Lampiran 7 LEMBAR KUESIONER PENGARUH PENJELASAN PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN TERHADAP PENURUNAN CEMAS PADA PASIEN PRE OPERASI SEKSIO SESAREA DI RSU SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014
A. Kuesioner Data Demografi Isilah data dibawahinidengantepat No. Responden
:
NamaIbu
:
Usia
:
Alamatrumah
:
No. Telp/HP
:
Pendidikanterakhir
:
Tanggal :
Tidaksekolah SD SMP SMA D-III/PT Pekerjaan
:
Tidakbekerja
Petani/Nelayan
Pembanturumahtangga
Wiraswasta
Buruh
PNS
Karyawanswasta
TNI/POLRI
A. Kuesioner Kecemasan Petunjuk Pengisian: 1. Bacalah dengan teliti setiap item pertanyaan dibawah ini 2. Berilah tanda chek list (√) pada salah satu alternatif jawaban yang saudara anggap paling sesuai dengan keadaan yang saudara alami, dengan keterangan sabagai berikut: STS : Sangat Tidak Sesuai TS : Tidak Sesuai N : Netral S : Sesuai SS : Sangat Sesuai No 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Pernyataan Saya takut dan tidak percaya diri membayangkan apakah proses persalinan bisa berjalan dengan baik Saya takut menghadapi persalinan ini karena sering mendengar cerita yang mengerikan dari kerabat atau teman tentang pengalaman saat persalinan Saya kadang membayangkan nasib buruk bisa menimpa saya atau bayi saya Saya takut, jika saya operasi nanti saya mengalami perdarahan yang bisa mengancam jiwa Saya takut, jika anak saya lahir nanti akan mengalami masalah kesehatan yang membahayakan jiwanya Saya khawatir apakah bayi saya bisa lahir dengan selamat Saya khawatir setelah melahirkan dan menyusui bentuk badab saya menjadi kurang menarik Pada saat tertentu saya membayangkan, setelah melahirkan dan menyusui kasih sayang suami kepada saya akan berkurang Saya khawatir jika jenis kelamin anak saya yang saya lahirkan tidak sesuai dengan keinginan saya atau suami Saya khawatir setelah operasi nanti saya akan merasa sakit yang luar biasa Saya was-was bila membayangkan saat persalinan nanti tidak mendapatkan perawatan yang baik
STS
Jawaban TS N
S
SS
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
sebagai mana mestinya Saya susah tidur / istirahat menunggu saat-saat operasi melahirkan bayi saya Kadang –kadang saya menghawatirkan keadaan bayi saya dalam kandungan Saya sangat gelisah jika membayangkan proses operasi Saya merasa gelisah jika menghadapi proses operasi Saya khawatir setelah operasi saya tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa Mendekati saat-saat persalinan, tekanan darah saya meningkat (tidak normal) Saya khawatir jika proses operasi saya berlangsung lama Tangan saya dingin ketika mulai mendekati waktu operasi Mendekati operasi saya sering buang air kecil Kaki saya dingin ketika mulai memasuki waktu operasi Kadang –kadang perut saya mules ketika mulai memasuki waktu persalinan Kadang-kadang saya merasa tegang tentang tindakan pembiusan Kadang-kadang mulut saya terasa kering ketika memikirkan proses persalinan melalui operasi Saya gemetar ketika mulai masuk kedalam ruangan operasi
Lampiran 8 SATUAN ACARA PENYULUHAN PRE OPERASI SEKSIO SESAREA Pokok Bahasan : Penjelasan Prosedur Tindakan Keperawatan Pre Operasi Seksio Sesarea Sasaran
: Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea
Tempat Medan
: Ruang Lantai IV Gedung Lama Rumah Sakit Umum Sari Mutiara
Waktu
: ± 20 Menit
Penyuluh
: Perawat/Peneliti
I.
Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah diberikan penyuluhan selama 15menit diharapkan pasien/keluarga mampu mengerti prosedur keperawatan keperawatan pre operasi seksio sesarea.
II.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien dapat : 1. Menjelaskan kembali terkait persiapan pre operasi seksio sesarea. 2. Mampu mengatasi timbulnya kecemasan dengan mempersiapkan mental
III.
Metode Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi.
Proses Penyuluhan No A
B
IV.
Perawat Penyuluh Pasien 1. Menjawab Pre Interaksi : 1. Memberikan salam dan Salam. memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan 2. Menjelaskan tema penyuluhan dan dan tujuan penyuluhan. memperhatikan 3. Menanyakan sejauh mana perawat pasien/keluarga mengetahui 3. Mendengarkan tentang prosedur persiapan pre dan menjawab operasi seksio sesarea perawat. 1. Menjelaskan materi penyuluhan 1. Mendengarkan terkait persiapan pre operasi seksio sesarea 2. Memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya tentang materi yang di sampaikan. 2. Mengajukan pertanyaan 1. Menjawab Penutup : 1. Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi. 2. Menyimpulkan bersama-sama 2. Mendengarkan hasil kegiatan penyuluhan. 3. Menutup penyuluhan dengan 3. Menjawab mengucapkan salam. salam
Waktu 3 Menit
10 Menit
7 Menit
Evaluasi Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman sasaran setelah diberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan maka diberikan pertanyaan.
V.
Materi Penyuluhan (Terlampir)
Materi Periapan Fisik Pre Operasi Seksio Sesarea a. Apakah Itu Seksio Sesarea Seksio sesarea merupakan tindakan melahirkan janin yang sudah mampu hidup beserta plasenta dan selaput ketuban secara transabdominal melalui insisi uterus. Seksio sesarea dilakukan jika persalinan pervaginam mengandung risiko yang lebih besar bagi ibu maupun janin. Indikasi operasi seksio sesarea dapat bersifat mutlak maupun relatif (Benson & Pernoll, 2008). b. Bagaimana Persiapan Fisik Pre Operasi Seksio Sesarea
A. Status kesehatan fisik secara umum Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti kesehatan masa lalu, riwayat
kesehatan
keluarga,
pemeriksaan
fisik
lengkap,
antara
lain
status
hemodinamika, status kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi imunologi, dan lain-lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup, karena dengan istirahat dan tidur yang cukup pasien tidak akan mengalami stres fisik, tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil dan bagi pasien wanita tidak akan memicu terjadinya haid lebih awal. B. Status Nutrisi Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus di koreksi sebelum
pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi (terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan luka yang lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian. C. Keseimbangan cairan dan elektrolit Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output cairan. Demikaian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang normal. Kadar elektrolit yang biasanya dilakuakan pemeriksaan diantaranya dalah kadar natrium serum (normal : 135 – 145 mmol/l), kadar kalium serum (normal : 3,5-5 mmol/l) dan kadar kreatinin serum (0,70 – 1,50 mg/dl). Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obat-obatan anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan baik. Namun jika ginjal mengalami gangguan seperti oliguri/anuria, insufisiensi renal akut, nefritis akut maka operasi harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal. Kecuali pada kasuskasus yang mengancam jiwa. D. Kebersihan lambung dan kolon Lambung dan kolon harus di bersihkan terlebih dahulu. Intervensi keperawatan yang bisa diberikan diantaranya adalah pasien dipuasakan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan enema/lavement. Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam (biasanya puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB).
Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan. Khusus pada pasien yang menbutuhkan operasi CITO (segera), seperti pada pasien kecelakaan lalu lintas. Maka pengosongan lambung dapat dilakukan dengan cara pemasangan NGT (naso gastric tube). E.
Pencukuran daerah operasi Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya infeksi
pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga mengganggu/menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka. Meskipun demikian ada beberapa kondisi tertentu yang tidak memerlukan pencukuran sebelum operasi, misalnya pada pasien luka incisi pada lengan. Tindakan pencukuran (scheren) harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai menimbulkan luka pada daerah yang dicukur. Sering kali pasien di berikan kesempatan untuk mencukur sendiri agar pasien merasa lebih nyaman. Daerah yang dilakukan pencukuran tergantung pada jenis operasi dan daerah yang akan dioperasi. Biasanya daerah sekitar alat kelamin (pubis) dilakukan pencukuran jika yang dilakukan operasi pada daerah sekitar perut dan paha. Misalnya : apendiktomi, herniotomi,
uretrolithiasis,
operasi
pemasangan
plate
pada
fraktur
femur,
hemoroidektomi. Selain terkait daerah pembedahan, pencukuran pada lengan juga dilakukan pada pemasangan infus sebelum pembedahan.
F. Personal Hygine Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi. Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat diajurkan untuk mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan lebih seksama. Sebaliknya jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri maka perawat akan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal hygiene. G. Pengosongan kandung kemih Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan kateter. Selain untuk pengongan isi bladder tindakan kateterisasi juga diperluka untuk mengobservasi balance cairan. H. Latihan Pra Operasi Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini sangat penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi pasca operasi, sepertI: nyeri
daerah
operasi,
batuk
dan
banyak
lendir
pada
tenggorokan.
Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain : a. Latihan nafas dalam b. Latiihan batuk efektif c. latihan gerak sendi d. Latihan Nafas Dalam
Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi nyeri setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien lebih mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur. Selain itu teknik ini
juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum. Dengan melakukan latihan tarik nafas dalam secara efektif dan benar maka pasien dapat segera mempraktekkan hal ini segera setelah operasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. a.
Latihan nafas dalam
Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut
ditekuk dan perut tidak boleh tegang. 2. Letakkan tangan diatas perut
3. Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat. 4. Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut. 5. Lakukan hal ini berulang kali (15 kali) 6. Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif. b.
Latihan Batuk Efektif Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang
mengalami operasi dengan anstesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teranstesi. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut.
Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara : 1. Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan
letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk. 2. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali 3. Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak
hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan. 4. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi. 5. Ulangi lagi sesuai kebutuhan. 6. Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk. c. Latihan Gerak Sendi Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan.Pasien/keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien setalah operasi. Banyak pasien yang tidak berani menggerakkan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh. Pandangan seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang usus (peristaltik usus) sehingga pasien akan lebih cepat
kentut/flatus. Keuntungan lain adalah menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernafasan dan terhindar dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya adalah memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi pernafasan optimal. Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan juga Range of Motion (ROM). Latihan perpindahan posisi dan ROM ini pada awalnya dilakukan secara pasif namun kemudian seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta melakukan secara mandiri. Status kesehatan fisik merupakan faktor yang sangat penting bagi pasien yang akan mengalami pembedahan, keadaan umum yang baik akan mendukungh dan mempengaruhi proses penyembuhan. Sebaliknya, berbagai kondisi fisiologis dapat mempengaruhi proses pembedahan. Demikian juga faktor usia/penuaan dapat mengakibatkan komplikasi dan merupakan faktor resiko pembedahan. Oleh karena itu sangatlah
penting
untuk
mempersiapkan
fisik
pasien
sebelum
dilakukan
pembedahan/operasi.belum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap, antara lain status hemodinamika, status kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi imunologi, dan lain-lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup, karena dengan istirahat dan tidur yang cukup pasien tidak akan mengalami stres fisik, tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil dan bagi pasien wanita
tidak
akan
memicu
terjadinya
haid
lebih
awal.
OUTPUT SPSS
Statistics umur N
pt
Valid Missing
pk
32
32
32
0
0
0
UMUR Cumulative Frequency Valid
25-35 tahun
Percent
Valid Percent
Percent
18
56.3
56.3
56.3
<25 tahun
9
28.1
28.1
84.4
>35 tahun
5
15.6
15.6
100.0
32
100.0
100.0
Total
Pendidikan Terkahir Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Sekolah
1
3.1
3.1
3.1
SMP
3
9.4
9.4
12.5
SMA
24
75.0
75.0
87.5
4
12.5
12.5
100.0
32
100.0
100.0
DIII/PT Total
Pekerjaan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Bekerja
2
6.3
6.3
6.3
Pembantu RT
3
9.4
9.4
15.6
Buruh
3
9.4
9.4
25.0
Karyawan Swasta
1
3.1
3.1
28.1
Ibu Rumah Tangga
16
50.0
50.0
78.1
Petani
1
3.1
3.1
81.3
Wiraswasta
5
15.6
15.6
96.9
PNS
1
3.1
3.1
100.0
Total
32
100.0
100.0
Kecemasan Pre Operasi Seksio Sesarea Sebelum Penjelasan Prosedur Tindakan Keperawatan Cumulative Frequency Valid
Berat
Percent
Valid Percent
Percent
2
6.2
6.2
6.3
Sedang
24
75.0
75.0
81.3
Ringan
6
18.8
18.8
100.0
32
100.0
100.0
Total
Kecemasan Pre Operasi Seksio Sesarea Setelah Penjelasan Prosedur Tindakan Keperawatan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sedang
12
37.5
37.5
37.5
Ringan
20
62.5
62.5
100.0
Total
32
100.0
100.0
T-Test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
JUMLAHP
85.09
32
7.213
1.275
JUMLAHQ
75.19
32
7.399
1.308
Paired Samples Correlations N Pair 1
Correlation
JUMLAHP &
32
Sig.
.315
.079
JUMLAHQ
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
JUMLAHP JUMLAHQ
9.906
Std. Deviation Std. Error Mean 8.555
1.512
Lower 6.822
Upper
Sig. (2t
12.991 6.551
df 31
tailed) .000