BAB 4 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR
4.1 Konsep Perancangan Konsep yang didesain perancang dengan mengandalkan imajinasi tentang ruangan yang akan digunakan di masa depan, biasanya material menggunakan bahan logam dan bahan-bahan yang bersifat pabrikan dengan efisiensi dan teknologi tinggi. Karena untuk konsep ini di kaitkan dengan alam semesta, Kelebihan konsep ini adalah biasanya akan menciptakan inovasi-inovasi baru yang berbasis smart technology sehingga desain menjadi lain dari pada yang lain dan dapat menjadi sebuah ikon di lingkungan sekitarnya, Sedangkan kekurangannya adalah biaya yang mahal karena materialnya lebih didominasi oleh bahan logam.
4.2 Citra Ruang Sementara untuk tema terinspirasi dengan tema “Futuristik”. pemilihan tema tersebut menyesuaikan dengan planetarium itu sendiri yang berkategori future. Biasanya futuristik yang disajikan di planetarium ini dengan visualisasi – visualisasi terang atau dengan permainan cahaya dan bentuk funiture.
97 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bagan 4.1 Mind mapping Sumber : penulis
4.3 Konsep Warna Pengaplikasian warna pada elemen pembentuk ruang interior menggunakan warna warna netral sebagai analogi dari dunia teknologi, selain itu penggunaan warna – warna ini sama seperti sifat dari fashion itu sendiri yaitu selalu berkembang dan berubah – ubah. aplikasi warna putih dengan aplikasi warna dengan intensitas penuh sebagai aksen ruang. Penggunaan warna putih sebagai warna dasar dari konsep warna bertujuan untuk membuat sebuah objek menjadi lebih cerah, lapang dan luas.warna putih merupakan warna netral yang cocok diaplikasikan dengan warna apapun. menggunakan skema warna analogus pada perancangan
fashion center
ini
yaitu
menggunakan pemilihan warna yang berdekatan pada lingkaran warna. Pemilihan warna biru – ungu untuk menggenapi konsep skema warna ini. dengan skema warna ini memunculkan sifat warna yang selaras dan tidak membosankan, warna yang selaras adalah warna – warna yang seiringan dan pada lingkaran warna terletak berdekatan. Pemilihan warna netral dan tidak dekoratif pada perancangannya bertujuan untuk secara tidak langsung menjadi latar dari sebuah fashion
yang
ingin
ditampikan
paca
fashion
center
ini. 98
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengaplikasikan warna netral dengan aksen warna analogus dari biru – ungu dengan tujuan agar segala hal yang ditunjukan akan terlihat lebih menarik. Pemilihan konsep warna ini juga berdasarkan pendapat atau teori yang dikembangkan.
4.4 Konsep Material (Dinding,Lantai Plafon) Untuk dapat mendukung tema desain yang bersifat futuristik maka material utama yang digunakan dalam perancangannya adalah pemilihan material yang mencirikan masa depan antara lain material – material yang dihasilkan melalui hasil proses industri seperti Penggunaan material stainless steel, clear glass,kayu duco, kayu laquer, acrylic, fnishing HPL, dan granit. Memadukan material – material ini pada material dinding, ceiling, dan lantai. Material lainnya yang digunakan adalah material yang memiliki sifat penyerap suara atau yang bersifat absorbent yang jauh lebih baik seperti penggunaan material lapisan karpet, karet padat, foam dan burgess steel . material – material ini akan diaplikasikan pada ruangan pagelaran fashion show dan ruangan yang memerlukan penanganan tata suara khusus lainnya dan dipadukan dengan material yang bersifat reflector. 1. Dinding. Konsep dinding menggunakan beberapa pengolahan ; a. Pengolahan pertama, dinding menggunakan plester semen lalu dilakukan proses finishing dengan menggunakann wall paint dengan warna dan jenis yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. b. Pengolahan yang kedua, yaitu dinding menggunakan treatment berbahan acrylic yang juga berfungsi sebagai pencahayaan ruang. Dan gypsum board yang di finishing dengan hpl berwarna putih dan juga berfungsi sebagai pencahayaan ruang karena adanya aplikasi lampu electroluminecent wire pada dinding. c. Pengolahan pada dinding ruang pagelaran fashion show yang memerlukan penangan tata suara khusus menggunakan sistem
99 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dinding dobel dan wall covering dengan pengaplikasian glass woll sebelum proses plester semen dan finishing dengan menggunakan foam ruber yang dilapisi lagi dengan kain jenis suede. Sehingga mampu meredam suara dengan baik.
Gambar 4.1 Detail Dinding Akustik Sumber : Google.com
100
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Lantai. Konsep lantai menggunakan beberapa pengolahan ; Dalam mendesain lantai planetarium perlu diperhatikan unsur estetika yang mendukung tema dari futuristic itu sendiri. Beberapa area tetap memperhatikan unsur ketahanan lantai terhadap beban dan goresan serta kemudahan perawatan. Pada perancangan sebaiknya menerapkan syarat lantai utama berdasar literatur namun tetap diselaraskan dengan estetika, misalnya permainan pola lantai dan dapat juga dengan permainan bahan dengan menggunakan lantai granite. Bahan yang di gunakan sebagai penutup lantai pada planetarium adalah granite tiles logam dengan warna black agar lebih memperkuat efek fantasi melayang atau sedang berada di luar angkasa.
Gambar 4.2 Lantai dari logam Sumber : Google.com
101 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Plafon. Konsep plafon menggunakan beberapa pengolahan ; Plafon diutamakan berwarna netral, yaitu putih polos dan adanya penurunan level plafon, agar tidak bersaing dengan element interior
lain
yang
sengaja
ingin
ditonjolkan,
atau
bahkan
menghilangkan daya tarik element interior itu sendiri. Plafon juga digunakan sebagai penempatan titik lampu, dan sistem interior lainnya, seperti speaker, smoke detector, dan CCTV.
Gambar 4.3 Detail Plafon Akustik Sumber : Google.com
102
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.5 Konsep Furniture Konsep furniture yang digunakan pada proyek ini mengacu pada konsep futuristic yang sudah dipilih, tidak harus tampil kaku, dingin dengan garis-garis lurus dan tegas. Gaya ini juga dapat pula menerapkan dasar rancangan melalui bentuk geometris,seperti bentuk lengkung, lingkaran dan bentuk lainnya yang asimetris serta desain yang simple dan berorientasi pada masa depan.
Gambar 4.4 Funiture Futuristik Sumber : Google.com/FuturistikFuniture
103 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.6 Konsep Pencahayaan Pencahayaan yang digunakan dominan menggunakan system indirect lamp dengan jenis lampu TL LED (Tube Lamp Light Emiting Dioda) merk Philips untuk menciptakan kesan remang (tidak terlalu terang) namun pengaplikasian downlight juga dipakai dengan tujuan mempermudah saat persiapan open/close/maintance. Pada ruangan yang sifatnya administrasi sebaiknya menggunakan pencahayaan yang merata agar mata pengguna ruang tidak terlalu lelah bekerja dalam ruangan yang terlalu gelap atau silau akibat penggunaan cahaya yang intensitasnya terlalu rendah atau terlalu tinggi. Sebaiknya penggunaan sumber cahaya alami dimaksimalkan untuk menghemat energi yang ada di alam sebagai suatu pertimbangan dalam mendesain.
Gambar 4.5 LED Light Sumber : Google.com
104
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.7 Konsep Penghawaan Penghawaan yang digunakan adalah buatan berupa AC sentral gedung dengan pendingin uap air yang dialirkan lewat ducting dan air diffuser agar pengguna tetap nyaman dan kondisi lingkungan tetap terjaga dengan pertimbangan utama bahwa proyek ini terletak di dekat kota yang tidak memungkinkan untuk memeperoleh penghawaan alami yang maksimal dan bebas polusi untuk mendinginkan ruangan.
Gambar 4.6 AC Sumber : Google.com
105 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.8 Konsep Akustika Ruang Absorpsi merupakan hal terpenting dalam objektif perancangan sebuah planetarium. Berbeda dengan gedung konser di mana suara harus dipantulkan sebanyak mungkin, maka pada planetarium suara justru harus diserap sebanyak mungkin. Pada planetarium, pantulan suara harus diminimalisasi. Penyerapan suara biasanya disiasati dengan pemasangan kain tirai pada dinding samping kiri dan kanan, serta dinding pada bagian depan dan belakang. Selain itu bahan sofa dan sandaran kursi harus dipilih yang menyerap suara, tetapi tetap membuat penonton nyaman. Prinsipnya, dalam keadaan kosong atau diduduki, diusahakan agar tingkat penyerapan suara sama. Waktu dengung adalah rentang waktu antara saat bunyi terdengar hingga melenyap. Gedung bioskop dianggap baik ketika memiliki waktu dengung sekitar 1,1 detik.
106
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.7 Detail Ruang Akustik Sumber : Google.com
Kebanyakan mengabsorpsi
pemasangan
suara
dengan
tirai frekuensi
pada
dinding
tinggi,
berhasil
tetapi
kurang
memperhatikan frekuensi rendah. Oleh Karena itu, diberlakukan prinsip 1/4 λ. Bahan penyerap suara yang digunakan harus diletakkan sejauh 1/4 λ dari frekuensi terendah yang diserap. Pada contoh ini, jika frekuensi terendahnya adalah 20 Hz, maka bahan penyerap suara sebaiknya diletakkan pada jarak 5-10cm dari dinding. Untuk materialnya, dapat digunakan rock wool (fibreglass) yang dikatakan merupakan material dengan kemampuan absorpsi yang cukup tinggi. Material ini dikatakan dapat membuat sebuah ruangan hampir mendekati ruangan anechoic, dengan harga yang cukup murah.
107 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.9 Konsep Signage Signage dapat menarik perhatian pengunjung untuk berhenti dan mengamati display yang dipajang. Semua display dan interior dari planetarium yang digambarkan mempunyai peranan penting dalam membangun image dan kepribadian planetarium, bahkan ikut mempengaruh. Semakin tinggi kualitas gedung, semakin sedikit sign yang digunakan. Jika bagian interiornya dirancang dengan baik dan terintergrasi dengan perancangan desain, maka karakter bangunan dan interior akan terlihat secara spontan dan dramatis.
108
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.10 Zoning dan Grouping , Layout a. Zoning Layout
b. Grouping Layout
109 http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Layout
Gambar 4.8. Zoning, Gouping, Layout furniture Sumber : analisa penulis
Keterangan : • Sirkulasi dan jarak antara furniture berdasarkan prinsip ukuran standarisasi Human dimension guna mendapatkan kenyamanan pada pengunjung.
110
http://digilib.mercubuana.ac.id/
• Konfigurasi kursi dan meja dibuat sejajar agar terlihat lebih rapi dan terorganisir dengan baik. • Model furniture secara keseluruhan mengadopsi bentuk standarisasi yang digunakan planetarium pada umumnya. • Penempatan buffet ditengah memudahkan sirkulasi pengunjung dalam mengambil makanan. • Modul bentuk kursi dan meja pada perpustakaan dibuat sama agar tidak terjadi perbedaan besaran luas area pada masingmasing maskapai dan terlihat lebih terorganisir.
111 http://digilib.mercubuana.ac.id/