Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-2-1 Purwokerto, 6 September 2014
Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Di SMP Negeri 2 Purwokerto Dan SMP Negeri 1 Baturaden Kabupaten Banyumas) 1,2
Isnaeni Praptanti1, Noorliana2 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto 53182 Telp. (0281) 636751 1 Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara kualitatif pengajaran Bahasa Indonesia di SMP berdasarkan kurikulum 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Sumber data yang digunakan meliputi arsip atau dokumen, informan atau narasumber, tempat dan peristiwa atau aktivitas berupa proses belajar mengajar bahasa Indonesia di SMP. Sumber data ini akan memberikan informasi riil atau nyata tentang implementasi kurikulum 2013 bahasa Indonesia pada sekolah tempat penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokumen kurikulum belum lengkap terutama silabus dan buku pegangan guru dan siswa, pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya dapat berjalan dengan baik, penilaian pada kurikulum 2013 yang terlalu rumit dan kompleks. Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada dasarnya sudah baik meskipun ruhnya belum tampak, aktivitas siswa belum sepenuhnya aktif, pada aspek pola pikir, pola mengajar guru belum banyak berubah dari deduktif ke induktif, aktivitas siswa harus dibangun seperti: mengamati gejala atau kondisi lingkungan, aktif menanyakan hal yang diamati, mencoba suatu kegiatan, mengasosiasikan dan menyimpulkan dari apa yang diamati. Kata
Kunci:
Kurikulum 2013; Menengah Pertama
Mata
Pelajaran
Bahasa
Indonesia;
Sekolah
PENDAHULUAN Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern sangat pesat, Ilmu pengetahuan senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan penyesuaian kurikulum di dunia pendidikan. Untuk itu, pembaharuan kurikulum yang ideal dilaksanakan setiap saat bila ada perubahan ilmu pengetahuan dan tuntutan dari dunia kerja (Sujoko, 2003). Tahun 2013 ini pemerintah memberlakukan kurikulum 2013. Kurikulum mempunyai peran strategis dalam dunia pendidikan. Fungsi utama kurikulum adalah sebagai wahana/alat untuk mengantarkan peserta didik pada pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu masyarakat tertentu untuk suatu tujuan kehidupan dalam suatu masyarakat tertentu pula. Masyarakat sekarang tengah mengalami perubahan dan peningkatan sebagai akibat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Perubahan masyarakat itu tentunya harus senantiasa diikuti dengan perubahan pendidikan. Pendidikan yang hanya sekedar diartikan transfer pengetahuan dan transfer kebudayaan mulai ditinggalkan. Yang terpenting pendidikan itu harus dapat mempertahankan dan memperbaiki taraf hidup. Pendidikan harus tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan dari suatu masyarakat yang terus mengalami perubahan. Disamping itu pendidikan juga harus tanggap terhadap perubahan dan menyerap perkembangan baru yang terjadi dalam hal materi belajar dan memungkinkan seseorang menyesuaikan dirinya untuk turut serta secara kreatif dalam perubahan tersebut. Berkaitan dengan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum 2013, yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan sesuai dengan tuntutan dan reformasi yang sedang bergulir, guna menjawab tantangan arus globalisasi dan berkonstribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial yang lentur dan adaptif terhadap berbagai perubahan. Dalam hal ini kurikulum 2013 diharapkan mampu memecahkan persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik melalui perencanaan, pelaksanaan, evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil guna. Namun perlu 246
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-2-1 Purwokerto, 6 September 2014 disadari bahwa sebagai sebuah instrument, kurikulum yang baik belum tentu menjamin mutu pendidikan akan baik pula jika dalam pelaksanaannya tidak optimal. Mutu, proses dan hasil pendidikan akan lebih banyak bergantung pada guru sebagai pihak yang mengimplementasikan kurikulum tersebut dalam praktik pembelajaran. Hal itu bukan berarti bahwa keberhasilan dan ketidakberhasilan pendidikan ditentukan oleh faktor guru semata.Peran guru dalam pelaksanaan kurikulum ini sangat penting, disamping pihak-pihak lain seperti peserta didik, masyarakat maupun pemerintah.Oleh karena itu, keberadaan guru yang professional, yang mampu menyiapkan segala sesuatunya sampai pada pelaksanaan dan evaluasinya sangat penting. Untuk mengetahui apa dan bagaimana penerapan kurikulum 2013 di lapangan, maka peneliti ingin mengetahui apa isi kurikulum, bagaimana implementasinya, serta bagaimana pendapat dan sikap guru dalam melaksanakan kurikulum 2013, khususnya untuk mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP. Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah pilot proyek yang ada di kabupaten banyumas khususnya SMP Negeri 2 Purwokerto dan SMP Negeri 1 Baturaden. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan secara kualitatif pengajaran Bahasa Indonesia di SMP berdasarkan kurikulum 2013. Menurut Muhammad Nuh (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) kurikulum 2013 dikonsep untuk memperkukuh kompetensi siswa dalam tiga hal, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa kurikulum 2013 juga disiapkan karena masih lemahnya pendidikan karakter sehingga terlihat gersang secara sosial akibat adanya lemah etika dalam interaksi sosial. Untuk itu, kurikulum 2013 mengorganisasikan materi yang berupa kompetensi inti (KI). KI merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pada pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan (afektif, kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills (kemendikbud, 2013). KI berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar. Organisasi vertical kompetensi dasar adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/ jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasat satu mata pelajaran dengan konten kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat (Kemendikbud, 2013). Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Dalam menjalankan tugasnya para guru apalagi guru bahasa Indonesia harus memahami benar-benar bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa adalah agar siswa terampil berbahasa: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Untuk mencapai tujuan tersebut maka para guru bahasa hendaknya berupaya kuat mengajar dan mendidik dirinya terlebih dahulu untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar agar mereka dapat menjadi contoh teladan bagi siswanya (Tarigan, 1990). Ada beberapa faktor yang perlu diketahui dalam mempengaruhi sebuah bahasa yakni mencakup kompetensi gramatikal, kompetensi komunikatif dan kemahiran berbahasa (Richard, 1985). Menurutnya tiga faktor ini merupakan unsur pembentuk yang disebut kemampuan berbahasa, antara lain, kompetensi gramatikal, kompetensi komunikatif, kemahiran berbahasa. Pendekatan kompetensi merupakan pendekatan yang diambil oleh suatu lembaga pendidikan dengan perencanaan pada pembentukan kompetensi. Secara langsung dan sistematis, yaitu dengan cara mengkaji dan menguji kaitan antara persyaratan tugas, kompetensi dan pengalaman belajar, sedangkan Kriteria pendekatan saintifik meliputi, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. Guru adalah jabatan profesional, maka profesionalisasi guru terus harus diupayakan. Melalui P3G (dalam Arikunto, 1990) telah berhasil merumuskan tiga kemampuan dasar guru yang professional. Ketiga kemampuan tersebut dikenal dengan istilah “Tiga Kompetensi”, yaitu (a) kompetensi profesional, (b) kompetensi personal, dan (c) kompetensi sosial. Pada perkembangannya depdiknas 2003 menambahkan kompetensi pedagogis.
247
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-2-1 Purwokerto, 6 September 2014 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. Adapun dua sekolah tersebut adalah SMP Negeri 2 Purwokerto dan SMP Negeri 1 Baturaden. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan yaitu mulai bulan maret 2014 sampai dengan juli 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini lebih memungkinkan untuk mendapatkan informasi kualitatif yang lebih teliti karena tujuan utama penelitian deskriptif adalah menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang isi kurikulum, implementasi kurikulum, pendapat dan sikap guru dan hambatan implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Purwokerto dan SMP Negeri 1 Baturaden. Sumber data yang digunakan meliputi arsip atau dokumen, informan atau narasumber, tempat dan peristiwa atau aktivitas berupa proses belajar mengajar bahasa Indonesia di SMP. Sumber data ini akan memberikan informasi riil atau nyata tentang implementasi kurikulum 2013 bahasa Indonesia pada sekolah tempat penelitian. Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Isi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 dikonsep untuk memperkokoh kompetensi siswa dalam tiga hal yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Adapun alasan diberlakukannya kurikulum 2013 karena pendidikan karakter masih lemah karena kelemahan etika dalam interaksi sosial. Standar kompetensi lulusan (SKL) yang dirumuskan untuk jenjang satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS) dipergunakan untuk merumuskan kompetensi dasar yang diperlukan untuk mencapai SKL. SKL SMP/MTS yang harus ditempuh selama tiga tahun dicapai melalui kompetensi dasar yang merupakan capaian kompetensi pada tiap akhir jenjang kelas. Capaian kompetensi pada tiap akhir jenjang kelas dari kelas VII sampai dengan kelas IX disebut kompetensi inti. Pada Bab 1 siswa diajak mengenali teks laporan hasil observasi tentang lingkungan hidup, pada bab II siswa diajak mengenali teks tanggapan deksriptif tentang budaya Indonesia, pada bab III dan IV siswa diajak mengenali teks eksposisi tentang penidikan karakter dan teknologi tepat guna, pada bab V siswa diajak mengenali teks eksplanasi tentang peristiwa alam dan pada bab VI siswa diajak mengenali teks cerita pendek, sebagai tambahan pada bab VII siswa diajak mengenali, mencermati dan memahami berbagai jenis teks. Terakhir, pada bab VIII siswa diajak untuk menganalisis, meringkas dan merevisi berbagai jenis teks Jenis-jenis teks itu dapat dibedakan atas dasar tujuan (yang tidak layak adalah fungsi sosial teks)., struktur teks (tata organisasi, dan ciri-ciri kebahasaan teks-teks tersebut. Sesuai dengan prinsip tersebut, teks yang berbeda tentu memiliki fungsi berbeda, struktur teks berbeda dan ciri-ciri kebahasaan yang berbeda. Dengan demikian, pembelajaran bahasa yang berbasis teks merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menguasai dan menggunakan jenis-jenis teks tersebut di masyarakat. Buku teks dirancang agar siswa aktif melakukan kegaiatan belajar melalui tugas-tugas, baik secara kelompok maupun mandiri. Untuk mengajarkan bahasa Indonesia dengan menggunakan buku ini, pengajar hendaknya menempuh empat tahap pembelajaran, yaitu (1) tahap pembangunan konteks, (2) tahap pemodelan teks, (3) tahap pembuatan teks secara bersama-sama dan (4) tahap pembuatan teks secara mandiri. Pendapat dan Sikap Guru Terhadap Penerapan Kurikulum 2013 1.
Materi di buku kurang jelas, selain itu juga sub judul tidak sesuai dengan kompetensi dasar.
2.
Fitur kebahasaan di silabus dengan di buku teks tidak sesuai dan fitur kebahasaan kurang jelas/membingungkan.
3.
Keterampilan berbahasa (membaca,menulis tidak runtut/ wacana tidak runtut)
4.
Waktu pembelajaran hanya 6 jam , idealnya 2x nya (12jam).
248
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-2-1 Purwokerto, 6 September 2014 Implementasi Kurikulum 2013 1.
Hasil Wawancaradengan guru di SMP Negeri 1 Baturaden (Dra. Eli Sundari)
2.
a.
Pelaksanaan kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Baturaden dimulai sejak tahun ajaran 20132014
b.
Waktu yang digunakan untuk pembelajaran dapat dikatakan cukup.
c.
Pelaksanaan kurikulum 2013 ini masih sangat terasa baru, jadi menjadikan siswa untuk berperan aktif dalam kurikulum ini.
d.
Dalam persiapan materi di kurikulum 2013 sangat berbeda dengan kurikulum KTSP.
e.
Sumber bahan ajar yang digunakan diperoleh dari buku paket dan internet.
f.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan memberikan tugas individu dan kelompok kepada siswa melalui portofolio.
g.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan 2013 yaitu siswa dituntun untuk menemukan sendiri (mandiri) tetapi siswa masih harus didampingi karena belum begitu mandiri.
h.
Untuk peningkatan pembelajaran, kelas VIII dan IX kurang cekatan (kemandirian pembelajaran, namun untuk kelas VII terlihat lebih aktif, lebih pandai apalagi mengenai teknologi.
i.
Begitu juga dalam peningkatan karakter pada kurikulum 2013 terlihat meningkat. Karena pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik yang mencakup semua mapel. Jadi tidak hanya mencakup materi bahasa Indonesia saja.
j.
Media pembelajaran yang digunakan antara lain LCD dan Laptop.
k.
Informan pernah mengikuti pelatihan lima hari di magelang bersama Pak Kirno.
l.
Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 sangat antusias.
Hasil Observasi a.
Guru melakukan salam pembuka
b.
Kemudian menjelaskan KI dan KD yang harus dicapai. Setelah itu guru melakukan kegiatan apersepsi dengan membangun konteks melalui Tanya jawab mengenai unsur intrinsik pada cerpen.
c.
Kemudian guru menjelaskan materi pembelajaran kali ini menjelaskan isi cerita pendek dengan bertemakan sejarah dan sub topic candi prambanan.
d.
Kemudian guru membagi kelompok kepada siswa dengan cara berhitung putar dan membagi kertas portofolio kepada setiap kelompok untuk mendiskusikannya.
e.
Setelah itu siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok tadi di depan kelas yang sudah dituliskan ke dalam lembar portofolio dan kemudian dilakukan diskusi dengan kelompok lain dengan cara Tanya jawab antar kelompok maupun menanggapi.
f.
Aspek yang ditemukan dalam proses pembelajaran: 1) Berbicara, yaitu dilakukan antara guru dan murid, guru bertanya kepada murid mengnai pengalaman wisata ke objek candi prambanan. Karena materi yang diajarkan berkaitan dengan candi prambanan kemudian dijawab oleh siswa secara serempak. 2) Menulis, yaitu siswa menuliskan hasil kerja diskusi kelompok ke dalam lembar portofolio yang telah disediakan oleh guru. 3) Membaca, yaitu pada kegiatan diskusi, guru meminta kepada setiap kelompok untuk membacakan satu per satu hasil kerja kelompok di depan kelas secara bergantian. 4) Menyimak, yaitu guru menjelaskan mengenai cerita pendek dan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Selain itu, siswa juga menyimak hasil kerja setiap kelompok yang melakukan presentasi karena pada akhir pembelajaran, guru meminta siswa untuk berkelompok dan menentukan orientasi, komplikasi, dan resolusi pada teks cerpen candi prambanan. 249
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-2-1 Purwokerto, 6 September 2014 3.
Hasil Wawancara dengan guru di SMP Negeri 2 Purwokerto (Budi Artini, S.Pd) a. Pelaksanaan kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Purwokerto dimulai sejak tahun ajaran 2013-2014. b. Waktu yang digunakan untuk pembelajaran dirasa kurang, dari 6 jam pelajaran idealnya 2x nya (12jam). c. Bangunan bagus dan kokoh serta fasilitas yang memadai menjadi proses berjalan dengan baik. d. Sekolah yang bersih dan asri menjadikan anak-anak nyaman dalam pembelajaran. e. Perpustakaan lengkap, buku, majalah, kamus, dan ensiklopedia, akses internet yang lengkap memudahkan anak mengembangkan pengetahuan. f. Tersedianya Guru atau SDM yang berpengalaman memudahkan pelaksanaan kurikulum 2013. g. Siswa cepat dan tanggap ketika diberi tugas bekelompok.
4.
Hasil Observasi a.
Guru membuka pelajaran dan menyapa serta mengecek kehadiran siswa.
b.
Guru menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan materi terdahulu.
c.
Guru menjelaskan tentang KD dan Indikator.
d.
Guru memancing pemahaman siswa tentang struktur teks cerpen dengan menanyakan pada siswa.
e.
Menghubungkan struktur cerpen dengan cerpen di media lain.
f.
Mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai unsur pembangun cerpen.
g.
Guru membacakan cerpen yang akan digunakan dalam pembelajaran.
h.
Guru membagi kelompok siswa dengan anggota 4-5 siswa untuk masing-masing kelompoknya dengan metode acak.
i.
Guru memberikan banyak tugas dan sering memberikan kesempatan terhadap siswa untuk banyak bertanya dan tidak malu dalam melakukan sesuatu.
j.
Setiap anak wajib mengungkapkan apa yang didapatnya dari materi yang diberikan. Disinilah sikap mandiri ditanamkan sehingga yang awalnya malu dan hanya diam saja kemudian dapat mengikuti temanya, akhirnya berani mengungkapkan pendapat di depan kelas maupun di forum diskusi.
k.
Guru memberi waktu 30 menit untuk siswa berdiskusi.
l.
Guru mengawasi dan mendampingi diskusi terjadi.
m. Guru menunjuk kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. n.
Guru membahas hasil diskusi masing-masing kelompok yang maju presentasi dengan melibatkan kelompok yang lain.
o.
Guru memberikan simpulan tentang cerpen yang berhubungan dengan struktur dan unsur pembangun cerpen.
p.
Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaan.
q.
Mengenai tugas pengamatan, hal ini ditujukan untuk melatih berpikir atau membangun pikiran yang luas, antara lain mengamati lingkungan sekolah dan sekitar sekolah melalui lorong-lorong kelas yang biasanya dihiasi oleh majalah dinding atau hasil karya yang dapat dijadikan objek pnelitian siswa.
Hambatan Implementasi Kurikulum 2013 1.
Penyajian Buku
a.
Buku tidak lengkap atau kurang.
b.
Buku guru hampir sama dengan buku siswa. Selain itu, buku guru tidak disertai kunci sehingga tidak ada penjelasan tentang isi buku.
c.
Guru mengalami kesulitan dalam menyesuaikan silabus dengan buku siswa. 250
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-2-1 Purwokerto, 6 September 2014 d. 2.
Pada buku teks terdapat istilah ilmiah yang terlalu tinggi, sedangkan penalaran anak masih rendah.
Penilaian a.
Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran aktif berbasis tugas, sehingga banyak tugas yang tertunda atau tidak terselesaikan dengan baik.
b.
Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran saintifik sehingga banya siswa yang masih bingung dan perlu dibimbing, terlebih pada saat menyusun sebuah teks.
c.
Terlalu rumit karena terdapat penilaian kuantitatif dan kualitatif.
d.
Penilaian karakter dalam pembelajaran sulit dipisahkan dengan karakter umum. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; 1.
Dokumen kurikulum belum lengkap terutama silabus dan buku pegangan guru dan siswa.
2.
Pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya dapat berjalan dengan baik.
3.
Penilaian pada kurikulum 2013 yang terlalu rumit dan kompleks.
4.
Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada dasarnya sudah baik meskipun ruhnya belum tampak.
5.
Aktivitas siswa belum sepenuhnya aktif.
6.
Pada aspek pola pikir, pola mengajar guru belum berubah dari deduktif ke induktif.
7.
Aktivitas siswa harus dibangun seperti: a.
Mengamati gejala atau kondisi lingkungan
b.
Aktif menanyakan hal yang diamati
c.
Mencoba suatu kegiatan
d.
Mengasosiasikan
e.
Menyimpulkan dari apa yang diamati. DAFTAR PUSTAKA
Sujoko. (2003). Perubahan Kurikulum Dalam Pendidikan. Surakarta: UNS Press Tarigan H.G. (1990). Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa.
251