The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012
UPAYA PEMECAHAN MASALAH LALU LINTAS AKIBAT AKTIVITAS SISI JALAN YANG TINGGI DENGAN ANALISIS TUNDAAN (Studi Kasus : Jalan Kesehatan, Yogyakarta) Meita Bustanul Asih Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No 2 Kampus UGM, Yogyakarta, 55281 Telp: (0274) 545675
[email protected]
Imam Muthohar Dosen Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No 2 Kampus UGM, Yogyakarta, 55281 Telp: (0274) 545675
[email protected]
Abstract The high roadside activities may cause disruption to the traffic flow movement. Traffic conflicts such as delays have the potential to make congestion, as happened in Jalan Kesehatan, Yogyakarta. Congestion can reduce the traffic comfort and safety for road users, reduce travel speeds, and add travel time as well as raise the vehicle operation costs. This research was conducted by surveys of road geometric, traffic volumes, vehicle speeds, side frictions and parking on Jalan Kesehatan which has been divided into three of segments with different of roadside activities. The result showed that there is a different performance of each segment of the road. When roadside activity is getting higher, road capacity is getting lower and degree of saturation is getting higher. With the high roadside activities, total delays to travel along 900 meters of Jalan Kesehatan is 68.75 seconds, with traffic delay costs about Rp 155,508.00. Key Words: side frictions, delay, on-street parking, vehicle operation cost, level of services Abstrak Aktivitas sisi jalan yang tinggi dapat menimbulkan gangguan terhadap pergerakan arus lalu lintas. Konflik yang terjadi seperti tundaan mempunyai potensi menyebabkan terjadinya kemacetan, seperti yang terjadi pada Jalan Kesehatan, Yogyakarta. Kemacetan dapat menurunkan tingkat keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan menurunkan kecepatan perjalanan, dan menambah waktu perjalanan dan naiknya biaya operasi kendaraan. Penelitian ini dilakukan dengan survei geometri jalan, volume lalu lintas, hambatan samping, kecepatan kendaraan dan kegiatan perparkiran pada ruas jalan Kesehatan yang telah dibagi menjadi tiga segmen dengan aktivitas sisi jalan yang berbeda. Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui adanya perbedaan kinerja dari tiap segmen jalan. Semakin tinggi aktivitas sisi jalan, kapasitas jalan makin rendah dan nilai derajat kejenuhan tinggi. Dengan tingginya aktivitas sisi jalan, tundaaan total untuk menempuh sepanjang 900 meter ruas Jalan Kesehatan adalah 68.75 detik, dengan biaya tundaan lalu lintas sebesar Rp 155,508.00. Kata Kunci: hambatan samping, tundaan, parkir pada badan jalan, biaya operasi kendaraan, tingkat pelayanan jalan
PENDAHULUAN Semakin banyak pusat kegiatan umum yang terdapat di sisi jalan, akan semakin banyak pula hambatan samping yang timbul pada ruas jalan tersebut. Hambatan samping dapat menimbulkan gangguan terhadap pergerakan arus lalu lintas. Gangguan yang terjadi antara lain timbulnya konflik arus lalu lintas seperti tundaan yang sangat potensial menyebabkan terjadinya kemacetan dan kecelakaan yang dapat mengakibatkan stress bagi pengemudi, menurunnya tingkat keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan serta dapat
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 menurunkan kecepatan perjalanan, yang menyebabkan bertambahnya waktu perjalanan dan naiknya biaya operasi kendaraan. Salah satu jalan yang mempunyai banyak pusat kegiatan umum di sisinya adalah Jalan Kesehatan, Yogyakarta. Jalan yang terletak di area Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) ini bukan hanya melayani lalu lintas dalam Kampus UGM tetapi juga lalu lintas dari luar kampus, karena pada sisi jalan ini terdapat pusat-pusat kegiatan umum seperti RSUP dr. Sardjito, pertokoan dan pedagang kaki lima yang berada di sekitarnya. Kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat tersebut memiliki potensi untuk menimbulkan konflik terhadap arus lalu lintas di ruas Jalan Kesehatan. Kecenderungan adanya tindakan yang kurang tegas terhadap aktivitas sisi jalan yang tinggi, menjadikan tingkat pelayanan jalan yang menurun dari waktu ke waktu. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengevaluasi kinerja ruas jalan Kesehatan dengan aktivitas sisi jalan yang tinggi 2. Mengetahui karakteristik tundaan ditinjau dari tingkat pelayanan jalan tersebut dan besar kerugian yang diderita pengguna jalan akibat tundaan yang terjadi. 3. Mengetahui karakteristik on street parking, pengguna on street parking dan persepsi pengguna terhadap kegiatan on street parking. 4. Memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
LANDASAN TEORI Parameter Kinerja Jalan Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja segmen jalan adalah rasio arus terhadap kapasitas, yang disebut derajat kejenuhan (DS). DS = Q/C ........................................................................................................................... (1) dengan: DS = derajat kejenuhan; Q = arus (smp/jam); C = kapasitas (smp/jam). Untuk menghitung volume arus lalu lintas (Q) digunakan persamaan: Q = [(empLV x LV) + (empHV x HV) + (empMC x MC)]................................................(2) dengan: LV = kendaraan ringan; HV = kendaraan berat; MC = sepeda motor. Sementara persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut. C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs ……………………….....................…...................(3) dimana: Co = kapasitas dasar (smp/jam); FCw = faktor penyesuaian lebar jalur efektif; FCsp = faktor penyesuaian pemisahan arah; FCsf = faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb; FCcs = faktor penyesuaian ukuran kota.
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012
Parameter kinerja jalan yang lain, yaitu kecepatan arus bebas (FV), yaitu kecepatan pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di jalan. FV = (FV0 + FVw) x FFVSF x FFVCS ...........................................................................(4) dengan: FV = kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam); FV0 = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam); FVw = penyesuaian lebar jalur lalu lintas efektif (km/jam); FFVSF = faktor penyesuaian untuk hambatan samping; FFVCS = faktor penyesuaian ukuran kota. Tingkat Pelayanan Jalan Menurut KM Perhubungan Nomor 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan, hubungan antara tingkat pelayanan dan karakteristik operasi untuk tipe jalan kolektor sekunder seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Tingkat pelayanan untuk tipe jalan kolektor sekunder Tingkat Kecepatan Perjalanan Arus Kendaraan Pelayanan Rata-Rata (km/jam) Arus bebas ≥80 A Arus stabil ≥40 B Arus stabil ≥30 C Mendekati arus tidak stabil ≥25 D Arus tidak stabil, terhambat, dengan ≥15 E tundaan yang tidak dapat ditolerir Arus tertahan, macet <15 F
V/C ≤0,6 ≤0,7 ≤0,8 ≤0,9 ≤1 >1
Sumber : KM Perhubungan Nomor 14 Tahun 2006
Tundaan Besarnya tundaan yang ada pada lokasi penelitian dapat diperkirakan besarnya dengan analisi waktu tempuh. Besarnya tundaan dinyatakan dengan persamaan (Tamin, 2000): D = Tq – To ........................................................................................................................(5) dimana: D = tundaan (detik); Tq = waktu tempuh pada arus q; To = waktu tempuh pelayanan atau saat kecepatan arus bebas. Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan Nilai Waktu (NW) Menurut Patmadjaja,dkk. (2003), kerugian yang diderita pengguna jalan akibat kemacetan lalu lintas dapat dinyatakan berupa biaya gabungan yang terdiri atas dua komponen utama yaitu BOK dan NW. BOK yang dikaji dalam penelitian ini adalah penjumlahan dari komponen biaya tidak tetap dengan persamaan sebagai berikut. BOK = BiBBMj + BOi + BPi + BUi + BBi.......................................................................(6) dengan: BOK = besaran biaya operasi kendaraan (biaya tidak tetap), dalam Rupiah/km; BiBBMj = biaya konsumsi bahan bakar minyak, dalam Rupiah/km;
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 BOi BPi BUi
= biaya konsumsi oli, dalam Rupiah/km; = biaya konsumsi suku cadang, dalam Rupiah/km; = biaya upah tenaga pemeliharaan, dalam Rupiah/km;
NW pada suatu daerah dapat dihitung dengan memilih NW yang terbesar diantara NW Dasar (NWD) yang dikoreksi menurut tingkat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut dengan NW Minimum (NWM) melalui persamaan sebagai berikut: NW = Maksimum [ (k x NWD) , NWM ] ..........................................................................(7) dimana: NW = nilai waktu (Rp/jam/kendaraan); k = faktor koreksi sesuai tingkat pendapatan daerah (PDRB) perkapita; NWD = nilai waktu dasar (Rp/jam/kendaraan); NWM = nilai waktu minimum (Rp/jam/kendaraan). Biaya Tundaan Lalu Lintas Biaya tundaan lalu lintas merupakan selisih antara biaya perjalanan akibat adanya tundaan/kemacetan dengan biaya perjalanan pada kondisi stabil (kondisi tidak terjadi tundaan). Bentuk persamaan perhitungan biaya tundaan lalu lintas adalah : Ok = V1 x t1 x (BOK1 + NW)-V0 x t0 x (BOK0 + NW)....................................................(8) dengan : Ok = biaya tundaan lalu lintas (Rp/km); V1 = volume lalu lintas kondisi eksisting (kend/jam); t1 = waktu perjalanan rata-rata kondisi eksisting (jam); BOK1 = biaya operasi kendaraan kondisi eksisting (Rp/km/kend); NW = nilai waktu (Rp/jam/kend); V0 = volume lalu lintas kondisi stabil (kend/jam); t0 = waktu perjalanan rata-rata kondisi stabil (jam); BOK0 = biaya operasi kendaraan kondisi stabil (Rp/km/kend). Karakteristik Parkir Parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya. Pada setiap aktivitas yang berbeda, karakteristik parkir akan berbeda pula. Karakteristik parkir meliputi akumulasi parkir, durasi parkir, pergantian parkir dan indeks parkir. Fasilitas parkir terdiri dari dua jenis, yaitu tempat parkir di badan jalan (on street parking) dan fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking).
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Pada penelitian ini dipilih lokasi pada ruas Jalan Kesehatan, Yogyakarta sepanjang 900 meter, yang dibagi menjadi 3 segmen berdasarkan aktivitas pada sisi jalan sebagai berikut. 1. Segmen 1, sepanjang 300 meter, dengan aktivitas sisi jalan rendah. 2. Segmen 2, sepanjang 400 meter, dengan aktivitas sisi jalan tinggi. 3. Segmen 3, sepanjang 200 meter, dengan aktivitas sisi jalan sedang. Pengambilan data Survei yang dilakukan antara lain:
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 1. survei geometrik jalan; 2. survei volume lalu lintas; 3. survei hambatan samping; 4. survei kinerja parkir; 5. survei kecepatan tempuh; 6. wawancara pengguna on street parking. Survei dilakukan pada tanggal 26, 27, 28 dan 31 Mei 2012 pukul 07.00-09.00, pukul 11.00-13.00, dan pukul 15.00-17.00 WIB, kecuali untuk survei kinerja parkir dari pukul 06.30-17.30 WIB. Tahapan Penelitian Tahapan-tahapan penelitian dibuat dalam bagan alir seperti tercantum dalam Gambar 1. Mulai Perumusan Masalah Studi Literatur Survei Pendahuluan Pengambilan Data Data primer : kondisi geometrik jalan; kondisi lalu lintas; kondisi hambatan samping; kondisi parkir pada badan jalan; wawancara dengan pengguna parkir pada badan jalan.
Data sekunder : data jumlah penduduk dan PDRB Kabupaten Sleman; harga BBM; harga kendaraan baru; harga suku cadang kendaraan; harga upah tenaga; MKJI (1997); RSNI (2006) Pedoman Perhitungan BOK; KM Perhubungan Nomor 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan.
Analisis Data dan Pembahasan : Analisis kinerja jalan Analisis biaya tundaan lalulintas Analisis kecepatan Analisis karakteristik parkir Analisis tundaan Analisis persepsi pengguna parkir Kesimpulan dan Saran Selesai
Gambar 1 Bagan alir penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Kinerja Jalan Analisis kinerja jalan dilakukan dengan analisis volume lalu lintas, analisis kapasitas, analisis derajat kejenuhan dan analisis kecepatan arus bebas pada tiap segmen. Hasil analisis kinerja jalan dengan parameter-parameter di atas, dapat dilihat pada Tabel 2.
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 Tabel 2 Hasil analisis kinerja jalan Parameter Kinerja Jalan Segmen 1 Kelas Hambatan Samping Sangat Rendah (VL) Arus lalu lintas Q (smp/jam) 1313.6 Kapasitas C (smp/jam) 3731.73 Derajat Kejenuhan DS 0.35 Kecepatan Arus Bebas 51
Segmen 2 Tinggi (H) 1670 2227.05 0.75 37.72
Segmen 3 Sedang (M) 1313.6 3430.17 0.38 46.92
Nilai derajat kejenuhan pada segmen 2 jauh lebih tinggi dibanding segmen yang lain. Hal ini disebabkan karena pengaruh hambatan samping yang mengurangi lebar efektif jalur lalu lintas pada segmen jalan tersebut. Dengan berkurangnya lebar efektif jalan, kapasitas jalan akan berkurang dan nilai derajat kejenuhan semakin tinggi. Nilai derajat kejenuhan merupakan parameter utama dalam penentuan tingkat kinerja jalan. Semakin tinggi nilai derajat kejenuhan suatu segmen jalan maka tingkat kinerja segmen jalan tersebut semakin rendah. Dari hasil analisis kinerja jalan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan hambatan samping yang tinggi, kinerja ruas Jalan Kesehatan pada segmen 2 mengalami penurunan kinerja bila dibandingkan dengan segmen yang lain. Analisis Tingkat Pelayanan Jalan Menurut KM Perhubungan No 14 Tahun 2006, parameter untuk menentukan tipe pelayanan jalan antara lain derajat kejenuhan dan kecepatan kendaraan rata-rata. Analisis tingkat pelayanan jalan dengan Tabel 1, diperoleh hasil: 1. Segmen 1, dengan derajat kejenuhan 0.341 termasuk dalam tingkat pelayanan A, dan dengan kecepatan rata-rata 40.54 km/jam termasuk dalam tingkat pelayanan B. 2. Segmen 2, dengan derajat kejenuhan 0.727 termasuk dalam tingkat pelayanan C, dan dengan kecepatan rata-rata 17.17 km/jam termasuk dalam tingkat pelayanan E. 3. Segmen 3, dengan derajat kejenuhan 0.371 termasuk dalam tingkat pelayanan A, dan dengan kecepatan rata-rata 25.40 km/jam termasuk dalam tingkat pelayanan D. Adanya perbedaan hasil analisis tingkat pelayanan ditinjau dari derajat kejenuhan dan kecepatan rata-rata ini menunjukkan adanya perbedaan keadaan sebenarnya di lapangan dengan hasil perhitungan. Penilaian secara kualitatif berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dengan menilai kebebasan pengemudi untuk menentukan kecepatan kendaraan, bermanuver dan menentukan lajur kendaraan memperlihatkan bahwa pada segmen 1 tingkat pelayanan jalan berada pada tingkat pelayanan A-B, segmen 2 pada tingkat pelayanan D-E, dan segmen 3 pada tingkat pelayanan C-D. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil analisis tingkat pelayanan jalan ditinjau dari kecepatan rata-ratanya, lebih relevan dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Analisis Tundaan Analisis tundaan dilakukan dengan membandingkan waktu tempuh kendaraan di lapangan dengan waktu tempuh kendaraan saat kecepatan arus bebas. Tabel 3 Hasil analisis tundaan Parameter Tundaan Jarak (meter) Kecepatan arus q (km/jam)
Segmen 1 300 40.54
Segmen 2 400 17.17
Segmen 3 200 25.40
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 Parameter Tundaan Waktu tempuh arus q (detik) Kecepatan arus bebas (km/jam) Waktu tempuh arus bebas (detik) Tundaan (detik)
Segmen 1 26.64 51 21.18 5.47
Segmen 2 83.89 42.84 33.61 50.28
Segmen 3 28.35 46.92 15.35 13.00
Pada segmen 1 dengan jarak tempuh 300 meter dan kondisi hambatan samping sangat rendah, terjadi tundaan sebesar 25,8% dari waktu tempuh arus bebasnya yaitu 21,18 detik. Artinya untuk menempuh 100 meter pada segmen jalan ini dibutuhkan waktu 8,88 detik. Pada segmen 2 dengan jarak tempuh 400 meter dan kondisi hambatan samping tinggi, terjadi tundaan sebesar 149,6% dari waktu tempuh arus bebasnya yaitu 33,61 detik. Artinya untuk menempuh 100 meter pada segmen jalan ini dibutuhkan waktu 20,97 detik. Sementara pada segmen 3 dengan jarak tempuh 200 meter dan kondisi hambatan samping sedang, terjadi tundaan 84,7% dari waktu tempuh arus bebasnya yaitu 15,35 detik. Artinya untuk menempuh 100 meter pada segmen jalan ini dibutuhkan waktu 14,18 detik. Dari hasil ini terlihat bahwa perbedaan tundaan pada tiap-tiap segmen bukan disebabkan oleh jarak segmen yang berbeda, tetapi disebabkan oleh kinerja jalan yang menurun akibat adanya aktivitas sisi jalan yang selanjutnya mempengaruhi kecepatan perjalanan kendaraan. Analisis Biaya Tundaan Lalu Lintas Hasil analisis kinerja ruas jalan pada Tabel 2 dipergunakan sebagai input untuk melakukan analisis BOK dan NW dengan menggunakan Persamaan 6 dan 7. Selanjutnya dengan hasil analisis tundaan dilakukan analisis biaya tundaan lalu lintas dengan Persamaan 8. Tabel 4 Hasil analisis biaya tundaan lalu lintas Parameter Perhitungan Jarak (km) Nilai Waktu (Rp/km/kend) Kondisi Eksisting Volume (kend) BOK (Rp/km/kend) Kecepatan (km/jam) Waktu tempuh (det) Kondisi Arus Bebas Volume (kend) BOK (Rp/km/kend) Kecepatan (km/jam) Waktu tempuh (det) Biaya Tundaan Lalu Lintas (Rp)
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Gol. I Gol. IIA Gol. I Gol. IIA Gol. I Gol. IIA 0.3 0.3 0.4 0.4 0.2 0.2 16692.16 25182.58 16692.16 25182.58 16692.16 25182.58 353 1606 40.54 26.64
58 2717 40.54 26.64
353 1790 17.17 83.89
58 3033 17.17 83.89
353 1656 25.4 28.35
58 2792 25.4 28.35
353 1606 51 21.18
58 2734 51 21.18
353 1673 42.84 33.61
58 2831 42.84 33.61
353 1611 46.92 15.35
58 2735 46.92 15.35
9809
2287
91496
22702
23460
5755
Berdasarkan hasil penghitungan, maka biaya tundaan pada jam sibuk di Jalan Kesehatan adalah sebesar Rp 155,508.00 untuk jarak tempuh 900 meter dalam jangka waktu satu jam. Biaya tundaan terbesar terjadi pada segmen 2, yaitu sebesar Rp 114,197.00 untuk jarak tempuh 400 meter. Besarnya biaya tundaan pada segmen 2 disebabkan rendahnya
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 kecepatan rata-rata eksisting pada segmen ini, sehingga waktu tempuh yang diperlukan untuk menempuh segmen ini lebih besar. Analisis Parkir Analisis parkir on street pada ruas Jalan Kesehatan dilakukan pada segmen 2 dan 3, karena pada segmen 1 tidak terdapat kegiatan perparkiran pada badan jalan. Tabel 5 Hasil analisis karakteristik parkir Karakteristik Parkir Akumulasi parkir rata-rata (kend/jam) Durasi parkir rata-rata terbesar (menit) Pergantian parkir tertinggi Indeks parkir terbesar (%)
Segmen 2 19 107.34 2.97 96.55
Segmen 3 6 62.36 3.84 83.33
Dari analisis akumulasi parkir yang dilakukan per jam diketahui akumulasi parkir rata-rata pada segmen 2 dan 3 dapat dilihat pada Tabel 5. Durasi parkir rata-rata pada segmen 2 lebih tinggi dibandingkan dengan segmen 3. Pengguna parkir pada segmen 2 cenderung lebih lama memarkir kendaraannya dibandingkan pengguna parkir pada segmen 3. Hal ini berkaitan juga dengan pergantian parkir yang terjadi. Pergantian parkir tertinggi pada segmen 2 dengan nilai mendekati 3, artinya penggunaan ruang parkir kendaraan pada hari tersebut sebanyak tiga kali dalam sehari. Sementara pada segmen 3 pergantian parkir tertinggi dengan nilai mendekati 4. Hal ini berarti dalam satu hari penggunaan ruang parkir pada segmen 3 adalah sebanyak empat kali. Pada segmen 2 nilai indeks parkir maksimum terbesar adalah 96,55%. Sementara pada segmen 3 nilai indeks parkir maksimum terbesar adalah 83,33%. Hal ini berarti pada segmen 2 maupun segmen 3 kapasitas ruang parkir yang ada masih mampu menampung kendaraan parkir, walaupun pada waktu tertentu sudah hampir penuh. Analisis Persepsi Pengguna Parkir Wawancara terhadap pengguna on street parking dilakukan pada 110 responden, yang mewakili 232 kendaraan yang parkir pada badan jalan setiap harinya. Informasi yang didapat dari survei persepsi pengguna parkir, antara lain: 1. Dari 110 responden, 78 responden berasal dari Propinsi D.I. Yogyakarta, sementara sisanya, yaitu 32 responden berasal dari kota-kota di luar DIY, seperti Magelang, Wonosobo, Banyumas, Purworejo, Kebumen, Semarang, Klaten, Solo, dan Kediri. 2. Sebanyak 91 responden bertujuan ke RSUP dr. Sardjito, tidak ada responden yang bertujuan ke Kampus UGM, sementara sisanya sebanyak 19 responden bertujuan mengunjungi pusat kegiatan lain, seperti pertokoan dan rumah makan. 3. Dari 110 kendaraan parkir yang disurvei, didapat nilai durasi parkir rata-rata 84 menit, durasi parkir maksimum 570 menit, dan durasi parkir minimum 5 menit. 4. Pengguna parkir yang bermaksud untuk berobat sebanyak 46 responden, untuk berkunjung atau membesuk sebanyak 31 responden, bekerja sebanyak 7 responden, dan sisanya 26 responden menjawab maksud lainnya, seperti mengantar atau menjemput, makan, berbelanja, dll. 5. Alasan pemilihan lokasi parkir karena dekat dengan tempat tujuan dipilih oleh 51 responden. Sebagian besar pengguna parkir bermaksud untuk berobat atau berkunjung
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012
6. 7.
ke RSUP dr. Sardjito, maka alasan ini banyak dipilih karena lokasi poliklinik dan ruang rawat inap lebih dekat dan mudah dijangkau dari area on street parking. Alasan terbanyak kedua yaitu area parkir off street penuh, dipilih oleh 34 responden. Sebenarnya pengguna parkir tidak mengetahui dengan pasti penuh atau tidaknya area parkir off street, mereka hanya berasumsi bahwa area parkir off street penuh pada siang hari. Selanjutnya 23 responden memilih alasan tidak tersedia lokasi parkir lain, dan 2 responden memilih alasan lainnya, yaitu mencari tempat teduh. Alasan tidak tersedianya lokasi parkir lain dipilih oleh responden dengan tujuan ke pertokoan atau rumah makan yang memang tidak mempunyai area parkir off street. Dari hasil survei diketahui bahwa tarif parkir untuk mobil adalah Rp 2,000.00. Tarif parkir ini berlaku untuk sekali parkir, tidak bergantung pada lamanya parkir. 36% responden mengaku mengetahui dampak dari on street parking, sementara 64% mengaku tidak mengetahui. Walaupun mengetahui dampak dari kegiatan parkirnya, responden mengaku tidak mempunyai pilihan lain selain parkir pada badan jalan.
Upaya Pemecahan Masalah Upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan di Jalan Kesehatan antara lain melakukan koordinasi dengan pihak terkait, yaitu pihak RSUP dr. Sardjito, pengelola parkir RSUP dr. Sardjito, Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, dan pihak UGM. Koordinasi ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai permasalahan yang terjadi agar pihak terkait dapat segera melakukan tindakan tegas untuk memecahkan permasalahan yang ada. Akar dari permasalahan kemacetan yang ada di ruas Jalan Kesehatan adalah hambatan samping, oleh karena itu solusi untuk mengatasinya yaitu dengan menghilangkan atau meminimalkan hambatan samping yang ada. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain dengan menertibkan kegiatan perparkiran pada badan jalan dan relokasi pedagang kaki lima. Dengan menghilangkan dua hambatan samping tersebut, maka trotoar, jalur sepeda dan teluk bus dapat kembali berfungsi sehingga hambatan samping yang lain seperti pejalan kaki, kendaraan lambat dan bus yang berhenti untuk menaik-turunkan penumpang di badan jalan juga akan hilang. Pasca penertiban, perlu dilakukan pengawasan pada jalan tersebut, agar tidak ada lagi kendaraan yang parkir pada badan jalan maupun tukang parkir liar yang beroperasi. Pihak pengelola parkir RSUP dr. Sardjito juga harus memberikan informasi yang jelas mengenai ketersedian ruang parkir pada area parkir off street. Apabila ada kendaraan yang melanggar, perlu diberikan disinsentif berupa penempelan stiker yang bertuliskan informasi pelanggaran dan informasi mengenai dampak kegiatan parkir pada badan jalan. Selain tindakan penertiban, solusi lain untuk meminimalkan hambatan samping yaitu dengan mengendalikan parkir on street. Pengendalian parkir ini dapat dilakukan dengan pembatasan waktu parkir pada jam-jam tertentu pemberlakukan tarif parkir on street yang melebihi tarif parkir pada area off street.
KESIMPULAN 1. Masing-masing segmen pada ruas Jalan Kesehatan mempunyai nilai derajat kejenuhan yang berbeda. Perbedaan kinerja ini disebabkan oleh perbedaan aktivitas sisi jalan di setiap segmennya. Dengan hambatan samping sangat rendah, segmen 1 mempunyai nilai derajat kejenuhan sebesar 0.35. Segmen 2 dengan hambatan samping tinggi mempunyai nilai derajat kejenuhan sebesar 0.75 dan segmen 3 dengan hambatan samping sedang mempunyai nilai derajat kejenuhan sebesar 0.38. Hambatan samping
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 mengurangi lebar efektif jalur lalu lintas pada jalan tersebut, sehingga mengakibatkan kapasitas jalan makin rendah dan nilai derajat kejenuhan tinggi. 2. Berdasarkan KM Perhubungan No 14 Tahun 2006, segmen 1 termasuk dalam tingkat pelayanan B, segmen 2 dalam tingkat pelayanan E dan segmen 3 dalam tingkat pelayanan D. Pada segmen 1 terjadi tundaan sebesar 5.47 detik, pada segmen 2 sebesar 50.28 detik, dan pada segmen 3 sebesar 13 detik. Dengan tundaan tersebut, didapat tundaan total untuk menempuh sepanjang 900 meter ruas Jalan Kesehatan adalah 68.75 detik, dengan biaya tundaan lalu lintas sebesar Rp 155,508.00 dalam jangka waktu 1 jam pada jam sibuk. 3. Analisis karakteristik parkir pada segmen 2 dan 3 diperoleh hasil durasi parkir ratarata terbesar 107.34 menit, volume 172 kendaraan, diperoleh nilai pergantian parkir 2.97 dan indeks parkir 0.56. segmen 3 dengan durasi parkir rata-rata 19.27 menit dan volume 60 kendaraan, diperoleh nilai pergantian parkir 2.5 dan indeks parkir 0.08. Dari hasil wawancara pada pengguna parkir diketahui bahwa pengguna on street parking di ruas Jalan Kesehatan 83% adalah pengunjung RSUP dr. Sardjito, dengan 46% responden memilih alasan pemilihan lokasi dekat dengan tempat tujuan. Dari 110 responden, 36% responden mengaku mengetahui dampak dari kegiatan perparkiran di badan jalan, dan sisanya mengaku tidak tahu. 4. Solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi yaitu dengan menghilangkan atau meminimalkan hambatan samping yang ada. Upaya yang dilakukan antara lain berkoordinasi dengan pihak terkait agar segera dilakukan tindakan tegas untuk memecahkan masalah tersebut. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain menertibkan kegiatan perparkiran pada badan jalan dan relokasi pedagang kaki lima. Pasca penertiban perlu dilakukan pengawasan agar hambatan samping tersebut tidak timbul kembali. Upaya untuk meminimalkan hambatan samping yaitu dengan mengendalikan parkir on street. Pengendalian parkir ini dapat dilakukan dengan pembatasan waktu parkir dan pengaturan tarif parkir.
DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta Hobbs, F.D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas (terjemahan). Gadjah Mada University Pers. Yogyakarta. Patmadjaja, H. 2003. Pengaruh Kegiatan Perparkiran di Badan Jalan terhadap Kinerja Ruas Jalan. Dimensi Teknik Sipil, Vol 5, No 2. Pignataro, L. J. 1973. Traffic Engineering : Theory and Practice. Prentice-Hall Inc. New Jersey RSNI. 2006. Pedoman Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan. Balitbang PU Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. Sari, I. E. 2003. Perhitungan Biaya Tundaan Lalulintas di Jalan Balai Kota – Kota Medan. Thesis Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan. Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Penerbit ITB. Bandung. Transportation Research Board. 1994. Highway Capacity Manual, Third Edition. National Research Council. Washington, D.C.