KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015 dapat diselesaikan. Programa Penyuluhan Pertanian Nasional disusun sesuai dengan amanah UndangUndang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), dan merupakan perencanaan tertulis serta sistematis sebagai acuan dan pengendali pencapaian tujuan penyuluhan pertanian. Programa disusun mulai dari programa penyuluhan tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/ kota, provinsi, sampai nasional. Programa penyuluhan yang disusun setiap tahun dan memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya, merupakan acuan bagi para Penyuluh Pertanian pada masingmasing tingkatan dalam menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian yang merupakan penjabaran dari programa penyuluhan pertanian. Di tingkat nasional, programa penyuluhan disusun melalui serangkaian pertemuan diantara para Penyuluh Pertanian di Pusat dengan wakil-wakil Eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan organisasi petani di tingkat nasional.
Pertemuan
penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2015 dimulai dengan pemaparan kebijakan dan program tahun 2015 oleh masing-masing Eselon I lingkup Kementerian Pertanian yang difokuskan kepada pencapaian program prioritas Pembangunan Pertanian yaitu:
1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan; 2) Peningkatan Diversifikasi Pangan; 3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor; dan 4) Peningkatan Kesejahteraan Petani. Untuk selanjutnya, kebijakan dan program Kementerian Pertanian tahun 2015 ini disinkronkan dengan program dan kegiatan organisasi petani di tingkat nasional, dalam hal ini, Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional. Sinkronisasi program dan kegiatan ini menghasilkan sintesa programa penyuluhan pertanian di tingkat nasional tahun 2015 yang selanjutnya disyahkan oleh seluruh perwakilan Eselon I lingkup Kementerian Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
i
Pertanian, Koordinator Penyuluh Pertanian di Pusat, dan Ketua Umum Kelompok KTNA Nasional. Naskah programa ini selanjutnya dilengkapi dengan Matriks Programa Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2015 dan dijabarkan ke dalam Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian di Tingkat Pusat Tahun 2015.
Jakarta,
September 2014
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian,
TTD
Ir. H. Fathan A. Rasyid, M.Ag NIP. 19580516.198203.1.016
ii
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN NASIONAL TAHUN 2015 Tim Penyusun,
Kelompok KTNA Nasional Ketua Umum,
Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian di Pusat Koordinator,
TTD
TTD
Ir. Winarno Tohir
Ir. Sri Puji Rahayu, MM NIP.19571113.198603.2.001
Jakarta,
September 2014
Mengesahkan: Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian,
TTD
Dr. Ir. Winny Dian Wibawa, M.Sc NIP. 19590329.198403.1.002
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
iii
No.
Nama
Jabatan/Unit
Tanda Tangan
Kerja Kepala Biro 1
Dr.Ir.Kasdi Subagyono, MSc
2
Ir. Spudnik Sujono K, MM
3
Ir. Irmiyati, M.Sc
Perencanaan Kementerian Pertanian Sekretaris
Dr.Ir. Riwantoro, MM
TTD
Jenderal 2………..
Tanaman Pangan Sekretaris Direktorat
TTD
Jenderal
Direktorat Jenderal Peternakan
iv
1. …………
Direktorat
Perkebunan Sekretaris 4
TTD
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
3. …………
TTD
4 ………....
Sekretaris 5
Ir. Zul Bahar, MS
Direktorat Jenderal Hortikultura Sekretaris
6
Ir. Abdul Madjid
TTD
5.…………
Direktorat
TTD
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sekretaris
7
Ir. Yasid Taufik, MM
Direktorat Jenderal
6.………...
TTD
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
7.…………
Sekretaris 8
Dr. Ir. Mei Rochjat Darmawiredja, M.Ed
Badan
TTD
Ketahanan Pangan
8....………
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
v
Sekretaris 9
Dr. Ir.Momon Rusmono, MS
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Sekretaris
10
Dr.Ir.Agung Hendriardi M,Eng
TTD
9..………… TTD
Badan LITBANG Pertanian
10.……...… Sekretaris
11
Drh. Mulyanto, MM
Badan Karantina
TTD
Pertanian 11..……..…
vi
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..........................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................
iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
1
A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. MAKSUD DAN TUJUAN ..............................................................
5
BAB II KEADAAN UMUM ..............................................................................
7
A. KEADAAN SUMBER DAYA PERTANIAN ........................................
9
1. Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan .....................
9
2. Produksi Komoditas Utama Hortikultura .............................
11
3. Produksi Komoditas Utama Perkebunan .............................
13
4. Produksi Komoditas Utama Peternakan ..............................
17
B. KONDISI UMUM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
TAHUN 2014 ..............................................................................
19
C. SASARAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2015 .................
22
1. Produksi Domestik Bruto ....................................................
22
2. Investasi .............................................................................
23
3. Kesempatan Kerja ...............................................................
23
4. Proyeksi Produksi Komoditas Utama Tahun 2013-2014 .......
23
5. Proyeksi Produksi Komoditas Utama Tahun 2014 - 2015 .....
18
D. KEADAAN SUMBER DAYA PENYULUHAN PERTANIAN .................
27
1. Kelembagaan Petani ...........................................................
27
2. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian ...................................
29
3. Ketenagaan Penyuluhan Pertanian ......................................
33
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
vii
BAB III MASALAH PENYULUHAN PERTANIAN .................................................
35
A. Masalah Perilaku .......................................................................
35
B. Masalah Non Perilaku ................................................................
38
BAB IV RENCANA KEGIATAN PENYULUH ........................................................
43
A. KEGIATAN PENYULUH UNTUK PERUBAHAN PERILAKU ...............
43
1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan
di 34 Provinsi ......................................................................
43
2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluan
di 511 kabupaten/ kota .......................................................
43
3. Peningkatan Kapasitas di 1100
Balai Penyuluhan Pertanian ................................................
44
4. Dukungan Operasional Balai Bagi 4.066
Penyuluh Kecamatan ..........................................................
44
5. Kelembagaan Petani Yang Difasilitasi dan Dikembangkan ...
44
6. Ketenagaan Penyuluhan yang Difasilitasi ............................
45
7. Materi Penyuluhan yang Dihasilkan ....................................
45
B. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN UNTUK MENGIKHTIARKAN KEMUDAHAN ............................................................................
51
BAB IV PENUTUP ..........................................................................................
55
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................
57
viii
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sektor pertanian mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian nasional melalui kontribusinya yang nyata terhadap tujuh aspek penting, yaitu: 1) penyediaan pangan bagi sekitar 250 juta penduduk Indonesia; 2) penyediaan 87% bahan baku industri kecil dan menengah; 3) penyumbang 14,44% Produk Domestik Bruto (PDB); 4) penyediaan pakan dan bio-energi, 5) penyerap 38,9% dari total tenaga kerja 6) penghasil ekspor dan devisa negara sebesar US$ 23,14 M; 7) Sumber utama (70%) pendapatan rumah tangga perdesaan; dan 8) pelestarian lingkungan hidup (berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 8 juta ton berdasarkan Perpres No.61 tahun 2011) Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, pembangunan pertanian diarahkan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan Indonesia mandiri, maju, bermartabat, adil dan makmur. Untuk terlaksananya pembangunan pertanian tersebut pemerintah telah menerbitkan UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Menengah (RPJPM) periode lima tahunan. Mengacu kepada RPJP 2005-2025 tersebut, pada tanggal 7Juni 2014 lalu, Kementerian Pertanian telah berhasil menyusun Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045 yang menempatkan sektor pertanian sebagai pendukung pembangunan ekonomi dan bioindustri berkelanjutan berdasarkan biokultura. Sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi, sektor pertanian mengemban sepuluh fungsi, yaitu: 1) pengembangan sumberdaya insani; 2) ketahanan pangan; 3) penguatan ketahanan penghidupan keluarga; 4) ketahanan Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
1
energi; 5) pengentasan kemiskinan dan pemerataan pembangunan; 6) jasa lingkungan alam; 7) pengembangan bioindustri; 8) penciptaan iklim kondusif bagi pembangunan; 9) penguatan daya tahan perekonomian; dan 10) sumber pertumbuhan berkualitas. Kedepan pertanian selain dituntut sebagai penghasil bahan pangan, sektor pertanian juga dituntut sebagai penghasil bahan non-pangan, yaitu sebagai bahan baku energi terbarukan (bioindustri) untuk menggantikan energi bagi industri yang berasal dari fosil.
Pembangunan bioindustri dari sumber energi
terbarukan merupakan langkah awal untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian dan sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber energi dari fosil, melalui pemanfaatan limbah pertanian. Berdasarkan SIPP 2015-2045 yang telah disusun oleh Kementerian Pertanian, tahun 2015-2019 merupakan periode peletakan fondasi sistem pertanianbioindustri berkelanjutan, menuju tercapainya keunggulan daya saing pertanian terpadu berbasis sumberdaya alam berkelanjutan, serta terciptanya sumberdaya insani berkualitas dan berkemampuan iptek bioindustrial. Evaluasi pencapaian Empat Sukses Pembangunan Pertanian selama periode 2010-2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan a. Program Swasembada 1) Produksi kedelai naik dari 0,907 juta ton biji kering (2010) menjadi 1 juta ton biji kering pada tahun 2014 (kenaikan rata-rata 3,4% per tahun); 2) Produksi gula naik dari 2,99 juta ton (2010) menjadi 3,1 juta ton pada tahun 2014 (kenaikan rata-rata 2,36 % per tahun); dan 3) Produksi daging sapi/kerbau naik dari 472,4 ribu ton (2010) menjadi 581,1 ribu ton karkas dan jeroan pada tahun 2014.
2
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
b. Program Swasembada Berkelanjutan dengan sasaran peningkatan produksi padi dari 66,68 juta GKG (2010) menjadi 76,57 juta ton gabah kering giling (GKG) pada tahun 2014 (kenaikan rata-rata 3,55 % per tahun) dan peningkatan produksi jagung dari 19,8 juta ton menjadi 20,83 juta ton pada tahun 2014 atau meningkat 1,98 % per tahun. 2. Peningkatan Diversifikasi Pangan a. Laju konsumsi beras per kapita menurun sekurang-kurangnya 1,50% per tahun, diiringi dengan peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan hewani, buah-buahan dan sayuran; b. Skor Pola Pangan Harapan pada 2010 sebesar 86,40 sedangkan pada tahun 2014 sebesar 93,30. c. Konsumsi buah dan sayuran per kapita mendekati konsumsi standar dari FAO (buah 64 kg/kapita /tahun dan sayuran 64,45 kg/kapita/tahun). 3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor a. Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet pada tahun 2014 (pemberlakuan sertifikat wajib); b. Tersertifikasinya semua produk hortikultura unggulan nasional melalui penerapan Norma Budidaya yang Baik (GAP/SOP); c. Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dari 20% pada tahun 2010 menjadi 50% pada tahun 2014; d. Meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum (terigu) impor pada tahun 2014; e. Terpenuhinya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri pada tahun 2014;
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
3
f.
Meningkatnya surplus neraca perdagangan dari US$ 24,30 miliar pada tahun 2010 menjadi US$ 54,50 miliar pada tahun 2014.
4. Peningkatan Kesejahteraan Petani a. Pendapatan per kapita petani mencapai Rp.7,93 juta pada tahun 2014; b. Laju peningkatan pendapatan petani per kapita rata-rata mencapai 11,10% per tahun Pembangunan pertanian yang berkelanjutan memerlukan sumber daya manusia pelaku pembangunan pertanian yang berkualitas, andal, serta memiliki kemampuan manajerial dan kewirausahaan, sehingga mampu mengelola dan mengorganisasikan usaha agribisnis dari hulu sampai hilir yang berdaya saing tinggi, serta mampu berperanserta dalam melestarikan lingkungan hidup. Hal ini sejalan dengan arah RPJM ke-2 (2010 – 2014) yang ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali pembangunan dalam segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta penguatan daya saing perekonomian. Sesuai dengan amanah Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban menyelenggarakan penyuluhan pertanian di setiap tingkatan yang terintegrasi dengan pembangunan pertanian. Penyuluhan pertanian tersebut meliputi aspek-aspek kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana dan prasarana serta pembiayaan penyuluhan, yang diarahkan pada pengembangan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha dalam pengelolaan usaha berdasarkan prinsip-prinsip agribisnis.
4
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
Melalui sinkronisasi diantara seluruh program dan kegiatan pada Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, serta program dan kegiatan organisasi petani di tingkat nasional, diharapkan Programa Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2015 dapat memberikan arah, pedoman sekaligus sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan dan pencapaian target Pembangunan Pertanian periode tahun 2015 -2019. B . MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2015 dimaksudkan untuk memberi dukungan sekaligus sebagai alat pengendali pencapaian Pembangunan Pertanian periode tahun 2015 – 2019. 2. Tujuan 1. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian bagi para penyelenggara penyuluhan; 2. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan kegiatan dan anggaran penyuluhan pertanian tahun 2015; 3. Memberikan acuan bagi Penyuluh Pertanian di Pusat dalam menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian Tahun 2015; 4. Meningkatkan pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama, pelaku usaha, penyuluh dan petugas lingkup pertanian agar mampu memecahkan permasalahan yang ada serta mampu memanfaatkan/ merubah potensi sumberdaya pertanian menjadi peluang yang nyata dan bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan serta kesejahteraan masyarakat petani. Tujuan masing-masing sub sektor dapat dilihat dalam Matrik Programa Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2015 (terlampir).
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
5
6
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
BAB II KEADAAN UMUM Sebagaimana diketahui tahun 2015 merupakan awal dari kebijakan Pembangunan Pertanian yang akan dilaksanakan selama periode 2015 – 2019 yang akan datang. Sehubungan dengan hal tersebut, evaluasi kinerja pembangunan pertanian tahun 2014 penting dilakukan untuk dapat secara tepat menentukan langkah-langkah perbaikan dan percepatan yang perlu dilakukan pada tahun 2015. Evaluasi kinerja tersebut, dilakukan dengan menggunakan dua indikator, yaitu indikator makro dan indikator produksi. Berdasarkan kepada indikator makro, kinerja pembangunan pertanian tahun 2014 relatif baik. Kinerja ini dibuktikan antara lain dengan capaian-capaian sebagai berikut: 1. Pada periode 2010-2013, pertumbuhan PDB sektor pertanian meningkat 3,5% per tahun. Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian tahun 2013 mencapai 14,43 %. 2. Neraca perdagangan tahun 2013 surplus, dan tumbuh positif dengan laju pertumbuhan 14,84% per tahun. 3. Penanaman Modal Asing (PMA) selama periode 2010-2013 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 30,12% per tahun dan pada tahun 2013 mencapai 28.618 milyar; 4. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) cenderung menurun dengan laju 25,83% per tahun dan pada tahun 2013 mencapai 27.498 milyar; 5. Penyerapan tenaga kerja mencapai 33% dari total angkatan kerja (32,9% tahun 2012); 6. Nilai Tukar Petani (NTP) tahun 2013 mencapai 104,96 dan sedikit menurun dibanding tahun 2012 sebesar 105,87. Pada periode tahun 2010-2014, Kementerian Pertanian telah menetapkan “Empat Sukses Pembangunan Pertanian”, yaitu: (1) Pencapaian swasembada (kedelai, gula Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
7
dan daging sapi) dan swasembada berkelanjutan (padi dan jagung); (2) Peningkatan diversifikasi; (3) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; dan (4) Peningkatan Kesejahteraan Petani. Selain itu, berdasarkan Rencana Aksi Bukit Tinggi tahun 2013, untuk peningkatan produksi selain lima bahan pangan strategis (beras, kedelai, jagung, gula dan daging sapi), komoditas startegis lain yang perlu ditingkatkan adalah bawang merah dan aneka cabai. Berdasarkan data Angka Tetap Juli (ATAP) 2013 BPS, produksi padi tahun 2013 mencapai 71,29 juta ton GKG atau bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 sebesar 69,06 juta ton, telah mengalami peningkatan sebesar 2,235 juta ton (3,24%); produksi jagung tahun 2013 mencapai 18.506 juta ton pipilan kering. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 19,387 juta ton pipilan kering, produksi jagung mengalami penurunan 881 ribu ton (4,54%); produksi kedelai tahun 2013 mencapai 779.99 ribu ton biji kering. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 843,15 ribu ton biji kering, produksi kedelai mengalami penurunan 63 ribu ton (7,47%); produksi gula tahun 2013 mencapai 2,551 juta ton. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 2,592 juta ton, produksi gula mengalami penurunan 0,041 juta ton (1,57%); daging sapi (dalam bentuk karkas) tahun 2013 mencapai 504,8 ribu ton dan bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 sebesar 508,9 ribu mengalami penurunan 4,1 ribu ton berat karkas (0,80%). Sementara untuk daging kerbau naik 2,36 % dari 37 ribu ton pada tahun 2012 menjadi 37,8 ribu ton pada tahun 2013. Produksi bawang merah tahun 2013 sebesar 95,86 juta ton menurun 0,56 juta ton (0,58%) dibandingkan dengan produksi tahun 2012 yaitu 96,42 juta ton; produksi cabai besar pada tahun 2013 meningkat menjadi 103 juta ton (7,9 %) dari produksi 95,43 juta ton; produksi cabai rawit pada tahun 2013 sebesar 6,8 juta ton menurun (1,8%) dibanding dengan produksi tahun 2012 sebesar 7,2 juta ton.
8
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
Mengingat akhir-akhir ini produksi kedelai dan bawang merah turun, maka diharapkan produksi kedelai dan bawang merah tahun 2015 dapat meningkat, dengan bertumpu pada provinsi sentra produksi kedelai dan bawang merah.
Kedelai diharapkan
dikembangkan di luar areal tanam jagung, agar produksi jagung tidak terganggu. Ditinjau dari capaian program diversifikasi pangan menuju pola pangan bergizi dan berimbang, tercatat tingkat penurunan konsumsi beras per kapita per tahun tingkat rumah tangga pada tahun 2013 sebesar 96,3 kg/kapita/tahun atau mengalami penurunan sebesar 0,3 kg dari 96,6 kg/kapita/tahun pada tahun 2012 atau 0,31%. Selain itu, ada kemajuan dalam pengembangan tepung-tepungan berbahan baku lokal seperti ubikayu yang dapat dijadikan mokaf sebagai subsitusi tepung terigu impor. Dukungan permodalan usahatani, penyerapan kredit pertanian masih belum optimal. Petani masih mengalami kendala dalam mengakses kredit karena masih adanya persyaratan berupa agunan bagi petani. Sementara itu walaupun 35 % petani memiliki usahatani yang dinilai sudah layak (feasible) oleh perbankan, namun petani masih mengalami kesulitan dalam mengakses permodalan dari perbankan, karena tidak memiliki agunan yang menjadi salah satu persyaratan dari perbankan. Penyaluran kredit pemerintah dengan subsidi bunga kredit, realisasinya masih rendah (19%). Kredit Pemerintah tersebut diantaranya Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dan Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) atau penjaminan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Perbankan selama ini hanya tertarik untuk menyalurkan kreditnya kepada usahatani yang feasible dan bankable, yang jumlahnya tidak lebih dari 15 %. A. KEADAAN SUMBERDAYA PERTANIAN 1. Produksi Komoditas UtamaTanaman Pangan Produksi dan produktivitas komoditas tanaman pangan utama (padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar) periode tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat dalam Tabel 2.
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
9
Tabel 2 : Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Komoditas Tanaman Pangan Tahun 2012 dan 2013 No. 1.
2.
Jenis Komoditias
5.
69.056.126
71.291.494
3,24
Luas panen (ha)
13.445.524
13.837.213
2,91
51,36
51,52
0,31
18.506.287
(4,54)
3.820.161
(3,47)
48,44
(1,12)
Produktivitas (ton/ha) Jagung**)
Produktivitas (ton/ha) Kedelai***)
19.387.022 3.957.595 48,99
Produksi (ton)
843.153
779.992
(7,49)
Luas panen (ha)
567.624
550.793
(2,96)
14,85
14,16
(4,6)
Produksi (ton)
712,874
701.680
(1,57)
Luas panen (ha)
559.538
519.056
(7,23)
12,74
13,52
6,12
Produksi (ton)
284.257
204.670
(27,99)
Luas panen (ha)
245.006
182.075
(25,69)
11,60
11,24
(3,10)
Produktivitas (ton/ha) Kacang Tanah***)
Produktivitas (ton/ha) Kacang hijau***)
Produktivitas (ton/ha)
10
Peningkatan (%)
Produksi (ton)
Luas panen (ha)
4.
Tahun 2013
Padi*)
Produksi (ton)
3.
Tahun 2012
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
6.
Ubi Kayu****) Produksi (ton) Luas panen (ha)
7.
Produktivitas (ton/ha) Ubi Jalar****) Produksi (ton) Luas panen (ha) Produktivitas (ton/ha)
24.177.372
23.936.921
(0,99)
1.129.688
1.065.752
(5,66)
214,02
224,60
4,94
2.483.460
2.386.729
(3,89)
178.295
161.850
(9,22)
139,29
147,47
5,87
Sumber : Biro Pusat Statistik, Produksi Tanaman Pangan, angka tetap, Juli 2013 Keterangan: *) Produksi padi berbentuk gabah kering giling **) Produksi jagung, berbentuk pipilan kering ***) Produksi kedelai kacang hijau dan kacang hijau berbentuk biji kering ****) Produksi ubi kayu dan ubi jalar berbentuk umbi basah ( ) berarti minus
2. Produksi Komoditas Utama Hortikultura Produksi dan produktivitas komoditas hortikultura utama (cabai, bawang merah, kentang, jeruk siam, manggis, mangga, salak dan krisan) periode tahun 2012 dan 2013 (angka sementara) dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Komoditas Utama Tanaman Hortikultura Tahun 2012 dan 2013
No. I.
Jenis Komoditas
Tahun 2012
Tahun
Peningkatan/
2013*)
Penurunan (%)
Buah 1. Mangga Produksi (ton) Tanam hasil (pohon) Rata-rata hasil (kg/pohon)
2.376.333
2.058.607
21.966.654
22.046.868
0,37
108,18
93,37
(13,69)
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
(1,34)
11
No.
Jenis Komoditas
Tahun 2012
Tahun
Peningkatan/
2013*)
Penurunan (%)
2. Manggis Produksi (ton)
190.287
118.907
(3,75)
Tanaman hasil (pohon)
1.785.009
1.620.286
(9,23)
Rata-rata hasil (kg/ha)
106,61
73,39
(31,16)
3. Jeruk (siam dan besar) Produksi (ton)
1.611.768
1.411.214
(1,24)
19.348.828
19.669.250
1,66
210,73
195,10
(7,42)
1.035.406
991.759
(0,42)
Tanaman hasil (pohon)
53.888.097
58.190.708
7,98
Rata-rata hasil (kg/ha)
19,21
17,04
(11,30)
397.228.983
383.984.867
(3,44)
9.002.064
8.093.693
(8,98)
39,35
42,82
6,10
Produksi (ton)
953.557
1.030.348
7,97
Luas Panen (ha)
120.094
117.940
(1,94)
7,94
8,74
10,11
Produksi (ton)
697.274
689.080
(1,87)
Luas Panen (ha)
122.102
114.867
(5,92)
5,71
5,99
(4,29)
960.072
958.578
(0,58)
99.315
94.898
(4,64)
9,67
10,10
4,25
Tanaman hasil (pohon) Rata-rata hasil (kg/pohon) 4. Salak Produksi (ton)
II
Florikultura 1. Krisan Produksi (tangkai) Luas Panen (m2) Produktivitas (ton/ha)
III
Sayur 1 Cabai Besar
Produktivitas (ton/ha) 2 Cabai Rawit
Produktivitas (ton/Ha) 3. Bawang Merah Produksi (ton) Luas Panen (Ha) Produktivitas (ton/ha)
12
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
No.
Jenis Komoditas
Tahun 2012
Tahun
Peningkatan/
2013*)
Penurunan (%)
4 Kentang Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produktivitas (ton/ha)
1.068.800
1.023.374
(6,48)
64.518
62.900
(4,68)
16,57
16,27
(1,88)
Sumber : BPS diolah oleh Direktorat Jenderal Hortikultura *) Angka Sementara dengan satuan produksi (ton), tanaman hasil (pohon) dan rata-rata hasil (kg/pohon) ( ) berarti minus
Disamping komoditas utama tersebut, juga dikembangkan komoditas penyangga antara lain bawang putih, durian, jambu kristal, pisang, pepaya, alpukat, melon, sukun semangka, buah naga, nangka, nenas, sawo dan aneka sayur, tanaman obat (jahe, temulawak) dan florikultura (leather leaf, sedap malam, raphis, heliconia). Komoditas penyangga tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut: menyangga kebutuhan sepanjang waktu/ musim, komoditas subsitusi impor, produktivitas rendah, areal terpencar dan skala usaha kecil, varietas tidak seragam dan asalan, serta spesifik pada agroekologi tertentu. Komoditas lainnya antara lain duku, srikaya jumbo, jambu air dalhari, termasuk kelompok komoditas rintisan dengan karakteristik merupakan komoditas unggulan daerah, varietas unggul dan unik, digunakan untuk optimalisasi lahan/ruang, dan potensi permintaan cenderung meningkat. 3. Produksi Komoditas Utama Perkebunan Produksi dan produktivitas komoditas utama perkebunan (kelapa sawit, kakao, karet, kelapa, kopi, tebu, jambu mete, cengkeh, teh, tembakau, kapas, lada, jarak pagar, nilam dan kemiri sunan) periode tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
13
Tabel 4: Produksi, Luas Areal dan Produktivitas Komoditas Utama
Perkebunan Tahun 2012 dan 2013 No. 1
Jenis Komoditas
Tahun 2012
Tahun 2013 *)
Produksi (ton)
23.521.071
27.746.125
6.65
Luas areal (ha)
9.074.621
10.010.824
4,58
3.571
873,95
1,96
Produksi (ton)
936.266
777.539
5,00
Luas areal (ha)
1.733.228
1.852.944
4,42
820
419.62
0,55
3.040.376
3.107.544
3,16
3.555.763
1,41
873.95
1,73
Kelapa Sawit
Produktivitas (kg/ha) 2
Kakao
Produktivitas (kg/ha) 3
Karet Produksi (ton) Luas areal (ha) Produktivitas (kg/ha)
4
3.484.073 1.080
Produksi (000 ton)
3.176.223
3.228.110
1,20
Luas areal (000 ha)
3.787.724
3.787.283
(0,15)
1.158
852.36
(1,05)
657.138
698.887
1,12
1.233.982
1.240.919
0,46
723
563,20
(0,66)
Kopi Produksi (000 ton) Luas areal (ha) Produktivitas (kg/ha)
14
Kelapa
Produktivitas (kg/ha) 5
Peningkatan/ Penurunan (%)
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
No. 6
7
Jenis Komoditas
Tahun 2012
Tahun 2013 *)
Produksi (ton)
2.439.951
2.581.039
5,78
Luas areal (ha)
461.186
469.227
3,99
Produktivitas (kg/ha)
5.743.28
5.436.58
(5,34)
Produksi (ton)
117.485
126.881
7,80
Luas areal (ha)
586.358
576.181
(0,05)
359
203.99
(0,49)
Produksi (ton)
72.976
73.156
0,25
Luas areal (ha)
485.118
494.462
0,12
241
203.71
(0,72)
Produksi (ton)
150.810
152.726
1,70
Luas areal (ha)
123.769
122.545
(0,28)
1.473
1.196.96
(0,41)
Produksi (ton)
226.704
230.768
1,79
Luas areal ( ha)
249.781
270.232
0,02
998
962.81
(0,22)
Produksi (ton)
2.793
2.558
(8,43)
Luas areal (ha)
10.750
3.130
(67,27)
305
272,52
(11,57)
Tebu
Jambu mete
Produktivitas (kg/ha) 8
Cengkeh
Produktivitas (kg/ha) 9
Teh
Produktivitas (kg/ha) 10
Tembakau
Produktivitas (kg/ha) 11
Peningkatan/ Penurunan (%)
Kapas
Produktivitas (kg/ha)
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
15
No. 12
Jenis Komoditas
Tahun 2012
Tahun 2013 *)
Produksi (ton)
88.160
89.724
1,77
Luas areal (ha)
178.622
178.251
(0,26)
785
503.36
(1,51)
5.317
5.598
5,28
47.397
47.407
0,02
310
302.00
(2,58)
Produksi (ton)
3.300
3.347
1,42
Luas areal (ha)
29.381
29.783
1,37
144
145.00
0,69
0
0
Lada
Produktivitas (kg/ha) 13
Jarak Pagar (biji kering) Produksi (ton) Luas areal (ha) Produktivitas (kg/ha)
14
Nilam (daun kering)
Produktivitas (kg/ha) 15
Kemiri Sunan (biji kering) Produksi (ton) Luas areal (ha) Produktivitas (kg/ha)
0 -
Sumber : Bagian Statistik, Ditjen Perkebunan. *) Angka sementara ( ) berarti minus
16
Peningkatan/ Penurunan (%)
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
4. Produksi Komoditas Utama Peternakan Produksi dan produktivitas komoditas utama peternakan (daging, telur dan susu) dan populasi ternak periode tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat dalam Tabel 5 dan 6 berikut ini. Tabel 5. Produksi Daging, Telur, Susu dan Komoditas Utama Peternakan
Tahun 2012 dan 2013
No.
Jenis Komoditas
I.
Produksi Tahun 2012 (ribu ton)
Daging
1. Sapi Potong
Produksi Tahun 2013 (ribu ton)
Peningkatan (%)
2,666,1
2.882,0
8,10
508.9
504,8
(0,80)
2. Kerbau
37,0
37,8
2,36
3. Kambing
65,2
65,2
(0,07)
4. Domba
44,4
41,5
(6,47)
5. Babi
232,1
298,4
28,56
6. Kuda
2,9
1,8
(37,54)
267,5
319,6
19,48
7. Ayam Buras 8. Ayam Ras Petelur
66,1
77,1
16,78
1.400.5
1.497,9
6,96
30,1
32,1
6,91
11. Kelinci/rabbit
0,4
0,6
51,35
12. Burung Puyuh
6,9
0,9
(87,34)
13. Merpati
0,6
0,2
(68,42)
14. Itik Manila
3,6
4,0
13,08
1.628,7
1.728,3
6,11
197,1
194,6
(1,25)
1.139.9
1.224,4
7,41
265,0
264,1
(0,33)
4. Burung Puyuh
15,8
18,9
20,00
5. Itik Manila
11,0
26,3
139,71
959,7
786,8
(18,01)
9. Ayam Ras Pedaging 10. Itik
II
Telur
1. Ayam Buras 2. Ayam Ras Petelur 3. Itik
III
Susu
Sumber: Statistik Peternakan, Kementan 2013 Keterangan: ( ) berarti minus
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
17
Produksi Daging Sapi/Kerbau dan Unggas tahun 2010-2013
Tahun
Produksi Daging Sapi dan Kerbau**) Jumlah (000 ton)
Produksi Daging Unggas***)
r (%)
Jumlah (000 ton)
r (%)
2010
472,4
6,4
1.565,7
9,5
2011
520,7
10,2
1.693,0
8,1
2012
545,9
4,8
1.764,1
4,2
2013*)
542,7
(0,59)
1.926,7
9,2
Catatan: *) Angka Sementara **) Produksi daging sapi dan kerbau dalam bentuk Karkas dan jeroan ***) Unggas mencakup ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras, petelur, itik dan itik manila
Tabel 6 : Populasi Ternak Periode Tahun 2012 dan 2013 No.
Jenis
Populasi Tahun 2012 (ribu ekor)
Populasi Tahun 2013 *) (ribu ekor)
Peningkatan (%)
I. Ruminansia 1. Sapi Potong
15.981
12.831
(19,71)
612
444
(27,40)
1.438
1.120
(22,15)
4. Kambing
17.906
18.500
3,32
5. Domba
13.420
14.926
11,22
2. Sapi Perah 3. Kerbau
II Non Ruminansia
18
1.
Babi
7.900
7.611
(3,67)
2.
Kuda
437
434
(0,73)
3.
Kelinci
1.075
1.137
5,79
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
No. III
Populasi Tahun 2012 (ribu ekor)
Jenis
Populasi Tahun 2013 *) (ribu ekor)
Peningkatan (%)
Unggas 1. Ayam Buras
274.564
276.777
0,81
2. Ayam Ras Petelur
138.718
146.622
5,70
1.244.402
1.344.191
8,02
4. Itik
44.357
43.710
(1,46)
5. Puyuh
12.234
12.553
2,61
6. Merpati
1.806
2.139
18,43
7. Itik manila
4.938
7.645
54,81
3. Ayam Ras Pedaging
Sumber : Statistik Peternakan, Kementan 2013 *) Angka sementara ( ) berarti minus
B. KONDISI UMUM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2014 Kondisi umum yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pertanian pada tahun 2014 diuraikan menurut masing-masing sub sektor sebagai berikut: a) Tanaman Pangan 1) Pengelolaan produksi tanaman pangan (serealia), khususnya padi dan jagung; Pengelolaan produksi tanaman aneka kacang (kacang kedelai, kacang tanah dan kacang hijau) dan umbi khususnya ubi kayu dan ubi jalar belum optimal; 2) Pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan belum optimal 3) Adanya gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) terhadap produksi dan produktivitas tanaman pangan 4) Penanganan pasca panen tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) belum optimal sehingga mutu tanaman pangan rendah
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
19
5) Pemanfaatan sumber modal usaha belum optimal; 6) Pola konsumsi pangan masyarakat belum sesuai dengan pola pangan harapan yaitu pola konsumsi pangan yang “ Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA)”; b) Hortikultura 1) Lokasi kebun/lahan usaha hortikultura dengan skala usaha kecil dan belum efisien; 2) Produksi, produktivitas dan mutu rendah; 3) Sebagian besar tanaman buah merupakan tanaman warisan, sehingga varietasnya tidak sesuai dengan tuntutan pasar komersial; 4) Preferensi/tuntutan konsumen terhadap kualitas, kontinuitas dan kuantitas produk hortikultura makin tingg dan ketat; 5) Pada umumnya petani hortikultura sangat tergantung pada penggunaan saprotan kimiawi (agrochemical) yang dapat merusak sumberdaya alam dan lingkungan; 6) Meningkatnya kecenderungan impor produk hortikultura akibat kebijakan pasar bebas; 7) Dampak perubahan iklim sangat mempengaruhi komoditas hortikultura. c) Perkebunan 1) Untuk pencapaian swasembada gula, produksi dan produktivitas tanaman tebu masih perlu ditingkatkan; 2) Produksi belum optimal, karena adanya serangan OPT, penebangan tebu belum sesuai kriteria; 3) Peran kelembagaan petani tebu temu masih belum optimal; 4) Petani belum maemahami budidaya Produksi dan produktivitas tanaman nilam sehingga produksinya belum optimaL;
20
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
5) Produksi dan produktivitas tanaman karet, kelapa, kopi, kakao, teh, lada, cengkeh, kapas, dan jambu mete masih rendah yang disebabkan adanya serangan OPT, tanaman tua dan kurangnya pemeliharaan; 6) Mutu komoditas karet, kelapa, kopi, kakao, lada, pala, cengkeh, nilam, sagu dan jambu mete karena penanganan pascapanen dan pengolahan belum optimal; 7) Kelembagaan petani komoditas perkebunan masih perlu ditingkatkan dalam rangka meningkatkan posisi tawar dan menjadi lembaga ekonomi yang berbadan hukum (koperasi, asosiasi, dan lain-lain); 8) Lahan perkebunan rawan konflik,rawan kebakaran akibat DPI dan pembukaan lahan dengan pembakaran. 9) Belum maksimalnya dukungan pengujian, pengawalan mutu benih dan penerapan teknologi tanaman perkebunan; 10) Masih terbatasnya penguasaan teknologi budidaya dan pasca panen tanaman perkebunan oleh para petani perkebunan. 11) Belum teridentifikasinya pangan lokal untuk pemenuhan pangan keluarga miskin (pangkin). 12) Belum berkembangnya produk olahan pangan lokal berbasis tanaman perkebunan d) Peternakan 1) Penyediaan bahan makanan pokok nasional asal ternak belum optimal; 2) Ketersediaan pakan ternak masih kurang; 3) Masih seringnya terjadi penularan penyakit hewan dan masih ditemuinya Penyakit Hewan Menular Strategis, Zoonosis, Eksotis (PHMSZE), antara lain penyakit Brucellosis, Rabies, Hog Cholera, Avian Influenza dan Anthrak;
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
21
4) Masih terbatasnya akses inovasi teknologi dibidang peternakan, sehingga agribisnis peternakan belum berkembang dengan baik; 5) Penerapanmanajemen agribisnis peternakan belum optimal; 6) Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaku utama dan pelaku usaha, serta kesadaran pemangku kepentingan dalam penyediaan pangan asal ternak yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH); C) SASARAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2015 Sasaran pembangunan pertanian terdiri dari sasaran makro dan sasaran produksi komoditas pertanian utama. Indikator pencapaian sasaran makro pembangunan pertanian tahun 2015 antara lain diukur dari terjadinya pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian (tidak termasuk kehutanan dan perikanan), pertumbuhan laju investasi (PMDN maupun PMA), tersedianya tambahan lapangan kerja, serta tercapainya neraca perdagangan pertanian sebesar US$ 17,87 milyar. Rincian sasaran peningkatan PDB, laju investasi, kesempatan kerja dan sasaran/ proyeksi produksi komoditas pertanian utama tahun 2015, diuraikan sebagai berikut: 1) Produk Domestik Bruto (PDB) Sasaran Pertumbuhan PDB Sektor pertanian tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: Subsektor Tanaman Pangan termasuk Hortikultura sebesar 3,45%, Subsektor Perkebunan 4,14%, dan Subsektor Peternakan sebesar 4,53% dengan laju pertumbuhan sebesar 3,75%. Diharapkan selama tahun 2015, pertumbuhan PDB sektor pertanian dapat mencapai 3,7 persen. Sumber : Renstra Kementan 2010-2014 dan Renstra Kementan 2015-2019 (draft-bln Juli 2014)
22
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
2) Investasi Untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian pada tahun 2015, diperlukan investasi yang berasal dari PMDN sebesar 18,2 triliun dengan laju pertumbuhan 9 %, dan PMA sebesar 24,2 triliun dengan laju pertumbuhan 9 %. 3) Kesempatan Kerja Pada tahun 2015 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian masih cukup besar yaitu sebesar 35,36 juta orang. Namun kedepan diproyeksikan semakin menurun dengan semakin baiknya pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor, sehingga diharapkan laju pertumbuhan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian menurun sebesar -0,61 % per tahun. 4) Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang menggambarkan perbandingan antara indeks yang diterima petani dan indeks yang dikeluarkan petani, untuk tahun 2015 diharapkan berkisar antara 102,00 – 104,56. 5) Proyeksi Produksi Komoditas Utama Tahun 2014 - 2015 Disamping sasaran makro pembangunan pertanian sebagaimana diuraikan di atas, ditetapkan pula sasaran/proyeksi produksi komoditas pertanian utama tahun 2014 dan 2015, sebagai berikut: a) Komoditas Utama Tanaman Pangan Proyeksi komoditas tanaman pangan tahun 2014 dan 2015 yang meliputi 7 komoditas unggulan dapat dilihat pada Tabel
8.
Tabel 8 : Sasaran Komoditas Tanaman Pangan tahun 2015 No.
Komoditias
Tahun 2014
Tahun 2015
Peningkatan
(Ton)
(Ton)
(%)
1.
Padi
70.243.492
71.810.000
2.23
2.
Jagung
18.984.384
20.480.000
7.88
3.
Kedelai
1.000.000
1.023.000
2.3
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
23
4.
K a c a n g Tanah
730.000
742.750
1.75
5.
Kacang Hijau
6.
Ubi Kayu
287.000
291.550
1.59
26.000.000
26.530.000
2.04
7.
Ubi Jalar
2.600.000
2.650.000
1,92
Sumber: Renstra Kementan 2015 – 2019.
b) Komoditas Utama Hortikultura Proyeksi produksi komoditas utama hortikultura tahun 2014 dan tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini. Tabel 9. Proyeksi Produksi Komoditas Hortikultura Utama Tahun 2014 dan Tahun 2015
Tahun 2014 (ton)
Tahun 2015 (ton)
Peningkatan (%)
1. Mangga
2.598.092
2.377.421
(8,5)
2. Manggis
113.096
191.932
69,7
2.362.991
1.660.877
(29,7)
4. Salak
980.969
896.125
(8,6)
5. Durian
846.503
896.125
5,9
6. Jambu Biji
272,411
-
-
7. Pisang
7.070.489
6.432.428
(9,1)
8. Pepaya
884.530
-
-
9. Alpukat
290.948
-
-
10. Melon
113.413
-
-
11. Sukun
116.624
-
-
-
-
4.121.238
-
-
1.524.700
2.123.941
39,3
No.
Komoditas
3. Jeruk (Siam dan Besar)
12. Buah semusim merambat lainnya
dan
13. Buah pohon dan perdu lainnya (jambu biji dll) 14. Cabai
24
959.356
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
Tahun 2014 (ton)
Tahun 2015 (ton)
Peningkatan (%)
15. Bawang Merah
1.201.900
1.011.771
(15,8)
16. Kentang
1.211.400
1.296.445
7,0
14.500
-
-
218.910.706 125.487.181
(94,4)
No.
Komoditas
17. Bawang Putih 18. Sayuran umbi lainnya 19. Krisan
588.376
Sumber: Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura, Tahun 2015 – 2019 (angka sementara) Keterangan: *) Khusus untuk Krisan dalam tangkai.
c) Komoditas Perkebunan Proyeksi produksi 15 komoditas utama perkebunan tahun 2014 dan tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Proyeksi Komoditas Utama Perkebunan Tahun 2014 dan Tahun 2015 No.
Komoditas
1.
Kelapa Sawit (CPO)
2.
Kakao (biji kering)
3.
Tahun 2014 Tahun 2015 Peningkatan (ribu ton) (ribu ton) (%) 29.512,76
30.798,32
4,36
817,32
824,90
0,93
Karet (kering)
3.204,50
3.320,06
3,61
4.
Kelapa (kopra)
3.262,72
3.309,15
1,42
5.
Kopi (biji kering)
711,51
724,78
1,87
6.
Tebu (gula)
2.790.00
2.950,10
5,74
7.
Jambu Mete (glondong kering)
118,17
123,63
4,62
8.
Cengkeh (bunga kering)
101,67
103,65
1,95
9.
Teh (daun kering)
147,70
159,63
8,08
10. Tembakau (daun kering)
261,66
270,63
3,43
11. Kapas Rakyat (serat berbiji) 12. Lada 13. Pala (biji kering)
1,78
3,62
103,37
89,62
89,99
0,41
-
-
-
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
25
No.
Komoditas
Tahun 2014 Tahun 2015 Peningkatan (ribu ton) (ribu ton) (%)
14. Nilam (minyak)
2,69
2,75
2,23
15. Kemiri Sunan (biji kering)
-
-
-
16
-
-
-
Sagu
Sumber: Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan 2010 - 2014 (Revisi II) dan Renstra Kementan 2015-2019 (draft bulan Juli 2014)
d) Komoditas Peternakan Proyeksi produksi delapan komoditas utama peternakan tahun 2014 dan tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini. Tabel 11. Proyeksi Komoditas Utama Peternakan (Daging) Tahun 2014
dan Tahun 2015 No.
Komoditas
Tahun 2014
Tahun 2015
Peningkatan (%)
540,00
559,33
3,58
1.
Sapi potong
2.
Kerbau
41,15
36,59
(11,09)
3.
Kambing
67,86
68,42
0,83
4.
Domba
43,59
43,07
(1,19)
5.
Babi
311,05
263,88
(15,16)
6.
Kuda
7.
a. Ayam Buras
2,53
-
-
332,10
287,09
(13,55)
80,96
78,61
(2,90)
1.524,91
1.690,31
10,85
32,50
35,32
8,68
0,49
-
-
b. Ayam Ras Petelur c. Ayam Ras Pedaging 8.
Itik
9
Kelinci
10
Telur ayam ras petelur
1.299,20
1.418.94
15,44
11
Telur itik
267,76
295,55
10,38
12
Telur ayam buras
197,39
208,81
5,79
13
Susu
798,38
1.110,46
39,09
Sumber: Renstra Kementan 2010 - 2014 dan Renstra Kementan 2015-2019 (draft bulan Juli 2014) Sasaran komoditas kerbau mengalami penurunan 11,09 % dari 41,15 ribu ton pada tahun 2014 menjadi 36,59 ribu ton pada tahun 2015 akibat populasi kerbau berdasarkan sensus pertanian 2013 mengalami penurunan sebesar 22,15 %. ( ) berarti minus
26
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
D. KEADAAN SUMBER DAYA PENYULUHAN PERTANIAN 1. Kelembagaan Petani Sesuai Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 Pasal 19 Ayat 3 dan Peraturan Menteri Pertanian No.82/Permentan/OT.140/8/2013, kelembagaan pelaku utama terdiri dari: kelompoktani, gabungan kelompoktani, asosiasi atau korporasi. Perkembangan masing-masing jenis kelembagaan petani tersebut digambarkan sebagai berikut: a. Kelompoktani (Poktan) dan Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) Sampai dengan bulan Desember 2013, jumlah poktan mencapai 318.453 unit dan gapoktan 37.632 unit. Dari jumlah tersebut, hanya sebagian kecil saja yang telah berfungsi secara optimal, untuk itu perlu pembinaan pendampingan secara terus menerus. Namun demikian sejak tahun 2014, pendampingan Penyuluh Pertanian dalam rangka peningkatan kapasitas poktan dan gapoktan telah dilaksanakan secara lebih intensif, sehingga berdampak positif terhadap pengembangan sikap kepemimpinan, manajemen dan kewirausahaan di kalangan petani anggota poktan dan gapoktan. Keberadaan poktan dan gapoktan menjadi lebih kuat dan mandiri, serta manfaat keberadaannya lebih dirasakan oleh petani anggota poktan dan gapoktan. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan daya saing dan posisi tawar petani, kapasitas poktan/gapoktan terus ditingkatkan melalui peningkatan akses terhadap berbagai layanan agribisnis, peningkatan skala usaha dan pengembangan jejaring kemitraan usaha. Untuk mewujudkan hal ini, telah dilakukan pendampingan
poktan dan
gapoktan sebagai kelembagaan petani ke arah penumbuhkembangan kelembagaan ekonomi petani melalui dukungan dari aspek legal formal dan aspek-aspek pengembangan manajemen usaha dan penerapan
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
27
prinsip-prinsip agribisnis dalam skala usaha yang lebih luas baik dalam bentuk Koperasi Tani (Koptan) atau Perseroan Terbatas (PT). b. Asosiasi, Koperasi Tani (Koptan), dan Perseroan Terbatas (PT) Keberadaan koptan dan perusahaan petani di perdesaan sampai dengan bulan Desember 2013 tercatat 10.065 unit, sementara asosiasi petani dari berbagai komoditas pertanian teridentifikasi keberadaannya sejumlah
7.751 unit.
Berbagai kelembagaan petani tersebut,
khususnya kelembagaan ekonomi petani/BUMP, baik dalam bentuk koptan maupun perusahaan petani, pada umumnya masih dalam taraf awal pengembangan, sehingga memerlukan bimbingan pendampingan yang intensif ke arah tata kelola perusahaan yang baik dan benar. Hal ini disebabkan oleh masih lemahnya kapasitas petani dalam aspek administrasi keuangan, pengembangan jejaring pemasaran dan kemitraan usaha, dukungan permodalan usaha, penerapan manajemen terpadu. Disamping itu, bimbingan pendampingan ini juga terkendala oleh kurangnya kapasitas Penyuluh Pertanian dalam penumbuhkembangan kelembagaan ekonomi petani, serta kurangnya pembinaan dari dinas/ instansi terkait. Dibawah Program FEATI selama kurun waktu tahun 2007 – 2012, pembelajaran usaha dengan menerapkan prinsip-prinsip agribisnis telah berhasil menumbuhkembangkan 104 asosiasi, 158 koptan , delapan PT dan 32 CV/UD. Berbeda dengan kelembagaan ekonomi yang berorientasi keuntungan, maka penumbuhkembangan asosiasi petani lebih dilandasi sebagai upaya untuk membangun solidaritas, wahana untuk memperjuangkan aspirasi petani, membangun komitmen dalam perencanaan pola produksi untuk perlindungan harga dan keuntungan petani, serta untuk mengadvokasi pemerintah agar lebih berpihak kepada kepentingan
28
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
petani. Namun dalam praktiknya, beragam asosiasi maupun paguyuban petani yang ada masih memerlukan bimbingan pendampingan agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 2. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian a. Kelembagaan Penyuluhan Pemerintah Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006, kelembagaan penyuluhan berada di tingkat wilayah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan. Kelembagaan penyuluhan tingkat pusat berbentuk Badan Penyuluhan, di tingkat provinsi berbentuk Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh), di tingkat kabupaten/kota berbentuk Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Bappeluh/BP4K), dan di tingkat kecamatan berbentuk Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K). Dalam kenyataan di lapangan, kelembagaan penyuluhan seperti yang diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tersebut belum terbentuk di semua wilayah administrasi. Hal ini diakibatkan oleh besarnya kewenangan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota dalam menetapkan jumlah dan bentuk SKPD di wilayah masing-masing, khususnya sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, saat dimulainya era otonomi daerah, walaupun kelembagaan penyuluhan bersifat lec specialist. 1) Kelembagaan Penyuluhan Provinsi Keragaan kelembagaan penyuluhan provinsi sampai dengan bulan Mei 2013 digambarkan pada Tabel 12 di bawah ini. Tabel 12. Keragaan kelembagaan penyuluhan provinsi No. 1.
Bentuk kelembagaan
Jumlah
Badan Koordinasi Penyuluhan
22
- Ditetapkan dengan Perda
22
- Ditetapkan dengan Pergub
-
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
29
No. 2.
3.
Bentuk kelembagaan
Jumlah
Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
10
- Ditetapkan dengan Perda
7
- Ditetapkan dengan Pergub
3
Bagian dari Dinas lingkup Pertanian, Perianan dan Kehutanan
2
Jumlah
34
Tabel 12 menunjukkan bahwa pembentukan Bakorluh di 22 provinsi seluruhnya telah dikukuhkan dengan Peraturan Daerah (Perda). Di sepuluh provinsi lain yang belum membentuk Bakorluh, fungsi koordinasi penyuluhan dilaksanakan oleh Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan yang tujuh provinsi diantaranya dikukuhkan dengan Perda (DI. Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Papua Barat, Kepulauan Riau, Banten, dan Papua), sementara di tiga provinsi sisanya masih dibentuk dengan Pergub (Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, dan Aceh). Di dua provinsi, yaitu DKI, danKalimnatan Utara, fungsi kelembagaan penyuluhan tingkat provinsi ini masih menjadi bagian dari Dinas lingkup Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 2) Kelembagaan Penyuluhan Kabupaten/Kota Keragaan kelembagaan penyuluhan kabupaten/kota sampai dengan bulan Agustus 2014 digambarkan pada Tabel 13 di bawah ini. Tabel 13. Keragaan kelembagaan penyuluhan kabupaten/kota No. 1.
2.
30
Bentuk kelembagaan
Jumlah
Badan Pelaksana Penyuluhan
155
- Ditetapkan dengan Perda
131
- Ditetapkan dengan Perbup/Perwali
24
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
182
- Ditetapkan dengan Perda
176
- Ditetapkan dengan Pergub
6
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
3.
Bagian dari Dinas lingkup Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Jumlah
174 511
Tabel 13 menunjukkan bahwa 155 kabupaten/kota telah membentuk Bapeluh yang terpisah atau tidak merupakan bagian dari dinas/ badan lain, dengan rincian pembentukannya di 131 kabupaten/ kota telah dikukuhkan dengan Perda, sementara di 24 kabupaten/ kota masih dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) atau Peraturan Walikota (Perwali). Di 182 kabupaten/walikota, pelaksanaan penyuluhan dilakukan oleh Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, yang 176 unit diantaranya dikukuhkan dengan Perda dan 6 unit lainnya dibentuk berdasarkan Perbup/Perwali. Di 174 kabupaten/kota fungsi penyuluhan belum dilaksanakan secara terpisah namun masih bercampur dengan fungsi pelayanan, pengaturan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh Dinas lingkup Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 3) Kelembagaan Penyuluhan di Kecamatan Keragaan kelembagaan penyuluhan kecamatan sampai dengan bulan Desember 2013 digambarkan pada Tabel 14 di bawah ini. Tabel 14. Keragaan kelembagaan penyuluhan kecamatan No.
Bentuk kelembagaan
Jumlah
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) 1.
Bangunan milik sendiri - Kondisi baik
4.066
- Kondisi buruk
329
2.
Bangunan sewa
729
3.
Tidak Dilaporkan
Jumlah
108 5.232
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
31
Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa sampai dengan bulan Desember 2013, dari 7.000 kecamatan yang ada di seluruh Indonesia, baru 5.232 kecamatan yang sudah memfungsikan balai penyuluhan di kecamatan. Dari 5.232 kecamatan tersebut, 4.066 kecamatan diantaranya telah memiliki bangunan (gedung) balai dengan status hak milik dan dengan kondisi baik, 329 dengan status buruk (rusak), sedangkan status bangunan (gedung) balai di 729 kecamatan lainnya adalah sewa dan 108 tidak dilaporkan. b. Kelembagaan Penyuluhan Swadaya Selain kelembagaan penyuluhan pemerintah, sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006, terdapat kelembangan penyuluhan masyarakat, yaitu Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan (Posluhdes), sebagai unit kerja non struktural yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama. Posluhdes ini merupakan tempat pertemuan para Penyuluh Pertanian, pelaku utama dan pelaku usaha untuk melaksanakan berbagai kegiatan penyuluhan pertanian. Penumbuhkembangan Posluhdes ini seyogyanya dimotori oleh Penyuluh Pertanian Swadaya yang memfungsikannya sekaligus sebagai Unit Administrasi Penyuluh Pertanian Swadaya. Sampai saat ini telah tumbuh sebanyak 6.596 unit Posluhdes yang tersebar di 27 provinsi. Melalui upaya percepatan, diharapkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang kelembagaan penyuluhan dapat segera terbit dalam waktu dekat ini, sehingga iklim yang kondusif untuk penyeragaman bentuk dan fungsi kelembagaan penyuluhan pada semua tingkat wilayah dapat segera terwujud. Sementara itu, melalui dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK), diharapkan secara bertahap prasarana dan sarana penyuluhan dapat dipenuhi secara bertahap.
32
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
3. Ketenagaan Penyuluhan Pertanian Ketenagan penyuluhan pertanian terdiri dari Penyuluh Pertanian PNS, Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP), dan Penyuluh Pertanian Swadaya. Keragaan jumlah penyuluh pertanian tahun 2012 dan tahun 2013 digambarkan pada Tabel 15 sebagai berikut. Tabel 15. Keragaan ketenagaan penyuluhan pertanian Jumlah Penyuluh Pertanian (orang) No.
Penyuluh Pertanian
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
1.
PNS
28.529
28.494
28.494
2.
THL-TBPP
21.653
21.249
20.814
3.
Honorer
1.251
1.251
1.251
4.
Swadaya
8.344
8.344
13.169
Jumlah total
63.728
Sumber data: Pusluhtan, 2013. Adapun sebaran ketenagaan penyuluhan pertanian tersebut digambarkan pada Tabel 16 di bawah ini.
Tabel 16. Sebaran ketenagaan penyuluhan No. Kelembagaan penyuluhan
Jumlah kelembagaan (unit)
Jumlah Penyuluh Pertanian (orang)
1.
Pusat
1
26
2.
Provinsi
33
402
BP2TP dan BPTP
32
285
3.
Kabupaten/kota
497
2.982
4.
Kecamatan
4.880
12.674
5.
Desa/kelurahan
82.274
34.164
Jumlah total
50.533
(PNS+THL-TBPP+Honorer)
Keberhasilan pembangunan pertanian sangat dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas dari para petugas khususnya para penyuluh pertanian khususnya yang berada di pedesaan. Untuk mempersiapkan produksi pertanian yang
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
33
berdaya saing di dalam dan luar negeri, diperlukan Penyuluh Pertanian yang tidak saja menguasai aspek teknis budidaya, tetapi juga menguasai keseluruhan aspek manajemen agribisnis secara komprehensif, termasuk pengenalan dan penerapan konsep manajemen rantai pasokan dan nilai tambah (value and supply chain analysis), serta kemampuan dalam menumbuhkembangkan kelembagaan ekonomi petani. Sehubungan dengan hal tersebut, kapasitas para Penyuluh Pertanian harus terus ditingkatkan dan diarahkan tidak hanya mampu berfungsi sebagai fasilitator bagi petani, namun juga sebagai penghubung (knowledge broker) antara petani dengan berbagai lembaga penyedia layanan agribisnis bagi petani. Hal ini dapat ditempuh melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional (pelatihan dasar penyuluhan pertanian, pelatihan alih kelompok), diklat teknis dan kewirausahaan agribisnis. Disamping itu, sertifikasi profesi Penyuluh Pertanian diharapkan dapat terus dilaksanakan secara bertahap.
34
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
BAB III MASALAH PENYULUHAN PERTANIAN A. MASALAH PERILAKU Dari hasil sintesa Programa Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2015, secara umum permasalahan perilaku yang dihadapi para pelaku utama, pelaku usaha dan petugas masing-masing sub sektor sebagai berikut : 1. Tanaman Pangan a. Masih terbatasnya kemampuan pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam penerapan inovasi teknologi dalam budidaya dan teknologi pasca panen aneka kacang (khususnya kedelai) dan umbi (ubi kayu dan ubi jalar); b. Masih terbatasnya kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha dan petugas dalam penerapan teknologi inovasi budidaya serealia (padi dan jagung); c. Belum optimalnya sistem pembinaan lembaga benih tanaman pangan serta masih kurangnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas, pelaku utama dan pelaku usaha dalam penyediaan benih tanaman pangan; d. Masih terbatasnya kemampuan pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam meminimalisir dampak negatif gangguan OPT dan dampak perubahan iklim (DPI); e. Tingkat pemahaman petugas, pelaku utama dan pelaku usaha dalam menangani pasca panen tanaman pangan masih rendah; f. Masih kurangnya kemampuan petugas, pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengidentifikasi dan menangani serangan OPT yang mengakibatkan turunnya produktivitas tanaman pangan;
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
35
g. Masih kurangnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas, pelaku utama dan pelaku usaha dalam meningkatkan mutu produk pertanian khususnya tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai); h. Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam mengakses sumber modal; i.
Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama, pelaku usaha dan petugas tentang pola konsumsi pangan yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungannya;
j.
Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam mengelola lembaga usaha pangan masyarakat (LUPM).
2. Tanaman Hortikultura a. Sebagian besar petani/pelaku usaha hortikultura belum menerapkan SOP berbasis GAP dan GHP, sehingga banyak kebun/lahan usaha belum memenuhi persyaratan regristrasi kebun/lahan usaha hortikultura; b. Petani dan kelembagaan petani masih lemah, belum berorientasi pasar dan belum menerapkan prinsip-prinsip agribisnis dalam manajemen usahanya; c. Petani dan kelembagaan petani pada umumnya belum mampu menjalin kemitraan usaha baik di hulu maupun di hilir untuk memenuhi permintaan pasar produk hortikultura (kualitas, kontinuitas dan kauntitas); d. Petani belum menguasai teknologi budidaya off season dalam berusaha hortikultura, sehingga produk tidak tersedia sepanjang tahun dalam jumlah yang cukup.
36
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
3. Tanaman Perkebunan a. Produktivitas tanaman tebu masih rendah yang disebabkan masih enggannya petani untuk melakukan bongkar dan rawat ratoon, serta belum terkendalinya serangan OPT (penggerek batang dan pucuk tebu) b. Kelembagaan petani tebu masih lemah; c. Sebagian besar petani belum memahami teknik budidaya nilam dan kapas; d. Masih rendah Produksi dan produktivitas tanaman karet, kelapa, kopi, kakao, teh, lada, nilam, cengkeh, kapas, dan jambu mete yang disebabkan petani belum menerapkan budidaya tanaman yang baik dan benar (sesuai GAP/Good Agriculture Practices) dan pengendalian OPT secara terpadu; e. Penanganan pascapanen dan pengolahan komoditas karet, kelapa, kopi, kakao, lada, pala, cengkeh, nilam, dan jambu mete belum optimal; f.
Rendahnya posisi tawar petani karena belum kuatnya kelembagaan pekebun;
g. Terbatasnya pengetahuan dan keterampilan pekebun dalam penerapan pembukaan lahan tanpa bakar dan antisipasi Dampak Pertumbuhan Iklim (DPI) 4. Peternakan a. Masih terbatasnya pengetahuan dan keterampilan peternak dalam penyediaan bibit ternnak; b. Belum optimalnya pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama dalam mengembangkan budidaya ternak; c. Pemanfaatan lahan untuk hijauan pakan ternak belum optimal; d. Kurangnya kesadaran pelaku utama dan stake holder dalam pengendalian pelaku utama dan stake holder dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan Menular Stategis Zoonosis (PHMSZ); Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
37
e. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan peternak dalam penanganan penyakit gangguan reproduksi; f. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaku utama dan kesadaran stakeholders dalam penyediaan pangan asal ternak yang ASUH (aman, sehat, utuh dan halal); g. Masih terbatasnya pengetahuan petugas/penyuluh tani dalam penguasaan teknologi dibidang peternakan; h. Masih lemahnya kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan para pelaku utama; i.
Posisi tawar dan kemitraan usaha peternak masih rendah.
Secara rinci permasalahan masing-masing sub sektor dapat dilihat dalam sintesa programa penyuluhan tahun 2015 terlampir. B. MASALAH NON PERILAKU Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian terdapat masalah non perilaku dalam memfasilitasi pelaku utama dan pelaku usaha yang dikelompokkan dalam aspekaspek sebagai berikut: a. Kelembagaan 1) Kelembagaan penyuluhan masih beragam petani masih beragam dan masih terbatas kapasitasnya; 2) Masih belum terbentuknya kelembagaan penyuluhan pertanian di 175 kabupaten/kota sehingga berakibat pada:
• Koordinasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian kurang berjalan dengan baik;
• Penyelenggaraan penyuluhan pertanian kurang efektif, karena fungsi penyuluhan masih bercampur dengan fungsi pengaturan dan pelayanan;
38
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
3) Belum semua kecamatan memiliki BP3K/lembaga yang menangani penyuluhan; 4) Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani. b. Ketenagaan 1) Ketenagaan penyuluh pertanian terbatas jumlah dan kapasitasnya; 2) Kebijakan “satu desa satu penyuluh” belum terpenuhi sehingga belum semua kebutuhan petani bisa dilayani; 3) Mekanisme dan tata hubungan kerja penyuluhan pertanian di berbagai tingkatan belum tertata dengan baik, sehingga penyelenggaraan penyuluhan pertanian belum terintegrasi dan bersinergi dengan baik; 4) Masih rendahnya kompetensi dan profesionalisme Penyuluh Pertanian; 5) Kurangnya intensitas diklat dalam rangka peningkatan kompetensi Penyuluh Pertanian; 6) Dari jumlah Penyuluh Pertanian sebanyak 27.476 orang, kurang lebih 49% akan memasukki usia pensiun sampai dengan tahun 2019 c. Penyelenggaraan 1) Penyusunan dan pelaksanaan programa penyuluhan pertanian belum efektif dan sesuai dengan kebutuhan lapangan; 2) Penyelenggaraan penyuluhan pertanian belum berjalan sesuai prinsipprinsip partisipatif; 3) Belum optimalnya dukungan prasarana dan sarana penyuluhan pertanian; 4) Materi dan metode penyuluhan pertanian belum sepenuhnya mendukung pengembangan agribisnis komoditas unggulan di daerah;
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
39
5) Belum optimalnya transfer teknologi dari sumber informasi/teknologi kepada petani, sesuai dengan kebutuhan yang spesifik lokalita; 6) Pembiayaan penyuluhan pertanian yang bersumber dari pemerintah, provinsi dan kebupaten/kota baik melalui dana dekonsentrasi, Dana Alokasi khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU), APBD, maupun kontribusi dari pelaku utama dan swasta masih terbatas; 7) Terjadinya pengalihan penggunaan DAU untuk tunjangan fungsional Penyuluh Pertanian dan kegiatan operasional penyuluhan pertanian pada kegiatan lain; 8) Kurangnya dukungan pemerintah daerah dalam penyediaan pembiayaan pelaksanaan penyuluhan pertanian di daerah. d. Kerjasama 1) Kurangnya koordinasi dalam penyelenggaran penyuluhan pertanian di lapangan; 2) Kurang intensifnya pembinaan dari dinas/instansi terkait terhadap pengembangan
dan
pemberdayaan
kelembagan
petani
dan
kelembagaan ekonomi petani. e. Lahan pertanian 1) Tingginya konversi lahan pertanian; 2) Kepemilikan lahan petani yang sempit; 3) Masih sulitnya petani akses ke lahan terlantar/hutan; f.
Akses permodalan/pembiayaan usaha tani 1) Masih sulitnya petani mendapat pinjaman; 2) Sebagian besar petani adalah petani kecil/gurem yang tidak punya modal; 3) Tunggakan KUT yg blm dipulihkan;
40
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
g. Perbenihan/perbibitan 1) Lemahnya sistem produksi dan distribusi benih/bibit; 2) Adanya hambatan pengembangan bibit/benih transgenik. h. Infrastruktur dan sarana transportasi 1) Tingginya kerusakan jaringan irigasi; 2) Tingginya biaya produksi dan trasnportasi. i.
Teknologi dan industri hilir 1) Petani masih menggunakan teknologi/alat tradisional; 2) Industri belum berkembang.
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
41
42
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
BAB IV RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN Sebagai upaya untuk memecahkan masalah-masalah tersebut di atas, maka pada tahun 2015 di tingkat pusat akan diselenggarakan kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian, sebagai berikut: A. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN PERUBAHAN PERILAKU 1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan di 34 Provinsi a. Temu Koordinasi dan Sinkronisasi tingkat provinsi b. Pengembangan database penyuluhan pertanian tingkat provinsi c. Pembinaan dan Supervisi penyelenggaraan penyuluhan di Kabupaten/ kota (meliputi Poktan, BP3K, Jafung) d. Fasilitasi penilaian penyuluh, petani, kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan petani berprestasi e. Administrasi Kegiatan. 2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan di 511 Kab/kota a. Temu teknis tingkat Kabupaten/Kota b. Pengembangan database penyuluhan pertanian tingkat Kabupaten/ Kota c. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Tingkat Kecamatan (meliputi Poktan, BP3K, Jafung) (berdasarkan Jumlah BP3K 5.232Kec) d. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan (5.232 Kec) e. Administrasi Kegiatan (Perda, Campuran dan Perbub)
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
43
3. Peningkatan kapasitas di 1.500 Balai Penyuluhan Kecamatan a. Temu teknis tingkat Kecamatan b. Percontohan/Demplot c. Latihan dan Kunjungan d. Rembug tani e. Farmer Field Day f.
Supervisi dan monitoring
g. Penyusunan Rencana Kerja Tingkat Kecamatan h. Operasional BP3K i.
Pengelolaan Database
j.
Administrasi BP3K
k. Kursus Tani l.
Pendampingan Penyusunan RDK/RDKK
m. Peningkatan Kapasitas Penyuluh (BIMTEK 3 kali) n. Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya 4. Dukungan Operasional Balai Bagi 4.066 Balai Penyuluhan Kecamatan a. Operasional BP3K b. Pengelolaan Database c. Supervisi d. Kursus Tani 5. Kelembagaan Petani Yang Difasilitasi dan Dikembangkan A. Penumbuh dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani a. Fasilitasi Penumbuhan Kelembagaan Ekonomi Petani di Tingkat Kecamatan • Identifikasi
Kelembagaan
Kelembagaan Ekonomi Petani
44
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
Petani
Sebagai
Cikal
Bakal
• Rembug Tani • Fasilitasi Pengembangan Organisasi Petani (TPOP)tk. Kab/Kota • Pembelajaran Penguatan Kapasitas Kelembagaan Petani b. Fasilitasi Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani • Pertemuan
Rencana
Pengembangan
(usaha/manajerial/
kelembagaan) •
Pembelajaran
dalam
rangka
Pengembangan
Agribisnis
Komoditi Unggulan dan Pengembangan Ekonomi Petani (Manajerial Skill, Pengembangan Jejaring dan Kemitraan, dan Pengembangan Pelayanan Informasi) B. Penumbuh dan Pengembangan Kelompoktani C. Penilaian Kelas dan Kemampuan Kelompoktani 6. Ketenagaan Penyuluhan yang Difasilitasi a. BOP Penyuluh Pertanian PNS b. Honor dan BOP THL-TBPP 7. Materi Penyuluhan yang Dihasilkan A. Langganan Tabloid Pertanian Bagi Penyuluh Pertanian PNS •
Pengembangan Materi Penyuluhan melalui Langganan Tabloid Pertanian
B. Langganan Majalah Kebijakan Pertanian bagi Kelembagaan Provinsi dan Kab/kota •
Langganan Majalah Kebijakan Pertanian bagi Kelembagaan Provinsi dan kab/kota
C. Langganan Majalah, Materi pertanian bagi kelembagaan penyuluhan Provinsi, Kab/kota dan Kecamatan •
Langganan
Majalah,
Materi
pertanian
bagi
kelembagaan
penyuluhan Provinsi, Kab/kota dan Kecamatan Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
45
D. Penyusunan dan Penyebarluasan Materi Penyuluhan Provinsi E. Penyusunan dan Penyebarluasan Materi Penyuluhan Kabupaten/Kota F. Penyusunan dan Penyebaran Media Informasi Spesifik Lokasi di BP3K Adapun materi yang dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan pertanian sebagai berikut : 1. Tanaman Pangan a. Pengembangan Budidaya kedelai Kawasan dan Non Kawasan Berbasis Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT); b. Pengembangan budidaya ubi kayu Berbasis GPPTT; c. Pengembangan mocaf dan tepung-tepung lainnya; d. Pengembangan budidaya padi Kawasan dan Non Kawasan Berbasis GPPTT; e. Perluasan areal dan pengelolaan lahan; f.
Pengembangan Budidaya jagung Kawasan dan Non Kawasan Berbasis GPPTT;
g. Penggunaan benih bersertifikat; h. Teknik perbanyakan benih sumber; i.
Pemberdayaan penangkar benih;
j.
Pemantapan penerapan PHT;
k. Pengendalian hama penyakit terpadu pada tanaman pangan; l.
Penanganan DPI pada tanaman pangan;
m. Sekolah lapang adaptasi perubahan iklim; n. Pengembangan embung; o. Pengembangan sumur resapan; p. Revitalisasi Rice Miling Unit; q. Pengembangan Sistem Resi Gudang r.
46
Penangan pasca panen padi;
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
s. Pengembangan pengolahan jagung dan kedelai; t. Identifikasi dan peramalan OPT; u. Pengawasan mutu produk pertanian; v. Pembiayaan pertanian dan pengembangan usaha agribisnis perdesaan; w. Sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin pertanian; x. Fasilitasi pupuk dan pestisida; y. Pengembangan kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL); z. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L); aa. Penguatan lembaga usaha pangan masyarakat; bb. Pengembangan lumbung pangan masyarakat; cc. Pengembangan kawasan mandiri pangan. 2. Hortikultura a. GAP dan GHP 10 komoditas buah (jeruk, mangga, jambu kristal, durian, manggis, pisang, nenas, melon, salak dan buah naga) dan regristrasi kebun buah; b. Kriteria areal yang memenuhi persyaratan budidaya tanaman hortikultura; c. Penumbuhan dan pengembangan kelembagaan ekonomi petani berbasis hortikultura menjadi kelembagaan yang mandiri dan berdaya saing; d. Daftar nama perusahaan swasta, BUMN, asosiasi hortikultura yang potensial untuk bermitra dengan petani/poktan/gapoktan/BUMP produsen hortikultura; e. GAP dan GHP untuk 7 komoditas sayur (bawang merah, cabai merah, cabai rawit, jamur, kentang, sayuran daun dan bawang putih);
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
47
3. Perkebunan a. Teknis budidaya tebu dengan bongkar dan rawat ratoon; b. Pengendalian OPT penggerek batang dan penggerek pucuk tebu; c. Pemberdayaan kelembagaan petani tebu; d. Kriteria pemasakan tebu yang optimal (awal-tengah-akhir); e. GAP dan GHP nilam; f.
GAP dan GHP kapas serta penggunaan benih kapas bersertifikat;
g. Standar perkebunan kopi berkelanjutan Indonesia (IS cofee) dan intensifikasi kopi; h. Pemeliharaan kebun induk teh; i.
Peremajaan dan intensifikasi tanaman kakao;
j.
Rehabilitasi dan perluasan tanaman lada;
k. Penguatan kelembagaan/organisasi petani lada; l.
Pemeliharaan kebun induk teh;
m. Pemberdayaan petani pala; n. Pemberdayaan pekebun dan pengembangan benih tanaman rempah dan penyegar; o. Pemberdayaan kelembagaan petani karet; p. Peremajaan, perluasan dan bokar tanaman karet; q. Peremajaan dan perluasan tanaman kelapa; r.
Pemberdyaan kelembagaan petani kelapa;
s. Pemberdayaan dan pengawalan petani kelapa sawit; t. Peremajaan dan perluasan tanaman jambu mete; u. Budidaya dan pengolahan sagu; v. Budidaya dan pengolahan kemiri sunan; w. GAP, GHP dan pembuatan kebun benih tanaman tahunan;
48
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
x. Pencegahan gangguan usaha/konflik di daerah perkebunan; y. Penanganan pasca panen tanaman perkebunan; z. Identifikasi OPT dan pengendalian hama terpadu pada tanaman perkebunan; aa. Simulasi pengendalian kebakaran lahan perkebunan dan hutan; bb. Penggunaan benih bersertifikat dengan kultur jaringan; cc. Sertifikasi dan pengujian mutu benih; dd. Pemanfaatan agensia hayati untuk tanaman perkebunan; ee. Pengawalan dan pendampingan di sentra tebu; ff. Penanggulangan
dampak
perubahan
iklim
terhadap
tanaman
perkebunan; gg. GHP Kakao; hh. Teknologi inovasi untuk meningkatkan produktivitas, diversifikasi dan nilai tambah tanaman perkebunan; ii. Pengembangan bahan pangan lokal; jj. Manajemen kelompok dan distribusi pangkin 4. Peternakan a. Peningkatan kuantitas dan kualitas bibit sapi dan kerbau lokal; b. Perbibitan ternak; c. Sumber daya genetik hewan (SDGH); d. Sistem rekording; e. Sistem selek genetik hewan (SDGH); f.
Sistem rekording;
g. Sistem seleksi dan pemeliharaan calon bibit; h. Pemanfaatan pos IB;
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
49
i.
Tanda-tanda birahi pada ternak;
j.
Keunggulan/keuntungan IB;
k. Teknik budidaya sapi potong yang baik (GAP); l.
Teknik budidaya yang baik untuk ternak kerbau, kambing, domba, babi dan sapi perah;
m. Teknik pembibitan ayam lokal dan ayam potong; n. Integrasi Sapi potong dengan kelapa Sawit o. Integrasi sapi potong dengan tebu p. Penyelamatan/penjaringan sapi/kerbau betina produktif; q. Pemberdyaan kelembgaan peternak; r.
Penanaman rumput HMT berkualitas;
s. Pemanfaatan dan pengolahan limbah pertanian; t. Pengelolaan ladang penggembalaan; u. Teknik pengolahan bahan pakan lokal; v. Teknik menyusun ransum/konsentrat daribahan pakan lokal; w. Pengendalian, pencegahan dan pembrantasan Penyakit Hewan Menular Strategis Zoonosis (PHMSZ); x. Jenis-jenis PHMSZ; y. Penanganan penyakit gangguan reproduksi; z. Pemberdayaan pos kesehatan hewan; aa. Penerapan penjaminan penyediaan pangan asal ternak yang ASUH (daging, telur dan susu); bb. Tanda-tanda hewan terserang penyakit zoonosis (hewan sebelum dipotong); cc. Penerapan kesejahteraan hewan;
50
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
dd. Inovasi teknologi pembibitan; ee. Inovasi teknologi pakan, PHMSZ, produk peternakan yang ASUH dan berdaya saing; ff. Inovasi teknologi peternakan berbasis Bio industri; gg. Kepemimpinan dan kewirusahaan bagi peternak; hh. Sistim manajemen agribisnis bagi peternak; ii. Pengembangan kemitraan dan jejaring antara kelembagaan petani; jj. Pemasaran ternak. B. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN UNTUK MENGIKHTIARKAN KEMUDAHAN 1. Fasilitasi ketenagaan penyuluhan (47.949 orang); a. BOP Penyuluh Pertanian PNS (26.261 orang); b. Honor dan BOP THL-TBPP (20.188 orang); c. Penumbuhan dan pemberdyaan penyuluh pertanian (1.500 orang); 2. Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian sebanyak 8 dokumen a. Koordinasi penyelengaraan penyuluhan pertanian (1 dokumen) b. Penyusunan pedoman penyelenggaraan penyuluhan pertanian (1 dokumen) c. Fasilitasi Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN 1 dokumen) d. Pengembangan database kelembagaan dan ketenagaan (1 dokumen) e. Fasilitasi Wadah Koordinasi Penyuluhan Pertanian perikanan dan Kehutanan (1 dokumen) f.
Penyelesaian Peraturan Presiden Tindak Lanjut UUNo.16/2006 dan peraturan-peraturan lainnya (1 dokumen)
g. Pemutakhiran data kelembagaan petani (poktan, gapoktan, posluhdes dan asosiasi petani 1 dokumen)
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
51
3. Program dan kerjasama penyuluhan a. Penyusunan program pengembangan penyuluhan pertanian (1 dokumen) b. Kerjasama pengembangan penyuluhan dalam dan luar negeri (1 dokumen) c. Penyusunan programa penyuluhan pertanian nasional tahun 2016 (1 dokumen) d. Penyusunan rencana kerja penyelenggaraan dalam rangka pemantapan sistem penyuluhan pertanian (1 dokumen) 4. Monitoring dan evaluasi penyuluhan sebanyak 14 dokumen a. Pengawalan
dan
pendampingan
sistem
manajemen
informasi
penyuluhan pertanian (1 dokumen); b. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian melalui dana alokasi khusus (DAK 1 dokumen); c. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian (1 dokumen); d. Pendampingan Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (1 dokumen); e. Pengawalan dan pendampingan penyuluhan di lokasi SLPTT (1 dokumen); f.
Pembinaan, pengawalan dan pendampaingan Kelembagaan penyuluhan pertanian (Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan 1 dokumen)
g. Pengawalan dan pendampingan penyuluh diluar lokasi SL-PTT (1 dokumen);
52
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
h. Pengawalan dan pendampingan penyuluh di sentra produksi tebu, hortikulturan dan sapi (1 dokumen); i.
Pengawalan dan pendampingan kelembagaan ekonomi petani (1 dokumen);
j.
Pembinaan, pengawalan dan pendampingan kelembagaan petani (poktan, gapoktan 1 dokumen);
k. Pengawalan dan pendampingan penyuluh pertanian swadaya (1 dokumen); l.
Pembinaan penyuluh PNS dan THL-TB Penyuluh Pertanian (1 dokumen)
m. Pengendalian Penyelenggaraan Pemantapan Sistem Penyuluhan (1 dokumen); n. Pengawalan dan pendampingan RDK/RDKK (1 dokumen).
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
53
54
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
BAB VI PENUTUP Dengan tersusunnya Programa Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2015, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi penyelenggara penyuluhan pertanian baik di pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dalam merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian di wilayah kerja masing-masing. Selanjutnya Programa Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2015, dapat dijabarkan pelaksanaannya dalam Rencana Kerja Tahunan bagi para Penyuluh Pertanian di Pusat Tahun 2015 dalam mendukung Program Pembangunan Pertanian dan sekaligus sebagai bahan perencanaan penyusunan anggaran tahun 2015.
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
55
56
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
57
58
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
59
3
2
Produksi kapas masih rendah
Pengembangan tanaman kapas
Produksi nilam masih rendah
Meningkatkan produksi dan produktivitas kapas
Meningkatkan produksi dan produktivitas nilam
kemasakan tebu dapat di capai sesuai dengan kriteria
d. Pertanaman tebu banyak yang di tebang belum sesuai kriteria
Pengembangan tanaman nilam
Penguatan kelembagaan petani tebu
Terkendalinya serangan OPT pada tanaman tebu rakyat
b Serangan OPT pada tanaman tebu rakyat masih belum terkendali
c Kelembagaan petani tebu masih lemah
Meningkatkan produksi gula perkebunan tebu rakyat untuk memenuhi kebutuhan industri
Pengembangan Tebu
1
3
Tujuan
a Produksi gula untuk kebutuhan industri belum tercukupi
2 DITJEN. PERKEBUNAN Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
1
I
Keadaan
No
BIDANG : PERKEBUNAN
Sebagian besar petani belum memahami teknik budidaya kapas
Sebagian besar petani belum memahami teknik budidaya nilam
petani belum mengetahui kriteria masak tebu tegakan dan masih dililit dengan ijon.
Pengetahuan petani tentang pemberdayaan kelembagaan petani tebu masih rendah
Petani belum memahami dan menerapkan sistem pengendalian OPT secara terpadu terutama pada OPT penggerek batang dan pucuk tebu
Petani belum menerapkan budidaya bongkar dan rawat ratoon sehingga produktivitas rendah
4
Masalah
v
v
V
V
V
V
Wanita tani 5
v
v
V
V
V
V
v
v
V
V
V
V
Sasaran Pelaku Utama Taruna pekebun tani dewasa 6 7
v
v
V
V
V
V
8
L
v
v
V
V
V
V
9
P
Pelaku
v
v
V
V
V
V
10
L
v
v
V
V
V
V
11
P
Petugas
13
Kegiatan/ Metoda
1 GAP dan GHP kapas
1 GAP dan GHP nilam
Pemahaman kriteria pemasakan tebu yang optimal (awal-tengahakhir)
Pemberdayaan kelembagaan petani tebu
1 Pengendalian OPT penggerek batang dan penggerek pucuk tebu
PM
PM
14
Pengembangan kapas
penyusunan dan penyebaran informasi tetang GAP dan GHP nilam melalui media cetak dan elektronik
Pengembangan nilam
3.330 Ha
PM
100 Ha
Pelatihan tentang kriteria 10 paket pemasakan tebu yang optimal (awal-tengah-akhir)
7 prov, 27 kab
9 prov, 15 kab
9 prov, 15 kab
10 prov
10 prov
9 prov, 28 kab
PM
10 prov, 85 kabupaten
10 prov 85 kab
15
Lokasi
Kegiatan Penyuluhan Vol.
Pelatihan petani tentang 10 paket pemberdayaan kelembagaan petani tebu
Penyusunan dan penyebaran materi melalui media cetak/elektronik tentang pengendalian penyakit penggerek batang dan penggerek pucuk
SLPHT
- penyusunan dan penyebaran materi tentang bongkar ratoon dan rawat ratoon melalui media cetak dan elektronik
Teknis budidaya tebu - Pendampingan Tenaga bongkar dan rawat ratoon Kontrak Pembantu (TKP) dan Petugas Lapang (PL)
12
Materi
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN NASIONAL TAHUN 2015
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
16
Waktu
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
Sumber Biaya 17
Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
Penanggung jawab 18
Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
19
Pelaksana
20
Ket
60
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
Produksi nilam masih rendah
Pengembangan tanaman nilam
2 DITJEN. PERKEBUNAN Pengembangan tanaman kapas Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produksi kapas masihTanaman rendah Semusim Keadaan
1 3 I
4
3 3
2 2
Pengembangan Lada
Perluasan, rehabilitasi dan Produksi kapas masih rendah intensifikasi kakao di tingkat petani belum berjalan dengan dengan baik
Pengembangan tanaman tanaman kapas kakao Pengembangan
Pelaksanaan pembangunan kebun sumber benih teh masih kurang
Produksi nilam masih rendah
Meningkatkan pelaksanaan Meningkatkan produksi dan perluasan, rehabilitasi dan produktivitas kapas intensifikasi kakao rakyat
Meningkatkan produksi dan produktivitas nilam Mencukupi kebutuhan bahan tanam teh
Kurangnya kemampuan petani Sebagian besar petani belum untuk melakukan perluasan, memahami teknik budidaya kapas rehabilitasi dan intensifikasi pada tanaman kakao
Sebagian besar petani belum memahami teknik budidaya nilam Kurangnya kemampuan petugas dalam mengawal kegiatan pembangunan kebun benih
Kurangnya kemampuan petani petani belum mengetahui kriteria untuk melakukan perluasan, masak tebudan tegakan dan masih rehabilitasi intensifikasi pada dililit dengan tanaman kopiijon.
Meningkatkan pelaksanaan kemasakan tebu dapatdan di capai perluasan, rehabilitasi sesuai dengan kriteria intensifikasi kopi rakyat
d. Pertanaman tebu banyak yang di tebang belum sesuai kriteria
Petani belum memahami standar perkebunan kopi berkelanjutan
Petani belum memahami dan menerapkan sistem pengendalian OPT secara terpadu terutama pada OPT penggerek batang dan pucuk tebu
Sebagian besar petani belum Masalah memahami teknik budidaya kapas
Pengetahuan petani tentang pemberdayaan kelembagaan petani tebu masih rendah
Pembangunan Kebun sumber bahan Pengembangan tanaman nilam tanam tanam teh
v
V
V
v
V
V
Wanita tani 5
Sasaran Pelaku Utama Taruna pekebun tani dewasa 6 7
V v
V
v
V V
V
v
V
V v
V
v
V V
V
v
V
V v
V
v
V V
V
v
V
Sasaran v v Utama v Pelaku Wanita Taruna pekebun tani tani dewasa 5 6 7 4 Petani belum menerapkan V V V Sasaran budidaya bongkar dan rawat ratoon Pelaku Utama Masalah rendah sehingga produktivitas Wanita Taruna pekebun tani tani dewasa 5 6 7 4 Rendahnya mutu benih kapas yang digunakan petani menyebabkan produktivitas kas rendah
4
Masalah
Penguatan kelembagaan petani tebu
Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman kopi melalui rehabilitasi dan perluasan
Terkendalinya serangan OPT pada tanaman tebu rakyat
3
3 Meningkatkan produksi gula perkebunan tebu rakyat untuk Tujuan memenuhi kebutuhan industri
Meningkatkan produksi dan Tujuan produktivitas kapas
3
Tujuan
v
V
V
v
V
V
v
V
V
v
V
V
v
V
V
1 GAP dan GHP nilam
Pemahaman kriteria pemasakan tebu yang optimal (awal-tengahakhir)
Pemberdayaan kelembagaan petani tebu
Pengembangan nilam
9
P
V v
V
v
V V
V
v
V
8
V v
V
v
V V
V
vv
V
9
P
V v
V
v
V V
V
v
V
10
V v
V
v
V V
V
v
V
11
P
L
P
L
L 10 11 V V Petugas
P
P 11
v v Petugas
10
L
Petugas
8 9 V V Pelaku
L
vPelakuv
8
L
Pelaku
Kegiatan/ Metoda
Pengembangan kapas
13
Perluasan, Peremajaan 1 GAP dan GHP kapas dan Intensifikasi tanaman kakao
Pemeliharaan kebun induk teh
1 GAP dan GHP nilam
Intensifikasi kopi Pemahaman kriteria pemasakan tebu yang optimal (awal-tengahakhir)
Pemberdayaan kelembagaan petani tebu
Standar Perkebunan Kopi berkelanjutan Indonesia (IS Coffee))
1 Pengendalian OPT penggerek batang dan penggerek pucuk tebu
Pengembangan nilam
PM
PM
14 PM
Vol.
5 keg
3 keg
Pengawalan rehabitlitasi tanaman kakao Pengawalan peremajaan tanaman kakao
3.330 Ha
PM
PM
100 Ha
8 keg
Penyusunan dan penyebaran materi tentang intensifikasi da peremajaan tanaman kakao melalui media cetak dan elektronik
15
Lokasi 16
Waktu
5 prov, 23 kab
1 prov, 2 kab
3 prov, 5 kab
3 prov, 8 kab
25 prov, 24 7 prov, 27 kab kab
9 prov, 15 kab PM
9 prov, 15 kab 1 prov, 8 kab
12 prov, 30 10kab prov
10 prov
13 provinsi, 13 kab
12 provinsi, 9 prov, 28 24kab kab
PM
15 85 10 prov, 7 prov, 27 kabupaten kab
Lokasi
JAN-DES
Jan-Des 2014
Jan-Des 2014
Jan-Des 2014
JAN-DES JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
PM
JAN-DES
Jan-Des JAN-DES 2014
JAN-DES
Jan-Des
JAN-DES JAN-DES
JAN-DES
16 JAN-DES JAN-DES
Waktu
14 15 16 10 prov 27 85 JAN-DES PM 7 prov, Kegiatan Penyuluhan kab
Pengawalan Perluasan tanaman kakao
Pengawalan intensifikasi Pengembangan kapas tanaman kakao
teh
penyusunan dan penyebaran tetang Penyusunan informasi dan GAP dan GHPmateri nilamtenntang melalui penyebaran media cetak dan elektronik pemeliharaan kebun induk
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
Kegiatan Penyuluhan 3.330 Ha 7 prov, 27 JAN-DES kab Vol. Lokasi Waktu
14
Vol.
Pengawalan intensifikasi 30 keg Pelatihan tentang kriteria 10 paket kopi pemasakan tebu yang optimal (awal-tengah-akhir)
Pengawalan kegiata pemeliharaan kebun induk teh
9 prov, 15 kab
10 prov
10 prov
9 prov, 15 JAN-DES kab Kegiatan Penyuluhan
PM
penyakit penggerek batang dan penggerek Penyusuna dan pucuk penyebaran materi tentang Standar perkebnan kopi berkelanjutan Indonesia Pelatihan petani tentang 10 paket pemberdayaan kelembagaan petani tebu
Sosialisasi Standar Penyusunan dan Perkebunan materi Kopi melalui penyebaran erkelanjutan Indonesia (IS media cetak/elektronik Coffee) tentang pengendalian
SLPHT
12 13 Teknis budidaya tebu - Pendampingan penyusunan danTenaga bongkar dan rawat ratoon Kontrak Pembantu (TKP) penyebaran informasi tetang dan (PL) GAP Petugas dan GHPLapang kapas melalui Materi Kegiatan/ Metoda media cetak dan elektronik 12 - penyusunan13 dan Penggunaan benih kapas Penyusunan materi dan tentang penyebaran yang bersertifikat penyebaran materi bongkar ratoon dantentang rawat penggunaan benih kapas ratoon melalui media cetak bersertifikat dan elektronik
Materi
1 GAP dan GHP kapas
12
Materi
penyusunan dan penyebaran informasi tetang GAP dan GHP nilam melalui media cetak dan elektronik Kegiatan/ Metoda
100 Ha
Pelatihan tentang kriteria 10 paket pemasakan tebu yang optimal (awal-tengah-akhir)
Pelatihan petani tentang 10 paket pemberdayaan kelembagaan petani tebu
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN NASIONAL TAHUN 2015
Sebagian besar petani belum memahami teknik budidaya nilam
petani belum mengetahui kriteria masak tebu tegakan dan masih dililit dengan ijon.
Pengetahuan petani tentang pemberdayaan kelembagaan petani tebu masih rendah
c Kelembagaan petani tebu masih lemah
Perluasan, rehabilitasi dan intensifikasi kopi di tingkat petani belum berjalan dengan dengan baik
Pengembangan kopi rakyat
Peningkatan produksi dan b Serangan OPT pada tanaman tebu produktivitas Tanaman Rempah rakyat masih belum terkendali dan Penyegar
II
1
2
1
Pengembangan Tebu 2 a Produksi gula untuk kebutuhan industri belum tercukupi No Keadaan
1 1
No
Keadaan
No
Meningkatkan produksi dan produktivitas nilam
kemasakan tebu dapat di capai sesuai dengan kriteria
d. Pertanaman tebu banyak yang di tebang belum sesuai kriteria
BIDANG : PERKEBUNAN
2
Penguatan kelembagaan petani tebu
c Kelembagaan petani tebu masih lemah
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN APBN
APBN
APBN
PM
APBN
APBN APBN
APBN
APBN
APBN APBN
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
Ditjenbun
Ditjenbun Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
Ditjenbun BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun BPPSDMP
Ditjenbun
Penanggung jawab 18 BPPSDMP BPPSDMP
Sumber Biaya 17 APBN APBN
APBN
Ditjenbun Penanggung jawab 18 Ditjenbun BPPSDMP
Penanggung jawab 18
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
APBN Sumber Biaya 17 APBN
Sumber Biaya 17
APBN
APBN
APBN
APBN
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
Ditjenbun
Ditjenbun Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
Ditjenbun BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun BPPSDMP
Ditjenbun
19 BPPSDMP BPPSDMP
Pelaksana
19 Ditjenbun BPPSDMP
Pelaksana
Ditjenbun
19
Pelaksana
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
20
Ket
20
Ket
20
Ket
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
61
1 9
2 Koordinasi pelaksanaan pengembangan tanaman rempah penyegar
Pengembangan kebun benih tanaman rempah dan penyegar Keadaan
8
No
Pemberdayaan Pengembanganpekebun tanamantanaman kapas rempah dan penyegar belum optimal Produksi kapas masih rendah
Produksi dan produktivitan pala masih rendah
3 Mengoptimalkan pemberdayaan pekebun tanaman rempah dan penyegar
Mengoptimalkan pemberdayaan pekebun tanaman rempah dan penyegar Tujuan
Mengoptimalkan pemberdayaan pekebun tanaman rempah dan penyegar Meningkatkan produksi dan produktivitas kapas
peningkatan produksi dan produktivitas melalui pemberdayaan petani
Meningkatkan produksi dan produktivitas nilam
Produksi nilam masih rendah
Pengembangan tanaman Pala
peningkatan produksi dan produktivitas melalui pemberdayaan petani
kemasakan tebu dapat di capai sesuai dengan kriteria
d. Pertanaman tebu banyak yang di tebang belum sesuai kriteria Pengembangan tanaman cengkeh
Produksi dan produktivitan pala masih rendah Pengembangan tanaman nilam
Penguatan kelembagaan petani tebu
Mencukupi kebutuhan bahan tanam teh
c Kelembagaan petani tebu masih lemah
Pelaksanaan pembangunan kebun sumber benih the masih kurang
Pembangunan Kebun sumber bahan tanam tanam teh
Terkendalinya serangan OPT pada tanaman tebu rakyat
b Serangan OPT pada tanaman tebu rakyat masih belum terkendali
7 3
6
2
5
4
Meningkatkan produksi gula perkebunan tebu rakyat untuk memenuhi kebutuhan industri
3 3 Meningkatkan produksi dan produktivitas lada melalui rehabilitasi dan perluasan tanaman lada, serta pemberdayaan petani lada
Tujuan Tujuan
perluasan, rehabilitasi dan intensifikasi kakao rakyat
a Produksi gula untuk kebutuhan industri belum tercukupi
2 2 DITJEN. PERKEBUNAN Pengembangan Lada Berkurangnya areal lada karena Kegiatan Peningkatan Produksi perubahan fungsilahan dan Produktivitas Tanaman (prtambangan), serangan busuk Semusim pangkal batang dan terbatasnya Pengembangan Tebu ketrsediaan bahan tanam
1 1 4 I
1
Keadaan Keadaan
No No
BIDANG : PERKEBUNAN
intensifikasi kakao di tingkat petani belum berjalan dengan dengan baik
4 Masih kurang optimalnya kemampuan pekebun tanaman rempah dan penyegar
Masih kurang optimalnya kemampuan pekebun tanaman rempah dan Masalah penyegar
Masih kurang optimalnya kemampuan pekebun tanaman rempah penyegar Sebagiandan besar petani belum memahami teknik budidaya kapas
Terbatasnya kemampuan petani tentang pengembangan tanaman palaetersediaan benih tanaman pala yang berkualitas
petani belum mengetahui kriteria masak tebu tegakan dan masih dililit dengan ijon. Terbatasnya kemampuan petani tentang pengembangan tanaman palaetersediaan benih tanaman pala yang berkualitas Sebagian besar petani belum memahami teknik budidaya nilam
Pengetahuan petani tentang pemberdayaan kelembagaan petani tebu masih rendah
Kurangnya kemampuan petugas dalam mengawal kegiatan pembangunan kebun benih
V
- Masih lemahnya kelembagaan petani lada Petani belum memahami dan menerapkan sistem pengendalian OPT secara terpadu terutama pada OPT penggerek batang dan pucuk tebu
Wanita tani 5 V
V Sasaran
v
V
V
v
V
V
V
V
V
V
Pelaku Utama Taruna pekebun tani dewasa 6 7 V V
V
v
V
V
v
V
v
V
V
V
V
V
V
V
V
v
V
V
V
V
V
Petani belum menerapkan budidaya bongkar dan rawat ratoon sehingga produktivitas rendah
4 4 - Kurangnya kemampuan petani dalam melakukan rehabilitasi dan perluasan tanaman lada
Masalah Masalah
Sasaran Pelaku Utama Sasaran Utamapekebun Wanita Pelaku Taruna Wanita Taruna pekebun tani tani dewasa tani tani dewasa 5 6 7 5 6 7 V V V
V
v
V
V
v
V
V
V
V
V
V
8 V
L
9 V
P
Pelaku
V
v
V
V
v
V
V
V
V
V
V
Pelaku Pelaku L P L P 8 9 8 9 V V
V
v
V
V
v
V
V
V
V
V
V
10 V
L
11 V
P
Petugas
V
v
V
V
v
V
V
V
V
V
V
Petugas Petugas L P L P 10 11 10 11 V V
12
Pengembangan kebun benih tanaman rempah dan penyegar Materi
Pemberdayaan pekebun tan rempah dan penyegar 1 GAP dan GHP kapas
Pemberdayaan petani pala
1 GAP dan GHP nilam
Pemahaman kriteria pemasakan tebu yang optimal (awal-tengahakhir)
Pemberdayaan kelembagaan petani tebu
Pemeliharaan kebun induk teh
- Penguatan kelembagaan petani lada 1 Pengendalian OPT penggerek batang dan penggerek pucuk tebu - Organisasi, kepemimpinan, dan kewirausahaan komoditi lada PM
PM
18 orang
PM
2 keg
13
Pengembangan kebun benih tanaman rempah dan penyegar Kegiatan/ Metoda
Pemberdayaan pekebun tan rempah dan penyegar Pengembangan kapas
tetang GAP dan GHP nilam melalui media cetak dan elektronik
penyusunan dan Pelatihan petani pala penyebaran informasi
1 prov, 2 kab
3 prov, 5 kab Jan-Des 2014
Jan-Des 2014
Jan-Des 2014
18 prov 60 kab 7 prov, 27 kab
9 prov, 15 3 prov, 8 kab kab
9 prov, 15 kab
1 prov. 2 kab
10 prov
PM 10 prov
1 prov, 8 kab
9 prov, 28 kab
1 prov, 1 kab
1 prov, 1 kab PM
1 prov, prov, 85 2 10 kab kabupaten
10 prov 85 kab 1 1 prov, kab
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES JAN-DES
PM
JAN-DES
Jan-Des 2014
Jan-Des 2014 JAN-DES
JAN-DES JAN-DES
JAN-DES Jan-Des 2014
14 12 Bulan
Vol.
15 15 Prov, 24 Kab
Lokasi
16 JAN-DES
Waktu
67 Ha 21 prov 39 JAN-DES Kegiatan Penyuluhan kab
10.771 Orang 3.330 Ha
PM 1.520 Ha
Pelatihan tentang kriteria 10 paket pemasakan tebu yang optimal (awal-tengah-akhir) Penyusunan dan penyebara PM materi tentang penguatan kelembagaaan petai cengkeh melalui media cetak Pengembangan nilam 100 Ha danelektronik
Penyusunan dan PM Pelatihan petani tentang penyebaran materi tenntang 10 paket pemberdayaankebun kelembagaan pemeliharaan induk petani tebu media cetak dan teh melalui elektronik
media cetak/elektronik Pengawalan kegiata tentang pengendalian pemeliharaan kebun batang induk penyakit penggerek teh dan penggerek pucuk
Penyusunan dan penyebaran materi tenntang organisasi, kepemimpinan, dan kewirausahaan komoditi Penyusunan dan lada penyebaran materi melalui
Penyusunan dan dan - penyusunan penyebaran penyebaran materi materi melalui tentang media ceak/elektronik bongkar ratoon dan rawat tentang rehabilitasi lada ratoon melalui media cetak dan elektronik - Pelatihan penguatan kelembagaan petani lada SLPHT
Teknis budidaya tebu - Pendampingan Tenaga bongkar dan rawat ratoon Kontrak Pembantu (TKP) Pengawalan perluasan dan Petugas tanaman ladaLapang (PL)
Materi Materi 12 12 Rehabilitasi dan perluasan tanaman lada
3 keg
Pengawalan peremajaan TAHUNtanaman 2015kakao
3 prov, 8 kab
kab
5 prov, 23 JAN-DES kab Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Penyuluhan Vol. Lokasi Waktu Vol. Lokasi Waktu 14 15 16 14 15 16 3 keg 5 prov, 9 JAN-DES kab
5 keg
Pengawalan rehabitlitasi tanaman kakao
Penyusunan dan penyebaran materi tentang intensifikasi da peremajaan tanaman kakao melalui media cetak dan elektronik Kegiatan/ Metoda Kegiatan/ Metoda 13 13 Pengawalan rehabilitasi lada
8 keg
tanaman kakao
Pengawalan Perluasan tanaman kakao
dan Intensifikasi tanaman kakao
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN NASIONAL
untuk melakukan perluasan, rehabilitasi dan intensifikasi pada tanaman kakao
Sumber Biaya 17 APBN
APBN
APBN
APBN
APBN APBN
APBN
APBN
APBN
APBN APBN
PM
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN APBN
APBN APBN
Sumber Sumber Biaya Biaya 17 17 APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
Penanggung jawab 18 BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP Ditjenbun
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
BPPSDMP BPPSDMP
Ditjenbun Ditjenbun
Penanggung Penanggung jawab jawab 18 18 Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
Ditjenbun
19 BPPSDMP
Pelaksana
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP Ditjenbun
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
BPPSDMP BPPSDMP
Ditjenbun Ditjenbun
Pelaksana Pelaksana 19 19 Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
Ditjenbun
20
Ket
Ket Ket 20 20
62
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
Belum optimalnya sistem pertanian berbasis tanaman pertanian
Produksi tanaman tahunan belum optimal
9
Tanaman kemiri sunan belum dikembangkan secara optimal
Pengembangan kemiri sunan
8
7
Pengembangan sagu belum dilakukan secara optimal
Pengembangan Sagu
2
1
6
Keadaan
Produksi dan produktivitas jambu mete belum optimal
Pengembangan Jambu Mete
Perkebunan sawit rakyat sulit berkembang
Pengembangan kelapa sawit
Pertanaman kelapa banyak yang sudah tua
Pengembangan tanaman kelapa
Perkebunan karet rakyat sulit berkembang
Pengembangan tanaman karet
No
5
3
2
-
2 Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
1 III
1
Keadaan
No
Pengembangan sistem pertanian berbasis tanaman pertanian Memberdayakan pekebun tanaman tahunan
Mengembangkan kemiri sunan untuk memenuhi kebutuhan biofuel
Meningkatnya produksi sagu melalui pengembangan tanaman sagu
3
Mengoptimalkan produksi dan produktivitas jambu mete melalui peremajaan dan perluasan tanaman Tujuan
Meningkatkan produksi dan produktivitas kelapa sawit rakyat melalui pemberdayaan kelembagaan petani kelapa sawit
Meningkatkan produksi dan produktivitas kelapa melalui peremajaan dan tanaman kelapa
Mengembangkan perkebunan karet rakyat
3
Tujuan
Kurang tersedianya materi tentang GAP dan GHP tanaman tahunan
Belum optimalnya sistem pertanian berbasis tanaman tahunan
Belum tersosialisasikannya manfaat kemiri sunan
Petani belum memahami teknologi pengembangan sagu, karena umumnya petani hanya memanen tanaman sagu yg telah ada
4
Masalah
1 Petani belum melakukan peremajaan dan perluasan sesuai anjuran teknis.
1 Petani belum mampu membentuk kelembagaan ekonomi petani
V
V
V
V
Wanita tani 5
V
V
vv
V
Wanita tani 5
Kelembagaan petani kelapa belum v kuat
Petani tidak mau menebang pohon kelapanya yang sudah tua/tdk produktif
Sulit untuk akses terhadap permodalan dan klon unggul , dan paket teknologi baku karena kelembagaan tani belum kuat
4
Masalah
V
V
v
Sasaran
V
V
v
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Pelaku Utama Taruna pekebun tani dewasa 6 7
v
v
V
Sasaran Pelaku Utama Taruna pekebun tani dewasa 6 7
v
V
V
vv
v
V
9
V
V
V
V
8
L
V
V
V
V
9
P
Pelaku
V
V
v
V
8
P
Pelaku L
v
v
V
V
v
V
11
P
V
V
V
V
10
L
V
V
V
V
11
P
Petugas
V
V
v
V
10
L
Petugas
Pengawalan perluasan 6 paket tanaman karet di wolayah pebatasan dan pasca konflik
Perluasan tanaman karet -
Pengawalan peremajaan tanaman karet
Peremajaan karet
GAP dan GHP tanaman tahunan
GAP tanaman tahunan
Budidaya dan pengolahan kemiri sunan
Budidaya dan pengolahan sagu
12
Materi
1 Peremajaan dan perluasan tanaman jambu mete
1 Pembinaan dan pengawalan pemberdayaan petani tanaman kelapa sawit
Penyusunan dan penyebaran materi melalui media ceak/elektronik tentang GAP dan GHP tanaman tahunan
Sosialisasi sistem pertanian berbasis tanaman tahunan
Sosialisasi manfaat kemiri sunan
Penyusunan dan penyebaran materi melalui media ceak/elektronik tentang peremajaan tanaman sagu
13 Penyusunan dan penyebaran materi melalui media ceak/elektronik tentang peremajaan tanaman jambu mete
Pengawalan perluasan Kegiatan/ jambu mete Metoda
Pengawalan peremajaan tanaman jambu mete
Pembinaan dan pengawalan pemberdayaan petani tanaman kelapa sawit
Pebinaan dan pengawalan kelembagaan petani kelapa
8 prov, 14 kab
8 prov 7 kab
9 prov
PM
18 KT
25 Ha
PM
14 PM
PM Vol.
23 prov 44 kab
12 prov 18 kab
1 prov, 5 kab
2 prov, 8 kab
15 8 prov, 14 kab
8 prov, 14 Lokasi kab
Kegiatan Penyuluhan
PM
5.450 Ha
9 keg
11 prov,33 kabupaten
PM
Penyusunan dan penyebaran materi tentang pereajaankelapa
Pemberdayaan kelembagaan petani kelapa
3 provinsi 4kabupaten
7 paket
PenPengawalan perluasan tanaman kelapa
Perluasan tanaman kelapa
25.100 Ha 28 prov, 103 kab
Pengawalan peremajaan kelapa
1 prov, 5 kab
12 prov, 37 kab
33 Prov
19 prov 85 kab
15
Peremajaantanaman kelapa
44 paket
Penyusunan dan PM penyebaran materi tentang integrasi tanaman karet dan ternak, baik pada tanaman menghasilkan maupun tanaman belum menghasilkan
Model pertanian integrasi
14
Lokasi
Kegiatan Penyuluhan Vol.
Pembinaan dan pengawalan 19.550 Ha pemberdayaan kelambagaan petani karet
13
Kegiatan/ Metoda
Pemberdayaan kelembagaa petani
12
Materi
JAN-DES
Jan-Des 2014
JAN-DES
JAN-DES
16 JAN-DES
JAN-DES Waktu
JAN-DES
JAN-DES
Jan-Des 2014
JAN-DES
Jan-Des 2014
Jan-Des 2014
Jan-Des 2014
Jan-Des 2014
JAN-DES
JAN-DES
16
Waktu
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN Sumber Biaya 17 APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
Sumber Biaya 17
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP Penanggung jawab 18 BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
Ditjenbun
Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
Penanggung jawab 18
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
19 BPPSDMP
BPPSDMP Pelaksana
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
Ditjenbun
Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
19
Pelaksana
20
Ket
20
Ket
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
63
2
1
2 DITJEN. PERKEBUNAN Pengembangan kemiri sunan Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tanaman kemiri sunan belum Semusim dikembangkan secara optimal Pengembangan Tebu
Pengembangan sagu belum dilakukan secara optimal Keadaan
5
3
Meningkatkan produksi dan produktivitas nilam
3 kemasakan tebu dapat di capai Meningkatkan pengelolaan Meningkatkan produksi sesuai dengan kriteria melalui pascapanen tanaman tanaman perkebunan perkebunan pengendalian OPT
Penguatan kelembagaan petani tebu Tujuan
Meningkatkan operasional Mengurangi terjadinya kegiatan laboratorium gangguan usaha dan konflik lapangan. perkebunan
Memenuhi kebutuhan benih tanaman tahunan Terkendalinya serangan OPT pada tanaman tebu rakyat
Tanaman perkebunan banyak terserang OPT
Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih, dan penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
5
VI
Terberantasnya OPT tanaman perkebunan
Mengurangi kebakaran lahan dan hutan sebagai dampak perubahan iklim
Meningkatkan penggunaan benih bersertifikat ditingkat petani
a Penggunaan benih belum memenuhi kriteria sertikasi yang direkomendasi
Seringnya terjadi kebakaran lahan dan hutan karena dampak perubahan iklim
Meningkatkan produksi tanaman perkebunan melalui pengendalian OPT
Terberantasnya OPT tanaman Meningkatkan perkebunan produksi dan produktivitas kapas
Banyaknya tanaman perkebunan Dukungan Pengujian, Pengawasan yang rusak karena OPT Mutu Benih, dan penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
Tanaman perkebunan banyak Produksi kapas terserang OPTmasih rendah
Dukungan Perlindungan Perkebunan Seringnya terjadi kebakaran lahan Mengurangi kebakaran lahan dan hutan karena dampak perubahan Meningkatkan dan hutan sebagai dampak Pemberdayaan perangkat operasional iklim perubahan iklim kegiatan laboratorium lapangan. Pengembangan tanaman kapas
3
2 VI
3
1
V
Pengembangan tanaman nilam
2
Produksi nilam masih rendah
2 banyak yang di Pengelolaan pascapanen tanaman 23 d. Pertanaman Banyaknya tebu tanaman perkebunan tebang belum sesuai kriteria dengan perkebunan belum tertangani yang rusak karena OPT baik
1
No
c Kelembagaan petani tebu masih lemah Keadaan
Dukungan Pasca DukunganPenanganan Perlindungan Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan Perkebunan Pemberdayaan perangkat Masih banyaknya gangguan usaha dan konflik perkebunan
IV V
1 1
Belum terpenuhinya kebun benih tanaman tahuanan b Serangan OPT pada tanaman tebu rakyat masih belum terkendali
3
10
9 1
Meningkatkan Pengembanganproduksi sistem gula perkebunan tebu rakyat untuk pertanian berbasis tanaman Tujuan memenuhi pertanian kebutuhan industri
Mengembangkan kemiri sunan untuk memenuhi kebutuhan biofuel
3
Meningkatnya produksi sagu melalui pengembangan Tujuan tanaman sagu
3
Tujuan
Produksi tanaman tahunan belum Memberdayakan pekebun 2 3 optimal tanaman tahunan Pengelolaan pascapanen tanaman Meningkatkan pengelolaan pascapanen tanaman perkebunan belum tertangani dengan perkebunan baik
Produksi gula untuk kebutuhan 8 a Belum optimalnya sistem pertanian industri tercukupi berbasisbelum tanaman pertanian Keadaan
7
No
1
I
1
No
6 Pengembangan Sagu BIDANG : PERKEBUNAN
Keadaan
No
Sasaran Pelaku Utama Taruna pekebun tani dewasa 6 7
V
8
9
P
Pelaku L
V
V
V
V
V
V
V
Pengetahuan dan keterampilan petugas pengamat OPT masih terbatas
V
V
V
Kurangnya pengetahuan pekebun dan petugas dalam pengendalian OPT Terbatasnya ketersediaan benih bersertifikat
Kurangnya kemampuan pekebun dan petugas dalam penanganan pencegahan kebakaran lahan dan hutan karena dampak perubahan iklim
V
v
V
v
Kurangnya pengetahuan pekebun dan petugas dalam pengendalian OPT
Pengetahuan dan keterampilan Sebagian petani belum petugas besar pengamat OPT masih memahami terbatas teknik budidaya kapas
Kurangnya kemampuan pekebun dan petugas dan dalam penanganan Pengetahuan keterampilan pencegahan lahan dan petugas masihkebakaran terbatas dalam hutan karena perubahan identifikasi OPTdampak dan pelaksanaan iklim perlindungan hama terpadu
Kurangnya pengetahuan pekebun Sebagian besar petani belum dan petugas dalam pengendalian memahami teknik budidaya nilam OPT
V
V
V
V
V
V
8
L
V
9
P
Pelaku
V
V V
V
V
V
10
L 11
P
Petugas
V
V
V
V
v
V
v
V
V
V
V
V
V
V
V
v
V
v
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V 10 V
L
V
V
V
V
V 11 V
P
V V V V Petugas
V
P 11
V
V
V
V
v
V
v
V
V
V
V
8 VV
V
V
V
V
v
V
v
V
V
V
V
9 VV
P
V
V
V
V
v
V
v
V
V
V
V
10 VV
V
V
V
V
v
V
v
V
V
V
V
11 VV
P
L
V
L 10
L
V
V
V V Petugas
V
V
V
V Petugas
V V Pelaku
V
V
V
V V V V Sasaran V V V V Pelaku Utama Pelaku Taruna pekebun L P Vtani V V V dewasa 6 7 8 9 V V V V
V
V V Sasaran Pelaku Utama Taruna pekebun tani dewasa 6 7
V
Wanita V tani 5 V
V V
V
Wanita tani 5
Sasaran Pengetahuan petani tentang V V V Pelaku Utama pemberdayaan kelembagaan petani Masalah Wanita Taruna pekebun tebu masih rendah tani tani dewasa 5 6 7 4 petani belumpengetahuan mengetahui kriteria Pengetahuan dan keterampilan VV VV VV Kurangnya pekebun masak tebupetugas tegakan dan masih petani dan dan petugas dalamdalam pengendalian dililit ijon. penganan pascapanen masih OPTdengan kurang
Pengetahuan dan keterampilan Penanganan gangguan usaha dan petugas masih terbatas dalam konflik perkebunan belum optimal identifikasi OPT dan pelaksanaan perlindungan hama terpadu
Kurangnya pengetahuan petugas dalam membuat kebun benih Petani belum memahami dan menerapkan sistem pengendalian OPT secara terpadu terutama pada OPT penggerek batang dan pucuk tebu
Kurang tersedianya materi tentang 4 GAP dan GHP tanaman tahunan Pengetahuan dan keterampilan petani dan petugas dalam penganan pascapanen masih kurang
Petani belum menerapkan Belum optimalnya sistem pertanian budidayatanaman bongkar tahunan dan rawat ratoon berbasis Masalah rendah sehingga produktivitas
Belum tersosialisasikannya manfaat kemiri sunan
4
Wanita tani 5 12
Materi
14
Identifikasi serangan OPT dan pengendalian di lahan perkebunan
Perundang-undangan dan simulasi pengendalian kebakaran
Sosialisasi penggunaan benih bersertifikat dengan kultur jaringan
Pengendalian Hama Tanaman Perkebunan
Pengendalian Hama Tanaman Perkebunan
OPT
Identifikasi serangan OPT 1 GAP GHP kapasdi lahan dandan pengendalian Cara identifikasi OPT perkebunanpengendalian pelaksanaan
Perundang-undangan dan simulasi pengendalian Identifikasi OPT dan kebakaran perlindungan pelaksanaan hama terpadu
Pengendalian Hama 1 GAP dan GHP nilam Tanaman Perkebunan
12 Pemahaman kriteria Penanganan pascapanen Pengendalian Hama pemasakan tebu yang Tanaman Perkebunan optimal (awal-tengahakhir)
Materi
Cara identifikasi OPT Pemberdayaan pelaksanaan pengendalian kelembagaan petani tebu OPT
Identifikasi OPT dan Gangguan usaha dan pelaksanaan perlindungan konflik perkebunan hama terpadu penyelesaiannya belum optimal
Pembuatan kebun benih tanaman tahunan 1 Pengendalian OPT penggerek batang dan penggerek pucuk tebu
1 prov, 5 kab
15
Lokasi
JAN-DES
16
Waktu
APBN
Pemberdayaan petugas pengamat OPT
bersertifikat dengan kultur jaringan Antisipasi DPI
Penyusunan dan penyebaran materi melalui media cetak/elektronik Penyusunan dan tentang pengendalian penyebaran informasiHama Tanaman Perkebunan penggunaan benih
SLPHT Perkebunan
Pemberdayaan petugas Pengembangan kapas pengamat OPT Penyusunan dan penyebaran materi melalui media cetak/elektronik tentang Penanganan pengendalian OPT
penyusunan dan penyebaran informasi tetang Antisipasi DPInilam melalui GAP dan GHP Fasilitasi operasional media cetak dan elektronik perangkat
Penyusunan dan penyebaran Penyusunanmateri dan melalui Pengembangan nilam media cetak/elektronik penyebaran materi melalui tentang Penanganan media cetak/elektronik pascapanen tanaman tentang pengendalian Hama perkebunan Tanaman Perkebunan
PM
9 prov, 15 kab 21 Prov, 6 Kab 2 30 Prov. Kab
984 Orang
45 Dokumen
PM
185 KT
28 Prov
21 Prov, 6 Kab
33 Prov
24 Prov, 100 Kab
24 Prov, 100 Kab
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES JAN-DES JAN-DES
JAN-DES JAN-DES
JAN-DES
28 prov, 13 JAN-DES kab 100 JAN-DES 24 Prov, 9 prov, 15 JAN-DES Kab kab
984 Orang 28 Prov 3.330 Ha 7 prov, 27 PM 30 Prov. 2 kab Kab
45 Dokumen 74 Unit
PM
PM 100 Ha
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN APBN APBN
APBN APBN
APBN
APBN APBN
APBN
Sumber Biaya 17 APBN APBN
APBN APBN APBN
JAN-DES
APBN
APBN APBN
Sumber APBN Biaya 17 APBN APBN
APBN APBN
Penyusunan dan PM 32 prov JAN-DES Penyusunanmateri dan melalui PM 30 Prov. 2 JAN-DES penyebaran Pelatihan petani tentang prov JAN-DES penyebaran materi melalui 10 paket Kab Kegiatan10 Penyuluhan media cetak/elektronik pemberdayaan kelembagaan media cetak/elektronik tentang Penanganan petani tebu tentang Penanganan Kegiatan/ Metoda Vol. Lokasi Waktu gangguan usaha dan konflik pengendalian OPT perkebunan 14 15 16 13 Pelatihan tentang kriteria 10 256 paket 10 prov13 Pembinaan pascapanen prov, SLPHT Perkebunan 185KT KT 28 24 Prov, 100 JAN-DES JAN-DES pemasakan tebu yang tanaman perkebunan kab Kab optimal (awal-tengah-akhir)
9 prov, 28 kab 30 Prov. 2 32 prov Kab
3228prov, prov,3813 JAN-DES JAN-DES kab kab PM JAN-DES
Lokasi Waktu 23 prov 44 JAN-DES 15 85 JAN-DES 16 kab 10 prov, 28 prov, 13 JAN-DES kabupaten kab
APBN APBN
74 Unit 42 Kasus
PM
PM
PM PM
Vol. PM 14 256 KT
APBN
Sumber Biaya 17
APBN
Sumber Biaya 17 APBN
JAN-DES JAN-DES
Penyusunan dan penyebaran materi melalui Fasilitasi operasional media cetak/elektronik Sosialisasi penanganan perangkat tentang pengendalian usaha dan konflik penyakit penggerek batang perkebunan dan penggerek pucuk
perkebunan
Penyusunan Penyusunandan dan penyebaran penyebaranmateri materimelalui melalui SLPHT media mediaceak/elektronik cetak/elektronik tentang kebun tentangpembuatan Penanganan benih tanamantanaman tahunan pascapanen
Waktu 16 JAN-DES
10 85 JAN-DES 18 KT 12 prov prov 18 Jan-Des Kegiatan kab Penyuluhan kab 2014
25 Ha
Vol.
tanaman sagu 13
Sosialisasi manfaat kemiri sunan
15 8 prov, 14 kab
PM 2 prov, 8 JAN-DES Kegiatan Penyuluhan kab
14 PM
Lokasi
Kegiatan Penyuluhan Vol.
Penyusunan dan penyebaran materi melalui media ceak/elektronik Kegiatan/ Metoda tentang peremajaan
Teknis budidaya tebu - Pendampingan Tenaga GAP tanaman tahunan Sosialisasi sistem pertanian bongkar dan rawat ratoon Kontrak (TKP) berbasis Pembantu tanaman tahunan dan Petugas Lapang (PL) Materi Kegiatan/ Metoda GAP dan GHP tanaman Penyusunan dan 12 13 tahunan penyebaran materi melalui - penyusunan dan media ceak/elektronik Penanganan pascapanen Pembinaan pascapanen penyebaran materi tentang tentang GAP dandan GHP tanaman perkebunan bongkar ratoon rawat tanaman tahunan ratoon melalui media cetak dan elektronik
Budidaya dan pengolahan kemiri sunan
12
Materi
Kegiatan/ Metoda 13 Penyusunan dan penyebaran materi melalui media ceak/elektronik tentang peremajaan TAHUNtanaman 2015jambu mete
Budidaya dan pengolahan sagu
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN NASIONAL Petani belum memahami teknologi pengembangan sagu, karena Masalah umumnya petani hanya memanen tanaman sagu yg telah ada
4
Masalah
Ditjenbun
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun Ditjenbun BPPSDMP
Ditjenbun Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP Ditjenbun
Ditjenbun
Penanggung jawab 18 BPPSDMP Ditjenbun Ditjenbun
BPPSDMP BPPSDMP BPPSDMP
Ditjenbun Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP Ditjenbun
Penanggung BPPSDMP jawab 18 BPPSDMP Ditjenbun
Ditjenbun Ditjenbun
BPPSDMP
Penanggung jawab 18
BPPSDMP
Penanggung jawab 18 BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun Ditjenbun BPPSDMP
Ditjenbun Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP Ditjenbun
Ditjenbun
19 BPPSDMP Ditjenbun Ditjenbun
Pelaksana
BPPSDMP BPPSDMP BPPSDMP
Ditjenbun Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP Ditjenbun
Pelaksana BPPSDMP 19 BPPSDMP Ditjenbun
Ditjenbun Ditjenbun
BPPSDMP
19
Pelaksana
BPPSDMP
19 BPPSDMP
Pelaksana
20
Ket
20
Ket
20
Ket
20
Ket
64
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
Pengembangan Tebu
3
VI
Penguatan kelembagaan Petani tebu
Meningkatkan kinerja penyuluh pertanian dalam melakukan kegiatan pendampingan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang usaha tani di bidang perkebunan
c Kegiatan penyuluhan belum optimal
d Kemampuan petani dan penyuluh di
komoditas ekspor (kelapa sawit, karet, kakao, lada, teh, tembakau, nilam, dan rempah-rempah) belum memenuhi skala ekonomi
a Usahatani poktan/gapoktan
Meningkatkan skala usaha poktan/gapoktan sehingga mencapai skala ekonomi
DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN
bidang perkebuana masih terbatas
karena belum ditunjang dengan fasilitas yang memadai
Lemah
b Kelembagaan Petani Tebu Masih
Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Petani Tebu untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tebu
benih bersertifikat ditingkat petani
Kemitraan kelembagaan tani dengan pihak terkait belum terjalin baik
Ketersediaan materi penyuluhan komoditas perkebunan belum optimal
Pengetahuan Penyuluh dan Petani tentang kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani masih kurang Terbatasnya fasilitas bagi penyuluh dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan
Kelembagaan petani tebu belum berfungsi dgn baik sehingga petani tidak melakukan tanam/ budidaya tebu dengan serentak dan baik
Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh di Sentra Produksi Tebu
kriteria sertikasi yang direkomendasi Fasilitasi dan Pengembangan Kelembagaan Petani
a Pemberdayaan Petani Melalui
Sebagian besar petani belum memahami teknik budidaya kapas
Pengetahuan dan keterampilan petugas dalam membuat agensia hayati masih kurang
Terbatasnya ketersediaan benih bersertifikat
Meningkatkan produksi dan produktivitas kapas
Meningkatnya produktivitas tanaman perkebunan melalui agensia hayati
Meningkatkan produksi dan Terberantasnya OPT tanaman produktivitas nilam perkebunan Meningkatnya produktivitas tanaman perkebunan melalui agensia hayati
petani belum mengetahui kriteria 4 masak tebukemampuan tegakan danpekebun masih Pengetahuan dan keterampilan Kurangnya dililit dengan ijon. petugas dalam melaksankan dan petugas dalam penanganan pengujian masih kuranglahan dan pencegahan kebakaran hutan karena dampak perubahan iklim Sebagian besar petani belum Pengetahuan dan keterampilan memahami teknik budidaya nilam petugas pengamat OPT masih Pengetahuan dan keterampilan terbatas petugas dalam membuat agensia hayati masih kurang
V V
Kurangnya pengetahuan pekebun dan petugas dalam Pengetahuan petanipengendalian tentang OPT pemberdayaan kelembagaan petani tebu masih rendah Masalah
V
V
V
V
V
V
V
V
Sasaran Pelaku Utama Taruna pekebun tani dewasa 6 7 V V
v
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
v
V
V
V
V
v V
v V
V
V
V
V
V
V
v
V
V
v V
V V V V Sasaran Pelaku Utama Wanita Taruna pekebun tani tani dewasa V V V 5 6 7 V V V
V
V
V
V
Wanita tani 5 V
Kurangnya pengetahuan pekebun dan petugas dalam pengendalian OPT
Pengetahuan dan keterampilan petugas masih terbatas dalam identifikasi OPT dan pelaksanaan perlindungan hama terpadu Petani belum memahami dan menerapkan sistem pengendalian OPT secara terpadu terutama pada OPT penggerek batang dan pucuk tebu
Petani belum menerapkan budidaya bongkar dan rawat ratoon sehingga produktivitas rendah
4 Pengetahuan dan keterampilan petani dan petugas dalam penganan pascapanen masih kurang
Masalah
V
V
V
V
V
V
v
V
V
v V
V 8 V
V
V
V
V
V
V
v
V
V
v V
V 9 V
P
V
V
V
V
V
V
v
V
V
v V
V 10 V
V
V
V
V
V
V
v
V
V
v V
V 11 V
P
L
V V
V
V
V
V
11 V
P
L
V V
V
V
V
V
10 V
L
Petugas
Petugas
V V
V
V
V
V
9 V
P
Pelaku
V V
V
V
V
V
8 V
L
Pelaku
13 Pembinaan pascapanen tanaman perkebunan
Kegiatan/ Metoda
Manajemen Kepemimpinan, Kelembagaan, dan Pemasaran komoditas ekspor Pengembangan Kemitraan
Perbenihan, budidaya, panen, pasca panen, pengolahan, pemasaranhasil, dan dampak perubahan iklim
Pemberdayaan petani melalui pengawalan dan pendampingan penyuluh di sentra produksi tebu Manajemen kepemimpinan, kewirausahaan
Penguatan kelembagaan petani tebu
Sosialisasi penggunaan benih bersertifikat dengan kultur jaringan
1 GAP dan GHP kapas
Pemanfaatan agensia hayati
1 Identifikasi GAP dan GHP nilam OPT serangan dan pengendalian di lahan Pemanfaatan agensia perkebunan hayati
Pemahaman 12kriteria pemasakandan tebu yang dan Sertifikasi pengujian Perundang-undangan optimal (awal-tengahmutu benih simulasi pengendalian akhir) kebakaran
Materi
Pengendalian Hama Tanaman Perkebunan Pemberdayaan kelembagaan petani tebu
Pengendalian Hama Tanaman Perkebunan
1 Pengendalian OPT penggerek batang dan Cara identifikasi penggerek pucukOPT tebu pelaksanaan pengendalian OPT
hama terpadu
9 prov, 28 kab 24 Prov, 100 Kab
PM
PM
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
16 JAN-DES
Waktu
Penyusunan Materi Penyuluhan Cetak dan Elektronik
Pemberdayaan penyuluh swadaya
Pengawalan dan Pendampingan
Penyusunan dan penyebaran informasi penggunaan benih bersertifikat dengan kultur Sosialisasi tentang jaringan pemberdayaan petani tebu
penyusunan dan penyebaran informasi tetang GAP dan GHP nilam melalui media cetak dan elektronik Penyusunan dan penyebaran informasi melaluI media cetak/elektronik tentang pemanfaatan agensia Pengembangan kapas hayati
pengamatagensia OPT hayati Fasilitasi
245
1500 org
400 unit
26 pkt
3.330 Ha
PM
PM
15 Jenis
Pelatihan tentang kriteria 10 paket 14 13 pemasakan tebu Penyusunan dan yang PM Antisipasi DPI 45 optimal (awal-tengah-akhir) penyebaran informasi Dokumen melaluI media cetak/elektronik tentang sertifikasi dan pengujian mutu benih Pengembangan nilam 100Orang Ha Pemberdayaan petugas 984
33 Provinsi
33 Provinsi
5 provinsi, 30 kab
33 Prov
7 prov, 27 kab
4 Prov
9 prov, 15 kab
928 prov, Prov15 kab 4 Prov
Prov 6 212Prov, Kab
10 15 prov
JAN-DES
JAN-DES
MAR-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES JAN-DES
JAN-DES 16 JAN-DES
Penyusunan dan PM 24 Prov, 100 JAN-DES penyebaran materi melalui 10 paket Pelatihan petani tentang 10Kab prov JAN-DES media cetak/elektronik pemberdayaan kelembagaan Kegiatan Penyuluhan tentang pengendalian Hama petani tebu Tanaman Perkebunan Kegiatan/ Metoda Vol. Lokasi Waktu
185 KT
30 Prov. 2 Kab
PM
PM
30 Prov. 2 Kab
10 prov, 85 kabupaten
28 prov, 13 kab 10 prov 85 kab
15 28 prov, 13 kab
Penyusunan dan penyebaran materi melalui media cetak/elektronik tentang Penanganan pengendalian OPT Penyusunan dan penyebaran materi melalui SLPHT Perkebunan media cetak/elektronik tentang pengendalian penyakit penggerek batang dan penggerek pucuk
74 Unit
PM
14 256 KT
Lokasi
Kegiatan Penyuluhan Vol.
SLPHT
Penyusunan dan penyebaran materi melalui Teknis budidaya tebu - media Pendampingan Tenaga cetak/elektronik bongkar dan rawat ratoon Kontrak Pembantu (TKP) tentang Penanganan dan Petugas tanaman Lapang (PL) pascapanen perkebunan - penyusunan dan penyebaran materi tentang bongkar ratoon dan rawat ratoon melalui media cetak Identifikasi OPT dan Fasilitasi operasional dan elektronik perangkat pelaksanaan perlindungan
12 Penanganan pascapanen
Materi
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN NASIONAL TAHUN 2015
Meningkatkan penggunaan a Penggunaan benih belumDAN memenuhi BADAN PENYULUHAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
Produksi kapas masih rendah
Dukungan Pengujian, Pengawasan d Menurunnya produktivitas tanaman Mutu Benih, dan penerapan karena penggunaan pestisida Teknologi Proteksi Tanaman Pengembangan Perkebunan tanaman kapas
Produksi masih rendah Tanamannilam perkebunan banyak OPT c terserang Menurunnya produktivitas tanaman karena penggunaan pestisida
2
5
belum dilakukan optimal dan hutan karenasecara dampak perubahan iklim Pengembangan tanaman nilam
sertifikasi pengujian mutu dan hutandan sebagai dampak benih perubahan iklim
Tujuan
kemasakan tebu 3 dapat di capai sesuai dengan kriteria lahan Meningkatkan kegiatan Mengurangi kebakaran
Keadaan
d. Pertanaman tebu2banyak yang di tebang belum sesuai kriteria b Seringnya Sertifikasi dan pengujian mutu benih terjadi kebakaran lahan
Penguatan kelembagaan petani tebu
Meningkatkan produksi tanaman perkebunan melalui pengendalian OPT
1 3
c Kelembagaan petani tebu masih lemah
Banyaknya tanaman perkebunan yang rusak karena OPT
Terkendalinya serangan OPT pada tanaman tebu rakyat
Meningkatkan operasional kegiatan laboratorium lapangan.
Meningkatkan produksi gula perkebunan tebu rakyat untuk memenuhi kebutuhan industri
3 Meningkatkan pengelolaan pascapanen tanaman perkebunan
Tujuan
No
2
b Serangan OPT pada tanaman tebu rakyat masih belum terkendali
Pemberdayaan perangkat
1
a Produksi gula untuk kebutuhan industri belum tercukupi
Dukungan Perlindungan Perkebunan
3
2 DITJEN. PERKEBUNAN Pengelolaan pascapanen tanaman Kegiatan Peningkatan Produksi perkebunan belum tertangani dengan dan Produktivitas Tanaman baik Semusim
Keadaan
V
1
I
1
No
BIDANG : PERKEBUNAN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN APBN
Sumber Biaya APBN 17 APBN
APBN APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
Sumber Biaya 17 APBN
BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen PSP
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun Ditjenbun
Penanggung jawab BPPSDMP 18 BPPSDMP Ditjenbun
BPPSDMP BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
Penanggung jawab 18 Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen PSP
BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun Ditjenbun
BPPSDMP 19 BPPSDMP Ditjenbun
Pelaksana
BPPSDMP BPPSDMP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
BPPSDMP
Ditjenbun
Ditjenbun
19 Ditjenbun
Pelaksana
20
Ket
20
Ket
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
65
Kegiatan Peningkatan bidang perkebuana masihProduksi terbatas dan Produktivitas Tanaman Semusim
Pengembangan Tebu
I
1
a Produksi gula untuk kebutuhan
3
2
2
1
Meningkatkan kinerja penyuluh pertanian dalam melakukan kegiatan pendampingan Tujuan
Produksi nilam masih rendah
BADAN KETAHANAN PANGAN
Penguatan kelembagaan dan tertibnya mekanisme pendistribusian pangkin
c Pengembangan kelembagaan dan
mekanisme pendistribusian pangkin
Meningkatkan produksi dan produktivitas kapas
Meningkatnya produk pangan lokal
Teridentifikasinya pangan lokal untuk pangkin
Produksi kapas masih rendah
Pengembangan tanaman kapas
b Pengembangan produk pangan lokal
1 a Identifikasi pangan lokal untuk pangkin
Meningkatkan produksi dan produktivitas nilam
kemasakan tebu dapat di capai sesuai dengan kriteria
d. Pertanaman tebu banyak yang di tebang belum sesuai kriteria
Pengembangan tanaman nilam
Penguatan kelembagaan petani tebu
Meningkatkan inovasi teknologi utk meningkatkan produktivitas, diversifikasi dan nilai tambah tanaman perkebunan
V
V V
V V
V
Masih lemahnya kelembagaan dan belum teraturnya pendistribusian pangkin
Sebagian besar petani belum memahami teknik budidaya kapas
Belum berkembangnya produk pangan lokal
Belum teridentifikasi pangan lokal untuk pangkin
Sebagian besar petani belum memahami teknik budidaya nilam
petani belum mengetahui kriteria masak tebu tegakan dan masih dililit dengan ijon.
Petani dan petugas kurang menguasai teknologi yg dapat meningkatkan produktivitas, diversifikasi dan nilai tambah tanaman perkebunan Pengetahuan petani tentang pemberdayaan kelembagaan petani tebu masih rendah
V
v
V
V
v
V
V
V
V
v
V
V
v
V
V
V
V
v
V
V
v
V
V
V
Petani belum mengetahui tentang V V V GHP kakao dan karet Petani belum memahami dan V V V Sasaran menerapkan sistem pengendalian Pelaku Utama OPT secara terpadu Masalah terutama pada Wanita Taruna pekebun OPT penggerek batang dan pucuk tani tani dewasa tebu 5 6 7 4
baik
mencapai skala ekonomi
Mempercepat penguasaan keterampilan petani dalam Terkendalinya serangan OPT berbagai aspek pengolahan dan pada tanaman tebu rakyat pemasaran hasil kakao dan karet untuk Tujuan menunjang peningkatan nilai tambah dan daya saing 3
Petani belum menerapkan budidaya bongkar dan rawat Kemitraan kelembagaan tani ratoon sehinggapihak produktivitas rendah dengan terkait belum terjalin
Meningkatkan produksi gula perkebunan tebu rakyat untuk Meningkatkan skala usaha memenuhi kebutuhan industri poktan/gapoktan sehingga
c Kelembagaan petani tebu masih lemah
Meningkatkan teknologi inovasi tanaman perkebunan Produktivitas, diversifikasi dan nilai tambah tanaman perkebunan belum optimal
BADAN LITBANG PERTANIAN
Keadaan
No
dihasilkan petani belum memenuhi b Serangan OPT pada tanaman tebu SOP rakyat masih belum terkendali
b Produk kakao dan karet yang
komoditas ekspor (kelapa sawit, karet, kakao, lada, teh, tembakau, nilam, dan rempah-rempah) belum memenuhi skala ekonomi
industri belum tercukupi poktan/gapoktan a Usahatani
7 V
V
8 V
V
9 V
V
10 V
V
11 V
V
Penguatan kelembagaan petani tebu
Sosialisasi tentang pemberdayaan petani tebu
V
v
V
V
v
V
V
V
8
V
v
V
V
v
V
V
V
9
P
V
v
V
V
v
V
V
V
10
V
v
V
V
v
V
V
V
11
P
L
V
V
V
V
Petugas
V
V
V
V
Pelaku
V
V
V
V
L
V
V
V
V
13 Penyusunan Materi Penyuluhan Cetak dan Elektronik
Manajemen kelompok kewirausahaan dan distribusi pangkin
1 GAP dan GHP kapas
Pengembangan pangan lokal
Potensi bahan baku calon produsen
1 GAP dan GHP nilam
Pemahaman kriteria pemasakan tebu yang optimal (awal-tengahakhir)
Teknologi inovasi yang dapat meningkatkan produktivitas, diversifikasi dan nilai tambah tanaman perkebunan Pemberdayaan kelembagaan petani tebu
12
Materi
GHP Kakao dan bokar bersih karet 1 Pengendalian OPT penggerek batang dan penggerek pucuk tebu
Pengembangan kelembagaan dan mekanisme pendistribusian pangkin
Pengembangan kapas
Pengembangan produk pangan lokal
Identifikasi pangan lokal untuk pangkin penyusunan dan penyebaran informasi tetang GAP dan GHP nilam melalui media cetak dan elektronik
Pengembangan nilam
13 Penyusunan dan penyebaran materi melalui media cetak/elektronik tentang pengendalian Sosialisasi tentang teknologi penyakit penggerek batang inovasi yg dpt meningkatkan dan penggerek pucuk produktivitas, diversifikasi dan nilai tambah tanaman perkebunan Pelatihan petani tentang pemberdayaan kelembagaan petani tebu Penyusunan dan penyebaran informasi Pelatihan tentang kriteria melalui media cetak/ pemasakantentang tebu yang elektronik teknologi optimal yg (awal-tengah-akhir) inovasi dpt meningkatkan produktivitas, diversifikasi dan nilai tambah tanaman perkebunan
Kegiatan/ Metoda
SLPHT
SL-PPHP
Kelembagaan, dan Pemasaran komoditas - penyusunan dan ekspor penyebaran materi tentang Pengembangan Kemitraan bongkar ratoon dan rawat dan Kewirausahaan ratoon melalui media cetak dan elektronik
Teknis budidaya tebu - Pendampingan Tenaga bongkar dan rawat ratoon Kontrak Pembantu (TKP) Manajemen dan Petugas Lapang (PL) Kepemimpinan,
12 Perbenihan, budidaya, panen, pasca panen, pengolahan, pemasaranhasil, dan dampak perubahan iklim
4 Ketersediaan materi penyuluhan komoditas perkebunan belum optimal
6 V
V
3 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang usaha tani di bidang perkebunan
5 V
V
Pengetahuan Penyuluh dan Petani V V V V V V V Pemberdayaan petani Pengawalan dan MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIANmelalui NASIONAL 2015 tentang kelembagaan petani dan pengawalan TAHUN dan Pendampingan kelembagaan ekonomi petani masih pendampingan penyuluh kurang di sentra produksi tebu Terbatasnya fasilitas bagi penyuluh V V V V V V V Manajemen Pemberdayaan penyuluh Sasaran dalam melaksanakan kegiatan kepemimpinan, swadaya Pelaku Utama Petugas Pelaku penyuluhan kewirausahaan Masalah Wanita Taruna pekebun Materi Kegiatan/ Metoda L P L P tani tani dewasa
Kelembagaan petani tebu belum berfungsi dgn baik sehingga petani tidak melakukan tanam/ budidaya tebu dengan serentak dan baik
Penguatan kelembagaan Petani tebu
Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Petani Tebu untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tebu
DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN
2
DITJEN. PERKEBUNAN petani dan penyuluh di d Kemampuan
1
BIDANG : PERKEBUNAN c Kegiatan penyuluhan belum optimal karena belum ditunjang dengan fasilitas yang memadai No Keadaan
Lemah
b Kelembagaan Petani Tebu Masih
Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh di Sentra Produksi Tebu
a Pemberdayaan Petani Melalui
Fasilitasi dan Pengembangan Kelembagaan Petani
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
33 Provinsi
5 provinsi, 30 kab
Lokasi
PM
29 provinsi
10 prov, 85 kabupaten
10 prov 85 kab
15 33 Provinsi
Lokasi
Waktu
PM
3.330 Ha
PM 7 prov, 27 kab
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
PM
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
16 JAN-DES
JAN-DES 9 prov, 15 kab
9 prov, 15 kab
10 prov
10 prov
15 9 prov, 28 kab
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
JAN-DES
16 JAN-DES
Waktu
JAN-DES
PM
100 Ha
10 paket
PM
1O Var, 21 tekn, 360 ton benih, 2.500.000 bibit tebu 10 paket
14 PM
Vol.
Kegiatan Penyuluhan
PM
14 245
Vol.
JAN-DES
MAR-DES
Kegiatan Penyuluhan
1500 org
400 unit
26 pkt
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
Sumber Biaya 17 APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
Sumber Biaya 17 APBN
APBN
APBN
APBN
19 BPPSDMP
Pelaksana
Ditjenbun
PPHP
BPPSDMP
Ditjenbun
19
Pelaksana
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen PSP
BKP
Ditjenbun
BKP
BPPSDMP
BKP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP
BKP
Ditjenbun
BKP
BPPSDMP
BKP
Ditjenbun
BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP
Badan LitbangP Badan Litbang
Penanggung jawab 18 BPPSDMP
Ditjenbun
PPHP
BPPSDMP
Ditjenbun
Penanggung jawab 18 BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen PSP
20
Ket
20
Ket
66
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
67
Ketersediaan pakan ternak masih Ketersediaan pakan ternak masih kurang kurang
2 2
1 1
II II
Keadaan Keadaan
2 Penyediaan bahan makanan pokok nasional asal ternak terdiri dari : sapi potong 12.686.239 ekor, sapi perah 444.266 ekor , kerbau 1.109.636 ekor, kambing 18.576.000 ekor, domba 14.560.000 ekor,itik 46.313.000 ekor, ayam lokal/buras 290.455.000 ekor, ayam petelur 147.279.000 ekor, ayam pedaging 1.355.288.000 ekor; babi 8.246.000 Ekor.
1 I
No No
Keadaan
No
Masalah
Meningkatkan produksi pakan ternak Meningkatkan produksi pakan ternak dengan pendayaan sumberdaya lokal dengan pendayaan sumberdaya lokal
3 3
Tujuan Tujuan
Pemanfaatan lahan untuk hijauan pakan ternak Pemanfaatan belum optimallahan untuk hijauan pakan ternak belum optimal
4 4
Masalah Masalah
- Belum optimalnya pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama dalam mengembangkan budidaya ternak
3 4 Meningkatkan populasi ternak untuk - Masih terbatasnya pengetahuan dan memenuhi makanan pokok nasional asal keterampilan dalam penyediaan benih dan bibit ternak: yang terdiri dari sapi potong ternak 12.916.000 ekor, sapi perah 455.000 ekor , kerbau 1.116.000 ekor, kambing 20.042.000 ekor, domba 16.617.000 ekor, babi 8.884 000, ayam buras 293. 881. 000 ekor ayam petelur 168.163.000 ekor, ayam pedaging 1.497.497.000 ekor dan itik 49.419.000 ekor.
Tujuan
√
Sasaran Sasaran
√
√ √
√ √
√ √
Pelaku Utama Pelaku Utama Wanita Taruna Petani Wanita Petani tani tani Taruna dewasa tani tani dewasa 5 6 7 5 6 7
√
Pelaku Utama Wanita Taruna Petani tani tani dewasa 5 6 7 √ √ √
Sasaran
√
√ √
√ √
Pelaku Pelaku Usaha Usaha L P L P 8 9 8 9
√
sistem seleksi calon bibit Pemeliharaan calon bibit Pemanfaatan pos IB Tanda-tanda birahi pada ternak Keunggulan/keuntungan IB
d e f g h
Teknik budidaya kerbau yang baik Teknik Budidaya kambing yang baik Teknik budidaya domba yang baik Teknik Budidaya Babi Teknik budidaya sapi perah
f
c c
b b
√ √ a √ √ a
p p
Pemanfaatan dan Pemanfaatanlimbah dan pengolahan pengolahan limbah pertanian pertanian Pengelolaan padang Pengelolaan padang penggembalaan penggembalaan
Penanaman rumput HMT Penanaman rumput HMT berkualitas berkualitas
Pemberdayaan Pemberdayaantani ternak Kelembagaan Kelembagaan tani ternak
Teknik pembibitan ayam lokal h Teknik budidaya ayam potong i Teknik budidaya ayam petelur j Teknik budidaya aneka ternak Petug k Integrasi Sapi potong Petug dengan kelapa Sawit as as l Integrasi Sapi potong Materi L P dengan kelapa Materi karet L P 10 11 m Integrasi sapi 12 potong 10 11 12 dengan tebu n Penyelamatan/penjaringan n Penyelamatan/penjaringan pengendalian sapi/kerbau pengendalian sapi/kerbau betina produktif betina produktif
g
e
d
c
b
j √ √ a
sda sda
sda sda
sda sda
Pusat/Daerah Pusat/Daerah
- Pengawalan dan - Pengawalan danpenyuluh pendampingan pendampingan penyuluh disentra produksi ternak disentra produksi ternak sda sda
sda sda
sda sda
sda sda
sda sda
Pusat/Daerah Pusat/Daerah
1 kali 1 kali
Pusat/Daerah Pusat/Daerah
sda sda
sda Lokasi Lokasi sda 15 15 sda sda
1 kali 1 kali
sda sda
sda Vol. Vol. sda 14 14 sda sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
Jan-Des 2015
Jan-Des 2015
sda Jan-Des 2015
sda
sda sda sda
sda
sda
sda
sda
Jan-Des 2015
16 Jan-Des 2015 Jan-Des 2015
Waktu
sda sda
sda sda
Jan-Des Jan-Des 2015 2015
Jan-Des Jan-Des 2015 2015 Jan-Des Jan-Des 2015 2015
sda sda
sda Waktu Waktu sda 16 16 sda sda
sda Penyuluhan sda Kegiatan Kegiatan Penyuluhan
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
- Penyusunan dan penyebaran 1 judul - Penyusunan dan penyebaran 1 judul informasi melalui media informasi media cetak danmelalui elektronik cetak dan elektronik
- Sosialisasi/pertemuan - Sosialisasi/pertemuan
sda sda
sda Kegiatan/ Metoda Kegiatan/ Metoda sda 13 13 sda sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
Pusat/Daerah
- Pengawalan dan pendampingan penyuluh disentra produksi ternak sda
1 kali
Pusat/Daerah
- Penyusunan dan penyebaran 1 judul informasi melalui media cetak dan elektronik
sda
sda sda sda
sda
sda
sda
sda
sda Pusat/Daerah
sda
sda sda sda
sda
sda
sda
sda
sda 1 kali
sda
sda sda sda
sda
sda
sda
sda
Pusat/Daerah
- Pengawalan dan pendampingan penyuluh disentra produksi ternak
1 kali
Pusat/Daerah
- Penyusunan dan penyebaran 1 judul informasi melalui media cetak dan elektronik
Lokasi 15 Pusat/Daerah
Vol.
Kegiatan Penyuluhan
14 1 kali
13 - Sosialisasi/pertemuan
Kegiatan/ Metoda
Sinkronisasi birahi sda Teknik budidaya sapi potong - Sosialisasi/pertemuan yang baik (GAP)
sistem rekording
c
i
Perbibitan ternak
Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH)
b
dan kualitas benih/ bibit sapi/kerbau lokal
Materi
10 11 12 √ √ a Peningkatan kuantitas
L P
9 √
P
L 8 √
Petug as
Pelaku Usaha
MATRIK RENCANA KEGIATAN PENYULUH TAHUN 2014 BIDANG : PETERNAKAN
sda sda
sda sda
BPPSDMP BPPSDMP
BPPSDMP BPPSDMP
Ditjen Nak Ditjen Nak
sda sda
sda Sumber Biaya Sumber Biaya sda 17 17 sda sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
sda Ditjen Nak
sda
sda sda sda
sda
sda
sda
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
17 Ditjen Nak
Sumber Biaya
sda sda
sda sda
BPPSDMP BPPSDMP
BPPSDMP BPPSDMP
Ditjen Nak Ditjen Nak
sda sda
sda Penanggung Penanggung jawab jawab sda 18 18 sda sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
sda Ditjen Nak
sda
sda sda sda
sda
sda
sda
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
Penanggung jawab 18 Ditjen Nak Pelaksana
sda sda
sda sda
BPPSDMP BPPSDMP
BPPSDMP BPPSDMP
Ditjen Nak Ditjen Nak
sda sda
sda Pelaksana Pelaksana sda 19 19 sda sda 1
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
sda Ditjen Nak
sda
sda sda sda
sda
sda
sda
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
19 Ditjen Nak
Keterangan Keterangan 20 20
20
Keterangan
68
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
Pemanfaatan Inovasi teknologi bidang Peternakan oleh petani masih terbatas
V
Masih seringnya terjadi penularan penyakit hewan
III
2 Belum optimalnya jaminan Produk hewan yang ASUH dan berdaya saing
Masih seringnya terjadi penularan penyakit hewan
III
1 IV
Ketersediaan pakan ternak masih kurang
II
Keadaan
2 Ketersediaan pakan ternak masih kurang
1 II
No
Keadaan
2
1
No
Keadaan
No
-
Sasaran
Sasaran
Pelaku Utama Wanita Taruna Petani tani tani dewasa 5 6 7
4 - Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaku utama dan kesadaran stakeholders dalam penyedian pangan asal ternak yang ASUH (aman, sehat, utuh dan halal)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
p
n
cetak dan elektronik sda
sda sda
sda sda
- Pengawalan dan penyuluh - pendampingan Sosialisasi/pertemuan disentra produksi ternak - Penyusunan sda dan penyebaran informasi melalui media cetak dan elektronik sda - Pengawalan dan pendampingan penyuluh disentra produksi sda ternak sda
b
Inovasi teknologi pakan
Pusat/Daerah sda
1 judul sda
sda
sda
Pusat/Daerah
- Pengawalan dan pendampingan penyuluh disentra produksi ternak sda
1 kali
Pusat/Daerah
- Penyusunan dan penyebaran 1 judul informasi melalui media cetak dan elektronik
sda
sda
Pusat/Daerah
sda Pusat/Daerah
Pusat/Daerah
sda
sda
1 kali
sda 1 judul
15 Pusat/Daerah Pusat/Daerah
sda
Jan-Des 2015
Jan-Des 2015
Jan-Des 2015
sda
sda
Jan-Des 2015
sda Jan-Des 2015
Jan-Des sda Waktu 2015 16 Jan-Des 2015 Jan-Des 2015
Pusat/Daerah sda Lokasi
1 judul sda Vol. 14 1 kali 1 kali
Pusat/Daerah Jan-Des Kegiatan Penyuluhan 2015
sda
2015
Jan-Des 2015 Jan-Des 2015 Jan-Des
Jan-Des sda 2015
Jan-Des 2015 Jan-Des 2015
sda Jan-Des 2015
Jan-Des sda 2015
sda sda
sda sda
sda Jan-Des 2015 sda sda
Jan-Des 2015 Jan-Des 2015 Jan-Des sda 2015
16 sda Jan-Des 2015 Jan-Des 2015 sda
sda Waktu
1 kali
sda
Pusat/Daerah
1 judul sda
Pusat/Daerah
1 kali
Pusat/Daerah sda Pusat/Daerah
1 judul sda 1 kali
Pusat/Daerah Pusat/Daerah
sda Pusat/Daerah
Pusat/Daerah sda
sda sda
sda sda
sda sda
1 kali 1 kali
sda 1 judul
1 kali sda
sda sda
sda sda
sda sda
sda Pusat/Daerah
Pusat/Daerah Pusat/Daerah
sda
Pusat/Daerah
15 sda Pusat/Daerah
sda Lokasi
1 kali 1 kali
sda 1 kali
16 sda
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
15 sda
Lokasi
Kegiatan Penyuluhan
1 kali
Penerapan kesejahteraan sda hewan Inovasi teknologi perbibitan - Sosialisasi/pertemuan
c √ a
Tanda -tanda hewan terserang penyakit Zoonosis (hewan sebelum dipotong)
- Pengawalan dan pendampingan penyuluh disentra produksi ternak sda
- Sosialisasi/pertemuan Pengawalan dan pendampingan penyuluh disentra produksi ternak - Penyusunan sda dan penyebaran Pemberdayaan pos Kegiatan/ Metoda Materi informasi melalui media kesehatan hewan cetak dan elektronik 12 13 Penerapan penjaminan - Sosialisasi/pertemuan Penyediaan pangan asal - Pengawalan dan ternak yang ASUH (daging, pendampingan penyuluh telur dan susu) disentra produksi ternak Pemberdayaan pos sda kesehatan hewan - Penyusunan dan penyebaran informasi melalui media cetak dan elektronik
Penanganan penyakit gangguan reproduksi
Jenis PHMSZ
14 sda 1 kali
sda Vol.
14 sda
Vol.
- Penyusunan dan penyebaran 1 judul informasi melalui media cetak dan elektronik sda sda
13 sda - Sosialisasi/pertemuan
sda Kegiatan/ Metoda
13 sda
Kegiatan/ Metoda
Pengendalian, pencegahan Teknik menyusun ransum - Sosialisasi/pertemuan sda dan pemberantasan PHMSZ /konsentrat dari bahan pakan lokal Peningkatan kualitas pakan sda - Penyusunan dan penyebaran informasi melalui media cetak dan elektronik Pengendalian, pencegahan - Sosialisasi/pertemuan dan pemberantasan PHMSZ - Pengawalan dan pendampingan penyuluh disentra produksi ternak - Penyusunan dan penyebaran Jenis PHMSZ sda media informasi melalui cetak dan elektronik Penanganan penyakit - Sosialisasi/pertemuan gangguan reproduksi - Pengawalan dan penyuluh - pendampingan Penyusunan dan penyebaran disentra produksi ternak informasi melalui media
Teknik pengolahan bahan pakan lokal dan Pemanfaatan pengolahan limbah pertanian Teknik menyusun ransum /konsentrat bahan Pengelolaandari padang pakan lokal penggembalaan Peningkatan kualitas pakan Teknik pengolahan bahan pakan lokal
Penanaman rumput HMT berkualitas Pemanfaatan dan pengolahan limbah pertanian Pengelolaan padang penggembalaan
Pemberdayaan Kelembagaan tani ternak
Pemberdayaan Materi Kelembagaan tani ternak 12 Penyelamatan/penjaringan Penanaman rumput HMT pengendalian sapi/kerbau berkualitas betina produktif
12 Penyelamatan/penjaringan pengendalian sapi/kerbau betina produktif
Materi
b
b
10 11 √ a
√ √ a Petug as b L P
b
√ √ a
b
√ √ a
f
√ √ ea
f d
e c
d b
c
b
√ √ a
p
10 11 √ √ na
L P
9 √
P
L 8 √
Petug as
Pelaku Usaha
10 11
L P
9
P
L 8
Petug as
Pelaku Usaha
Sasaran √ √ √ Pelaku Usaha Pelaku Utama Wanita Taruna Petani L P tani tani dewasa 5 6 7 8 9 √ √ √ √ √
√
- Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani ternak dalam penanganan penyakit gangguan reproduksi
- Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani ternak dalam penanganan penyakit gangguanMasalah reproduksi
√
√
√
- Kurangnya kesadaran pelaku utama dan stake holder dalam pengendalian dan penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis Zoonosis (PHMSZ)
- Kurangnya kesadaran pelaku utama dan stake holder dalam pengendalian dan penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis Zoonosis (PHMSZ)
Pemanfaatan lahan untuk hijauan pakan ternak belum optimal
Pelaku Utama Wanita Taruna Petani tani tani dewasa 5 6 7 4 Pemanfaatan lahan untuk hijauan pakan ternak √ √ √ belum optimal
Masalah
4
Masalah
Meningkatkan pengetahuan, tentang inovasi - Masih terbatasnya pengetahuan teknologi baru √ dibidang peternakan bagi petugas/penyuluh dan teknologi baru Bidang Peternakan pelaku utama
3 Terselenggaranya penjaminan produk hewan yang ASUH dan berdaya saing
Tujuan
Mencegah tersebarnya Hama Penyakit Hewan Menular Strategis Zoonosis (PHMSZ)
Mencegah tersebarnya Hama Penyakit Hewan Menular Strategis Zoonosis (PHMSZ)
Meningkatkan produksi pakan ternak dengan pendayaan sumberdaya lokal
3 Meningkatkan produksi pakan ternak dengan pendayaan sumberdaya lokal
Tujuan
3
Tujuan
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen Nak
sda
sda
BPPSDMP
sda BPPSDMP
17 Ditjen Nak BPPSDMP
BPPSDMP sda Sumber Biaya
Ditjen Nak BPPSDMP
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen Nak
BPPSDMP sda
Ditjen Nak BPPSDMP
sda BPPSDMP
Ditjen Nak sda
sda sda
sda sda
sda sda
sda BPPSDMP
BPPSDMP sda
BPPSDMP Ditjen Nak
sda
BPPSDMP
17 sda Ditjen Nak
sda Sumber Biaya
17 sda
Sumber Biaya
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen Nak
sda
sda
BPPSDMP
sda BPPSDMP
BPPSDMP sda Penanggung jawab 18 Ditjen Nak BPPSDMP
Ditjen Nak BPPSDMP
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen Nak
BPPSDMP sda
Ditjen Nak BPPSDMP
sda BPPSDMP
Ditjen Nak sda
sda sda
sda sda
sda sda
sda BPPSDMP
BPPSDMP sda
BPPSDMP Ditjen Nak
sda
BPPSDMP
sda Penanggung jawab 18 sda Ditjen Nak
Penanggung jawab 18 sda
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen Nak
sda
sda
BPPSDMP
sda BPPSDMP
2
19 Ditjen Nak BPPSDMP 2
BPPSDMP sda Pelaksana
Ditjen Nak BPPSDMP
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen Nak
BPPSDMP sda
Ditjen Nak BPPSDMP
sda BPPSDMP
Ditjen Nak sda
sda sda
sda sda
sda sda
sda BPPSDMP
BPPSDMP sda
BPPSDMP Ditjen Nak
sda
BPPSDMP
19 sda Ditjen Nak
sda Pelaksana
19 sda
Pelaksana
20
Keterangan
20
Keterangan
20
Keterangan
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
69
2 Pemanfaatan Inovasi teknologi bidang Peternakan oleh petani masih terbatas
Ketersediaan pakan ternak masih kurang
Penerapan manajemen agribisnis peternakan Belum optimal
Keadaan
1 V
II
VI
No
2 Masih seringnya terjadi penularan penyakit hewan
Keadaan
No
1 III
2 Belum optimalnya jaminan Produk hewan yang ASUH dan berdaya saing
1 IV
-
-
-
4 - Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaku utama dan kesadaran stakeholders dalam penyedian pangan asal ternak yang ASUH (aman, sehat, utuh dan halal) √
tani 5 √
6
tani
dewasa 7 √
Sasaran
√
8 √
9
Pemanfaatan lahan untuk hijauan pakan ternak belum optimal
Masalah
Masalah
√
√
√
√
Sasaran
√
√
- Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani ternak dalam penanganan penyakit gangguan reproduksi √
√
√
Pelaku Utama Wanita Taruna Petani tani tani dewasa 5 6 7 3 4 Mencegah tersebarnya Hama Penyakit Kurangnya pelakumasih utamarendah dan stake Meningkatkan posisi tawar petani/peternak - Posisi tawarkesadaran petani/peternak √ √ √ holder kemitraan dalam pengendalian dan Hewanmelakukan Menular Strategis Zoonosis dalam usaha dalam kemitraan penanggulangan Penyakit Hewan Menular (PHMSZ) Strategis Zoonosis (PHMSZ)
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan keterampilan - Masih lemahnya kepemimpinan dan pelaku utama tentang agribisnis peternakan kewirausahaan pelaku utama
Meningkatkan produksi pakan ternak dengan pendayaan sumberdaya lokal
Tujuan
√
√
√
8 √
L
√
9 √
P
Pelaku Usaha
√
√
Pelaku Usaha Pelaku Utama Wanita Taruna Petani L P tani tani dewasa 5 6 7 8 9 3 4 Meningkatkan pengetahuan, tentang inovasi - Masih terbatasnya pengetahuan teknologi baru √ √ √ √ √ dibidang peternakan bagi petugas/penyuluh dan teknologi baru Bidang Peternakan pelaku utama
3 Terselenggaranya penjaminan produk hewan yang ASUH dan berdaya saing
b
b
√ √ a
b c
b
10 11 √ √ a
Petug as f b L P
e
d
√ √ ca
e b
b c d
√ √ a
p
L P c 10 11 √ an
Petug as
10 11 √ a
Pemberdayaan pos kesehatan hewan
Penanganan penyakit gangguan reproduksi
Pengembangan jejaring antar kelembagaan petani Jenis PHMSZ Pemasaran Ternak
sda
sda
Pusat/Daerah
- Pengawalan dan pendampingan penyuluh disentra produksi ternak sda
1 kali
Pusat/Daerah
- Penyusunan dan penyebaran 1 judul informasi melalui media cetak dan elektronik
sda sda Pusat/Daerah
sda sda 1 kali
sda sda - Sosialisasi/pertemuan
sda
sda
Pusat/Daerah Pusat/Daerah
- Pengawalan dan - pendampingan Pengawalan danpenyuluh disentra produksi ternak pendampingan penyuluh disentra produksi sda ternak
15 Pusat/Daerah
Pusat/Daerah Pusat/Daerah
1 kali 1 kali
Jan-Des sda 2015
Jan-Des sda 2015
Jan-Des 2015 Jan-Des 2015 sda sda sda Jan-Des 2015 sda sda
Jan-Des 2015 sda
Waktu sda 16 sda Jan-Des 2015
sda
Jan-Des 2015
Jan-Des 2015
Jan-Des 2015
sda sda
Jan-Des 2015 Jan-Des 2015 sda
Jan-Des 2015 Jan-Des 2015
16 Jan-Des 2015
sda sda Pusat/Daerah Jan-Des Kegiatan Penyuluhan 2015 sda sda sda sda Lokasi Waktu
Pusat/Daerah sda
- Penyusunan dan penyebaran 1 judul melalui media - informasi Penyusunan dan penyebaran 1 judul cetak danmelalui elektronik informasi media cetak dan elektronik
- Penyusunan sda dan penyebaran 1 judul sda informasi melalui media cetak dan elektronik Teknik menyusun ransum sda sda /konsentrat dari bahan - Pengawalan dan 1 kali pakan lokal pendampingan penyuluh Peningkatan kualitas pakan disentra produksi sda ternak sda Sistem manajemen sda sda Kegiatan/ Metoda Materi Vol. agribisnis 14 12 13 Pengendalian, pencegahan Pengembangan usaha dan - Sosialisasi/pertemuan 1 kali dan pemberantasan PHMSZ kemitraan Teknik pengolahan bahan pakan lokal
Pusat/Daerah sda
sda sda
Pusat/Daerah sda sda sda Pusat/Daerah
Pusat/Daerah
Pusat/Daerah sda
Penyusunan dan penyebaran 1 judul informasi melalui sda media sda cetak dan elektronik
dan 1 kali - Pengawalan Sosialisasi/pertemuan pendampingan penyuluh disentra produksi ternak - Penyusunan dan penyebaran 1 judul informasi melalui Inovasi teknologi pakan sda media sda cetak dan elektronik Inovasi Teknologi PHMSZ sda sda Inovasi teknologi produk sda sda peternakan yang ASUH dan - Pengawalan dan 1 kali berdaya saing pendampingan penyuluh Inovasi teknologi peternakan disentra produksi sda ternak sda berbasis Bio industri Pemanfaatan dan sda sda pengolahan limbah pertanian Kepemimpinan dan - Sosialisasi/pertemuan 1 kali Pengelolaan padang sda sda kewirausahaan penggembalaan Penanaman rumput HMT berkualitas
Lokasi sda 15 sda Pusat/Daerah
Vol. sda 14 sda 1 kali
Kegiatan/ Metoda sda 13 sda Sosialisasi/pertemuan
sda
Jan-Des 2015
Jan-Des 2015
16 Jan-Des 2015
sda sda Kegiatan Penyuluhan
Pusat/Daerah
- Pengawalan dan pendampingan penyuluh disentra produksi ternak sda
Materi Penerapan kesejahteraan hewan 12 Penyelamatan/penjaringan Inovasi teknologi perbibitan pengendalian sapi/kerbau betina produktif Pemberdayaan Kelembagaan tani ternak
Tanda -tanda hewan terserang penyakit Zoonosis (hewan sebelum dipotong)
Pusat/Daerah
- Penyusunan dan penyebaran 1 judul informasi melalui media cetak dan elektronik 1 kali
15 Pusat/Daerah
14 1 kali
12 13 Penerapan penjaminan - Sosialisasi/pertemuan Penyediaan pangan asal ternak yang ASUH (daging, telur dan susu)
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen Nak
sda sda
sda
BPPSDMP BPPSDMP
BPPSDMP BPPSDMP
17 Ditjen Nak
sda sda Sumber Biaya
sda BPPSDMP
BPPSDMP sda
Ditjen Nak sda
sda sda
BPPSDMP sda sda sda BPPSDMP
BPPSDMP Ditjen Nak
BPPSDMP sda
Sumber Biaya sda 17 sda Ditjen Nak
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
17 Ditjen Nak
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen Nak
sda sda
sda
BPPSDMP BPPSDMP
BPPSDMP BPPSDMP
sda sda Penanggung jawab 18 Ditjen Nak
sda BPPSDMP
BPPSDMP sda
Ditjen Nak sda
sda sda
BPPSDMP sda sda sda BPPSDMP
BPPSDMP Ditjen Nak
BPPSDMP sda
Penanggung sda jawab 18 sda Ditjen Nak
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
jawab 18 Ditjen Nak
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen Nak
sda sda
sda
BPPSDMP BPPSDMP
BPPSDMP BPPSDMP
19 Ditjen Nak
2
3
sda sda Pelaksana
sda BPPSDMP
BPPSDMP sda
Ditjen Nak sda
sda sda
BPPSDMP sda sda sda BPPSDMP
BPPSDMP Ditjen Nak
BPPSDMP sda
Pelaksana sda 19 sda Ditjen Nak
sda
BPPSDMP
BPPSDMP
19 Ditjen Nak
20
Keterangan
20
Keterangan
20
70
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
71
45
3
Kebun buah terpencar, campur, tidak teratur, skala usaha kecil; produktivitas rendah, penggunaan pestisida tinggi.
Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman buah ramah lingkungan
2
1
TANAMAN BUAH
1
A.
Tujuan
Keadaan
No
B. BIDANG : HORTIKULTURA
Sebagian besar petani/pelaku usaha buah belum menerapkan SOP berbasis GAP dan GHP, sehingga banyak kebun belum memenuhi persyaratan regristrasi kebun buah.
4
Masalah
Sasaran Pelaku Utama
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6
√
√
√
√
√
√
√
7
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa 5
2
√
√
√
√
√
√
√
8
L
√
√
√
√
√
√
√
9
P
Pelaku Usaha
√
√
√
√
√
√
√
10
L 12
Materi
√
√
√
√
√
√
7)
6)
5)
4)
3)
2)
√ GAP dan GHP komoditas 1) buah dengan fokus utama pada komoditas jeruk dan buah lainnya seperti pisang, mangga, jambu kristal, durian, manggis, nenas, melon, salak dan buah naga, serta regristrasi kebun buah.
11
P
Petugas
14
Vol. 15
Lokasi
Kegiatan Penyuluhan
16
Waktu
Penyusunan dan penyebarluasan materi tentang informasi teknologi off season pada jeruk dan pisang melalui media elektronik (cyber extension)
Fasilitasi penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan pada komoditas jeruk dan pisang
Gerakan pengendalian OPT endemik di kawasan sentra produksi jeruk
SL - PHT pada komoditas jeruk dan pisang
SL - GAP dan SL - GHP jeruk dan pisang
Pelatihan teknis GAP dan GHP buah serta registrasi kebun buah bagi penyuluh di BP3K (Sistem Kerja LAKUSUSI)
1.047 BP3K di 32 provinsi (kecuali DKI dan Kalut)
1 paket
637 kali
637 kali
206 kelompok
Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
12 kab./ kota dari 33 provinsi
12 kab./ kota dari 33 provinsi
33 provinsi
59 56 kab./kota dari kelompok 23 provinsi SL-GHP sentra produksi dan 110 jeruk dan pisang kelompok SLGAP+S18
1.047 paket
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
Diklat teknis GAP dan 1.680 org. 28 UPT dan Triwulan GHP buah serta registrasi UPTD Pelatihan II dan III kebun buah bagi penyuluh (28 UPT/UPTD diklat x 2 angkatan x 30 orang)
13
Kegiatan/Metoda
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 2015
Dekon PusluhtanBPPSDMP dan APBD Prov.
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Dekon PusluhtanBPPSDMP dan APBD Prov.
Dekon PuslatanBPPSDMP dan APBD Prov.
17
Sumber Biaya
28 UPT dan UPTD Pelatihan
19
Pelaksana
PusluhtanBPPSDMP
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Pusluhtan- Sekretariat BPPSDMP Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
PuslatanBPPSDMP
18
Penanggung jawab
Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Ditjen Horti bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
Ditjen Horti bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
Ditjen Horti bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
Ditjen Horti bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Bekerjasama dengan Puslatan BPPSDMP
20
Keterangan
72
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
46
3
2
TANAMAN SAYURAN Lahan usaha sayuran dan tanaman obat (bahan obat nabati) terpencar, campur, tidak teratur, skala usaha kecil; produktivitas rendah, penggunaan pestisida tinggi.
1
B. 1
Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman sayuran dan tanaman obat ramah lingkungan
Tujuan
Keadaan
No
Sebagian besar petani/pelaku usaha sayuran dan tanaman obat belum menerapkan SOP berbasis GAP dan GHP, sehingga banyak lahan belum memenuhi persyaratan regristrasi lahan usaha.
4
Masalah
Sasaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6 √
5 √
√
√
√
√
√
√
7 √
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
Pelaku Utama
√
√
√
√
√
√
8 √
L
√
√
√
√
√
√
9 √
P
Pelaku Usaha
√
√
√
√
√
√
10 √
L 12
Materi
√
√
√ GAP dan GHP untuk 7 komoditas, yaitu 6 jenis sayuran dataran rendah (bawang merah, cabai merah, cabai rawit merah, jamur, kentang, dan bawang putih, dan 1 jenis tanaman obat (rimpang)
√
√
√
11 √
P
Petugas
Penyusunan dan penyebarluasan materi penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan pada jeruk dan pisang melalui media elektronik (cyber extension )
13 Penyusunan dan penyebarluasan materi penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan pada jeruk dan pisang melalui media cetak (leaflet dan Tabloid Sinta)
3)
2)
1)
1.047 paket
1.680 org
2 paket
3 paket
1 paket
14 2 paket
Vol.
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
16 Maret Des.
Waktu
1.047 BP3K di 32 provinsi (kecuali DKI dan Kalut)
Maret Des.
Maret Des.
28 UPT dan Triwulan UPTD Pelatihan II dan III
Pusluhtan dan 1.047 BP3K di 32 provinsi (kecuali DKI dan Kalut)
Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Pusluhtan dan 32 provinsi (kecuali DKI dan Kalut)
15 Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Lokasi
SL - GAP dan SL - GHP 6 177 CP/CL 156 kab./kota jenis sayuran dataran sentra produksi rendah dan rimpang. 6 jenis sayuran dan rimpang
Pelatihan teknis GAP dan GHP 6 jenis sayuran dataran rendah dan rimpang, serta registrasi lahan usaha sayuran dan tanaman obat bagi penyuluh di BP3K (Sistem Kerja LAKUSUSI)
Diklat teknis GAP dan GHP 6 jenis sayuran dataran rendah dan rimpang, serta registrasi lahan usaha sayuran dan tanaman obat bagi penyuluh (28 diklat x 2 angkatan x 30 orang)
11) Penyusunan dan penyebarluasan materi GAP dan GHP buahbuahan melalui media elektronik (radio dan cyber extension )
10) Penyusunan dan penyebarluasan materi GAP dan GHP buahbuahan melalui media cetak (leaflet, brosur, dan Tabloid Sinta)
9)
8)
Kegiatan/Metoda
Kegiatan Penyuluhan
Ditjen Horti
Dekon PusluhtanBPPSDMP dan APBD Prov.
Dekon PuslatanBPPSDMP dan APBD Prov.
Dekon PusluhtanBPPSDMP, APBD Prov. dan APBD Kab./Kota
Dekon PusluhtanBPPSDMP dan APBD Prov.
Dekon PusluhtanBPPSDMP, APBD Prov. dan APBD Kab./Kota
17 Dekon PusluhtanBPPSDMP dan APBD Prov.
Sumber Biaya
28 UPT dan UPTD Pelatihan
Pusluhtan dan Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Pusluhtan dan Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
19 Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Pelaksana
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Pusluhtan- Sekretariat BPPSDMP Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
PuslatanBPPSDMP
PusluhtanBPPSDMP
PusluhtanBPPSDMP
PusluhtanBPPSDMP
18 PusluhtanBPPSDMP
Penanggung jawab
Bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Bekerjasama dengan Puslatan BPPSDMP
Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
20 Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Keterangan
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
73
47
Tujuan
3
Keadaan
2
No
1
4
Masalah
Sasaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6 √
5 √
√
√
√
√
√
√
7 √
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
Pelaku Utama
√
√
√
√
√
√
8 √
L
√
√
√
√
√
√
9 √
P
Pelaku Usaha
√
√
√
√
√
√
10 √
L
√
√
√
√
√
√
11 √
P
Petugas
12
Materi
Penyusunan dan penyebarluasan materi penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan pada komoditas aneka cabe dan bawang melalui media elektronik (cyber extension )
Penyusunan dan penyebarluasan materi tentang informasi teknologi maju pada 6 jenis sayuran dataran rendah dan rimpang melalui media elektronik (cyber extension )
Fasilitasi kebun percontohan pada 7 komoditas, yaitu 6 jenis sayuran dan 1 jenis tanaman obat (rimpang)
Fasilitasi penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan pada komoditas aneka cabe dan bawang
Gerakan pengendalian OPT endemik di kawasan komoditas aneka cabe dan bawang
10) Penyusunan dan penyebarluasan materi GAP dan GHP pada komoditas aneka cabe dan bawang melalui media cetak (leaflet, brosur, dan Tabloid Sinta)
9)
8)
7)
6)
5)
4)
13 SL - PHT aneka cabe dan bawang
Kegiatan/Metoda 15 33 provinsi sentra produksi aneka cabe dan bawang
Lokasi
3 paket
1 paket
1 paket
30 ha
33 provinsi sentra aneka cabe dan bawang
Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
30 lokasi di 17 provinsi
1.304 kali 51 kab./kota dari 33 provinsi
1.304 kali 51 kab./kota dari 33 provinsi
14 407 kelompok
Vol.
Kegiatan Penyuluhan
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
16 Maret Des.
Waktu
Dekon PusluhtanBPPSDMP dan APBD Prov.
Dekon PusluhtanBPPSDMP dan APBD Prov.
Dekon PusluhtanBPPSDMP dan APBD Prov.
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
17 Ditjen Horti
Sumber Biaya
PusluhtanBPPSDMP
PusluhtanBPPSDMP
PusluhtanBPPSDMP
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
18 Ditjen Horti
Penanggung jawab
Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
19 Ditjen Horti
Pelaksana
Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
Bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
Bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
20 Bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
Keterangan
74
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
48
Lahan usaha florikultura (krisan) terpencar, skala usaha kecil; produktivitas rendah, penggunaan pestisida masih tinggi.
FLORIKULTURA
Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu berbagai jenis tanaman krisan
3
2
1
C.
Tujuan
Keadaan
No
Sebagian besar petani/pelaku usaha tanaman krisan belum menerapkan SOP berbasis GAP dan GHP, sehingga banyak lahan belum memenuhi persyaratan registrasi lahan usaha.
4
Masalah
Sasaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6 √
√
5 √
√
√
√
√
√
√
7 √
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
Pelaku Utama
√
√
√
√
√
√
8 √
L
√
√
√
√
√
√
9 √
P
Pelaku Usaha
√
√
√
√
√
√
10 √
L
√
√
√
√
√
√
11 √
P
Petugas
12
Materi
6)
5)
4)
3)
2)
1)
Penyusunan dan penyebarluasan materi penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan pada tanaman krisan melalui media elektronik (cyber extension )
Penyusunan dan penyebarluasan materi tentang informasi teknologi maju pada tanaman krisan melalui media elektronik (cyber extension )
Fasilitasi pemanfaatan inovasi teknologi maju pada krisan (teknologi net/plastik/screen house , irigasi tetes, hidroponik, agens hayati)
Gerakan pengendalian OPT endemik di kawasan florikultura
SL - PHT pada tanaman krisan
SL - GAP dan SL - GHP tanaman krisan
13 11) Penyusunan dan penyebarluasan materi GAP dan GHP padakomoditas aneka cabe dan bawang melalui media cetak dan elektronik (radio dan cyber extension )
Kegiatan/Metoda
2 paket
3 paket
18 unit
55 kali
7 CP/CL
14 CP/CL
14 2 paket
Vol.
Pusat dan 32 provinsi (kecuali DKI dan Kalut)
Pusat, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
14 kab./kota sentra produksi krisan
7 provinsi sentra produksi krisan
7 provinsi sentra produksi krisan
14 kab./kota sentra produksi krisan
15 Pusluhtan dan 1.047 BP3K di 32 provinsi (kecuali DKI dan Kalut)
Lokasi
Kegiatan Penyuluhan
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
Maret Des.
16 Maret Des.
Waktu
Dekon PusluhtanBPPSDMP, APBD Prov. dan APBD Kab./Kota
Dekon PusluhtanBPPSDMP dan APBD Prov.
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
17 Dekon PusluhtanBPPSDMP, APBD Prov. dan APBD Kab./Kota
Sumber Biaya
PusluhtanBPPSDMP
PusluhtanBPPSDMP
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
18 PusluhtanBPPSDMP
Penanggung jawab
Pusluhtan dan Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
Ditjen Horti
19 Pusluhtan dan Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Pelaksana
Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Ditjen Horti bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
Ditjen Horti bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
Ditjen Horti bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
Ditjen Horti bekerjasama dengan Pusluhtan BPPSDMP
20 Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Keterangan
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
75
49
Keterangan: *) **)
1
1
2
3
Benih hortikultura Memasyarakatkan bermutu dan bersertifikat benih hortikultura masih langka bermutu (bawang merah, jeruk, kentang, cabe, dan krisan) di lokasi sentra produksi dan kawasan pengembangan hortikultura (termasuk benih unggul untuk substitusi impor No Keadaan Tujuan (b h ik
BENIH
3
2
1
D.
Tujuan
Keadaan
No
4
Masalah
Sebagian besar petani di lokasi sentra produksi dan kawasan pengembangan hortikultura belum menggunakan benih bermutu
4
Masalah
Sasaran
√
√
7 √
Sasaran
6 √
5 √
√
7
√ √ √ Taruna Petani Wanita tani tani dewasa
Pelaku Utama
√
√
√
√
6 √
5 √
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
Pelaku Utama
√
√
9 √
P
√
8
√ L
√
9
√ P
Pelaku Usaha
√
√
8 √
L
Pelaku Usaha
√
10
√ L
12
Materi
8)
7)
12
√ Pengawasan dan sertifikasi 3) benih
11
√ Benih unggul hortikultura Materi P untuk substitusi impor (buah naga, srikaya rovi)
2)
√ Benih unggul hortikultura 1) (bawang merah, jeruk, kentang, cabe, dan krisan)
√
11 √
P
Petugas
√
√
10 √
L
Petugas
Pembinaan kelompok tani penangkar benih hortikultura agar bermitra dengan Balai Benih Hortikultura setempat.
varietas ungul (buah naga, srikaya rovi) 13
Pelaksanaan kebun Kegiatan/Metoda percontohan/jambore
Penyusunan dan penyebarluasan materi benih unggul hortikultura (bawang merah, jeruk, kentang, cabe, dan krisan) melalui media elektronik (cyber extension ) dan media cetak (Tabloid Sinta dan leaflet)
Penyusunan dan penyebarluasan materi GAP dan GHP tanaman krisan melalui media elektronik (radio dan cyber extension )
13 Penyusunan dan penyebarluasan materi GAP dan GHP tanaman krisan melalui media cetak (leaflet, brosur, dan Tabloid Sinta)
Kegiatan/Metoda
Pusat dan 1.047 BP3K di 32 provinsi (kecuali DKI dan Kalut)
15 Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Lokasi
Maret Des.
16 Maret Des.
Waktu
3 paket
14
34 kali Vol.
33 provinsi
15
19 provinsi Lokasi
Maret Des.
16
Maret Waktu Des.
1.047 BP3K di Maret 32 provinsi Des. (kecuali DKI dan Kalut) sentra produksi dan kawasan pengembangan hortikultura (bawang merah, jeruk,Penyuluhan kentang, Kegiatan cabe, dan krisan)
2 paket
2 paket
14 3 paket
Vol.
Kegiatan Penyuluhan
Ditjen Horti
17
Ditjen Horti Sumber Biaya
Dekon PusluhtanBPPSDMP, APBD Prov. dan APBD Kab./Kota
Dekon PusluhtanBPPSDMP, APBD Prov. dan APBD Kab./Kota
17 Dekon PusluhtanBPPSDMP dan APBD Prov.
Sumber Biaya
Ditjen Horti
18
PenangDitjen Horti gung jawab
PusluhtanBPPSDMP
PusluhtanBPPSDMP
18 PusluhtanBPPSDMP
Penanggung jawab
19
Pelaksana
Pusluhtan dan Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
19 Pusluhtan, Sekretariat Bakorluh 32 provinsi dan 1.047 BP3K
Pelaksana
Bekerjasama dengan Pusluhtan
20
Bekerjasama Keterangan dengan Pusluhtan
Bekerjasama dengan Ditjen Hortikultura
Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
20 Pusluhtan bekerjasama dengan Sekretariat Bakorluh
Keterangan
76
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
77
1
1
No
2
1
2
Pengelolaan produksi tanaman Keadaan serelia (khususnya padi dan jagung) masih perlu ditingkatkan, guna meningkatkan produktivitas
Belum optimalnya pengelolaan produksi tanaman aneka kacang (kacang kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau) dan umbi, khususnya ubi kayu dan ubi jalar
3
Meningkatnya perluasan penerapanTujuan budidaya tanaman serealia yang tepat untuk peningkatan produksi melalui peningkatan produktivitas per satuan luas
Meningkatkan perluasan penerapan budidaya tanaman aneka kacang (kacang kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau) dan umbi (ubi kayu dan ubi jalar) yang tepat untuk meningkatkan produksi melalui peningkatan produktivitas per satuan luas
3
2
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan
1
A
Tujuan
Keadaan
No
BIDANG : TANAMAN PANGAN
v
7
8
v
9
P
Pelaku
v
Sasaran Pelaku Utama
v
6
L
Pelaku Usaha
4 5
6
7
8
9
10
v
v
11
P
11
P
Petugas
v
10
L
Petugas
Masih terbatasnya kemapuan pelaku v v v vUsaha v v utama, pelakuMasalah usaha dan petugas dalam penerapan inovasi teknologi dalam Wanita Taruna Petani budidaya tanaman serealia (padi dan L P L tani tani dewasa jagung)
5
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
Masih terbatasnya kemapuan pelaku v utama, pelaku usaha dan petugas dalam penerapan inovasi teknologi dalam budidaya dan teknologi pascapanen aneka kacang (khususnya kedelai) dan umbi (ubi kayu dan ubi jalar)
4
Masalah
Pelaku Utama
Sasaran
Pengembangan budidaya ubi kayu berdasarkan Good agricultural practices (GAP)
Pengembangan mocaf dan tepung-tepung lainnya
d
e
Perluasan areal dan Pengelolaan lahan
Pengembangan Budidaya Jagung berdasarkan Good agricultural practices (GAP)
c
350.000 ha
16
Volume
18
Waktu
-
-
-
Pusat dan daerah
395 Kab/kota
30 Kab/Kota
Kawasan GP-PTT Padi
Pusat dan daerah
Pengawalan dan 3751 pendampingan penyuluh BP3K/kec di lokasi sentra produksi padi
35.000 ha 3 Judul
Pembinaan dan Pengawalan Penyusunan dan penyebaran materi penyuluhan dalam
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani) -
-
40.000 ha
Perluasan sawah -
-
daerah
100.000 ha
Pengembangan Metode SRI -
Januari Desember 2015 Januari Desember 2015 Januari Desember 2015 Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
19 provinsi/ 35 Januari Kab Desember 2015 Pusat dan Januari daerah Desember 2015
Pusat dan daerah
daerah
daerah
Pengembangan Optimasi 200.000 ha lahan
30 Kawasan
Januari Desember 2015
15 provinsi/ 57 Januari Kab untuk Desember padi Inhibrida 2015 danLokasi 7 Waktu provinsi/14 kab untuk padi Hibrida 17 18
-
-
16
Volume
Januari Desember 2015 7 provinsi/ 26 Januari Desember Kab/kota 2015 Pusat dan Januari daerah Desember 2015
Kegiatan Penyuluhan 350.000 ha
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani)
15
Kegiatan/ Metoda
Pembinaan dan Pengawalan
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani)
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani)
-
9.950 ha
Pembinaan dan Pengawalan
-
11 prov/11 Kab/kota
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
19
Sumber Biaya
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
16.500 ha
Kawasan GP-PTT Kedelai
APBN
APBN
-
Januari Desember 2015
19
Sumber Biaya
APBN
Pusat dan daerah
165 Kab/kota Januari Desember 2015
17
Lokasi
Pengawalan dan 463 BP3K/kec 135 Kab/kota Januari pendampingan penyuluh Desember di lokasi sentra produksi 2015 kedelai
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani)
Pembinaan dan pengawalan
15
Kegiatan/ Metoda
Kegiatan Penyuluhan
-
-
-
Pengembangan budidaya Padi kawasan dan non kawasan berbasis gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT)
c
b
14
Materi
Pengembangan budidaya kedelai kawasan dan non kawasan berbasis gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT)
c
Pengembangan budidaya padi berdasarkan Good agricultural practices (GAP)
Budidaya kedelai berdasarkan Good agricultural practices (GAP).
b
a
Pengembangan budidaya kedelai berdasarkan GAP
a
14
Materi
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN NASIONAL TAHUN 2015
BPPSDMP
Ditjentan
BPPSDMP
Ditjen PSP
Ditjen PSP
Ditjen PSP
Ditjentan
BPPSDMP
BPPSDMP
20
Penanggung Jawab
Ditjentan
PPHP/BPPSD MP
BPPSDMP
Dtjentan
Ditjentan
BPPSDMP
PPHP/BPPSD MP
Ditjentan
20
Penanggung Jawab
Penyuluh Pertanian Pusat
Dinas Teknis/penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat
Dinas Teknis
Dinas Teknis
Dinas Teknis
Dinas Teknis/penyuluh
Penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat
21
Pelaksana
Dinas Teknis/penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh, petani, pelaku usaha
Dinas Teknis/penyuluh
Penyuluh, petani, pelaku usaha
Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh, petani, pelaku usaha
21
Pelaksana
22
Keterangan
22
Keterangan
78
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
2
2
3
3 sistem Mengoptimalkan pembinaan lembaga Mengoptimalkan sistem perbenihan tanaman pangan pembinaan lembaga yang efisien di lokasi penerapan perbenihan tanaman pangan budidaya tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan yang tepat budidaya tanaman pangan yang tepat
2
2 penyediaan Pengelolaan sistem benih tanaman pangan belum Pengelolaan sistem penyediaan optimal benih tanaman pangan belum optimal
1
4
4
3
Meningkatkan kemampuan petugas, pelaku utama dan Meningkatkan kemampuan pelaku usaha dalam petugas, pelaku utama dan meminimalisir dampak negatif pelaku usaha dalam gangguan OPT dan DPI, meminimalisir dampak negatif sehingga mengamankan gangguan OPT dan DPI, produksi tanaman pangan dari sehingga mengamankan serangan OPTdan terkena DPI produksi tanaman pangan dari serangan OPTdan terkena DPI
Tujuan
Keadaan
No
Dampak gangguan OPT dan DPI sangat berpengaruh terhadap Dampak gangguan OPT dan DPI produktivitas tanaman pangan, sangat berpengaruh terhadap untuk itu diperlukan penguatan produktivitas tanaman pangan, perlindungan tanaman pangan dari untuk itu diperlukan penguatan gangguan OPT dan DPI perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI
Masalah
Tujuan
Keadaan
No
1 3
Masalah
3
2
1
7
Sasaran Pelaku Utama
6
6
Sasaran
7
9
P
8
8
L
9
9
P
Pelaku Usaha
8
L
Pelaku Usaha
Masih terbatasnya kemampuan petugas, v pelaku utama dan pelaku usaha dalam Masih terbatasnya kemampuan petugas, v meminimalisir dampak negatif gangguan pelaku utama dan pelaku usaha dalam OPT dan DPI meminimalisir dampak negatif gangguan OPT dan DPI
5
5
v
v
v
v
6
6
v
v
v
v
7
7
v
v
v
v
v
v
v8 v 9
Sasaran Pelaku Pelaku Utama Usaha Pelaku Pelaku Utama Usaha Wanita Taruna Petani L P tani tani dewasa Wanita Taruna Petani L P tani tani dewasa
5
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
5
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
Belum optimalnya 4sistem pembinaan v lembaga benih tanaman pangan, serta Belum optimalnya sistem pembinaan v masih kurangnya pengetahuan, sikap lembaga benih tanaman pangan, serta dan keterampilan petugas, pelaku utama masih kurangnya pengetahuan, sikap dan pelaku usaha dalam upaya dan keterampilan petugas, pelaku utama penyediaan benih tanaman pangan dan pelaku usaha dalam upaya penyediaan benih tanaman pangan
4
4
Tujuan
Masalah
4
Keadaan
3
2
1
Masalah
No
Tujuan
Keadaan
No
Sasaran Pelaku Utama
11
P
P
11
v
v
v
v 10
v
v
v
-
Pengembangan budidaya Jagung kawasan dan non kawasan berbasis gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) Pengembangan Budidaya Jagung berdasarkan Good agricultural practices (GAP)
d
c
16
bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, Kawasan GP-PTT Padi 30 Kawasan brosur, dan tabloid Sinar Tani)
Pengawalan dan 3751 pendampingan penyuluh 3 BP3K/kec Penyusunan dan Judul di lokasi sentra produksi penyebaran materi padi penyuluhan dalam
BPTP BPTP Pusat dan daerah Pusat dan daerah
1890 ton 1890 ton 3 Judul
-
-
Penanganan DPI pada tanaman pangan Penanganan DPI pada
c
-
-
-
Penanganan DPI pada Tan Pangan Penanganan DPI pada
Pembinaan dan Pengawalan Pembinaan dan Pengawalan Penyusunan dan penyebaran materi Penyusunan dan penyuluhan dalam penyebaran materi bentuk cetak dan penyuluhan dalam elektronik (Leaflet/folder, bentuk cetak dan brosur, dan tabloid Sinar elektronik (Leaflet/folder, Tani) tentang teknik brosur, dan tabloid Sinar penangkaran benih Tani) tentang teknik penangkaran benih
3.000 ha
3.000 ha
3 Judul
3 Judul
22.956 ha
22.956 ha
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi Penyusunan dan 3 Judul penyuluhan dalam penyebaran materi bentuk cetak dan penyuluhan dalam elektronik (Leaflet/folder, bentuk cetak dan brosur, dan tabloid Sinar elektronik (Leaflet/folder, Tani) tentang teknik brosur, dan tabloid Sinar penangkaran benih Tani) tentang teknik penangkaran benih
daerah
daerah
Pusat dan daerah Pusat dan daerah
daerah
daerah
Pusat dan daerah Pusat dan daerah
220 penangkar daerah
Pemberdayaan
220 penangkar daerah
3 Judul
BBI (Balai)
Pusat dan daerah BBI (Balai)
UPTD17 BPSBTPH UPTD 200 kab/kota (Balai) BPSBTPH Pusat (Balai)dan daerah Pusat dan daerah 7 provinsi/7 kab/kota
17
Lokasi
31 unit
31 unit
3 Judul
1.500 ha
3 Judul
32 unit 1302 BP3K/kec 3 Judul
32 unit16
16
Volume
Waktu
Januari Desember 2015
2015
Januari Desember 2015 Januari Desember 2015 Januari Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember
Januari Desember 201518
Januari Desember Januari -
Januari Desember Januari 2015 Desember 2015 Januari Desember Januari 2015 Desember 2015
Januari Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember 2015
18 Januari Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember 2015 Januari Desember 2015 Januari Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember 2015
18
Waktu
daerah Januari 19 provinsi/ 35 Januari Desember Kab Desember 2015 2015 daerah Januari Pusat dan Januari Desember daerah Desember 2015 2015 daerah Januari Desember 2015 Pusat dan Januari daerah Desember 200 kab/kota 2015 Januari Desember 2015
30 Kab/Kota
Pusat dan daerah
395 Kab/kota
daerah
daerah
daerahdan Pusat daerah
17
30 Kab/Kota
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
18
Waktu
1.500 ha 7 Januari -35.000 ha Penyuluhan 19provinsi/7 provinsi/ 35 Januari Kegiatan kab/kota Desember Kab Desember Kegiatan Penyuluhan 2015 2015 3 Judul Pusat dan Januari Desember daerah Volume Lokasi Waktu 2015
-
Penyusunan dan penyebaran materi Kegiatan/ Metoda penyuluhan dalam Kegiatan/ bentuk cetakMetoda dan elektronik (Leaflet/folder, 15tabloid Sinar brosur, dan Tani) 15 dan Pengawasan Sertifikasi Benih (UPTD Pengawasan dan Pengawalan dan BPSBTPH) Sertifikasi Benihpenyuluh (UPTD pendampingan Penyusunan dan BPSBTPH) di lokasi sentra produksi penyebaran materi jagung Penyusunan dan penyuluhan dalam penyebaran materi bentuk cetak dan penyuluhan dalam Kawasan GP-PTT elektronik (Leaflet/folder, bentuk Jagungcetak dan brosur, dan tabloid Sinar elektronik (Leaflet/folder, Tani) brosur, dan tabloid Penyusunan dan Sinar Tani) penyebaran materi Perbanyakan benih penyuluhan dalam sumber Perbanyakan benih bentuk cetak dan sumber elektronik (Leaflet/folder, Perbanyakan benih brosur, dan tabloid Sinar sumber Perbanyakan benih Tani) sumber Penyusunan dan penyebaran materi Penyusunan dan penyuluhan dalam penyebaran materi bentuk cetak dan penyuluhan dalam elektronik (Leaflet/folder, bentuk cetak dan brosur, dan tabloid Sinar elektronik (Leaflet/folder, Tani) brosur, dan tabloid Sinar Pemberdayaan Tani)
Kawasan GP-PTT Pembinaan dan Jagung Pengawalan
1302 BP3K/kec
3 Judul
40.000 ha
100.000 ha 3 Judul
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pengendalian hama penyakit terpadu pada tanaman pangan Pengendalian hama penyakit terpadu pada tanaman pangan
c
Volume
30 Kawasan
Pengembangan 200.000 Penyusunan danOptimasi 3 Judul ha lahan penyebaran materi penyuluhan dalam Pengembangan bentuk cetak danMetode 100.000 ha SRI elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Perluasan sawah 40.000 ha Tani)
15
Pengembangan Metode Penyusunan dan SRI penyebaran materi penyuluhan dalam Perluasan sawah bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Penyusunan dan Tani) penyebaran materi penyuluhan dalam Pengawalan dan bentuk cetak dan pendampingan penyuluh elektronik (Leaflet/folder, di lokasi sentra produksi brosur, dan tabloid Sinar jagung Tani)
b b
Kegiatan/ Metoda
Kawasan GP-PTT Padi
Pengembangan Optimasi 200.000 ha Pembinaan dan 35.000 ha lahan Pengawalan
-
Lokasi
Pusat dan daerah
17
Lokasi
Kegiatan Penyuluhan Pengawalan dan 3751 395 Kab/kota pendampingan penyuluh BP3K/kec di lokasi sentra produksi padi
-
Pemantapan penerapan PHT
Pemantapan penerapan PHT
Pemberdayaan Penangkar Benih Pemberdayaan Penangkar Benih
Teknik perbanyakan benih sumber Teknik perbanyakan benih sumber
16
Volume
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani)
15
Kegiatan/ Metoda
Kegiatan Penyuluhan
-
-
a
a
c
c
b
b
a d
Penggunaan14 benih benih bersertifikat Penggunaan benih benih Pengembangan budidaya bersertifikat Jagung kawasan dan non kawasan berbasis gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT)
14
Materi
Materi
Perluasan areal dan Pengembangan Budidaya Pengelolaan lahan Jagung berdasarkan Good agricultural practices (GAP)
c c
Pengembangan budidaya Padi kawasan dan non kawasan berbasis gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT)
-
-
b
-
-
Perluasan areal dan Pengelolaan lahan
14
Pengembangan budidaya Padi kawasan dan non kawasan berbasis gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) Materi
14
Materi
c
b
v11 a
11
P
L
10
P
L
Petugas
Petugas
10
L
Petugas
10
L
Petugas
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
Ditjentan
Ditjentan
Ditjentan/ BPPSDMP Ditjentan/ BPPSDMP
Ditjentan
Ditjentan
BPPSDMP
APBN
APBN
BPPSDMP
Ditjentan
Ditjentan
BPPSDMP
BPPSDMP
Balitbangtan
Balitbangtan
Ditjentan
Ditjentan
BPPSDMP
Ditjentan
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
BPPSDMP
BPPSDMP
APBN APBN
Ditjentan BPPSDMP
20 Ditjentan
20
Pelaku Utama
Pelaku Utama
Penyuluh Pertanian Pusat Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh/POPT
Penyuluh/POPT
Penyuluh Pertanian Pusat Penyuluh Pertanian Pusat
Penangkar
Penangkar
Penyuluh Pertanian Pusat Penyuluh Pertanian Pusat
Penangkar
Penangkar
BBI (Balai)
Penyuluh Pertanian Pusat BBI (Balai)
21 UPTD BPSBTPH (Balai) UPTD BPSBTPH Penyuluh (Balai) Penyuluh Pertanian Pusat Penyuluh Pertanian Pusat Dinas Teknis/penyuluh
21
Penyuluh
Dinas Dinas Teknis/penyuluh Teknis/penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat Penyuluh
Dinas Teknis
Dinas Teknis Penyuluh Pertanian Pusat
Dinas Teknis Dinas Teknis/penyuluh
Dinas Teknis/penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh
Dinas Teknis
Dinas Teknis
Dinas Teknis Penyuluh Pertanian Pusat
21
Dinas Teknis/penyuluh
Pelaksana
Penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat
21
Pelaksana
Penanggung Pertanian Pusat Pelaksana Jawab Penanggung Pelaksana Jawab
BPPSDMP
Ditjentan Ditjentan
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen PSP
Ditjen PSP BPPSDMP
Ditjen PSP Ditjentan
Ditjentan
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen PSP
Ditjen PSP
Ditjen PSP BPPSDMP
20
Ditjentan
Penanggung Jawab
BPPSDMP
BPPSDMP
20
Penanggung Jawab
APBN
19 APBN
19
Biaya
Sumber Biaya Sumber
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
19
APBN
Sumber Biaya
APBN
APBN
19
Sumber Biaya
22
22
Keterangan
Keterangan
22
Keterangan
22
Keterangan
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
79
4
2
3
Penanganan pasca panen tanaman pangan
Meningkatkan kemampuan petugas, pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengamankan kehilangan hasil produksi pada saat pascapanen (susut)
3
2
1
5
Tujuan
Keadaan
Meningkatkan kemampuan petugas, pelaku utama dan pelaku usaha dalam meminimalisir dampak negatif gangguan OPT dan DPI, sehingga mengamankan produksi tanaman pangan dari serangan OPTdan terkena DPI
No
Dampak gangguan OPT dan DPI sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman pangan, untuk itu diperlukan penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI
3
2
1
4
Tujuan
Keadaan
No
Tingkat pemahaman petugas, pelaku utama dan pelaku usaha dalam melakukan penanganan pascapanen masih rendah
4
Masalah
v
7
v
5
v
6
v
7
v
9
P
v
8
L
v
9
P
Pelaku Usaha
8
L
Pelaku Usaha
v
Sasaran Pelaku Utama
v
6
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
5
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
Masih terbatasnya kemampuan petugas, v pelaku utama dan pelaku usaha dalam meminimalisir dampak negatif gangguan OPT dan DPI
4
Masalah
Pelaku Utama
Sasaran
v
11
P
v
10
L
v
11
P
Petugas
v
10
L
Petugas
Pemberdayaan Penangkar Benih
c
Pengembangan budidaya Jagung kawasan dan non kawasan berbasis gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) Pengembangan sumur resapan -
d
-
Jumlah Bantuan Sarana Pasca Panen Padi
-
-
-
-
-
-
-
Pengembangan Embung
Revitalisasi Rice Milling Unit (RMU)
16
2.350 unit
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani)
Tani) Fasilitasi Bantuan Sarana 979 unit Pasca Panen Padi
1.500 ha Jagung Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi Penyusunan dan 3 Judul penyuluhan materi dalam penyebaran bentuk cetak dalam dan penyuluhan elektronik (Leaflet/folder, bentuk cetak dan brosur, dan tabloid Sinar elektronik (Leaflet/folder, Tani) brosur, dan tabloid Sinar
Pembuatan Sumur Resapan Kawasan GP-PTT
bentuk cetak dan Pengawalan dan 1302 elektronik (Leaflet/folder, pendampingan penyuluh BP3K/kec brosur, dan tabloid Sinar di lokasi sentra produksi Tani) jagung
Tani) Penyusunan dan 3 Judul penyebaran Embung materi Pembuatan 421 unit penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, Penyusunan dan 3 Judul brosur, dan tabloid penyebaran materi Sinar Tani) penyuluhan dalam
2015
Januari Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember
Januari Desember 2015
Pusat dan daerah
Januari Desember 2015
302 Kab/kota Januari Desember 2015
daerah
7 provinsi/7 kab/kota Pusat dan daerah Pusat dan
daerah
200 kab/kota
Pusat dan daerah
2015 Januari Desember 2015
Januari Januari Desember Desember 201518 2015 Januari -Januari Desember Desember 2015 2015 Januari Desember 2015 Januari Desember 2015 Januari Desember Januari 2015 Desember 2015 Januari Desember 2015
Waktu
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
18
Waktu
Januari Desember 2015 Januari Desember 2015
Januari Desember 2015 Januari Desember 2015 Januari Desember 2015
19 provinsi/ 35 Januari Kab Desember 2015 Pusat dan Januari daerah Desember Daerah Januari 2015 Desember
Pusat dan daerah
3 Judul
35.000 ha
Pusat dan daerah daerah
daerah
daerah
daerahdan Pusat daerah
17
30 Kab/Kota daerah
3 Judul 200 unit
Penyusunan dan penyebaran materi Sekolah lapang penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, Penyusunan dan brosur, dan tabloid penyebaran materi Sinar Tani) penyuluhan dalam bentuk cetak dan Pembinaan dan elektronik (Leaflet/folder, Pengawalan brosur, dan tabloid Sinar
e
b
Volume
30 Kawasan 3.000 ha
-
-
-
Pengembangan Budidaya Jagung berdasarkan Good agricultural practices (GAP)
a
Kegiatan/ Metoda
Kawasan GP-PTT Padi Penanganan DPI pada Tan Pangan 15
Lokasi
Pusat dan daerah
daerahdan Pusat daerah
17
elektronik (Leaflet/folder, Kegiatan Penyuluhan Pengawalan dan 3751 395 Kab/kota brosur, dan tabloid Sinar BP3K/kec pendampingan penyuluh Tani) tentang di lokasi sentrateknik produksi penangkaran benih padi
Pengembangan 200.000 Penyusunan danOptimasi 3 Judul ha lahan penyebaran materi penyuluhan dalam Pengembangan bentuk cetak danMetode 100.000 ha SRI elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Perluasan sawah 40.000 ha Tani) tentang teknik penangkaran benih
c
f
16
Pembinaan 22.956 Penyusunandan dan 3 Judul ha Pengawalan penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan dan Penyusunan 3 Judul elektronik (Leaflet/folder, penyebaran materi brosur, dan tabloid penyuluhan dalam Sinar Tani) bentuk cetak dan
15
Penyusunan dan 3 Judul Pusat dan Kegiatan Penyuluhan penyebaran materi daerah penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Kegiatan/ MetodaSinar Volume Lokasi Tani) tentang teknik penangkaran benih
--
Sekolah lapang adaptasi perubahan iklim
Perluasan areal dan Pengelolaan lahan
c
-
d
Penanganan DPI pada tanaman pangan 14
c
Pengembangan budidaya Padi kawasan dan non kawasan berbasis gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) Materi
Pengendalian hama penyakit terpadu pada tanaman pangan
b
b
Pemantapan penerapan PHT -
-
Pusat dan daerah
BPTP
BBI (Balai)
220 penangkar daerah
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani)
-
Pemberdayaan
1890 ton
Perbanyakan benih sumber
-
-
31 unit
Perbanyakan benih sumber
-
a
14
Materi
Teknik perbanyakan benih sumber
b
BPPSDMP
APBN
APBN
PPHP/BPPSD MP
Ditjentan
BPPSDMP
APBN
APBN
Ditjentan
Ditjen PSP
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjen PSP
BPPSDMP
Ditjentan
BPPSDMP
BPPSDMP Ditjen PSP
Ditjen PSP
Ditjen PSP
Ditjen PSP BPPSDMP
20
Penanggung Jawab Ditjentan Ditjentan
BPPSDMP
Ditjentan/ BPPSDMP
Ditjentan BPPSDMP
20
Penanggung Jawab
BPPSDMP
Ditjentan
BPPSDMP
Balitbangtan
Ditjentan
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN APBN
APBN
APBN
APBN APBN
19
Sumber Biaya
APBN APBN
APBN
APBN
APBN
19
Sumber Biaya
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
21
Penyuluh Pertanian Pusat
Dinas Teknis
Pertanian Pusat
Dinas Teknis/penyuluh Penyuluh Pertanian Pusat Penyuluh
Ditjen PSP
Penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat
Teknis/penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat Dinas
Dinas Teknis/penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh Pertanian Pusat Dinas Teknis/penyuluh
Dinas Teknis
Dinas Teknis
Dinas Teknis Penyuluh Pertanian Pusat
Dinas Pelaku Utama Teknis/penyuluh
Pelaksana
Penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh/POPT Penyuluh Pertanian Pusat
21
Pelaksana
Penyuluh Pertanian Pusat
Penangkar
Penyuluh Pertanian Pusat
Penangkar
BBI (Balai)
22
Keterangan
22
Keterangan
80
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
5 2
Mutu produk pertanian, khususnya pangan (beras, jagung kedelai) masih rendah
7
3
2
1
Meningkatkan mutu produk pertanian khususnya pangan (beras, jagung kedelai) sehingga mampu meningkatkan nilai tambah bagi pelaku utama dan pelaku usaha
Meningkatkan kemampuan petugas, pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengurangi dampak negatif serangan OPT, melalui pemanfaatan informasi dan model peramalan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sebagai rujukan dalam pengamanan produksi tanaman pangan
Tujuan
Keadaan
No
Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dapat menurunkan hasil produksi tanaman pangan untuk itu perlu pengembangan peramalan serangan organisme pengganggu tumbuhan
3 3
2 2
1 1
6
Tujuan Tujuan
Keadaan Keadaan
No No
Masih kurangnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas, pelaku utama, dan pelaku usaha dalam meningkatkan mutu produk pertanian, khususnya tanaman pangan (beras, jagung kedelai)
7 7
v
5
v
v
6
v
v
7
9 9
P P
v
8
L
v
v
9
P
Pelaku Usaha
8 8
L L
Pelaku Pelaku Usaha Usaha
v
Sasaran Pelaku Utama
6 6
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
5 5
Wanita Taruna Petani Wanita Taruna Petani tani tani dewasa tani tani dewasa
Masih kurangnya kemampuan petugas, v pelau utama dan pelaku usaha dalam mengidentifikasi dan menangani serangan OPT yang mengakibatkan turunnya produktivitas tanaman pangan
4
Masalah
4 4
Masalah Masalah
Sasaran Sasaran Pelaku Pelaku Utama Utama
v
v
11 11
P P
10
L
v
v
11
P
Petugas
10 10
L L
Petugas Petugas
Pengembangan pengolahan kedelai Pengembangan Budidaya Jagung berdasarkan Good agricultural practices (GAP)
Jumlah Bantuan Sarana Pasca Panen Kacang Tanah (unit)
h
i
Identifikasi OPT dan cara penanganannya
d
Pembinaan dan pengawasan mutu produk pertanian
Terlaksannya Teknologi Pengamatan, Peramalan dan pengendalian OPT (Model)
c
a
Terlaksannya Informasi Peramalan Serangan OPT (Informasi)
b
-
-
-
-
Penerapan dan pengembangan peramalan OPT (Provinsi)
-
-
Jumlah Bantuan Sarana Pasca Panen Ubi Jalar (unit) Pengembangan budidaya Jagung kawasan Materidan non kawasan berbasis gerakan Jumlah Bantuan Sarana Pasca penerapan Pengelolaan Panen Ubi kayu (unit) Tanaman Terpadu (GPPTT)
-
-
-
-
-
-
a
l
k d
14
Jumlah Bantuan Sarana Pasca Panen Kedelai (unit)
g
c
Pengembangan pengolahan jagung
f --
Jumlah Bantuan Sarana Pasca -Perluasan areal dan Panen Jagung Pengelolaan lahan
e c
-
Pengembangan budidaya padi Padi -Penanganan pascapanen kawasan dan non kawasan berbasis gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT)
b d
--
Pengembangan Sistem Pergudangan/Sistem Resi Gudang
c
14 14
Materi Materi
16 16
Volume Volume
98 Kab/kota
Pusat dan daerah
48 unit
24 unit
3 Judul
1.500 ha 3 Judul
16
297 unit
150 unit 1302 BP3K/kec Volume
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani) tentang teknik peningkatan mutu produk pertanian
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani)
Pusat dan daerah
Pusat dan daerah
daerah
daerah
24 Provinsi
Pusat dan daerah
7 provinsi/7 Pusat dan kab/kota daerah
17
88 Kab/kota
Lokasi
62 Kab/kota 200 kab/kota
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Januari Desember Januari 2015 Desember Waktu 2015 Januari Desember 201518 Januari Januari Desember Desember 2015 2015 Januari Desember 2015
2015 Januari Desember 2015 Januari Desember 2015
2015 Januari Desember 2015
Januari Desember 2015 Januari -Januari Desember Desember 2015 2015 Januari -Januari Desember Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember
Januari -Januari Desember Desember 2015 2015
Januari Januari -Desember Desember 2015 2015
18 18
Waktu Waktu
159 Kab/kota Januari Desember 2015 Pusat dan Januari daerah 19 provinsi/ 35 Desember Januari 2015 Desember Kab
Kegiatan Penyuluhan
160 unit
3 Judul
35.000 ha
3 Judul
344
3 Judul
Pusat dan daerah
daerah Pusat dan daerah daerah
40.000 ha
3 Judul
80 Kab/kota daerah
30 Kab/Kota
395 Kab/kota Pusat dan daerah
Pusat Pusat dan dan daerah daerah
17 17
Lokasi Lokasi
100.000 ha
Model Teknologi 6 unit Pengamatan, Peramalan dan pengendalian OPT
Informasi Peramalan Serangan OPT
Penerapan dan pengembangan peramalan OPT
bentuk cetak dan Fasilitasi Bantuan Sarana elektronik (Leaflet/folder, Pasca Panen Kedelai brosur, dan tabloid Sinar (unit) Tani) Penyusunan dan penyebaran materi Pembinaan dan penyuluhan dalam Pengawalan bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, Penyusunan dan brosur, dan tabloid Sinar penyebaran materi Tani) penyuluhan dalam Fasilitasi Bantuan bentuk cetak dan Sarana Pasca Panen elektronik (Leaflet/folder, Kacang Tanah (unit)Sinar brosur, dan tabloid Tani) Fasilitasi Bantuan Sarana Pasca Panendan Ubi Jalar Pengawalan (unit) pendampingan penyuluh Kegiatan/ Metoda di lokasi sentra produksi Fasilitasi Bantuan Sarana jagung Pasca Panen Ubi Jalar (unit) 15 Kawasan GP-PTT Penyusunan dan Jagung penyebaran materi penyuluhan dalam Penyusunan dan bentuk cetak dan penyebaran materi elektronik (Leaflet/folder, penyuluhan dalam brosur, dan tabloid Sinar bentuk cetak dan Tani) dengan materi elektronik (Leaflet/folder, teknologi penanganan brosur, dan tabloid Sinar pascapanen kacang Tani) tanah, pengembangan pengolahan jagung, dan teknologi pengolahah ubi jalar
Pengembangan Metode SRI Penyusunan dan penyebaransawah materi Perluasan penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, Penyusunan dan brosur, dan tabloid penyebaran materi Sinar Tani) penyuluhan dalam
fasilitasi BantuanOptimasi Sarana 275 unit ha Pengembangan 200.000 Pasca Panen Jagung lahan
elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloidPadi Sinar 30 Kawasan Kawasan GP-PTT Tani)
Pengawalan dan 3751 Penyusunan dan 3 Judul pendampingan penyuluh BP3K/kec penyebaran materi di lokasi sentra produksi penyuluhan dalam padi bentuk cetak dan
Penyusunan 3 Penyusunan dan dan 3 Judul Judul penyebaran materi materi penyebaran penyuluhan dalam dalam penyuluhan bentuk cetak cetak dan dan bentuk elektronik (Leaflet/folder, (Leaflet/folder, elektronik brosur, dan dan tabloid tabloid Sinar Sinar brosur, Tani) Tani)
15 15
Kegiatan/ Kegiatan/ Metoda Metoda
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Penyuluhan
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN APBN
19
APBN
Sumber Biaya
APBN APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN APBN
APBN
APBN APBN
APBN APBN
19 19
Sumber Sumber Biaya Biaya
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjentan
Ditjentan
Ditjentan
BPPSDMP
Ditjentan BPPSDMP
20
Ditjentan
Penanggung Jawab
Ditjentan BPPSDMP
Ditjentan
BPPSDMP
PPHP/BPPSD MP Ditjentan
Ditjentan
BPPSDMP
Ditjen PSP
BPPSDMP
PPHP Ditjen PSP
Ditjentan Ditjen PSP
Ditjentan
BPPSDMP BPPSDMP
PPHP/BPPSD BPPSDMP MP
20 20
Penanggung Penanggung Jawab Jawab
Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh Pertanian Pusat
POPT
POPT
POPT
Penyuluh Pertanian Pusat
Dinas Penyuluh Teknis/penyuluh Pertanian Pusat
21
Pelaksana Dinas Teknis
Dinas Teknis Penyuluh
Dinas Teknis
Penyuluh Pertanian Pusat
Teknis/penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat Dinas
Pelaku utama
Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh Pertanian Pusat Dinas Teknis
Dinas Teknis
Pelaku utama Dinas Teknis
Dinas Teknis/penyuluh
Penyuluh Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh Penyuluh Pertanian Pertanian Pusat Pusat
21 21
Pelaksana Pelaksana
22
Keterangan
22 22
Keterangan Keterangan
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
81
2
6
Mutu produk pertanian, khususnya pangan (beras, jagung kedelai) masih rendah
B
9
Pola konsumsi pangan masyarakat belum sesuai dengan pola pangan harapan yaitu pola konsumsi pangan yang " Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA)"
Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan ketrampilan, sikap (PKS) pelaku utama dan petugas dalam mengelola lembaga usaha pangan masyarakat (LUPM)
Meningkatkan pengetahuan ketrampilan, sikap (PKS) pelaku utama dan petugas tentang pola konsumsi pangan yang B2SA yang diindikasikan dengan meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH)
3
2
1
Keterbatasan pengetahuan, ketrampilan, sikap (PKS) pelaku utama dan petugas dalam mengelola lembaga usaha pangan masyarakat (LUPM)
v
v
v
7
5
V
6
V
7
8
L
v
9
P
V
8
L
V
9
P
Pelaku Usaha
v
Sasaran Pelaku Utama
v
6
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
v
5
v
Pelaku Usaha
v
Sasaran Pelaku Utama
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
Keterbatasan pengetahuan, ketrampilan, V sikap (PKS) pelaku utama dan petugas tentang pola konsumsi pangan yang B2SA dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungannya
4
Masalah
Tujuan
keterbatasan pengetahuap ketrampilan, sikap (PKS) pelaku utama dan petugas dalam mengkases sumber modal
Masih kurangnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas, pelaku utama, dan pelaku usaha dalam meningkatkan mutu produk pertanian, khususnya tanaman pangan (beras, jagung kedelai)
4
Masalah
Masih kurangnya kemampuan petugas, v pelau utama dan pelaku usaha dalam mengidentifikasi dan menangani serangan OPT yang mengakibatkan turunnya produktivitas tanaman pangan
Meningkatkan pengetahuan ketrampilan, sikap (PKS) pelaku utama dan petugas dalam mengakses sumber modal
Meningkatkan mutu produk pertanian khususnya pangan (beras, jagung kedelai) sehingga mampu meningkatkan nilai tambah bagi pelaku utama dan pelaku usaha
Meningkatkan kemampuan petugas, pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengurangi dampak negatif serangan OPT, melalui Tujuan pemanfaatan informasi dan model peramalan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sebagai rujukan dalam pengamanan produksi tanaman pangan 3
Keadaan
8 Pemanfaatan sumber modal usaha pertanian belum optimal
Peningkatan kesejahteraan petani
7
2
Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dapat menurunkan hasil produksi tanaman pangan untuk itu perlu pengembangan peramalan serangan organisme Keadaan pengganggu tumbuhan
No
B
1
No
6
L
v
11
P
10
L
V
11
P
Petugas
10
V
v
v
Petugas
v
Perluasan areal dan Pengelolaan lahan
berbasis gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT)
Fasilitasi pupuk dan pestisida
c
b
a
b
d
Pengembangan lumbung pangan masyarakat
Penguatan lembaga usaha pangan masyarakat
Model pengembangan pangan pokok lokal (MP3L)
16
48 unit
-
-
-
-
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani) tentang Pengembangan lumbung masyarakat
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani) tentang penguatan lembaga usaha pangan masyarakat
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi Penyusunan dan 3 Judul penyuluhan dalam penyebaran bentuk cetakmateri dan penyuluhan dalam elektronik (Leaflet/folder, bentuk cetak dan Sinar brosur, dan tabloid elektronik (Leaflet/folder, Tani) brosur, dan tabloid Sinar Tani) tentang teknik peningkatan mutu produk pertanian
Penyusunan dan 3 Judul Unit Pengolahan Pupuk 500 unit penyebaran materi Organik (UPPO) penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani) Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi Pengawalan dan 1302 penyuluhan dalam pendampingan penyuluh BP3K/kec bentuk dan di lokasicetak sentra produksi elektronik (Leaflet/folder, jagung brosur, dan tabloid Sinar Tani) tentang teknik Kawasan GP-PTT 1.500 ha peningkatan mutu Jagung produk pertanian -
16
35.000 ha 168 paket
Pusat dan daerah
Pusat dan daerah
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Januari Desember Januari 2015 Desember 2015
Januari Desember 2015
7 provinsi/7 kab/kota Pusat dan daerah Pusat dan daerah
Januari Desember Januari 2015 Desember 2015
18
Pusat dan daerah 200 kab/kota
17
19 provinsi/ 35 Januari daerah Januari -Kab Desember Desember 2015 2015 Pusat dan Januari daerah Januari daerah Desember Desember 2015 2015
Lokasi
daerah
Pusat dan daerah
Kegiatan Penyuluhan
Pembinaan dan dan Pengembangan PengawalanUPJA Pembinaan
15
daerah
Januari Desember 2015 Januari Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 Desember 2015 Januari Desember 2015 Januari Waktu Desember 2015
Januari Desember 2015
30 Kab/Kota
daerah
Januari Januari -Desember Desember 2015 2015
Januari Desember 2015
18
Waktu Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Pusat dan 395 Kab/kota daerah
Pusat dan daerah
17
Lokasi daerah
daerah
5000 gapoktan daerah 40.000 ha daerah
100.000 ha
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam Bantuan Alsintan bentuk cetak dan (Traktor 7.596 unit Kegiatan/ Metoda Volume roda 2, roda 4, pompa elektronik (Leaflet/folder, air,cultivator, chopper brosur, dan tabloid Sinar dan Tani)rice transplanter)
Pengembangan Metode SRI Pengembangan Usaha Agribisnis Perluasan Perdesaan sawah (PUAP)
peningkatan mutu produk pertanian Pengembangan Optimasi 200.000 ha lahan
Penyusunan dan 3 Judul Pengawalan dan 3751 penyebaran materi pendampingan penyuluh BP3K/kec penyuluhan dalam di lokasi sentra produksi bentuk cetak dan padi elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Kawasan GP-PTT Padi 30 Kawasan Tani) tentang teknik
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani)
15
24 Provinsi
Pusat dan daerah
Kegiatan Penyuluhan
24 unit
Kegiatan/ Metoda Volume Model Teknologi 6 unit Pengamatan, Peramalan dan pengendalian OPT
Informasi Peramalan Serangan OPT
Penerapan dan pengembangan peramalan OPT
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani) dengan materi teknologi penanganan pascapanen kacang tanah, pengembangan pengolahan jagung, dan teknologi pengolahah ubi jalar
-
-
-
-
-
-
Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pengembangan budidaya Jagung kawasan dan non kawasan berbasis gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT)
Pengembangan Budidaya Jagung berdasarkan Good agricultural practices (GAP)
c
14
dan pengawasan alat mesin pertanian
pertanian dan pengembangan usaha agribisnis perdesaan
sistem penyediaan b Pengelolaan Materi
a
-
-
-
Pembinaan dan pengawasan Pengembangan budidaya Padi -mutu produk kawasan dan pertanian non kawasan
Identifikasi OPT dan cara penanganannya
14
Materi Terlaksannya Teknologi Pengamatan, Peramalan dan pengendalian OPT (Model)
Terlaksannya Informasi Peramalan Serangan OPT (Informasi)
Penerapan dan pengembangan peramalan OPT (Provinsi)
a Pelayanan pembiayaan
c
a b
d
c
b
a
-
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN APBN
APBN
19
Biaya
APBN Sumber
APBN
APBN APBN
APBN
APBN
APBN
APBN APBN
APBN
19
Sumber Biaya
APBN
APBN
BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjentan
BPPSDMP
BPPSDMP
BPPSDMP Ditjen PSP
20
Ditjentan Ditjen PSP
Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh Pertanian Pusat Penyuluh Pertanian Pusat
Dinas Teknis/penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat Penyuluh
Penyuluh Pelaku Utama Pertanian Pusat
21
Dinas Utama Pelaku Teknis/penyuluh
Pelaksana
Penyuluh Pertanian Pusat
gapoktan Dinas Teknis
Dinas Teknis
Dinas Teknis
Dinas Teknis/penyuluh
Penyuluh Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh Pertanian Pusat
21
Pelaksana POPT
POPT
POPT
Penyuluh Pertanian Pusat
Ditjen PSP Pelaku Utama Penanggung
Jawab
BPPSDMP
Ditjen PSP Ditjen PSP
Ditjen PSP
Ditjen PSP
Ditjentan
BPPSDMP BPPSDMP
BPPSDMP
20
Penanggung
Ditjentan Jawab
Ditjentan
Ditjentan
BPPSDMP
22
Keterangan
22
Keterangan
82
Programa Penyuluhan Pertanian Nasional tahun 2015
8
2
7
Tujuan
3
Keadaan
2
No
1
3
2
1
4
Masalah
4
Masalah
Keterbatasan pengetahuan, ketrampilan, sikap (PKS) pelaku utama dan petugas dalam mengelola lembaga usaha pangan masyarakat (LUPM)
Meningkatkan pengetahuan ketrampilan, sikap (PKS) pelaku utama dan petugas dalam mengelola lembaga Tujuan usaha pangan masyarakat (LUPM)
Keadaan
B2SA dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungannya
tentang pola konsumsi pangan yang B2SA yang diindikasikan dengan meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH)
No
pangan yang " Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA)"
Sasaran
7
Sasaran
Pelaku Utama
6
5
6
7
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
5
Wanita Taruna Petani tani tani dewasa
Pelaku Utama
9
P
8
L
9
P
Pelaku Usaha
8
L
Pelaku Usaha
11
P
10
L
11
P
Petugas
10
L
Petugas
-
-
-
Pengembangan Budidaya Jagung berdasarkan Good agricultural practices (GAP)
Pengembangan budidaya Jagung kawasan dan non kawasan berbasis gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT)
d
Perluasan areal dan Pengelolaan lahan
Volume
-
-
Pusat dan daerah
7 provinsi/7 kab/kota
Kawasan GP-PTT Jagung
1.500 ha
200 kab/kota
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani)
Januari Desember 2015 Januari Desember 2015 Januari Desember 2015 Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Januari 18 Desember 2015 Januari Desember 2015
Waktu
Januari Desember 2015
18
Waktu
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
Januari Desember 2015 Januari Desember 2015
Januari Desember 2015
19 provinsi/ 35 Januari Kab Desember 2015 Pusat dan Januari daerah Desember 2015
Pusat dan daerah
daerah
daerah
daerah
30 Kab/Kota
Pusat dan daerah
17
Lokasi 395 Kab/kota
Pengawalan dan 1302 pendampingan penyuluh BP3K/kec di lokasi sentra produksi jagung
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani)
35.000 ha
Pembinaan dan Pengawalan
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani)
-
-
40.000 ha
Perluasan sawah
-
100.000 ha
Pengembangan Metode SRI
200.000 ha
30 Kawasan
3751 16 BP3K/kec 3 Judul
Pusat dan daerah
17
Kegiatan Penyuluhan daerah
3 Judul
16
-
Penyusunan dan penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, Kegiatan/ MetodaSinar brosur, dan tabloid Tani) tentang Pengembangan lumbung Pengawalan dan masyarakat 15 pendampingan penyuluh di lokasi sentra produksi Penyusunan dan padi penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan Kawasan GP-PTT Padi elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani) tentang Pengembangan Optimasi pengembangan kawsan lahan mandiri pangan
15
Pusat dan daerah
Penyusunan dan 3 Judul Pusat dan penyebaran materi daerah Kegiatan Penyuluhan penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Kegiatan/ Volume Lokasi Tani) tentangMetoda penguatan lembaga usaha pangan masyarakat
Penyusunan dan 3 Judul penyebaran materi penyuluhan dalam bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani) tentang teknik peningkatan mutu produk pertanian
-
-
-
Pengembangan budidaya Padi 14 kawasan dan non kawasan berbasis gerakankawasan penerapan Pengembangan Pengelolaan Tanaman Terpadu mandiri pangan (GPPTT)
Materi
Pengembangan lumbung pangan masyarakat
14
Materi
Penguatan lembaga usaha pangan masyarakat
Model pengembangan pangan pokok lokal (MP3L)
c
c
c
b
b
a
b
bentuk cetak dan elektronik (Leaflet/folder, brosur, dan tabloid Sinar Tani) tentang teknik peningkatan mutu produk pertanian
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
19
APBN
Sumber Biaya
APBN
19
Sumber Biaya
APBN
APBN
BPPSDMP
Ditjentan
BPPSDMP
BPPSDMP
Ditjentan
BPPSDMP
Ditjen PSP
Ditjen PSP
Ditjen PSP
Ditjentan
BPPSDMP
20
BPPSDMP
Penanggung Jawab
BPPSDMP
20
Penanggung Jawab
BPPSDMP
BPPSDMP
Penyuluh Pertanian Pusat
Dinas Teknis/penyuluh
Penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat
Dinas Teknis/penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat
Dinas Teknis
Dinas Teknis
Dinas Teknis
Dinas Teknis/penyuluh
Penyuluh Pertanian Pusat
21
Penyuluh
Pelaksana
Penyuluh Pertanian Pusat
21
Pelaksana
Penyuluh Pertanian Pusat
Penyuluh Pertanian Pusat
22
Keterangan
22
Keterangan