BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Komunikasi melalui media massa cenderung hanya berorientasi pada pemaksimalan keuntungan atau profit. Dengan begitu mereka juga akan membuat program acara yang dapat menjaring banyak para pemasang iklan, entah program acara tersebut berkualitas atau tidak, asalkan disukai oleh pasar. Selain majalah, radio dan televisi saat ini film tidak hanya menjadi sarana seni, hiburan ataupun bisnis semata tetapi film juga menjadi bagian dari komunikasi. Film juga merupakan salah satu bentuk komunikasi massa yang menyampaikan pesan dengan menggunakan audio dan visual. Film dapat menggambarkan dan merefleksikan realitas kehidupan manusia. Selain dapat menyampaikan pesan kepada masyarakat luas dan secara saru arah, film juga dapat memberikan efek komunikasi yang sangat besar. Meskipun komunikasi satu arah tidak memberikan efek secara langsung, namun film dapat memberikan efek mendalam terhadap sesuatu. Film memiliki gerak yang bebas, hal itu merupakan salah satu keunikan daripada media komunikasi masa lainnya karena film dapat diterjemahkan baik dari unsur audio, visual dan textual, Film is unique, set apart from other all other media by its quality of free and constant motion.1 Inilah yang menjadilkan film bisa lebih menarik daripada media komunikasi massa lainnya, adanya unsur cerita
1
.2
Joseph M, Boggs, The Art Of Watching Film, Mayfield Publishing Company, Ed 2000. h
di dalamnya dan bagaiman kisah, pesan-pesan, intrik dan realitas dikemas di dalam film itulah yang menjadikannya menarik. Penonton tidak akan mudah bosan menonton film yang dikemas dengan menarik dan baik, tentu saja dengan berbagi keunggulan dari media film tersebut pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam film akan dengan lebih mudah tersampaikan. Film sebagai media komunikasi massa tentu saja berarti sebuah film adalah sarana penyampaian pesan. Film telah digunakan sebagai media penyampaian pesan moral, keagamaan dan juga kritik sosial, atau dalam beberapa kasus film juga dapat jadi media propaganda. Film sebagai sarana penyampaian pesan moral ialah bila di dalam film disisipkan materi pesan-pesan ataupun nasehat moral yang biasanya divisualisasikan dalam cerita berupa kejadian dalam film ataupun dialog tokoh dalam film. Begitu juga dalam penyampaian pesan agama, propaganda atau kritik sosial, pesan divisualisasikan dalam adegan adegan visual ataupun suara dalam film. Salah satu film yang menarik saat ini karena muatannya sebagai penyampai pesan moral dan kritik sosial ialah film “My Name Is Khan” film tersebut di produksi oleh Dharma Productions, bekerjasama dengan Red Chillies Entertainment dan akan didistribusikan oleh Fox Star Studios. Film ini disutradarai oleh Karan Johar yang sebelumnya pernah sukses menggarap film box office India “Kuch Kuch Hota Hai” yang kembali bekerja sama dengan Shahrukh Khan sebagai bintang utama film tersebut yang memerankan Rizwan Khan, seorang muslim penderita autisme yang tinggal di Amerika Serikat.
Pada tanggal 11 september 2001 pada pukul 09.00 pagi waktu New York tiba-tiba sebuah Pesawat Boeing 757 Americans Airlines menabrak menara utara gedung World Trade Center (WTC) yang 18 menit kemudian disusul Pesawat Boeing 757 yang menabrak menara selatan WTC yang mengakibatkan kedua menara tersebut runtuh2. Film “My Name Is Khan” mengangkat isu rasial dan keagamaan paska peristiwa 9\11, dimana paska pengeboman (WTC), terjadi diskrimainasi dan penyerangan-penyerangan terhadap Muslim di Amerika Serikat. Dalam film ini digambarkan masyarakat Amerika Serikat yang seolah menyalahkan warga muslim atas peristiwa 9\11. Pengangkatan tema mengenai keagamaan merupakan suatu hal yang beresiko tinggi. Jika terdapat hal yang menyinggung pihak lain, maka akan timbul konflik. Konflik yang ditimbulkan dapat berupa kecaman kepada pihak yang telah membuat film tersebut. Reaksi keras akan terus mengalir dan pada akhirnya film tersebut akan dicabut peredarannya dari masyarakat. Karena itu selain isu SARA juga isu sosial yang melibatkan Islam di dalamnya juga pemahaman umum terhadap Islam dan berbagai aspek yang mengunggulkan film ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mendalam terhadap film tersebut yaitu bagaimana Islam digambarkan dalam film tersebut, pemahaman umum masyarakat tentang Islam dan bagaimana Islam ingin digambarkan di dalam film tersebut, peneliti bermaksud mengadakan penelitian
2
Adian Husaini, Jihad Osama Versus Amerika (Jakarta; Gema Insani Pers,2001) h.1
ilmiah yang akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul: Analisis Semiotik, Wajah Islam dalam Film ”My Name Is Khan”.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, dan untuk membatasi serta mempermudah penyusunan, maka peneliti akan melakukan analisis secara semiotik wajah Islam dalam film “My Name Is Khan” dengan menggunakan metode analisis semiotik Roland Barthes, dan materi yang diteliti dalam film tersebut dikhususkan pada bagian yang berkaitan dengan konsep dan nilai-nilai keislaman, yang ditampilkan dalam film baik oleh aktor utama ataupun oleh alur cerita. 2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan menjadi objek penelitian ini terangkum dalam beberapa poin pertanyaan, yaitu: a. Bagaimana penggambaran wajah Islam dalam film “My Name Is Khan” dilihat dari perspektif semiotika? b. Bagaimana pengkonstruksian pesan mengenai Islam di dalam film ”My Name Is Khan” berdasarkan konsep semitika Roland Barthes?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu: Tujuan Teoritis: a. Untuk mengetahui penggambaran wajah Islam dalam film ”My Name Is Khan” dilihat dari aspek semiotika. b. Untuk mengetahui pesan Islam yang dikonstruksi dalam film ”My Name Is Khan”. Tujuan Praktis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca terhadap sesuatu yang merujuk kepada pembahasan mengenai semiotika film, atau bagaimana bagaimana film dapat menyampaikan suatu pesan. Serta diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian yang bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswa UIN Jakarta, khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
2.
Manfaat Penelitian Adapun terdapat manfaat penelitian yang dibagi dalam dua aspek yaitu
manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat Teoritis:
a. Memperkaya kajian komunikasi massa melalui kajian semiotik model Roland Bartes, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Dakwah Komunikasi (FDK) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. b. Dapat dijadikan pengetahuan terhadap konstruksi pesan yang terkandung dalam sebuah film bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, khususnya tentang analisis Semiotik. Manfaat Praktis: a. Manambah wawasan mengenai konstruksi pesan dalam sebuah film bagi para teoritis dan praktisi di bidang penyiaran dan sejenisnya. b. Menambah ilmu tentang cara pengambaran film bagi para mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya, serta mahasiswa lain yang mempunyai minat dalam bidang Penyiaran pada umumnya.
D. Tinjauan Pustaka Pada penelitian ini penulis juga menggunakan skripsi yang memiliki beberapa persamaan dengan penelitian ini, sebagai referensi atau rujukan bagi penulis dalam merumuskan permasalahan, dan sekaligus sebagai referensi tambahan selain buku, koran dan artikel. Adapun beberapa judul penelitian yang penulis dapatkan sebagai berikut:
Pertama “Analisis Semiotik Film Turtles Can Fly” oleh Istianah tahun 2009, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam , UIN Jakarta. Skripsi tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini dalam hal penggunaan metode analisis semiotik Roland Barthes. Tetapi memiliki perbedaan dalam hal perumusan masalah. Berikutnya “Analisis Semiotik Terhadap Film Animasi UPIN dan IPIN” oleh Ahmad Bayhaki, tahun 2009, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Jakarta. Skripsi ini menggunakan teknik analisis semiotik model Carles Sanders Peirce. Selain dua skripsi tersebut penelitian ini juga merujuk pada skripsi “Analisis Semiotik Makna Nasionalisme Pada Film Nagabonar Jadi Dua karya Deddy Mizwar” oleh Elviras tahun 2008 Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Komunikasi. Meskipun penelitian ini mendapat rujukan dari skripsi-skripsi di atas dan sama-sama meneliti tentang film, akan tetapi penelitian ini memiliki perbedaan daripada skripsi-skripsi di atas yaitu pada fokus penelitiannya. Penelitian ini fokus pada bagaimana wajah Islam ditampilkan dalam film “My Name Is Khan”. Penelitian ini menggunakan analisis semiotik Roland Barthes yang meneliti bagaimana Islam digambarkan dalam adegan-adegan visual, audio atau narasi di dalam film “My Name Is Khan”.
E. Kerangka Konsep Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari semsion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.3 Semiotika, secara substansial adalah kajian yang concern dengan dunia simbol. Alasannya, seluruh isi media massa pada dasarnya adalah bahasa (verbal), sementara bahasa merupakan dunia simbolik.4 Menurut Roland Barthes Semiotika adalah ilmu mengenai bentuk (form). Studi ini mengkaji signifikasi yang terpisah dari sisinya(content). Semiotika tidak hanya meneliti signifier dan signified tetapi juga hubungan yang mengikat mereka, tanda yang berhubungan secara keseluruhan.5 Sebagi sarana komunikasi massa penyampai pesan, dan cerminan realitas masyarakat, sebuah film dan berbagai unsur di dalamya dapat dikaji salah satunya dengan analisis semiotika. Semiotika didefinisikan oleh Ferdinand De Sausure di dalam Course In General Linguistic sebagai “ilmu yang mengkaji tanda sebagi bagian dari kehidupan sosial”.6 Jadi secara sederhana semiotika dapat dipahami sebagi ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika juga mempelajari aturan yang membuat suatu tanda tersebut dapat memiliki arti. Salah satu gagasan besar
3
Askurifai, Baksin Membuat Film Indie Itu Gampang, (Bandung; Katarsis 2003) h. 95 ibid h. 140 5 ibid h. 123 6 Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika, (Yogyakarta; Jalasutra, 2003) h. 256 4
tentang tanda yang umumnya dijadikan dasar bagi penelitian semiotika, yakni gagasan tentang tanda menurut Ferdinand de Saussure yaitu: a) A Signifier (significant) – forma atau wajah tanda tersebut, misalnya: tulisan di kertas, atau suara di udara, dengan kata lain wujud fisik dari tanda. b) The Signified (signifie’) – konsep yang di representasikan atau konsep mental. Menurut saussure, bahasa itu merupakan suatui sistem tanda (sign). Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signfier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau coretan yang bermakna.7
F. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif semiotik yaitu penelitian yang tidak menggunakan data data statistik dan jenis penelitiannya adalah deskriptif seperti yang didefinisikan oleh Jalaludin Rachmat sebagai metode yang hanya memaparkan situasi dan peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan. Penelitian deskriptif timbul karena adanya suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti namun belum ada kerangka teoritis yang menjelaskannya.8
7
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi,(Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2004) h .46 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, ( Bandung; Remaja Rosdakarya, 2005), h. 24-25. 8
1. Subjek dan Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah film “My Name Is Khan”, sedangkan subjek penelitiannya adalah potongan adegan visual ataupun narasi dialog dalam film “My Name Is Khan” yang berkaitan dengan makna Islam yang ingin disampaikan di dalam film “My Name Is Khan”. 2. Tahapan Penelitian a. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data, data dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Data primer adalah berupa data yang diperoleh dari rekaman video film “My Name Is Khan”. Yang kemudian di bagi per scene dan dipilih adegan-adegan sesuai rumusan masalah, yang digunakan untuk penelitian. 2) Data sekunder adalah data yang di peroleh dari dokumen, atau literatur-literatur yang mendukung data primer, seperti buku-buku yang sesuai dengan penelitian, artikel koran, catatan kuliah, kamus istilah, internet dan sebaginya. b. Teknik pengolahan Data Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yang pertama observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan bebas terhadap objek penelitian dan unit analisis. Dengan cara menonton dan mengamati adegan-adegan dan dialog dalam film “My Name Is Khan”. Kemudian, memilih dan menganalisa sesuai dengan model penelitian yang diginakan. Kedua adalah, studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data melalui telaah dan mengkaji berbagai literatur yang sesuai dan ada hubungnnya dengan
bahan penelitian yang kemudian dijadikan bahan argumentasi. Seperti buku-buku, artikel koran, arsip, kamus istilah, internet dan sebaginya. c. Teknik Analisis Data Setelah data primer dan sekunder terkumpul kemudian diklasifikasikan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah ditentukan. setelah data terklasifikasi dilakukan analisis data menggunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes. Barthes mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan penandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi
yang menghasilkan makna
eksplisit untuk memahami makna tanda-tanda dalam film “My Name Is Khan” mengenai Islam. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data yaitu Analisis semiotik, sebagi sarana komunikasi massa penyampai pesan, dan cerminan realitas masyarakat, sebuah film dan berbagai unsur di dalamya dapat dikaji salah satunya dengan analisis semiotika. Semiotika didefinisikan oleh Ferdinand De Sausure di dalam Course In General Linguistic sebagai “ilmu yang mengkaji tanda sebagi bagian dari kehidupan sosial”.9 Jadi secara sederhana semiotika dapat dipahami sebagi ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika juga mempelajari aturan yang membuat suatu tanda tersebut dapat memiliki arti. G. Sitematika Penulisan Untuk memudahkan pembatasan skripsi ini, secara sistematis penulisannya dibagi ke dalam lima bab beserta sub-babnya sebagai berikut:
9
Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika, (Yogyakarta; Jalasutra, 2003) h.256
BAB I
: PENDAHULUAN, Yaitu berupa latar belakang masalah yang membahas film sebagai media komunikasi, sekilas tentang film “My Name Is Khan” juga tentang peristiwa teror 11 september 2001 pengeboman World Trade Center yang melatar belakangi isu rasial pembutan film tersebut. kemudian bab ini juga mencakup pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, sistematika penulisan
BAB II
: TINJAUAN TEORITIS, bab ini memuat teori-teori yang menunjang dan mempunyai hubungan dengan permaslahan yang diangkat dalam skripsi ini, yaitu; penjelasan mengenai konsep sebuah film, jenis-jenis film, film sebagai media komunikasi massa. Bab ini juga menngandung penjelasan konsep umum semiotika, konsep semiotika roland barthes, juga teori konstruksi sosial.
BAB III
: GAMBARAN UMUM FILM “My Name Is Khan”, bab ini menjelaskan secara umum segala sesuatu mengenai film ”My Name Is Khan” jalan cerita dan penokohan dan pemeran dalam film sinopsis dan tanggapan mengenai film tersebut.
BAB IV
: ANALISIS DATA, bab ini yaitu berupa analisis semiotik terhadap data dari film “My Name Is Khan” dan tentang
pengkonstruksian pesan mengenai wajah Islam dalam film tersebut. BAB V
: PENUTUP, bab ini berupa simpulan dan saran dari penelitian yang
telah
pembahasan.
dilakukan
yang
menjadi
penutup
dari
BAB II
Tinjauan Teoritis A. Teori Konstruksi Sosial 1. Paradigma Konstruktivis Paradigma dapat didefinisikan berbeda-beda tergantung siapa yang mendefinisikannya, seperti definisi Ritzer yang di jelaskan oleh Slamet Wiyono. Apa yang didefinisikan Ritzer tentang paradigma, intinya adalah bahwa suatu paradigma merupakan “wajah mendasar dari sesuatu yang menjadi perbincangan (subject matter) di dalam wilayah sains”. Paradigma mengasumsikan, mendefinisikan dan saling mengaitkan pada contoh, teori, metode, dan instrumeninstrumen yang ada dalam paradigma itu.10 Definisi lain paradigma dikemukakan oleh Hidajat Nataatmaja, dalam Ilmu Humanika yang juga dijelaskan oleh Drs. Slamet Wiyono. Paradigma sama dengan “Para Dogma”(yang mendahului dogma), diartikan sama dengan dogma primer (yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut menjadi dogma-dogma yang lebih sederhana) yang mendahului segala macam dogma, atau seperangkat sistem dsri dogma-dogma itu (landasan dogmatika).11 Konstruktivisme, gagasan tentangnya telah mulai muncul sejak Socrates menemukan jiwa dalam tubuh manusia, sejak Plato menemukan akal, budi dan ide, dan kemudian Aristoteles berkata bahwa manusia adalah mahluk sosial dan setiap perkataan harus dibuktikan kebenaranya, bahwa kunci pengetahuan adalah
10 11
Wiyono, Slamet. Manajemen Potensi Diri. (Jakarta: Grasindo 2004) h. 15 Ibid h. 16
logika dan dasar pengetahuan adalah fakta. Kemudian aristoteles juga yang mengucapkan „Cogito, Ergo Sum’ atau “saya berfikir karna itu saya ada” . katakata itu yang kemudian menjadi dasar bagi perkembangan gagasan-gagasan konstruktivisme.12 Paradigma ini berpendapat bahwa alam semesta ini secara epistemologis merupakan konstruksi sosial, Menurut paradigma konstruktivis, realitas tidak muncul begitu saja dalam bentuknya yang asli (apa adanya) tetapi ia harus diseleksi melalui cara orang itu memandang setiap hal yang ada. 13 Menurut pandangan konstruktivisme, kebenaran dan pengetahuan objektiv sesungguhnya merupakan sebuah perspektif tersendiri. Kebenaran dan pengetahuan objektif itu bukan ditemukan, melainkan diciptakan oleh individu.14 Jadi secara sederhana, konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi (bentukan) dari yang mengetahui sesuatu.15 Konstruktivisme dibagi menjadi tiga macam: a. Konstruktivisme radikal, Konstruktivisme Radikal hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh pikiran kita. Bentuk itu tidak selalu representasi dari dunia nyata. Pengetahuan tidak dianggap sebagai refleksi realitas ontologis obyektif, tetapi sebagai realitas yang dibentuk oleh pengalaman seseorang.
12
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007) h.13 13 Choiri Fauzi, Arifatul. Kabar-Kabar Kekerasan Dari Bali. (Yogyakarta: LkiS 2007) h.41 14 Ibid h.41 15 Anwar, Yesmil dan Adang. Pengantar Sosiologi Hukum. (Bandung: Grasindo 2008) h.59-60
b. Realisme hipotesis, dalam pandangan realisme Hipotesis pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang hakiki. c. Konstruktivisme biasa, Konstruktivisme ini mengambil semua konsekuensi kostruktivisme dan memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas tersebut. kemudian pengetahuan individu dianggap sebagai gambaran yang dibentuk dari realitas objek dalam dirinya sendiri.16 Dari ketiga
macam konstruktivisme tersebut, dapat dilihat adanya
kesamaan dimana konstruktivisme dilihat sebagai sebuah kerja kognitif individu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada karena terjadi relasi sosial antara individu dengan lingkungan atau orang di sekitarnya. Individu kemudian membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihat itu berdasarkan pada struktur pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Dan konstruksi semacam inilah yang oleh Berger dan Luckman disebut konstruksi sosial.17
2. Teori Konstruksi atas Realitas Sosial Berger dan Luckman mulai menjelaskan realitas sosial dengan memisahkan pemahaman „kenyataan‟ dan „pengetahuan‟. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat di dalam realitas yang diakui sebagai memiliki keberadaan( being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri.sedangkan
16
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007) h,14 17 Ibid h,14
pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik.18 Realita sosial yang dimaksud oleh Berger dan luckman terdiri dari: a.
Realitas obyektif: Realitas obyektif ialah realitas yang terbentuk dari
pengalaman di dunia obyektif yang berada di luar individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan.19 b.
Realitas simbolis: Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari
realitas obyektif dalam berbagai bentuk.20 persepsi yang timbul di masyarakat atas realitas obyektif dan realitas subyektif. c.
Realitas subyektif: Realitas subyektif ialah realitas yang terbentuk
sebagai
proses penyerapan kembali realitas obyektif dan simbolis kedalam
individu melalui proses internalisasi.21 Konsep mengenai konstruksi pertama kali diperkenalkan oleh Peter L. Berger, seorang interpretatif. Peter L. Berger bersama-sama dengan Thomas Luckman mengatakan setiap realitas sosial dibentuk dan dikonstruksi oleh manusia. Mereka menyebutkan proses terciptanya konstruksi realitas sosial melalui adanya tiga tahap, yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Secara singkat, penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Eksternalisasi: ialah proses penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia. Dimulai dari interaksi antara
18
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007) h,14-15 19 Ibid h,24 20 Ibid h,24 21 Ibid h,24
pesan iklan dengan individu pemirsa melalui tayangan televisi. Tahap pertama ini merupakan bagian yang penting dan mendasar dalam satu pola interaksi antara individu dengan produk-produk sosial masyarakatnya. Yang dimaksud dalam proses ini ialah ketika suatu produk sosial telah menjadi sebuah bagian penting dalam masyarakat yang setiap saat dibutuhkan oleh individu, maka produk sosial itu menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang untuk melihat dunia luar. 2) Objektivasi: ialah tahap dimana. Pada tahap ini, sebuah produk sosial
berada
proses
institusionalisasi,
sedangkan
individu
memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama. Objektivasi ini bertahan lama sampai melampaui batas tatap muka di mana mereka bisa dipahami secara langsung. Dengan demikian, individu melakukan objektivasi terhadap produk sosial, baik penciptanya maupun individu lain. Kondisi ini berlangsung tanpa harus mereka saling bertemu. Artinya, proses ini bisa terjadi melalui penyebaran opini sebuah produk sosial yang berkembang di masyarakat melalui diskursus opini masyarakat tentang produk sosial, dan tanpa harus terjadi tatap muka antarindividu dan pencipta produk sosial. 3) Internalisasi: ialah proses dimana individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial
tempat individu menjadi anggotanya. Terdapat dua pemahaman dasar dari proses internalisasi secara umum; pertama, bagi pemahaman mengenai „sesama saya‟ yaitu pemahaman mengenai individu dan orang lain; kedua, pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi dari kenyataan sosial.22
3.
Konsep Semiotika Roland Barthes Salah satu pengikut Sausure, Roland Barthes, membuat sebuah model
sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus Barthes lebih tertuju pada gagasan signifikasi dua tahap. Roland Barthes menggunakan istilah order of signification. First order of signification adalah denotasi. Sedangkan konotasi second order of signification.23 Roland Barthes lahir pada tahun 1915 dari keluarga menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah baratdaya Prancis. Dia dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang getol mempraktikkan model linguistik dan semiologi sausurean.24 semasa hidupnya Barthes telah banyak menulis buku, diantaranya adalah . le degree zero de l’ecriture atau “nol derajat di bidang menulis ”(1953, diterjemahkan kedalam bahasa inggris, writing degree zero 1977). Roland Barthes membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih tertuju kepada gagasan
22 23
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2006), h 110 M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta ; Gitanyali
2004), h.45 24
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2006), h 115
tentang signifikasi dua tahap (two order of signification). Two order of signification (signifikasi dua tahap atau dua tatanan pertandaan) Barthes terdiri dari first order of signification yaitu denotasi, dan second order of signification yaitu konotasi. Tatanan yang pertama mencakup petanda yang berbentuk tanda. Tanda yang disebut makna denotasi.25
Conotatio Signifier Signified
Denotatio
Reality
Myth
Signs
First Order
Culture
Second Order
Sumber : Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, (Bandung ;Remaja Rosdakarya) h. 127
Dalam gambar diatas
Barthes seperti dikutip Fiske menjelaskan :
signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi ialah kata yang digunakan Barthes untuk menjelaskan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan yang terjadi ketika gambar bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta 25
2004), h.56
M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta ; Gitanyali
nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi mempunyai nilai subyektif atau paling tidak intersubyektif. Pemilihan kata-kata kadang merupakn pilihan terhadap konotasi, misalnya kata “penyuapan” dengan “memberi uang pelicin”. Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek; sedangkan konotasi adalah bagimana menggambarkannya (Fiske, 1990:88).26 Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah bagimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.27 Dalam gambar di atas tanda panah pada signified mengarah pada mitos. Ini berarti mitos muncul pada tataran konsep mental suatu tanda. Mitos dikatakan sebagai ideologi dominan pada waktu tertentu. Denotasi dan konotasi memiliki potensi untuk menjadi ideologi yang bisa dikategorikan sebagai third order of signification (bukan istilah dari Barthes), Barthes menyebut konsep ini sebagi myth (mitos)28. Kita dapat menemukan ideologi dalam teks dengan jalan meneliti konotasi-konotasi yang terdapat di dalamnya (Van Zoest,1991:70). Salah satu cara adalah mencari mitologi dalam teks-teks semacam itu. Ideologi adalah sesuatu yang abstrak. Mitologi (kesatuan mitos-mitos yang koheren) menyajikan inkarnasi makna-makna yang memiliki wadah dalam ideologi. Ideologi harus dapat diceritakan. Cerita itulah mitos.29
26
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, ( Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2006) h. 128 27 Ibid h.128 28 M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta ; Gitanyali 2004), h.58-60 29 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, (Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2006) h. 129
B. Tinjauan Umum tentang Film
1. Konseptualisasi Film
Film (cara pengucapan: [Filêm] atau Félêm) adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie semula pelesetan untuk berpindah gambar. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda termasuk fantasi dan figur palsu dengan kamera, dan atau oleh animasi.
Film memiliki banyak pengertian yang dapat dijabarkan secara luas. Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema untuk mengungapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh. Film sendiri dapat juga berarti sebuah industri yang mengutamakan eksistensi dan ketertarikan cerita yang dapat mengajak banyak orang terlibat. Asas sinematografi tidak dapat digabungkan dengan asas-asas lainnya karena asas ini berkaitan dengan pembuatan film. Asas sinematografi berisikan bagaimana tata letak kamera sebagai alat pengambilan gambar, bagaimana tata letak properti dalam film, tata artistik, dan berbagai pengaturan pembuatan film lainnya.
2. Film Sebagai Media Komunikasi Massa Komunikasi Massa pada dasarnya merupakan suatu bentuk komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media
massa.30 Sedangkan Littlejhon the process wherby media organizations produce and transmit messages to large publics and the process by which those messages are sought used, understood, and influenced by audiences (proses di mana organisasi-organisasi media memproduksi dan menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak luas dan proses di mana pesan-pesan dicari, digunakan, dipahami, dan di pengaruhi oleh khalayak).31 Sehingga bisa di pahami bahwa Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi dimana seorang komunikator dapat menjangkau ribuan atau lebih khalayak yang dilakukan melaluai medium media massa. Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik
yang mampu
melipatgandakan pesan-pesan komunikasi.32 Komunikasi massa hampir selalu dilakukan melalui media yang mampu menjangkau khalayak luas seperti, koran, televisi, radio, film, dan juga internet. Komunikator massa dalam menyampaikan pesan-pesan komunikasi massa selalu menggunakan media atau sarana yang dapat menjangkau banyak khalayak sekaligus. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris mass communication sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa) artinya komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated.33
30
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta LKIS 2007 ) h.16 Ibid h.16 32 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta Grasindo 2000) h 1 33 Ibid h. 69 31
Orang terpesona pada film sejak awal penciptaan teknologi film tersebut, meski gambar pada saat itu tak lebih dari gambar putus-putus dan bergoyanggoyang di tembok putih.34 Film seolah memiliki kekuatan magis yang mampu menarik perhatian dari khalayak untuk menontonnya sehingga mereka mau meluangkan waktunya tanpa terpaksa untuk menonton sebuah film. Dengan begitu film memiliki potensi sebagai salah satu media komunikasi massa yang dapat menjangkau khalayak luas, sekaligus menghibur. Film merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa dari berbagai teknologi dan unsur-unsur kesenian. Sebagai seni ketujuh, film sangat berbeda dengan seni sastra, teater, seni rupa, senisuara, musik, dan arsitektur yang muncul sebelumnya. Seni film sangat mengandalkan teknologi sebagai bahan baku produksi maupun dalam hal eksibisi ke hadapan penontonya.35 Unlike the stage play film can produce a continuous, unbroken flow, which blurs and minimizes transitions without comprimising the story’s unity.36 Hal tersebut berarti bahwa sebagi salah satu bentuk media komunikasi massa film adalah sarana penyampaian pesan. Film dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan moral, keagamaan dan juga kritik sosial, atau dalam beberapa kasus film juga dapat jadi media propaganda. Dengan menyisipkan materi berupa pesan-pesan di dalam adegan film baik dalam bentuk visual, audio maupun textual film dapat menjadi sarana penyampaian pesan. 34
John, vivian Teori Komunikasi Massa, edisi kedua, (terj.) olehTri Wibowo B.S
(Jakarta; Kencana Prenada Media,2008) h. 160 35
Dennis Mcquail, Teori Komunikasi Massa,(Jakarta; Erlangga, 1996). h. 3
36
Joseph M, Boggs, The Art Of Watching Film, (Mayfield Publishing Company 1979
Ed 2000). h. 2
Kemampuan film-film dalam menjangkau banyak segmen sosial , lantas membuat para ahli bahwa film memiliki potensial untuk mempengaruhui khalayaknya.37
Film
selalu
mempengaruhi
dan
membentuk
masyarakat
berdasarkan muatan pesan dibaliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya. Kritik yang muncul terhadap perspektif ini didasarkan atas argumen bahwa film adalah potret dari masyarakt dimana film itu dibuat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam mayarakat, dan kemudian memproyeksikannya keatas layar.38 Film tidak hanya berfungsi menyampaikan pesan kepada khalayak penontonnya tetapi secara aktif mengkonstruksi persepsi khalayak penontonya berdasarkan muatan pesan yang dikandungnya. Sekaligus film adalah cerminan masyarakat dimana film tersebut dibuat. Contohnya film yang dibuat di Amerika secara tidak langsung, sengaja atau tidak akan menggambarkan bagaimana kebudayaan di negara Amerika melalui pengambilan gambar di negara tersebut, dalam hal pemilihan alur cerita, cara bicara tokoh dalam film sampai pada lelucon atau gurauan yang digunakan sebagai penyegar di dalam film akan secara langsung mengadopsi sesuai kebudayaan di Amerika. Film “My Name Is Khan” termasuk ke dalam insdustri Film Bollywood. Nama "Bollywood" berasal dari gabungan Bombay (nama lama untuk Mumbai) dan Hollywood. Bollywood adalah produsen film terbesar di India sekaligus salah satu produsen film terbesar di dunia.
37
Alex sobur, Semiotika komunikasi,(Bandung; Remaja Rosdakarya, 2006). h. 127
38
Ibid h. 127
Film-film Bollywood secara resmi disebut sinema Hindi. Meskipun demikian, film Bollywood juga dibuat dengan berbahasa Urdu. Ada pula film-film yang memasukkan percakapan dan lagu-lagu dalam bahasa Inggris India. Bukan hal yang aneh bila menonton film India yang berisi dialog bercampur kata-kata bahasa Inggris, atau bahkan kalimat berbahasa Inggris.39
3. Jenis dan Klasifikasi Film Pada dasarnya film terbagi menjadi beberapa jenis. Karakter-karakter yang ditampilkan mengakibatkan munculnya pengelompokan tersebut. Beberapa jenis film menurut penelitian Askurifai Baksin40 yaitu sebagai berikut: 1. Action Istilah ini selalu berkaitan dengan adegan berkelahi, kebut-kebutan, tembak-menembak sehingga tema ini dengan sederhana bisa dikatakan sebagai film yang berisi “pertarungan” secara fisik antara protagonis dengan antagonis. 2. Drama Tema ini mengetengahkan aspek-aspek human interest sehingga yang dituju adalah perasaan penonton untuk meresapi kejadian yang menimpa tokohnya. Tema ini juga dikaitkan dengan latar belakang kejadiannya. Jika kejadiannya disekitar keluarga, disebut drama keluarga.
39 40
www.cinemaofmalayalam.net diakses pada tanggal 5 Oktober pukul 08.35 WIB Askurifai, Baksin Membuat Film Indie Itu Gampang, (Bandung; Katarsis 2003) h. 93-95
3. Komedi Tema ini baiknya dibedakan dengan lawakan sebab jika dalam lawakan biasanya yang berperan adalah para pelawak. Film komedi tidak harus dilakonkan oleh pelawak, tetapi pemain film bisa. Intinya, tema komedi selalu menawarkan sesuatu yang membuat penontonnya tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak. Biasanya adegan dalam film komedi juga merupakan sindiran dari suatu kejadian atau fenomena yang sedang terjadi. Dalam konteks ini, ada dua jenis drama komedi yaitu slapstik dan situation comedy. Slapstik adalah komedi yang memperagakan adegan konyol seperti sengaja jatuh atau dilempar kue dan lainnya. Sedangkan komedi situasi adalah adegan lucu yang muncul dari situasi yang dibentuk dalam alur dan irama film. 4. Tragedi Tema ini menitikberatkan pada nasib manusia. Sebuah film dengan akhir cerita sang tokoh selamat dari kekerasan, perampokan, bencana alam dan lainnya bisa disebut film tragedi. 5. Horor Jika sebuah film menawarkan suasana menakutkan dan menyeramkan membuat penontonnya merinding, itulah yang disebut film horror. Suasana horor dalam sebuah film bisa dibuat dengan cara animasi, special effect atau langsung oleh tokoh-tokoh dalam film tersebut.
6. Drama Action Tema ini merupakan gabungan dari dua tema, drama dan action. Tema drama action ini menyuguhkan suasana drama dan juga adegan-adegan “pertengkaran fisik”. Untuk menandainya, dapat dilihat dengan cara melihat alur cerita film. Biasanya film dimulai dengan suasana drama, setelah itu alur meluncur dengan menyuguhkan suasana tegang berupa pertengkaran-pertengkaran. 7. Komedi tragis Suasana komedi ditonjolkan terlebih dahulu kemudian disusul dengan adegan-adegan tragis. Suasana yang dibangun memang getir sehingga penonton terbawa emosinya dalam suasana tragis tetapi terbungkus dalam suasana komedi. 8. Komedi horor Sama dengan komeditragi, suasana komedi horor juga merupakan gabungan antara tema komedi dan horor. Biasanya film dengan tema ini menampilkan film horor yang berkembang, kemudian diplesetkan menjadi komedi. 9. Parodi Tema parodi merupakan duplikasi dari tema film tertentu, tetapi diplesetkan, sehingga ketika film parodi ditayangkan para penonton akan melihat satu adegan film tersebut dengan tersenyum dan tertawa. Penonton berbuat demikian tidak sekedar karena film lucu, tetapi karena adegan
yang ditonton pernah muncul di film-film sebelumnya. Tentunya para penikmat film parodi akan paham kalu sering menonton film, sebab parodi selalu mengulang adegan film yang lain dengan pendekatan komedi. Jadi, tema parodi berdimensi duplikasi film yang sudah ada kemudian dikomedikan.
BAB III Gambaran Umum Film “My Name Is Khan”
A. Produksi Film “My Name Is Khan” 1. Sekilas Film “My Name Is Khan” “My Name is Khan” film ini diproduksi oleh Dharma Productions, bekerjasama dengan Red Chillies Entertainment dan didistribusikan oleh Fox STAR Studios. Film ini dirilis pada tanggal 12 Februari 2010. Film “My Name is Khan” di produseri oleh produser Yash Johar, yang mendirikan Dharma Productions pada tahun 1976. Yash Johar juga pernah memproduseri film-film India lainnya diantaranya Dostana (1980) Kuch Kuch Hota Hai (1998). Lalu, disusul dengan Kabhi Khushi Kabhi Gham (2001), Kaal Ho Na Ho (2003), dan Kabhi Alvida Na Kehna (2006). Film “My Name is Khan” disutradarai oleh Karan Johar yang sebelumnya pernah sukses menggarap film box office India “Kuch Kuch Hota Hai” yang kembali bekerja sama dengan Shahrukh Khan sebagai bintang utama film tersebut yang memerankan Rizwan khan, seorang muslim penderita autisme yang tinggal di Amerika Serikat. Film “My Name Is Khan” mengangkat isu rasial dan keagamaan paska peristiwa 9\11, dimana paska pengeboman World Trade Center (WTC), terjadi diskrimainasi dan penyerangan-penyerangan terhadap muslim di Amerika Serikat. Dalam film ini digambarkan masyarakat Amerika Serikat yang seolah menyalahkan warga muslim atas peristiwa 9\11. “My Name Is Khan” dirilis
pertama kali di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 10 Februari lalu. Dua hari kemudian, barulah film ini beredar di Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan bagian dunia lainnya. Di berbagai tempat film ini dikabarkan memecahkan rekor penonton film India, seperti di Inggris, Australia, dan Amerika Serikat.
2. Pemeran-Pemeran dalam Film “My Name Is Khan” a. Sahrukh Khan Di dalam film ini Sahrukh Khan berperan sebagai Rizwan Khan, tokoh utama dalam film ini. Sahrukh Khan telah Dua dekade berada di industri dunia hiburan India, dia pernah menjadi aktor televiaisi sampai bintang Bollywood dan produser. Ketika ia memutuskan kembali ke televisi pada tahun 2007 ia menjadi pembawa acara Kaun Banega Crorepati, salah satu acara televisi paling populer sepanjang masa. Mendapatkan penghargaan, pengakuan dan popularitasnya yang tidak perlu dipertanyakan. ShahRukh Khan lahir di Delhi pada 2 November 1965, anak dari Taj Mohammed Khan, seorang pejuang kemerdekaan dari Peshawar dan Lateefa Mohammed dari Rawalpindi seorang anak angkat dari Mayor Jenderal Shah Nawaz Khan. Debutnya sebagai seorang aktor bermula pada tahun 1988, pada serial teleisi berjudul Fauji, yang bercerita tentang kehidupan tentara india. Kemudian debutnya pada layar lebar adalah pada film Deewana, pada tahun 1992.41
41
www.chakpak.com diakses pada tanggal 5 Agustus pukul 08.35 WIB
b. Kajol Devgan Mukherjee Kajol lahir dari aktris dan produser film Tanuja Shomu Mukherjee pada tanggal 5 Agustus 1975. Dia dilahirkan dalam sebuah keluarga Bengali-Marathi. Dia bersekolah di St.Joseph di Panchgani sampai berusia tujuh belas tahun, ia berhenti bersekolah untuk menjadi seorang aktris. Dia menikah dengan Ajay Devgan pada tahun 1999 dan mempunyai seorang anak bernama Nysa. Dia mengambial cuti dari film pada tahun 2003 lalu kembali pada tahun 2006. Film pertama Kajol adalah Bekhudi pada tahun 1992. Pada tahun 1995 film-filmnya tidak ada yang menjadi hits. Pada tahun 1997 dengan filmnya Gupt ia memenangkan penjahat terbaik pada penghargaan Filmfare. Pada tahun 1998 semua filmya menjadi hits. 42 c. Jimmy Shergill Jasjit Shergill lahir pada tanggal 3 Desember 1970 di Punjab India. Dia belajar di Hindu College, New Delhi. Ia menikah dengan Priyanka Puri dan memilki anak, Vir. Jimmy memulai debutnya di film GIulzar’s Maachis (1996) sebagai Jimmy. Dalam Mohabattein (2000), ia bermain sebagai Karan seorang mahasiswa. Pada film My Name Is Khan ia berperan sebagai adik Shah Rukh Khan.43 d. Zarina Wahab Zarina lahir di Vishakhapatnam. Dia telah melatih di Institute Film dan Televisi bergengsi India, Pune. Dia menikah dengan aktor Bollywood Aditya Pancholi pada tahun 1986, dan memiliki 2 anak, seorang putri dan seorang putra 42
www.chakpak.com diakses pada tanggal 5 Agustus pukul 08.35 WIB www.chakpak.com diakses pada tanggal 5 Agustus pukul 08.35 WIB
43
Sana Suraj. Film pertama Zarina adalah Ishq Ishq (1974).Disutradarai oleh Dev Anand. Dia memerankan ibu Shahrukh Khan pada film My Name Is Khan.44
B. Sinopsis Film “My Name Is Khan” Film dimulai saat seorang anak, Rizwan Khan, seorang muslim yang menderita Asperger’s syndrome, Rizwan hidup bersama ibunya, kelainan yang membuatnya jadi sulit berinteraksi dengan kebanyakan orang. Sepeninggal ibunya, Rizwan kemudian memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat. Tinggal bersama adiknya di kota San Fransisco. Atas bantuan Zakir adiknya, Rizwan bekerja sebagai pramuniaga produk kecantikan yang terbuat dari herbal. Semua tampak berjalan lancar. Rizwan, Zakir dan istrinya, Haseena, seorang psikolog yang memakai jilbab, tampak hidup rukun. Mereka taat beribadah. Ketika sedang menawarkan produk kosmetik yang dijualnya Rizwan berkenalan dengan seorang perawat kecantikan, Mandira yang diperankan Kajol Devgan. Mandira, menjalani hidup sebagai janda dengan satu anak, Sameer alias Sam. Rizwan dan Mandira Meski mendapat tentangan dari kedua belah pihak keluarga, mereka tetap memutuskan untuk menikah dan menetap di luar San Francisco, di mana mereka membuka sebuah salon kecantikan kecil. Mandira maupun Sameer menambahkan Khan di belakang nama mereka. Keluarga ini akrab dengan tetangganya, Mark, seorang wartawan istrinya Sarah dan seorang anak Reese yang menjadi teman sam.
44
www.chakpak.com diakses pada tanggal 5 Agustus pukul 08.35 WIB
Tapi kemudian datanglah peristiwa 11 September. Penduduk Muslim Amerika kemudian mengalami diskriminasi, toko dirusak, rumah dilempari batu, atau mengalami penyerangan-penyerangan. Malah tak sedikit orang India penganut Sikh memakai serban di kepala turut jadi korban karena disangka orang Afghanistan yang Muslim. Nasib Haseena lebih parah. Dia dikeroyok sejumlah lelaki di jalan hanya karena memakai jilbab. Mark, tetangga mereka yang seorang wartawan, ditugaskan meliput perang di Afghanistan, dan terbunuh di sana. Sejak itu, sang anak, Reese, teman akrab Sameer, berubah menjadi musuh. Karena nama Khan di belakang namanya, Sameer dianggap Reese sebagai orang Afghanistan. Orang-orang lain pun memusuhi mereka. Nasib paling parah diterima Sameer. Diawali pertengkaran dengan Reese, Sameer dikeroyok sejumlah remaja bule hanya karena kulitnya hitam. Sebenarnya Reese mencoba menyelamatkan Sameer, tapi tak berhasil. Sameer yang sekarat sempat dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong. Rizwan sedih sekali karena ia sangat akrab dengan putra tirinya itu. Tapi yang terguncang adalah sang ibu, Mandira. Ia anggap „‟bencana‟‟ yang menimpa mereka karena nama Khan di belakang namanya dan Sameer. Maka Rizwan sebagai biang bencana ia usir. Ia perintahkan Rizwan mengatakan kepada orang Amerika, termasuk Presiden Amerika Serikat: bahwa namanya Khan, tapi ia bukan teroris (My name is Khan, and I am not a terrorist). Rizwan pun dengan ikhlas melakukan pekerjaan itu. Ia mengembara seorang diri. Dalam pengembaraan, ia sempat menghadiri sebuah acara terbuka
yang dihadiri Presiden George W.Bush. Ia mendekati Presiden sembari terus berteriak: “My name is Khan, I am not a terrorist”. Belum sempat teriakan itu didengar Bush, para pengawal meringkusnya karena dicurigai sebagai teroris. Apa yang ia alami, sungguh menyakitkan: ia dimasukkan ke ruangan dengan suhu yang panas, lalu dipindah ke ruangan yang amat dingin. Berbagai siksaan lainya harus ia terima. Toh akhirnya ia harus dibebaskan karena tak terbukti sebagai teroris. Itu juga berkat bantuan tiga wartawan asal India. Nama Rizwan kemudian melambung menjadi pahlawan di televisi, karena menolong penduduk sebuah desa di Georgia yang diterjang banjir. Mayoritas korban banjir ini adalah kaum kulit hitam dan berhari-hari tidak mendapat bantuan dari pemerintah. Peristiwa ini menyebabkan Presiden Bush diterpa kecaman keras terutama dari masyarakat kulit berwarna Amerika Serikat. Setelah ramai diberitakan di televisi, bantuan datang dari orang-orang Muslim yang dikoordinasikan Haseena dan suaminya, Zakir. Saat sedang berada di camp pengungsian korban banjir Rizwan diserang oleh sesama muslim yang tidak sepaham dengan Rizwan dan menganggap tindakan Rizwan membantu korban banjir merusak perjuangan umat Islam dalam melawan Amerika. Setelah melewati masa perawatan Rizwan selamat dan impiannya bertemu presiden Amerika Serikat baru terwujud ketika masa pemerintahan Obama.
C. Tanggapan Terhadap Film “My Name Is Khan” Film “My Name Is Khan” mendapat berbagai tanggapan dari khalayak baik positif maupun negatif. Di negara India sendiri ada seruan boikot terhadap film tersebut oleh kelompok hindu militan, bukan hanya karena adanya unsur sara di dalam film tersebut, tetapi lebih karena Shahrukh Khan yang memiliki tim Liga Utama Kriket di India, pernah menyatakan ingin mengikutsertakan pemain kriket Pakistan terkenal Abdul Razak dalam timnya. Sejumlah gedung bioskop tak berani memutar “My Name Is Khan”. Ketika film ini dirilis di Mumbai, kota utama dan pusat perfilman India, 12 Februari lalu, ribuan polisi terpaksa dikerahkan mengawal gedung bioskop dari aksi Shiv Sena. Kelompok itu sempat menurunkan pamplet dan poster film dari berbagai gedung bioskop. Guna mengamankan pemutaran film sekitar dua ribu pendukung partai radikal itu terpaksa diamankan polisi. Begitu pula di Amerika Serikat sebagai setting lokasi kejadian cerita di film ini, “My Name Is Khan” mendapat berbagai sambutan dari sejumlah media massa Amerika Serikat. Seperti di kutip mediaindonesia.com: "Yang terbaik dari “My Name Is Khan”, terutama untuk Amerika, adalah sebuah cerita tentang risiko kebaikan," tulis The New York Times. Sebagai arus utama pers AS, koran ini juga mencatat badai yang mengepung rilis film itu pada Jumat (12/2) di India. "Khan salah satu dari beberapa film Hindi (New York, Kurbaan) tentang orang India yang paranoid setelah peristiwa 9/11 di Amerika. Ada sesuatu yang
menarik tentang melihat negara ini melalui kaca mata Bollywood, bahkan ketika ceritanya semacam dongeng," kata US Daily, Sabtu (13/2). "Perjuangan atas film dan politik dari sang bintang serta membuat marah kaum Hindu atas komentarnya mengenai pemain Pakistan bermain di tim kriket India adalah sekilas tentang politik sempit yang masih membagi India," kata Times. "Film itu menampilkan kehidupan seorang lelaki muslim dari India, tinggal di San Francisco, yang melalui perjalanan luar biasa di Amerika Serikat, menginspirasi orang yang mengundang perdebatan dan menciptakan sebuah revolusi spontan," kata The Washington Post. (IANS/OL-04)45 Racheal Saltz dari The New York Times mengungkapkan, ''Film ini bercerita tentang kehidupan warga India yang hidup dalam ketakutan pasca 9/11. Ada sesuatu yang menarik disimak untuk melihat negara ini (Amerika) dari kacamata Bollywood kendati ceritanya mirip dongeng. Yang paling menarik adalah hubungan yang terjalin antara warga kulit hitam Amerika dan India, terutama Muslim. Khan mampu menyentuh seraya mengajarkan tentang Islam dan toleransi.'' Produser Raam Punjabi mengomentari film ini yang dikutip oleh tempointeraktif.com My Name Is Khan yang diputar di jaringan 21 dan 3 Idiots bisa bertahan lebih dari tiga bulan. Sejak pemutaran perdananya tanggal 25 Desember, film 3 Idiots masih tayang. Di Jakarta film ini hanya diputar di Blitz, tapi di luar Jakarta film ini diputar jaringan bioskop 21. Pendapatan penonton,
45
www.mediaindonesia.com /My Name Is Khan Minggu, 14 Februari 2010 17:45 WIB
awalnya masuk satu kopi, dengan performa 150 ribu penonton di Jakarta, Bandung, Makassar, dan Palembang. Sekarang sudah tujuh kopi. Itu semua juga masih perhitungan kasar. Berikutnya film ini bakal diputar di Jambi dan Lampung. Film My Name Is Khan, punya unsur daya tarik yang universal, yang tidak dimiliki semua film india. Temanya yang mengena di hati, memberi kesan positif di benak penonton. Selain itu, penyajiannya juga menarik.46 Selain berbagai tanggapan dari media film ini juga mencatat beberapa pencapaian yang cukup baik menembus box office Inggris dalam posisi ke enam, dan pada awal minggu pemutaran di Inggris (12 feb 2010) film ini meraup keuntungan US$ 1,4 Juta. Kemudian di Amerika sendiri hingga 17 februari 2010, My Name is Khan memperoleh keuntungan hingga 20 milliar. Kemudian di Berlin, Jerman tiket online film ini, melalui situs penjualan ebay, habis terjual hanya dalam 5 menit. Padahal per tiket dibandrol dengan harga 1.000 euro atau 12 juta.
46
www.tempointeraktif.com diakses pada tanggal 19 Agustus pukul 08.35 WIB
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA
A. Konstruksi Pesan dalam Film “My Name Is Khan” 1. Realitas Simbolik Film “My Name Is Khan” Realitas simbolik merupakan ekspresi simbolis dari realitas obyektif dalam berbagai bentuk persepsi yang timbul di masyarakat atas realitas obyektif dan realitas subyektif. Realitas Obyektif ialah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia obyektif yang berada di luar individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Sedangkan realitas subyektif ialah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas obyektif dan simbolis kedalam individu melalui proses internalisasi.47 Simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi terbagi menjadi dua, yakni Simbol verbal dan simbol nonverbal.
a) Simbol Verbal Menurut Ibnu Hamad, benar bahwa unsur utama dalam konstruksi realitas adalah bahasa. Kemudian ia mengutip dari Giles dan Wiemann, “bahasa (teks) mampu menentukan konteks”. Karena lewat bahasa disini orang mencoba mempengaruhi orang lain (menunjukkan kekuasaannya) melalui pemilihan kata yang secara efektif mampu memanipulasi konteks. Namun, menurut Hotman M. Siahaan: “Bahasa tak dapat dipandang sebagai alat komunikasi atau sebuah sistem
47
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007) h,24
kode atau nilai yang secara wewenang menunjuk sesuatu realitas monolitik. Bahasa merupakan bahasa sosial dan bukan sesuatu yang netral atau konsisten, melainkan partisipan dalam proses tahu, budaya, dan politik. Bahasa bukan merupakan sesuatu yang transparan, yang menangkap dan memantulkan segala sesuatu diluarnya secara jernih. Secara sosial, terikat bahasa dikonstruksi dan direkonstruksi dalam kondisi khusus dan setting sosial tertentu dan bukan semata tertata menurut hukum yang diatur secara alamiah dan universal. Karenanya sebagai representasi hubungan sosial tertentu, bahasa senantiasa membentuk subyek-subyek, strategi-strategi, dan tema-tema wacana atau diskursus tertentu.” Norman Fairclough melihat bahasa sebagai praktek kekuasaan. Karena bahasa secara sosial dan historis dianggap sebagai bentuk tindakan, dalam hubungan dialektik dengan struktur sosial. Sehingga dalam menganalisis wacana, Fairclough memusatkan pada bagaimana bahasa itu terbentuk dan dibentuk dari relasi sosial dan konteks sosial tertentu. Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa tidak hanya sebagai bahasa verbal, melainkan juga sebagai sebuah kegiatan sosial yang tidak netral dan tidak konsisten. Dalam konteks sosial, bahasa dapat dikonstruksi ataupun direkonstruksi pada kondisi dan setting sosial tertentu. Untuk kalangan kritis (critical), bahasa dipandang sebagai alat perjuangan kelas. Makna dalam hal ini tidak ditentukan oleh struktur realitas, melainkan oleh kondisi ketika pemaknaan dilakukan melalui praktek sosial, dimana terdapat peluang yang sangat besar bagi terjadinya pertarungan kelas dan ideologi.48
48
Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Saat ini terdapat 10.000 bahasa dan dialek digunakan seluruh manusia di dunia. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Kata-kata adalah abstraksi realitas individual yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas obyek atau konsep yang diwakili oleh kata-kata itu49. Setiap bahasa memiliki aturan-aturan : Tabel 1: Fonologi
Jenis
Contoh
Fonologi merupakan cara
Khan yang seorang muslim berada dalam
bagaimana suara dikombinasikan
sebuah acara peringatan terhadap korban
untuk membentuk kata Bahasa
perang Irak dalam sebuah gereja.
yang digunakan. Dalam film ini adalah Bahasa Inggris dan Hindi. Penggunaan dua bahasa ini disesuaikan dengan setting film tersebut yakni India dan Amerika Serikat. Selain itu penggunaan dua
Waktu : 01.44.13
bahasa tersebut dikarenakan fokus film pada pemeran utama dan komunitas muslim India yang berada di Amerika Serikat
49
Purwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis. (Jakarta: Erlangga. 2006) h,6.
Ketika Rizwan bernyanyi dengan Joel, nyanyian tersebut dinyanyikan dalam Bahasa Inggris. Tetapi Rizwan menyanyikannya dengan Bahasa Hindi. Gambar diatas dipilih karena dianggap paling mewakili fonologi. Tabel 2: Sintaksis
Jenis
Contoh
Sintaksis yaitu cara bagaimana
gambar Rizwan yang menyangkal pendapat
kata dikombinasikan hingga
Dr. Faisal Rahman
membentuk kalimat. Sintaksis sebagai bagian dari ilmu bahasa berusaha menjelaskan unsur-unsur itu dalam suatu satuan baik hubungan fungsional maupun hubungan maknawi.
Waktu : 01.49.34 Dialog : Ketika itulah darahku mendidih. Jadi lakukan sesuatu, aku Dr. Faisal Rahman bersumpah bahwa aku sudah siap. Apakah kalian siap?? Pemuda: Aku siap…!! Dr. Faisal Rahman : ini tuntutan Allah!! Ini tuntutan Islam!! Rizwan : tidak..tidak… tidak kau pendusta.
Pada gambar diatas ketika Rizwan menentang pendapat Dr. Faisal. Rizwan sering kali mengucapkan kata tidak berkali-kali. Itu terjadi karena ia mangalami kelainan mental. Sehingga struktur bahasa atau kalimat yang diucapkan kurang baik. Tabel 3: Semantik
Jenis Semantik adalah makna atau
Contoh Dr. Faisal Rahman melakukan sebuah
arti yang berkenaan dengan bahasa
propaganda terhadap beberapa pemuda
sebagai alat komunikasi verbal,
Muslim yang ada di sebuah masjid.
baik makna tersirat maupun tersurat. Dalam penelitian ini peneliti akan menuliskan dan menjelaskan dialog yang diucapkan yang mengandung konstruksi Waktu : 01.48.15 simbolik Islam yang terdapat dalam film “My Name Is Khan”.
Dialog : Darahku mendidih ketika Yahudi Israel menindas saudara-saudara kita di Palestina. Atau ketika orang-orang Hindu di India membantai wanita-wanita dan anakanak kita dengan pedang mereka.
Gambar dan dialog di atas merupakan wujud dari simbol verbal yang tersurat. Pada gambar tersebut terkandung pesan yang kuat yaitu amarah yang disampaikan secara kiasan oleh Dr, Faisal dengan kata “Darahku mendidih” yang berarti marah besar. Dalam penelitian ini secara umum Simbol verbal akan menggambarkan dialog yang terdapat dalam film “My Name Is Khan”. Pembahasan di atas akan membantu untuk membuat kategori dari Simbol verbal. Sehingga peneliti dapat menentukan simbol verbal yang terdapat pada film “My Name Is Khan”. b) Simbol Non Verbal Komunikasi non verbal adalah proses komunikasi
dimana pesan
disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbolsimbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.50 Jenis-jenis komunikasi non verbal adalah: Tabel 4: komunikasi Objek Jenis Komunikasi objek yang paling
Contoh Gambar ketika Rizwan di periksa otoritas
umum adalah penggunaan pakaian.
bandara ketika kopyah Rizwan diambil
Orang sering dinilai dari jenis
petugas.
pakaian yang digunakannya,
50
Purwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga. 2006 h,8.
walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk (stereotipe) dalam bentuk simbolis kepada umat Islam.
Waktu : 05.59-07.46
Dalam film “My Name Is Khan” komunikasi objek ditunjukkan dengan pakaian yang dipakai Rizwan Khan dan tokoh lain, seperti baju muslim dan penutup kepala pria, gambar tersebut dipilih sebagai contoh dari komunikasi objek yang karena pesannya yang jelas yaitu sebagai objek yang mewakili Islam, yaitu peci. Tabel 5: Sentuhan Jenis
Contoh Sentuhan dapat termasuk:
Khan hadir dalam acara peringatan korban
bersalaman, menggenggam tangan,
perang irak yang dilasanakan dalam gereja
berciuman, sentuhan di punggung,
komunitas kulit hitam
mengelus-elus, pukulan, dan lainlain.
Waktu : 01.44.13
Jabat tangan antara Rizwan dan Joel menggambarkan adanya persatuan persahabatan lebih dari Rizwan dan Joel tetapi adanya hubungan baik antara Rizwan yang seorang muslim dan komunitas kristen di gereja tersebut. pada gambar tersebut pesan yang di sampaikan sangat jelas yaitu adanya hubungan baik yang dapat terjadi melampaui batasan ras, etnik dan agama. Tabel 6: Kronemik Jenis Kronemik adalah bidang yang
Contoh Rizwan yang datang untuk menolong Mama
mempelajari penggunaan waktu
Jenny ketika terjadi badai dan membantu
dalam komunikasi nonverbal.
memperbaiki gereja yang hampir roboh
Penggunaan waktu dalam
karena badai
komunikasi nonverbal termasuk durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas. Aktivitas yang dilakukan pada waktu yang tepat.
Waktu : 02.13.35
Kronemik adalah ketepatan waktu gambar di atas adalah ketika Rizwan datang menemui Mama Jenny ketika sedang terjadi badai, kemudian Rizwan membantu perbaikan gereja yang menjadi tempat perlindungan para korban badai.
Tabel 7: Gerakan Jenis Gerakan tubuh meliputi
Contoh Khan yang dikucilkan dalam acara
kontak mata, ekspresi wajah, isyarat,
pengumpulan dana bagi korban peristiwa
dan sikap tubuh. Gerakan tubuh
11 september.
biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan
Waktu :01.03.35
sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan
Saat acara penggalangan dana bagi korban tewas peristiwa WTC diantara lagu puji-pujian gereja khan membaca surat Al Fatihah seorang diri, orang-orang di sekitarnya menunjukan rasa tidak nyaman dengan memberikan tatapan tidak senang dan menjauhi Rizwan.
Tabel 8: Vokalik Jenis Vokalik atau paralanguage
Contoh Guru Sam sedang mengajar di kelas
adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau
Waktu : 01.05.00
lemahnya suara, kecepatan berbicara,
Dialog : guru: dari seluruh agama di
kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
dunia, Islam adalah yang paling kejam dan
Selain itu, penggunaan suara-suara
agresif. Ia memerintahkan untuk
pengisi seperti “mm”, “e”, “o”, “um”,
membunuh atau mereka menyebutnya
saat berbicara juga tergolong unsur
„Jihad‟, atas nama Tuhan.
vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
Guru tersebut berbicara dengan nada tenang namun terdapat penekanan pada beberapa kata yang menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang radikal. Penekanan tersebut menyampaikan pesan secara non verbal bahwa guru tersebut sangat yakin akan kalimat yang ia ucapkan.
Tabel 9: lingkungan Jenis
Contoh Lingkungan
digunakan
untuk
juga
dapat Bantuan yang datang dari komunitas
menyampaikan muslim kepada korban bada.
pesan-pesan tertentu. Di antaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur,penerangan, dan warna
Waktu : 02.15.53
Gambar tersebut diambil dengan latar belakang daerah yang hancur saat terjadi badai Molly, banjir yang sedang terjadi dan hujan yang masih turun memberikan kesan dramatis dan memberikan gambaran keadaaan yang terjadi. Potongan-potongan gambar diatas diambil secara acak dan tidak berurutan kemudian dijadikan sebagai contoh dari simbol-simbol verbal dan nonverbal karena dianggap paling cocok untuk menjelaskan simbol yang diwakilinya dan paling mudah dipahami karena pesannya yang jelas.
2. Pesan Islam dalam Film “My Name Is Khan” Dalam film “My Name Is Khan” realitas simbolik ditunjukkan dengan adegan-adegan penyerangan dan diskriminasi kaum muslim di Amerika. Gambaran realitas simbolik dan pesan Islam ditunjukkan oleh table berikut
a. Scene 1: 00.00-05.58 Scene ini memperlihatkan permulaan film dengan setting sebuah bandara di Amerika. Diperlihatkan pula bagaimana cara beberapa warga Amerika memandang Rizwan yang seorang muslim. Tabel 10 Pesan Visual
Dialog
Pandangan curiga prtugas bandara
Tidak ada dialog
terhadap Rizwan.
Salah seorang pengunjung bandara yang menunjukkan rasa tidak nyaman akan kehadiran Rizwan
Rizwan Khan berada di bandara
Denotasi
untuk perjalanan ke Washington DC dan menanyakan tujuan penerbangan kepada petugas. Kemudian ketika Rizwan melalui pemeriksaan dokumen perjalanannya, ia berdiri di belakang salah satu calon penumpang sambil terus berzikir. Kemudian
penumpang
itu
tersenyum kepada Rizwan. Setelah itu datang
seorang
petugas
yang
membawa Rizwan ke suatu tempat untuk melakukan pemeriksaan khusus. Konotasi
Petugas yang melayani Rizwan tersebut
tampak
menaruh
curiga
kepada Rizwan karena terlihat seperti orang
timur
tengah
berperilaku
aneh.
Rizwan
mengidap
Syndrome,
ia
dan
Namun
tidak
yang karena
Asperger menyadari
kecurigaan petugas itu. Penumpang yang berdiri di depan Rizwan
pada
saat
menunggu
pemeriksaan
dokumen
perjalanan,
terlihat merasa tidak nyaman dengan kehadiran
Rizwan.
Penumpang
tersebut merasa tidak nyaman karena Rizwan terlihat sedang melakukan zikir. Senyum yang diberikan kepada Rizwan
merupakan
dilakukan
terpaksa,
senyum
yang
sebenarnya
penumpang tersebut merasa takut atau tidak nyaman dengan zikir yang dilakukan Rizwan. Mitos
Pada saat itu di Amerika sedang terjadi gelombang ketidakpercayaan terhadap komunitas muslim Amerika, paska peristiwa WTC sehingga , Rizwan
yang
merupakan
imigran
muslim pun tak luput dari kecurigaan terlebih Sindrom asperger yang di deritanya menyebabkan perilakunya tampak kikuk dan makin memancing kecurigaan dari otoritas bandara dan ketidaknyamanan sekelilingnya.
orang-orang
di
Oleh karena itu Amerika sangat waspada terhadap pengunjung yang datang ke negaranya dan melakukan pemeriksaan ketat terhadap orang yang mereka curigai.
Pada scene satu adalah kejadian awal film ketika film ini dimulai, mengambil setting di bandara pada scene ini sebelum pengenalan tokoh utama, disuguhkan situasi yang dianggap mencerminkan apa yang dialami oleh warga muslim di Amerika dalam hal pelayanan publik pasca peristiwa 9/11. Juga tampak adanya phobia terhadap Islam oleh beerapa warga Amerika yang ditunjukkan dengan rasa tidak nyaman dan kewaspadaan terhadap warga muslim.
b. Scene 2: 05.59-07.46 Scene ini menceritakan awal perjalanan Rizwan menemui Presiden Amerika dan konflik dengan otoritas bandara yang mencurigai Rizwan. Scene ini menampilkan ketidakadilan yang diterima Rizwan sebagai warga imigran dan seorang Muslim ketika di bandara. Tabel 11 Pesan Visual
Dialog
Perlakuan otoritas bandara terhadap Tidak ada dialog warga
muslim
yang
dianggap
mencurigakan.
Petugas
Mengangkat
Peci
yang
menunjukkan simbol bahwa khan adalah seorang muslim.
Pada Scene 3 digambarkan proses
Denotasi
pemeriksaan Rizwan setelah ditangkap oleh otoritas bandara karena tingkah laku
yang
mencurigakan
Rizwan
diperiksa di dalam ruangan tertutup dan
melalui
proses
yang
sangat
menyudutkan Rizwan. ia diperlakukan layaknya kriminal yang tertangkap. Pada Scene ini terungkap sistem keamanan di bandara Amerika yang
sangat mendeskreditkan Rizwan yang seorang muslim layaknya teroris. Prosedur
Standar
pemeriksaan
bandara di Amerika Serikat berupa mulai dari pemeriksaan sinar X untuk sepatu hingga pemeriksaan online. Penumpang melepas sepatu beberapa kali dan ada lagi pemeriksaan terpisah untuk komputer laptop. Konotasi
pada gambar satu ditampakkan perlakuan yang diterima Rizwan dari pihak otoritas bandara yang sangat memojokkan
Rizwan,
pemeriksaan
dilakukan di ruang gelap dan tertutup yang
minim
dengan
pencahayaan
untuk menjatuhkan psikologis orang yang diperiksa, seperti memberi pesan tidak ada jalan untuk lolos dan pemeriksaan dilakukan oleh banyak orang juga untuk mendiskriminasi tersangka yang diperiksa, pemeriksaan Rizwan dilakukan dengan metode seperti interogasi penjahat, pengedar
narkoba dan teroris. Pada gambar dua seorang petugas mengambil peci milik Rizwan dan memperlihatkan pada petugas yang lain, dari sinilah diberi penegasan kepada
penonton,
bahwa
Rizwan
adalah seorang muslim. Dan dari situ juga para petugas mengetahui identitas Rizwan yang sorang muslim dan menimbulkan kecurigaan yang lebih kepada Rizwan. Diperkuat pertanyaan petugas kepada Rizwan mengenai pesan yang ingin disampaikan Rizwan pada presiden, “Apa pesan mu kepada presiden?? Kau tau di mana Osama??” walaupun disampaikan dengan nada gurau ini mencerminkan bahwa bagi beberapa
warga
Amerika
masih
menganggap bahwa semua penganut Islam berkomplot dengan Osama atau setuju dengan yang dilakukan Osama. Mitos
Setelah
peristiwa
9/11
warga
Amerika dicekam rasa takut akan
terulangnya kembali peristiwa seperti WTC.
Hal
tersebut
menyebabkan
pemerintah Amerika mengkaji kembali sistem keamanannya khususnya dalam hal transportasi, karena penyerangan terhadap
WTC
sarana
dilakukan
transportasi
dengan
publik
yaitu
pesawat sehingga tidak terdeteksi. Karena
itu
Amerika
bandara-bandara serikat
kewaspadaannya.
di
meningkatkan Sebelum
dapat
menaiki pesawat seorang penumpang akan
melewati
beberapa
lapis
pemeriksaan, dan jika ditemui sesuatu yang mencurigakan akan dilakukan tindakan lebih lanjut, seperti yang dialami Rizwan.
Scene dua menyampaikan pesan sedang terjadinya konflik antara Amerika dan muslim hal tersebut digambarkan di dalam adegan pemeriksaan Rizwan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh petugas keamanan bandara. Dan simbol Islam yang diwakili oleh Rizwan. Dari sanalah penonton dapat menarik kesimpulan bahwa sedang terjadi konflik antara Muslim dan Amerika sehingga
menyebabkan
pemerintah
Amerika
memperketat
penjagaannya
terhadap
warganya yang muslim. b. Scene 3: 07.47-13.21 Scene ini adalah flashback dari kehidupan Rizwan, memperlihatkan awal masa kecil dan lingkungan Rizwan Khan dibesarkan, penggambaran bagaimana ibunya menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik kepada Khan.
Tabel 12 Pesan Visual Gambar
1:
Dialog Gambaran
lingkungan Gambar 1, “Mereka semua harus di
masyarakat Islam yang ada di masa tembak mati tak peduli anak anak India pada masa kecil Khan. Saat itu ataupun wanita.” terjadi konflik antara Muslim dan Hindu.
Gambar 2: gambar ibu dari Rizwan Gambar 2, Razia Khan: “Di dunia ini Khan
sedang
mendidik
mengenai nilai kebaikan.
anaknya hanya ada dua macam manusia orang ,baik yang melakukan hal baik orang jahat yang melakukan hal buruk.”
Pada gambar satu ditampilkan
Denotasi
gambar suatu jalan di suatu daerah yang, kumuh api yang menyala-nyala dan orang orang yang berkumpul yang tampak
waspada,
lingkungan digambarkan.
masa kesan
seperti kecil
itulah Rizwan
kumuh
sudah
tampak pada jalanan yang berantakan dan sudut pandang yang diambil dari balik
sebuah
gerobak.
Sedangkan
dialog yang diucapkan adalah. Setting waktu yang diambil adalah ketika terjadi bentrokan antara umat muslim dan hindu pada tahun 1983 di India. Digambarkan juga ibu Rizwan yang sedang berbicara pada Rizwan dengan menanamkan nilai kebaikan keburukan juga persamaan hakekat tiap
manusia.
Kemudian api yang menyala
Konotasi
mengesankan suatu kekacauan atau suatu yang buruk. kata-kata yang mengandung arti kekerasan kembali menegasakan situasi kekacauan sedang terjadi. Pesan mengenai Islam yang digambarkan pada adegan saat ibu Rizwan mendidik Rizwan. Di sini Islam digambarkan melalui ibu Rizwan yang
memandang
bahwa
semua
manusia pada hakekatnya sama hanya perbuatan yang membedakan mereka yaitu baik dan jahat. Di India pada tahun 1983 sering
Mitos
terjadi bentrokan yang di dasari alasan agama terutama antara Hindu dan Muslim terutama mulai dari daerah Hyderabad,
Andhra
Pradesh
yang
kemudian meluas ke beberapa tempat lain di India. dalam majalah India Today,
15
Oktober
1943,
malah
menyatakan bahwa kerusuhan antar golongan itu dengan segera menjadi ciri tetap Hyderabad. Pertumpahan darah terakhir – September 1943 merupakan peristiwa paling buruk yang pernah disaksikan kota itu. Tak kurang dari 43 orang tewas selama 18 hari berturut-turut perayaan Chaturthi.51
ketika
tahunan
berlangsung
Hindu,
Tahun-tahun
Ganesh tersebut
dialami Rizwan pada masa kecil dan banyak memberikan pelajaran baginya.
Scene tiga menceritakan lingkungan masa kecil Rizwan yang berlatar kerusuhan Hindu, Muslim di India tahun 1983 hal tersebut mengisahkan bahwa konflik antar agama sudah sering terjadi di dunia, dalam film ini di kehidupan Rizwan yang kemudian menjadi ironi nantinya bahwa Rizwan harus mengalami lagi konflik semacam itu di masa mendatang, ketika ia pindah ke Amerika. Pada scene ini juga ditanamkan nilai-nilai kebaikan kepada Rizwan scene ini menceritakan bagaimana Rizwan dididik untuk memahami bahwa kebaikan tidak dibatasi oleh agama tetapi pada tingkah laku manusia.
51
majalah.tempointeraktif.com diakses pada tanggal 22 januari 2011 pukul 14.39
d. Scene 6: 25.37-26.34 Scene ini menggambarkan ketika Rizwan baru saja pindah ke Amerika dan bertemu Hasena dan atas saran Hasena kepada Zakir, ahirnya Rizwan mendapat pekerjaan sebagai tenaga penjual kosmetik di perusahaan tempat Zakir bekerja. Tabel 12 Pesan Visual
Dialog
Gambar 1:
Gambar 1, Rizwan: “Di sini tertulis bahwa produk yang anda pesan akan di kirim dalam tujuh hari, tetapi itu bohong pesanan
anda
akan
dikirim
dalam
sepuluh hari.”
Denotasi
Rizwan Khan menawarkan produk kapada
seorang
pelanggan.
Ia
mengatakan kepada pelanggan tersebut bahwa barang akan dikirim dalam sepuluh hari. Meskipun itu merupakan kekurangan dan kebohongan dari produk tersebut. Konotasi
Pada
Scene
ini
digambarkan
kejujuran Rizwan mengenai produk yang ia jual, Rizwan tidak menutupi
kebohongan waktu pengiriman. Pada hal ini
tampak
kejujuran
dari
Rizwan
sebagai pemeran utama, yang bisa dianggap mewakili ahlak yang baik dari seorang
pemeluk
mengutamakan
Islam
kejujuran
dan
yang tidak
menghalalkan segala cara untuk meraih yang diinginkan termasuk berbohong. Mitos
Kejujuran sangat dijunjung tinggi di dalam Islam seperti di dalam hadits, Hendaklah
kamu
Sesungguhnya kepada
selalu
kebenaran
kebajikan
dan
benar. membawa kebajikan
membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah
terhadap
dusta.
Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan
dan
kejahatan
membawa
kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta
(pembohong). (HR. Bukhari)52 Kejujuran sangat dihargai dalam Islam dan diganjar dengan surga, begitu pula dalam hal perdagangan, di jelaskan dalam salah satu hadis Muslim, Hadis riwayat Hakim bin Hizam ra.: Dari Nabi saw. beliau bersabda: Penjual dan pembeli memiliki hak pilih selama belum berpisah. Apabila mereka jujur dan mau menerangkan (keadaan barang), mereka akan mendapat berkah dalam jual beli mereka. Dan jika mereka bohong dan menutupi (cacat barang), akan dihapuskan keberkahan jual beli mereka. (Shahih Muslim No.2825).53
Scene keenam menggambarkan kejujuran Rizwan ketika ia menjual produk kosmetik kepada pelanggan, ia selalu menjelaskan kelebihan dan kekurangan produk yang ia jual. Tidak hanya berdasarkan brosur tetapi juga dengan mencoba sendiri produknya dan mengatakan apa yang sebenarnya walaupun kadang
52
Almath, Muhammad Faiz, 1100 Hadits Terpilih : Sinar Ajaran Muhammad, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991) h. 277 53 Suyanto, M, MUHAMMAD BUSINESS STRATEGY & ETHIC Etika dan Strategi Bisnis Nabi Muhammad SAW, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2008) h. 194
berbeda dengan brosur produk yang ia jual, scene ini menceritakan bahwa kejujuran telah tertanan dalam diri Rizwan dan menjadikannya seorang yang jujur.
e. Scene 7: 49.52-52.18 Scene
ini
kembali
menceritakan
perjalanan
Rizwan,
adegan
ini
menggambarkan efek dari pencitraan Islam adalah teroris tidak hanya diterima oleh kaum muslim, tetapi juga oleh ras yang dinilai secara generalisasi sebagai muslim. Tabel 13 Pesan Visual
Dialog
Gambar 1: Rizwan singgah di sebuah
Gambar 1: “Ini semua terjadi karena
motel milik seorang India
muslim sialan itu mereka meledakkan WTC enam tahun lalu dan kami yang menerima
akibatnya
mereka
menyebutnya jihad tetapi kami yang .
menerima akibatnya, dan semua orang kulit putih itu buta mereka tidak bisa membedakan
antara
orang
India
pengikut Ghandi dan orang Islam radikal.” Denotasi
Pada Scene ini diceritakan Rizwan mendatangi
penginapan
yang
pemiliknya beragama
merupakan Sing.
orang
Kemudian
India terjadi
penyerangan di penginapan tersebut, pemilik penginapan tersebut segera membalas serangan mereka dengan menggunakan mengeluarkan
senapan tembakan
dan peringatan.
Setelah itu pemilik penginapan itu mengatakan bahwa ia bukanlah bagian dari teroris, bukan pula seorang muslim. Kemudian dia mulai menyalahkan orang muslim sebagai penyebab terjadinya penyerangan terhadap orang-orang yang disangka muslim. Konotasi
Sebenarnya penyerangan tersebut didasari atas generalisasi ras kaum muslim, seperti, India, Arab Saudi, dan Negara-negara Timur Tengah. Padahal tidak semuanya beragama Islam, namun mereka tetap mendapatkan diskriminasi yang dialami oleh kaum muslim yang ada di Amerika. Hal tersebut di temukan pada kalimat yang diucapkan pemilik
motel, “Semua orang kulit putih itu buta mereka tidak bisa membedakan antara orang India pengikut Ghandi Dan orang Islam radikal” menyatakan serangan tersebut hanyalah serangan salah sasaran yang didasari oleh generalisasi ras. Mitos
Amerika
merupakan
salah
satu
negara yang sejak lama menyerang negara-negara Islam seperti Afghanistan dan Palestina. Peristiwa 9/11 dianggap sebuah serangan balasan dari kelompok pembela
Islam
yang
melakukan
serangkaian serangan terorisme baik di negaranya
sendiri
penjajah,
sehingga
beranggapan
bahwa
maupun banyak semua
Negara yang muslim
adalah teroris.
Pada scene ini mengandung pesan yang jelas bahwa penyerangan yang dilakukan oleh warga Amerika terhadap muslim yang tinggal di wilayah Amerika adalah hanya karena ketidaktahuan mereka terhadap Islam. Dalam film ini mereka tidak memahami dan mengenal Islam dengan baik, terbukti mereka sering tidak dapat membedakan antara muslim dan penganut ajaran sing karena sorban
mereka. Dan mendasarkannya dengan generalisasi ras. Mereka sembarangan menggeneralisasikan orang-orang timur tengah dan india sebagai penganut Islam sama seperti mereka menggeneralisir semua orang Islam adalah teroris.
f. Scene 8: 54.44-55.09 Scene ini masih merupakan Flashback
ketika Rizwan membicarakan
dengan adiknya mengenai rencana pernikahannya dengan Mandira. Yang kemudian di tentang oleh zakir. Tabel 14 Pesan Visual
Dialog
Gambar 1: pembicaraan Rizwan dan Gambar 1: Zakir: “Kamu tidak boleh Zakir
mengenai
dengan Mandira.
pernikahannya menikah dengannya itu haram dan jika kamu tetap melakukannya juga aku akan putuskan semua hubunganku denganmu, tak ada lagi tempat di rumahku untukmu. Dia hindu, banyak perbedaan antara kita dengannya,” Rizwan: “Tidak ada perbedaan, orang baik, orang jahat, tidak ada perbedaan lain.”
Denotasi
Rizwan berbicara kepada adiknya bahwa ia akan menikahi Mandira yang
beragama Hindu. Namun Zakir tidak menyetujuinya
karena
hal
tersebut
dilarang agama. Rizwan bersikeras untuk tetap
menikahi
Mandira
karena
menurutnya tidak salah jika menikah dengan orang baik. Konotasi
Pada gambar tersebut adalah ketika Rizwan
mendapatkan
tentangan
dari
Zakir mengenai pernikahannya dengan Mandira. pada dialog yang diucapkan Zakir menyebutkan bahwa haram bagi Rizwan menikahi Mandira karena ia seorang Hindu, dan menyatakan bahwa banyak perbedaan diantara mereka. Mitos
Wanita dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, dan
karena
karena
kecantikannya,
agamanya.
Hendaknya
pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu. (HR. Muslim)54 Hadis tersebut menjelaskan bahwa
54
Almath, Muhammad Faiz, 1100 Hadits Terpilih : Sinar Ajaran Muhammad, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991) h. 227
dianjurkan bagi seorang laki-laki untuk menikahi wanita yang seagama. Hal itulah yang mendasari penolakan Zakir terhadap rencana pernikahan Rizwan dan Mandira. Namun ada pula hadist yang menjelaskan tentang kebaikan : Nu'man Ibnu Basyir Radliyallaahu 'anhu
berkata:
Rasulullah
Aku
Shallallaahu
mendengar 'alaihi
wa
Sallam bersabda “Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging, jika ia baik seluruh tubuh akan baik jika ia rusak seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah dialah hati." Muttafaq Alaihi.55 Dan
ada
menjelaskan mendasari
potongan tentang
keteguhan
ayat
yang
kebaikan
yang
Rizwan
untuk
menikahi Mandira. “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka
55
Almath, Muhammad Faiz, 1100 Hadits Terpilih : Sinar Ajaran Muhammad, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991) h. 63
kejahatan itu bagi dirimu sendiri……” (Al Israa': 7)
Scene ini mengandung pesan untuk tidak membedakan orang-orang berdasarkan latar belakang mereka tetapi untuk lebih mengenal mereka dan menilai berdasarkan baik atau tidakkah apa yang mereka lakukan hal tersebut yang menjadi perbedaan pendapatantara Zakir dan Rizwan dalam gambar diatas Zakir melihat banyaknya perbedaan antara Muslim dengan Hindu, sedangkan Rizwan menyederhanakannya dengen melihat baik atau tidaknya seseorang. g. Scene 9: 55.36 - 01.00.15 Scene ini menceritakan tentang pernikahan antara Rizwan Khan dengan Mandira. Pesta pernikahannya mengundang tetangga sekitar rumah mereka yang terdiri dari warga Amerika yang umumnya beragama selain Islam. Tabel 15 Pesan Visual
Dialog
Gambar 1: suasana pesta pernikahan Tidak ada dialog Rizwan dan Mandira
Gambar 2: Rizwan dan Mandira melakukan
ibadah
sesuai
dengan
keyakinannya
Denotasi
Pesta
pernikahan
Rizwan
dan
Mandira, yang dihadiri oleh tetanggatetangga dan teman dekat Mandira dan Rizwan, yang keturunan India, dan warga Amerika muslim dan non muslim. Pada gambar kedua adalah keadaan di rumah baru Rizwan dan Mandira dimana
mereka
tetap
melakukan
ibadahnya masing-masing dengan penuh
toleransi Konotasi
Gambar
adegan
tersebut
menggambarkan adanya konotasi positif dengan adanya toleransi keragaman dan kebersamaan antara keluarga Rizwan, warga
keturunan
India
dan
warga
Amerika lainnya yang semuanya dapat berbaur dengan baik di pesta pernikahan Rizwan. Sebelum peristiwa 9/11 di Amerika
Mitos
Serikat antara warga muslim dan non muslim masih ada toleransi yang cukup baik. Belum ada diskriminasi yang berlebihan terhadap warga muslim.
Pesan yang disampaikan dalam scene ini adalah jelas yaitu pesan pluralisme yaitu bahwa semua agama dapat hidup rukun saling menghormati dan menghargai tanpa memandang perbedaan-perbedaan diantara mereka hal tersebut yang dialami Rizwan setelah menikah dengan Mandira. Hal tersebut sebelum peristiwa pengeboman WTC terjadi.
h. Scene 11: 01.01.58-01.04.00 Scene ini menceritakan ketika keluarga Garrick mengadakan penggalangan dana untuk keluarga pemadam kebakaran yang tewas pada peristiwa 9/11. Tabel 16 Pesan Visual Gambar:
Pemberian
Dialog sumbangan Gambar 1:
sekaligus zakat oleh Rizwan kepada Sarah: “Ini 3500 dolar” keluarga Garrick yang mengadakan Rizwan: “Kewajiban dalam Islam” malam amal bagi korban 9/11
Mandira:
“Dalam
menyisihkan
Islam
beberapa
persen
mereka harta
mereka setiap tahun untuk amal” Rizwan : “Itu tepatnya 3502 dolar dan 50 sen”
Rizwan
Denotasi
datang
ke
acara
penggalangan dana yang diadakan oleh keluarga
Garrick
dan
memberikan
sumbangan dengan niat untuk berzakat. Dan membuat terkejut karena jumlah sumbangannya
yang mencapai
3500
dolar. Konotasi
Dalam Scene ini jumlah zakat Rizwan yang cukup besar mengejutkan
keluarga Garrick, ini menggambarkan Islam yang memiliki kebiasaan baik dalam mengamalkan hartanya melalui kewajiban berzakat. Mitos
Tepat setelah peristiwa 9/11 timbul gelombang simpati kepada para korban WTC dari warga Amerika yang bersatu membantu korban.
meringankan Rizwan
beban
para
menyumbangkan
hartanya untuk para keluraga korban sebagai zakat harta baginya, zakat ialah wajib
bagi
seorang
muslim
seperti
dijelaskan dalam Quran “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS: At Taubah: 103)
Scene sebelas mengandung pesan bahwa Islam adalah agama yang peduli dengan sesama dan memiliki nilai sosial hal tersebut dengan adanya perintah
zakat bagi seorang muslim yang digunakan untuk membantu oarang lain yang membutuhkan.
i. Scene 12 : 01.04.00 - 01.06.42 Menceritakan tentang penyerangan terhadap Muslim di Amerika termasuk keluarga Khan. Gambaran reaksi warga Amerika terhadap komunitas muslim yang berada di Amerika. Tabel 17 Pesan Visual Gambar
1:
Dialog guru
mengajar di kelas
Sam
sedang Gambar 1: guru: “dari seluruh agama di dunia, Islam adalah yang paling kejam dan agresif. Ia memerintahkan untuk membunuh atau mereka menyebutnya „Jihad‟, atas nama Tuhan.”
Gambar 2: penyerangan terhadap Gambar 2: Penyerang: “Keluar dari hasena
Negaraku!!”
Pada
Denotasi
gambar
pertama
adalah
situasi dalam kelas Sam dimana guru Sam sedang menerangkan tentang Islam kepada murid-muridnya, Gambar kedua adalah penyerangan yang dialami oleh Hasena di universitas di mana ia menjadi dosen. Jilbabnya ditarik hingga terlepas ketika ia sedang berjalan sendiri. Konotasi
Gambar seorang
pertama,
guru
di
menceritakan
Amerika
bahkan
mengajarkan kebencian terhadap Islam kepada
murid-muridnya.
sebenarnya membahas
tidak
ada
Sedangkan ilmu
pengetahuan
yang tentang
keburukan dari agama lain. Hal itu dikarenakan kurangnya informasi atau wawasan yang ilmiah mengenai agama Islam. Guru tersebut hanya memandang Islam
dari
sudut
pemikiran
umum
masyarakat Amerika pada saat itu. Sehingga pencitraan buruk tentang Islam kemudian diterima oleh murid-muridnya.
Hal tersebut menyebabkan anak-anak di bawah
umur
juga
melakukan
diskriminasi terhadap temannya yang beragama Islam. Pada gambar kedua, terlihat Hasena adik ipar Rizwan yang tidak luput dari penyerangan. Jilbab yang ia kenakan ditarik secara paksa ketika ia berjalan menuju tempat kerjanya.
Hal tersebut
merupakan
bentuk
diskriminasi
penghinaan
secara
kasar.
dan
Sehingga
membuat wanita tersebut ragu untuk menggunakan jilbab sebagai identitas agama Islam sekaligus kewajiban untuk mentup aurat. Pada
Mitos
gambar-gambar
diatas
menceritakan situasi paska peristiwa 9/11, tudingan Amerika Serikat bahwa pelaku
peledakan
tersebut
adalah
jaringan Osama bin Laden Islam dan penyerangan tersebut didasari atas dasar keagamaan, menyebabkan kaum muslim di
wilayah
Amerika
dan
Eropa
mengalami pelecehan dan diskriminasi.
Pada scene ini salah kaprah terhadap Islam oleh warga Amerika non muslim mulai memberikan dampak yang negatif dan kesalahpahaman itu diteruskan dari satu orang ke orang lain seperti pada adegan guru yang mengajarkan kepada muridnya mengenai Islam secara salah. j. Scene 13: 01.35.34- 01.37.00 Dalam potongan film ini terlihat Rizwan yang taat dalam menjalankan ibadah di manapun dia berada. Bahkan muslim lain yang ia temui dalam perjalanannya tidak melakukan ibadah hanya karena alasan menyesuaikan diri dengan lingkungan non Muslim. Tabel 18 Pesan Visual
Dialog
Gambar 1: dialog Rizwan dengan Gambar 1: muslim yang ia temui di perjalanan.
Imran:
“Kamu
mau
pergi
ke
mana?
Mobilnya mau berangkat.” Rizwan: “Waktu shalat” Imran: “Waktu shalat? Sekarang?di sini? Kamu harus shalat tergantung tempat dan orang-orang di sekitarmu.” Rizwan:
“Tidak,
shalat
tidak
boleh
tergantung tempat dan orang-orang. Itu
Gambar 2: Rizwan Shalat
hanya tergantung pada keyakinanmu.” Gambar 2: Tidak ada dialog
Denotasi
Rizwan bertemu Sahida dan Imran, sepasang suami istri muslim. Mereka juga menawarkan makanan untuk Rizwan. Ketika di tempat peristirahatan, Rizwan berkenalan dengan
Imran
dan
Sahida.
Kemudian
Rizwan mengambil kopyahnya dan bersiap untuk shalat. Imran mengatakan bahwa shalat harus melihat situasi. Namun khan menjawab,
shalat
harus
berdasarkan
keyakinan. bukam berdasar situasi ataupun dimana kau berada tetapi pada keimananmu. Konotasi
Adegan dalam Scene ini menegaskan betapa pentingnya shalat bagi umat Islam, dalam dialog yang diucapkan Imran bahwa shalat harus dilakukan tergantung situasi dan tempat, hal ini dengan pertimbangan mereka sedang dalam situasi perjalanan, dan di
tempat mayoritas non muslim terlebih paska 9/11 ada antipati oleh warga Amerika terhadap Islam dan hal-hal yang berbau Islam. Namun hal itu tidak disetujui oleh Rizwan, bahwa shalat adalah wajib dan mutlak,
shalat
tidak
berdasarkan
harus
dilakukan
lingkungan
yang
memungkinkan, tetapi pada seberapa besar keimanan
seseorang
untuk
melakukan
shalat, sehingga ahirnya Rizwan tetap shalat di tempat itu juga. Mitos
Shalat adalah wajib bagi seorang muslim. Shalat termasuk bagian dari rukun Islam, dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 238 “Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) karena
shalat
Allah
wusthaa.
(dalam
Berdirilah
salatmu)
dengan
khusyuk”.
Shalat
wajib
dijaga
dan
dikerjakan,
bagaimanapun
situasi
yang
dihadapi,
pada
saat
ini
shalat
sering
dianggap enteng dan sering ditunda-tunda pelaksanaannya,
padahal
sudah
jelas
bagaimana Allah SWT mewajibkan shalat dan memerintahkan untuk menjaga shalat.
Pada scene ini disampaikan bahwa Islam mewajibkan penganutnya untuk selalu melakukan Shalat, dimanapun dan bagaimanapun lingkungannya scene ini juga lebih mempertegas pesan dalam film ini yaitu ketidaktahuan warga Amerika terhadap Islam hal tersebut ditampilkan bahwa pemandangan Rizwan sedang melakukan shalat menjadi sesuatu yang sangat asing bagi warga Amerika. k. Scene 14 : 01.38.10 - 01.45.30 pada Scene ini Rizwan bertemu dengan Mama Jenny, seorang wanita yang beragama Kristen namun memperlakukan Rizwan dengan baik. Tabel 19 Pesan Visual Gambar
1:
Dialog Khan
dihibur
oleh Gambar 1:
nyanyian gereja
Denotasi
Rizwan bertemu dengan mama Jenny, seorang kristen yang tinggal di
Georgia. Ia memberi Rizwam penginapan di rumahnya, karena Rizwan sudah menolong
anaknya.
Mama
Jenny
merupakan korban dari perang Irak, anak pertamanya gugur dalam perang tersebut. Meskipun bukan seorang muslim, mama Jenny tetap bersikap baik kepada Rizwan dan bersimpati terhadapnya. Ketika Rizwan menceritakan tentang Sam kepada seluruh jemaat Gereja Rock yang berada di pemukiman tersebut, ia mendapatkan simpati yang sama dari jemaat gereja tersebut. mereka mencoba untuk menghibur dan bernyanyi bersama. Nyanyian
tersebut
mengandung
arti
untuk percaya bahwa mereka dapat melewati kesedihan itu bersama. Toleransi
Konotasi
yang
dilakukan
oleh
Mama Jenny merupakan gambaran lain dari sikap Non Muslim terhadap warga Muslim. Terlihat dari berbaurnya Rizwan di Gereja tempat mama Jenny beribadah dan
melakukan
upacara
peringatan
korban perang Irak. Lagu yang dinyanyikan Joel, anak mama
Jenny
dan
jemaat
lainnya
merupakan lagu rohani yang dinyanyikan untuk
menganggkat
semangat
para
jamaatnya. Paska penyerangan Amerika ke Irak
Mitos
banyak warga Amerika mulai sadar bahwa peperangan ini sudah bukan lagi peperangan terhadap teroris, mereka mulai sadar bahwa perang bukanlah solusi terbaik, terutama banyak warga Amerika mulai bosan dengan tema terorisme setelah banyaknya korban yang jatuh akibat peperangan. Kemudian
mereka
mulai
lebih
terbuka untuk mengenal Islam. Pada Scene ini juga tergambar realitas yang terjadi pada saat itu, yaitu kampanye untuk menghentikan perang karena beban yang di tanggung Amerika sangatlah besar
mulai
dari
Anggaran
perang
Presiden bush yang membengkak juga
karena banyaknya korban jatuh dari tentara Amerika.
Perbedaan agama sering menjadi pemicu konflik pada masyarakat dunia, namun bisa menjadi hal yang dapat menyatukan mereka. Dalam film ini digambarkan kedua sisi tersebut sehingga dapat menjadi pelajaran bagi audience yang menyaksikan film ini. Scene di atas merupakan wujud dari persatuan antar manusia yang berbeda keyakinan atau agama. Toleransi antar agama dapat diwakilkan oleh scene ini. l. Scene 15 : 01.47.39 – 01.51.50 Scene ini menceritakan tentang pertemuan Rizwan dengan sekelompok muslim yang berbicara tentang pembalasan kepada pihak Amerika dengan berdalih Jihad. Terjadi debat dan adu pendapat mengenai pengorbanan Ismail kapada Allah. Tabel 20 Pesan Visual Gambar melakukan
1:
Dialog Dr.
Faisal
sebuah
Rahman Gambar 1:
propaganda Dr. Faisal Rahman : “Dengar saudara-
terhadap beberapa pemuda Muslim saurdaraku, tidak ada masalah dengan yang ada di sebuah masjid.
Kristen atau Yahudi.” “Nyatanya aku juga tidak ada masalah dengan saudara-saudara Hindu.”
“Aku banyak merawat pasien Hindu di rumah sakit St. Benedic.” “Aku cuma marah ketika kebaikan ini tidak timbal balik kepada kita, Muslim.” “Darahku mendidih ketika Yahudi Israel menindas saudara-saudarakita di Palestina. Atau ketika orang-orang Hindu di India membantai wanita-wanita dan anak-anak kita dengan pedang mereka.” “Ketika itulah darahku mendidih. Jadi lakukan sesuatu, aku Dr. Faisal Rahman bersumpah bahwa aku sudah siap.” “Apakah kalian siap??” Pemuda: “Aku siap..aku siap…!!” Dr. Faisal Rahman : “ini tuntutan Allah!! Ini tuntutan Islam!!” Gambar 2: Rizwan : “tidak..tidak… kau pendusta.” Dr. Faisal
Rahman:
“kenapa saudara?
Apakah saudara tidak percaya dengan pengorbanan Ismail?” Rizwan: Gambar 2: gambar Rizwan yang
“tidak,
ibuku
pernah
menyampaikan kisah Ibrahim AS tidak
menyangkal
pendapat
Dr.
Faisal pernah ragu dalam melaksanakan perintah
Rahman
Tuhan” Kisah itu adalah contoh kekuatan iman dan keyakinan. “ Ibuku
berkata,
“Rizwan,
kisah
ini
menunjukkan jalan Allah adalah jalan kasih sayang, bukan kebencian dan perang” Pemuda: “dia benar!!” (menunjuk kepada Gambar 3: Rizwan melempar batu ke arah Dr. Faisal seperti ritual melempar Jumroh.
Rizwan) Gambar 3: Rizwan: “Syaitan !!! Sayitan!!! Syaitan!!!”
Ketika
Rizwan
sedang
menunggu
kedatangan
Presiden
George
Bush,
Denotasi
ia
menuju sebuah masjid. Di situ terdapat beberapa
orang
laki-laki
yang
sedang
berkumpul dan berdiskusi. Pemimpin dari perkumpulan ini adalah Dr.
Faisal
Rahman.
Ia
mencoba
mempengaruhi beberapa pemuda melakukan
serangan
balasan
untuk
terhadap
Amerika atas nama jihad. Rizwan yang tidak sependapat dengan yang dikatakan oleh Dr. Faisal marah dan menyebutnya setan. Konotasi
Gambar pertama adalah gambar Dr. Faisal yang sedang memberikan ceramah kepada para pemuda, dalam dialog Dr. Faisal membakar semangat pemuda akan kekejaman yang dialami umat muslim yang terjadi di Palestina dan India, lalu merujuk pada perang Amerika, Taliban dan Amerika Irak yang sedang terjadi dimana secara tidak langsung ditafsirkan sebagai perang antara Amerika melawan Islam. Dr.
Faisal
Rahman,
sengaja
membangkitkan semangat berjuang para pemuda untuk berjihad terlebih pada saat itu adalah
tiga
hari
sebelum
kedatangan
Presiden Bush ke universitas tersebut. Dr. Faisal menggunakan kisah Ibrahim AS yang mengorbankan anaknya Ismail AS
sebagai acuan untuk mengorbankan diri dan meneteskan
darah
demi
melawan
ketidakadilan yang di terima umat muslim. Hal tersebut sangat ditentang Rizwan, dia menganggap bahwa kisah Ibrahim AS bukanlah kisah mengenai ajakan untuk berperang melainkan ajakan untuk berkasih sayang karena tak ada darah yang menetes dalam kisah tersebut. dalam artian Allah SWT menyelamatkan Ismail AS. Scene ini melalui Rizwan menegaskan bahwa jalan Islam
(Milad
kekerasan.
Ibrahim) bukanlah jalan Islam
tidak
pernah
mendahulukan kekerasan tetapi Islam adalah ajaran yang mengajarkan berkasih sayang, dimana perang hanyalah pilihan terakhir. Mitos
Serangan balasan Amerika terhadap teroris yang diwujudkan dengan infasi Amerika ke Afganistan dan Irak, memang sering dianggap sebagai serangan Amerika terhadap Islam, hal tersebut menimbulkan reaksi kontra dari berbagai pihak termasuk di dalam negri Amerika sendiri. Fakta yang
terjadi adalah meningkatnya jumlah aksi terorisme
selama
perang
tersebut
berlangsung. Kampanye anti perang yang ramai disuarakan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
Perbuatan yang dilakukan Dr. Faisal Rahman merupakan bentuk terorisme. Mempengaruhi orang lain untuk membalaskan dendam bukan perbuatan yang dapat menyelesaikan masalah. Bahkan dapat merusak citra Islam menjadi lebih buruk. Rizwan mencegah hal tersebut terjadi, dan menyadarkan para pemuda bahwa Islam tidak mengajarkan dendam melainkan jalan cinta.
m. Scene 17: 02.06.10 – 02.08.20 Dalam potongan gambar ini diceritakan efek dari siaran berita mengenai pembebasan Rizwan yang tidak bersalah dan membuktikan bahwa tidak semua muslim adalah teroris. Hasena kembali memakai Jilbabnya. Tabel 21 Pesan Visual
Dialog
Gambar 1:.Hasena kembali mengajar Gambar 1: dengan mengenakan jilbab
Hasena: “Untuk beberapa waktu aku telah berperang dengan diriku sendiri aku
mengajari
kalian
tentang
kepribadian sementara
aku berubah
sangat drastis jilbab saya bukan hanya sekedar identitas agama saya dan ia adalah bagian dari eksistensi diri saya inilah saya.”
Hasena
Denotasi
jilbabnya sebagai
kembali
mengenakan
dan
menegaskan
dirinya
seorang
muslim
depan
di
mahasiswa-mahasiswanya. sebelumnya jilbabnya
ia
takut
karena
Setelah mengenakan
banyak
terjadi
penyerangan anti Islam. Scene ini menggambarkan dampak
Konotasi yang
terjadi
setelah
pemberitaan
mengenai penangkapan Rizwan banyak yan mulai mengetahui dan memahami kisahnya,
dan
mulai
menginspirasi
banyak orang untuk seperti Rizwan, menegaskan identitasnya sebagai sorang muslim dan memberi pesan bahwa tidak semua muslim adalah teroris.
Mitos
Jilbab merupakan simbol wanita muslim.
Jilbab
digunakan
untuk
menutupi aurat wanita muslim. Di Amerika, penggunaan jilbab bagi kaum muslimah
tidak
dilarang.
Amerika
adalah Negara sekuler yang menjamin kebebasan
warga
beragama.
Setelah
negaranya peristiwa
untuk 9/11
memang terdapat beberapa kejadian buruk yang menyangkut muslimah yang menggunakan
jilbab.
Namun
hal
tersebut tidak berlangsung lama.
Keadaan muslimah di Amerika pada kenyataannya sangat memprihatinkan. Banyaknya kasus kekerasan yang dialami kaum muslimah tidak semuanya tercatat. Beberapa dari mereka dapat keluar dan bangkit dari kesulitan tersebut. seperti yang digambarkan pada scene ini, Hasena kembali menggunakan jilbabnya. n. Scene 18: 02.09.03- 02.17.35 Scene ini adalah ketika Badai Molly menerjang Georgia tempat tinggal mama Jenny, kemudian Rizwan menunda pertemuannya dengan Presiden Bush kemudian pergi ke Georgia untuk menemui Mama Jenny.
Tabel 22 Pesan Visual Gambar 1:
Dialog keadaan pengungsi di Gambar 1: Tidak ada dialog
dalam gereja yang mayoritas kulit hitam
Gambar 2: Raj Burman: “Hadits menyatakan bahwa Allah tidak melihat warna kulit atau bangsa Gambar 2: Pemberitaan mengenai tapi amal dan perbuatan jika ini adalah suatu Rizwan yang membantu pengungsi di kebenaran dalam gereja.
kekuatan
lalu
Rizwan
tindakannya
Khan semata
dengan telah
mengangkat martabat kemanusiaan dimata Tuhan.” Bobby ahuja: “Dia baru saja ditahan dan disiksa karena dituduh menjadi musuh bangsa ini Saya bertanya, apakah pemerintah tetap akan menyebutnya musuh muslim yang melawan negara?”. Gambar 3: Bantuan dari masyarakat muslim yang dikoordinir Zakir
Gambar 3: Tidak ada dialog
Gambar pertama adalah ketika Rizwan
Denotasi
menemui Mama Jenny yang juga menjadi korban dari badai Molly, dan kemudian mengungsi
di
dalam
sebuah
gereja.
Kemudian datang reperter dari beberapa media
yang
mencari
Rizwan
dan
menemukannya di dalam gereja sedang membantu memperbaiki gereja agar tidak roboh, sampai ahirnya datang bantuan dari komunitas muslim, di koordinir oleh Zakir. Gambar di atas menyiratkan apa yang
Konotasi
dialami korban badai Molly yang berlindung di
dalam
gereja
sebagai
perlindungan
terakhir yang masih berdiri, para korban dalam keadaan yang mengenaskan banyak korban luka dan tewas, dan dalam keadaan kekurangan
makanan
dan
obat-obatan,
terlebih karena belum adanya campur tangan
pemerintah dalam mengatasi situasi tersebut. Sebelum pemerintah, pers terlebih dahulu datang dan menyiarkan berita yang sesungguhnya
terjadi
dan
keadaan
korban
yang
para
bagaimana kemudian
menemui Rizwan yang membantu para korban
dengan
gereja
yang
memperbaiki
hampir
roboh,
bangunan semangat
kemanusiaan di gambarkhan dari Scene melewati batas agama setelah berita tersiar berbondong-bondong bantuan datang kepada para korban badai. Dari berbagai agama ras dan etnis digambarkan saling bergotongroyong dalam semangat kebersamaan. Hal tersebut
menunjukkan
bahwa
rasa
kemanusiaan tidak dibatasi oleh agama. Badai Molly pada film ini terilhami
Mitos
pada kejadian badai katrina yang pernah melanda Amerika dimana pemerintahan bush
dinilai
lambat
dalam
mengatasi
bencana dan membantu para korban yang sebagian besar merupakan warga kulit hitam. Saat itu tanggul yang melindungi kota
New Orleans jebol dan pemerintahan bush saat itu mendapat kritikan tajam dari pihak demokrat.
Bush
dituduh
lebih
mengutamakan demokrasi di Irak daripada memperkuat tanggul di New Orleans hal ini menyusul pemotongan dana pembangunan infrastruktur di kota tersebut semasa perang dengan Irak.
Semangat kemanusiaan di gambarkan dari Scene melewati batas agama setelah berita tersiar berbondong-bondong bantuan datang kepada para korban badai. Dari berbagai agama ras dan etnis digambarkan saling bergotong-royong dalam
semangat
kebersamaan.
Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
rasa
kemanusiaan tidak dibatasi oleh agama. o. Scene 19: 02.25.30 – 02.30.46 Akhir perjalanan Rizwan ketika ahirnya ia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Barrac Obama. Tabel 23 Pesan Visual
Dialog
Gambar 1:
Gambar 1: tidak ada dialog
Gambar 2: Gambar 2: gambar Rizwan yang Rizwan: “Kamu sudah tahu namaku” berbicara dengan preseden Barrack Obama : “Ya, tentu saja namamu Khan dan Obama bahwa ia bukan seorang kamu bukan teroris” teroris
Denotasi
Pada
ahirnya
Rizwan
menemui
presiden, ia hadir pada pidato Presiden Obama di Georgia paska badai Molly. Konotasi
Scene ini menceritakan ahir perjalanan Rizwan ketika ia ahirnya berhasil menemui presiden. Scene ini menggambarkan bahwa usaha pada ahirnya akan mencapai hasil. Pada gambar ini presiden yang berhasil ditemui Rizwan adalah Presiden Obama,
Presiden Obama ialah presiden pertama Amerika
yang
berkulit
hitam
ini
menandakan nahwa presiden yang baru dengan pandangan politik yang baru dan kebijakan politik yang baru mengenai Islam. Ahir dari film ini menggambarkan akan adanya suatu bentuk hubungan baru antara Amerika di bawah kepemimpinan Obama dengan Islam. Mitos
Presiden Obama adalah presiden kulit hitam yang pertama, ia memiliki pandangan politik yang baru yang sedikit berbeda dari pendahulunya. Karena seperti yang juga diangkat
oleh
lawan
politiknya
latar
belakang agama kelurga Obama adalah Islam,
ia
selalu
dianggap
dapat
menjembatani Antara dunia barat dengan Islam.
Pembuktian Rizwan bahwa ia bukan teroris diakui oleh Presiden Obama. Digambarkan Rizwan berhasil ketika Presiden Obama berkuasa karena ia merupakan Presiden yang memiliki misi untuk menghentikan konflik di Irak.
Sebelumnya pada masa Presiden Bush, Rizwan tidak berhasil menemuinya dan ditangkap karena diduga seorang teroris. 3. Konstruksi Pesan Islam dalam Film “My Name Is Khan”
Film juga merupakan salah satu bentuk komunikasi massa yang menyampaikan pesan dengan menggunakan audio dan visual. “My Name Is Khan” merupakan penggambaran secara visual dan verbal dari berbagai ekspresi dan karakter pemainnya yang kemudian menyampaikan pesan kepada khalayak baik secara tersirat maupun tersurat. Melalui isi pesan yang dikandungnya, film dapat menyampaikan nilai-nilai budaya, ideologi, politik, sosial dan sebagainya. Film My Name Is Khan juga memiliki pesan yang terkandung di dalamnya. Salah satu pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa Islam bukanlah teroris dan tidak semua muslim melakukan tidakan terorisme. Film ini menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang menggunakan jalan cinta. Penjelasan mengenai nilai-nilai kejujuran, prinsip dalam hubungan sosial, dan kepercayaan seorang umat kepada Tuhan. Penggambaran kejadian dan dampak yang diterima muslim di Amerika setelah peristiwa 9/11 menunjukkan bahwa terdapat persepsi buruk dan generalisasi terhadap semua muslim sebagai teroris. Rizwan Khan, tokoh utama dalam film ini merupakan fokus yang menunjukkan ahlak yang baik seorang muslim. Rizwan yang mengidap Sindrom Asperger, menunjukan prinsip murni ajaran Islam. Adegan ibadah Rizwan yang dilakukan dimanapun dia berada dan kejujuran serta kebaikannya menolong orang
lain tanpa melihat status, agama maupun ras. Secara tidak langsung film ini berusaha menampilkan Islam melalui kepribaidan Rizwan. Film ini ingin menyampaikan pesan bahwa Islam tidaklah seperti yang digambarkan ketika peristiwa 9/11 khususnya di Amerika. Setelah peristiwa pengeboman WTC dan pengumuman pemerintah bahwa serangan itu dilakukan oleh Al Qaeda yang berlatar belakang agama, kebanyakan warga Amerika dan dunia memandang Islam sebagi agama teroris yang mengajarkan kekerasan dan menjanjikan surga dalam peperangan yang menghalalkan segala cara. Dalam film ini disampaikan pesan yang berbeda melalui Rizwan. Penonton juga disuguhkan wajah Islam yang lain, yang berbelas kasih, bahwa Islam tidak mengajarkan kekerasan dan ditegaskan bahwa tindakan terorisme adalah tindakan ekstimis yang salah menerapkan nilai Islam. Seperti ditunjukkan pada adegan Rizwan dengan Dr. Faisal Rahman. Jalan perdamaian Islam juga ditunjukkan ketika Rizwan menolong Mama Jenny yang tinggal di pemukiman yang mayoritas adalah Kristen. Rizwan mendatangi daerah tersebut yang saat banjir besar dan belum mendapat bantuan dari pemerintah Amerika. Kemudian disusul dengan kedatangan teman-teman dan kerabat Rizwan lainnya yang beragama Islam datang untuk menolong mereka. Gambaran tersebut membuktikan bahwa Islam mengajarkan kebaikan yang sama dengan ajaran agama lain. Karena semua agama ada untuk menyebarkan dan mengajarkan kebaikan kepada manusia. My Name Is Khan menceritakan bagaimana citra Islam hancur dan kemudian bangkit kembali melalui pebuatan yang dilakukan seorang muslim,
yaitu Rizwan Khan. Film ini menceritakan tahapan dan perjalanan seorang muslim untuk membuktikan kepada masyarakat Amerika dan dunia bahwa ia bukanlah seorang teroris.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Setelah mendeskripsikan dan menganalisis data dari film “My Name Is Khan” yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan berupa penggambaran citra Islam dalam film “My Name Is Khan” dilihat dari perspektif semiotika adalah sebagai berikut: Penciteraan mengenai Islam disampaikan melalui para tokoh dalam film tersebut terutama tokoh utama dalam bentuk perilaku, dialog, karakter dan kejadian dalam film tersebut. dalam film ditemui dua penciteraan tentang Islam yaitu Islam dimata masyarakat non muslim Paska serangan pengeboman WTC dan Islam yang ditampilkan oleh tokoh utama dan tokoh lain yang beragama muslim. Ditemui juga dua pandangan mengenai Islam, yaitu Islam sebagai agama yang penuh kekerasan dan terorisme, juga Islam agama yang penuh kasih sayang dan toleransi antar sesama. Secara garis besar pencitraan Islam yang ingin ditampilkan dalam Film “My Name Is Khan” adalah: 1. Islam adalah agama yang memiliki toleransi terhadap sesama manusia tanpa membedakan ras, ataupun agama lain. 2. Islam adalah agama yang mengajarkan pemeluknya untuk saling menghormati.
3. Islam adalah agama yang mewajibkan pemeluknya untuk selalu berbuat baik. 4. Islam adalah agama yang mengajarkan cinta kasih sesama manusia. 5. Islam bukanlah agama yang haus darah agresif ataupun menghalalkan pembunuhan atas nama Tuhan. 6. Islam bukan agama teroris.
Paska peristiwa terorisme WTC Islam ditampilkan dalam pandangan warga Amerika sebagai agama yang agresif yang diperintahkan untuk membunuh atas nama Tuhan. Sedangkan pemeran utama menggambarkan sisi lain dari Islam yang berbeda dengan apa yang dipahami oleh warga Amerika dalam film tersebut. Islam yang di tampilkan Rizwan ialah agama yang menjadi jalan hidup yang mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat baik, bertoleransi, jujur dan memegang teguh prinsip yang di dasarkan pada nilai kebaikan. Sedangkan konstruksi pesan Islam dalam film ”My Name Is Khan”? adalah bahwa berbeda dengan pandangan umum tentang Islam paska peristiwa pengeboman WTC, bahwa Islam adalah agama yang agresif dan penuh teror tetapi sebaliknya Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan. Film ini ingin mengatakan bahwa Tidak semua Muslim adalah teroris, tidak semua muslim setuju dengan tindak terorisme. Seperti judul dari film ini pesan yang tegas disampaikan adalah Islam bukan agama teroris.
B. SARAN
Saran yang ingin di samapaikan penulis mengenai film ini adalah:
1. Saat menonton sebuah film dibutuhkan sikap kritis untuk tidak hanya menerima cerita yang disuguhkan dengan apa adanya penonton harus lebih aktif dalam menggali pesan-pesan yang tersirat dalam sebuah cerita atau adegan, sehingga penonton tidak hanya menjadi korban cerita tetapi dapat
aktif memahami pesan komunikatif yang
disampaikan melalui film tersebut. 2. Film “My Name Is Khan” memakai Alur film maju dan mundur sampai ke pertengahan film setelah itu alur film selalu maju hal ini cukup membingungkan karena adegan-adegan Flashback memiliki durasi yang cukup panjang dan tidak dijelaskan dengan baik sehingga awal film tampak seperti sebuah cerita yang kacau. Sebaiknya adegan Flashback diberi ciri khusus atau dijelaskan dengan lebih baik sehingga tidak seperti cerita yang kacau. Film ini mengangkat tema yang menyatakan tidak semua Muslim adalah teroris dan ingin menampilkan wajah Islam yang lain dari tanggapan umum saat itu melalui Rizwan Khan seorang muslim pengidap Sindrom Asperger atau autisme ringan, tetapi konsep itu menimbulkan kerancuan pada beberapa adegan akan sulit dibedakan hal-hal baik yang dilakukan Rizwan akan lebih tampak seperti “kejujuran oleh orang idiot yang lugu” daripada sedang menjalankan
ajaran Islam, sehingga hal tersebut menimbulkan kerancuan dalam hal pencitraan Islam. Nampaknya konsep mengenai tokoh utama yang mengidap autisme tersebut harus dimatangkan lagi dan adegan yang dilakukan Rizwan dalam hal pencitraan Islam harus lebih diperjelas.
Daftar Pustaka Almath, Muhammad Faiz. 1100 Hadits Terpilih : Sinar Ajaran Muhammad. (Jakarta: Gema Insani Press, 1991). Amir Piliang,Yasraf. Hipersemiotika. (Yogyakarta; Jalasutra, 2003). Anwar, Yesmil dan Adang. Pengantar Sosiologi Hukum. (Bandung: Grasindo, 2008). Baksin, Askurifai, Membuat Film Indie Itu Gampang, (Bandung; Katarsis, 2003). Birowo, M. Antonius. M.A, Metode Penelitian Komunikasi. (Yogyakarta: Gitanyali, 2004). Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007). Choiri, Fauzi Arifatul. Kabar-Kabar Kekerasan Dari Bali. (Yogyakarta: LkiS, 2007). Husaini, Adian, Jihad Osama Versus Amerika (Jakarta; Gema Insani Pers,2001). Mcquail, Dennis. Teori Komunikasi Massa.(Jakarta: Erlangga, 1996). M, Boggs, Joseph. The Art Of Watching Film. (Mayfield Publishing Company: 1979 Ed. 2000). Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif . (Yogyakarta: LKIS, 2007 ). Purwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis. (Jakarta: Erlangga, 2006). Rachmat,
Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005). Sobur, Alex, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, ( Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2006) .
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi,(Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2004). Suyanto, M, MUHAMMAD BUSINESS STRATEGY & ETHIC Etika dan Strategi Bisnis Nabi Muhammad SAW, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2008) . Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. edisi kedua. (terj.) olehTri Wibowo B.S (Jakarta: Kencana Prenada Media,2008). Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. (Jakarta: Grasindo, 2000). Wiyono, Slamet. Manajemen Potensi Diri. (Jakarta: Grasindo, 2004). cinemaofmalayalam.net diakses pada tanggal 5 Oktober pukul 08.35 WIB chakpak.com diakses pada tanggal 5 Agustus pukul 08.35 WIB litbang.depkes.go.id diakses pada tanggal 22 januari 2011 pukul 14.39 majalah.tempointeraktif.com diakses pada tanggal 22 januari 2011 pukul 14.39 mediaindonesia.com /My Name Is Khan Minggu, 14 Februari 2010 17:45 WIB tempointeraktif.com diakses pada tanggal 19 Agustus pukul 08.35 WIB