tp
://
yo gy
ak ar ta .b
ps .
go
.id
Katalog BPS : 3305001.34
ht
STATISTIK POLITIK DAN KEAMANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2012 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
STATISTIK POLITIK DAN KEAMANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2012
: 46 030 001.34 : : 34523.13.19
Ukuran Buku Jumlah Halaman
: 21,5 x 29,7 cm : 48
o. id
Nomor Katalog Nomor ISBN Nomor Publikasi
:// yo gy
ar ta .b
ak
Gambar Kulit/Sampul Seksi Statistik Ketahanan Sosial
ps .g
Naskah Seksi Statistik Ketahanan Sosial Bidang Statistik Sosial
Diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi D.I Yogyakarta
ht tp
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya.
KATA PENGANTAR Publikasi Statistik Politik dan Keamanan 2012 merupakan publikasi ke lima Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyajikan data tentang keamanan, hasil pemilu legislatif dan presiden, serta data lainnya yang berkaitan dengan politik dan keamanan. Data yang disajikan berupa data sekunder bersumber dari Polres/Polresta/Polda, KPU, DPRD, Bappeda, Humas dan data primer hasil survei BPS yaitu Podes 2011 dan Survei Statistik Politik dan Keamanan 2012. Publikasi ini menyajikan gambaran tingkat keamanan di Daerah Istimewa Yogyakarta melalui jumlah dan jenis tindak kriminalitas, pelaku, korban, serta upaya penanggulangannya, juga situasi politik Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data hasil pemilu dan
o. id
pemilukada serta produk hukum yang dihasilkan DPRD.
Kepada semua pihak yang telah secara aktif berpartisipasi dalam pengumpulan data
ps .g
dan penyusunan publikasi ini disampaikan terima kasih. Saran dan kritik untuk perbaikan
ht tp
:// yo gy
ak
ar ta .b
publikasi ini sangat diharapkan.
Yogyakarta, Desember 2013 Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kepala,
Ir. Wien Kusdiatmono, MM NIP 19561120 197903 1 001
i
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar..............................................................................................................
i
Daftar Isi.......................................................................................................................
ii
Daftar Gambar..............................................................................................................
iii
Daftar Tabel Lampiran..................................................................................................
iv
Bab I Pendahuluan 1.1
Latar Belakang.......................................................................................
1
1.2
Maksud dan Tujuan................................................................................
2
1.3
Ruang Lingkup.......................................................................................
3
o. id
Bab II Metodologi Jenis dan Sumber Data..........................................................................
4
2.2
Konsep dan Definisi...............................................................................
4
2.3
Penjelasan Teknis...................................................................................
6
ps
.g
2.1
ka rta .b
Bab III Gambaran Umum Kriminalitas di D.I. Yogyakarta
Sarana dan Prasarana Keamanan Wilayah............................................
8
3.2
Perkembangan Tindak Kejahatan di D.I. Yogyakarta...........................
9
3.3
Persentase Desa/kelurahan yang Ada Tindak Kejahatan.....................
10
3.4
Pelaku Tindak Kejahatan dan Upaya Menjaga Keamanan....................
12
gy a
3.1
4.1
:// yo
Bab IV Gambaran Umum Politik D.I. Yogyakarta Pemilu Legislatif 2009 dan Pemilu Presiden 2009..............................
13 14
4.3. Pemilihan Kepala Daerah.......................................................................
15
Tabel-tabel ....................................................................................................................
18
ht
tp
4.2. Peran DPRD...........................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman 8
Gambar 3.2 Persentase Tindak Kejahatan yang Dapat diselesaikan di D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2012................………………………….
9
Gambar 3.3 Persentase Desa/kelurahan ada Tindak Kejahatan menurut Jenis Kejahatan di D.I. Yogyakarta Tahun 2011…………………………….
10
Gambar 3.4 Persentase Pelaku Tindak Kejahatan oleh Anak-Anak dari Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2012………………………
12
Gambar 4.1 Jumlah Pemilih dalam Pemilu Legislatif 2009 menurut Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta....................……………………….
13
Gambar 4.2 Jumlah Produk Hukum yang Dihasilkan DPRD Kabupaten/kota dan D.I. Yogyakarta Tahun 2012…………………………...…………….
15
ht
tp
:// yo
gy a
ka rta .b
ps
.g
o. id
Gambar 3.1 Rasio Penduduk per Polisi di D.I.Yogyakarta Tahun 2012…………...
iii
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Halaman
Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Desa/kelurahan, dan Penduduk di D.I. Yogyakarta Tahun 2012.................……………………………….
17
Tabel 2
Jumlah Kantor Polisi menurut Kabupaten/kota dan Wilayah Kerja di D.I. Yogyakarta Tahun 2012 ……….…………………………...….....
17
Tabel 3
Jumlah Polisi dan Rasio Penduduk per Polisi di D.I.Yogyakarta Tahun 2012...........................................……………………………..…………
18
Tabel 4
Jumlah Desa/kelurahan yang Mempunyai Pos Polisi dan Pos Kamling di D.I. Yogyakarta Tahun 2011………………………..........................
18
Tabel 5
Jumlah Hansip dan Rasio Hansip per Desa/kelurahan di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 .……………………………………………...
19
Tabel 6
Jumlah Tindak Kejahatan yang Dilaporkan (Crime Total) di D.I. Yogyakarta Tahun 2010 – 2012……………………………………….
19
Tabel 7
Jumlah Tindak Kejahatan yang Diselesaikan (Crime Cleared) di D.I. Yogyakarta Tahun 2010 – 2012 ..….…………………………………..
20
Tabel 8
Persentase Penyelesaian Tindak Kejahatan (Clearance Rate) di D.I. Yogyakarta Tahun 2010– 2012………………………………….…….
20
Tabel 9
Resiko Penduduk Terkena Tindak Kejahatan (Crime Rate) per 100.000 Penduduk di D.I. Yogyakarta Tahun 2010 – 2012…………...
Tabel 10
Banyaknya Desa/kelurahan yang Ada Tindak Kejahatan menurut Jenis Kejahatan per Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2011…………………………………………………………………….
22
Tabel 11
Banyaknya Desa/kelurahan yang Ada Perkelahian Massal menurut Jenisnya per Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2011………..
23
Tabel 12
Jumlah Bentuk Tindak Kejahatan menurut Penggolongan Kejahatan di D.I. Yogyakarta Tahun 2010– 2012…………………………………...
23
Tabel 13
Pengelompokan Jenis Tindak Kejahatan Terhadap Hak Milik (Barang) di D.I. Yogyakarta Tahun 2012………………………………………...
24
Tabel 14
Pengelompokan Jenis Tindak Kejahatan Terhadap Fisik Manusia di D.I. Yogyakarta Tahun 2012……………………………………..…….
25
Tabel 15
Jenis Tindak Kejahatan Penyalahgunaan Narkoba di D.I. Yogyakarta Tahun 2012 ……….……………………………………………………
26
ht
tp
:// yo
gy a
ka rta .b
ps
.g
o. id
Tabel 1
21
iv
Kerugian Materiil Akibat Tindak Kejahatan (dalam Rupiah) di D.I. Yogyakarta Tahun 2010 – 2012…………………………………..........
26
Tabel 17
Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2012……………………...
27
Tabel 18
Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Bantul Tahun 2012……………………..…......
28
Tabel 19
Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012………..……………
39
Tabel 20
Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Sleman Tahun 2012…………………………..
30
Tabel 21
Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kota Yogyakarta Tahun 2012……………………………
31
Tabel 22
Jumlah Tindak Kejahatan yang Menonjol (Crime Index) di D.I. Yogyakarta Tahun 2009 – 2012………………………………….........
32
Tabel 23
Pelaku Tindak Kejahatan menurut Klasifikasi Umur dan Jenis Kelamin di D.I. Yogyakarta Tahun 2012……………………………....
33
Tabel 24
Pelaku Tindak Kejahatan menurut Kewarganegaraan dan Jenis Kelamin di D.I. Yogyakarta Tahun 2012……………………...............
34
Tabel 25
Banyaknya Desa/kelurahan yang Melakukan Upaya Menjaga Keamanan menurut Jenisnya di D.I Yogyakarta Tahun 2012…………………………………………………………………….
35
Tabel 26
Jumlah Anggota DPRD menurut Partai Politik dan Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2012 .....................…………………………….
36
Tabel 27
Jumlah Anggota DPRD menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2012 ....…………….....................................
37
Tabel 28
Jumlah Penduduk yang Terdaftar Dalam Pemilu Legislatif 2009 dan Hasil Perolehan Suara Sah, Suara Tidak Sah, dan Golput di D.I Yogyakarta………………………………………………………….….
37
Jumlah Penduduk yang Terdaftar Dalam Pemilu Presiden 2009 dan Hasil Perolehan Suara Sah, Suara Tidak Sah dan Golput di D.I. Yogyakarta……………………………………………………………..
38
Tabel 30
Jumlah Produk Hukum yang dihasilkan DPRD Kabupaten/kota dan D.I. Yogyakarta Tahun 2011dan 2012…………………………………
38
Tabel 31
Alokasi Anggaran Sektor Pendidikan dan Kesehatan Per Kabupaten/ kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2012 (dalam rupiah)..............................
39
Tabel 29
ht
tp
:// yo
gy a
ka rta .b
ps
.g
o. id
Tabel 16
v
39
Jumlah Pemilih Terdaftar dan Menggunakan Hak Pilih pada Pemilihan Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta………………………………………………………...
40
Tabel 34
Perolehan Suara dan Partai Pendukung Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta…………………………………...
40
Tabel 35
Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/kota Hasil Pilkada menurut Jenis Kelamin, Pendidikan, Usia, dan Jabatan Sebelumnya di D.I. Yogyakarta ………………………………………………...……...
41
.g ps ka rta .b gy a :// yo tp
Tabel 33
o. id
Waktu Pelaksanaan dan Banyaknya Pasangan Calon pada Pemilihan Bupati/walikota dan Wakil Bupati/walikota Terakhir di D.I. Yogyakarta………………………………………………………...
ht
Tabel 32
vi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah D.I. Yogyakarta hingga saat ini dikenal sebagai barometer dinamika politik dan keamanan nasional. Ketenangan, kedamaian, dan multikultur di Indonesia tercermin dari suasana lingkungan yang ada di D.I.Yogyakarta. Masyarakat diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan negara, pemberian kebebasan masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya, dan dalam kinerja lembaga-lembaga pemerintahan. Situasi politik di wilayah ini sempat mulai memanas dengan terjadinya beberapa peristiwa perselisihan yang telah melibatkan berbagai kalangan masyarakat dari kalangan masyarakat terpelajar sampai elit kultural. Namun
o. id
hal ini masih dalam batas kewajaran karena mereka masih mengedepankan kedamaian, toleransi, dan kekompakan serta masih mempertahankan sinergi antar dimensi sosial dan politik.
ps .g
Momentum demokratisasi yang terjadi sejak tahun 1998 ditangkap dengan berbagai perubahan riil dalam politik Indonesia. Paling dominan adalah tuntutan adanya distribusi
ar ta .b
(pemencaran) power yang sebelumnya tersentral pada presiden. Pemencaran dilakukan pada dua level, horizontal dan vertikal. Untuk mendukung hal tersebut, diterbitkan berbagai regulasi melalui undang-undang maupun amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945 yang terjadi
ak
hingga empat kali. Pemencaran horizontal dilakukan dengan memperkuat lembaga-lembaga
:// yo gy
negara di luar presiden dan kabinet yang dapat melakukan kontrol terhadap kinerja pemerintah. Berbagai perubahan sistem politik yang terjadi di Indonesia menciptakan perbedaan yang signifikan dibandingkan sebelumnya. Perubahan politik juga terjadi di D.I. Yogyakarta ditandai dengan disahkannya Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta (UU No. 13 tahun 2012
ht tp
tentang Keistimewaan Yogyakarta) pada tanggal 30 Agustus 2012 oleh DPR RI dalam Sidang Paripurna DPR RI. Dengan disahkannya undang-undang tersebut, diharapkan masyarakat luas bisa mencermati kinerja pemerintahan. Dalam pemerintahan yang menganut sistem demokrasi dengan keterbukaan tersebut, secara tidak langsung akan memicu para pejabat daerah untuk lebih bekerja keras dan terbuka dalam menyelenggarakan roda pemerintahan. Beragam kepentingan dalam masyarakat diberi ruang untuk diartikulasikan melalui berbagai saluran, salah satunya melalui jalur formal dengan membentuk partai politik. Partaipartai politik baru diijinkan dan diberi kemudahan untuk muncul sehingga membuat jumlah partai yang sejak lima periode pemilihan umum (pemilu) sebelumnya konstan berjumlah tiga, bertambah hingga 48 partai pada pemilu tahun 1999, dan terus berubah pada pemilu-pemilu selanjutnya.
1
Di sisi lain, setiap manusia mempunyai kebutuhan primer yang harus terpenuhi, seperti sandang, pangan, dan papan. Selain itu setiap manusia juga
berusaha untuk memenuhi
kebutuhan sekunder, seperti kebutuhan sosial yaitu status sosial, peranan sosial, aktualisasi diri, dan terutama rasa aman. Rasa aman ditandai dengan hidup yang tidak tertekan atau bahkan merasa bahwa hidup ini ada gunanya. Rasa aman merupakan salah satu hak asasi setiap orang. Hal itu sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “..Pemerintah dan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia..”. Kewajiban ini secara eksplisit juga tertuang dalam Pasal 30 ayat (4), amandemen kedua UUD 1945 yang antara lain menyebutkan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta bertugas melindungi,
o. id
mengayomi, dan melayani masyarakat serta menegakkan hukum.
Rasa aman pada dasarnya merupakan variabel yang tidak terukur karena mencakup aspek
ps .g
dan dimensi yang sangat luas, termasuk aspek dan dimensi politik, sosial, dan ekonomi. Sejalan dengan itu, statistik dan indikator yang biasa digunakan untuk mengukur rasa aman masyarakat
ar ta .b
merupakan indikator negatif, misalnya angka kriminalitas (crime total). Semakin tinggi angka kriminalitas menunjukkan semakin banyak tindak kejahatan pada masyarakat yang merupakan indikasi bahwa masyarakat merasa semakin tidak aman.
ak
Upaya untuk memenuhi dan menciptakan rasa aman pada masyarakat merupakan
:// yo gy
langkah strategis yang turut mempengaruhi keberhasilan pembangunan nasional. Terciptanya dan terpenuhinya rasa aman pada masyarakat akan membangun suasana yang kondusif bagi masyarakat untuk melakukan berbagai aktifitas termasuk aktifitas ekonomi. Kondisi ini pada
ht tp
skala makro akan menciptakan stabilitas nasional yang merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya pembangunan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Mewujudkan keamanan adalah tanggung jawab semua lapisan masyarakat yang didukung dengan sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah yang disertai dengan kesadaran masyarakat untuk ikut menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. 1.2 Maksud dan Tujuan Secara umum, tujuan penyusunan publikasi ini adalah memberikan gambaran makro mengenai situasi dan kondisi keamanan dan politik masyarakat. Tujuan khususnya, adalah untuk memperoleh gambaran secara lengkap mengenai karakteristik kejadian tindak kriminalitas, konflik massal, dan peran serta masyarakat beserta DPRD Kabupaten/kota dan Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta dalam terwujudnya keamanan dan pembangunan politik. 2
Ketersediaan data politik dan keamanan sangat bermanfaat sebagai dasar penyusunan perencanaan pembangunan. Ini mengingat dinamika politik seringkali berimbas pada bidang keamanan yang akan merambah ke bidang ekonomi, artinya perkembangan bidang politik dan keamanan, cepat atau lambat akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Sehubungan dengan itu diperlukan data statistik politik dan keamanan secara berkala dan berkesinambungan. 1.3 Ruang Lingkup Publikasi Statistik Politik dan Keamanan 2012 menyajikan gambaran politik, kejadian tindak kejahatan/kriminalitas dan kejadian konflik massal, serta upaya mewujudkan keamanan di
ht tp
:// yo gy
ak
ar ta .b
ps .g
o. id
wilayah D.I. Yogyakarta.
3
BAB II. METODOLOGI 2.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam publikasi ini berasal dari data BPS dan data sekunder dinas/instansi dengan cara kompilasi hasil registrasi/catatan. Data BPS berasal dari Podes 2011 dan Survei Politik dan Keamanan 2012, sedangkan sumber data dinas/instansi terkait, antara lain berasal dari Polres/Polresta/Polda, KPU, dan Bappeda Kabupaten/kota/D.I. Yogyakarta. 2.2 Konsep dan Definisi a. Peristiwa kejahatan (kriminalitas)/pelanggaran terdiri atas : Tindak kejahatan/kriminalitas atau pelanggaran merupakan perbuatan seseorang yang
o. id
dapat diancam hukuman berdasarkan KUHP atau undang-undang serta peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia.
ps .g
Peristiwa yang dilaporkan ialah setiap peristiwa yang diterima kepolisian dari laporan masyarakat, atau peristiwa di mana pelakunya tertangkap tangan oleh kepolisian.
ar ta .b
Peristiwa yang diselesaikan oleh kepolisian adalah peristiwa yang berkas perkaranya sudah siap atau telah diserahkan kepada jaksa, dalam hal delik aduan, pengaduan yang
ak
dicabut dalam tenggang waktu yang telah ditentukan menurut undang-undang dan peristiwa yang telah diselesaikan oleh kepolisian berdasarkan azas Plichmatigheid,
:// yo gy
tidak termasuk kompetensi kepolisian, tersangka meninggal dunia, dan peristiwa yang telah kadaluwarsa. b.
Kejahatan konvensional (Common Law Crime) adalah kejahatan yang dianggap oleh
ht tp
semua orang sebagai kejahatan misalnya pembunuhan, perkosaan, perampokan, dan penyerangan. Pelaku menggunakannya sebagai
Part Time- Carreer dan seringkali
untuk menambah penghasilan dari kejahatan. Perbuatan ini berkaitan dengan tujuantujuan sukses ekonomi, akan tetapi dalam hal ini terdapat reaksi dari masyarakat karena nilai pemilikan pribadi telah dilanggar. c.
Kejahatan transnasional adalah kejahatan yang tidak hanya sifatnya lintas batas negara, tetapi termasuk juga kejahatan yang dilakukan di suatu negara, tetapi berakibat fatal bagi negara lain. Suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai kejahatan apabila terdapat piranti hukum yang dilanggar sehingga bisa saja terjadi suatu perbuatan yang dirumuskan, dirancang, disiapkan, dilaksanakan dalam suatu negara bisa saja bukan merupakan kejahatan namun ketika hasil kejahatan yang diatur, disiapkan melakukan lintas batas negara untuk masuk ke yuridiksi negara yang berbeda. 4
d.
Jumlah tindak kejahatan yang dilaporkan (Crime Total) adalah jumlah peristiwa yang dilaporkan, yaitu setiap peristiwa yang diterima kepolisian dari laporan masyarakat, atau peristiwa yang pelakunya tertangkap tangan oleh polisi. Indikator ini memberikan gambaran jumlah tindak pidana yang terjadi pada kurun waktu tertentu dengan tidak menutup kemungkinan masih adanya kasus yang tidak tercatat “dark number”.
e.
Jumlah tindak kejahatan yang diselesaikan (Crime Cleared) merupakan statistik yang menggambarkan jumlah kasus penyelesaian tindak pidana oleh polisi yang terjadi pada kurun waktu tertentu.
f.
Resiko penduduk terkena tindak kejahatan (Crime Rate) adalah angka yang mengindikasikan peluang penduduk berisiko terkena tindak pidana per seratus ribu
o. id
penduduk. Indikator ini mengindikasikan resiko penduduk terkena tindak pidana pada suatu waktu tertentu. Perbandingan antar waktu menunjukkan perkembangan tingkat g.
ps .g
keamanan penduduk.
Pelaku tindak kriminalitas adalah orang yang melakukan, turut/menyuruh melakukan;
ar ta .b
membujuk orang lain dan membantu melakukan tindak kriminalitas. Klasifikasi pelaku tindak kriminalitas menurut umur (KUHP);
Anak-anak adalah orang yang berumur kurang dari 16 tahun.
ak
Dewasa adalah orang yang berumur 16 tahun dan lebih.
:// yo gy
Umum adalah anak-anak dan dewasa. h. Tahanan adalah tersangka pelaku tindak kejahatan/pelanggaran yang ditahan oleh pihak kepolisian sebelum diteruskan kepada kejaksaan atau masih dalam proses pengusutan
ht tp
lebih lanjut. Lamanya ditahan tidak melebihi 20 hari. i. Kerugian adalah hilang, rusak atau musnahnya harta benda yang ditimbulkan akibat dari suatu peristiwa kejahatan/pelanggaran dan tidak termasuk korban jiwa atau badan. j. Korban kejahatan adalah seseorang atau harta bendanya yang ditimbulkan akibat dari suatu peristiwa kejahatan/pelanggaran dan tidak termasuk korban jiwa atau badan. k. Konflik massal dalam Podes merujuk pada konflik berupa perkelahian massal yang terjadi dalam satu wilayah desa/kelurahan meliputi; Perkelahian antar kelompok warga adalah perkelahian antara kelompok warga dengan kelompok warga yang lain dalam satu desa/kelurahan/nagari. Perkelahian
warga
antar
desa/kelurahan
adalah
perkelahian
antara
warga
desa/kelurahan/nagari dengan warga desa/kelurahan/nagari lainnya.
5
Perkelahian warga dengan aparat keamanan adalah perkelahian antara warga desa/kelurahan/nagari dengan aparat keamanan. Perkelahian warga dengan aparat pemerintah adalah perkelahian antara warga desa/kelurahan/nagari dengan aparat pemerintah. Perkelahian antar pelajar/mahasiswa adalah perkelahian antar pelajar suatu sekolah dengan pelajar sekolah lain. Perkelahian antar suku/etnis adalah perkelahian antar suku/etnis yang terjadi di desa/kelurahan/nagari. Lainnya: Perkelahian antar warga dengan pelajar/mahasiswa, perkelahian antar agama, perkelahian antar aparat keamanan, dan sebagainya.
o. id
l. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga legislatif yang mewakili rakyat di tingkat provinsi atau kabupaten/kota, memiliki fungsi legislasi (membuat
ps .g
peraturan daerah), penyusunan anggaran, dan pengawasan kerja pemerintah daerah. m. Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah penyelenggara pemilihan umum di Indonesia
ar ta .b
yang memiliki struktur berjenjang di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. n. Partai Politik adalah organisasi penyalur keterlibatan warganegara dalam mempengaruhi kebijakan-kebijakan publik atau perebutan kekuasaan dan jabatan publik.
ak
o. Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan
:// yo gy
rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undnag-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UU No. 8/2012).
ht tp
p. Peserta pemilu legislatif adalah partai politik untuk pemilu anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota dan perseorangan untuk Pemilu anggota DPD (UU No.10/2008).
2.3. Penjelasan Teknis Beberapa indikator keamanan yang ditampilkan dalam publikasi ini adalah; a. Angka Indeks Kejahatan ( It ) It =
Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t x 100 Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun to dimana : to = tahun dasar t = tahun t
6
b. Angka Kejahatan per 100.000 Penduduk (crime rate) =
Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t Jumlah penduduk
x 100.000
c. Skala Waktu Kejahatan Tahun t (crime clock) =
365 x 24 x 60 x 60 Jumlah peristiwa kejahatan tahun t
x ( detik )
d. Persentase Penyelesaian Peristiwa Kejahatan (crime clearence)
Jumlah Tindak Pidana pada tahun t x 100% Jumlah TindakPidana pada tahun t0
ht tp
:// yo gy
ak
ar ta .b
ps .g
Indeks Kri min al
o. id
Jumlah peristiwa kejahatan yang diselesaikan = x 100 ( % ) Jumlah peristiwa kejahatan yang dilaporkan e. Jumlah Tindak Kejahatan yang Menonjol (crime index)
7
BAB III. GAMBARAN UMUM KRIMINALITAS DI D.I. YOGYAKARTA
3.1 Sarana dan Prasarana Keamanan Wilayah Keamanan suatu wilayah tak lepas dari fasilitas keamanan yang tersedia di wilayah tersebut. Dalam upaya penanggulangan masalah keamanan di D.I. Yogyakarta didukung oleh berbagai prasarana keamanan antara lain 38 pos polisi, 80 polsek/polsekta, 5 polres/polresta, serta 1 polda. Polisi merupakan satuan organisasi keamanan yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Pada tahun 2012 di D.I. Yogyakarta rasio penduduk per polisi 357, artinya setiap 1 polisi melayani 357 penduduk. Bila dilihat per kabupaten/kota rasio penduduk per polisi terbesar
o. id
berada di Kabupaten Gunungkidul dengan angka 837, sedangkan angka terkecil berada di Kota Yogyakarta yaitu 246. Dengan kata lain polisi di Kabupaten Gunungkidul mempunyai beban
ps .g
pelayanan paling besar yaitu setiap seorang polisi melayani 837 penduduk, sedangkan beban pelayanan terkecil adalah polisi di Kota Yogyakarta di mana setiap 1 orang polisi melayani 246
ar ta .b
penduduk saja.
ak
Gambar 3.1. Rasio Penduduk per Polisi di D.I. Yogyakarta Tahun 2012
Bantul
624 837
ht tp
Gunungkidul
401
:// yo gy
Kulonprogo
Sleman Yogyakarta D.I. Yogyakarta
578 246 357
Sumber: Polres/Polresta/Polda di D.I. Yogyakarta
Polisi di D.I.Yogyakarta mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Perbandingan polisi perempuan dengan laki-laki mencapai 1:20. Ini disebabkan karena masih rendahnya minat perempuan untuk bekerja di pelayanan masyarakat bidang keamanan.
8
Pos polisi dan poskamling merupakan salah satu prasarana yang dibutuhkan dalam pelayanan keamanan masyarakat. Hasil Podes 2011 menunjukkan bahwa di D.I. Yogyakarta ada 25,80 persen desa/kelurahan mempunyai pos polisi, sedangkan 97,03 persen desa/kelurahan mempunyai poskamling. Jumlah hansip yang ada di D.I. Yogyakarta mencapai 25.969 orang dengan rasio hansip per desa/kelurahan mencapai 1:59 artinya setiap 1 desa/kelurahan dilayani 59 hansip. Bila dilihat per kabupaten/kota, rasio hansip terhadap desa/kelurahan paling kecil berada di Kabupaten Gunungkidul yaitu 1:44 artinya setiap 1 desa dilayani oleh 44 orang hansip, sedangkan rasio hansip terhadap desa/kelurahan paling besar berada di Kabupaten Bantul yaitu 1:78 artinya
3.2 Perkembangan Tindak Kejahatan di D.I. Yogyakarta
o. id
setiap desa dilayani oleh sekitar 78 orang hansip.
ps .g
Tindak kejahatan yang dilaporkan ke polisi di D.I. Yogyakarta selama 3 tahun terakhir cenderung fluktuatif, tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 24,19 persen.
ar ta .b
Sedangkan dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 10,96 persen. Bila dilihat menurut kabupaten/kota tindak kejahatan yang dilaporkan pada tahun 2012 terbanyak di Kabupaten Sleman, yakni sebesar 2.099 kasus, disusul oleh Kota Yogyakarta (1.893 kasus) dan
ak
Kabupaten Kulonprogo (629 kasus). Kondisi ini sedikit berbeda dangan dua tahun sebelumnya.
:// yo gy
Selama periode tahun 2010 sampai dengan periode tahun 2011 tercatat tiga kabupaten/kota dengan jumlah tindak kejahatan terbanyak masing-masing adalah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul.
ht tp
Gambar 3.2 Persentase Tindak Kejahatan yang dapat diselesaikan di D.I. Yogyakarta, 2011 - 2012 42,73 46,81
D.I. Yogyakarta
2012
28,90 34,20
Yogyakarta
2011
39,07
Sleman
47,22 59,07 60,65
Gunungkidul
54,14 49,72
Bantul
75,52 78,62
Kulonprogo 0,00
20,00
40,00
Sumber: Polres/Polresta/Polda di D.I. Yogyakarta
60,00
80,00
100,00
9
Dari tindak kejahatan yang dilaporkan ke polisi pada tahun 2012 sebesar 42,73 persen dapat diselesaikan, mengalami penurunan bila dibanding tahun 2011 yang mencapai 46,81 persen. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 persentase tindak kejahatan yang dapat diselesaikan di Kabupaten Bantul pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 54,14 persen, sedangkan empat kabupaten/kota lainnya mengalami penurunan persentase yang bervariatif. Setiap penduduk memiliki resiko terkena tindak kejahatan. Semakin besar resiko yang dimiliki masyarakat menggambarkan semakin tidak amannya suatu wilayah. Bila dibandingkan dengan tahun 2011, risiko penduduk terkena tindak kejahatan tahun 2012 di semua kabupaten/kota mengalami penurunan, kecuali Kabupaten Kulonprogo.
o. id
3.3 Persentase Desa/kelurahan yang Ada Tindak Kejahatan. Menurut hasil Podes 2011, 62,79 persen desa/kelurahan di D.I. Yogyakarta terdapat pencurian,
25,57
persen
ada kejadian
ps .g
kejadian tindak kejahatan
tindak kejahatan
penipuan/penggelapan dan 15,98 persen ada kejadian tindak kejahatan perjudian. Perhatian
ar ta .b
pemerintah maupun masyarakat perlu ditingkatkan, karena di D.I. Yogyakarta terdapat 13,47 persen desa/kelurahan ada kejadian tindak kejahatan “penyalahgunaan/pengedaran narkoba”. Jika diamati berdasarkan jenis kejahatan, Kabupaten Sleman memiliki jumlah desa terbanyak
ak
dengan berbagai jenis tindak kejahatan dibanding kabupaten/kota lain.
ht tp
:// yo gy
Gambar 3.3 Persentase Desa/kelurahan ada Tindak Kejahatan menurut Jenis Kejahatan di D.I. Yogyakarta 2011
0,23 1,60 15,98 13,47 5,02 0,00 13,01 25,57 6,39 62,79
Sumber: Podes 2011
10
Hal lain yang cukup memprihatinkan adalah adanya perkelahian massal. Menurut hasil Podes 2011 di D.I.Yogyakarta perkelahian massal terjadi di 13 desa/kelurahan. Angka perkelahian massal tertinggi pada jenis perkelahian antar pelajar/mahasiswa. Kasus tersebut terjadi di 8 desa/kelurahan. Peringkat selanjutnya adalah perkelahian antar kelompok warga yang terjadi di 4 desa/kelurahan, dan perkelahian massal antar suku terjadi di 1 desa/kelurahan. Bila dilihat menurut penggolongan kejahatan, sejak tahun 2010 sampai dengan 2012 kasus kejahatan yang menonjol di D.I. Yogyakarta adalah kejahatan konvensional. Pada tahun 2010 kejahatan konvensional mencapai 96,30 persen, tahun 2011 meningkat menjadi 95,79 persen dan tahun 2012 turun menjad 94,78 persen. Golongan kejahatan terbanyak kedua adalah Kejahatan Transnasional.
o. id
Tabel 13 menunjukkan bahwa jumlah tindak kejahatan terhadap hak milik pada tahun 2012 di D.I.Yogyakarta tercatat sebesar 4.308 kasus. Empat jenis tindak kejahatan dengan
ps .g
persentase terbesar masing-masing adalah kasus penipuan/perbuatan curang (35,82%), kasus pencurian dengan pemberatan (22,47%), pencurian ringan (17,32%), dan pencurian kendaraan
ar ta .b
bermotor (14,18%). Sementara itu pada tahun 2012 jumlah tindak kejahatan terhadap fisik manusia di D.I. Yogyakarta terdapat 370 kasus. Jenis tindak kejahatan penganiyaan ringan paling mendominasi tindak kejahatan terhadap fisik manusia yaitu mencapai 81,08 persen. Bila
ak
dilihat menurut kabupaten/kota, lebih dari 60,27 persen tindak kejahatan fisik manusia terjadi di
:// yo gy
Kota Yogyakarta. Sementara 39,73 persen sisanya tindak kejahatan fisik manusia terjadi di empat kabupaten/kota lainnya di D.I. Yogyakarta. Dari beberapa jenis kejahatan yang terjadi selama periode tahun 2012 di berbagai
ht tp
wilayah di D.I. Yogyakarta, salah satu jenis kejahatan yang mendapat perhatian khusus adalah kejadian kejahatan narkoba. Seperti yang disajikan pada tabel 15, kejadian kejahatan narkoba telah merambah di berbagai kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta. Tahun 2012, di D.I. Yogyakarta terdapat 230 kasus tindak kejahatan penyalahgunaan narkoba. Jenis tindak kejahatan penyalahgunaan narkoba pada tahun 2012 terbanyak ditangani oleh Polda D.I. Yogyakarta sejumlah 92 kasus, berikutnya ditangani Polresta Kota Yogyakarta sebanyak 57 kasus dan terendah ditangani Polres Kabupaten Kulonprogo sebanyak 2 kasus. Pada tabel 22 tampak bahwa selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, terdapat 3 jenis kejahatan yang selalu menonjol di D.I. Yogyakarta yaitu pencurian dengan pemberatan, pencurian kendaraan bermotor, serta narkotika. Persentase jumlah kejahatan tahun 2012 untuk ketiga jenis tindak kejahatan tersebut di atas 10 persen dari total kejahatan.
11
3.4 Pelaku Tindak Kejahatan dan Upaya Menjaga Keamanan Selain informasi perkembangan jumlah kejahatan menurut jenis kejahatan yang terjadi di masyarakat setiap tahun secara berkesinambungan, penanganan kejahatan juga perlu memperhatikan secara serius tentang pelaku tindak kejahatan. Pelaku tindak kejahatan pada tahun 2012 sebanyak 2.506 orang. Tercatat 4,91 persen pelaku kejahatan dilakukan oleh anakanak. 22 pelaku anak (17,89%) di antaranya berjenis kelamin perempuan. Sebanyak 40,65 persen pelaku tindak kejahatan oleh anak-anak pada tahun 2012 berasal dari Kota Yogyakarta, sementara dari Kabupaten Gunungkidul hanya tercatat 7,32 persen. Secara umum pelaku tindak kejahatan sebagian besar berasal dari Kabupaten Sleman (43,02%). Disusul secara berurutan pelaku dari Kota Yogyakarta (15,60%), Kabupaten
o. id
Gunungkidul (13,82%), dan Kabupaten Bantul (12,62%) serta Kabupaten Kulonprogo (9,99 %).
Kulonprogo 10,57%
ar ta .b
MAPOLDA DIY 0,81%
ps .g
Gambar 3.4 Persentase Pelaku Tindak Kejahatan Oleh Anak-Anak dari Kabupaten/kota D.I. Yogyakarta Tahun 2012
Gunungkidul 7,32%
Sleman 31,71%
ht tp
:// yo gy
ak
Yogyakarta 40,65%
Bantul 8,94%
Sumber: Polres/Polresta/Polda di D.I. Yogyakarta
Bila dilihat menurut jam terjadinya tindak kejahatan, di semua kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta pada umumnya tindak kejahatan banyak terjadi pada selang waktu pukul 18.0023.59 dan pukul 00.00-05.59. Berbagai cara telah dilakukan warga untuk menjaga keamanan, antara lain membangun poskamling, membentuk regu keamanan lingkungan, memeriksa setiap warga dari luar desa, dan menambah jumlah anggota hansip/linmas. Menurut hasil Podes 2011, desa/kelurahan yang menjaga keamanan warga dengan cara membangun poskamling 62,10 persen, membentuk regu keamanan lingkungan 58,68 persen, memeriksa setiap warga dari luar desa 38,13 persen, menambah jumlah anggota hansip/linmas 26,03 persen, dan menggunakan cara-cara lainnya sebanyak13,01 persen.
12
BAB IV. GAMBARAN UMUM POLITIK D.I. YOGYAKARTA
4.1 Pemilu Legislatif 2009 dan Pemilu Presiden 2009 Perubahan sistem politik di Indonesia juga dirasakan di D.I. Yogyakarta. Hal ini tercermin dari banyaknya partai politik yang mendapat kursi di DPRD baik di tingkat kabupaten/kota maupun tingkat D.I. Yogyakarta. Kalau pada pemilu sebelum tahun 1999 hanya ada 3 partai, pada pemilu 2009 terdapat 15 partai yang mendapat kursi di DPR, walaupun perolehan suara sah di D.I. Yogyakarta masih didominasi oleh partai-partai lama. Hasil perolehan suara sesuai urutan dari terbanyak adalah sebagai berikut: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Golongan Karya (Golkar),
o. id
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Menurut data KPUD D.I. Yogyakarta jumlah penduduk yang terdaftar sebagai pemilih
ps .g
dalam Pemilu Legislatif 2009 sebanyak 2.751.761 jiwa. Dari jumlah tersebut 73,24 persen menggunakan hak pilih dan 26,76 persen golput. Sedangkan perolehan suara dari jumlah
ar ta .b
tersebut 89,31 persen suara dinyatakan sah dan 10,69 persen suara tidak sah.
Kulonprogo, 344,895
ht tp
:// yo gy
Yogyakarta, 329,695
ak
Gambar 4.1 Jumlah Pemilih dalam Pemilu Legislatif 2009 menurut Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta
Sleman, 784,182
Bantul, 712,729 Gunungkidul, 580,260
Sumber: KPU Kabupaten/kota/D.I. Yogyakarta
Menurut data KPUD D.I. Yogyakarta jumlah penduduk yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu Presiden 2009 sebanyak 2.568.857 jiwa. Dari jumlah tersebut 76,09 persen menggunakan hak pilih dan 23,91 persen golput. Sedangkan perolehan suara dari jumlah tersebut 93,63 persen suara dinyatakan sah dan 6,37 persen suara tidak sah. DPRD merupakan lembaga yang memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Tabel 26 menyajikan data tentang jumlah anggota DPRD menurut partai politik 13
dan kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta tahun 2012. Dalam tabel tersebut tampak bahwa ada 34 partai yang mempunyai kursi di DPRD kabupaten/kota dan DPRD Tingkat I D.I. Yogyakarta. Masing-masing wilayah terdapat 10 partai yang mempunyai kursi di parlemen. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mempunyai kursi yang terbanyak di hampir semua kabupaten/kota kecuali di Kabupaten Kulonprogo. Tiga kabupaten/kota dengan jumlah anggota DPRD terbanyak masing-masing berturut-turut adalah Kabupaten Sleman (50 orang), Kabupaten Gunungkidul (45 orang), dan Kabupaten Bantul (45 orang). 4.2 Peran DPRD Salah satu peran DPRD dapat tercermin dari disetujuinya APBD (Anggaran Pendapatan
o. id
dan Belanja Daerah), termasuk anggaran untuk sektor pendidikan maupun sektor kesehatan. Kedua sektor itu merupakan sektor yang berkaitan langsung dengan masyarakat. Di D.I.
ps .g
Yogyakarta alokasi anggaran untuk sektor pendidikan mencapai sekitar 28,64 persen dari total anggaran, sedangkan untuk sektor kesehatan sekitar 6,33 persen. Alokasi ini memang jauh
ar ta .b
lebih rendah dibanding alokasi anggaran sektor kesehatan dan sektor pendidikan di tingkat kabupaten/kota. Namun demikian jumlah anggaran pendidikan tahun 2012 jauh lebih tinggi dari anggaran pendidikan minimal yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 20 persen. Ini
ak
merupakan wujud konsekuensi pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas
:// yo gy
pembangunan sektor pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah mulai menyadari pentingnya investasi jangka panjang sektor pendidikan bagi masyarakatnya. Sementara itu jika dilihat menurut kabupaten/kota, kabupaten yang mengalokasikan
ht tp
anggaran pendidikan tertinggi adalah Kabupaten Gunungkidul, yakni sekitar 57,72 persen dari total anggaran yang tersedia. Sedangkan yang mengalokasikan anggaran pendidikan terendah adalah Kabupaten Sleman, yakni 20,52 persen. Sektor kesehatan juga tak kalah penting dibanding sektor pendidikan. Kabupaten Sleman mengalokasikan 22,05 persen dari anggaran yang ada. Persentase alokasi ini tertinggi dibanding kabupaten/kota yang lain. Sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Gunungkidul, yakni 9,10 persen dari total anggaran yang ada. Fungsi legislasi tercermin dari jumlah produk hukum yang dihasilkan DPRD kabupaten/kota maupun tingkat D.I. Yogyakarta. Perkembangan jumlah produk hukum selama 2 tahun terakhir memperlihatkan bahwa secara keseluruhan, jumlah semua produk hukum yang dihasilkan DPRD meningkat.
14
Gambar 4.2 Jumlah Produk Hukum yang dihasilkan DPRD Kabupaten/kota dan D.I. Yogyakarta 2012 97
60 42 23
26
24
21
33 22
32 19
20
11
10
Peraturan Daerah
Gunungkidul
Keputusan DPRD
Yogyakarta
D.I. Yogyakarta
Keputusan Pimpinan DPRD
ar ta .b
Sumber: KPU Kabupaten/kota/ D.I . Yogyakarta
Sleman
o. id
Bantul
14
11
ps .g
Kulonprogo
31
28
4.3 Pemilihan Kepala Daerah
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara langsung merupakan capaian baru dalam demokrasi di Indonesia. Melalui mekanisme tersebut, secara prosedural kedaulatan politik
ak
benar-benar berada di tangan rakyat. Melalui Pilkada secara langsung, aspirasi rakyat dalam
:// yo gy
menentukan sendiri para pemimpin eksekutif daerah tersampaikan secara utuh tanpa distorsi sebagaimana jika dipilih oleh DPRD. Format pilkada secara langsung didasarkan pada Undangundnag No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Selain itu, pemerintah juga
ht tp
menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu) menyusul keluarnya Keputusan Mah kamah Konstitusi atas permohonan judicial review sejumlah KPUD atas UU tersebut. Sebagai operasionalisasi dari UU No.32/2004 dan Perpu, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No.6 tahun 2005 yang kemudian diubah menjadi PP No.17 tahun 2005. Berkaitan dengan pencalonan, berbagai regulasi tentang pilkada tersebut mengatur bahwa pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah hanya dapat diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang perolehan kursi dan atau suaranya minimal 15 persen. Pada mulanya hanya partai atau gabungan partai yang memperolah suara/kursi minimal 15 persen di DPRD saja yang berhak mengajukan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, namun kemudian dibuka juga bagi gabungan partai yang berada di luar parlemen lokal tersebut.
15
Mengenai mekanisme pencalonan ayat 1, 3, dan 5 Pasal 37 PP No. 6/2005 secara berturut-turut mengatur bahwa: 1. Parpol atau gabungan parpol hanya dapat mengusulkan 1 (satu) pasangan calon; 2. Parpol atau gabungan parpol sebelum menetapkan pasangan calon wajib membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi bakal calon perseorangan yang memenuhi syarat untuk dilakukan penyaringan sebagai bakal calon; 3. Proses penyaringan bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan secara demokratis dan transparan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dalam partai politik atau gabungan partai politik. Tabel 32 sampai dengan tabel 35 menyajikan data tentang pelaksanaan pilkada, jumlah
o. id
pemilih, jumlah pasangan calon, dan karakteristik pasangan terpilih pada pilkada tingkat kabupaten/kota terakhir di D.I. Yogyakarta. Pelaksanaan pilkada tingkat kabupaten/kota di
ps .g
Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Sleman dilaksanakan secara bersama-sama pada tanggal 23 Mei 2010, sedangkan di Kabupaten Kulonprogo pada tanggal 19
ar ta .b
Juni 2011 dan Kota Yogyakarta tanggal 25 September 2011. Persentase suara yang sah dan persentase perolehan suara pasangan yang sah untuk masing-masing kabupaten/kota cukup bervariasi, demikian juga persentase perolehan suara bagi pasangan terpilih. Persentase suara
ak
yang sah terhadap jumlah DPT terbesar, tampak bahwa lebih dari 70 persen masyarakat Bantul
:// yo gy
telah ikut serta dalam pemilukada di tahun 2010. Selain itu, perolehan suara untuk pasangan bupati terpilih di Kabupaten Bantul mencapai 67,67 persen. Hal ini merupakan salah satu bukti
ht tp
bahwa pembangunan politik di Kabupaten Bantul sudah cukup baik.
16
.id
go
ps .
ak ar ta .b
yo gy
://
tp
ht
TABEL - TABEL
Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Desa/kelurahan, dan Penduduk di D.I. Yogyakarta Tahun 2012 Jumlah Kecamatan
Jumlah Desa/ kelurahan
Jumlah Penduduk
(1)
(2)
(3)
(4)
(6)
01
Kulonprogo
586,28
12
88
393221
02
Bantul
506,85
17
75
927956
03
Gunungkidul
1 485,36
18
144
684740
04
Sleman
574,82
17
o. id
Luas Wilayah (Km2)
71
Yogyakarta
32,50
14
34
D.I. Yogyakarta
3 185,81
ar ta .b
Kabupaten/kota
1 114833
45
394012
438
3 514762
ps .g
78
Sumber : Hasil Estimasi Penduduk 2012
86
:// yo gy
ak
Tabel 2. Jumlah Kantor Polisi menurut Kabupaten/kota dan Wilayah Kerja di D.I. Yogyakarta Tahun 2012 Polres/polresta
01
Kulonprogo
-
1
12
15
02
Bantul
-
1
17
3
03
Gunungkidul
-
1
18
2
04
Sleman
-
1
19
3
71
Yogyakarta
-
1
14
15
34
D.I. Yogyakarta
1
-
-
-
Jumlah
1
5
80
38
Kabupaten/kota
ht tp
(1)
Polda
Polsek/polsekta
Pos Polisi
(2)
(3)
(4)
(4)
Sumber : Polres/Polresta/Polda D.I.Yogyakarta
17
Tabel 3 . Jumlah Polisi dan Rasio Penduduk per Polisi di D.I. Yogyakarta Tahun 2012
Jumlah Polisi Laki-laki
Jumlah Polisi Perempuan
Jumlah Polisi
Rasio Penduduk per Polisi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
991
23
1 014
401
1 389
70
1 459
624
872
19
890
837
1 950
578
Kulonprogo
02
Bantul
03
Gunungkidul
04
Sleman
1 878
72
05
Yogyakarta
1 828
61
06
MAPOLDA DIY
2362
232
34
D.I. Yogyakarta
ps .g
01
o. id
Kabupaten/kota
477
246
2594 9796
357
ar ta .b
9320
1 889
Sumber : Polres/PolrestaD.I.Yogyakarta
:// yo gy
ak
Tabel 4. Jumlah Desa/kelurahan yang Mempunyai Pos Polisi dan Pos Kamling di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 Kabupaten/kota (1)
Pos Polisi
Pos Kamling
(2)
(3)
23
75
24
133
Kulonprogo
02
Bantul
03
Gunungkidul
15
87
04
Sleman
24
85
71
Yogyakarta
27
45
34
D.I.Yogyakarta
113
425
ht tp
01
Sumber : PODES 2011, BPS
18
Tabel5. Jumlah Hansip dan Rasio Hansip per Desa/kelurahan di D.I.Yogyakarta Tahun 2011 Kabupaten/kota
Jumlah Hansip
Rasio Hansip
(1)
(2)
(3)
Kulonprogo
5 829
77,72
02
Bantul
6 391
44,38
03
Gunungkidul
4 375
49,72
04
Sleman
6 512
75,72
71
Yogyakarta
2 862
34
D.I.Yogyakarta
25 969
ar ta .b
ps .g
o. id
01
Sumber : PODES 2011, BPS
63,60 59,29
:// yo gy
ak
Tabel 6. Jumlah Tindak Kejahatan yang dilaporkan (Crime Total) di D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2012 2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
941
725
629
1 612
887
580
287
310
408
ht tp
Kabupaten/kota
01
Kulonprogo
02
Bantul
03
Gunungkidul
04
Sleman
2 036
2 012
2 099
05
Yogyakarta
2 779
2 436
1 893
06
MAPOLDA DIY
-
-
1 194
34
D.I.Yogyakarta
7 980
6 050
6 713
Sumber : Polres/polresta/polda D.I.Yogyakarta
19
Tabel 7. Jumlah Tindak Kejahatan yang diselesaikan (Crime Cleared) di D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2012 Kabupaten/kota
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
Kulonprogo
659
570
475
02
Bantul
541
441
314
03
Gunungkidul
205
188
241
04
Sleman
591
950
820
05
Yogyakarta
803
833
547
06
MAPOLDA DIY
-
857
34
D.I.Yogyakarta
2 982
3 254
Sumber : Polres/polresta/polda D.I.Yogyakarta
ar ta .b
2 728
ps .g
-
o. id
01
:// yo gy
ak
Tabel 8. Persentase Penyelesaian Tindak Kejahatan (Clearance Rate) di D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2012 2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
ht tp
Kabupaten/kota
01
Kulonprogo
70,03
78,62
75,52
02
Bantul
33,56
49,72
54,14
03
Gunungkidul
71,43
60,64
59,07
04
Sleman
29,02
47,21
40,81
05
Yogyakarta
28,90
34,20
28,90
06
MAPOLDA DIY
-
-
71,78
34
D.I.Yogyakarta
34,19
39,00
47,26
Sumber : Polres/polresta/polda D.I.Yogyakarta
20
Tabel 9. Risiko Penduduk Terkena Tindak Kejahatan (Crime Rate) per 10.000 Penduduk di D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2012
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
Kulonprogo
20,50
15,00
16,10
02
Bantul
17,70
9,73
7,00
03
Gunungkidul
4,59
4,08
04
Sleman
18,60
17,80
16,50
71
Yogyakarta
127,00
111,00
86,00
34
D.I.Yogyakarta
22,10
17,50
18,44
ar ta .b
ps .g
01
o. id
Kabupaten/kota
ht tp
:// yo gy
ak
4,25
Sumber :Polres/polresta/polda D.I.Yogyakarta
21
Tabel 10. Banyaknya Desa/kelurahan yang Ada Tindak Kejahatan menurut Jenis Kejahatan per Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 Kabupaten/kota Jenis Kejahatan
Kulon progo
Bantul
Gunung kidul
Sleman
Yogya karta
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pencurian
61
54
49
74
37
275
2.
Pencurian dengan Kekerasan
1
9
1
12
5
28
3.
Penipuan/ Penggelapan
22
21
32
21
112
4.
Penganiayaan
8
5.
Pembakaran
-
6.
PerkosaanTindak Asusila
7.
ps .g
1.
o. id
(1)
D.I. Yogyakarta
ar ta .b
16 7
20
10
57
-
-
-
-
-
7
5
4
4
2
22
Penyalahgunaan/Peredaran Narkoba
8
7
4
29
11
59
8.
Perjudian
18
17
5
19
11
70
9.
Pembunuhan
1
1
-
3
2
7
10. Perdagangan Orang
-
-
-
1
-
1
ht tp
:// yo gy
ak
12
Sumber : Podes 2011, BPS
22
Tabel 11. Banyaknya Desa/kelurahan yang Ada Perkelahian Massal menurut Jenisnya per Kabupaten/kota di D.I.Yogyakarta Tahun 2011 Kabupaten/kota Jenis Perkelahian
D.I. Yogyakarta
Kulon progo
Bantul
Gunung kidul
Sleman
Yogya karta
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1.
Antar kelompok warga
1
1
1
1
-
4
2.
Warga antar Desa/kelurahan
-
-
-
-
-
-
3.
Warga dengan aparat keamanan
-
-
-
-
-
-
4.
Warga dengan aparat pemerintah
-
-
-
o. id
(1)
-
-
5.
Antar Pelajar/ Mahasiswa
1
-
-
2
5
8
6.
Antar Suku
-
-
-
-
1
1
2
1
1
3
6
13
ps .g
ar ta .b
:// yo gy
Sumber :Podes 2011, BPS
ak
Jumlah
-
ht tp
Tabel 12. Jumlah Bentuk Tindak Kejahatan menurut Penggolongan Kejahatan di D.I. Yogyakarta Tahun 2010-2012 Kasus
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Kejahatan Konvensional
6 685
6 795
6 044
2.
Kejahatan Trans Nasional
289
290
318
3.
Kejahatan merugikan Negara
6
9
15
4.
Kejahatan berimplikasi Kontijensi
-
-
-
7 980
7 094
Jumlah
6 377
Sumber : Polda D.I. Yogyakarta
23
Tabel 13. Pengelompokan Jenis Tindak Kejahatan Terhadap Hak Milik (Barang) di D.I.Yogyakarta Tahun 2012
(1)
(2)
Kabupaten/kota Kulon progo
MAPOLDA DIY
Total
(7)
(8)
(9)
Bantul
Gunung kidul
Sleman
Yogya karta
(3)
(4)
(5)
(6)
Pembakaran dengan sengaja
-
-
1
-
-
-
2.
Pengrusakan/ penghancuran barang
2
4
-
-
68
8
82
3.
Pencurian dengan Pemberatan
66
140
93
394
249
26
968
4.
Pencurian ringan
12
50
38
245
352
49
746
5.
Pencurian dengan Kekerasan
8
58
5
78
57
14
220
6.
Pencurian dalam keluarga
7.
Penipuan/ perbuatan curang
8.
1
:// yo gy
ak
ar ta .b
ps .g
1.
o. id
No.
Jenis Tindak Pidana
-
-
-
135
-
135
33
43
58
505
388
516
1 543
Penadahan
1
1
-
-
-
-
2
9.
Pencurian kendaraan bermotor
34
72
18
255
231
1
611
10.
Pencurian lainnya
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah
156
368
213
1 477
1 480
614
4 308
ht tp
-
Sumber : Polres/polresta/polda D.I.Yogyakarta
24
Tabel 14. Pengelompokan Jenis Tindak Kejahatan Terhadap Fisik Manusia di D.I.Yogyakarta Tahun 2012 Kabupaten/kota Jenis Tindak Pidana
(1)
Kulon progo
MAPOLDA DIY
Total
Bantul
Gunung kidul
Sleman
Yogya karta
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
2
2
-
11
3
11
Pembunuhan
1
3
3
2.
Perkosaan
-
1
3
3.
Penganiayaan Ringan
22
-
4.
Penganiayaan Berat
5.
Penculikan
Jumlah
ps .g
2
ak
o. id
1.
20
22
215
21
300
26
2
1
2
7
39
1
-
-
-
1
7
9
25
30
28
27
223
37
370
ar ta .b
:// yo gy
ht tp
1
2
Sumber : Polres/polresta/polda D.I.Yogyakarta
25
Tabel 15. Jenis Tindak Kejahatan Penyalahgunaan Narkoba di D.I. Yogyakarta Tahun 2012 2012
Kabupaten/kota
Narkotika
Obat-obat keras
(2)
(3)
(1)
Kulonprogo
2
-
02
Bantul
28
2
03
Gunungkidul
3
5
04
Sleman
32
9
71
Yogyakarta
57
34
MAPOLDA DIY
o. id
01
ps .g
-
92
ar ta .b
Sumber : Polres/polresta/polda D.I.Yogyakarta
-
Tabel 16. Kerugian Materiil Akibat Tindak Kejahatan (dalam rupiah) di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 - 2012
(1)
01
Kulonprogo
02
Bantul
03
Gunungkidul
04
Kerugian
Kerugian ditemukan kembali
Kerugian
Kerugian ditemukan kembali
(2)
(3)
(4)
(5)
:// yo gy
Kabupaten/kota
2012
ak
2011
228 149 200
4 528 807 000
674 734 000
16 419 992 089
4 251 842 753
9 773 153 221
7 312 193 126
7 247 194
305 545
8 478 368 900
398 019 500
Sleman
38 503 233 425
11 262 455 596
*
*
05
Yogyakarta
10 744 131 106
357 668 080
6 280 400 000
288 517 000
06
MAPOLDA DIY
76 334 792 895
16 105 401 029
245 823 793 000
3 468 000 000
34
D.I.Yogyakarta
145 342 850 284
32 205 822 203
274 884 522 121
12 141 463 626
Sumber Keterangan
ht tp
3 333 453 575
: Polres/polresta/polda D.I.Yogyakarta : *) Data tidak tersedia
26
Tabel 17. Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2012
Jenis Tindak Pidana
(1)
(2)
Jam Kejadian 06.00-11.59
12.00 - 17.59
18.00 - 23.59
00.00 - 05.59
(3)
(4)
(5)
(6)
Pembunuhan
-
-
-
1
2.
Penganiayaan Berat
-
-
-
1
3.
Pencurian dengan Pemberatan
8
15
12
31
4.
Pencurian dengan Kekerasan
2
1
2
3
5.
Pencurian Kendaraan Bermotor
5
14
4
10
6.
Kebakaran
2
5
8
1
7.
Perjudian
-
7
11
3
8.
Pemerasan/Ancaman
-
-
1
-
9.
Perkosaan
-
1
-
-
10.
Narkotika
1
1
-
-
11.
Kenakalan Remaja
-
-
-
-
Jumlah
18
44
38
50
ar ta .b
ak :// yo gy
ht tp
ps .g
1.
o. id
No.
Sumber : Polres Kabupaten Kulonprogo
27
Tabel 18. Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Bantul Tahun 2012
Jenis Tindak Pidana
(1)
(2)
Jam Kejadian 06.00-11.59
12.00 -17.59
18.00 - 23.59
00.00 - 05.59
(3)
(4)
(5)
(6)
Pembunuhan
-
2
1
-
2.
Penganiayaan Berat
4
8
11
3
3.
Pemcurian dengan Pemberatan
29
20
36
55
4.
Pencurian dengan Kekerasan
16
11
17
14
5.
Pencurian Kendaraan Bermotor
11
13
32
16
6.
Kebakaran
-
-
-
7.
Perjudian
-
7
26
2
8.
Pemerasan/Ancaman
1
-
1
2
9.
Perkosaan
-
-
1
-
10.
Narkotika
3
8
18
1
11.
Kenakalan Remaja
-
-
-
-
12.
Uang Palsu
-
-
-
-
64
69
143
93
ht tp
ar ta .b
:// yo gy
ak
-
Jumlah
ps .g
1.
o. id
No.
Sumber : Polres Kabupaten Bantul
28
Tabel 19. Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
Jenis Tindak Pidana
(1)
(2)
Jam Kejadian 06.00-11.59
12.00 - 17.59
18.00 - 23.59
00.00 - 05.59
(3)
(4)
(5)
(6)
Pembunuhan
1
1
-
1
2.
Penganiayaan Berat
1
-
1
-
3.
Pemcurian dengan Pemberatan
29
10
12
42
4.
Pencurian dengan Kekerasan
1
3
-
1
5.
Pencurian Kendaraan Bermotor
4
11
2
1
6.
Kebakaran
14
6
4
4
7.
Perjudian
4
7
16
9
8.
Pemerasan/Ancaman
-
-
1
-
9.
Perkosaan
-
1
2
-
10.
Narkotika
3
2
3
-
11.
Kenakalan Remaja
-
-
-
12.
Uang Palsu
-
-
-
-
57
41
41
58
ar ta .b
ak :// yo gy
ht tp
Jumlah
ps .g
1.
o. id
No.
Sumber : Polres Kabupaten Gunungkidul
29
Tabel 20. Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten SlemanTahun 2012
Jenis Tindak Pidana
(1)
(2)
Jam Kejadian 06.00-11.59
12.00 - 17.59
18.00 - 23.59
00.00 - 05.59
(3)
(4)
(5)
(6)
Pembunuhan
2
-
-
-
2.
Penganiayaan Berat
-
-
-
-
3.
Pemcurian dengan Pemberatan
-
-
39
-
4.
Pencurian dengan Kekerasan
-
4
-
-
5.
Pencurian Kendaraan Bermotor
-
-
255
-
6.
Kebakaran
-
-
-
-
7.
Perjudian
-
-
-
-
8.
Pemerasan/Ancaman
-
-
2
-
9.
Perkosaan
-
-
2
-
10.
Narkotika
-
-
-
41
11.
Kenakalan Remaja
-
-
-
-
12.
Uang Palsu
-
-
-
-
2
4
298
41
ar ta .b
ak :// yo gy
ht tp
Jumlah
ps .g
1.
o. id
No.
Sumber : Polres Kabupeten Sleman
30
Tabel 21. Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di KotaYogyakarta Tahun 2012
Jenis Tindak Pidana
(1)
(2)
Jam Kejadian 06.00-11.59
12.00 -17.59
18.00 - 23.59
00.00 - 05.59
(3)
(4)
(5)
(6)
Pembunuhan
1
-
1
2
2.
Penganiayaan Berat
-
-
2
-
3.
Pemcurian dengan Pemberatan
55
44
86
64
4.
Pencurian dengan Kekerasan
35
16
64
20
5.
Pencurian Kendaraan Bermotor
55
52
36
88
6.
Kebakaran
6
3
6
-
7.
Perjudian
-
-
10
18
8.
Pemerasan/Ancaman
3
12
4
-
9.
Perkosaan
2
-
2
1
10.
Narkotika
7
6
15
11.
Kenakalan Remaja
-
-
-
-
12.
Uang Palsu
-
-
-
-
164
133
226
222
ar ta .b
ak :// yo gy
ht tp
Jumlah
ps .g
1.
o. id
No.
29
Sumber : Polresta Kota Yogyakarta
31
Tabel 22. Jumlah Tindak Kejahatan yang Menonjol (Crime Index) di D.I. Yogyakarta Tahun 2010 - 2012 Jenis Tindak Pidana
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Pencurian dengan Pemberatan
1 419
1 006
945
2.
Pencurian Kendaraan Bermotor
745
674
535
3.
Pencurian dengan. Kekerasan
329
311
220
4.
Penganiayaan Berat
119
72
40
5.
Kebakaran
51
92
6.
Pembunuhan
14
13
12
7.
Perkosaan
18
10
9
8.
Kenakalan Remaja
5
65
50
9.
Uang Palsu
5
4
4
10.
Narkotika
266
179
189
11.
Perjudian
73
129
116
12.
Pemerasan/Ancaman
66
34
30
3 059
2 548
2 242
:// yo gy
ak
ps .g
ar ta .b
-
o. id
1.
ht tp
No.
Jumlah Sumber : Polres/polresta/polda D.I.Yogyakarta
32
Tabel 23. Pelaku Tindak Kejahatan menurut Klasifikasi Umur dan Jenis Kelamin di D.I. Yogyakarta Tahun 2012 Dewasa Kabupaten/kota
Jumlah
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
222
15
237
13
-
13
235
15
250
02 Bantul
294
11
305
11
-
11
305
11
316
03 Gunungkidul
232
105
337
1
8
9
233
113
346
04 Sleman
869
170 1 039
29
10
39
898
180
1 078
05 Yogyakarta
315
26
341
46
4
50
361
30
391
06 MAPOLDA DIY
112
12
124
1
-
1
113
12
125
339 2 383
101
22
123
D.I.Yogyakarta
2.044
2 145
361
2 506
ht tp
:// yo gy
ak
Sumber : Polres/polresta/polda D.I.Yogyakarta
ar ta .b
34
ps .g
01 Kulonprogo
o. id
(1)
Anak-anak
33
Tabel 24. Pelaku Tindak Kejahatan menurut Kewarganegaraan dan Jenis Kelamin di D.I. Yogyakarta Tahun 2012 WNI Kabupaten/kota
Jumlah
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
235
15
250
-
-
-
235
15
250
02 Bantul
305
11
316
-
-
-
305
11
316
03 Gunungkidul
233
113
246
-
-
-
233
113
246
04 Sleman
897
180
1 77
1
-
1
898
180
1 078
05 Yogyakarta
361
30
391
-
-
-
361
30
391
06 MAPOLDA DIY
111
12
123
2
-
2
113
12
125
3
-
3
2 145
361
2 506
34
D.I.Yogyakarta
2 142
ar ta .b
01 Kulonprogo
o. id
L
ps .g
(1)
WNA
361 2 503
ht tp
:// yo gy
ak
Sumber : Polres/polresta/polda D.I.Yogyakarta
34
Tabel 25. Banyaknya Desa/kelurahan yang Melakukan Upaya Menjaga Keamanan menurut Jenisnya di D.I.Yogyakarta Tahun 2011 Jenis Upaya menjaga Keamanan Kabupaten/kota 2
3
4
5
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kulonprogo
34
32
12
37
18
02
Bantul
52
44
18
27
13
03
Gunungkidul
85
74
24
46
12
04
Sleman
75
73
45
38
8
71
Yogyakarta
26
34
15
19
6
34
D.I.Yogyakarta
272
257
114
167
57
ar ta .b
ak
:// yo gy
ht tp
ps .g
01
o. id
(1)
1
Sumber : Podes 2011, BPS Keterangan : 1 : Membangun Pos Kamling 2 : Membentuk regu keamanan lingkungan 3 : Menambah jumlah anggota hansip/linmas 4 : Memeriksa setiap warga dari luar desa 5 : Lainnya
35
Tabel 26. Jumlah Anggota DPRD menurut Partai Politik dan Kabupaten/kota di D.I.Yogyakarta Tahun 2012 Kabupaten/kota Partai Politik
(1)
(2)
Gunung kidul
Sleman
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
01. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
-
-
-
1
-
1
02. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)
1
2
2
1
-
1
04. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN)
-
-
1
-
-
-
05. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
2
3
2
1
2
3
08. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
4
5
4
6
5
7
09. Partai Amanat Nasional (PAN)
8
7
9
6
5
8
13. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
6
3
3
5
-
5
16. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)
-
-
1
1
-
-
1
-
-
-
-
-
23. Partai Golongan Karya (Golkar)
5
5
5
6
5
7
24. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
1
4
1
4
2
2
27. Partai Bulan Bintang (PBB)
-
-
1
-
-
-
28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)
7
11
11
10
11
11
31. Partai Demokrat
5
5
5
8
10
10
34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)
-
-
-
1
-
-
Jumlah
40
45
45
50
40
55
ht tp
:// yo gy
20. Partai Demokrasi Kebangsaan(PDK)
Sumber Keterangan
ps .g
o. id
Bantul
ak
Kulon progo
ar ta .b
No.
Yogya D.I.Yogya karta karta
: KPU Kabupaten/kota/D.I. Yogyakarta : kol (1) adalah nomor urut dalam pemilu.
36
Tabel 27. Jumlah Anggota DPRD menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/kota di D.I.Yogyakarta Tahun 2012 Laki-laki
Perempuan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
Kulonprogo
36
4
40
02
Bantul
38
7
45
03
Gunungkidul
39
6
45
04
Sleman
41
9
50
71
Yogyakarta
34
6
40
34
D.I.Yogyakarta
43
55
12
ar ta .b
Sumber : KPU Kabupaten/kota/D.I. Yogyakarta
o. id
01
ps .g
Kabupaten/kota
Kabupaten/kota
ht tp
(1)
:// yo gy
ak
Tabel 28. Jumlah Penduduk yang Terdaftar dalam Pemilu Legislatif 2009 dan Hasil Perolehan Suara Sah, Suara Tidak Sah, dan Golput di D.I. Yogyakarta
Jumlah Pemilih (2)
Perolehan Suara Suara Sah
Suara tidak Sah
Golput
(3)
(4)
(5)
01
Kulonprogo
344 895
218 087
34 958
91850
02
Bantul
712 729
474 537
53 458
184734
03
Gunungkidul
580 260
394 525
46 496
139239
04
Sleman
784 182
508 520
64 435
211227
71
Yogyakarta
329 695
204 209
16 107
109379
34
D.I.Yogyakarta
2 751 761
1752747
254584
736429
Sumber : KPU Kabupaten/kota/D.I. Yogyakarta
37
Tabel 29. Jumlah Penduduk yang Terdaftar dalam Pemilu Presiden 2009 dan Hasil Perolehan Suara Sah, Suara Tidak Sah dan Golput di D.I. Yogyakarta Perolehan Suara Kabupaten/kota
Jumlah Pemilih Suara Sah
Suara Tidak Sah
Golput
(3)
(4)
(5)
(6)
01
Kulonprogo
345 517
235 287
18 052
92 178
02
Bantul
715 958
525 320
39 432
151 206
03
Gunungkidul
370 318
261 184
21 684
87 450
04
Sleman
795 129
582 503
34 598
178 028
71
Yogyakarta
341 935
225 936
10 706
105 293
34
D.I.Yogyakarta
124 472
614 155
ar ta .b
ps .g
o. id
(1)
2 568 857
1 830 230
ak
Sumber : KPU Kabupaten/kota/D.I. Yogyakarta
:// yo gy
Tabel 30. Jumlah Produk Hukum yang Dihasilkan DPRD Kabupaten/kota dan D.I. Yogyakarta Tahun 2011 dan 2012 2011
Keputusan Keputusan Peraturan Keputusan Peraturan Keputusan Pimpinan Pimpinan Daeran DPRD Daerah DPRD DPRD DPRD
ht tp
Kabupaten/kota
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
(8)
01 Kulonprogo
18
15
8
23
21
10
02 Bantul
18
46
27
24
42
26
03 Gunungkidul
21
23
31
22
33
19
04 Sleman
22
34
29
20
32
28
71 Yogyakarta
8
28
9
11
31
11
34 D.I. Yogyakarta
14
51
107
14
60
97
Sumber :Sekretariat DPRD se- D.I. Yogyakarta
38
Tabel 31. Alokasi Anggaran Sektor Pendidikan dan Kesehatan Per Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2012(dalam rupiah) Kode
Sektor Pendidikan
Kabupaten/ kota
(1)
(2)
Sektor Kesehatan
Nominal
Persentase Thd Total Anggaran
Nominal
Persentase Thd Total Anggaran
(3)
(4)
(5)
(6)
Kulonprogo
420 825 696 341,00
50,45
91 783 604 970,00
11,00
02
Bantul
665 836 074 892,00
51,90
175 009 104 384,00
13,64
03
Gunungkidul
20 883 936 871,37
57,72
04
Sleman
87 500 952 642,00
20,52
71
Yogyakarta
429 610 862 000,00
34
D.I. Yogyakarta
654 449 345 364,00
o. id
01
9,10
94 005 518 115,53
22,05
41,96
136 348 918 000,00
13,32
28,64
144 541 756 492,00
6,33
ak
ar ta .b
ps .g
97 864 656 065,90
:// yo gy
Sumber : Bappeda Kabupaten/kota/D.I. Yogyakarta
Kode
ht tp
Tabel 32. Waktu Pelaksanaan dan Banyaknya Pasangan Calon Pada Pemilihan Bupati/walikota dan Wakil Bupati/walikota Terakhir di D.I. Yogyakarta Kabupaten/kota
Pelaksanaan Pemilihan
Jumlah Pasangan Calon
(2)
(3)
(4)
(1)
01
Kulonprogo
19 Juni 2011
4
02
Bantul
23 Mei 2010
3
03
Gunungkidul
23 Mei 2010
4
04
Sleman
23 Mei 2010
7
71
Kota Yogyakarta
25 September 2011
3
Sumber : KPU Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta
39
Tabel 33. Jumlah Pemilih Terdaftar dan Menggunakan Hak Pilih Pada Pemilihan Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta Kabupaten/kota
Terdaftar di DPT
Suara Sah
% Suara Sah terhadap DPT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
01
Kulonprogo
349 906
228 878
65,41
02
Bantul
691 982
487 877
70,50
03
Gunungkidul
582 914
407 571
69,92
04
Sleman
759 206
495 938
65,32
71
Kota Yogyakarta
322 872
200 726
62,17
ps .g
o. id
Kode
ar ta .b
Sumber : KPU Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta
(1)
(2)
Kulonprogo
ht tp
01
Kabupaten/kota
:// yo gy
Kode
ak
Tabel 34. Perolehan Suara dan Partai Pendukung Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta Perolehan Suara Jumlah
%
(3)
(4)
Partai Pendukung (5)
105 965
46,30
PDI-P dan PAN
02
Bantul
330 615
67,67
Golkar,PAN dan PKPB
03
Gunungkidul
146 849
36,03
PAN
04
Sleman
174 571
35,18
PDI-P,PAN dan GERINDRA
71
Kota Yogyakarta
97047
48.35
PDI-P dan Golkar
Sumber : KPU Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta
40
Tabel 35. Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/kota Hasil Pilkada menurut Jenis Kelamin, Pendidikan, Usia, dan Jabatan Sebelumnya di D.I. Yogyakarta Kode
Kabupaten/kota
Jenis Kelamin
Pendidikan Terakhir
Usia Saat Terpilih
Jabatan/Pekerjaan Sebelumnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kulonprogo
Laki-laki
S-1/Spesialis II Kedokteran
46
Dokter Spesialis
02
Bantul
Perempuan
SMA
59
Ketua TP PKK
Gunungkidul
Laki-laki
S-3/Doktor
63
04
Sleman
Laki-laki
S-2
49
Wakil Bupati
71
Kota Yogyakarta
S-1
47
Wakil Walikota
:// yo gy
ak
ps .g
03
Dirjen di Departemen Kelautan dan Perikanan
ar ta .b
o. id
01
Laki-laki
ht tp
Sumber : KPU Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta
41
o. id
ar ta .b
ps .g
DATA
ht tp
:// yo gy
ak
MENCERDASAKAN BANGSA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Jl. Lingkar Selatan,Tamantirto,Kasihan,Bantul Telp.(0274)4342234 Fax.(0274) 4342230 email:
[email protected]