BAB II TINJAUAN TEORI II.1.
Definisi Design
II.1.1 Definisi Surface Design Surface design yaitu suatu proses pembuatan motif atau pola dan warna pada kain atau bahan tekstil yang di lakukan setelah proses pembuatan struktur kain selesai. Bagan 2.1 Peta tekstil Adaptasi dari diktat kuliah kria tekstil 2, oleh Dr Kahfiati Kahdar MA, 2005 Peta Textile Structure Design
Surface Design
Tenun
Batik
Rajut
Sulam
Tapestry
printing
Felting
Tie dye
kempa
Lukis Marbling Bleaching
www.stisitelkom.ac.id
Tabel 2.2 Bentuk dasar material perlengkapan produk fashion hasil survei
No
Bentuk dasar material perlengkapan produk fashion
Karakteristik
Teknik eksperimentasi yang memungkinkan
1
Helaian / benang
Bidang memanjang, Carding, pilin, jahit fleksibel (dapat ditekuk , dilipat, diikat dll)
2
Lempengan
Bidang kecil, pipih, keras, Layering, felting, jahit, tidak fleksibel. bakar / lebur
3
Manik-manik / beads
Bidang kecil, padat, Felting, bakar/ lebur bervolume, tidak fleksibel
4
Lembaran
Bidang luas, fleksibel (dapat atau dilipat)
pipih, Layering, felting, jahit, ditekuk tenun, rajut, macrame
Sumber : optimalisasi pengolahan sisa kain brokat dalam konteks produk ecofashion (Arumsari, 2011)
II.1.2 Pengertian Desain Berdasarkan data yang didapatkan pengertian desain dapat dijabarkan sebagai berikut, bahwa desain bisa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai
kata
kerja, "desain"
memiliki
arti "proses untuk membuat dan
menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.
www.stisitelkom.ac.id
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya . Akhir-akhir ini,proses secara umum juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah "perancangan proses". Salah satu contoh dari perancangan proses adalah perancangan proses dalam industri kimia.
Desain secara etimologi, istilah desain berasal dari beberapa serapan bahasa, yaitu kata "designo" (Itali) yang secara gramatikal berarti gambar dan bermakna:
1.
to make preliminary sketches of
2.
to plan and carry out
3.
to form in the mind
dan kata "designare" (Latin) yang berati:
1.
the arrangement of parts, details, form, color, etc so as to produce an artistic unit
2.
a plan, scheme, a project
II.1.3 Sejarah Desain
Berdasarkan sumber dari Penggunaan bermula dari gambar teknik arsitektur
istilah
design
atau
desain
serta di awal perkembangan, stilah
desain awalnya masih berbaur dengan seni dan kriya. Dimana, pada
www.stisitelkom.ac.id
dasarnya seni adalah suatu pola pikir untuk membentuk ekpresi murni yang cenderung fokus pada nilai estetis dan pemaknaan secara rivasi. Sedangkan desain memiliki pengertian sebagai suatu pemikiran baru atas fundamental seni dengan tidak hanya menitik-beratkan pada nilai estetik, namun juga aspek fungsi dan latar industri secara massa, yang memang pada realitanya pengertian desain tidak hanya digunakan dalam dunia seni rupa saja, namun juga dalam bidang teknologi, rekayasa, dan lain-lain.
II.2
Definisi Kertas, Sejarah dan Proses Pembuatan Kertas
II.2.1 Definisi Kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih tissue yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau.
www.stisitelkom.ac.id
II.2.2 Sejarah Kertas
Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis menulis. Penggunaan papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada peradaban Mesir Kuno pada masa wangsa firaun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan papirus masih dirasakan sangat mahal. Dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal
sebagai paper dalam bahasa
Inggris, papier dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis misalnya atau papel dalam bahasa Spanyol yang berarti kertas.
Tercatat dalam sejarah adalah peradaban Cina yang menyumbangkan kertas bagi Dunia. Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero China pada tahun 101Masehi. Penemuan
ini
akhirnya
menyebar
ke
Jepang
dan
Korea
seiring
menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia.
Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan perang
mengajarkan cara pembuatan kertas
kepada orang-orang Arab sehingga pada zaman Abbasiyah, muncullah pusatpusat industri kertas baik di Bagdad maupun Samarkand dan kota-kota
www.stisitelkom.ac.id
industri lainnya, kemudian menyebar ke Italia dan India, lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.
II.2.3 Pembuatan Kertas
Di tahun 1799, seorang Prancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan proses untuk membuat lembaran-lembaran kertas dalam satu wire screen yang bergerak, dengan melalui perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin Fourdrinier. Penemuan mesin silinder oleh John Dickinson di tahun 1809 telah menyebabkan meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis. Tahun 1826, steam cylinder untuk pertama
kalinya digunakan dalam pengeringan dan pada
tahun 1927 Amerika Serikat mulai menggunakan mesin Fourdrinier.
Peningkatan produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin
lama makin berkurang. Tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller
menemukan proses mekanik pembuatan pulp dari kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah. Sekitar tahun 1853-1854, Charles Watt dan Hugh Burgess mengembangkan pembuatan kertas dengan menggunakan proses soda. Tahun 1857, seorang kimiawan dari Amerika bernama Benjamin Chew Tilghman mendapatkan British Patent untuk proses sulfit. Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit ini bagus dan siap diputihkan.
Proses kraft
dihasilkan dari eksperimen dasar oleh Carl Dahl pada tahun 1884 di
www.stisitelkom.ac.id
Danzig. Proses ini biasa disebut proses sulfat, karena Na2SO4 digunakan sebagai make-up kimia untuk sisa larutan pemasak.
Gambar 2.1 Cai Lun-penemu teknik pembuatan kertas Sumber : indonesian.cri.com
Penemuan teknik pembuatan kertas adalah suatu peristiwa penting dalam
sejarah
manusia.
Dengan
penemuan
kertas,
pewarisan
dan
penyebarluasan pengetahuan pun memasuki satu era baru. Berikut ini kami perkenalkan Cai Lun yang menemukan teknik pembuatan kertas.
Teknik pembuatan kertas adalah salah satu dari "empat penemuan penting" zaman kuno Tiongkok. Keempat penemuan itu adalah kompas, teknik pembuatan kertas, teknik percetakan huruf lepas dan mesiu. Keempat penemuan
itu
adalah
sumbangan
berharga
bangsa
peradaban dunia.
www.stisitelkom.ac.id
Tionghoa
kepada
Sebelum penemuan teknik pembuatan kertas, di Tiongkok huruf harus ditulis di atas batok kura-kura, tulang binatang, bilah-bilah bambu dan kayu serta batu. Aksara tulisan kuno Tiongkok yang ditulis pada batok kura-kura dan tulang binatang dianggap sebagai aksara awal huruf Kanji Tiongkok. Batok kura-kura dan tulang binatang dengan aksara kuno yang ditemukan sudah bersejarah kira-kira 2.000 tahun. Selain batok kura-kura dan tulang binatang, pada zaman kuno bilah-bilah bambu dan kayu juga adalah bahan yang paling banyak digunakan untuk ditulisi. Setelah bilahbilah bambu, kain sutra juga pernah dijadikan bahan penulisan huruf, tapi mengingat harganya yang mahal, bahan itu terutama digunakan oleh keluarga kekaisaran.
Gambar 2.2 Kertas daur ulang yang sudah jadi Sumber : indonesian.cri.com
www.stisitelkom.ac.id
Bentuk awal kertas muncul pada seratus tahun Sebelum Masehi. Menurut catatan kitab sejarah, waktu itu di Tiongkok yang dikuasai pemerintah Dinasti Han muncul semacam kertas kain sutra yang sifatnya setengah bilah bambu setengah kain sutra, tapi "kertas" itu tidak pernah dimasyarakatkan karena teknik pembuatannya terlalu rumit dan harganya yang terlalu mahal. Keadaan itu akhirnya diubah sama sekali oleh Cai Lun pada masa kemudian.
Cai Lun dilahirkan pada tahun 61 Masehi, dan adalah ilmuwan yang hidup pada masa Dinasti Han Tiongkok. Cai Lun yang dilahirkan di keluarga petani diangkat menjadi abdi kaisar pada usia 15 tahun, dan kemudian menjadi pejabat sipil tinggi dalam jangka panjang. Waktu itu Cai Lun juga sangat terkesan atas kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam penulisan, maka ia mulai melakukan penelitian tentang cara pembuatan kertas.
Gambar 2.3 Proses Pembuatan Keertas Sumber : indonesian.cri.com
www.stisitelkom.ac.id
Dengan menyimpulkan pengalaman yang lalu, Cai Lun dan para tukang yang dipimpinnya nggunakan kulit kayu, kain dan jaring bekas sebagai bahan mentah pembuatan kertas. Bahan-bahan mentah itu pertamatama dipotongnya menjadi kecil-kecil dan lalu direndamnya ke dalam air dalam waktu yang cukup lama. Setelah proses itu selesai, bahan-bahan itu dilumatkan supaya berbaur dengan air menjadi bubur kertas. Bubur itu kemudian direbus sebelum dibentangkan di atas tikar untuk dijempur di bawah
sinar
matahari.
Setelah
proses
itu
semuanya
diselesaikan,
dihasilkanlah kertas yang sudah jadi. Kertas yang terbuat dengan cara itu ringan dan tipis, dan cocok sekali untuk ditulisi, maka begitu muncul segera menjadi populer. Pembaruan atas teknik pembuatan kertas yang dilakukan Cai Lun mendapat penghargaan sang kaisar. Sejak itulah kertas yang dibuat dengan cara itu dimeratakan di seluruh negeri, dan kertas itu pun mendapat nama "kertas Cai Lun".
Gambar 2.4pengangkatan screen dari air Sumber : indonesian.cri.com
www.stisitelkom.ac.id
Cai Lun pernah bertanggung jawab atas pengakuran kitab-kitab kuno di istana. Biasanya kitab-kitab setelah diakurkan atau dicek kembali akan dicetak lagi untuk dibagi-bagikan kepada para pejabat daerah, dan itu tentu akan
memerlukan
banyak
kertas.
Kebutuhan
masyarakat
atas kertas
merangsang gairah produksi waktu itu, dan praktek lantas meningkatkan pula teknik pembuatan kertas. Berkat sumbangan Cai Lun, teknik pembuatan kertas Tiongkok semakin disempurnakan. Kira-kira 80 tahun setelah Cai Lun wafat, di Tiongkok muncul lagi seorang tukang pembuat kertas yang sangat trampil, namanya Zuo Bo. Kertas yang dihasilkannya tipis lagi halus. Kertas itu kemudian disebut sebagai "kertas Zuo Bo". Sampai pada abad ke-3 dan ke-4 Masehi, kertas pada pokoknya telah menggantikan bilah bambu dan kain
sutra menjadi satu-satunya
bahan
untuk
ditulisi di
Tiongkok.
(
indonesian.cri.com )
II.3
Kertas Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah
www.stisitelkom.ac.id
modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitasyang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer, timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan
www.stisitelkom.ac.id
mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik. ( Id.Wordpress.com )
II.3.1 Kertas Koran
Koran adalah salah satu sumber informasi untuk mengetahui berita terbaru mengenai berbagai hal yang sudah menjadi kebutuhan setiap orang. Tak sedikit orang berlangganan koran untuk mendapatkan informasi terbaru. Apalagi untuk ibu-ibu, tabloid adalah teman dikala suntuk atau perlu resep-resep masakan terbaru untuk dipraktekkan didapur.
Tetapi setelah kita membacanya, selanjutnya kemanakah koran-koran tersebut? Untuk resep masakan biasanya dibuat kliping tetapi bagaimana dengan halaman sisanya?, menumpuk di lemari atau di laci, atau bahkan dipojok kamar, belum lagi diacak-acak “sikecil” yang sedang bemain, rumah jadi berantakan dan kotor. Terus akan kita kemanakan koran bekasnya? Jangan dulu dibuang ya atau bahkan dijual ketukang loak. Karena kertas koran tersebut dapat kita manfaatkan dan kita olah menjadi barang-barang yang bermanfaat serta mempunyai nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi.
Tahukah anda bahwa ternyata koran-koran bekas tadi dapat dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan yang unik seperti kap lampu, vas bunga, tempat tisu, tempat majalah, keranjang buah, tempat pensil, baki, keranjang sampah,
www.stisitelkom.ac.id
dompet, wadah perhiasan, wadah telepon genggam, tempat pakaian kotor, asbak, menjadi barang hiasan seperti patung-patung, pernak-pernik, miniatur becak, sepeda, gerobak, dan masih banyak lagi.
Pembuatan kerajinan tangan dari kertas Koran ini dapat dilakukan dengan cara yang sangat mudah dan tidak memerlukan modal yang tidak terlalu tinggi. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk membuat kerajinan dari koran ini, diantaranya adalah metode anyaman dan membuatnya menjadi bubur.
Gambar 2.5 Kerajinan Anyaman Sumber : wordpress.com Metode anyaman, ada beberapa cara:
1) Pertama: diawali dengan membuat potongan kertas koran sedemikian rupa, kemudian merendamnya dalam air. Setelah kering, kertas dipilin dan dianyam sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Misalnya tas, tempat
www.stisitelkom.ac.id
tissue, keranjang buah dan dompet. Untuk memperindah aksen, aneka kerajinan ini bisa diberi warna. 2) Kedua: kertas koran dipotong sesuai ukuran, lalu digulung kecil hingga tulisan
pada
koran
tidak
tampak
sama
sekali.
Menggulungnya
menggunakan kawat atau lainnya sesuai ukuran sehingga gulungan menjadi sama besarnya Kemudian di bagian ujung akhir penggulungan dilem agar tidak terlepas. Setelah di lem, isi gulungan tersebut dengan kawat. Lalu dianyam sesuai dengan model yang diinginkan. Terakhir dicat sesuai dengan warna yang diinginkan. Terakhir, dapat ditambahkan aksesoris seperti bunga atau kupu-kupu dll, untuk mempercantik.
Adapun bahan dan alat yang dibutuhkan adalah Kertas Koran, lem, kawat, cat, palu untuk meratakan, gunting, cutter, meteran, tang, dan beberapa peralatan sederhana lain.( wordpress.com)
II.3.2 Cara Pembuatan Kertas Daur Ulang Proses pembuatan kertas daur ulang adalah sebagai berikut : Bahan yang digunakan : 1) kertas yang didaur bisa kertas koran ( hasilnya nanti hitam keabuan ), kertas HVS ( hasilnya nanti berwarna putih ) , kertas buku tulis, sampul buku, karton bekas, dsb. Perlu diperhatikan kertas
yang
dilaminating
tidak
bisa
digunakan
plastiknya tidak bisa hancur ketika diblender. 2) Blender
www.stisitelkom.ac.id
karena
3) Baskom 4) Papan untuk alas mencetak 5) Rakel untuk meratakan cetakan 6) Plastik lembaran 7) Lem
sagu, ( lem yang dibuat sendiri dari tepung sagu. Car
membuat lem ini adalah dengan mengaduk tepung sagu di dalam air yang sedang dimasak dengan keadaan mendidih. Di aduk-aduk sampai mengental. 8) Bahan pewarnaan, bahan pewaraan yang digunakan sebaiknya menggunakan bahan
alami. Hindarilah bahan pewarnaan dari
kimia karena bahan kimia biasanya mengandung logam berat, jadi bisa merusak tanah bila sisa air proses daur ulang ini dibuang ke tanah. Berikut ini adalah pewanaan alami yang bisa digunakan : a) Kunyit , menghasilkan warna kuning b) Daun jati, menghasilkan warna merah c) Daun pandan dan daun suji, menghasilkan warna hijau d) Gambir, menghasilkan warna hitam e) Pacar cina, menghasilkan warna merah muda f) Nila, menghasilkan warna biru Untuk menambah motif pada kertas, bisa divariasikan dengan campurkann dedaunan pada kertas yang sudah diblender.
www.stisitelkom.ac.id
II.3.3 Cara Pembuatan 1) Rendam kertas koran kira-kira 24 jam untuk kertas koran, 48 jam untuk kertas putih, 4 hari untuk majalah. Berikut ini adalah gambaran kertas koran yang sudah direndam :
Gambar 2.6 Hasil kertas koran yang sudah direndam Sumber : 3.bp.blogspot.com, 2) Kertas yang sudah direndam selanjutnya diblender hingga halus seperti bubur kertas.
Gambar 2.7 Pembuatan bubur kertas dengan diblender Sumber : 3.bp.blogspot.com, meliayansil.blogspot.com
3) Untuk
menghemat air,
www.stisitelkom.ac.id
bubur kertas yang diblender trus disaring. Jadi airnya bisa dipakai kembali untuk blender selanjutnya.
Gambar 2.8 Penyaringan bubur kertas pada screen Sumber : 3.bp.blogspot.com, meliayansil.blogspot.com 4) Campurkan bubur kertas dengan air yang telah dicampu lem sagu. Lem ini menjadikan kertas tidak mudah sobek. Dalam proses ini , lem sagu lebih baik dibandingkan lem putih atau lem kayu. Lem putih agak berbau, perlu diperhatikan bahwa lem sagu telah dicampurkan, hendaknya bubur kertas jangan dibiarkan hingga keesokan harinya, karena lemnya akan basi.
Gambar 2.9 Pencampuran bubur kertas dengan lem sagu Sumber : 3.bp.blogspot.com, meliayansil.blogspot.com
www.stisitelkom.ac.id
5) Perkirakan sendiri tingkat keenceran campuran bubur kertas, lem sagu, dan air. Jangan terlalu tebal atau tipis, dan harus bisa disaring. 6) Bila ingin memberi warna, bisa menggunakan pewarnaan alami,
seperti memberi pewarnaan warna kuning dengan
menggunakan
kunyit dengan
cara
diblender
sampai
halus
sampai menimbulkan warna kuning, akan tetapi terlebihkan dahulu
bahan pewarnaan alminy dengan direbus terlebih
dahulu biar siwarnanya lebih kuat dan menimbulkan warna yang sempurna, dan dicampurkan pula dengan bersamaan dengan mencampurkan garang kedalam rebusannya. Apabila ingin memberi warna yang lain pun,, pengerjaannya sama.
Gambar 2.10 Pembuatan warna alami Sumber : 3.bp.blogspot.com, meliayansil.blogspot.com
www.stisitelkom.ac.id
7) Proses pencetakan, saring campuran tersebut yang sudah akan diolah
dengan
menggunakan
screen.
Caranya,
dengan
merendamkan screen ke dalam baskom lalu diangkat.
Gambar 2.11 Pencetakan kertas daur ulang Sumber : 3.bp.blogspot.com, meliayansil.blogspot.com 8) Tutup dengan plastik.
Gambar 2.12 Kaertas ditutup dengan plastik Sumber : 3.bp.blogspot.com, meliayansil.blogspot.com 9) Letakan papan di atas plastik, lalu dibalikan.
www.stisitelkom.ac.id
Gambar 2.13 Sumber : 3.bp.blogspot.com, meliayansil.blogspot.com
10) Tiriskan dan ratakan dengan menggunakan rakel.
Gambar 2.14 Sumber : 3.bp.blogspot.com, meliayansil.blogspot.com
11) Angkat screen apabila sudah ditiriskan hingga benar-benar kering, mak hasilnya akan sempurna.
www.stisitelkom.ac.id
Gambar 2.15 Sumber : 3.bp.blogspot.com, meliayansil.blogspot.com
12) Dijemur
Gambar 2.16 Sumber : 3.bp.blogspot.com, meliayansil.blogspot.com 13) Setelah kering selesailah prose pembuatan kertas daur ulang
www.stisitelkom.ac.id
Gambar 2.17 Sumber : 3.bp.blogspot.com, meliayansil.blogspot.com
II.4
Fenomena Saat Ini Dalam fenomena saat ini di pasaran belum terlalu banyak
yang
menggarap tentang paper tekstile. Dalam limbah kertas daur ulang sebagian besar banyak yang menjadikan sebuah karya seperti lembaran, seperti kertas undangan, frame fhoto, tempat tisu, lampion dan kap lampu. Maka dari itu dengan fenomena yang sudah ada dipasaran, penulis merancang produk desain interior yang lebih bernilai tinggi dari yang sudah ada. Dengan perancangan desain interior ini
www.stisitelkom.ac.id
menampilkan suatu produk yang berkualitas dan bernilai tinggi seperti room divider, kap lampu, dan lampion yang berbeda dari yang sudah ada.
www.stisitelkom.ac.id