w
tp :// w
ht .m
w ok
an w ar ik
go .id
s.
bp
ab .
w
tp :// w
ht .m
w ok
an w ar ik
go .id
s.
bp
ab .
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013
ab .
bp
s.
go .id
ISSN : No. Publikasi/Publication Number : 9105.1104 No. Katalog BPS/Catalogue Number: 1101001.9105 Ukuran Buku/Book Size : 16,5 cm x 21,5 cm Jumlah Halaman/Total Pages : vii + 121 halaman
w ar ik
Naskah / Manuscript : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari
.m
an
ok
Penyunting / Editor : Tim Editor Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari
tp :// w
w
w
Gambar Kulit / Cover Design : Seksi Integrasi, Pengolahan dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari
ht
Diterbitkan Oleh/Published by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari
Dicetak Oleh /Printed by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari Boleh Dikutip Dengan Menyebutkan Sumbernya May be cited with refererence to the source
tp :// w
ht
an
.m
w
w
w
ok ar i
go .id
s.
bp
ka b.
Kata Pengantar
Kepala BPS Kabupaten Manokwari
go .id
Indeks Pembangunan Manusia atau biasa disingkat dengan IPM, merupakan salah satu data strategis yang
s.
dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik. Sebagai indeks komposit,
bp
IPM mampu mengukur pembangunan manusia melalui tiga dimensi penting yaitu dimensi umur panjang yang diukur dengan
ab .
angka harapan hidup, dimensi pengetahuan yang diukur dengan
w ar ik
angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, dan dimensi kehidupan layak yang diukur dengan kemampuan daya beli yang disesuaikan.
“Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten
ok
Publikasi
Manokwari Tahun 2013” memuat informasi penting capaian
an
pemerintah Kabupaten Manokwari dalam meningkatkan derajat
.m
kesehatan, status pendidikan dan perekonomian masyarakat di
w
Kabupaten Manokwari pada tahun 2013.
w
Kami menyambut baik semua kritik dan saran yang bersifat
tp :// w
konstruktif
dalam
rangka meningkatkan kualitas penyajian
ht
publikasi ini. Terima kasih. Manokwari, 1 Oktober 2014 Kepala BPS Kabupaten Manokwari
YAHYA KAMBU, S.Sos
tp :// w
ht
an
.m
w
w
w
ok ar i
go .id
s.
bp
ka b.
go .id
Daftar Isi ii
DAFTAR ISI ...................................................................................
iii
bp
s.
KATA PENGANTAR ....................................................................
ab .
DAFTAR TABEL............................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................
1
1.1 Latar Belakang............................................................................
1
1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................
6
.m
an
ok
w ar ik
DAFTAR GAMBAR.......................................................................
7 9
2.1 Konsep Pembangunan Manusia ................................................
9
2.2 Pengukuran Pembangunan Manusia ........................................
11
2.3 Metode Penghitungan IPM.........................................................
19
2.4 Ilustrasi Penghitungan IPM ……………………………………………….
35
2.5 Ukuran Pencapaian IPM ……………………………………………………
36
tp :// w
BAB II METODOLOGI.................................................................
w
w
1.3 Ruang Lingkup dan Sumber Data ............................................
ht
v
2.6 Beberapa Definisi Operasional Indikator Terpilih ……………….
42
47
3.1 Sekilas Manokwari .....................................................................
47
3.2 Status Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari …………
51
go .id
BAB III PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013 ……………….…………........
57
3.4 Pembangunan Manusia Bidang Pendidikan ………………………..
76
s.
3.3 Pembangunan Manusia Bidang Kesehatan …............................
85
3.6 Perkembangan Indeks Komponen IPM ………………………………
91
BAB IV PENUTUP ........................................................................
97
4.1 Prioritas Pertama : Bidang Perekonomian .................................
99
ok
w ar ik
ab .
bp
3.5 Pembangunan Manusia Bidang Perekonomian ........................
an
4.2 Prioritas Kedua : Bidang Kesehatan ..........................................
.m
4.3 Prioritas Ketiga : Bidang Pendidikan .........................................
105 108
w
w
4.4 Kesimpulan ….............................................................................
103
ht
tp :// w
LAMPIRAN …………………………………………………………………..
112
go .id
Daftar Tabel Persinggungan Antara Pembangunan Manusia dan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) ………………......................
s.
Tabel 1
12
Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM …………...
17
Tabel 3
Skor Tahun Konversi Dari Tingkat Pendidikan TertinggiYang Ditamatkan …………………………………………………………. Daftar 27 Komoditi Terpilih Untuk Menghitung Paritas Daya Beli (PPP) ……….............................................................
23
Tabel 5
Skor Variabel Kualitas dan Fasilitas Rumah …………….. …….
33
Tabel 6
Contoh Penghitungan IPM Kabupaten Manokwari Tahun 2013 …………………………………………………………………………...
36
w ar ik
ab .
bp
Tabel 2
.m
an
ok
Tabel 4
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat Tahun 2013 ……………………………………………………………………
tp :// w
w
Tabel 8
Analisis Diagnosis IPM Rendah ……………………………………
w
Tabel 7
Tabel 9
42 54 57
Komponen IPM tahun 2013 : Perbandingan 3 Kabupaten/ Kota Terdekat ………………………………………………………………
Tabel 10
ht
30
67 Angka Kematian Bayi di Provinsi Papua Barat Tahun 2013
Tabel 11 Persentase Penolong Kelahiran Terakhir Di Kabupaten Manokwari Tahun 2012—2013 ……………………………………… Tabel 12
68 74
Lama Balita Menyusui di Kabupaten Manokwari Tahun 2012—2013………………………………………………………………….
Tabel 13
Indikator Kesakitan di Kabupaten Manokwari Tahun 2012—2013 ……………………………….………………...................... Komponen Indeks Pendidikan Kabupaten Manokwari Tahun 2012—2013 …………………………………………….. …………...
Tabel 15
Ukuran Tingkat Pemerataan Pendapatan di Kabupaten Manokwari Menurut Bank Dunia Tahun 2012—2013……….
s. bp ab . w ar ik ok an .m w w tp :// w ht
77
go .id
Tabel 14
76
90
go .id
Daftar Gambar Dimensi, Indikator dan Indeks Dimensi Dalam Penghitungan IPM ………… ...................................................... Diagnosis IPM …………………………………...........................
s.
Gambar 1
ab .
bp
Gambar 2
41
Piramida Penduduk Kabupaten Manokwari Tahun 2013 ………………………………………….................................
49
Gambar 4
IPM Kabupaten Manokwari Tahun 2007—2013 ……....
53
Gambar 5
IPM Beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2013 …………………………………………………. …….... Indeks Komponen IPM Kabupaten Manokwari Tahun 2012—2013 ………...…….................................................
55
.m
an
ok
w ar ik
Gambar 3
15
57
Kaitan Antara Investasi Kesehatan dan Pembangunan Manusia ….....................................................................
58
Visi Indonesia 2030 …………….........................................
61
Gambar 9
Rata-Rata Usia Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Manokwari Tahun 2007—2013………………………………...
63
Gambar 10
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indikator Indeks Harapan Hidup ………….…………………………...………...........
65
tp :// w
Gambar 7
w
w
Gambar 6
ht
Gambar 8
Gambar 11
Persentase Balita Yang Mendapatkan Imunisasi Dasar di Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat Tahun 2013 …………........................................................ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pendidikan ……….………………………………………………………….................
78
Trend APM Kabupaten Manokwari Tahun 2007— 2013 …...........................................................................
Gambar 14
Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Manokwari Tahun 2007—2013 Dibandingkan dengan Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Fakfak, Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat ……………......................................
82
Gambar 15
Angka Melek Huruf Kabupaten Manokwari Tahun 2007—2013 Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota Lainnya Di Provinsi papua Barat …................................
85
Gambar 16
Pengeluaran Perkapita Riil Kabupaten Manokwari Tahun 2004—2013 dan keterbandingannya dengan Provinsi Papua Barat …………..........................................
79
87
88
Angka Gini Rasio Kabupaten Manokwari Tahun 2007—2013 ………………….………….……………………............
89
Gambar 19
Pentagon Indeks Komponen IPM Kabupaten Manokwari Tahun 2009—2013 ………...........................
92
Gambar 20
Pentagon Indeks Indikator Komponen IPM Kabupaten Manokwari Tahun 2009—2013 ………….........................
94
w
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Manokwari Tahun 2007—2013 ……..…………………………………………....
tp :// w
Gambar 17
w
.m
an
ok
ab .
bp
s.
Gambar 13
w ar ik
go .id
Gambar 12
70
ht
Gambar 18
Pendahuluan
1.1.
go .id
Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
Keberhasilan pembangunan seringkali diidentikkan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif, yang lebih menekankan pada peningkatan pendapatan nasional. Asumsinya, bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang positif seharusnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Atau dengan kata lain, bahwa bagian pendapatan yang diterima oleh masyarakat akan bertambah besar. Namun ironisnya, pertumbuhan ekonomi yang positif yang seharusnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat, justru seringkali tidak diikuti oleh distribusi pendapatan perkapita penduduknya. Pendapatan perkapita tinggi seringkali diterjemahkan secara langsung sebagai gambaran tingkat kesejahteraan yang tinggi di wilayah itu. Padahal pada kenyataannya, pendapatan perkapita yang tinggi namun jika tidak diimbangi oleh pemerataan distribusi pendapatannya, maka pendapatan perkapita tersebut akan tampak semu. Artinya, pendapatan tersebut hanya akan dinikmati oleh sekelompok atau segelintir golongan tertentu saja. Akibatnya, pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang positif seringkali memunculkan kantong-kantong kemiskinan yang Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 1
Pendahuluan
baru, sehingga pertumbuhan ekonomi tersebut tidak akan dapat
ab .
bp
s.
go .id
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari tumbuh di atas rata-rata 8 persen. Pada tahun 2011 mencapai 9,82 persen, tahun 2012 mencapai 8,51 persen dan tahun 2013 mencapai 9,59 persen. Target pemerintah daerah mencapai pertumbuhan tinggi memang tercapai, namun ada beberapa hal penting untuk digarisbawahi karena ada beberapa indicator yang cukup mencemaskan.
.m
an
ok
w ar ik
Pertama, kualitas pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari masih jauh dari harapan. Dari sisi sektoral terjadi ketimpangan karena sektor keuangan tumbuh lebih cepat ketimbang sektor riil. Padahal sektor riil lebih besar dalam memberikan efek ekonomi untuk menciptakan pertumbuhan, lapangan kerja dan mengatasi kemiskinan. Tentu saja menurunkan ketimpangan ekonomi perlu waktu. Pemerintah daerah harus menciptakan pertumbuhan
w
w
berkualitas dengan mendorong pertumbuhan sektor yang menyerap banyak tenaga kerja.
ht
tp :// w
Kedua, dengan menggunakan indikator gini rasio ada indikasi ketimpangan ekonomi makin meningkat selama lima tahun terakhir. Rasio gini adalah salah satu ukuran ketimpangan pendapatan penduduk secara menyeluruh. Semakin tinggi rasionya, semakin tinggi ketimpangannya. Sebagai gambaran, tahun 2009, rasio gini Kabupaten Manokwari mencapai 0,34 persen, tahun 2010 mencapai Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 2
Pendahuluan
0,34 persen, tahun 2011 naik mencapai 0,43 persen, tahun 2012 naik
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
mencapai 0,47 persen dan pada tahun 2013 mencapai 0,42 persen. Pada tahun 2014 diperkirakan gini ratio itu akan kembali naik atau kesenjangan ekonomi antar wilayah di Kabupaten Manokwari terus melebar akibat pertumbuhan antar wilayah di Kabupaten Manokwari yang masih jauh dari harapan. Nah, inilah yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi tinggi namun tidak diimbangi oleh pemerataan distribusi penduduk. Dalam Konferensi Internasional bertema Asia 2015 di London pada tanggal 6 – 7 Maret 2006 terungkap bahwa ternyata pertumbuhan ekonomi yang tidak diikuti perbaikan ketimpangan pendapatan penduduknya, kurang efektif dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Ada beberapa model alternatif pembangunan yang ditawarkan, antara lain seperti: (a) model pembangunan yang diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar; (b) model pembangunan sumber daya manusia; dan (c) model pembangunan kesejahteraan manusia. Akan tetapi, ketiga model pembangunan tersebut dinilai masih bersifat parsial dan belum bersifat menyeluruh. Model pembangunan manusia adalah suatu model pembangunan yang memiliki konsep yang lebih luas daripada model dengan pendekatan pembangunan sumber daya manusia, pemenuhan kebutuhan dasar serta kesejahteraan manusia. Konsep
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 3
Pendahuluan
pembangunan manusia lebih komprehensif dan bersifat holistik yang telah mencakup ketiga model pembangunan sebelumnya.
go .id
Pada tahun 1990, United Nations atau yang lebih dikenal dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memperkenalkan konsep pembangunan manusia sebagai paradigma baru model pembangunan. Dimana dalam konteks ini, pembangunan manusia didefinisikan
s.
sebagai suatu proses memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk (a
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
process of enlarging people’s choices), yang dapat dilihat sebagai proses upaya ke arah “perluasan pilihan” dan sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut. Berbicara mengenai pilihan-pilihan manusia adalah sangat tidak terbatas jumlahnya dan bahkan cenderung berubah setiap waktu. Namun diantara sejumlah pilihan ini, ada tiga pilihan yang sangat esensial untuk dipenuhi, yakni pilihan untuk hidup sehat dan berumur panjang; pilihan untuk memiliki ilmu pengetahuan; dan pilihan untuk mempunyai akses ke berbagai sumber yang diperlukan
w
agar dapat memenuhi standar kehidupan yang layak (a decent standard
ht
tp :// w
w
of living). Apabila ketiga pilihan mendasar tersebut dapat dipenuhi, maka seseorang akan mudah meningkatkan kemampuannya dalam aktifitas sehari-hari dan memiliki kemampuan untuk menangkap peluang yang ada untuk meningkatkan taraf hidupnya serta memiliki kemampuan pula untuk meraih pilihan-pilihan lain yang juga tidak kalah pentingnya, seperti pilihan untuk berpartisipasi dalam bidang politik, kebebasan mengeluarkan pendapat, dan sebagainya.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 4
Pendahuluan
Sebagai fokus dan sasaran akhir pembangunan, informasi mengenai kualitas pembangunan manusia sangatlah penting untuk diketahui. Maka, untuk mengetahui perkembangan mengenai
go .id
kualitas pembangunan manusia, United Nations Development Program (UNDP) memperkenalkan sebuah alat ukur yang lazim dikenal sebagai Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan
s.
Manusia (IPM), yang dipopulerkan melalui Laporan Pembangunan
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
Manusia (Human Development Report - HDR) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1990. IPM dirancang untuk menghasilkan satu angka yang dapat digunakan dengan mudah untuk membandingkan kondisi di antara negara dan daerah yang berbeda. IPM memasukkan empat dimensi untuk memberikan indikasi kondisi kehidupan yang lebih luas, yaitu harapan hidup, tingkat melek huruf dewasa, rata-rata lama pendidikan dan pengeluaran perkapita yang diukur secara nyata untuk memungkinkan perbandingan dari waktu ke waktu. Perkembangan capaian IPM Kabupaten Manokwari dari waktu ke waktu diamati secara cermat oleh Pemerintah Kabupaten Manokwari. Sejak tahun 2005, IPM Kabupaten Manokwari telah disajikan dalam bentuk publikasi resmi kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Manokwari dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Manokwari. Pada tahun 2014, publikasi serupa diterbitkan dengan merujuk pada data IPM Kabupaten Manokwari tahun 2013. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 5
Pendahuluan
Capaian IPM Kabupaten Manokwari tahun 2013 sangat
Tujuan Penulisan
ab .
1.2.
bp
s.
go .id
penting mengingat tahun ini merupakan tahun ketiga periode awal kepemimpinan Bupati Kabupaten Manokwari. Setidaknya, yang perlu digarisbawahi disini adalah bahwa capaian IPM tahun 2013 menjadi catatan tahun ketiga bagi babak baru perjalanan Bupati Kabupaten Manokwari DR. Bastian Salabay, MA, M.Th. periode tahun 20112015.
w
.m
an
ok
w ar ik
Penyusunan publikasi “Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013” secara umum adalah untuk menilai kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari, melihat tantangan-tantangan yang dihadapinya, serta arah kebijakan yang perlu diambil untuk meningkatkan kinerja pembangunan. Adapun secara khusus, penyusunan publikasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran capaian pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari dan perubahan-perubahan komponen penting
w
penghitungan IPM yang secara rinci bertujuan antara lain: pertama,
tp :// w
untuk melihat perkembangan pembangunan manusia di Kabupaten
ht
Manokwari tahun 2013. Kedua, memberi gambaran yang lebih sederhana dan lengkap dalam melihat dampak pembangunan yang dilaksanakan dan implikasinya terhadap peningkatan kualitas
penduduk. Ketiga, untuk memberikan gambaran tentang seberapa besar kemajuan IPM di Kabupaten Manokwari dibanding tahunIndeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 6
Pendahuluan
tahun sebelumnya. Keempat, untuk mengetahui posisi relatif status capaian IPM Kabupaten Manokwari terhadap capaian IPM Provinsi Papua Barat dan juga capaian IPM kabupaten/kota lainnya di
go .id
Provinsi Papua Barat. Dan kelima, tersedianya informasi tersebut
1.3.
ab .
bp
s.
diharapkan dapat membantu berbagai pihak yang berkepentingan dalam menyusun program dan kebijakan di Kabupaten Manokwari, khususnya yang berkaitan dengan program pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari.
Ruang Lingkup dan Sumber Data
w ar ik
Perencanaan bagi program-program pelaksanaan pembangunan memerlukan informasi yang dapat menyajikan
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
gambaran sebenarnya di lapangan (represent reality). Semua informasi yang ada tersebut berguna sebagai penunjang bagi analisis, monitoring dan evaluasi suatu kebijakan. Dari sini dapat dilihat pentingnya pemanfaatan data yang relevan dengan kualitas yang baik dan dari sumber yang terpercaya dikarenakan kecermatan dan konsistensi data sangat diperlukan untuk mencegah kekeliruan dalam menarik kesimpulan yang dapat terjadi di kemudian hari secara dini. Ruang lingkup Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013 ini adalah mencakup seluruh wilayah administratif Kabupaten Manokwari. Sedangkan rentang isu yang dibahas mencakup aspek kependudukan, sosial budaya, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan perumahan. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 7
Pendahuluan
Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini sebagian
go .id
besar berasal dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2013. Juga dilengkapi dengan data hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2013, Perhitungan PDRB tahun 2013 dan data-data sekunder lainnya yang dikumpulkan dari berbagai dinas/instansi yang ada kaitannya dengan penulisan analisis dalam
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
publikasi ini.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 8
Metodologi
2.1.
go .id
Bab II METODOLOGI Konsep Pembangunan Manusia
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
Pembangunan manusia merupakan paradigma pembangunan yang menempatkan manusia sebagai fokus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, yaitu tercapainya penguasaan atas sumber daya guna memperoleh pendapatan untuk mencapai hidup layak, peningkatan derajat kesehatan demi meningkatkan usia harapan hidup dan meningkatkan pendidikan (kemampuan baca tulis dan keterampilan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat dan kegiatan ekonomi). Menurut UNDP (1990:1), pembangunan manusia secara holistik merupakan suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan
ht
tp :// w
w
w
bagi manusia (“a process of enlarging people’s choices”). Ini berarti fokus pembangunan adalah penduduk karena penduduk adalah kekayaan nyata suatu negara. Konsep pembangunan manusia tersebut pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas. Lebih luas dari definisi pembangunan yang hanya menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 9
Metodologi
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
seharusnya dianalisis serta dipahami dari sudut manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya. Pembangunan yang dapat mencapai manusia yang berharga dan diakui kemanusiaanya dan pencapaiannya. Premis penting dalam pembangunan manusia diantaranya: Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai fokus pembangunan; Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka; oleh karena itu, konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk secara keseluruhan, dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja; Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya meningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga pada upaya-upaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal; Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu: produktifitas, pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan; dan Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya (UNDP, 1995:118). Konsep pembangunan manusia juga mempunyai singgungan yang sangat besar dengan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium
ht
Development Goals - MDGs). Dua-duanya menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan. Seperti diketahui, MDGs merupakan road map dari Deklarasi Milenium (yang disepakati oleh
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 10
Metodologi
go .id
189 kepala negara pada September 2000). Road map tersebut terdiri dari 8 tujuan, 18 sasaran dan 48 indikator. Singgungan antara tujuan pembangunan manusia dan tujuan pembangunan milenium (MDGs) adalah sebagai berikut : Tabel 1. Persinggungan antara Tujuan Pembangunan Manusia dan
bp
s.
Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs)
Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs)
Hidup yang sehat dan berusia panjang
Tujuan 4, 5 dan 6 : Menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, dan memberantas wabah penyakit menular
w ar ik
ab .
Tujuan Pembangunan Manusia
Tujuan 2 dan 3 : Pendidikan dasar bagi semua, kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan
Terdidik
Tujuan 1 : Menurunkan kemiskinan dan kelaparan Tidak masuk dalam tujuan pembangunan tetapi merupakan unsur penting dalam Deklarasi Milenium
ok
Tingkat hidup yang layak
an
Kebebasan berpolitik dan kegiatan sosial
Prasyarat Lainnya
.m
Kelestarian lingkungan
Pengukuran Pembangunan Manusia
tp :// w
2.2.
Tujuan 3 : Kesetaraan jender dalam memberdayakan perempuan
w
w
Keadilan, utamanya jender
Tujuan 7 : Menjamin kelestarian lingkungan
ht
Seperti halnya dengan pendekatan pembangunan ekonomi, konsep pembangunan manusia juga terukur. Berdasarkan perspektif pembangunan seperti telah diuraikan di atas, pembangunan manusia tidak diukur dari pendapatan semata, tetapi dari indeks komposit Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 11
Metodologi
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
yang dapat menggambarkan perkembangan pembangunan manusia secara komprehensif yang disebut dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Idealnya indeks tersebut mencakup sebanyak mungkin variabel sehingga benar-benar dapat mencerminkan berbagai segi kehidupan manusia yang sangat banyak dan kompleks. Tetapi ketersediaan data statistik membatasi hal itu. Keterbatasan tersebut di sisi lain justru membawa manfaat, yaitu kita tidak kehilangan fokus atas hakekat pembangunan manusia. Pada tahap awal penyusunan indeks pembangunan manusia (IPM), pilihan diberikan pada tiga unsur penting atau tiga pilar utama atau tiga dimensi kehidupan manusia, yakni: peluang hidup (longevity), pengetahuan (knowledge) dan standar hidup yang layak
ok
(decent living).
w
.m
an
Indikator-indikator sebagai unsur-unsur pembentuk indeks tersebut harus dipilih dengan cermat agar dapat menangkap dengan baik berbagai dimensi dari pilihan-pilihan manusia. Pertama,
ht
tp :// w
w
Dimensi Usia Hidup (longevity). Dimensi ini diwakili oleh indikator “Angka Harapan Hidup (AHH)” pada waktu lahir. Angka Harapan Hidup adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut usia. Pertimbangannya adalah sebagai berikut. Usia yang panjang pada dirinya adalah tujuan tersendiri. Usia harapan hidup yang tinggi juga
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 12
Metodologi
mencerminkan tingkat kesehatan dan gizi yang baik.
go .id
Kedua, Dimensi Pendidikan/Pengetahuan (knowledge). Dimensi ini menggambarkan tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduk dewasa, yakni penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Dengan pertimbangan ketersediaan data, dimensi pengetahuan diukur dengan dua indikator, yakni “Angka Melek Huruf” (AMH)
s.
dan “rata-rata lama sekolah” (MYS - means years schooling). Angka
w ar ik
ab .
bp
Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin dan huruf lainnya. Sedangkan rata-rata lama sekolah (MYS) adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh suatu jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani.
w
w
.m
an
ok
Ketiga, Dimensi Standar Hidup yang Layak (decent living). Informasi tentang akses terhadap sumber daya sangat langka. Oleh karena itu dimensi ini diwakili oleh indikator pendapatan perkapita. Namun agar dapat diperbandingkan antar negara, angka pendapatan perkapita tersebut perlu disesuaikan dayabelinya melalui konsep yang
ht
tp :// w
disebut dengan “Paritas Daya Beli” (Purchasing Power Parity - PPP). Paritas Daya Beli (PPP) adalah ukuran daya beli penduduk dalam memenuhi kebutuhan konsumsi makanan dan non makanan. PPP memungkinkan dilakukannya perbandingan harga-harga riil antar wilayah, mengingat nilai tukar yang biasa digunakan dapat
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 13
Metodologi
go .id
menurunkan atau menaikkan nilai daya beli yang terukur dari konsumsi perkapita yang telah disesuaikan. Dalam konteks PPP untuk Indonesia, satu rupiah di suatu wilayah memiliki daya beli yang sama dengan satu rupiah di Jakarta. PPP dihitung berdasarkan pengeluaran riil perkapita setelah disesuaikan dengan indeks harga konsumen dan penurunan utilitas marginal. Penyesuaian perlu
s.
dilakukan untuk mencerminkan adanya “diminishing return of the
ab .
bp
income utility”.
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
Gambar 1. Dimensi, Indikator dan Indeks Dimensi dalam Penghitungan IPM
2.3.
Metode Penghitungan IPM
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 14
Metodologi
tahap
pertama
penghitungan
IPM, adalah
bp
Pada
s.
go .id
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dibutuhkan tiga komponen, yaitu: indeks kesehatan, indeks pendidikan dan indeks perekonomian. Model perhitungan yang digunakan berdasarkan konsepsi atau rumusan bersama antara Dirjen Bina Pembangunan Daerah, Badan Pusat Statistik (BPS) dan UNDP (1997), yakni sebagai berikut:
ok
w ar ik
ab .
menghitung masing-masing indeks komponen IPM yang merupakan perbandingan antara selisih nilai suatu indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai maksimum dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagai berikut :
.m
an
Indeks X(i) = (X(i) - X(i-min)) / (X(i-maks) - X(i-min))
:
w
X(i)
w
dimana,
Nilai indeks komponen IPM ke-i (i = 1,2,3) Nilai maksimum X(i)
X(i)min
Nilai minimum X(i)
tp :// w
X(i)maks :
ht
:
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 15
Metodologi
Formula ini akan menghasilkan nilai X(i) antara 0 dan 1. Untuk mempermudah dalam membacanya, maka hasil perhitungan dinyatakan dalam skala 0 – 100 (artinya hasil akhir perhitungan
go .id
indeks harus dikalikan dengan 100), sehingga diperoleh hasil X(i) antara 0 dan 100. Adapun nilai maksimum dan minimum indikator
bp
s.
X(i) dapat dilihat pada tabel 2.
Nilai Maksimum
(1)
Catatan
(2)
(3)
(4)
85
25
Sesuai standar global (UNDP)
100
0
Sesuai standar global (UNDP)
15
0
Sesuai standar global (UNDP)
732.720 a)
300.000 (1996) b)
UNDP menggunakan PDB per kapita riil yang disesuaikan
ok
an
Angka Harapan Hidup (AHH)
Nilai Minimum
w ar ik
Indikator Komponen IPM (=X(i))
w
.m
Angka Melek Huruf (AMH)
ab .
Tabel 2. Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM
tp :// w
w
Rata-Rata lama sekolah (MYS)
ht
Konsumsi per kapita yang disesuaikan 2005 (PPP)
360.000 (1999, 2002)
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 16
Metodologi
a) Proyeksi pengeluaran riil/unit/tahun untuk propinsi yang memiliki angka tertinggi (Jakarta) pada tahun 2018 (akhir periode pembangunan jangka panjang kedua) setelah disesuaikan dengan formula Atkinson. Proyeksi ini didasarkan pada asumsi pertumbuhan sebesar 6,5 persen per tahun selama kurun waktu tahun 1996-2018. b) Setara dengan dua kali garis kemiskinan untuk propinsi dengan konsumsi perkapita terendah pada tahun 1996 (daerah pedesaan Sulawesi Selatan). Untuk tahun 1999 dan 2002, nilai minimum disesuaikan menjadi Rp.360.000,- Penyesuaian ini diperlukan karena krisis ekonomi secara drastis telah menurunkan daya beli masyarakat. Hal ini tercermin dari kenaikan tingkat kemiskinan dan penurunan upah riil. Tambahan Rp.60.000,- didasarkan pada perbedaan antara “garis kemiskinan lama” dan “garis kemiskinan baru” yang berjumlah sekitar Rp.5.000,- per bulan (atau Rp.60.000,per tahun).
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Catatan:
tp :// w
Prosedur Penghitungan Indeks Kesehatan Untuk menghitung indeks kesehatan, UNDP memilih
indikator angka harapan hidup waktu lahir (life expectancy at birth)
ht
yang biasa dinotasikan dengan e0. Indikator ini dipilih dengan pertimbangan ketersediaan data secara global. Sebenarnya banyak
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 17
Metodologi
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
indikator yang dapat dipergunakan, misalnya angka kematian bayi (AKB/IMR). Namun indikator ini tidak dipergunakan karena dinilai tidak peka bagi negara-negara industri yang telah maju. Seperti halnya AKB/IMR, e0 sebenarnya merefleksikan keseluruhan tingkat pembangunan, dan bukan hanya bidang kesehatan. Dalam suatu negara yang belum memiliki sistem vital registrasi yang baik seperti Indonesia, e0 dihitung dengan menggunakan metode tidak langsung (yakni dengan Metode Brass dan Varian Trussel). Metode ini menggunakan dua macam data dasar, yaitu rata-rata anak yang dilahirkan hidup dan rata-rata anak yang masih hidup yang dilaporkan dari tiap kelompok wanita berumur 15-49 tahun. Prosedur penghitungan e0 dengan metode ini hanya efisien jika dilakukan dengan menggunakan Paket Program Mortpack Lite atau software lainnya. Selanjutnya dipilih metode Trussel dengan model West karena menurut Preston (2004), Metode Trussel dengan Model West sangat sesuai dengan histori kependudukan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara pada umumnya. Sebagai catatan, e0 yang diperoleh dengan metode tidak langsung merujuk pada keadaan 3 – 4 tahun dari tahun survei. Adapun langkah-langkah penghitungan angka harapan hidup
ht
waktu lahir (e0) adalah sebagai berikut: 1. Mengelompokkan umur wanita dalam interval 15 – 19, 20 – 24, 25 – 29, 30 – 34, 35 – 39, 40 – 44, dan 45 – 49 tahun;
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 18
Metodologi
s.
go .id
2. Menghitung rata-rata anak yang lahir hidup (ALH) dan rata-rata anak yang masih hidup (AMH) dari wanita pernah kawin menurut kelompok umur pada point satu di atas; 3. Input rata-rata anak yang lahir hidup (ALH) dan rata-rata anak yang masih hidup (AMH) pada point dua di atas pada paket program MORTPACK sub program CEBCS; 4. Kemudian gunakan Metode Trussel untuk mendapatkan angka
an
ok
w ar ik
ab .
bp
harapan hidup waktu lahir (e0) dengan menggunakan referensi waktu 3 atau 4 tahun sebelum survey; 5. Melakukan ekstrapolasi guna mendapatkan angka harapan hidup waktu lahir tahun 2013. Setelah mendapatkan angka harapan hidup waktu lahir tahun 2013, langkah selanjutnya adalah menghitung Indeks Harapan Hidup menggunakan rumus berikut:
w
.m
Indeks Harapan Hidup = (X(t) - X(min)) / (X(maks) - X(min))
:
tp :// w
X(t)
w
dimana,
Angka Harapan Hidup pada tahun 2012. Angka Harapan Hidup maksimum = 85.
X(min)
Angka Harapan Hidup minimum = 25.
ht
X(maks) :
:
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 19
Metodologi
Prosedur Penghitungan Indeks Pendidikan
s.
go .id
Menghitung Indeks Pendidikan berbeda dengan menghitung Indeks Harapan Hidup, karena di dalam Indeks Pendidikan mengakomodir dua indikator komponen prestasi, yakni Indeks Melek Huruf dan Indeks Rata-Rata Lama Sekolah. Indeks Melek Huruf dihitung berdasarkan perubahan angka melek huruf (AMH) yang diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis baik huruf
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
latin maupun huruf lainnya. Sedangkan Indeks Rata-Rata Lama Sekolah dihitung berdasarkan angka rata-rata lama sekolah (MYS yang dihitung dengan menggunakan dua variabel secara simultan, yaitu tingkat /kelas yang sedang atau pernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Selanjutnya kedua indeks ini diberi bobot yang berbeda. Bobot masing-masing adalah dua pertiga untuk Indeks Melek Huruf dan sepertiga untuk Indeks Rata-Rata Lama Sekolah. Baik angka melek huruf maupun angka rata-rata lama sekolah, keduanya dihitung menggunakan data Susenas KOR, dan dalam penghitungan nilai IPM ini menggunakan variabel penduduk berusia 15 tahun ke atas. Batasan ini diperlukan agar angkanya lebih mencerminkan kondisi riil di lapangan mengingat penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun masih dalam proses sekolah atau akan sekolah sehingga belum cocok untuk mendapatkan angka rata-rata lama sekolahnya. Kedua indikator Indek Pendidikan ini dimunculkan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 20
Metodologi
s.
go .id
dengan harapan dapat mencerminkan tingkat pendidikan/pengetahuan, dimana angka melek huruf menggambarkan persentase penduduk berusia 15 tahun ke atas yang memiliki kemampuan baca tulis dalam kelompok penduduk secara keseluruhan. Sedangkan cerminan angka rata-rata lama sekolah merupakan gambaran terhadap keterampilan yang dimiliki penduduk.
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
Indeks Melek Huruf dihitung dengan melakukan pengolahan tabulasi data Susenas KOR tahun 2013 guna mendapatkan angka melek huruf pada tahun 2013. Pengolahannya dengan menggunakan paket program SPSS dengan menjumlahkan kasus berkode 1 (penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin) dan berkode 2 (penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf lainnya), kemudian membaginya dengan total jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas dikalikan dengan 100. Setelah mendapatkan angka melek huruf, maka langkah selanjutnya adalah menghitung Indeks Melek Huruf menggunakan rumus berikut: Indeks Melek Huruf = (X(t) - X(min)) / (X(maks) - X(min))
ht
dimana,
X(t)
:
Angka Melek Huruf pada tahun 2012.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 21
Metodologi
X(maks) :
Angka Melek Huruf maksimum = 100.
X(min)
Angka Melek Huruf minimum = 0.
:
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Berbeda halnya dengan penghitungan Indeks Melek Huruf yang menggunakan metode penghitungan langsung, maka penghitungan Indeks Rata-Rata Lama Sekolah dilakukan dengan metode penghitungan tidak langsung. Langkah pertama adalah memberikan bobot atau skor pada variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan sebagaimana disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Skor Tahun Konversi dari Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
ok
1. Tidak pernah sekolah
an
2. Sekolah Dasar (SD)
6 9 12
5. Diploma I (D1)
13
6. Diploma II (D2)
14
7. Akademi/ Diploma III (D3)
15
8. Diploma IV/ Sarjana (S1)
16
9. Master (S2)
18
10. Doktor (S3)
21
w
w
4. Sekolah Menengah Atas (SMA)
tp :// w ht
0
.m
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Skor Tahun Konversi
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 22
Metodologi
(f(i ) . YSi)
i
: :
YS(i)
:
YS(i)
:
i
:
s.
Rata-Rata Lama Sekolah (dalam tahun) frekuensi penduduk yang berusia 15 tahun ke atas untuk jenjang pendidikan i. Skor tahun konversi + kelas yang diduduki – 1 (bila masih sekolah dan pernah tamat) Kelas yang diduduki – 1 (bila jenjang pendidikan yang sedang diduduki SD sederajat) Jenjang pendidikan (1,2,3, ..., 10)
tp :// w
w
w
.m
an
ok
MYS f(i)
w ar ik
dimana,
ab .
f( i )
bp
MYS =
i -------------------------
go .id
Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tertimbang dari variabel tersebut sesuai dengan bobot atau skornya. Secara sederhana, prosedur penghitungan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
ht
Adapun langkah-langkah penghitungan angka rata-rata lama sekolah (MYS) menggunakan paket program pengolahan SPSS adalah sebagai berikut: 1. Menghitung jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 23
Metodologi
ab .
bp
s.
go .id
2. Melakukan konversi variabel tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan ke variabel lama sekolah seperti pada tabel 3. 3. Menghitung rata-rata lama sekolah (MYS) dengan melakukan agregat data menggunakan fungsi MEANS dalam paket program SPSS. Setelah mendapatkan angka rata-rata lama sekolah (MYS), maka langkah selanjutnya adalah menghitung Indeks Rata-Rata Lama Sekolah menggunakan rumus berikut:
w ar ik
Indeks Rata-Rata Lama Sekolah = (X(t) - X(min)) / (X(maks) - X(min))
dimana,
Angka Rata-Rata Lama Sekolah pada tahun 2013. Angka Rata-Rata Lama Sekolah maksimum = 15.
X(min)
Angka Rata-Rata Lama Sekolah minimum = 0.
ok
X(t) : X(maks) :
.m
an
:
ht
tp :// w
w
w
Langkah terakhir setelah mendapatkan nilai Indeks Melek Huruf dan Indeks Rata-Rata Lama Sekolah, adalah melakukan penyesuaian sehingga kedua nilai indeks ini berada pada skala yang sama yaitu antara 0 dan 1. Cara penyesuaian ini dilakukan dengan memberikan bobot dua pertiga untuk Indeks Melek Huruf dan sepertiga untuk Indeks Rata-Rata Lama Sekolah. Dengan demikian untuk menghitung Indeks Pendidikan digunakan rumus berikut:
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 24
Metodologi
Indeks Pendidikan = (2/3 * IMH) + (1/3 * IRLS)
: :
Indeks Melek Huruf. Indeks Rata-Rata Lama Sekolah.
s.
IMH IRLS
go .id
dimana,
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
Prosedur Penghitungan Indeks Perekonomian Berbeda halnya dengan Indeks Kesehatan dan Indeks Pendidikan yang merupakan indikator dampak, maka Indeks Perkonomian diakui sebagai indikator input, yang sebenarnya kurang sesuai sebagai indeks komponen IPM. Walaupun demikian, UNDP tetap mempertahankannya karena indikator lain yang sesuai tidak tersedia secara global. Selain itu, dipertahankannya indikator input juga merupakan argumen bahwa selain indikator kesehatan, indikator pendidikan, dan indikator perekonomian, masih banyak indikator lainnya yang pantas diperhitungkan dalam perhitungan IPM. Dilemanya adalah bahwa memasukkan banyak variabel atau indikator akan lebih mencerminkan luas dan kompleksitas pembangunan manusia namun menyebabkan indikator komposit menjadi tidak sederhana atau tidak fokus. Dengan alasan itulah, maka PDRB riil perkapita yang telah disesuaikan dianggap mewakili indikator input IPM lainnya.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 25
Metodologi
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Namun sayangnya, untuk keperluan perhitungan IPM, data dasar PDRB perkapita tidak dapat digunakan untuk mengukur Indeks Pendapatan karena bukan ukuran yang peka untuk mengukur daya beli penduduk yang merupakan fokus IPM. Sebagai penggantinya, maka digunakanlah indikator konsumsi perkapita riil yang telah disesuaikan untuk keperluan yang sama. Penghitungan indikator konsumsi riil per kapita yang telah disesuaikan dilakukan melalui tahapan kegiatan sebagai berikut (Depdagri, 1998) : 1. Menghitung pengeluaran konsumsi per kapita dari Susenas KOR (=A). 2. Menyesuaikan nilai A dengan data Susenas Modul Konsumsi (=B). Penyesuaian ini diperlukan karena data konsumsi Susenas
.m
an
ok
KOR cenderung under estimate sebesar kira-kira 20%. 3. Mempelajari pola konsumsi Susenas Modul Konsumsi dengan membandingkan dengan pola konsumsi Survei Biaya Hidup
ht
tp :// w
w
w
(SBH). Tujuan dari perbandingan ini adalah untuk mencari Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sesuai. 4. Menghitung nilai B riil dengan mengurangi nilai B dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) ibukota kabupaten yang sesuai (=C). 5. Menghitung daya beli per unit (Purchasing Power Parity (PPP)/unit). Metode penghitungan sama seperti metode yang
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 26
Metodologi
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
digunakan International Comparison Project (ICP) dalam menstandarkan nilai PDB suatu negara. Data dasar yang digunakan adalah data harga dan kuantum dari suatu paket komoditi yang terdiri dari nilai 27 komoditi yang diperoleh dari Susenas Modul (Tabel 4). 6. Membagi nilai C dengan PPP/unit untuk memperoleh nilai rupiah standar (=D). 7. Menyesuaikan nilai D dengan rumus formula Atkinson sebagai upaya untuk memperkirakan nilai marginal utility dari D guna mengakomodasi aturan penurunan utilitas pendapatan marjinal. Adapun penghitungan PPP/unit Kabupaten Manokwari dilakukan dengan rumus berikut : (j)
ok
E
(p( 9, j ) . q ( j ) j
tp :// w
w
w
.m
an
j PPP / unit = -------------------------
ht
Sedangkan penghitungan estimasi PPP/unit Kabupaten Manokwari tahun 2013 dilakukan dengan rumus berikut :
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 27
Metodologi
(F) x E PPP / unit tahun 2011
(j)
j = ----------------------------
go .id
(F) x (p( 9, j ) x q ( j ) j dimana, j )
: pengeluaran konsumsi untuk komoditi j di Kabupaten
s.
E(
bp
Manokwari.
j )
: jumlah komoditi j (unit) yang dikonsumsi di Kabupaten Manokwari.
w ar ik
q(
ab .
P( 9, j ) : harga komoditi j di DKI Jakarta (Jakarta Selatan)
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
F : implicit inflation
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 28
Metodologi
Tabel 4. Daftar 27 Komoditi Terpilih Untuk Menghitung Paritas Daya Beli (PPP)
ht
(2)
go .id
(1)
(3)
ab .
w ar ik
ok
an
.m
w
w
7.25 0.10 0.22 0.50 0.32 0.78 0.65 1.48 0.48 0.30 0.32 0.22 0.79 0.39 0.18 0.56 1.61 0.60 0.15 0.13
bp
Kg Kg Kg Kg Ons Kg Kg Butir 397 gram Kg Kg Kg Kg Kg Kg Butir Ons Ons Ons Ons
s.
Unit
Beras Lokal Tepung Terigu Ketela Pohon/Singkong/Ubi Ikan Tongkol/Tuna/Cakalang Ikan Teri Daging Sapi Daging Ayam Telur Ayam Susu Kental Manis Bayam Kacang Panjang Kacang Tanah Tempe Jeruk Pepaya Kelapa Gula Pasir Kopi Bubuk Garam Merica/Lada
tp :// w
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Komoditi
Sumbangan thd total konsumsi (%) *)
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 29
Metodologi Mie Instant Rokok Kretek/ Filter Listrik Air Minum Bensin
80 gram 10 batang Kwh M3 Liter
26. Minyak Tanah
Liter
27. Sewa Rumah
Unit
1.74
11.56
37.52
bp
s.
Total
0.79 2.86 2.06 0.46 1.02
go .id
21. 22. 23. 24. 25.
ab .
*) Berdasarkan data Susenas 1996 Badan Pusat Statistik.
.m
an
ok
w ar ik
Secara keseluruhan, penghitungan konsumsi perkapita riil yang telah disesuaikan Kabupaten Manokwari dilakukan melalui tujuh tahapan sebagai berikut : 1. Menghitung pengeluaran konsumsi perkapita tahun 2013 dari data Susenas KOR (=A); 2. Menaikkan nilai A dengan faktor sebesar 20% (=B). Hal ini perlu dilakukan karena dari berbagai studi, diperkirakan bahwa data
w
konsumsi dari Susenas KOR cenderung lebih rendah (under
w
estimate) sebesar kira-kira 20%;
ht
tp :// w
3. Mempelajari pola konsumsi Susenas Modul Konsumsi dengan membandingkannya dengan pola konsumsi dari Survei Biaya Hidup (SBH). Tujuan dari perbandingan ini adalah untuk mencari Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sesuai;
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 30
Metodologi
4. Menghitung nilai B riil dengan mendeflasikan nilai B dengan Indeks Harga Konsumen ibukota Kabupaten Manokwari (=C); 5. Menghitung Paritas Daya Beli (PPP) per unit sebagai harga relatif sejumlah komoditas tertentu. Metode penghitungan sama seperti
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
metode yang digunakan International Comparison Project (ICP) dalam standarisasi PDB untuk perbandingan internasional. Data dasar yang digunakan adalah data harga dan kuantitas dari suatu paket komoditi yang terdiri dari nilai 27 komoditi yang diperoleh dari Susenas Modul Konsumsi (lihat Tabel 4); 6. Membagi nilai C dengan PPP per unit untuk memperoleh nilai rupiah yang sudah disetarakan antar daerah (=D); 7. Mengurangi nilai D dengan formula Atkinson untuk mendapatkan estimasi daya beli (=E). Khusus komoditi Sewa Rumah, unit kualitasnya dihitung berdasarkan Indeks Kualitas Rumah yang dibentuk dari tujuh komponen kualitas dan fasilitas tempat tinggal yang diperoleh dari
ht
tp :// w
w
w
data Susenas KOR. Ketujuh komponen kualitas yang digunakan dalam penghitungan indeks kualitas rumah diberi skor berdasarkan karakteristik yang sesuai sebagai berikut :
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 31
Metodologi
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Tabel 5. Skor Variabel Kualitas dan Fasilitas Rumah
tp :// w
w
w
.m
an
Indeks Kualitas Rumah merupakan penjumlahan dari skor yang dimiliki oleh suatu rumah tinggal dan bernilai antara 1 sampai dengan 8. Kuantitas dari rumah yang dikonsumsi oleh suatu rumah tangga adalah Indeks Kualitas Rumah dibagi 8. Sebagai contoh, jika suatu rumah tangga menempati suatu rumah tinggal yang mempunyai Indeks Kualitas Rumah = 6, maka kuantitas rumah yang
ht
dikonsumsi oleh rumah tangga tersebut adalah 6/8 atau 0,75 unit. Artinya, kuantitas rumah yang dikonsumsi rumah tangga tersebut adalah 0,75 unit.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 32
Metodologi
Rumus Atkinson (dikutip dari Arizal Ahnaf dkk, 1998;129) yang digunakan untuk penyesuaian rata-rata konsumsi riil secara matematis dapat dinyatakan sebaga berikut : jika C(i)
go .id
C (i)* = C(i)
jika
2Z
jika
3Z
w ar ik
ab .
bp
s.
jika Z <
tp :// w
w
w
.m
an
ok
di mana, C(I) = Konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan dengan PPP/unit (hasil tahapan 6) Z = Threshold atau tingkat pendapatan tertentu yang digunakan sebagai batas kecukupan (biasanya menggunakan garis kemiskinan) yang dalam laporan ini nilai Z ditetapkan secara arbiter sebesar Rp 547.500,- per kapita setahun, atau Rp 1.500,- per kapita per hari.
ht
Setelah dilakukan perhitungan pengeluaran konsumsi perkapita per tahun yang disesuaikan, selanjutnya adalah melakukan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 33
Metodologi
penghitungan Indeks Perekonomian menggunakan rumus berikut: Indeks Perekonomian = (X(t) - X(min)) / (X(maks) - X(min))
go .id
dimana,
X(maks) :
Pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan pada tahun 2012. Pengeluaran perkapita maksimum = Rp.732.720,-
X(min)
Pengeluaran perkapita minimum = Rp.360.000,-
X(t)
bp
s.
:
w ar ik
ab .
:
Merujuk pada ketiga indikator IPM yang telah dijelaskan sebelumnya (Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan dan Indeks
ok
Perekonomian), maka Tahap Kedua Perhitungan IPM adalah
IPM = 1/3 (X1 + X2 + X3)
tp :// w
w
dimana,
w
.m
an
menghitung rata-rata hitung dari masing-masing indeks komponen IPM tersebut dengan rumus sebagai berikut:
Indeks Kesehatan
X2 :
Indeks Pendidikan
ht
X1 :
X3 :
Indeks Perekonomian
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 34
Metodologi
2.4.
Ilustrasi Penghitungan IPM
go .id
Sebagai ilustrasi perhitungan IPM, maka digunakan data IPM Kabupaten Manokwari tahun 2013 yang memiliki data sebagai berikut :
2.
Angka Melek Huruf (AMH)
3.
Rata-Rata lama sekolah (MYS)
4.
Pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan (PPP)
Nilai
Tahun
68,73
%
89,98
Tahun
8,62
Ribu Rp.
592.86
.m
an
ok
w ar ik
Angka Harapan Hidup (AHH)
bp
Indikator
1.
Satuan
ab .
No
s.
Tabel 6. Contoh Perhitungan IPM Kabupaten Manokwari Tahun 2013
tp :// w
w
w
Berdasarkan data di atas, maka dapat dihitung masing-masing indeks komponen IPM Kabupaten Manokwari sebagai berikut : Indeks Harapan Hidup :
ht
= (68,73 - 25)/(85 - 25) x 100 = 72,89 % Indeks Pendidikan : Indeks Melek Huruf: = (89,98 - 0)/(100 - 0) x 100 = 89,98 % Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 35
Metodologi
2.5.
Ukuran Pencapaian IPM
ab .
bp
s.
go .id
Indeks Rata-Rata Lama Sekolah: = (8,62- 0)/(15 - 0) x 100 = 57,46 % Indeks Pendidikan: = (2/3 x 89,98 %) + (1/3 x 57,46%) = 79,14 % Indeks Pendapatan: = (592,86 - 360)/(732,72 - 300) x 100 = 53,81 % IPM Kabupaten Manokwari Tahun 2012 : = 1/3 x (89,98 % + 79,14 % + 53,81 %) = 68,61 %.
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
Untuk mengukur kecepatan pencapaian IPM dalam suatu kurun waktu sebagai ukuran kemajuan pembangunan manusia di suatu daerah, dapat dilihat dari 3 (tiga) cara, yaitu : Pertama, melalui Pemeringkatan IPM. Cara ini dilakukan untuk melakukan keterbandingan posisi relatif capaian IPM dari satu wilayah terhadap wilayah yang lain berdasarkan peringkatnya dalam suatu kawasan tertentu. Berdasarkan kajian aspek status capaian pembangunan manusia, pemeringkatan tinggi rendahnya capaian IPM menurut UNDP pada skala 0,0 – 100,0 dapat diklasifikasi menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu : a. Tingkatan IPM Rendah (Low Human Development), jika nilai IPM kurang dari 50,0.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 36
Metodologi
b. Tingkatan IPM Menengah (Medium Human Development), jika nilai IPM berada antara 50,0 – 79,9. c. Tingkatan IPM Tinggi (High Human Development), jika
go .id
nilai IPM sama dengan atau lebih dari 80,0. Namun, untuk tujuan keterbandingan antar wilayah di Indonesia, yaitu untuk melakukan perbandingan antar
s.
kabupaten/kota, maka “Tingkatan IPM Menengah” (Medium Human
ab .
bp
Development) dimodifikasi oleh UNDP menjadi 2 (dua) tingkatan baru sehingga pemeringkatan status capaian pembangunan manusia akan berubah menjadi :
w ar ik
a. Tingkatan IPM Rendah (Low Human Development), jika nilai IPM kurang dari 50,0.
ok
b. Tingkatan IPM Menengah Bawah (Medium Human Development), jika nilai IPM berada antara 50,0 – 65,9. IPM
an
c. Tingkatan
Menengah
Atas
(High
Human
.m
Development), jika nilai IPM berada antara 66,0 – 79,9.
ht
tp :// w
w
w
d. Tingkatan IPM Tinggi (Very High Human Development), jika nilai IPM sama dengan atau lebih dari 80,0. Pemeringkatan status capaian IPM dapat digunakan secara efektif dalam rangka advokasi untuk menunjukkan apakah upaya pembangunan yang telah dilakukan dapat meningkatkan “peringkat” capaian IPM suatu wilayah.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 37
Metodologi
Kedua, melalui Tingkat Kecepatan Pencapaian IPM. Cara ini dilakukan untuk mengkaji pencapaian tingkat kemajuan capaian pembangunan manusia suatu daerah setelah berbagai program dan kebijakan diimplementasikan dalam suatu periode tertentu, yang
go .id
dinotasikan berdasarkan nilai positif dari nilai reduksi shortfall tahunan (annual reduction shortfall). Ukuran ini secara sederhana
w ar ik
ab .
bp
s.
ditujukan untuk mengukur keberhasilan dipandang dari segi jarak antara capaian yang telah ditempuh dengan capaian yang masih harus ditempuh untuk mencapai kondisi ideal. Kondisi ideal yang akan dicapai didefinisikan sebagai IPM yang besarnya sama dengan 100. Formula penghitungan reduksi shortfall IPM (=r) (dikutip dari Arizal Ahnaf dkk, 1998;141) dapat dirumuskan sebagai berikut : (IPM
r
an .m
IPM t
w
dimana, :
tp :// w
w
IPM t+n IPM ideal
:
:
– IPMt) x 100
1/n
---------------------------
ok
=
t+n
(IPM
ideal
– IPMt)
IPM pada tahun t IPM pada tahun t + n 100
ht
Nilai reduksi shortfall yang lebih besar menandakan peningkatan IPM yang lebih cepat. Atau dapat dikatakan bahwa semakin besar nilai reduksi shortfall di suatu wilayah menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 38
Metodologi
go .id
semakin besar kemampuan yang dicapai oleh wilayah tersebut dalam periode waktu tertentu. Kecepatan pencapaian ini didasarkan pada asumsi bahwa pertumbuhan IPM tidak bersifat linier, tetapi laju perubahan cenderung melambat pada tingkatan IPM yang lebih tinggi. UNDP menetapkan peringkat tingkat kecepatan pencapaian IPM dengan kategori sebagai berikut :
s.
a. Kecepatan Pencapaian “Sangat Lambat”, jika nilai reduksi
bp
shortfall kurang dari 1,30.
ab .
b. Kecepatan Pencapaian “Lambat”, jika nilai reduksi shortfall berada antara1,30 dan 1,50.
w ar ik
c. Kecepatan Pencapaian “Menengah”, jika nilai reduksi shortfall berada antara 1,50 dan 1,70.
an
ok
d. Kecepatan Pencapaian “Cepat”, jika nilai reduksi shortfall lebih dari 1,70.
.m
Selanjutnya berdasarkan tingkat kecepatan pencapaian IPM
ht
tp :// w
w
w
tersebut di atas, dapat dibuat peta sebaran (mapping) daerah-daerah yang tertinggal dalam bidang pembangunan manusia untuk selanjutnya dilakukan analisa deskriptif kualitatif untuk mengetahui penyebab ketertinggalan itu. Ketiga, melalui Diagnosis IPM. Cara ini dilakukan untuk menganalisis fenomena tentang capaian IPM baik tentang rendahnya IPM, sebab-sebabnya dan solusi untuk mengatasi rendahnya capaian
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 39
Metodologi
IPM dengan logical frame work approach (diagram what-what, why-why dan how-how). Bentuk diagramnya dapat disusun sebagai berikut :
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Gambar 2. Diagnosis IPM
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 40
Metodologi
Tabel 7. Analisis Diagnosis IPM Rendah Indeks Harapan Hidup
Indeks Pendidikan
(1)
(2)
(3)
Persentase penolong kelahiran oleh tenaga medis masih rendah
Angka Partisipasi Sekolah Usia 13-18 tahun masih rendah
Tingkat upah / pendapatan masih rendah
Ketersediaan fasilitas pendidikan
Rendahnya Kesempatan Kerja
Kemiskinan dan Nilai Pendidikan
Pertumbuhan ekonomi yang lambat
s.
bp
(4)
w ar ik
ab .
Penyebab Langsung
Indeks Pendapatan
go .id
Determinan Indikator
Pemeriksaan antenatal, Status Gizi Ibu Hamil
Kemiskinan dan Tingkat Pendidikan yang rendah
ht
tp :// w
w
w
.m
Penyebab Mendasar
an
ok
Penyebab Tidak Langsung
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 41
Metodologi
2.6.
Beberapa Definisi Operasional Indikator Terpilih
go .id
Untuk bisa melihat dengan jelas dan terarah beragam permasalahan pembangunan manusia selama ini dan bagaimana mengimplementasikan program-program pembangunan secara baik dan terukur, diperlukan ukuran atau indikator yang handal. Beberapa indikator yang sering digunakan diantaranya adalah :
Angka Partisipasi Murni (APM) SD
Perbandingan antara penduduk lakilaki terhadap penduduk perempuan, dikalikan 100. Perbandingan antara jumlah penduduk usia < 15 tahun ditambah usia > 65 tahun terhadap penduduk usia 15 - 64 tahun, dikalikan 100. Lama sekolah (tahun) penduduk usia 15 tahun ke atas. Proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis (baik huruf latin maupun huruf lainnya) Proporsi penduduk usia 7-12 tahun yang sedang bersekolah di SD
Angka Partisipasi Murni (APM) SLTP
Proporsi penduduk usia 13 - 15 tahun yang sedang bersekolah di SLTP
ab .
bp
s.
Rasio jenis kelamin
ok
w ar ik
Angka ketergantungan
an
Rata-Rata Lama Sekolah
ht
tp :// w
w
w
.m
Angka Melek Huruf
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 42
Metodologi
Angka Partisipasi Murni (APM) SLTA
Proporsi pendudk usia 16 - 18 tahun yang sedang bersekolah di SLTA
Proporsi penduduk yang menamatkan pendidikan SLTP atau jenjang pendidikan SLTP ke atas pendidikan yang lebih tinggi Jumlah penduduk usia sekolah Banyaknya penduduk yang berusia antara 7 sampai 24 tahun Bekerja Melakukan kegiatan/ pekerjaan paling sedikit 1 (satu) jam berturutturut selama seminggu dengan maksud untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pekerja keluarga yang tidak dibayar termasuk kelompok penduduk yang bekerja. Angkatan Kerja Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau mencari pekerjaan.
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Persentase penduduk dengan
Perbandingan angkatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun
w
w
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
tp :// w
Angka Pengangguran Terbuka Perbandingan penduduk yang mencari (TPT) kerja terhadap angkatan kerja
ht
Persentase pekerja yang setengah menganggur
Proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 43
Metodologi
Persentase pekerja dengan status berusaha sendiri
Proporsi penduduk usia 15 tahun keatas dengan status berusaha sendiri
Proporsi penduduk usia 15 tahun ke status berusaha sendiri dibantu atas dengan status berusaha sendiri dibantu pekerja tak dibayar pekerja tidak tetap
go .id
Persentase pekerja dengan
ab .
Proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas dengan status pekerja keluarga
w ar ik
Persentase pekerja dengan status berusaha pekerja tak dibayar
bp
s.
Persentase pekerja dengan Proporsi penduduk usia 15 tahun status berusaha dengan buruh keatas yang berusaha dengan buruh tetap tetap
Proporsi balita yang kelahirannya ditolong oleh tenaga medis ( dokter, bidan, dan tenaga medis lainnya ) Angka Harapan Hidup waktu Perkiraan rata-rata lamanya hidup lahir sejak lahir yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk Angka Kematian Bayi Besarnya kemungkinan bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup. Persentase rumah tangga Proporsi rumah tangga yang tinggal berlantai tanah dalam rumah dengan lantai tanah
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
Persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga medis
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 44
Metodologi
tangga Proporsi rumah tangga dengan sumber bersumber air minum bersih air minum pompa /sumur/mata air yang jaraknya lebih besar dari 10 meter dengan tempat penampungan limbah / kotoran terdekat Persentase rumah tangga Proporsi rumah tangga yang mempunyai jamban dengan tangki berjamban dengan tangki septik septik
ab .
rumah
.m
an
ok
w ar ik
Persentase
go .id
Persentase rumah tangga bersumber air minum leding
s.
Persentase rumah tangga berpeneranganListrik
Proporsi rumah tangga yang menempati rumah dengan atap layak (atap selain dari dedaunan ). Proporsi rumah tangga yang menggunakan sumber penerangan listrik Proporsi rumah tangga dengan sumber air minum leding
bp
Persentase rumah tangga beratap layak
ht
tp :// w
w
w
Pengeluaran
Pengeluaran per kapita untuk makanan dan bukan makanan. Makanan mencakup seluruh jenis makanan termasuk makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih. Bukan makanan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan,
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 45
Metodologi
pendidikan dan sebagainya. Ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Nilai Gini Rasio terletak antara 0 yang mencerminkan kemerataan sempurna dan 1 yang menggambarkan ketidak merataan sempurna. Penduduk yang secara ekonomi tidak mampu memenuhi kebutuhan makanan setara 2100 kalori dan kebutuhan non makanan yang mendasar. Suatu batas dimana penduduk dengan pengeluaran kurang dari batas tersebut dikategorikan sebagai miskin. Garis
bp
s.
go .id
Gini Rasio
ok
w ar ik
kemiskinan terdiri dari dua komponen yaitu komponen batas kecukupan pangan (GKM), dan komponen batas kecukupan non makanan (GKNM)
ht
tp :// w
w
w
.m
an
Garis Kemiskinan
ab .
Penduduk Miskin
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 46
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
go .id
Bab III PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
Bab ini membahas status pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari dan menyajikan secara ringkas capaiancapaian pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan serta standar hidup yang layak. Indikator capaian pembangunan manusia, sebagaimana diukur menggunakan indeks pembangunan manusia (IPM), akan dibahas dalam konteks komparatif secara regional dalam lingkup wilayah Provinsi Papua Barat dengan harapan dapat memberikan pemaknaan yang multidimensi terhadap angka-angka dan capaian pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari. Lebih lanjut, dalam upaya lebih memahami letak permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Manokwari serta memberikan informasi bagi langkah maju yang lebih akurat di masa depan, maka dilakukan pula pembahasan dan analisis komparatif dengan kabupaten/kota lainnya di wilayah Provinsi Papua Barat.
ht
3.1.
Sekilas Manokwari
Kabupaten Manokwari merupakan salah satu kabupaten yang terletak di daerah kepala burung Pulau Papua. Posisinya berbatasan langsung dengan tiga kabupaten lainnya yakni Kabupaten Teluk
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 47
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Wondama dan Kabupaten Teluk Bintuni di sebelah selatan dan Kabupaten Sorong Selatan di sebelah barat. Kabupaten Manokwari merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, bahkan terbesar kedua dibanding kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat. Menurut data Proyeksi Penduduk Badan Pusat Statistik tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai 150.179 jiwa, dengan dengan kepadatan penduduk rata-rata sebesar 32 jiwa per km2 dan laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi yakni rata-rata sebesar 2,81 persen sepanjang periode tahun 2012-2013. Dengan jumlah rumah tangga sebanyak 34.182 rumahtangga, maka dengan demikian rata-rata rumah tangga beranggotakan sebanyak 4-5 orang. Gambar 3. Piramida Penduduk Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 48
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
Berdasarkan gambar piramida penduduk Kabupaten Manokwari di atas, terlihat bahwa penduduk Kabupaten Manokwari
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
tergolong penduduk “menengah” (intermediate). Hal ini diperlihatkan oleh panjang batang piramida untuk kelompok umur 20-24, dan 2529 yang lebih panjang dari kelompok umur lainnya, khususnya pada kelompok umur 20-24, dimana umur median penduduk Kabupaten Manokwari (yakni sebesar 23,4 tahun) terletak pada kelompok umur ini, terlihat paling panjang dari kelompok umur lainnya. Artinya, ada kecenderungan komposisi penduduk Kabupaten Manokwari di masa depan akan semakin didominasi oleh penduduk usia produktif. Untuk itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari memiliki pekerjaan besar untuk terus mengawal perkembangan penduduk secara terintegrasi dan berkelanjutan agar terbentuk masyarakat yang berkualitas dengan capaian kualitas kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang terus meningkat. Pendidikan rata-rata penduduk Kabupaten Manokwari secara
ht
tp :// w
w
w
umum relatif masih rendah. Rata-rata lama sekolah hanya sebesar 8,62 tahun. Data Susenas tahun 2013 menunjukkan bahwa 46 persen penduduk Kabupaten Manokwari berpendidikan sekolah dasar atau lebih rendah, 16 persen penduduk berpendidikan SMP, serta 27 persen penduduk berpendidikan SMA sederajat dan hanya 11 persen penduduk yang menamatkan pendidikan di perguruan tinggi. Meski tingkat partisipasi sekolah kelompok umur 7-12 tahun mencapai 94,09 persen, namun tingkat partisipasi sekolah kelompok umur 1315 tahun hanya sebesar 93,07 persen, dan bahkan tingkat partisipasi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 49
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
sekolah kelompok umur 16-18 tahun jauh lebih rendah lagi, yakni hanya sebesar 75,34 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat diantara anak-anak yang lulus sekolah dasar sederajat yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP atau sederajat, serta begitu pula halnya dengan anak-anak yang lulus SMP sederajat masih banyak yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA atau sederajat. Angka melek huruf di Kabupaten Manokwari dapat dikatakan cukup tinggi, yakni mencapai 89,98 persen. Namun angka ini masih belum lebih baik dari pada angka melek huruf Provinsi Papua Barat yang berada pada tingkat 94,14 persen. Meski Kabupaten Manokwari merupakan ibukota Provinsi Papua Barat, namun secara umum kondisi pendidikan di Kabupaten Manokwari masih relatif tertinggal dari kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat. Indikator kinerja di bidang kesehatan menunjukan bahwa Kabupaten Manokwari juga tertinggal dari kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat, seperti Kabupaten Fakfak, Kaimana dan Kota Sorong, bahkan juga dapat dikatakan tertinggal dari salah satu kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Manokwari itu sendiri, yakni Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Pegunungan Arfak. Angka harapan hidup Kabupaten Manokwari yang berada pada besaran 68,73 tahun masih lebih rendah dari angka harapan hidup Provinsi Papua Barat yang mencapai 69,14 tahun. Di bidang ekonomi, Kabupaten Manokwari juga mengalami Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 50
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
Status
Pembangunan
an
3.2.
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
ketertinggalan yang cukup jauh dibanding dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita tanpa migas atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 untuk Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp. 25,79 juta. Bandingkan angka tersebut dengan Kota Sorong, Kabupaten Sorong dan bahkan dengan Kabupaten Teluk Bintuni. Ekonomi Kabupaten Manokwari didominasi oleh sektor konstruksi, dimana sektor ini menyumbang sebesar 26,34 persen kepada produk domestik regional bruto (PDRB). Sumbangan sektorsektor lainnya adalah sebagai berikut: sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 18,57 persen, sektor jasa-jasa 16,24 persen, sektor pertanian 15,41 persen, sektor transportasi dan komunikasi 10,02 dan sektor lainnya kurang dari 29 persen.
Manusia
Kabupaten
.m
Manokwari
ht
tp :// w
w
w
Status pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari tahun 2013 secara umum membaik bila dibanding tahun-tahun sebelumnya, meskipun masih berada pada tingkatan menengah. IPM Kabupaten Manokwari tahun 2013 mencapai angka 68,61 berada sedikit di bawah capaian IPM Provinsi Papua Barat yang mencapai angka 70,62 pada tahun yang sama. Dalam peringkat regional di wilayah Provinsi Papua Barat, Kabupaten Manokwari menempati posisi ke-5 dari 13 kabupaten/kota, berada langsung di bawah IPM
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 51
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
Kabupaten Sorong dan di atas IPM Kabupaten Teluk Bintuni. Berdasarkan capaian itu, Kabupaten Manokwari berada pada
go .id
tingkatan “Menengah Atas” (High Human Development) berdasarkan pemeringkatan UNDP.
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
Gambar 4. IPM Kabupaten Manokwari Tahun 2008 – 2013
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 52
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
Tabel 8. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat Tahun 2013 Nilai IPM
AHH
AMH
MYS
PPP
1. Kota Sorong
3. Kab Fakfak
3. Kab Kaimana
(78,92)
(71,33)
(97,49)
2. Kab Fakfak
4. Kab Manokwari
4. Kab Raja Ampat
1. Kota Sorong
5. Kab Teluk
(11,02)
Bintuni (604,05)
4. Kab
go .id
TelukWondama (605,45)
Selatan (71,01)
(94,86)
5. Kab Kaimana
5. Kab Sorong
(71,87)
(70,11)
(92,09)
4. Kab Sorong
6. Kab Teluk
6. Kab Maybrat
s.
(73,33) 3. Kab Kaimana
bp
2. Kab Fakfak (9,65) 3. Kab Maybrat
6. Kab Fakfak (599,05)
7. Kab Sorong
Bintuni (68,90)
(91,41)
(8,64)
Selatan (596,59)
7. Kab Manokwari
7. Kab Manokwari
4. Kab Manokwari
8. Kab Manokwari
(68,61)
(68,73)
(89,98)
(8,62)
(592,86)
6. KabTeluk Bintuni
8. Kab Sorong
8. Kab Sorong
5. Kab Kaimana
9. Kab Maybrat
(67,95)
(68,65)
Selatan (88,56)
(8,39)
(588,25)
7. Kab Maybrat
9. Kab Teluk
(67,60)
Wondama (68,06)
6. Kab Sorong (8,19)
Manokwari Selatan
8. Kab Teluk
10. Kab Sorong
10. Kab Teluk
7. Kab Sorong
11. Kab Raja
Wondama (67,54)
Selatan (67,07)
Wondama (85,79)
Selatan (8,10)
Ampat (567,35)
9. Kab Sorong
11. Kab Raja
11. KabTambraw
8. Kab Pegunungan
Ampat (67,07)
(77,72)
Arfak (8,09)
12. Kab Manokwari
9. Kab Teluk
13. Kab Tambraw (449,68)
.m
w ar ik
an
ok
Bintuni (87,41)
12. Kab Maybrat
10. Kab (571,62)
Selatsn (77,45)
Wondama (7,62)
13. Kab Tambraw
13. Kab Pegunungan
10. Kab Teluk
Selatan (64,34)
(66,48)
Arfak (74,89)
w
(66,95)
11. Kab Manokwari
tp :// w
(66,08)
9. Kab Teluk
w
Selatan (67,28) 10. Kab Raja Ampat
ab .
(69,74) 5. Kab Manokwari
12. Kab Pegunungan
(565,41)
Bintuni (7,22) 11. Kab Manokwari
Arfak (64,27)
Selatan (7,10)
13. Kab Tambraw
12. Kab Tambraw
(51,54)
(5,83)
ht
12. Kab Pegunungan Arfak
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 53
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
Tabel 8 di atas menggambarkan bahwa kabupaten/kota dengan tingkatan capaian IPM yang sama dengan Kabupaten
go .id
Manokwari (tingkatan menengah atas/high human development) ternyata memiliki tingkat pengeluaran perkapita riil dan angka harapan hidup yang sangat berbeda.
ab .
bp
s.
Gambar 5. IPM Beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2013 Tambrauw
51.54
w ar ik
Manokwari Selatan
ok
Sorong Selatan
.m
Manokwari
an
Maybrat
w
Kaimana
tp :// w
w
Kota Sorong 0.00
20.00
40.00
60.00
64.27 64.34 66.08 67.28 67.54 67.60 67.95 68.61 69.74 71.87 73.33 78.92 80.00
100.00
ht
Seperti terlihat dalam gambar di atas, dibandingkan dengan Kota Sorong dan Kabupaten Tambrauw, posisi IPM Kabupaten Manokwari berada di tengah-tengah. Kabupaten yang posisi IPM-nya
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 54
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
berbatasan langsung dengan Kabupaten Manokwari adalah Kabupaten Sorong dan Kabupaten Teluk Bintuni. Dan untuk itu, akan menjadi menarik jika membandingkan pencapaian pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari dengan kedua kabupaten ini. Pencapaian peningkatan IPM antara Kabupaten Manokwari dengan kedua kabupaten ini dapat dikatakan setara, yakni sama-sama memiliki usia harapan hidup pada besaran 68 tahun. Jika dibandingkan dengan Kabupaten Teluk Bintuni dengan capaian IPM yang berada satu peringkat di bawah Kabupaten Manokwari, angka melek huruf Kabupaten Manokwari sedikit lebih tinggi dibanding angka melek huruf Kabupaten Teluk Bintuni dengan rata-rata lama sekolah 1,5 tahun lebih tinggi. Sedangkan jika dibandingkan dengan Kabupaten Sorong dengan capaian IPM satu peringkat di atas Kabupaten Manokwari, dengan rata-rata lama sekolah yang sama-sama berada pada besaran 8 tahun, ternyata angka melek huruf Kabupaten Manokwari masih jauh berada di bawah angka melek huruf Kabupaten Sorong.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 55
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
Tabel 9. Komponen IPM Tahun 2013: Perbandingan 3 kabupaten/kota terdekat Kab Manokwari
Kab Sorong
Kab Teluk Bintuni
(1)
(2)
(3)
(4)
69,74
67,95
92,09
87,41
8,19
7,22
606,19
604,05
89,98
Rata-Rata Lama Sekolah (tahun)
8,62
Pengeluaran riil perkapita (PPP) (ribu rupiah)
592,86
s.
Angka Melek Huruf (persen)
bp
68,61
w ar ik
ab .
Angka Harapan Hidup (tahun)
go .id
Indikator
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
Gambar 6. Indeks Komponen IPM Kabupaten Manokwari Tahun 2012-2013
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 56
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
3.3.
Pembangunan Manusia Bidang Kesehatan
go .id
Kesehatan merupakan satu dari tiga indikator penting pembangunan manusia dan menjadi dasar bagi pembangunan bidang lainnya. Manusia yang sehat merupakan prasyarat untuk mewujudkan people centered development. Mengingat peran penting kesehatan dalam pembangunan manusia serta dalam upaya mewujudkan people centered
s.
development, maka investasi sumberdaya manusia di bidang kesehatan
ok
w ar ik
ab .
bp
harus dilakukan dengan pendekatan siklus hidup (lifecycle approach), yang dimulai sejak sebelum bayi itu lahir, sampai tumbuh menjadi calon generasi yang sehat. Kementerian Kesehatan memperlihatkan kaitan yang menarik antara investasi di bidang kesehatan dengan pembangunan manusia seperti diperlihatkan pada gambar berikut.
ht
tp :// w
w
w
.m
an
Gambar 7. Kaitan Antara Investasi Kesehatan & Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 57
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Investasi sumber daya manusia di bidang kesehatan harus dimulai sejak dini, atau sejak dalam kandungan. Karena sejak anak dalam kandungan hingga berumur dua tahun merupakan masa emas yang sekaligus juga merupakan masa kritis bagi tumbuh kembang fisik, mental dan sosial anak. Anak yang dilahirkan dengan berat badan rendah berpotensi menjadi anak yang kurang gizi bahkan menjadi gizi buruk. Kondisi ini sangat berdampak pada penurunan tingkat kecerdasan. Lebih lanjut akan berdampak pada meningkatnya kejadian kesakitan bahkan kematian. Mereka yang masih bertahan hidup akibat kekurangan gizi yang bersifat permanen, kualitas hidup selanjutnya mempunyai tingkat yang sangat rendah dan tidak dapat diperbaiki, meskipun pada usia selanjutnya kebutuhan gizinya sudah
.m
an
ok
terpenuhi. Istilah “generasi hilang” (lost generation) terutama disebabkan pada awal kehidupannya sulit memperoleh pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Pada tahap selanjutnya, upaya peningkatan status kesehatan penduduk akan meningkatkan kualitas
ht
tp :// w
w
w
penduduk, yang selanjutnya akan memberikan suatu kemampuan kepada seseorang menjadi lebih produktif, dan dengan demikian mempunyai daya saing dalam pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak. Kesehatan yang rendah tidak akan memberikan sumbangan terhadap produktivitas dan daya saing sebagai pekerja. Jika peningkatan kualitas penduduk diabaikan, besar kemungkinan penduduk yang produktif menjadi tidak produktif, bahkan menjadi beban. Bahkan beban ini akan menjadi semakin besar, jika yang benar-benar produktif hanya sebagian kecil dari kelompok usia Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 58
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
produktif. Jika kondisi ini dibiarkan terus berlanjut maka akan berdampak pada kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi. Kesehatan, pendidikan dan ekonomi (dengan indikator
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
income) sebagaimana dikatakan oleh Moeloek (2005) merupakan tiga pilar yang saling berinteraksi dan berinter-relasi satu dengan yang lainnya dalam membentuk kualitas sumber daya manusia (Moeloek, 2005). Peningkatan status kesehatan mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk meningkatkan tingkat pendidikan, dan pada gilirannya mempengaruhi produktivitas masyarakat. Tanpa kesehatan yang baik, pendidikan sulit untuk dapat berjalan dengan baik, dan bila kesehatan dan pendidikan tidak baik mustahil ekonomi keluarga/masyarakat dapat membaik. Status kesehatan masyarakat juga sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan masyarakat kesulitan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang layak, obat-obatan yang memadai dan bahkan memelihara lingkungan yang sehat.
ht
tp :// w
w
w
Upaya peningkatan status kesehatan penduduk sangat penting karena jika status kesehatan penduduk meningkat, berarti morbiditas atau angka kesakitan penduduk berkurang. Status kesehatan yang lebih baik akan meningkatkan kemampuan belajar, menurunkan tingkat pembolosan kerja dan juga meningkatkan produktivitas kerja.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 59
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Gambar 8. Visi Indonesia 2030
ht
tp :// w
w
w
.m
Dokumen Visi Indonesia 2030 tentang kesehatan seperti pada gambar 8 juga memperlihatkan betapa kesehatan sangat erat hubungannya dengan kehidupan berkualitas dan produktif. Gambar di atas menggambarkan pola kebijakan pembangunan kesehatan yang diadopsi oleh Pemerintah Indonesia yang komprehensif (dana, fasilitas dan perilaku) dan terukur (pemetaan akses, indikator yang akan dicapai dan prestasi yang diharapkan). Status kesehatan penduduk diukur dengan berbagai cara, baik langsung maupun tidak langsung. Umumnya indikator untuk Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 60
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
mencerminkan status kesehatan diperoleh secara tidak langsung menggunakan estimasi tertentu, mengingat data kematian sulit diperoleh. Indikator yang sering digunakan untuk mencerminkan status kesehatan adalah angka mortalitas (angka kematian), status gizi dan angka morbiditas (angka kesakitan). Sampai saat ini data untuk mengukur status kesehatan tersebut sangat sulit diperoleh, karena sifat kejadian insidentil dan tersebar di masyarakat, sistem registrasi yang belum berjalan dengan baik, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelaporan setiap kejadian tersebut juga masih rendah. Oleh karena itu, indikator yang digunakan untuk mencerminkan status kesehatan dalam pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah “Angka Harapan Hidup”. Angka ini mencerminkan rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang sejak lahir. Angka harapan hidup tinggi akan dicapai jika penduduk mempunyai status kesehatan yang baik. Dalam konteks Kabupaten Manokwwari, permasalahan pokok kesehatan yang dihadapi penduduk Kabupaten Manokwari hampir sama dengan yang dihadapi penduduk kabupaten/kota lainnya, hanya cakupannya yang berbeda. Secara umum, Angka Harapan Hidup di Kabupaten Manokwari terus mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Seperti terlihat dalam gambar 9, angka harapan hidup penduduk Manokwari tahun 2007 hanya sebesar 66,90 tahun dan terus meningkat dari tahun ke tahunnya hingga mencapai angka 68,73 tahun pada tahun 2013.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 61
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
Gambar 9. Rata-Rata Usia Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Manokwari Tahun 2008 – 2013
70.00 69.00
67.67
2008
2009
68.00
68.29
68.58
68.73
s.
68.00
67.38
go .id
Usia Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Manokwari
bp
67.00 66.00
ab .
65.00 64.00 62.00 61.00
2010
2011
2012
2013
an
ok
60.00
w ar ik
63.00
ht
tp :// w
w
w
.m
Kenaikan angka harapan hidup Manokwari perlu juga dilihat posisinya dan dilakukan keterbandingan dengan kabupatenkabupaten lainnya di Provinsi Papua Barat, dan juga terhadap target nasional. Angka harapan hidup di Kabupaten Manokwari tergolong masih rendah (yakni sebesar 68,73 tahun) jika dibandingkan dengan angka propinsi (yakni sebesar 69,14 tahun) maupun dengan kabupaten lain di Provinsi Papua Barat, seperti Kabupaten Teluk Bintuni, Fakfak, Kaimana, Kabupaten Manokwari Selatan, Kaupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Sorong dan Kota Sorong. Kemudian jika dilakukan keterbandingan terhadap target nasional yang Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 62
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia dalam “Visi Indonesia 2030” melalui Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 yang menargetkan angka harapan hidup menjadi 72 tahun pada akhir tahun 2014, maka masih terdapat jarak sejauh 3,27 tahun antara capaian angka harapan hidup Kabupaten Manokwari dan pencapaian target angka harapan hidup Indonesia tahun 2014. Kondisi seperti ini mengindikasikan bahwa status kesehatan penduduk di Kabupaten Manokwari masih memberikan sumbangan yang rendah terhadap pencapaian Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Daerah mengingat Kabupaten Manokwari merupakan ibukota dari Provinsi Papua Barat yang seharusnya mempunyai status kesehatan yang lebih baik, mengingat fasilitas dan akses terhadap pelayanan kesehatan umumnya lebih baik. Untuk menemukan penjelasan yang mendasar, perlu menggali lebih lanjut permasalahan lainnya termasuk kesadaran penduduk akan hidup sehat di Kabupaten Manokwari. Berbagai kejanggalan juga perlu diteliti lebih lanjut terutama terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perhitungan Angka Harapan Hidup sebagaimana terlihat pada gambar 10.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 63
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Gambar 10. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indikator Indeks Harapan Hidup
ht
tp :// w
w
Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa indeks harapan hidup sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab langsung seperti angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan dan juga angka kesakitan. Ketiga faktor penyebab langsung ini dalam kenyataannya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab tidak langsung. Misalnya, tingginya kematian bayi dan kematian ibu melahirkan berhubungan erat dengan indikator angka persalinan oleh tenaga kesehatan juga cakupan imunisasi pada bayi. Sedangkan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 64
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
tingginya angka kesakitan (angka morbiditas) berhubungan dengan indikator prevalensi penyakit menular. Kemudian pada tahap yang lebih komprehensif dan holistik, keseluruhan faktor penyebab langsung dan faktor penyebab tidak langsung ini sangat berkaitan erat dengan faktor-faktor penyebab yang mendasar yang dibedakan menjadi faktor fisik seperti ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan serta akses dan kualitas dari pelayanan kesehatan itu sendiri, dan faktor non fisik seperti perilaku dan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Angka Harapan Hidup merupakan fungsi matematis dari Angka Kematian. Panjangnya usia hidup secara negatif berhubungan dengan rendahnya Angka Kematian (bayi lahir mati, kematian bayi bawah 1 tahun, kematian anak balita di bawah lima tahun dan kematian ibu) dan tingginya Angka Kesehatan. Makin tinggi angka kesehatan menyebabkan makin rendahnya angka kematian sehingga memperbesar harapan untuk hidup. Informasi terkait Angka Kematian Bayi di Kabupaten Manokwari sangat sulit diperoleh. Satu-satunya data tentang angka kematian bayi di Kabupaten Manokwari diperoleh dari perkiraan angka kematian bayi hasil input angka harapan hidup Kabupaten Manokwari Tahun 2013 pada Program Mortpack. Menurut hasil input Program Mortpack, perkiraan angka kematian bayi di Kabupaten Manokwari pada tahun 2013 adalah sebesar 33,37 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih lebih tinggi dari perkiraan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 65
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
go .id
angka kematian bayi di Provinsi Papua Barat pada tahun yang sama (yakni sebesar 31,87 per 1000 kelahiran hidup). Suatu tantangan yang cukup besar jika ingin mencapai target MDGs Angka Kematian Bayi tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.
24,16
ab .
Kabupaten Fakfak
Angka Kematian Bayi
bp
Kabupaten/Kota
s.
Tabel 10. Perkiraan Angka Kematian Bayi di Provinsi Papua Barat Tahun 2013
28,33 35,82
Kabupaten Teluk Bintuni
32,77
Kabupaten Manokwari
33,37
Kabupaten Sorong
39,96
Kabupaten Sorong Selatan
33,68
Kabupaten Raja Ampat
39,96
.m
an
Kabupaten Teluk Wondama
ok
w ar ik
Kabupaten Kaimana
42,41
Kabupaten Maybrat
40,45
Kabupaten Manokwari Selatan
25,19
Kabupaten Pegunungan Arfak
23,71
Kota Sorong
19,37
Provinsi Papua Barat
31,87
ht
tp :// w
w
w
Kabupaten Tambrauw
Sumber : Perkiraan Angka Kematian Bayi Program Mortpack Tahun 2013
Angka kematian bayi baru lahir terutama disebabkan oleh antara lain infeksi dan berat bayi lahir rendah. Kondisi tersebut
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 66
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, pertolongan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan terlatih, dan perawatan bayi baru lahir (Kompas, 7 April 2005). Menurut data Susenas tahun 2013, angka persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih di Kabupaten Manokwari mencapai 73,02 persen, namun masih terdapat 26,97 persen balita yang lahir hanya mendapatkan pertolongan persalinan dari tenaga non paramedis seperti dukun, famili/keluarga, dan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan hanya tigaperempatnya saja, sedangkan kurang dari seperempat sisanya masih dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih. Ini perlu dikaji, apakah karena ketiadaan biaya, faktor budaya atau mencari mudahnya saja. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa 2 sampai 3 dari 10 balita di Kabupaten Manokwari masih memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena infeksi atau perawatan pasca persalinan yang kurang baik dibandingkan dengan yang ditolong oleh tenaga medis terlatih seperti dokter, bidan, maupun tenaga paramedis lain saat kelahirannya.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 67
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
Tabel 11. Persentase Penolong Kelahiran Terakhir di Kabupaten Manokwari Tahun 2012 – 2013
4. Dukun 5. Famili/Lainnya
5,54 15,67
29,69 43,33 N.A.
s.
26,72 51,27 0,81
7,11 18,86
ab .
Penolong Kelahiran (terakhir) 1. Dokter 2. Bidan 3. Paramedis Lain
2013
go .id
2012
bp
Indikator
w ar ik
Sumber: Hasil Olah Data Susenas, 2012-2013
ok
Kematian bayi juga dapat dicegah dengan mempertahankan kegiatan imunisasi pada bayi atau jika perlu ditingkatkan cakupannya
ht
tp :// w
w
w
.m
an
sehingga mencapai Universal Child Immunization (UCI) sampai di tingkat desa. Kementerian Kesehatan menetapkan bahwa imunisasi yang wajib diberikan adalah BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B. Waktu pemberiannya sudah ditetapkan secara bertahap. Imunisasi BCG diberikan satu kali pada anak usia 0-2 bulan. Imunisasi DPT dan Polio diberikan secara bersamaan pada usia kurang dari satu bulan dan berulang pada usia 2, 3, atau 4 bulan. Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak, yang diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih, dan kedua diberikan pada usia 5-7 tahun. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada usia 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Imunisasi campak pertama Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 68
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ab .
bp
s.
go .id
diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan imunisasi campak kedua diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, dan diare. Pemerintah Republik Indonesia menargetkan pemberian imunisasi dasar kepada 90 persen balita hingga akhir tahun 2014 (RPJMN 2010—2014). Gambar 11 menyajikan persentase balita yang pernah mendapatkan imunisasi dasar hingga tahun 2013 di Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat.
w ar ik
Gambar 11. Persentase Balita yang Mendapatkan Imunisasi Dasar di Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat Tahun 2013
86.98 76.98
w
.m
88.79 86.43 80.33 75.94
Prov Papua Barat
82.87 76.73 72.77 65.70
ht
tp :// w
w
100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
an
ok
Kab Manokwari
BCG
DPT
Polio
Campak
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Hepatitis B
Halaman 69
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Untuk Kabupaten Manokwari, belum ada satu pun imunisasi dasar yang telah menjangkau lebih dari 90 persen balita yang berarti belum melampaui target nasional pemberian imunisasi dasar. Hingga tahun 2013, capaian imunisasi campak baik di Kabupaten Manokwari maupun di Provinsi Papua Barat adalah yang paling terendah, yakni masing-masing baru mencapai 65,70 persen dan 76,73 persen. Karena itu wajar apabila Pemerintah Provinsi Papua Barat maupun Pemerintah Kabupaten Manokwari masih menggalakkan Pekan Imunisasi Campak pada balita. Selain permasalahan kematian bayi, faktor penyebab langsung lainnya yang berhubungan dengan Angka Harapan Hidup adalah Angka Kematian Ibu. Informasi terkait Angka Kematian Ibu di Kabupaten Manokwari sangat sulit diperoleh. Data yang tersedia hanyalah data estimasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari. Sebagai gambaran, Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari memperkirakan Angka Kematian Ibu di Kabupaten Manokwari tahun 2010 masih sekitar 405 per 100.000 kelahiran hidup, lebih tinggi dari angka nasional (228 per 100.000 kelahiran hidup hasil SDKI tahun 2007). Jika perkiraan Angka Kematian Ibu ini digunakan, maka target MDGs tahun 2015 yang menargetkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup sangat berat untuk dicapai. Perlu upaya yang terintegrasi untuk menurunkan Angka Kematian Ibu diantaranya melalui peningkatan taraf pengetahuan perempuan mengenai kesehatan dan kesehatan reproduksi, serta upaya peningkatan status sosial ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 70
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
peningkatan peran ibu dalam keluarga, serta peningkatan ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB). Adapun penyebab langsung yang berkaitan dengan Angka Kematian Ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Dari hasil survei (SKRT 2001) diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah pendarahan, hipertensi dalam kehamilan (eklampsia), infeksi, partus lama, dan komplikasi keguguran (Kompas, 7 April 2005). Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan pada saat hamil dan kehadiran serta pertolongan tenaga kesehatan yang terampil pada masa persalinan menjadi sangat penting. Pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan disertai dengan penerimaan imunisasi tetanus paling sedikit satu kali, penerimaan zat besi selama hamil serta melahirkan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sangat membantu mengatasi terjadinya kematian ibu. Faktor lain yang juga penting untuk meningkatkan status kesehatan ibu dan bayi adalah peningkatan Status Gizi. Status gizi anak balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah
ht
ditetapkan yaitu melalui pemeriksaan antropometri (Muhamad Thohar
Arifin, M.D, 2005). Apabila berat badan menurut umur sesuai
dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 71
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
disebut gizi kurang, dan apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk.
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Satu-satunya informasi tentang persentase balita kurang gizi di Kabupaten Manokwari diperoleh dari publikasi Indikator Kesejahteraan Daerah Provinsi Papua Barat Tahun 2010 yang diterbitkan oleh TNP2K Pusat. Menurut publikasi tersebut, persentase balita kurang gizi di kabupaten Manokwari pada tahun 2007 adalah sebesar 18,22 persen. Angka capaian ini terlihat jauh lebih baik dibanding angka capaian Provinsi Papua Barat pada tahun yang sama yang mencapai 23,20 persen maupun angka capaian nasional yang mencapai 18,40 persen. Penyebab kekurangan gizi pada anak biasanya disebabkan oleh kuantitas dan kualitas asupan makanan yang dikonsumsi dan tingkat kesehatan anak tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi gizi buruk adalah saat bayi hingga usia 2 tahun anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang seperti Air Susu Ibu (ASI). Gizi lebih juga harus diwaspadai
ht
tp :// w
w
w
karena akan berpengaruh terhadap kesehatan balita tersebut. Masalah akan timbul jika asupan energi lewat makanan jauh lebih besar dari pada energi yang diperlukan untuk beraktivitas, atau peningkatan gizi yang terjadi tidak disertai peningkatan aktifitas/bergerak. Ketahanan tubuh bayi sangat dipengaruhi oleh masukan gizi dan imunisasi yang diberikan. Masukan gizi yang baik untuk bayi berasal dari ASI. Air susu ibu disamping memenuhi kebutuhan akan gizi juga mengandung zat antibodi terhadap penyakit. ASI merupakan sumber zat gizi utama dan paling berperan pada masa-masa pertama Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 72
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
anak yang baru lahir hingga usia 2 tahun. Obat pencegah gangguan gizi pada bayi ini mengandung beberapa nutrien khusus bagi pertumbuhan otak bayi, seperti taurin, laktosa, omega-3 asam linoleat
go .id
alfa, dan asam lemak ikatan panjang antara lain DHA (Docosahexanoic
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
Acid) dan AA (Arachidonic Acid) yang ke semua nutrien tersebut tidak bisa didapat dari susu sapi atau fomula. Kalaupun ada itupun hanya dengan komposisi yang sangat sedikit. Berbagai fakta ilimiah membuktikan bayi dapat tumbuh lebih sehat dan cerdas jika diberi ASI secara ekslusif pada 4 – 6 bulan pertama kehidupannya. Ekslusif artinya adalah pada kurun waktu tersebut bayi hanya mengkonsumsi ASI saja dan tidak diberi tambahan makanan cairan apapun seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, maupun tambahan makanan seperti pisang, bubur susu, biskuit, maupun nasi tim.
.m
an
Tabel 12. Lama Balita Menyusui di Kabupaten Manokwari Tahun 2012-2013
w
Indikator
ht
tp :// w
w
1. % disusui ≤ 5 bulan 2. % disusui 6-11 bulan 3. % disusui 12-17 bulan 4. % disusui 18-23 bulan 5. % disusui ≥ 24 bulan
2012
2013
3,76 4,35 35,23 21,63 35,03
3,83 7,28 26,55 10,93 51,40
Sumber: Hasil Olah Data Susenas 2012-2013
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 73
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Bayi yang diberi ASI secara khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal itu disebabkan zatzat kekebalan tubuh di dalam ASI memberikan perlindungan langsung melawan serangan penyakit. Sifat lain dari ASI yang juga memberikan perlindungan terhadap penyakit adalah penyediaan lingkungan yang ramah bagi bakteri ”menguntungkan” yang disebut ”flora normal”. Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya. Tambahan lagi, telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur-unsur di dalam ASI yang dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit menular dan membantunya agar bekerja dengan benar Menurut Harun Yahya (2006) dalam artikelnya menyebutkan bahwa kelebihan yang diberikan ASI kepada bayi di antaranya adalah kandungan minyak
.m
an
ok
omega-3 asam linoleat alfa dalam ASI yang merupakan zat penting bagi otak dan retina manusia. Dari data Susenas tahun 2013 diketahui bahwa 51,40
ht
tp :// w
w
w
persen balita di Kabupaten Manokwari disusui lebih dari 2 tahun, sedangkan 37,48 persen disusui selama 1-2 tahun dan sisanya sebanyak 11,11 persen balita hanya mendapatkan asupan ASI dari ibunya kurang dari 12 bulan. Situasi ini sangat menggembirakan karena tingkat kesadaran orang tua terutama ibu untuk memberikan asupan gizi terbaik bagi si kecil makin baik jika dibandingkan dengan tahun 2012. Dengan kata lain semakin panjang usia pemberian ASI terutama ASI ekslusif 4 – 6 bulan pertama akan menjamin tercapainya pertumbuhan otak secara optimal, sehingga diharapkan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 74
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
pengembangan potensi anak dapat berjalan baik dan semakin optimal pula. Namun demikian pemberian ASI kadang terpaksa tidak dilakukan dengan optimal. Hal ini terjadi karena meninggalnya ibu pasca persalinan, ASI yang tidak keluar ataupun jika keluar tapi tidak memenuhi kebutuhan bayi dan anak, atau karena alasan pekerjaan dan penampilan. Selain melalui Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu, status kesehatan penduduk yang diinterpretasikan melalui Indeks Harapan Hidup juga berhubungan dengan variabel Angka Morbiditas (Angka Kesakitan) yang menunjukkan banyaknya penduduk yang mengalami keluhan kesehatan, sehingga mengakibatkan gangguan terhadap aktivitas sehari-hari.
an
ok
Tabel 13. Indikator Kesakitan di Kabupaten Manokwari Tahun 2012-2013 Penduduk dgn keluhan kesehatan (%) Angka Morbiditas (%)
23,87 15,47
Rata-Rata Lama Sakit (hari)
1,68
19,84 10,25 5,84
w
tp :// w
3.
2013
w
1. 2.
2012
.m
Indikator
ht
Sumber: Hasil Olah Data Susenas 2012-2013
Secara umum, angka morbiditas atau angka kesakitan penduduk Kabupaten Manokwari menurun dari 15,47 persen pada tahun 2012 menjadi 10,25 persen pada tahun 2013. Angka kesakitan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 75
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
Pembangunan Manusia Bidang Pendidikan
ab .
3.4.
bp
s.
go .id
penduduk Kabupaten Manokwari menempati posisi terendah kelima di wilayah Provinsi Papua Barat setelah Kabupaten Fakfak, Maybrat, Sorong Selatan dan Tambraw. Capaian ini mengindikasikan bahwa ada peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten Manokwari, seiring dengan ketersediaan tenaga-tenaga medis seperti dokter umum, dokter ahli, perawat maupun bidan yang semakin meningkat jumlahnya.
w ar ik
Di bidang pendidikan, setidaknya ada beberapa indikator yang bisa mencerminkan kualitas dasar dari pendidikan. Kualitas pendidikan yang digunakan sebagai standar Indek Pembangunan
ok
Manusia (IPM) dicerminkan oleh Angka Melek Huruf (literacy rate – AMH), rata-rata lama sekolah (mean years of schooling – MYS) dan
ht
tp :// w
w
w
.m
an
Angka Partisipasi Murni (net enrolment rate – APM). Secara umum, Indeks Pendidikan di Kabupaten Manokwari (yang merupakan indeks komposit dari Indeks Melek Huruf dan Indeks Rata-Rata Lama Sekolah) mengalami peningkatan pada tahun 2012. Pada tahun 2013, Indeks Pendidikan Kabupaten Manokwari adalah sebesar 79,14, meningkat sebesar 0,83 persen dari tahun 2012 yang hanya sebesar 78,31. Peningkatan Indeks Pendidikan ini merupakan dampak dari meningkatnya capaian Angka Melek Huruf sebesar 0,95 persen dari tahun 2012 yang sebesar 89,03 persen menjadi 89,98 persen pada tahun 2013, dengan peningkatan rata-rata lama sekolah hanya sebesar 0,19 tahun. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 76
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
Tabel 14. Komponen Indeks Pendidikan Kabupaten Manokwari Tahun 2012-2013 89,03 89,03 8,53 56,89 78,31
89,98 89,98 8,62 57,46 79,14
go .id
Angka Melek Huruf (%) Indeks Melek Huruf Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) Indeks Rata-Rata Lama Sekolah Indeks Pendidikan
2013
s.
1. 2. 3. 4. 5.
2012
bp
Indikator
w ar ik
ab .
Sumber: Hasil Olah Data Susenas 2012-2013
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
Untuk menemukan penjelasan yang mendasar mengenai indikator pembangunan manusia bidang pendidikan, maka perlu diteliti lebih lanjut terutama terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perhitungan Indeks Pendidikan sebagaimana terlihat pada gambar 12. Indeks Pendidikan yang dihasilkan dari indeks komponen Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah dipengaruhi secara langsung oleh tingkat partisipasi sekolah, terutama oleh angka partisipasi murni pada masing-masing jenjang pendidikan formal. Sedangkan secara tidak langsung, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah tenaga pengajar/guru, kualitas tenaga pengajar dan mutu kurikulum pengajaran.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 77
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Gambar 12. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indikator Indeks Pendidikan
.m
Angka Partisipasi Murni
ht
tp :// w
w
w
Dalam kurun waktu 7 tahun terakhir, Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA cenderung mengalami tren meningkat. Pola dan tren peningkatan APM dapat dilihat pada gambar 13 berikut.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 78
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
Gambar 13. Trend APM Kabupaten Manokwari Tahun 2007 – 2013 2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
go .id
100.00 90.00
s.
80.00
bp
70.00
ab .
60.00 50.00
w ar ik
40.00 30.00 20.00
ok
10.00
APM SMP
APM SMA
w
.m
an
APM SD
ht
tp :// w
w
Pada jenjang pendidikan SD, nilai APM tidak mengalami peningkatan yang berarti karena memang sejak awak nilai capaiannya sudah tinggi, yaitu 83,99 persen pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 90,18 persen pada tahun 2013. Ini berarti masih ada sebesar 9,82 persen anak usia 7-12 tahun yang tidak memperoleh pendidikan SD. Jumlah ini akan semakin besar jika kita memasukkan jenjang pendidikan SMP sebagai bagian dari pendidikan dasar yang wajib. APM untuk SMP hanya sebesar 61,01 persen meningkat dari 45,26 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 79
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
persen pada tahun 2007. Sedangkan untuk APM tingkat SMA lebih rendah lagi yaitu hanya 53,98 persen meningkat dari 36,92 persen pada tahun 2007. Berdasarkan gambar 13, kita dapat menyimpulkan bahwa APM yang semakin rendah pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi memberikan indikasi bahwa tingkat keberlanjutan pendidikan ke tingkat sekolah yang lebih tinggi masih rendah, serta pemerataan dan perluasan akses pendidikan juga masih sangat terbatas. Satu hal penting lainnya yang seringkali diabaikan adalah bahwa angka partisipasi tidak serta merta mencerminkan kualitas pendidikan. Angka partisipasi ini hanya mencerminkan seberapa banyak anak di usia tertentu terdaftar dan tercatat sebagai siswa pada sekolah dan menunjukan tingkat pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi semua warga. Tidak lebih dari itu. Karena pada kenyataannya, tercatatnya seorang anak sebagai siswa tidak serta merta menunjukan tingkat kehadiran di sekolah dan dengan hadir di sekolah pun tidak berarti bisa mengikuti dan memahami pelajaran yang diberikan dengan baik.
Rata-Rata Lama Sekolah (MYS)
ht
Menurut data Susenas tahun 2013, tercatat sebesar 28,93 persen penduduk berusia 10 tahun ke atas telah menamatkan jenjang pendidikan SMA atau sederajat. Sementara tamatan SMP sebesar 17,52 persen dan tamatan SD hanya sebesar 17,54 persen. Susunan proporsi ini jauh berbeda dengan data pada tahun 2007, dimana Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 80
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
tamatan SMA hanya sebesar 13,18 persen dan yang paling banyak adalah tamatan SD yang mencapai 16,20 persen. Fakta ini menunjukan bahwa ada perbaikan dalam jumlah tamatan SMA yang berarti semakin banyak penduduk yang bersekolah formal lebih lama. Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas pada tahun 2013 adalah 8,62 tahun meningkat dari 7,19 tahun pada tahun 2007. Indikator ini (yakni rata-rata lama sekolah) meskipun menyembunyikan variasi, rentang dan distribusi pendidikan dalam populasi tetapi dianggap cukup baik dalam memberikan gambaran tentang kemajuan dalam pembangunan manusia khususnya bidang pendidikan.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 81
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Gambar 14. Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Manokwari Tahun 2008 – 2013 Dibandingkan dengan Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Fakfak, Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat
ht
tp :// w
w
Jika kita bandingkan dengan kabupaten/kota lainnya seperti Kabupaten Fakfak dan Kota Sorong, maka pencapaian rata-rata lama sekolah Kabupaten Manokwari masih tergolong rendah. Capaian rata-rata lama sekolah Kabupaten Manokwari hanya lebih tinggi sedikit dibanding capaian Provinsi Papua Barat dalam empat tahun terakhir.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 82
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Rendahnya rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Manokwari erat kaitannya dengan masih rendahnya tingkat keberlanjutan siswa ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau rendahnya APM pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: dengan tidak melanjutkan pendidikan lebih tinggi, seorang siswa tidak akan memperoleh ratarata lama sekolah (MYS) yang lebih panjang. Jika ini terjadi pada banyak siswa yang dicerminkan oleh semakin rendahnya APM pendidikan yang lebih tinggi maka rata-rata lama sekolah di tingkat Kabupaten Manokwari tentu akan lebih rendah. Maka kemudian menjadi sangat penting bagi pemerintah untuk memberikan perhatian yang lebih besar untuk meningkatkan tingkat keberlanjutan siswa ke pendidikan yang lebih tinggi. Setidaknya ada beberapa penyebab rendahnya tingkat keberlanjutan, antara lain rendahnya tingkat ketersediaan sekolah (selain sekolah dasar) di daerah-daerah, mahalnya proses memasuki sekolah baru yang lebih tinggi, serta tuntutan sebagian orang tua agar anaknya membantu bekerja sebelum menyelesaikan pendidikan dasar wajib 9 tahun.
Angka Melek Huruf (AMH)
ht
Indikator ini merupakan salah satu indikator output bidang pendidikan yang memberikan gambaran kualitas sumber daya manusia. Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari angka melek huruf yang didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 15
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 83
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin maupun huruf lainnya. Persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis di Kabupaten Manokwari memang cukup tinggi, yakni sebesar 93,90 persen (tahun 2013). Namun lagi-lagi angka ini masih lebih rendah dari angka capaian Provinsi Papua Barat (yakni sebesar 95,92 persen), dan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat seperti Kota Sorong (99,39 persen), Kabupaten Fakfak (98,96 persen), Kabupaten Kaimana (97,72 persen), Kabupaten Raja Ampat (98,95 persen), Kabupaten Sorong (95,93 persen) dan bahkan dengan Kabupaten Maybrat sekalipun (95,53persen). Pada era modern seperti saat ini, sangat susah dijumpai seseorang yang tidak bisa membaca dan menulis. Kemampuan untuk bisa membaca dan menulis sudah menjadi kebutuhan dasar yang sangat melekat pada setiap individu. Namun, untuk meningkatkan kualitas pendidikan sangat tidak cukup hanya mengandalkan angka melek huruf. Menarik untuk dicermati adalah bahwa dengan kondisi rata-rata lama sekolah yang lebih tinggi dari angka capaian Provinsi Papua Barat, namun angka melek huruf Kabupaten Manokwari jauh tertinggal dibawah angka capaian Provinsi Papua Barat. Telaah secara lebih mendalam terhadap fenomena menarik ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan formal yang lebih lama ternyata tidak serta merta menunjukan tingkat kemampun membaca dan menulis yang lebih baik.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 84
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
Pembangunan Manusia Bidang Perekonomian
.m
3.5.
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Gambar 15. Angka Melek Huruf Kabupaten Manokwari Tahun 2008 – 2013 Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi Papua Barat
ht
tp :// w
w
w
Dalam paradigma pembangunan manusia, pendapatan adalah alat untuk menguasai sumber daya agar dapat hidup dengan layak. Semakin besar pendapatan, maka semakin besar pula jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk mendukung standar hidup yang layak. Sumber daya atau barang dan jasa itu sendiri harus pula dilihat sebagai wahana untuk meningkatkan kemampuan individu dari segi pendidikan, keterampilan, kesehatan, kemampuan dalam pergaulan di masyarakat, dan lain sebagainya bukan barangnya itu sendiri. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 85
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Dalam konteks inilah pendapatan sebagai proksi dari dimensi standar hidup yang layak, dipilih sebagai salah satu indikator pembangunan manusia, yakni Indeks Pendapatan. Keterkaitan antara pendapatan perkapita dengan pembangunan manusia dapat dijelaskan sebagai berikut: semakin tinggi pendapatan perkapita suatu daerah, maka semakin tinggi pula tingkat pembangunan manusia. Sebaliknya semakin tinggi tingkat pembangunan manusia maka semakin tinggi pula pendapatan perkapitanya. Namun hubungan tersebut tidak bersifat otomatis. Ada daerah dengan pendapatan perkapita yang rendah tapi memiliki tingkat capaian pembangunan manusia (IPM) yang cukup tinggi. Sebaliknya ada juga daerah dengan pendapatan perkapita yang relatif tinggi tetapi capaian pembangunan manusianya tidak seimbang. Pendapatan perkapita yang diproksi dengan pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan, selama beberapa tahun terakhir menunjukan trend yang meningkat. Tahun 2004 pengeluaran perkapita riil Kabupaten Manokwari termasuk rendah yakni sebesar Rp. 573.800,- sementara pada tahun 2013 sudah jauh meningkat menjadi Rp.592.860,- Dalam lingkup wilayah Provinsi Papua Barat, tingkat pengeluaran perkapita riil Kabupaten Manokwari menempati posisi terendah keenam setelah Kabupaten Maybrat, Manokwari Selatan, Raja Ampat, Pegunungan Arfak dan Tambraw. Daerahdaerah yang rendah pendapatan perkapitanya umumnya memiliki tingkat kesulitan geografis yang cukup tinggi, seperti akses ke pasar yang cukup sulit. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 86
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Gambar 16. Pengeluaran Perkapita Riil Kabupaten Manokwari Tahun 2004 – 2013 dan Keterbandingannya dengan Provinsi Papua Barat
tp :// w
w
w
.m
an
ok
Berbeda halnya dengan tingkat pendapatan perkapita yang trendnya terlihat terus mengalami peningkatan, namun untuk laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas justru memperlihatkan trend yang sebaliknya. Laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas atas dasar harga konstan Kabupaten Manokwari sepanjang periode tahun 20082012 terus mengalami penurunan, dari sebesar 10,20 persen pada tahun 2008, kemudian turun menjadi 10,09 persen pada tahun 2009,
ht
dan terus turun menjadi hanya sebesar 8,51 persen pada tahun 2012 untuk kemudian naik kembali menjadi 9,59 persen pada tahun 2013.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 87
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Gambar 17. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab Manokwari Tahun 2007 – 2013
ht
tp :// w
w
w
.m
an
Berfluktuatifnya laju pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh meningkatnya laju pertumbuhan penduduk sebagai akibat dari masih tingginya tingkat kelahiran di Kabupaten Manokwari. Upaya meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat tidak hanya diukur dari aspek laju pertumbuhan ekonomi semata tetapi yang lebih penting pada seberapa jauh geliat perekonomian dapat dinikmati oleh masyarakat sehingga aspek pemerataan dan pola konsumsi masyarakat merupakan hal yang selalu terkait untuk dicermati. Asumsi bahwa laju pertumbuhan ekonomi akan mampu meningkatkan pendapatan rata-rata masyarakat terkadang masih memiliki suatu peluang untuk memunculkan suatu masalah Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 88
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
ketimpangan pendapatan. Dari pengukuran disparitas (ketimpangan) pendapatan penduduk dengan menerapkan indeks Gini Ratio pada masyarakat Kabupaten Manokwari sepanjang tahun 2013, terbukti bahwa pertumbuhan ekonomi di atas ternyata tidak diimbangi dengan pemerataan pembagian pendapatan dalam masyarakat. Dan hal ini justru akan membuat kesenjangan semakin melebar antar kelompok pendapatan. Dalam kurun waktu tahun 2007 – 2013, angka gini ratio Kabupaten Manokwari menunjukan keecenderungan meningkat. Dari hanya sebesar 0,38 pada tahun 2007 meningkat menjadi 0,42 pada tahun 2013. Dengan semakin meningkatnya angka gini rasio dari tahun ke tahun jelas mengindikasikan bahwa telah terjadi ketimpangan dalam pola distribusi pendapatan masyarakat yang semakin melebar.
ht
tp :// w
w
w
.m
an
Gambar 18. Angka Gini Rasio Kab Manokwari Tahun 2007 – 2013
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 89
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Pendekatan lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemerataan pendapatan adalah Tingkat Kemerataan Menurut Bank Dunia. Bank Dunia mengelompokkan penduduk ke dalam tiga kelompok sesuai dengan besarnya pendapatan, yakni 40% penduduk dengan pendapatan terendah, 40% penduduk dengan pendapatan menengah dan 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi. Ketimpangan pendapatan diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan penduduk dari kelompok penduduk yang berpendapatan 40% terendah dibandingkan dengan total pendapatan seluruh penduduk. Apabila persentasenya kurang dari 12 persen, maka termasuk dalam kategori ketimpangan tinggi, apabila berada diantara 12-17 persen kategori ketimpangan sedang dan apabila lebih dari 17 persen maka kategori ketimpangan rendah.
.m
an
Tabel 16. Ukuran Tingkat Pemerataan Pendapatan di Kabupaten Manokwari Menurut Bank Dunia Tahun 2012-2013 40 persen terbawah
w
w
Tahun
20 persen tertinggi
Gini Ratio
2012
15,84
37,68
46,48
0,47
2013
15,92
35,70
48,38
0,42
tp :// w ht
40 persen menengah
Sumber: Hasil Olah Data Susenas, 2012-2013
Dari tabel di atas terlihat bahwa meskipun terjadi penurunan koefisien gini dari 0,47 pada tahun 2012 menjadi 0,42 pada tahun Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 90
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
2013, namun status ketimpangan pendapatan masih pada posisi ketimpangan sedang. Menurut Oshima, jika nilai gini rasio di bawah 0,3 maka dikatakan ketimpangan rendah, jika nilai gini rasio berada antara 0,3 – 0,5 maka dikatakan ketimpangan sedang, dan bila nilai gini rasio di atas 0,5 maka dikatakan ketimpangan tinggi. Dilihat dari tingkat kemerataan menurut Bank Dunia pun, tingkat ketimpangan pendapatan di Kabupaten Manokwari juga masih termasuk dalam kategori ketimpangan sedang, hal ini ditunjukkan oleh proporsi pengeluaran dari kelompok penduduk 40 persen terbawah terhadap total pengeluaran seluruh penduduk yang masih berada antara 12 – 17 persen selama tahun 2012 – 2013. Kondisi ini bisa dikatakan sebagai “ketimpangan moderat”. Artinya selama tahun 2012 – 2013 ketimpangan pendapatan di Kabupaten Manokwari mengalami sedikit perubahan menuju kondisi yang membaik, meskipun perbaikan pendapatan sebagian besar terjadi pada kelompok 20 persen pendapatan tertinggi, namun setidaknya juga terjadi perbaikan pendapatan pada kelompok 40 persen pendapatan terendah.
3.6.
Perkembangan Indeks Komponen IPM
ht
Perkembangan capaian IPM dari tahun ke tahun dipengaruhi oleh perubahan indikator-indikator pembentuk IPM yaitu Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan, dan Indeks Pendapatan. Perubahan masing-masing indikator komponen IPM ini berbeda-beda bergantung pada program pembangunan mana yang diprioritaskan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 91
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
apakah di bidang kesehatan, pendidikan atau perekonomian.
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Gambar 19. Pentagon Indeks Komponen IPM Kab Manokwari Tahun 2009 – 2013
tp :// w
w
w
Gambar 19 di atas memperlihatkan bahwa Indeks Pendidikan adalah indeks komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam peningkatan capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten
ht
Manokwari sepanjang periode tahun 2008 – 2013, dengan nilai capaian rata-rata sebesar 77,45. Sedangkan Indeks Perekonomian adalah indeks komponen IPM yang memberikan kontribusi terkecil dari tahun ke tahun, dengan nilai capaian rata-rata hanya sebesar 53,10. Sementara jika dilihat dari laju pertumbuhan dari masingIndeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 92
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
masing indikator komponen tersebut, terlihat bahwa Indeks Pendidikan adalah indeks komponen dengan laju pertumbuhan tertinggi di tahun 2013 dan tercepat dari tahun ke tahun, dengan nilai pertumbuhan tahun 2013 sebesar 1,06 persen dibanding tahun 2012 dan nilai pertumbuhan rata-rata sebesar 1,43 persen. Sedangkan Indeks Kesehatan, selain memiliki nilai capaian tertinggi kedua setelah Indeks Pendidikan juga memiliki nilai pertumbuhan tercepat kedua setelah Indeks Pendidikan, yakni sebesar 0,62 persen per tahunnya. Sedangkan Indeks Perekonomian, selain memiliki nilai capaian yang terkecil di tahun 2013, ternyata secara rata-rata dari tahun ke tahun juga memiliki nilai pertumbuhan terlambat dengan nilai pertumbuhan rata-rata sebesar 0,52 persen per tahunnya.
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
Gambar 20. Pentagon Indeks Indikator Komponen IPM Kab Manokwari Tahun 2009 – 2013
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 93
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Gambar 20 di atas memperlihatkan bahwa indikator komponen pembentuk Indeks Pendidikan merupakan indikator komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam pencapaian indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Manokwari sepanjang periode tahun 2009 – 2013. Indikator Angka Melek Huruf (AMH) sebagai penyumbang duapertiga Indeks Pendidikan adalah indikator komponen yang memberikan kontribusi terbesar, sedangkan indikator Rata-Rata Lama Sekolah (MYS) sebagai penyumbang sepertiga Indeks Pendidikan adalah indikator komponen yang memberikan kontribusi terkecil. Hal ini mengindikasikan bahwa upaya pembangunan di bidang pendidikan ternyata cukup nyata dan berdampak positif di masa mendatang. Penurunan angka putus sekolah dari tahun ke tahun dan peningkatan angka melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi tampaknya harus terus digalakkan dan lebih diprioritaskan dari sekedar upaya penuntasan buta aksara guna menunjang pencapaian rata-rata lama tahun bersekolah (MYS) yang cukup membanggakan, dan pada akhirnya akan memberikan angka pencapaian Indeks Pendidikan yang terus membaik, karena faktanya rendahnya pencapaian rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Manokwari erat kaitannya dengan masih rendahnya tingkat keberlanjutan siswa ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan juga masih tingginya angka putus sekolah pada jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan untuk Indeks Perekonomian (PPP), yang memberikan kontribusi yang tidak berbeda jauh dan hanya sedikit Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 94
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
lebih besar dibanding indikator rata-rata lama sekolah kemungkinan disebabkan oleh belum membaiknya perekonomian masyarakat yang kemudian berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Manokwari yang masih relatif lambat. Relatif lambatnya peningkatan kemampuan daya beli masyarakat ini, kemungkinan lebih disebabkan oleh faktor-faktor eksternal dari luar Kabupaten Manokwari, seperti belum mantapnya kebijakan makro ekonomi nasional. Padahal dalam situasi perekonomian Kabupaten Manokwari yang semakin membaik selama 5 tahun terakhir, meskipun masih memperlihatkan laju pertumbuhan yang melambat, ekspetasi pencapaian indikator kemampuan daya beli masyarakat sebenarnya diharapkan lebih dari kisaran Rp.592.860,- . Untuk itu tampaknya Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari harus menyiapkan strategi dan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat terutama masyarakat miskin, seperti menyiapkan program ketahanan pangan yang berkelanjutan, mempertahankan kemampuan daya beli masyarakat miskin, mengaktifkan kembali program subsidi bantuan langsung tunai (BLT) atau terakhir popular dengan nama bantuan langsung masyarakat (BLSM) yang terbukti efektif meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat. Sementara untuk Indikator Harapan Hidup meskipun merupakan indikator komponen yang memberikan kontribusi terbesar kedua setelah indikator komponen angka melek huruf, namun laju pertumbuhannya dari tahun ke tahun adalah yang paling lambat, dengan rata-rata pertumbuhan hanya sebesar 0,62 persen per Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 95
Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
tahun. Pencapaian angka harapan hidup Kabupaten Manokwari dewasa ini masih belum begitu menggembirakan walaupun terdapat peningkatan yang cukup signifikan, tetapi belum mampu mencerminkan bahwa kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Manokwari dapat dikatakan cukup baik. Menurut data Susenas tahun 2013, capaian angka harapan hidup Kabupaten Manokwari baru mencapai 68,73 tahun, meningkat sedikit dibanding tahun 2012 yang hanya mencapai 68,58 tahun. Tampaknya diperlukan upaya yang bersifat komprehensif dan lintas sektor, agar perbaikan derajat kesehatan yang ditunjukkan dengan meningkatnya angka harapan hidup dan terus menurunnya angka kematian bayi, angka kematian ibu dan angka morbiditas secara konsisten dapat terwujud di masa mendatang. Atau dalam perspektif peningkatan derajat kesehatan, upaya menurunkan tingkat kematian bayi dan ibu secara bertahap harus terus menjadi prioritas, begitu pula halnya dengan penanganan status gizi pada balita dari waktu ke waktu agar terus ditingkatkan, dengan tidak mengabaikan program-program lain yang bersentuhan langsung dengan perbaikan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Manokwari guna memperkecil angka morbiditas.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 96
Penutup
Bab IV.
go .id
PENUTUP
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
IPM merupakan indikator penting yang dapat digunakan untuk melihat upaya dan kinerja program pembangunan secara menyeluruh di suatu wilayah. Dalam hal ini IPM dianggap sebagai gambaran dari hasil program pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya. Demikian juga kemajuan program pembangunan dalam suatu periode dapat diukur dan ditunjukkan oleh besaran IPM pada awal dan akhir periode tersebut. IPM merupakan ukuran untuk melihat dampak kinerja pembangunan wilayah yang mempunyai dimensi yang sangat luas, karena memperlihatkan kualitas penduduk suatu wilayah dalam hal harapan hidup, intelektualitas dan standar hidup layak. Dalam perencanaan pembangunan, IPM juga berfungsi dalam memberikan tuntunan dalam menentukan prioritas dalam merumuskan kebijakan dan menentukan program. Hal ini juga merupakan tuntunan dalam mengalokasikan anggaran yang sesuai dengan kebijakan umum yang telah ditentukan oleh pembuat kebijakan dan pengambil keputusan. Indikator IPM merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk menilai kualitas pembangunan manusia, baik dari Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 97
Penutup
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
sisi dampaknya terhadap kondisi fisik manusia (kesehatan dan kesejahteraan) maupun yang bersifat non-fisik (intelektualitas). Pembangunan yang berdampak pada kondisi fisik masyarakat diharapkan tercermin dalam angka harapan hidup dan kemampuan daya beli, sedangkan untuk dampak non-fisiknya (intelektualitas) bisa dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh masyarakat. Namun perlu diingat bahwa IPM bukanlah satu-satunya alat ukur untuk menilai keberhasilan dalam pembangunan manusia. Karena dimensi pembangunan manusia yang diukur oleh IPM hanya meliputi tiga indikator saja, yaitu kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Aspek-aspek lain seperti kesetaran jender, tingkat partisipasi masyarakat, kesehatan mental dan lainnya. Sehingga evaluasi dalam pembangunan manusia perlu juga melihat indikator-indikator lain. Penyusunan publikasi ini merupakan salah satu langkah awal sebuah proses jangka panjang menuju masyarakat Kabupaten Manokwari yang sejahtera. Langkah ini perlu diteruskan dan diikuti dengan langkah-langkah lanjutannya. Melalui publikasi ini diharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari dapat dengan lebih mudah menemukenali permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Hanya pemerintah yang sadar akan keadaan dirinya sendiri yang mampu merumuskan program kerja yang relevan dan efektif. Sebagai langkah awal, tinjauan keadaan pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari ini memang belum sempurna, tetapi langkah awal ini sudah pada arah yang benar. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 98
Penutup
4.1
Prioritas Pertama : Bidang Perekonomian
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Berdasarkan pembahasan pada Bab 3, terlihat bahwa dari data pencapaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari sepanjang periode tahun 2009 – 2013, bisa disimpulkan bahwa pencapaian Indeks Perekonomian (indeks daya beli) belum menggembirakan dan paling lamban serta memberikan kontribusi yang paling kecil dibandingkan dengan Indeks Pendidikan maupun Indeks Kesehatan, sehingga wajar jika Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Prof. Armida Salsiah Alisjahbana mengatakan bahwa peningkatan daya beli merupakan kunci untuk meningkatkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), karena melihat capaian indeks pendidikan dan indeks kesehatan yang sudah cukup tinggi. Begitu pula halnya dalam menyusun program-program kerja ke depan, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari juga perlu memberikan prioritas utama dalam upaya meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat guna meningkatkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari. Satu-satunya instrumen untuk meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat adalah pendapatan. Karena pendapatan menjadi ukuran untuk melihat sejauhmana daya beli masyarakat meningkat atau tidak. Sedangkan tingkat pendapatan masyarakat itu sendiri diukur dari seberapa besar pendapatan tersebut bisa memenuhi kebutuhan terhadap 27 komoditas. Maksudnya, apakah pendapatan yang diperoleh bisa memenuhi kebutuhan seperti membeli beras Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 99
Penutup
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
lokal, daging sapi, daging ayam, membayar listrik, membayar sewa rumah, membeli air minum, membeli ikan atau komoditas lainnya. Manakala masyarakat bisa memenuhi kebutuhan 27 komoditas tersebut, maka bisa dikatakan indeks daya beli masyarakat bagus atau membaik. Namun daya beli tidaklah berdiri sendiri, karena ia merupakan tujuan akhir. Sedangkan proses untuk mencapai daya beli itu sendiri ada pada pengembangan perekonomian. Peningkatan indeks perekonomian (indeks daya beli) merupakan akibat dari pengembangan perekonomian. Sementara berbicara persoalan perekonomian, ia pun tidak berdiri sendiri karena saling terkait dengan kondisi ekonomi makro nasional. Bila terjadi guncangan ekonomi makro nasional, maka dengan sendirinya memberikan pengaruh kepada perekonomian Kabupaten Manokwari. Hal serupa juga menyangkut kebijakan investasi, masalah kepastian hukum, dan sebagainya. Singkat kata, kebijakan ekonomi tidaklah berdiri tunggal, karena sangat bergantung kepada ekonomi makro nasional dan kebijakan pemerintah pusat. Atas dasar hal tersebut di atas, maka penting adanya untuk menyadarkan Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari terhadap lambannya pencapaian Indeks Perekonomian (indeks daya beli) di masyarakat. Atau jika dipandang perlu, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari dapat melakukan berbagai terobosan dan kebijakan. Misalnya, alokasi anggaran APBD bisa lebih difokuskan kepada peningkatan daya beli dengan merumuskan tujuan bersama Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 100
Penutup
dengan menempatkan para pemangku kepentingan (stakeholder) seperti organisasi kemasyarakatan (ormas), perguruan tinggi (akademisi) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai leading
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
sector dalam peningkatan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Manokwari. Upaya ini akan menjadikan para pemangku kepentingan sebagai ujung tombak dalam peningkatan daya beli masyarakat yang kemudian juga akan memunculkan kreativitas secara bersama-sama untuk membuat masyarakat lebih sejahtera. Atau juga misalnya dengan menciptakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya, karena faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat adalah lapangan pekerjaan yang pada akhirnya akan mendatangkan penghasilan atau upah bagi masyarakat.
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
Untuk itu, diperlukan adanya employment generating growth strategy yang meliputi (a) komitmen politik untuk mencapai kesempatan kerja penuh; (b) pembangunan sumber daya manusia, termasuk pelatihan kembali tenaga kerja untuk mengantisipasi tantangan dan perubahan global; (c) pemberdayaan usaha kecil dan sektor informal; dan (d) meningkatkan akses pada tanah sebagai salah satu faktor produksi utama sektor pertanian. Untuk mewujudkan komitmen politik untuk mencapai kesempatan kerja penuh, perlu untuk secara sadar mengarahkan keputusan investasi publik dan instrumen kebijakan untuk mengarahkan dinamika sektor swasta pada penciptaan kesempatan kerja baru. APBD sebagai salah satu instrumen fiskal terpenting perlu
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 101
Penutup
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
difokuskan pada kegiatan-kegiatan prioritas yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja dan dapat menjadi media untuk membangun komitmen bersama antar para pemaku kepentingan (stakeholder). Di bidang sumber daya manusia, pelatihan kembali tenaga kerja professional dan teknisi seyogyanya diarahkan untuk meningkatkan pemahaman dan kemudian mengikuti standar kebutuhan teknis. Sementara untuk memperkuat sektor pertanian yang menjadi andalan Kabupaten Manokwari sebagai lapangan usaha yang paling besar menyerap tenaga kerja, pelatihan perlu diberikan kepada para petani melalui perbaikan lembaga penyuluhan kembali agar intensitas bimbingan dan penyuluhan dapat berkelanjutan. Upaya memperkuat usaha kecil dan sektor informal sebaiknya difokuskan pada perluasan akses terhadap kredit usaha kecil yang disertai dengan bimbingan. Langkah ini perlu difasilitasi pemerintah daerah terkait dengan penyelesaian kredit macet yang terjadi maupun pengembangan skim-skim lain yang dapat membuat kelompok usaha kecil memiliki kemampuan dalam mengelola kredit, termasuk di dalamnya pembinaan usaha kecil agar lebih memahami persyaratan administrasi dan keuangan. Pembinaan yang lain adalah pembinaan usaha bisnis terkait dengan pemasaran dan perbaikan mutu produk yang selama ini menjadi kendala utama usaha kecil. Akses pada tanah perlu diperluas dan diarahkan pada upaya untuk menjadikannya sebagai asset dalam pengertian yang luas yang bisa mendukung akses pada fasilitas kredit modal kerja. Sertifikasi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 102
Penutup
Prioritas Kedua : Bidang Kesehatan
w
4.2
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
tanah yang dimiliki para petani perlu diintensifkan dalam rangka membantu petani memperoleh kredit maupun bantuan lainnya. Akses terhadap tanah juga dapat dilakukan bagi buruh tani ataupun petani penggarap untuk dapat memiliki hak pakai dari lahan-lahan produktif yang tidak diusahakan. Dan terakhir, fokus juga perlu ditujukan kepada kelompokkelompok masyarakat yang rentan terhadap gejolak, khususnya kenaikan harga kebutuhan pokok. Kelompok ini termasuk ke dalam kelompok paling miskin sepanjang hidupnya yakni kelompok yang tidak pernah keluar dari garis kemiskinan. Kelompok ini perlu dibantu dengan subsidi pemerintah, baik melalui beras miskin (RASKIN), bantuan langsung tunai (BLT), pelayanan gratis kesehatan (JAMKESMAS), maupun jangkauan gratis akses pendidikan (BSM). Kelompok-kelompok ini umumnya terdapat di daerah-daerah tertinggal seperti di desa-desa dan distrik-distrik pedalaman.
ht
tp :// w
w
Bidang kesehatan adalah prioritas kedua setelah bidang perekonomian yang perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari, mengingat pencapaian Indeks Kesehatan masih lebih rendah dan juga masih memberikan kontribusi yang lebih kecil bila dibandingkan Indeks Pendidikan. Banyak dan kompleksnya permasalahan kesehatan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Manokwari akan membutuhkan penanganan bertahap dengan langkah-langkah yang strategis demi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 103
Penutup
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
memaksimalkan kapasitas fiskal, sumber daya manusia dan kelembagaan yang tersedia. Dengan latar belakang untuk memperbaiki capaian pembangunan manusia dan menyiapkan sumber daya manusia bagi pembangunan yang lebih bermakna maka langkah-langkah strategis tersebut perlu dilaksanakan secara fokus. Di bidang kesehatan, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari mesti lebih intensif dalam hal perbaikan angka harapan hidup dan penurunan angka kematian bayi dan ibu, yang banyak dipengaruhi oleh faktor pelayanan kesehatan, lingkungan dan perilaku masyarakat. Intervensi pelayanan diarahkan dalam rangka memperbaiki faktor lingkungan dan perilaku masyarakat. Pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, tempat praktek serta tersedianya tenaga-tenaga dokter, bidan dan tenaga paramedis lain hingga ke pelosok-pelosok daerah terpencil yang terletak di daerah pedalaman perlu ditingkatkan untuk menunjang kualitas kesehatan penduduk. Di bidang pelayanan kesehatan dasar, upaya-upaya pembangunan seyogyanya difokuskan pada peningkatan keselamatan ibu hamil dan ibu melahirkan guna menurunkan angka kematian ibu, pelayanan imunisasi ibu, bayi dan balita, pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan akses pada fasilitas dan sanitasi lingkungan. Terkait upaya peningkatan status gizi masyarakat, agenda mendesak yang perlu dilakukan adalah dengan cara pemantauan tumbuh kembang balita dan pemberian suplemen gizi. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 104
Penutup
Prioritas Ketiga : Bidang Pendidikan
bp
4.3
s.
go .id
Di bidang sumber daya manusia, prioritas perlu diberikan pada pengembangan tenaga paramedis yang handal. Hambatan yang dihadapi selama ini untuk merekrut tenaga medis dokter seyogyanya tidak dijadikan hambatan yang terlalu mengganggu dalam upaya memperbaiki sumber daya manusia kesehatan dan pelayanan kesehatan secara umum.
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
Meskipun Indeks Pendidikan merupakan indeks penyusun IPM yang paling cepat pertumbuhannya dan paling besar kontribusinya terhadap capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Manokwari sepanjang periode tahun 2009 – 2013, namun prioritas terhadap bidang pendidikan juga perlu dilakukan, mengingat indikator komponen penyusun Indeks Pendidikan, yakni rata-rata lama sekolah (MYS) merupakan indikator komponen yang pertumbuhannya paling lambat dan memberikan kontribusi yang paling kecil, bahkan lebih lambat dan lebih kecil bila dibandingkan dengan Indeks Perekonomian dengan indikator daya belinya. Di bidang ini, penurunan angka putus sekolah dan peningkatan angka keberlanjutan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus tetap menjadi prioritas yang utama, mengingat hal ini akan berdampak pada meningkatnya pencapaian angka rata-rata lama bersekolah penduduk usia sekolah di Kabupaten Manokwari, disamping terus melakukan upaya penuntasan buta huruf, dan juga
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 105
Penutup
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
upaya-upaya lainnya seperti pembangunan dan revitalisasi gedunggedung sekolah sebagai upaya meningkatkan partisipasi murid sekolah secara berkelanjutan. Memperbaiki akses dan pemerataan pendidikan di daerah dengan penduduk yang tinggal terpencar-pencar seperti Kabupaten Manokwari bukanlah masalah yang sederhana, dan akan memerlukan upaya yang berbeda dari upaya-upaya perluasan akses dan pemerataan di wilayah yang padat dan merata penduduknya. Dalam pembahasan bab sebelumnya, jarak tempuh menuju sekolah SD, SMP dan SMA terdekat masih merupakan salah satu alasan meningkatnya angka putus sekolah bagi masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil. Untuk mengatasi persoalan ini perlu dipikirkan pendekatanpendekatan yang tidak konvensional demi mendekatkan sekolah kepada tempat tinggal para siswa. Pendekatan melalui pembentukan sekolah terpadu yang mencakup SD dan SMP sebagaimana telah dikembangkan di banyak daerah terpencil merupakan satu alternatif kebijakan yang perlu dipertimbangkan secara serius di Kabupaten Manokwari. Lebih dari itu, bahkan untuk daerah yang benar-benar terpencil dapat dipertimbangkan sekolah-sekolah dengan ruang yang berisi multi kelas. Literatur internasional menunjukkan bahwa pendekatan ruang dengan multi kelas secara empiris dapat memfasilitasi proses pembelajaran dengan kualitas yang tidak kalah dari kelas konvensional. Pendekatan ini dapat mulai dicoba untuk diterapkan di daerah-daerah terpencil yang ada di Kabupaten Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 106
Penutup
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Manokwari. Upaya-upaya lainnya yang terbilang standar seperti perbaikan sekolah dan ruang kelas untuk menjaga kelayakan fisik tetap harus dilakukan untuk mempertahankan daya tampung dan mendukung proses pembelajaran yang lebih baik. Upaya peningkatan mutu dan efisiensi internal perlu dilakukan dan diarahkan pertama-tama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan menurunkan angka putus sekolah. Sulit dipungkiri bahwa upaya ini akan memerlukan upaya multidimensi yang meliputi ketersediaan dan perbaikan persebaran serta kualitas guru, penyediaan sarana penunjang dan media pembelajaran dan lain-lainnya. Dalam kaitan ini, dan dengan latar belakang kondisi guru utamanya dalam hal kualifikasinya, maka perbaikan mutu guru perlu ditempatkan pada prioritas tertinggi. Dalam konteks wilayah Kabupaten Manokwari, dengan disparitas antar wilayah di dalamnya, prioritas pelatihan guru perlu diberikan kepada mereka yang bertugas di sekolah-sekolah pelosok yang umumnya kualifikasi rata-ratanya lebih rendah dan bahkan seringkali gurunya tidak lengkap jumlahnya. Di tempat-tempat seperti ini kapasitas guru dituntut untuk lebih tinggi karena peran yang dimainkannya seringkali lebih banyak dibanding guru-guru di sekolah perkotaan yang relatif serba lebih lengkap. Dalam bab sebelumnya juga dikemukakan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan di masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan masih sangat kecil. Mereka lebih cenderung menyuruh anak-anak mereka untuk bekerja atau membantu mencari nafkah Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 107
Penutup
Kesimpulan
w ar ik
4.4
ab .
bp
s.
go .id
keluarga dibanding untuk menyuruh anak-anak mereka sekolah, bahkan terhadap anak-anak perempuan mereka, orangtua lebih cenderung menikahkan anak-anak perempuan mereka pada usia muda. Upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masyarakat pedesaan ini, tidak bisa dilepaskan dari upaya memperbaiki kualitas pendidikan itu sendiri. Secara singkat, perbaiki kualitas pendidikan kemudian tunjukkan kepada masyarakat bahwa bersekolah dan tidak akan memiliki perbedaan yang signifikan, maka masyarakat dengan sendirinya akan percaya pada pendidikan.
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
Sebagai langkah akhir dari penyusunan publikasi ini, dapat kami berikan beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut, Pertama, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari perlu menetapkan tujuan dan sasaran rinci pembangunan manusia. Berbagai rumusan yang terasa terlalu umum seperti meningkatkan pendidikan, kesehatan dan standar hidup yang layak, tidak banyak membantu. Tujuan dan sasaran yang lebih rinci tersebut bermanfaat dalam memproses penyusunan program/kegiatan pembangunan, perkembangannya dapat dimonitor dan hasilnya dapat dievaluasi secara terukur. Kedua, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari perlu
menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi, semacam social summit dalam rangka menggalang kesepakatan sosial pembangunan manusia
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 108
Penutup
di Kabupaten Manokwari. Melalui pertemuan yang inklusif dari
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
seluruh pemangku kepentingan (stakeholder), tujuan dan sasaran pembangunan manusia dapat diangkat menjadi komitmen politik semua pihak. Ketiga, pembagian kerja antara pemerintah daerah dan masyarakat di antara berbagai tingkatan pemerintahan perlu segera ditetapkan. Hal ini penting untuk menghindari duplikasi dan atau kekosongan dalam pelaksanaan pembangunan. Dalam pembagian kerja ini, perlu dipertimbangkan dua hal, yaitu keunggulan relatif masing-masing serta sinergi antar komponen tersebut. Sementara itu pembagian kerja antara pemerintah dengan swasta adalah dalam kaitannya dengan penyediaan barang dan jasa kepentingan bersama atau perseorangan. Sinergi juga diperlukan antara kegiatan swasta, pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar daya guna dan hasil
tp :// w
w
w
.m
an
guna pengeluaran swasta dan pemerintah meningkat. Keempat, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari perlu menyusun rencana dan biaya-biaya program pembangunan manusia serta strategi pembiayaannya. Taksiran kebutuhan dana pembangunan dan sumber dana pembangunan ini merupakan
ht
langkah awal menuju ke allocative efficiency and operational efficiency. Langkah ini juga akan menyadarkan kepada kita semua bahwa tidak ada daerah yang terlalu miskin untuk segera memulai pembangunan manusia. Kelima, program pembangunan manusia yang sekarang sedang dilaksanakan perlu dievaluasi efektivitas dan efisiensinya. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 109
Penutup
ht
tp :// w
w
w
.m
an
ok
w ar ik
ab .
bp
s.
go .id
Disamping itu, evaluasi juga perlu untuk pertanggung gugatan program-program pembangunan. Tidak pada tempatnya kalau kita dari tahun ke tahun selalu meningkatkan alokasi dana untuk program-program pembangunan yang ternyata tidak membantu memecahkan permasalahan riil yang dihadapi masyarakat. Hasil evaluasi juga dapat dimanfaatkan untuk menyusun pembiayaan program-program pembangunan ke depan. Semua itu penting untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna dari dana pembangunan yang masih terbatas.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
Halaman 110
w
tp :// w
ht .m
w ok
an
go .id
s.
bp
ab .
w ar ik
Lampiran
tp :// w
ht
an
.m
w
w
w
ok ar i
go .id
s.
bp
ka b.
Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009—2013 1 Angka
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
01.
Kab. Fakfak
70.16 70.52 70.88 71.24 71.33
02.
Kab. Kaimana
69.48 69.65 69.88 70.11 70.11
03.
Kab. Teluk Wondama
67.25 67.51 67.76 68.01 68.06
04.
Kab. Teluk Bintuni
67.88 68.21 68.54 68.88 68.90
05.
Kab. Manokwari
67.67 68.00 68.29 68.58 68.73
06.
Kab. Sorong Selatan
66.49 66.66 66.82 66.99 67.07
07.
Kab. Sorong
67.49 67.85 68.22 68.59 68.65
08.
Kab. Raja Ampat
09.
Kab. Tambrauw
10.
Kab. Maybrat
11
.m
Angka Harapan Hidup
No
Kab. Manokwari Selatan
71.01
Kab. Pegunungan Arfak
71.47
(4)
(5)
(6)
bp
ab .
w ar ik
66.15 66.31 66.48 66.48
an
ok
65.75 66.17 66.50 66.82 67.07
w
66.33 66.62 66.92 66.95
tp :// w
w
12
Kota Sorong Provinsi Papua Barat
71.53 71.95 72.36 72.52 72.80 68,20
68,51
68,81
69,14
69,14
ht
13
(7)
s.
(3)
go .id
2009 2010 2011 2012 2013
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
113
Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009—2013 2 Angka
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
01.
Kab. Fakfak
97.18 97.46 98.13 98.47 99.12
02.
Kab. Kaimana
95.49 95.50 96.91 96.99 97.49
03.
Kab. Teluk Wondama
83.13 84.05 84.18 85.12 85.79
04.
Kab. Teluk Bintuni
82.98 85.90 87.05 87.38 87.41
05.
Kab. Manokwari
85.67 87.79 88.77 89.03 89.98
06.
Kab. Sorong Selatan
88.20 88.32 88.43 88.45 88.56
07.
Kab. Sorong
91.40 91.69 91.76 91.84 92.09
08.
Kab. Raja Ampat
09.
Kab. Tambrauw
10.
Kab. Maybrat
11
.m
Angka Melek Huruf
No
Kab. Manokwari Selatan
77.45
Kab. Pegunungan Arfak
74.89
(4)
(5)
(6)
bp
ab .
w ar ik
77.15 77.33 77.38 77.72
an
ok
92.77 93.62 94.13 94.34 94.86
w
90.73 90.87 91.22 91.41
tp :// w
w
12
Kota Sorong Provinsi Papua Barat
99.12 99.13 99.14 99.69 99.71 92.34
93.19
93.39
93.74
94.14
ht
13
(7)
s.
(3)
go .id
2009 2010 2011 2012 2013
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
114
Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009—2013 3 Rata-rata
(1)
(2)
01.
Rata-Rata Lama Sekolah 2009 2010 2011 2012 2013
go .id
Kabupaten/Kota
(4)
(5)
(6)
(7)
Kab. Fakfak
9.09
9.27
9.37
9.49
9.65
02.
Kab. Kaimana
7.32
7.55
7.63
7.95
8.39
03.
Kab. Teluk Wondama
6.44
6.61
6.69
7.14
7.62
04.
Kab. Teluk Bintuni
6.88
6.90
6.91
7.02
7.22
05.
Kab. Manokwari
7.95
8.37
8.43
8.53
8.62
06.
Kab. Sorong Selatan
7.94
7.98
8.06
8.09
8.10
07.
Kab. Sorong
8.04
8.06
8.09
8.11
8.19
08.
Kab. Raja Ampat
7.26
7.35
7.43
7.53
7.64
09.
Kab. Tambrauw
5.74
5.78
5.80
5.83
10.
Kab. Maybrat
7.78
8.00
8.64
8.64
11
Kab. Manokwari Selatan
7.10
Kab. Pegunungan Arfak
8.09
bp
ab .
w ar ik
w
an
ok
s.
(3)
.m
No
tp :// w
w
12
Kota Sorong Provinsi Papua Barat
10.54 10.59 10.68 10.99 11.02 8.01
8.21
8.26
8.45
8.53
ht
13
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
115
Beli yang Disesuaikan (PPP) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009—2013 4 Daya
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
PPP (Dalam Ribu Rupiah) 2009
2010
2011
(3)
(4)
(5)
01. Kab. Fakfak
585.63
589.06
02. Kab. Kaimana
599.40
03. Kab. Teluk Wondama
2012
2013
go .id
No
(7)
592.30
594.23
599.05
600.31
601.27
603.01
605.73
600.79
601.00
601.97
602.76
605.45
04. Kab. Teluk Bintuni
597.49
598.46
600.33
601.28
604.05
05 Kab. Manokwari
588.11
588.30
589.12
590.54
592.86
06. Kab. Sorong Selatan
587.90
588.85
590.23
591.79
596.59
07. Kab. Sorong
597.45
598.18
600.62
601.41
606.19
08. Kab. Raja Ampat
560.49
560.70
562.22
563.96
567.35
441.15
443.07
446.25
449.68
582.12
583.20
584.54
588.25
bp
ab .
w ar ik
ok
.m
10. Kab. Maybrat
an
09. Kab. Tambrauw
s.
(6)
571.62
12 Kab. Pegunungan Arfak
565.41
tp :// w
w
w
11 Kab. Manokwari Selatan
634.63
635.48
638.70
641.28
646.11
595.28
596.08
599.28
601.56
604.82
ht
13 Kota Sorong Provinsi Papua Barat
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
116
Pendidikan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009—2013 5 Indeks
(1)
(2)
01.
Indeks Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013
go .id
Kabupaten/Kota
(4)
(5)
(6)
(7)
Kab. Fakfak
84.99
85.57
86.24
86.74
87.53
02.
Kab. Kaimana
79.93
80.44
81.56
82.32
83.64
03.
Kab. Teluk Wondama
69.74
70.73
70.99
72.61
74.12
04.
Kab. Teluk Bintuni
70.60
72.61
73.40
73.85
74.31
05.
Kab. Manokwari
74.78
77.13
77.90
78.31
79.14
06.
Kab. Sorong Selatan
76.44
76.62
76.85
76.96
77.05
07.
Kab. Sorong
78.79
79.04
79.15
79.25
79.59
08.
Kab. Raja Ampat
77.98
78.74
79.27
79.63
80.22
09.
Kab. Tambrauw
64.20
64.40
64.48
64.77
10.
Kab. Maybrat
77.78
78.35
80.01
80.13
11
Kab. Manokwari Selatan
67.42
Kab. Pegunungan Arfak
67.91
bp
ab .
w ar ik
w
an
ok
s.
(3)
.m
No
tp :// w
w
12
Kota Sorong Provinsi Papua Barat
89.50
89.63
89.82
90.88
90.96
79.36
80.37
80.62
81.27
81.71
ht
13
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
117
Kesehatan/Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009—2013 6 Indeks
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
01.
Kab. Fakfak
75.27 75.87 76.47 77.07 77.22
02.
Kab. Kaimana
74.14 74.42 74.80 75.18 75.18
03.
Kab. Teluk Wondama
70.42 70.84 71.27 71.68 71.77
04.
Kab. Teluk Bintuni
71.47 72.02 72.57 73.13 73.16
05.
Kab. Manokwari
71.11 71.66 72.15 72.63 72.89
06.
Kab. Sorong Selatan
69.15 69.43 69.70 69.98 70.11
07.
Kab. Sorong
70.81 71.42 72.03 72.65 72.74
08.
Kab. Raja Ampat
09.
Kab. Tambrauw
10.
Kab. Maybrat
11
.m
Indeks Kesehatan
No
Kab. Manokwari Selatan
76.69
Kab. Pegunungan Arfak
77.45
(4)
(5)
ok
bp
ab .
w ar ik
68.88 69.37 69.87 69.92
w
an
68.58 68.85 69.13 69.13
tp :// w
Kota Sorong Provinsi Papua Barat
77.55 78.25 78.93 79.20 79.67 72.00 72.52 73.02 73.56 73.56
ht
13
(7)
67.92 68.62 69.17 69.70 70.11
w
12
(6)
s.
(3)
go .id
2009 2010 2011 2012 2013
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
118
Perekonomian/Pendapatan Menurut Kabup/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009—2013 7 Indeks
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
01.
Kab. Fakfak
52.14 52.94 53.68 54.13 55.24
02.
Kab. Kaimana
55.32 55.53 55.76 56.16 56.79
03.
Kab. Teluk Wondama
55.65 55.69 55.92 56.10 56.72
04.
Kab. Teluk Bintuni
54.88 55.11 55.54 55.76 56.40
05.
Kab. Manokwari
52.72 52.76 52.95 53.28 53.81
06.
Kab. Sorong Selatan
52.67 52.89 53.20 53.57 54.67
07.
Kab. Sorong
54.87 55.04 55.61 55.79 56.89
08.
Kab. Raja Ampat
09.
Kab. Tambrauw
10.
Kab. Maybrat
11
.m
Indeks Perekonomian
No
Kab. Manokwari Selatan
48.90
Kab. Pegunungan Arfak
47.47
(4)
(5)
(6)
bp
ab .
w ar ik
18.75 19.20 19.93 20.72
an
ok
46.33 46.38 46.73 47.13 47.92
w
51.33 51.58 51.89 52.75
tp :// w
w
12
Kota Sorong Provinsi Papua Barat
63.47 63.66 64.41 65.00 66.12 54.37
54.56
55.30
55.82
56.58
ht
13
(7)
s.
(3)
go .id
2009 2010 2011 2012 2013
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
119
Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabup/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009—2013 8 Indeks
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
01.
Kab. Fakfak
70.80 71.46 72.13 72.64 73.33
02.
Kab. Kaimana
69.80 70.13 70.71 71.22 71.87
03.
Kab. Teluk Wondama
65.27 65.76 66.06 66.80 67.54
04.
Kab. Teluk Bintuni
65.65 66.58 67.17 67.58 67.95
05.
Kab. Manokwari
66.20 67.19 67.67 68.07 68.61
06.
Kab. Sorong Selatan
66.09 66.31 66.59 66.83 67.28
07.
Kab. Sorong
68.16 68.50 68.93 69.23 69.74
08.
Kab. Raja Ampat
09.
Kab. Tambrauw
10.
Kab. Maybrat
11
.m
IPM
No
Kab. Manokwari Selatan
64.34
Kab. Pegunungan Arfak
64.27
(4)
(5)
ok
bp
ab .
w ar ik
66.00 66.43 67.26 67.60
w
an
50.51 50.81 51.18 51.54
tp :// w
Kota Sorong Provinsi Papua Barat
76.84 77.18 77.72 78.36 78.92 68.58 69.15 69.65 70.22 70.62
ht
13
(7)
64.08 64.58 65.06 65.49 66.08
w
12
(6)
s.
(3)
go .id
2009 2010 2011 2012 2013
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
120
Shortfall Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009—2013 9 Reduksi
(1)
(2)
01.
Reduksi Shortfall 09-10 10-11 11-12 12-13
go .id
Kabupaten/Kota
(4)
(5)
(6)
Kab. Fakfak
1.60
2.35
1.85
2.51
02.
Kab. Kaimana
1.22
1.92
1.76
2.25
03.
Kab. Teluk Wondama
1.40
0.88
2.18
2.22
04.
Kab. Teluk Bintuni
1.81
1.76
1.26
1.15
05.
Kab. Manokwari
2.84
1.46
1.26
1.68
06.
Kab. Sorong Selatan
1.01
0.82
0.74
1.34
07.
Kab. Sorong
1.08
1.36
0.97
1.66
08.
Kab. Raja Ampat
1.25
1.34
1.23
1.73
09.
Kab. Tambrauw
0.61
0.74
0.74
10.
Kab. Maybrat
1.28
2.45
1.05
11
Kab. Manokwari Selatan
N/A
Kab. Pegunungan Arfak
N/A
bp
ab .
w ar ik
w
an
ok
s.
(3)
.m
No
tp :// w
w
12
Kota Sorong Provinsi Papua Barat
1.23 1.81
2.37 1.62
2.88 1.88
2.56 1.34
ht
13
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2013
121
tp :// w
ht
an
.m
w
w
w
ok ar i
go .id
s.
bp
ka b.
w
tp :// w
ht .m
w ok
an w ar ik
go .id
s.
bp
ab .
w
tp :// w
ht .m
w ok
an w ar ik
go .id
s.
bp
ab .