tp
ht :// .g o
ps
l.b
ba be
.id
tp
ht :// .g o
ps
l.b
ba be
.id
tp
ht :// .g o
ps
l.b
ba be
.id
Potret Usaha Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor
.id
(HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)
.g o
ISBN : 978-602-70458-4-2 No. Publikasi : 19000.1414 Katalog BPS : 5106006.19 Ukuran Buku : 20 cm x 20 cm Jumlah Halaman : xvi + 84 Halaman
ps
Naskah : Bidang Statistik Produksi
l.b
Gambar Kulit : Diseminasi dan Layanan Statistik
ba be
Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dicetak Oleh :
ht
tp
://
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
.id
Seuntai Kata
.g o
S
ps
ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan “The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015”.
l.b
Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni-Juli 2014. Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor.
ba be
Buku ini memuat potret usaha pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hasil ST2013 pencacahan lengkap dan hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian yang disajikan menurut subsektor, terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http://st2013.bps.go.id.
://
Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartisipasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013.
ht
tp
Pangkalpinang, Juli 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Herum Fajarwati
iii
tp
ht :// .g o
ps
l.b
ba be
.id
.g o
.id
Daftar Isi
ba be
l.b
ps
- Seuntai Kata - Daftar Isi - Rangkaian Kegiatan ST2013 - Sejarah Sensus Pertanian di Indonesia - Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 - Perbedaan ST2003-ST2013
ht
tp
://
- Gambaran Umum - Subsektor Tanaman Pangan - Subsektor Hortikultura - Subsektor Perkebunan - Subsektor Peternakan - Subsektor Perikanan - Subsektor Kehutanan - Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013
iii v vii x xii xiv 1 21 29 41 53 59 71 79
v
.id .g o
ht
tp
://
ba be
l.b
ps
Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013.
.id .g o ps l.b ba be :// tp
Keterangan:
ht
• ST2013-P adalah daftar pemutakhiran rumah tangga pertanian • ST2013-L adalah daftar pencacahan lengkap usaha pertanian
vii
.id .g o ps l.b ba be :// tp ht
n a i a k Rang tan Kegia 3 ST201
tp
ht :// .g o
ps
l.b
ba be
.id
1983
ba be
.id
l.b
• Sensus pertanian yang pertama. • Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). • Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. • Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. • Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. • Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden.
2
• Sensus Pertanian yang kedua. • Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. • Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. • Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. • Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. • Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masing-masing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alat-alat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan.
.g o
1
1963
1973
ps
H A R A J SE AN I N A T R E P S U S SEN DI INDONESIA
://
tp ht
x
3
• Sensus pertanian yang ketiga. • Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. • Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. • Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973. • Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. • Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. • Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.
• •
•
tp
•
.id
.g o
ps
6
Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei 2013. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
ht
• • • •
5
• Sensus pertanian yang kelima. • Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei 2004. • Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. • Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei 2004. • Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. • Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. • Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. • Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993. • Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
://
2013
2003
ba be
• Sensus pertanian yang keempat. • Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. • Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. • Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). • Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. • Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian.
l.b
4
1993
xi
.id
Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian
ba be
l.b
ps
.g o
adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Indonesia. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun 1963. Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini.
Usaha Pertanian
://
adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.
Rumah Tangga Usaha Pertanian
ht
tp
adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum
xii
adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.
Usaha pertanian lainnya
adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian.
.id
Rumah Tangga Petani Gurem
.g o
adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan.
Petani Utama
ps
adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian.
Lahan yang Dikuasai
l.b
adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian.
Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan
ba be
adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar.
Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian
://
adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian.
Jumlah Sapi dan Kerbau
ht
tp
adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/ hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).
xiii
ST2013 (3) Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan Hanya rumah tangga yang melakukan pertanian (padi, palawija, hortikultura, kegiatan pertanian dengan tujuan untuk perkebunan, peternakan, perikanan, dan usaha (dijual/ditukar). kehutanan). Mencakup rumah tangga biasa, Hanya mencakup rumah tangga biasa perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Rumah tangga yang melakukan kegiatan Rumah tangga pertanian tidak Tangga Pertanian pertanian dengan tujuan untuk dijual menggunakan Batas Minimal Usaha dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan 5. Populasi Komoditi Seluruh populasi dari rumah tangga Hanya mencakup populasi rumah tangga Pertanian pertanian baik diusahakan maupun tidak usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan Digunakan Daftar Preprinted yang rumah tangga untuk melakukan memuat informasi daftar rumah tangga pencacahan hasil Sensus Penduduk 2010
.g o
ST2003 (2) Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel
xiv
ht
tp
://
ba be
l.b
ps
Rincian (1) 1. Cakupan
.id
Perbedaan ST2003-ST2013
Catatan:
.g o
.id
1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan.
ht
tp
://
ba be
l.b
ps
2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013.
xv
tp
ht :// .g o
ps
l.b
ba be
.id
Gambaran Umum
H
.g o
.id
asil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung hasil ST2013 tercatat sebanyak 124.970 rumah tangga, menurun sebesar 10,30 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak 139.315 rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 55 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 68 unit.
l.b
ps
Berdasarkan hasil ST2013, Kabupaten Bangka tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak 28.820 rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Belitung tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan Kabupaten Bangka Barat tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak setelah Kabupaten Belitung. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Bangka Barat, dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 6,39 persen.
ba be
Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum ST2003 dan ST2013
139 315
://
140 000
124 970
120 000
tp
100 000
80 000
ht
60 000
40 000 20 000 0
55
43
ST2003
ST2013 Rumah Tangga
ST2003
ST2013 Perusahaan
1
Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013
(2)
1 Bangka 2 Belitung 3 Bangka Barat 4 Bangka Tengah 5 Bangka Selatan 6 Belitung Timur 7 Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung
28 820 14 156 22 886 18 758 27 766 9 385 3 199 124 970
-3 423 -4 196 1 374 -1 738 -301 -3 386 -2 675 -14 345
-10,62 -22,86 6,39 -8,48 -1,07 -26,51 -45,54 -10,30
l.b
32 243 18 352 21 512 20 496 28 067 12 771 5 874 139 315
21 19 0 0 0 0 3 43
5 17 5 5 5 12 6 55
-16 -2
ht
tp
://
ba be
Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013
2
Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit)
.id
(1)
.g o
Kabupaten/Kota
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % (7) (8) (9) (10)
ps
No
Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % (3) (4) (5) (6)
3 12
-76,19 -10,53
100,00 27,91
(11)
14 7 25 7 5 7 3 68
.id
Subsektor Perkebunan terlihat mendominasi usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Kepulauan Bangka Belitung adalah di Subsektor Perkebunan dan Subsektor Hortikultura. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebanyak 104.835 rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Hortikultura adalah sebanyak 29.133 rumah tangga.
.g o
Subsektor Perikanan memiliki jumlah rumah tangga usaha paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian. Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan Penangkapan Ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan sebanyak 2.161 rumah tangga, sedangkan untuk usaha Penangkapan Ikan sebanyak 14.381 rumah tangga.
l.b
ps
Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Peternakan, yang mencapai 46,74 persen (13.069 rumah tangga). Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling rendah, yaitu tercatat hanya sebesar 18,90 persen (6.630 rumah tangga).
ba be
Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 160 000 139 315
120 000
104 196
80 000 60 000 40 000
://
100 000
50 353
35 087
tp
Jumlah Rumah Tangga
140 000
27 964
25 274
20 000 0
124 970
ht
Pertanian*
28 457
Tanaman Pangan
29 133 Hortikultur
104 835 Perkebunan ST 2003
14 895 Peternakan
93 2 161
14 381
Budidaya ikan Penangkapan Ikan
8 081
8 693
Kehutanan
7 971
4 695
Jasa Pertanian
ST 2013
*) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor
3
Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Perkebunan dan Perikanan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan hasil ST2013 adalah sebanyak 44 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perikanan adalah sebanyak 7 perusahaan.
.g o
.id
Subsektor Peternakan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit, diikuti oleh Subsektor Kehutanan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Peternakan hasil ST2013 tercatat sebanyak 1 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Kehutanan tercatat sebanyak 3 perusahaan.
ps
Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 mengalami penambahan 12 perusahaan. Penambahan paling banyak terjadi di Subsektor Perkebunan sebanyak 24 perusahaan. Sebaliknya, pengurangan jumlah perusahaan terbanyak terjadi pada Subsektor Kehutanan dan Budidaya Ikan, masing-masing berkurang sebesar 9 dan 4 perusahaan.
ba be
l.b
Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 60
43
30 20 10 0
://
40
tp
Jumlah Perusahaan
50
55
4
ht
Pertanian*
0
0
Tanaman Pangan
0
20 12
10 0
Hortikultura
44 Perkebunan ST 2003
1
1
Peternakan
7 Perikanan
3 Kehutanan
0
0
Jasa Pertanian
ST 2013
*) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor
Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013
Perubahan
Sektor/Subsektor
(1)
ST2003
ST2013
(3)
(4)
(2)
SEKTOR PERTANIAN *)
Absolut
%
(5)
(6)
139 315
124 970
-14 345
-10,30
35 087
28 457
-6 630
-18,90
Padi
16 047
17 011
964
Palawija
24 120
13 121
-10 999
(7)
(8)
12
27,91
(11)
6,01
0
0
3
-45,60
0
0
20 23
ps
29 133
-21 220
-42,14
0
0
3.
Perkebunan
104 196
104 835
639
0,61
20
44
4.
Peternakan
27 964
14 895
-13 069
-46,74
1
1
5.
Perikanan
25 344
16 321
-35,60
10
7
93
2 161
2 068 2 223,66
8
4
25 274
14 381
-10 893
-43,10
2 12
ba be
(10)
20
50 353
Penangkapan Ikan
(9)
0
Hortikultura
Budidaya Ikan
%
0
2.
-9 023
Absolut
55
l.b
Tanaman Pangan
ST2003 ST2013
Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit)
43
SUBSEKTOR 1.
Perubahan
.g o
No.
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan)
.id
Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga)
Kehutanan
8 081
8 693
612
7,57
7
Jasa Pertanian
7 971
4 695
-3 276
-41,10
120,00
30
0
0,00
19
-3
-30,00
11
-4
-50,00
11
3
1
50,00
0
3
-9
-75,00
4 4
://
6.
24
68
tp
*) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor
ht
Dari hasil ST2013, Subsektor Perkebunan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 30 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Hortikultura yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 23 usaha. Sedangkan Subsektor Kehutanan pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (4 usaha).
5
.g o
.id
Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan antara 1-1,99 hektar (10.000-19.999 m2) mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 0,10 hektar (1.000 m2) sebanyak 13.167 rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 51,07 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak 26.912 rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10–0,19 hektar (1.000–1.999 m2) pada ST2013 adalah sebanyak 5.899 rumah tangga, menurun sebesar 57,28 persen bila dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak 13.810 rumah tangga.
l.b
ps
Golongan luas lahan 0,20–0,49 hektar (2.000–4.999 m2) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 14.148 rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak 9.562 rumah tangga jika dibandingkan ST2003. Golongan luas lahan 0,50–0,99 hektar (5.000–9.999 m2) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 22.348 rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak 4.361 rumah tangga jika dibandingkan ST2003, Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 1 hektar (10.000 m2), jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 meningkat dibandingkan dengan hasil ST2003 dimana kenaikan tertinggi untuk golongan luas lahan di atas 3 hektar (30.000 m2).
ba be
Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013
35 000
20 000 15 000
26 709
28 559
23 710
://
25 000
26 912
tp
Jumlah Rumah Tangga
30 000
ST 2003
13 810
11 916
ST 2013
10 000
7 699
ht
5 000 0
6
13 167 <1000
5 899 1.000-1.999
14 148 2.000-4.999
22 348 5.000-9.999
32 174
16 662
10.000-19.999 20.000-29.999
Golongan Luas Lahan (m²)
20 572 ≥30.000
Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 ST2003
ST2013
(1)
(2)
(3)
(4)
1
<1 000
26 912
13 167
2
1 000–1 999
13 810
5 899
3
2 000–4 999
23 710
14 148
4
5 000–9 999
26 709
22 348
5
10 000–19 999
28 559
6
20 000–29 999
11 916
7
≥30 000
Absolut (5)
%
(6)
-51,07
-7 911
-57,28
-9 562
-40,33
-4 361
-16,33
32 174
3 615
12,66
16 662
4 746
39,83
7 699
20 572
12 873
167,20
139 315
124 970
-14 345
-10,30
l.b
ps
-13 745
ba be
Jumlah
Perubahan
.id
Golongan Luas Lahan (m2)
.g o
No.
tp
://
Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 1–1,99 hektar, yaitu sebanyak 32.174 rumah tangga. Hal yang sama terjadi pada ST2003 dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak menguasai lahan dengan luas antara 1–1,99 hektar, yaitu sebanyak 28.559 rumah tangga.
ht
Sementara itu jika dibandingkan dengan hasil ST2003, pada ST2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan lebih dari 0,50 hektar mengalami peningkatan (22,53 persen), yakni dari 74.883 rumah tangga menjadi sebanyak 91.756 rumah tangga. Hal yang menarik yang perlu dicermati adalah masih terdapat rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,10 hektar pada ST2013, meskipun jumlahnya menurun tajam dibanding ST2003.
7
.g o
.id
Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, ST2013
77,81
99,99
ps
5,99
bukan pengguna lahan
l.b
22,18
Pengguna lahan
Pengguna Lahan Petani Gurem
ba be
Pengguna Lahan Bukan Petani Gurem
://
Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung. Dari sebanyak 124.970 rumah tangga usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung, sebesar 94,01 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (117.488 rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 5,99 persen, atau sebanyak 7.482 rumah tangga.
8
ht
tp
Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 94,01 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 22,19 persennya (26.069 rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 77,81 persen (91.419 rumah tangga).
Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota, ST2003 dan ST2013
(1) 1
Bangka
2
Belitung
15 517
12 118
-3 399
3
Bangka Barat
20 317
22 224
1 907
9,39
4
Bangka Tengah
18 344
17 817
-527
-2,87
5
Bangka Selatan
26 432
26 586
154
0,58
6
Belitung Timur
11 052
8 262
-2 790
-25,24
7
Pangkalpinang
5 147
2 833
-2 314
127 412
117 488
-9 924
(7) 11 359 10 486
ST2013
Perubahan Absolut % (9) (10) -5 061 -44,55
(8) 6 298 4 852
-5 634
-53,73
7 476
3 644
-3 832
-51,26
8 246
4 003
-4 243
-51,46
5 962
4 179
-1 783
-29,91
5 686
1 809
-3 877
-68,19
-44,96
3 676
1 284
-2 392
-65,07
-7,79
52 891
26 069
-26 822
-50,71
l.b
Kepulauan Bangka Belitung
-21,91
ST2003
ps
(2)
Rumah Tangga Petani Gurem
.id
Kabupaten/Kota
.g o
No.
Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % (3) (4) (5) (6) 30 603 27 648 -2 955 -9,66
ht
tp
://
ba be
Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, ST2013
9
ps
.g o
Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin, ST2013
.id
Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 141.625 orang petani di Kepulauan Bangka Belitung, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak 120.235 orang (84,90 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak 21.390 orang atau sebesar 15,10 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perikanan kegiatan Penangkapan Ikan yang mencapai 98,25 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Peternakan yang mencapai 66,48 persen.
Laki
15,10%
ba be
l.b
Perempuan
10
ht
tp
://
84,90%
Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin, ST2013
(1)
(2)
Laki-laki
SEKTOR PERTANIAN *)
Perempuan
Absolut
%
Absolut
%
(3)
(4)
(5)
(6)
120 235
84,90
21 390
15,10
SUBSEKTOR Tanaman Pangan
26 032
84,84
4 651
2.
Hortikultura
25 972
81,84
5 762
3.
Perkebunan
99 755
87,33
14 476
4.
Peternakan
10 547
66,48
5 319
5.
Perikanan 2 139
96,74
14 544
98,25
8 276
91,37
6.
Kehutanan
%
(7)
(8)
141 625
100,00
30 683
100,00
18,16
31 734
100,00
12,67
114 231
100,00
33,52
15 866
100,00
72
3,26
2 211
100,00
259
1,75
14 803
100,00
782
8,63
9 058
100,00
l.b
ba be
Penangkapan Ikan
Absolut
15,16
ps
1.
Budidaya Ikan
Jumlah
.id
Subsektor
.g o
No.
ht
tp
://
*) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor.
11
Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama ST2013 Perempuan
Absolut
%
Absolut
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
<15
2
15–24
1 949
96,06
80
3
25–34
25 162
97,24
713
4
35–44
35 191
95,66
1 598
5
45–54
28 157
91,33
6
55–64
17 376
86,91
7
≥65
7 701
Absolut
%
(7)
(8)
0
2 029
100,00
2,76
25 875
100,00
4,34
36 789
100,00
2 672
8,67
30 829
100,00
2 618
13,09
19 994
100,00
81,46
1 753
18,54
9 454
100,00
92,45
9 434
7,55
124 970
100,00
ps
3,94
l.b
115 536
0
ba be
Jumlah
0
Jumlah
.g o
Kelompok Umur Petani Utama (tahun)
.id
Laki-laki
No.
*) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian
://
Dari sebanyak 124.970 rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak 115.536 rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki dan 9.434 rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan. Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur.
12
ht
tp
Bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15–64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 115.516 rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara 15–64 tahun. Tidak ada rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun adalah sebanyak 9.454 rumah tangga.
.id
Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin
4 701
5 000 4 500
.g o
3 500
3 500 3 000 2 500
ps
Jumlah Sapi/Kerbau
4 000
2 000
l.b
1 500 1 000
73
500
ba be
0
Sapi Potong
168
Sapi Perah
Jantan
86
125
Kerbau
Betina
tp
://
Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak 8.653 ekor, terdiri dari 8.201 ekor sapi potong, 241 ekor sapi perah, dan 211 ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak 4.994 ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 3.659 ekor.
ht
Kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Bangka Tengah, yaitu sebanyak 2.145 ekor. Sedangkan Kabupaten Bangka adalah kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (729 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Bangka Tengah, yaitu sebanyak 2.145 ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak di Kota Pangkalpinang, dengan jumlah sapi perah sebanyak 205 ekor.
13
Tabel 7 Jumlah*) Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Jantan (6) 8 0 0 0 0 3 62 73
Sapi Perah Betina Jumlah (7) (8) 22 30 0 0 0 0 0 0 0 0 3 6 143 205 168 241
Jantan (9) 8 0 0 0 6 58 14 86
Kerbau Betina (10) 23 0 0 0 13 69 20 125
Jumlah Sapi Jumlah dan Kerbau* (11) (12) 31 729 0 1 240 0 1 007 0 2 145 19 1 016 127 1 516 34 1 000 211 8 653
.id
(1) (2) 1 Bangka 2 Belitung 3 Bangka Barat 4 Bangka Tengah 5 Bangka Selatan 6 Belitung Timur 7 Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung
Sapi Potong Jantan Betina Jumlah (3) (4) (5) 251 417 668 602 638 1 240 273 734 1 007 960 1 185 2 145 363 634 997 493 890 1 383 558 203 761 3 500 4 701 8 201
.g o
Kabupaten/Kota
ps
No.
*) Jumlah sapi dan kerbau meliputi yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan peternakan berbadan hukum, dan lainnya
14
ht
tp
://
ba be
l.b
Gambar 10 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin
.id
Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar 17,22 ribu m2, naik sebesar 264,29 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 4,73 ribu m2.
.g o
Apabila lahan pertanian dikelompokkan menurut jenis lahan sawah dan bukan sawah, maka rata-rata luas lahan bukan sawah yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian lebih tinggi dibandingkan rata-rata luas lahan sawah. Rata-rata luas lahan bukan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian sebesar 16.896,89 m2, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata luas lahan sawah yang tercatat sebesar 321,98 m2.
l.b
ps
Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian (m2) Menurut Jenis Lahan ST2003 dan ST2013
14.000,00 12.000,00 10.000,00
://
8.000,00 6.000,00
4 626,10
4.000,00
tp
Rata-Rata Luas Lahan (m²)
16.000,00
16 896,89
ba be
18.000,00
2.000,00
ht
0,00
100,60
321,98
2003
2013 Lahan Sawah
2003
2013
Lahan Bukan Sawah
15
Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m2) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 Jenis Lahan Kabupaten/Kota
(1) 1
(2) Bangka
2
Belitung
3
Bangka Barat
4
Bangka Tengah
5
Bangka Selatan
1 292,25 1 143,39
Belitung Timur
1 393,00 1 297,66
7
Pangkalpinang
Jumlah ST2003 ST2013 (9) (10) 5 926,00 17 871,89
ST2003 ST2013 (11) (12) 6 969,46 18 518,95
765,35
695,18
11,35
97,39
1 995,26
10 753,28
2 006,61 10 850,67
2 771,96 11 545,85
1 439,47
516,37
4,03
126,69
5 705,61
18 019,96
5 709,64 18 146,65
7 149,11 18 663,02
669,06
898,15
1,35
28,16
5 208,59
17 372,54
5 209,94 17 400,70
5 879,00 18 298,84
534,08 1 087,45
7 869,72
18 851,75
8 403,81 19 939,21
9 696,05 21 082,60
58,58
347,37
2 383,80
14 613,54
3 835,38 16 258,56
395,02
310,82
0,10
32,42
875,48
14 799,01
875,58 14 831,42
1 270,60 15 142,24
816,79
100,60
321,98
4 626,10
16 896,89
4 726,69 17 218,88
5 741,97 18 035,67
ba be :// tp ht
16
2 442,38 14 960,91
1 015,28
l.b
Kep. Bangka Belitung
ST2013 (4) 647,07
Lahan Yang Dikuasai
Lahan Bukan Sawah ST2003 ST2013 (7) (8) 5 886,74 17 806,84
ps
6
ST2003 (3) 1 043,46
Lahan Pertanian Lahan Sawah ST2003 ST2013 (5) (6) 39,26 65,05
.id
No.
.g o
Lahan Bukan Pertanian
Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor, ST2013
.id
4 000 3 467
3 500
.g o
2 500 2 000
1 000
695
ps
1 500
485
500
249
0 Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
619
371
Perikanan
Kehutanan
ba be
Tanaman Pangan
l.b
Jumlah Rumah Tangga
3 000
ht
tp
://
Subsektor Perkebunan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebesar 3.467 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 249 rumah tangga. Subsektor Tanaman Pangan tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 695 rumah tangga, sedangkan Subsektor Kehutanan, Hortikultura, dan Perikanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 619 rumah tangga, 485 rumah tangga, dan 371 rumah tangga. Apabila dikaji menurut kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Bangka Barat merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (1.633 rumah tangga), sedangkan Kota Pangkalpinang merupakan kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (55 rumah tangga).
17
Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013
(1) 1
Bangka
(2)
2
Belitung
3
Bangka Barat
4
Bangka Tengah
5
Bangka Selatan
6 7
Subsektor Tanaman Pangan (4) 101
Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
(5) 74
(6) 672
(7) 38
Perikanan
Kehutanan
.id
Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian (3) 882
Kabupaten/Kota
(8) 44
(9) 94
29
47
185
11
34
87
156
70
1 402
76
130
121
156
16
27
77
10
19
23
633
192
44
371
6
19
70
Belitung Timur
980
185
209
741
99
117
219
Pangkalpinang
55
16
14
19
9
8
5
4 695
695
485
3 467
249
371
619
Kepulauan Bangka Belitung
.g o
356 1 633
ps
No.
l.b
*) Satu rumah tangga jasa pertanian dapat melakukan jasa pertanian pada beberapa subsektor sekaligus, sehingga jumlah rumah tangga jasa pertanian bukan merupakan penjumlahan dari rumah tangga jasa pertanian pada masing-masing subsektor.
18
ht
tp
://
ba be
Gambar 13 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, ST2013
1 400 1 200
1 120
1 016
.g o
1 000 800 600
ps
479
400
250
200 0 Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Kehutanan
ba be
Tanaman Pangan
l.b
Jumlah Rumah Tangga
1 326
1 295
.id
Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor ST2013
ht
tp
://
Subsektor Perikanan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Perikanan tercatat sebesar 1.326 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 250 rumah tangga. Subsektor Perkebunan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 1.295 rumah tangga, sedangkan Subsektor Tanaman Pangan, Kehutanan, dan Hortikultura memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masing-masing sebanyak 1.120 rumah tangga, 1.016 rumah tangga, dan 479 rumah tangga.
19
Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013
2
Belitung
1 023
88
77
3
Bangka Barat
821
231
43
4
Bangka Tengah
661
196
48
5
Bangka Selatan
782
97
39
6
Belitung Timur
582
135
153
7
Pangkalpinang
Kepulauan Bangka Belitung
155
64
5 072
1 120
Hortikultura (5) 99
20
Subsektor PerkebuPeternakan nan (6) (7) 382 69 272
479
Perikanan
16
Kehutanan
(8) 106
(9) 180
322
335
206
18
177
169
199
17
183
60
161
17
392
91
72
103
88
173
3
10
58
8
1 295
250
1 326
1 016
ps
(2)
Tanaman Pangan (4) 309
.id
Bangka
Kabupaten/Kota
.g o
(1) 1
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian (3) 1 048
No.
20
ht
tp
://
ba be
l.b
Gambar 15 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, ST2013
.id
Subsektor Tanaman Pangan
U
ps
.g o
saha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari 28.457 rumah tangga yang mengelola tanaman pangan, sebanyak 17.011 (59,78 persen) diantaranya mengelola tanaman padi, dan 13.121 (46,11 persen) mengelola tanaman palawija.
17 184
16 275
14 000 12 000
9 555
10 000
2 475
Padi
Palawija
Jenis Tanaman
1 390 2
197 Lainnya
7
Garut
0
Ganyong
0
Talas
1 384
45
Gandum
Jagung
Palawija *)
Padi Sawah
Padi Ladang
Padi *)
ht
915
Sorgum
18
0
Ubi Jalar
tp
2 000
Ubi Kayu
4 000
Kacang Hijau
6 000
Kacang Tanah
8 000
10 039
7 629
://
Rumah Tangga
16 000
Kedelai
18 000
ba be
l.b
Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman, ST2013
21
Jenis tanaman padi di Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi ladang lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi sawah. Menurut data ST 2013 dari 17.011 rumah tangga tanaman padi di Indonesia, sekitar 56,17 persen (9.555) mengelola tanaman padi ladang, sedangkan padi sawah hanya dikelola oleh sekitar 44,85 persen (9.555) rumah tangga tanaman padi.
ps
.g o
.id
Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 9.593,3 hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 4.171,5 hektar dan padi ladang seluas 5.421,8 hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi ladang lebih besar dibandingkan tanaman padi sawah. Satu rumah tangga usaha tanaman padi ladang memiliki luas tanam sekitar 0.567 hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi sawah hanya sekitar 0,547 hektar.
ba be
l.b
Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, ubi kayu merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Bangka Belitung diikuti oleh komoditas jagung, dan talas. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 76,51 persen (10.039), 18,86 persen (2.475), dan 10,59 persen (1.390). Sedangkan komoditas palawija yang paling sedikit ditanam adalah ganyong dan garut yang hanya dikelola oleh 9 rumah tangga.
://
Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, ubi kayu merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 2.618,99 hektar luas tanam palawija, sekitar 53,64 persen (1.404,78 hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas ubi kayu. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas ganyong dan garut yang hanya seluas 0,56 hektar.
22
ht
tp
Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,2 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah kacang hijau yaitu seluas 0,46 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman kacang hijau, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah ganyong dan garut yang rata-rata hanya ditanam seluas 0,06 hektar per rumah tangga tanaman ganyong dan garut.
Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Rumah Tangga
(1)
(2)
Luas Tanam (m2) (3)
Rata-Rata Luas Tanam (m2) (4)
Tanaman Pangan*)
28 457
122 123 026
Padi**)
.id
Jenis Tanaman
4 291
95 933 080
7 629
41 715 175
Padi Ladang
9 555
54 217 905
5 674
Palawija**)
13 121
26 189 946
1 996
Jagung
2 475
6 743 812
2 725
915
Kacang Hijau
45
Ubi Kayu
10 039
Ubi Jalar
1 384
Talas
1 390 9
ba be
Ganyong dan Garut Lainnya
197
5 639 5 468
40 466
2 248
1 915 372
2 093
207 331
4 607
14 047 753
1 399
1 448 818
1 047
1 206 242
868
ps
18
Kacang Tanah
l.b
Kedelai
.g o
17 011
Padi Sawah
5 635
626
574 517
2 916
ht
tp
://
*) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.
23
.g o
.id
Berbeda dengan subsektor lainnya, pada Subsektor Tanaman Pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Untuk tanaman padi, Sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi sawah melakukan usahanya dengan tujuan hasil panennya tidak untuk dijual 77,15 persen, sebagian untuk dikonsumsi sendiri 21,84 persen dan hanya sekitar 1,01 persen rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya. Hal yang sama terjadi untuk rumah tangga usaha tanaman padi ladang, sekitar 95,82 persen rumah tangga tidak menjual hasil usahanya dan hanya sekitar 0,87 persen rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya.
Dijual Seluruhnya (2)
(1)
Keterangan Penjualan Hasil Usaha Dijual Sebagian (3)
Padi Padi Sawah
77
Padi Ladang
83
Jagung
947
Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Jalar Talas
24
ht
tp
Ganyong dan Garut
Jumlah (5)
5 886
7 629
316
9 156
9 555
375
2,475
1,153
10
5
3
18
359
465
91
915
14
20
11
45
1 402
4 487
4 150
10 039
284
715
385
1 384
352
629
409
1 390
0
3
6
9
://
Ubi Kayu
Tidak Dijual (4)
1 666
ba be
Palawija
l.b
Jenis Tanaman
ps
Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha, ST2013
.id
Karakteristik penjualan hasil panen untuk komoditas palawija berbeda antara komoditas satu dan yang lainnya. Untuk komoditas kedelai sebagian besar ditanam dengan tujuan untuk dijual seluruh hasil panennya. Hal berbeda terjadi pada komoditas jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan talas. Pada keenam komoditas tersebut, sebagian ditanam dengan tujuan untuk dijual sebagian hasil panennya. Khusus untuk ganyong dan garut, kebanyakan rumah tangga yang menanamnya bertujuan untuk mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya.
ps
.g o
Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi sawah dan padi ladang pada periode Mei 2012–April 2013 adalah dipanen sendiri. Persentase rumah tangga usaha tanaman padi sawah dan padi ladang yang memanen sendiri hasil panennya masing-masing mencapai 87,93 persen dan 99,18 persen. ST2013 mencatat ditebaskan merupakan sistem pemanenan utama kedua terbanyak yang digunakan untuk memanen padi sawah. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan padinya.
ba be
l.b
Jumlah rumah tangga tanaman padi sawah dan padi ladang yang usahanya tidak/belum panen selama periode ST2013 ada sekitar 899 rumah tangga dan 64 rumah tangga. Rumah tangga yang usahanya tidak/ belum panen meliputi rumah tangga yang tanamannya baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal). Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama ST2013 Sistem Pemanenan Utama
Padi Sawah
Diijonkan
Tidak/Belum Panen
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ht
Padi Ladang
Ditebaskan
://
(1) Padi
Dipanen Sendiri
tp
Jenis Tanaman
6 708
17
5
899
7 629
9 477
10
4
64
9 555
25
ps
.g o
.id
Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Berbeda dengan tanaman padi, pada tanaman palawija ada beberapa komoditas yang dimungkinkan dipanen muda (jagung dan kedelai) dan dipanen dalam bentuk lain, seperti diambil daun atau batangnya saja. Sebanyak 550 rumah tangga jagung melakukan pemanenan muda. Ubi kayu dan ubi jalar merupakan 2 (dua) jenis tanaman palawija yang paling banyak dipanen dalam bentuk lain dibandingkan jenis tanaman palawija lainnya masing-masing dilakukan oleh sebanyak 161 dan 9 rumah tangga. Ubi kayu yang merupakan jenis tanaman palawija yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija, sebagian besar sistem pemanenannya dilakukan dengan cara dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman ubi kayu yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 85,35 persen atau sebanyak 8.568 dari 10.039 rumah tangga ubi kayu. Dari 11 komoditas yang tergolong tanaman palawija, ada 5 komoditas yang pemanenannya tidak pernah diijonkan selama periode Mei 2012-April 2013 yakni kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ganyong dan garut.
l.b
Rumah tangga usaha tanaman palawija yang pada periode Mei 2012-April 2013 mengalami puso juga dianggap tidak panen seperti halnya pada tanaman padi. Jenis tanaman palawija yang paling banyak tidak/ belum panen adalah ubi kayu. Sebanyak 12,62 persen (1.267) rumah tangga yang menanam ubi kayu belum panen pada periode Mei 2012-April 2013.
Jenis Tanaman (1) Palawija
Diijonkan (6)
Tidak/Belum Panen (7)
Jumlah (8)
1 696 17
9 0
1 0
210 0
2 475 18
6
812
1
0
96
915
40
0
0
5
45
161
8 568
25
18
1 267
10 039
9
1 159
1
2
213
1 384
164
967
0
1
258
1 390
Ganyong
5
0
0
2
7
Garut
0
0
0
2
2
://
550 1
Sistem Pemanenan Utama Dipanen Ditebaskan Sendiri (4) (5)
9
ht
Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
26
Dipanen Bentuk Lain (3)
tp
Jagung Kedelai
Dipanen Muda (2)
ba be
Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama ST2013
Talas
ps
.g o
.id
Dilihat dari penyebaran rumah tangga tanaman padi pada kabupaten/kota di Kepulauan Bangka Belitung. Rumah tangga tanaman padi paling banyak berlokasi di Bangka Selatan (37,84 persen), Bangka Barat (32,68 persen), dan Bangka (19,23 persen). Untuk sentra komoditas palawija berada di Bangka yaitu sebesar 29,10 persen, diikuti oleh kabupaten Bangka Tengah (17,06 persen). Hal yang sama dijumpai pada rumah tangga jagung paling banyak ditemui di Bangka yaitu sebesar 27,75 persen dari total rumah tangga jagung sedangkan terbanyak kedua didapatkan di Bangka Tengah sebesar 19,15 persen. Sentra ketiga untuk komoditas jagung adalah kabupaten Belitung yang menyumbang sebesar 12,12 persen dari total rumah tangga jagung Bangka Belitung sebanyak 2.475 rumah tangga. Sementara itu, untuk komoditas kedelai, tiga kabupaten/ kota yang terdapat rumah tangga mengusakan kedelai adalah kabupaten Bangka Tengah, Bangka Selatan dan kota Pangkalpinang. Persentase rumah tangga kedelai di masing-masing kabupaten/kota ini terhadap total rumah tangga kedelai provinsi adalah 33,33 persen (6 rumah tangga), sementara untuk Bangka Selatan dan kota Pangkalpinang masing-masing 22,22 persen (4 rumah tangga) dari total petani kedelai Bangka Belitung sebanyak 18 rumah tangga.
(2) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang
Tanaman Pangan*) (3) 6 769 2 449 6 898 2 606 6 871 1 718 1 146
(4) 3 271 892 5 560 446 6 438 393 11
Padi Sawah (5) 498 814 637 176 5 190 311 3
Padi Ladang (6) 2 891 79 4 963 270 1 257 87 8
17 011
7 629
9 555
Padi **)
ba be
(1) 1 2 3 4 5 6 7
Kabupaten/Kota
://
No.
l.b
Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013
tp
Kep. Bangka Belitung
28 457
Palawija**)
Jagung
(7) 3 818 1 699 2 030 2 239 710 1 487 1 138
(8) 687 300 275 474 282 183 274
13 121
2 475
Kedelai (9)
0 1 1 6 4 2 4
18
ht
*) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.
27
28
ht
tp
://
ba be
l.b
ps
.g o
.id
Gambar 17 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan, ST2013
.id
Subsektor Hortikultura
ps
.g o
Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obat-obatan, dan tanaman hias.
ba be
l.b
Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (4.897 rumah tangga). Selain cabai rawit, kacang panjang dan kunyit juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buahbuahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah semangka diikuti dengan tanaman mentimun suri dan blewah. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kunyit, sedangkan anggrek tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura.
ht
tp
://
Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah cabai rawit, sedangkan yang terkecil adalah tanaman brotowali. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Indonesia terletak pada jenis tanaman cabai rawit. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata-rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga maka tanaman melon adalah tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura dan yang terkecil adalah brotowali.
29
Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam yang Diusahakan/ Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013
30
(4) 28 765 33 470 35 070 1 100 035
ps
23 10 37 352
66 458 22 393 719 678 170 620 1 510 930 3 704 005 1 002 4 690 2 691 2 827 730 1 115 373 1 920 4 505 220 005 17 022 1 675 253 182 206 728 147 967 24 450 1 143 678 69 349 20 020 1 566 690 73 675
l.b
143 15 827 133 945 4 897 4 4 11 2 711 1 545 3 4 137 27 1 502 232 4 241 34 965 208 37 1 730 132
.id
(3)
Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (5)
.g o
Luas Tanam (m2)
ba be
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura
://
1 2 3 4
(2) Buah-buahan semusim Blewah Melon Mentimun Suri Semangka Sayuran semusim Bawang Daun/Prei Bawang Merah Bayam Buncis Cabai Besar*) Cabai Rawit Jamur Kacang Merah Kacang Kapri Kacang Panjang Kangkung Kembang Kol Kubis Labu Siam Lobak Ketimun Oyong/Gambas Pak Choi Paria/Pare Petsai/Sawi Putih Sawi Seledri Slada Terung Tomat
tp
(1)
Jenis Tanaman Hortikultura Semusim
ht
No
1 250 3 347 947 3 125 464 1 492 870 1 282 1 598 756 250 1 172 244 1 043 721 640 1 126 1 605 630 1 115 785 182 613 719 1 185 333 541 905 558
Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam yang Diusahakan/ Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013
(3)
(4)
://
tp
Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (5) 1
3
877 47 1 130 2 187 3 4 1 783 5 7 2
412 270 41 880 489 825 937 862 10 802 549 551 36 1 222 55
470 891 433 428 3 200 308 7 174 27
24 6 10 10 4 5 8 2
7 314 383 2 275 5 295 1 549 12 690 1 077 140
304 63 227 529 387 2 538 134 70
4 3
2 418 200
604 66
.g o
2
ba be
(1) (2) 30 Brotowali Tanaman Obat-obatan semusim 31 Jahe 32 Kemangi 33 Kencur 34 Kunyit 35 Kumis Kucing 36 Lempuyang 37 Lengkuas 38 Sambiloto 39 Temulawak 40 Temuputih Tanaman Hias Semusim 41 Anggrek 42 Aglaoenema 43 Kamboja Jepang/Adenium 44 Mawar 45 Melati 46 Nanas-Nanasan/Bromelia 47 Palm 48 Pedang-Pedangan/ Sansevieria 49 Rumput Peking 50 Talas-Talasan
Luas Tanam (m2)
.id
Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura
ps
Jenis Tanaman Hortikultura Semusim
l.b
No
ht
*) Cabai besar terdiri dari cabai hijau, cabai merah besar, dan cabai merah keriting
31
.id
Menurut hasil ST2013, durian merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (9.119 rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar 7.622 rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman pisang. Dari 50 jenis tanaman hortikultura tahunan utama, tanaman anthurium bungauah nona/srikaya merupakan jenis tanaman yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (1 rumah tangga).
l.b
ps
.g o
ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah nenas dan yang terkecil adalah apel dan mahkota dewa. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak adalah tanaman nenas diikuti dengan tanaman pisang dan jeruk siam/keprok. Untuk tanaman sayuran tahunan, petai merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang paling banyak memilki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman sereh, sedangkan bougenvillea spp tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi paling besar.
32
ht
tp
://
ba be
Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah nenas sedangkan yang terkecil adalah tanaman mengkudu/ pace. Ditinjau dari besaran rata-rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah tangga, tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah salam, sedangkan yang terkecil adalah tanaman blimbing wuluh, kluwih dan mengkudu/pace.
Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013
(3)
(4)
(5)
(6)
508 2 30 131 1 1 197 3 142 9 119 2 697 146 248 2 547 40 173 3 183 3 416 710 8 27 398 1 838 777 7 622 5 039 843 400 143 166
pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon rumpun pohon rumpun pohon rumpun pohon pohon
1 824 0 84 18 342 4 13 764 77 102 112 090 1 3 487 660 967 185 742 322 287 6 1 958 17 900 5 112 24 60 2 168 1 995 236 71 817 268 305 50 056 132 236 1 527 1 448 318
ba be
l.b
ps
4 418 7 620 26 753 4 17 445 87 645 176 751 4 9 735 1 450 1 641 253 765 394 376 6 3 048 32 620 7 555 63 2 196 3 003 3 630 946 99 158 401 699 75 473 153 197 2 375 5 979 766
.id
Yang Sudah Berproduksi
Rata-rata Jumlah Pohon/ Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (7)
.g o
Diusahakan/ Dikelola
://
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
(2) Buah-buahan tahunan Alpukat Apel Belimbing Buah Naga Buah Nona/Srikaya Cempedak Duku/Langsat Durian Duwet/Juwet Jambu Air Jambu Biji Jambu Bol Jeruk Siam/Keprok Jeruk Besar Kedondong Kesemek Lengkeng Mangga Manggis Markisa Matoa Buah Nangka Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo Sirsak Sukun
Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Satuan
tp
(1)
Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura
ht
No
Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan
8 3 20 204 4 14 27 19 2 13 9 6 99 9 2 2 16 9 10 7 81 7 1 975 127 52 14 181 5 41 4
33
Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013
tp ht
34
(5)
(6)
200 9 513 4 3 491 9 788 68 2 10 003 29 738 137 150 667 829 30 129 1 149 87
.id
(4) pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2
Yang Sudah Berproduksi
Rata-rata Jumlah Pohon/ Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (7) 50 1 7 1 12 8 13 1 5 001 95 27 75 111 69 15 43 191 43
.g o
4 5 72 4 272 1 134 5 2 2 312 5 2 6 12 2 3 6 2
Diusahakan/ Dikelola
200 5 315 4 3 021 5 793 0 2 3 11 945 16 100 37 505 30 29 94 4
ps
(3)
Satuan
l.b
(2) Terong Brastagi Blimbing Wuluh Jengkol Kluwih Melinjo Petai Mahkota Dewa Mengkudu/Pace Salam Sereh Sirih Anthurium Bunga Anthurium Daun Bougenvillea Spp Euphorbia Kaktus Soka/Ixora Tabulampot
Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam
ba be
(1) 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura
://
No
Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan
.id
Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Provinsi Bangka Belitung adalah sebesar 29.133 rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Bangka (7.294 rumah tangga). Selain di Kabupaten Bangka, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak terdapat di Kabupaten Belitung dengan persentase sebesar 18,16 persen sedangkan yang terkecil berada di Kota Pangkalpinang dengan persentase sebesar 6,08 persen.
ps
.g o
Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 76,20 persen (22.199 rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias (94 rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada tiga kelompok tanaman hortikultura lainnya karena dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran, tanaman hias, dan obat-obatan
ba be
l.b
ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman buahbuahan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 74,75 persen (21.777 rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buahbuahan tahunan terdapat di Kabupaten Bangka. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan di kabupaten tersebut yang mencapai 4.999 rumah tangga. Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Bangka Tengah tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak yaitu sebesar 313 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang (7 rumah tangga) sedangkan rumah tangga usaha tanaman obat-obatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Belitung Timur (100 rumah tangga).
ht
tp
://
Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari 29.133 rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak 10.008 rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim diusahakan oleh sebanyak 422 rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh 3.142 rumah tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Provinsi Bangka Belitung dengan 67 rumah tangga. Dilihat dari distribusi per kabupaten, Kabupaten Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar (134 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman sayuran
35
.id
semusim paling banyak juga ditemui di Kabupaten Bangka (2.785 rumah tangga). Kabupaten Bangka juga merupakan Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbanyak (21 rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbesar terdapat di Kabupaten Bangka Tengah.
ps
9 119
.g o
10 000 9 000
7 622
36
ht
tp
Hortikultura Semusim
Jenis Tanaman Hortikultura
3 142
Duku/Langsat
1 730
://
Cabai Rawit
0
1 783
3 416
Mangga
1 000
2 187
Terung
2 000
Lengkuas
3 000
ba be
2 711
Kunyit
4 000
5 039
Pisang
4 897
5 000
Durian
6 000
l.b
7 000
Rambutan
8 000
Kacang Panjang
JUmlah Rumah Tangga
Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura, ST2013
HortikulturaTahunan
ba be
l.b
ps
.g o
.id
Gambar 19 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura, ST2013
Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim Menurut Kelompok Tanaman dan Kabupaten/Kota, ST2013
://
Rumah Tangga Usaha Hortikultura*)
Provinsi
(2) 7 294
ht
tp
(1)
Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang
Kep. Bangka Belitung
Buah-buahan Tahunan Semusim (3) (4) 4 999 134
Kelompok Tanaman Hortikultura Sayuran Tanaman Obat-obatan Tahunan Semusim Tahunan Semusim (5) (6) (7) (8) 2 785 22 22 551
Tanaman Hias Tahunan Semusim (9) (10) 5 21
5 290
4 148
39
1 728
45
45
349
7
4 724
4 066
121
974
87
87
447
3
12 7
4 185
3 179
49
1 316
34
34
759
3
10
3 211
1 919
39
1 431
1
1
363
2
1
2 658
1 921
31
1 208
100
100
430
0
2
1 771
1 545
9
566
35
35
243
7
14
29 133
21 777
422
10 008
324
324
3 142
27
67
*) Satu rumah tangga usaha hortikultura dapat mengusahakan lebih dari 1 kelompok tanaman hortikultura, sehingga jumlah rumah tangga usaha hortikultura bukan merupakan penjumlahan dari rumah tangga usaha hortikultura per kelompok tanaman.
37
ps
.g o
.id
Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, cabai dan mangga merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 7.622; 5.605; dan 3.416 rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap provinsi di Indonesia, usaha tanaman tersebar di Pulau Bangka dan Belitung dengan jumlah rumah tangga pengelola terbesar terdapat di Kabupaten Belitung (1.817 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak berada di Kabupaten Bangka Tengah sebanyak 582 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman mangga paling banyak dijumpai di Kabupaten Belitung. Dari 3.416 rumah tangga usaha tanaman mangga, 30,56 persen berada di Kabupaten Belitung, 17,89 persen di Kabupaten Belitung Timur, dan sisanya menyebar di kabupaten-kabupaten lainnya. Jika dilihat menurut pulau maka rumah tangga usaha tanaman mangga paling banyak dijumpai di Pulau Bangka (1.761 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman cabai relatif banyak dan menyebar merata antar kabupaten. Hal ini mengingat tanaman cabai sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra rumah tangga usaha tanaman cabai terdapat di Kabupaten Bangka. Tanaman kunyit paling banyak dijumpai di Kabupaten Bangka Tengah.
(1)
Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang
5 290
Pisang
(3) 1 437
Kunyit
Anggrek
(9) 340
(10) 10
1 817
386
1 044
938
0
0
233
3
1 071
225
474
629
0
0
336
2
1 093
582
395
728
9
1
514
3
551
179
343
957
2
0
340
0
2 658
1 034
447
611
803
0
0
284
0
1 771
619
241
117
322
0
0
140
6
29 133
7 622
2 547
3 416
5 605
15
1
2 187
24
4 724 4 185
tp
://
3 211
Kep. Bangka Belitung
Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan Bawang Jeruk Mangga Cabai *) Kentang Merah (4) (5) (6) (7) (8) 487 432 1 228 4 0
ba be
Rumah Tangga Usaha Hortikultura (2) 7 294
Provinsi
l.b
Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan, ST2013
38
ht
*) Rumah tangga yang mengusahakan cabai adalah rumah tangga yang mengusahakan cabai besar dan atau cabai rawit, sehingga jumlah rumah tangga yang mengusahakan cabai bukan merupakan penjumlahan rumah tangga yang mengusahakan cabai besar dan rumah tangga yang mengusahakan cabai rawit.
ps
.g o
.id
Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, cabai merupakan jenis tanaman dengan jumlah tanaman hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu sebesar 52,15 hektar. Tanaman hortikultura di Provinsi Bangka Belitung berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa usaha tanaman pisang terbesar terdapat di Kabupaten Bangka Selatan (112.500 tanaman). Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kabupaten Bangka Selatan juga, yaitu mencapai 85.518 tanaman. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kabupaten Belitung. Dari 32.620 tanaman mangga, 22,15 persennya berada di Kabupaten Belitung , 19,81 persen di Kabupaten Bangka Selatan, dan sisanya menyebar di kabupaten lainnya. Tanaman cabai relatif luas dan menyebar merata antar kabupaten. Hal ini mengingat tanaman cabai sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra tanaman cabai terdapat di Kabupaten Bangka. Tanaman kunyit dan anggrek paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka.
(2)
Pisang
Jeruk
Mangga
Cabai*)
Bawang Merah
Kentang
(3) 64 298
(4) 45 109
(5) 4 150
(6) 1 792 441
(7) 13 530
5 290
58 199
9 561
7 227
549 246
4 724
25 622
9 435
4 381
436 974
Kunyit
(8)
Anggrek
0
(9) 196 574
(10) 4 859
0
0
188 743
2 014
0
0
51 386
55
4 185
57 831
83 031
3 675
743 662
6 313
1 000
188 040
160
3 211
112 500
85 518
6 461
1 198 095
2 550
0
193 266
0
2 658
38 492
6 770
5 623
347 099
0
0
73 953
0
1 771
44 757
14 341
1 103
147 418
0
0
45 900
226
29 133
401 699
253 765
32 620
5 214 935
22 393
1 000
937 862
7 314
tp
Kep. Bangka Belitung
Jumlah Tanaman Hortikultura Strategis Luas Tanam (m2)
7 294
://
(1)
Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang
Jumlah Pohon (pohon)
ba be
Kabupaten/Kota
Rumah Tangga Usaha Hortikultura
l.b
Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis Menurut Kabupaten/Kota, ST2013
ht
*) Rumah tangga yang mengusahakan cabai adalah rumah tangga yang mengusahakan cabai besar dan atau cabai rawit, sehingga jumlah rumah tangga yang mengusahakan cabai bukan merupakan penjumlahan rumah tangga yang mengusahakan cabai besar dan rumah tangga yang mengusahakan cabai rawit.
39
tp
ht
40
:// .g o
ps
l.b
ba be
.id
Subsektor Perkebunan
.id
H
l.b
ps
.g o
asil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 104.835 rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak 104.813 rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, 61 rumah tangga mengusahakan tanaman semusim dan 39 rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan sekaligus semusim. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Kepulauan Bangka Belitung berada di Kabupaten Bangka, yaitu sebanyak 24.753 rumah tangga.Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak kedua dan ketiga berturutturut adalah Bangka Selatan (24.690 rumah tangga) dan Bangka Barat (21.231 rumah tangga). Rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di Bangka (24.752 rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka Tengah (22 rumah tangga).
ba be
Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman, ST2013
104 813
://
100.000 80.000
60.000
tp
Jumlah Rumah Tangga
120.000
ht
40.000
61
20.000 0
Tanaman Tahunan
Tanaman Semusim
Jenis Tanaman Perkebunan
41
Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013
l.b
Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
Tanaman Semusim (4) 3 8 0 22 4 7 17 61
.id
(1)
Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan (3) 24 752 9 847 21 231 16 121 24 690 6 774 1 398 104 813
.g o
Total (2) 24 753 9 850 21 231 16 129 24 690 6 775 1 407 104 835
ps
Kabupaten/Kota
ba be
Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berturut-turut adalah karet (79.400 rumah tangga), lada (54.099 rumah tangga), kelapa sawit (28.557 rumah tangga), kelapa (7.202 rumah tangga), kakao (2.573 rumah tangga), dan aren/ enau (361 rumah tangga).
42
ht
tp
://
Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan karet adalah Bangka Selatan (19.541 rumah tangga), diikuti Bangka (19.249 rumah tangga). Lada paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka Selatan (16.343 rumah tangga), diikuti Bangka (10.863 rumah tangga). Kelapa sawit paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka (8.128 rumah tangga), diikuti Bangka Barat (7.699 rumah tangga). Kelapa banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka (2.375 rumah tangga) dan Belitung (1.625 rumah tangga). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka (1.633 rumah tangga), diikuti Bangka Tengah (585 rumah tangga). Aren/enau paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Belitung (319 rumah tangga) dan Bangka Tengah (17 rumah tangga).
Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013
(1)
Lada
Kelapa Sawit
Kelapa
(3) 19 249
(4) 10 863
(5) 8 128
(6) 2 375
Kakao
9 847
4 821
6 877
1 792
1 625
Bangka Barat
21 231
18 567
7 302
7 699
Bangka Tengah
16 121
11 630
8 024
3 978
Bangka Selatan
24 690
19 541
16 343
5 461
Belitung Timur
6 774
4 717
4 217
1 163
Pangkalpinang
1 398
875
473
336
104 813
79 400
54 099
28 557
(7) 1 633
(8) 11
9
319
164
4
759
585
17
744
73
6
764
10
3
200
99
1
7 202
2 573
361
l.b
Kep. Bangka Belitung
Aren/Enau
735
ps
Belitung
Karet
.g o
Bangka
Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola
.id
Rumah Tangga Usaha Tanaman Tahunan (2) 24 752
Kabupaten/Kota
ht
tp
://
ba be
Empat tanaman semusim yang paling banyak diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berturutturut adalah tebu (52 rumah tangga), rosela (6 rumah tangga), sereh wangi (4 rumah tangga), dan nilam (1 rumah tangga). Usaha perkebunan tanaman semusim banyak didominasi oleh rumah tangga yang berada di Kabupaten Bangka Tengah. Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tebu adalah Bangka Tengah (21 rumah tangga), diikuti Pangkalpinang (15 rumah tangga). Rosela paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Belitung (4 rumah tangga), diikuti Bangka Selatan (1 rumah tangga) dan Belitung Timur (1 rumah tangga). Sereh wangi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Pangkalpinang (2 rumah tangga) diikuti Belitung (1 rumah tangga) dan Bangka Tengah (1 rumah tangga). Nilam hanya diusahakan oleh rumah tangga di Pangkalpinang (1 rumah tangga).
43
Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013
(1)
(2)
Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Rosela Sereh Wangi (4) (5) 0 0
Bangka
3
Tebu (3) 3
Belitung
8
4
4
0
0
0
Bangka Tengah
22
21
0
Bangka Selatan
4
3
1
Belitung Timur
7
6
1
Pangkalpinang
17
15
0
Kep. Bangka Belitung
61
52
ps
Bangka Barat
6
Nilam (6) 0
.id
Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
1
4
1
.g o
Kabupaten/Kota
ba be
l.b
Jika dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah lada, yakni sebanyak 49.254.567 pohon yang banyak berada di Bangka Selatan dan Bangka. Populasi terbesar kedua adalah tanaman karet, yaitu sebanyak 43.058.378 pohon yang banyak diusahakan di Bangka Selatan dan Bangka. Tanaman kelapa sawit menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak 8.323.678 pohon. Kelapa sawit paling banyak berada di Bangka dan Bangka Barat.
44
ht
tp
://
Selain tanaman lada, karet ,dan kelapa sawit, potensi subsektor perkebunan juga pada komoditas kelapa (332.562 pohon), kakao (323.889 pohon), aren/enau (15.163 pohon). Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan kelapa adalah Bangka (126.032 pohon), diikuti Bangka Tengah (44.544 pohon). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka (152.158 pohon), diikuti Bangka Tengah (68.186 pohon). Aren/enau banyak diusahakan oleh rumah tangga di Belitung (12.627 pohon) dan Bangka Selatan (1.595 pohon).
Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013
Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kelapa Sawit Kelapa (4) (5) 2 222 276 126 032 598 617 42 093 1 798 091 34 583 1 290 004 44 544 1 728 459 33 492 496 528 43 482 189 703 8 336 8 323 678 332 562
Kakao (6) 152 158 2 908 50 683 68 186 28 928 3 950 17 076 323 889
Aren/Enau (7) 67 12 627 77 748 1 595 46 3 15 163
.id
(1)
Lada (3) 7 147 589 5 809 678 4 413 227 6 246 745 20 362 394 4 861 199 413 735 49 254 567
.g o
Karet (2) 10 093 234 1 849 162 9 677 582 6 761 395 11 893 044 2 188 940 595 021 43 058 378
ps
Kabupaten/Kota
l.b
Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi, ST2013 Karet (2) 3 614 355 1 352 323 4 923 252 3 150 167 6 325 264 1 626 382 232 988 21 224 731
Lada (3) 4 870 284 3 118 227 2 993 181 4 214 125 12 603 573 2 386 692 243 580 30 429 662
Kakao (6) 52 590 2 108 26 028 21 717 17 315 850 8 253 128 861
Aren/Enau (7) 12 5 257 62 199 1 500 24 2 7 056
ht
tp
://
(1) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kelapa Sawit Kelapa (4) (5) 20 197 641 537 11 379 414 815 8 862 645 052 10 773 515 716 9 243 801 629 13 473 386 744 1 847 59 568 75 774 3 465 061
ba be
Kabupaten/Kota
45
.id
Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar belum berproduksi. Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan proporsi tanaman lada yang belum berproduksi sebesar 61,78 persen dari total tanaman yang diusahakan/dikelola, proporsi tanaman karet yang belum berproduksi sebesar 49,29 persen, dan proporsi tanaman kelapa sawit yang belum berproduksi adalah sebesar 41,63 persen. Angka proporsi yang relatif cukup besar pada tanaman lada, menggambarkan banyaknya penanaman baru ataupun perluasan.
ps
.g o
Jumlah pohon lada yang belum berproduksi di Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 30.429.662 pohon, dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 12.603.573 pohon. Jumlah pohon karet yang belum berproduksi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 21.224.731 pohon, dan paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 6.325.264 pohon. Sedangkan jumlah pohon karet yang belum berproduksi paling sedikit ditemui di Kota Pangkalpinang, dengan jumlah 232.988 pohon.
ba be
l.b
Selain lada dan karet, pohon kelapa yang belum berproduksi juga banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha perkebunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jumlah pohon kelapa yang diusahakan/dikelola rumah tangga usaha perkebunan adalah sebanyak 75.774 pohon. Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang memiliki jumlah pohon kelapa yang belum berproduksi paling banyak (20.197pohon). Sedang jumlah pohon kelapa yang belum berproduksi paling sedikit di temui di Kota Pangkalpinang, dengan jumlah 1.847 pohon. Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota (1) Belitung
Bangka Selatan Belitung Timur
ht
Pangkalpinang
Kep. Bangka Belitung
46
Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kelapa Sawit Kelapa (4) (5) 1 541 173 97 397
Kakao (6) 93 808
Aren/Enau (7) 49 6 096
414 829
2 575 277
157 640
28 043
800
4 557 823
1 319 206
1 119 561
23 700
13 989
15
3 524 488
1 916 175
750 447
31 971
44 973
382
5 381 661
7 440 170
880 786
22 751
11 613
95
510 586
2 359 736
84 492
28 563
2 500
22
tp
Bangka Barat Bangka Tengah
Lada (3) 2 111 836
://
Bangka
Karet (2) 6 258 676
336 453
154 740
122 666
6 118
8 233
1
20 984 516
17 877 140
4 656 765
238 543
175 916
6 660
.id
Serupa dengan kondisi tanaman perkebunan yang belum berproduksi, tanaman perkebunan yang sudah berproduksi paling banyak pada komoditas karet, lada, kelapa sawit, kelapa dan kakao. Jumlah pohon Karet yang sudah berproduksi di Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 20.984.516 pohon dan paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka, yaitu sebanyak 6.258 676 pohon. Sedangkan jumlah pohon Karet yang sudah berproduksi paling sedikit ditemui di Kota Pangkalpinang, yaitu sebanyak 336.453 pohon.
ps
.g o
Jumlah pohon Lada yang sudah berproduksi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 17.877.140 pohon, dan terbanyak ditemui di Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 7.440.170 pohon. Sedangkan jumlah pohon lada yang sudah berproduksi paling sedikit di Kota Pangkalpinang dengan jumlah 154.740 pohon. Selain Karet dan Lada, pohon Kelapa Sawit juga merupakan tanaman perkebunan yang memiliki tanaman yang sudah berproduksi berikutnya. Jumlah pohon Kelapa Sawit yang sudah berproduksi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 4.656.765 pohon dan terbanyak ditemui di Kabupaten Bangka, yaitu sebanyak 1.541.173 pohon. Sedangkan jumlah pohon Kelapa Sawit yang sudah berproduksi paling sedikit di Kabupaten Belitung Timur dengan jumlah yang sudah berproduksi sebanyak 84.492 pohon.
ba be
l.b
Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (tanaman tahunan) yang dikelola rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman karet, yaitu 876,78 juta hektar. Sementara, jika dilihat rata-rata luas tanaman per rumah tangga, maka tanaman kelapa sawit mempunyai rata-rata luas tanaman per rumah tangga paling besar, yaitu sekitar 2,21 hektar per rumah tangga. Rumah tangga di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung paling banyak mengusahakan karet dan luas tanaman karet secara keseluruhan merupakan yang paling besar (sebesar 876,78 juta hektar) dan rata-rata luas lebih kecil daripada kelapa sawit, yaitu hanya sekitar 1,1 hektar per rumah tangga.
ht
tp
://
Potensi tanaman perkebunan semusim adalah tanaman tebu, rosela, sereh wangi dan nilam. Hasil pencacahan lengkap ST2013 luas tanam tebu sebesar 6,33 hektar, rosela seluas 1,33 hektar, sereh wangi seluas 0,37 hektar dan nilam 0,1 hektar.
47
Tabel 23.a Luas Tanam Tanaman Tahunan (m2) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013
Karet
(1)
Lada
(2)
(3)
Kelapa Sawit
.id
Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota
Kelapa
(4)
(5)
Kakao
Aren/Enau
(6)
(7)
220 670 420
37 270 518
170 974 010
6 997 034
Belitung
35 457 910
27 281 258
42 096 846
2 091 548
Bangka Barat
194 597 784
22 031 267
137 057 449
2 425 522
957 415
2 600
Bangka Tengah
134 316 945
32 754 267
103 573 746
2 100 933
1 022 932
57 314
Bangka Selatan
237 601 224
76 396 844
129 716 369
1 663 019
510 300
7 900
Belitung Timur
40 272 000
26 326 680
33 849 367
2 476 259
50 550
5 000
Pangkalpinang
13 868 954
2 807 500
14 344 634
429 245
385 680
0
876 785 237
224 868 334
631 612 421
18 183 560
5 803 167
319 395
470
45 372
246 111
ps
l.b
Kep. Bangka Belitung
2 830 918
.g o
Bangka
ba be
Tabel 23.b Luas Tanam Tanaman Semusim (m2) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola
Kabupaten/Kota
Tebu
(1)
(2) 521
Bangka Bangka Barat Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang
tp
Bangka Tengah
48
ht
Kep. Bangka Belitung
Sereh Wangi
Nilam
(3)
(4)
(5)
0
0
0
360
10 240
200
0
0
0
0
0
54 166
0
1 500
0
90
3 000
0
0
://
Belitung
Rosela
217
100
0
0
7 966
0
2 020
1 000
63 320
13 340
3 720
1 000
Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ST2013
://
ba be
.id
.g o
361 5 119 1 24 2 2 573 3 79 400 2 28 557 7 202 36 1 164 54 099 1 1 21 28 23
Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Yang Belum Berproduksi (4) 7 056 7 3 549 0 325 200 128 861 0 21 224 731 3 3 465 061 75 774 86 4 500 30 002 30 429 662 500 0 665 241 4 020
ps
(2)
Yang Diusahakan/ Dikelola (3) 15 163 24 9 022 2 000 1 386 202 323 889 28 43 058 378 4 8 323 678 332 562 257 4 500 65 732 49 254 567 500 30 3 197 1 935 14 720
Yang Sudah Berproduksi (5) 6 660 17 5 369 1 500 1 061 2 175 916 28 20 984 516 1 4 656 765 238 543 161 0 34 962 17 877 140 0 30 1 532 1 584 10 700
ht
tp
(1) Aren/Enau Asam Jawa Cengkeh Gambir Jambu Mete Jarak Pagar Kakao Kapok Karet Kayu Manis Kelapa Sawit Kelapa Kemiri Kenanga Kopi Lada Lontar Pandan Anyaman Pinang/Jambe Sagu Teh
Jumlah Rumah Tangga
l.b
Jenis Tanaman
49
Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ST2013 Rata-Rata Luas Tanaman/Luas Tanam per Rumah Tangga (m2) (4) 884,75 6,00 2 469,13 2 250,00 1 997,38 50,00 2 255,41 883,33 11 042,64 7,50 22 117,60 2 524,79 505,08 30 000,00 2 456,71 4 156,61 2 000,00 30,00 2 193, 90 1 602,32 1 186,96 1 000,00 2 223,33 930,00 1 217,69
ps
.g o
(3) 319 395 30 293 826 2 250 47 937 100 5 803 167 2 650 876 785 237 15 631 612 421 18 183 560 18 183 30 000 402 900 224 868 334 2 000 30 46 072 44 865 27 300 1 000 13 340 3 720 63 320
l.b
ba be
361 5 119 1 24 2 2 573 3 79 400 2 28 557 7 202 36 1 164 54 099 1 1 21 28 23 1 6 4 52
://
ht
50
Luas Tanaman/Luas Tanam (m2)
(2)
tp
(1) Aren/Enau Asam Jawa Cengkeh Gambir Jambu Mete Jarak Pagar Kakao Kapok Karet Kayu Manis Kelapa Sawit Kelapa Kemiri Kenanga Kopi Lada Lontar Pandan Anyaman Pinang/Jambe Sagu Teh Nilam Rosela Sereh Wangi Tebu
Jumlah Rumah Tangga
.id
Jenis Tanaman
ht
tp
://
ba be
l.b
ps
.g o
.id
Gambar 21 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan, ST2013
51
tp
ht
52
:// .g o
ps
l.b
ba be
.id
.id
Subsektor Peternakan
B
ps
.g o
erdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha sebanyak 14.895 . Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: kelompok ternak besar terdiri dari sapi potong, sapi perah, kerbau, dan kuda; kelompok ternak kecil terdiri dari kambing, domba, dan babi; kelompok unggas terdiri dari ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, dan itik manila, serta kelompok ternak lainnya terdiri dari angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci.
14 895
16 000
11 619
12 000 10 000 8 000 6 000 4 000
tp
2 000
://
Rumah Tangga
14 000
ba be
l.b
Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak , ST2013
1 623
1 561
1 113
664
234
190
173
31
19
3
1
0
ht
0
Jenis Ternak
53
Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Ternak, ST2013
Kuda
(4) 0 0 0 0 0 1 2 3
(5)
(6) 0 0 0 1 0 0 0 1
.g o
8 0 0 0 6 13 4 31
Kambing
Domba
.id
Kerbau
(7) 14 18 14 26 49 30 22 173
(8) 0 0 0 0 0 0 0 0
l.b
(1) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
Sapi Perah
ps
Jumlah rumah Tangga Usaha Sapi Potong Peternakan (2) (3) 4 675 69 3 018 360 1 604 78 1 892 394 1 178 201 1 680 336 848 123 14 895 1 561
Kabupaten/Kota
(9) 1 162 68 45 249 12 22 65 1 623
ht
tp
(1) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
Babi
Ayam Lokal (10) 3 647 2 524 1 328 1 299 894 1 293 634 11 619
://
Kabupaten/Kota
ba be
Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Ternak, ST2013
Ayam Ras Petelur
Ayam Ras Pedaging*)
Itik
Itik Manila
Lainnya
(11) 1 6 2 3 2 2 3 19
(12) 152 139 122 51 68 92 40 664
(13) 442 96 71 210 95 51 148 1 113
(14) 19 12 63 12 59 4 21 190
(15) 60 26 39 37 14 12 46 234
*) Khusus untuk ayam ras pedaging referensi waktu yang digunakan adalah Mei 2012–April 2013. Sedangkan untuk jenis ternak lainnya adalah 1 Mei 2013.
54
Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan, ST2013 4 (5) 3 2 3 6 4 3 4 25
.id
Jumlah Jenis Usaha Peternakan 3 (4) 35 18 14 30 26 12 36 171
≥5 (6) 0 1 2 0 0 0 2 5
l.b
Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
2 (3) 832 193 125 314 162 147 193 1 966
.g o
(1)
1 (2) 3 805 2 804 1 460 1 542 986 1 518 613 12 728
ps
Kabupaten/Kota
ba be
Jika dilihat dari rumah tangga pertanian yang memelihara ternak, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga adalah sapi potong, tercatat sebanyak 1.561 rumah tangga memelihara sapi potong. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah babi, sebanyak 1.623 rumah tangga tercatat mengusahakan jenis ternak ini. Untuk ayam lokal yang merupakan gabungan dari ayam kampung dan ayam lokal lainnya, hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 11.619 rumah tangga mengusahakan jenis ternak ini. Ayam lokal merupakan jenis unggas yang paling banyak diusahakan rumah tangga.
ht
tp
://
Jika dilihat dari jumlah ternak yang dipelihara oleh rumah tangga pertanian di Kepulauan Bangka Belitung, ternak ayam ras pedaging merupakan ternak yang paling banyak dipelihara (9,9 juta ekor), diikuti ayam lokal (356 ribu ekor), dan ayam ras petelur (60 ribu ekor), sedangkan ternak domba tidak ada rumah tangga yang memelihara. Populasi ternak ayam ras pedaging paling besar disumbang oleh Kabupaten Bangka, dengan jumlah populasi sebanyak 4,4 juta ekor.
55
Tabel 27 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kuda (4) 0 0 0 4 0 0 0 4
Kambing (5) 158 193 188 173 274 194 346 1 526
Babi (7) 11 203 580 429 4 454 85 293 1 218 18 262
l.b
Catatan:*) Sapi Potong dan Sapi Perah
Domba (6) 0 0 0 0 0 0 0 0
.id
Kerbau (3) 31 0 0 0 19 127 34 211
.g o
Sapi*) (2) 407 1 092 991 2 048 884 1 359 694 7 475
ps
Kabupaten/Kota (1) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
ba be
Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013
ht
tp
(1) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
Ayam Lokal (6) 114 608 76 662 37 834 42 469 26 446 34 375 24 052 356 446
://
Kabupaten/Kota
Ayam Ras Petelur (7)
20 39 300 2 500 1 620 350 10 200 6 110 60 100
Ayam Ras Pedaging*) (8) 4 474 555 934 795 2 192 322 1 415 258 162 496 272 022 465 090 9 916 538
Itik (9) 8 096 2 590 1 124 8 315 2 200 1 903 3 669 27 897
Itik Manila (10) 262 380 1 244 365 799 91 447 3 588
*) Khusus untuk ayam ras pedaging referensi waktu yang digunakan adalah Mei 2012–April 2013. Sedangkan untuk jenis ternak lainnya adalah 1 Mei 2013.
56
.id
Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST2013
.g o ps
356.446 60.100 27.897 18.262 7.468 3.588 1.526
211
7
4
0
ba be
l.b
Populasi Ternak
9.916.538 10000 000 9000 000 8000 000 7000 000 6000 000 5000 000 4000 000 3000 000 2000 000 1000 000 0
ht
tp
://
*) Khusus ayam ras pedaging referensi waktu yang digunakan adalah Mei 2012-April2013, sedangkan untuk jenis ternak lainnya adalah 1 mei 2013
57
58
ht
tp
://
ba be
l.b
ps
.g o
.id
Gambar 24 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan, ST2013
.id
Subsektor Perikanan
K
l.b
ps
.g o
egiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat 16,5 ribu rumah tangga yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan ikan mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak 14.381 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan ikan, sedangkan untuk kegiatan Budidaya Ikan sebanyak 2.161 rumah tangga. Dari jumlah rumahtangga yang berusaha dikegiatan penangkapan ikan, jenis penangkapan ikan dilaut yang mendominasi dimana jumlah rumahtangga mencapai 13.746 rumah tangga sedangkan untuk penangkapan ikan di perairan umum hanya 673 rumah tangga. hal ini dikarenakan wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikelilingi oleh lautan.
ba be
Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu Bukan Ikan Hias dan Ikan Hias. Untuk kelompok Bukan Ikan Hias, Budidaya Ikan Air Laut dengan jenis ikan utama adalah Kerapu sunu terlihat mendominasi kegiatan Budidaya Ikan. Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah rumah tangga yang mengusahakan kerapu sunu sebagai ikan utama, yaitu sebanyak 50 rumah tangga. Selain Kerapu Sunu, Ikan Nila merupakan jenis ikan utama pada kegiatan Budidaya ikan di Tambak/Air Payau yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak 30 rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di Air Tawar, Ikan Nila merupakan jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak 854 rumah tangga.
ht
tp
://
Untuk kelompok Ikan Hias, jenis ikan utama yang banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah Ikan Arowana Silver, Koi, dan Mas Koki. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan Ikan Arowana Silver, Koi dan Mas Koki sebagai ikan utama adalah masing-masing sebanyak 19 rumah tangga; 15 rumah tangga; dan 12 rumah tangga.
59
Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama yang Diusahakan, ST2013 Bukan Ikan Hias
Ikan Hias
Air Tawar
Jumlah Rumah Tangga
Jenis Ikan Utama
Jumlah Rumah Tangga
Jenis Ikan Utama
Jumlah Rumah Tangga
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
50
Nila
30
Nila
Kerang Darah
38
Bandeng
17
Lele
Rumput Laut
35
Kepiting
4
Udang Windu
4
Kerapu Lumpur
5
Kerapu Sunu
3
Belanak
2
Kerapu Balong
Kerapu Balong
2
Kerapu Bebek
Kerapu Bebek
2
Sotong
2
://
tp
ht
1
l.b
6
(7)
(8)
Arowana Silver
19
771
Koi
15
144
Mas Koki
12
Patin
42
Arowana (Green)
4
Gabus
30
Arowana (Golden)
2
1
Gurami
29
Plati Variatus
1
1
Mujair
15
Kongo Salem
1
ba be
Senuk
Bawal Air Tawar
Jumlah Rumah Tangga
854
ps
Kerapu Sunu
Jenis Ikan Utama
.g o
Jenis Ikan Utama
Manyung
60
Air Payau
.id
Air Laut
Mas
5
Diskus
1
Baung Putih
4
Cupang/Betta Hias
1
Betutu
3
Cupang/Betta Alam
1
.id
Apabila ditinjau menurut Kabupaten/kota, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak (403 rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Bangka Tengah yang tercatat memiliki sebanyak 380 rumah tangga usaha budidaya ikan. Kabupaten/kota yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Kota Pangkalpinang, yaitu sebanyak 136 rumah tangga.
ps
.g o
Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di Kolam dan di laut. Tercatat sebanyak 1.883 rumah tangga di Kepulauan Bangka Belitung mengusahakan Budidaya Ikan di Kolam, sedangkan sebanyak 149 rumah tangga mengusahakan Budidaya Ikan di laut. Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di Kolam, yaitu sebanyak 384 rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Belitung paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di laut, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 87 rumah tangga.
ba be
l.b
Hasil ST2013 juga mencatat bahwa terdapat sebanyak 60 rumah tangga usaha Budidaya Ikan Hias. Usaha Budidaya Ikan Hias di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung paling banyak diusahakan di Kabupaten Belitung Timur, yaitu sebanyak 23 rumah tangga (38,33 persen). Selain Kabupaten Belitung Timur, Kota Pangkalpinang merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias kedua terbanyak, yaitu sebanyak 11 rumah tangga (18,33 persen). Sedangkan kabupaten/kota yang paling sedikit mengusahakan budidaya ikan hias adalah Kabupaten Bangka Selatan, yang tercatat hanya memiliki sebanyak 2 rumah tangga usaha budidaya ikan hias. Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan, ST2013
(1)
Bangka Barat
Bukan Ikan Hias
Di Perairan Umum (7) 2 3
IkanHias
Di Laut
Di Tambak
Di Kolam
Di Sawah
(3) 6 87
(4) 8 6
(5) 384 261
(6) 1 0
241
36
1
200
2
6
3
(8) 9 7
380
3
7
355
0
12
5
Bangka Selatan
350
7
29
309
2
8
2
Belitung Timur
291
10
3
253
0
6
23
Pangkalpinang
136
0
7
121
0
0
11
2 161
149
61
1 883
5
37
60
ht
Bangka Tengah
tp
Bangka Belitung
Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan (2) 403 360
://
Kabupaten/Kota
Kep. Bangka Belitung
61
2 161 1 883
2 000 1 500
.g o
JUmlah Rumah Tangga
2 500
.id
Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya, ST2013
1 000
149
ps
500 61
0 Di Laut
Di Tambak/ Air Payau
Di Kolam / Air Tawar
37
Di Sawah
Di Perairan Umum
l.b
Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan
60
5
Bukan Ikan hias
Ikan Hias
ba be
Jenis Budidaya Ikan
Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m2/rumah tangga), ST2013
Bangka Belitung
Di Sawah (5)
Di Perairan Umum (6)
147,50
4.021,63
689,13
2.730,00
2.007,50
16,56
1.133,00
147,67
302,61
0,00
97,33
86,86
6.313,89 44,00 918,71 2.125,60 0,00 2.379,70
240,00 356,00 5.658,90 6.793,33 1.933,57 3.833,02
542,84 669,46 373,38 378,30 531,49 512,60
53,00 0,00 3.755,00 0,00 0,00 2.069,20
201,67 353,33 289,88 112,00 0,00 344,54
48,33 11,00 1,50 4.615,22 13,64 1.787,67
Di Laut (2)
Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang
ht
62
Bukan Ikan Hias Di Kolam/ Air Tawar (4)
tp
(1)
Di Tambak/ Air Payau (3)
://
Kabupaten/Kota
Kep. Bangka Belitung
Ikan Hias (7)
.id
Luas baku budidaya ikan menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di tambak/air payau, yaitu sebesar 3.833,02 m2/rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di perairan umum, dengan rata-rata luas baku sebesar 344,54 m2/rumah tangga. Sedangkan untuk rata-rata luas baku budidaya ikan hias yaitu sebesar 1.787 m2/rumah tangga.
.g o
Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu.
l.b
ps
Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha Budidaya Ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha Budidaya Ikan adalah Ikan Nila, kemudian diikuti oleh Ikan Lele, Ikan Patin, dan Ikan Gurame. Sedangkan Ikan Mas, merupakan komoditas utama Budidaya Ikan yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila, Ikan Lele, Ikan Patin, dan Ikan Gurame adalah masing-masing sebanyak 884 rumah tangga; 771 rumah tangga; 42 rumah tangga; dan 29 rumah tangga.
ht
tp
://
ba be
Ikan Nila merupakan komoditas yang memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak,Kabupaten Bangka Tengah tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila terbanyak, yaitu sebanyak 255 rumah tangga. Komoditas Ikan Patin paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka Barat, yaitu sebanyak 11 rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka yaitu sebanyak 193 ribu rumah tangga begitu juga untuk rumah tangga usaha Budidaya Ikan Gurame paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka sebanyak 14 rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Rumput Laut dan Udang Windu banyak diusahakan masing-masing di Kabupaten Belitung sebanyak 33 rumah tangga, dan Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 4 rumah tangga.
63
Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama, ST2013 Lele
Mas
Gurame
Bandeng
Patin
Kakap
Kerapu
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
3 0 0 0 2 0 0 5
14 0 3 6 2 0 4 29
2 0 0 0 15 1 1 19
5 4 11 3 7 3 9 42
(2)
(3)
146 75 55 255 243 84 26 884
193 153 122 74 27 130 72 771
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Udang Vaname (11)
Rumput Laut (12)
0 0 0 0 4 0 0 4
0 0 0 0 0 0 0 0
0 33 0 0 0 2 0 35
l.b
(1)
Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
Udang Windu (10)
.g o
Nila
.id
Jenis Ikan Utama
ps
Kabupaten/Kota
ba be
Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, terdapat empat jenis ikan hias yang paling banyak diusahakan ikan arowana, mas koi, mas koki dan cupang. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan adalah ikan arowana, yaitu sebanyak 25 rumah tangga. Kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan Arowana sebagai komoditas utama adalah Kabupaten Belitung Timur, yaitu sebanyak 22 rumah tangga.
64
ht
tp
://
Selain ikan arowana, ikan koi merupakan ikan hias yang banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 15 rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis koi sebagai jenis ikan utama. Apabila ditinjau potensi masing-masing kabupaten/ kota, terlihat bahwa Kota Pangkalpinang yang memiliki potensi pada kegiatan budidaya ikan hias jenis ikan koi. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan hias jenis koi paling banyak diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mencapai 46,67 persen (7 rumah tangga). Ikan hias lainnya yang cukup banyak diusahakan rumah tangga usaha perikanan adalah ikan mas koki dan cupang, yaitu sebanyak 12 rumah tangga mengusahakan ikan mas koki, dan sebanyak 2 rumah tangga mengusahakan ikan cupang.
Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias Menurut Kabupaten/kota dan Jenis Ikan Hias Utama, ST2013 Jenis Ikan Hias Utama Mas Koki
(3) 3 2 1 1 0 1 7 15
(4) 4 3 1 1 1 0 2 12
Cupang
.id
Koi
(2) 0 1 0 1 1 22 0 25
(5) 0 1 0 0 0 0 1 2
l.b
Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
Arowana
.g o
(1)
ps
Kabupaten/Kota
ht
tp
://
ba be
Gambar 26 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan, ST2013
65
.g o
.id
Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak 14.381 rumah tangga usaha Penangkapan Ikan, terdapat sebanyak 13.746 rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak 673 rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Sedangkan sebanyak 38 rumah tangga mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan baik di Laut maupun di Perairan Umum. Kondisi ini terjadi karena dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) usaha penangkapan ikan dengan pengelolaan terpisah (unit usaha) yang dilakukan oleh anggota rumah tangga yang berbeda. Jadi dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) unit usaha penangkapan ikan.
ba be
l.b
ps
Bila ditinjau per masing-masing kabupaten/kota, Kabupaten Belitung merupakan provinsi dengan rumah tangga usaha Penangkapan Ikan terbanyak, yaitu sebanyak 4.472 rumah tangga. Sedangkan Kota Pangkalpinang merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan paling sedikit, yaitu sebanyak 459 rumah tangga. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Kabupaten Belitung merupakan provinsi yang memiliki potensi usaha Penangkapan Ikan di Laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut terbanyak, yaitu sebanyak 4.462 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 32,46 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Kabupaten Bangka merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak 279 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 41,46 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum Provinsi Bangka Belitung.
Kabupaten/Kota
66
ht
tp
(1) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
://
Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/kota dan Jenis Penangkapan Ikan, ST2013 Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan (2) 2 036 4 472 2 031 1 519 1 983 1 881 459 14 381
Di Laut (3) 1 770 4 462 1 869 1 495 1 952 1 810 388 13 746
Jenis Penangkapan Ikan Di Perairan Umum (4) 279 19 166 24 35 76 74 673
Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan, ST2013 16 000 13 746
.id
14 381
14 000
.g o
10 000 8 000 6 000
ps
Rumah Tangga
12 000
4 000
0
l.b
2 000
Di Laut
Usaha Penangkapan Ikan
673
Di Perairan Umum
Jenis Penangkapan Ikan
ba be
Jenis Usaha Penangkapan Ikan
ht
tp
://
Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa kapal motor merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, yaitu digunakan oleh sebanyak 6.953 unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perahu tanpa motor menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu hanya sebanyak 956 unit usaha.
67
.id
Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang menggunakan perahu tanpa motor merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak 285 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan perahu tanpa motor dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu hanya sebanyak 42 unit usaha. Kabupaten Bangka merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan menggunakan perahu tanpa motor, yaitu sebanyak 115 unit usaha.
(5) 97 947 199 75 430 351 20 2 119
(6) 23 0 5 4 3 4 3 42
Tanpa Perahu (9) 40 0 27 6 6 8 13 100
tp
Selain di bedakan menurut jenis kapal/perahu yang di gunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap, serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah jenis pancing. Sebanyak 4.430 unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan alat tangkap lainnya paling sedikit ditemui di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu hanya sebanyak 1.422 unit usaha. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut dengan menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 1.678 unit usaha.
ht
68
Di Perairan Umum Perahu Perahu Motor Tanpa Tempel Motor (7) (8) 95 115 0 0 40 77 0 16 4 17 12 22 26 38 177 285
ps
(2) 802 2 468 697 697 1 242 853 194 6 953
Kapal Motor
l.b
(1) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
Tanpa Perahu
ba be
Kapal Motor
://
Kabupaten/Kota
Di Laut Perahu Perahu Motor Tanpa Tempel Motor (3) (4) 830 65 757 418 878 114 674 59 231 104 498 171 155 25 4 023 956
.g o
Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/Perahu Utama yang Digunakan, ST2013
.g o
.id
Begitu juga dengan kegiatan penangkapan ikan di perairan umum, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum adalah jenis pancing. Sebanyak 187 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan alat tangkap lainnya paling sedikit ditemui di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu sebanyak 112 unit usaha. Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 75 unit usaha.
Di Laut Pancing Perangkap (4) (5) 821 57 1 678 976 288 39 291 203 404 111 753 217 195 8 4 430 1 611
Lainnya (6) 72 623 132 108 303 168 16 1 422
Pukat (2) 83 1 33 0 0 24 7 148
Jaring (3) 63 1 30 2 3 2 23 124
Di Perairan Umum Pancing Perangkap (4) (5) 75 35 7 7 39 20 17 4 9 17 22 17 18 14 187 114
Lainnya (6) 33 4 44 1 6 12 12 112
ht
tp
://
Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung
Jaring (3) 380 572 302 502 702 175 107 2 740
l.b
(1)
Pukat (2) 464 741 1 127 401 487 560 68 3 848
ba be
Kabupaten/Kota
ps
Tabel 35 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Alat Tangkap Utama Yang Digunakan, ST2013
69
70
ht
tp
://
ba be
l.b
ps
.g o
.id
Gambar 28 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan, ST2013
.id
Subsektor Kehutanan
R
ps
.g o
umah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 8.693 rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 4.777 rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan. Jenis kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak.
8 000
6 000
4 777
5 000
3 786
4 000 3 000 2 000
tp
1 000
://
Rumah Tangga
7 000
ba be
8 693
9 000
l.b
Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Kegiatan, ST2013
500
0
ht
Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan
Budidaya Tanaman Kehutanan
Pemungutan Hasil Hutan
Penangkapan Satwa Liar
Jenis Kegiatan
Jenis Kegiatan
215
Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar
71
Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan, ST2013
(2) 1 328 2 628 1 350 568 702 2 029 88 8 693
72
ht
tp
://
ba be
l.b
Kep. Bangka Belitung
Pemungutan Hasil Hutan
.id
(1) Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang
Jenis Kegiatan Penangkaran Penangkapan Satwa/Tumbuhan Satwa Liar Liar (4) (5) 85 95 30 130 24 71 18 59 16 51 20 89 22 5 215 500
.g o
Kabupaten/Kota
Budidaya Tanaman Kehutanan (3) 248 1 789 426 269 343 1 652 50 4 777
ps
Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan
(6) 952 970 892 233 311 415 13 3 786
.g o
.id
Jika dirinci menurut kabupaten/kota, jumlah rumah tangga usaha kehutanan, paling banyak ditemui di Kabupaten Belitung, yaitu sebanyak 2.628 rumah tangga. Kabupaten yang memiliki rumah tangga usaha kehutanan kedua terbanyak yaitu Kabupaten Belitung Timur dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013 adalah sebanyak 2.029 rumah tangga. Kedua kabupaten tersebut memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan yang cukup banyak karena kondisi alam/geografisnya yang masih memungkinkan untuk melakukan usaha tanaman kehutanan. Berbeda halnya dengan Kota Pangkalpinang yang tercatat sebagai provinsi dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 88 rumah tangga. Hal ini dapat dimaklumi karena kepadatan penduduk dan lahan pertanian khususnya lahan kehutanan yang sudah semakin sedikit di wilayah ini.
l.b
ps
Seperti telah diuraikan sebelumnya, budidaya tanaman kehutanan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak (4.777 rumah tangga). Selain Budidaya Tanaman Kehutanan, kegiatan memungut hasil hutan juga paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebanyak 3.786 rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan paling banyak, yaitu sebanyak 970 rumah tangga.
://
ba be
Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013. Tercatat sebanyak 500 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Seperti halnya kegiatan pemungutan hasil hutan, ternyata Kabupaten Belitung juga merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan penangkapan satwa liar yaitu sebanyak 130 rumah tangga. Hal ini sangat memungkinkan terjadi di Kbupaten Belitung mengingat kondisi alam yang memungkinkan serta didukung oleh faktor lingkungan.
ht
tp
Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan adalah kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 215 rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kabupaten Bangka tercatat sebagai kabupaten yang mendominasi jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar terbanyak, yaitu sebanyak 85 rumah tangga.
73
Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi Per Rumah Tangga Usaha Budidaya Tanaman Kehutanan Menurut Jenis Tanaman, ST2013
Jenis Tanaman
74
Jumlah Populasi
Rata-rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (4) 314 253 242 272 288 221 1 004 751 53 306 231 391 104 325 215 400 155 96 30 100 50 50 50 17 15 20 20 15 7 2 2 2
ps
.g o
(3) 1 073 127 158 715 114 419 75 787 66 636 55 482 48 227 14 285 4 488 3 676 3 015 2 350 2 200 1 303 430 400 310 290 150 100 50 50 50 35 31 20 20 15 14 7 2 2
l.b
ba be
(2) 3 416 627 472 278 231 250 48 19 84 12 13 6 21 4 2 1 2 3 5 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 3 1 1
://
ht
tp
(1) Sengon/Jeunjing/Albazia Gaharu Mahoni Jati Akasia Nyatoh Jabon Jati Putih/Gmelina Bambu Ketapang Kupang Matoa Kayu Meranti Medang Dadap Waru Angsana Sindur Jelutung Bintangur Trembesi Tanjung Cendana Beringin Damar Balsa Cempaka Mindi Rotan Cemara Kayu Lamtoro Asam Londo
Jumlah Rumah Tangga
.id
Usaha Budidaya Tanaman Kehutanan
Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Jenis Tanaman, ST2013
.id
Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Rata-rata Tanaman yang Jumlah Rumah Tangga Jumlah Populasi Diusahakan/Dikelola Per Rumah Tangga (2) (3) (4) 832 354 906 426 121 184 828 1 527 167 136 850 819 82 106 015 1 292 71 27 264 384 16 15 700 981 68 9 251 136 15 9 170 611 6 3 543 590 2 3 020 1 510 2 430 215 6 383 63 12 320 26 3 105 35 1 100 100 1 50 50 1 20 20 1 20 20 1 20 20 1 2 2
Jenis Tanaman
ht
tp
://
ba be
l.b
ps
.g o
(1) Sengon/Jeunjing/Albazia Mahoni Gaharu Nyatoh Akasia Jati Putih/Gmelina Jati Jabon Ketapang Kupang Dadap Meranti Bambu Cemara Kayu Angsana Tanjung Cempaka Beringin Balsa Lamtoro
75
Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013
Kep. Bangka Belitung
Jati (4) 5 175
Mahoni (5) 7 596
Jabon (7) 0
19 254
1 592
20 601
18 196
576 994
19 225
115
469
6 127
871
47 750
1 550
850
1 529
26 757
10 169
7 832
2 093
107
3 112
5 326
24 636
32 134
16
11 910
30 759
399 975
10 100
11
2 105
41 502
8 000
66 636
4 488
75 787
114 419
1 073 127
Waru (8) 0
Jati Putih (9) 0
Suren (10) 0
.id
Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang
Bambu (3) 764
0
14 035
0
400
0
0
13 480
0
0
0
7 802
0
0
0
5 470
0
250
0
700
0
0
0
48 227
400
14 285
0
.g o
(1)
Jenis Tanaman Sengon (6) 7 940
Akasia (2) 2 090
ps
Kabupaten/Kota
ba be
l.b
Tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan adalah tanaman sengon. Dimana tanaman sengon tesebut sangat baik digunakan untuk tiang bangunan rumah atau kayu kaso dan kayu papan. Sebanyak 1.073.127 tanaman sengon diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman sengon sebanyak 576.994 tanaman sengon (53,77 persen). Sebaliknya, Kabupaten Bangka Tengah memiliki jumlah tanaman sengon paling sedikit, yaitu sebanyak 7.832 tanaman (0,73 persen).
://
Tanaman jati yang merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur tercatat diusahakan di Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 75.787 tanaman. Kabupaten Bangka Tengah merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati. Sebanyak 26.757 tanaman jati (35,30 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Pangkalpinang memiliki jumlah tanaman jati paling sedikit, yaitu sebanyak 2.105 tanaman (2,78 persen).
76
ht
tp
Tanaman mahoni juga merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur selain tanaman jati. Tanaman mahoni yang diusahakan di Provinsi Bangka Belitung sebanyak 114.419 tanaman. Kota Pangkalpinang merupakan kota yang paling banyak mengusahakan tanaman mahoni. Sebanyak 41.502 tanaman mahoni (36,27 persen) diusahakan di Kota Pangkalpinang. Sebaliknya, Kabupaten Bangka Barat memiliki jumlah tanaman mahoni paling sedikit, yaitu sebanyak 871 tanaman (0,76 persen). Tanaman akasia yang juga merupakan salah satu tanaman komoditas utama tercatat diusahakan di Provinsi Bangka Belitung sebanyak 66.636 tanaman. Kabupaten Belitung Timur merupakan kabupaten yang paling
banyak mengusahakan tanaman akasia. Sebanyak 32.134 tanaman akasia (48,22 persen) diusahakan di Kabupaten Belitung Timur. Sebaliknya, Kabupaten Bangka Barat memiliki jumlah tanaman akasia paling sedikit, yaitu sebanyak 115 tanaman (5, 49 persen).
.g o
.id
Tanaman jati putih yang juga sangat baik untuk mebel dan furnitur, tercatat sebanyak 14.285 tanaman. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati putih. Sebanyak 14.035 tanaman jati putih (98,25 persen) diusahakan di Kabupaten Belitung. Sebaliknya, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Kota Pangkalpinang sama sekali tidak memiliki tanaman jati putih.
l.b
ps
Tanaman jabon yang saat ini merupakan tanaman yang mulai banyak diusahakan dan biasanya digunakan untuk bahan baku utama industri kayu olahan tercatat sebanyak 48.227 tanaman. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jabon. Sebanyak 19.225 tanaman jabon (39,86 persen) diusahakan di Kabupaten Belitung. Sebaliknya, Kabupaten Bangka sama sekali tidak memiliki tanaman jabon.
ba be
Tanaman Bambu yang merupakan tanaman yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia tercatat diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 4.488 rumpun. Seperti halnya tanaman jabon Kabupaten Belitung juga merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman bambu. Sebanyak 1.592 rumpun bambu (35,47 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Pangkalpinang memiliki jumlah tanaman bambu paling sedikit, yaitu sebanyak 11 rumpun (0,24 persen).
ht
tp
://
Tanaman Waru yang diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebanyak 400 tanaman. Kabupaten Bangka Barat merupakan kabupaten satu-satunya yang mengusahakan tanaman waru.
77
78
ht
tp
://
ba be
l.b
ps
.g o
.id
Gambar 30 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Kehutanan, ST2013
.id
Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013
.g o
Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang mempunyai Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian
ba be
l.b
ps
Sebagian besar (74,63 persen) rumah tangga pertanian (yang mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha pertanian) memiliki pendapatan utama yang berasal dari usaha tanaman perkebunan. Sementara itu, sebanyak 15,51 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha Penangkapan ikan di laut. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha tanaman hortikultura dan usaha tanaman padi dan palawija masing-masing sebanyak 3,75 persen dan 2,03 persen rumah tangga pertanian. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lain seperti usaha di subsektor kehutanan, peternakan, budidaya ikan, penangkapan ikan di perairan umum utama masing-masing kurang dari 2 persen. Tabel 40 Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang Memiliki Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian
ht
tp
://
Sumber Pendapatan Utama (1) Tanaman Padi dan Palawija Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan Peternakan Budidaya ikan di laut Budidaya ikan di tambak/air payau Budidaya ikan di kolam air tawar Budidaya ikan di sawah Budidaya ikan di perairan umum Budidaya ikan hias Penangkapan ikan di laut Penangkapan ikan di perairan umum Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar Pemungutan hasil hutan/ Penangkapan satwa liar Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman Jumlah
Jumlah Rumah Tangga Pertanian (2) 1 244 2 297 45 695 654 0 0 108 0 0 0 9 495 239 0 0 987 507 61 226
Persentase (%) (3) 2,03 3,75 74,63 1,07 0,00 0,00 0,18 0,00 0,00 0,00 15,51 0,39 0,00 0,00 1,61 0,83 100,00
79
Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu
.g o
.id
Secara provinsi, rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan hasil ST2013-SPP adalah sebesar Rp44,73 juta per rumah tangga per tahun atau Rp3,73 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding ratarata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp16,56 juta per rumah tangga per tahun (37,02 persen). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp10,24 juta per rumah tangga per tahun (22,90 persen).
ps
Tabel 41 Rata-Rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) Sumber Pendapatan/Penerimaan
Rata-Rata Pendapatan (000 Rp)
Persentase (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Usaha di Sektor Pertanian
2
Usaha di Luar Sektor Pertanian
16 558,24
37,02
10 242,97
22,90
3
Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer
6 402,82
14,32
4
Buruh Pertanian
3 439,32
7,69
5
Buruh di Luar Pertanian
8 084,34
18,07
44 727,69
100,00
Jumlah
ba be
1
l.b
No
80
ht
tp
://
Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 3,44 juta per rumah tangga per tahun (7,69 persen). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 8,08 juta per rumah tangga per tahun (18,07 persen). Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 6,40 juta per rumah tangga per tahun (14,32 persen).
Gambar 31 Rata-Rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp)
.id
70.000,00 60.000,00
A
A. Sektor Pertanian
B. Di Luar Sektor Pertanian
B
Pensiun, sewa lahan, bunga,…
Pertambangan dan Penggalian
Air, Daur Ulang, Pembangunan,…
Keuangan, Persewaan, dan Jasa…
ps Perdagangan, Akomodasi,…
Transportasi, Pergudangan,…
Lainnya
Tanaman Kehutanan
l.b
Tanaman Padi dan Palawija
Jasa Pertanian
Pemungutan Hasil…
ba be
Tanaman Hortikultura
Penangkapan Ikan di Perairan…
Tanaman Perkebunan
Penangkapan Ikan di Laut
0,00
Peternakan
10.000,00
Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan…
20.000,00
Industri Pengolahan Hasil…
30.000,00
Industri Pengolahan Bukan Hasil…
40.000,00
Konstruksi
.g o
50.000,00
Budidaya Ikan/Biota Lain di…
Rata-rata Pendapatan
80.000,00
C
C. Pendapatan Lainnya
ht
tp
://
Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari kegiatan usaha budidaya ikan hias adalah sebesar Rp63,43 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha lain di luar sektor pertanian yaitu sebesar Rp47,88 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan di perairan umum, Rp44,52 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari usaha penangkapan satwa/ tumbuhan liar yakni sebesar Rp14,98 juta per rumah tangga per tahun.
81
Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu
ps
.g o
.id
Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 16,56 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman Perkebunan, yaitu sebesar 11,48 juta rupiah setahun atau sekitar 69,34 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Penangkapan Ikan di laut sebesar 2,96 juta rupiah (17,88 persen), Tanaman Hortikultura sebesar 796 ribu rupiah (4,81 persen), Ternak/Unggas sebesar 317 ribu rupiah (1,92 persen), Tanaman Padi sebesar 275 ribu rupiah (1,66 persen), Pemungutan hasil huta/ Penangkapan satwa liar sebesar 227 ribu rupiah (1,38 persen), Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman sebesar
Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) (3) 275,07 149,05 796,82 11 482,25 317,42 22,45 70,95 2 959,85 34,71 27,99 4,01 227,72 189,97 16 558,24
tp
://
ba be
Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian (2) Tanaman Padi Tanaman Palawija Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan Ternak/ Unggas Budidaya ikan di laut Budidaya ikan di tambak/ air * Budidaya ikan di kolam air tawar Budidaya ikan di sawah * Budidaya ikan di perairan umum * Budidaya ikan hias * Penangkapan ikan di laut Penangkapan ikan di perairan Umum Tanaman Kehutanan Penangkaran Tumbuhan Liar * Penangkaran Satwa Liar Pemungutan hasil hutan/Penangkapan satwa liar Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman Jumlah
ht
82
No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
l.b
Tabel 42 Rata-Rata Pendapatan per Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp)
Catatan : *) Sektor pertanian tidak terpilih sampel pada kegiatan SPP ST2013
Persentase (%) (4) 1,66 0,90 4,81 69,34 1,92 0,14 0,43 17,88 0,21 0,17 0,02 1,38 1,15 100,00
ht
tp
://
ba be
l.b
ps
.g o
.id
189 ribu rupiah (1,15 persen). Sedangkan usaha yang menghasilkan rata-rata pendapatan relatif kecil (kurang dari 1 persen) terdiri dari usaha Tanaman Palawija, Budidaya Ikan di Kolam Air Tawar, Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Tanaman Kehutanan, Budidaya Ikan di Laut, dan Penangkaran Satwa Liar. Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor perkebunan dan penangkapan ikan di laut nampaknya merupakan sub sektor andalan di Kepulauan Bangka Belitung, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian.
83
tp
ht
84
:// .g o
ps
l.b
ba be
.id
l.b
ps
.g o
.id
Ucapan Terima Kasih
ba be
Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 2013.
ht
tp
://
Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: • Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung • Para Anggota DPRD Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung • Para Anggota DPRD Tingkat II Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung • Para Bupati/Wali Kota Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung • Kepala BPS Kabupaten/Kota Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung • Para Camat/Lurah/Kepala Desa Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung • Lembaga/Instansi yang terkait • Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 • Seluruh Warga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013
.id .g o ps l.b ba be :// tp ht
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Komplek Perkantoran dan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telp.:(0717)439422, Fax.:(0717)439425, E-mail:
[email protected]