/r/
OL(,d1
FARMASI DAN KESEHATAN IURNAL |SSN: 2087-5045
Volume3, Nomor2, Agustus2013
Diterbitkan : oleh
(STIFI) Tinggi Indonesia Farmasi Sekolah Yayasan Perintis Padang
,ililillJi t
scrENTtA vot. 3 NO. a AGUSTUSZOr 3
SCI E NTI A JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN TERBITDUAI('/.LISETAHUN DANAGUSTIJS SETIAPBULANFEBRUARI
DE WA N R E D A K S I Penonggung Jowob: Prof.H. SyohriorHorun, Apt PemirpinUmun: HusniMukhtor,MS, DR.H.M. DEA,Apt RedckturPeloksona: Verowati, M.Form,Apt Apt EkoFitriondo, M.Form, Sekretoriot : AfdhilArel,5.Form, Apt Khoirul
DewonPenyunfing: Prof.H.SyohriorHorun,Apt Prof.DR.H. AmriBokhtiar,MS,DESS,ApI Prof.DR.H. Almohdy, M5, Apt DR.H.M. HusniMukhtor, M5, DEA,Apt DR.H.Yufri Aldi,MSi,Apt Drs.B.A.Mortinus, MSi Hj. Fifi Hormely, M.Form,Apt Apt ForidoRohim, M.Form, ReviYenti,M.Si,Apt Verowoti, M.Form,Apt RioAfrionti,M.Form,Apt Apt EkoFitriondo. M.Form,
Pererbit : SekolohTinggi Formosi Irdonesio (STIFI) Perintis Podong I55N z ?O87-5M5 GomborCwer : sirloinskipper.fotopoges.com AlamEt Redoksi/Toto Usaho : STIFI Perintis Podong Jl. AdinegoroKm. 17 Simp. Koltnnporghbuk BuoyoPodong Tefp. (O751)482t71, Foo<.(O75tl484i5?2 e-moil :
[email protected] website : wunv.stifi-podong.oc.id
DA F T A R
ISI
PENGAMATANKERAPATAN KOLAGEN PADA PUNGGUNGMENCIT PUTIH JAI\TAN SETELAHPEMBERIANEKSTRAKETANOLDAUNKIRINYUH (EupatoriumodoratunrL.) RiaAfrianti,ReviYenti,Sri RahmiUtami
46.50
PENGARUHPEMBERIANDEKOKTA KULIT BUAH MANGGIS L.)TERHADAP KADAR GLUKOSA, KOLESTEROL, {Garciniamnngosta,ra DAI.{ASAM URAT DARAH N{ENCITPUTIH JANTAN M. HusniMukhtar,Verawati,Nurhasani
5I.54
FORMULASIEDIBLE FILM EKSTRAK DAUN KEMANGI (OcimumamericanumL.) SEBAGAIPENYEGARMULUT Fifi Harmely,ChrisDeviarny,WennaSyukriYenni
55-58
PENGARUHPEMBERIANGARAM BLENG TERHADAPPERKEMBANGAN TINGKAH LAKU ANAK MENCIT Mimi Aria, M. HusniMukhtar, AlmahdyA.
59-63
$i
FORMULA GEL DARI PERASANAIR BONGGOL PISANGBATU (Musa braclrycarpa)SEBAGAI PENYUBUR RAMBUT ReviYenti.RiaAfrianti.DianeSusetri
64-67
tro
FORMULASI MASKER PeelOf EKSTRAK ETANOL RIMPANG RUMPUT TEKI (CyperusrotundusL.\ FaridaRahim,WidaNingsih,RaraSilvani
68-72
PERBANDINGANKANDUNGANKADAR FLAVONOIDTOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDANDARI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS MUDA MATANG DAN MANGGIS MATANG (GarciniamangostanaLinn) B.A. Martinus,Dira,Afriko
73-75
UJI AKTMTAS EKSTRAK ETANOL HERBA CIPLUKAN (PhysolisangalataL.) SEBAGAIANTIANAFILAKSI KUTAN AKTIF PADA MENCTTPUTIH BETINA Yufri Aldi, Dira,YovitaJayanti
76-82
h, IK
hn
ISSN : 2Oa7-5O45'
Halaman46 - az
scfENTtA vo|-. 3 NO. 2, AGt STUS 20t3
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL HERBA (pft1saftsangutataL.) SEBAGAIANTIANAFILAKSI KUTAN IIILUKAN AKTIF PADA
NIENCITPUTIHBETINA
Yufri Aldir, Dira2,yovita Jar.anti2 ' Fokultas Fcirnnsi Univers itasAnclalas t sekolah Tinggi Farmasi Indonesia yayasattperintis padang
ABSTRACT Activity of ethanol extract of herb ciplukan (Physalisangurata L.) as active cutaneous antianaphylaxis in whitefemalemice. Thesensitisasi on is *hit. micl thatr,u,f".n groupedrandomry preceded by injectingintraperitoreally a albuminsolution0,2 mll20g BB of as I 0% (blv).on and l4 a injecting davs7 subcutan albuminsolutio.n wasugul,r0,i'*vzogpBof as l0% (b/v). l5 miceihat hadexperienced sensitization rveredividedinto_sgri'upr.iirrrt. ti,n ouy oiti"'i.., group,giventhe carriertestpreparation orally,groupsII, III, andIf *.;. gi;;n.susp"nsions ciplukanextractorally at a doseor 1.3 mgt2}sBB, 2.6 ;; r 20gBb,.s BB mgr2asinJ in. sroygv *; ;;;" prednisone for 6 days'on day 21,allmiceltereiiven ? ora'y injectingiit."i*" evansbluesoluti?no,t 0'25%(b/v)' Half anhourlatergiveriainjecting of as "f of albumin iniracutaneous ^ltzogBB solution o,l *ltzogBB l0%omLl20g (b/v) . The Anapliylaxtis of as reaction,*"." observed by thetimeof occu.r"n"", diameter, the intensityof the blue coloi. ih" ,"rulis and showedthat the ethanolextractof herbsciplukan (physalis angulata L') canreduceactivecutaneous anaphylaxis reactions weresignificantly (p <0.05) Keywords : physalis angulata L', Antianaphylaxis, Sensitisasi, Albumin sorution,Time of occurrence, Diameter, Intensiy of TheBlueColor
PENDAHULUAN Pada zaman modern ini, reaksi hipersensitifitastipe cepat atau anafilaksis atau yang lebih dikenal dengan alergi merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyalakat, dan masih menjadi masalahku."nu sukar untuk disembuhkan.Walaupun umumnyatidak terlalu berbahaya,namun pada kondisi iertentu reaksi anafilaksis dapat mengancam kehidupan penderitanya.(Nugroho,2004;Jasaputra.2007) Hipersensitifitas *..pukun reaksi imunologik secara tidak rvajar pada seseorang yang sebelumnya pernah tersensitisasi dengan antigen yang bersangkutan sehingga menimbulkan reaksi berlebihan, yang bermanifestasi pada radang atau kerusakan Janngan. Pada keadaan normal, mekanisme petahanantubuh baik humoral maupun selular tergantungdari aktifasi sel B dan sel T. Aktifasi berlebihan oleh antigen akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologi yang disebut reaksihipersensitifitas(Kresno,20bI )
76
Pada reaksi hipersensitifitas tipe cepat jluno8lobulin yang berperanadalahtgi. Reaksi ini ditandai dengan respons yang mendadak yang terjadi dalam beberapa minit setelah pemaparan dengan dosis antigen yang menantang, sehingga melepaskan mediator_ mediatoryang terdapatdalamiel tersebut seperti histamin, bradikinin, asam arachidonat, dan prostaklandin. Lepasnya mediator_ mediator tersebutmenyebabkanreaksi - reaksi alergi yang menyebabkangatal- gatal, memerahnyi kulit dan sesaknafas(Bratarvidjaya,2000). Secara klinis gejala anafiiaksis dapat berupa reaksi lokal yang sering disebut anafilaksis kutan dan reaksi sistemi-k. Reaksi anafilaksis kutan aktif merupakan reaksi hipers.ensitifitastipe cepat atau anafilaksis yang terjadi lokal pada kulit dimana tubuh sendirilah yang membentukantibodinya.Sedangkan reaksi sistemik terjadi pada organ target seperti organ_ organ yang terdapatpada sistim respirasi, sistim kardiovaskular, dan sistim gastroiniestinal
(Kuby,2002).
ISSN: 2OA7-SA4S
sctENTtAvo|.. 3 No. z, AGUsTus 20 t 3 Satu-satunya terapi tanpa obat untuk alergi adalah menghindari pencetus alergi tersebutkarena, sifatnya sangatindividual dan sangat sulit disembuhkanserta, hanya mampu dijaga agar tidak kambuh kembali. Namun, akhir- akhir ini banyak berkembangpengobatan alergi mengunakantanamanobat yang bersifat (Sukomo.2000 ) sebagaiimunonrodulator Imunomodulatoradalahbahan alam atau buatanyang dapatberfungsimemperbaikisistim imun yaitu dengan cara menstimulasipada defisiensiimu (imunostimulan),serta menekan atau menomlalkan pada pasien dengan reaksi imun berlebihan(Munasir,2006) Salah satu tanamanyang bersifat sebagai imunomodulator adalah ciplukan (Plrysalis angulata L). Ciplukan merupakantumbuhanliar yang tumbuh dengan subur didataran rendah sanrpai dengan ketinggian 1.550 meter diatas permukaanlaut. Tumbuhan ini dapat ditemui di semua negara beriklim tropis terutama Afrika, Asia. dan Amerika(Dalimartha,2006) Penggunaanciplukan dalan-rpengobatan antara lain, akarnya digunakan sebagai obat cacing dan demam. Daunnya digunakan untuk penyembuhan patah tulang, bisul, borok, penguatjantung, keseleo,nyeri pada perut dan kencing nanah. Buah ciplukan sendiri sering dimakan untuk mengobatiepilepsi,susahbuang air kecil dan penyakitkuning ( Boendowi, 1998) Dari hasil penelitianyang telah dilakukan baik secara invivo maupun invitro, didapatkan infomrasi bahrva ciplukan memiliki aktivitas sebagaianti hiperglikemi, antibakteri,antivirus, imunomodulator,anti inflamasi,antioksidandan dan anti sitotoksik(Boendorvi,1998) Berdasarkanhal diatas,peneliti mencoba melakukan penelitian tentang uji aktifitas ekstrak etanol herba ciplukan (Phrsalis agulata L) sebagai antianafilaksis kutan aktif pada nrencitputih betina.
ALAT DAN BAHAN Alat Alat yang akan digunakan adalah : alat suntik, gelas ukur, timbangan hervan, tabung reaksi, vial, spatel, gunting, jangka sorong, alumanium foil, kertas saring,pipet tetes,jarum oral, timbangananalitik, seperangkatalat rotary evavorator,botol maserasi, mortir, stamperdan desikator.
ISSN: 2OA7$O45,
Bahan Bahan yang akan digunakan adalah herba ciplukan, etanol, air suling, NaCl fisiologis 0,9 o , albumin ( putih telur) 109o. NaCMC, mencit putih betina, prednison. pewarnabiru evans,krim perontokbulu.
METODE PENELITIAN PenentuanDosis l. DosisAntigen Dosis antigenyang dipakai adalahdos:. terkecil yang dapat menimbulkan reaks anafilaksisyaitu albumin (putih telur ayanr l0o/oblv(Aldi, 2009) 2. DosisCiplukan yang dipak: Dosis sediaan uji berdasarkanpemakaianpada manusia yaitu 15g herba segar, yang kemudian ditentukan dos:. ekstraknyaberdasarkanrendemenyang didap'. yaitu 3,316/100X l5 g : 0,4979yang bulark:: menjadi 0,5g Dosis ekstrak yang dida::: dikonfersikan terhadap mencit, sehinr-:, didapatkan dosis untuk mencit yaitu 0.5-e i' 0,0026 = 0,00139/209: 65mg/kg BB. \:ari:. dosis berikutnya diambil dengan cara perkal::: dua hingga didapatkandosis l30mg/kg BB c:dosis260mg/kgBB (Dalimartha,2006). 3. DosisSediaanPembanding Zat pembandingyang digunakanad",.prednison. Dosis yang dipakai berda-.ar*,pemakaianmanusiayaitu 5 mg yang kentu,j -dikonfersikan dikonfersikan terhadap me:.: sehinggadidapatkandosismencit 5mg X 0.t.. l: = 0,013m{20g BB :0,65mg/kg BB Pembuatansediaanuji PembuatanSuspensiEkstrak Ciplukan Ekstrak ditimbang sesuai dosis .' :- = kosentrasiyang dibuat 3J;;direncanakan, l,3yo. Timbang ekstrak sebanyak llt: masukankelumpang,tambahkanNaC\lC , : yang telah dikembangkan dengan ai:- ::.-ri sebanyak 20 kalinya, dan digerus ke::l-: .diencerkandenganair sulingsanrpai10 i-::Pembuatanlarutan antigen Antigen yang digunakanadalal: ;.:-(putih telur ayam) yang dimbang sebai".ir"
g
TI
:I J J
i:i
SCIENTIAVOL. 3 NO. 2. AGUSTUS 20 T3 kemudian dilarutkan dalam NaCl fisioloeis sampaivolume 10 mL. Pembuatan Larutan Biru Evan dan Standar Biru Evan Biru evan sebanyak 25 mg dilarutkan dalam l0 ml larutan NaCl fisiologis hingga diperolehkosentrasi0.25 Yobtv. Sebagaipembandingintensitaswarna biru yang diamati digunakanlarutanbiru evanspada berbagaikosentrasi( Nila, 1999) Tabel l. larutan standar biru NO Kosentrasi Intensitas Standar warna Biru Evans
Skor
o/o blt'
I
25.l0r
2 5.10r
3 25.104 4 5.l0r 5
25.10r
Warna biru tidak ielas Warna biru kurang ielas Warna biru cukup ielas
0 I
2
Warna biru ielas
3
Warna biru sangat ielas
4
PembuatanSediaanPembanding(Prednison) Dosis yang digunakanadalah0,65 mg/kg BB. Berat I tablet prednison adalah 0,1g. (0,65 Banyaknya tablet yang diburuhkan m_s,ftg BB ) / 5 mg X 0.lg:0.013 g/kg BB: 13 m_ekg BB. Kosentrasisediaanpembandingyang dibuat adalah 0,013%. Sebanyak l3 mg prednison yang sudah ditimbang masukkan kedalamlumpangdan tambahkanNaCMC 0,5% yang telah dikembangkan dengan air panas sebanyak 20 kalinya kemudian gerus dan encerkandengan air suling sampai volume 100 mL.
7a
PROSEDURPELAKSANAAN HewanPercobaan Sensitisasi Pada hari pertama,sebanyak15 ekor mencityang telah dikelompokansecaraacak, l0 mL/ kg disuntikalbuminl0o/oblv sebanyak (0,2 peritonial. BB) secara intra BB mLl?Og Pada hari ke 7 dan ke 14 diulangi lagi penyuntikan albuminl0% blv sebanyak5 mLl kg BB (0,1 mLl20g BB) secarasubkutan. Mencit yang sensitif ditandai dengan wama padatempatpenyuntikan. kemerahan PerlakuanHewanPercobaan 15 ekor mencit yang sudahmengalami sensitisasi dibagimenjadi5 kelompok.Padahari ke-15kelompokI diberi pembawasediaanuji (NaCMC0,5o), kelompokII, III, dan IV diberi suspensiekstrak ciplukan secaraoral dengan dosis 65mg/kgBB, l30mg&g BB, 250mg/kg BB setiap hari selama 6 hari. Sedangkan kelompokkelompokV diberiprednisondengan dosis0,65mg/kgBB Uji Efek AnafilaksisKutan Aktif Padahari ke-21semuahewanpercobaan diberi larutanbiru evans0,25Vob/v sebanyak 5ml/kg BB (0,1 mLl?Og BB) secara IV jam kemudiandilakukanpenantangan setengah albuminl0 %oblvsebanyak denganpenyuntikan Sml/kg BB (0,1 mLDAgBB) secaraintrakutan pada punggung mencit yang telah dicukur bulunya sehari sebelumnya.Amati waktu munculnyabentolanbiru, ukurandiameterdari warna.Pengamatan bentolanbiru,danintensitas warnabiru diameterbentolanbiru danintensitas dilakukantiap30 menitselama6 jam. AnalisaData datadilakukandengananalisa Pengolahan varian I dan 2 arah dandilanjutkandengan metodeuji lanjutberjarakDuncan.
HASIL DAN PEIITBAHASAN Hasil 1. Dari 8009 herba ciplukan yang telah diekstraksidenganetanol96% diperoleh ekstrakkentaksebanyak26,539dengan rendemen 3,3l6oh. 2. Secara orgasnoleptis ekstrak ysng diperoleh bewarnacoklat tua, dengan ISSN: 2OA7-5'O43
sctENTtA vo|.. 3 NO. 2, AGUSTUS 20 | 3
3.
4.
5.
rasapahitdanmemilikibauyangtidak khas. Dari hasil kandungankima terhadap tanamanini diketahui ekstrak bahwa tanaman ini mengandung alkaloid, flavonoid, steroid, dan saponin dari eksrakadalah Susutpengeringan 16.14% dan kadarabu dari eksrtak adalah8,455Vo Hasil rata- rata pengamatanwaktu pad a tim b ulnya bentolan biru NaCMC kelompokkontrol (suspensi 0,5%):81,33detik,dosis65mg/kgBB : l}l,77 detik,dosis130mg/kgBB : 132,73detik, dosis 260 mg/kg BB : 2 0 0 ,53 detik dan kelomp o k pembanding(prednisondosis 0,65 nrg'kgBB) : 230,58detik
J
250 200 150 100 50 0
yang diberi ekstrakciplukanpenurunan warna dari bentolanbirulebihcepatdari kelompokcontrol. GrafikDiameterBentolanBiru
' *--
t
E v: o
(%F 6 trE l"g 88 [sEl* rB lg 88
E
--
ls6 2tl n€. lE 8l
o.5
- . .- F€orlqrdfi t ii 5
t,5
a.5
3.5 - r .5 5.5 +-
lnmrnl
Waktu (Jan:l
Gambar 3. Grafik Perubahan IntensitasWarna Bentolan Biru Akibat Reaksi Analilaksis Kutan Aktif Pada Mencit Putih Betina Setelah Ditantang Dengan Albumin
Pembahasan Padapenelitianini digunakansampel l t= F .: segar dari herba ciplukan karena secara :3 6 .(.g *"t tradisionalherba ciplukandigunakandengan i .9, -e uo+ -eC -r+uo+' uo+*9 cara merebus herba ciplukan segar dan ".* 3E (Dalimartha,2006). air rebusannya meminum Q"+ro ekstraksidilakukan,sampelterlebih Sebelum KelompokPerlakuan dulu dirajang halus dengan tujuan untuk me mp e rlu a s b id a n g p e rmu k a a n d a n Gambar 1. Diagram Batang Waktu Timbulya mempercepat pelarutkedalam prosespenetrasi BentolanBiru sel tanaman dan juga proses pelarutan Hasil pengukurandiameter rata - rata senyawa-senyawayang terkandungdidalam 6. bentolan biru pada punggung mencit sampel (Harbone,1987). yang diberi ekstrak ciplukan lebih Ekstraksi sampel dilakukan dengan cepat mengecil dari pada mencit metodamaserasikarenapengerjaannya lebih kontrol mudah,tidak memerlukanperlakuankhusus dan tidak memerlukanpanassehinggadapat , ^20 €+afik Siameter Bentolan*.ts-t iruB!6ng mencegahterjadinyakerusakanzat termolabil lgl8 yane akibatsuhutinggi(Djarnal,1990).Pelarut : E1s lca i ro . 3ro pelarut karena ini etanol, adalah digunakan n€ l.B 66 ,*.-, ,9 5 tq6 !fl pelarut organik dibanding relatifkurangtoksik nE l€ l' o . lainnya. Disamping itu juga berdasarkan Fer{Edr€ .t 0, 5 1 .5 2 .5 1 .5 4 .5 5 .5 sifatnyasebagaipelarutuniversalyangmampu --*lffiFl melarutkan hampir semua zat, baik )'ang Waktu{Jam} bersifat polar, semipolarmaupun nonpolar. Etanol yang digunakanadalah etanol 96'rr Gambar 2. Grafik Perubahan Diameter Rata- Rata Bentolan adalahsampel Biru Akihat Reaksi Anafilaksis Kutan Aktif Pada Mencit Putih karenasarnpelyang digunakan Betina Setelah Ditantang Dengan Albumin segar. Ekstrak etanol yang didapatkair denganrotary evaporatorsehins_s; dipekatkan 7. Hasil pengukuranintensitas warna ekstrak kental etanol herl, didapatkan bentolan biru menunjukanbahwa gramdari 26,53 ciplukan mencit =o
=o
ISSN | 2087-5045
7q
sctENTtA vo|.. 3 No. 2, AGUSTUS20t3
*r
1
800 gram herba ciplukan. Selanjutnyadilakukan pemeriksaan ekstrak etanol ciplukan yang meliputi pemeriksaanorganoleptis,uji fitokimia, susut pengeringan dan kadar abu. Dari hasil pemeriksaan organoleptis didapatkan hasil bahwa ekstrak etanol herba ciplukan berbentuk kental , berwarnacoklat gelap dan tidak berbau khas. Hasil pemeriksaanfitokimia memberikan hasil bahwa ekstrak ciplukan mengandung flavonoid , alkaloid , saponin dan steroid,hasil pada. Hasil lengkapnya dapat dilihat pemeriksaan susut pengeringan dari ekstrak etanol herba ciplukan adalah 16,44 o/o, dapat dilihat pada. Tujuan penetapan susut pengeringan untuk men,setahui batasan maksimal komponen-komponen yang dapat menguap yang terdapat dalan-rekstrak kental, hasil yang diperoleh akan dijadikan faktor konversi terhadappenimbangandosis yang akan digunakan. Sedangkan hasil dari pemeriksaan kadar abu dari ekstrak etanol herba ciplukan adalah 8,455oh, dapat dilihat pada. Prinsip penentuan kadar abu ini yaitu sejumlah bahan dipanaskan pada temperature 600"C dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap sehingga tinggal unsur mineral dan anorganikyang tersisa.(Djamal ,1990) Pada penelitian ini digunakan metoda anafilaksis kutan aktif. Metoda ini menggunakan bahan dan alat sederhana, tetapi efek dari anafilaksis kutan aktif dapat diamati dengan jelas. Reaksi anafilaksis kutan aktif adalah reaksianafilaksisyang terjadi padakulit, dimana tubuh sendirilah yang membentuk antibodi karena pengaruh pemberian antigen tertentu. (Belanti,1993) Hervan percobaan yang digunakan adalahmencit putih betina. Ir{encit putih betina dipilih karenamudah didapat.harganmyarelatif mudah dan fisiologisnya murah, penanganannl'a mirip dengan manusia. Unruk mengurangi penyimpanganhasil penelitian. maka dipilih mencit dengan jenis kelamin. usia dan berat badanyang relatif sama.(Thomson,1990) Antigen yang digunakanadalahalbumin (putih telur ayam). Albumin dipilih karena mudah didapatkandan merupakananti-eenyang potensialdalam menimbulkanreaksianafilaksis, karena mengandung banyak senya\\'a protein terutama ovalbumin. Disamping itu albumin juga mempunyai banyak epitoP Pada permukaanya. Epitop merupakan bagian dari antigen yang dapat diikat secara spesifik oleh
80
bagiandari antibodiataureseptorpadalimfosit. Dosisantigenyangdipilih adalahdosisterkecil yang dapat menimbulkanreaksi anafilaksis tetapimasihdapatdiamatidenganmudahyaitu, lDYoblv(Aldi, 2009) Sensitisasidiawali denganmenyuntikan larutanalbumin l0% blv sebanyakl0 ml/kg BB secaraintraperitonialpada semuahewan percobaan dengantujuan untuk pengenalan pertama kali antigen dengan sistem imun sehinggahewanakanmenjadisensitifdan akan antibodispesifikterhadap terjadipembentukan yang masuk.Hasilnyaakanterbentuksel antigen memori yang akan mengenal antigen pada pemaparan berikutnya. Pada hari ke -7 dan 14. dilakukan pembosteran denganlarutanalbumin l0o/oblv sebanyak5 ml.lkg BB secarasubkutandengan tujuan untuk meningkatkan sensitifitas dari sistem imun. Hewan yang sensitif ditandai denganadanyakemerahanpada daerahsekitar penyuntikan. Pada pembosteranini antigen diberikandengandosis lebih rendahagar tidak terjadishockanafilaksis. Pada hari ke-15 hinga 20, hewan percobaankelompokI diberi pembawasediaan uji, kelompok II, IIIdan IV diberi suspensi ekstrak ciplukan dengandosis 65 mg/kg BB, 130 mg&g BB, 260 mgikg BB secaraperoral. pemakaianpada Dosis ini dipilih berdasarkan manusia. Sedangkan kelompok V diberi pembanding yaitu prednisonesecaraperoral. Padahari ke-21,hewanpercobaandiberi larutanbiru evans0,25yob/v sebanyak5 ml/kg BB ml secaraIV. Setengahjam kemudian, denganmenyuntikanlar dilakukanpenantangan albumin l0% b/v secara intra kutan pada punggungmencityang sudahdicukurbulunya ini akan Akibatpenantangan seharisebelumnya. histamindari sel mast dan terjadipembebasan sel basofil disekitartempat penyuntikandan terjadi vasodilatasipembuluhdarah sehingga pada darahkeluarmenujujaringan.Selanjutnya bentolan timbul daerahpenyuntikantersebut biru karenadidalam darah sudah terdapatzat warnabiru evansyangmemiliki avinitassangat kuat denganalbumin.Bentolanbiru inilah yang akan menjadiparametertelah terjadinyareaksi kutanaktif. anafilaksis Alasandipilihnyatiga rute yang berbeda pada prosespenyuntikanantigen adalah,pada prosessensitisasirute intraperitonialdianggap paling baik karena pada cairan intraperitonial |SSN: 20.87-5,A45
scf ENTfA vot. pada cairan intra peritonial banyak terdapatsel sel APC/ magrofak yang berfungsi untuk menangkapdan memperkenalkanantigen yang masuk kepada sel T. Pada tahap pembosteran albumin tidak lagi diberikan secara intra peritonial karena dikawatirkan dapat menyebabkan syok anafilaksis. Sehingga, dipilihlah rute subkutan karena pada daerah baivah kulit banyak terdapat reseptor untuk antigen sehingga antigen yang masuk masi bersifatimunogeniknamun tidak menyebabkan shok anafilaksis sedangkan pada proses penantangan rute yang dipilih adalahrute intra kutan agar terbentuk radang pada pada kulit yang memudahkanpadaprosespengamatan Dari pengamatan waktu timbulnya bentolan bim, didapatkan data dimana waktu timbulnyabentolanbiru dari mencit yang diberi ekstrak ciplukan lebih lama dibandingkan mencit kontrol. Dosis yang paling baik pada penelitianini adalah 260 mg/kgBB dapat dilihat padalampiran10,tabelVll Dari data waktu timbulnya bentolan biru yang diperoleh, kemudian dilakukan uji analisa varian (ANOVA) satu arah diketahui bahwa rvaktu timbulnya bentolan biru berbeda nyata (P< 0,05) antara kelompok kontrol, dosis 65 mg/kgBB, dosis 130 mg/kg BB, dosis 260 mg/kgBB dan pembanding (prednison dengan dosis 0,65mg/kg BB). Dari uji lanjutan Duncan terlihat bahwa, waktu timbulnya bentolan biru antara kelompok kontrol (pembawa NaCMC), dosis 65 mg/kg BB, dosis 130 mg/kg BB, dosis 260 mglkg BB, dan pembanding (prednison dengandosis 0,65 mg/kg BB) berbedanyata (p < 0,05) Pada pengukuran diameter bentolan biru dilakukan pengamatantiap 30 menit selama 6 jam. Dari data yang didapat menunjukanbahwa ekstrak ciplukan memiliki pengaruh terhadap reaksi anafilaksiskutan aktif , dimana terlihat adanya penurunandianreterbentolan biru dari mencit yang diberi ekstrak ciplukan dengan mencit kontrol yang diberi pembawa(NaCMC). Dosis optimalnya adalah 260mglkg BB. Dari data tersebut dilakukan uji analisa varian (ANOVA) dua arah. Hasil analisa ini menunjukan bahwa ada perbedaan diameter bentolan biru terhadap waktu yang berbeda nyata antara kelompok kontrol (pembawa NaCMC), dosis 65 mdkg BB, dosis l30mg/kg BB, dosis 260 mgn
ISSN: 2OA7-5O45
3 No. 2, AGUSTUS 20! 3
dimana hasilnya menunjukanb::.,.. :r : --.. ciplukanmempengaruhi diameter'r:::- .- - -. untuk semua kelompok ntei:::: - - - -diameteryang salingberbedanvara( P< : Hasil pengukuran inrensiias : -- , bentolan biru menunjukan bahna :i:. j: - penurunanintensitaswarna dari ben:--:- : seiring denganl'aktu. Untuk kelon::r,. .._ . diberi suspensi ekstrak cipluk::. : -pembanding (prednison) terlihar : i penurunanintensitas warnanyalebih .-::,: :_kelompok kontrol Data yang didapat dilakukan *- r-varian (ANOVA) dua arah diketat-..rrintensitas\\'arnabentolanbiru terhai:: -, yang berbedanyata antarakelonrpoi*..-- (pembawaNaCMC), dosis 65nrg,'kgBB. _ 130 mg/kg BB, dosis260 mglkg BB (P < : Analisa statistik ini dilanjutkan denS"Duncandimanahasilnyamemperliharka:. :.- , kelompok kontrol dengan dosis 65 mg i._. : : tidak berbedanyata, kelompok kontrol t=-=-" dosis 130 mg/kg BB berbedanvara.ke :-: dosis 65 mgl20 g BB dengankelompr-..:: , 130 mg/kg BB tidak berbedany'ata.k:._-r, , dosis 130 mg/kg BB dengandosis16,. := .. BB berbedanyata sedangkankelomF:i. ::, 260 mg/kg BB dengan pemband;r_: I -;-i berbedanyata.
};
Bi
D.r
Djr
Ha
Jas
Kat KESIMPULAN 1. Ekstrak ciplukan dapat meia-:-:, terjadinyareaksianafilaksiskuran ' "i.: 2. Peningkatandosisekstrakdalan ::-.: 260 mg/kg BB dapat flterrr.i": r - penghambatan reaksianafilaksisti,:.- ;", padamencitputih betina
DAFTAR PUSTAKA
Kub
L:.-d
.' .-E
Aldi, Y., 2009,Aktiftas SkopoletinD;-. :." Etanol Buah Mengkudu ' ,,.. citrifolia.L.) Terhadap IgE. IL: :- , Pada Keadaan Alergi. L: '":-, Andalas,Padang Badan PengawasObat Dan lv{ak::.- - ,,n Monografi Ekstrak .. "n:,,,,, ObotI ndonesia,Volume 2, Jak:::.
g't
\_5
I sclENTlAvoL 3 NO. 2' AGUSTUS2Ol3
t
b
F &
h }
h I b trr
p
Bellanti, J.A., 1993, Imunologi III, alih bahasa oleh A.S Wahab., N. SoePraPto,Gajah Mada Press,Yogyakarta. Boendowi, 1988, Timbunan Glikogen dalant Hepatosit dan Kegiatan Sel Beto Insila Pancreatisi Tilus Putih (Ratus novegictts) Pentberian Eksn'ak Daun Akibat Ciplukan, Penelitian Tanaman Obat di Beberapa PerguruanTinggi di Indonesia IX, DepartemenKesehatanRI, Jakarta, 139 Bratawidjaya, K. G., 2000, Imwtologi Dasar EdisiIV FKUI,Jakarta Dalimartha, S., 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia,Jilid4, PuspaSwara.Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1977,Materia Medika,Jilid l, Jakarta Djamal, R., 2010, Kimia Bahan Alam, Prinsip Prinsip Dasar Isolasi dan Identifkasi, UNBRAH,Padang Harbone, J. 8., 1987, Metoda Fisikokimia Penuntun Cara Modrn Menganalisis Tumbuhan, Terbitan Kedua, ITB, Bandung Jasaputra, D. K., 2007, Efek Anti Inflamasi dan Keamanan Phlanns Niruri L. Herba dan Thraxatum fficinale Weber et Wiggers Terhadap Dermatitis Aleryika Herba pada Mencil JKM. Vol 7 Nol Katzung, B. G., 2A04,Farmakologi Dasor dart Klinik, Edisi VIII, Fakultas Kedoteran Unifersitas Erlangga, Salemba Medika, Jakarta Kresno, S. B., 2001, Imwrologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, Balai Penerbit FKUI. Jakarta Kuby, J., 2002. Imunologi S'uedition , W. H. New York FreemanandComPanY, : Diagtosis Disease Lankin, J. P., 1972,Alergic LiPin Cott B. and Managemen, J. Company,Phila DelPhia Munasir, 2., 20A6, Manfaat PemberianEkstrak nirurY, Phylantus [15 juli 20 13Jhttp ://www.aguskris nobIog.wordpre 16/06 ss.com/2A06/06/ Nila, A., 1999,PerbandinganEfek Quarsetindan Rutin terhadap ReaksiAnafilaksis Kutan Pada Mencit Putih Betina, Aktif UnifersitasAndalas,Padang Nugroho, E. N.,2004, Uji Aktifitas EkstrakDawt Sendok (Plantago magor L.) Dalam llt
ISSN:2O87-5O45
Menghambat Reaksi Anafilal<sis yang Diperantarai Sel Mast, Majalah Farmasi Indonesia,l5(3), 124,2004 Pitoyo, s., 2006, Ciplukan Herba Berkhasiat Obat, Kanisus,Yogyakarta Robinson,1995,KandunganOrganik Tuntbulrun Tinggi,ITB, Bandung Satyajid,D.,2009,Kinria UNTUK MAHASISTIA FARMASI Bahan Kimia Organik' Alant dan Umum,Pustakapelajar,Yo-eyakarta Seto. Subowo,2009.Imunolagi,Edisi 2. Sagun,e Jakarta Thompson,8.P., 1990, Bioscreeningof dnry. evaluation technique & pharnrccolog''. WeinhemBaselCambridge,NewYork. Yulianto, Dede. 2006, Inhibisi Xantin Oksidase Secara Invitro Oleh Ekstak Rosela (Hibiscus sabdariffa) dan Ciplukan (Physalis angulata),Skripsi,FMIPA, IPB, Bogor
'
6t c'3