BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1
Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan untuk selanjutnya dianalisa dalam penjadwalan menggunakan pola kedatangan job secara statis dengan menggunakan penjadwalan pada 3 mesin secara paralel. Data yang akan diolah antara lain adalah data jumlah pesanan dan data lama proses setiap job yang datang yang selanjutnya akan diolah dengan menggunakan metode penjadwalan FCFS dan EDD.
4.2
Data Penjadwalan Produksi Pada Juli 2015, PT. XYZ melakukan produksi plastik kemasan sebanyak 20 produk dengan jumlah yang berbeda-beda dengan menggunakan 3 mesin utama. Berikut data pesanan barang yang selanjutnya akan diolah.
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3
Penjadwalan Produksi Berdasarkan data diatas, selanjutnya data tersebut akan diolah dengan menggunakan metode FCFS (First Come First Serve) dan EDD (Earliest Due Date) agar dapat diketahui hasil analisa dari metode yang digunakan sehingga dapat mengetahui seberapa besar keterlambatan yang terjadi dalam penjadwalan produksi. Berikut keterangan jenis pekerjaan berdasarkan urutan kerja dari pekerjaan 1 sampai dengan pekerjaan 20 lengkap dengan No Order Kerja yang telah ditentukan : 1. Pekerjaan 1, proses pembuatan Produk A dengan OK 300.1507.001 2. Pekerjaan 2, proses pembuatan Produk B dengan OK 300.1507.002 3. Pekerjaan 3, proses pembuatan Produk C dengan OK 300.1507.003 4. Pekerjaan 4, proses pembuatan Produk D dengan OK 300.1507.004 5. Pekerjaan 5, proses pembuatan Produk E dengan OK 300.1507.005 6. Pekerjaan 6, proses pembuatan Produk F dengan OK 300.1507.006 7. Pekerjaan 7, proses pembuatan Produk G dengan OK 300.1507.007 8. Pekerjaan 8, proses pembuatan Produk H dengan OK 300.1507.008 9. Pekerjaan 9, proses pembuatan Produk I dengan OK 300.1507.009 10. Pekerjaan 10, proses pembuatan Produk J dengan OK 300.1507.010 11. Pekerjaan 11, proses pembuatan Produk K dengan OK 300.1507.011 12. Pekerjaan 12, proses pembuatan Produk L dengan OK 300.1507.012 13. Pekerjaan 13, proses pembuatan Produk M dengan OK 300.1507.013 14. Pekerjaan 14, proses pembuatan Produk N dengan OK 300.1507.014 15. Pekerjaan 15, proses pembuatan Produk O dengan OK 300.1507.015
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16. Pekerjaan 16, proses pembuatan Produk P dengan OK 300.1507.016 17. Pekerjaan 17, proses pembuatan Produk Q dengan OK 300.1507.017 18. Pekerjaan 18, proses pembuatan Produk R dengan OK 300.1507.018 19. Pekerjaan 19, proses pembuatan Produk S dengan OK 300.1507.019 20. Pekerjaan 20, proses pembuatan Produk T dengan OK 300.1507.020
4.3.1
Metode FCFS (First Come First Serve) Perhitungan penjadwalan job sequencing metode FCFS adalah Pekerjaan yang datang lebih awal pada suatu pusat kerja akan dikerjakan lebih dulu. Oleh karena itu, tahap berikutnya adalah mengurutkan pekerjaan berdasarkan data yang telah tersedia seperti berikut.
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Metode
yang
digunakan
pada
penjadwalan
adalah
menggunakan 3 mesin berdasarkan tabel urutan pekerjaan menggunakan metode FCFS diatas, maka diperoleh hasil berikut :
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3.1.1 .1.1 Hasil Perhitungan Penjadwalan Metode FCFS
Waktu Penyelesaian rata-rata = Utilitas %
Jumlah job rata-rata
∑
=∑ =
∑
∑
∑.
=
=
=
= 18,6
= 24,73 %
= 4,04
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Keterlambatan rata-rata
=
∑
=
= 3,15
Dengan menggunakan metode FCFS (First Come First Serve) didapatkan data bahwa jumlah pekerjaan yang terlambat sebanyak 7 pekerjaan dengan keterlambatan maksimum sebesar 24
hari pada pekerjaan 9. Waktu
penyelesaian rata-rata adalah 18,6 hari, Utilisasi = 24,73%, Jumlah job rata-rata dalam penjadwalan adalah 4,04 job dan keterlambatan rata-rata sebesar 3,15 hari. Keterangan gambar Gantt Chart : Mesin 1 : 1. Job 1 = Produk A dengan OK 300.1507.001 2. Job 4 = Produk D dengan OK 300.1507.004 3. Job 8 = Produk H dengan OK 300.1507.008 4. Job 11 = Produk K dengan OK 300.1507.011 5. Job 14 = Produk N dengan OK 300.1507.014 6. Job 17 = Produk Q dengan OK 300.1507.017 Mesin 2 : 1. Job 2 = Produk B dengan OK 300.1507.002 2. Job 5 = Produk E dengan OK 300.1507.005 3. Job 6 = Produk F dengan OK 300.1507.006 4. Job 7 = Produk G dengan OK 300.1507.007 5. Job 10 = Produk J dengan OK 300.1507.010
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. Job 13 = Produk M dengan OK 300.1507.013 7. Job 16 = Produk P dengan OK 300.1507.016 8. Job 19 = Produk S dengan OK 300.1507.019 Mesin 3 : 1.
Job 3 = Produk C dengan OK 300.1507.003
2.
Job 9 = Produk I dengan OK 300.1507.009
3. Job 12 = Produk L dengan OK 300.1507.012 4. Job 15 = Produk O dengan OK 300.1507.015 5. Job 18 = Produk R dengan OK 300.1507.018 6. Job 20 = Produk T dengan OK 300.1507.020
4.3.2
Metode EDD (Earliest Due Date) Perhitungan penjadwalan job sequencing metode EDD adalah Pekerjaan yang harus selesai paling awal dikerjakan lebih dulu. Oleh karena itu, tahap berikutnya adalah mengurutkan pekerjaan berdasarkan data yang telah tersedia seperti berikut.
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Metode
yang
digunakan
pada
penjadwalan
adalah
menggunakan 3 mesin berdasarkan tabel urutan pekerjaan menggunakan metode EDD diatas, maka diperoleh hasil berikut :
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3.2.1 .2.1 Hasil Perhitungan Penjadwalan Metode EDD
Waktu Penyelesaian rata-rata =
Utilitas %
Jumlah job rata-rata Keterlambatan rata-rata
∑
∑
=∑ = =
∑
∑
∑
=
=
=
=
= 16,05
= 28,66 % = 3,48
= 0,2
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dengan menggunakan metode EDD (Earliest Due date) didapatkan data bahwa jumlah pekerjaan yang terlambat sebanyak 2 pekerjaan dengan keterlambatan maksimum sebesar 3 hari pada pekerjaan 4. Waktu penyelesaian rata-rata adalah 16,05 hari, Utilisasi = 28,66%, Jumlah job rata-rata dalam penjadwalan adalah 3,48 job dan keterlambatan rata-rata sebesar 0,2 hari. Keterangan gambar Gantt Chart : Mesin 1 : 1.
Job 2 = Produk B dengan OK 300.1507.002
2.
Job 6 = Produk F dengan OK 300.1507.006
3.
Job 5 = Produk E dengan OK 300.1507.005
4.
Job 7 = Produk G dengan OK 300.1507.007
5.
Job 10 = Produk J dengan OK 300.1507.010
6.
Job 12 = Produk L dengan OK 300.1507.012
7.
Job 11 = Produk K dengan OK 300.1507.011
8.
Job 15 = Produk O dengan OK 300.1507.015
Mesin 2 : 1. Job 19 = Produk S dengan OK 300.1507.019 2. Job 13 = Produk M dengan OK 300.1507.013 3. Job 18 = Produk R dengan OK 300.1507.018 4. Job 8 = Produk H dengan OK 300.1507.008 5. Job 3 = Produk C dengan OK 300.1507.003 6. Job 4 = Produk D dengan OK 300.1507.004 54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mesin 3 : 1. Job 1 = Produk A dengan OK 300.1507.001 2. Job 17 = Produk Q dengan OK 300.1507.017 3. Job 16 = Produk P dengan OK 300.1507.016 4. Job 9 = Produk I dengan OK 300.1507.009 5. Job 20 = Produk T dengan OK 300.1507.020 6. Job 14 = Produk N dengan OK 300.1507.014
4.4
Analisa Perbandingan Penjadwalan FCFS dan EDD Jika dilakukan perbandingan antara ke 2 metode yang digunakan, maka akan didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari tabel diatas diperoleh hasil sebagai berikut : 1.
Waktu penyelesaian rata-rata terbesar hingga terkecil yaitu : (FCFS = 18,60), (EDD = 16,05) Hari
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.
Utilisasi terbesar hingga terkecil yaitu : (EDD = 28,66), (FCFS = 24,73) %
3.
Jumlah job rata-rata terbesar hingga terkecil yaitu : (FCFS = 4,04), (EDD = 3,48) Job
4.
Keterlambatan rata-rata terbesar hingga terkecil yaitu : (FSFC = 3,15), (EDD = 0,20) Hari
5.
Jumlah Job terlambat terbesar hingga terkecil yaitu : (FCFS = 7), (EDD = 2) Job
6.
Waktu maksimum keterlambatan terbesar hingga terkecil yaitu : (FCFS = 24), (EDD = 3) Hari
4.5
Usulan Perbaikan Proses Pembuatan Plastik Kemasan Metode penjadwalan yang dilakukan oleh perusahaan saat ini adalah hanya dengan mengurutkan pekerjaan berdasarkan waktu kedatangan order yang ada, dengan kata lain maka PT. XYZ melakukan penjadwalan dengan menggunakan metode FCFS. Metode FCFS yang dilakukan oleh PT. XYZ terbukti kurang efektif dijalankan karena jumlah pekerjaan yang terlambat sebanyak 7 pekerjaan dengan keterlambatan maksimum 24 hari dan keterlambatan rata-rata 3,15 hari. Berdasarkan analisa data pada tabel 4.7, maka penjadwalan yang paling baik yang dapat diterapkan di PT. XYZ adalah penjadwalan dengan menggunakan metode EDD (Earliest Due Date). Karena jumlah pekerjaan yang terlambat sebanyak 2 pekerjaan dengan keterlambatan maksimum 3
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hari dan keterlambatan rata-rata 0,20 hari jika dibandingkan dengan metode FCFS dalam proses produksi di PT. XYZ.
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/