TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – April 2008
REVOLUSI DALAM TEKNOLOGI PEMELIHARAAN TEKSTIL
Rodia Syamwil
TJP, Fakultas Teknik UNNES
Abstract: Maintaining clothes and textiles are very importance following the increasing of people awareness in clean and healthy life. Textile maintenance technology like washing, bleaching, patching or mending, sizing or resin finishing, ironing, pleating and keeping, are grow rapidly. Textile maintenance are daily activities, but we found that many people could not follow the rapid changing of its techonology. The differences of consumer knowledge of available technologies, could cause inefficient usage, difficulty in justified damage and workmanship. To overcome this problem, informations through mass media, web, counsellings program in PKK, internalization through school lifeskills curriculum, are needed. Corret textile maintenance, give beneficial economically, since it can lengthen the life of textiles and minimalize purchasing Keyword: maintenance of textile Abstrak: Pemeliharaan tekstil sangat penting seiiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup bersih, sehat dan indah. Proses pemeliharaan tekstil meliputi : proses-proses pencucian, pemutihan atau pengelantangan, penisikan atau penambalan, penganjian atau peresinan, penyetrikaan, pelipatan dan penyimpanan. Semua kegiatan tersebut dapat dikerjakan dengan baik apabila masyarakat memiliki pengetahuan tentang teknik pemeliharaan yang benar. Perkembangan teknologi pemeliharaan tekstil yang pesat, harus sejalan dengan pengetahuan masyarakat tentang teknologi tersebut. Apabila terjadi kesenjangan antara pengetahuan konsumen dengan teknologi yang tersedia, maka akan terjadi pemakaian yang tidak efisien, kesulitan pengerjaan, atau kerusakan. Kesenjangan tersebut dapat di atasi dengan menyebarkan informasi-informasi melalui media massa, internet, penyuluhan pada kelompok-kelompok PKK, internalisasi melalui kurikulum lifeskill di sekolah. Pemeliharaan tekstil yang dilakukan dengan benar dapat memperpanjang usia pemakaian pakaian dan menghemat pembelian. Kata kunci: pemeliharaan tekstil
PENDAHULUAN
pakaian, bahan tekstil juga digunakan memakai
untuk pelengkap pakaian (accessories)
bentuk
meliputi: tas, dasi, kaus kaki, selendang,
pakaian, pelengkap pakaian, maupun
saputangan, topi, ikat pinggang, tas, dan
lenan
Pakaian
lain lain. Bahan tekstil juga digunakan
merupakan bahan tekstil yang dipakai
dalam kelompok lenan rumah tangga,
manusia
seperti: gorden, taplak meja, jok kursi,
Setiap bahan
tekstil, rumah untuk
hari baik
orang dalam
tangga. menutupi
tubuhnya
dengan tujuan melindungi tubuh dari
seprei, serbet, kelambu.
pengaruh luar, menutupi aurat, dan
Selama pemakaiannya, bahan
meningkatkan penampilan. Termasuk
tekstil akan terkena berbagai macam
dalam kelompok pakaian antara lain:
kotoran
blus, rok, jaket, pakaian dalam, jas,
sehingga
kebaya, gaun, dan sebagainya. Selain
dirapikan kembali. Dengan kata lain,
dan
perubahan
perlu
keadaan,
dibersihkan
dan
38
TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – April 2008
untuk dapat dipergunakan berulang-
brithening), penisikan atau penambalan
ulang dalam kondisi yang baik, bahan
(mending or patching), penganjian atau
tekstil
peresinan (sizing or resin finishing),
memerlukan
Isminingsih
(1978:4)
pemeliharaan
tekstil
pemeliharaan. mendefinisikan sebagai
usaha
penyetrikaan
(folding), dan penyimpanan (keeping).
untuk membersihkan, merapikan, dan menyimpan
bahan
Sejak
tercetusnya
revolusi
setelah
industri tahun 1780, ilmu pengetahuan
pemakaiannya, dalam rangka memper-
dan teknologi berkembang pesat dalam
tahankan
memper-
segala bidang kehidupan. Perkembang-
panjang usia bahan tekstil tersebut.
an ini dapat pula dirasakan dalam
Proses pemeliharaan yang baik akan
proses
pemeliharaan
menguntungkan
secara
lenan
rumah
karena
menghemat
keindahan
dapat
tekstil
pelipatan
(ironing),
serta
ekonomis, biaya
pembelian (Bryant W.K., 1990:9). Banyak
hal
diperhatikan
yang
dalam
pakaian
tangga.
serta
Berbagai
kemajuan telah terjadi dalam teknologi mesin dan peralatan, produk pembersih,
perlu proses
metoda, serta proses pemeliharaan, memberikan
kemudahan-kemudahan
pemeliharaan tekstil, di antaranya jenis
kepada masyarakat konsumen yang
serat yang membentuk bahan tesktil
makin sibuk. Proses pemeliharaan yang
tersebut. Pemeliharaan tekstil sangat
semula terasa berat dan rumit, sekarang
tergantung kepada jenis serat, karena
dapat dilaksanakan dengan mudah dan
setiap jenis serat memiliki karakteristik
cepat dengan memanfaatkan berbagai
dan sifat yang berbeda-beda khususnya
produk teknologi yang tersedia. Dengan
dalam hal ketahanan terhadap zat kimia
demikian, waktu dan pemakaian tenaga
dan pengaruh fisik mekanik. Endang S.
manusia dapat dihemat.
(1989) dalam bukunya Pemeliharaan
Seiring dengan meningkatnya
Busana dan Lenan Rumah Tangga
kesadaran masyarakat terhadap pola
menyatakan bahwa pemeliharaan tekstil
hidup bersih, sehat, indah, dan teratur,
adalah usaha untuk memperpanjang
maka
usia pemakaian pakaian dan lenan
menjadi kebutuhan yang sangat penting.
sesuai dengan sifat bahannya.
Akan tetapi, tingkat kesibukan ibu rumah
Proses
pemeliharaan
tekstil,
tangga
usaha
yang
pemeliharaan
makin
tinggi
tekstil
menjadi
seperti disebutkan oleh Ruth, B. (1980)
kendala dalam melaksanakan pekerjaan
meliputi
proses-proses
rumah
(rinsing),
pencucian
pencucian
kimia
pemutihan
atau
pencucian kering
(dry
atau
cleaning),
pengelantangan
(bleaching), pemutihan optik (optical
tangga
seperti
mencuci,
menyetrika, menisik pakaian, bahkan juga
memasak
membersihkan rumah
tangga
atau
rumah. yang
sekedar
Banyak
ibu
menyerahkan
39
TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – April 2008
sebagian atau seluruh tugasnya kepada
tekstil ini dapatlah dikatakan sebagai
pembantu. Ada pula yang memanfaat-
suatu
kan jasa binatu atau usaha laundry
bukan lagi sekedar teknik, proses, atau
untuk mencuci pakaian atau lenan yang
produk, tetapi juga merupakan “budaya”
halus. Oleh karena itu, pemeliharaan
karena menyangkut cara dan gaya
tekstil
sekarang
merupakan
revolusi.
yang
Pemeliharaan
menyukai
tekstil
ini
bukan
hanya
hidup
kebersihan,
kegiatan
dalam
rumah
kerapian, keteraturan, dan efisiensi.
tangga saja, tetapi telah melibatkan usaha-usaha jasa berskala kecil atau besar
yang
melayani
Permasalahan
kebutuhan
Selama ini pengetahuan tentang
perorangan atau instansi seperti hotel-
cara mencuci, menyetrika, melipat, atau
hotel, rumah sakit, restoran, bengkel,
menyimpan
dan
dipandang sebagai pekerjaan sehari-
sebagainya.
Semua
ini
ikut
mendorong berkembangnya berbagai
hari
industri, antara lain : (1) industri mesin
temurun
dan
secara
peralatan
pencuci,
setrika,
pakaian
yang
dan
dipelajari
dan
tidak
khusus.
lenan
secara perlu
Oleh
turun-
dipelajari
karena
itu,
pengering, mesin cuci kering, dsb; (2)
pengetahuan ini tidak seragam dalam
industri produk pencuci seperti sabun
setiap keluarga, kurang berkembang,
dan deterjen; (3) industri obat-obat
dan tidak dapat segera beradaptasi
pembantu seperti pemutih, pelembut,
dengan kemajuan.
pengharum, pengisi. ikut
Perkembangan
Perkembangan teknologi tekstil
pemeliharaan
pula
dengan
memengaruhi
pemeliharaan ini, yaitu :
teknik
tekstil
teknologi harus
pengetahuan
sejalan
masyarakat
(1) adanya
konsumen tentang teknologi tersebut.
jenis-jenis bahan tekstil baru, seperti
Apabila terdapat kesenjangan antara
serat-serat
mikrofilamen
pengetahuan
polyamide,
polyacrylic,
polyester, lycra
dan
konsumen
dengan
teknologi yang tersedia, maka akan
spandex; (2) perkembangan teknologi
terjadi
pembuatan kain dengan hadirnya kain-
dimanfaatkan, pemakaian yang tidak
kain yang lebih tipis, halus, dan sensitif;
efisien, kesulitan dalam pengerjaan,
(3) adanya teknik penyempurnaan tekstil
atau
yang baru seperti pencapan dengan
tempatnya. Pada kenyataannya, tidak
pigmen karet atau plastik, serta teknik
semua ibu rumah tangga atau pembantu
perada; (4) ditemukannya berbagai zat
rumah tangga memahami cara mencuci,
warna tekstil yang baru. Perubahan
menyetrika, atau memutihkan pakaian
besar yang berlangsung dalam teknologi
dan lenan secara benar.
produk
kerusakan
yang
yang
tidak
tidak
dapat
pada
tekstil maupun teknologi pemeliharaan
40
TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – April 2008
PEMBAHASAN Agar dapat memelihara pakaian dan lenan dengan baik, orang harus mengenal
jenis
serat
tekstil
Perkembangan Teknologi Pemeliharaan Tekstil 1. Perkembangan Proses Pencucian Setelah
yang
pemakaian,
pakaian
terdapat pada kain, konstruksi kain,
atau lenan akan kotor. Jenis kotoran
warna atau corak kain, sehingga dapat
yang melekat bermacam-macam, dapat
memilih produk dan teknik pemeliharaan
berupa kotoran yang ringan seperti debu
secara tepat.
atau keringat, atau kotoran berat seperti yang
lemak, minyak, oli, lumpur, darah, noda
pemeliharaan
karat, tinta, atau cat. Untuk menghilang-
pakaian dan lenan rumah tangga seperti
kan kotoran ini digunakan sabun atau
SMK Pariwisata, PKK, atau lembaga
deterjen, pelarut lemak, alkali atau asam
pendidikan negeri maupun swasta yang
yang
berbasis
Kesejahteraan
proses kimia, diperlukan pula gerakan
Keluarga lainnya, hendaknya tanggap
mekanik untuk melepaskan kotoran dari
terhadap kemajuan, sehingga materi
permukaan kain, seperti pengucekan,
yang diajarkan dapat sesuai atau match
penggosokan, pemukulan, goyangan,
dengan kemajuan tersebut. Sebaiknya
putaran, penyikatan, atau perasan. Ruth
setiap perkembangan segera diserap ke
(1980:11) menyatakan bahwa pencuci-
dalam kurikulum, agar tidak
terjadi
an dapat didefinisikan sebagai proses
kesenjangan
antara
kimia, fisika, atau kimia fisika yang
Lembaga mengajarkan
pendidikan
teknik
Pendidikan
yang
kurikulum
berarti
dengan
perkembangan
bekerja
bertujuan bahan
teknologi. Masyarakat
konsumen
yang
secara
kimia.
melepaskan
tekstil
Selain
kotoran
dengan
dari
menggunakan
media air, sesuai dengan jenis bahan
heterogen tidak semua dapat menikmati
tekstil
kemajuan teknologi yang ada, dan tidak
Selanjutnya, ia membedakan pencucian
semua memahami apa yang benar-
tersebut
benar dibutuhkannya, sehingga sering
sabun
terperangkap
yang
(rinsing). Zat kimia yang dipakai dalam
mengecoh. Harus dipikirkan suatu cara
pencucian adalah sabun atau deterjen.
agar pengetahuan tentang teknologi
Meskipun
pemeliharaan ini sampai ke masyarakat
kotoran
konsumen
sabun. Kotoran atau noda yang tidak
mengingat merupakan kehidupan
oleh
yang
iklan
paling
pemeliharaan
bawah, tekstil
ini
hilang
dan
kotoran
menjadi
yang
pencucian
(washing)
dan
demikian, dapat dalam
melekat. dengan
pembilasan
tidak
semua
dihilangkan
dengan
pencucian
dapat
pekerjaan
rutin
dalam
dihilangkan dengan pelarut organik dan
sehari-hari
pada
segala
dikenal dengan istilah pencucian kimia.
lapisan masyarakat.
41
TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – April 2008
Kemajuan
dalam
teknologi
an
misel
yaitu
sferik
susunan
pencucian sangat dirasakan terutama
molekul berbentuk lingkaran yang
dalam perkembangan mesin cuci, serta
lebih populer dengan sebutan busa.
produk pencuci.
Kemampuan
Kalau dahulu mencuci selalu dilaksanakan secara manual, maka saat ini banyak terdapat mesin cuci (washing machine) mulai dari yang sederhana
sampai
yang
bekerja sangat cepat dan dapat mengeringkan 100%
atau
pakaian
sampai
kering
mutlak.
Kapasitasnya bervariasi serta dapat disesuaikan Pekerjaan
dengan manusia
kebutuhan. yang
dapat
digantikan mesin cuci antara lain menggosok, menyikat, membanting (dengan bantuan putaran mesin), dan
memeras
(dengan
alat
sentrifugal pada bagian pengering). Selain itu pada mesin cuci terdapat alat
pengatur
gerakan
mekanik
seperti pengatur kecepatan putaran (speed), pengatur
arah putaran,
pengatur aliran air (water suction), temperatur air.
Isminingsih
(1978)
dalam
bukunya Kimia Zat Aktif Permukaan deterjen
bahwa
sabun
dan
sebagai produk pencuci
merupakan
zat
kan kotoran yang melekat pada permukaan kain. Pada umumnya sabun dan deterjen bersifat alkalis, sehingga tidak dapat digunakan untuk kainkain yang terbuat dari serat protein. Untuk mencuci sutera atau wol, dapat dipakai sabun lunak dalam bentuk cair atau foam dengan teknik cuci kering. Bahan pencuci sutra dan batik tradisional, “buah lerak” adalah zat aktif permukaan dengan pH asam. Saat ini, lerak tersedia dalam bentuk cairan siap pakai. Saat ini dikenal bermacammacam produk sabun dan deterjen. Produk-produk
aktif
permukaan
yang memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan dan antar muka melalui pembentuk-
tersebut
terdapat
dalam berbagai bentuk antara lain: (1) padat atau batangan; (2) bubuk; (3) pasta atau krim; (4) cair; dan (5) busa (foam). Terdapat perbedaan teknik deterjen
b. Produk Pencuci
menyatakan
membuat
sabun dan deterjen dapat melepas-
a. Mesin Cuci
sangat
tersebut
pemakaian dalam
sabun
dan
bentuk-bentuk
batangan, bubuk, krim, cair, atau foam. Sabun batangan dan krim dipakai langsung
dengan pada
menggosokkan permukaan
kain
yang telah dibasahi terlebih dahulu, kemudian digosok hingga timbul busa. Adakalanya, sabun batangan diiris-iris dan dilarutkan dalam air panas.
42
TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – April 2008
Setiap jenis produk sabun
menyiram dan menyuburkan tanaman.
dan deterjen menawarkan berbagai
Hal
keistimewaan dengan menambah-
mengandung unsur nitrogen (N) yang
kan kandungan :
dibutuhkan
1) Zat
antihama
ini
disebabkan oleh
sabun
tersebut
tanaman.
Manfaat
(antiseptic)
penggunaan sabun ini lebih terasa di
mematikan bakteri
daerah yang sumber airnya kurang,
yang menimbulkan bau pada
karena sisa air cucian dapat digunakan
pakaian
untuk
kembali
polusi
tanah
berfungsi
2) Enzym atau zat biokimia (biolite) untuk
menghilangkan
noda
tanpa atau
menyebabkan air,
sekaligus
menghemat penggunaan air.
yang membandel atau noda yang tidak dapat dihilangkan
c. Pelembut Cucian
oleh sabun
Selain
3) Zat anti pengendapan kembali (anti
yang
redeposition)
sabun
dan
deterjen
ditawarkan pula semacam polimer resin dalam
bentuk
pelembut
cucian
mencegah kotoran mengendap
(softener) yang dibilaskan pada kain
kembali setelah dibersihkan
setelah
pencucian
berakhir.
Selain
4) Zat pencegah kelunturan yang
harum (fragrancy), produk ini juga dapat
dikenal juga dengan istilah color
memberikan pegangan yang lembut
guard
pada kain yang dicuci (soft handling),
5) Zat aktif permukaan konsentrasi tinggi (high concentrate surface
dan keempukan atau pegangan penuh (full handling).
active agent) yang membuat deterjen tinggi
memiliki
sehingga
daya lebih
cuci
2. Perkembangan Proses Dry Cleaning
hemat
Pencucian kimia atau pencucian kering (dry cleaning) adalah proses
pemakaiannya 6) Parfum
me-
penghilangan kotoran atau noda yang
nawarkan berbagai aroma untuk
tidak dapat hilang dalam pencucian
menarik konsumen.
biasa, dengan cara menyemprotkan
(fragrant)
yang
SBP Board of Consultant and Engineers (1996) menyatakan bahwa produk sabun yang dapat dikatakan istimewa
adalah
“sabun
ramah
lingkungan”. Sabun ini sangat tinggi kemampuannya
dalam
melepaskan
kotoran dari bahan teksil, dan limbah sabun dapat pula digunakan untuk
pelarut organik dalam bentuk cairan atau
busa
(foam),
kemudian
mengaktifkan zat tersebut dalam uap panas (steam), tanpa gerakan mekanis. Proses ini disebut pencucian kimia, karena dalam prosesnya menggunakan pelarut kotoran berupa zat kimia organik seperti alkohol, fenol, sabun benzena,
43
TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – April 2008
sesuai jenis kotoran dan seratnya tanpa
juga memerlukan pengetahuan yang
disertai
cukup,
penyikatan,
perasan,
atau
mengingat
oksidasi
dengan
gosokan yang dapat merusak kain.
udara dapat menghasilkan endapan
Disebut pencucian kering karena dalam
berwarna kekuning-kuningan pada kain.
prosesnya tidak digunakan media air, tetapi
uap
yang
Perkembangan teknologi pemu-
membantu
tihan juga menawarkan zat pemutih
mengeluarkan kotoran dari dalam pori-
optik (optical brightener) yang dapat
pori serat (Ruth, 1980).
membuat
Pakaian biasanya
atau
dicuci
lenan
yang
dengan
teknik
kain
putih
terlihat
lebih
berkilau dan bercahaya. Zat pemutih optik
adalah
zat
yang
mampu
pencucian kering, antara lain : (1)
memantulkan cahaya ke dalam panjang
pakaian halus dari serat-serat yang
gelombang
sensitif terhadap sabun, seperti sutera,
dalam kehidupan sehari-hari, pemutih
wol, linen; (2) pakaian dari kain dengan
optik
konstruksi yang lemah, seperti kain
blancofor dan blue.
rajut,
kain
yang
tipis
atau
jarang
anyamannya; serta (3) kain-kain yang permukaannya
berhiaskan
sulaman,
payet, atau mote (Grouhoud, 1977).
zaman
Di
yang mudah dijumpai adalah
4. Perkembangan Proses Seterika Proses penyeterikaan (ironing) adalah
proses
untuk
bantuan
mendapatkan
yang licin dengan
panas
dan
penekanan
untuk
sehingga pakaian dan lenan terlihat rapi.
memutihkan kain, orang mengelantang
Perkembangan teknologi penyeterikaan
kain di atas tanaman hijau di bawah
dapat dilihat dari perkembangan alat
sinar
mendapatkan
seterika dan produk pembantu seperti
manfaat ozon dari tanaman yang dapat
polimer resin yang berfungsi sebagai zat
mengoksidasi pigmen sehingga kain
pengisi,
menjadi putih. Kemajuan teknologi yang
pelemas.
matahari,
dahulu,
berubah-ubah.
permukaan kain
3. Perkembangan Proses Pemutihan Pada
yang
untuk
pesat dalam proses pemutihan atau pengelantangan dirasakan
dapat
(bleaching)
dengan
tersedianya
zat
pemutih siap pakai dalam bentuk cair. Zat pemutih modern merupakan zat kimia, umumnya merupakan oksidator dari golongan peroksida, oksidator yang mengandung
khlor,
atau
reduktor.
Namun, pemakaian pemutih siap pakai
pemberat,
pembentuk,
dan
a. Seterika Alat seterika tradisional dari besi yang
menggunakan
arang
telah
lama ditinggalkan berganti dengan seterika
listrik.
Saat
ini
dapat
dijumpai bermacam-macam seterika listrik dengan berbagai fasilitas alat pengendali nyemprot
temperatur, air
dan
alat
uap
peuntuk
44
TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – April 2008
melembabkan kain, yang membuat
dikenal dengan istilah resin. Untuk
proses penyeterikaan menjadi lebih
mendapatkan efek permanent set
mudah,
hasil
pada kain gorden atau lipatan dan
yang lebih memuaskan. Ada pula
lipit pada rok, biasanya digunakan
seterika
resin termosetting, yaitu senyawa
serta
memberikan
yang
dibuat
kecil
dan
mudah dilipat agar dapat dibawa-
kimia
bawa
memberikan bentuk
bila
bepergian,
sehingga
organik
yang
dapat
yang stabil.
orang dapat selalu tampil rapi dalam
Peresinan dilakukan sebelum kain
setiap kesempatan.
diseterika. Resin disemprotkan pada
Usaha binatu dan laundry,
permukan kain yang akan diseterika
menggunakan macam-macam alat
untuk
memberikan
hasil
seterika dalam bentuk mesin, antara
penyeterikan yang lebih baik.
lain: mesin Buck Presser untuk
Keistimewaan lain dari resin
melicinkan kain-kain yang besar,
atau kanji sintetis ini adalah lebih
seperti seprai dan taplak meja. Ada
awet dan tidak mudah terserang
pula mesin seterika lengan dan
mikroorganisme
kerah
Collar
(candida), bakteri (bacteria) dan
melicinkan
kutu (bug), serta dapat digunakan
(Shoulder
Presser),
dan
pakaian
secara
and
untuk
utuh
(Form
Presser). Untuk memperbaiki lipitan rok digunakan Pleating Press.
Kain-kain kapas, henep dan atau
linen
pada
umumnya
mudah kusut dan sulit untuk dilicinkan.
Untuk
penyeterikan
itu
diperlukan
khusus.
Agar
per-
mukaan kain tersebut dapat licin, mengkilap dan rapi, maka sebelum diseterika tersebut zaman
terlebih dikanji
dahulu,
dahulu (sizing).
kanji
kain Pada
umumnya
terbuat dari zat pati alam seperti tapioka,
maizena,
atau
tarina.
Namun sekarang ini dikenal kanji sintetis seperti polivinilalkohol dan berbagai
polimer
sintetis
untuk
semua
jamur
jenis
kain
termasuk kain sintetis. 5. Perkembangan Proses Mending
b. Penganjian atau Peresinan flax
pula
seperti
yang
Adakalanya pemakaian,
proses
karena
usia
pencucian,
atau
mutu jahitan yang kurang baik, terjadi kerusakan pada pakaian atau lenan yang
dibersihkan.
Kerusakan
dapat
berupa terbukanya jahitan atau kampuh, lepasnya kancing atau lekapan, kain sobek atau kain berlubang. Perbaikan yang dilakukan antara lain menjahit kembali jahitan atau kampuh
yang
terlepas, memasang kembali kancing atau lekapan yang terlepas, penisikan apabila terdapat sobek atau lubang kecil di bagian tengah kain, dan penambalan apabila terdapat sobek atau lubang
45
TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – April 2008
yang cukup besar pada bagian tengah
penam-pilan
kain. Proses perbaikan busana tersebut
biasanya
dikenal
proses penyeterikaan. Pada jenis-jenis
sebagai
proses
mending,
tersebut.
Pelipatan
berkesinambungan
dengan
meliputi penjahitan ulang (resewing),
pakaian
tertentu,
penisikan (restitching) dan penambalan
pelipatan
tetapi
pakaian
(patching).
digantung
dengan
gantungan
Perkembangan menemukan
teknik
teknologi terbaru
untuk
menambal dan menisik sobekan, yaitu dengan
bantuan
polimer
perekat
berkekuatan tinggi, yang ditempelkan pada bagian belakang kain yang sobek setelah
dirapikan
Selanjutnya, polimer antara
serat-seratnya.
digunakan alat pemanas
yang serat
memantapkan kain
dengan
ikatan perekat.
Hasilnya, bekas sobekan tidak terlihat sama sekali dan rekatan kain sulit untuk diurai kembali. Teknologi ini membuat proses mending menjadi lebih mudah, rapi dan kuat. Selain itu, ada pula alat pemasang kancing yang amat praktis. Alat tersebut berfungsi memberi ikatan benang
yang
menghubungkan
kain
dengan kancing. 6. Perkembangan Melipat Meskipun
tidak
dilakukan cukup baju
(hanger), contohnya: jas (suiting), dan busana khusus atau adi busana (haute couture). 7. Perkembangan Penyimpanan Menyimpan
pakaian
dengan
lipatan atau gantungan sebaiknya di tempat yang kering dan jauh dari kelembaban (Endang S, 1989). Jika tidak, kain tersebut akan berjamur. Pada mulanya penyimpanan tekstil (keeping) dalam
bentuk
pakaian
dan
lenan
dilakukan dengan menyertakan produkproduk alam yang dapat menyerap kelembaban ruang dan anti serangga, seperti merica, kayu manis, akar wangi, dan sebagainya. memberikan
Bahan tersebut juga
aroma
khusus
kepada
bahan tekstil. Saat ini orang banyak meng-
dalam
Proses
proses
melipat
gunakan zat kimia, seperti kamper atau kapur
barus,
higroskopis
dan
campuran
dengan antiseptik
zat untuk
pakaian dan lenan (folding) terlihat
menyerap kelembaban sehingga dapat
sederhana,
tidak
membantu mempertahankan keawetan
dilakukan sebagaimana mestinya, akan
kain dalam penyimpanan. Hal ini di-
memengaruhi penampilan pakaian atau
sebabkan bahan-bahan tersebut dapat
lenan tersebut, bahkan dapat mempe-
menyerap kelermbaban sekaligus me-
ngaruhi kenyamanan pemakaian.
matikan serangga, bakteri, dan jamur
namun
apabila
Berbagai teknik melipat kemeja,
(SBP Board Consultant & E, 1996).
gaun wanita, celana panjang pria, dan rok lipit ditemukan untuk mendukung 46
TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – April 2008
Pemerataan Pengetahuan Pemeliharaan Tekstil Setiap langkah dalam kehidupan harus disesuaikan dengan kemajuan. Begitu
pula
halnya
dengan
cara
memelihara pakaian dan lenan sebagai keterampilan
hidup
yang
(lifeskills)
harus dimiliki setiap individu dalam konteks
kemandirian.
Pengetahuan
yang kurang dari sebagian masyarakat konsumen harus segera diantisipasi dengan informasi yang cukup. Ibu rumah tangga hendaknya benar-benar mengetahui cara memelihara pakaian atau lenan. Sejak usia dini
anak
memelihara
dapat
dibimbing
pakaiannya
untuk
sendiri.
Ibu
rumah tangga yang menggunakan jasa pramuwisma, perlu memastikan bahwa
Selain informasi langsung, pengetahuan pemeliharaan tekstil ini dapat diperoleh melalui: 1. Media massa elektronik dan cetak Informasi pemeliharaan
mengenai
dapat
teknik
dikembangkan
melalui rubrik khusus di majalah, surat kabar, atau buku-buku. Program televisi sangat efektif sebagai sarana informasi tentang pemeliharaan tekstil, sekaligus sebagai penyeimbang terhadap iklaniklan produk yang muncul di televisi tersebut. Teknologi
melalui
internet
(web)
dapat
sumber
informasi
jaringan
pula
menjadi
khususnya
bagi
remaja dan kaum intelektual muda. 2. Kelompok-kelompok PKK
pengetahuan dan keterampilan pramu-
Kelompok
PKK
khususnya
wisma dalam pemeliharaan tekstil ini
Pokja I yang bergerak dalam bidang
cukup memadai.
pendidikan
perlu
menyelenggarakan
Banyak manfaat yang dapat
penyuluhan pemeliharaan tekstil yang
dirasakan dengan dikuasainya penge-
benar. Cara ini akan sangat efektif untuk
tahuan dan keterampilan memelihara
menyebar-luaskan pengetahuan kepada
tekstil sebagai lifeskills. Pertama, proses
masyarakat sampai ke pelosok-pelosok
pemeliharaan
tanah air, di mana pengetahuan ini
akan
berlangsung
efisiensi dan efektif, sehingga dapat memberikan keuntungan dalam bentuk penghematan biaya pencucian, ongkos binatu dan laundry, serta mencegah pakaian
cepat
Keuntungan
rusak
lainnya
atau
pudar.
adalah
berupa
kemandirian dalam mengerjakan pekerjaan rutin rumah tangga, di mana setiap
belum memasyarakat dengan baik. 3. Pendidikan Integral di Sekolah Sekolah sebagai institusi pendidikan
dapat
memasukkan
materi
teknik pemeliharaan tekstil ini ke dalam kurikulum mulai dari sekolah dasar sampai pendidikan menengah.
orang tidak tergantung kepada jasa pramuwisma atau laundry.
47
TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – April 2008
Informasi
mengenai
proses
5. Pengetahuan
teknik
mencuci,
pemeliharaan tekstil dan perkembang-
seperti memisahkan pakaian atau
annya dapat dikelompokkan menjadi
lenan
berdasarkan
jenis
beberapa kelompok, yaitu :
tingkat
kekotoran,
warna,
1. Pengenalan tentang berbagai mesin
konstruksi kain, agar tidak terjadi
dan
dan peralatan pemeliharaan yang
perpindahan
mutakhir,
warna, atau rusaknya kain pada
cara
penggunaannya,
kendala yang mungkin terjadi dan cara
mengatasinya,
memelihara
serta
mesin.
lunturnya
waktu dicuci.
cara
Pengetahuan
kotoran,
serat,
Selain berupa pengetahuan dan pelatihan,
pemerataan
pengetahuan
yang cukup tentang mesin cuci
pemeliharaan ini juga perlu diberikan
sangat
produsen
membantu
dalam
peng-
operasian mesin tersebut. 2. Pengenalan
untuk
berbagai
pemeliharaan
tekstil
produk
dalam
selalu
pemakaian
bentuk
peringatan
membaca mesin
prosedur
atau
produk
mutakhir
pemeliharaan tekstil yang tersedia, agar
seperti: sabun, deterjen, pelembut
konsumen dapat menghindari insiden
pakaian, pemutih, resin, serta cara
atau kerusakan yang tidak perlu terjadi.
penggunaan yang efisien dan benar.
Informasi yang diperoleh perlu
Hal ini akan membantu konsumen
disebarluaskan
dalam memilih produk yang sesuai
keluarga,
dengan kebutuhannya, penggunaan
tangga, agar efisiensi dapat dimulai dari
bahan yang hemat, serta menda-
unit terkecil dalam masyarakat, yaitu
patkan hasil yang memuaskan.
keluarga.
3. Pengetahuan
tentang
dan cara pemeliharaan yang sesuai. Melalui pengetahuan ini, konsumen memilah-milah
kain
serta
memilih metode pemeliharaan yang tepat. 4. Pengetahuan
tentang
jenis-jenis
kotoran atau noda yang melekat pada kain serta cara menghilangkannya. Melalui pengetahuan ini, konsumen
dapat
serta
anak
pembantu
dan rumah
konstruksi
kain, jenis-jenis serat tekstil, sifat
dapat
kepada
memilah-milah
kain berdasarkan tingkat kekotoran dan menentukan cara mencucinya.
PENUTUP Simpulan Dari
uraian
di
atas,
dapat
disimpulkan bahwa : 1. Pemeliharaan
tekstil,
berfungsi
menjaga kondisi dan memperpanjang usia pemakaian tekstil dan menghemat pembelian. 2. Perkembangan tekstil
harus
dalam
teknologi
diikuti
dengan
pemerataan pengetahuan masyarakat konsumen dari berbagai tingkat
48
TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – April 2008
DAFTAR PUSTAKA
usia dan strata sosial, sehingga diperoleh efisiensi pemakaian yang menguntungkan konsumen. 3. Perkembangan pemeliharaan
dalam
teknologi
tekstil
meliputi
Bryant
W.K. 1990. The economic organization of the household. Sydney: Cambridge
Beryll,
Ruth. 1980. Textiles and laundrywork. London: Heinemann Educational Books
perkembangan teknologi mesin dan peralatan,
produk,
pemeliharaan
dan
yang
proses
dipicu
oleh
perkembangan iptek serta tuntutan kepraktisan
dari
masyarakat
konsumen. 4. Pengetahuan tentang perkembangan tekstil dan produk pemeliharaan tekstil ini dapat disampaikan kepada masyarakat konsumen melalui: (a) media massa elektronik, jaringan
Endang Sayekti. 1989. Pemeliharaan busana dan lenan rumah tangga. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta Press Grouhoud. 1977. Perihal cuci mencuci. Jakarta: Pradnya Paramita Isminingsih. 1978. Kimia zat permukaan. Bandung: ITT SBP
aktif
Board of Consultants and Engineers. 1996. Technology of laundry and toilet soaps. Delhi: Small Bussiness Publications. University Press.
ataupun cetak; (b) kelompok kerja PKK;
(c)
pendidikan
formal
di
sekolah, informal dalam keluarga, maupun non formal melalui kursuskursus dan pelatihan-pelatihan. Saran Dunia mulai
pendidikan
mengembangkan
sebaiknya
pengetahuan
dan teknik pemeliharaan tekstil dalam kurikulumnya, terutama pada jenjang pendidikan
dasar
(SD/MI
dan
SMP/MTs). Selain itu, perlu pula dilakukan sosialisasi pengetahuan tersebut untuk perempuan
khususnya
ibu
rumah
tangga, melalui organisasi kelompok PKK pada tingkat desa/kelurahan, RW, dan RT akan sangat bermanfaat untuk peningkatan pengetahuan masyarakat.
49
