Vol 5 No 1 – Mei Tahun 2017
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
Perangkat Lunak Administrasi Perawatan Mesin Produksi Pada Perusahaan Manufaktur 1
2
Nurfia Oktaviani Syamsiah , Rokhimin 1 2 AMIK BSI Jakarta AMIK BSI Bekasi
[email protected],
[email protected]
Abstrak - Proses produksi sangat bergatung pada kesiapan dan ketersediaan mesin, sehingga pemeliharaan mesin haruslah menjadi sesuatu yang sudah terencana dan bersifat regular. Preventive maintenance sangatlah diperlukan dalam manajemen perawatan guna mengurangi kerusakan mesin produksi. Permasalahan yang kerap kali terjadi pada departemen produksi sebuah perusahaan manufaktur adalah kerap kali terjadi kerusakan mesin saat proses produksi berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu perangkat lunak administrasi perawatan mesin produksi yang dapat mempermudah bagian maintenance. Aplikasi yang dihasilkan diharapkan mampu menunjang proses perawatan dan mengingkatkan efektivitas proses perbaikan mesin sehingga produktivitas mesin dapat terjaga. Kata kunci: mesin produksi, aplikasi basisdata, sistem informasi Abstract - The production process is very dependent on the readiness and availability of the machine, so the maintenance of the machine must be something that has been planned and is regular. Preventive maintenance is necessary in maintenance management to reduce damage to production machinery. The problem that often occurs in the production department of a manufacturing company is often there is damage to the machine during the production process takes place. This study aims to produce a software maintenance administration of production machines that can facilitate the maintenance. The resulting application is expected to support the maintenance process and improve the effectiveness of the engine repair process so that machine productivity can be maintained. Keywords: production machine, database application, information system I. PENDAHULUAN Perusahaan manufaktur memiliki salah satu aktivitas perawatan yang teramat harus diperhatikan yakni perawatan terhadap mesinmesin produksi yang dimilikinya. Ada beberapa macam sistem perawatan yang dapat diterapkan yaitu sistem perawatan sesudah rusak dan sistem perawatan secara rutin. Pada sistem perawatan sesudah rusak dapat menyebabkan kerugian yang dialami perusahaan dikarenakan proses perawatan ini mengganggu keberlangsungan proses produksi. Sistem perawatan mesin yang baik adalah berdasarkan jam operasi sesuai dengan petunjuk pabrikan untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Said dalam Fachrurrozi (2002) menyatakan bahwa mesin-mesin produksi merupakan faktor produksi yang berfungsi mengkonversi bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi pada perusahaan. Pentingnya peranan mesin produksi mengharuskan suatu perusahaan menjaga performansi mesin produksi yang dimilikinya agar selalu optimal dengan cara perawatan mesin. Permasalahan yang kerap kali terjadi pada perusahaan manufaktur adalah keterlambatan jadwal perawatan mesin yang disebabkan
44
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
oleh tidak adanya sistem pengolahan data yang baik di divisi maintenance Data mesin, history perawatan mesin dan jadwal perawatan mesin yang saling terkait tidak terkomputerisasi dan terintegrasi dengan baik menyebabkan informasi menjadi tidak akurat. Selain itu, belum ada tindakan pengingat untuk tindakan perawatan yang belum dilakukan. Permasalahan lainnya yang sering terjadi pada divisi maintenance adalah ketersediaan suku cadang mesin yang sering tidak ada saat dibutuhkan dan pencarian suku cadang yang dibutuhkan memerlukan waktu lama. Berdasarkan kondisi tersebut kemudian mendasari perlunya aplikasi administrasi perawatan mesin dengan didukung sistem database untuk divisi maintenance pada sebuah peruhaan manufaktur. II. TINJAUAN PUSTAKA Perangkat lunak merupakan abstraksi fisik yang memungkinkan kita untuk berbicara dengan mesin perangkat keras (Langer, 2008). Tanpa adanya perangkat lunak, maka perangkat keras yang telah diciptakan tidak akan dapat berguna atau berfungsi dengan optimal.
Vol 5 No 1 – Mei Tahun 2017
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama (Al Fatta, 2007). Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber sistem informasi (Kusrini, 2007). Data belum memiliki nilai sedangkan informasi sudah memiliki nilai. Infromasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih besar dibanding biaya untuk mendapatkannya. Sistem informasi terdiri dari semua komponen yang bekerja sama untuk mengolah data dan prosedur informasi (Oz, 2009). Komponen sistem informasi terdiri dari unsur-unsur seperti masukan (input), pengolahan (processing), keluaran (output) serta umpan balik (feedback) (Stair, 2016). Komponen dari sistem informasi berbasis komputer terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), prosedur (procedures), orang (people), basis data (database) dan jaringan komputer (computer network). Data menurut Webster New World Dictionary, data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap (Situmorang, 2010). Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data bisa juga didefinisikan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan suatu obyek, data dapat berupa angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat. Analisa terstruktur adalah teknik pengembangan sistem secara tradisional yang telah teruji dan mudah untuk dipahami. Analisa terstruktur menggunakan serangkaian tahapan, yang disebut Systems Development Life Cycle (SDLC), untuk merencanakan, menganalisis,merancang, melaksanakan, dan mendukung sistem informasi (Shelly, 2012). Ketika membangun sistem informasi menggunakan SDLC berikut empat fase dasarnya: planning, analysis, design, and implementation (Dennis, 2012).
Sumber: Dennis (2012) Gambar 1. Systems Development Life Cycle
45
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
Tahap perencanaan (planning) adalah proses dasar memahami mengapa sistem informasi harus dibangun dan menentukan bagaimana tim proyek akan lanjut tentang bagaimana mengembangkannya. Tahap analisis (analysis) menjawab pertanyaan tentang siapa yang akan menggunakan sistem, sistem apa yang akan dilakukan, dan di mana dan kapan akan digunakan.Tahap desain (design) memutuskan bagaimana sistem akan beroperasi dalam hal perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan infrastruktur yang akan berada di suatu tempat; user interface, form, dan laporan yang akan digunakan; dan program spesifik, basis data, dan file yang akan dibutuhkan. Tahap akhir dalam SDLC adalah tahap implementasi (implementation), di mana sistem ini benarbenar dibangun (atau dibeli, dalam kasus desain perangkat lunak dikemas dan diinstal). Metode waterfall dimulai dari analis dan pengguna melanjutkan secara berurutan dari satu tahap ke tahap berikutnya (Dennis, 2012). III. BAHAN DAN METODE Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam Sistem Administrasi Perawata Mesin Produksi ini adalah model Systems Development Life Cycle (SDLC) dengan pendekatan metode waterfall.
Sumber: Dennis (2012) Gambar 2. Metode Waterfall Metodologi pengembangan waterfall memiliki keuntungan mengidentifikasi requirement jauh sebelum pemrograman dimulai dan membatasi perubahan requirement sebagai hasil proyek. Kelemahan utama waterfall adalah bahwa desain harus benar-benar ditentukan sebelum program dimulai, diperlukan waktu yang lama antara selesainya usulan sistem dalam tahap analisis dan penyerahan sistem. IV. 4.1.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis kebutuhan Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, hasil analisis kebutuhan dari
Vol 5 No 1 – Mei Tahun 2017
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
sistem informasi administrasi perawatan mesin, antara lain: 1. Menu Log In User 2. Pengolahan data mesin 3. Pengolahan data jenis perawatan mesin 4. Pengolahan data user 5. Pengolahan data jadwal perawatan mesin 6. Pengolahan data SPK 7. Pengolahan data Realisasi perawatan 8. Pencetakan Laporan 4.2. Desain sistem Proses desain dilakukan untuk mendapat spesifikasi rancangan program, database, dan arsitektur perangkat lunak sistem informasi administrasi perawatn mesin produksi. A. Spesifikasi rancangan program 1. Menu Log in User Penguna melakukan verifikasi data, jika data valid maka sistem menampilkan halaman menu. Tetapi jika tidak valid pengguna tidak dapat masuk ke dalam sistem.
Sumber: Hasil Penelitian (2016) Gambar 3. Diagram Alur Program Menu Utama B. Perancangan Database Model perancangan Database yang digunakan adalah Normalisasi Data. Pada gambar 4 adalah bentuk normalisasi ke-3. Sumber: hasil penelitian (2016) Gambar 3. Diagram Alur Program Menu Login User
2.
Menu Utama
Sumber: hasil penelitian (2016) Gambar 4. Rancangan Basisdata
46
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
Vol 5 No 1 – Mei Tahun 2017
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
4.3.
Implementasi Implementasi dilakukan berdasarkan spesifikasi rancangan yang telah ditentukan. Hasil dari implementasi dapat dilihat pada tampilan aplikasi administrasi perawatan mesin berikut. 1. Menu Login
5. Menu SPK
Sumber: Hasil penelitian (2016) Gambar 9 Menu SPK
Sumber: Hasil penelitian (2016) Gambar 5 Menu Login
6. Menu Realisasi
2. Menu Utama
Sumber: Hasil penelitian (2016) Gambar 10 Menu Realisasi
Sumber: Hasil penelitian (2016) Gambar 6 Menu Utama
7. Menu Laporan
3. Menu data Mesin
Sumber: Hasil penelitian (2016) Gambar 7 Menu Data Mesin 4.
Sumber: Hasil penelitian (2016) Gambar 11 Menu Realisasi
Menu Jadwal Perawatan
4.4. Pengujian Tahapan terakhir setelah sistem sudah menjadi prototype adalah pengujian. Tahap pengujian ini ditinjau dari tiga segi, yaitu uji verifikasi, uji validasi dan uji prototype yang masing masing terdapat tujuan yang saling terhubung. Sumber: Hasil penelitian (2016) Gambar 8 Menu Jadwal Perawatan
47
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
Vol 5 No 1 – Mei Tahun 2017
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
1. Verifikasi Uji verikasi dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah program berjalan sesuai dengan desain yang telah direncanakan. Uji verifikasi dilakukan dengan cara membandingkan desain database, user interface, modul program pada tahap desain dengan implementasi dan ketelitian program aplikasi. Pada perancangan sistem informasi manajemen perawatan mesin, implementasi sudah sesuai dengan desain yang dirancang. 2. Validasi Uji validasi bertujuan untuk menguji apakah sistem yang dirancang dapat berfungsi sepenuhnya dan memenuhi kebutuhan user sebagai sistem informasi yang dapat membantu proses manajemen perawatan mesin perusahaan. Berdasarkan hasil uji validasi, prototype sistem informasi manajemen perawatan mesin sudah dapat memenuhi kebutuhan sistem 3. Uji Prototype Uji protoype bertujuan untuk mengetahui apakah prototype dapat mengatasi masalah dan kelemahan sistem perawatan mesin yang lama. Pada uji ini, sistem informasi manajemen perawatan mesin terbukti dapat mengatasi kelemahan sistem lama
V. KESIMPULAN Penggunaan sistem informasi administrasi perawatan memudahkan bagi divisi maintenance untuk mengelola data perawatan mesin produksi. Selain itu kontrol terhadap kondisi real mesin pun dapat terlaksana dengan baik. Untuk masa yang akan datang, apliaksi ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. DAFTAR REFERENSI [1] Al Fatta, Hanif (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi Offset. [2] Dennis, A., Wixom, B. H., & Roth, R. M. (2012). Systems Analysis and Design (5th ed). USA: John Wiley & Sons, Inc. [3] Fachrurrozi (2002), Studi Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi di Industri Pengolahan Kayu PT. Inhutani Administratur Industri Bekasi, Skripsi Sarjana tidak dipublikasikan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
48
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
[4] Kusrini & Koniyo, Andri (2007). Tuntunan Praktis Membangun Sistem InformasiAkuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Andi Offset. [5] Langer, Arthur M. (2008). Analysis and Design of Information Systems (3rd ed). London: Springer. [6] Oz, Effy (2009). Management Information Systems (6th ed). Boston: Course Technology. [7] Shelly, Gary B. & Rosenblatt, Harry J. (2012). [8] Systems Analysis and Design (9th ed). Boston: Course Technology. [9] Situmorang, Syafizal Helmi (2010). Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press. [10] Stair, Ralph M. & Reynolds, George W. (2016). Fundamentals of Information Systems (8th ed). Boston: Cengage Leaarning.