Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Sistem Pernafasan dengan Menggunakan Penalaran Bayes Munirah Muslim1, Dr. Retantyo Wardoyo, MSc2
Program Studi Doktor Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada e-mail :
[email protected],
[email protected] Abstract—Penelitian ini berusaha merancang sistem pakar dimana metode inferensinya berbasis kepada Metode Penalaran Bayes, yaitu dimana seluruh rule-rule yang dimiliki oleh sistem pakar pada basis pengetahuannya diterjemahkan kedalam bayes rule, bayes rule yang memuat probability bayes untuk melakukan penalaran. Rule-rule dalam inferensinya, dipilih secara terurut, setiap rule yang terpilih dihitung probability bayesnya, kemudian hasilnya digunakan untuk memperoleh fakta baru yang lengkap dengan hasil perhitungan probabilitynya. Dikatakan sebagai sebuah rancangan karena hanya merupakan sebuah perancangan yang tidak melibatkan pakar sebenarnya yang mengetahui tentang penyakit Sistem Pernafasan yang menjadi objek bagi sistem pakar ini, kecuali semata sampel-sampel pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber tertulis kemudian dijadikan sebagai basis pengetahuan. Kata kunci; rule bayes, penalaran bayes, penuakit siste pernafasan,sistem pakar, probability. I.
PENDAHULUAN
1. Tubercolusis (TBC) Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tubercolusis. Penyakit ini menyerang paru-paru sehingga terbentuk bintilbintil dalam alveolus. 2. Pneumonia Penyakit ini menyebabkan radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Diplococcus pneumonia. Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lendir sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah. 3. Bronkitis Penyakit ini menyebabkan peradangan pada dinding bronkus yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyebabkan batuk berdahak. 4. Asma Penyakit ini menyebabkan penyempitan saluran pernapasan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh alergi. 5. Pleuritis Penyakit ini menyebabkan peradangan pada selaput pembungkus paru-paru (pleura). Penyakit ini menyebabkan terdapatnya cairan berlebih pada pleura sehingga penderita akan sesak napas.
Penyakit sistem pernafasan adalah penyakit yang menyerang sebagian dari organ-organ penopang sistem pernafasan. Pada makalah ini perancangan sistem pakar dibatasi untuk sistem pernapasan eksternal, yang meliputi hidung, tenggorokan hingga paru-paru.
6. Asfiksi
Beberapa penyakit sistem pernafasan yang hendak dibuat dalam diagnosa dengan sistem pakar adalah penyakit-penyakit yang meliputi [1] :
Yaitu kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu.
Penyakit ini menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel atau jaringan tubuh. 7. Asidosis
8. Emfisema Yaitu robeknya dinding alveolus mengurangi daerah pertukaran gas.
sehingga
9. Difteri Yaitu penyumbatan oleh lender pada rongga faring maupun laring yang dihasilkan oleh infeksi kuman difteri. Definisi-definisi ini berdasarkan referensi [1].
II.
TEOREMA BAYES
Penerapan teorema bayes pada sistem pakar adalah sebuah penerapan cara pandang probability. Dalam cara pandang ini, diagnosa penyakit suatu penyakit dinyatakan sebagai probability kemunculan suatu penyakit pada pasien. Terminologi event probability diartikan sebagai pasien dengan penyakit yang dideritanya, atau pasien dengan gejala yang dideritanya, sedang populasinya adalah jumlah pasien itu sendiri Dalam terminologi bayes, event dipecah dalam dua bagian, yaitu event sebagai fakta (evicence) dan event sebagai hipotesis. Event sebagai fakta atau evidence pada makalah ini adalah pasien dengan gejala yang dideritanya, atau disingkat saja sebagai “gejala”. Event sebagai hipotesis pada makalah ini adalah pasien dengan penyakit yang dideritanya, atau disingkat saja sebagai “penyakit”. Sehingga jika dituliskan dalam hubungan jika maka dapat ditulis secara umum sebagai berikut: Jika pasien dengan gejala E maka pasien menderita penyakit H Atau disingkat sebagai berikut: Jika gejala E maka penyakit H Bentuk ini memiliki empat kaitan probability, yaitu sebagai berikut: 1. Probability evidence atau probability fakta, ditulis P(E) 2. Probability hipotesis ditulis P(H) 3. Probability hipotesis H jika E terjadi, ditulis P(H|E) 4. Probability evidence E jika H terjadi, ditulis P(E|H). Di dalam penalaran bayes, keempat probability dihitung dengan cara sebagai berikut:
1. P(E) dihitung berdasarkan frekuensi terjadinya gejala dari suatu sampel populasi, tanpa melihat hubungannya dengan penyakit. 2. P(H) juga dihitung berdasarkan frekuensi terjadinya penyakit dari suatu sampel populasi, tanpa melihat hubungannya dengan gejala. 3. P(E|H) dihitung berdasarkan pengalaman dokter atau pakar, dihitung secara prior atau berdasarkan dugaan dari pengalaman. 4. P(H|E) dihitung menggunakan rumus bayes rule. Contoh perhitungan : Misalkan dalam populasi 100 orang, ada 50 orang menunjukkan gejala demam, tanpa melihat kepada penyakit penyebabnya, maka P(E) atau P(demam) adalah 50/100 atau 0,5 nilai probabilitynya. Misalkan dalam populasi 100 orang, ada 9 orang yang menderita penyakit bronkitis, tanpa melihat kepada gejala yang dimunculkannya, maka peluang P(H) atau P(bronkitis) = 9/100 atau 0,09. Misalkan dalam pengalaman dokter, biasanya orang yang menderita bronkitis akan menimbulkan gejala demam dengan peluang sebanyak 0,8 maka peluang P(E|H) atau P(demam|bronkitis) = 0,8. Selanjutnya orang yang datang pada sistem pakar, dan mengeluhkan gejala demam, dapat diprediksi oleh sistem pakar akan jenis penyakit yang dideritanya, dan menurut sistem pakar peluang pasien tersebut menderita bronkitis adalah P(H|E) atau P(bronkitis|demam) yang dihitung dengan teorema bayes yaitu sebagi berikut: P(H|E) = P(E|H).P(H)/P(E) = 0,8 x 0,09 / 0,5 = 0,144 Akan tetapi penerapan yang sesungguhnya teorema bayes mensyaratkan pencakupan seluruh gejala pada populasi dan seluruh penyakit pada populasi. Untuk kasus di atas seluruh gejala dapat dirangkum saja sebagai gejala demam dan gejala bukan demam, dan seluruh penyakit dapat dirangkum saja sebagai penyakit bronkitis dan penyakit bukan bronkitis. Sehingga kaitan probability untuk seluruh gejala dapat ditulis dalam satu tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Peluang demam bilamana bronkitis Peluang
Bronkitis (H)
Bukan bronkitis (H)
Demam (E)
P(E|H)
P(E|H)
Bukan demam (E)
P(E|H)
P(E|H)
Selanjutnya hitungan teorema bayes adalah sebagai berikut: P(H|E) = P(E|H).P(H) / (P(E|H)P(H)+P(E|H)(1-P(H))) Selanjutnya keadaan ini dapat diperumum untuk n buah gejala keseluruhan yang saling independent (mutually exlusive) dan untuk k buah penyakit pada populasi. P(Hi|E1,E2,E3,...,En) = α.P(Ej|Hi).P(Hi) Dimana: α = 1/P(Ej|Hi) III.
HIMPUNAN RULE UNTUK PENYAKIT-PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN
Dibawah ini adalah rule-rule yang digunakan untuk membangun sistem pakar yang mendiagnosa penyakit yang menyerang sistem pernafasan. Rule 1: JIKA G08: Batuk berdahak lebih dari 2 minggu DAN G03: Adanya plak pada hasil pemeriksaan Xray paru DAN G60: Pemeriksaan sampel dahak 3 kali positif MAKA penyakit TB paru (P09) Rule 2: JIKA G82: Tinggal serumah dengan penderita TB DAN G44: Merokok MAKA suspect TB paru (P10) Rule 3: JIKA G18: Demam tidak terlalu tinggi biasanya dirasakan malam hari DAN G31: Keringat malam DAN G61: Penurunan nafsu makan DAN G10: Berat badan turun DAN G08: Batuk berdahak lebih dari 2 minggu DAN G37: Lemas MAKA suspect TB paru (P10) Rule 4: JIKA G43: Mengi
DAN G15: Cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru) DAN G52: Nyeri dada MAKA suspect TB paru (P10) Rule 5: JIKA G50 DAN G64: Pernafasan sesak DAN G01: Ada penarikan dinding dada ke dalam DAN G43: Mengi MAKA pneumonia (P11) Rule 6: JIKA G64: Pernafasan sesak DAN G01: Ada penarikan dinding dada ke dalam DAN G50: G50: Nafas cepat DAN G43: Mengi DAN G78: Sulit menelan makanan atau minuman MAKA pneumonia berat (P12) Rule 7: JIKA G64: Pernafasan sesak DAN G25: Kejang DAN G50: G50: Nafas cepat DAN G01: Ada penarikan dinding dada ke dalam DAN G43: Mengi DAN G78: Sulit menelan makanan atau minuman MAKA pneumonia berat (P12) Rule 8: JIKA G37: Lemas DAN G04: Anoreksia (Nafsu makan tidak ada) DAN G77: Suhu tubuh naik DAN G78: Sulit menelan makanan atau minuman DAN G24: kaku dan sakit pada otot leher DAN G75: Suara serak DAN G46: Mukosa faring merah DAN G83: Tonsil membesar DAN G65: Pinggir palatun molle agak hiperemis DAN G29: Kelenjar limfa disudut rahang bawah teraba dan nyeri bila ditekan DAN G38: Leukosit tinggi MAKA infeksi faring (P13) Rule 9: JIKA G63: Perasaan sering tiba-tiba dingin DAN G17: Demam DAN G37: Lemas DAN G71: Sakit kepala DAN G70: Sakit di punggung kaki dan tangan DAN G33: Konstipasi DAN G04: Anoreksia DAN G25: Kejang MAKA suspect infeksi faring akut (P14) Rule 10: JIKA G43: Mengi DAN G50: Nafas cepat
DAN G69: Rasa sesak di dada DAN G06: Batuk (pada malam hari atau cuaca dingin) DAN G64: Pernafasan sesak MAKA penderita asma (P15) Rule 11: JIKA G03: Ada plak pada hasil pemeriksaan X-ray paru DAN G52: Nyeri dada DAN G15: Cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru) DAN G37: Lemas DAN G43: Mengi DAN G75: Suara serak DAN G05: Batuk DAN G16: Darah dalam dahak DAN G64: Pernafasan sesak DAN G69: Rasa sesak di dada DAN G28: kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang menyerupai tabuh genderang). MAKA penderita asbestosis (P16) Rule 12 JIKA G64: Pernafasan sesak DAN G43: Mengi DAN G69: Rasa sesak di dada DAN G07: Batuk kronis DAN G61: Penurunan nafsu makan DAN G10: Berat badan turun DAN G37: Lemas MAKA penderita Emfisema (P17) Rule 13: JIKA G50: Nafas cepat DAN G49: Nafas berat DAN G64: Pernafasan sesak DAN G48: Nadi cepat DAN G80: Tekanan darah naik DAN G26: Kejang klonik DAN G27: Kejang tonik DAN G59: Opistotonik DAN G32: Kesadaran mulai hilang DAN G67: Pupil dilatasi DAN G20: Denyut jantung lambat DAN G81: Tekanan darah turun DAN G21: Depresi pusat pernapasan (napas lemah) DAN G02: Adanya paralisis pusat pernapasan lengkap DAN G19: Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti. MAKA mengalami Asfiksi (P18)
Rule 14: JIKA G57: Nyeri perut DAN G45: Mual DAN G47: Muntah yang parah DAN G63: Perasaan sering tiba-tiba dingin DAN G37: Lemas DAN G56: Nyeri otot DAN G50: Nafas cepat DAN G64: Pernafasan sesak DAN G11: Berkeringat DAN G34: Kulit lembab DAN G09: Bau napas buruk DAN G79: Tangan atau kaki membiru DAN G40: Mengantuk DAN G68: Pusing MAKA Menderita Asidosis (P03) Rule 15: JIKA G52: Nyeri dada DAN G54: Nyeri jika bernapas DAN G64: Pernafasan sesak DAN G62: Perasaan “ditikam” di dada. MAKA Menderita Pleuritis (P04) Rule 16: JIKA G17: Demam DAN G42: Menghasilkan lendir yang menyubat batang tenggorokan DAN G73: Sesak Napas MAKA Menderita Bronkhitis (P05) Rule 16: JIKA G14: Bersin berulang-ulang (>5 kali) terutama pada pagi hari atau bila kontak dengan debu. DAN G30: Keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak DAN G23: Hidung tersumbat DAN G39: Mata gatal dan kadang-kadang disertai dengan keluarnya air mata MAKA Menderita Rhinitis (P06) Rule 17: JIKA DAN G53: Nyeri dan merasa tertekan pada wajah DAN G23: Hidung tersumbat DAN G42: Menghasilkan lendir yang menyubat batang tenggorokan DAN G12: Berkurangnya daya penciuman DAN G13: Berkurangnya daya pengecap DAN G09: Bau napas buruk DAN G05: Batuk MAKA Menderita Sinusitis (P07) Rule 18:
JIKA G66: Polip tampak seperti air mata dan jika telah matang, bentuknya menyerupai buah anggur yang berwarna keabu-abuan. DAN G23: Hidung tersumbat DAN G12: Berkurangnya daya penciuman DAN G74: Suara sengau. MAKA Menderita Polip. (P01) Rule 19: JIKA G72: sakit tenggorokan DAN G17: Demam DAN G64: Pernafasan sesak DAN G78: Sulit menelan makanan atau minuman DAN G41: Mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung DAN G37: Lemas DAN G29: Kelenjar limfa disudut rahang bawah teraba dan nyeri bila ditekan DAN G36: Lapisan(membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah. MAKA Menderita Difteri (P02) Rule 20: JIKA G17: Demam DAN G05: Batuk DAN G23: Hidung tersumbat DAN G58: Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok DAN G37: Lemas DAN G55: Nyeri kepala DAN G39: Mata gatal dan kadang-kadang disertai dengan keluarnya air mata DAN G35: Kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut, tenggorok, dan hidung DAN G22: Diare DAN G51: Nyeri abdomen MAKA Menderita Influenza (flu) P08 IV.
REPRESENTASI TABEL KEPUTUSAN UNTUK HIMPUNAN RULE
Berikut ini disajikan tiga buah tabel untuk merepresentasikan himpunan rule dalam penulusuran keputusan, yaitu sebagai berikut: Tabel 2. Gejala Penyakit Pernafasan yang dinyatakan dalam kode gejala Kode_Gejala G01 G02 G03 G04 G05
Gejala Ada penarikan dinding dada ke dalam Adanya paralisis pusat pernapasan lengkap Adanya plak pada hasil pemeriksaan X-ray paru Anoreksia Batuk
Kode_Gejala G06 G07 G08 G09 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35
G36
G37 G38 G39 G40 G41 G42 G43 G44 G45 G46 G47 G48 G49 G50 G51 G52 G53 G54 G55 G56
Gejala Batuk (pada malam hari atau cuaca dingin) Batuk kronis Batuk berdahak lebih dari 2 minggu Bau napas buruk Berat badan turun Berkeringat Berkurangnya daya penciuman Berkurangnya daya pengecap Bersin berulang-ulang (>5 kali) terutama pada pagi hari atau bila kontak dengan debu. Cairan dirongga pleura (pembungkus paruparu) Darah dalam dahak Demam Demam tidak terlalu tinggi biasanya dirasakan malam hari Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti. Denyut jantung lambat Depresi pusat pernapasan (napas lemah) Diare Hidung tersumbat kaku dan sakit pada otot leher Kejang Kejang klonik Kejang tonik kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang menyerupai tabuh genderang). Kelenjar limfa disudut rahang bawah teraba dan nyeri bila ditekan Keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak Keringat malam. Kesadaran mulai hilang Konstipasi Kulit lembab Kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut, tenggorok, dan hidung Lapisan(membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah. Lemas Leukosit tinggi Mata gatal dan kadang-kadang disertai dengan keluarnya air mata Mengantuk Mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung Menghasilkan lendir yang menyubat batang tenggorokan Mengi Merokok Mual Mukosa faring merah Muntah yang parah Nadi cepat Nafas berat Nafas cepat Nyeri abdomen Nyeri dada Nyeri dan merasa tertekan pada wajah Nyeri jika bernapas Nyeri kepala Nyeri otot
Kode_Gejala G57 G58 G59 G60 G61 G62 G63 G64 G65 G66 G67 G68 G69 G70 G71 G72 G73 G74 G75 G76 G77 G78 G79 G80 G81 G82 G83
Gejala Nyeri perut Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok Opistotonik Pemeriksaan sampel dahak 3 kali positif Penurunan nafsu makan Perasaan “ditikam” di dada. Perasaan sering tiba-tiba dingin Pernafasan sesak Pinggir palatun molle agak hiperemis Polip tampak seperti air mata dan jika telah matang, bentuknya menyerupai buah anggur yang berwarna keabu-abuan. Pupil dilatasi Pusing Rasa sesak di dada Sakit di punggung kaki dan tangan Sakit kepala sakit tenggorokan Sesak Napas Suara sengau. Suara serak Suara serak Suhu tubuh naik Sulit menelan makanan atau minuman Tangan atau kaki membiru. Tekanan darah naik Tekanan darah turun. Tinggal serumah dengan penderita TB Tonsil membesar
P10
Suspect TB paru
P11
Pneumonia
P12
Pneumonia berat
P13
infeksi faring
P14 P15
Suspect infeksi faring akut Asma
P16
Asbestosis
P17
Emfisema
P18
Asfiksi
Tabel 3. Penyakit Pernafasan yang dinyatakan dalam kode penyakit Kode Penyakit P01
P02 P03
P04 P05 P06 P07 P08
P09
Penyakit
Definisi
Polip
Polip hidung adalah massa polypoidal yang timbul terutama dari selaput lendir hidung dan sinus paranasal Difteri Adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang dihasilkan oleh kuman difteri Asidosis Asidosis adalah penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah yang menyebabkan terganggunya pernapasan Pleuritis Pleuritis merupakan radang pada pleura (selaput paru-paru Bronkhitis Bronkhitis merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi Rhinitis Renitis merupakan radang pada hidung Sinusitis Sinusitis adalah peradangan pada rongga udara di dalam saluran hidung Influenza (flu) Influenza (flu) adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan dan peradangan pada selaput lendir hidung dan saluran pernafasan TB paru TBC adalah penyakit paru-paru
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerangdan dibiarkan semakin luas,dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah TBC adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerangdan dibiarkan semakin luas,dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah Pneumonia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri patogen pada alveolus yang mengakibatkan radang paru-paru. Biasanya alveoli berisi cariran dan sel darah merah Pneumonia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri patogen pada alveolus yang mengakibatkan radang paru-paru. Biasanya alveoli berisi cariran dan sel darah merah Faringtis merupakan radang pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan Faringtis merupakan radang pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan Asma adalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan jaringan toksigen ke jaringan yang disebabkan oleh terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, atau jaringan tubuh
G73 G74 G75 G76 G77 G78 G79 G80 G81 G82 G83
Tabel 4. Tabel keputusan Penyakit (H) P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18
Gejala
G01 G02 G03 G04 G05 G06 G07 G08 G09 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42 G43 G44 G45 G46 G47 G48 G49 G50 G51 G52 G53 G54 G55 G56 G57 G58 G59 G60 G61 G62 G63 G64 G65 G66 G67 G68 G69 G70 G71 G72
V.
REPRESENTASI BAYES RULE UNTUK HIMPUNAN RULE
Penerjemahan himpunan rule ke dalam bayes rule dilakukan dengan memanfaatkan tabel keputusan. Contoh sebagai berikut: Untuk penyakit dengan kode P11, bentuk bayes rule nya adalah : P(P11|G50,G64,G01,G43) = α.P(Gj|P11) α = 1/P(Gj|Pi) j = 01,43,50,64 i = 1,2,3,...,18 demikian seterusnya dengan menghitung satu persatu bayes rule bagi tiap-tiap penyakit. VI.
KESIMPULAN
Penerapan penalaran bayes yang bertumpu pada tabel keputusan, dilakukan dengan memvalidasi setiap fakta yang masuk, menghitung P(fakta), P(hipotesis) dan P(fakta|hipotesis) lalu menggunakan teorema bayes untuk menyatakan bayes rule dari rule yang dimilikinnya. Hasil akhirnya adalah sebuah penulusuran penalaran dengan menggunakan tabel keputusan dan penghitungan nilai probability dari hasil penulusuran dengan menggunakan teorema bayes. VII. DAFTAR PUSTAKA [1]
[2]
[3]
[4]
Anonim (_), “Penyakit Pernapasan”, sumber: http://dy4yu.files.wordpress.com/2009/06/penyakitpernapasan.pdf, diakses tanggal 22 Juni 2013 Hiswani, (2004), “Tuberkolosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat”, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3675 /1/fkm-hiswani12.pdf, diakses tanggal 22 Juni 2013. Medison Irvan, Dr., SpP, (_), “Pneumonia”, Bagian Pulmonologi dan Ilmu Respirasi FK Unand, sumber : http://www.parupadang.com/unduh/2012/Pneumonia .pdf, diakses tanggal 22 Juni 2013. Nasution Minasari, Drg., (2008), “Infeksi Laring Faring”, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumber :
[5]
[6]
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1150 /1/08E00706.pdf, diakses tanggal 22 Juni 2013. Negnevitsky Michael, (2005), “Artificial Intelligence A Guide to Intelligence System”, Second Edition, Addition Wesley. Zalina Debby, (2013), “Macam-Macam penyakit sistem pernafasan manusia”, sumber : http://www.debbyzalina.com/blogs/?p=265, diakses tanggal 13 Juli 2013.