ht tp :// it
bl ar
.id
go
s.
bp
b.
ka
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
: 35052.1647 : 4101002.3505
.id
Nomor Publikasi Katalog BPS
ka
b.
bp
s.
go
Naskah Oleh : Seksi Statistik Sosial
ht
tp ://
bl
it
ar
Gambar Kulit Oleh : Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS)
Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa upaya menyediakan publikasi "Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015 " berhasil diwujudkan. Pada era modern seperti sekarang ini ketersediaan data sangat diperlukan, terlebih data yang berisi informasi tentang kesejahteraan rakyat dalam rangka mendukung proses perencanaan, implementasi dan evaluasi hasil pembangunan agar dapat mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan program pembangunan, maupun pengorganisasian langkah - langkah pembuatan kebijakan di masa yang akan.
bp
s.
go
.id
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) adalah salah satu survei yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Blitar setiap tahun, didalamnya mencakup bidang sosial ekonomi masyarakat serta data kesejahteraan rakyat. Keterangan yang dikumpulkan dalam Susenas meliputi data individu dan rumah tangga. Informasi yang dihimpun antara lain meliputi aspek kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, fertilitas dan keluarga berencana, perumahan dan konsumsi rumah tangga, serta kondisi sosial ekonomi rumah tangga. Susenas adalah salah satu sektor penunjang terwujudnya indikator sosial.
ka
b.
Publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015 merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner Kor Susenas Maret 2015. Sejumlah data dibedakan menurut jenis kelamin untuk memenuhi kebutuhan analisis kesenjangan gender.
ht
tp ://
bl
it
ar
Akhirnya dengan terbitnya publikasi ini, diharapkan kebutuhan akan data statistik kesejahteraan rakyat sebagian besar sudah dapat terpenuhi. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam mewujudkan publikasi ini kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Semoga kontribusi yang dapat kita berikan, bermanfaat bagi keberhasilan pembangunan sosial ekonomi daerah Kabupaten Blitar Blitar,
Oktober 2016
Kepala BPS Kabupaten Blitar,
Drs. SUNARYO, M.Si NIP. 19631004 199102 1 001
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
iii
DAFTAR ISI Halaman
Halaman Sampul ..........................................................................................................
ii
Kata Pengantar .............................................................................................................
iii
Daftar Isi ......................................................................................................................
iv
Daftar Gambar ............................................................................................................. Daftar Tabel ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................
1
1.2 Tujuan ............................................................................................
2
1.3 Sistematika Penyajian ....................................................................
3
METODE SURVEY ................................................................................
go
BAB II
PENDAHULUAN .....................................................................................
.id
BAB I
s.
2.1 Ruang Lingkup ..............................................................................
4 4
2.3 Metode Pengumpulan Data ...........................................................
5
b.
bp
2.2 Kerangka Sampel ...........................................................................
5
2.5 Konsep Dan Definisi .....................................................................
6
ULASAN SINGKAT ...............................................................................
16
3.1 Kependudukan ...............................................................................
16
it
ar
ka
2.4 Pengolahan Data ............................................................................
tp ://
bl
BAB III
4
21
3.3 Balita ..............................................................................................
24
ht
3.2 Kesehatan .......................................................................................
3.4 Pendidikan .....................................................................................
27
3.5 Fertilitas dan Keluarga Berencana (KB) .......................................
29
3.6 Perumahan .....................................................................................
31
3.7 Pengeluaran Per Kapita ..................................................................
35
3.8 Jaminan Sosial Rumah Tangga .....................................................
36
3.9 Informasi dan Teknologi ...............................................................
39
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
iv
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1.
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Blitar 2010 – 2015 ..............................................................................
Gambar 2.
17
Persentase Penduduk Perempuan Usia 10 tahun keatas Yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama Tahun 2015 (Persen) ............................................................................................
Gambar 3.
Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan, Penduduk Yang Sakit Dan Persentase Rata - Rata Hari Sakit, 2015.....................
23
Persentase Wanita usia 15 - 49 Tahun yang Pernah Kawin dan
.id
Gambar 4.
21
go
Melahirkan Anak 2 Tahun terakhir Menurut Tempat Melahirkan 25
Gambar 5.
Persentase Baduta Menurut Lamanya Pemberian ASI Tahun 2015....
26
Gambar 6.
Persentase Balita Yang Mendapat Imunisasi Menurut Jenisnya dan
b.
bp
s.
dan Penolong Kelahiran, 2015. ............................................................
tp ://
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Dirinci Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, Tahun 2015 ..........................
Kawin menurut Umur Kawin Pertama, Tahun 2015 ............................ Gambar 10
30
Persentase Penduduk Perempuan Usia 10 Tahun Ke Atas yang Pernah
ht
Gambar 9
28
bl
it
Jenis Kelamin, Tahun 2015 .................................................................... Gambar 8.
28
PersentasePenduduk Usia 15 Tahun Keatas di yang Buta Huruf Menurut
ar
Gambar 7.
ka
Imunisasi Lengkap, Tahun 2015 ...........................................................
28
Persentase Penduduk Perempuan Usia 15 - 49 Tahun Yang Berstatus Kawin Menurut Dan Alat/ Cara KB Yang Sedang Digunakan Tahun 2015 ...........................................................................
Gambar 11
Persentase Rumah Tangga Dilihat Dari Kondisi Bangunan Yang Ditempati (Jenis Atap, Dinding, Lantai dan Luas Tanah) Tahun 2015
Gambar 12
33
Persentase Rumah Tangga Dengan Fasilitas Buang Air Besar dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja, Tahun 2015 ....................................
Gambar 13
31
34
Persentase Pengeluaran Rumahtangga Dilihat dari Konsumsi Makanan dan Non Makanan, Tahun 2015 ............................................................
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
36 v
Gambar 14
Persentase Rumah Tangga Yang Menerima Bantuan Tunai Terkait Pengurangan BBM, Tahun 2015 ....................................................................
Gambar 15
Persentase Rumah Tangga Yang Menerima Beras Miskin (Raskin) Dan Rata-Rata Beras Miskin Yang DIterima Tahun 2015 ..............
Gambar 16
37
37
Persentase Rumah Tangga Yang Menerima Beras Miskin (Raskin) dan Rata-Rata Beras Miskin Yang Diterima Tahun 2015 ..............
38
Gambar 17 Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Computer, Telepon Kabel Dan Telepon Seluler Tahun 2015 ........................................................
40
Gambar 18 Persentase Penduduk Berumur 5 tahun Keatas yang Pernah Mengakses Internet dalam 3 bulan terakhir Berdasarkan . 40
ht
tp ://
bl
it
ar
ka
b.
bp
s.
go
.id
Tujuan dalam Mengakses Internet Tahun 2015 . ...............
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
vi
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 3.1
Angka Beban Tanggungan (ABT) Penduduk Menurut Kategori Usia, Tahun 2010 - 2015 (Persen)..................................................................
Tabel 3.2
Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010 - 2015 (Persen) .................................................................
Tabel 3.3
18
18
Persentase Penduduk Perempuan Umur 10 Tahun Keatas Yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama Tahun 2010-2015 (Persen) 20 Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Tahun 2010 – 2015 ............................
Tabel 3.5
Persentase Penduduk Umur 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin,
.id
Tabel 3.4
Persentase Penduduk Kabupaten Blitar Menurut Kelompok Pengeluaran
s.
Tabel 3.6
29
go
Ijasah Tertinggi Yang Dimiliki Tahun 2010 – 2015.............................
22
35
ht
tp ://
bl
it
ar
ka
b.
bp
Perkapita per Bulan Tahun 2015...........................................................
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
vii
1.1
Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan realisasi dari aspirasi dan tujuan bangsa yang
dimaksudkan untuk melakukan perubahan secara struktural melalui berbagai upaya yang sistematis. Adapun tujuan pokok pembangunan nasional pada dasarnya adalah mengusahakan adanya peningkatan kualitas atau perbaikan dari status/ kondisi sebelumnya sampai pada tingkat kesejahteraan rakyat yang maksimal. Untuk mencapai
.id
tujuan tersebut diperlukan seperangkat data sosial kependudukan yang
go
lengkap dan berkesinambungan untuk menentukan tahapan capaian tujuan jangka
s.
panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perencanaan yang matang sangat
bp
diperlukan untuk lebih menjamin efisiensi pelaksanaan suatu kegiatan maupun
b.
implementasi dari program pembangunan tersebut sehingga segala sesuatunya perlu
ka
dilakukan evaluasi secara kontinue terhadap program pembangunan yang telah dan
it
ar
sedang dilaksanakan.
bl
Suatu program pemerintah akan dikatakan tepat sasaran dan berdaya guna jika
tp ://
perencanaannya didasarkan pada pengamatan yang obyektif terhadap permasalahan yang dihadapi. Pengamatan tersebut tertuang dalam bentuk data/ angka yang dapat
ht
menggambarkan situasi dan kondisi yang dimaksud. Akan sulit membayangkan jika suatu keputusan/ kebijakan diambil tanpa dilandasi oleh pengamatan yang obyektif dari permasalahan yang dihadapi. Jika demikian halnya, maka akan dapat diduga bahwa keputusan/ kebijakan yang diambil cenderung bias atau sangat terbatas jangkauannya. Disamping sebagai dasar perencanaan nasional, data yang akurat juga dibutuhkan dalam rangka pemantauan dan evaluasi terhadap program - program pembangunan. Hal ini sejalan dengan tugas pokok BPS dalam melaksanakan kegiatan statistik yang bertujuan untuk menyediakan data statistik lengkap, akurat dan mutakhir dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang handal, efektif dan efisien. Guna mendukung pembangunan nasional BPS melakukan survei untuk mengetahui kondisi masyarakat Indonesia. Salah satu survei yang diselenggarakan
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
1
oleh BPS secara rutin setiap tahun adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Melalui Susenas dikumpulkan data yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi keterangan mengenai kondisi kesehatan, pendidikan, fertilitas, keluarga berencana, perumahan dan kondisi sosial ekonomi lainnya. Dengan jumlah sampel Nasional tahun 2015 sebanyak 300.000 rumah tangga yang tersebar di seluruh provinsi dan 511 kabupaten/ kota di Indonesia, maka data pokok (Kor) Susenas dapat menghasilkan statistik sederhana sampai tingkat kabupaten/ kota. Dengan demikian perkembangan kesejahteraan masyarakat antar kabupaten/ kota bisa dibandingkan dengan menggunakan data dan indikator yang relatif sama. Pelaksanaan pengumpulan data Susenas Maret 2015 terdiri dari beberapa instrumen pendataan yaitu pengumpulan data rumah tangga Susenas Kor (pokok) dan
.id
konsumsi yang hasilnya hanya representatif untuk estimasi sampai tingkat
go
kabupaten/ kota. Data hasil Susenas 2015 yang dilakukan BPS Kabupaten Blitar
s.
dipublikasikan dalam bentuk buku yang berjudul “Statistik Kesejahteraan Rakyat
bp
Kabupaten Blitar Tahun 2015”. Publikasi ini menyajikan data hasil Susenas Maret
ka
b.
2015 dari Kuesioner Kor dan data Konsumsi Pengeluaran, antara lain menyangkut
ar
data-data kependudukan, kesehatan, balita, fertilitas dan KB, perumahan, pengeluaran
it
perkapita, serta sosial ekonomi rumah tangga.
bl
Diharapkan publikasi ini dapat menambah wawasan para pengguna data dalam
1.2
Tujuan
ht
tp ://
menginterpretasikan dan memanfaatkan data yang ada.
Melalui penyusunan publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015, diharapkan dapat dicapai beberapa tujuan sebagai berikut :
Tersedianya data pokok tentang kesejahteraan masyarakat yang sangat dibutuhkan untuk masukan penyusunan kebijakan dan sebagai alat untuk
melihat keadaan, memonitor, dan mengevaluasi keberhasilan pembangunan Tersedianya data rinci tentang kesejahteraan rumah tangga, sosialekonomi, pendidikan, dan beberapa data kependudukan yang dirinci menurut golongan umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat fertilitas, pemakaian kontrasepsi.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
2
1.3
Sistematika Penyajian Dalam penulisan publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten
Blitar tahun 2015 dibagi dalam tiga bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan
: Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sistematika penyajian.
Bab II Metodologi
: Berisi ruang lingkup, kerangka sampel, rancangan sampel, metode pengumpulan data, pengolahan data,
Bab III Ulasan Singkat : Berisi ulasan singkat tentang aspek kependudukan, kesehatan,
pendidikan,
fertilitas
.id
dan yang terakhir konsep dan definisi.
dan
keluarga
go
berencana, perumahan, pengeluaran perkapita, dan
sangat
terbatasnya
b.
Mengingat
bp
s.
sosial ekonomi rumah tangga
jumlah
sampel , tidak menutup
ka
kemungkinan adanya beberapa data yang tidak terwakili secara memadai, sehingga
ar
data yang dihasilkan kurang representatif. Hal ini biasanya terjadi untuk keadaan data
ht
tp ://
bl
it
yang jumlah dan tingkat menyebaran populasinya sangat terbatas atau tidak merata.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
3
2.1
Ruang Lingkup Pelaksanaan Susenas tahun 2015 berbeda dengan pelaksanaan Susenas tahun
sebelumnya. Pelaksanaan Susenas sebelum tahun 2015 dilakukan dalam triwulanan sedangkan
.id
pada tahun 2015 dilakukan dua kali yaitu pada Maret 2015 dan September 2015. Susenas Maret
go
cakupan sampelnya cukup besar, nasional mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar
s.
di 34 provinsi dan 511 kabupaten/kota di Indonesia, di Jawa Timur jumlah sampel sebanyak
bp
29.960 rumah tangga dan di Kabupaten Blitar jumlah sampel sebanyak 840 rumah tangga.
b.
Dengan jumlah sampel seperti ini data yang dihasilkan pada Susenas bulan Maret dapat
ka
disajikan sampai level Kabupaten/ Kota. Sedangkan Susenas September jumlah sampel
ar
tinggal seperempatnya, di Jawa Timur jumlah sampel sebanyak 7.490 rumah tangga, dengan
bl
it
jumlah sampel seperti ini data yang dihasilkan hanya pada level Nasional dan Provinsi saja.
tp ://
Jumlah sampel Susenas Maret 2015 di Jawa Timur sebanyak 29.960 rumah tangga yang tersebar di 38 kabupaten/ kota. Data dan informasi dari sampel rumah tangga dikumpulkan daftar
ht
menggunakan
VSEN15.K
dan
VSEN15.KP.
Kuesioner
VSEN15.K
mengumpulkan keterangan pokok individu mulai kependudukan, kesehatan, pendidikan penggunaan teknologi dan lain - lain serta data pokok rumah tangga meliputi penguasan bangunan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal serta perlindungan sosial. Sedangkan VSEN.KP mengumpulkan data konsumsi dan pengeluaran rumah tangga, penghasilan rumah tangga serta neraca keuangan rumah tangga.
2.2
Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas 2015 terdiri dari 3 jenis, yaitu
kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama, kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap kedua dan kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
4
ketiga. Kerangka sampel untuk pemilihan sampel tahap pertama adalah daftar Blok Sensus (BS) SP2010 sebagai unit terkecil wilayah pencacahan, yang disertai dengan informasi banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010 (Daftar RBL1), muatan blok sensus dominan (pemukiman biasa, pemukiman mewah, pemukiman kumuh), informasi daerah sulit/ tidak sulit, dan klasifikasi desa/ kelurahan (rural/ urban).
2.3
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dari rumah tangga yang terpilih sebagai sampel dilakukan
melalui wawancara tatap muka antara petugas survei (pencacah) dengan responden. Susenas 2015 yang ditujukan kepada individu, diusahakan individu tersebut adalah
.id
individu yang bersangkutan sehingga data atau informasi yang disampaikan
go
lebih akurat, sedangkan keterangan tentang rumah tangga dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah tangga, suami/ istri kepala rumah tangga, atau
bp
s.
anggota keluarga yang lain yang mengetahui dengan pasti tentang kondisi rumah
b.
tangga.
ka
Adapun referensi waktu survei yang digunakan dihitung berdasarkan satu
it
Keterangan kegiatan anggota rumah tangga berumur 10 tahun ke atas dan konsumsi
bl
a.
ar
periode yang berakhir sehari sebelum tanggal pencacahan, antara lain :
Keterangan kesehatan, dengan referensi waktu survei 1 bulan terakhir dan 1 tahun terakhir.
c.
ht
b.
tp ://
makanan, dengan refrensi waktu survei seminggu terakhir.
Pengeluaran untuk barang - barang bukan makanan, dengan referensi waktu survei 1 bulan terakhir dan 1 tahun terakhir.
2.4
Pengolahan Data Untuk mendapatkan data yang baik, tahapan dalam pengolahan data Susenas
adalah sebagai berikut : a.
Setelah selesai pelaksanaan lapang, dokumen hasil survei diperiksa oleh pengawas baik menyangkut kelengkapan isian, konsistensi atau keterkaitan
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
5
jawaban antar pertanyaan dan juga kewajaran datanya. b.
Pada tahap berikutnya dilakukan kegiatan r eceiving dan ba tching yaitu tahap memilah - milah, menyusun dan mengelompokkan dokumen. Tahapan
selanjutnya
adalah
editing
coding ¸
yaitu
tahapan
penyuntingan terhadap kewajaran isian termasuk hubungan keterkaitan (konsistensi) antara satu jawaban dengan jawaban lainnya dan pemberian kode terhadap jawaban terbuka. Tahapan ini disebut juga tahap pra-komputer. c.
Setelah data dinyatakan sempurna, maka dilaksanakan data entry (perekaman data). Untuk kuesioner Kor dan modul entry dilakukan di BPS Kabupaten/ Kota, dan hasil perekaman data tersebut selanjutnya dikirim ke BPS Provinsi selanjutnya digabung dan dikirim ke BPS Pusat untuk dilakukan
go
Dari jumlah sampel sebanyak 840 rumah tangga, sebanyak 840 rumah tangga
s.
d.
.id
pengolahan/ tabulasi.
bp
sampel yang dinyatakan bersih dan dapat diolah. Faktor pengali/ penimbang
Konsep dan Definisi
ar
2.5
ka
b.
menggunakan penduduk tengah tahun 2015 untuk estimasi kabupaten/ kota.
bl
it
A. Blok Sensus (BS) adalah bagian dari suatu wilayah desa/ kelurahan yang
tp ://
merupakan daerah kerja dari seorang pencacah secara tim.
ht
Kriteria Blok Sensus sebagai berikut : 1.
Setiap wilayah desa/ kelurahan dibagi habis menjadi beberapa blok sensus.
2.
Blok Sensus harus mempunyai batas - batas yang jelas /mudah dikenali baik batas alam maupun buatan. Batas satuan lingkungan setempat (SLS seperti RT, RW, Dusun, lingkungan dan sebagainya) diutamakan sebagai batas blok sensus bila batas SLS tersebut jelas (batas alam atau buatan).
3.
Satu blok sensus harus terletak dalam satu hamparan.
Ada 3 jenis Blok Sensus, yaitu : a.
Blok Sensus Biasa (B) adalah blok sensus yang bermuatan antara 80 sampai 120 rumah tangga atau bangunan sensus tempat tinggal atau bangunan sensus bukan tempat tinggal atau gabungan keduanya dan sudah jenuh.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
6
b.
Blok Sensus Khusus (K) adalah blok sensus yang mempunyai muatan sekurang kurangnya 100 orang kecuali lembaga permasyarakatan tidak ada batas muatan. Tempat - tempat yang bisa dijadikan Blok Sensus Khusus antara lain : c.
Asrama Militer (tangsi) Daerah perumahan militer dengan pintu keluar - masuk yang dijaga. Blok Sensus Persiapan (P) adalah blok sensus yang kosong seperti sawah, kebun, tegalan, rawa, hutan, daerah yang dikosongkan (digusur) atau bekas pemukiman yang terbakar.
Sub Blok Sensus adalah bagian dari blok sensus. BS yang mempunyai muatan lebih dari 150 rumah tangga harus dipecah menjadi beberapa sub blok sensus. Yang
.id
menjadi cakupan dalam Susenas 2015 adalah blok sensus biasa.
go
Segmen adalah bagian dari blok sensus yang mempunyai batas jelas. Besarnya
bp
s.
segmen tidak dibatasi oleh jumlah rumah tangga atau bangunan fisik.
b.
B. Bangunan Fisik adalah tempat berlindung yang mempunyai dinding, lantai, dan
ka
atap, baik tetap maupun sementara, baik digunakan untuk tempat tinggal maupun
ar
bukan tempat tinggal. Bangunan dapur, kamar mandi, garasi, dan lainnya yang
bl
it
terpisah dari bangunan induk dianggap bagian bangunan induk tersebut (satu
tp ://
bangunan), jika terletak dalam satu pekarangan. Bangunan yang luas lantainya kurang dari 10 �2 dan tidak digunakan untuk tempat tinggal dianggap bukan
ht
bangunan fisik.
Susenas 2015 tidak mencakup rumah tangga yang tinggal bukan di bangunan fisik seperti bangunan liar di bawah jembatan, di pinggir rel kereta api, di gerbong kereta, di bantaran sungai, dan sebagainya. Bangunan Sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu keluar masuk sendiri dan dalam satu kesatuan penggunaan.
C. Rumah tangga dalam hal ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu rumah tangga biasa dan rumah tangga khusus. 1. Rumah tangga biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
7
mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/ sensus, dan biasanya makan bersama dari satu dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah mengurus kebutuhan sehari - hari bersama menjadi satu. Rumah tangga biasa umumnya terdiri dari bapak, ibu dan anak - anaknya, serta anggota lainnya baik yang ada hubungan famili maupun tidak. Selain itu yang dapat juga dianggap sebagai rumah tangga biasa antara lain:
Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus tetapi mengurus makannya sendiri; Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut masih terletak dalam
blok sensus yang sama dianggap sebagai satu rumah tangga;
pemondoknya kurang dari 10 orang;
go
.id
Rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan (indekos) yang
s.
Beberapa orang yang bersama - sama mendiami satu kamar dalam satu
Orang - orang yang tinggal di asrama, yaitu suatu tempat tinggal yang
ka
b.
2. Rumah tangga khusus meliputi:
bp
bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri - sendiri.
ar
pengurusan kebutuhan sehari - harinya diatur oleh suatu yayasan atau
bl
it
badan, misalnya asrama perawat, asrama mahasiswa, asrama TNI
tp ://
(tangsi). Anggota TNI yang tinggal di asrama bersama keluarganya dan mengurus sendiri kebutuhan sehari - harinya bukan rumah tangga
rumah tahanan dan sejenisnya.
ht
khusus, melainkan rumah tangga biasa. Orang - orang yang tinggal di panti asuhan, lembaga pemasyarakatan,
Sekelompok orang mondok dengan makan (indekos) yang berjumlah lebih besar atau sama dengan 10 orang.
Rumah tangga khusus tidak dicakup dalam Susenas
D. Anggota rumah tangga (art) adalah semua orang yang biasanya bertempat
tinggal di rumah tangga, baik yang berada di rumah tangga pada waktu pencacahan maupun sementara tidak ada. Art yang telah bepergian selama 6 bulan atau lebih,
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
8
dan anggota rumah tangga yang bepergian belum sampai 6 bulan namun dengan maksud pergi lebih dari 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga lagi. Sebaliknya orang yang telah tinggal di rumah tangga 6 bulan atau lebih, atau yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat pindah/ bertempat tinggal di rumah tangga tersebut selama 6 bulan atau lebih dianggap sebagai anggota rumah tangga. E. Kepala rumah tangga (krt) adalah salah seorang dari anggota rumah tangga
yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga. F.
Kependudukan 1.
Umur dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur
.id
menurut ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada
s.
Status perkawinan Belum kawin
bp
2.
go
kalender Masehi.
ka
b.
Kawin adalah mereka yang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun
it
ar
terpisah. Dalam hal ini tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum
bl
(adat, agama, negara dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami - istri.
tp ://
Cerai hidup adalah mereka yang berpisah sebagai suami - istri karena
ht
bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup.
Cerai mati adalah mereka yang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi.
Laju Pertumbuhan Penduduk adalah kecepatan pertumbuhan penduduk yang mengacu kepada kecenderungan besarnya penduduk pada waktu-waktu mendatang yang selanjutnya akan melahirkan konsep proyeksi penduduk.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
9
Sex Ratio/Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara pendu-duk laki-laki dengan perempuan. Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk di suatu wilayah pada tahun tertentu ditimbang dengan luas wilayahnya yang berarti pula tingkat hunian penduduk tiap km2. Angka Beban Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif (0-14 th dan 65+) dengan penduduk usia produktif (15-64 th) dalam suatu wilayah. Angkanya nanti menun-jukan beban tanggungan ekonomi tiap penduduk usia produktif.
G. Kesehatan
.id
1. Keluhan Kesehatan adalah keadaan ketika seseorang mengalami gangguan
go
kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis,
s.
kecelakaan, kriminal, atau hal lain. Lamanya terganggu tidak merujuk pada
bp
keluhan yang terberat saja, melainkan mencakup jumlah hari untuk semua
b.
keluhan kesehatan dalam satu bulan terakhir.
ka
2. Mengobati Sendiri adalah upaya oleh anggota rumah tangga (art)/
ar
keluarga dengan melakukan pengobatan sendiri (tanpa datang ke tempat
bl
it
fasilitas kesehatan atau memanggil dokter/ petugas kesehatan ke rumahnya),
tp ://
agar sembuh atau lebih ringan keluhan kesehatannya, misal dengan cara minum obat modern, jamu, kerokan, kompres, pijat, dan lain - lain. Jenis obat/
ht
cara pengobatan yang digunakan adalah : a. Obat Modern adalah obat yang digunakan dalam sistem kedokteran, dapat
berbentuk tablet, kaplet, kapsul, sirup, puyer, salep, dll, yang biasanya sudah dalam bentuk jadi buatan pabrik farmasi dengan kemasan bernomor kode pendaftaran di Depkes. Obat - obat ini ada yang harus dibeli dengan resep dokter di apotik dan ada yang dapat dibeli bebas di apotik, toko obat, dll. Obat Tradisional adalah ramuan yang dibuat dari bagian tanaman, hewan, mineral, dll, biasanya berbentuk bubuk, rajangan, cairan, tablet, kapsul, parem, obat gosok, dll. Pembuatnya bisa rumah tangga, penjaja jamu gendong, sinse, dukun, tabib, perusahaan jamu, pabrik farmasi, dll.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
10
b. Lainnya
misal
bahan
makanan
suplemen/
pelengkap
alami
(sunchlorella, squalen, imedeen, omega 3, collagen, dll), minuman tonik (misal : Kratingdaeng, Kaki Tiga, Adem Sari, Lasegar, dll), kerokan, pijatan. 3. Berobat Jalan adalah kegiatan atau upaya anggota rumah tangga yang mempunyai
keluhan
kesehatan
untuk
memeriksakan
diri
dan
mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat - tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah. 4. Anak lahir hidup adalah anak yang pada waktu dilahirkan menunjukkan tanda - tanda kehidupan, walaupun mungkin hanya beberapa saat saja, seperti
.id
jantung berdenyut, bernafas dan menangis. Anak yang pada waktu
go
lahir tidak menunjukkan tanda -tanda kehidupan disebut lahir mati.
s.
5. Proses Kelahiran adalah proses lahirnya janin usia 5 bulan ke atas dari dalam
bp
kandungan ke dunia luar, dimulai dengan tanda - tanda kelahiran, lahirnya bayi,
ka
b.
pemotongan tali pusat, dan keluarnya plasenta.
ar
a. Penolong Pertama Persalinan adalah penolong persalinan yang pertama
it
kali dipilih responden, jika kemudian ada kemungkinan proses mengalami
bl
hambatan maka diperlukan rujukan ke tenaga persalinan yang lain.
tp ://
b. Penolong Terakhir Persalinan adalah penolong persalinan yang
ht
menangani proses hingga kelahiran bayi. 6. Pemberian Air Susu Ibu (ASI)/ Menyusui adalah jika puting susu ibu yang dihisap bayi mengeluarkan air susu yang diminum oleh bayi, walaupun hanya sedikit. Ibu yang menyusui dapat ibu kandung maupun bukan ibu kandung. Bayi yang minum ASI melalui botol dikategorikan diberi ASI. 7. Imunisasi atau vaksinasi adalah memasukkan kuman atau racun penyakit tertentu yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh dengan cara disuntik atau diteteskan dalam mulut, dengan maksud agar terjadii kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut. Jenis imunisasi antara lain : a. BCG (Bacillus Calmette Guerin) adalah vaksinasi untuk mencegah penyakit TBC, diberikan kepada bayi baru lahir atau anak sebanyak satu kali dengan
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
11
suntikan pada kulit pangkal lengan atas. b. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) adalah vaksinasi untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus, diberikan kepada bayi berumur 3 bulan ke atas dengan suntikan di paha. Imunisasi DPT lengkap pada balita sebanyak 3 kali. c. Polio adalah vaksinasi untuk mencegah penyakit polio, diberikan kepada bayi berumur 3 bulan ke atas, dengan memberikan 3 tetes cairan vaksin berwarna merah muda atau putih ke dalam mulut anak. Imunisasi polio lengkap pada balita sebanyak 3 kali. d. Campak/Morbilli
adalah
vaksinasi
untuk
mencegah
penyakit
.id
campak/morbilli, diberikan kepada bayi berumur 9 sampai 12 bulan, dengan
go
suntikan di bawah kulit pada paha sebanyak 1 kali.
s.
e. Hepatitis B adalah suntikan secara intramuskular (suntikan ke dalam
bp
otot) untuk mencegah penyakit Hepatitis B, diberikan kepada bayi
b.
sebanyak 3 kali.
ka
H. Pendidikan
ar
1. Sekolah adalah sekolah formal mulai dari pendidikan dasar (SD dan SLTP),
bl
it
menengah (SLTA) dan tinggi (perguruan tinggi/ akademi), termasuk pendidikan
tp ://
yang setara seperti Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Madrasah Diniyah bukan merupakan sekolah formal.
ht
2. Tidak/ belum pernah sekolah adalah tidak/ belum pernah terdaftar dan tidak/ belum pernah aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal. Mereka yang tamat/ belum tamat Taman Kanak - Kanak yang tidak melanjutkan ke SD/ MI dianggap tidak/ belum pernah sekolah. 3. Masih bersekolah adalah status dari mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal. 4. Tidak bersekolah lagi adalah status dari mereka yang pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal, tetapi pada saat pencacahan tidak lagi terdaftar dan tidak lagi aktif. 5. Pendidikan tertinggi yang pernah/ sedang diduduki adalah jenjang pendidikan tertinggi yang yang pernah diduduki oleh seseorang yang sudah tidak
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
12
bersekolah lagi atau yang sedang diduduki oleh seseorang yang masih bersekolah. 6. Tamat Sekolah adalah telah menyelesaikan pelajaran yang ditandai dengan lulus ujian akhir pada kelas atau tingkat terakhir pada suatu jenjang pendidikan formal baik negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat belajar/ ijasah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi sudah mengikuti ujian akhir dan lulus, dianggap tamat sekolah. 7. Dapat membaca dan menulis adalah mereka yang dapat membaca dan menulis surat/ kalimat sederhana dengan huruf latin dan atau huruf lainnya.
I.
Perumahan 1. Status rumah yang ditempati harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga
.id
yang mendiaminya, yaitu :
go
a. Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul -
s.
betul sudah milik kepala rumah tangga (krt) atau salah seorang anggota
bp
rumah tangga (art). Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank
b.
atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri.
ka
b. Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh krt/ art dalam jangka waktu
ar
tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya
it
1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus dimuka atau dapat
tp ://
bl
diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila
ht
kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru. c. Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh krt/ art dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu. d. Rumah dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat bekerja salah satu art, baik dengan membayar sewa maupun tidak. e. Bebas sewa milik orang lain, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (bukan famili/ orang tua) dan ditempati/ didiami oleh art tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun. f. Rumah milik orang tua/ sanak/ saudara, jika tempat tinggal tersebut bukan milik sendiri melainkan milik orang tua/ sanak/ saudara dan tidak mengeluarkan
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
13
suatu pembayaran apapun untuk mendiami tempat tinggal tersebut. g. Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat. 2. Luas lantai adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari - hari (sebatas atap). Bagian - bagian yang digunakan bukan untuk keperluan sehari - hari tidak dimasukkan dalam perhitungan luas lantai seperti lumbung padi, kandang ternak, lantai jemur (lamporan semen) dan ruangan khusus untuk usaha (misalnya warung). Untuk bangunan bertingkat, luas lantai adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati. Bila suatu tempat tinggal dihuni oleh lebih dari satu rumah tangga, maka luas lantai hunian setiap rumah tangga adalah luas lantai dari ruangan yang dipakai bersama dibagi banyaknya rumah tangga ditambah dengan
.id
luas lantai pribadi rumah tangga yang bersangkutan.
s.
go
3. Sumber air minum
bp
a. Air dalam kemasan adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh
b.
suatu perusahaan dalam kemasan gelas, botol, dan gallon, seperti antara lain
ka
air kemasan merk Aqua, Ades, Total, dan lain - lain, termasuk juga air isi
ar
ulang.
bl
it
b. Air leding adalah air berasal dari air yang telah diproses menjadi
tp ://
jernih/ bersih sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM/ PDAM/ BPAM.
ht
c. Air pompa adalah air tanah yang cara pengambilan airnya dengan menggunakan pompa tangan/ pompa listrik. d. Air sumur/perigi adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali, cara pengambilannya dengan menggunakan gayung atau ember baik dengan atau tanpa katrol. e. Mata air adalah sumber air permukaan tanah yang timbul dengan sendirinya. J.
Pengeluaran rumah tangga sebulan adalah semua biaya yang dikeluarkan rumah tangga selama sebulan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi untuk semua anggota rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan dan bukan makanan.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
14
1. Pengeluaran untuk makanan adalah nilai pengeluaran untuk konsumsi rumah
tangga selama seminggu yang lalu baik dari pembelian, produksi sendiri atau pemberian. Untuk makanan yang berasal dari produksi sendiri atau pemberian, nilainya harus diperhitungkan sesuai dengan harga pasar setempat. Pengeluaran untuk makanan disini yang dicatat hanya yang benar - benar dikonsumsi oleh anggota rumah tangga selama seminggu yang lalu, tidak termasuk yang diberikan kepada karyawan/ pekerja atau pihak lainnya. 2. Pengeluaran untuk bukan makanan adalah nilai pengeluaran untuk
konsumsi barang bukan makanan selama 1 bulan yang lalu, 2 bulan yang lalu, dan 3 bulan yang lalu, baik dari pembelian, produksi sendiri maupun dari
ht
tp ://
bl
it
ar
ka
b.
bp
s.
go
.id
pemberian/ pembagian.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
15
3.1
Kependudukan Kependudukan merupakan suatu permasalahan yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan yang mencakup antara lain mengenai distribusi, jumlah, dan komposisi penduduk. Seharusnya jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan, namun nyatanya justru penduduk yang besar seringkali menumbuhkan
.id
beragam masalah yang sangat kompleks yang akhirnya justru menghambat laju
go
pembangunan jika tidak didukung penuh dengan adanya daya dukung dan daya
s.
tampung lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sebaliknya, tanpa keberadaan
bp
penduduk, pembangunan pun tidak akan berjalan.
b.
Secara geografis Kabupaten Blitar mempunyai luas sekitar 1.588,79 km², terdiri
ka
dari 22 kecamatan dan 248 desa/ kelurahan 765 dusun/ lingkungan, 1.982 RW dan
ar
7.046 RT. Dari hasil pengamatan tipologi kependudukan tingkat kabupaten,
bl
it
diantaranya mengenai persebaran penduduk, diperoleh pembuktian secara luas serta
tp ://
dapat diakui, bahwa akibat kecenderungan penduduk untuk berdomisili pada daerahdaerah yang berfasilitas relatif lengkap, misalnya daerah perkotaan, telah
ht
mengakibatkan persebaran penduduk di Kabupaten Blitar diduga tidak merata antar daerah yang satu dengan yang lain. Bagi para perencana dan pengambil keputusan, akibat persebaran penduduk yang tidak merata telah menimbulkan permasalahan tersendiri bagi perencanaan pembangunan.Permasalahan yang paling bisa diterima adalah pada saat pengambilan kebijakan pembangunan sumber daya manusia, daerah-daerah terpencil yang jarang penduduknya, sumberdaya manusia yang ada cenderung lebih rendah bila dibandingkan daerah sekitar perkotaan yang padat penduduknya. Secara absolut jumlah penduduk Kabupaten Blitar terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Susenas 2015 mencatat jumlah penduduk Kabupaten Blitar mencapai 1.145.396 jiwa, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 4.603 jiwa jika
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
16
dibanding dengan tahun lalu (Susenas 2014) yang besarnya sekitar 1.140.793 jiwa. Jumlah rumah tangga sebesar 329.412 rumah tangga, sehingga rata-rata banyaknya penduduk per rumah tangga adalah 3,48 atau rata - rata 3-4 orang per rumah tangga. Dengan luas wilayah daratan Kabupaten Blitar sebesar 1.588,79 kilometer persegi, maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Blitar tahun 2015 adalah 721 jiwa per kilometer persegi. Jika dibandingkan dengan kepadatan penduduk tahun 2014, maka ada peningkatan sebesar 3 jiwa per kilometer persegi. Persentase penduduk laki laki di Kabupaten Blitar tahun 2015 lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan, yaitu 50,08 persen. Sehingga bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin (sex ratio), yaitu perbandingan antara jumlah penduduk laki - laki terhadap perempuan, di Kabupaten Blitar tahun 2015 diperoleh nilai 100,35 persen.
.id
Ini berarti rata - rata untuk setiap 100 penduduk perempuan akan terdapat sekitar 100-
go
101 penduduk laki - laki.
568000
558000
100.25
it bl
100.2
100.17
100.14
tp ://
560000
ar
566000 562000
100.3
ka
570000
564000
100.35100.35
b.
572000
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Blitar 2010 – 2015
100.32
bp
574000
Gambar 1.
100.4
s.
576000
573707
571,303 568,596 100.09
100.1
565689
100.05
562779 561996
564734
568,105
569,490
571689
556000
ht
100.15
2011
100 99.95
2012 Laki - Laki
2013 Perempuan
2014
2015 Sex Ratio
Sumber : SP-2010 dan Proyeksi SP - BPS Kabupaten Blitar
Apabila diperhatikan berdasarkan kelompok umur, maka ada sekitar 66,62 persen penduduk di Kabupaten Blitar tahun 2015 masuk di usia produktif (umur 15-64 tahun), sehingga ada sebanyak 33,38 persen berada pada kelompok usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas). Dari data tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa Angka Beban Tanggungan (age dependency ratio) penduduk Kabupaten Blitar tahun 2015 sebesar 50,10 persen, ini berarti bahwa secara hipotesis setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 49-50 orang penduduk usia tidak produktif.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
17
Tabel 3.1
Angka Beban Tanggungan (ABT) Penduduk Menurut Kategori Usia, Tahun 2010 - 2015 (Persen)
Kategori usia
2010
2011
2012
2013
2014
2015
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Anak – anak (0-14) Lansia (65+)
37,07 14,72
37,69 13,73
37,09 14,73
35,29 14,80
36,07 13,47
35,27 14,82
Jumlah ABT
51,79
51,42
51,81
50,09
49,54
50,10
Sumber : Susenas - BPS Kabupaten Blitar
[1]
[2]
Kelompok Umur 0 – 14 15 - 64 5 [3] [4] [5]
go
Jenis Kelamin
Jumlah
2010
Laki-laki Perempuan Jumlah
bp
[6]
64,24 66,33 65,27
2011
it
s.
Tahun
.id
Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010- 2015 (Persen)
Laki-laki Perempuan Jumlah
26,11 23,64 24,89
65,99 66,10 66,04
2012
Laki-laki Perempuan Jumlah
25,00 23,85 24,43
66,09 65,66 65,87
8,91 10,49 9,70
100,00 100,00 100,00
Laki-laki Perempuan Jumlah
25,15 23,69 24,42
66,44 66,00 66,22
8,40 10,31 9,35
100,00 100,00 100,00
2014
Laki-laki Perempuan Jumlah
24,22 24,02 24,12
67,76 65,98 66,87
8,02 10,00 9,01
100,00 100,00 100,00
2015
Laki-laki Perempuan Jumlah
23,99 23,02 23,50
66,87 66,37 66,62
9,13 10,61 9,87
100,00 100,00 100,00
2013
25,72 22,38 24,08
10,04 10,49 10,65
100,00 100,00 100,00
7,90 10,26 9,07
100,00 100,00 100,00
b. ka
ar
ht
tp ://
bl
Tabel 3.2
Sumber : Susenas - BPS Kabupaten Blitar
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
18
Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) struktur penduduk Kabupaten Blitar pada tahun 2015 termasuk dalam kolompok penduduk produktif, karena jumlah penduduk umur 65 tahun keatas ( 65 tahun) kurang dari 10 persen untuk itu tidak bisa dikategorikan dalam kelompok penduduk tua dan juga tidak bisa dikategorikan dalam kelompok penduduk muda karena jumlah penduduk umur 0 - 14 tahun kurang dari 40 persen. Perlu diwaspadai penduduk usia lanjut hampir mencapai 10 persen, artinya struktur penduduknya hampir masuk ke dalam penduduk usia tua. Hal ini dipastikan terjadi, karena dengan meningkatnya angka harapan hidup membuat usia penduduk menjadi semakin panjang sehingga meningkatkan jumlah penduduk usia lanjut. Tentunya membuat membesarnya angka beban tanggungan dimana beban penduduk
.id
produktif menanggung penduduk non produktif semakin bertambah, untuk itu
go
pembukaan lapangan kerja baru harus mendapat perhatian khusus.
bp
s.
Pengambil kebijakan mengenai kependudukan terlebih dahulu harus mengetahui komposisi penduduk menurut kelompok umur atau struktur penduduknya. Perlakuan
ka
b.
yang harus diambil dalam menangani masalah penduduk ditinjau dari komposisi/
ar
sruktur penduduk menurut kelompok umur masing - masing sangatlah berbeda. Dalam
it
menangani masalah kependudukan yang dihadapkan pada struktur penduduk muda
bl
dimana jumlah penduduk kelompok umur 0-14 tahun lebih dari 40 persen kebijakan
tp ://
untuk penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan merupakan prioritas utama, lain
ht
halnya dengan penanganan struktur penduduk produktif dimana jumlah penduduk umur 65 tahun keatas kurang dari 10 persen dan jumlah penduduk umur 0-14 tahun kurang dari 40 persen atau bisa dikatakan jumlah penduduk kelompok umur 15-64 tahun lebih dari 50 persen perhatian tentunya lebih ditekankan dalam penyediaan lapangan kerja. Seperti yang telah kita pahami bersama, bahwa setiap penduduk wanita yang memasuki umur 15–49 tahun sebagai kelompok masa subur bagi dirinya. Apabila seorang wanita dalam melangsungkan perkawinannya mendekati umur 15 tahun, dapat diduga untuk melahirkan seorang bayi cenderung lebih produktif. Kecenderungan ini nampaknya diikuti oleh resiko kehamilan dan resiko saat melahirkan pada tingkat yang mengkawatirkan. Untuk mengurangi resiko tersebut pemerintah daerah sangat berperan dalam mensosialisasikan usia perkawinan ideal, yaitu pada umur 20–30 tahun. Dari hasil pengumpulan data yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
19
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada setiap tahun akan terlihat adanya pola pergeseran penduduk wanita usia 10 tahun ke atas dalam hal melaksanakan pernikahannya, apakah pada usia dini, usia ideal atau pada usia yang lebih dari cukup . Dari hasil Susenas diketahui bahwa jumlah penduduk wanita Kabupaten Blitar umur 10 tahun keatas yang melangsungkan pernikahan pada usia ≤ 17 tahun sebanyak 4,93 persen untuk tahun 2015, jika dibandingkan dengan tahun 2014 wanita yang melangsungkan perkawinan pertama pada usia 17 tahun ke bawah sebanyak 20,24 persen maka pada tahun 2015 terjadi penurunan drastis jumlah wanita usia 17 tahun ke bawah yang melakukan perkawinan pertama sebanyak 15,31 persen. Pada tahun 2015 wanita yang melangsungkan perkawinan pertama pada usia 17 – 18 tahun sebesar 17,74 persen, jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka ada penurunan sebesar 6,56 persen.
.id
Untuk wanita usia 19 – 24 tahun yang melakukan perkawinan pertama tahun 2015
go
sebesar 67,02 persen, jika dibandingkan tahun 2014 maka wanita usia 19 - 24 tahun
s.
yang melakukan perkawinan pertama mengalami kenaikan sebesar 22,86 persen.
bp
Penduduk wanita usia 25 tahun ke atas yang melakukan perkawinan pertama pada tahun
b.
2015 sebesar 10,31 persen, jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar 11,30
ka
persen maka penduduk wanita usia 25 tahun ke atas sebesar 0,99 persen. Persentase Penduduk Perempuan Umur 10 Tahun Keatas yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama Tahun 2010-2015 (Persen)
bl
it
ar
Tabel 3.3
2010
2011
2012
2013
2014
2015
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Jumlah
ht
≤ 17 17 – 18 19 – 24 ≥ 25
tp ://
Umur Perkawinan Pertama
22,95 22,43 43,55 11,07
22,00 24.43 40,94 12,64
22,08 23,70 42,96 11,27
20,66 25,52 43,35 10,47
20,24 24,30 44,16 11,30
4,93 17,74 67,02 10,31
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Sumber : Susenas - BPS Kabupaten Blitar
Di tahun 2015, terlihat penduduk perempuan yang melakukan perkawinan pertama lebih cenderung untuk melakukan perkawinan pada usia ideal (usia 19-24 tahun), karena adanya kenaikan yang cukup signifikan pada wanita yang melakukan perkawinan pertama pada usia ideal, hal ini menunjukkan bahwa wanita tetap menghendaki perkawinan pada usia ideal, namun demikian terjadinya pernikahan di usia remaja mungkin dikarenakan sesuatu hal yang tidak diinginkan tetapi harus
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
20
dijalankan. Dan rata - rata usia perkawinan pertama/ Singulate Mean Age At Marriage (SMAM) untuk tahun 2015 adalah 21,62 tahun.
Gambar 2. Persentase Penduduk Perempuan Usia 10 tahun ke atas yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama Tahun 2015 (Persen) 17 – 18
19 - 24
5
.id
7
s.
go
Sumber : Susenas - BPS Kabupaten Blitar
bp
Dari sisi kelengkapan administrasi kependudukan khususnya penduduk dengan
b.
usia 0 - 17 tahun terkait kepemilikan akte kelahiran di Kabupaten Blitar sebanyak
ka
92,87 persen sudah memiliki akte dengan keterangan 84,11 akte bisa diperlihatkan
ar
namun sebanyak 8,76 akte tidak bisa diperlihatkan. Jadi masih ada sekitar 7,13 persen
it
anak di Kabupaten Blitar belum memiliki akte kelahiran. Mereka yang belum memiliki
tp ://
bl
akte alasan yang terbanyak adalah karena mengaku akte belum terbit sebesar 36,53 persen dan yang mengaku tidak punya biaya untuk mengurus akte yaitu sebesar
ht
21,77 persen.
3.2
Kesehatan Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan adalah hak dasar manusia dan merupakan salah satu aspek penentu kualitas sumber daya manusia yang penting untuk dicermati. Sumber daya manusia yang sehat secara fisik diharapkan akan baik pula dari sisi kualitas, terutama untuk berkiprah dalam pembangunan agar kesejahteraan rakyat dapat terwujud. Melalui pembangunan bidang kesehatan diharapkan pelayanan kesehatan yang memadai dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dilaksanakan
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
21
dengan tindakan nyata misalnya melalui penyediaan berbagai fasilitas kesehatan dilengkapi dengan peralatan medis yang memadai, yang diiringi ketersediaan tenaga medis yang berkualitas. Mengingat pentingnya peranan kesehatan dalam investasi sumber daya manusia, maka upaya pemenuhan kesehatan perlu untuk semua penduduk, mulai dari usia dini bahkan saat dalam kandungan dan dilakukan secara berkesinambungan dalam arti yaitu bayi yang masih dalam kandungan, pasca kelahiran, masa balita, usia dewasa hingga tua. Hal lain yang berpengaruh pada kualitas kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan, status gizi, dan cara berperilaku hidup sehat. Tabel 3.4
2010
2011
2012
[1]
[2]
[3]
[4]
go
2013 2014 2015 [5]
[6]
[7]
s.
Fasilitas Kesehatan 8 a. Rumah Sakit Umum 24 b. Puskesmas 68 c. Puskesmas Pembantu d. Klinik KB/BKIA/Polindes 168 e. Kesehatan Lainnya/ Posyandu 1 459
b.
ka
ar
9 9 9 9 4 24 24 24 24 24 68 68 68 69 68 248 155 190 158 131 1 459 1 459 1 459 1 462 1646
it
bl
Tenaga Kesehatan a. Dokter b. Perawat c. Bidan
45 114 200
53 113 278
55 172 264
50 187 277
48 147 259
44 226 273
ht
tp ://
2.
.id
Fasilitas/Tenaga Kesehatan
bp
1.
Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Tahun 2010 - 2015
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar
Di tahun 2015 secara rata–rata, fasilitas kesehatan di Kabupaten Blitar keberadaannya relatif memadai, seperti Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu) sebagai instrumen dari Rumah Sakit, keberadaannya di setiap kecamatan antara 1 sampai dengan 2 Puskesmas, yang diikuti 2 sampai dengan 3 Puskesmas Pembantu, serta adanya fasilitas polindes diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan pertolongan medis ataupun non medis.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
22
Gambar 3. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan, Penduduk yang Sakit Dan Persentase Rata-Rata Hari Sakit, 2015. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan, 2015
Persentase Penduduk yang Mengalami Sakit, 2015
60
Persentase Rata - Rata Hari Sakit, 2015 51.77
50
18%
40
33.16
39% 30
61%
20
82% 10
7.03
4.76
3.29
8 - 14
15 - 21 22 - 30
0
Ya
Tidak
Ya
<4
Tidak
4-7
.id
Sumber : Susenas - BPS Kabupaten Blitar
go
Berdasarkan hasil Susenas 2015, sekitar 39,05 persen penduduk Kabupaten Blitar
s.
mempunyai keluhan kesehatan (referensi survei dalam sebulan yang lalu) dan penduduk
bp
yang mengalami sakit sebesar 18,18 persen (keluhan kesehatan yang dirasakan
b.
menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari). Dari penduduk yang mengalami sakit,
ka
terdapat sekitar 51,77 persen dengan lama hari terganggu kurang dari 4 hari dan
ar
terdapat 33,16 persen dengan lama hari terganggu 4-7 hari.
bl
it
Dalam mengatasi keluhan kesehatan yang dialami, ada sekitar 61,48 persen
tp ://
penduduk berobat jalan dan sisanya 38,52 persen tidak melakukan berobat jalan. Berbagai alasan penduduk tidak berobat jalan dalam mengatasi keluhan kesehatannya,
ht
yang paling besar adalah karena mereka mengobati sendiri keluhan kesehatannya yaitu sebesar 50,58 persen dan berikutnya adalah karena merasa tidak perlu untuk berobat jalan karena keluhan kesehatan yang dirasakan dianggap biasa dan tidak perlu adanya pemeriksaan kesehatan. Penduduk yang berobat jalan kebanyakan mendatangi tempat praktek dokter/ bidan yaitu sebesar 67,70 persen dan berikutnya yang banyak didatangi adalah Puskesmas/ Pustu sebesar 17,05 persen. Hanya 10,05 persen penduduk yang menggunakan jaminan kesehatan untuk berobat jalan. Jaminan kesehatan yang banyak digunakan di Kabupaten Blitar adalah Jamkesmas/ PBI yaitu sebesar 13,28 persen dan BPJS Kesehatan sebesar 7,29 persen dan sebesar 73,82 persen yang tidak memiliki jaminan kesehatan.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
23
Dilihat dari kebiasan merokoknya dalam sebulan terakhir, penduduk Kabupaten Blitar yang usianya 5 Tahun keatas, sebanyak 24,56 persen merokok dengan rincian 20,98 persen merokok setiap hari dan 3,58 persen merokok tapi tidak setiap hari. Kalau dilihat menurut jenis kelamin penduduk laki - laki usia 5 tahun keatas yang merokok sebesar 48,62 persen sedangkan perempuan hanya sekitar 0,62 persen.
3.3
Balita Tumbuh kembang pada masa balita akan sangat mempengaruhi
pertumbuhan manusia. Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan balita, antara lain kesehatan ibu, tenaga penolong pada saat lahir, pemberian ASI dan imunisasi. Demi keselamatan bayi dan ibu yang melahirkan,
.id
sebaiknya penolong persalinan dilakukan oleh tenaga medis atau orang yang
go
sudah dibekali pengetahuan dan kemampuan persalinan secara memadai.
s.
Perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun di Kabupaten Blitar yang
bp
melahirkan anak lahir hidup kurang dari 2 tahun yang lalu berdasarkan tempat
b.
melahirkan anak yang terakhir, sebagian besar melahirkan di Klinik/ Bidan/
ka
Praktek Dokter yaitu sebesar 57,64 persen. Klinik/ Bidan/ Praktek Dokter ini
ar
menjadi pilihan yang utama karena biasanya lokasinya dekat dengan rumah
bl
it
dan biayanya dipandang lebih terjangkau dan juga kemungkinan besar karena
tp ://
proses kelahirannya normal sehingga tidak memerlukan penanganan serta peralatan yang lebih serius. Kondisi yang menggembirakan bahwa penolong
medis.
ht
proses kelahiran di Kabupaten Blitar sudah 100 persen ditangani oleh tenaga
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
24
Gambar 4. Persentase Wanita usia 15 - 49 Tahun yang Pernah Kawin dan Melahirkan Anak 2 Tahun terakhir Menurut Tempat Melahirkan dan Penolong Kelahiran, 2015. Persentase Wanita Usia 15 - 49 Tahun Yang Pernah Kawin dan Melahirkan Anak Dalam 2 Tahun Terakhir Berdasarkan Tempat Melahirkan, 2015 Lainnya
Rumah Puskesmas/ Pustu/ Polindes
Persentase Wanita Usia 15 - 49 yang Melahirkan Kurang Dari 2 Tahun Yang Lalu Menurut Penolong Kelahiran, 2015 2,61%
0 29.44%
2.11 65.34%
3.49
Klinik/ Bida /Praktek…
2.61%
57.64 36.76
RS/ RS Bersalin
Dokter Kandungan
Dokter Umum
Bidan
Perawat
go
.id
Sumber : Susenas - BPS Kabupaten Blitar
bp
s.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. Pemberian ASI pada bayi sangat diperlukan, karena ASI
ka
b.
merupakan sumber makanan utama yang murah dan terbaik serta memenuhi
ar
kebutuhan gizi dan mengandung zat yang memberikan kekebalan tubuh terhadap
it
serangan penyakit ringan. Selain itu, pemberian ASI juga sebagai sarana paling efektif
bl
untuk mempererat ikatan (bounding) antara ibu dan anak.
tp ://
Kualitas dan kuantitas ASI yang diberikan pada bayi sangat berkaitan dengan
ht
asupan gizi makanan yang dikonsumsi oleh ibu, terutama saat ibu hamil dan setelah melahirkan (masa menyusui). ASI sebaiknya dikenalkan pada bayi mulai saat lahir (Inisiasi Menyusui Dini (IMD)). Data Susenas 2015 persentase perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun di Kabupaten Blitar yang melahirkan anak lahir hidup kurang dari 2 tahun yang lalu sebanyak 55,92 persen sudah melakukan IMD kurang dari 1 jam setelah kelahiran bayi, namun masih ada sebanyak 1,61 persen yang melakukan IMD lebih dari 1 hari. Dalam perkembangannya sebanyak 94,02 persen anak di bawah usia dua tahun (baduta) pernah menerima ASI dan 5,98 persen tidak merasakan ASI. Dari sekitar 94,02 persen baduta yang menerima ASI sebagian besar menerima ASI kurang dari 1 tahun yaitu sebesar 48,93 persen sedangkan yang menerima hingga usia 23 bulan sebesar 4,68 persen.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
25
Gambar 5. Persentase Baduta Menurut Lamanya Pemberian ASI Tahun 2015 60
54.65
50 40 29.91 30 20 7.53
7.91
16 - 19 bulan
20 - 23 bulan
10
0 12 - 15 bulan
.id
< 12 bulan
bp
s.
go
Sumber : Susenas - BPS Kabupaten Blitar
b.
Yang tak kalah penting dalam melindungi balita pada masa tumbuh
ka
kembang dan kesehatannya hingga dewasa kelak adalah pemberian imunisasi.
ar
Imunisasi merupakan prosedur pencegahan penyakit menular yang diberikan kepada
it
anak sejak masih bayi hingga remaja. Melalui program ini, tubuh diperkenalkan
tp ://
bl
dengan bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang sistem imun guna membentuk antibodi. Antibodi yang terbentuk
ht
setelah imunisasi berguna untuk melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme tersebut di masa yang akan datang (kekebalan aktif). Sehingga melalui imunisasi diharapkan dapat menekan angka kematian pada bayi dan balita.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
26
Gambar 6. Persentase Balita yang Mendapat Imunisasi Menurut Jenisnya dan Imunisasi Lengkap, Tahun 2015 200 150
95.79
100
100
96.88
100
100
99.1
100 50
99.36
72.39
8.03
0 BCG
DPT
Polio
Hepatitis B
Laki - Laki
.id
Perempuan
Campak
go
Sumber: Susenas, 2015 Catatan :
Pendidikan
ka
3.4
b.
bp
s.
*) Mendapat imunisasi lengkap, jika sudah diimunisasi BCG dan Campak 1 kali serta imunisasi DPT, Polio dan Hepatitis B 3 kali.
ar
Sumber daya manusia dapat dikatakan berkualitas melalui adanya pendidikan.
bl
it
Melalui pendidikan, pengetahuan seseorang akan bertambah yang akan bermanfaat
tp ://
untuk mempelajari keterampilan yang berguna di dunia kerja. Dengan demikian pendidikan dapat dimasukkan sebagai investasi pembangunan yang hasilnya dapat
ht
dinikmati di kemudian hari. Sebagaimana pembangunan di bidang lain, pendidikan memegang peranan penting di samping kesehatan dan ekonomi. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar masyarakat dan sekaligus sebagai simbol status sosial. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka kepribadian dan pola pikir logis akan semakin berkembang, selanjutnya kreatifitas dan produktifitas akan semakin meningkat. Di tahun 2015 ini, ternyata masih ditemukan sekitar 6,01 persen penduduk 15 tahun keatas di kabupaten Blitar yang buta huruf (belum melek huruf). Secara umum, angka buta huruf laki - laki lebih rendah dibanding angka buta huruf perempuan, yaitu 3,43 persen dibanding 8,54 persen.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
27
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Buta Huruf
10 8.54
Gambar 7. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas di yang Buta Huruf Menurut Jenis Kelamin, Tahun 2015
8 6
6.01
T J M
3.43
4 2
2 96.52
0 Laki - Laki
Buta Huruf
Perempuan
Melek Huruf
Sumber: Susenas, 2015
.id
Dari hasil Susenas diperoleh gambaran secara umum mengenai penduduk
go
Kabupaten Blitar berumur 10 tahun keatas ditinjau dari pendidikan yang ditamatkan/
s.
ijasah yang dimiliki, semakin tinggi jenjang pendidikan formal tertentu yang dicapai
bp
akan mencerminkan taraf kecerdasan penduduk di suatu daerah. Pada tahun 2015
b.
sebanyak 32,47 persen penduduk Kabupaten Blitar umur 10 tahun keatas yang telah
ka
menyelesaikan pendidikan hingga lulus dan mendapatkan ijasah di Sekolah Dasar (SD),
ar
25,94 persen yang mempunyai ijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 12,69
it
persen yang berijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), 4,38 persen yang
bl
berijasah Sekolah Menengah Kejuruan Sederajat dan sebanyak 5,08 persen yang
tp ://
berijazah Perguruan Tinggi (PT).
ht
35 30 25 20
32.47
15 10
25.94 19.44
5
12.69 4.38
1.16
3.74
0.18
Gambar 8. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Dirinci Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2015
0
Sumber: Susenas, 2015
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
28
Persentase Penduduk Umur 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin, Ijasah Tertinggi yang Dimiliki Tahun 2010 – 2015
Tahun
SD/ MI [4]
SLTP/ SMU/ SMK/ PT Sederajad Sederajad Sederajad [5] [6] [7] [8]
L P L+P
24,85 27,63 26,23
37,34 32,50 34,94
19,11 21,91 20,50
9,51 9,78 9,64
5,49 4,16 4,83
3,70 4,02 3,86
2011
L P L+P
25,92 29,61 27,78
37,12 31,13 34,11
19,22 22,52 20,88
9,46 8,78 9,12
5,91 4,69 5,29
2,37 3,27 2,82
2012
L P L+P
24,67 29,12 26,90
37,01 32,22 34,61
19,32 22,27 20,80
9,14 9,15 9,15
5,85 3,83 4,84
4,01 3,40 3,71
L P
24,67 29,71 27,20
33,72 29,92 31,81
23,20 24,25 23,72
9,44 9,12 9,28
6,52 4,20 5,35
2,45 2,81 2,63
20,93 26,85 23,90
36,54 33,00 34,76
21,65 21,76 21,71
10,21 10,35 10,28
7,29 4,24 5,76
3,37 3,80 3,59
34,61 30,36 32,47
25,34 26,53 25,94
12,90 12,49 12,69
5,70 3,09 4,38
5,18 4,98 5,08
L P
bl
16,28 22,55 19,44
ht
tp ://
L P L+P
it
L+P
2015
go
ar
2014
bp
L+P
b.
2013
.id
2010
s.
[1]
Jenis Tidak Kelamin Memiliki [2] [3]
ka
Tabel 3.5
Sumber : Susenas – BPS Provinsi Jawa Timur
3.5
Fertilitas dan Keluarga Berencana (KB) Fertilitas merupakan jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang atau
sekelompok perempuan. Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seseorang wanita atau sekelompok wanita. Kesehatan reproduksi pada ibu dan perempuan pada usia subur (15–49 tahun) perlu mendapat perhatian lebih, hal ini berkaitan dengan kualitas kesehatan perempuan terutama berkaitan dengan kodrat perempuan, yang memiliki siklus haid, hamil, melahirkan, dan menyusui dalam hidupnya. Selain itu kesehatan bayi semasa dalam kandungan sangat bergantung pada kesehatan ibu yang mengandungnya, jadi
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
29
kesehatan anak pada dasarnya akan sangat tergantung pada kesehatan ibunya. Angka kelahiran (fertilitas) sangat dipengaruhi oleh usia perkawinan pertama perempuan serta angka prevalensi keluarga berencana (KB). Usia perkawinan pertama seorang perempuan berpengaruh terhadap resiko melahirkan, karena semakin muda usia perkawinan pertama, maka akan semakin besar resiko keselamatan ibu maupun anak selama masa kehamilan maupun saat melahirkan, dikarenakan belum matangnya rahim untuk proses berkembangnya janin atau bisa disebabkan karena belum siapnya mental calon ibu dalam menghadapi masa kehamilan maupun saat melahirkan. Selain itu, menikah di usia yang sangat muda akan memberikan peluang untuk melahirkan anak lebih banyak. Semakin banyak jumlah anak maka akan semakin besar pula tanggung jawab kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi anggota
.id
rumah tangganya.
b.
bp
s.
go
Gambar 9 Persentase Penduduk Perempuan Usia 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Umur Kawin Pertama, Tahun 2015
67.02
ka
70
ar
60
it
50
bl
40 30
0
tp ://
10
4.92
ht
20
20.25
17.74
< 17
17 - 18
10.31
19 - 24
25 +
Rata - Rata
Sumber: Susenas, 2015
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2015, masih terdapat sekitar 4,97 persen penduduk perempuan usia 10 tahun ke atas yang melakukan perkawinan pertama di usia sangat muda (kurang dari 17 tahun). Selain berakibat pada rendahnya tingkat pendidikan, perkawinan pada kelompok usia muda akan menyebabkan peluang untuk memiliki jumlah anak lebih banyak, jika tidak memiliki perencanaan keluarga yang baik, mengingat masa reproduksinya yang relatif panjang. Untuk itu perlu peningkatan akses program Keluarga Berencana, khususnya pada kelompok seperti ini.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
30
Beberapa waktu belakangan pemerintah mulai gencar kembali menggalakkan program KB dengan sasaran Pasangan Usia Subur (PUS). Pada usia 15-49 tahun merupakan usia subur bagi perempuan, karena pada kelompok usia ini cukup besar peluang perempuan untuk bisa hamil dan melahirkan anak. Pada kelompok umur ini akses program KB perlu digalakkan. Pada tahun 2015 sekitar 60,25 persen perempuan berstatus kawin pada kelompok usia 15-49 tahun sedang menggunakan alat/ cara KB. Di antara perempuan yang sedang menggunakan alat/ cara KB, alat/ cara KB yang banyak digunakan adalah suntikan KB sebesar 44,73 persen, berikutnya menggunakan pil KB sebesar 21,40 persen dan yang ketiga adalah menggunakan IUD/ AKDR/ Spiral sebesar 14,78 persen. Penggunaan alat/cara KB secara efektif, selain bermanfaat untuk membatasi jumlah anak yang dilahirkan juga dapat mengatur
.id
jarak kelahiran antar anak.
bp
s.
go
Gambar 10 Persentase Penduduk Perempuan Usia 15 - 49 Tahun yang Berstatus Kawin Menurut Dan Alat/ Cara KB yang Sedang Digunakan Tahun 2015
b.
100% 90%
ka
80% 60%
bl
44.73
5.32
22.4
30%
ht
20% 0%
0.36
14.78
tp ://
40%
10%
it
6.11
50%
6.24
ar
70%
0.07
0
Sumber: Susenas, 2015
3.6
Perumahan Rumah tidak hanya sekedar sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan
tetapi lebih sebagai proses bermukim untuk mewujudkan rasa aman, nyaman dan tentram. Oleh karena itu, kondisi rumah haruslah memenuhi berbagai persyaratan kesehatan dan kenyamanan, antara lain tersedianya cukup penerangan, air bersih dan
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
31
fasilitas lainnya. Sudah barang tentu diperlukan kemampuan financial yang tidak sedikit untuk mendapatkan rumah seperti yang diidamkan tersebut. Ketersediaan fasilitas perumahan yang lengkap akan memberikan dampak positif terhadap tingkat kesehatan, pendidikan dan bahkan tingkat produktivitas ekonomi anggota rumah tangganya. Dengan adanya keterkaitan tersebut, maka kemampuan memiliki rumah dengan beragam fasilitasnya dapat dijadikan salah satu indicator untuk melihat tingkat kesejahteraan penduduk. Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk maka semakin meningkat pula kebutuhan akan perumahan. Fakta yang terjadi, lahan untuk perumahan semakin terbatas dan biaya untuk mendapatkan/ membeli rumah yang layak sering kali tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat. Kondisi ini mengakibatkan banyak rumah
go
.id
tangga menempati rumah yang kurang layak huni.
s.
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2015, dilihat dari status tempat tinggal/ rumah
bp
yang ditempati oleh rumah tangga di Kabupaten Blitar, sekitar 96,26 persen
b.
menempati rumah milik sendiri, berdasarkan luas lantai terbanyak menempati rumah
ka
dengan luas lantai 50 meter persegi atau lebih sebanyak 61,22 persen. Tetapi masih
ar
diterdapat penduduk yang hanya bermukim di rumah dengan luas lantai kurang dari
it
20 meter persegi, sebanyak 0,09 persen. Berdasarkan kualitas rumah, sekitar 94,75
bl
persen rumah di Kabupaten Blitar berlantai bukan tanah, rumah berdinding terluas
tp ://
tembok sekitar 90,67 persen dan sekitar 0,86 persen rumah memiliki atap terluas
ht
beton. Dari hasil susenas 2015, diketahui bahwa masih ada kondisi perumahan yang mendapat perhatian sebagai berikut : (i) masih ada rumah tangga dengan lantai terluas tanah (5 persen), (ii) rumah tangga dengan jenis dinding rumah dari bambu/ anyaman (7 persen), dan (iii) fasilitas tempat buang air besar tidak ada (7,56 persen)
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
32
Gambar 11. Persentase Rumah Tangga Dilihat Dari Kondisi Bangunan Yang Ditempati (Jenis Atap, Dinding, Lantai dan Luas Tanah) Tahun 2015
Persentase Ruta Menurut Jenis Atap Terluas, 2015 120 100 80 60 40 20 0
Persentase Ruta Menurut Jenis Dinding Terluas, 2015 Bambu/Anyaman
98.12
7.06
Kayu/Batang kayu
1.4 0.88
Plesteran
1.02
0.86 Beton
Genteng
90.67
Tembok
Asbes, Seng
0
Persentase Ruta Menurut Jenis Lantai Terluas, 2015
80
Tanah 5%
50
100
Persentase Ruta Menurut Luas Lantai Rumah, 2015 61.22
.id
60
go
40
21.98
20
0.09
0 < 20
9.88
6.83
20 - 49 50 - 99 100 - 149 150 +
b.
bp
s.
Bukan Tanah 95%
ka
Sumber: Susenas, 2015
ar
Sekitar 82,26 persen rumah tangga di Kabupaten Blitar sudah menempati rumah
bl
it
yang memiliki fasilitas rumah berupa tempat buang air besar sendiri, namun jika dilihat
tp ://
dari tempat pembuangan akhir tinja, yang memenuhi standart syarat kesehatan hanya sekitar 60,62 persen (tangki 50,76 persen dan SPAL 9,86 persen) dan terdapat 39,39
ht
persen rumah tangga yang belum memiliki fasilitas pembuangan akhir tinja yang memadahi. Tentunya kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus menerus karena akan mempengaruhi kesehatan penduduk tersebut.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
33
Persentase Ruta Menurut Penggunaan Tempat Pembuangan Akhir Tinja, 2015
Persentase Ruta Menurut Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2015 Umum 0.57
Tidak Ada 7.56
100%
50.76 10.38
50%
9.86
Gambar 12 Persentase Rumah Tangga Dengan Fasilitas Buang Air Besar dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja, Tahun 2015
0%
Sendiri 82.26
Tangki
28.38
SPAL
0.63
Kola /Saw…
Bersam a 9.61
Lubang tanah Pa tai/…
Sumber: Susenas, 2015
.id
Penggunaan air bersih dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tersedianya
go
fasilitas air bersih seperti air leding, tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
s.
yang secara tidak langsung berkaitan juga dengan tingkat pendidikan dan kemampuan
bp
ekonomi masyarakat. Oleh karena itu persentase rumah tangga yang sudah mengguna-
b.
kan air bersih disuatu daerah dapat digunakan sebagai salah satu indikator kesejahteraan
ar
ka
rakyat.
it
Sebesar 95,65 persen dari rumah tangga di Kabupaten Blitar telah menggunakan
bl
air bersih untuk keperluan mereka sehari – hari (minum/ masak). Yang termasuk
tp ://
kedalam air bersih adalah air kemasan, air ledeng, air sumur terlindung, mata air
ht
terlindung dan pompa. Dengan demikian masih ada 4,35 persen rumah tangga yang menggunakan air yang kurang memenuhi syarat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Sumber air yang mereka gunakan antara lain air sungai, air sumur tidak terlindung, air hujan dan mata air tak terlindung. Hal ini diduga karena tersedia tidaknya air bersih lebih dipengaruhi oleh kondisi geografis daerahnya. Beberapa daerah dengan kondisi alam tertentu tidak dapat memperoleh air sumur dan juga tidak bisa terjangkau oleh fasilitas air ledeng. Mereka hanya bisa mengandalkan air sungai, mata air dan air hujan. Namun tidak jarang, masyarakat yang tinggal didaerah yang sudah terjangkau oleh fasilitas air bersih/ air ledeng tetap menggunakan air sungai untuk keperluan mandi cuci. Perilaku ini sebagai akibat dari kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan maupun kemampuan ekonominya.
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
34
3.7
Pengeluaran Per Kapita Salah satu cara melihat kesejahteraan penduduk dari sisi ekonomi adalah dengan
melihat pendapatannya. Dengan pendapatan yang meningkat dimungkinkan secara ekonomi penduduk lebih sejahtera. Namun untuk memperoleh informasi tentang pendapatan rumah tangga sendiri sangatlah sulit dengan menggunakan pendekatan pengeluaran. Secara umum jumlah pengeluaran berbanding lurus dengan pendapatan. Rumah tangga yang pengeluarannya banyak dapat mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat dari melihat kemampuan daya belinya. Semakin tinggi daya beli masyarakat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan menjadi salah satu indikasi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
(1)
(2)
(3)
0,00
0,00
(4)
500.000 749.999
(6)
(7)
(8)
(9)
27,74
26,98
14,00
20,25
ka
750.000 > 1.000.000 999.999
ar
2012
it
2013
1,03
10,00
ht
tp ://
bl
2014 2015
(5)
Kelompok
300.000 499.999
s.
< 100.000
bp
100.000 150.000 200.000 149.999 199.999 299.999
Tahun
go
.id
Persentase Penduduk Kabupaten Blitar Menurut Pengeluaran Perkapita per Bulan Tahun 2015
b.
Tabel 3.6
Sumber : Susenas – BPS
Pada data kelompok pengeluaran Susenas (Tabel 3.6) menunjukkan adanya kenaikan persentase penduduk pada kelompok pengeluaran diatas 1.000.000 rupiah perkapita per bulan. Dapat dilihat juga bahwa dari tahun ke tahun pengeluaran perkapita penduduk semakin besar, hal ini dibuktikan oleh persentase penduduk yang bergeser menuju pada kelompok pengeluaran yang semakin besar. Pergeseran persentase pengeluaran rumah tangga dari kelas pengeluaran yang lebih rendah ke kelas pengeluaran yang lebih tinggi, dapat dimaknai, yaitu pertama terjadi karena adanya peningkatan kesejahteraan rumah tangga atau kedua karena adanya peningkatan harga berbagai kebutuhan rumah tangga. Meningkatnya
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
35
kesejahteraan penduduk biasanya juga ditandai dengan semakin berkurangnya proporsi pengeluaran untuk keperluan makanan yang selanjutnya bergeser pada pengeluaran untuk keperluan non makanan. Sebagian besar pengeluaran penduduk sudah bergeser ke arah untuk memenuhi kebutuhan non makanan, yaitu mencapai 51,32 persen dan mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 yang sebesar 50,50 persen dari total pengeluaran. Kondisi ini juga mendukung adanya peningkatan kesejahteraan sejalan dengan peningkatan pengeluaran konsumsi rumah tangga.
s.
go
.id
Gambar 13 Persentase Pengeluaran Rumahtangga Dilihat dari Konsumsi Makanan dan Non Makanan, Tahun 2015
Makanan 48.68
tp ://
bl
it
ar
ka
b.
bp
Non Makanan 51.32
3.8
ht
Sumber: Susenas, 2015
Jaminan Sosial Rumah Tangga Jaminan
sosial
adalah
salah
satu
bentuk
perlindungan
sosial
yang
diselenggarakan oleh negara untuk menjamin warga negaranya agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952, merupakan bidang utama dari kesejahteraan sosial yang memperhatikan perlindungan sosial, atau perlindungan terhadap kondisi yang diketahui sosial, termasuk kemiskinan, usia lanjut, cacat, pengangguran, keluarga dan anak - anak, dan lain-lain. Perlindungan sosial mencakup seluruh warga negara sejak berada dalam kandungan hingga meninggal. Berbagai program perlindungan sosial ditujukan
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
36
kepada masyarakat terutama pada kelompok rentan/ kurang beruntung/ miskin seperti program beras miskin, PKH, Jamkesmas, BSM, Kartu Indensia Pintar dan sebagainya. Gambar 14 Persentase Rumah Tangga Yang Menerima Bantuan Tunai Terkait Pengurangan BBM, Tahun 2015
85.88
Tidak
14.12
40
60
s.
20
80
100
bp
0
go
.id
Ya
ka
b.
Sumber: Susenas, 2015
ar
Gambar 15
ht
tp ://
bl
it
Persentase Rumah Tangga yang Menerima Beras Miskin (Raskin) dan Rata-Rata Beras Miskin yang DIterima Tahun 2015
Rata - Rata Yang Diterima 4,65
Pernah Membeli Bantuan Raskin 7.4
Tidak Membeli Bantuan Raskin 92.6
Sumber: Susenas, 2015
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
37
Program pemerintah lainya adalah pemberian bantuan bagi siswa miskin (BSM) dengan maksud menolong siswa dari rumah tangga kurang mampu dengan harapan mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan angka partisipasi sekolah. Sebanyak 10,51 persen rumah tangga di Kabupaten Blitar anak penerima BSM setingkat SD dan sederajat sebanyak 74,78 persen dengan rata – rata uang yang diterima sebesar Rp 282.365 rupiah, sedangkat di tingkat SMP sederajat yang pernah menerima BSM sebanyak 30,11 persen dengan rata – rata uang yang diterima sebesar Rp 146.933 rupiah, di tingkat SMA sederajat sebanyak 5,73 persen dan rata - rata uang yang diterima oleh seorang siswa sebesar Rp 32.038 rupiah. Bantuan ini diharapkan dapat membantu meringankan beban rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan anak
.id
sekolah. Pada umumnya untuk sekolah negeri ada Bantuan Operasional Sekolah
go
(BOS) namun bantuan ini digunakan untuk menunjang kebutuhan sekolah lainya.
s.
Gambar 16
bp
Persentase Rumah Tangga yang Menerima Beras Miskin (Raskin) dan Rata-Rata Beras Miskin yang Diterima Tahun 2015
bl tp ://
200000
74.78
ht
40
it
60 50
250000
ar
70
ka
BSM SD 282365
300000
b.
80
150000
BSM SMP 146933
30 100000 20 30.11 10
50000
BSM SMA 32038 5.73
0
0
Sumber: Susenas, 2015
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
38
3.9
Informasi dan Teknologi Manus ia dan teknologi di masa s aat ini s udah tidak bis a
dipisahkan sehingga kebutuhan manusia akan teknolog i semakin t i n g g i . Teknologi adalah ciptaan manusia dengan tujuan utama untuk memudahkan atau meringankan kegiatan manusia. Jika manusia salah dalam memanfaatkan teknologi akan berdampak negatif dan sebaliknya jika manusia dapat memanfaatkan teknologi tersebut dengan baik maka akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir masyarakat sehingga bisa mempengaruhi kehidupan sosial. Seperti contohnya fasilitas internet yang bisa dibilang menjadi hal wajib saat ini membuatnya
.id
mendapat tempat s ebagai pusat informasi dan sudah menjadi wadah
go
trend pergaulan di masyarakat. Bukan lagi buku, koran, ataupun surat
bp
s.
Hal tersebut dikarenakan manusia kekinian lebih senang dengan
b.
sesuatu yang praktis, cepat dan efisien.
ka
Berdasarkan hasil Susenas terlihat bahwa dalam rumah tangga
ar
jarang menggunakan telepon/ telepon kabel, tetapi di dalam penguasaaan
it
akan telepon seluler sudah banyak yang menggunakannya yaitu sebanyak
bl
85,84 persen. Hanya sekitar 44,18 yang memanfaatkan media internet dan
tp ://
yang paling banyak mengakses internet dalam 3 bulan terakhir adalah
ht
penduduk laki–laki yaitu sekitar 22,99 persen. Penggunaan media sosial/ jejaring sosial menjadi alasan utama penduduk kabupaten Blitar dalam mengakses internet (70,39 persen) selain untuk mendapatkan informasi (68,10 persen), mengerjakan tugas sekolah (45,61 persen), hiburan (39,33 persen), mengirim/ menerima email (18,08 perse n), jual-beli barang/jasa (4,68 persen), fasilitas finansial 4,14 persen) dan lainnya (2,82 persen).
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
39
Gambar 17 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Computer, Telepon Kabel dan Telepon Seluler Tahun 2015
85.84
Telepon Seluler
15.62
Komputer/ laptop
1.85
Telepon Kabel
20
40
60
80
100
.id
0
bp
Gambar 18
s.
go
Sumber: Susenas, 2015
it
ar
ka
b.
Persentase Penduduk Berumur 5 tahun Keatas yang Pernah Mengakses Internet dalam 3 bulan terakhir Berdasarkan Tujuan dalam Mengakses Internet Tahun 2015.
tp ://
70.00
70.39
bl
68.10 80.00
45.61
50.00
39.33
ht
60.00
40.00 30.00 20.00
18.08
4.68
4.14
2.82
10.00 0.00
Sumber: Susenas, 2015
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015
40
ht tp :// it
bl ar
.id
go
s.
bp
b.
ka