III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1.
Motif 1
Menurut Mikke Susanto (2011), motif adalah pola, corak,
ragam, atau elemen yang mempunyai nilai keindahan pada kain, kertas, bagian rumah, dan lain-lain. Beberapa jenis motif diantaranya adalah motif batik kontemporer, dan motif geometri. a.
Motif Batik Kontemporer 1) Batik 2
Menurut Mikke Susanto (2011), batik adalah
anggapan bahwa akhiran “tik” berasal dari menitik, menetes. Sebaliknya perkataan batik dalam bahasa jawa (Kromo) berarti “serat” dan dalam bahasa Jawa (Ngoko) berarti “tulis”, kemudian diartikan “melukis dengan (menitik) lilin”. Batik kuno terkenal dengan garis-garis dan titik-titik yang sederhana. Salah satu contoh motif batik yaitu: a) Batik Kawung 3
Menurut Mikke Susanto (2011), kawung yaitu
sejenis biji atau buah aren, yang kemudian menjadi salah satu jenis pola hias dalam seni (batik). Pola ini berbentuk lingkaran berjejer sehingga bagian yang satu menutup bagian yang lain. Pola hias kawung terdapat pada pusat-pusat batik seperti Banyumas, Cirebon, Tasikmalaya, dan sebagainya. Adapun filosofi motif batik kawung yaitu, motif batik kawung berpola bulatan mirip buah kawung (buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. 1
Mikke Susanto, Diksi Rupa, DictiArt Lab, Yogyakarta, 2011. Hal. 267 Mikke Susanto, Diksi Rupa, DictiArt Lab, Yogyakarta, 2011. Hal. 51 3 Mikke Susanto, Diksi Rupa, DictiArt Lab, Yogyakarta, 2011. Hal. 218 2
16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bentuk geometris segi empat didalam pengertian kebudayaan jawa melambangkan suatu ajaran tentang terjadinya kehidupan manusia. Empat buah motif yang merupakan lambang persaudaraan. Trdapat empat dan satu motif titik ditengah dianggap sebagai pusat kekuasaan alam semesta dengan demikian motif batik kawung yang terdiri dari empat bulatan lonjong dengan titik ditengah merupakan lambang persatuan. Beberapa jenis motif batik kawung: (1)
Batik Kawung Sen Batik kawung sen berbentuk empat bulatan, lonjong dengan titik dua buah. Disusun membentuk sudut miring atau garis diagonal seolah-olah tiap motifnya dibatasi garis silang.
Gambar 4. Motif Batik Kawung Sen (Sumber: http://www.batikkawung.com 2015)
(2)
Batik Kawung Beton Batik kawung beton berbentuk empat bulatan, dengan dua buah titik segi empat.
17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Diantara empat bulatan terdapat empat bagian yang seolah-olah dibatasi garis silang.
Gambar 5. Motif Batik Kawung Beton (Sumber: http://www.batikkawung.com 2015)
(3)
Batik Kawung Semar Batik kawung semar berbentuk empat bulatan lonjong, dua buah bulatan dan garis lengkung. Diantara empat bulatan terdapat garis berbentuk jajaran genjang dan ttik bulatan.
Gambar 6. Motif Batik Kawung Semar (Sumber: http://www.batikkawung.com 2015)
18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2) Kontemporer 4
Menurut Mikke Susanto (2011), kontemporer itu
artinya kekinian, modern, atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang baru. 3) Batik Kontemporer 5
Menurut Mikke Susanto (2011), batik kontemporer
yaitu motif batik yang lebih melambangkan pada kepuasan estetis. Teknik pembuatannya tidak terikat pada canting. Pola yang dihadirkan cenderung bebas, dengan mengambil bentuk-bentuk primitif seperti patung manusia, hewan ataupun tumbuhan, serta berbagai bentuk abstrak. Selain itu ada juga yang mengambil bentuk alat musik dan lain-lain. a) Motif Geometris 6
Menurut Mikke Susanto (2011), geometris
berasal dari kata geometricus (Lat), geometrikos atau geometres, ge “bumi” dan metres “ukuran” (Yun). Istilah ini merujuk pada arti sesuatu yang berhubungan dengan geometri, atau sesuatu yang memiliki karakter atau dibuat dengan garis dan bangun yang umum. Dengan kata lain, desain-desain geometris secara khas dibuat dengan garis lurus atau bentuk-bentuk dari ilmu ukur, termasuk lingkaran, oval, segitiga, segiempat, persegi, dan sisi empat lainnya, juga sama dengan segi banyak seperti segilima, segi enam dan lain-lain. Contoh bentuk geometris meliputi bulatan, kerucut, silindersilinder, bidang empat, piramida-piramida, dadu/kubus dan bidang banyak lainnya. Motif geometris adalah jenis motif yang memiliki karakter atau dibuat dengan 4
Mikke Susanto, Diksi Rupa, DictiArt Lab, Yogyakarta, 2011. Hal. 227 Mikke Susanto, Diksi Rupa, DictiArt Lab, Yogyakarta, 2011. Hal. 51 6 Mikke Susanto, Diksi Rupa, DictiArt Lab, Yogyakarta, 2011. Hal. 152 5
19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
garis dan bangun yang umum. Dengan kata lain motif geometris dibuat dengan bentuk-bentuk dari ilmu ukur.
Gambar 7. Motif Geometris (Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015)
2. Fungsi Motif 7
Menurut Pulukadang, N.W (2007), motif dipakai untuk
menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk 2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensi yang berupa seni bangunan, perabotan rumah tangga, dan lain-lain. Jadi
dapat
disimpulkan
fungsi
Desain
Motif
Batik
kontemporer yaitu, sebuah pola motif batik dengan konsep modern yang digunakan untuk menghias atau memperindah bidang dalam bentuk 2 dimensi, yang tehnik pembuatannya tidak mengacu pada canting. 3. Bed Sheet 8
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bed sheet adalah
kain alas tempat tidur, yang di tempatkan di atas kasur. 4. Fungsi Bed Sheet Fungsi bed sheet yaitu untuk menutupi atau melapisi sebuah kasur atau tempat tidur, selain fungsi umum saat ini bed sheet juga digunakan sebagai aksesoris kamar tidur agar terlihat lebih indah dan 7 8
Pulukadang, N. W. Keterampilan Menghias Kain, Angkasa, Bandung, 2007. Hal. 1 Sugono, D. Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2013
20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
mempunyai tema tertentu sesuai selera penggunanya. Bed sheet biasa dipakai untuk meningkatkan kenyamanan saat tidur diatas kasur. Dalam pemakaiannya, bed sheet juga biasa dipasangkan dengan bed cover agar semakin meningkatkan kenyamanan pada saat digunaknan tidur.
B. Kelompok Data Berkaitan dengan Estetika Fungsi Produk Rancangan 1.
Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Motif Kawung Desain sebuah motif pada bed sheet menjadi salah satu hal yang sangat di perhatikan oleh setiap orang, karena bed sheet di gunakan untuk beristirahat (tidur), maka dari itu desain motif pada bed sheet sangat berpengaruh pada tingkat kenyamaan saat orang menggunakan bed sheet tersebut. Desain motif bed sheet juga dapat mengklasifikasikan kelas tingkat status sosial si penggunanya. Karena setiap desain motif pada bed sheet mempunyai peranan penting bagi si penggunanya. Dengan mengambil bentuk dasar dari bentuk batik kawung yang pola motifnya tergolong dalam geometris, maka penulis mengembangkan desain motif batik kawung menjadi desain motif batik yang lebih modern, dan memadukannya dengan bentuk-bentuk geometris sebagai detailnya atau bisa disebut juga dengan motif batik kontemporer. Desain motif batik kontemporer ini dibuat dengan pertimbangan berdasarkan prinsip-prinsip desain, unsur-unsur desain, pola tata letak motif pada bed sheet, dan pola motif pada bed sheet. a.
Unsur-Unsur Desain Unsur-unsur desain adalah bagian yang mendukung terwujudnya suatu karya seni. Unsur-unsur tersebut dapat
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
bersifat fisik yang dipahami secara visual. Adapun unsur-unsur desain diantaranya yaitu: 1) Garis Garis merupakan unsur yang paling utama, karena dengan garis kita dapat membuat bidang, membuat bentukbentuk serta dapat menampilkan gerak, juga karena adanya perbedaan-perbedaan garislah maka suatu desain menjadi demikian bervariasi. Nilai dari satu garis banyak ditentukan oleh irama serta kemampuan mewujudkan bentuk atau massa dengan kemungkinan
yang
hampir
tak
terbatas
dalam
perpaduannya dengan unsur-unsur lain. Garis secara visual kehadirannya dapat dibedakan yaitu dapat berupa garis lurus, garis lengkung, garis patah-patah, garis bergelombang dan sebagainya. Semua garis memberikan karakter yang memberikan gambaran kesan yang memancar dari bentuk yang ada. Berbagai karakter garis yaitu: a)
=
Garis
horizontal
mempunyai
karakter
tenang, diam, dan pasif. b)
= Garis vertikal mempunayi karakter kuat, gagah, kokoh, dan megah.
c)
= Garis diagonal mempunyai karakter perhatian/sesuatu,
menarik yang
dapat dikatakan sebagai cara
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
untuk
menarik
perhatian
orang. d)
=
Garis
lengkung
mempunyai
tipis
karakter
feminim, dan menakjubkan. e)
=
Garis
lengkung
mempunyai
tebal kesan
menakutkan, seram. f)
=
Garis
patah-patah
mempunyai
arti
menggairahkna,
dan
semangat. g)
=
Garis
putus-putus
mempunyai makna hati-hati. Unsur garis sangat penting pada desain motif batik kontemporer, karena garis digunakan sebagai unsur membentuk motif. Selain sebagai unsur utama pembentuk motif batik kontemporer, garis juga digunakan sebagai motif tekstur pada desain motif batik kontemporer ini. 2) Bentuk Bentuk adalah suatu permukaan yang dibatasi oleh garis dan mempunyai kesan dua dimensi, bentuk yang terdapat pada suatu desain terdiri dari bentuk yang terjadi atas perpaduan antara hubungan garis lurus seperti bentuk segi tiga, segi empat, lingkaran dan elips. Bentuk tersebut bahkan dapat pula merupakan gabungan kedua jenis garis. Desain motif batik kontemporer ini mempunyai bentuk motif berupa motif batik kawung yang sudah dimodifikasi sehingga menjadi lebih modern. Selain bentuk
23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
motif kawung, dalam desain motif kontemporer ini juga terdapat bentuk-bentuk geometris. 3) Tekstur Tekstur dapat diartikan sebagai tampak rupa atau tampang permukaan dari suatu benda, karena permukaan setiap benda memiliki sifatnya yang khas, misalnya polos atau bercorak, licin atau kasar, kusam, lunak atau keras. Tekstur adalah permukaan suatu benda/obyek yang berhubungan dengan aspek perabaan/pegangan serta penampilan permukaan/tampilan visual permukaannya. Secara umum karakter tekstur dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu: a) Actual Tekstur Actual tekstur atau tekstur nyata adalah suatu kualitas
permukaan
obyek/benda
yang
aspek
pegangannya sesuai dengan penampilan permukaannya. b) Simulated Tekstur Simulated tekstur atau tekstur semu adalah suatu kualitas dimana aspek perabaan berbeda dengan aspek visual permukaannya. Tekstur semu terbagi menjadi tiga macam, yaitu: (1)
Tekstur hias manual, yaitu tekstur yang menghiasi permukaan yang dibuat secara manual. Misalnya memberikan goresan dengan menggunakan kuas cat air, goresan dengan kapas, sepon, pinsil dan lain-lain.
(2)
Tekstur mekanik, yaitu tekstur yang dibuat dengan alat mekanik seperti mistar, jangka, alat foto, cetak komputer, dan lain-lain. Contoh tekstur mekanik antara lain; hasil cetak komputer,
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
hasil cetak motif hias, hasil celupan kain batik, hasil kolase (tempelan kertas/kain), hasil kulit kayu dan lain-lain. (3)
Tekstur ekspresi, yaitu tekstur yang merupakan bagian dari proses penciptaan rupa, dimana raut dan tekstur merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Teksturnya menjadi raut, dan jika teksturnya dihilangkan maka akan menghilangkan maksdunya. Tekstur jenis ini banyak digunakan pada seni lukis, seni grafis, desain komunikas visual, dan lain-alin.
c)
Invented Tekstur atau tekstur buatan adalah suatu pola dua dimensi
yang
mengambil
pola-pola
permukaan
bertekstur untuk menampilkan/menghasilkan suatu karya yang sesuai, misalnya membuat suatu tekstur untuk background dari lukisan/sapuan kuas secara acak. Dalam
desain
motif
batik
kontemporer
menggunakan invented tekstur, atau tekstur buatan. Penggunaan tekstur dalam rancangan desain motif batik kontemporer maksudnya yaitu agar desain motif batik kontemporer mempunyai detail dalam desain motifnya. Sehingga ketika dilihat dengan teliti dan jarak dekat, desain motifnya mempunyai detail motif dan agar tidak monoton. 4) Warna Warna adalah salah satu unsur seni yang slalu dihubungkan dengan estetika karena selain dapat dihayati
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
secara emosional atau dengan menggunakan kepekaan perasaan manusia. Secara ilmiah dinyatakan bahwa warna merupakan gelombang-gelombang
cahaya
tertentu,
kita
dapat
mengenali suatu warna apabila gelombang cahaya itu menyentuh retina mata, kemudian diolah oleh jaringan syaraf, gelombang cahaya tadi disampaikan ke otak yang kemudian mencernanya sehingga kita dapat mengenal gelombang cahaya tersebut sebagai suatu warna. Dalam bidang seni rupa, warna merupakan salah satu unsur yang sangat penting, karena dengan sifatsifatnya yang khas telah mampu memperluas kemungkinankemungkinan pengembangan kreatifitas serta penuangan ekspresi dengan penampilan yang lebih menarik. Disamping itu warna juga merupakan unsur seni rupa yang paling relatif, artinya warna tidak dapat tampil dengan menarik apabila berdiri sendiri, jadi penampiln suatu warna sangat ditentukan oleh kehadiran warna yang lainnya baik itu sebagai pendamping maupun sebagai latar dimana warna yang pertama ditempatkan. Misalnya warna kuning yang ditempatkan diatas latar hitam akan terasa lebih tajam daripada warna kuning diatas latar putih. Sebagai dasar dari pengetahuan warna, ada beberapa teori warna yaitu: a) Teori Warna Brewster Dalam teorinya Brewster menyatakan bahwa warna merah, kuning dan biru merupakan unsur-unsur warna tersendiri yang tidak dapat dihasilkan oleh percampuran dari warna apapun, maka warna merah, kuning dan biru ini disebut warna primer. Percampuran
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dari
sepasang
warna
primer
tersebut
akan
menghasilkan warna sekunder yang disebut juga intermediate hues atau warna antara. Kemudian percampuran antara satu warna sekunder akan menghasilkan warna tersier. Berdasarkan teori Brewster ini, dapat dikenal beberapa jenis warna, yaitu: (1)
Warna Primer, terdiri dari: (a)
Merah, kuning dan biru : merupakan warna asli
yang
tidak
dapat
dibuat
dari
percampuran warna lain. (2)
(3)
Warna Sekunder, terdiri dari: (a)
Hijau
= Kuning + Biru
(b)
Violet
= Biru + Merah
(c)
Orange
= Merah + Kuning
Warna Tersier, terdiri dari : (a)
Kuning Kehijauan
= Kuning + Hijau
(b)
Biru Kehijauan
= Hijau + Biru
(c)
Violet Kebiruan
= Biru + Violet
(d)
Violet Kemerahan
= Violet + Merah
(e)
Orange Kekuningan = Orange + Kuning
b) Teori Warna Munsell Munsell
menyusun
sistem
notasi
yang
didasarkan pada tiga pembagian warna yaitu: (1)
Hue, diartikan sebagai nama dari tiap-tiap warna.
(2)
Value, diartikan sebagai gejala cahaya daripada warna yang menyebabkan perbedaan pancaran warna dalam perbandingan dengan hitam dan putih, dalam istilah asing dikenal sebagai The brightness of colours.
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
(3)
Chroma, diartikan sebagai gejala kekuatan pancaran intensitas dari warna yang diungkapkan untuk menyatakan saturation (kejenuhan) dari warna. Warna-warna merah, kuning, hijau, biru dan
ungu oleh Munsell ditentukan sebagai warna dasar atau disebut sebagai lima hues utama, pemilihan tersebut tidak didasarkan atas kemutlakan dari keutamaan kelima
hues
itu,
melainkan
terhadap
adanya
kemungkinan persilangan. c)
Kesimpulan dari Kedua Teori Warna Tersebut Dari kedua teori warna tersebut dapat diketahui bahwa selain warna-warna utama terdapat juga warnawarna kedua dan ketiga yang merupakan hasil percampuran dari warna-warna utama tersebut. Selain percampuran untuk menghasilkan warna-warna kedua dan ketiga dikenal juga warna-warna dengan kesan dan sifat khusus. Susunan perpaduan warna tersebut antara lain: (1)
Perpaduan
Warna
Mono-kromatis
(Mono-
chromatic harmonies) Warna mono-kromatis yaitu susunan nada warna yang dihasilkan dari percampuran satu warna dasar dengan warna putih, nada-nada warna tersebut hanya berbeda dalam value dan intensitasnya saja. Warna-warna mono-kromatis ini dikenal sebagai warna pastel. (2)
Susunan Warna Analogus Susunan warna analogus ialah susunan warna yang terjadi sebagai hasil percampuran
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dua warna dasar yang letaknya berdekatan dalam lingkaran warna. Contoh: biru dan kuning, (3)
Susunan Warna-warna Kontras (Complementer) Susunan warna kontras ialah susunan warna yang terdiri dari dua warna atau lebih yang bertentangan kedudukannya dalam lingkaran warna. Warna adalah unsur yang sangat penting dan
berpengaruh dalam desain motif batik kontemporer ini, karena warna adalah unsur yang berkaitan erat dengan nilai estetika. Karena desain motif batik kontemporer ini adalah desain motif untuk bed sheet kalangan menengah keatas maka warna-warna yang digunakanpun harus sesuai tema. Desain motif batik kontemporer ini menggunakan jenis susunan
warna
mono-kromatis
dan
analogus.
Menggunakan susunan warna mono-kromatis karena untuk mendapatkan kesan minimalis dan modern. Menggunakan warna analogus karena susunan warna ini mudah disatukan dalam suatu susunan warna atau komposisi dengan kesan yang tetap menarik dan hidup. b. Prinsip-prinsip Desain Adapun prinsip-prinsip desain diantaranya yaitu: 1) Kesederhanaan Banyak pakar desain grafis menyarankan prinsip ini dalam pekerjaan desain. Hal ini sangat logis demi kepentingan kemudahaan pembaca memahami isi pesan yang disampaikan. Kesederhanaan digunakan dalam desain motif batik kontemporer karena agar mempermudah pembaca dalam
29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
memahami desain. Selain agar mempermudah pembaca, agar Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Batik Kawung ini juga bisa lebih nyaman pada saat digunakan beristirahat. 2) Keseimbangan (Balance) Keseimbangan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual. Keseimbangan juga dapat diartikan sebagai persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi tekanan pada stabilitas suatu komposisi karya seni. Balance dikelompokan menjadi hidden balance (keseimbangan tertutup), symmetrical balance (keseimbangan simetris), asymmetrical balance (keseimbangan asimetris), balance by contrast (perbedaan atau adanya oposisi). Pada
desain
motif
batik
kontemporer
ini,
keseimbangan pada desain motif sangat diperhatikan agar desain motif batik kontemporer ini dapat memberi kesan seimbang secara visual. Keseimbangan pada desain motif sangat berpengaruh pada visulaisasi, agar desain motif batik konteporer pada bed sheet ini benar-benar dapat digunakan untuk beristirahat secara nyaman. 3) Kesatuan Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan sangat berpengaruh pada desain motif batik
kontemporer
ini.
Dalam
desain
motif
batik
kontemporer ini kesatuan antara motif satu dengan yang lainnya harus saling menyatu begitupun dengan warnawarna yang digunakan. Sehingga didapat hasil akhir desain
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
motif yang saling berkaitan atau saling menyatu satu sama lain. 4) Penekanan (Aksentuasi) Penekanan dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca, sehingga ia mau melihat dan membaca bagian desain yang dimaksud. Kalau dalam konteks desain surat kabar ini bisa dilakukan dengan memberi kotak raster atas sebuah berita. Hal ini akan mengesankan pentingnya berita itu untuk dibaca oleh pembaca. Penekanan juga dilakukan melalui perulangan ukuran, serta kontras antara tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif. Penekanan juga sangat diperlukan dalam Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Batik Kawung ini. Penekanan digunakan agar desain motif batik kontemporer ini memiliki aksen untuk menarik perhatian si pembaca. 5) Irama (Repetisi) Irama
merupakan
pengulangan
unsur-unsur
pendukung karya seni. Irama merupakan selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun yang sama. Pengulangan bentuk biasanya memberi kesan keselarasan, dan bentuk yang diulang seakan-akan seperti ketukan dari sebuah irama. Irama juga membantu prinsip kesatuan, menyatukan seluruh obyek agar tidak tercerai berai. Prinsip-prinsip irama diantaranya yaitu: a) Repetisi, adalah sebuah pengulangan dengan kesamaan ekstrem pada semua unsur/elemen. b) Transisi, adalah pengulangan dengan perubahanperubahan dekat atau variasi dekat pada elemen seni rupa.
31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
c)
Oposisi, adalah pengulangan dengan perbedaan pada satu atau beberapa elemen seni rupa. Irama juga menjadi dasar desain motif batik
kontemporer. Dalam Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Batik Kawung ini motif menggunakan unsur repitisi, yaitu sebuah pengulangan motif dengan kesamaan pada semua unsur elemen. c.
Hubungan Antara Desain Motif Batik Kontemporer dengan Interior Modern Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Batik Kawung
ini
dirancang
dengan
memperhatikan
dan
menyesuaikan dengan gaya interior sebuah ruangan modern. Sesuai dengan target pasar yang dituju yaitu kelas menengah keatas, maka desain motif batik kontemporer ini disesuaikan juga dengan ruang tidur kalangan menengah keatas. Dari mulai warna-warna yang digunakan, motif yang digunakan, pola motif yang digunakan, dan pola tata letak motif yang digunakan semuanya
disesuaikan
Pertimbangan
ini
dengan
digunakan
ruang
agar
tidur
desain
modern.
motif
batik
kontemporer pada bed sheet sampai pada image yang diharapkan, dan sesuai dengan kalangan pasar yang dituju.
32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 8. Desain Interior Ruang Tidur Modern 1 (Sumber: http://www.modernroom.com 2015)
Gambar 9. Desain Interior Ruang Tidur Modern 2 (Sumber: http://www.modernroom.com 2015)
33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 10. Desain Interior Ruang Tidur Modern 3 (Sumber: http://www.modernroom.com 2015)
d. Pola Tata Letak Motif pada Bed Sheet Dalam desain motif pada bed sheet, ada beberapa jenis tehnik tata letak (penempatan) motifnya. Diantaranya yaitu: 1) Motif Border Satu Sisi Motif border satu sisi yaitu pola motif desain yang di bagian bawahnya berbentuk motif sejajar sebagai batas pemisah antara motif bawah dan atas. Motif sejajar tersebut menjadi motif utama dari desain border satu sisi. Tinggi motif border satu sisi tidak boleh lebih dari 80 cm dan dengan lebar 64,14 cm (sesuai lebar mesin produksi).
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 11. Motif Border Satu Sisi (Sumber: Dokumentasi Pribadi 2013)
2) Motif Border Dua Sisi Motif border dua sisi yaitu pola motif desain yang membatasi motif di ke-2 sisinya antara motif atas dan motif bawah. Masing-masing motif border bawah dan motif border atas memiliki ukuran yang sama, yaitu tinggi kurang dari 80 cm, dan lebar 64,14 cm (sesuai lebar mesin produksi). Ke-2 motif di atas dan di bawah, menjadi motif utama dalam desain motif border dua sisi tersebut.
35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 12. Motif Border Dua Sisi (Sumber: Dokumentasi Pribadi 2013)
3) Motif Salur Motif salur yaitu desain motif yang berbentuk pola beraturan
menyalur,
bisa
secara
vertiklal
maupun
horisontal. Jumlah salur motif dalam suatu desain dapat disesuaikan dengan keinginan dan mesin produksi.
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 13. Motif Salur (Sumber: Dokumentasi Pribadi 2013)
4) Motif All Over (Dimana-Mana) Motif All Over yaitu desain motif dengan pola motif yang berbentuk acak, tidak beraturan dan tidak dibatasi oleh motif-motif lainnya. Ukuran motif pada motif all over ini harus disesuaikan dengan ukuran mesin produksi.
37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 14. Motif All Over (Sumber: Dokumentasi Pribadi 2013)
e.
Pola Motif pada Bed Sheet (Pattern) 9
Ada dua jenis pola motif pada bed sheet, yaitu:
1) Pola Serak (Pola Tabur) Pola serak yaitu menyusun pola dengan cara mengulang suatu matif, dengan jarak tertentu dan akan diperoleh pola serak. Walaupun disebut pola serak namun letak motif-motifnya teratur dengan jarak tertentu.
9
Pulukadang, N. W. Keterampilan Menghias Kain, Angkasa, Bandung, 2007. Hal. 5
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 15. Pola Serak (Sumber: Buku Keterampilan Menghias Kain 2008)
2) Pola Berangkai Pola berangkai yaitu jika pola serak dihubungkan satu sama lainnya maka akan diperoleh pola berangkai. Garis-garis yang menghubungkannya dapat berupa garis vertikal, horisontal, maupun garis diagonal.
Gambar 16. Pola Berangkai (Sumber: Buku Keterampilan Menghias Kain 2008)
C. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Teknis Produk Rancangan 1. Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Motif Kawung Dalam pembuatan bed sheet terdapat beberapa jenis kain, beberapa jenis zat pewarna, beberapa jenis software yang digunakan untuk mendesain dan beberapa jenis mesin produksi yang biasa digunakan untuk teknis produksinya, diantaranya yaitu:
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
a.
Jenis-jenis Kain Bed Sheet Dalam pembuatan bed sheet terdapata beberapa jenis kain yang biasa digunakan, dari mulai kain yang berkualitas bagus sampai kain yang berkualitas biasa. Jenis kain digunakan berdasarkan pasar yang dituju, apabila bed sheet untuk pasar menengah keatas maka menggunakan kain dengan kulaitas paling bagus tapi sebaliknya apa bila bed sheet untuk pasar menengah kebawah maka menggunakan kain dengan kualitas biasa saja. Jenis-jenis kain bed sheet diantaranya, yaitu: 1) Bahan Tencel Bahan tencel adalah kain yang sebagus linen, sehangat wol, dan mudah penyerap seperti kapas. Kain tencel juga memiliki kemampuan dalam mengatur suhu. Kain tencel tidak akan terasa panas pada cuaca yang panas, dan akan menjadi terasa hangat dalam cuaca yang dingin. Kain tencel juga tahan terhadap sinar UV, tahan dari serangan jamur (fungi). Tencel terbuat dari bambu organik. Tidak seperti kapas, tencel dipintal dari serat bambu malang-melintang yang membentuk pori-pori mikro yang unik, sehingga membuat kain dapat menyerap 4x lebih kuat dari bahan katun penuh. Jadi sangat cepat menyerap keringat. 2) Bahan Katun Jepang/Satin Jepang/Katun Sakura Bahan katun jepang atau kapas yang biasa kenal selama ini, adalah serat yang dihasilkan oleh tanaman kapas atau dalam bahasa latinnya (Gossypium hirsutum). Bahan bed sheet dari katun jepang memiliki susunan tenunan khusus yang membuatnya sangat nyaman digunakan. Bahan katun jepang memang lebih tebal tetapi jenis kain ini lebih lemas. Struktur anyaman katun jepang adalah saling silang
40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
antara 1 benang dengan 4/7 benang. Semakin banyak yang menyilang terhadap benang lain, maka akan semakin lembut dan halus. Tetapi juga semakin rapuh anyaman terhadap sikat sewaktu mencucinya. Bahan katun jepang relatif mahal, hampir dua kalinya dari harga bed sheet CVC, karena bahan ini impor maka sangat terbatas dipasaran. 3) Bahan katun CVC (Cotton Viscose)/Katun Korea Katun CVC (cotton viscose) adalah bahan katun dengan komposisi 60-75% katun dan sisanya viscose atau rayon yang nyaman, lembut, dan adem. Katun CVC ini juga biasa disebut dengan katun korea. Kelebihan bahan ini dibandingkan bahan yang lainnya adalah tidak mudah kusut dan tingkat penyusutan kainnya rendah. Jenis bed sheet dengan bahan ini banyak disukai karena memang lebih nyaman dipakai dan merupakan kain bed sheet kualitas sedang. 4) Bahan Katun Cina/Twill/Canon Bahan dari twill/canon atau lebih dikenal katun cina, bahan bed sheet jenis ini memiliki 2 kelas yaitu yang rendah dengan ciri-ciri warnanya yang kurang cerah dan tipis sedangkan untuk kelas tinggi ciri-cirinya yaitu mirip dengan bed sheet katun jepang, hanya saja kekurangannya pada lebar bahan yang hanya 235 sehingga untuk standar bed sheet tinggi 25 harus menggunakan sambungan dilipatan bagian kepala. 5) Bahan Katun Catra/Katun Lokal Premium Bahan ini mempunyai komposisi 80% katun – 20% polyester. dikarenakan kandungan katun-nya lebih banyak, sehingga jenis katun ini sering disebut juga katun lokal premium. Bahan ini lebih halus dan nyaman dibanding
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
bahan panca, sifat bahan yang lembut, tidak panas, warna tidak mudah luntur dan tidak berudul pada saat dicuci. Walau dengan warna penuh kain ini tidak akan kaku. Biasanya bahan ini digunakan untuk motif minimalis pada bed sheet. 6) Bahan Katun Panca/Katun Lokal Bahan panca mempunyai komposisi 50% katun-50% polyester. Bahan panca ini terasa dingin saat digunakan, cukup nyaman dipakai, tapi tidak selembut dan sehalus catra, tidak berudul setelah dicuci dan warnanya cukup awet. Tapi apabila motifnya penuh, maka kainnya akan menjadi kaku. Biasanya jenis kain ini digunakan untuk bed sheet motif anak-anak dan bed sheet motif klasik. 7) Bahan TC/Poly TC (Tetron Cotton) Bahan TC/poly TC adalah bed sheet yang terbuat dari kain TC/poly TC, kain poly TC banyak digunakan oleh produsen bed sheet karena memang harganya lebih murah, tetapi jenis bahan ini mudah sekali luntur pada saat dicuci, berbulu, tidak halus karena memang bahan bed sheet jenis ini berkualitas rendah. 8) Bahan Polyester Bahan polyester terbuat dari serat sintetis (serat buatan). Jenis kain ini tergolong mempunyai harga yang ekonomis, selain itu juga jenis kain polyester ini mudah diatur serta tidak mudah kusut sehingga selalu terlihat rapi. Tapi jenis bahan ini tidak cocok digunakan dinegara yang beriklim tropis. Bahan ini tidak menyerap keringat, terasa panas, sehingga terasa kurang nyaman pada saat digunakan.
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Jenis-jenis Zat Pewarna Bed Sheet Dalam pembuatan bed sheet ada 2 jenis zat pewarna yang biasa digunakan, yaitu: 1) Zat Pewarna Reaktif Zat warna reaktif memiliki warna yang cerah, range warna yang luas, ketahanan warna yang cukup baik dan pengoprasiannya yang mudah pada saat produksi. Zat warna reaktif mempunyai ketahana gosok yang baik, ketahanan
sobek
yang
baik,
sehingga
kain
yang
menggunakan zat warna ini hasil cetaknya akan mempunyai sifat kain yang baik. Zat pewarna reaktif banyak digunakan pada jenis kain tencel dan katun jepang (100% katun), karena jenis zat warna ini sangat cocok dengan jenis kainkain yang mempunyai bahan alami tanpa campuran polyester. Zat pewarna reaktif juga banyak digunakan untuk bed sheet kalangan menengah keatas karena kualitas zat pewarna ini yang baik dibanding dengan zat pewarna lainnya. 2) Zat Pewarna Pigment Zat pewarna pigment mempunyai kualitas dibawah zat warna reaktif. Ketahana gosok, ketahanan sobek, dan sifat kain sehabis produksi yang tidak baik. Karena pigment tidak memiliki afinitas terhadap serat maupun terhadap ikatan kimia maka pengikat dan cross linker harus digunakan. Namun binderl pengikat dan cross linker ini merupakan faktor utama yang menyebabkan kain menjadi kaku, khususnya pada kain yang berwarna tua. Adapun kelebihan dari zat warna pigment yaitu, tidak melewati proses
pembilasan.
Kelebihan
lain
jika
melakukan
pencelupan dengan zat warna pigment adalah proses
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/
finishingnya
bisa
digabungkan
dengan
proses
pencelupannya itu sendiri. c.
Jenis-jenis Software Untuk Mendesain Motif Bed Sheet Ada 2 jenis software yang umum digunakan perusahaan tekstil di Indonesia, yaitu: 1) Software Adobe Photoshop Walaupun dalam penggunaannya, software ini agak sulit dan banyak langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan desain motif, tetapi hasil desain motif dengan menggunakan software photoshop sangat bagus. Software adobe photoshop sangat dianjurkan untuk membuat desain motif pada dunia tekstil karena software ini mempunyai banyak pilihan dalam penggunaan filter, sehingga lebih banyak variasi effect teksturnya. 2) Software Anseries Software
anseries
memang
lebih
mudah
pengaplikasiannya dibanding dengan software photoshop, tapi hasil desainya tidak sebagus dengan menggunakan software photoshop. Karena pilihan filternya tidak sebanyak photoshop, sehingga variasi effectnya sangat terbatas. Jenis software ini lebih dianjurkan untuk proses tracing (pemisahaan warna). d. Jenis-jenis Mesin Produksi Printing Bed Sheet Dalam proses produksi bed sheet ada 3 jenis mesin produksi yang biasa digunakan oleh perusahaan-perusahaan printing tekstil, yaitu: 1) Mesin Printing Rotary Mesin printing rotary adalah jenis mesin produksi untuk printing desain motif pada media kain. mesin printing rotary, dengan kemampun cetak sangat cepat dibanding
44 http://digilib.mercubuana.ac.id/
mesin flat, mesin rotary jumlah screennya hanya mampu memakai 7-12 screen itu biasanya sudah maximal dan hasil cetaknya cukup bagus, hanya saja kalau mencetak design motif yang banyak effect gradasi seperti effect air hasilnya kurang maksimal dan membutuhkan dot yang agak kasar dan kemampuanya terbatas. 2) Mesin Printing Flat Mesin printing flat adalah jenis mesin produksi untuk printing desain motif pada media kain. Jenis mesin ini dibatasi maksimal jumlah screennya adalah 12 screen, dan kemampuan hasil cetaknya cukup bagus hanya saja kelemahannya yaitu jalan produksinya sangat lambat dibanding dengan mesin rotary yang high speed. Kemampuan mesin jenis flat ini juga bagus dalam mencetak desain motif dengan efek gradasi dan efek air. 3) Mesin Printing Digital Mesin printing digital lebih mudah dalam proses produksinya. Proses printing dengan mesin ini tidak memerlukan sistem separasi warna (tracing) karena mesin ini proses cetaknya didesain dan diseting mirip seperti printer unlimited colour, jadi proses produksinya tidak dibatasi jumlah screen warna seperti rotary dan flat, sayangnya proses cetak dengan menggunakan mesin printing digital harga produksinya sangat tinggi. 2.
Aspek Teknis Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Motif Kawung Hasil paparan data-data diatas telah dijadikan faktor yang mempengaruhi
penulis
dalam
mengambil
keputusan
yang
berhubungan dengan aspek teknis, seperti pemilihan material dan teknis produksi dalam pembuatan produk.
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Karena bed sheet ini, adalah jenis bed sheet untuk kalangan menengah keatas maka mengenai material yang dipilih adalah material yang mempunyai kualitas bagus, seperti jenis kain yang akan digunakan adalah jenis kain tencel, jenis zat pewarna yang akan digunakan adalah jenis zat pewarna reaktif, dan proses pembuatan desain motif akan dilakukan dengan menggunakan software Photoshop, serta proses produksi akan dilakukan dengan menggunakan mesin printing rotary.
D. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Ekonomi Produk Rancangan Perkembangan desain motif pada bed sheet di Indonesia saat ini sedang berkembang. Di zaman sekarang bed sheet bukan hanya dilihat dari fungsinya saja, melainkan masyarakat juga melihat dari sisi desain motifnya. Banyak motif-motif bed sheet yang semakin bervariasi, namun hanya saja bed sheet dengan motif-motif budaya lokal masih sangat minim. Maka dari itu bed sheet dengan konsep motif-motif budaya lokal mempunyai peluang dan potensi yang sangat besar untuk berkembang. Secara ekonomi, bed sheet untuk kalangan menengah keatas membutuhkan budget yang cukup besar karena bahan-bahan yang dibutuhkan adalah bahan-bahan dengan kualitas baik, selain itu juga karena minimal produksi untuk bed sheet harus dengan jumlah yang cukup besar.
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
E.
Kelompok Data dari Journal Mengenai Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Motif Kawung 1. Kasur Meliputi Sprei 10
Menurut Shaurer secara umum tempat tidur, lebih khusus
berhubungan dengan lembar yang dibangun untuk berfungsi sebagai penutup kasur, dan salah satu objek utamanya yaitu sebuah spreicovering dimana bagian tubuh utama terdiri dari satu bagian dari kain dipotong untuk bentuk yang tepat dan memiliki sudutnya disatukan dengan cara dijahit atau sebaliknya, sehingga membentuk tergantung bagian yang berbaring di atas sisi dan ujung kasur dan juga bagian yang memperpanjang jarak pendek dalam bagian bawah sisi kasur dari sisi sampai ujung kasur. Sprei ini meliputi lembar yang akan mempertahankan posisinya di kasur, dan tidak akan menarik ataupun mengkerut sebagai akibat dari pergerakan pengguna tempat tidur tersebut. 2. Mengembangkan Rekomendasi Sistem Desain Tekstil Menurut Kepekaan Konsumen 11
Analisis kepekaan dan preferensi pelanggan merupakan
strategi penting dalam pasar yang semakin lebih berorientasi pada pelanggan. Para penulis mengusulkan Desain Tekstil Rekomendasi System (TDRS) sebagai alat yang efektif untuk berfokus pada kebutuhan pelanggan di industri tekstil. Para penulis telah mengembangkan
alat
antarmuka
pengguna
yang
dapat
menyarankan desain tekstil sesuai dengan kebutuhan pengguna. penyaringan kolaboratif diadopsi untuk mencari desain tekstil, dan kinerja TDRS diuji sesuai dengan tiga algoritma. Sistem ini memungkinkan merchandiser tekstil untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang lebih tepat dan mudah. 10
Shaurer, Kasur Meliputi Sprei, 1939
11
K. Jung & Y. Na, Mengembangkan Rekomendasi Sistem Desain Tekstil Menurut Kepekaan Konsumen, 2010
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Metode Kain Tekstil Printing 12
Sebuah metode pencetakan kain tekstil, lebih khusus
mentransfer pola berwarna pada kain, dimana pola multi-berwarna pertama dicetak pada dukungan inextensible, kemudian ditransfer ke kain dengan superposing mengatakan dukungan pada kain dan menundukkan baik ke aksi tekanan, panas dan pelarut, dukungan inextensible menjadi lebih mempermudah permukaan yang disesuaikan untuk menerima pola berwarna, sehingga hal ini mendukung zat warna untuk dapat segera ditransfer ke kain. 4. Sprei Tempat Tidur 13
Sebuah tempat tidur yang dapat membuat anak tidur
terlelap sepanjang malam, yaitu dimulai dari bentuk-dilengkapi lembaran bawah untuk kasur dengan lembaran datar atas yang dijahit ke lembar bagian bawah sepanjang bagian ujung kaki dan sebagian sepanjang sisi memanjang. Tali elastis terhubung ke kedua sisi slide lembar sprei pas bawah, di bawah kasur untuk menjaga bagian bawah form-pas lembar dari tarikan. Hasilnya adalah sebuah sprei tempat tidur yang nyaman untuk anak. 5. Batik: Desain, Style dan Sejarah fiona Kerlogue 14
Batik: Desain, Style dan Sejarah menawarkan pengenalan
gaya batik Indonesia dan sejarah mereka. Survei daerah dan sentuhan motif di Madura dan Sumatera dan pusat di seluruh Jawa, dan melihat beberapa orang Jawa yang umum, Cina dan motif Melayu.Sebuah singkat tempat cerita sejarah batik dalam konteks yang lebih luas dari sejarah Indonesia, meliputi pengaruh Belanda dan Jepang, desainer Eurasia terkenal, gaya Batik Indonesia nasional, dan lain sebagainya. Tidak ada pengobatan proses produksi batik
12
Lucio Cicogna, Metode Kain Tekstil Printing, 1956 Luana A. Staudinger, Sprei Tempat Tidur, 1992 14 Thames and Hudson, Batik: Desain, Style dan Sejarah fiona Kerlogue, 2004 13
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
seperti itu, tapi Kerlogue menyentuh masalah pasokan, peran koperasi dan ibukota Cina, dan isu-isu ekonomi lainnya.
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/