METODE PENELITIAN Untuk mencapai tujuan penelitian yang ditetapkan, maka penelitian dilakukan dalam tahapan berikut (Gambar 38).
Gambar 38 Bagan alir tahapan penelitian.
Tempat dan Waktu Penelitian
Gambar 38 merupakan alur dilakukannya kegiatan, waktu, tempat dan output yang dihasilkan.
Gambar 39 Bagan alir kegiatan, waktu, tempat dan output penelitian.
31
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Kegiatan, alat dan bahan No Kegiatan Alat 1 Pembuatan ring 2 buah strain gage 120 transducer ohm, kabel, solder, dan timah, mesin bubut, gergaji besi dan amplas. 2 Pengukuran tahanan Ring transducer, handy pemotongan kulit strain meter (Kyowa, UCAM-1A), wheatstone bridge (Kyowa BD-120), Emant300 USB, adaptor Emant300 USB, bridge completion network/ wheatstone bridge, catu daya, pisau sadap dan laptop. 3 Pembuatan pisau Mesin bubut, mesin bor, sadap elektrik gerinda, gergaji besi, las listrik, las gas argon, tap ulir, mistar, meteran, penempa mata pisau. 4 Pengujian kinerja Prototipe pisau sadap pisau sadap elektrik elektrik.
Bahan Pipa galvanis 3.5 inch, lem logam, alkohol dan kapas. Pohon karet klon PB 260 umur 5–17 tahun.
Plat steinless steel 1,5 mm, as nilon, plat nilon, plat baja, as steinless steel dan as besi. Pohon karet klon PB 260 umur tanaman 510 tahun
Perancangan Ring Transducer Ring tranducer yang digunakan untuk mengukur tahanan kulit pohon karet berdasarkan gaya tarik/tekan akan
berpengaruh terhadap sifat mekanik
bahan (regangan) cincin sensor (pipa besi galvanis). Ring transducer dirancang dengan memperhatikan perkiraan gaya tarik/tekan yang berpengaruh pada regangan (strain) yang terjadi pada cincin. Regangan dan ketebalan cincin di hitung dengan persamaan berikut.
32
r Strain gage Strain gage
tc b
Gambar 40 Pemilihan ukuran ring transducer.
1.09 tc
Fc.r 2 ......................................................................................(13) Ebtc
1.09 Fc r ........................................................................................(14) Eb
di mana : ε : strain yang terjadi Fc : gaya tarik atau tekan (N) r : jari-jari cincin tranduser (m) E : modulus elastisitas bahan (Gpa) b : lebar cincin (m) tc : tebal cincin (m) (Dally et al. 1993).
Penelitian disain pisau sadap elektrik untuk mutu sadapan dan produktivitas tanaman karet (Hevea brasiliensis) diawali dengan pengukuran tahanan pemotongan kulit pohon karet. Setiap pohon karet
secara genetis
mempunyai tingkat tahanan pemotongan yang berbeda-beda. Hal ini yang menjadi dasar perancangan pisau sadap elektrik. Klon tanaman karet yang sebagian besar dikebunkan adalah klon PB 260. Tanaman karet klon PB 260 mempunyai produksi lateks yang tinggi dan batang yang lurus. Pengukuran tahanan pemotongan kulit dilakukan di areal perkebunan sehingga dibutuhkan peralatan yang mudah dipindah. Peralatan utama yang 33
diperlukan untuk pengukuran yaitu perangkat ADC (Analog Digital Converter) yang dihubungkan antara ring transducer dan laptop sebagai media penyimpanan dan tampilan. Ring transducer berupa sepasang strain gage yang dipasang pada sisi dalam dan sisi luar ring pipa galvanis. Strain gage bekerja dengan penarikan dan tekanan sehingga akan mengakibatkan regangan dan dihasilkan hambatan listrik yang berubah-ubah. Perubahan tegangan listrik tersebut akan dikonversi menjadi sinyal digital menggunakan EMANT300 Low Cost USB 24 bit DAQ Module. Sinyal tersebut diterima perangkat lunak di laptop dan ditampilkan dalam bentuk grafik dan angka. Bahasa program yang digunakan adalah LabVIEW8.
Kalibrasi Ring Tranducer Ring transducer sebagai sensor gaya tekan dan tarik. Dilakukan kalibrasi menggunakan handy strain meter di Laboratorium Teknik Mesin budidaya Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tujuan kalibrasi adalah untuk mendapatkan hubungan perubahan tegangan dan pembebanan ring transducer secara linier.
Pengukuran Tahanan pemotongan Kulit Pohon Karet Pengukuran tahanan pemotongan menggunakan tahun tanam 2005 (umur 5 tahun), 2004 (umur 6 tahun), 2003 (umur 7 tahun), 2002 (umur 8 tahun), 2001 (umur 9 tahun), 1999 (umur 11 tahun) dan 1993 (umur 17 tahun). Pisau yang digunakan untuk mengukur tahanan pemotongan kulit pohon karet adalah pisau sadap manual yang diantara mata dan tangkainya dihubungkan dengan ring transducer. Kulit yang diiris setebal konsumsi kulit yang dianjurkan yaitu 1.5-2 mm. Ketajaman dan sudut mata pisau sesuai dengan pisau yang digunakan untuk menyadap seperti biasanya.
34
Gambar 41 Peragaan pengukuran tahanan pemotongan kulit tanaman tua. Cara memegang alat ukur pada saat menggiris kulit pohon karet tanaman muda terlihat pada Gambar 42. Bagian atas maupun bawah ring tidak boleh tersentuh oleh tangan agar gaya yang terukur akurat.
Gambar 42 Pengukuran tahanan pemotongan kulit tanaman muda TT 2003.
Gambar 43 Pengukuran tahanan pemotongan kulit tanaman tua TT 1993. Pengukuran tahanan pemotongan kulit pada kulit pulihan yaitu umur tanaman 17 tahun (tahun tanam 1993) ditunjukkan pada Gambar 43. Bentuk permukaan kulit pulihan tidak rata dan timbul tonjolan. 35
Konsep Mekanisme Pemotongan Berdasarkan mekanisme pemotongan dilakukan pengujian pendahuluan dengan menggunakan sistem pisau rotari (Gambar 44). Pemotongan kulit pohon karet menggunakan pisau rotari dengan putaran rendah (180 rpm) bersumber arus searah (DC). Mekanisme pemotongan kedua (Gambar 45) yaitu menggunakan gerakan bolak-balik solenoid bersumber arus bolak-balik (AC).
Gambar 44 Mata pisau rotari.
Gambar 45 Solenoid dengan simpangan kecil. Mekanisme gerak pengirisan disesuaikan dengan sifat agroteknis pohon karet pada tanaman uji. Diameter tanaman karet yang akan diuji menggunakan pisau sadap elektrik sekitar 20-25 cm. Ketebalan kulit tanaman karet sekitar 7-9 mm dan kulit yang disisakan menempel di jaringan kambium sekitar 1-1.5 mm. Pisau sadap elektrik diujikan pada sistem sadap ke arah bawah dengan irisan ½ spiral (½S). 36
Gambar 46 Penampang melintang pohon karet diameter 200 mm. Syarat-syarat pemotongan kulit tanaman karet adalah sebagai berikut: 1. Mata pisau mengiris setebal 1.5 mm sehingga bagian pisau sadap elektrik terdapat kontrol ketebalan kulit. 2. Kedalaman sadapan 1.5 mm dari jaringan kayu yang dikontrol dengan penahan kedalaman irisan yang berada di kulit terluar . 3. Penggerak mata pisau menggunakan putaran motor DC mini. 4. Sistem transmisi menggunakan batang penghubung. 5. Pisau sadap elektrik tidak berat untuk dioperasikan. Variasi Percobaan Pisau yang digunakan dalam percobaan ini yaitu menggunakan pisau pahat bolak-balik. Metode penyadapan yaitu pengirisan dilakukan dengan ditarik dari sebelah kiri atas ke kanan bawah sepanjang ½ spiral. Variasi pengujian menggunakan 3 umur tanaman yang berbeda untuk mendapatkan perbedaan tinggi kulit pohon yang akan diiris. Kondisi Pengujian Kondisi pengujian prototipe pisau sadap elektrik adalah sebagai berikut: 1. Variasi tinggi kulit pohon yang diiris (130-100 cm, 100-60 cm, 50-0 cm). 2. Klon tanaman karet PB 260 umur 5-10 tahun (5 tahun, 6 tahun, 8 tahun). 3. Sistem sadap ke arah bawah (SKB). 4. Panjang irisan ½ spiral (½ S). 5. Sudut irisan 40 0 terhadap garis vertikal. 6. Jumlah tanaman 50 pohon setiap umur tanam. 37
Tanaman karet yang akan diuji pengirisan dengan pisau sadap mempunyai tipologi fisik seperti pada Tabel 2. Tabel 2 Diameter tanaman karet klon PB 260 No 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tahun 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tebal (mm) 3.9 6.1 6.5 7.4
Lilit Batang Diameter (cm) (cm) 0 0.00 8.1 2.58 15.8 5.03 33.9 10.80 47.9 15.25 50.2 15.99 59.8 19.04 64.4 20.51 69.4 22.10 72 22.93 76.8 24.46 78.2 24.90 79 25.16 82.6 26.31 84.2 26.82 86 27.39 88.2 28.09
Tabel 2 diatas merupakan data pengamatan menggunakan tanaman karet klon PB 260 yang ditanam pada tahun 1993. Data pengamatan diatas adalah untuk mengetahui pertumbuhan diameter pohon.
Mekanisme Kerja Pisau Sadap Elektrik Pisau sadap elektrik dioperasikan pada pohon karet yang sudah dibuka alur sadapnya. Alur sadap dibuka menggunakan pisau sadap manual. Pisau sadap elektrik hasil rancangbangun dioperasikan pada sistem sadap ke arah bawah (SKB) dengan irisan ½ spiral. Arah mengiris kulit pohon karet dari kiri atas ke kanan bawah pada ketinggian 50-120 cm dan 30-50 cm.
38
Parameter Pengukuran Selama pengujian dilakukan pengukuran sebagai berikut : 1. Kapasitas kerja menyadap Cara pengukurannya yaitu mengukur waktu yang diperlukan untuk menyadap pohon sebanyak 50 pohon karet. 2. Kualitas sadapan (luka kayu) Cara mengukurnya yaitu dilakukan dengan menghitung prosentase jumlah pohon karet yang tersayat sampai pada jaringan kayu. Di mana yang menjadi indikator luka kayu hanya sayatan yang mengenai jaringan kambium / kayu. 3. Ketebalan kulit Pengukuran menggunakan penusuk ketebalan kulit/tap inspeksi atau menggunakan jangka sorong/vernier caliper dengan bagian ujung diruncing. 4. Kedalaman irisan Cara mengukurnya yaitu menggunakan jangka sorong dari kulit yang sudah teriris pada arah tebalnya (tatal kulit pohon karet). 5. Konsumsi kulit per sadap Cara mengukur yaitu dilakukan dengan mengukur ketipisan kulit yang sudah teriris (tatal kulit pohon karet). 6. Produksi lateks dan lump Cara mengukur produksi lateks yaitu mengumpulkan getah pohon karet yang dihasilkan oleh tanaman yang diujikan dan menimbang berat lateks tersebut. Untuk mendapatkan kadar karet kering dilakukan dengan mengambil sampel lateks 50 cc. Untuk mengatasi pengumpalan ditambahkan 50 cc ammonia konsentrasi 5%. Kemudian sampel ditimbang beratnya dan dibekukan dengan ditambahkan asam cuka. Lateks yang sudah beku digiling sampai didapatkan
39
lembaran karet. Selanjutnya dioven pada suhu 100 0C selama 1 jam. Karet kering yang diperoleh kemudian ditimbang. Adapun lump/sisa tetesan getah yang sudah menggumpal dikumpulkan pada hari berikutnya. Pengukuran kadar karet kering lump yaitu dengan mengambil sampel lump mangkuk dan ditimbang berat basahnya. Kemudian digiling sampai didapatkan lembaran karet. Setelah itu dioven dan akhirnya didapatkan berat kering karet. Analisis Data Data yang diperoleh yaitu tahanan pemotongan kulit tanaman karet (kgf) dan kedalaman irisan kulit tanaman karet klon PB 260 untuk mendapatkan gaya pemotongan kulit dengan tebal irisan/konsumsi kulit (standar irisan 1.5 mm) dan mendapatkan hubungan gaya pemotongan (N) dengan umur tanaman (tahun). Cara mendapatkan data tahanan pemotongan dilakukan dengan mengiris kulit tanaman karet menggunakan pisau sadap manual yang dilengkapi dengan ring transducer dan perangkat perekaman data. Ketebalan irisan dan kedalaman irisan diukur dengan jangka sorong (vernier caliper). Adapun data panjang alur sadap ½ spiral, diameter pohon, dan waktu mengiris ½ spiral dengan pisau manual dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan pemotongan pisau sadap elektrik yang diinginkan, putaran motor listrik (rpm), dan daya minimum yang dibutuhkan. Cara mendapatkan data dilakukan dengan pengukuran kondisi dan irisan tanaman karet serta pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk mengiris ½ spiral tanaman karet. Data yang diperlukan pengujian menggunakan pisau sadap elektrik dan pisau manual yaitu diameter pohon (cm), tinggi kulit yang diiris (cm), tebal kulit (mm), panjang alur sadap (cm), konsumsi kulit (mm), kedalaman sadapan (mm), produksi karet (kg), dan waktu yang dibutuhkan untuk mengiris kulit tanaman karet klon PB 260. Data tersebut diperlukan untuk mengetahui pengontrolan konsumsi kulit/ketebalan irisan (mm), kedalaman irisan (mm), dan kapasitas kerja penyadapan (jam). Cara mendapatkan data yaitu dilakukan pengukuran kondisi dan irisan kulit tanaman karet yang diuji.
40
ANALISIS DISAIN Analisis Disain Ring Transducer Tahanan pemotongan diukur menggunakan ring tranducer yaitu berupa pipa besi galvanis berdiameter 3.5 inch (8.9 cm) yang mempunyai modulus elastisitas E sekitar 200-210 GPa. Ring transducer dirancang mampu menahan tekanan sampai 500 με sehingga tahanan maksimal ring hingga 490 N. Maka diperoleh lebar ring sebesar 3.1 cm (Lampiran 3).
Gambar 47 Jembatan Wheatstone dengan 2 strain gage. Jembatan Wheatstone
Input Tegangan Referensi
Emant300 USB
Gambar 48 Jembatan Wheatsone dan Emant300 USB. Analisis Disain Pisau Sadap Elektrik Penentuan Mekanisme Pemotongan Langkah disain selanjutnya yaitu dilakukan pemilihan mekanisme pengirisan kulit pohon karet dengan sistem gerakan bolak-balik dengan simpangan efektif. Sistem pengirisan gerakan bolak-balik yang menghasilkan
panjang irisan yang efektif tersebut menggunakan mekanisme gerak batang/crank dan peluncur/slider. Pada Gambar 49 memperlihatkan bahwa mata pisau di alur sadapan mengiris dengan sudut 400 terhadap garis vertikal. Panjang langkah pengirisan efektif diperoleh pada rancangan yaitu Gambar 50. Panjang pengirisan efektif ini merupakan panjang gerak translasi dari batang penghubung.
400 Mata pisau
Gambar 49 Sudut alur sadap. Kulit yang tidak diiris
Kulit yang diiris
Mata pisau Kayu
Gambar 50 Panjang efektif pengirisan terhadap bidang horisontal. Tanaman karet klon PB 260 umur 5-10 tahun mempunyai diameter pohon rata-rata 200 mm dan tebal kulit rata-rata 8 mm. Panjang irisan yang membentuk garis lurus dengan kemiringan 400 terhadap garis vertikal dari
kedua tepi
diameter batang tanaman karet adalah 70 mm dan panjang irisan efektif 10 mm. Berdasarkan panjang irisan efektif 10 mm dan sudut kemiringan 400 sehingga diperoleh panjang irisan 15 mm. Panjang irisan 15 mm merupakan gerak translasi
42
batang peluncur yang dihasilkan dari putaran batang engkol dengan jarak 7.5 mm dari pusat sumber tenaga putar (flywheel). Pola pengirisan pisau sadap membentuk spiral dengan panjang irisan ½ diameter pohon. Gambar 51 memperlihatkan pola panjang irisan kulit pohon karet 15 mm dengan membentuk sudut 400 terhadap garis vertikal. Pola irisan mata pisau
Kulit yang disisakan
Gambar 51 Pola panjang irisan efektif 15 mm.
Analisis Disain Fungsional Fungsi utama yang harus ada pada disain pisau sadap elektrik adalah pengendali ketebalan irisan kulit yaitu mengiris kulit tanaman karet dengan ketebalan irisan yang terkontrol 1.5 mm, pengendali kedalaman sadapan yaitu kedalaman irisan tidak melukai jaringan kambium maupun kayu, mata pisau sadap digerakkan dengan daya listrik dan
pisau sadap elektrik dioperasikan oleh
seorang penyadap. Selain itu diharapkan alur bekas sadapan berbentuk ½ spiral rata dan rapi. Fungsi yang mendukung fungsi utama yaitu: 1. Mengiris kulit pohon Pada proses mengiris dilakukan dengan mengiris ketebalan 1.5 mm menggunakan mata pisau 2 arah ketajaman yaitu depan dan belakang. Pisau itu bergerak maju dan bergerak mundur. Gerakan tersebut bersumber dari tenaga putar yang dipasok tenaga dari daya baterai. Arah pengirisan dimulai
43
dari sebelah kanan atas ke arah sebelah kiri bawah membentuk ½ spiral. Awal pengirisan dilakukan dengan cara menyodok 2-3 cm hingga batas irisan. 2. Mengatur ketebalan Ketebalan irisan diatur dengan mengatur jarak (celah) antara tinggi mata pisau dengan rol roda setinggi 1.5 mm. 3. Mengatur kedalaman irisan Mengatur kedalaman irisan dilakukan untuk menjaga agar mata pisau tidak menyayat jaringan kambium ataupun kayu tanaman karet. Komponen pengontrol kedalaman irisan dapat diatur sesuai dengan ketebalan kulit tanaman karet. 4. Penyatuan komponen Komponen-komponen yang diperlukan untuk semua pengendalian tersebut dirangkai menjadi satu bagaian alat menjadi pisau sadap elektrik. 5. Memudahkan mengoperasikan pisau sadap elektrik Dimensi dan berat dari pisau sadap hasil rancangan dapat dengan mudah dioperasikan oleh penyadap.
Berikut ini Tabel 3 tentang fungsi, alternatif komponen / mekanismenya dan komponen yang dipilih. Tabel 3 Pemilihan komponen yang akan digunakan dalam rancangbangun No. 1 2
3
Fungsi Memotong kulit Mengatur ketebalan irisan Memudahkan pengoperasian
Alternatif Komponen / Mekanisme Pisau bolak-balik Pisau potong putar Roll ganda (depan dan belakang), roll tunggal, dan bantalan diam (penahan) Handle ganda (tangan kanan dan kiri), handle tunggal (tangan kanan), alat terpasang pada pohon dan bergerak secara otomatis
Komponen yang Dipilih Pisau bolak-balik Roll tunggal Handle ganda untuk tangan kanan dan tangan kiri
44
Analisis Disain Struktural Pisau sadap elektrik yang akan dirancang dapat membentuk alur irisan ½ spiral (sadap ke arah bawah) seperti pada Gambar 51.
Gambar 52 Alur sadapan ½ spiral. Panjang pisau disesuaikan dengan panjang pisau manual yaitu sekitar panjang 25 cm. Mata pisau terbuat dari bahan besi karbon tinggi S35C yang mempunyai kekuatan tarik 52 kg/mm2. Hasil pengukuran tahanan pemotongan maksimal tanaman karet tua sekitar 93.2 N. Sehingga dengan persamaan (15) dibawah ini akan diperoleh tebal mata pisau harus lebih dari 0.4 mm. Perhitungan rancangan pada Lampiran 4.
M .c ……………...……………………………………….(15) I M F p .l ……………...………………………………………..(16)
a
I kotak
pejal
t.w3 ……..…………………………………………(17) 12
w …………………………………………………………...(18) 2 6.Fp .L t ……………………………………...………………(19) a .w 2 c
di mana : σ a kekuatan tarik yg diijinkan (kgf/mm 2 ) M momen pada rangka (kgf.mm) c titik tengah beban (mm)
45
I
momen inersia bahan (mm 4 )
w lebar pisau (mm) Fp gaya pemotongan (N) L panjang lengan pisau (mm) t tebal pisau (mm) Persamaan yang digunakan untuk menentukan kecepatan dan percepatan gerak bolak balik adalah sebagai berikut ; Kecepatan, V = R. ω(sin θ +
Percepatan, A = R. ω (cos θ + di mana :
sin 2θ)……………………...……………….(20) cos 2θ)…………………………………….(21)
V = kecepatam (m/s)
R = jari-jari engkol putaran (m) ω = kecepatan sudut (rad/s) θ = sudut putaran (derajat) = panjang engkol (m)
Panjang irisan rata-rata tanaman karet adalah 30 cm dan waktu normal
untuk mengiris membutuh waktu 8 detik per pohon. Dengan menginginkan kecepatan menyadap 3 kali lebih cepat menggunakan pisau elektrik ini maka frekuensi 3.75 hertz dan amplitude 0.27 detik (Lampiran 5). Konstruksi mekanisme gerak bolak-balik terlebih dahulu menentukan ukuran batang-batang penghubungnya. Karena panjang langkah 15 mm, maka panjang batang engkol (batang-2) 7.5 mm. Adapun panjang batang tekannya (batang-3) harus lebih besar dari panjang batang-2. Dalam hal ini panjang batang tekannya adalah 40 mm.
Flywheel
Batang peluncur
Batang engkol Gambar 53 Rancangan batang penghubung. 46
Berdasarkan pengukuran tahanan pemotongan maksimal kulit tanaman karet sebesar 93.2 N dan analisis kecepatan gerak pisau menurut kecepatan putar engkol dan ukuran batang-2 dan batang-3 yang ditentukan, maka diperoleh daya yang dibutuhkan sebagai berikut.
0.25
25
0.2
20
0.15
15
0.1
10
0.05
5
0
0
-0.05 0
40
80
120
160
200
240
280
320
360 -5
-0.1
-10
-0.15
-15
-0.2
-20
-0.25
-25
Sudut, θ (0 ) Kecepatan
Da y a Pe m o t on g an , P (Wa t t )
Ke c e p a t an , V (m/ s )
Hubungan Kecepatan dan Daya Pemotongan
Daya potong
Gambar 54 Hubungan kecepatan dan daya pemotongan yang dibutuhkan. Gambar 54 adalah grafik yang menunjukkan daya pemotongan yang didapatkan dari kecepatan dan sudut putaran batang engkol. Nilai daya pemotongan maksimal sebesar 19.7 watt. Bila diasumsikan efisiensi transmisi daya 60%, maka dibutuhkan daya sebesar 32.8 watt. Karena daya untuk menggerakkan komponen-komponen mekanisme engkol-peluncur dan juga daya untuk mengatasi gesekan batang pendorong pisau dengan bantalannya (bushing) belum diperhitungkan, maka untuk amannya digunakan motor listrik DC dengan daya 66 watt. Pisau merupakan bagian yang berfungsi mengiris dan melepaskan kulit pohon karet. Lebar mata pisau sadap untuk mengiris kulit tanaman muda sekitar 15–25 mm. Adapun pisau rancangan mempunyai lebar 25 mm dan sudut tekukan 500. Bentuk pisau seperti pancing dengan bagian atas terdapat 2 titik pengikat dengan as penggerak. 47
Roda pengatur konsumsi merupakan pengendali ketebalan kulit pohon yang teriris. Untuk mendapatkan tebal irisan yaitu mengatur jarak tinggi antara mata pisau dan tepi roda sebesar 1.5–2 mm. Ukuran roda pengatur konsumsi kulit berdiameter 18.96 mm dan lebar 6.12 mm. Rol roda pengatur ketebalan irisan ditempakan pada dinding depan sebelah kiri-bawah.
1.5 mm Gambar 55 Rancangan pengatur konsumsi kulit.
Gambar 56 Skema kontrol konsumsi kulit. Bagian pengendali kedalaman sadapan agar mata pisau tidak melukai jaringan kayu. Dudukan rol roda pengatur kedalaman irisan berjarak 65 mm dari 48
sisi kerangka utama. Ukuran roda pengatur kedalaman mengguna roda bearing berdiameter 18.96 mm dan tebal 6.12 mm. Titik pusat rol roda segaris dengan titik mati maju maksimal mata pisau.
Motor listrik
Mata pisau
Roll roda
Jarak kedalaman irisan
Gambar 57 Rancangan pengatur kedalaman irisan.
Gambar 58 Skema kontrol kedalaman irisan. Rangka utama sebagai tempat dudukan bagian-bagian lain yaitu motor listrik dc, pegangan, penutup engkol, penutup motor dc, batang dudukan rol pengatur, dan bushing slider. Ukuran kerangka utama disesuaikan dengan ukuran flywheel untuk dudukan dan penutupnya yaitu 90 mm x 82 mm x 100 mm. Kerangka utama berbentuk U dan bagian depan berbentuk lengkung keluar. Dan bentuk penutup engkol adalah lengkung keluar dengan ukuran 94 mm x 104 mm x 84 mm. Pengikatnya menggunakan mur dan baut berukuran 3 mm. Gambar 59 adalah rancangan konstruksi kerangka pisau sadap elektrik.
49
Gambar 59 Rancangan konstruksi rangka sebagai pengikat komponen. Tangkai pegangan tangan kanan dirancang sebagai pengendali secara keseluruhan dan sebagai sorongan untuk irisan kedepan. Ukuran pegangan disesuaikan dengan gengaman tangan penyadap yaitu 140 mm x 60 mm x 20 mm. Posisi pegangan diatur sedemikian rupa sehingga terkonsentrasi untuk menahan bobot alat dan untuk menarik alat sesuai arah irisan. Pegangan tangan kiri
menggunakan bodi motor listrik yang dimanfaatkan sehingga lebih
menghemat konstruksinya dibandingkan dengan menambah pegangan khusus.
50