BAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1.
Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih cepat sembuh. Salah satu hal yang dapat menciptakan kenyamanan bagi pasien adalah suasana bangunan kesehatan yang tidak terlihat institusional, tetapi lebih terasa seperti berada di lingkungan yang familiar, seperti rumah. Konsep lain untuk menerapkan
prinsip
healing
architecture
yaitu
adanya
keselarasan antara bangunan dengan alam dan living wall, agar pasien yang berada di dalam ruangan masih dapat berinteraksi dengan ruang luar tanpa terganggau privasinya. Dengan konsep dasar tersebut diharapkan pasien dapat menikmati waktunya dengan baik selama proses pemulihan di lingkungan pusat rehabilitasi
medik,
sehingga
dapat
mempercepat
proses
penyembuhan bagi para pasien.
5.2.
Konsep Tapak
5.2.1. Pengelompokan Fungsi Konsep pengelompokan fungsi secara horizontal yaitu dengan membagi lahan sesuai dengan zona publik dan privat seperti pada Gambar 5.1, yaitu : a. Zona umum atau publik merupakan area yang dapat diakses oleh staf, pasien, pengantar dan pengunjung seperti area administrasi dan fasilitas penunjang. b. Zona semi privat adalah area yang dapat diakses oleh staf, pasien rawat inap dan rawat jalan juga keluarga pengantar pasien seperti area rehabilitasi, ruang periksa dan taman. 47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V KONSEP PERANCANGAN
c. Zona privat merupakan area yang dapat diakses oleh staf, pasien rawat inap dan keluarga pasien. Zona ini dibatasi oleh taman yang berada di antara area seperti fasilitas rawat inap.
Pengelompokan fungsi harus memperhatikan sirkulasi yang ada di luar dan di dalam lahan. Selain itu mempertimbangkan jauh dekatnya hubungan fungsional yang ada dari tiap-tiap bagian.
Gambar 5.1 Pengelompokan
fungsi
bangunan pada lahan Sumber : Dok. Pribadi
Selasar sebagai zona peralihan antar area dimanfaatkan untuk area interaksi bersama. Area parkir diletakan di basement sebagai upaya pencapaian prinsip healing architecture yaitu dengan mengurangi kendaraan bermotor dari visualisasi pasien selama berada di dalam lingkungan pusat rehabilitasi medik. Kegiatan rehabilitasi merupakan kegiatan utama pasien dan memiliki fungsi yang sangat penting pada bangunan, maka ruang-ruang
terbuka
dimanfaatkan
juga
sebagai
sarana
penunjang rehabilitasi. Pasien yang menggunakan tongkat dan kursi roda juga dapat mengakses taman secara mudah dan nyaman, seperti proporsi ketinggian tanaman, penyelesaian finishing lantai dan lain-lainnya. Dengan begitu maka taman tersebut dapat menunjang proses penyembuhan yang biasa disebut healing garden. 48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Gambar 5.2 Selasar Sumber : Green Source Mag.
Gambar 5.3 Healing Garden Sumber : Dok. Pribadi
Gambar 5.4 Ramp Sumber : Dok. Pribadi
5.2.2. Konsep Sirkulasi Ruang Luar
Gambar 5.5 Skema sirkulasi Sumber : Pribadi
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.2.3. Konsep Gubahan Massa Bangunan rehabilitasi medik ini berbentuk satu massa tunggal, sehingga penataan massa bersifat vertikal. Massa yang terbentuk harus menarik karena letak tapak ini berada di sudut jalan yang akan menjadi patokan orang atau pengendara pada saat akan memasuki Jl. Adiyaksa Raya.
Pada sisi kiri tapak merupakan bangunan tinggi, sehingga pada ruang privat yang dapat terlihat dari arah tersebut perlu diberi penghalang visual yang bisa berupa tanaman atau materialmaterial yang berbentuk porporated. Sedangkan pada area belakang lahan yang berdempetan dengan area pemukiman dibuat masif agar tidak saling terganggu dengan kegiatan dan aktivitas yang berlangsung pada tiap-tiap bangunan. Secara keseluruhan gubahan massa diorientasikan kedalam.
Gambar 5.6 Skema gubahan massa Sumber : Pribadi
5.3.
Konsep Perancangan Bangunan
5.3.1. Konsep Ruang Dalam Sirkulasi di dalam bangunan menggunakan sistem koridor double loaded karena pasien membutuhkan view yang luas untuk berinteraksi
dengan
ruang
luar
maupun
ruang
dalam.
Pembuatan taman di dalam bangunan yang bermanfaat untuk terapi psikologis dapat diakses melalui kamar-kamar pasien yang desain dengan suasana homy.
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Untuk
pola
penataan
ruangnya
lebih
berdasarkan
atas
kebutuhan pasiennya. Misalnya ruang-ruang yang ditempatkan pada lantai dasar adalah ruang-ruang yang perlu diakses untuk umum dan untuk mempermudah pasien rawat jalan untuk mengakses fasilitas yang dibutuhkan. Untuk pada lantai dua dan tiga ruangannya masih bersifat umum, pasien rawat jalan dapat mengaksesnya, tetapi sudah mulai dikhususkan bagi pasien rawat inap. Sedangkan lantai empat dan lima sudah merupakan area yang lebih privat lagi, karena ruang-ruang pada area ini sudah
lebih
dikhususkan
bagi
kemudahan
akses
dan
kenyamanan dari pasien-pasien yang menjalani rawat inap.
Gambar 5.7 Konsep Ruang pada fasilitas Sumber : Pribadi
5.3.2. Konsep Tampak Bangunan Sesuai dengan 7 prinsip healing architecture yang dikemukakan oleh Gary J.Coates dan Susanne, maka pada perancangan pusat rehabilitasi medik ini pengolahan fasade dan selubung bangunan perlu penerapan yang sesuai, diantaranya yaitu : 51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V KONSEP PERANCANGAN
• Konsep bangunan tropis dengan menghadirkan massa bangunan yang mempunyai ketinggian yang berbeda guna memasukkan angin kedalam bangunan. • Penerapan prinsip The living wall dengan membuat bukaanbukaan yang besar dan berulang pada area dan jarak tertentu yang menghadap keluar, taman dan balkon. • Memberi
karakter
pada
selubung
bangunan,
seperti
mendisain dinding menjadi sesuatu yang organik dan hidup. • Penempatan selasar terbuka untuk menuju taman pada lantai atas agar mendapatkan interaksi dari luar bangunan. • Kombinasi warna hijau, orange dan biru pada dinding bangunan. Menurut teori psikologi warna yang dikemukakan oleh Anne Dameria dalam bukunya yang berjudul colour basic, warna hijau merupakan unsur alami dan segar, warna biru memberikan rasa tenang dan kekuatan, sedangkan warna orange memberikan rasa semangat dan keceriaan.
Gambar 5.8 Skema gubahan massa Sumber : Pribadi
Gambar 5.9 Pondasi
5.3.3. Konsep Struktur
tiang pancang dengan
Sistem struktur yang digunakan :
kedalaman 15 m – 30
a. Pondasi (sub-structure) Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang dengan pertimbangan struktur,
kemampuan
kemudahan
dalam 52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V KONSEP PERANCANGAN
pelaksanaan dan biaya pelaksanaan, dengan penampang square masif untuk struktur utamanya dan retaining wall untuk struktur dinding pada basement.
b. Rangka Bangunan (middl- structure) • Dinding bangunan menggunakan dinding konventional dengan ketebalan 15 cm. • Perletakkan kolom-kolom dalam setiap massa bangunan berdasarkan grid. Pertimbangan itu berdasarkan: - Material, misalnya keramik 300/300, 400/400. - Kebutuhan ruang-ruang dalam bangunan. - Efektifitas dimensi balok : 1/12 x 8.00 = 50/70 • Tinggi floor to floor 4 m, berdasarkan : - Tinggi pintu, ventilasi, dinding = + 3.00 m. - Ruang utilitas dan balok + 1.00 m. • Menggunakan sistem struktur rangka portal dua arah karena efektif pada bangunan low rise.
c. Struktur Atap (upper structure) Konstruksi atap menggunakan struktur rangka bidang dengan bahan baja. Sedangkan untuk bagian lainnya ada juga yang menggunakan dak beton.
5.4.
Konsep Utilitas
5.4.1. Sistem Air Bersih dan Air Kotor Utilitas air bersih pada bangunan secara umum dikelompokkan menjadi satu titik utama yang terletak di lantai basement. Air bersih didapatkan dari PDAM kota yang jalur utamanya terdapat di Jl. R.A. Kartini. Air bersih tersebut terlebih dahulu ditampung di ground reservoir yang kemudian dipompa roof tank
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Pembuangan air kotor menggunakan sistem in-situ yang mengharuskan adanya septic tank. Limbah padat akan diproses pada septic tank, sedangkan limbah cair akan dialirkan ke saluran riol kota. Untuk air hujan ditampung di sumur resapan, sedangkan dari atap melalui talang air yang dialirkan langsung ke saluran drainase dalam tapak menuju saluran riol kota.
Gambar 5.10 Skema utilitas air bersih dan air kotor. Sumber : Pribadi
Sistem Sanitasi pada bangunan rehabilitasi medik ini adalah sebagai berikut, untuk air bersih berasal dari PAM kemudian langsung didistribusikan ke fasilitas-fasilitas yang ada, sedangkan untuk pembuangan air kotor khususnya limbah disalurkan terlebih dahulu ke water-treatment sebelum dibuang ke riol kota.
5.4.2. Konsep Sistem Transportasi Untuk memenuhi kebutuhan transportasi pada tiap lantai, baik untuk karyawan, pasien maupun barang, maka direncanakan penggunaan lift/elevator. Untuk bangunan yang bertingkat sedang dapat menggunakan low rise noteless hydrolic hospital bed
elevator,
disingkat
yang
menjadi
hydrolic
system.
dirancang
holeless Lift
khusus
bangunan bertingkat Ukuran
sangkar
sering
(car
ini untuk
Gambar 5.11 Lift
system hidrolik Sumber : http//www.rllift.c om
rendah. cabin) 54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V KONSEP PERANCANGAN
sama seperti umumnya hospital bed elevator, hanya mekanisme penggerak
elevator
tersebut
yang
berbeda
yaitu
tidak
memerlukan ruang mesin tersendiri yang biasanya terletak di lantai paling atas bangunan.
5.4.3. Konsep Pencahayaan dan Penghawaan Sistem
pencahayaan
diutamakan
menggunakan
sistem
pencahayaan alami dengan cara pembuatan skylight pada atap, void di tengah bangunan dan penempatan bukaan-bukaan yang besar dan berulang pada area tertentu. Namun antisipasi tetap dilakukan dengan merancang sistem pencahayaan buatan yang sifatnya membantu agar cahaya dapat tersebar merata keseluruh ruangan, sehingga tidak mengganggu aktivitas di dalamnya.
Sistem penghawaan juga menggunakan sistem penghawaan alami yang nyaman bagi manusia, pembentukan kenyaman iklim mikro bagi manusia dapat dibantu dengan adanya tanaman di dalam bangunan. Disamping itu pada beberapa ruangan seperti ruang rawat inap disediakan pula sistem penghawaan buatan berupa AC split yang pengaturan suhunya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien.
5.4.4. Konsep Mekanikal dan Elektrikal Untuk aktivitas sehari-hari listrik menggunakan pasokan dari PLN yang dialirkan ke ruang travo, kemudian dialirkan ke panel genset sebagai cadangan. Ruang genset diletakkan di area yang jauh dari fasilitas rawat inap yang membutuhkan ketenangan.
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/