III Data dan Analisa Perancangan A. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk 1.
Problematika Kebudayaan Betawi Pernyataan JJ Rizal selaku sejarahwan Betawi (2016) yang mengatakan “begitu banyak etnik di Jakarta, sehingga terjadi percampuran budaya di kota Jakarta”. Hal tersebut menjadi data yang membuat penulis merasa perlu akan pentingnya perancangan media promosi kebudayaan Betawi.
2.
Pariwisata Hasil survey Global Travel Intention Study (GTTS) tahun 2015 yang dilakukan oleh VISA, mengungkapkan bahwa masyarakat kini cenderung untuk bepergian lebih lama, lebih jauh dan lebih sering. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akan banyak orang yang akan menjadi target audience dalam sektor pariwisata. Penulis juga meyakini bahwa pariwisata dapat menyampaikan informasi dengan baik, seperti pernyataan yang disampaikan oleh Lili Irahali (2016), bahwa Pariwisata menghantarkan terjadinya komunikasi antara wisatawan selaku pendatang dengan penduduk setempat (beserta segala manifestasi kebudayaannya) selaku penerima atau daerah tujuan wisata.
3.
8 Ikon Budaya Betawi Dalam proses perancangan, penulis mengaplikasikan 8 ikon kebudayaan Betawi sesuai dengan Peraturan Gubernur (PerGub) Nomor 11 Tahun 2017 mengenai penetapan 8 ikon budaya Betawi, diantaranya yaitu ondel-ondel, kembang kelapa, ornament gigi balang, baju sadariah, kebaya kerancang, batik Betawi, kerak telor, dan bir pletok (www.smartcity.jakarta.go.id:2017). Adapun penjelasan dari setiap ikon tersebut yaitu: a. Ondel-ondel Ondel-ondel adalah pertunjukan teater bisu yang telah ada di Jakarta selama berabad-abad. Ondel-ondel adalah sebuah bentuk boneka raksasa yang terbuat dari anyaman bambu dengan ketinggian 2,5 meter dan diameter 80 centimeter.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ondel-ondel dirancang dalam ukuran raksasa agar pembawanya (pemeran) dapat masuk kedalam. Rambutnya terbuat dari sabut kelapa, memiliki muka topeng dan mata bundar. Biasanya pertunjukan ondel-ondel dilakukan berpasangan. Yang berwajah merah sebagai laki-laki dan yang berwajah putih sebagai perempuan. Awalnya ondel-ondel dibuat untuk menirukan nenek moyang masyarakat Betawi yang selalu memberikan perlindungan dan keselamatan seluruh kampung beserta semua yang ada di dalamnya. Musik yang mengiringi ondel-ondel bisa bermacam-macam. Seperti Tanjidor, musik Pencak Betawi, Kemes, Ningnong, dan Rebana Ketimpring. Sebelum membuat ondel-ondel, orang-orang yang membuatnya menyiapkan sesaji berupa bubur merah putih, rujak buah tujuh rupa, bunga tujuh rupa, dan masih banyak lagi. Ondel-ondel yang telah dibuat, disiapkan sesaji juga, yaitu dengan membakar kemenyan dan memberikan kemenyan itu untuk roh (arwah) yang mengawal si ondel-ondel ini. Pembakaran kemenyan juga dilakukan oleh pimpinan kelompok atau orang yang dituakan (dihormati) sebelum ondel-ondel tampil. Bagi masyarakat setempat hal ini disebut ukup atau ngukup. (Ensiklopedia Jakarta Edisi 5) b. Kembang kelapa Hiasan kembang kelapa terbuat dari potongan kecil kertas warna-warni yang dililitkan pada lidi. Hiasan kembang kelapa dipasang atau ditempatkan di tempat-tempat tertentu. Kembang kelapa memberi arti agar kita semua bisa menjadi orang yang berguna sebagaimana pohon kelapa semua bagiannya sangat berguna bagi masyarakat (Ensiklopedia Jakarta Edisi 5). c. Gigi balang Gigi balang merupakan salah sau ragam hias rumah Betawi yang terbuat dari kayu, berbentuk runcingan-runcingan segitiga yang dipasang pada lisplang bagian depan maupun samping rumah (pada empyak). Ornamen pada gigi balang mempunyai bentuk segitiga dan bulatan yang memiliki makna kejujuran, keberanian, keuletan dan kesabaran. (Ensiklopedia Jakarta Edisi 5) d. Baju Sadariah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Baju sadariah disebut juga baju koko. Dipakai oleh laki-laki sebagai busana sehari-hari. Dipasangkan dengan celana panjang dari batik atau memakai kain sarung, memakai peci/kopiah. Busana ini dikenakan dalam pertemuan tidak resmi atau setengah resmi dalam pertemuan keluarga. Namu di beberapa tempat busana ini dikenakan juga untuk menghadiri pesta pernikahan atau pesta lainnya (Folklor Betawi:2012). e. Kebaya Kerancang Kebaya kerancang merupakan pasangan dari baju sadariah, yang merupakan busana sehari-hari untuk wanita. Ada yang lengan panjang maupun pendek. Dipasangkan dengan dengan kain batik Betawi dan dapat menggunakan kerudung atau tidak (Folklor Betawi:2012) f.
Batik betawi Wanita-wanita Betawi tampak menyukai motif babaran kalengan, jelamprang, dan jamblang. Motif tersebut menonjolkan seni hias berbentuk segitiga runcing yang digambarkan secara sambung menyambung pada ujung segitiga yang runcing dengan warna cerah yang mencolok. Motif sepert itu dahulu banyak disukai dan dipakai oleh para nyonya Cina Betawi (encim-encim) serta para nyonya Belanda (Folklor Betawi:2012)
g. Bir pletok Bir pletok adalah minuman tradisional yang diciptakan oleh masyarakat Betawi (suku asli Jakarta) sejak sekitar abad ke 20, di mana masyarakat Betawi kala itu sering berinteraksi dengan orang Belanda yang gemar meminum Mengingat sebagian besar masyarakat Betawi adalah penganut agama Islam, kemudian mereka berinisiatif membuat bir tradisional yang tidak mengandung alkohol. Bir dibuat menggunakan bahan rempah-rempah Indonesia seperti jahe, kulit secang, serai, kayu manis, dan lain-lain (Ensiklopedia Jakarta Edisi 5). h. Kerak telor Kerak telor merupakan makanan khas Betawi yang dibuat dari ketan aron (setengah matang) dan dicampur telur ayam atau telur bebek. Kemudian dimasak dengan anglo (tungku arang) hingga matang. Ketika kerak telor mendekati matang, wajan tempat memasak kerak telor dibalikkan supaya kerak telor langsung kena panasnya arang hingga sedikit gosong. Setelang matang, kerak telor disajikan dengan taburan serundeng dan bawang goreng.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Di era kolonial, kerak telor merupakan makanan istimewa dan disajikan dalam partai besar untuk pemerintahan kolonial atau masyarakat Betawi yang kaya raya. (Ensiklopedia Jakarta Edisi 5). 4.
Touch Point Maskapai PT. Garuda Indonesia
PT. Garuda Indonesia menjadi pilihan maskapai penerbangan yang ikut berperan
dalam perancangan promosi kebudayaan Betawi melalui sektor pariwisata dengan alasan adanya kategori touch point yang dimiliki oleh PT. Garuda Indonesia sebagai pendekatan kepada consumer. Touch point merupakan layanan yang diberikan oleh PT. Garuda Indonesia kepada para consumernya (Kompasiana:2013). Melalui kategori touch point tersebut diharapkan informasi mengenai promosi kebudayaan Betawi yang penulis rancang dapat sampai kepada target audience bersamaan dengan pelayanan pelanggan yang diberikan oleh PT. Garuda Indonesia kepada consumernya.
Gambar III.1. Touch point PT. Garuda Indonesia
(Sumber: www.garuda-indonesia.com)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penulis memaparkan detail dari setiap kategori touch point tersebut yang bersumber dari laman website kompasiana (2013), yaitu: a.
Pre journey Pre-journey adalah pelayanan sebelum perjalanan yaitu optimalisasi website, call center, sales office dan social media. Saat ini website resmi audience.garudaindonesia.com sedang dilakukan peningkatan kualitas agar bisa disejajarkan dengan penerbangan internasional lainnya dalam hal ini seperti pemesanan tiket online. Social media instagram dengan akun @GarudaIndonesia juga cukup aktif berinteraksi dengan followers.
b.
Pre flight Pre-flight adalah pelayanan sebelum penerbangan yang terdiri dari ticket sales airport, customer service (0ne stop service), check in service, executive lounge, boarding gate, dan kiosk.
c.
In flight In-flight adalah saat penerbangan seperti cabin seat comfort, cabin comport item & amenities, cabin ambience, lavatory, in-flight sales, cabin service, on board catering, in-flight entertaintment dan reading material.
d.
Post flight Post-flight adalah sesaat setelah penerbangan selesai seperti arrival assistance, baggage delivery, baggage service dan transit service desk.
e.
Post journey Post-journey yaitu customer loyalty yang memberikan pelayanan kepada penumpang setelah melakukan perjalanan dan diharapkan penumpang tetap setia menggunakan Garuda. B. Kelompok Data Berkaitan dengan Estetika Fungsi Produk Rancangan
1.
Fotografi Penulis memilih konteks visual kebudayaan Betawi akan ditampilkan dalam bentuk fotografi mengingat bahwa kebudayaan Betawi dapat menjadi suatu hal yang sangat baru dan belum pernah diketahui oleh audience, maka fotografi dipilih guna menampilkan bentuk visual kebudayaan Betawi yang dapat dilihat dan memberikan informasi dalam bentuk ilustrasi nyata.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam penyampaian pesan, foto mempunyai keunggulan yang tidak dapat ditandingi media lainnya terutama dalam kebenaran dan orisinilitas suatu fakta. Di lain pihak, foto bercerita secara universal dan dapat dimengerti oleh setiap orang tanpa membedakan tingkat pendidikan. Adanya foto dalam sebuah pesan menimbulkan ketertarikan dalam menikmati informasi yang disuguhkan media sehingga menimbulkan kesan bagi penerima pesan. Sebuah foto memiliki kemampuan secara rinci, langsung, dan penikmatnya tidak memerlukan proses penguraian pemikiran seperti halnya berita tulis. Karena itu foto “bersifat” jujur tanpa menambahkan atau mengurangi detail suatu peristiwa (www.Archiss.com). Berikut merupakan hasil fotografi pada objek 8 kebudayaan Betawi: a. Miniatur ondel-ondel
Penulis melakukan pemotretan pada miniatur ondel-ondel yang penampilannya
sangat menyerupai pada wujud aslinya. Miniatur dipilih untuk memudahan proses pemotretan sehingga dapat mengatur posisi ondel-ondel yang diinginkan.
Gambar III.2. Fotografi ondel-ondel (Sumber: Penulis)
b. Kembang kelapa Penulis melakukan pemotretan pada objek kembang kelapa tanpa tergabung dengan objek atau benda lainnya. yang pada dasarnya penggunaan kembang kelapa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
begitu berkaitan dengan dekorasi sebuah tempat. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukan bentuk kembang kelapa yang seutuhnya.
Gambar III.3. Fotografi Kembang Kelapa
(Sumber: Penulis)
c. Gigi Balang Penulis melakukan pemotretan gigi balang pada rumah Betawi yang berada di kawasan pelestarian budaya Betawi setu babakan, Jakarta Selatan.
Gambar III.4. Fotografi Gigi Balang
(Sumber: Penulis)
d. Baju Sadariah dan Kebaya Kerancang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penulis melakukan pemotretan di studio foto dengan menggunakan model lakilagi mengenakan baju sadariah dan model perempuan mengenakan kebaya kerancang. Untuk perangkat pakaian lainnya, penulis menyesuaikan dengan atribut Betawi seperti peci, celana hitam, sarung, batik betawi, kerudung, dan sandal yang biasa digunakan oleh masyarakat Betawi dengan menampilkan kesan semi-formal.
Gambar III.5. Fotografi Model Baju Sadariah (Kiri) dan Kebaya Kerancang (Kanan)
(Sumber: Penulis)
e. Batik Betawi Penulis melakukan pemotretan pada objek kain batik Betawi yang dibentangkan. f. Bir
Gambar III.6. Fotografi Kain Batik Betawi (Sumber: Penulis)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pletok
Penulis melakukan pemotretan pada air bir pletok yang telah ditata utuk
menampilkan kesan modern dan berkelas. Namun tetap menampilkan unsur bahan-bahan tradisional yang menjadi bahan pembuatan bir pletok untuk menunjukan nilai tradisional dan berkesan otentik.
Gambar III.7. Fotografi Bir Pletok (Sumber: Penulis)
g.
Kerak Telor Penulis melakukan pemotretan pada objek kerak telor di event Festival palang pintu Kemang ke-12 pada 7 Mei 2017.
Gambar III.8.1 Fotografi Kerak telor (Sumber: Penulis)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar III.8.2 Fotografi Kerak telor (Sumber: Penulis)
Gambar III.8.3 Fotografi Kerak Telor
(Sumber: Penulis)
Gambar III.8.4 Fotografi Kerak Telor
2.
(Sumber: Penulis)
Tipografi
Dalam ilmu tipografi, huruf dibagi menjadi beberapa jenis dan masing-masing jenis
memiliki
karakteristik
serta
komunikasi
yang
berbeda-beda
(www.teoridesain.com:2016). Dalam perancangan media promosi kebudayaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Betawi, penulis menggunakan beberapa jenis dan karakter huruf yang dapat memberikan kesan profesional dan modern untuk menyesuaikan dengan citra maskapa PT. Garuda Indonesia, yaitu: a. Serif Keluarga font Serif lahir disekitar abad 11 dan sangat populer dikalangan masyarakat karena jenis font Serif biasa digunakan untuk hardcopy atau hasil cetak media offline, seperti buku, majalah, koran, dan sebagainya. Ciri-cirinya adalah memiliki sirip dibagian ujung, contohnya Times New Roman, Bodoni, Book Antiqua, Georgia. Kesan : Feminim, Klasik, Lemah Gemulai. b. Sans-Serif Keluarga font Sans-Serif ini memiliki bentuk yang mirip dengan font Serif, yang membedakannya adalah jenis font ini tidak memiliki sirip karena pada dasarnya kata “Sans” berarti “Tanpa” dalam bahasa Prancis. Jika jenis font Serif biasa digunakan untuk media offline, sebaliknya font jenis Sans-Serif seringkali digunakan untuk media online seperti Facebook, Twitter, Google karena tampilannya nyaman dibaca dan dapat dilihat dengan jelas. Contoh font Sans-Serif misalnya Arial, Helvetica, Futura, Verdana. Kesan : Modern, Efisien, Kontemporer. c. Character Proportion Keluarga font Character Proportion memiliki ciri yang mudah dikenali, yaitu memiliki lebar yang sama tidak peduli itu ‘R’ ataupun ‘J’ semuanya sama. Font jenis ini biasanya digunakan untuk pemrograman atau penyajian kode-kode HTML karena memiliki lebar huruf yang sama dan mudah dihitung spasinya. Contoh font Courier New. Kesan : Canggih, Digitalis Jenis huruf
Nama huruf
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kesan
Sans serif
Agency FB
Modern, efisien
Genuine Century Gothic Serif
Lucida Bright
Klasik, profesional
Century Character proportion
Simplified Arabic Fixed
Digitalis
Tabel III.1. Elemen Tipografi Perancangan
(Sumber: Penulis)
Agency FB Simplified Arabic Fixed
Gambar III.9. Jenis Huruf Perancangan
3.
Slogan
Century Gothic (Sumber: Penulis) Lucida Bright Century
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu. Dalam perancangan ini, penulis menerapkan slogan “Enjoy Betawi Culture with Garuda Indonesia” yang diartikan sebagai sebuah ajakan kepada para audience untuk menikmati kebudayaan Betawi dengan melakukan perjalanan bersama maskapai PT. Garuda Indonesia. Kalimat tersebut diaplikasikan hampir di seluruh media yang dirancang. C. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Teknis Produk Rancangan Perancangan media yang berada dibawah naungan perusahaan dan mengenai data perjalanan merupakan suatu hal yang perlu ditelaah terlebih dahulu mengenai ketentuan konteks nya. Sementara konteks kebudayaan Betawi juga perlu ditelaah supaya penulis dapat menyampaikan informasi kebudayaan Betawi yang sesuai dengan historikal. Untuk itu, penulis melalui beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perancangan media promosi ini, yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.
Pengamatan desain media dan produk yang sudah ada
2.
Pengamatan dan pencarian data mengenai sejarah kebudayaan betawi yang diangkat
3.
Pencarian referensi desain
4.
Perancangan konsep dan sketsa desain
5.
Membuat perancangan desain digital D. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Ekonomi Produk Media yang digunakan dalam promosi kebudayaan Betawi berdasarkan kategori
touch point untuk mengikuti konsep pendekatan consumer dari maskapi PT. Garuda Indonesia, sehingga media promosi yang dihasilkan akan lebih efektif dalam menyampaikan informasi mengenai kebudayaan Betawi kepada target audience dan meminimalisir biaya dalam pembuatan media atau produk baru. Meskipun seluruh media yang ditampilkan bertema kebudayaan Betawi, namun desain dari segi warna tetap mengusung pada karakter warna branding PT. Garuda Indonesia. Sehingga citra maskapai PT. Garuda Indonesia tetap terlihat dalam pemasaran atau pelaksanaan distribusinya. Diluar dari tujuan mempromosikan kebudayaan Betawi, pengaplikasian kebudayaan Betawi pada media dan produk maskapai PT. Garuda Indonesia juga dapat meningkatkan daya tarik wisatawan untuk memilih transportasi perjalannya bersama maskapai PT. Garuda Indonesia sehingga meningkatkan value penjualan serta meningkatkan minat wisatawan untuk mengunjungi kota Jakarta yang timbul dari rasa keingin tahuannya dari desain yang ditampilkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/