari penyiksaan itu ialah mendekat kepada Tuhan (Rabb) Yang membawa segala sesuatu menuju kepada kesempurnaan, jadi tujuan hidup manusia yang sebenar-benarnya ialah Tuhan atau pertemuan dengan Tuhan.[]
rg
SURAT 80 ‘ABÂSA : IA BERMUKA MASAM (Diturunkan di Makkah, 42 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini diawali dengan peristiwa yang menyentuh hati, yaitu tentang seorang buta yang mengganggu percakapan Nabi Suci dengan beberapa pemimpin Quraisy, yang menyebabkan Nabi Suci bermuka masam atas gangguan itu. Peristiwa itu lalu dijadikan judul Surat ini; sebenarnya Surat ini menerangkan bahwa kaum miskin dan kaum rendahan yang mau menerima Kebenaran pasti akan dinaikkan derajatnya, oleh karena itu Nabi Suci tak perlu kuatir jika sekiranya orang-orang yang tinggi derajatnya tak mau mendengarkan Risalah beliau. Jadi Surat ini membicarakan tentang kebesaran, yang Qur’an Suci akan mengangkat para pengikutnya ke tingkat kebesaran itu, dan kemenangan-kemenangannya di kemudian hari. Surat ini diakui sebagai salah satu yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
'Abasa
1666
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 1. Ia bermuka masam dan berpaling,
rg
2. Karena orang buta datang kepadanya.2662
ww
w.
aa iil
.o
2662 Orang buta di sini ialah Ibnu Ummi Maktum (Abdullah bin Syuraih), yang menghadap Nabi Suci selagi beliau menjelaskan ajaran Islam dalam suatu pertemuan para pemimpin Quraisy; orang buta itu mengganggu pertemuan itu, dan mohon kepada Nabi Suci supaya mengajarkan kepadanya apa yang telah diwahyukan oleh ���������������������������������������������������������������� Allah����������������������������������������������������������� kepada beliau. Nabi Suci merasa tersinggung atas gangguan orang buta yang tak pada tempatnya itu, sehingga beliau bermuka masam dan tak mau menanggapi pertanyaan orang buta itu; atas kejadian itu, beliau menerima Wahyu ini (Tr. 44:80). Peristiwa ini menunjukkan bahwa sumbernya Wahyu bukanlah dari batin Nabi Suci sendiri. Pertama, tak ada perlakuan sewenang-wenang yang menyebabkan Nabi Suci merasa menyesal, sebagaimana dikira oleh Rodwell bahwa Nabi Suci berlaku sewenang-wenang terhadap orang buta itu. Bahwa Nabi Suci tak menaruh perhatian kepada orang yang mengganggu, selagi beliau belum selesai dalam pembicaraan, adalah wajar. Lagi pula beliau tak marah kepada orang yang mengganggu itu, tetapi hanya menunjukkan sikap tak senang dan tak memberi jawaban kepadanya, sebagaimana terang dari ayat di atas. Kedua, sekalipun orang menganggap beliau menyesal karena tak memberi jawaban kepada orang buta itu, maka cukuplah seandainya beliau memanggil dia dan memperlakukan dia dengan lebih ramah. Setidak-tidaknya, jika itu diserahkan kepada pendapat orang-orang, maka bukan beliaulah yang terus menerus mencela perbuatan sendiri. Oleh karena itu, sumbernya Wahyu yang diterima oleh Nabi Suci adalah di luar batin beliau sendiri, atau di luar keinginan beliau. Hendaklah diingat bahwa perangai utama Nabi Suci ialah perhatian beliau yang besar kepada kaum miskin. Banyak sekali peristiwa yang ditulis dalam Hadits, seperti beliau mau bekerja untuk kepentingan wanita yang sudah lanjut usia, dan bahkan beliau setelah menjadi Kepala Negara di Madinah, mau membawakan barang bawaan orang yang terlalu berat memikul itu. Isteri beliau, Khadijah, melukiskan perangai beliau: “Tak mungkin �������������������������������������� Allah��������������������������������� akan menghinakan engkau, karena engkau setia kepada ikatan keluarga, dan menghormat kepada tamu dan mencari nafkah untuk kepentingan kaum melarat, dan suka memberi pertolongan kepada semua orang yang besar-benar menderita kesusahan” (B. 1:1). Beliau bukan saja mencintai kaum miskin sejak beliau kanak-kanak sampai berusia lanjut, dan sejak beliau sebagai rakyat biasa sampai beliau menjadi Raja seluruh negeri Arab, melainkan selama hidup beliau, sampai beliau wafat, beliau memilih supaya digolongkan sebagai orang miskin. Bahkan pada waktu kekayaan seluruh Tanah Arab ada di bawah kaki beliau, dan isteri-isteri beliau menuntut bagian kekayaan itu, beliau memperlihatkan kesediaan beliau untuk mengorbankan segala kemewahan, tetapi
Kaum Mukmin Dinaikkan derajatnya
Surat 80
1667
3. Dan apakah yang membuat engkau tahu, bahwa ia boleh jadi akan menyucikan dirinya?
6. Kepadanya engkau menaruh perhatian.
aa iil
7. Dan tak ada cacat bagi engkau jika ia tak mau menyucikan dirinya.2663
.o
5. Adapun orang yang menganggap dirinya tak memerlukan apa-apa,
rg
4. Atau ia mau ingat, sehingga Peringatan itu berguna bagi dia?
8. Adapun orang yang datang kepada engkau dengan usaha keras, 9. Dan ia takut,
w.
10. Kepadanya engkau tak menaruh perhatian.
ww
11. Tidak, sesungguhnya itu adalah Peringatan. 12. Maka barangsiapa suka, hendaklah ia memperhatikan itu. 13. Dalam Kitab yang dimuliakan, 14. Yang diluhurkan, yang disucikan, tak mengorbankan kehormatan beliau sebagai orang miskin. 2663 Jika para pemimpin Quraisy tak mau menyucikan dirinya dari dosa, ini bukanlah karena kesalahan Nabi Suci, sehingga demi kepentingan mereka, beliau terpaksa mengabaikan orang miskin yang menghadap beliau, yang dengan sungguh-sungguh menginginkan supaya dibebaskan dari perbudakan dosa.
'Abasa
1668
Juz XXX
15. Di tangan para penulis, 16. Yang mulia, berbudi baik.2664
18. Dari barang apakah Ia menciptakan dia?
.o
19. Dari benih manusia yang kecil Ia menciptakan dia, lalu Ia menentukan ukurannya.2665
rg
17. Celaka sekali manusia itu! Alangkah tak berterima kasihnya dia!
aa iil
20. Lalu Ia menjadikan jalan, mudah baginya.
ww
w.
2664 Enam ayat, dari ayat 11 sampai ayat 16 benar-benar memberi hiburan kepada Nabi Suci, sehubungan dengan apa yang disinggung-singgung dalam sepuluh ayat pertama, yakni oleh karena para pemimpin Quraisy tak mau memperhatikan peringatan beliau, dan tak mau menerima Risalah beliau, beliau harus mengalihkan perhatiannya kepada kaum miskin, yang akan dinaikkan derajatnya oleh Qur’an. Enam ayat ini memberitahukan kepada beliau bahwa Qur’an adalah Tadzkirah artinya Peringatan atau Sumber Kemuliaan (tafsir nomor 855). Ayat 15 dan 16 menerangkan seterangterangnya bahwa para penulis Qur’an adalah orang-orang yang berbudi baik, yang akan dihormati di dunia. Para penulis itu, seperti Abu Bakar, Umar, ‘Utsman dan ‘Ali, bukan saja orang-orang setia yang mereka itu golongan penulis Qur’an pertama, melainkan dalam sejarah Islam di belakang hari pun diterangkan, bahwa para Khalifah juga mencari mata-pencahariannya dengan menulis beberapa naskah salinan Qur’an. Oleh karena itu ramalan itu diberikan sebagai hiburan bagi Nabi Suci, agar beliau jangan merasa susah karena para pemimpin dan orang-orang kaya tak mau menerima beliau; karena orang-orang miskin yang mau menerima beliau pun akan diangkat derajatnya dengan perantaraan Quran. 2665 Kata qaddara (bentuk infinitifnya, taqdîr) biasanya berarti memberi suatu barang menurut ukuran atau membuat keseimbangan suatu barang; adapun artinya ialah bahwa Allah����������������������������������������������� ���������������������������������������������������� memperuntukkan bagi manusia suatu lingkungan, yang dalam lingkungan itu manusia dapat membuat kemajuan. Tetapi kata qaddara kadang-kadang mengandung arti aqdara, artinya menguatkan, memungkinkan, memberi kemampuan (LL). Dalam hal ini kata qaddara berarti Allah������������ ����������������� bukan saja menciptakan manusia; melainkan pula memberikan kekuatan dan kemampuan kepadanya, sehingga manusia dapat membuat kemajuan, jika yang bersangkutan menghendakinya.
Surat 80
Kaum Mukmin Dinaikkan derajatnya
1669
21. Lalu Ia mematikan dia, dan menentukan kuburnya.
24. Maka hendaklah manusia melihat kepada makanannya.
aa iil
25. Bagaimana Kami tuangkan air yang melimpah-limpah.
.o
23. Tidak, tetapi ia tak menjalankan apa yang Ia perintahkan kepadanya.
rg
22. Lalu, jika Ia menghendaki, Ia membangkitkan dia.
26. Lalu Kami membelah bumi, terbelah. 27. Lalu Kami tumbuhkan di sana bijibijian.
w.
28. Dan pohon anggur dan sayur-mayur.
ww
29. Dan pohon zaitun dan pohon kurma. 30. Dan taman-taman yang rimbun. 31. Dan buah-buahan dan rumputrumputan. 32. Persediaan makanan bagi kamu dan bagi ternak kamu. 33. Tetapi tatkala datang teriakan yang memekakkan telinga,2666 2666 Shâkhkhah makna aslinya teriakan yang memekakkan telinga ka-
'Abasa
1670
Juz XXX
34. Pada hari tatkala orang lari dari saudaranya, 35. Dan ibunya dan ayahnya,
.o
37. Pada hari itu tiap-tiap orang di antara mereka mempunyai kesibukan yang membuatnya tak peduli kepada orang lain.
rg
36. Dan isterinya dan putra-putranya.
aa iil
38. Pada hari itu wajah-wajah akan bersinar, 39. Tertawa, gembira.
40. Dan pada hari itu wajah-wajah akan penuh debu, menutupi
(wajah)
w.
41. Kegelapan 2667 itu,
ww
42. Mereka adalah orang-orang yang kafir, yang jahat.
rena kerasnya (LL). Oleh karena itu kata shâkhkhah diterapkan terhadap Hari Kebangkitan; tetapi kata shâkhkhah berarti pula malapetaka, nasib, atau bencana besar (LL). 2667 Wajah-wajah bersinar seperti tersebut di sini berarti suka-cita; wajahwajah tertutup oleh kegelapan, berarti duka-cita atau kelihatan suram.[]
rg
SURAT 81 AT-TAKWÎR : MELIPAT (Diturunkan di Makkah, 29 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini berjudul At-Takwîr atau Melipat, berasal dari uraian ayat pertama yang menyebutkan matahari dilipat. Matahari dilipat artinya matahari kehilangan cahayanya, atau berarti seluruh tata-surya akan dibinasakan. Ini berarti berakhirnya segala sesuatu sehubungan dengan kehidupan ini, dengan demikian ini berarti datangnya aturan baru yang disebut Hari Kebangkitan. Tetapi dapat pula kalimat matahari dilipat itu suatu kalam ibarat, yaitu kesengsaraan dan nasib malang manusia, seakan-akan matahari kebahagiaan menjadi gelap. Bahwa Surat ini membicarakan kemenangan akhir bagi Kebenaran, ini dijelaskan dalam bagian terakhir Surat ini: “Sesungguhnya itu adalah sabda Utusan yang mulia, yang mempunyai kekuatan, yang sentausa di sisi Tuhan Yang mempunyai Singgasana, seorang yang harus ditaati” (ayat 20-21); dan lagi: “Dan sesungguhnya ia melihat dirinya ada di cakrawala yang terang” (ayat 23). Ayat-ayat permulaan Surat ini, mulai dari ayat 3 dan seterusnya, adalah bersifat ramalan yang menerangkan suatu peristiwa yang berhubungan dengan kejadian di kemudian hari, dan meramalkan pula sesuatu yang menakjubkan tentang runtuhnya perlawanan dan menangnya Kebenaran; dengan demikian, membuat terangnya fakta kemenangan akhir bagi Kebenaran, benar-benar merupakan pokok persoalan yang dibicarakan dalam Surat ini. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Al-Takwir
1672
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 1. Tatkala matahari dilipat,2668
.o
3. Dan tatkala gunung-gunung dibikin musnah,2670
rg
2. Dan tatkala bintang-bintang menjadi gelap,2669
4. Dan tatkala unta-unta ditinggalkan,2671
aa iil
5. Dan tatkala binatang-binatang buas
ww
w.
2668 Apa artinya matahari dilipat, lihatlah kata pengantar Surat ini. Tiga belas ayat permulaan Surat ini membicarakan dua belas tanda bukti, yang tak sangsi lagi bahwa sebagian tanda bukti itu bertalian dengan kehidupan di dunia; adapun selebihnya dapat pula diambil sebagai kalam ibarat yang mengisyaratkan kehidupan di dunia ini pula. Sebagaimana berulangkali kami terangkan, Kebangkitan dari kematian dalam kehidupan yang lain, acapkali mengandung isyarat yang dalam tentang kebangkitan rohani yang dilaksanakan oleh Nabi Suci di dunia ini; oleh karena itu di sini, kenyataan dan kalam ibarat dikombinasikan menjadi satu. 2669 Bintang-bintang menjadi gelap, artinya gelap gulita, karena biasanya jika matahari terbenam, cahaya bintanglah yang menolong manusia. Di sini kita diberitahu bahwa bukan hanya terangnya siang hari saja yang lenyap, melainkan sinar yang sekecil-kecilnya pun, yang biasa digunakan oleh orang yang berpergian pada waktu malam, juga lenyap, sehingga keadaan menjadi gelap, demikian pula para musuh Kebenaran, juga akan dibiarkan dalam keadaan gelap gulita 2670 Gunung-gunung dibikin musnah artinya, segala rintangan besar yang merintangi tersiarnya Kebenaran akan dimusnahkan; lihatlah tafsir nomor 1604. 2671 ‘Isyâr adalah jamaknya kata ‘usyara (berasal dari akar kata ‘asyr maknanya sepuluh), artinya unta betina yang telah sepuluh bulan mengandung; dan itu disebut ‘usyara sampai unta itu melahirkan (LL). “Farazdaq menggunakan kata ‘usyara untuk menyebut unta yang diperah” (LL). Tak sangsi lagi bahwa unta semacam itu adalah yang paling berharga, dengan demikian ditinggalkannya unta semacam itu berarti ditinggalkannya unta seumumnya. Ada satu Hadits yang menyebabkan pokok persoalan itu: “Unta-unta akan ditinggalkan, sehingga untaunta tak digunakan lagi untuk bepergian dengan cepat (dari tempat satu ke tempat lainnya)” (Msy. 26:5). Hadits ini mengisyaratkan seterang-terangnya bahwa akan tiba saatnya tatkala cara bepergian yang lebih cepat dari tempat satu ke tempat lain akan diadakan, sehingga unta-unta tak diperlukan lagi.
Surat 81
1673
Melipat 2672
dikumpulkan,
6. Dan tatkala kota-kota dijadikan membengkak,2673
9. Karena dosa apakah ia dibunuh?2675
.o
8. Dan tatkala anak perempuan yang ditanam hidup-hidup ditanya,
rg
7. Dan tatkala orang-orang dipersatukan,2674
ww
w.
aa iil
2672 Rupa-rupanya dikumpulkannya binatang-binatang buas juga merupakan ramalan yang akan terjadi di kemudian hari, yaitu dikumpulkannya binatangbinatang buas dari segala penjuru dunia di suatu kota besar. Kata wuhûsy adalah jamaknya kata wahsy, artinya binatang buas, seperti juga binatang yang tidak jinak atau binatang padang pasir (LL), dengan demikian, secara ibarat dapat diterapkan terhadap orang-orang yang masih biadab; wanita yang pemalu juga disebut wahsy: oleh karena itu, ayat ini dapat pula mengisyaratkan dikumpulkannya orang-orang yang masih biadab dalam pusat-pusat peradaban. Hendaklah diingat bahwa kata hasyr bukan saja berarti pergi dari tempat satu ke tempat yang lain, melainkan pula menyebabkan orang-orang turun ke kota (LL). 2673 Di sini kami menyimpang dari terjemahan biasa. Kata bihâr adalah jamaknya kata bahr, artinya laut atau sungai; jika arti ini yang diambil, maka ayat ini mengisyaratkan hancurnya para musuh, karena dalam 52:6 disebutkan seterang-terangnya bahwa laut yang pasang itu berarti hancurnya para musuh yang hendak memusnahkan Kebenaran. Tetapi kata bihâr adalah jamaknya kata bahrah dan pula jamaknya kata bahr (T, LL). Kata bahrah adalah sinonim dengan kata baldah, artinya kota, “dan kata jamak bihâr diterapkan terhadap kota atau desa” (T, LL). Menurut N, Bangsa Arab menyebut bihâr bagi kota dan desa mereka. Kata bahrah (mufradnya kata bihâr) dan kata buhairah (bentuk tasghir atau diminutif dari kata bahrah) ini diterapkan terhadap kota Madinah (N). Tak sangsi lagi bahwa kota adalah makna asli dari kata bihâr, sebagaimana laut (juga makna asli dari kata bihâr). Kota dijadikan membengkak menunjukkan seterang-terangnya bahwa kemajuan peradaban manusia akan menyebabkan banyaknya manusia berkumpul di kota. Ayat berikutnya memperkuat arti ini, karena ayat itu menerangkan seterangterangnya bersatunya manusia. 2674 Persatuan manusia adalah salah satu keberhasilan yang besar di antara peradaban moderen. Tak lama lagi akan tiba saatnya tatkala seluruh dunia akan dipersatukan, dan mungkin akan menjadi satu umat. 2675 Yang dimaksud di sini ialah menanam hidup-hidup anak-anak perempuan; suatu kebiasaan yang umum dilakukan oleh Bangsa Arab sebelum Islam, baik
Al-Takwir
1674
Juz XXX
10. Dan tatkala buku-buku disiarkan,2676 11. Dan tatkala langit dibuka tutupnya,2677
13. Dan tatkala Surga didekatkan.2679
rg
12. Dan tatkala Neraka dinyalakan,2678
ww
w.
aa iil
.o
karena takut kelaparan ataupun karena malu. Adapun pertanyaan yang disebutkan dalam ayat berikutnya mengungkapkan bahwa akan tiba saatnya, tatkala adat-istiadat yang biadab itu akan dihilangkan setelah Islam berkuasa di seluruh Tanah Arab. Tetapi yang ditanam hidup-hidup dapat berarti pula kaum wanita seumumnya, dan dalam hal ini yang dimaksud ialah kesewenang-wenangan kaum pria terhadap kaum wanita yang tetap membiarkan anak dalam kebodohan. Lihatlah tafsir nomor 1425, yang menerangkan bahwa membiarkan anak dalam kebodohan itu sama dengan membunuh anak. 2676 Shuhûf adalah jamaknya kata shâhifah, artinya potongan kertas atau kulit yang ditulis. Ayat ini bersifat ramalan tentang kejadian yang akan datang di kemudian hari, tatkala buku-buku atau tulisan-tulisan disebarkan seluas-luasnya. Pada zaman keemasan, dunia Islam berjasa besar dalam menyebarkan literatur, dan semua pihak mengakui bahwa suburnya kembali ilmu pengetahuan di Eropa yang menelurkan penyiaran buku-buku dan tulisan-tulisan, itu dahulu adalah berkat dorongan Islam yang menyebabkan semangat mereka untuk mempelajari tulisan-tulisan. 2677 Dibukanya tutup langit berarti dibukanya rahasia-rahasia langit, ini adalah satu keberhasilan yang besar di lapangan ilmu pengetahuan moderen. Bandingkanlah dengan 99:2; di sana diterangkan bahwa bumi mengeluarkan barangbarang berharga. 2678 Hendaklah diingat bahwa selain Neraka di Akhirat, Qur’an acapkali membicarakan Neraka di dunia. Bandingkanlah dengan 79:36, dan lihatlah tafsir nomor 2660. Sebagaimana orang yang tulus dijanjikan Surga di dunia ini, orangorang jahat diberitahu bahwa di dunia ini pula Neraka dinyalakan untuk mereka, sekiranya mereka menggunakan matanya untuk melihat itu. Dan sungguh benar bahwa sejak Perang Dunia Kedua, Neraka mengamuk di dunia ini. Kekuatan materialisme telah menjerumuskan dunia dalam Neraka yang menghanguskan, dan Perang Dunia lainnya akan membuat nyala perang itu nampak lebih mengerikan lagi. 2679 Ayat-ayat sebelumnya telah memberi gambaran tentang peradaban materi; ayat 12 menaruh perhatian akan memuncaknya peradaban tersebut yang menyebabkan timbulnya Neraka di dunia karena mengabaikan nilai-nilai rohani; ayat ini memberi kabar baik tentang Surga yang didekatkan. Di Akhirat, Surga ada-
Surat 81
1675
Melipat
14. Tiap-tiap jiwa akan tahu apa yang ia siapkan,2680 15. Tidak, Aku bersumpah demi bintang,
18. Dan demi pagi tatkala bersinar,2682
aa iil
19. Sesungguhnya itu sabda Utusan yang mulia,
.o
17. Demi malam tatkala pergi,
rg
16. Yang beredar (dan) terbenam,2681
ww
w.
lah kenyataan hakiki, dan orang-orang yang tulus berada di dalamnya, menikmati nikmatnya Surga; tetapi di dunia, hanya diterangkan: Surga didekatkan. Adapun alasan yang terang ialah bahwa ����������������������������������������������� Allah������������������������������������������ tak menjatuhkan hukuman kepada dunia ini sampai hancur sama sekali, sebaliknya, apabila dunia telah merasakan beberapa akibat dari perbuatan jahatnya, rahmat Tuhan akan menyelamatkan dunia ini, dan mendekatkan nikmat Surga kepadanya, yaitu dengan adanya kebangkitan rohani. Jadi ketenteraman batin yang dicapai oleh manusia dengan jalan merealisasikan Ketuhanan dalam batinnya itu digambarkan di sini sebagai Surga yang didekatkan. 2680 Manusia akan menyadari bahwa masih ada kehidupan yang lebih tinggi lagi, yang itu adalah tujuan hidup yang sebenarnya; dan ia akan tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan itu. 2681 Khunnas adalah jamaknya kata khanis (berasal dari kata khanasa maknanya kembali), artinya mundur, dan pada umumnya berarti bintang, karena bintang itu mengundurkan atau menyembunyikan diri pada waktu terbenam, atau karena bintang itu tersembunyi pada waktu siang; atau berarti pula planet (Saturnus, Jupiter, Mars, Venus dan Mercury), karena planet-planet itu mundur (LL). Adapun kata kunnas adalah jamaknya kata kanis (berasal dari kanasa, maknanya seekor kijang masuk dalam kinas, yaitu tempat persembunyian), artinya seekor kijang masuk di tempat persembunyiannya; dan berarti pula bintang-bintang yang bersembunyi di tempat terbenamnya, atau planet-planet, karena alasan yang sama (LL). Bersumpah demi bintang yang beredar dan terbenam, ini menaruh perhatian akan bencana besar yang akan menimpa para musuh Kebenaran; lihatlah tafsir nomor 2371. 2682 Perginya waktu malam dan terbitnya sinar pagi, menunjukkan seterang-terangnya akan lenyapnya gelap gulita kebodohan, dan diganti dengan gemerlapnya cahaya matahari Islam.
Al-Takwir
1676
Juz XXX
20. Yang mempunyai kekuatan yang senantiasa di sisi Tuhan mempunyai singgasana.
22. Dan kawan kamu tidaklah gila.
.o
23. Dan sesungguhnya ia melihat dirinya ada di cakrawala yang terang.2684
rg
21. Seorang (yang harus) ditaati dan dipercaya.2683
aa iil
24. Dan ia tidaklah kikir terhadap barang gaib.2685 25. Dan itu bukanlah ucapan setan
ww
w.
2683 Pada umumnya para mufassir mengira bahwa yang dituju oleh ayat 19-21 adalah Malaikat Jibril; tetapi yang sebenarnya dituju oleh ayat itu ialah Nabi Suci sendiri, yang tak sangsi lagi bahwa beliau adalah Rasûl Karîm, Utusan yang Mulia, yang pada umumnya nama itu sudah terkenal di seluruh dunia Islam. Lagi pula dalam ayat 22, beliau disebut kawan kamu, sedangkan Malaikat Jibril tak dapat disebut kawan kamu. Kata sangkalan bahwa beliau tidak gila yang disebutkan dalam ayat itu, dan berulang-ulang disebutkan pula dalam Surat-surat ini, menunjukkan seterang-terangnya bahwa yang dituju ialah Nabi Suci. Selain itu, ayat 21 menyebut beliau sebagai orang yang dapat dipercaya; ini menunjukkan seterangterangnya akan nama baik beliau di seluruh Tanah Arab yang menyebut beliau sebagai Al-Amîn atau orang yang dapat dipercaya. Beliau juga disebut Mutha’ atau Orang yang harus ditaati; hal ini disebutkan pula di tempat lain dalam Qur’an: “Dan tiada Kami mengutus seorang Utusan melainkan agar ia ditaati dengan izin Allah������������������������������ ” (4:64); Beliau juga disebut yang mempunyai kekuatan; ini bersifat ramalan yang meramalkan jalan hidup beliau di kemudian hari, dan meramalkan kemenangan beliau mengalahkan para musuh. 2684 Ufuq artinya cakrawala (horizon), atau tepi yang jauh, Nabi Suci melihat sinarnya ada di ufuq, artinya cahaya beliau akan memancar di segala penjuru dunia yang amat jauh. Lihatlah 53:7 dan tafsir nomor 2376. 2685 Di sini Nabi Suci (bukan Malaikat Jibril) dikatakan tak kikir terhadap barang gaib, ini menunjukkan bahwa apa yang telah terjadi sebelumnya, itu mengandung ramalan besar tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari. Sebenarnya, sebagaimana telah kami terangkan Surat ini diawali dengan ramalan tentang kemenangan Islam, dan tentang keajaiban yang berhubungan dengan kejadian di kemudian hari, sedang bagian terakhir Surat ini menerangkan seterang-terangnya tentang kemenangan akhir bagi Kebenaran.
Surat 81
1677
Melipat
yang terkutuk.
2686
26. Lalu ke manakah kamu akan pergi?2687
aa iil
29. Dan kamu tidaklah menghendaki, terkecuali jika dikehendaki oleh ������� Allah��, Tuhan sarwa sekalian alam.
.o
28. Bagi siapa di antara kamu yang hendak berjalan di jalan yang benar.2688
rg
27. Itu tiada lain hanyalah Peringatan bagi sekalian bangsa.2687a
ww
w.
2686 Itu bukan ucapan setan artinya itu bukan dugaan ahli nujum; ramalan-ramalan Qur’an pasti akan terpenuhi. Keterangan Sale berikut ini pantas diingat: “Ayat ini menjawab serangan kaum kafir yang mengatakan bahwa Qur’an hanyalah sebangsa ilmu nujum atau ilmu sihir, karena Bangsa Arab mengira bahwa ahli nujum atau tukang sihir mendapat pengetahuan dari roh jahat atau setan, yang selalu berusaha sekuat-kuatnya untuk mendengarkan sesuatu dari mereka yang menghuni langit”. Hendaklah diingat bahwa setiap kali Qur’an berbicara tentang setan yang dengan diam-diam mendengar-dengarkan, ini yang dituju ialah kepercayaan kuno Bangsa Arab. Sebaliknya, banyak tanda bukti bahwa Qur’an menolak kepercayaan itu. 2687 Ini adalah pernyataan heran, bahwa sekalipun tanda bukti Kebenaran itu amat terang, namun umat manusia menerima itu dengan pelan-pelan. Mereka diajak menuju kepada Kebenaran yang memberi kedamaian kepada mereka, tetapi mereka tak mau datang kepada Kebenaran itu. Bahkan pada dewasa ini pun sama halnya. 2687a Dalam kalimat suatu Peringatan bagi sekalian bangsa, ditunjukkan seterang-terangnya bahwa Peringatan itu bukanlah dimaksud untuk Bangsa Arab saja, melainkan untuk sekalian bangsa. Ini adalah salah satu Wahyu yang paling permulaan, yang menerangkan bahwa sejak hari permulaan, sudah diletakkan landasan tentang keuniversalan Risalah Islam. 2688 Alangkah indahnya dan alangkah terangnya kata-kata Qur’an ini! Qur’an adalah sumber kemuliaan bagi semua bangsa di dunia, sekiranya bangsa itu mau mengikuti petunjuknya; itulah sebabnya maka ditambahkan kalimat bagi siapa di antara kamu yang hendak berjalan di jalan yang benar. Lihatlah tafsir nomor 2633a yang menguraikan apa yang dikatakan dalam ayat berikut ini: “Dan kamu tidaklah menghendaki, terkecuali jika dikehendaki oleh ��������� Allah���� ”.[]
rg
SURAT 82 AL-INFITHAR : TERBELAH (Diturunkan di Makkah, 19 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini yang judulnya diperoleh dari uraian yang disebutkan dalam ayat pertama yang berbunyi langit terbelah, boleh dikatakan pasangan dari Surat sebelumnya, setelah menyebutkan beberapa tanda bukti, lalu mengambil kesimpulan berupa kemenangan akhir bagi Islam, sedangkan Surat ini menyebutkan kemenangan Islam dalam ayat-ayat permulaan, dan menerangkan pula kelumpuhan-kelumpuhan yang diderita oleh para musuh sebagai akibat dari kemenangan Islam itu. Tanggal diturunkannya Surat ini adalah sama dengan Surat sebelumnya.[]
Terbelah
Surat 82
1679
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 1. Tatkala langit terbelah.
4. Dan tatkala kuburan-kuburan dibuka lebar,2689
aa iil
5. Tiap-tiap jiwa akan tahu apa yang dahulu ia lakukan dan apa yang ia lalaikan,2690
.o
3. Dan tatkala sungai-sungai dialirkan dengan deras.
rg
2. Dan tatkala bintang-bintang berserakan.
ww
w.
2689 Secara ibarat, empat ayat pertama memberitahukan kepada kita bagaimana kebangkitan rohani dilaksanakan. Langit terbelah artinya pintu-pintu langit terbuka dan pertolongan Tuhan diberikan kepada Nabi Suci. Bintang-bintang berserakan artinya tersebarnya para pengemban risalah Kebenaran di mana-mana; mereka bagaikan bintang, sebagaimana sabda Nabi Suci: “Para sahabatku adalah bagaikan bintang” (Msy. 27:13). Ini menunjukkan bahwa akan tiba saatnya tatkala guru-guru yang mengajar Kebenaran akan tersebar di seluruh Tanah Arab, lalu menyebar ke seluruh dunia. Sungai-sungai mengalir dengan deras adalah sesuai dengan apa yang diterangkan di tempat lain dalam Qur’an dalam bentuk tamsil: “Ia menurunkan air dari awan, lalu mengalirkan anak sungai menurut ukurannya .... Demikianlah ������������������������������������������������������������������ Allah������������������������������������������������������������� membuat perumpamaan” (13:17). Sungai ilmu Ilahi mengalir ke tanah-tanah yang kering, baik di dalam maupun di luar Tanah Arab. Kuburan-kuburan dibuka lebar artinya kebangkitan rohani dilaksanakan oleh Nabi Suci; karena Qur’an menerangkan dengan jelas bahwa orang-orang yang rusak moralnya adalah seperti orang mati dalam kuburan (35:22). Jadi, empat ayat tersebut menerangkan perubahan yang dilaksanakan oleh ajaran Nabi Suci. Menurut Farra’, kuburan-kuburan dibuka lebar artinya dikeluarkannya emas dan perak (kekayaan tambang) yang terpendam di bumi; adapun dikeluarkannya orang yang sudah mati akan terjadi sesudah itu, dan salah satu pertanda datangnya Sa’ah ialah bahwa bumi akan mengeluarkan kekayaan tambangnya (LA). Atau, yang dimaksud kuburan dibuka lebar ialah rahasia yang tak nampak oleh mata manusia akan ditampakkan (R). Jika kalimat itu diartikan secara harfiah maka yang dimaksud ialah hari Kebangkitan. 2690 Ayat ini menguatkan apa yang telah diterangkan dalam tafsir sebelumnya. Qaffal berpendapat bahwa pengetahuan jiwa yang dibicarakan di sini akan
Al-Infithar
1680
Juz XXX
6. Wahai manusia, apakah yang memperdaya engkau tentang Tuhan dikau, Yang Maha-mulia?
.o
8. Dalam bentuk apa gerangan Ia kehendaki membentuk engkau.
rg
7. Yang menciptakan engkau, lalu menyempurnakan engkau, lalu membuat engkau dalam keadaan seimbang.
9. Tidak, tetapi engkau malah mendustakan Keputusan (Tuhan).
aa iil
10. Dan sesungguhnya bagi kamu adalah para Penjaga. 11. Juru tulis yang mulia,
12. Mereka mengetahui apa yang kamu lakukan.2691
w.
13. Sesungguhnya orang-orang yang tulus ada dalam kenikmatan,
ww
14. Dan sesungguhnya orang-orang yang jahat ada dalam Api yang menghanguskan.
semakin bertambah, sebelum datangnya hari Kebangkitan (Rz). Tetapi perwujudan yang sempurna tentang pengetahuan jiwa itu, akan terjadi dalam kehidupan sesudah mati. 2691 Tiap-tiap perbuatan manusia itu ditulis dan menghasilkan buah, ini adalah salah satu pokok ajaran Islam. Sudah tentu, ini tidaklah berarti bahwa Malaikat duduk dengan pena di tangan dan tinta di meja, seperti juru tulis, dan mencatat jam sekian jam sekian, si fulan menjalankan perbuatan baik demikian dan perbuatan buruk demikian. Itu akan berarti menyerongkan ajaran Qur’an. Apakah arti catatan perbuatan, lihatlah Surat berikutnya yang menerangkan catatan perbuatan orang tulus dan catatan orang jahat. Lihat pula 17:13-14.
Terbelah
Surat 82
1681
15. Mereka akan masuk ke sana pada Hari Keputusan.
18. Lagi, apakah yang membuat engkau tahu apakah Hari Keputusan itu?
ww
w.
aa iil
19. Yaitu hari tatkala tiada jiwa menguasai sesuatu untuk kepentingan jiwa yang lain. Dan pada hari itu komando (perintah) adalah kepunyaan Allah�.
.o
17. Dan apakah yang membuat engkau tahu apakah Hari Keputusan itu?
rg
16. Dan mereka tak akan lolos dari itu (Neraka).
rg
SURAT 83 AT-TATHFÎF : MELALAIKAN KEWAJIBAN (Diturunkan di Makkah, 36 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini mengutuk orang-orang yang mengurangi takaran dan mengurangi timbangan, yang dengan demikian mereka menipu orang lain, atau berbuat curang dalam salah satu kewajiban mereka; oleh sebab itu Surat ini dinamakan At-Thathfîf atau Melalaikan Kewajiban. Di samping itu kita diberitahu bahwa orang-orang yang memenuhi kewajiban akan dinaikkan derajatnya. Surat ini melanjutkan pokok persoalan yang dibicarakan dalam Surat sebelumnya, dan menjelaskan dua sifat catatan, catatan perbuatan orang jahat dan catatan perbuatan orang tulus. Mengapa orang-orang tulus sejahtera? Karena mereka memenuhi kewajiban dan setia kepada tanggung jawab. Mengapa orang-orang berdosa menderita dan binasa? Karena mereka menipu dan merampas hak orang lain, dan tak setia kepada tanggung jawab. Surat ini mengajarkan kejujuran dalam urusan perniagaan dan pergaulan. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Surat 83
Melalaikan kewajiban
1683
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
aa iil
3. Dan jika mereka menakar untuk orang lain atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi (takaran atau timbangan).
.o
2. Yang jika mereka menakar (untuk dirinya) dari orang lain, mereka menakar dengan penuh,
rg
1. Celaka sekali bagi orang yang curang,2692
4. Tidakkah mereka mengira bahwa mereka akan dibangkitkan? 5. Pada hari yang besar,
w.
6. Pada hari tatkala manusia berdiri di hadapan Tuhan sarwa sekalian alam.
ww
7. Tidak, sesungguhnya buku (catatan) orang-orang jahat itu dalam pen2692 Muthaffif artinya orang yang mengurangi takaran dan mengurangi timbangan, dengan demikian, ia menipu kawannya (LL). Kata kerja thaffafa (bentuk infinitifnya ialah thathfif, yang ini dijadikan judul Surat ini), artinya ia curang atau mengurangi dalam arti umum; dan ungkapan thaffafal-mikyal atau thaffafalmîzan artinya ia mengurangi takaran atau mengurangi timbangan (LL). Tetapi kata thaffafa juga digunakan dalam arti luas. Seseorang tidak mendatangi shalat tepat pada waktunya; dan pada waktu ia ditanya oleh Sayyidina ‘Umar, ia mengemukakan beberapa alasan, yang ini dijawab oleh Sayyidina ‘Umar: thaffafa; kata ini dijelaskan dalam arti naqasta, artinya engkau tak memenuhi (melalaikan) kewajiban (N). Oleh karena itu, muthaffifîn tidak hanya berarti orang yang menipu orang lain dengan mengurangi takaran yang semestinya, melainkan berarti pula orang yang tak memenuhi (melalaikan) salah satu kewajiban mereka. Menakar untuk diri sendiri dan menakar untuk orang lain, tersebut dalam dua ayat berikutnya, harus diartikan pula secara umum.
Al-Tathfif
1684
Juz XXX
2693
jara.
8. Dan apakah yang membuat engkau tahu apakah penjara itu?
10. Pada hari itu celaka sekali bagi orang-orang yang mendustakan.
.o
11. Yang mendustakan Hari Keputusan.
rg
9. Yaitu Kitab yang ditulis.
aa iil
12. Dan tiada yang mendustakan itu kecuali setiap orang yang melampaui batas, yang berdosa.
13. Tatkala ayat-ayat Kami dibacakan kepadanya, ia berkata: Dongengan orang-orang kuno.
w.
14. Tidak, malahan apa yang mereka usahakan menjadi karat pada hati mereka.
ww
15. Tidak, sesungguhnya pada hari itu mereka tertutup dari Tuhan mere2693 Oleh sebagian mufassir, sijjîn dikiranya nama tempat yang amat rendah derajatnya, tetapi menurut LA, sijjîn adalah sama dengan sijn artinya penjara. Inilah keterangan yang dipilih oleh Zj, A’Ub dan Mubarrad (Rz). Tetapi janganlah penjara ini diartikan penjara biasa, karena dalam ayat berikutnya, Qur’an sendiri menjelaskan apakah penjara itu. Dalam ayat 9, penjara dikatakan sebagai Kitab yang ditulis. Kitab yang ditulis atau buku catatan yang menyimpan catatan perbuatan orang jahat itulah yang disebut penjara, karena buku catatan itu menutup kemampuan orang-orang jahat untuk berbuat baik, seakan-akan kemampuan itu dipenjara, dan akibat dari perbuatan jahat mereka, menghalang-halangi kemajuan mereka. Lihatlah ayat 14 dan 15, yang menerangkan bahwa perbuatan orang-orang jahat dikatakan sebagai karat pada hati mereka; dan selanjutnya dikatakan bahwa mereka tertutup dari Tuhan mereka.
Surat 83
Melalaikan kewajiban
1685
2694
ka.
18. Tidak, sesungguhnya buku (catatan) orang-orang yang tulus adalah di tempat yang tinggi.2695
aa iil
19. Dan apakah yang membuat engkau tahu apakah tempat yang tinggi itu?
.o
17. dikatakan: Inilah yang dahulu kamu dustakan.
rg
16. Lalu sesungguhnya mereka akan masuk ke Neraka yang menghanguskan.
20. Yaitu Kitab yang ditulis.
21. Orang-orang yang terdekat (pada Allah������������������ ) menyaksikan itu.
w.
22. Sesungguhnya orang-orang yang tulus ada dalam kenikmatan.
ww
2694 Di sini diuraikan bahwa hukuman orang-orang jahat adalah tertutup dari Tuhan mereka. Mereka tak mempunyai kesadaran tentang Kehadiran Tuhan, dengan demikian, mereka tertutup dari Tuhan mereka di dunia ini, dan mereka akan masuk Neraka di Akhirat, sebagaimana diterangkan dalam ayat berikutnya. 2695 Menurut sebagian mufassir, ‘illiyyun adalah jamaknya kata ‘illi, dan menurut mufassir lain, jamaknya kata illiyyah, bahkan menurut mufassir yang lain lagi, kata ‘illiyyun tak mempunyai bentuk mufrad (LL). Sebagian mufassir menganggap ‘illiyyun sebagai nama benda seperti kata sijjîn, tetapi mufassir yang lain berpendapat bahwa kata ‘illiyyun berarti tempat yang paling tinggi (berasal dari kata ‘ala maknanya tinggi), tempat yang paling luhur derajatnya, dan berarti pula orang yang (membawa orang lain) dekat kepada ����������������������������������� Allah������������������������������ di hari kemudian (N). Tetapi hendaklah diingat bahwa seperti halnya sijjîn, kata ‘illiyyun bukanlah nama tempat, melainkan nama buku catatan (ayat 20), Q dan Az juga memberi penjelasan seperti itu. Jadi ‘illiyyun adalah buku catatan perbuatan-perbuatan baik, yang memungkinkan seseorang dapat naik ke atas, dan memotong rantai yang mengikat dia dengan keinginan yang rendah.
Al-Tathfif
1686
Juz XXX
23. Di atas sofa yang empuk, mereka memandang.
25. Mereka diberi minuman yang jernih, yang disegel.
.o
26. Segelnya adalah (dengan) kasturi. Dan dalam hal itu, hendaklah orangorang yang mempunyai cita-cita bercita-cita.
rg
24. Engkau mengenal dalam wajah mereka ada sinar kenikmatan.
aa iil
27. Dan itu dicampur dengan air yang turun dari atas.2696
28. Sebuah sumber yang diminum oleh orang-orang yang terdekat (pada Allah�� ).
w.
29. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa menertawakan orang-orang yang beriman.
ww
30. jika mereka melalui mereka (orang-orang beriman), mereka saling mengerlingkan mata. 31. Dan jika mereka kembali kepada golongan mereka, mereka kembali dengan bersorak-sorai.
2696 Pada umumnya para mufassir menganggap tasnim sebagai nama benda; tetapi mengingat apa yang telah diterangkan mengenai kata sijjîn dan ‘illiyyun, maka Zj lebih menyukai keterangan kata tasnim dalam arti air yang datang dari atas (LL). Secara rohaniah, air yang datang dari atas berarti ilmunya ������������������� Allah�������������� (Rz), karena dari sumber inilah orang-orang yang dekat kepada ����������������������������� Allah������������������������ diberi minum (ayat 28).
Surat 83
Melalaikan kewajiban
1687
34. Maka pada hari ini orang-orang yang beriman menertawakan orangorang yang kafir.2697
aa iil
35. Di atas sofa yang empuk, mereka memandang.
.o
33. Dan mereka tidak disuruh sebagai penjaga atas mereka (orang-orang yang beriman).
rg
32. Dan jika mereka melihat mereka (orang-orang yang beriman), mereka berkata: Sesungguhnya mereka adalah orang sesat.
ww
w.
36. Sesungguhnya orang-orang kafir akan diberi pembalasan mengenai apa yang mereka lakukan.
2697 Kaum mukmin menertawakan kaum kafir, janganlah ini diartikan secara harfiah. Kata dlahika yang makna aslinya tertawa, ini tercantum di tempat lain dalam Qur’an sehubungan dengan wajah kaum mukmin (80:39), dalam arti berseriserinya harapan dalam wajah mereka. Dalam hal ini, tertawa hanya menyatakan keadaan gembira yang membuat orang tertawa. Apa yang dimaksud di sini hanyalah silih bergantinya keadaan kaum mukmin dan kaum kafir.[]
rg
SURAT 84 AL-INSYIQÂQ : PECAH BELAH (Diturunkan di Makkah, 25 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini memperoleh namanya dari uraian yang disebutkan dalam ayat pertama tentang terbelahnya awan. Pokok persoalan yang dibicarakan dalam Surat ini adalah sama dengan Surat sebelumnya. Surat ini termasuk Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Surat 84
Pecah belah
1689
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 2698 1. Tatkala langit terbelah,
4. Dan (bumi) mengeluarkan apa yang ada di dalamnya, dan menjadi kosong.
aa iil
5. Dan (bumi) patuh kepada Tuhannya, dan dibuatnya pantas.
.o
3. Dan tatkala bumi dibentangkan.2700
rg
2. Dan (langit) patuh kepada Tuhannya, dan dibuatnya pantas,2699
6. Wahai manusia, engkau harus berjuang dengan perjuangan yang keras untuk (bertemu dengan) Tuhan di-
ww
w.
2698 Lima ayat pertama Surat ini menerangkan tentang fenomena alam yang berlaku, yaitu turunnya hujan dan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan yang mengisyaratkan adanya perubahan yang dilaksanakan oleh Wahyu Ilahi. Di sini, langit terbelah berarti turunnya hujan, bandingkanlah dengan 25:25 yang berbunyi: “Dan pada hari tatkala langit pecah-belah dengan awan”. 2699 Kalimat adzinat lahu artinya ia patuh kepadanya (LL). Yang dimaksud awan atau langit patuh kepada Tuhannya (ayat 2) dan bumi patuh kepada Tuhannya (ayat 5), ialah ketaatan mereka kepada perintah-Nya. Kedua kalimat tersebut ditambah dengan kata wahuqqat, artinya mereka dibikin pantas untuk patuh dan taat kepada perintah Tuhannya, artinya memang menjadi fitrah mereka untuk berserah diri sepenuhnya kepada perintah Tuhan. 2700 Kata maddahu artinya menarik itu, memanjangkan itu, membentangkan itu dengan menarik itu, meluaskan itu (LL). Bumi terbentang artinya sama dengan bumi bergerak dan membengkak tersebut dalam 22:5 dan 41:39 yang berbunyi: “Dan di antara tanda bukti-Nya ialah bahwa engkau melihat bumi diam, tetapi tatkala Kami turunkan hujan di atasnya, (bumi) itu bergerak dan membengkak” (41:39); lihatlah tafsir nomor 2210, yang menerangkan bahwa arti bumi bergerak dan membengkak ialah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan; secara kiasan, ayat ini dan 41:39 berarti Wahyu Ilahi memberi kehidupan rohani kepada manusia. Bumi terbentang dijelaskan dalam ayat berikutnya “Bumi mengeluarkan apa yang ada di dalamnya, dan menjadi kosong”, artinya segala macam kehidupan yang terpendam dalam bumi akan dikeluarkan setelah turun hujan.
Al-Insyiqaq
1690
Juz XXX
kau, sampai engkau bertemu dengan Dia.2701
8. Maka ia akan diperhitungkan dengan perhitungan yang mudah,
.o
9. Dan ia akan kembali kepada keluarganya dengan bersuka-ria.
rg
7. Adapun orang yang kitabnya diberikan kepadanya di tangan kanannya,
aa iil
10. Adapun orang yang kitabnya diberikan kepadanya di belakang punggungnya, 11. Maka ia akan menyeru untuk dibinasakan.
12. Dan ia masuk ke Neraka yang menghanguskan.
w.
13. Sesungguhnya ia dahulu bersukaria di antara keluarganya,
ww
14. Sungguh ia mengira bahwa ia tak akan kembali (kepada ������� Allah�� ). 15. Ya, sesungguhnya Tuhannya senantiasa melihat kepadanya. 16. Tetapi tidak, Aku bersumpah demi merahnya senjakala. 2701 Inilah kesimpulan dari pertimbangan-pertimbangan yang diambil dari lima ayat pertama Surat ini. Manusia harus berjuang sekeras-kerasnya untuk bertemu dengan Tuhannya. Orang yang berbuat demikian, akhirnya akan berbahagia (ayat 9), tetapi orang yang menuruti kesenangan hidup di dunia (ayat 13) akibatnya akan menemui kesusahan (ayat 11).
Surat 84
Pecah belah
1691
17. Dan demi malam dan apa yang diburunya,
20. Tetapi ada apakah dengan mereka hingga mereka tak beriman?
aa iil
21. Dan apabila Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka tak bersujud (kepada-Nya).2703a
.o
19. Engkau pasti akan naik ke suatu keadaan, lepas keadaan yang lain.2703
rg
18. Dan demi bulan tatkala purnama,2702
22. Tidak, malahan orang-orang kafir itu mendustakan.
w.
23. Dan ����������������������������� Allah������������������������ tahu benar apa yang mereka sembunyikan.
ww
2702 Ayat 16-18 menaruh perhatian akan fenomena alam lain, yang menunjukkan hilangnya kekuasaan para musuh Kebenaran. Kata syafaq atau merahnya senjakala di sini berarti hilangnya matahari kekuasan para musuh, malam kemalangan, yang kini akan menimpa mereka, mengikis habis sisa cahaya yang masih tertinggal. Tetapi mereka tidak selamanya tenggelam dalam kegelapan, karena bulan (Nabi Suci) sudah menyingsing dan segera akan mencapai bulan purnama jika Bangsa Arab sudah mulai bergerak untuk menaklukkan dunia, karena bulan adalah lambang kekuasaan Bangsa Arab. Arti lain dari ayat ini, lihatlah tafsir berikutnya. 2703 Menurut I’Ab, ayat ini menerangkan kemajuan perkaranya Nabi Suci (B. 65:LXXXIV, 2). Orang yang dibicarakan di sini ialah kaum Muslimin, yang diberitahu bahwa mereka akan terus membuat kemajuan di dunia, tetapi kemajuan itu sedikit demi sedikit, dan tak ada pula kemunduran. Tetapi keadaan terakhir adalah kemenangan. Dalam hal ini, malam yang disebutkan dalam ayat sebelumnya, berarti kemalangan yang harus dihadapi oleh Islam, dan bulan purnama berarti kemenangan akhir bagi Islam. Para mufassir juga menerangkan bahwa ayat ini bersifat ramalan tentang kemenangan akhir Islam (Rz). 2703a Selesai membaca ayat ini, segera diikuti dengan sujud; (lilhatlah tafsir nomor 978
Al-Insyiqaq
1692
Juz XXX
24. Maka beritahukanlah kepada mereka tentang siksaan yang pedih.
ww
w.
aa iil
.o
rg
25. Terkecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan; mereka akan mendapat ganjaran yang tak ada putus-putusnya.
rg
SURAT 85 AL-BURÛJ : BINTANG-BINTANG (Diturunkan di Makkah, 22 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini memperoleh judulnya dari uraian yang disebutkan dalam ayat pertama tentang langit yang penuh dengan bintang, untuk mengisyaratkan kesejahteraan Bangsa Arab setelah bangsa ini mau menerima Risalah Nabi Suci. Nabi Suci sendiri menyebut para Sahabat beliau bagaikan Bintang (Msy. 27:13). Uraian tentang sejarah umat yang sudah-sudah diketengahkan untuk menunjukkan bahwa apabila Bangsa Arab menolak dan menentang Risalah Nabi Suci, kesudahan mereka akan sama seperti kesudahan umat yang sudah-sudah yang memusuhi Kebenaran. Surat ini adalah salah satu Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Al-Buruj
1694
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 1. Demi langit yang penuh bintang!
3. Dan demi saksi dan apa yang disaksikan!2704
.o
4. Kehancuran menimpa para penghuni parit,2705
rg
2. Dan demi hari yang dijanjikan!
ww
w.
aa iil
2704 Burûj adalah jamaknya kata burj, artinya menara, benteng, lambang zodiak, bintang, susunan bintang, atau tanda yang berbentuk bintang (LL). Burûj berasal dari kata baraja, artinya menjadi terang atau tinggi; oleh karena itu kata burûj artinya banyak sekali. Sebagaimana diterangkan dalam 82:2 (lihat tafsir nomor 2689), bintang mempunyai cahaya lebih kecil jika dibandingkan dengan matahari, yang matahari ini mengibaratkan Nabi Suci (33:46), jadi bintang berarti para Sahabat Nabi atau orang-orang yang mengemban Risalah Kebenaran kepada manusia. Jadi kalimat langit yang penuh bintang mengisyaratkan para penyiar Kebenaran, yang akan tersebar di mana-mana. Oleh karena itu, dalam ayat berikutnya diuraikan suatu hari yang dijanjikan, yaitu hari kemenangan bagi Kebenaran. Kata syahid dan syahîd, dua-duanya berarti Nabi Suci (lihatlah 4:41, dan lainnya); adapun yang dimaksud yang disaksikan ialah Risalah Kebenaran. Atau, yang dimaksud masyhûd (yang disaksikan) ialah orang-orang yang Nabi Suci berdiri saksi melawan mereka, yaitu para musuh Kebenaran. 2705 Ada tiga macam versi yang dikemukakan oleh para mufassir tentang riwayat yang dikiranya berhubungan dengan ayat ini; yang paling terkenal ialah versi yang berhuhungan dengan penganiayaan yang dilakukan oleh Dzu Nuwas, Raja Yaman yang memeluk agama Yahudi terhadap beberapa orang Kristen (Rz). Tetapi Baghawi berpendapat bahwa yang dituju ialah dilemparkannya Syadrah, Mesyah dan Abel-nego oleh Raja Nebukadnezar dalam dapur api yang menyala (Daniel 3:19-21). Kami berpendapat, boleh jadi ayat ini bersifat ramalan tentang pasukan kaum kafir Arab yang besar, yang untuk menanggulangi pasukan ini kaum Muslimin terpaksa membuat pertahanan dengan menggali parit, yang ini disebut Perang Ahzab atau Perang Khandaq; lihatlah tafsir nomor 1971. Uraian ayat 7, terutama sekali ayat 10, menerang-kan seterang-terangnya bahwa yang dituju ialah para musuh Nabi Suci, yang memfitnah kaum mukmin pria dan wanita. Atau, ayat ini bersifat ramalan, yang meramalkan kejadian di kemudian hari; dalam hal ini, parit menggambarkan ciri perang moderen. Kata-kata api yang dipenuhi dengan bahan bakar janganlah diartikan secara harfiah karena api adalah lambangnya perang.
Surat 85
Bintang-bintang
1695
5. Api yang dipenuhi dengan bahan bakar,
aa iil
8. Dan tiada mereka menyiksa orangorang (mukmin), kecuali hanya karena orang-orang (mukmin) itu beriman kepada Allah� ������ ������������������� Yang Maha-perkasa, Yang Maha-terpuji.
.o
7. Dan mereka adalah saksi terhadap apa yang mereka lakukan dengan kaum mukmin.
rg
6. Tatkala mereka duduk di situ.
9. Yang mempunyai Kerajaan langit dan bumi. Dan Allah�������� ������������� adalah Yang �������� Maha-bersaksi atas segala sesuatu.
w.
10. Sesungguhnya orang-orang yang memfitnah kaum mukmin pria dan kaum mukmin wanita, lalu mereka tak bertobat, mereka mendapat siksa Neraka, dan mereka mendapat siksaan yang menghanguskan.
ww
11. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, mereka akan mendapat Surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai. Itu adalah keberhasilan yang besar. 12. Sesungguhnya siksaan Tuhan dikau adalah keras. 13. Sesungguhnya Ia adalah Yang mengawali dan mengulang ciptaan.
Al-Buruj
1696
Juz XXX
14. Dan Ia adalah Yang Maha-pengampun, Yang Maha-penyayang.
16. Yang mengerjakan apa yang Ia kehendaki.
18. Fir’aun dan Tsamud?
.o
17. Apakah tak datang kepada engkau riwayat pasukan
rg
15. Tuhannya singgasana kekuasaan, Yang Maha-mulia,
aa iil
19. Tidak, malahan orang-orang kafir mendustakan. 20. Dan Allah���������������������� ��������������������������� melingkupi mereka di segala sudut.
w.
21. Tidak, itu adalah Qur’an yang mulia.
ww
22. Dalam Loh yang dijaga.2706
2706 Kata lawh atau loh yang dicantumkan di sini sama dengan alwah (jamaknya kata lawh) yang tercantum dalam 7:145, 150, 154, yaitu Kitab yang diberikan kepada Nabi Musa. Di sini Qur’an dikatakan sebagai loh yang dijaga. Adapun arti kata Lawh Mahfuzh di sini ialah Qur’an dijaga keselamatannya dari kerusakan dan dari serangan musuh; bandingkanlah dengan 15:9 yang berbunyi: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan peringatan, dan sesungguhnya Kami adalah Penjaganya”. Baik di sini maupun di tempat lain dalam Qur’an, tak sepatah kata pun yang menerangkan bahwa Lawh Mahfuzh adalah Loh yang di situ ditulis ketetapan ������������������������������������������������ Allah������������������������������������������� . Kendati jika yang dimaksud di sini ialah Lawh Mahfuzh yang semacam itu, artinya tetap sama, yakni, Qur’an akan dijaga dengan ketat — Ini adalah Qur’an yang mulia, yang dijaga keselamatannya dari perubahan dan pergantian (Rz).[]
rg
SURAT 86 ATH-THÂRIQ : YANG DATANG PADA WAKTU MALAM (Diturunkan di Makkah, 17 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini menerangkan, betapa besar kesukaran yang dihadapi oleh Nabi Suci pada waktu beliau memberi penerangan kepada dunia yang diliputi kegelapan, dan itulah sebabnya mengapa beliau disebut Ath-Thâriq atau yang datang pada waktu malam dalam ayat pertama, yang dijadikan nama Surat ini. Beliau datang pada waktu dunia dalam keadaan gelap gulita, dan beliau diibaratkan orang yang harus mengetuk pintu yang tertutup bagi beliau. Tetapi beliau diberi hiburan bahwa kebangkitan rohani akan terlaksana. Sebelum beliau datang, seluruh dunia tenggelam dalam lautan kebodohan, dan kegelapan itu terus berlangsung sampai enam ratus tahun lamanya; dan bukanlah tugas yang mudah untuk membangunkan dunia semacam itu dari tidurnya yang pulas. Bahwa Nabi Suci sudah tahu akan beratnya tugas beliau, ini dibuktikan oleh Surat ini, yang tergolong Surat yang diturunkan pada zaman permulaan. Disebutkannya rencana dalam ayat 15 dan 16, tidaklah menunjukkan bahwa bagian ayat ini diturunkan belakangan, karena memang benar bahwa rencana untuk membunuh Nabi Suci telah dibuat sejak zaman permulaan; tetapi selain itu dapat pula bahwa dua ayat ini bersifat ramalan.[]
Al-Thariq
1698
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
2. Dan apakah yang membuat engkau tahu apakah yang datang pada waktu malam itu?
.o
3. (Yaitu) bintang yang mempunyai sinar tembus.2707
rg
1. Demi langit dan demi yang datang pada waktu malam!
aa iil
4. Tiap-tiap jiwa tak ada satu pun yang tak mempunyai Penjaga.2708
ww
w.
2707 Thâriq (berasal dari kata tharaqa, artinya mengetuk sesuatu), makna aslinya yang datang pada waktu malam, karena orang yang datang pada waktu malam, menemukan pintu sudah dikunci, sehingga diperlukan mengetuk pintu (N). Yang dimaksud orang yang datang pada waktu malam di sini ialah Nabi Suci; diturunkannya Al-Qur’an juga terjadi pada malam yang diberkahi (44:3; 97:1). Adapun alasannya ialah karena Nabi Suci muncul pada waktu gelap melanda seluruh muka bumi, dan tak ada orang lain selain beliau yang memerlukan mengetuk pintu yang tertutup bagi beliau yang diikat dengan palang yang kuat. Menarik perhatian sekali bahwa Nabi ‘Isa mengibaratkan kedatangannya seperti pencuri: “Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga” (Matius 24:43-44). Dapat kiranya ditambahkan bahwa Thâriq juga digunakan sebagai nama Bintang Pagi (LL), karena bintang itu terbit pada waktu berakhirnya waktu malam. Tetapi kata Thâriq yang berarti Bintang Pagi, diterapkan terhadap orang besar atau kepala suku, sebagaimana diungkapkan oleh Hindun pada waktu perang Uhud: “Kami adalah anak perempuan Thâriq atau Bintang Pagi”; yang dimaksud ialah anak perempuan Kepala Suku, yang dia ini diibaratkan bintang, karena keluhurannya” (LL). Dalam ayat ketiga, Thâriq atau Yang datang pada waktu malam disebut bintang yang mempunyai sinar terang; ini menunjukkan bahwa Yang datang pada waktu malam adalah bintang yang gemerlapan sinarnya, sehingga segala kegelapan akan hilang oleh sinarnya. 2708 Walaupun arti ayat ini bersifat umum, yakni perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh manusia pasti terjaga sehingga manusia tak dapat lolos dari akibat perbuatan itu, namun ayat ini juga memberi hiburan kepada Nabi Suci,
Surat 86
Yang Datang Pada Waktu Malam
1699
5. Maka hendaklah manusia suka memperhatikan dari (bahan) apakah ia diciptakan.
8. Sesungguhnya Ia berkuasa untuk mengembalikan dia (hidup kembali).
aa iil
9. Pada hari tatkala yang tak kelihatan ditampakkan.2710
.o
7. Yang keluar dari (tempat) antara punggung dan iga.2709
rg
6. Ia diciptakan dari air yang memancar.
10. Lalu ia tak mempunyai kekuatan dan tak (mempunyai pula) penolong. 11. Demi langit yang memberi hujan,2711
ww
w.
bahwa musuh-musuh beliau tak mampu membencanai beliau, dan pada suatu saat mereka akan mendapat hukuman. Ini dijelaskan seterang-terangnya dalam akhir Surat. 2709 Yang dimaksud air yang memancarkan ialah air mani (sperma). Kalimat antara punggung dan iga adalah pernyataan pelembut untuk menyatakan hal yang tak pantas digunakan secara terang-terangan. Pernyataan yang serupa termuat dalam satu Hadits Nabi yang berbunyi: “Barangsiapa memberi jaminan kepadaku tentang barang yang terletak antara dua rahangnya dan barang yang terletak antara dua kakinya, maka aku akan menjamin Surga kepadanya” (Msy. 24:10); adapun yang dimaksud ialah orang yang dapat mengendalikan mulutnya dan mengendalikan syahwatnya. 2710 Hendaklah diingat bahwa ini adalah gambaran tentang Hari Kebangkitan. Barang-barang yang tak kelihatan ialah buah perbuatan baik dan perbuatan buruk, yang ini akan ditampakkan seterang-terangnya dalam bentuk Surga dan buah-buahan perbuatan baik, dan dalam bentuk Neraka dan rantai bagi perbuatan buruk. 2711 Raj’i (bentuk infinitif dari kata raja’a, maknanya kembali), artinya hujan, karena Allah����������������������������������������������������������������� ���������������������������������������������������������������������� mengembalikan itu berkali-kali atau karena air hujan itu dinaikkan dari laut (dalam bentup uap), lalu dikembalikan ke bumi (dalam bentuk hujan), adapun yang dimaksud sama’ atau langit di sini ialah awan (LL).
Al-Thariq
1700
Juz XXX
12. Dan demi bumi yang membuka (dengan tumbuh-tumbuhan)! 13. Sesungguhnya itu adalah Sabda yang memutuskan.2712
.o
15. Sesungguhnya mereka merencanakan sebuah rencana.
rg
14. Dan itu bukanlah senda-gurau.
16. Dan Aku pun merencanakan sebuah rencana.
ww
w.
aa iil
17. Maka berilah tangguh kepada orang-orang kafir, biarkanlah mereka sejenak.2713
2712 Yang dimaksud Sabda yang memutuskan ialah Qur’an. Sama halnya manakala turun hujan, bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, demikian pula manakala datang Wahyu Ilahi, bangsa yang mati pasti dapat hidup kembali, dan tak ada usaha dari siapa pun yang dapat merintangi gerak majunya Wahyu itu. Katakata tak mempunyai kekuatan dan tak pula penolong yang disebutkan dalam ayat 10, mengisyaratkan jatuhnya hukuman bagi kaum kafir. 2713 Segala macam keraguan yang berhubungan dengan arti Surat ini, dilenyapkan semuanya oleh tiga ayat terakhir ini, yang menerangkan rencana para musuh untuk memusnahkan Kebenaran. Tetapi rencana Tuhan tak akan menemui kegagalan, dan dunia akan menerima kehidupan, akan tetapi Nabi Suci disuruh menanti sebentar. Dan rencana Tuhan tetap berlaku sampai sekarang.[]
rg
SURAT 87 AL-A’LÂ : YANG MAHA LUHUR (Diturunkan di Makkah, 19 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Judul Surat ini diambil dari ayat yang menyuruh Nabi Suci supaya memaha-sucikan Rabb, Yang memelihara menuju kepada kesempurnaan, Yang Mahaluhur, untuk menunjukkan seterang-terangnya bahwa Nabi Suci akan dinaikkan derajatnya ke tingkat yang paling tinggi. Selanjutnya lihatlah tafsir nomor 2714. Disebutnya Kitab Suci Nabi Ibrahim dan Nabi Musa pada akhir Surat, bukanlah hanya menunjukkan bahwa Qur’an cocok dengan Kitab Suci yang sudah-sudah dalam ajaran pokoknya, melainkan menunjukkan pula bahwa Kitab Suci yang sudahsudah memuat ramalan tentang datangnya Nabi Suci. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman permulaan.[]
Al-A'la
1702
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
2. Yang menciptakan, lalu menyempurnakan,
.o
3. Dan Yang memberi ukuran, lalu memberi petunjuk,2715
rg
1. Mahasucikanlah nama Tuhan dikau, Yang Maha-luhur,2714
aa iil
4. Dan Yang mengeluarkan rumputrumputan,
ww
w.
2714 Sebenarnya ini adalah pekabaran yang amat penting, bukan saja bagi Nabi Suci, bahwa beliau akan dinaikkan ke derajat yang paling tinggi yang dapat dicapai oleh manusia, melainkan pula bagi tiap-tiap orang, bahwa dengan memahasucikan Allah����������������������������������������������������������������� ���������������������������������������������������������������������� , ia dapat meningkat ke derajat yang paling tinggi yang ia mampu mencapainya. Oleh sebab itu, perintah supaya memahasucikan Tuhan Yang Mahaluhur, segera diikuti oleh uraian, bahwa Ia bukan saja menciptakan dan menyempurnakan, melainkan pula menentukan ukuran bagi tiap-tiap orang, dan Ia memberi petunjuk kepadanya untuk menuju ke tujuan kesempurnaan. Jadi memahasucikan Tuhan di sini menjadi sarana peningkatan manusia ke derajat yang paling tinggi yang ia mampu mencapainya. Hendaklah diingat bahwa dzikir yang amat penting dalam shalat ialah subhâna rabbiyal-a’lâ yang diulang beberapa kali pada waktu sujud, dan sujud harus dilakukan dalam posisi kerendahan yang dapat ia lakukan, untuk menunjukkan bahwa dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan, orang dapat meningkat ke derajat yang paling tinggi. 2715 Ayat 2 dan 3 menerangkan tindakan Tuhan berupa khalq atau menciptakan, tashwiyyah atau menyempurnakan, taqdîr atau memberi ukuran, dan hidâyah atau memberi petunjuk. Segala sesuatu di alam semesta ini tunduk kepada empat undang-undang tersebut, demikian pula manusia. Manusia mula-mula diciptakan dari barang yang hina, yaitu manusia mula-mula diciptakan dari benih hidup yang tak dapat dilihat. Lalu berkembang secara berangsur-angsur menjadi manusia yang lengkap dan sempurna. Inilah pokok persoalan yang dibicarakan dalam ayat 2. Lalu ayat 3 menerangkan bahwa segala sesuatu diciptakan secara terpimpin; segala sesuatu dibuat menurut ukuran, dan kemajuannya bergantung kepada jalan tertentu; Allah����� ���������� -lah �������������������������������������������������������������� Yang memberi petunjuk atau membuat segala sesuatu berjalan di jalan tertentu. Dalam arti khusus, seluruh ayat ini mengisyaratkan kemajuan rohani manusia dengan jalan memahasucikan Tuhan.
Surat 87
Yang Maha Luhur
1703
5. Lalu menjadikan itu kering, kehitam-hitaman.2715a
8. Dan Kami akan melicinkan jalan dikau ke arah kemudahan.2717
aa iil
9. Maka berilah peringatan; sesungguhnya peringatan itu berguna.2718
.o
7. Kecuali yang dikehendaki oleh Allah�.2716 Sesungguhnya Ia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi,
rg
6. Kami akan membacakan kepada engkau, maka engkau tak akan lupa,
10. Orang yang takut akan menaruh perhatian.
11. Dan orang yang paling celaka akan menjauhkan itu,
ww
w.
2715a Kata-kata ayat ini menerangkan bahwa rumput-rumputan pun menerima kehidupan, tetapi terciptanya rumput-rumputan tak mempunyai tujuan yang lebih tinggi daripada kenyataan, bahwa itu hanya diperuntukkan bagi rezeki manusia; maka itu mengering. Tetapi terciptanya manusia mempunyai tujuan yang lebih tinggi; guna tercapainya tujuan ini, ������������������������������������ Allah������������������������������� menurunkan Wahyu-Nya; hal ini diterangkan dalam ayat berikutnya. 2716 Manusia itu mudah lupa, dan Nabi Suci hanyalah manusia biasa, dan beliau pun mudah lupa. Tetapi beliau tak pernah lupa akan firman Tuhan yang diwahyukan kepada beliau. Kadang-kadang beliau diwahyukan Surat yang panjang, seperti Surat enam, yang berisi dua puluh ruku’, yang diturunkan kepada beliau sekaligus, tetapi seluruh Surat amat mengesan dalam jiwa beliau, sehingga sekali dibacakan oleh Roh Suci (Malaikat Jibril), beliau dapat mengulang itu tanpa satu perkataan pun yang terlupakan. Lebih sukar lagi apabila suatu Surat diturunkan sepotong-sepotong kepada beliau. Yang dimaksud kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah bukanlah mengenai Wahyu Ilahi yang Nabi Suci tak pernah lupa, melainkan mengenai hal lain yang beliau mungkin lupa sebagai manusia biasa. 2717 Ayat ini meramalkan kemenangan Nabi Suci dan lenyapnya penderitaan yang dialami oleh Islam. 2718 Tentang kata in yang berarti qad atau sesungguhnya, lihatlah LL; di sana dikutip beberapa dalil yang diambil dari Qur’an dan dari kitab-kitab Arab, baik bentuk prosa maupun syair.
Al-A'la
1704
Juz XXX
12. Yang akan hangus dalam Api yang besar.
14. Sungguh beruntung orang yang menyucikan dirinya,
.o
15. Dan ia ingat akan nama Tuhannya, lalu bershalat.
rg
13. Lalu di sana ia tak akan mati dan tak pula hidup.2719
aa iil
16. Tetapi kamu lebih suka pada kehidupan dunia, 17. Padahal (kehidupan) Akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. 18. Sesungguhnya ini (tersebut) dalam Kitab Suci yang sudah-sudah.
ww
w.
19. Kitab Sucinya Ibrahim dan Musa.2720
2719 Di Neraka tak ada kehidupan, karena kehidupan hanya untuk orangorang tulus, di sana juga tak ada kematian, karena kematian berarti keadaan tidur pulas sama sekali. 2720 Lebih mengutamakan kebaikan di Akhirat daripada kesenangan untuk sementara waktu di dunia, adalah kebenaran agung yang diajarkan oleh semua Nabi. Tetapi ayat ini mengandung pula ramalan tentang Nabi Suci yang terdapat dalam Kitab, yang masing-masing dianugerahkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa; lihatlah tafsir nomor 168 dan 70. Atau, yang dimaksud di sini ialah pokok ajaran Islam, prinsipnya sama dengan agama-agama besar lainnya.[]
rg
SURAT 88 AL-GHÂSYIYAH : PERISTIWA YANG MELINGKUPI (Diturunkan di Makkah, 26 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Al-Ghâsyiyah atau Peristiwa yang melingkupi, yang disebutkan dalam ayat pertama dan dijadikan nama Surat ini, adalah hukuman para musuh di dunia, dan siksaan mereka di Akhirat. Adapun tanggal diturunkannya Surat ini lebih kurang pada tahun keempat Bi’tsah Nabi.[]
Al-Ghasyiyah
1706
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
2. Pada hari itu wajah-wajah akan menunduk,
.o
3. Bekerja berat, membanting tulang.
rg
1. Apakah telah datang kepada engkau riwayatnya Peristiwa yang melingkupi?2721
aa iil
4. Masuk ke Neraka yang menghanguskan.
5. Diberi minum dari sumber air yang mendidih, 6. Mereka tak mendapat makanan kecuali hanya duri.
w.
7. Yang tak mengandung gizi dan tak pula menghilangkan lapar.
ww
8. Pada hari itu wajah-wajah akan berseri-seri, 9. Merasa puas karena perjuangan mereka. 10. Dalam Surga yang tinggi, 11. Di sana tak mendengar cakap kosong. 2721 Tak sangsi lagi bahwa Peristiwa yang melingkupi yang dimaksud ialah Hari Kiamat, tetapi arti peristiwa yang melingkupi di dunia ialah hukuman bagi para musuh Kebenaran. Dua golongan manusia yang dilukiskan dalam ayat berikutnya adalah musuh yang menderita kekalahan dan kegagalan sama sekali, dan kaum mukmin pada waktu mendapat kemenangan.
Surat 88
Peristiwa Yang Melingkupi
1707
12. Di sana terdapat sumber yang mengalir.
15. Dan bantal yang berderet-deret. 16. Dan permadani yang digelar.
aa iil
17. Apakah mereka tak melihat awan,2722 bagaimana itu diciptakan?
.o
14. Dan gelas minuman yang siap di tempat.
rg
13. Di sana terdapat singgasana yang ditinggikan.
18. Dan (pula) langit, bagaimana itu ditinggikan? 19. Dan (pula) gunung, bagaimana itu ditegakkan?
w.
20. Dan (pula) bumi, bagaimana itu dibentangkan?
ww
21. Maka peringatkanlah. Engkau hanyalah orang yang harus memperingatkan. 22. Engkau bukanlah penjaga atas mereka. 23. Tetapi barangsiapa berpaling dan kafir, 2722 Ibil artinya awan yang mengandung air hujan (T, LL). Oleh karena makna ini yang cocok dengan konteks, maka kami mengambil makna ini sebagai pengganti terjemahan yang sudah lazim yaitu unta. Disebutkannya awan bersama dengan langit (tempatnya awan), bersama pula dengan gunung-gunung yang mendinginkan uap sehingga mencurahkan hujan, dan pula bumi yang memanfaatkan hujan, adalah selaras dengan apa yang disebutkan di tempat lain dalam Qur’an.
Al-Ghasyiyah
1708
Juz XXX
24. Allah������������������������� akan menyiksanya dengan siksaan besar.
ww
w.
aa iil
.o
26. Lalu menjadi tanggung jawab Kami perhitungan mereka.
rg
25. Sesungguhnya kepada Kami kembali mereka.
rg
SURAT 89 AL-FAJR : WAKTU FAJAR (Diturunkan di Makkah, 30 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Waktu Fajar yang amat penting, yang dijadikan nama Surat ini, ialah waktu fajar pertama pada bulan Dzul-Hijjah, atau bulan Haji, karena adanya ibadah Haji itu penting sekali bagi kota Makkah sebagai pusat perdagangan, dan ibadah Haji membuat penduduk Makkah menikmati kehidupan yang senang, karena perdagangan di seluruh Tanah Arab dibawa ke pintu rumah mereka. Di sini diperingatkan tentang siksaan yang menimpa kota Makkah seperti yang menimpa kaum ‘Ad, kaum Tsamud, dan lain-lain. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman permulaan.[]
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah Yang Maha-pengasih. 1. Demi waktu fajar!
3. Dan demi genap dan ganjil!
.o
4. Dan demi malam tatkala berlalu!2723
rg
2. Dan demi sepuluh malam!
aa iil
5. Sesungguhnya dalam ini adalah sumpah bagi orang yang mempunyai akal. 6. Apakah engkau tak memperhatikan bagaimana Tuhan dikau bertindak terhadap kaum ‘Ad? 7. (Bangsa) Iram,2724 yang mempunyai
ww
w.
2723 Ada bermacam-malam pendapat tentang apakah yang dimaksud waktu fajar, sepuluh malam, genap dan ganjil. Kami berpendapat bahwa yang dimaksud ialah pentingnya kota Makkah (yang dalam ayat permulaan Surat berikutnya disebut Al-Balad atau Kota ini), karena kota Makkah bukan saja merupakan pusat rohani Tanah Arab, melainkan pula sebagai pusat perdagangan, mengingat para jamaah Haji dari segala penjuru Tanah Arab datang ke kota ini. Jadi, waktu fajar berarti waktu fajar tanggal satu bulan Dzul-Hijjah. Sepuluh malam berarti sepuluh malam pertama dari bulan itu, dan hari kesepuluh dari bulan itu adalah hari ibadah kurban. Menurut mufassir lain, sepuluh malam adalah sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadlan, yang di dalamnya terdapat Lailatul-qadr. Menurut suatu Hadits, yang dimaksud genap dan ganjil ialah raka’at shalat yang terdiri dari raka’at genap dan raka’at ganjil (Tr. 44:89). Menurut mufassir lain, yang dimaksud syaf’i atau genap ialah makhluk Allah��������������������������������������������������� �������������������������������������������������������� yang semuanya berpasang-pasang (51:49), sedangkan yang dimaksud watri atau ganjil ialah Khalik (RM). Seluruh ayat ini mengandung peringatan kepada kaum kafir Makkah, bahwa jika mereka tak menghiraukan peringatan itu, kesudahan mereka akan sama seperti kesudahan orang-orang sebelum mereka yang menolak Kebenaran. 2724 Menurut salah satu riwayat, Iram atau Aram adalah nama kakek kaum ‘Ad, yang selanjutnya dijadikan nama kabilah ini. Menurut riwayat lain, Iram adalah nama kota yang didiami oleh kaum ‘Ad. Kaum ‘Ad disebut dzâtil-‘imâd; kata ‘imâd artinya bangunan yang menjulang tinggi yang ditopang oleh beberapa tiang. Tetapi
Surat 89
Waktu Fajar
1711
bangunan yang menjulang. 8. Yang persamaannya tak pernah diciptakan di negeri lain.
11. Yang melampaui batas di kotakota.
aa iil
12. Dan mereka membuat banyak kerusakan di sana.
.o
10. Dan Fir’aun yang mempunyai pasukan,
rg
9. Dan kaum Tsamud, yang memahat batu di lembah,
13. Maka Tuhan dikau menuangkan sebagian siksaan di atas mereka.2725
w.
14. Sesungguhnya Tuhan dikau itu Mengawasi.
ww
15. Adapun manusia, jika Tuhannya mengujinya, lalu memberi kehormatan kepadanya, dan memberi kenikmatan kepadanya, ia berkata: Tuhanku menghormati aku. 16. Tetapi jika Ia mengujinya, lalu menyempitkan rezekinya, ia berkata: Tuhanku menghinakan aku.2726a kata dzâtil-‘imâd dapat pula berarti yang mempunyai ketinggian (LL). 2725 Kata sauth makna aslinya bercampurnya suatu barang dengan barang lain (R). Lalu kata sauth berarti cambuk; tetapi kata sauth di sini berarti bagian (LL); adapun artinya ialah bahwa mereka akan menerima bagian siksaan di dunia, dan akan menerima bagian siksaan yang lebih besar lagi di Akhirat. 2726a Lih halaman berikutnya
Al-Fajr
1712
Juz XXX
17. Tidak, tetapi kamulah yang tak menghormati anak yatim.
19. Dan kamu makan harta warisan dengan rakus,2728
.o
20. Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang melebihi batas.
rg
18. Dan kamu tak saling mendesak untuk memberi makan kepada orang miskin.2727
aa iil
21. Tidak, malahan tatkala bumi dihancurkan berkeping-keping, 22. Dan Tuhan dikau datang dengan Malaikat berbanjar-banjar;
23. Dan pada hari itu, Neraka ditam-
ww
w.
2726a Ayat ini mengandung arti umum, yakni ��������������������������� Allah���������������������� akan menguji manusia dengan dua cara: (1) dengan memberikan harta melimpah, yang dengan ini ia bisa menjadi sombong dan berkata bahwa dengan mendapat kekayaan yang melimpah, tandanya Allah��������������������������������������������������������������� �������������������������������������������������������������������� menghormati dia; (2) dengan kemiskinan, yang dengan ini ia mengira bahwa Allah������������������������������������������������������������� ������������������������������������������������������������������ menghinakan dia. Tetapi harta bukanlah indikator kehormatan seseorang. 2727 Ayat 17 dan 18, demikian pula ayat 19, menerangkan betapa tersentuh perasaan Nabi Suci kepada anak yatim, kaum miskin dan kaum lemah, sehingga beliau memperingatkan musuh-musuh beliau yang berkuasa dan kaya, bahwa sikap tak acuh terhadap anak yatim dan kaum miskin, dan kesewenang-wenangan terhadap kaum lemah, akan menyebabkan mereka mendapat hukuman Tuhan, berupa hancurnya kekuasaan mereka. Dari permulaan sampai akhir, beliau selalu setia sebagai pembela kaum lemah dan kaum yang tertindas. Dan pada waktu beliau menjadi Kepala Negara, beliau memberi perbekalan kepada anak yatim dan kaum miskin yang dianggarkan dari Kas Negara (Baitul-Mâl), dan dengan demikian Nabi Suci mendahului undang-undang yang mengatur perawatan bagi kaum miskin dan usia lanjut (Poor Laws and Old Age Pensions, tiga belas abad sebelumnya, lihatlah 9:60). 2728 Di kalangan Bangsa Arab sebelum Islam, kaum wanita dan anak kecil tak mendapat bagian harta warisan, karena mereka tak dapat bertempur melawan musuh.
Surat 89
Waktu Fajar
1713
2729
pakkan. Pada hari itu manusia akan ingat, tetapi apakah gunanya ingat itu?2730
aa iil
26. Dan tak seorang pun dapat mengikat seperti ikatan-Nya.2731
.o
25. Tetapi pada hari itu tak seorang pun dapat menyiksa seperti siksaanNya.
rg
24. Ia berkata: Oh, sekiranya aku dahulu melakukan (perbuatan baik) untuk hidupku (sekarang ini)!
27. Wahai jiwa yang tenang!
28. Kembalilah kepada Tuhan dikau, dengan perasaan puas, amat memuaskan di hati.
w.
29. Masuklah di antara hamba-hamba-Ku, 30. Dan masuklah ke Sorga-Ku!2732
ww
2729 Dihancurkannya bumi berkeping-keping, datangnya Tuhan dengan para Malaikat, ditampakkannya Neraka, semuanya mengisyaratkan hukuman sekarang ini, demikian pula siksaan di hari kemudian. 2730 Dzikir atau ingat tak ada gunanya lagi bagi manusia, setelah siksaan dijatuhkan kepada mereka. 2731 Kata-kata ayat ini menunjukkan dahsyatnya siksaan itu. 2732 Ayat-ayat terakhir Surat ini menerangkan tingkatan tertinggi dari kemajuan rohani manusia, berupa perasaan tenteram dan puas dengan Tuhannya, dan hanya pada Tuhan sajalah ia menemukan ketenangan, kebahagiaan, dan kesenangan. Inilah yang disebut kehidupan Surga. Sebagaimana telah kami terangkan, Qur’an Suci mengajarkan tiga tingkatan kemajuan rohani, yaitu ammarah atau tingkat kebinatangan (12:53), lawwamah atau tingkat kemanusiaan (75:2) dan muthma’innah atau tingkat kerohanian atau tingkat kehidupan Surga, lihatlah tafsir nomor 1239 dan Kata Pengantar Surat 75. Pada tingkatan terakhir (muthma’innah), kesucian, kejujuran, kebenaran dan ketulusan seseorang akan mendapat
Al-Fajr
1714
Juz XXX
ww
w.
aa iil
.o
rg
ganjaran dari Allah� ������ ������������������������������������������������������������ Yang Maha-kuasa berupa Surga di dunia ini pula. Orang-orang lain mengharapkan ganjaran Surga di Akhirat, tetapi ia sudah masuk Surga di dunia ini pula. Pada tingkatan inilah, orang menjadi sadar bahwa shalat dan ibadah yang tadinya dirasakan sebagai beban, ini sesungguhnya adalah makanan yang pertumbuhan rohaninya bergantung kepada makanan ini, dan itu menjadi landasan bagi kemajuan rohaninya. Jiwa dalam tingkatan kedua (lawwamah), walaupun merasa menyesal dan menyalahkan diri sendiri karena hidupnya belum suci, dan masih belum mampu menahan atau menghilangkan sama sekali keinginan rendahnya, dan belum mampu menekankan perbuatan budi luhurnya dengan teguh, tetapi kini ia mencapai tingkat kemajuan berkat jerih-payahnya dan akhirnya sukses. Pertempuran dengan hawa-nafsu rendah sudah berlalu dan sifat-sifatnya sudah berubah sama sekali, dan kebiasaan yang sudah-sudah mengalami perubahan yang sempurna.[]
rg
SURAT 90 AL-BALAD : KOTA (Diturunkan di Makkah, 20 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Kota, yang disebutkan dalam ayat pertama, yang dijadikan nama Surat ini, ialah Makkah, yaitu kota yang dalam Surat sebelumnya diberi peringatan akan dijatuhi siksaan, seperti siksaan yang dijatuhkan kepada umat yang sudah-sudah. Tetapi kota Makkah akan dijadikan pusat rohani seluruh dunia, dan dalam ayat kedua terkandung ramalan bahwa akan tiba waktunya tatkala kaum Muslimin, bukan saja tak akan dianiaya dalam kota itu, melainkan pula akan dibebaskan dari segala macam tanggungan; adapun yang dimaksud, ialah kaum Muslimin akan menjadi penguasa di kota itu. Dengan suara bulat, Surat ini dianggap sebagai salah satu Surat yang diturunkan pada zaman permulaan, dapat ditentukan bahwa Surat ini diturunkan pada tahun kesatu Bi’tsah.[]
Al-Balad
1716
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
2. Dan engkau akan dibebaskan dari tanggungan dalam Kota ini,2734
.o
3. Dan demi yang berputera dan yang diputerakan!2735
rg
1. Tidak, aku bersumpah demi kota ini!2733
ww
w.
aa iil
2733 Yang dimaksud Kota ini ialah Makkah (B. 65:XC). Beberapa ribu tahun sebelumnya, Nabi Ibrahim telah berdoa semoga �������������������������� Allah��������������������� berkenan menjadikan padang pasir ini satu kota, di mana beliau menempatkan satu cabang dari keturunan beliau (14:37), dan semoga dibangkitkan seorang Nabi di kalangan mereka (2:129); lihatlah tafsir nomor 168. 2734 Ayat ini adalah sisipan (parenthetical). Hillun adalah bentuk infinitif (masdar), dan artinya sama dengan arti kata halâl, yaitu keadaan yang keadaan itu kebalikan dari haram; oleh karena itu kata hillun berarti bebas dari tanggungan atau tanggungjawab terhadap suatu barang. Biasanya ayat ini diterjemahkan bermacam-macam oleh para penerjemah bahasa Inggris; And thou a dweller in this land (Palmer, artinya dan engkau penghuni tanah ini); and thou residest in this teritory (Sale, artinya dan engkau penduduk daerah ini); the soil on which thou doest dwell (Rodwell, artinya tanah yang engkau diami). Terjemahan itu semuanya salah, karena kata halla yang berarti nazala, atau hinggap, bertinggal atau berdiam, ini mempunyai bentuk infinitif hulul atau hullun (LL), bukan hillun seperti yang tercantum dalam ayat ini. Sebagian mufassir juga terbawa kepada kesalahan itu. Terjemahan yang kami ambil adalah selaras dengan arti yang sebenarnya dari kata hillun, karena ada ungkapan, anta fî hillin min kadha, artinya, engkau bebas dari tanggungan atau tanggungjawab terhadap barang semacam itu. Adapun uraian ayat ini adalah bersifat ramalan, yang meramalkan bahwa Nabi Suci akan dibebaskan dari tanggungan mengenai kesucian kota Makkah; dengan demikian Nabi Suci diizinkan memasuki kota Makkah dengan kekerasan (Bd), sebagaimana beliau lakukan pada waktu takluknya kota Makkah, dan inilah sebenarnya yang dituju oleh ayat ini. Untuk memperkuat ini, ada satu Hadits yang berbunyi: “Sekalipun aku dibebaskan dari tanggungan mengenai itu, namun itu hanya satu jam di waktu siang” (B. 64:55). 2735 Yang berputera itu tiada lain ialah Nabi Ibrahim, nenek moyang Bangsa Arab. Yang dimaksud yang diputerakan ialah Nabi Ismail yang membantu Nabi Ibrahim dalam meninggikan fondasi Rumah Suci di Makkah; atau mungkin pula Nabi Muhammad sendiri, karena beliau itulah yang dimohon oleh Nabi Ibrahim dalam doanya.
Surat 90
Kota
1717
4. Sesungguhnya Kami menciptakan manusia supaya mengatasi kesukaran.2736
7. Apakah ia mengira bahwa tak ada yang melihat dia?
aa iil
8. Bukankah telah Kami ������������� berikan������ kepadanya dua mata,
.o
6. Ia berkata: Aku telah menghamburhamburkan banyak harta.2737
rg
5. Apakah ia mengira bahwa tak ada yang mempunyai kekuasaan melebihi dia?2736a
9. Dan lidah dan dua bibir,
10. Dan Kami tunjukkan kepadanya
ww
w.
2736 Kata kabad artinya kesusahan atau kesukaran. Di sini kita diberitahu bahwa kemajuan manusia, sekalipun kemajuan dalam bidang jasmani, itu terletak pada jalan perjuangan yang keras. Setiap kemenangan yang dicapai oleh manusia adalah hasil kerja keras dan susah-payah. Demikian pula kemajuan dalam bidang rohani manusia. Nabi Ibrahim menderita kesukaran hebat dalam membela Kebenaran; demikian pula Nabi Suci, juga harus menderita kesukaran yang hebat untuk melaksanakan pembangunan rohani di dunia. Hanya dengan perjuangan keras dan penuh kesabaran sajalah orang mampu membuat kemajuan, baik dalam bidang jasmani maupun dalam bidang rohani. 2736a Para musuh Kebenaran, karena memegang kekayaan yang besar, mereka tak pernah memikirkan kebesaran kekuasaan ���������������������������� Allah����������������������� . Inilah yang dimaksud di sini. 2737 Rupa-rupanya yang dimaksud di sini ialah akhir keadaan para musuh, tatkala mereka menyadari, yakni setelah mereka membelanjakan semua kekayaan untuk memusnahkan Kebenaran, ternyata Kebenaran itu mendapat kemenangan; oleh karena itu dikatakan, mereka menghambur-hamburkan kekayaan dalam perkara yang salah. Di tempat lain difirmankan: “Sesungguhnya orang-orang kafir, mereka membelanjakan kekayaan mereka untuk menghalang-halangi manusia dari jalan ����������������������������������������������������������������������� Allah������������������������������������������������������������������ . Mereka akan terus membelanjakan itu, lalu itu akan mendatangkan penyesalan, lalu mereka akan dikalahkan” (8:36).
Al-Balad
1718
dua jalan yang terang
Juz XXX
2738
11. Tetapi ia tak berusaha untuk mendaki jalan naik.2738a
.o
13. (Yaitu) memerdekakan budak belian,
rg
12. Dan apakah yang membuat engkau tahu, apakah jalan naik itu?
14. Atau memberi makan pada hari kelaparan,
aa iil
15. Kepada anak yatim yang ada pertalian keluarga,
16. Atau orang miskin yang berbaring di tanah,2739
ww
w.
2738 Najd (berasal dari kata najada, maknanya mengalahkan atau menaklukkan), artinya tanah yang tinggi, berarti pula jalan yang tinggi atau jalan yang terang (LL). Kata najdain atau dua jalan yang terang yang disebutkan di sini, mengandung arti jalan yang benar dan jalan yang palsu, atau perkataan yang benar dan perkataan yang palsu, atau perkataan yang baik dan perkataan yang buruk (R). Dua mata (ayat 8) memungkinkan orang untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk, sedangkan lidah dan dua bibir (ayat 9) memungkinkan orang bertanya, jika ia tak tahu. 2738a ‘Aqabah artinya jalan gunung, jalan di bagian yang tinggi dari gunung itu, atau gunung panjang yang melintang di jalan; secara kiasan, kata ‘aqabah berarti perkara atau urusan yang sukar (LL). 2739 Perhatikanlah nada dari Wahyu yang diturunkan pada zaman permulaan ini. Melayani sesama manusia (dengan berbakti kepada Allah����������������� ���������������������� ) dijadikan satu topik. Berbuat kebaikan kepada orang yang ditindas, kaum miskin, dan anak yatim, disebut jalan naik atau jalan gunung, karena sukarnya mengerjakan itu. Nabi Suci selalu disebutkan sebagai orang yang menolong kaum miskin dan anak yatim dan memerdekakan budak belian, ini menunjukkan perangai Nabi Suci yang sebenarbenamya, yang digambarkan oleh orang yang paling akrab dengan beliau sebagai orang yang mencari nafkah guna kepentingan orang yang tak mempunyai bekal (B. 1:1). Tak ada agama lain yang meletakkan tekanan begitu kuat seperti Islam dalam memperbaiki nasib kaum miskin dan kaum tertindas, dan hanya Islam sajalah yang menyuruh pengikutnya supaya memerdekakan budak belian; dan Nabi Muhammad
Surat 90
Kota
1719
17. Lalu ia adalah dari golongan orang yang beriman dan saling menasihati supaya bersabar dan saling menasihati supaya berbelas kasih.
ww
w.
aa iil
20. Bagi mereka adalah Api yang mengurung.
.o
19. Adapun orang-orang yang mengkafiri ayat-ayat Kami, mereka adalah orang-orang tangan kiri.
rg
18. Itulah orang-orang tangan kanan.
adalah satu-satunya Pendiri agama yang memberi contoh luhur tentang kemerdekaan budak belian yang pernah beliau miliki, dan memberi bantuan dalam memerdekakan budak-budak lainnya. Namun para penulis yang berprasangka, mencela agama Islam karena tak mengambil langkah untuk membasmi perbudakan. Bahkan ada pula yang berpendapat bahwa ajaran yang begitu luhur tentang memerdekakan budak belian yang terdapat dalam Surat-surat Makkiyyah, ini dihapus (di-mansukh) oleh ayat-ayat yang diturunkan belakangan (lihatlah Wherry); ini adalah mustahil sekali, mengingat adanya petunjuk yang terang yang diberikan dalam 9:60 (suatu ayat yang diturunkan belakangan sekali), yang menerangkan agar Pemerintah membelanjakan sebagian harta Baitul-Mâl guna menebusi para budak belian untuk memperoleh kemerdekaan.[]
rg
SURAT 91 ASY-SYAMS : MATAHARI (Diturunkan di Makkah, 15 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Nabi Suci adalah Matahari ketulusan (kata Asy-Syams atau Matahari lalu dijadikan nama Surat ini); dengan terbitnya Matahari, manusia ditunjukkan ke jalan kesempurnaan, tetapi hanya manusia yang mau menyucikan dirinya yang benar-benar memperoleh keberuntungan, sedang manusia yang tenggelam dalam kebejatan akhlak, akan gagal dalam mencapai tujuan. Sebagai contoh, dikemukakan keadaan kaum Tsamud. Surat ini, seperti Surat sebelumnya, diturunkan pada zaman permulaan.[]
Surat 91
Matahari
1721
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 1. Demi matahari dan sinarnya!2740
4. Dan demi malam tatkala menutupinya!2743
aa iil
5. Dan demi langit dan bangunannya!
.o
3. Dan demi siang tatkala memancarkan cahayanya!2742
rg
2. Dan demi bulan tatkala meminjam cahayanya!2741
6. Dan demi bumi dan terbentangnya!
7. Dan demi jiwa dan kesempurnaan-
ww
w.
2740 Asy-Syams atau Matahari adalah bentuk mu’annats (feminin atau bentuk wanita), sedang Al-Qamâr atau bulan adalah bentuk mudzakkar (maskulin atau bentuk pria) dalam bahasa Arab; jadi ini adalah kebalikan dari bahasa Inggris. Dluha berarti permulaan waktu pagi setelah matahari terbit, atau keadaan waktu agak siang, atau pada waktu matahari memancarkan sinarnya (LL). Ini menunjukkan bahwa cahaya rohani Nabi Suci semakin lama menjadi semakin terang. 2741 Kata talâha makna aslinya mengikutinya; tetapi mengikuti itu kadangkadang mengikuti barang lain secara beriringan, dan kadang-kadang hanya meniru dalam hal tingkah lakunya (R). Oleh karena itu kata tala di sini kami terangkan dalam arti mengikuti matahari dengan jalan meniru, dan mengikuti dalam hal derajat, karena bukan meminjam cahaya dari matahari (R). Farra’ menganggap ini sebagai makna yang benar; karena dalam ungkapan, seseorang mengikuti orang lain dalam suatu hal, ungkapan ini menurut Farra’ berarti, ia mengambil suatu hal dari dia (Rz). 2742 Para mufassir sepakat bahwa dlamir (kata ganti) hâ dalam kata jallâhâ ditujukan kepada dunia, walaupun kata dunia tak disebutkan dalam ayat ini, karena sebagaimana diuraikan oleh Kf, dalam kasus semacam ini artinya sudah terang, seperti halnya dalam ungkapan dingin sekali, ini yang dimaksud waktu pagi, walaupun kata pagi tak disebutkan dalam kalimat itu (Rz). 2743 Dlamir (kata ganti) hâ dalam kata yaghsyâhâ ditujukan pula kepada dunia.
Al-Syams
1722
Juz XXX
2744
nya!
8. Maka Ia wahyukan kepadanya jalan keburukan dan jalan kebaikan.2745
ww
w.
aa iil
.o
rg
2744 Kata mâ dalam ayat 5-7, ada kalanya mashdariyyah, seperti terjemahan kami dalam ayat tersebut; dan adakalanya mashulah, di sini mengisyaratkan Tuhan, karena kata mâ acapkali menunjukkan keagungan Tuhan yang diuraikan dalam ayat itu; dalam hal ini ayat itu berarti: “Demi langit dan Tuhan Yang membangun itu, dan demi bumi dan Tuhan Yang membentangkan itu”. Ayat yang menyebutkan disempurnakannya roh manusia adalah kelanjutan dari apa yang diuraikan dalam enam ayat pertama. Di sini manusia dikatakan mempunyai sifat-sifat paling luhur yang terdapat dalam benda-benda alam. Matahari adalah sumber cahaya, demikian pula manusia sempurna, ia pun sumber dari cahaya rohani. Bulan meminjam cahaya dari matahari, demikian pula manusia sempurna meminjam cahaya dari sumber Ilahi, yaitu sumber hakiki dari segala cahaya. Siang membuat barang-barang nampak terang, dengan demikian memungkinkan seseorang melaksanakan perjuangan, sedangkan malam menutupi cahaya itu, dan menyebabkan seseorang dapat beristirahat. Manusia sempurna mempunyai pula dua sifat tersebut. Oleh karena itu ia berjuang sehebat-hebatnya untuk mencapai tujuan yang besar; dan ia mempunyai pula sifat ketenangan, oleh karena itu jiwanya merasa tenteram. Langit ditinggikan dan bumi dibentangkan untuk dipijak oleh manusia, dengan demikian menunjukkan sifat andhap-asor. Manusia sempurna mempunyai dua sifat semacam itu, yaitu mempunyai cita-cita yang tinggi seperti langit, dan mempunyai pula sifat andhapasor seperti bumi. Jadi manusia sempurna mempunyai sifat-sifat yang berlawanan: Memberi cahaya dan menerima cahaya; bekerja keras dan beristirahat sama sekali, keagungan dan andhap-asor. Sifat-sifat itu dimiliki semuanya oleh Nabi Suci, yang mengajak orang lain supaya membuat sifat-sifat itu sebagai tujuan hidupnya. 2745 Ayat ini merupakan kelanjutan yang tepat sekali dari apa yang diuraikan dalam ayat-ayat sebelumnya tentang sempurnanya jiwa manusia, karena ayat ini menunjukkan jalan kesempurnaan. Hanya dengan ilham atau Wahyu Ilahi-lah jiwa dapat disempurnakan, karena Wahyu Ilahi membuat terangnya dua jalan itu (1) fujûr atau jalan yang menyimpang dari Kebenaran, yaitu jalan keburukan, dan (2) taqwâ atau jalan menetapi kewajiban, atau jalan kebaikan. Dengan menjauhi jalan pertama dan berjalan di atas jalan yang nomor dua, manusia dapat mencapai kesempurnaan. Baik Rodwell maupun Palmer, dua-duanya salah dalam menerjemahkan ayat ini dalam arti: “Dan meniupkan di dalamnya kejahatan dan kebaikan” (Rodwell); “dan mengajarkan kepadanya dosanya dan sucinya” (Palmer); karena bentuk terjemahan ini bukan saja bertentangan dengan seluruh Qur’an, melainkan pula saling bertentangan sendiri, dan tak ada artinya. Kata ilham selalu berarti suatu pemberitahuan dengan Wahyu dari Tuhan, atau berarti Wahyu Tuhan. “Dan ini khusus bagi orang yang diberitahu oleh Allah���������������������������������� ��������������������������������������� ” (R). Rz menerangkan bahwa ilham ialah pemberitahuan dengan Wahyu tentang kebaikan dan keburukan, dan ini berarti bahwa ilham membuat orang mengerti dan mengetahui tentang kebaikan dan
Surat 91
Matahari
1723
9. Sungguh beruntung orang yang menumbuhkan jiwanya.
12. Tatkala orang yang paling keji di antara mereka bangkit dengan kejahatan.
aa iil
13. Maka berkatalah Utusan Allah���� ��������� kepada mereka: (Biarkanlah) unta-betina Allah������������������������������ , dan berilah minum kepadanya.
.o
11. Kaum Tsamud mendustakan (Kebenaran) dengan pendurhakaannya,2747
rg
10. Dan sungguh merugi orang yang mengubur jiwanya.2746
14. Tetapi mereka mendustakan Utusan dan menyembelih (unta betina) itu.
ww
w.
keburukan; dan Rz menambahkan bahwa keterangan ini dibenarkan oleh I’Ab dan semua mufassir yang dapat dipercaya. 2746 Kata zakkâ berasal dari kata zaka, artinya bertambah; oleh karena itu makna aslinya ialah bertambah banyak atau tumbuh dengan subur, adapun kata dassâhâ artinya menyembunyikan itu atau mengubur itu (LL). Makna nomor dua dari kata zakkâ ialah menyucikan, sedang makna nomor dua dari kata dassâhâ ialah mengotori atau merusak. Dicantumkannya dua perkataan ini sebenamya untuk menunjukkan bahwa daya kemampuan yang diperlukan untuk menyempurnakan jiwanya telah diberikan kepada manusia, tetapi memang ada sebagian yang membuat itu tumbuh dengan subur dengan jalan mengembangkan daya kemampuan itu, tetapi ada pula yang mengotori atau merusak jiwanya dengan membuat daya kemampuan itu tetap tersembunyi, tak memperagakan daya kemampuan untuk diambil faedahnya. 2747 Ayat ini memberi percontohan tentang orang-orang yang akhimya mengalami kegagalan karena rusaknya hidup mereka; di samping itu ayat ini memberi peringatan kepada orang-orang bahwa apabila mereka tak henti-hentinya menjalankan kejahatan dan tak mau kembali kepada ketulusan, dengan jalan mengikuti dakwah Nabi Suci, akhirnya mereka akan mengalami nasib yang sama seperti kaum Tsamud. Jika mereka mengikuti Nabi Suci, mereka akan mencapai kesempurnaan, tetapi jika mereka menentang beliau, mereka akan ditimpa kehancuran seperti umat yang sudah-sudah.
Al-Syams
1724
Juz XXX
Maka Tuhan mereka membinasakan mereka karena dosa mereka dan Ia membuat mereka rata (dengan tanah).
ww
w.
aa iil
.o
rg
15. Dan Ia tak takut akan akibatnya.2748
2748 ����������������������������������������������������������������� Allah������������������������������������������������������������ tak peduli akan akibat siksaan yang menimpa suatu umat apabila umat itu memang sudah sepantasnya menerima siksaan semacam itu, karena dengan kehancuran mereka, datanglah kehidupan bagi umat manusia.[]
rg
SURAT 92 AL-LAÎL : WAKTU MALAM (Diturunkan di Makkah, 21 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Tujuan Surat ini ialah untuk menunjukkan bahwa malamnya kekafiran dan malamnya kebodohan akan diganti dengan terangnya waktu siang (oleh karena itu, Surat ini dinamakan Al-Laîl atau Waktu Malam); manusia berusaha untuk mencapai berbagai tujuan, maka orang-orang yang berusaha menegakkan kebaikan pasti akan mendapat kemudahan, sedang orang-orang yang menyimpang ke arah keburukan pasti akan mendapat kesukaran. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman permulaan.[]
Al-Syams
1726
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 1. Demi malam tatkala menutupi!
3. Dan demi terciptanya laki-laki dan perempuan!
.o
4. Sesungguhnya usaha kamu adalah (untuk) berbagai (tujuan).2749
rg
2. Dan demi siang tatkala menerangi!
aa iil
5. Adapun orang yang memberi dan bertaqwa. 6. Dan membenarkan apa yang baik,
7. Kami akan memudahkan baginya (jalan) kemudahan.
w.
8. Adapun orang yang kikir dan menganggap dirinya dapat mencukupi sendiri,
ww
9. Dan ia mendustakan apa yang baik, 10. Kami akan memudahkan baginya (jalan) kesukaran. 11. Dan hartanya tak berguna baginya tatkala ia binasa.2750 2749 Di sini keburukan diibaratkan gelapnya malam, dan kebaikan diibaratkan terangnya siang. Diciptakannya laki-laki dan perempuan mengibaratkan terciptanya seluruh kehidupan, karena semua makhluk hidup itu diciptakan berpasangan; ini menjadi terbukti sama benarnya, karena kita dapati setiap orang berusaha untuk mencapai suatu tujuan, dan setiap orang memetik hasil usahanya, sesuai dengan apa yang ia usahakan. 2750 Dua contoh yang diberikan dalam ayat-ayat ini, menggambarkan
Surat 92
1727
Waktu malam
12. Sesungguhnya menjadi tanggungan Kami untuk menunjukkan jalan.
15. Tiada yang akan masuk ke sana kecuali orang yang paling celaka.
aa iil
16. Yang mendustakan (Kebenaran) dan berpaling.
.o
14. Maka Kami memperingatkan kamu tentang Api yang menyala.
rg
13. Sesungguhnya Akhirat dan dunia itu kepunyaan Kami.2751
17. Dan akan dijauhkan dari (Neraka) itu orang yang paling bertaqwa. 18. Yang memberikan hartanya, untuk menyucikan dirinya.
w.
19. Dan tak seorang pun yang di sisinya mempunyai kenikmatan sebagai ganjaran,
ww
20. Kecuali orang yang mencari perkenan Tuhannya,2752 Yang Maha-luhur. orang-orang yang mau menerima dan orang-orang yang menolak Kebenaran; orang yang terus-menerus berbuat kebaikan, akan menemukan jalan yang mudah, sampai ia menemukan dirinya dalam kesenangan; sebaliknya, orang yang terus-menerus berbuat kejahatan, yang perbuatan itu nampak mudah bagi dia, ia akan menemukan dirinya dalam kesusahan. 2751 Di sini orang yang jahat diberitahu bahwa ia akan menemukan dirinya dalam kesusahan; ini bukan hanya terjadi di Akhirat, melainkan terjadi pula di dunia, karena ������������������������������������������ Allah������������������������������������� itu menguasai dua-duanya. Atau kata âkhirah di sini berarti apa yang akan terjadi kemudian, yang ini telah dijanjikan; sedang al-ûla berarti apa yang terjadi sekarang. 2752 Perkenan ����������������������������������������������������������� Allah������������������������������������������������������ (ridla Allah����������������������������������������� ���������������������������������������������� ) adalah satu-satunya kenikmatan yang setiap orang harus mendambakan itu, oleh karena, perkenan ������������������������ Allah������������������� ini adalah tujuan hidup setiap orang Islam, Surganya orang Islam di dunia dan di Akhirat. Ini adalah
Al-Syams
1728
Juz XXX
ww
w.
aa iil
.o
rg
21. Dan ia akan segera mendapat perkenan(-Nya).
seirama dengan apa yang difirmankan dalam 9:72, salah satu Wahyu terakhir: “Dan perkenan Allah���������������������������������������������������������������� ��������������������������������������������������������������������� adalah (kenikmatan) yang paling besar; itu adalah keberhasilan yang agung”.[]
rg
SURAT 93 ADL-DLUHÂ : TERANGNYA WAKTU SIANG (Diturunkan di Makkah, 11 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini menaruh perhatian terhadap tersiarnya cahaya matahari Islam secara berangsur-angsur; oleh karena itu, Surat ini dinamakan Adl-Dluhâ atau Terangnya waktu siang. Dua Surat sebelumnya mengibaratkan datangnya Nabi Suci sebagai terbitnya matahari, dan ibarat itu dilanjutkan lagi di sini. Sebagaimana sinar matahari tidak seketika bersinar cemerlang setelah terbitnya, demikian pula Kebenaran juga akan bersinar dengan cemerlang secara berangsur-angsur. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Al-Dhuha
1730
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 1. Demi terangnya waktu siang!
.o
3. Tuhan dikau tak meninggalkan engkau, dan tak pula Ia kecewa.2753
rg
2. Dan demi malam tatkala sunyi senyap!
aa iil
4. Dan sesungguhnya yang belakangan itu lebih baik bagi engkau daripada yang permulaan. 5. Dan Tuhan dikau segera akan memberikan kepada engkau, sehingga engkau menjadi puas.2754
ww
w.
2753 Para mufassir meriwayatkan berbagai Hadits yang intinya menerangkan bahwa ayat ini diturunkan pada waktu Nabi Suci agak lama tak menerima Wahyu. Menurut Bukhari, penghentian Wahyu itu sekitar dua atau tiga hari (B. 65: XCIII, 2). Bahwa Wahyu diturunkan kepada Nabi Suci dengan berselang adalah suatu kenyataan, dan penghentian sekitar dua atau tiga hari tak dapat menimbulkan tuduhan bahwa ����������������������������������������������������������������� Allah������������������������������������������������������������ meninggalkan Nabi Suci. Kata-kata ayat ini dapat diartikan umum sebagai kata-kata hiburan, adapun artinya ialah bahwa ������������������ Allah������������� tak akan meninggalkan beliau. Tetapi jika ditinjau dari ayat-ayat berikutnya, maka kata-kata ayat ini bersifat ramalan, bahwa pada zaman akhir, Islam akan menderita kemunduran yang akan menimbulkan keraguan semacam itu. Oleh karena itu, Nabi Suci dan para pengikut beliau diberi jaminan bahwa Allah�������������������������������������� ������������������������������������������� tak akan meninggalkan perkara Islam. Penafsiran ini terpaksa kami ambil mengingat kenyataan, bahwa di sini bukanlah malam yang disusul oleh terangnya siang, yang ini mengibaratkan datangnya Nabi Suci, melainkan terangnya siang yang disusul oleh sunyi-senyapnya malam, yang ini agaknya mengisyaratkan lumpuhnya umat Islam setelah matahari bersinar, yaitu setelah Nabi Suci meninggal. Ayat berikutrya membuat ini lebih terang lagi. 2754 Pada waktu menafsiri ayat 4, Ibnu ‘Athiyyah dan para mufassir lain menerangkan bahwa yang dimaksud âkhirah di sini ialah keadaan akhir perjuangan Nabi Suci, sedang yang dimaksud al-ûla ialah keadaan permulaan perjuangan beliau (RM). Para ahli kamus juga menerangkan bahwa arti kata âkhir ialah yang terakhir, yang paling belakang, sesudah yang pertama atau yang permulaan. Dan kalimat âkhira marrataîn, artinya yang terakhir dari dua kali (LL). Oleh karena itu, arti ayat ini ialah bahwa semakin hari perkara Nabi Suci semakin menda-
Surat 93
Terangnya Waktu Siang
1731
6. Bukankah Ia menemukan engkau seorang anak yatim,2755 lalu Ia memberi perlindungan (kepada engkau)?
rg
7. Dan Ia menemukan engkau orang yang bingung, lalu Ia menunjukkan jalan yang benar?2756
ww
w.
aa iil
.o
pat kekuatan, dan keadaan yang belakangan selalu lebih baik bagi beliau daripada keadaan yang terdahulu. Memang demikianlah sesungguhnya Kebenaran itu; walaupun Kebenaran itu mendapat kemajuan setapak demi setapak setelah berjuang sehebat-hebatnya melawan kepalsuan, Kebenaran terus maju bersinambungan. Atau, yang dituju oleh ayat ini ialah Kebangkitan Islam yang kedua (nasy’atutstsâniyah), setelah mengalami sunyi senyapnya malam, sebagaimana diuraikan dalam ayat sebelumnya, yaitu kelumpuhan kaum Muslimin yang agak lama. Isyarat tentang kemunduran perkara Islam yang agak lama, berulangkali diuraikan dalam Qur’an; lihatlah tafsir nomor 1959. Memang benar bahwa walaupun Islam mengalami berbagai kemunduran di berbagai periode dalam sejarahnya, namun perkara Islam selalu mengalami kemajuan. Pada waktu pusat peradaban Islam dihancurkan oleh Bangsa Mongol, timbullah umat Islam yang lebih besar dengan masuknya mereka (bangsa Mongol) dalam barisan Islam, dan pada waktu Islam di Spanyol dimusnahkan dari dunia Barat, Islam mendapat kemajuan di Timur Jauh, dan di Indonesia, Islam mendapat pengikut lima puluh juta. Dan berulangkali disebutkan dengan terang bahwa Islam akan mendapat kemenangan akhir di seluruh dunia, yaitu dalam 9:33, 48:28 dan 619; lihatlah tafsir nomor 1025. Barangkali inilah yang dituju oleh ayat 5 yang berbunyi: “Tuhan dikau akan segera memberikan kepada engkau, sehingga engkau menjadi puas”. 2755 Abdullah, ayah Nabi Suci, wafat lebih kurang tiga bulan sebelum Nabi Suci lahir; Siti ‘Aminah, ibu Nabi Suci, wafat pada waktu beliau berusia enam tahun. ‘Abdul-Muthallib, kakek Nabi Suci, yang merawat beliau sepeninggal ibu beliau, wafat dua tahun kemudian; mulai saat itu beliau tinggal dalam asuhan paman beliau, Abu Thalib, yang pada waktu Nabi Suci menerima Risalah Ilahi untuk membangun kembali umat manusia, beliau masih hidup. 2756 Kata dlall di sini bukan berarti sesat, ini dengan tegas diterangkan dalam 53:2, “Kawan kamu tidaklah sesat”. Ayat 6, 7 dan 8 berhubungan erat dengan ayat 9, 10 dan 11. Ayat 6 memberitahukan kepada Nabi Suci bahwa beliau sendiri anak yatim, lalu ditarik kesimpulan dalam ayat 9 bahwa karenanya beliau tidak boleh sewenang-wenang terhadap anak yatim. Demikian pula ayat 8 yang membicarakan karunia Tuhan kepada beliau dengan membuat beliau bebas dari kekurangan, lalu ini ditarik kesimpulan dalam ayat 11, bahwa beliau pun harus mengumumkan nikmat pemberian Tuhan yang dikaruniakan kepada beliau. Jadi jelaslah bahwa ayat 6 berhubungan dengan ayat 11; dan kesimpulannya menjadi jelas bahwa ayat 7 berhubungan erat dengan ayat 10. Kemudian ayat 10 menerangkan seterang-terangnya tentang orang yang minta dipimpin kepada kebenaran, atau tentang pemohon biasa
Al-Dhuha
1732
Juz XXX
8. Dan Ia menemukan engkau orang yang kekurangan, lalu Ia mencukupi engkau.2757
.o
10. Dan terhadap orang yang bertanya, janganlah engkau bentak-bentak.2759
rg
9. Oleh karena itu terhadap anak yatim, janganlah engkau sewenang-wenang.2758
ww
w.
aa iil
yang memerlukan pertolongan orang lain, karena ia sendiri tak dapat mengerjakan sesuatu atau tak dapat melaksanakan suatu tugas; lihatlah tafsir berikutnya. Dalam arti ini, Nabi Suci benar-benar seorang Sâ’il (Pemohon). Beliau tak menyembah berhala; tetapi tanpa pertolongan Allah����������������������������������������� ���������������������������������������������� , beliau tak dapat menemukan jalan untuk memperbaiki umat beliau; oleh karena itu, jiwa beliau sangat mendambakan pertolongan Tuhan. Jadi beliau sendiri tak mampu melihat (menemukan) jalan itu; dan dlall berarti orang yang bingung dan tak mampu melihat (menemukan) jalan yang benar (LL). Jadi arti yang sebenarnya dari ayat ini ialah ���������������� Allah����������� menemukan Nabi Suci sedang mencari jalan, tetapi beliau sendiri tak mampu menemukan jalan itu. Oleh karena itu, ��������������������������������������������������������� Allah���������������������������������������������������� memimpin beliau dengan Nur Ilahi. Dengan demikian, Nabi Suci diberitahu supaya jangan membentak-bentak orang yang memohon, melainkan supaya memberi pertolongan kepadanya, sebagaimana �������������������� Allah��������������� telah memberi pertolongan kepada beliau. Atau, kata dlall berarti orang yang hilang (T, LL) dalam mengejar suatu tujuan, sebagaimana putera-putera Ya’qub menyebut ayah mereka sebagai orang yang dlall (R), artinya, orang yang tenggelam dalam kecintaan terhadap Nabi Yusuf; dengan demikian, arti ayat ini ialah bahwa Nabi Suci mengabdikan dirinya begitu rupa untuk menemukan jalan yang benar guna kepentingan dunia, sehingga beliau tenggelam dalam berusaha menemukan jalan itu; lihatlah Kata Pengantar Surat 94. 2757 Menemukan Nabi Suci dalam kekurangan, dan Tuhan mencukupi beliau, ini tidaklah mengisyaratkan kepada keadaan keduniaan atau keuangan beliau saja (sekiranya memang itu yang dituju oleh ayat ini), melainkan mengisyaratkan pula akan hal kekurangan beliau dalam segi kerohanian, dan Tuhan mencukupi beliau dengan kekayaan rohani. 2758 Orang yang tak memperhatikan perawatan anak yatim itu sebenarnya orang yang sewenang-wenang terhadap mereka. Salah satu di antara beberapa Hadits tentang itu, berbunyi: “Antara orang yang memperhatikan perawatan anak yatim dan aku adalah seperti dua ini (sambil menunjukkan dua jari beliau didekatkan satu sama lain)” (B. 70:24). 2759 Biasanya kata sâ’il yang tercantum dalam ayat ini ditafsirkan dalam arti orang minta-minta. Tetapi terjemahan yang benar ialah pemohon atau orang yang bertanya, karena terjemahan ini masih dalam bentuk keasliannya yang mak-
Surat 93
Terangnya Waktu Siang
1733
ww
w.
aa iil
.o
rg
11. Dan tentang kenikmatan Tuhan dikau, umumkanlah.2760
nanya luas sekali. Hasan menafsirkan kata sa’il dalam arti orang yang bertanya tentang ilmu, dan arti ini dikuatkan oleh pembahasan yang diuraikan dalam ayatayat permulaan Surat 80. Selain itu, arti ini seirama dengan tujuan utama terutusnya Nabi Suci, yaitu menyiarkan ilmu hakiki. 2760 Yang dimaksud ni’mat atau karunia ialah Wahyu, yaitu karunia ������ Allah� yang paling besar, sebagaimana itu diakui kebenarannya di seluruh Qur’an. Inilah karunia yang terus-menerus diumumkan oleh Nabi Suci di sepanjang hidup beliau. Mujahid berkata: Kenikmatan yang dimaksud di sini ialah Qur’an (Rz).[]
rg
SURAT 94 AL-INSYIRAH : KELAPANGAN (Diturunkan di Makkah, 8 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini, seperti juga Surat-Surat sebelumnya, memberi hiburan kepada Nabi Suci. Kesukaran-kesukaran tak akan terus menerus beliau alami, melainkan akan segera disusul dengan kemudahan; tentang ini terdapat cukup tanda-tanda bahwa dada Nabi Suci terbuka atau menjadi lapang untuk Kebenaran, yang ini lalu dijadikan nama Surat ini. Beban yang berat yang hampir-hampir mematahkan punggung beliau, yaitu keprihatinan beliau yang dalam terhadap umat manusia, telah lenyap dengan diturunkannya Wahyu Ilahi kepada beliau. Surat ini berhubungan erat dengan Surat sebelumnya, seakan-akan Surat ini merupakan pelengkap semata-mata. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Surat 94
Kelapangan
1735
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih
3. Yang memberatkan punggung engkau?2762 4. Dan Kami tinggikan untuk engkau sebutan dikau?2763
aa iil
5. Sesungguhnya beserta dengan kesukaran adalah kemudahan,
.o
2. Dan menghilangkan dari engkau beban dikau,
rg
1. Bukankah Kami telah melapangkan bagi engkau dada engkau?2761
ww
w.
2761 Kelapangan dada disebutkan pula dalam doa Nabi Musa: “Tuhanku, lapangkanlah dadaku” (20:25). Kalimat serupa itu tercantum pula dalam 6:126, “Barangsiapa Allah�������������������������������������������������������� ������������������������������������������������������������� menghendaki untuk memberi Petunjuk, Ia melapangkan dia kepada Islam”. Sebagai kebalikan ayat ini menambahkan: “Dan barangsiapa Ia menghendaki untuk membiarkan dia dalam kesesatan, Ia membuat dadanya sesak dan sempit”. Ada satu Hadits yang meriwayatkan bahwa Malaikat Jibril membelah dada Nabi Suci tatkala beliau masih anak-anak dan masih dirawat oleh pengasuhnya, dan Malaikat itu mencuci hati beliau. Berdasarkan penelitian, sahihnya Hadits ini masih dipersoalkan (Rz). Tetapi menurut kami, penelitian itu disebabkan karena salah paham, karena diriwayatkan dalam satu Hadits, bahwa peristiwa serupa itu terjadi lagi pada waktu Nabi Suci telah diserahi tugas sebagai Rasul Tuhan. Ternyata bahwa peristiwa itu adalah satu kasyf atau impian yang terang (ru’yah). AH menerangkan: “Melapangkan dada artinya menerangi dada dengan hikmah, dan lapangnya dada untuk menerima apa yang diwahyukan kepadanya”. Penjelasan serupa itu diberikan pula oleh Imam Raghib, yakni, “melapangkan dada dengan Nur Ilahi dan ketenteraman hati”. Dengan satu perkataan, kelapangan dada berarti kebesaran hati Nabi Suci. 2762 Beban yang memberatkan punggung Nabi Suci, artinya keprihatinan beliau untuk mengangkat umat manusia dari lembah kebodohan dan takhayul, yang umat manusia tenggelam di dalamnya. Bandingkanlah dengan 26:3, “Boleh jadi engkau akan membunuh dirimu karena duka-cita”. Dihilangkannya beban, artinya, dibebaskan dari kekhawatiran. 2763 Ini adalah ramalan yang terang bahwa Nabi Suci akan dinaikkan ke derajat yang tinggi, yang ramalan ini diucapkan pada waktu beliau masih sendirian dan belum terkenal.
Al-Insyirah
1736
Juz XXX
6. Sesungguhnya beserta dengan kesukaran adalah kemudahan.2764
w.
aa iil
.o
8. Dan jadikanlah Tuhan dikau sebagai satu-satunya tujuan.
rg
7. Maka jika engkau sudah bebas (dari keprihatinan), bekerjalah sekeras-kerasnya.2765
ww
2764 Seirama dengan apa yang difirmankan dalam ayat 4, yang dimaksud kemudahan di sini ialah kemenangan akhir Nabi Suci, sedang yang dimaksud kesukaran ialah cobaan-cobaan yang dialami oleh beliau. Tetapi ayat ini menjelaskan pula undang-undang alam yang umum, yakni bahwa kesukaran akan diikuti oleh kemudahan. Diulangnya ayat ini menunjukkan bahwa Islam akan mengalami kesukaran besar dan menghadapi cobaan berat sampai dua kali, dan dalam dua peristiwa itu akan berakhir dengan kemenangan. Banyak petunjuk yang terang dalam Qur’an dan Hadits Nabi, bahwa cobaan dan kesukaran Islam pada zaman akhir sama besarnya seperti cobaan dan kesukaran Islam pada zaman awal, dan dua-duanya berakhir dengan kemenangan. 2765 Nabi Suci telah bebas, artinya bebas dari rasa khawatir, sehubungan dengan apa yang difirmankan dalam ayat sebelumnya. Oleh karena Nabi Suci kini sudah bebas dari kekhawatiran, maka beliau harus bekerja keras untuk membangun umat manusia yang rusak, menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tujuan, artinya mengusahakan diri sepenuhnya untuk menegakkan kebesaran Tuhan.[]
rg
SURAT 95 AT-TÎN : POHON ARA (Diturunkan di Makkah, 8 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Dengan memperbandingkan Syari’at Nabi Musa (yang dilambangkan Tîn atau pohon Ara, yang ini dijadikan nama Surat ini), dengan Syari’at Islam (yang dilambangkan Zaitûn), Surat ini menerangkan bahwa manusia diciptakan begitu rupa hingga ia dapat meningkat ke derajat kemuliaan yang paling tinggi, jika ia mau mengindahkan dan menjalankan ajaran-ajaran yang benar; sebaliknya, manusia akan terperosok menjadi ciptaan yang paling rendah derajatnya, jika ia tak terpimpin oleh ajaran yang benar, atau, walaupun ia terpimpin oleh ajaran yang benar, tetapi ia tak mau menjalankan ajaran itu. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman permulaan, seperti Surat-surat sebelumnya.[]
Al-Thin
1738
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 1. Demi pohon ara dan pohon zaitun!
3. Dan demi Kota ini yang aman!2766
rg
2. Dan demi gunung Sinai!
ww
w.
aa iil
.o
2766 Tîn atau pohon Ara melambangkan syari’at yang diturunkan di Gunung Sinai, sedang pohon Zaitun melambangkan syari’at yang diturunkan di Kota Suci Makkah, dan ini dijelaskan oleh dua ayat berikutnya. Hendaklah diingat bahwa perbandingan antara Nabi Musa dan Nabi Muhammad ini dicantumkan dalam Wahyu yang diturunkan pada zaman permulaan, seperti di sini dan dalam 52:1-6 dan 73:15. Pohon Ara melambangkan Syari’at Yahudi, dan inilah yang dituju oleh Yesus pada waktu melaknati pohon Ara. Difirmankan dalam Kitab Injil, bahwa sekembali Yesus dari Baitani pagi-pagi buta, dan oleh karena beliau merasa lapar, beliau mendekati pohon Ara, agar beliau dapat memetik beberapa buah Ara, tetapi serentak dilihatnya tak ada satu pun buah kecuali hanya daun saja, beliau melaknati pohon itu, dan seketika itu layulah pohon Ara itu (Matius 21:19). Temyata bahwa tindakan Yesus ini mengandung arti penolakan kaum Yahudi, yang menyerupai pohon Ara yang mempunyai daun tetapi tak mempunyai buah; dan daunnya pun, yang ini melambangkan ibadah mereka yang hanya berbentuk upacara lahir, kini sudah layu. Lebih terang lagi, penolakan kaum Yahudi diungkapkan dalam bentuk ibarat sebuah kebun (Matius 21:33), yang diakhiri dengan kalimat yang dalam artinya: “Kerajaan Allah���������������������������������������������������������������� ��������������������������������������������������������������������� akan diambil daripadamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu” (Matius 21:43). Dapat ditambahkan di sini bahwa Nabi Jeremiah juga mengibaratkan umat Yahudi sebagai dua bakul buah Ara; buah Ara yang baik mengibaratkan orang-orang yang bertaqwa di kalangan kaum Yahudi, dan buah Ara yang jelek melambangkan kaum Yahudi yang jahat (Nabi Jeremiah, bab 24). Adapun pohon Zaitun, tak sangsi lagi bahwa beberapa referensi kitab Bibel mengisyaratkan pohon Zaitun sebagai lambang umat Yahudi, tetapi di sini AlQur’an mengibaratkan pohon Zaitun sebagai lambang Syari’at Nabi Muhammad. Hal ini dijelaskan oleh Wahyu yang diturunkan belakangan: “Perumpamaan cahaya-Nya adalah bagaikan tiang yang di atasnya terdapat sebuah lampu, lampu berada dalam kaca, kaca itu seakan-akan bintang yang gemerlapan, yang dinyalakan dari pohon Zaitun yang diberkahi, bukan kepunyaan Timur dan bukan kepunyaan Barat” (24:35). Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa Syari’at yang diturunkan di gunung Sinai sudah seperti halnya pohon Ara menurut tamsil yang diberikan oleh Yesus, sedangkan Syari’at baru, yaitu Cahaya yang dinyalakan dari pohon Zaitun yang diberkahi, tak akan padam selama-lamanya, karena Cahaya itu bukan kepunyaan Timur dan bukan pula kepunyaan Barat, melainkan diperuntukkan bagi sekalian
Pohon Ara
Surat 95
1739
4. Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam (bentuk) ciptaan yang paling baik.
aa iil
7. Maka siapakah sesudah itu yang mendustakan engkau tentang Keputusan?
.o
6. Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan; mereka akan mendapat ganjaran yang tak ada putus-putusnya.2767
rg
5. Lalu Kami mengembalikan dia menjadi ciptaan yang paling rendah,
ww
w.
8. Bukankah Allah����������� ���������������� itu Hakim ����� Yang paling baik?2768
manusia di segala zaman; dan sebenarnya Cahaya itu ditujukan untuk mempersatukan Timur dan Barat. 2767 Yang dimaksud manusia diciptakan dalam bentuk ciptaan yang paling baik ialah bahwa manusia mempunyai daya kemampuan yang luar biasa besarnya untuk maju. Apabila manusia tak mempergunakan kesempatan yang diberikan kepadanya, maka ia turun menjadi ciptaan yang paling rendah. Terlepas dari kemajuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan, hingga zaman sekarang pun manusia selalu bunuh-membunuh satu sama lain seperti binatang rimba, karena mereka tak terpimpin oleh Wahyu Ilahi. 2768 Ayat ini dan ayat sebelumnya, mengisyaratkan keputusan Tuhan yang akan dijatuhkan kepada orang-orang yang menolak Kebenaran, baik keputusan terhadap orang-orang berdosa yang dijatuhkan di dunia maupun di Akhirat.[]
rg
SURAT 96 AL-‘ALAQ : SEGUMPAL DARAH (Diturunkan di Makkah, 19 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Umum mengakui bahwa lima ayat pertama Surat ini adalah Wahyu yang diturunkan pertama kali kepada Nabi Suci. Surat ini dinamakan Al-‘Alaq atau Segumpal Darah, karena dalam ayat kedua diuraikan bahwa manusia itu diciptakan oleh ������ Allah� dari segumpal darah, yang mengandung isyarat, bahwa sebagaimana manusia yang indah bentuknya itu terjadi dari asal mula yang hina, demikian pula Nabi Muhammad mengangkat umat manusia dari derajat yang hina ke tingkat kemuliaan yang paling tinggi, baik akhlak maupun rohaninya.[]
Surat 96
Segumpal Darah
1741
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
3. Bacalah, dan Tuhan dikau adalah Yang paling Murah-hati,2771 4. Yang mengajarkan (menulis kepada
.o
2. Yang menciptakan manusia dari segumpal darah,2770
rg
1. Bacalah dengan nama Tuhan dikau yang menciptakan,2769
ww
w.
aa iil
2769 Bangsa Arab adalah bangsa ummi, bangsa yang tak dapat membaca dan menulis, kecuali hanya sebagian kecil saja. Nabi Suci sendiri tak dapat membaca dan menulis, namun demikian, Wahyu pertama yang beliau terima dari Atas adalah suatu perintah supaya membaca. Arti perintah ini dijelaskan dalam ayat 3, adapun ayat 2 adalah sisipan (parenthetical) yang menerangkan asal mula manusia. Perintah supaya membaca itu diulang dalam ayat 3, dengan tambahan kalimat, bahwa Allah����� ���������� itu �������������������������������������������������������������� Yang paling Murah-hati, sekedar untuk menunjukkan bahwa hanya dengan jalan membaca dan menulis, manusia dapat mencapai derajat yang mulia, sedangkan ayat 4 menerangkan, bahwa ilmu itu diperoleh dengan jalan menggunakan pena. Dengan nama Tuhan dikau artinya dengan pertolongan Tuhan dikau. Digunakannya kata Rabb (Yang memelihara menuju kepada kesempurnaan) adalah untuk menunjukkan bahwa Wahyu yang dianugerahkan kepada Nabi Suci, adalah untuk membuat beliau, dan membuat seluruh umat manusia dengan perantaraan beliau, menjadi sempurna. Peristiwa yang menyangkut turunnya Wahyu yang pertama ini diuraikan dalam beberapa Hadits sahih, dan dari Hadits-hadits ini terang sekali bahwa jawaban Nabi Suci yang pertama kali kepada Malaikat yang mengemban Wahyu ini ialah bahwa beliau tak dapat membaca (B. 1:1). 2770 Kata ‘alaq artinya segumpal darah, dan berarti pula kelekatan dan kecintaan (T, LL). Adapun arti yang biasa diambil ialah arti yang pertama, karena di tempat lain dalam Qur’an, disebutkan pula proses terjadinya manusia yang disebut ‘alaqah, dan ini menunjukkan betapa tak berartinya asal mula manusia itu. Dengan memperhatikan arti yang lain dari kata ‘alaq, ayat ini dapat pula diterjemahkan dalam arti menciptakan manusia dari kecintaan. Diriwayatkan dalam sebuah Hadits bahwa ������������������������������������������������������������������������ Allah������������������������������������������������������������������� berfirman: “Aku suka agar Aku dikenal, maka dari itu Aku menciptakan manusia”. 2771 Kata Akram dan Karîm (berasal dari kata karuma, maknanya amat dihormati, mulia sekali atau berharga sekali), artinya Yang Murah-hati atau Yang Maha-mulia (LL). Kata Akram digunakan di sini sehubungan dengan tujuan besar yang pasti akan dicapai oleh Nabi Suci berupa kejayaan dan kemuliaan.
Al-'Alaq
1742
manusia) dengan pena,
Juz XXX
2772
5. Yang mengajarkan kepada manusia apa yang ia tak tahu.
7. Karena ia memandang dirinya sudah cukup sendiri.2773
.o
8. Sesungguhnya kepada Tuhan dikaulah kembali(-mu).
rg
6. Tidak, sesungguhnya manusia itu durhaka,
aa iil
9. Apakah engkau melihat orang yang melarang, 10. Seorang hamba jika ia bershalat?2774 11. Apakah engkau melihat jika ia ada
ww
w.
2772 Disebutkannya pena dalam Wahyu yang diturunkan pertama kali kepada Nabi Suci adalah penting sekali; dan tidak saja berarti “bantuan yang ampuh untuk mempropagandakan ilmu tentang Keesaan llahi” (seperti yang dikatakan oleh Rodwell), yang harus diketemukan oleh Nabi Suci dalam pena, melainkan berarti pula bahwa pena harus digunakan untuk menjaga keselamatan Wahyu yang dianugerahkan kepada beliau. Adalah suatu kenyataan bahwa pena mempunyai peran penting, baik dalam hal mempropagandakan Islam maupun dalam melindungi Qur’an terhadap segala macam kerusakan. Tulisan dan pena disebutkan berulangkali dalam Qur’an, terutama sekali sehubungan dengan Wahyu yang diberikan kepada Nabi Suci, ini menarik perhatian sekali, mengingat bahwa digunakannya tulisan bukan saja merupakan sesuatu yang baru di Jazirah Arab, melainkan pula bahwa Nabi Suci sendiri tak kenal membaca dan menulis. 2773 Mulai ayat ini sampai ayat terakhir, ini menurut beberapa Hadits, diterapkan terhadap Abu Jahal; tetapi kata-kata ayat ini bersifat umum. Sebenamya, di sini kita diberitahu bahwa manusia menjadi durhaka karena ia mengira bahwa ia sudah cukup sendiri, dan tak memerlukan apa-apa dari Allah�� �������, ��������������� Yang meniupkan Roh-Nya ke dalam manusia itu. Sebenarnya roh manusia mempunyai hubungan gaib dengan ������ Allah� ������������������������������������������������������ Yang gaib, yang ini tak disadari oleh kaum materialis. 2774 Kata ‘abd atau hamba yang tidak ditentukan siapa orangnya, ini khusus ditujukan kepada Nabi Suci. Begitu besar perlawanan mereka, hingga Nabi Suci dan para Sahabat tak dapat menjalankan shalat di tempat umum.
Surat 96
Segumpal Darah
1743
di jalan yang benar? 12. Atau ia menyuruh supaya bertaqwa?
15. Tidak, jika ia tak mau berhenti, Kami akan menangkap jambulnya.2775
aa iil
16. Jambul orang yang berdusta, yang berdosa!
.o
14. Apakah ia tak mengetahui bahwa Allah������������� itu melihat?
rg
13. Apakah engkau melihat jika ia mendustakan dan berpaling?
17. Lalu biarlah ia memanggil persidangannya, 18. Kami akan memanggil pasukan berani mati.2776
w.
19. Tidak, janganlah engkau taat kepada-nya, tetapi bersujudlah dan mendekatlah (kepada ������� Allah�� ).2776a
ww
2775 Menangkap jambul berarti penghinaan. Tiga belas tahun kemudian sesudah turunnya ayat ini, yaitu pada waktu Perang Badar, para musuh besar-benar dihinakan. 2776 An-Nâdi artinya Al-Majlis atau Persidangan. Darun-Nadwah (berasal dari akar yang sama, yaitu nâda) adalah Balai Persidangan Rakyat yang besar, di mana berkumpul para pemimpin rakyat untuk merundingkan perkara-perkara penting yang menyangkut seluruh bangsa, misalnya mengenai perang, dan sebagainya. Jadi, arti ayat ini ialah agar mereka mengambil keputusan bersama dan mengambil tindakan keras terhadap Nabi Suci dan Risalahnya. Kata Zabâniyah “bagi Bangsa Arab zaman kuno” berarti syurath (LL, demikian pula Kf, Bd, dan Rz), “yang menurut Bangsa Arab kuno berarti pasukan berani mati atau menurut Bangsa Arab akhir-akhir ini berarti para pengawal bersenjata dari Kepala Polisi. Inilah makna aslinya” (LL). Jadi terang sekali bahwa dua ayat ini membicarakan pertempuran yang dilakukan oleh orang-orang kuat di kedua belah pihak. 2776a Selesai membaca ayat ini, segera diikuti dengan sujud sungguh-sungguh; lihatlah tafsir nomor 978.[]
rg
SURAT 97 AL-QADR: KEAGUNGAN (Diturunkan di Makkah, 5 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Lima ayat Qur’an yang diturunkan pertama kali, yang termuat dalam Surat sebelum ini, cocok sekali jika urutannya diikuti oleh Surat yang menerangkan waktu Wahyu Qur’an mulai diturunkan. Malam nan Agung (salah satu dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadlan), itulah yang pertama kali menyaksikan memancarnya sinar Wahyu Qur’an yang dipastikan untuk menerangi seluruh dunia. Dan turunnya Wahyu yang pertama pada Malam nan Agung atau Lailatul-Qadr, yang ini dijadikan nama Surat ini, mengandung maksud bahwa Wahyu yang paling mulia di antara semua Wahyu, kini diturunkan di dunia, dan bahwa keagungan Wahyu ini dan keagungan orang yang menerima Wahyu itu, pasti akan ditegakkan di dunia. Tak sangsi lagi bahwa Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Surat 97
Keagungan
1745
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
3. Malam nan Agung itu lebih baik daripada seribu bulan.2778
.o
2. Dan apakah yang membuat engkau tahu apakah Malam nan Agung itu?
rg
1. Sesungguhnya Kami menurunkan itu pada Malam nan Agung.2777
ww
w.
aa iil
2777 Lailatul-Qadr makna aslinya Malam nan Agung atau Malam nan Megah atau Malam nan Besar, yaitu sepuluh malam terakhir yang sudah terkenal pada bulan Ramadlan, atau sangat boleh jadi pada tanggal 25, 27 dan 29 dari bulan itu. Dalam 44:3, Malam nan Agung itu disebut Malam yang diberkahi. Menilik ayat 2:185, terang sekali bahwa Qur’an diturunkan pada bulan Ramadlan, dan menilik ayat tersebut, terang sekali bahwa Qur’an diturunkan pada Lailatul-Qadr; sudah tentu yang dimaksud diturunkan di sini ialah Wahyu permulaan, karena seluruh Qur’an itu diturunkan sepotongsepotong selama dua puluh tiga tahun. Adapun kata Qur’an itu dapat diterapkan terhadap seluruh Qur’an, dan dapat pula diterapkan untuk sebagian Qur’an. Bahwa yang dituju di sini ialah Wahyu permulaan, ini diketahui dengan terang dari susunan Surat, di mana lima ayat pertama dari Surat sebelum ini, ini diakui oleh semua pihak bahwa ini adalah Wahyu permulaan yang diturunkan kepada Nabi Suci. Sebenarnya, pentingnya Lailatul-Qadr ialah adanya kenyataan bahwa pada malam itu, Wahyu yang paling diberkahi dan paling sempurna diturunkan di dunia. Nabi Musa berpuasa empat puluh hari lamanya sebelum Wahyu diturunkan kepada beliau (Kitab Kejadian 24:18) dan Nabi ‘Isa berpuasa selama empat puluh hari sebelum beliau menerima pengangkatan sebagai Nabi (Matius 4:2), ini menunjukkan bahwa Wahyu Tuhan itu dalam sejarah suci dihubungkan dengan puasa. Oleh karena itu, kaum Muslimin tiap-tiap tahun diwajibkan menjalankan puasa selama tiga puluh hari, dan karunia Tuhan yang istimewa dijanjikan kepada kaum Muslimin pada hari-hari terakhir puasa mereka. 2778 Seribu bulan dapat dibandingkan dengan waktu yang lama sekali. Jika dihitung, 1000 bulan itu sama dengan 83 tahun, jadi hanya tinggal 17 tahun lagi untuk menggenapkannya menjadi satu abad. Ada satu Hadits yang menerangkan bahwa pada permulaan tiap-tiap abad, akan datang seorang Mujaddid atau Pembaharu di kalangan kaum Muslimin. Lailatul-Qadr sebagai malam turunnya anugerah rohani yang amat besar, dapat diartikan pula sebagai waktu yang selama waktu itu Nabi Suci bekerja seorang diri, tepatnya, selama dua puluh tiga tahun, demikian pula waktu yang selama waktu itu seorang Mujaddid melaksanakan tugasnya, ini adalah waktu yang lebih banyak diturunkan anugerah rohani daripada waktu selebihnya dari abad itu.
Al-Qadr
1746
Juz XXX
4. Malaikat dan Roh turun pada (Malam nan Agung) itu dengan izin Tuhan mereka — untuk segala urusan.2779
ww
w.
aa iil
.o
rg
5. Damai! (Malam nan Agung) itu sampai terbitnya fajar (waktu pagi).2780
2779 Yang dimaksud Roh di sini ialah Roh Ilahi, yang benar-benar merupakan kekuatan, yang pembangunan umat manusia dilaksanakan dengan kekuatan Roh Ilahi itu, tetapi kata Roh di sini dapat pula berarti Wahyu Ilahi. Turunnya Malaikat dan Roh menunjukkan pula bahwa Lailatul-Qadr, yang disinggung-singgung dalam tafsir sebelumnya, mempunyai arti yang lebih dalam lagi, karena walaupun ada malam tertentu dalam bulan Ramadlan yang ditandai dengan anugerah Tuhan yang besar, turunnya “Malaikat dan Roh” itu terutama sekali dihubungkan dengan terutusnya seseorang yang ditunjuk oleh �������������������������������������� Allah��������������������������������� untuk memperbaiki dunia, dan untuk mengembalikan jiwa manusia ke arah nilai-nilai kehidupan rohani. 2780 “Damai” adalah ciri khas Lailatul-Qadr. Perasaan damai masuk dalam kalbu orang-orang yang berbakti (ibadah) dengan sungguh-sungguh, dalam bentuk ketenteraman batin yang membuat mereka pantas menerima anugerah Ilahi (Wahyu). Tetapi ini mengandung arti pula bahwa landasan bagi perdamaian antar manusia itu diletakkan melalui orang yang diutus oleh �������� Allah��� .[]
rg
SURAT 98 AL-BAYYINAH : BUKTI YANG TERANG (Diturunkan di Makkah, 8 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Wahyu yang diberikan kepada Nabi Suci adalah Wahyu yang paling kuat, oleh karena itu di sini beliau atau Wahyu itu sendiri disebut Al-Bayyinah atau Bukti yang Terang, yang ini dijadikan nama Surat ini; mengapa disebut demikian, karena Wahyu Qur’an memuat segala ajaran yang murni dan penting dari Kitab Suci yang sudah-sudah, sebagaimana ditunjukkan dalam Surat ini. Surat ini boleh jadi tidak tergolong Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan, tetapi tak sangsi lagi bahwa Surat ini tergolong Surat Makkiyah, demikianlah pendapat sebagian besar ulama.[]
Al-Bayyinah
1748
Juz XXX
1. Orang-orang kafir di antara kaum Ahli Kitab dan (pula) kaum musyrik, mereka tak dapat terlepas, sampai bukti yang terang datang kepada mereka,2781
.o
2. Utusan dari �������������������� Allah��������������� , yang membacakan halaman-halaman yang suci,2782
rg
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
aa iil
3. Yang di dalamnya (berisi) Kitab-kitab yang benar,2783 4. Dan orang-orang yang diberi Kitab tak akan berpecah-belah, kecuali sete-
ww
w.
2781 Baik kaum Ahli Kitab, yaitu umat yang diberi Kitab Suci pada zaman yang sudah-sudah, maupun kaum musyrik Arab, yang belum pernah muncul seorang Nabi di kalangan mereka, dua-duanya tenggelam dalam perbuatan keji dan dosa, sehingga hanya Utusan ������������������������������������������������ Allah������������������������������������������� sajalah yang dapat melepaskan mereka dari perbudakan dosa. Kaum Yahudi dan Kristen secara berganti-ganti, berusaha keras untuk membangun Tanah Arab, tetapi dua-duanya mengalami kegagalan bahkan sebenarnya, mereka sendiri rusak akhlaknya seperti Bangsa Arab. “Namun mereka barulah bangun dari tidur nyenyak mereka setelah mendengar suara yang menggetarkan jiwa dari Nabi Bangsa Arab, dan seketika itu mereka meloncat menuju pada kehidupan yang baru dan kehidupan yang sungguh-sungguh” (Muir, Life of Mohamed). Bahwa yang dimaksud Bukti yang Terang itu adalah Nabi Suci, ini dijelaskan dalam ayat berikutnya yang menyebutkan bahwa Bukti yang Terang ialah Utusan dari Allah� ������. 2782 Hendaklah diingat bahwa di sini diuraikan, Utusan itu membacakan halaman-halaman yang suci; jadi ini menunjukkan seterang-terangnya, bahwa pada waktu Surat ini diturunkan, Qur’an sudah ada dalam bentuk tulisan. Qur’an diberi gelar sebagai Lembaran Suci, ini untuk menunjukkan bahwa Qur’an dibersihkan dari segala kotoran. 2783 Kutub adalah jamaknya Kitâb, artinya Kitab atau Peraturan. Makna apa pun yang diambil, arti ayat ini sudah jelas, yakni semua petunjuk yang benar yang diperlukan manusia, baik itu telah diturunkan pada zaman dahulu atau belum, semuanya terdapat dalam Qur’an. Jadi, Qur’an mengundangkan bahwa di dalamnya berisi semua hal yang baik dari Kitab-kitab Suci lain, dan menambahkan pula kekurangan-kekurangan Kitab Suci lain itu.
Surat 98
Bukti Yang Terang
1749
aa iil
6. Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orangorang musyrik berada dalam Api Neraka, untuk menetap di sana. Mereka adalah makhluk yang paling buruk.
.o
5. Dan mereka tidak disuruh selain supaya mengabdi kepada �������������� Allah��������� , dengan ikhlas patuh kepada-Nya, dengan lurus, dan supaya menegakkan shalat dan membayar zakat, dan itulah agama yang benar.
rg
lah datang kepada mereka bukti yang Terang.2784
7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, mereka adalah makhluk yang paling baik.
ww
w.
8. Ganjaran mereka di sisi Tuhan mereka ialah Taman kekekalan yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, menetap di sana selama-lamanya. Allah���������������������������� berkenan kepada mereka dan mereka juga berkenan kepadaNya.2785 Itu adalah bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
2784 Pecah-belah yang disebutkan di sini ialah terpecahnya mereka menjadi mukmin dan kafir; sebagian mereka mau menerima Utusan, sebagian yang lain menolaknya. 2785 Di sini diuraikan bahwa para Sahabat Nabi telah mencapai tingkatan rohani yang paling tinggi. Bandingkanlah dengan 89:27-30, di sana dicantumkan kalimat yang sama tentang kesempurnaan rohani; lihatlah tafsir nomor 2732. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa mereka bersih dari segala motif duniawi, dan mereka bukan saja memeluk Islam demi mencapai satu-satunya tujuan, yakni mencari perkenan Allah�������������������������������������������������� ������������������������������������������������������� , melainkan pula bahwa kesungguh-sungguhan mereka sampai akhir hayatnya tak ternoda, sehingga ���������������������������������� Allah����������������������������� amat berkenan kepada mereka dan memasukkan mereka ke Surga-Nya.[]
rg
SURAT 99 AL-ZILZÂL : GEMPA (Diturunkan di Makkah, 8 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini berjudul Al-Zilzâl atau Gempa. Kata zilzâl tercantum dalam ayat pertama, dan mengisyaratkan akan guncangan keras yang dimaksud untuk membawa perubahan di Tanah Arab, dan kemudian di seluruh dunia. Ini menunjukkan adanya hubungan antara Surat ini dan Surat sebelumnya, yang membicarakan perubahan yang dilaksanakan di dunia oleh Nabi Suci. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman permulaan.[]
Surat 99
Gempa
1751
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah Yang Maha-pengasih.
3. Dan manusia berkata: Apakah yang terjadi dengan dia (bumi)?
aa iil
4. Pada hari itu bumi akan memberitahukan pekabarannya.
.o
2. Dan bumi mengeluarkan beban kandungannya,
rg
1. Tatkala bumi diguncangkan dengan dahsyatnya,
5. Seakan-akan Tuhan dikau mewahyukan kepadanya.2786
ww
w.
2786 Ayat pertama menerangkan gempa bumi yang menggelegar. Apakah arti kata zalzalah, lihatlah tafsir nomor 1668. Bahwa guncangan semacam itu akan terjadi pada Hari Kebangkitan, ini tak dapat dipungkiri. Bahwa guncangan itu terjadi pada zaman Nabi Suci adalah suatu kenyataan. Inilah guncangan yang membawa perubahan yang mengagumkan di Tanah Arab, dan kemudian di seluruh dunia, yang ini disebutkan dalam Surat sebelumnya. Ayat kedua menerangkan tentang bumi yang mengeluarkan beban kandungannya. Ini dapat diartikan bumi yang mengeluarkan orang-orang yang mati, dan dapat pula diartikan bumi yang mengeluarkan harta kekayaannya yang terpendam (RM). Bagaimana bumi mengeluarkan harta kekayaannya yang terpendam berupa barang-barang hasil tambang, ini adalah ilmu pengetahuan tentang hari depan yang mengagumkan, yang dibuka rahasianya oleh Qur’an. Bahwa ini merupakan pendahuluan dari perubahan yang besar, adalah salah satu tema dari Wahyu yang diturunkan pada zaman permulaan. Sebenarnya perubahan yang terjadi pada zaman Nabi Suci adalah tahap permulaan dari perubahan besar yang harus terlaksana kelak di seluruh dunia, yang disebut Al-Âkhirah dalam 93:4; lihatlah tafsir nomor 2754. Pergolakan besar yang terjadi di dunia sekarang ini, dan harta yang tak terhitung banyaknya yang dikeluarkan pada dewasa ini, ini sebenarnya ramalan tentang apa yang pasti akan terjadi, yaitu Kebangkitan rohani yang akan terjadi di dunia. Ayat 3-5 menyatakan bahwa kejadian yang disebutkan dalam ayat 1 dan 2, manusia akan takjub dan berteriak, “Apakah yang terjadi di bumi?”. Ini menunjukkan bahwa kejadian yang luar biasa akan disaksikan oleh manusia di dunia ini. “Bumi akan memberitahukan pekabarannya”, artinya rahasia-rahasia besar yang sampai sekarang tak diketahui, akan dibuka. Hal ini ditekankan lebih lanjut dalam ayat 5 yang berbunyi “seakan-akan Tuhan
Al-Zilzal
1752
Juz XXX
6. Pada hari itu manusia akan keluar dalam berbagai rombongan agar mereka diperlihatkan perbuatan mereka.
w.
aa iil
.o
8. Dan barangsiapa berbuat keburukan seberat atom, ia akan melihatnya.2786a
rg
7. Maka barangsiapa berbuat kebaikan seberat atom, ia akan melihatnya.
ww
dikau mewahyukan kepadanya”. Dengan perkataan lain, sebagaimana Wahyu itu membuka rahasia barang-barang yang tak diketahui oleh manusia, demikian pula rahasia-rahasia besar yang sampai sekarang ini tak diketahui, ini pun akan dibuka. Boleh jadi di sini ada isyarat yang lebih dalam lagi, yakni setelah terjadi kejadian yang luar biasa itu, akan disusul oleh Kebangkitan rohani umum seakan-akan Allah� ������ mewahyukan kepada bumi itu sendiri. 2786a Pada Hari Kiamat, manusia akan diperlihatkan perbuatannya, dengan jalan merasakan buah perbuatan itu; tetapi di dunia ini pun manusia dapat melihat perbuatan-perbuatan mereka yang baik dan yang buruk. Baik dan buruk, jika dikerjakan secara besar-besaran, ganjaran dan pembalasannya akan dirasakan di dunia ini pula. Hendaklah diperhatikan bahwa kalimat “barangsiapa berbuat” yang dicantumkan di sini, ini meliputi kaum Muslimin maupun kaum Non Muslim. Kendati orang yang berbuat kebaikan seberat atom orang Non Muslim, ia pun akan mendapat ganjaran, sebaliknya, jika orang Islam berbuat buruk sekalipun hanya seberat atom, ia akan mendapat pembalasan.[]
rg
SURAT 100 AL-‘ÂDIYAT : YANG MENYERBU (Diturunkan di Makkah, 11 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Nama Surat ini diambil dari ramalan tentang Orang yang menyerbu yang disebutkan dalam ayat pertama, untuk menunjukkan bahwa sebagian bencana besar yang disebutkan dalam Surat sebelumnva, ini akan terlaksana dengan jalan perang. Kebenaran ini bukan saja terjadi pada zaman Nabi Suci, melainkan memancar lebih terang lagi pada zaman kita sekarang, dan tak sangsi lagi bahwa perang pada zaman sekarang, yang belum pernah terjadi sebelumnya, adalah pendahuluan dari Kebangkitan rohani besar, seperti telah terbukti kebenarannya di Tanah Arab, tiga belas abad yang lampau. Adapun tanggal diturunkannya Surat ini, dapat digolongkan dengan Surat sebelumnya.[]
Al-’Adiyat
1754
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
2. Dan demi (kuda) yang mencetuskan api dengan pukulan!
.o
3. Dan demi (kuda) yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi.
rg
1. Demi (kuda) yang berlari cepat dengan terengah-engah!
aa iil
4. Lalu dengan demikian (kuda itu) menerbangkan debu,
5. Lalu (kuda) itu menyerbu ke tengahtengah barisan (musuh).
6. Sesungguhnya manusia itu tak berterima kasih kepada Tuhannya.2787
ww
w.
2787 Kata ‘âdiyat (berasal dari kata ‘adw maknanya lari) artinya yang lari atau yang menyerbu; dan kata dlabhan artinya terengah-engah karena lari cepat (R). Kata mûriyât (berasal dari kata wara, maknanya mencetuskan api) artinya yaitu mencetus-kan api, adapun kata qad-han mempunyai berbagai makna antara lain membuat letusan, membuat lobang, membuat karatan atau mencetuskan api (LL). Kata mûghirât berasal dari kata aghara artinya bergegas , atau berlari kencang atau menyerang dengan tiba-tiba (LL). Ada bermacam-macam pendapat tentang apa yang dimaksud ayat-ayat ini. Menurut I’Ab ayat-ayat ini menggambarkan keadaan unta yang berlari pada waktu ibadah Haji, tetapi kebanyakan mufassir menerangkan bahwa ayat-ayat ini mengisyaratkan keadaan kuda yang dipakai pada waktu perang (RM). Dalam hal ini, ayat-ayat ini bersifat ramalan tentang perang, di mana para musuh berniat hendak membinasakan Kebenaran dengan senjata, tetapi akhirnya mereka sendiri yang menderita kekalahan. Tetapi kata-kata ayat ini adalah begitu luas hingga dapat saja diterangkan terhadap alat-alat perang moderen. Jika kekuatan serangan terhadap musuh bergantung kepada kecepatan serangan yang harus dilakukan, yang pada zaman dahulu dilakukan dengan kekuatan pukulan kuda (kavaleri), maka kata-kata ayat ini tepat sekali melukiskan serangan udara pada zaman sekarang. Serangan udara ini pun bersuara keras, dan mencetuskan api yang menimbulkan lubang, dan celah, dan belahan di tanah. Serangan udara dilakukan pada waktu pagi buta, menerbangkan debu dari bangunan-bangunan yang hancur, dan menembus kota-kota yang paling padat penduduknya. Tetapi mufassir lain
Surat 100
Yang Menyerbu
1755
7. Dan sesungguhnya ia menyaksikan tentang itu.
10. Dan apa yang ada dalam hati ditampakkan?
w.
aa iil
11. Sesungguhnya pada hari itu Tuhan dikau adalah Yang Maha-waspada terhadap mereka.2787a
.o
9. Apakah ia tak mengetahui tatkala apa yang ada dalam kubur dibangkitkan?
rg
8. Dan sesungguhnya ia sangat kikir karena cintanya kepada harta.
ww
memahami ayat-ayat ini dalam arti segolongan musafir rohani yang berlari cepat di jalan ������ Allah�. Tidak terima kasihnya manusia kepada Tuhannya, dan kecintaan manusia yang luar biasa kepada harta, merupakan tema dalam semua perkara. Manusia hanya melihat segi kehidupan material saja, dan tak menghiraukan kepada nilainilai kehidupan rohani. Jadi keseimbangan hidupnya kacaubalau. Maka datanglah bencana dan manusia diguncangkan begitu hebat hingga matanya terbuka untuk melihat nilai kehidupan yang sejati. 2787a Di sini kita diberitahu bahwa akan tiba saatnya tatkala orang-orang yang ada dalam kubur — orang-orang yang sudah mati — akan dihidupkan lagi, dan apa yang tersembunyi dalam dada — yaitu perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang tersembunyi dari penglihatan orang lain — akan ditampakkan. Bukan saja pada Hari Kiamat, melainkan sekarang pun Tuhan Maha-waspada; tetapi sebagaimana terjadi di alam, akibat-akibat itu akan ditampakkan tepat pada waktunya. Boleh jadi di dunia ini, akibat-akibat itu tidak seterang seperti yang akan terjadi pada Hari Kiamat, tatkala penglihatan akan dibikin tajam (50:22), tetapi kadang-kadang akibat-akibat itu ditampakkan pula di sini.[]
rg
SURAT 101 AL-QÂRI’AH : MALAPETAKA (Diturunkan di Makkah, 11 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Malapetaka yang mengerikan yang diuraikan dalam Surat ini, dan yang dijadikan nama Surat ini, adalah sama dengan Zilzâl atau Gempa yang diuraikan dalam Surat sebelum ini. Adapun tanggal diturunkannya Surat ini juga hampir sama dengan Surat sebelumnya.[]
Surat 101
Malapetaka
1757
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 1. Malapetaka yang dahsyat!
aa iil
4. Pada hari tatkala manusia bagaikan ngengat yang berserakan.
.o
3. Dan apakah yang membuat engkau tahu, apakah malapetaka yang dahsyat itu?2788
rg
2. Apakah malapetaka yang dahsyat itu?
5. Dan gunung-gunung seperti bulu domba yang (beterbangan karena) disikat.2789 6. Adapun orang yang timbangan (perbuatan baik)nya berat,
w.
7. Ia akan berada dalam kehidupan yang senang.
ww
8. Adapun orang yang timbangan (perbuatan baik)nya ringan, 2788 Al-Qâri’ah (berasal dari kata qar, maknanya memukul dengan keras) artinya malapetaka yang amat besar; kata al-qâri’ah yang tanpa huruf al dicantumkan dalam 13:31, yang berbunyi: “Adapun orang-orang kafir, bencana besar (qâri’ah) tak henti-hentinya menimpa mereka karena perbuatan mereka, atau ini turun di dekat rumah mereka, sampai janji ������������������������������� Allah�������������������������� tiba”. Digunakannya kata qâri’ah menunjukkan bahwa perkataan itu berarti bencana besar yang kadang-kadang menimpa kaum Quraisy; adapun penambahan kata al menunjukkan bahwa ini berarti bencana besar yang dijanjikan pada Hari Kiamat. Dalam 69:4, kata al-qâri’ah berarti bencana besar yang membinasakan suatu umat, yaitu hukuman yang dijatuhkan kepada mereka. Al-Qâri’ah juga menjadi namanya Hari Kiamat, yaitu Malapetaka besar yang menghancur-kan bumi ini, yang setelah itu datanglah Hari Kiamat. 2789 Gambaran ini dapat pula diterapkan bagi hukuman para musuh Kebenaran, lihatlah tafsir nomor 1292.
Al-Qari'ah
1758
Juz XXX
9. Maka ibunya ialah jurang yang keliwat dalam,2790 10. Dan apakah yang membuat engkau tahu, apakah (hawiyah) itu?
w.
aa iil
.o
rg
11. (Ialah) Api yang menghanguskan.
ww
2790 Hâwiyah (berasal dari kata hawâ, maknanya jatuh ke bawah) artinya suatu tempat yang begitu dalam hingga tak dapat dicapai dasarnya atau berarti pula jurang yang keliwat dalam (LL). Kata umm makna aslinya ibu, dan walaupun mempunyai berbagai arti sekunder, namun pengertian tentang makna aslinya tetap dipertahankan. Di antara berbagai arti sekunder ialah sumber, asal-mula, landasan, sokongan, urusan penghidupan yang efisien, barang yang digabungkan dengan barang-barang lain, bagian utama dari suatu barang, orang yang mempunyai tugas untuk memberi makan dan melayani orang-orang (LL). Tempat tinggal atau tempat kediaman juga disebut umm (LL), karena tempat itu memberi perlindungan kepada seseorang, seperti ibu memberi perlindungan kepada anak. Di sini, jurang yang keliwat dalam atau Neraka disebut ibu, ini untuk menunjukkan bahwa hubungan manusia dengan Neraka adalah seperti hubungan seorang anak dengan ibunya, artinya, dimasukkannya manusia ke Neraka itu dimaksud untuk membuat mereka pantas membuat kemajuan di alam rohani, seakan-akan manusia diasuh dalam pangkuan Neraka, seperti halnya anak yang diasuh dalam pangkuan ibu; demikian pula bertinggalnya manusia di Neraka tidaklah untuk selama-lamanya, seperti halnya anak yang hanya untuk sementara waktu saja mendapat perawatan dari ibunya.[]
rg
SURAT 102 AT-TAKÂTSUR : MEMPERBANYAK HARTA (Diturunkan di Makkah, 8 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini tepat sekali dinamakan At-Takâtsur atau memperbanyak harta, berasal dari kata takâtsur yang dicantumkan dalam ayat pertama Surat in menerangkan bahwa saling berlomba memperoleh harta sebanyak-banyaknya adalah rintangan besar yang menjauhkan manusia dari tujuan hidup yang sebenarnya. Oleh karena itu, untuk menyadarkan mereka, tempo-tempo perlu menelanjangi mereka dari kemewahan ini. Itulah sebabnya maka kebijaksanaan Tuhan kadang-kadang memandang perlu menjatuhkan bencana kepada manusia. Oleh sebab itu, Surat ini mempunyai hubungan erat dengan Surat-surat sebelumnya yang membicarakan bencana. Kebenaran yang diuraikan dalam Surat ini jelas tak pernah disadari oleh dunia seperti yang terjadi pada zaman sekarang. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Al-Takatsur
1760
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. harta
menyele-
2. Sampai kamu mengunjungi kubur,2791
.o
3. Tidak, kamu segera akan mengetahui,
rg
1. Memperbanyak wengkan kamu,
aa iil
4. Sekali lagi, kamu segera akan mengetahui, 5. Tidak, sekiranya kamu mengetahui dengan keyakinan ilmu.2791a
6. Niscaya kamu akan melihat Neraka,
w.
7. Lalu kamu akan melihat itu dengan keyakinan penglihatan;
8. Lalu pada hari itu kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan.2792
ww
2791 Takâtsur (berasal dari kata katsûra maknanya menjadi banyak atau berlipat-ganda) artinya saling berebut unggul dalam (memperbanyak) harta, atau anak, atau orang (LL). Menurut Rz, wazan tafa’ul kadang-kadang berarti fi’l itu sendiri, dengan demikian, kata takâtsur berarti menambah atau memperbanyak harta, dan sebagainya. Mengunjungi kubur berarti mati. Oleh karena itu, arti ayat ini ialah bahwa saling berlomba dalam memperbanyak harta, menyelewengkan manusia dari tujuan hidup yang sebenarnya sampai ia menjumpai kematian. 2791a Jika manusia meninggal, lalu ia mengetahui bahwa menumpuk harta bukanlah tujuan hidup yang sebenarnya. Tetapi jika manusia menjalani hidup atas dasar keyakinan ilmu, ia dapat melihat hal itu di dunia ini pula (jadi tidak perlu menunggu sampai ia mati). 2792 Ayat 5-8 membuka rahasia tiga derajat keyakinan: ‘ilmul-yaqîn, ‘ainul-yaqîn dan haqqul-yaqîn, artinya; keyakinan ilmu, keyakinan penglihatan dan keyakinan sejati. Dengan ilmu atau dengan menarik kesimpulan, manusia dapat mencapai keyakinan di dunia ini pula tentang adanya Neraka (ayat 5 dan 6). Setelah
Surat 102
Memperbanyak Harta
1761
ww
w.
aa iil
.o
rg
manusia meninggal, ia akan melihat Neraka dengan mata sendiri (ayat 7). Tetapi perwujudan yang sempurna dari Neraka itu akan dirasakan oleh manusia pada Hari Kiamat (ayat 8). Manusia ditanya tentang nikmat, artinya, manusia merasakan siksaan karena tak mau menggunakan sebaik-baiknya segala kenikmatan yang diberikan kepadanya. Tetapi ayat-ayat ini dapat pula diterapkan terhadap kehidupan di dunia. Jika manusia suka merenungkan sifat-sifat kejahatan, niscaya manusia mendapat keyakinan akan adanya Neraka; ini adalah keyakinan ilmu atau keyakinan dengan menarik kesimpulan. Lalu ia mendapat keyakinan penglihatan, dengan melihat nasib yang dialami oleh orang lain. Akhirnya ia yakin sungguh-sungguh karena ia mengalami sendiri bencana yang menimpa dirinya.[]
rg
SURAT 103 AL-‘ASHR : WAKTU (Diturunkan di Makkah, 3 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini menaruh perhatian akan kesaksian Waktu, dalam menunjukkan bahwa hanya orang yang mau menerima Kebenaran sajalah yang akan sejahtera; oleh karena itu, Surat ini dinamakan Al-‘Ashr atau Waktu. Sebagai kebalikan dari orang yang disebutkan dalam Surat sebelumnya, yaitu orang yang menyimpang dari tujuan hidup yang sebenarnya dengan jalan menumpuk-numpuk harta sebagai tujuan hidupnya, dalam Surat ini kita diberitahu bahwa hanya orang yang mau menerima Kebenaran dan suka memberi nasihat kepada orang lain ke arah itu sajalah yang akan sejahtera. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Surat 103
Waktu
1763
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 1. Demi Waktu!
.o
aa iil
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling memberi nasihat tentang Kebenaran, dan saling memberi nasihat tentang kesabaran.2793
rg
2. Sesungguhnya manusia menderita rugi,
ww
w.
2793 Kesaksian waktu itu tiga macam: (1) berlalunya waktu memberi kesaksian bahwa hanya orang yang tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berbuat kebaikanlah yang akan memetik keuntungan; (2) cahaya yang menerangi sepanjang jalannya waktu abad yang lampau menunjukkan kepada kita bahwa orang yang berbuat kebaikan dan menyuruh orang lain supaya berbuat kebaikan mengalami kehidupan sejahtera, sebaliknya orang-orang yang berbuat kejahatan mengalami kehidupan sia-sia; (3) zamannya Nabi Suci memberi kesaksian yang amat terang dan meyakinkan bahwa orang-orang beriman dan berbuat baik berbahagia, sedang orang-orang yang memusuhi Nabi Suci menderita rugi. ‘Ashr artinya Waktu atau rangkaian zaman (LL). Tetapi sebagian mufassir berpendapat bahwa yang dimaksud Al-‘Ashr ialah zamannya Nabi Suci, dan ada satu Hadits yang menerangkan bahwa beliau mengibaratkan zaman beliau sebagai ‘Ashr atau waktu sore (B); dan Hadits ini menguatkan pendapat ini. Sebenarnya dua arti itu benar semuanya, jika kami mengambil arti yang umum, maka tak salah lagi bahwa setiap orang yang tak berusaha untuk mengerjakan perbuatan baik secara permanen sampai akhir, maka tiap menit ia akan menderita rugi. Arti Al-‘Ashr yang lain yaitu zamannya Nabi Suci, ketika dilaksanakan kebangkitan rohani yang besar, ini memberi kesaksian yang seterang-terangnya bahwa orang-orang yang tak memenuhi panggilan Nabi Suci adalah orang-orang yang merugi, sedang orang-orang yang beriman mereka melaksanakan revolusi di seluruh dunia, dengan jalan memberi nasihat kepada orang lain supaya menjalankan perbuatan baik dan bersabar. Ayat yang memerintahkan supaya saling memberi nasihat tentang kebenaran diikuti oleh ayat yang memerintahkan supaya saling memberi nasihat tentang kesabaran karena menyiarkan Kebenaran pasti menghadapi berbagai kesulitan, yang jika ia tak sabar dan tabah dalam menghadapi kesukaran ia tak dapat mengikuti Kebenaran.[]
rg
SURAT 104 AL-HUMAZAH : TUKANG MENGUMPAT (Diturunkan di Makkah, 9 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Sebagai kebalikan dari orang-orang yang disebutkan dalam Surat sebelumnya, yaitu orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling berwasiat tentang Kebenaran dan kesabaran, di sini kita diberitahu tentang orang-orang yang bukannya berbuat kebaikan yang permanen, melainkan menumpuk-numpuk kekayaan, demikian pula tidak saling berwasiat tentang Kebenaran, melainkan mengumpat sesama orang; oleh karena itu, Surat ini dinamakan Al-Humazah atau Tukang Mengumpat, seperti yang tercantum dalam ayat pertama. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Surat 104
1765
Tukang Mengumpat
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah Yang Maha-pengasih.
3. Ia mengira bahwa hartanya akan menyebabkan dia kekal.2796
aa iil
4. Tidak, ia pasti akan dilemparkan dalam bencana yang meremukkan.2797
.o
2. Yang menumpuk-numpuk harta dan menghitung-hitungnya,2795
rg
1. Celaka sekali bagi tukang mengumpat, tukang memfitnah,2794
5. Dan apakah yang membuat engkau tahu, apakah bencana yang meremukkan itu? 6. Yaitu Api yang dinyalakan oleh Allah��.
ww
w.
2794 Di sini tukang mengumpat dan tukang memfitnah dikutuk semuanya, teristimewa para musuh yang pada waktu itu mulai melancarkan penganiayaan terhadap Nabi Suci dengan jalan mengumpat dan memfitnah, sehingga para jama’ah Haji yang datang ke Makkah dari tempat-tempat yang jauh tak mau mendengarkan dakwah beliau. Sebagaimana kebaikan dan kesabaran dikombinasikan dalam Surat sebelumnya sebagai dua sifat yang karakter manusia harus dibangun di atas landasan dua sifat itu, di sini menumpuk harta dan memfitnah dikombinasikan sebagai dua kejahatan yang akhirnya akan mendatangkan bencana. 2795 ‘Addadah artinya menganggap suatu barang sebagai persediaan agar jangan sampai tertimpa kemalangan (LA), dan berarti pula mencatat atau menghitung itu (LL). Ini adalah gambaran yang singkat tetapi nyata tentang peradaban materialis zaman sekarang. 2796 Yang dimaksud kekal di sini ialah kekal dalam kesejahteraan atau tetap selama-lamanya. 2797 Al-Huthamah berasal dari kata hathima artinya hancur berkeping-keping (LL). Al-Huthamah adalah nama Neraka, karena Neraka meremukkan segala sesuatu yang dilemparkan ke sana. Tetapi Al-Huthamah mencakup dua-duanya, yaitu Neraka dan bencana lainnya, yang menurut ramalan akan meremukkan para tukang fitnah yang kaya. Siksaan mereka disebut Al-Huthamah karena mereka berniat hendak meremukkan Kebenaran.
Al-Humazah
1766
7. Yang menjilat-jilat di hati.
Juz XXX
2798
8. Sesungguhnya itu tertutup rapat melingkupi mereka.
ww
w.
aa iil
.o
rg
9. Pada tiang yang memanjang.2799
2798 Api Neraka digambarkan menjilat-jilat di hati untuk menunjukkan bahwa Api Neraka itu asal mulanya di hati manusia. Jadi, Neraka di dunia itu ada pada hati manusia sendiri. 2799 Keinginan (hawa nafsu) yang diumbar yang memanjang tanpa batas itulah yang menimbulkan tiang Api yang memanjang. Api yang memanjang itu dirasakan oleh jiwa manusia di dunia, tetapi itu akan menjadi lebih nyata di Akhirat.[]
rg
SURAT 105 AL-FÎL : GAJAH (Diturunkan di Makkah, 5 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini dinamakan Al-Fîl atau Gajah, karena dalam pasukan yang menyerbu Makkah dengan tujuan untuk menghancurkan Ka’bah, terdapat seekor atau beberapa ekor gajah. Ini terjadi pada tahun kelahiran Nabi Suci. Pasukan ini ditimpa bencana yang meremukkan dan mereka dihancurkan, demikianlah Bencana yang Meremukkan yang disebutkan dalam akhir Surat, menimpa kaum lalim. Surat ini adalah salah satu Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Al-Fil
1768
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
2. Bukankah Ia telah membuat perang mereka berakhir dengan kekacauan?
.o
3. Dan Ia mengutus sekawanan burung untuk melawan mereka?
rg
1. Apakah engkau tak melihat bagaimana Tuhan dikau bertindak terhadap para pemilik gajah?2800
ww
w.
aa iil
2800 Yang diisyaratkan di sini ialah peristiwa penyerbuan Abrahah ke Makkah; Abrahah adalah Raja Muda Abesinia yang beragama Kristen, dan berkedudukan di Yaman. Tujuan Abrahah ialah untuk menghancurkan Ka’bah, agar bergeloranya semangat beragama dan perdagangan orang Arab dialihkan ke San’a (ibukota Yaman); untuk maksud itu, Abrahah telah membangun sebuah Kathedral yang megah. Pasukan Abrahah itu dikenal di Tanah Arab dengan nama Ash-hâbulFîl atau yang memiliki gajah, karena dalam pasukan itu terdapat seekor atau beberapa ekor gajah. Tahun terjadinya penyerbuan itu disebut Tahun Gajah, yaitu tahun 570 Masehi, dan bertepatan dengan tahun lahimya Nabi Muhammad saw. Karena tak mampu mempertahankan Rumah Suci dari serbuan pasukan besar, Abdul-Muthallib berdoa sekeras-kerasnya sambil bersandar pada pintu Ka’bah: “Wahai Tuhan, pertahankanlah Rumah-Mu, dan janganlah Kayu Palang mengalahkan Ka’bah” (Zurqani). Lalu seluruh penduduk Makkah pergi ke pegunungan di sekitar kota Makkah. Sementara itu, berjangkitlah penyakit cacar yang ganas, atau penyakit sampar lainnya di kalangan pasukan Abrahah begitu hebat, hingga bubarlah pasukan itu “dalam keadaan kacau dan putus asa; sebagian besar tak dapat menemukan jalan pulang dan mati di jurang, dan sebagian lagi binasa karena hanyut dilanda air bah” (Muir, Kata Pengantar Life of Mahomet). Rupa-rupanya peristiwa itu mengisyaratkan pula bagaimana ������������������������������������ Allah������������������������������� melindungi Ka’bah dari serangan musuh, walaupun pada waktu itu berhala masih disembah di sana, ini sekedar untuk menunjukkan bahwa diselamatkan-nya Ka’bah itu mengandung maksud yang dalam. Tak sangsi lagi bahwa bertepatannya tahun itu dengan tahun lahirnya Nabi Suci, ini terang sekali merupakan kunci penjelasan maksud itu, karena Bangsa Arab bukan saja tahu bahwa Rumah Suci itu mendapat berkahnya Nabi Ibrahim, melainkan tahu pula bahwa Nabi Ibrahim telah berdoa agar dibangkitkan seorang Nabi dari kalangan Bangsa Arab yang akan menyucikan Ka’bah. Jadi, diuraikannya peristiwa itu menjadi peringatan bagi kaum Quraisy bahwa apabila Tuhan membinasakan pasukan karena hendak menghancurkan Rumah Suci-Nya, apakah Ia akan membiarkan begitu saja orang-orang yang hendak membinasakan Nabi-Nya?
Surat 105
Gajah
1769
4. (Burung itu) melempari mereka dengan batu yang telah diputuskan.
ww
w.
aa iil
.o
rg
5. Maka Ia menjadikan mereka seperti jerami yang habis dimakan.2801
2801 Tak ada satu Hadits sahih pun yang meriwayatkan bagaimana balatentara Abrahah dibinasakan. Menurut Ikramah, setiap orang yang terkena lemparan batu pasti kejangkitan penyakit cacar (RM). Suatu Hadits berasal dari Ya’qub yang intinya seperti tersebut di atas, diungkapkan oleh Imam Ibnu Katsir. Jadi yang berjangkit di kalangan tentara Abrahah ialah penyakit cacar yang ganas, selagi pasukan itu masih agak jauh dari kota Makkah. Akibatnya, karena Abrahah sendiri juga kejangkitan wabah sampar, maka seluruh pasukan lari dalam keadaan kacau, dengan meninggalkan bangkai yang dimakan oleh burung-burung. Kata-kata tarmîhim bihijâratin dapat berarti burung-burung melempari mereka dengan batu atau melemparkan mereka menghantam batu; adapun yang diisyaratkan oleh yang disebutkan belakangan ialah bahwa burung-burung merobek-robek daging mereka. Adapun arti kalimat hijâratim-min sijjîl, lihatlah tafsir nomor 1198. Adapun burung-burung yang menunjukkan kebinasaan seorang musuh, lihatlah tafsir nomor 1387.[]
rg
SURAT 106 AL-QURAISY : KAUM QURAISY (Diturunkan di Makkah, 4 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini berhubungan erat dengan Surat sebelumnya, bahkan sebenarnya Surat ini melanjutkan pokok acara yang dibicarakan dalam Surat sebelumnya, yaitu memperingatkan kaum Quraisy tentang besarnya karunia yang diberikan kepada mereka, karena mereka menjadi penjaga Ka’bah. Itulah sebabnya maka dua Surat ini kadang-kadang dibaca sekaligus, yang menyebabkan sebagian mufassir mengira bahwa Surat ini adalah bagian dari Surat sebelumnya. Tanggal diturunkannya Surat ini juga sama dengan Surat sebelumnya.[]
Surat 106
Kaum Quraisy
1771
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
3. Maka hendaklah mereka mengabdi kepada Tuhannya Rumah ini.
aa iil
4. Yang memberi makan kepada mereka melawan kelaparan, dan memberi keamanan kepada mereka melawan ketakutan.2804
.o
2. Melindungi mereka selama perlawanan mereka pada musim dingin dan musim panas.2803
rg
1. Untuk melindungi kaum Quraisy,2802
ww
w.
2802 Quraisy adalah nama kabilah yang berasal dari keturunan Nadlar bin Kinanah. Menurut sebagian mufassir, kata Quraisy adalah bentuk tashghir (diminutive) dari kata qarsy yaitu ikan laut yang besar yang memakan sesama ikan, tetapi qarsy itu sendiri tak dimakan. Kaum Quraisy menetap di Makkah dan mendapat tugas sebagai penjaga Rumah Suci; orang-orang dari segala penjuru Arab menunaikan ibadah Haji ke sana; oleh karena itu, sebagai penjaga Rumah Suci, kaum Quraisy menikmati kehormatan istimewa di kalangan berbagai kabilah di Tanah Arab. Selain itu, kota Makkah yang menjadi pusat negeri Arab, membawa kemakmuran kepada kaum Quraisy. Ayat pertama Surat ini mempunyai hubungan erat dengan Surat sebelumnya; adapun artinya ialah bahwa perlindungan Tuhan terhadap Ka’bah dan kehancuran para musuh adalah anugerah istimewa yang diberikan kepada kaum Quraisy, karena ini berarti perlindungan Tuhan terhadap mereka. Sebagaimana diterangkan dalam ayat sebelumnya, memang merupakan kenyataan oleh karena kaum Quraisy itu penjaga Ka’bah, maka mereka mendapat penghormatan jika mereka bepergian ke luar daerah, sedang di daerah sendiri yang suci, mereka menikmati keamanan yang tak ada taranya. 2803 Perlidungan yang diuraikan dalam tafsir sebelumnya, itu khusus digunakan oleh kaum Quraisy dalam perjalanan mereka ke Syria di sebelah Utara, dan ke Yaman di sebelah Selatan untuk menjalankan perdagangan; perjalanan ke Syria mereka lakukan pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin. 2804 Diberi makan untuk melawan lapar dan diberi keamanan untuk melawan ketakutan adalah dua anugerah istimewa yang diberikan kepada kaum Quraisy berkat kesucian Ka’bah’ ini terjadi karena para jama’ah Haji memberi dorongan is-
Al-Quraisy
1772
Juz XXX
ww
w.
aa iil
.o
rg
timewa untuk mengadakan perdagangan, dan pula segala keperluan hidup diangkut ke tempat kaum Quraisy, sedangkan mereka sendiri aman dari ketakutan serangan musuh, yang hal ini selalu dihadapi kabilah-kabilah Arab yang lain.[]
rg
SURAT 107 AL-MÂ’UN : PERBUATAN CINTA KASIH (Diturunkan di Makkah, 7 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini menyatakan bahwa Islam memberi tempat paling terkemuka terhadap pemberian pertolongan kepada kaum miskin dan terhadap perbaikan nasib kaum melarat. Siapa saja yang tak suka memperhatikan hal ini dikatakan oleh Qur’an sebagai orang yang mendustakan agama. Bershalat dan menolong kaum miskin dikatakan berulangkali oleh Qur’an sebagai asas agama; tetapi di sini kita diberitahu bahwa shalat hanyalah perbuatan pamer-pameran belaka, jika shalatnya tidak menumbuhkan perasaan cinta dan simpati kepada sesama manusia. Oleh karena itu, Surat ini dinamakan Al-Mâ’un atau Perbuatan Cinta kasih, yang perkataan ini dicantumkan dalam ayat terakhir. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Al-Ma'un
1774
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
2. Itu adalah orang yang kasar terhadap anak yatim,
.o
3. Dan tak memberi desakan untuk memberi makan kepada kaum miskin.2805
rg
1. Apakah engkau melihat orang yang mendustakan agama?
aa iil
4. Maka celaka sekali bagi orang-orang yang bershalat, 5. Yang mereka alpa dalam shalat mereka.2805a
6. (Yaitu) orang yang (kebaikannya) dipamer-pamerkan.
w.
7. Dan mereka tak suka melakukan per-buatan cinta kasih.2806
ww
2805 Pada umumnya, para mufassir berpendapat bahwa kata dîn di sini berarti pembalasan, tetapi kami memilih arti yang sudah terkenal yaitu agama. Tak mengindahkan pemeliharaan anak yatim dan tak menolong kaum miskin adalah benar-benar mendustakan agama. Ayat 4-6 menjelaskan bahwa tak ada gunanya menjalankan shalat dan tak ada gunanya pula memamerkan kebaikan jika orang tak cinta kasih kepada anak yatim dan tak menolong kaum miskin. 2805a Alpa dalam shalat artinya mengabaikan roh shalat, yang digambarkan dalam dua ayat sebelumnya berupa menolong anak yatim dan orang miskin. 2806 Al-Mâ’un diterangkan oleh Imam Bukhari dalam arti al-ma’ruf kulluhu, artinya tiap-tiap perbuatan yang baik atau perbuatan cinta kasih. Imam Bukhari menambahkan bahwa menurut Ikramah, bentuk al-mâ’un yang tertinggi ialah zakat wajib, dan yang terendah ialah meminjamkan barang kepada orang lain, atau memberi apa saja yang berguna kepada orang lain (B. 65:CVII). Al-Mâ’un berasal dari akar ma’n, artinya barang yang berguna atau barang yang sepele. Dengan memperhatikan apa yang disebutkan dalam ayat-ayat permulaan Surat ini, Al-Mâ’un mencakup segala macam perbuatan cinta kasih yang dilakukan terhadap sesama manusia.[]
rg
SURAT 108 AL-KAUTSAR : KEBAIKAN YANG BERLIMPAH-LIMPAH (Diturunkan di Makkah, 3 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Sebagai kebalikan dari harta yang berlimpah-limpah yang disebutkan dalam Surat 102, yang menyebabkan orang menyeleweng dari tujuan hidup yang sebenamya, Surat ini membicarakan kebaikan yang belimpah-limpah, dan membicarakan sarana-sarana untuk mencapai itu. Di sini diterangkan dua macam sarana untuk mencapai itu, yaitu (1) shalat, yang membangkitkan jiwa dengan cita-cita yang luhur, dan (2) berkorban, yaitu membaktikan hidupnya untuk melayani umat manusia. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman permulaan.[]
Al-Kautsar
1776
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
2. Maka bershalatlah kepada Tuhan dikau dan berkurbanlah.2808
rg
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepada engkau kebaikan yang melimpah-limpah.2807
ww
w.
aa iil
.o
2807 Al-Kautsar (seperti juga at-takâtsur, berasal dari kata katsura, lihatlah tafsir nomor 2791) artinya berlimpah-limpah atau kebaikan yang berlimpahlimpah. Diriwayatkan bahwa kautsar di sini berarti kebaikan yang berlimpah-limpah yang akan diberikan oleh Allah�������������������������������������������� ������������������������������������������������� pada Hari Kebangkitan kepada para pengikut Nabi Suci ..... Dan apa yang disebutkan dalam kitab-kitab tafsir tentang Kautsar itu diberikan semua kepada Nabi Suci; artinya, beliau diberi kebaikan yang berlimpahlimpah, dan beliau dijanjikan kemenangan Islam mengalahkan semua agama, dan beliau diberi pertolongan untuk mengalahkan musuh, dan beliau diberi syafa’at bagi umat beliau, dan beliau dianugerahi kebaikan yang tak terhitung banyaknya” (LA). Ikramah berkata bahwa Kautsar artinya kebaikan yang berlimpah-limpah dan Qur’an dan Hikmah. Said berkata bahwa ���������������������������������� Allah����������������������������� memberikan kepada beliau segala macam kebaikan yang berlimpah-limpah, dan pada waktu ditanyakan kepada Said apakah Kautsar itu sungai di Surga, ia menjawab, sungai dan segala (kebaikan) selain itu (IJ). Menurut I’Ab, Kautsar adalah kebaikan yang berlimpah-limpah yang diberikan oleh Allah�������������������������������������������������������������� ������������������������������������������������������������������� kepada Nabi Suci (B. 65:CVIII). Menurut apa yang akan diuraikan lebih lanjut terang sekali bahwa Kautsar (kebaikan yang berlimpah-limpah) bukan hanya dijanjikan kepada Nabi Suci saja melainkan kepada tiap-tiap pengikut beliau yang setia yang menggunakan sarana untuk mencapai itu yang disebutkan dalam ayat berikutnya, dijanjikan pula Kautsar. 2808 Dalam ayat ini ditunjukkan dua macam cara untuk mencapai kebaikan yang berlimpah-limpah yang dijanjikan dalam ayat pertama, yaitu shalat kepada Allah������ , dan nahr atau berkurban, yang membaktikan hidupnya demi kebaikan umat manusia. Shalat ialah berhubungan dengan ������������������������������������� Allah�������������������������������� , yaitu membangkitkan cita-cita yang tinggi dalam batin manusia, dan minum sepuas-puasnya dari pancuran akhlak Tuhan. Cita-cita untuk mendapat kebaikan adalah keperluan nomor satu. Jika tak ada cita-cita untuk mendapat kebaikan, maka tak mungkin orang berbuat kebaikan; oleh karena itu, shalat disebutkan lebih dahulu. Dan setelah timbul cita-cita yang luhur dalam batin manusia, ia lalu disuruh mengurbankan hidupnya guna melayani umat manusia, bukan hanya melayani suatu golongan atau suatu bangsa atau suatu umat. Kata nahr artinya bagian yang paling atas dari dada, dan kata nahara artinya menikam binatang di bagian nahr (LL), dengan demikian, kata nahara berarti mengurbankan seekor binatang. Tetapi mengurbankan binatang itu artinya mengurbankan diri sendiri; lihatlah tafsir nomor 1691 dan 1696
Surat 108
Kebaikan Yang Berlimpah-Limpah
1777
ww
w.
aa iil
.o
rg
3. Sesungguhnya musuh engkau itu terputus (dari kebaikan).2809
2809 Kata abtar (berasal dari kata batr, maknanya memutus atau memotong sama sekali suatu barang); jika kata ini diterapkan bagi binatang, ini berarti binatang yang terputus ekornya. Jika ini diterapkan bagi manusia, maka ini mengandung berbagai arti, misalnya, orang yang kekurangan atau miskin, orang yang menderita rugi, orang yang terputus dari segala kebaikan dan kemakmuran, orang yang tak mempunyai keturunan (LL). Ia terputus dari segala kebaikan karena ia berjalan berlawanan dengan jalan yang menuju kepada kebaikan.[]
rg
SURAT 109 AL-KÂFIRûN : ORANG-ORANG KAFIR (Diturunkan di Makkah, 6 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Dalam Surat ini kaum kafir diberitahu bahwa perbuatan jahat mereka akan mendapat pembalasan; oleh karena itu Surat ini dinamakan Al-Kâfirûn atau Orangorang kafir; sebaliknya, Nabi Suci dan kaum mukmin akan memetik ganjaran atas perbuatan mereka. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Surat 109
Orang-Orang Kafir
1779
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. orang-orang
2. Aku tak menyembah kepada apa yang kamu sembah, 3. Dan kamu juga tak menyembah kepada apa yang aku sembah,
aa iil
4. Demikian pula aku bukanlah orang yang menyembah apa yang kamu sembah,
rg
Wahai
.o
1. Katakanlah: kafir,
5. Dan kamu pun bukan orang yang menyembah apa yang aku sembah.
ww
w.
6. Kamu akan mendapat pembalasan kamu, dan aku juga akan mendapat pembalasanku.2810
2810 Kata dîn mempunyai berbagai arti, antara lain ialah pembalasan atau ganjaran (LL), dan arti inilah yang dimaksud di sini. Ini adalah suatu ramalan bahwa orang-orang yang menyembah ��������������������������������������� Allah���������������������������������� akan mendapat ganjaran kebaikan, sedangkan orang-orang yang menyembah berhala, tak akan mendapat pertolongan dari tuhan palsu mereka. Surat berikutnya menyebutkan ganjaran bagi orang-orang tulus, menyebutkan kemenangan dan pertolongan Tuhan, dan menyebutkan orang yang berbondong-bondong memeluk Islam, sedangkan Surat berikutnya lagi menerangkan bahwa pembalasan kaum penyembah berhala ialah bahwa semua kekayaan dan jerih-payah mereka, tak ada gunanya sama sekali. Orang-orang yang mengira bahwa Surat ini menunjukkan Nabi Suci merasa putus-asa terhadap kaum kafir adalah tidak benar. Beliau tak pernah sedikit pun menghentikan dakwah kepada kaum kafir supaya menerima Islam, dan supaya meninggalkan penyembahan berhala.[]
rg
SURAT 110 AN-NASHR : PERTOLONGAN (Diturunkan di Makkah, 3 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini menerangkan pertolongan Tuhan yang besar (yang ini dijadikan nama Surat ini), dan menerangkan pula kemenangan yang diberikan kepada Nabi Suci sebagai ganjaran atas jerih-payah beliau dalam membela Kebenaran. Menurut I’Ab, ayat ini mengandung arti bahwa Nabi Suci sudah mendekati ajalnya (B. 65: CX, 2). Diriwayatkan, Ibnu Umar menerangkan bahwa Surat ini diturunkan pada waktu Nabi Suci menunaikan ibadah Haji yang terakhir, dan hidup beliau tinggal 82 hari lagi setelah Surat ini diturunkan (AH). Oleh karena itu, walaupun Surat ini diturunkan pada zaman Madinah menjelang akhir hidup Nabi Suci, namun Surat ini diturunkan di Makkah. Sebagai Surat yang diturunkan sekaligus, Surat ini dapat dikatakan Surat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Suci; dan diturunkannya Surat ini di Makkah adalah untuk menunjukkan bahwa ramalan-ramalan yang mengagumkan yang diumumkan pada waktu Nabi Suci seorang diri dalam keadaan tak berdaya, kini terpenuhi berupa kunjungan Nabi Suci ke Makkah dengan seluruh Tanah Arab ada di bawah telapak kaki beliau.[]
Surat 110
Pertolongan
1781
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
w.
aa iil
3. Maka mahasucikanlah dengan memuji Tuhan dikau, dan mohonlah perlindungan.2812 Sesungguhnya Ia senantiasa kembali kasih sayang.
.o
2. Dan engkau melihat manusia masuk dalam agama �������������������� Allah��������������� dengan berbondong-bondong,
rg
1. Tatkala datang pertolongan Allah� ������ dan kemenangan,2811
ww
2811 Kemenangan besar yang telah datang ialah kemenangan Islam di seluruh Tanah Arab. Para utusan dari segala penjuru Tanah Arab datang silih berganti ke Madinah untuk memeluk agama Islam. Sejarah tak dapat menunjukkan contoh lain tentang perubahan yang mengagumkan yang dilaksanakan oleh Nabi Suci dalam waktu singkat selama dua puluh tahun. 2812 Setelah Nabi Suci menyaksikan kemenangan besar yang dikenal oleh sejarah, Nabi Suci disuruh memahasucikan dengan memuji Tuhannya dan supaya mohon perlindungan. Perlindungan itu dimohon untuk siapa? Jika itu dimohon untuk beliau sendiri, itu hanyalah perlindungan dari perasaan girang atas kemenangan yang tak pernah terjadi sebelumnya, karena perasaan girang itu tak layak bagi seorang Guru ketulusan. Tetapi mungkin sekali bahwa beliau disuruh mohon perlindungan untuk orang-orang yang kini berbondong-bondong memeluk Islam. Sebenarnya beliau disuruh mohon pengampunan atau mohon perlindungan untuk bekas musuh-musuh yang dahulu menindas beliau, dan mohon pengampunan untuk musuh-musuh beliau yang pantang damai, yang amat besar dosanya.[]
rg
SURAT 111 AL-LAHAB : NYALA API
(Diturunkan di Makkah, 5 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini menerangkan bahwa para musuh Kebenaran yang bertabiat panas akan hidup dengan perasaan hati terbakar, sehingga perasaan itu kelak menjelma menjadi nyala api di Akhirat (ayat 3). Surat ini berjudul Al-Lahab untuk mengisyaratkan hal ini, atau mengisyaratkan paman Nabi Suci, Abdul-‘Uzza, yang dengan mati-matian melawan beliau; kata Abu Lahab yang tercantum dalam ayat pertama adalah kunyah (nama julukan) dari Abdul-‘Uzza tersebut. Jadi Surat ini membahas kesudahan orang yang melawan Kebenaran, berupa hati yang terbakar di dunia ini, dan api yang menyala di Akhirat. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan.[]
Surat 111
Nyala Api
1783
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
3. Ia akan terbakar dalam api yang menimbulkan nyala.2814 4. Dan isterinya, pembawa fitnah,2815
.o
2. Hartanya dan apa yang ia usahakan tak akan ada gunanya bagi dia.
rg
1. Dua tangan Abu Lahab akan binasa, dan ia (sendiri juga) akan binasa.2813
ww
w.
aa iil
2813 Orang yang bertabiat panas dapat disebut Abu Lahab atau bapaknya nyala, sebagaimana Abul-Khaîr (bapaknya kebaikan) itu berarti orang yang baik. Paman Nabi Suci, Abdul-‘Uzza, putra kakek beliau, Abdul Muthallib, dikenal dengan nama Abu Lahab, karena ia mempunyai air muka kemerah-merahan, atau karena ia bertabiat panas. Diriwayatkan bahwa Nabi Suci mendapat perintah untuk memperingatkan sanak kerabat beliau, kemudian beliau mengumpulkan mereka dan menyampaikan Risalah Tuhan kepada mereka; atas kejadian itu, Abdul-‘Uzza berteriak sekeras-kerasnya: “Semoga engkau binasa! Hanya untuk inikah engkau memanggil kami?” (B. 65: CXI). Diriwayatkan pula bahwa ke mana pun Nabi Suci berdakwah, ia mengikuti beliau, dan ia berkata kepada orang-orang bahwa Muhammad adalah kerabat dia yang gila. Dua tangan Abu Lahab akan binasa artinya semua yang ia lakukan untuk melawan Nabi Suci akan berakhir dengan sia-sia. Lalu ditambahkan bahwa ia sendiri juga akan binasa. Diriwayatkan bahwa ia mati tujuh hari setelah ia mendengar berita tentang kekalahan kaum Quraisy di Badar. 2814 Ia terbakar dalam api di dunia ini pula, karena adanya kenyataan bahwa ia hidup dengan perasaan panas yang membakar, akibat kegagalannya menahan gerak lajunya Kebenaran. Api inilah yang menimbulkan nyala yang menghanguskan orang-orang lain, termasuk istrinya sendiri, yang ini diterangkan dalam ayat berikutnya. Ini mengisyaratkan pula penjelmaan Api yang sungguh-sungguh di Akhirat. 2815 Nyala yang ditimbulkan dari Api kehidupan Abu Lahab, menjilat isterinya, sehingga istrinya pun ikut mengambil bagian dalam melawan Nabi Suci. Ikut sertanya istri Abu Lahab dalam melawan Nabi Suci digambarkan di sini sebagai hammâlatal-hathab, yang biasa diterjemahkan pembawa kayu bakar. Para mufassir mengira bahwa yang diisyaratkan di sini ialah semak-semak berduri yang ia angkut dari hutan dan diserakkan di jalan yang dilalui Nabi Suci. Tetapi menurut Mjd, kata hammâlatal-hathab berarti pembawa fitnah, karena istri Abu Lahab biasa menyiarkan berita yang tidak benar terhadap Nabi Suci (B. 65: CXL, 30). Para ahli
Al-Lahab
1784
Juz XXX
ww
w.
aa iil
.o
rg
5. Di lehernya ada jerat dari tali yang dipintal.2816
kamus juga memberi keterangan serupa; mereka menerangkan bahwa kata hathab berarti kayu bakar dan berarti pula fitnah atau umpatan; yahmilul-hathab artinya ia pergi ke sana ke sini dengan menyebar fitnah atau umpatan (LL). Qatadah juga memberi penjelasan serupa. Beliau menambahkan bahwa istri Abu Lahab biasa menyiarkan berita yang tidak benar mengenai Nabi Suci (R). 2816 Diriwayatkan bahwa istri Abu Lahab mati karena tercekik lehernya oleh tali yang biasa digunakan untuk mengikat semak-semak berduri. Tetapi kata jîd diterangkan oleh LL dalam arti bagian leher yang biasa digantungkan kalung; diriwayatkan bahwa istri Abu Lahab adalah wanita kaya yang memiliki kalung berlian. Boleh jadi bahwa yang dimaksud tali yang dipintal ialah kalung berlian itu, karena kalung berlian tak ada harganya dalam penglihatan �������������������������� Allah��������������������� , seperti juga tali. Bagi Allah�������������������������������������������������������������������������� ������������������������������������������������������������������������������� , yang dilihat itu bukan perhiasan lahir, melainkan perhiasan batin. Oleh karena isteri Abu Lahab itu pembawa fitnah dan umpatan, maka akhlaknya adalah serendah wanita yang memakai jerat atau serabut pohon palem di lehernya.[]
rg
SURAT 112 AL-IKHLÂSH : YANG MAHA-ESA (Diturunkan di Makkah, 4 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Sebenarnya, Surat Al-Ikhlâsh ini adalah Surat penutup Qur’an Suci. Adapun dua Surat berikutnya hanyalah menerangkan bagaimana orang harus mohon perlindungan kepada Tuhan; dan Surat Al-Ikhlâsh ini mengemukakan ikhtisar dan intisari ajaran Qur’an, yaitu pernyataan tentang Keesaan Ilahi. Ikhlâsh artinya membersihkan suatu barang dari kotoran; oleh karena Surat ini membersihkan Keesaan Allah��������������������������������������������������������� dari segala macam kemusyrikan, maka Surat ini dinamakan Al-Ikhlâsh. Surat ini tergolong Surat yang diturunkan pada zaman permulaan.[]
Al-Ikhlas
1786
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 1. Katakan: Dia, Allah������������� ������������������ , adalah Esa.
.o
3. Ia tak berputera, dan tak diputerakan.
rg
2. Allah������������������������������� ialah yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya.
aa iil
4. Dan tak ada satu pun yang menyerupai Dia.2817
ww
w.
2817 Surat ini, yang diturunkan pada zaman Makkah permulaan, menunjuk kesalahan-kesalahan yang fundamental beberapa agama, termasuk pula agama Kristen, dalam empat ayatnya yang pendek-pendek. Ayat pertama menyatakan Keesaan Tuhan yang mutlak, dan menumbangkan segala macam kemusyrikan, termasuk di dalamnya ajaran Trinitas. Dalam ayat kedua diterangkan, bahwa Allah����� ���������� itu Ash-Shamad yang menurut Hadits Nabi dijelaskan dalam arti “Tuhan, yang kepada-Nya dimohon pertolongan atas segala keperluan” (AH), sehingga segala sesuatu memerlukan Dia, tetapi Dia tak memerlukan siapa pun. Pernyataan ini menolak adanya ajaran bahwa roh dan benda itu sama kekalnya seperti Tuhan, dan Tuhan memerlukan roh dan benda itu untuk menciptakan suatu barang. Ajaran itu merajalela di India, dan ini tak dikenal oleh Nabi Suci. Ayat ketiga menerangkan kelirunya agama yang menggambarkan Tuhan sebagai ayah atau anak, seperti agama Kristen. Ayat keempat menolak ajaran semacam inkarnasi (Tuhan menjelma), yang menyamakan manusia biasa dengan Tuhan. Jadi Surat ini menolak empat macam syirk, yaitu: (1) percaya bahwa Tuhan itu banyak (tidak Esa, ayat 1); (2) percaya bahwa suatu barang memiliki sifat-sifat Tuhan yang sempurna (ayat 2), (3) percaya bahwa Tuhan itu seorang ayah atau seorang anak (ayat 3), (4) percaya bahwa ada barang yang dapat mengerjakan apa yang hanya dapat dikerjakan oleh Tuhan (ayat 4).[]
rg
SURAT 113 AL-FALAQ : DINI HARI
(Diturunkan di Makkah, 5 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Surat ini dan Surat berikutnya mengajarkan bagaimana manusia harus mohon perlindungan kepada Allah��������������������������������������������� �������������������������������������������������� , dan bagaimana cara agar mendapatkan perlindungan itu. Dua Surat ini dikenal dengan nama Mu’awwadzatain (berasal dari kata ‘adza, maknanya berlindung). Oleh karena persoalan ini telah disebutkan dalam Surat-surat Makkiyah, seperti Surat 16 dan 41, maka tidak boleh tidak, dua Surat ini diturunkan di Makkah, dan kemungkinan sekali diturunkan pada zaman Makkah permulaan. Adapun cerita yang dikemukakan oleh sebagian mufassir, bahwa Surat ini diturunkan di Madinah, ini harus ditolak sebagai cerita buatan zaman kemudian. Surat ini dinamakan Al-Falaq atau Dini hari, yang perkataan ini tercantum dalam ayat pertama, untuk menunjukkan bahwa Kebenaran akhirnya akan melenyapkan segala kegelapan.[]
Al-Falaq
1788
Juz XXX
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
2. Dari keburukan barang yang Ia ciptakan.
.o
3. Dan dari keburukan gelap gulita,2819 tatkala itu datang,
rg
1. Katakan: Aku berlindung kepada Tuhannya dini hari.2818
aa iil
4. Dan dari keburukan orang-orang yang meniupkan (bisikan jahat) terhadap keputusan yang mantap.2820
ww
w.
2818 Falaq artinya dini hari (LL); adapun makna aslinya ialah membelah; dini-hari disebut falaq karena dini hari membelah kegelapan. Oleh karena itu kata falaq diartikan secara luas dalam arti “Kebenaran nampak terang setelah suram” (T, LL). Adapun yang dimaksud Tuhannya dini hari ialah, terwujudnya Kebenaran secara berangsur-angsur, dan akhimya mencapai kemenangan. 2819 Ghâsiq berasal dari kata ghâsaq, artinya gelap-gulita (R). Oleh sebab itu, ghâsiq berarti gelap yang pekat yang tak ada titik terang sama sekali. Adapun yang dimaksud ialah gelapnya kesukaran yang kadang-kadang menimpa suatu urusan — kesukaran yang orang tak mampu melihat jalan keluar. Oleh karena itu, manusia diajarkan supaya berdoa, agar urusannya tak diliputi oleh kegelapan yang pekat. 2820 Naffâtsât adalah jamaknya naffâts, yang ini adalah bentuk mubalaghah (intensive) dari kata nafatsa makna aslinya meniup. Tetapi ungkapan nafatsa fî qalbihî berarti menaruh suatu barang dalam hatinya (LL), dan ungkapan nafatsa fî rû’i berarti mengilhami atau membisikkan sesuatu dalam batinku (N). ‘Uqad adalah jamaknya ‘uqdah, artinya ikatan (LL), dan berarti pula keputusan dan pertimbangan tentang suatu urusan (T), dan berarti pula mengelola, mengatur dan mengurus suatu perkara (LL). Dan berarti pula sanggup atau bersumpah setia (LA, LL). Oleh karena itu, kata naffatsâti fil-‘uqad berarti orang yang meniupkan bisikan jahat terhadap keputusan, atau terhadap pengelolaan suatu urusan. Hendaklah diperhatikan bahwa yang diisyaratkan dalam kata naffatsât tidak harus kaum wanita, karena kata itu boleh diterapkan terhadap jama’at, atau golongan kaum pria (Rz). Ayat ini membahas kesukaran kedua tentang mengelola suatu perkara. Kesukaran pertama berupa perkara yang diliputi oleh kegelapan yang pekat (ayat 3). Kesukaran kedua ialah, walaupun kegelapan sudah hilang, tetapi masih terdapat kelemahan dalam keputusan untuk menyelesaikan suatu perkara.
Surat 113
Dini Hari
1789
ww
w.
aa iil
.o
rg
5. Dan dari keburukan orang yang irihati tatkala ia iri.2821
2821 Ini adalah kesukaran ketiga. Kini sukses sudah nampak, tetapi ada orang yang iri-hati terhadap kesuksesan itu. Oleh karena itu, orang masih harus mohon perlindungan Allah���������������������������������������������������� ��������������������������������������������������������� , setelah orang mencapai sukses dalam menyelesaikan suatu perkara. Hendaklah diingat bahwa Nabi Suci yang diserahi tugas yang amat berat, yaitu menegakkan Kebenaran di dunia, dan memenangkan Kebenaran itu di atas kepalsuan, beliau harus menghadapi segala kesukaran tersebut di atas: demikian pula semua pengikut beliau yang setia, yang tujuan hidupnya adalah sama seperti beliau, perlu sekali menggunakan do’a yang digariskan pada penutup Qur’an Suci ini.[]
rg
SURAT 114 AN-NÂS : MANUSIA (Diturunkan di Makkah: 6 ayat)
ww
w.
aa iil
.o
Kata Pengantar pada Surat sebelumnya, dapat pula menjadi Kata Pengantar Surat ini. An-Nâs atau Manusia, nama dari Surat penutup Qur’an Suci ini, mengisyaratkan adanya kenyataan bahwa Qur’an diturunkan untuk menyempurnakan umat manusia. Nama An-Nâs diambil dari ayat pertama Surat ini, yang menerangkan bahwa Allah����� ���������� itu Rabb-nya manusia (yaitu, Yang memelihara hingga sempurna), Raja-nya manusia (yaitu, Yang mengendalikan perkaranya), dan Ilah-nya manusia (yaitu, Yang menguasai hatinya).[]
Surat 114
Manusia
1791
Dengan nama Allah�� �������, ������������� Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih. 1. Katakan: Aku berlindung kepada Rabbnya manusia,
4. Dari keburukan bisikan (setan) yang menyelinap.
aa iil
5. Yang berbisik-bisik dalam hati manusia,
.o
3. Ilahnya manusia,
rg
2. Rajanya manusia,
6. Dari golongan jin dan manusia.2822
ww
w.
2822 Ayat-ayat ini seakan-akan menjadi pelengkap bagi Surat sebelumnya. Di sana telah ditunjukkan tiga macam keburukan yang mungkin dilakukan orang terhadap pembelaan Kebenaran. Di sini dikemukakan keburukan keempat, tetapi keburukan yang paling buruk dari segala keburukan, yaitu keburukan setan yang menyelinap, yang secara sembunyi-sembunyi meniupkan bisikan jahat dalam hati manusia. Bisikan setan adalah keburukan yang paling besar, karena sumbernya adalah dalam hati manusia (ayat 5). Kata khannâs berasal dari khanasa, artinya menjauhkan diri, dan berarti pula menyembunyikan diri (LL); kata al-khannâs artinya setan, karena setan itu mengasingkan, mengerut atau menyembunyikan diri (LL). Di sini manusia diajarkan supaya mohon perlindungan Allah������������������ ����������������������� , yang Ia adalah, pertama, Rabbnya manusia, yaitu Yang memelihara secara berangsur-angsur menuju ke kesempurnaan; kedua, Malik atau Rajanya manusia, yaitu Yang mengendalikan mereka, sepanjang mengenai undang-undang alam fisik; ketiga, Ilah-nya manusia, Yang hanya Dia sendiri yang pantas disembah, yang hanya kepada-Nya saja seluruh umat manusia akhirnya harus tunduk. Dengan perkataan lain, orang harus mohon perlindungan ������������������������ Allah������������������� , karena ���������� Allah����� itu ����������������������������� Yang memelihara manusia hingga sempurna, dan Ia mengendalikan segala-galanya, baik material maupun spiritual. Dengan demikian, ������������������������������������������������������� Allah�������������������������������������������������� mengutarakan tujuan-Nya dalam penghabisan Surat, sebagaimana Ia telah mengutarakan itu kepada permulaan Surat Qur’an (1:1), yaitu untuk membawa manusia ke tingkat kesempurnaan. Tiada suatu pun di dunia yang dapat menggagalkan tujuan ini, sebagaimana ���������� Allah����� itu �������������������������� Yang mengendalikan segala sesuatu, baik alam benda maupun alam rohani.[]