A PREDICTIVE MODEL OF PROJECT SUCCESS MEASUREMENT FOR GOVERNMENT BUILDING CONSTRUCTION PROJECTS (CASE STUDY IN CIREBON) MODEL PREDIKTIF PENGUKURAN SUKSES PROYEK PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH (STUDI KASUS DI KOTA CIREBON) Haisar Rifai1), Anton Soekiman2) Program Magister Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung e-mail:
[email protected] 2) Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung e-mail:
[email protected] 1)
ABSTRACT Project success is the end of the main objectives of each project, including the government building construction projects. How well the success achievement of a government building construction project needs to be known as one form of accountability for the use of public budgets. Related to this, the research was conducted with the aim to produce a model of project success measurement that can be used as a guide to measure the achievement level of the project success and can also be used as a driver in the efforts to achieve that success. To produce it, a conceptual model was formulated based on a concept of project success and then tested and analyzed by Structural Equation Modeling (SEM) method using data collected from 113 samples of government building construction projects. The result is a project success measurement model using mathematical equations shaped a composite index that can be used to generate an index number called Project Success Index of the government building construction projects. Key words : construction project success, government building, composite index ABSTRAK Kesuksesan proyek adalah tujuan akhir yang utama dari setiap proyek, tak terkecuali pada pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah. Seberapa baik pencapaian kesuksesan dari sebuah proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah perlu diketahui sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas anggaran publik yang digunakannya. Terkait hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah model pengukuran sukses proyek yang selain dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan (kesuksesan) proyek juga dapat dijadikan sebagai pendorong dalam upaya yang dilakukan untuk mencapai kesuksesan tersebut. Untuk menghasilkannya, sebuah model konseptual yang dirumuskan berdasarkan sebuah konsep sukses proyek diuji dan dianalisis dengan metode Structural Equation Modelling (SEM) menggunakan data penelitian yang dikumpulkan dari 113 sampel proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah. Hasil yang diperoleh adalah sebuah model pengukuran sukses proyek berupa persamaan matematis berbentuk indeks komposit yang dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah angka Indeks Kesuksesan Proyek (IKP) pada pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah. Kata-kata kunci : kesuksesan proyek konstruksi, bangunan gedung pemerintah, indeks komposit
PENDAHULUAN Proyek konstruksi bangunan gedung merupakan salah satu jenis proyek konstruksi pemerintah yang utama selain proyek bangunan sipil (infrastruktur) dan bangunan khusus lainnya. Di antara ketiga jenis proyek konstruksi pemerintah tersebut, secara nasional proyek konstruksi bangunan gedung mempunyai jumlah paket pekerjaan yang jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan kedua jenis proyek pemerintah yang lain meskipun secara kumulatif total
nilai proyeknya masih lebih kecil daripada keduanya (BPS, 2012). Sebagai proyek yang sumber pembiayaannya berasal dari anggaran publik, kinerja proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah sudah semestinya harus dapat dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu beragam aturan pun dibuat sebagai pedoman pertanggungjawabannya. Namun sayangnya, hingga saat ini pedoman pertanggungjawaban kinerja proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah tersebut ditengarai masih lebih
48 Model Prediktif Pengukuran Sukses Proyek pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Pemerintah
menekankan pada aspek kuantitatif berupa akuntabilitas finansial terkait dengan penggunaan anggarannya saja. Aspek lain di luar akuntabilitas finansial dirasa be-lum begitu terlalu mendapat perhatian. Semestinya, selain secara akuntabilitas finansial harus dapat dipertanggungjawabkan, ketercapaian tujuan proyek pun harus dapat dipertanggungjawabkan pula, karena setiap proyek yang dilaksanakan pasti memiliki tujuan tertentu yang harus dicapai. Dalam hal ini, kesuksesan proyek sebagai tujuan akhir dari setiap proyek (Chan dan Chan, 2004) harus dapat diukur dan dinilai bagaimana atau seberapa baik tingkat pencapaiannya. Untuk dapat mengukur kesuksesan proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah tersebut diperlukan suatu pedoman sebagai acuannya. Sayangnya, hingga saat ini pedoman yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengukur sukses proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah secara formal masih belum tersedia. Kajian dan penelitian untuk mengembangkan mekanisme serta model pengukurannya berdasarkan pada suatu landasan teori tertentu masih perlu banyak dilakukan. Hal ini mengingat karena secara umum konsep tentang sukses proyek merupakan sesuatu yang ambigu, kompleks dan tidak eksak (Chan dan Chan, 2004). Para pakar dan peneliti dalam bidang manajemen proyek pun masih berbeda pendapat serta memiliki pandangan yang beragam tentang apa yang disebut sukses proyek dan bagaimana mengukurnya (Pinto dan Slevin, 1998 dalam Khosravi dan Afshari, 2011). Secara tradisional, sejak beberapa dekade yang lalu sukses proyek biasanya diukur dengan dasar waktu, biaya dan kualitas atau yang lebih dikenal dengan istilah "iron triangle" (Atkinson, 1999). Namun seiring dengan dinamika yang terjadi pada sektor industri konstruksi dalam beberapa tahun terakhir, ukuran sukses proyek konstruksi telah berkembang mencakup banyak aspek yang lain. Kelemahan utama dari ketiga ukuran yang ada tersebut adalah karena sifatnya yang "lagging" sehingga tidak dapat digunakan untuk mengendalikan dan membantu meningkatkan kinerja selama proyek berlangsung (Haponava dan Al-Jibouri, 2009). Paradigma baru yang berkembang mengubah pandangan sukses proyek yang semula hanya bersifat "lagging" menjadi berkembang agar juga bersifat "leading", sehingga pengukuran sukses proyek diharapkan dapat membantu meningkatkan efisiensi, kualitas kinerja serta mengidentifikasi kemungkinan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja yang lebih baik dalam mencapai kesuksesan (Wegelius-Lehtonen, 2001). Dalam hal ini pengukuran sukses proyek tidak hanya untuk menilai hasil yang telah lalu saja tetapi juga dapat digunakan untuk memperkirakan dan menstimulasi tindakan di masa depan.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan suatu model pengukuran sukses proyek yang bersifat prediktif pada pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah, sehingga selain dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan (kesuksesan) proyek juga dapat dijadikan sebagai pendorong dalam upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan (kesuksesan) proyek tersebut. METODE PENELITIAN Menurut Nardo et al. (2008) dan Abdulrahman (2010), aggregasi untuk membentuk sebuah indikator komposit telah menjadi tren yang cukup populer dalam pengembangan sebuah model saat ini. Mengacu pada hal tersebut, konsep model prediktif sukses proyek yang akan dikembangkan pada penelitian ini adalah berupa indeks komposit sukses proyek yang merupakan aggregasi dari variabel-variabel pembentuknya. Dalam hal ini sukses proyek dianggap sebagai hasil (variabel dependent) dari aggregasi faktor-faktor yang mempengaruhi sukses proyek (variabel independent) dan besarnya nilai indeks komposit sukses proyek ditentukan oleh besarnya nilai serta bobot dari faktor-faktor yang mempengaruhinya tersebut. Sebagai dasar pembentukan model konseptual, konsep sukses proyek yang dikemukakan oleh Baccarini (1999) serta hasil penelitian Baccarini dan Collins (2004) dijadikan sebagai landasan teori. Dalam hal ini sukses proyek dibentuk oleh dua komponen (faktor) yang mempengaruhinya, yakni sukses produk (hasil) dan sukses manajemen proyek (proses). Di samping itu, sukses manajemen proyek (proses) juga diketahui mempunyai korelasi berupa pengaruh positif terhadap sukses produk (hasil). Model konseptual yang dimaksud tersebut pada dasarnya hampir sama dengan persamaan regresi linear berganda. Namun karena di antara kedua komponen (faktor) pembentuk sukses proyek yang menjadi variabel tersebut terdapat korelasi maka model menjadi lebih kompleks dan lebih tepat jika dianalisis salah satunya dengan teknik analisis jalur. Selain itu, karena sukses proyek serta kedua komponen (faktor) pembentuk sukses proyek yang menjadi variabelnya juga merupakan konsep yang abstrak (konstruk) dan tidak dapat diukur secara langsung maka untuk mengukurnya diperlukan indikator sehingga lebih tepat jika dianalisis salah satunya dengan menggunakan teknik analisis faktor. Berdasarkan kedua kondisi tersebut, salah satu metode yang dianggap tepat untuk dapat menyelesaikan masalah pada penelitian ini adalah Structural Equation Modelling (SEM). Dengan menggunakan SEM, teknik analisis jalur untuk mengetahui hubungan antar variabel dan teknik analisis faktor untuk me-
Eco Rekayasa/Vol.10/No.1/Maret 2014/ Haisar R dan Anton S/Halaman : 48-58
49
ngu ukur variabel dapat digabu ungkan secaraa bersamaan ke dalam d satu rangkaian prosees analisis. Dari dua jenis j SEM yaang ada dan populer p saat ini, yakni SEM berbasis b kovaarians dan SE EM berbasis variians/komponeen, penelitiann ini dianggap p lebih tepat men nggunakan SEM S berbasiss varians/kom mponen dengaan pendekataan Partial Leeast Square atau PLSSEM M, karena pad da dasarnya penelitian p ini lebih bersifat exploratory dan d bertujuann untuk merekkomendasikan n hubungan prediktif p antaar variabel berdasarkan b suatu landasan teori t atau penngembangan suatu teori tertentu yang beelum dibuktikkan secara em mpiris melalui hasil penelitiian yang kuaat sebelumnyaa (Henseler et al., a 2009 dan Hair H et al., 20011). Speesifikasi Mod del Dalam SE EM terdapat dua d jenis moddel yang harus dispesifikasiikan (Henseler et al., 200 09; Hair et al., 2011), yaknii model struk ktural dan moodel pengukuran. Model strruktural mereepresentasikann hubungan antaar variabel laaten (konstruk k), sedangkann model pengu ukuran mereppresentasikan hubungan antara konstruk k dengan indikator-indikatornya. Pada peneelitian ini, model m strukturral dibentuk darii pengembanngan model konseptual k meenurut teori (Baaccarini, 19999 serta Baccaarini dan Colllins, 2004)
Kinerja Pengadaan Perencana (PPR)
Kinnerja Penyusunan Program & Pem mbiayaan (PPP)
yang diadaaptasikan denngan mekanissme pelaksannaan proyek kon nstruksi banguunan gedung pemerintah. p D Dari proses adap ptasi tersebutt, sukses prosses yang padaa awalnya meerupakan linggkup sukses manajemen prop yek dikembbangkan mennjadi 7 (tujuhh) variabel laaten (konstruk) yang saling berkaitan. Ketujuh K konsttruk tersebut meerupakan adaaptasi dari faaktor-faktor yang y mempengarruhi sukses proyek konstruuksi menurut penelitian Saqib et al. (20008) dan diseesuaikan denngan alur prosess mekanisme (siklus proyyek) pelaksannaan proyek konnstruksi banggunan gedung g pemerintah untuk memennuhi aspek konntekstualitasnnya. Adappun terkait huubungan antaar konstruk yang y merepresenntasikan modeel struktural, dalam d hal ini hasil penelitiaan Haponavaa dan Al-Jiboouri (2010) serta Arditi dan Gunaydin (19997) terkait dengan d pengaaruh kinerja antaar tahap dalaam suatu sikllus proyek koonstruksi dijaddikan sebagaii landasan teo ori yang menndukung. Men nurut hasil-hasil penelitian n tersebut, kebberhasilan kinnerja suatu taahap akan berrpengaruh terrhadap keberhhasilan kinerja tahap berikkutnya serta berb pengaruh terhadap kineerja produk akhir a dan kinnerja proyek secara keseluruhhan. Spesifikasi model strruktural berdassarkan uraiann tersebut adaalah seperti teerlihat pada Gaambar 1.
Kinerja Pengadaan Pengaawas (PPW)
Sukses Kinerja Proyeek (PRYK)
Kinerja Konstruksi Pengawasan & Pemeliharaan (KPP)
Kinerja Persiaapan Kegiatan (PK)
Kinerja Perencanaan Teknis (PT)
Kinerja Pengadaan P Kontrraktor (PK KT)
Sukses Produuk (PRDK)
Gambar 1. Model M Konsep ptual Pengem mbangan (Spessifikasi Modeel Struktural) Adapun teerkait spesifikkasi model pengukuran, p indiikator-indikattor yang dig gunakan untuuk masingmassing konstrukk merupakan kompilasi haasil adaptasi darii berbagai litteratur (seperrti Garvin, 1987; Chan, 200 01; Poon et all., 2001; Nguuyen et al., 20004; Bacca-
rini dan Coollins, 2004; W Wang dan Huang, 2006; Doloi dan Lim, 2007; 2 Haponaava dan Aljibouri, 2009; serta s Haponava dan Aljibouuri, 2010) yang disesuaiikan dengan konnteks pelaksaanaan proyekk konstruksi bangunan ged dung pemerinntah.
50 Model Predikttif Pengukuran n Sukses Proyekk pada Pelaksaanaan Proyek Konstruksi K Banngunan Gedun ng Pemerintah
Dari hasil identifik kasi dan inveentarisasi indiikator-indikatoor tersebut dipperoleh total 90 9 (sembilan pu-
luh) inndikator untukk seluruh konnstruk yang adda, sebagaimanna tercantum pada Tabel 1. 1
Tabel 1. Ind dikator-Indikaator yang diguunakan untukk masing-masing konstruk
Eco Rekayasa/Vol.1 R 10/No.1/Maret 2014/ Haisar R dan Anton S/Halaman : 48-58
51
Tabbel 1. Indikatoor-Indikator yang y digunakaan untuk massing-masing konstruk k (lanjuutan)
Model pen ngukuran yanng diajukan pada p penelin ini ada yang g bersifat refl flektif dan adaa juga yang tian berssifat formatiff. Dalam hall ini, dari 9 (sembilan) mod del pengukurran yang ada, model pengu ukuran yang berssifat reflektiff hanya ada 1 (satu), yaknii model pengu ukuran dengaan konstruk "sukses " kinerj rja proyek", adaapun 8 (delapan) model peengukuran lainnya merupak kan model penngukuran yan ng bersifat forrmatif. Konstruk "sukses kinerrja proyek" leebih bersifat "tarrget" dan inddikator pun leebih bersifat manifestasi sertta cenderung bukan sesuattu yang dapatt dikendalikan n, oleh karena itu model pengukuran bersifat reflekktif. Sedangkkan delapan konstruk k lainnnya, konstruk k lebih bersiffat sebagai "predictor" terhhadap "sukses kinerja proyyek" dan indiikator pun lebbih bersifat mem mpengaruhi, menyebabkann atau membentuk mak-
na konstruk k serta cenderrung merupakkan sesuatu yang y dapat diken ndalikan, olehh karena itu model m pengukkuran bersifat formatif. n dan pengum mpulan data penelitian Instrumen Padaa proses peneelitian ini, sppesifikasi moodel pengukuran n dijadikan seebagai pedom man dalam pennyusunan instru umen penelittian untuk kep perluan penguumpulan data yang dibutuhhkan. Instrum men yang diguunakan pada peenelitian ini aadalah berupaa kuesioner beerisi daftar pertaanyaan yang ditujukan unntuk mengetaahui tingkat pencapaian inddikator dari masing-massing konstruk daalam pelaksannaan suatu prroyek konstruuksi yang menjaadi sumber daata penelitian.. Parameter penilaian yang digunakan unntuk masing-m masing indikator berbeda-beda. Jenis dataa yang digunnakan dalam ins-
52 Model Predikttif Pengukuran n Sukses Proyekk pada Pelaksaanaan Proyek Konstruksi K Banngunan Gedun ng Pemerintah
trumen ini adalah data kuantitatif k yan ng bersifat orrdinal dengan skala 5. Sumbber data padaa penelitian in ni adalah proyyek konstruksi bangunan b geddung pemerinntah di Kota Cirebon. Jumllah sumber data d yang diteentukan pada penelitian ini mengacu paada salah satuu rule of thuumb jumlah sam mpel ideal yanng diperlukan n untuk anallisis dengan PLS S-SEM, yaknii minimal sam ma dengan seepuluh kali jum mlah jalur (p path) terbanyaak yang mennuju satu konstrruk (Henseler et al., 20009; Hair et al., 2011). Dalaam hal ini, kaarena jumlah jalur (path) terbanyak yan ng menuju sattu konstruk ada a 4 buah maka berarti jumllah minimal sumber s data yang diperlukkan adalah sekittar 40 buah. Jumlah J sumbber data yang lebih banyak akan mempeeroleh hasil analisis a yang lebih akurat. Penguumpulan datta yang dip perlukan terkkait tingkat penncapaian ind dikator dari masing-massing konstruk daalam pelaksannaan suatu prroyek konstruuksi yang menjaadi sumber daata pada peneelitian ini dilaakukan dengan n cara mencarri informasi langsung l kepada narasumberr dan atau meenyebarkan in nstrumen (kueesioner) penellitian kepadaa narasumberr yang diangggap mengetahuii data yang diperlukan d terrkait dengan pelaksanaan suatu s proyek konstruksi yang y ditanyakkan. Narasumberr tersebut addalah para peersonil (para pihak) yang terlibat dalam m pelaksanaaan suatu proyyek konstruksi yang y ditanyak kan, baik darri unsur penggguna (PA/KPA A, user) mauppun unsur pen ngelola kegiaatan proyek (PPK K, Panitia Penngadaan).
HASIL L DAN PEM MBAHASAN Karak kteristik sam mpel proyek Proyek konsttruksi bangun nan gedung pemerinp tah yanng dijadikan sebagai sumbber data (sam mpel) pada pennelitian ini bberjumlah 1133 (seratus tigga belas) proyek k. Proyek-prooyek tersebuut merupakann proyek konstruuksi bangunaan gedung peemerintah Koota Cirebon paada Tahun Annggaran 20122 yang tersebaar di berbagai instansi i dengaan karakteristtik yang beraggam. Dari beberappa kategori yang y ditentukkan, proyek-prroyek konstruuksi yang mennjadi sampel pada penelitiann ini memiliiki karakterisstik dengan distribusi d frekueensi sebagai bberikut : (i) jenis bangunann proyek: saranaa aparatur (23,89%), saranaa kesehatan (14,16%) ( dan saarana pendidiikan (61,95% %); (ii) pekerjaan proyek: reehabilitasi rinngan (7,96%), rehabilitasi sedang / berat (38,05%) daan pembanguunan baru (553,98%); (iii) juumlah lantai bangunan b proyek : tidak beertingkat (68,144%), 2 lantai (30,09%) dann > 2 lantai (1,77%); ( (iv) jenis kontrak kkonstruksi : lumpsump l fixxed price (100% %); serta (v) triwulan t wakttu pelaksanaaan konstruksi : triwulan 2 (51,33%) dan triwulan 3 (448,67%). Statisttik deskriptiff data penelitian Dari proses pengumpulan n data dengann menggunakaan instrumenn penelitian terhadap t 1133 proyek yang menjadi m sumbber data (sam mpel) penelitiaan diperoleh hasil h penilaiann tingkat penccapaian indikkator dari masing g-masing konnstruk dengann nilai rata-raata untuk tiap-tiaap indikator sseperti terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nillai rata-rata (m mean) indikattor
Hasil evalu uasi model Pada penelitian inni, berdasarkaan data yang telah terkumppul sebagai innput-nya, denngan mengguunakan softwarre SmartPLS 2.0 M3 (Ringgle et al., 20005), proses identtifikasi dan estimasi e modeel dilakukan m melalui perhituungan PLS-Allgorithm deng gan Path Weiighting Schemee sebagai mettode estimasinnya. Setelah mom del yang diiajukan terideentifikasi dann diestimasi, selanjutnya dilakukan d evaaluasi terhadaap model berrdasarkan padda hasil estim masi yang diidapat. Evaluuasi model dilakkukan dengan n mengikuti pendekatan p tw wo-
step proccess seperrti dikemukaakan oleh Hennseler et al. (20009) dan Hairr et al. (20111), yakni denngan melakukaan pemisahann proses anntara evaluasi model pengukkuran dan evvalusi model struktural. Daalam hal ini evaaluasi model ppengukuran dilakukan d terllebih dahulu untuk u memasttikan terpenuuhinya kriteriaa tingkat kelayaakan model ppengukuran, kemudian k setelah itu baru dilakukan d evalluasi model sttruktural. Hasil evaluasi model secara keseluruhhan pada penelittian ini adalaah diperolehnyya model yanng fit dengan konstruk k dan indikator yaang reliabel ddan valid
Eco Rekayasa/Vol.1 R 10/No.1/Maret 2014/ Haisar R dan Anton S/Halaman : 48-58
53
berd dasarkan penngujian modell (pengukurann dan strukturaal) sebagaimaana terlihat paada Gambar 2. 2 Adapun kesimpulan k akkhir terkait model m tersebut adalah bahw wa secara statiistik model daapat dikatakan n cukup baik dan dapat diiterima. Hal ini didasarkan n pada fakta empiris bahwaa: 1. Seluruh konsstruk dan inddikator yang ada dalam model m tersebut telah mem menuhi syaratt reliabilitas dan d validitass berdasarkann hasil evalu uasi model pengukuran p ( (baik reflektiff maupun form matif);
2. Seluruh koefisien jallur (path coeff fficients) yangg ada dalam m model terrsebut bernilaai signifikan dengan nillai koefisien determinasi (R ( 2) yang "daapat diterimaa" untuk selurruh variabel laaten endogenn dalam mo odel berdasaarkan hasil evaluasi moodel strukturaal. Hal ini meenunjukkan bahwa b model dapat men njelaskan variians dari selurruh konstruk endogenny ya dengan baiik.
Gambaar 2. Model fitt akhir hasil evaluasi e Pem mbentukan model m penguk kuran suksess proyek Model penngukuran suk kses proyek yang y dimaksud d pada peneliitian ini adalah model beerbentuk indek ks komposit berupa b aggreggasi (penggabbungan) dari variiabel-variabell pembentuk k (yang mem mpengaruhi) kesuksesan proyyek untuk meenghasilkan sebuah s angka indeks (yaknni angka "Indeeks Kesuksessan Proyek" atau u "IKP") yanng mencerminnkan gambaraan secara u-
mum tingk kat pencapaiian kesuksessan pelaksannaan proyek kon nstruksi banguunan gedung pemerintah p seecara keseluru uhan. Dalam hal ini suksees kinerja prooyek dianggap sebagai s hasil (variabel deppendent) darri agregasi fakttor-faktor yanng mempengaaruhi sukses prop yek (variabbel independeent) dan besarrnya nilai inddeks komposit sukses s kinerjaa proyek diteentukan oleh besarnya nilaii serta bobot dari faktor-faaktor yang mem-
54 Pengembangan P n Kriteria-kriteeria Rencana Pemindahan P Peerkantoran di Kota K Pekanbarru....
pengaruhinyya tersebut. Dengan D menggadaptasi rum mus persamaan yang diguunakan olehh Abdulrahm man (2010), secara matematiis Indeks Kessuksesan Proy oyek (IKP) tersebbut dapat diru umuskan sebaagai berikut :
I kp
n
w x .V x
((1)
memperoleh hasil ssebagaimana terlihat pada Tabel 3 dan Taabel 4. Tabel 3. Nilai Totall Effect tiap konstruk k terhaadap konstruk "SSukses Kinerjja Proyek"
x 1
n
V x w yx .i yx
((2)
y 1
dengan x,y = Ikp = wx = Vx = wyx = iyx =
1,2,3, …, n inndeks kesukseesan proyek bo obot variabel ke-x niilai variabel ke-x k bo obot indikatorr ke-y dari varriabel ke-x niilai indikator ke-y k dari variiabel ke-x
Berdaasarkan rumuus (1) dan (2)) tersebut, unntuk dapat mengghasilkan nilaai "IKP" diperlukan nilai ddari variabel-varriabel (konstrruk) pembenttuknya (Vx) berikut masing--masing bobootnya (wx). Nilai N variabel--variabel pembbentuk (Vx) merupakan indeks kompoosit variabel seb bagai hasil (v variabel depenndent) dari aggregasi indikaator-indikator yang membbentuk konsttruk terkait (varriabel indepeendent) dan besarnya b inddeks komposit variabel v tersebbut ditentukaan oleh besarnnya nilai indikaator-indikatorr yang membbentuk konsttruk (iyx) berikutt masing-maasing bobotnyya (wyx). Dallam hal ini, bobot masing-maasing variabel yang membbentuk "IKP" (w ( x) adalah reepresentasi dari besarnya pengaruh maasing-masing variabel terrsebut terhaddap konstruk suukses proyek. Adapun bo obot masing-m masing indikattor yang mem mbentuk konsttruk (wyx) adaalah representasii dari besarnyya kontribusii masing-massing indikator terrhadap konstrruk yang dibeentuknya. Dari model fit akkhir dengan kesimpulan k yaang dapat dikataakan cukup baik dan dapatt diterima (Gaambar 2), bessarnya pengaaruh masing-m masing variaabel (konstruk) terhadap t konnstruk sukses proyek (wx) diperoleh darri perhitungann pengaruh tootal (total effe fect) konstruk yaang menunjuk kkan besarnyaa pengaruh keeseluruhan (dirrect dan indirrect effect) daari suatu variaabel (konstruk) predictor p terhhadap variabeel (konstruk) llain yang menjaadi target penngaruhnya, seedangkan bessarnya kontribbusi masingg-masing ind dikator terhaddap konstruk yaang dibentuk knya (wyx) diiperoleh melaalui perhitungann nilai outer weight yang g mencerminkkan tingkat kepeentingan relaatif (relative importance) i ddari 38 (tiga pulluh delapan) indikator i dalaam konstruk fformatif yang telah t reliabel dan valid. Perhiitungan pengaruh total (tootal effect) seerta nilai outer weight indikaator dalam ko onstruk form matif dengan meenggunakan software s Sm martPLS 2.0 M3
Tabel 4. Nilai Outer Weight darii seluruh indikkator formatif daalam model akhir
Setelah besarrnya pengaruuh masing-maasing variabel (konstruk) tterhadap konnstruk suksess proyek (wx) dan besarnya kontribusi masing-masing m g indikator terh hadap konstruuk yang dibeentuknya (wyx) diperoleh sep perti terdapatt pada Tabel 3 dan Tabel 4, untuk dapat menghasilkann nilai "IKP"" selanjutnya diperlukan niilai indikator--indikator yan ng membentuuk konstruk (iyx ). Nilai tiap-tiap indikato or tersebut diddapat day ri hasiil penilaian seecara langsun ng terhadap pencapaip an inddikator bersanngkutan (deng gan menggunakan pedomann ukuran atauu parameter teertentu untuk tiap-tiap indikattor) pada pellaksanaan prooyek konstrukksi yang sedangg diukur. Adaapun untuk keperluan k perhhitungan angka indeks, nilai untuk tiap-tiiap indikator mempunyai reentang (rangee) antara 0 - 1. Nilai terseebut merupakaan cerminan ttingkat pencaapaian sebuahh indikator muulai dari 0% (minimal) hingga h 100% (maksimal). mus (1) dan (2) di aDengan mennggunakan rum KP" mautas, peerhitungan anggka indeks baaik untuk "IK pun un ntuk masing--masing variaabelnya denggan nilai indikattor yang makksimal (iyx=1) akan mengghasilkan
Eco Rekayasa/Vol.1 R 10/No.1/Maret 2014/ Haisar R dan Anton S/Halaman : 48-58
55
sebuah angka inndeks dengan n nilai yang lebih besar darii 1 (satu). Seedangkan unttuk keperluann model pengu ukuran suksess proyek yanng dimaksud pada penelitiaan ini, nilai indeks dimaaksud memilliki rentang (ran nge) antara 0 - 1 yang menncerminkan tingkat t pencap paian kesukseesan proyek mulai m dari 0% % (minimal) hing gga 100% (m maksimal). Olleh karena ituu, untuk dapat memenuhi maksud terseebut, koefisieen masing" (wx) daan koefisien massing variabel pembentuk "IKP" tiap p-tiap indikatoor (wyx) pada masing-masiing variabel pem mbentuk "IKP P" tersebut harus h disesuaiikan (dimodifiikasi) dengan n tanpa menggubah maknaa koefisienkoeefisien tersebuut yang menuunjuk-kan besarnya konstrib busi atau penngaruh dari masing-masin m ng variabel dan n indikator. Teknik mo odifikasi yang g dilakukan untuk u mempero oleh nilai koefisien sebaggaimana dimaaksud tersebut pada penelitian ini adalahh seperti yangg dilakukan oleh h Abdulrahm man (2010), yakni dengan cara menghasilkan nilai noormalized weight dari massing-masing koeefisien variabbel dan indikkator. Nilai normalized weiight variabel merupakan m bo obot relatif (rrata-rata) tiap variabel v dalam m model seddangkan nilai normalized weiight indikatorr merupakan bobot relatiff (rata-rata) tiap p indikator daalam masing-m masing variabbel. Perhitungaan nilai norm malized weigght variabel untu uk memperolleh nilai koeffisien masing--masing variabbel pembentuuk "IKP" (wx) yang baru adalah a sebagaim mana terlihat pada Tabel 5. 5
Tabel 6. Niilai Normalizeed Weight ind dikator
Denggan diperolehhnya nilai kooefisien masiingmasing varriabel pembenntuk "IKP" (w wx) dan nilai koek fisien dari masing-masin m ng indikator pembentuk p koonstruk (iyx) yaang baru, moddel prediktif pengukuran p ssukses proyek yang dimakssud pada pen nelitian ini seccara matematis dapat d direpresentasikan deengan rumus perp samaan Inddeks Kesukseesan Proyek ("IKP") sebaagai berikut : IKP = (00,2941 x Prroduk) + (0,4104 x kpp) + (00,0157 x ppw)) + (0,0194 x pkt) + (0,04882 x ptt) + (0,0075 x ppr) + (0,1601 ( x pkk) + (3) (00,0446 x ppp))
Tabbel 5. Nilai Normalized No Weeight variabell
Dengan caara yang sam ma, perhitungaan nilai normallized weight indikator unntuk mendappatkan nilai koeefisien dari masing-masin m ng indikator pembentuk kon nstruk (iyx) yaang baru mem mperoleh hassil sebagaiman na terlihat padda Tabel 6.
dengan : Produk = (0,3950 x pprdk1) + (0,11779 x prdk22) (0,3465 x prdk3) p + (0,08 806 x prdk4) kpp = (0,1365 x kpp1) + (0,22785 x kpp44) (0,0690 x kpp9) k + (0,00678 x kpp100) (0,0391 x kkpp15) + (0,2 2203 x kpp188) (0,1889 x kpp19) kp ppw = (0,2440 x pppw3) + (0,11555 x ppw77) (0,6005 x ppw10) pp pkt = (0,2981 x pkt1) + (0,1206 x pkt33) (0,1693 x pkt6) + (0,33219 x pkt88) (0,0901 x pkt9) p pt = (0,1061 x pt1) + (0,1761 x pt2)) (0,1300 x pt7) + (0,3224 x pt9)) (0,2654 x pt10) p ppr = (0,4178 x ppr3) + (0,1 1541 x ppr77) (0,4281 x ppr10) pp pk = (0,1058 x pk1) + (0,00954 x pk2) (0,0245 x pk3) + (0,33238 x pk5) (0,3167 x pk6) p + (0,13388 x pk7) ppp = (0,3124 x pppp1) + (0,11955 x ppp44) (0,1146 x pppp6) + (0,22663 x ppp88) (0,1112 x ppp9) pp
56 Pengembangan P n Kriteria-kriteeria Rencana Pemindahan P Peerkantoran di Kota K Pekanbarru....
+ + + + + + + + + + + + + +
Dari model tersebut di atas terlihat bahwa untuk mengukur sukses proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah terdapat dua variabel (konstruk) yang memiliki bobot (pengaruh) paling besar, yakni "sukses produk" dan "sukses kinerja konstruksi – pengawasan dan pemeliharaan (kpp)". Dengan kata lain, sukses kinerja proyek dalam hal ini dipengaruhi paling dominan oleh dua komponen, yakni "sukses produk" dan "sukses kpp". Hal ini sejalan dengan landasan teori yang dikemukakan oleh Baccarini (1999) yang menyatakan bahwa sukses proyek mempunyai dua komponen pembentuk, yakni sukses produk dan sukses manajemen proyek. Pada penelitian ini, "sukses kpp" memiliki bobot (pengaruh) yang lebih besar daripada "sukses produk", hal ini kemungkinan besar disebabkan karena selain mempengaruhi "sukses kinerja proyek" secara langsung "sukses kpp" juga mempunyai pengaruh terhadap "sukses produk" yang secara langsung mempengaruhi "sukses kinerja proyek", oleh karena itu maka secara keseluruhan "sukses kpp" mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada "sukses produk". Hal ini pun sejalan dengan hasil penelitian Baccarini dan Collins (2004) terkait hubungan antara sukses manajemen proyek dan sukses produk yang menunjukkan adanya korelasi yang positif di antara keduanya, sekaligus menjawab apa yang dikemukakan oleh Heravi dan Ilbeigi (2012) terkait belum adanya model kuantitatif yang komprehensif untuk mengukur sukses proyek dengan mempertimbangkan perbedaan antara sukses produk dan sukses proses manajemen proyek. Dari model tersebut juga terlihat bahwa konstruk-konstruk pembentuk sukses proyek yang lain selain "sukses produk" dan "sukses kpp" mempunyai pengaruh yang sama relatif kecil bila dibandingkan dengan "sukses produk" dan "sukses kpp". Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena keenam konstruk tersebut tidak mempengaruhi "sukses kinerja proyek" secara langsung namun lebih berperan sebagai proses yang bersifat driver (mendukung) terhadap "sukses kpp" yang secara langsung mempengaruhi
"sukses kinerja proyek". Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Haponava dan Al-Jibouri (2010) serta Arditi dan Gunaydin (1997) terkait dengan pengaruh kinerja antar tahap dalam suatu siklus proyek konstruksi yang menyatakan bahwa keberhasilan kinerja suatu tahap akan berpengaruh terhadap keberhasilan kinerja tahap berikutnya serta akan berpengaruh terhadap kinerja produk akhir dan kinerja proyek secara keseluruhan. KESIMPULAN Sebagai sebuah hasil penelitian, terlepas dari segala kekurangan dan keterbatasan yang ada, model pengukuran sukses proyek berupa rumus "IKP" yang dihasilkan pada penelitian ini memiliki beberapa karakteristik penting yang dapat dijadikan sebagai kelebihan, yakni : 1. Kontekstual; didasarkan pada konteks mekanisme pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah; 2. Valid; pembentukan model didasarkan pada model fit kesuksesan proyek yang dengan taraf kepercayaan 95% dapat dikatakan cukup baik dan dapat diterima secara statistik berdasarkan data/fakta empiris yang ada sehingga variabel-variabel serta indikator-indikator terpilih yang digunakan adalah yang telah memenuhi kriteria reliabilitas dan validitas; 3. Aplikatif; model berupa persamaan matematis yang dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah angka indeks tingkat kesuksesan pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung pemerintah, meskipun untuk dapat mengaplikasikan model tersebut masih diperlukan suatu mekanisme penilaian terhadap indikator-indikator tersebut secara lebih spesifik dan detail agar pengukuran yang dilakukan dapat memperoleh hasil yang lebih akurat; serta 4. Prediktif; konstruk predictor yang membentuk model adalah konstruk formatif dengan indikator yang bersifat "leading".
DAFTAR PUSTAKA Abdulrahman, A., 2010, The Development of A Per-formance Measurement Framework for FE/HE CoLocation Construction Projects, Published Thesis, School of The Built Environment, Heriot-Watt University, Scotland. Arditi, D. dan Gunaydin, H.M., 1997, Total Quality Management in The Construction Process, International Journal of Project Management, Vol. 15, No. 4, pp. 235-243. Atkinson, R., 1999, Project Management : Cost, Time and Quality, Two Best Guesses and A Phenomenon, Its Time to Accept Other Success Criteria, International Journal of Project Ma-nagement, Vol. 17, No. 6, pp. 337-342. Baccarini, D., 1999, The Logical Framework Method for Defining Project Success, Project Management Journal, Vol. 30, pp. 25–32.
Eco Rekayasa/Vol.10/No.1/Maret 2014/ Haisar R dan Anton S/Halaman : 48-58
57
Baccarini, D. dan Collins, A., 2004, The Concept of Project Success - What 150 Australian Project Managers Think, Australian Institute of Project Management (AIPM) Conference, 10-12 Oktober 2004, Perth, Australia. BPS., 2012, Statistik Indonesia 2012, Sektor Kons-truksi, Hal. 357-358 (diunduh dari website : http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/si_2012 /index3.php ?pub=Statistik Indonesia 2012). Chan, A.P.C., 2001, Framework for Measuring Success of Construction Projects, Report 2001- 003-C-01, Brisbane: CRC for Construction Innovation. Chan, A.P.C. dan Chan, A.P.L., 2004, Key Performance Indicators for Measuring Construction Success, Benchmarking : An International Journal, Vol. 11, No. 2, pp. 203-221. Doloi, H. dan Lim, M.Y., 2007, Measuring Performance in Construction Projects – A Critical Analysis with An Australian Perspective, Proceedings The Construction and Building Research Conference of The Royal Institution of Chartered Surveyors Georgia Tech, 6-7 Sep-tember 2007, Atlanta, USA. Garvin, D.A., 1987, Competing on The Eight Dimensions of Quality, Harvard Bussiness Review, No. 87603, November - Desember 1987. Hair, J.F., Ringle, C.M., dan Sarstedt, M., 2011, PLS-SEM: Indeed a Silver Bullet, Journal of Marketing Theory and Practice, Vol. 19, No. 2, pp. 139–151. Haponava, T. dan Al-Jibouri, S., 2009, Identifying Key Performance Indicators for Use in Control of PreProject Stage Process in Construction, International Journal of Productivity and Performance Management, Vol. 58, No. 2, pp. 160-173. Haponava, T. dan Al-Jibouri, S., 2010, Influence of Process Performance During The Construction Stage on Achieving End-Project Goals, Construction Management and Economics, Vol. 28, pp. 853-869. Henseler, J., Ringle, C.M., dan Sinkovics, R.R., 2009, The Use of Partial Least Squares Path Modelling in International Marketing, New Challenges to International Marketing, Advances in International Marketing, Vol. 20, pp. 277–319. Heravi, G. dan Ilbeigi, M., 2012, Development of A Comprehensive Model for Construction Project Success Evaluation by Contractors, Engineering, Construction and Architectural Management, Vol. 19, No. 5. Khosravi, S. dan Afshari, H., 2011, A Success Measurement Model for Construction Projects, International Conference on Financial Management and Economics IPEDR, Vol.11, pp. 186-190. Nardo, M., Saisana, M., Saltelli, A., Tarantola, S., Hoffman, A. dan Giovannini, E., 2008, Handbook on Constructing Composite Indicators : Methodology and User Guide, OECD Statistics Working Paper, OECD: OECD Publishing, Paris. Nguyen, L.D., Ogunlana, S.O. dan Lan, D.T., 2004, A Study on Project Success Factors in Large Construction Projects in Vietnam, Engineering, Construction and Architectural Management, Vol. 11, No. 6, pp. 404-413. Poon, J., Potts, K. dan Cooper, P., 2001, Identification of Success Factors in The Construction Process, In : 17th Annual ARCOM Conference, Association of Researchers in Construction Management. Ringle, C.M., Wende, S., dan Will, S., 2005, Smart PLS 2.0 M3 Beta, Hamburg. Website : http://www.smartpls.de. Saqib, M., Farooqui, R.U. dan Lodi, S.H., 2008, Assessment of Critical Success Factors for Construction Projects in Pakistan, In : 1st International Conference on Construction In Developing Countries (ICCIDC—I), pp. 392-404, Ka-rachi, Pakistan. Wang, H. dan Huang, J., 2006, The Relationships Between Key Stakeholders Project Performance and Project Success : Perceptions of Chinese Construction Supervising Engineers, International Journal of Project Management, Vol. 24, No. 3, pp. 253-260. Wegelius-Lehtonen, T., 2001, Performance Measurement in Construction Logistics, International Journal of Production Economics, Vol. 69, No. 1, pp. 107-16.
58 Pengembangan Kriteria-kriteria Rencana Pemindahan Perkantoran di Kota Pekanbaru....