PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 7. April 2016, 177-184
PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) TERINTEGRASI MATERI TSUNAMI TERHADAP KOMPETENSI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN REASONING AND PROBLEM SOLVING PADA MATERI GETARAN HARMONIK, IMPULS DAN MOMENTUM DI KELAS XI SMAN 10 PADANG
Elsa Listia1) Asrul2) Ahmad Fauzi2) Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang 2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
[email protected]
1)
ABSTRACT Low competence of physics of students was due to the lack of motivation and lack of ability in problem solving. It could be solved by integrating tsunami matterial in Reasoning and Problem Solving learning. The purposs of these research was to investigate the effect and contribution of integrating tsunami matterial, and the effect of Reasoning and Problem Solving model towards cognitive competence of physics. This was a Quasi Experiment research with population was all of students of class XI MIA SMAN 10 Padang enrolled in the academic year 2015/2016. The result of reserch showed that there was difference between learning outcome of experiment class and control class on affective, cognitive, psikomotor and learning out come of cognitive before and after using Reasoning and problem solving model. Through t test, tcount was beyond acceptance of Ho. By using Regression and correlation test, it was obtained that the contribution of integrating tsunami material towards affective was 48,89%, 51,27% towards cognitive, and 56,88% towards psikomotor. The average of learning outcome on cognitive before and after using Reasoning and Problem Solving showed improvement. By using t test, t count was beyond acceptance of Ho. The conclusions of these research are hypothesis which stated: 1) There was effect of integrating tsunami material towards physics competence at the real level of 0,05 could be accepted, 2) the contribution of Integrating tsunami material towards physics competence was strong, 3) There was effect of Reasoning and Problem Solving model towards cognitive competence of physics at the real level of 0,05 could be accepted. Keywords : Student Worksheet, Tsunami, Physics Competence, Reasoning and Problem Solving Kenyataan dilapangan menunjukkan belum ter capainya tujuan pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil belajar fisika peserta didik pada ujian te ngah semester 1 TA 2015/2016 di SMAN 10 Padang yang dapat dilihat pada Tabel 1.
PENDAHULUAN Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik da lam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa[1]. Peser ta didik diharapkan memiliki kecerdasan dalam sega la aspek baik sikap, pengetahuan maupun keterampi lan. Kompetensi sikap menghendaki peserta didik yang memiliki sikap spiritual dan sosial yang baik. Kompepetensi pengetahuan menghendaki peserta di dik yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik serta terampil melakukan kerja ilmiah un tuk kompetensi ketarampilan. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satu upaya terpenting ialah melakukan revisi Kurikulum Ting kat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Pembelajaran hendaknya memberikan kesem patan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pe ngetahuannya, memahami dan menerapkan pengeta huan melalui kegiatan pemecahan masalah, serta me nemukan segala sesuatu untuk dirinya. Prinsip pembe lajaran dalam kurikulum 2013 diantaranya yaitu pe serta didik difasilitasi untuk mencaritahu, dan proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah atau yang dikenal dengan pendekatan saintifik.[2]. Pendeka tan saintifik memiliki lima kegiatan yaitu mengamati fakta, menanya, mengumpulkan informasi, mengaso siasi dan mengkomunikasikan.
Tabel 1. Nilai Fisika Ujian Tengah Semester 1 TA 2015/2016 SMAN 10 Padang No Kelas Nilai KKM Keterangan 1 XI MIA 1 61,75 80 Tidak tuntas 2 XI MIA 2 73,27 80 Tidak tuntas 3 XI MIA 3 77,16 80 Tidak tuntas 4 XI MIA 4 78,43 80 Tidak tuntas 5 XI MIA 5 72,93 80 Tidak tuntas 6 XI MIA 6 76,96 80 Tidak tuntas 7 XI MIA 7 70,75 80 Tidak tuntas 8 XI MIA 8 66,65 80 Tidak tuntas Sumber: Guru Mata Pelajaran Fisika Kelas XI SMAN 10 Padang Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai ratarata peserta didik belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Hal ini menunjukan kompetensi penge tahuan fisika peserta didik masih rendah. Berdasarkan hasil observasi, rendahnya kompe tensi ini disebabkan beberapa faktor, yaitu kemam puan pemecahan masalah peserta didik masih rendah
177
dan proses pembelajaran belum sepenuhnya sesuai de ngan tuntutan Kurikulum 2013. Upaya untuk meningkatkan kemampuan peme cahan masalah ialah dengan menggunakan pembelaja ran berbasis masalah. Salah satunya menggunakan model pembelajaran reasoning and problem solving. Reasoning and problem solving memiliki lima lang kah yaitu: 1) membaca dan berfikir, 2) mengeksplora si dan merencanakan, 3) menseleksi strategi, 4) mene mukan jawaban, 5) refleksi dan perluasan[3]. Kegiatan yang dilakukan pada langkah pertama peserta didik mengidentifikasi masalah, pada langkah kedua meng umpulkan informasi, langkah ketiga menentukan stra tegi untuk memecahkan masalah, langkah keempat melakukan rancangan pemecahan masalah dan lang kah kelima memeriksa kembali hasil pekerjaan yang telah dilakukan, apakah sudah benar atau belum. Model pembelajaran Reasoning and Problem Solving dapat mengembangkan kemampuan pemeca han masalah peserta didik melalui langkah-langkah pembelajaran yang merupakan proses pengkonstruk sian pengetahuan[4]. Jadi, melalui reasoning and prob lem solving proses berpikir yang meliputi pemben tukkan konsep, prinsip, pemehaman, termasuk peme cahan masalah dapat ditingkatkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, ialah de ngan mengintegrasikan masalah yang bersifat kon tekstual dan autentik kedalam materi pelajaran fisika. Penelitian dilakukan di Kota Padang yang merupakan daerah yang sangat rawan akan tsunami. Kondisi geo grafis Kota Padang terletak pada lempeng bumi yang labil, sehingga memiliki potensi terjadinya gempa bumi pada dasar laut yang berpotensi menimbulkan tsunami [5]. Berdasarkan hal ini, masalah yang dipan dang tepat untuk diintegrasikan kedalam pembela jaran fisika peserta didik dengan mengi ngat kondisi lingkungan yang rawan bencana, adalah tsunami. Pengintegrasian materi tsunami kedalam mate ri pelajaran fisika juga bertujuan untuk menumbuh kan karakter siaga bencana dalam rangka mengurangi dampak negatif yang terjadi akibat bencana. Penye lenggaraan pencegahan dan upaya pengurangan resi ko bencana perlu dimulai dengan penyebaran infor masi dan pengetahuan. Salah satu upaya nyata yang dapat dilakukan adalah membangun kesadaran masya rakat melalui pendidikan. Pengintegrasian materi tsunami dalam pembe lajaran fisika diharapkan dapat melatih kemampuan pemecahan masalah dan meningkatkan motivasi bela jar fisika. Melalui pengintegrasian ini peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu yang telah mereka ba ngun untuk kehidupan nyata serta mengenali lingku ngannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik[11]. Pengintegrasian ini dilakukan me lalui pemberian materi tsunami kedalam materi pe lajaran fisika yang termuat dalam Lembar Kerja Pe
serta Didik (LKPD). Hal ini juga didasarkan bahwa kurikulum dikembangkan sesuai dengan potensi dae rah/ka rakteristik daerah[1]. LKPD berfungsi untuk membantu peserta didik menemukan konsep, mene rapkan dan mengintegrasikan konsep yang telah dite mukan[6]. Berdasarkan fungsi ini, LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang cocok untuk membantu pengintegrasian materi tsunami kedalam materi pela jaran fisika. LKPD terintegrasi materi tsunami ter muat dalam materigetaran harmonik, impuls dan mo mentum. Penyusunan LKPD juga berdasarkan lang kah-langkah Reasoning and Problelem Solving. Penelitian tentang pengintegrasian materi tsuna mi kedalam pembelajaran fisika tentang gelombang sudah dilakukan oleh Lucya[5]. Selain itu, penelitian tentang bahan ajar berbasis Reasoning and Problem Solving juga telah dilakukan oleh Novriani[7],namun pengintegrasian materi tsunami pada materi getaran harmonik, impuls dan momentum serta berbasis Rea soning and Problem Solving belum pernah dilakukan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperiment (eksperimen semu) dengan rancangan randomized control group only design. Penelitian ini mengguna kan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Ke las eksperimen menggunakan LKPD terintegrasi ma teri tsunami, sedangkan pada kelas kontrol menggu nakan LKPD yang tidak terintegrasi materi tsunami. Kedua kelas sama-sama menggunakan model pembe lajaran Reasoning and Problem Solving. Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Desain Penelitian Kelompok Pretest Eksperimen Kontrol Sumber: (Djamas,2012)[12]
Perlakuan X -
Postest T T
X adalah perlakuan yang diberikan pada kelas ekspe rimen yaitu penggunaan LKPD terintegrasi materi tsunami. T adalah hasil tes akhir yang dilakukan pada kedua kelas sampel. Penelitian ini dilakukan di SMAN 10 Padang de ngan populasi seluruh peserta didik kelas XI MIA yang terdaftar pada semester 1 TA 2015/2016. Proses pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh kelas XI MIA 2 dan ke las XI MIA 5. Setelah dilakukan uji kesamaan dua ra ta-rata diperoleh bahwa kedua kelas memiliki kemam puan awal yang sama. Melalui cara diundi didapat kan kelas XI MIA 2 sebagai kelas kontrol dan kelas XI MIA 5 sebagai kelas ksperimen. Variabel penelitian ini terdiri atas variabel bebas, kontrol, dan terikat. Variabel bebas merupakan varia bel penyebab yang muncul terlebih dahulu yang da pat dimanipulasi. Variabel bebas pada penelitian ini adalah LKPD terintegrasi materi tsunami.Variabel te
178
rikat merupakan variabel yang muncul dan menerima akibat dari variabel bebas. Variabel bebas pada pene litian ini adalah hasil belajar fisika pada ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik kelas XI MIA SMAN 10 Padang. Variabel kontrol adalah va riabel yang dikontrol atau variabel yang dibuat sama untuk kedua kelas, yaitu materi pokok, guru, model, jenis dan jumlah soal yang digunakan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh peneliti dari sampel dalam bentuk hasil belajar fisika peserta didik pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan kete rampilan. Data kompetensi pengetahuan diperoleh melalui tes hasil belajar setelah diberi perlakuan. Data untuk kompetensi sikap diperoleh melalui obser vasi, penilaian diri dan penilaian teman sejawat serta untuk kompetensi keterampilan melalui penilaian un juk kerja. Kemudian juga diambil data nilai LKPD terintegrasi materi tsunami. Instrumen penelitian yang digunakan terbagi atas tiga yaitu instrumen pada kompetensi pengeta huan, sikap, dan keterampilan. Rincian instrumen pe nelitian yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.
gal 22 Oktober 2015 sampai dengan Desember 2015 di SMAN 10 Padang. Data yang diperoleh dalam pe nelitian ini berupa hasil belajar fisika dari kedua ke las sampel pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada kelas eksperimen juga diambil da ta hasil penilaian LKPD terintegrasi materi tsunami. Hasil penelitian ini diperoleh melalui penilaian yang dilakukan dalam proses pembelajaran maupun peni laian pada akhir pembelajaran. Data hasil belajar kompetensi sikap diperoleh me lalui penilain sikap menggunakan lembar observasi, penilaian diri serta penilaian teman sejawat. Deskrip si dan analisis data hasil penilaian pada kompetensi si kap dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis Data Nilai Akhir Kedua Kelas Sampel pada Kompetensi Sikap No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tabel 3. Rincian Intrumen Penelitian No 1
2
3 4
Data Kompetensi Pengetahuan Kompetensi Sikap Kompetensi Keterampilan Penilaian LKPD Terintegrasi Materi Tsunami
Instrumen Tes Tertulis Berupa Soal Essay Lembaran Observasi, Penilaian Diri Dan Penilaian Teman Sejawat Lembar Penilaian Unjuk Kerja
Parameter statistik N S2 S α Lo Lt Fh Ft th t
Kelas Eksperimen Kontrol 31 30 86,79 82,17 17,65 4,2
11,52 3,39 0,05
0,1304 0,159
0,0812 0,156 1,53 1,84 4,81 2,00
Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar fi sika pada kompetensi sikap kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai variansi kelas eks perimen juga lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini menandakan bahwa data hasil belajar kompetensi si kap kelas ekperimen lebih bervariasi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Lilifors (L) didapatkan harga Lo sebesar 0,1304 un tuk kelas eksperimen dan 0,0812 untuk kelas kontrol. Nilai kritis Ltabel=1,84 yang ditentukan berdasarkan banyaknya sampel. Hasil ini menunjukkan kedua kelas sampel mempunyai nilai Lo
Lembar Penilaian LKPD
Analisis data kompetensi fisika yang digunakan yaitu uji kesamaan dua rata-rata yang bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada kedua kelas sampel. Sebelum melakukan uji kesama an dua rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji norma litas dan uji homogenitas, yang bertujuan untuk meli hat apakah kelas sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan homogen atau tidak. Setelah melakukan uji kesamaan dua rata-rata dan terdapat perbedaan hasil belajar pada kedua kelas sampel, maka dilanjutkan dengan uji regrsi linier se derhana dan uji korelasi. Uji regrasi adalah uji yang dilakukan untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Uji korelasi bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh perla kuan terhadap kompetensi fisika. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.
Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh setelah melakukan pengambilan data selama proses penelitian dari tang
179
secara signifikan sehingga dapat disimpulkan terda pat pengaruh LKPD terintegrasi materi tsunami pada materi getaran harmonik, impuls dan momentum ter hadap hasil belajar kompetensi sikap peserta didik. Setelah didapatkan perbedaan hasil belajar pe serta didik pada kedua kelas sampel, maka dilan jutkan dengan uji regresi linier sederhana dan uji ko relasi. Hubungan antara penggunaan LKPD terin tegrasi ma teri tsunami terhadap hasil belajar fisika pada kom petensi sikap adalah regresi linier, dengan persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y= 26,9 + 0,73X …(1) Bentuk sebaran regresi linier sederhana serta hasil analisis korelasi yang menyatakan seberapa besar hubungan antara pengintegrasian materi tsunami ter hadap kompatensi fisika dapat dilihat pada gambar 1.
Nilai r pada gambar 1 merupakan koefisien ko relasi dari pengintegrasian materi tsunami kedalam pembelajaran, yang menyatakan tingkat keberartian hubungan antar variabel. Melalui perhitungan, dida pat nilai koefisien korelasi antara hasil belajar kompe tensi sikap dan nilai LKPD terintegrasi materi tsuna mi sebesar r = 0,69, artinya tingkat hubungan antara kedua variabel kuat. Untuk menentukan besarnya pe ngaruh variabel X terhadap variabel Y dilakukan per hitungan terhadap koefisien determinansi. Nilai koe fisien determinansi adalah sebesar KD = 48,89% ar tinya besar pengaruh LKPD terintegrasi materi tsuna mi terhadap sikap peserta didik adalah 48,89%, se dangkan pengaruh faktor lain hanya 51,11%. Data hasil belajar pada kompetensi pengeta huan diperoleh melalui tes akhir pada kedua kelas sampel. Instrumen tes akhir yang digunakan adalah soal essay sebanyak 10 butir soal. Deskripsi dan ana lisis data hasil tes akhir pada kompetensi pengeta huan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Analisis Data Hasil Tes Akhir Kedua Kelas Sampel pada Kompetensi Pengetahuan
1 1
Parameter statistik 2 N
2
3 86,69
4 83,29
3 4 5 6 7 8 9 10 11
S2 S α Lo Lt Fh Ft th t
28,54 5,34
44,27 6,65 0,05
0,11509 0,159
0,14345 0,156 1,55 1,84 2,23 2,00
Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar fisika pada kompetensi sikap kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai variansi kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen. Hal ini menandakan bahwa data hasil belajar kompetensi pe ngetahuan kelas kontrol lebih bervariasi dibanding kan dengan kelas eksperimen. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Li lifors (L) didapatkan harga Lo sebesar 0,11509 untuk kelas eksperimen dan 0,14345 untuk kelas kontrol. Nilai kritis Ltabel=1,84 yang ditentukan berdasarkan banyaknya sampel. Hasil ini menunjukkan kedua ke las sampel mempunyai nilai Lo
Gambar 1. Model Persamaan Regresi Linier Sederhana pada Kompetensi Sikap
No
1 2
Kelas Eksperimen Kontrol 3 4 31 30
180
Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Lilifors (L) didapatkan harga Lo sebesar 0,05202 un tuk kelas eksperimen dan 0,01995 untuk kelas kon trol. Nilai kritis Ltabel=1,84 yang ditentukan berdasar kan banyaknya sampel. Hasil ini menunjukkan kedua kelas sampel mempunyai nilai Lo
Gambar 2. Model Persamaan Regresi Linier Sederhana pada Kompetensi Pengetahuan Nilai r pada gambar 2 merupakan koefisien ko relasi dari pengintegrasian materi tsunami kedalam pembelajaran, yang menyatakan tingkat keberartian hubungan antar variabel. Melalui perhitungan, dida pat nilai koefisien korelasi antara nilai hasil belajar kompetensi pengetahuan dan nilai LKPD terintegrasi materi tsunami sebesar r = 0,72 artinya tingkat hubu ngan antara kedua variabel kuat. Besarnya pengaruh variabel X terhadap Y ditentukan melalui perhitungan terhadap koefisien determinansi. Nilai koefisien deter minansi adalah sebesar KD = 51,27 %, artinya besar pengaruh LKPD terintegrasi materi tsunami terhadap hasil belajar kompetensi pengetahuan peserta didik adalah 51,27% sedangkan faktor lainnya 48.73 %. Data hasil belajar kompetensi keterampilan diperoleh melalui penilain unjuk kerja menggunakan lembar observasi unjuk kerja. Deskripsi dan analisis data hasil penilaian pada kompetensi keterampilan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Analisis Data Hasil Tes Akhir Kedua Kelas Sampel pada Kompetensi Keterampilan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter statistik N S2 S Α Lo Lt Fh Ft Th T
Kelas Eksperimen Kontrol 31 30 87,58 83,13 31,45 5,61
54,43 7,38 0,05
0,05202 0,159
0,01995 0,156 1,73 1,84 2,69 2,00
Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar fi sika pada kompetensi keterampilan kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai variansi ke las kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen. Hal ini menandakan bahwa data hasil belajar kompetensi ke terampilan kelas kontrol lebih bervarisi dibandingkan dengan kelas eksperimen.
Gambar 3. Model Persamaan Regresi Linier pada Kompetensi Keterampilan
181
ngujian terima Ho jika –ttabel
Besarnya pengaruh variabel X terhadap Y di tentukan melalui perhitungan terhadap koefisien de terminansi. Nilai koefisien determinansi adalah sebe sar KD =56,88%, artinya besar pengaruh LKPD terin tegrasi materi tsunami terhadap hasil belajar kompe tensi keterampilan peserta didik adalah 56,88%, se dangkan pengaruh faktor lain hanya sebesar 43,12%. Analisis data hasil belajar kompetensi penge tahuan sebelum dan sesudah pembelajaran mengguna kan model pembelajaran Reasoning and Problem Sol ving dilakukan untuk melihat pengaruh dari model. Hal ini dilakukan pada kelas kontrol. Data sebelum merupakan nilai hasil belajar unian tengah semester 1 TA 2015/2016 dan data sesudah merupakan nilai tes akhir. Analisis data sebelum dan sesudah mengguna kan Reasoning and Problem Solving dapat dilihat pada Tabel 7.
2. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen lebih ting gi dibandingkan kelas kontrol. Hasil belajar ini men cakup tiga kompetensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga kompetensi ini memiliki perbe daan rata-rata hasil belajar yang signifikan untuk ke dua kelas sampel. Perbedaan rata-rata antara kelas sampel, yang memberikan kesimpulan bahwa terda pat perbedaan hasil belajar yang berarti antara kelas sampel, dimana kelas eksperimen memiliki nilai ratarata hasil belajar yang lebih tinggi untuk ketiga kom petensi. Perbedaan hasil belajar antara kelas sampel disimpulkan merupakan akibat pengaruh perlakuan yang diberikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) terintegrasi materi tsunami. Pada dasarnya, kedua kelas sampel sama-sama mengalami peningkatan hasil belajar setelah dilaku kan penelitian. Hal ini disebabkan, dalam penelitian kedua kelas sampel sama-sama diberikan LKPD serta menggunakan model pembelajaran yang sama, yaitu Reasoning and Problem Solving. Perlakuan yang ber beda antara kelas sampel dalam penelitian adalah ke las eksperimen diberikan LKPD terintegrasi materi tsunami sedangkan kelas kontrol diberikan LKPD yang tidak terintegrasi materi tsunami. Kedua LKPD sama-sama disusun dengan memberikan masalah se bagai kegiatan yang harus dilakukan peserta didik. Adanya perbedaan hasil belajar antara kedua kelas sampel mengindikasikan adanya pengaruh peng integrasian materi tsunami kedalam materi fisika. Pengaruh tersebut ditandai dengan perbedaan pola pikir peserta didik. Pada awalnya, peserta didik me nganggap fisika hanya sebagai pelajaran yang susah dipahami dan berisi kumpulan rumus. Namun, sete lah materi tsunami diintegrasikan kedalam materi fi sika khususnya pada materi getaran harmonik, impuls dan momentum, peserta didik akhirnya menyadari bahwa fisika dapat men jelaskan segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kesehariannya. Hal ini mem buat pembelajaran fisika lebih bersifat kontekstual dan autentik. Pengintegrasian materi tsunami mampu meransang rasa ingin tahu peserta didik. Ketika pem belajaran berlangsung peserta didik terlihat aktif me ngemukakan berbagai pertanyaan. Munculnya kesadaran bahwa fisika dapat men jelaskan fenomena yang ada di alam mendorong pe serta didik untuk belajar. Adanya rasa ingin tahu dan
Tabel 7. Data Sebelum dan Sesudah Reasoning and Problem Solving No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter statistik N S2 S Α Lo Lt Fh Ft Th T
Kondisi Sebelum 31 86,69
Sesudah 30 83,29
278,3 5,34
44,27 6,65 0,05
0,1147 0,156
0,14345 0,156 6,29 1,84 3,1 2,00
Untuk menguji normalitas data digunakan uji Li lifors. Uji normalitas dilakukan pada taraf nyata 0,05 dengan hasil menunjukkan kedua kelas sampel mem punyai nilai Lo < Lt pada taraf nyata 0,05. Hal ini be rarti data hasil belajar kompetensi pengetahuan kelas kontrol terdistribusi normal. Uji homogenitas dilaku kan untuk mengetahui apakah hasil belajar kompe tensi pengetahuan kelas kontrol peserta didik sebe lum dan sesudah digunakan model pembelajaran Rea soning and Problem Solving berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas ter hadap varians data hasil belajar kompetensi pengeta huan pada taraf nyata 0,05 menunjukkan data hasil be lajar kompetensi pengetahuan kelas sampel sebelum dan sesudah menggunakan model pembela-jaran Rea soning and Problem Solving tidak homogen. Hasil uji normalitas dan homogenitas menyatakan bahwa hasil belajar kompetensi pengetahuan kelas sampel terdis tribusi normal dan tidak homogen, sehingga uji hipo tesis yang digunanakan adalah uji t’. Melalui perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,1 sedangkan nilai ttabel dengan taraf nyata 0,05 dan dk = 62 diperoleh t(0,975)(62) sebesar 2,00. Kriteria pe
182
ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, merupakan salah satu yang dapat mendorong seseorang untuk be lajar[8]. Ada beberapa dorongan seseorang untuk bela jar, diantaranya adanya kebutuhan akan rasa aman dan bebas dari ketakutan[8]. Kebutuhan akan rasa aman dari kemungkinan terjadinya tsunami menye babkan peserta didik terdorong untuk belajar menge nai keterkaitan bencana tsunami dengan materi fisika serta mencari tahu apa yang harus dilakukan untuk menghadapi adanya ancaman tersebut. Hal ini dipero leh peserta didik melalui pembelajaran yaitu dengan mengetahui karakteristik dari tsunami itu sendiri. Perbedaan hasil belajar kompetensi sikap anta ra kedua kelas sampel menunjukkan adanya penga ruh pengintegrasian materi tsunami kedalam materi fi sika. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa sela ma proses pembelajaran berlangsung, peserta didik dapat menumbuhkan karakter siaga bencana tsunami. Peserta didik menyadari bahwa bencana tsunami da pat mengganggu kehidupan masyarakat yang tinggal disekitar pantai. Kesadaran ini menumbuhkan sikap yang baik salah satunya bersyukur kepada Tuhan akan keadaan yang aman, tidak ada tsunami sehingga peserta didik memanfaatkannya untuk belajar dengan perasaan tenang dan aman. Sikap ini berdampak pada keseriusan peserta didik selama proses pembelajaran. Keadaan lingkungan yang terancam tsunami juga dapat menyadarkan peserta didik akan kebesaran Tuhan. Tuhan dapat mengahancurkan alam kapan saja hanya dalam waktu yang singkat. Kesadaran ini menjadikan sikap peserta didik lebih baik. Analisis data hasil belajar pada kompetensi ke terampilan untuk kedua kelas sampel juga menunjuk kan perbedaan. Perbedaan hasil belajar kompetensi keterampilan kedua kelas sampel disebabkan oleh pengintegrasian materi tsunami kedalam materi Fisi ka. Melalui materi bencana tsunami, peserta didik dia jak untuk berperilaku lebih baik, sehingga terjadi pe rubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Selain itu, peserta didik juga diminta untuk me ngerjakan LKPD terintegrasi materi tsunami secara berkelmpok namun penilaian sejauh mana pekerjaan peserta didik dalam LKPD tetap secara individu. Peserta didik mengerjakan tugas dalam LKPD secara berkelompok dan diawasi serta di bimbing oleh guru, sehingga pembelajaran akan menjadi berpusat pada peserta didik. Penggunaan LKPD terintegrasi materi tsunami menuntun peserta didik untuk menemukan konsep dan pengetahuan yang didapat dari lingku ngan tempat peserta didik berada. Kegiatan kelom pok yang dilakukan juga akan membuat peserta didik dapat membuat peserta didik lebih mampu untuk berinteraksi dengan orang lain dan membina hungan kerja sama serta berkomunikasi unuk mengungkap kan pendapat dalam menyelesaikan masalah. Model pembelajaran Reasoning and Problem Solving yang digunakan pada kedua kelas sampel dapat meningkatkan hasil belajar Fisika peserta didik pada kompetensi pengetahuan. Hal ini didorong oleh
suasana pembelajaran dengan Reasoning and Prob lem Solving peserta didik dituntut untuk selalu aktif selama pembelajaran berlangsung. Peserta didik lebih aktif untuk mencari dan menemukan solusi dari per masalahan serta kemampuan berfikir peserta didik be tul betul dioptimalkan[9]. Saat pembelajaran berlangsung, peserta didik dituntun untuk memecahkan masalah dengan langkah langkah Reasoning and Problem Solving. Reasoning and Problem Solving terdiri lima langkah: membaca dan berpikir, mengeksplorasi dan merencanakan, menseleksi strategi, menemukan jawaban, dan reflek si dan perluasan[3]. Tahapan membaca dan berfikir meliputi kegiatan memahami masalah, mengidenti fikasi apa yang diketahui dan yang tidak diketahui dari masalah. Pada tahap ini peserta didik diminta un tuk merumuskan masalah dengan kata-kata sendiri dan menentukan informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Melalui kegiatan ini peserta di dik dilatih untuk dapat berfikir memahami, sehingga tingkat kompetensi pengetahuan peserta didik untuk tingkat memahami mengalami peningkatan. Tahapan kedua dalam Reasoning and Problem Solving adalah mengeksplorasi dan merencanakan pe nyelesaian masalah. Tahapan perencanaan penyele saian masalah ini meliputi kegiatan membuat gambar atau diagram, membuat tabel, menggunakan varia bel-variabel untuk menuliskan persamaan melibatkan tingkat berfikir mengetahui, memahami, menerapkan dan menganalisis. Melalui pembiasaan melakukan kegiatan membuat rencana peneyelesaian masalah, tingkat kompetensi pengetahuan peserta didik untuk tingkat berfikir mengetahui, menerapkan, dan meng analisis peserta didik mengalami peningkatan. Tahapan ketiga dan keempat yaitu menseleksi strategi dan menemukan jawaban. Langkah ini meru pakan kegiatan pelaksanaan rencana penyelesaian ma salah. Proses melaksanakan rencana penyelesaian ma salah melibatkan tingkat bepikir mengaplikasikan. Berdasarkan hal ini melalui kegiatan melaksanakan rencana peneyelesaian masalah, tingkat berfikir meng aplikasikan peserta didik dapat meningkat. Tahapan terakhir dalam Reasoning and Prob lem Solving adalah refleksi dan perluasan. Pada taha pan ini peserta didik memeriksa kembali apakah solu si yang didapat sesuai dengan permasalahan, dan me meriksa apakah solusi memenuhi semua kondisi per masalahan. Pada kegiatan tahapan memeriksa kemba li tingkat berfikir mengevaluasi dapat ditingkatkan. Proses pembelajaran dengan menggunakan mo del pembelajaran Reasoning and Problem solving de ngan memberikan masalah yang mudah dan dapat di temui dalam kehidupan sehari-hari bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa untuk mendapatkan pemecahan masalah. Hal yang sama ju ga didapatkan oleh Firma[10], dengan menerap kan model Reasoning and Problem Solving kemam puan pemecahan masalah peserta didik meningkat. Salah satu hal yang juga menyebabkan kompetensi peserta
183
didik meningkat ialah penggunaan LKPD berbasis Reasoning and Problem Solving mengarahkan peserta didik menemukansolusi, sehingga peserta di dik tertuntun dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa mo del pembelajaran Reasoning and Problem Solving da pat meningkatkan kompetensi pengetahuan peserta di dik. Untuk menyelesaikan satu masalah semua ting kat berpikir akan saling terlibat. Hal ini menyebab kan melalui model pembelajaran menggunakan Rea soning and Problem Solving dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan peserta didik untuk setiap tingkatan berpikir. Hal ini dibuktikan melalui hasil penelitian setelah dilakukan analisis data sebelum dan sesudah pembelajaran Reasoning and Problem Solving, secara statistik diperoleh perbedaan hasil belajar yang signifikan.
Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing yang telah mem berikan saran dan masukan untuk kesempurnaan arti kel ini, Ibu Dra. Wellita, M.M selaku Kepala Seko lah SMAN 10 Padang yang telah memberikan izin penelitian, Ibu Hj.Nita Andra, M.Pd, Ibu Dra. Sylvia Ibu Desmalinda, M.Pd yang telah membantu dan membimbing penulis selama melakukan penelitian serta pihak lainnya yang telah memberikan berbagai bantuan selama penelitian berlangsung. DAFTAR PUSTAKA [1].
UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendi dikan Nasional. [2]. Permendikbud No.103 Tahun 2014 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Mene ngah. [3]. Krulik,S.& Rudnick, J.A.1996. The New Sour Cebook for Teacing Reasoning and Problem Solving in Junior and Senior High School .Bos ton: Allyn and Bacon. [4]. Santyasa, I W. 2004. Model Problem Solving dan Reasoning Sebagai Alternatif Pembelaja ran Inovatif. Makalah Disajikan dalam Kon vensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konas pi) V: yang dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 5-9 Oktober 2004 dengan tema “Mena ta Pendidikan Nasioanal yang Bermutu untuk Membangun Kualitas Kehidupan dan Perada ban Bangsa”. [5]. Lucya, Ichi Resta. April 2013. Pengaruh Pen dekatan Pictorial Riddle Jenis Vidio Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran In kuiri pada Materi Gelombang Terintegrasi Bencana Tsunami. Vol.1.http://e journal.unp. ac.id//htm.27 Januari 2016. [6]. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Mem buat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press. [7]. Novriani, Muzi. 2014. Pengaruh LKS Berbasis Reasoning and Problem Solving Terhadap Ha sil Pembelajaran Fisika SMAN 1 Lubuk Alung Kelas XI Semester 1. UNP. Vol.3.http://e jour nal.unp.ac.id//htm.27 Januari 2016. [8]. Sadirman. 2009. Interaksi dan Motivasi Bela jar Mengajar. Jakarta:Grafindo. [9]. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta:Grafindo. [10]. Firma, Elva. 2015. Penerapan Model Pembe lajaran Reasoning and Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Scientific Reason ing dan Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMA Pada Materi Suhu Dan Kalor. Thesis. UPI [11]. Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Me nyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya. [12]. Djamas, Djusmaini. 2012. Bahan Ajar Mata Kuliah Metodologi Penelitian dan Publikasi. Padang: UNP.
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil setelah mela kukan penelitian untuk mengetahui pengaruh LKPD terintegrasi materi tsunami terhadap hasil kompetensi fisika peserta didik dalam pembelajaran Reasoning and Problem Solving pada materi getaran harmonik, momentum dan impuls di SMAN 10 Padang adalah hipotesis yang menyatakan: 1. Terdapat pengaruh LKPD terintegrasi materi tsu nami terhadap kompetensi fisika peserta didik un tuk taraf nyata 0,05 pada materi getaran harmo nik, momentum dan impuls di SMAN 10 Padang dapat diterima. 2. Besarnya kontribusi LKPD terintegrasi materi tsunami terhadap kompetensi fisika peserta didik pada materi getaran harmonik, momentum dan impuls SMAN 10 Padang untuk kompetensi pe ngetahuan adalah 51,27%, sikap 48,89%, dan keterampilan 56,88% dengan tingkat hubungan adalah kuat. 3. Terdapat pengaruh model pembelajaran Reaso ning and Problem Solving terhadap kompetensi pengetahuan peserta didik untuk taraf nyata 0,05 pada getaran harmonik, momentum dan impuls di SMAN 10 Padang diterima. Berdasarkan rincian diatas, secara umum dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh LKPD terin tegrasi materi tsunami terhadap kompetensi fisika da lam pembelajaran Reasoning and Problem Solving pa da materi getaran harmonik, impuls dan momentum di kelas XI SMAN 10 Padang. UCAPAN TERIMAKASIH Penelitian ini adalah bagian dari Penelitian Hi bah Pascasarjana tahun 2015 yang dibiayai oleh Da na DIPA UNP berdasarkan Surat Penugasan Pelak sanaan Penelitian Program Disentralisasi Skema Pe nelitian Tim Pascasarjana (Lanjutan) TA 2015/2016 No.243/UN35.2/PG/2015 tertanggal 27 Maret 2015 a.n Dr. H. Ahmad Fauzi, M.Si. dkk. Penelitian ini ju ga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
184