PROFIL USAHA ISTRI NELAYAN MANGGOPOH PALAK GADANG PADANG PARIAMAN Oleh: Hasan Basri Nasution Peneliti Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir Universitas Bung Hatta Jl. Sumatera Ulak Karang Padang
Abstrak Usaha istri nelayan dalam tulisan ini adalah yang berlatar belakang ekonomi. Untuk menambah pendapatan keluarga dan pengelolaannya terpisah dari usaha suami sebagai nelayan dan kepala rumah tangga. Ragam usaha yang digeluti istri nelayan antara lain: jual makanan, anyaman, buruh tani, warung, kedai nasi dan bordir. Kontribusi pendapatan istri nelayan terhadap pendapatan keluarga rata-rata 33,9%. Pendidikan istri nelayan sebagian besar tamat SD dengan jumlah anggota keluarga umumnya 5 orang. Masalah yang dihadapi adalah: kesulitan mendapatkan bantuan modal, bahan baku, dan waktu luang terbatas.
PENDAHULUAN Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup, rumah tangga miskin menerapkan strategi ganda dimana suami, istri dan anak usia kerja terlibat mencari nafkah di dalam kegiatan perikanan dan luar perikanan sekaligus. Pola nafkah ganda itu lebih nyata di desa lahan pantai dibandingkan desa lahan kering, karena peluang kerja/usaha luar perikanan terbatas di pedesaan pantai khususnya bagi wanita. Wanita berperan dalam ekonomi rumah tangga terutama di pedesaan pantai (Sitorus, 1993). Wanita begitu tangguh dalam memerankan peranannya di tengah-tengah masyarakat yang umumnya berperan ganda, baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai wanita aktif/bekerja untuk menambah penghasilan keluarga yang dicintai menuju keluarga yang tercukupi sandang dan pangan (Wahyuni, 1993).
Di Asia kaum wanita mempunyai jam kerja yang panjang dari kaum pria, karena bekerja baik di dalam maupun di luar rumah (Todaro, 1989). Di samping berbagai pekerjaan tambahan, istri nelayang sebagai ibu rumah tangga tetap melaksanakan pekerjaan rutinnya, mengurus rumah tangga, mengasuh anak, memasak, mencuci dan lain-lain. Dari pengamatan fisik terlihat wajah istri nelayan lebih tua dari umurnya. Ini disebabkan keadaan alam, jenis pekerjaan kasar yang mereka lakukan, terpaan terik matahari yang menimpa wajah mereka dan kelengkapan gizi yang terbatas. Waktu merupakan sumber utama golongan wanita miskin, mereka mengurangi waktu senggang untuk tambahan pendapatan di luar rumah. Bila jam kerja tersebut dinilai secara ekonomis, maka kontribusi pendapatan kaum wanita dan anak-anaknya lebih besar dari pendapatan pria (Todaro, 1989). Tulisan ini akan membahas kondisi usaha istri nelayan dalam mendukung ekonomi
Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003
24
keluarganya. Dilaporkan dalam bentuk profil. DESA MANGGOPOH PALAK GADANG Geografi Desa Manggopoh Palak Gadang merupakan salah satu desa dari 12 desa yang ada di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Dati II Padang Pariaman yang secara geografis terdiri dari dataran rendah dengan kawasan pantai yang cukup luas, beriklim sedang dan tinggi dari permukaan laut ± 2,5 meter dengan hujan rata-rata 325 mm/tahun. Batas-batas wilayah desa Manggopoh Palak Gadang adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan desa Lubuk Kemuning. - Sebelah Timur berbatasan dengan desa Sandhy Mulia. - Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. Desa Manggopoh Palak Gadang mempunyai luas daerah lebih kurang 334 ha. Penduduk Penduduk Manggopoh Palak Gadang 2.434 jiwa, terdiri dari 1.138 jiwa laki-laki dan 1.296 jiwa perempuan membentuk 552 kepala keluarga (KK). Pendidikan penduduk Desa Manggopoh Palak Gadang kecamatan Ulakan Tapakis seperti pada Tabel 1. Ragam Usaha Istri Nelayan Ragam usaha istri nelayan dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga dapat dilihat pada Tabel 2.
Tanggungan Keluarga Jumlah anggota keluarga nelayan berkisar antara 2 orang sampai dengan 10 orang. Rata-rata jumlah anggota ke-luarga 5 orang. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4. Usia Usia rata-rata istri nelayan Manggopoh Palak Gadang 24 tahun. Usia termuda 19 tahun dan tertua 42 tahun. 87,4% berusia di bawah 40 tahun. 2,6% ber-usia di atas 40 tahun. Dengan demikian hampir seluruhnya masih produktif di dalam bekerja. Ditinjau dari segi kela-hiran umumnya (100%) berusia di bawah 44 tahun. Artinya masih potensial untuk melahirkan, oleh karena itu peningkatan penyebarluasan program KB sangat diperlukan. Selengkapnya usia istri nelayan dapat dilihat pada Tabel 5. Pendapatan Istri Nelayan Tingkat pendapatan istri nelayan dapat dilihat pada Tabel 6. Modal Menurut Nasution (1999) modal usaha yang dimiliki istri nelayan berkisar antara Rp. 5.000,- sampai dengan Rp. 350.000,rata-rata Rp. 33.014,-. Yang membuka usaha kedai nasi memiliki modal antara Rp. 250.000,- sampai dengan Rp. 350.000,-. Mereka berusia 25–26 tahun dengan pendidikan SD. Yang berusaha dengan menjual ma-kanan (44%) menggunakan modal antara Rp. 8.000,sampai dengan Rp. 30.000,-. Mereka berpendidikan SD dan MTs/SLTP dan berusia antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun.
Pendidikan Tingkat pendidikan istri nelayan Manggopoh Palak Gadang cukup bervariasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.
Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003
29
Tabel 1. Pendidikan Penduduk Desa Manggopoh Palak Gadang Pendidikan SD
Jumlah 439 jiwa
SLTP
304 jiwa
SLTA
37 jiwa
AKADEMI
8 jiwa
S1
3 jiwa
Sumber : Monografi Desa Manggopoh Palak Gadang (1999)
Tabel 2. Sebaran Rumah Tangga Responden berdasarkan Ragam Usaha Istri Nelayan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jenis Usaha Bordir Kedai Nasi Anyaman Jual makanan Buruh tani Warung Jumlah
Jumlah (orang) 1 2 9 17 6 4 39
% 2 6 23 44 15 10 100
Sumber: Nasution (1999)
Tabel 3. Sebaran Tingkat Pendidikan Istri Nelayan Kelurahan Manggopoh Palak Gadang No. 1. 2.
Pendidikan Tamat SD Tamatan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Jumlah
Jumlah (orang) 35 4 39
% 89,7 10,3 100
Sumber: Nasution (1999)
Tabel 4. Sebaran Rumah Tangga Responden berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga No.
Jumlah Rumah Tangga
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
3 6 8 11 4 2 3 1 1 39 Rata-rata
Jumlah Tanggungan 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang 6 orang 7 orang 8 orang 1 orang 10 orang 192 orang 5 orang
% 3,2 6,5 12,9 42,9 6,4 9,6 12,9 13,2 3,2 100
Sumber: Nasution (1999)
Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003
29
Tabel 5. Sebaran Usia Istri Nelayan Manggopoh Palak Gadang No. 1. 2. 3. 4. 5.
Usia (tahun) 19 – 23 24 – 28 29 – 33 34 – 38 39 – 43 Jumlah
Jumlah (Orang) 15 21 2 0 1 39
% 38,5 53,8 5,1 0 2,6 100
Sumber: Nasution (1999)
Tabel 6. Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pendapatan Perbulan No. 1. 2.
Pendapatan
Jumlah (Rp)
Terendah Tertinggi Rata-rata
20.000,375.000,133.025,-
Sumber: Nasution (1999)
Yang berusaha dengan membuka warung (10%) memiliki modal antara Rp.12.000,- sampai dengan Rp.65.000,berpendidikan SD dan MTs/SLTP dengan usia antara 19 tahun sampai dengan 28 tahun.
Pendapatan
Yang bekerja sebagai buruh tani (15%) masih menyediakan modal antara Rp. 6.000 sampai dengan Rp. 7.000,-. Untuk membeli berbagai peralatan yang dapat dipakai lama.
Kontribusi pendapatan istri nelayan terhadap pendapatan keluarga dapat dili-hat pada Tabel 8.
Yang bekerja dengan membuat anya-man (23%) baik untuk tikar maupun atap rumbia mempunyai modal antara Rp. 5.000 sampai dengan Rp. 10.000 berpendidikan SD dan berusia antara 19 tahun sampai dengan 27 tahun.
Pengeluaran untuk konsumsi keluarga nelayan per bulan dapat dilihat pada Tabel 9.
Kesulitan Usaha dan Mengatasinya
Pendapatan nelayan dapat dilihat pada Tabel 7. Kontribusi Pendapatan Istri Nelayan
Pengeluaran
Perumahan Pengamatan di lapangan menunjukkan kondisi perumahan nelayan seperti terlihat pada Tabel 10.
Menurut Nasution (1999) secara umum masalah yang dihadapi dalam berusaha adalah kesulitan mendapatkan bantuan modal, kesulitan memperoleh bahan baku, waktu luang sangat terbatas dan upah yang belum memadai.
Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003
29
Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Perbulan No. 1. 2.
Pendapatan Terendah Tertinggi Rata-rata
Istri Nelayan (Rp) 20.000,375.000,133.025,-
Nelayan (Rp) 125.000,400.000,275.153,-
Jumlah (Rp) 180.000,675.000,392.615,-
Sumber: Nasution (1999)
Tabel 8. Kontribusi Pendapatan Istri Nelayan terhadap Pendapatan Keluarga No. 1. 2.
Pendapatan Terendah Tertinggi Rata-rata
Istri Nelayan (Rp) 20.000,375.000,133.025,-
Keluarga (Rp) 250.000,675.000,392.615,-
Konstribusi (%) 8 55,6 33,9
Sumber: Nasution (1999)
Tabel 9. Sebaran Rumah Tangga Responden Berdasarkan Penge-luaran Konsumsi
No.
Kisaran
1. 2.
Terendah Tertinggi Rata-rata
Pendapatan Pengeluaran Keluarga Rp) Konsumsi (Rp) 250.000,630.000,392.615,-
180.000,525.000,312.435,-
% 72 83 80
Pengeluaran Non Konsumsi 70.000.105.000,80.180,-
% 28 17 20
Sumber: Nasution (1999)
Tabel 10. Sebaran Responden berdasarkan Kondisi Perumahan No 1.
2.
3.
4.
Parameter
Nelayan Payang Jumlah %
Jenis Atap - Seng - Rumbia
30 2
77 23
Jenis Bangunan - Semi Permanen - Permanen - Papan
8 13 18
21 33 46
Lantai - Semen - Papan - Tanah
37 0 2
95 5
Sumber Air - PAM - Sumur
39
100
Sumber : Nasution (1999)
Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003
29
KESIMPULAN Untuk menambah pendapatan keluarga, istri nelayan Manggopoh Palak Gadang melakukan berbagai ragam usaha. Sebagai pelaku usaha usia mereka ratarata 24 tahun. Jumlah anggota keluarga
yang harus dibiayai rata-rata 5 orang. Penghasilan istri nelayan dari usaha yang dilakukannya sendiri rata-rata Rp. 133.025,- / bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, H.B. 1999. Pengembangan Usaha Istri Nelayan Studi Kasus di Kelurahan Pasir Kandang Kotamadya Padang Sumatera Barat. Universitas Bung Hatta. Padang. _____________. 1999. Pengembangan Usaha Istri Nelayan Studi Kasus di Desa Manggopoh Palak Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Universitas Bung Hatta. Padang. _____________.1999. Pengembangan Usaha Istri Nelayan Studi Kasus di Pasia Tiku Kabupaten Agam Sumatera Barat. Universitas Bung Hatta. Padang.
Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003
Sitorus, F. 1993. Peranan Sosial Ekonomi Wanita Dalam Rumah Tangga Nelayan Miskin, PSW, IPB, Bogor. Todaro, P. 1989. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Penerbit Erlangga, Jakarta. Wahyuni, E. 1993. Strategi Nelayan dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga. Makalah Disampaikan Pada Seminar Pengentasan Kemiskinan Masyarakat dan Desa Pantai dalam Meningkatkan Pendapatan untuk Menunjang Pembangunan Nasional.
29