BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (Signalling Theory) menurut beberapa para ahli dikemukan sebagai berikut : Menurut Jama’an (2008), signalling theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan
tindakan
membesar-besarkan
laba
dan
membantu
pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Menurut Maria Immaculatta (2006), kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. informasi berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu daan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait utang yang dimiliki. Menurut Hapyani P, N, yang dikutip dari Ross, dalam membangun signaling teori berdasarkan adanya assimetric information antara wellinformed
manager
dan
poo-informed
stockholder.
Teori
ini
berdasarkan pemikiran bahwa manajer akan mengumumkan kepada investor ketika mendapatkan informasi yang baik, bertujuan menaikan nilai perusahaan, namun ivestor tidak akan mempercayai tersebut, karena manajer merupakan interest parti. Solusinya perusahaan bernilai tinggi akan berusaha melakukan signaling pada financial policy mereka yang memakan biaya besar sehingga tidak dapat ditiru oleh perusahaan yang memiliki nilai lebih rendah. Teori sinyal (Signalling Theory) adalah sinyal (tanda) yang diberikan oleh manajemen perusahaan kepada investor sebagai petunjuk mengenai prospek perusahaan tersebut (Brigham dan Houston, 2011:186). Signalling theorymenyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan berkualitas baik dan buruk (Hartono dalam Much Jhenevel Ilam, 2013). Signal adalah proses yang memakan biaya berupa deadweight costing, bertujuan untuk menyakinkan investor tentang
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
nilai perusahaan. Signal yang baik adalah yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain yang memeiliki nilai lebih redah, karena faktor biaya. Dimana merupakan langkah-langkah manajemen dari perusahaan yang sebenarnya memberikan petunjuk secara implisit kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Agar sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dipresepsikan baik, serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk (Hartono dalam Much Jhenevel Ilam, 2013). Teori sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatian kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emite. Pengumuman yang nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan pengumuman (Suwardjono dalam Much Jhenevel Ilham, 2013). Informasi asimetris adalah situasi di mana manajer memiliki informasi yang berbeda (lebih baik) tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan yang dimiliki oleh investor (Brigham dan Houston, 2011:186). Asymmetric information theory merupakan suatu kondisi dimana manajer perusahaan memiliki lebih banyak informasi tentang operasi dan prospek kedepannya dari perusahaan dibandingkan dengan pihak lainnya (Gitman 2009). Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan yang dapat menjadi sinyal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Laporan keuangan seharusnya juga memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan keuangan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan. Investor diharapkan melaksanakan analisis terhadap laporan arus kas, sehingga mereka akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya, dengan kata lain informasi tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktasi (Lia candra, 2014). Perusahaan yang mempunyai keyakinan bahwa perusahaan tersebut mempunyai
prospek
yang
baik
ke
depannya
akan
cenderung
mengkomunikasikan berita tersebut terhadap para investor (Mamduh Hanafi dalam Much Jhenevel Ilham, 2013). Pada penelitian ini perusahaan dengan prospek yang berkualitas baik nantinya akan memberi sinyal dengan cara menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, hal ini tidak dapat ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk karena perusahaan yang bersifat buruk akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Pada penelitian ini sinyal yang diberikan oleh perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
yang berkualitas baik dianggap sebagai berita baik (good news) sedangkan sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas buruk dianggap sebagai berita buruk (bad news). Teori sinyal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik (prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas atau integrasi informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan (Maria Immaculatta dalam Nurul Hikmah, 2014). Selain informasi keuangan yang diwajibkan perusahaan juga melakukan pengungkapan yang sifatnya sukarela. Salah satu dari pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan adalah pengungkapan CSR pada pelaporan tahunan perusahaan. Pengungkapan CSR ini merupakan sebuah sinyal positif yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak luar yang nantinya akan direspon oleh stakeholder dan shakeholder melalui harga saham
perusahaan
dan
perubahan
laba
perusahaan.(www.karyatulisilmiah.com) 2. Teori Stakholder (Stakeholder Theory) Stakeholder merupakan pihak-pihak yang berpentingan pada perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh entitas perusahaan, seperti pemegang saham, kreditur, konsumen, karyawan, supplier,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
pemerintah, masyarakat, analis pasar modal, pesaing, dan lain-lain. Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghazali dan Chariri dalam Odhi, 2015). “Grey, at.al., (1994: 53) mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut.” Perkembangan bisnis di era modern menuntut perusahaan untuk lebih memerhatikan seluruh pemangku kepentingan yang ada dan tidak terbatas hanya kepada pemegang saham. Hal ini selain merupakan tuntutan etis, juga diharapkan
akan
mendatangkan
manfaat
ekonomis
dan
menjaga
keberlangsungan bisnis perusahaan. Dari perspektif hubungan antara perusahaan dengan seluruh pemangku kepentingan inilah teori stakeholder kemudian dikembangkan. Istilah stakeholder pertama kali diperkenalkan oleh Standford Research Institute (RSI) ditahun 1963 (Freeman, 1984:31). Hingga Freeman mengembangkan eksposisi teoritis mengenai stakeholder ditahun 1984 dalam karyanya yang berjudul Strategic Management: A Stakeholder Approach.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Freeman (1984:25) mendefinisikan stakeholder sebagai “any group or individual who can affect or be affected by the achievement of an organization’s objective.” bahwa stakeholder merupakan kelompok maupun individu yang dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh proses pencapaian tujuan
suatu
organisasi.http://muwahidummah.blogspot.co.id/2013/10/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
3. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umunya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak internal maupun eksternal. Menurut IAI tahun 2007, kinerja keuangan merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur dan menentukan sejauh mana kualitas perusahaan dan prestasi kerja yang dicapai perusahaan. Alat ukur yang dipakai adalah laporan keuangan yang mencakup rasio keuangan yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan keuangan berupa neraca, laba rugi, arus kas, dan perubahan modal yang secara bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk melakukan evaluasi kinerja masa lalu, dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
posisi keuangan perusahaan yang memiliki relistis perusahaan dan potensi kinerja akan berlanjut. Kinerja keuangan yang baik dari sebuah perusahaan merupakan pertimbangan utama bagi investor. Semakin baik tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharapkan harga saham meningkat dan akan memberikan keuntungan (return) saham bagi investor. Penilaian kinerja lainnya juga dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk mengahasilkan laba (Rahayu dalam Dian, 2014). Laba perusahaan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Rendahnya kualitas laba akan membuat kesalahan keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan& Machfoedz dalam Dian, 2014). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan, seperti mengelola organisasi, membantu karyawan dalam mengambil keputusan, memberikan kegiatan pelatihan, dan menyediakan umpan balik kepada karyawan untuk menilai kinerja mereka. Dari manfaat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
tersebut, maka dapat menunjukan bahwa seorang manajer harus dapat mengelola perusahaan sesuai dengan sasaran dan perencanaan dimasa yang akan datang. b. Pengukuran Kinerja Keuangan Dalam mengukur kinerja perusahaan investor biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Adapun beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan yaitu rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabilitas dan penilaian pasar (Brigham & Houston dalam Dian, 2014), yaitu : a)
Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara
kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. Karena likuiditas menyankut tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka pengujian likuiditas difokuskan pada hubungan antara aktiva lancar dan hutang lancar yang dimiliki perusahaan. Adaa beberapa macam rasio likuiditas, antara lain: current ratio, acid test ratio, cash ratio, dan net working capital. b)
Rasio Solvabilitas, yaitu rasio ini menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas bisa juga disebut dengan rasio leverage (rasio utang). Pihak yangpaling berkepentingan terhadap rasio solvabilitas perusahaan adalah kreditur dan pemegang saham. Dimana semakin besar jumlah pendanaan yang berasal dari kreditur, semakin tinggi resiko perusahaan tidak dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
membayar seluruh kewajiban dan bunganya. Bagi pemegang saham, semakin tinggi rasio solvabilitas semakin rendah tingkat pengembalian yang akan diterima pemegang saham karena perusahaan harus melakukan pembayaran bunga sebelum laba dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Ada beberapa masam rasio solvabilitas, antara lain: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity, dan time interest earned. c)
Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah
perusahaan mengatur asetnya atau hartanya. Rasio-rasio ini dirancang untk mengetahui apakah jurnal total dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi, terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat penjualan saat ini dan proyeksinya. Ada beberapa macam rasio aktivitas, antara lain : total aset turnover, account receivable turnover, fixed aset turnover, inventory turnover, averagr collection period, dan day’s sales in inventory. d)
Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kombinasi dari
pengaruh
likuiditas,
manajemen
aset,
dan
utang
pada
hasil
operasi.Profitabilitas merupakan kemampuan untuk memperoleh laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan kas, modal, dan sebagainya (Gitman dalam Anthony dan Nanik, 2014). Rasio ini sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba baik yang berasal dari kegiatan operasional maupun kegiatan non operasional. Ada beberapa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
macam rasio profitabilitas, antara lain : gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return on asset, return on equity, dan basic earning power. e)
Rasio Penilaian Pasar, yaitu rasio yang menghubungkan harga
saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya. Rasio penilaian pasar memberikan gambaran mengenai pengakuan masyarakat terhadap kinerja keuangan yang mampu dicapai perusahaan. Rasio ini menunjukkan informasi yang cenderung dilihat dari sudut pandang investor dan biasanya diungkap dalam basis per saham. Ada beberpa macam rasio pasar, antara lain : dividen yield, deviden per share, earning per share, dividen payout ratio, price earning ratio, dan price to book value. Dari kelima rasio diatas yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas. Adapun rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margindan rasio pasar yaitu Earning Per Share. a. Net Profit Margin Net profit margin merupakan salah satu rasio profitabilitas yang diperoleh dengan membagi laba setelah pajak dengan pejualan (H. Sutrisno, 2010). Selain itu net profit margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasional (Dendawijaya dalam Wahyu Ardimas dan Wardoyo,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2014). Dengan menggunakan net profit margin, maka investor akan dapat mengetahui seberapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dari setiap rupiah penjualan yang dilakukan perusahaan. Besarnya kekayaan yang dimiliki perusahaan akan memudahkan perusahaan untuk memasuki pasar keuangan, sementara perusahaan yang kecil menghadapi kesulitan. Dengan mudahnya aksebilitas ke pasar keuangan, perusahaan akan semakin mudah mendapatkan sumber dana. Ukuran perusahaan (size) diwakili oleh log natural dari aset setiap tahun. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Net Income NPM = Operating Income
b. Earning Per Share Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Dengan menggunakan rasio EPS, investor dapat mengetahui besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. EPS dapat juga diartikan sebagai laba yang akan diperoleh pemegang saham per lembar sahamnya (Sukaenah, 2013). Laba merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan, karena itu para pemodal seringkali memusatkan perhatian pada besarnya earning per share (EPS) dalam melakukan analisi saham. Para pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar karena hal tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan (Yancik dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Trisnadi, 2014). Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan per lembar saham maka perusahaan semakin baik kinerja perusahaannya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Earning available of common stockholder EPS = Number of shares of commonstock outstanding
4. Corporate Social Responsibility (CSR) a. PerngertianCorporate Social Responsibility (CSR) Corporate social reponsiblity (CSR) adalah mekanisme bagi suatu perusahaan untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholder, yang melebihi tanggungjawab sosial dibidang hukum. Menurut Friedman dalam Suharto 2008 menyatakan bahwa tujuan utama korporasi adalah memperoleh profit semata semakin ditinggalkan. Sebaiknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas oleh John Elkington makin masuk ke dalam mainstream etika bisnis. Tiga dimensi tersebut kemudian diperluas menjadi enam dimensi, yaitu ekonomi, sosial, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab produk dimana didalamnya terdapat penjelasan tujuh puluh sembilan item. Pada dasarnya CSR merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap para pemangku kepentingan (stakeholder), dan tanggung jawab perusahaan terhadap para pemegang saham (shareholders). Sebenarnya hingga pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
saat ini mengenai pengertian CSR masih beraneka ragam dan memiliki perbedaan definisi antara satu dengan yang lainnya. Secara global bahwa CSR adalah suatu komitmen perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap
konsumen,
karyawan,
pemegang
saham,
komunitas
dan
lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Definisi CSR menurut Edi Suharto, adalah kepedulian perusahaan yang menyisihkan
sebagian
pembangunan
manusia
keuntungannya (people)
dan
(profit) lingkungan
bagi
kepentingan
(planet)
secara
berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional. Menurut Ismail Solihin adalah salah satu dari bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pemangku kepentingan (stakeholders).Corporate Social Responsibilty (CSR) pada dasarnya cara perhitungan dapat menggunakan pendekatan yang hanya menggunakan dua pilihan/ dikotomi yaitu stiap item CSR dalam instrumen penelitian diberikan nilai 0 jika tidak diungkapkan, dan nilai 1 jika diungkapkan (Sayekti dan Wondabio dalam Odhi, 2015). Dapat dirumuskan sebagai berikut :
CSDI
ΣXᵢ = n
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Dimana : CSDI : Corporate Social Disclosure Index perusahaan j n : Jumlah item untuk perusahaan j, nj = 79 Xᵢ : 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan b. Fungsi Corporate Social Responsibility (CSR) Fungsi CSR adalah untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sosialnya dan lingkungan perusahaan. Sehingga program-program CSR yang dibuat adalah kegiatan yang baik disusun berdasarkan rencana kerja selama kurun waktu tertentu maupun proposal/surat penawaran kerjasama yang sesuai dengan program kerja dan telah disetujui oleh pimpinan. Mereka yang disebut sebagai penerima program CSR adalah pihak yang menikmati dan menerima program-program CSR. Maka dari itu, yang bisa menjadi
calon
penerima
bantuan
dari
program
CSR
adalah
masyarakat/instasi/lembaga dll yang mengajukan rencana kerja (proposal) dan memenuhi kriteria sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan telah melalui proses seleksi (evaluasi) oleh fungsi CSR. Proposal disini didefinisikan sebagai pemohon kerjasama atau bantuan yang diajukan oleh pemohon kepada perusahaan. c. Peran Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut The World Business Council for Sustainable (WBCS), CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka,
komunitas
setempat
maupun
masyarakat
umum
untuk
meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Pertanggung jawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Subtainability Reporting. Subtainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (subtainability development). Subtainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi. (www.karyatulisilmiah.com) 5. Arus Kas Bersih a. Pengertian Keberadaan kas dalam suatu perusahaan dapat dilihat sebagai suatu aliran (arus kas). Menurut PSAK no.2 paragraf 05 tahun 2015 tentang laporan arus kas, menyatakan bahwa definisi arus kas adalah arus masuk dan arus keluar setara kas. Dari definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa arus kas merupakan jumlah kas yang mengalir masuk dan keluar dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain arus kas adalah perubahan yang terjadi dalam perkiraan kas pada suatu periode tertentu. Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan yang dipublikasikan. Menurut laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemapuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan (IAI 2009). Penerimaan dan pengeluaran kas menjadi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Pembedaan komponen – komponen arus kas ini sangat penting karena tiap – tiap komponen dianggap mempunyai pengaruh dalam pengambilan keputusan penggunanya. Arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow) masingmasing terbagi dua bagian : 1) Arus kas masuk (cash inflow) a) Bersifat rutin, misalnya penerimaan dari hasil penjualan secara tunai, penerimaan piutang yang telah dijadwalkan sesuai dengan penjualan kredit yang dilakukan, dan lain-lain. b) Bersifat tidak rutin, misalnya penerimaan uang sewa gedung, penerimaan
modal
saham,
penerimaan
utang
atau
kredit,
penerimaan bunga dan lain-lain. 2) Arus kas keluar (cash outflow) a) Bersifat rutin, misalnya : pembelian bahan baku dan bahan pembantu, membayar upah dan gaji, membeli peralatan kantor habis pakai, dan lain-lain. b) Bersifat tidak rutin, misalnya : pembelian aktiva tetap, pembayaran angsuran utang, pembayaran dividen, dan lain-lain. Kelebihan arus kas masuk dan keluar merupakan saldo kas yang akan tertahan dalam perusahaan. Besarnya saldo kas ini akan mengalami
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
perubahan dari waktu ke waktu. Jumlah saldo kas perusahaan akan meningkat apabila arus kas masuk yang berasal dari penjualan tunai dan kredit dapat terkumpul lebih besar dari arus kas keluar untuk bahan mentah, tenaga kerja, dan biaya lainnya. Makin besar jumlah kas perusahaan berati perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak memenuhi kewajibannya. Tetapi tidak berarti bahwa perusahaan harus mempertahankan persediaan kas yang besar, karena semakin besar jumlah kas akan semakin besar uang kas yang menganggur. b. Tujuan dan kegunaan informasi laporan arus kas Kegunaan informasiyang terkandung dalam laporan arus kas menurut PSAK 2015 No. 2adalah : a. Untuk membantu pengguna laporan menilai kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. b. Memungkinkan untuk dikembangkannya model yang dapat menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. c. Dapat meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi dari berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. d. Sebagai indikator dari jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
e. Untuk menilai kecermatan dari estimasi arus kas masa depan yang sudah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profibalitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga. Menurut PSAK (2009 ; 2.1) tujuan dari pelaporan arus kas adalah untuk memberikan informasi historis mengenai perubahan arus kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi. c. Penggolongan laporan arus kas a) Arus kas operasi (cash flow from operating aktivities) Menurut PSAK no.2 paragraf 12 tahun 2015, arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah : 1) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa 2) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain 3) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa 4) Pembayaran kas kepada karyawan 5) Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
6) Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi 7) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan, seluruh transaksi dan peristiwa – peristiwa lain yang tidak dapat dianggap sebagai kegiatan investasi dan pembiayaan.Kegiatan ini biasanya mencakup : kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian servis. Arus kas dari operasi ini umumnya adalah pengaruh kas dari transaksi dan peristiwa lainnya yang ikut dalam menentukan laba. b) Arus kas investasi (investing cash flow) Menurut PSAK no.2 paragraf 15 taun 2015, pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari investasi adalah : 1) Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
2) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain 3) Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain 4) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan) 5) Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Kegiatan yang termasuk dalam aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas, antara lain menerima dan menagih pinjaman, utang, surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam proses produksi. c) Arus kas pembiayaan/pendanaan (financing cash flow) Menurut PSAK no.2 paragraf 16 tahun 2015, pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk meprediksi klam terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya 2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan 3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman lainnya 4. Pelunasan pinjaman 5. Pembayaran kas oleh penyewa (lesse) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease). Kegiatan yang termasuk kegiatan pembiayaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan, berupa kegiatan mendapatkan sumber – sumber tersebut, meminjam dan membayar utang kembali atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar utang tertentu. Konversi laba bersih menjadi arus kas bersih dapat dilakukan denganmenggunakan 2 metodesebagai berikut: Metode Tidak Langsung Metode tidak langsung menyesuaikan laba bersih dari pos-pos yang mempengaruhi pelaporan laba bersih tetapi tidak mempengaruhi kas. Dalam metode tidak langsung, arus kas dari aktivitas operasi ditentukan dengan mengkonversi laba bersih dari dasar akrual menjadi dasar kas. Konversi dilakukan dengan : Menambahkan laba bersih dengan expenses non cash (penyusutan, amortisasi dll)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Menambahkan laba bersih dengan kerugian atau mengurangi dengan laba yang dihasilkan dari aktivitas investasi dan pendanaan (laba penjualan aktiva tetap, selisih kurs hutang dll) Menambahkan dengan penurunan aktiva lancar dan kewajiban lancar Mengurangi kenaikan aktiva lancar dan penurunan kewajiban lancar Artinya metode tidak langsung memberikan hubungan yang bermanfa at antara laporan arus kas dan laporan laba-rugi serta neraca. Banyak perusahaan yang menyajikan laporan keuangan berpendapat bahwa lebih mudah untuk menyesuaikan laba bersih terhadap arus kas bersih dari kegiatan operasi (tidak langsung) dari pada melaporkan penerimaan dan pembayaran
kas
operasi
kotor (langsung).
Perusahaan
yang
menggunakan metode tidak langsung diharuskan untuk mengungkapkan secara terpisah perubahaan persediaan, piutang dan hutang guna merekonsiliasi laba bersih terhadap arus kas bersih dari kegiatan operasi. Selain itu bunga yang dibayar (setelah jumlah yang dikapitalisasi) dan pajak penghasilan yang dibayar juga harus diungkapkan terpisah pada laporan keuangan atau catatan yang menyertainya. Suatu penyajian alternatif yang dapat diterima menurut metode tidak langsung adalah melaporkan arus kas bersih dari kegiatan operasi sebagai satu pos dalam laporan arus kas dan menyajikan rincian rekonsiliasi secara terpisah pada laporan keuangan. (Kieso.,et.al, 2002:149)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Metode Langsung Melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi. Selisih di antar kedua jumlah tersebut adalah arus kas bersih dari kegiatan operasi. Metode langsung mengurangi penerimaan kas operasi dengan pengeluaran kas secara ringkas. Keunggulan metode langsung yaitu menyajikan penerimaan dan pembayaran kas operasi. Metode ini lebih konsisten dengan tujuan laporan arus kas untuk menyediakan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas dibandingkan dengan metode tidak langsung yang tidak melaporkan penerimaan kas dan pembayaran kas operasi. (Kieso.,et.al, 2002:149) Pada bidang keuangan, kita akan berfokus pada arus kas bersih (net cash flow). Nilai dari suatu aktiva ditentukan oleh arus kas yang dihasilkannya. Laba bersih perusahaan memang penting, tetapi arus kas bahkan lebih penting karena dividen harus dibayarkan secara tunai dan kas diperlukan untuk membeli aktiva yang dibutuhkan untuk melanjutkan operasi. Seperti telah disebutkan, sasaran perusahaan adalah memaksimalkan harga saham. Karena nilai dari setiap aktiva, termasuk saham, akan tergantung pada arus kas yang dihasilkan oleh aktiva, para manajer seharusnya berusaha untuk memaksimalkan arus kas yang tersedia bagi para investor dalam jangka panjang. Suatu arus kas bisnis umumnya berbeda dari laba akuntansi (accounting profit) karena beberapa pendapatan dan pengeluaran yang tercantum di dalam laporan laba rugi tidak dibayarkan secara tunai selama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
tahun berjalan. Hubungan arus kas bersih dan laba bersih dapat dinyatakan sbb : Arus Kas Bersih = Laba bersih – Pendapatan non-kas + beban
Contoh utama dari beban nonkas yaitu depresiasi dan amortisasi. Pos-pos ini mengurangi laba bersih tapi tidak dibayarkan secara riil sehingga kita menambahkannya kembali pada laba bersih ketika menghitung arus kas bersih. Contoh beban nonkas yang lain adalah pajak tangguhan. Pada waktu yang sama, beberapa pendapatan mungkin tidak dapat ditagih dalam bentuk tunai selama periode berjalan, dan pos-pos ini harus dikurangkan dari laba bersih ketika menghitung arus kas. Umumnya, depresiasi dan amortisasi merupakan pos nonkas terbesar, dan di kebanyakan kasus pos-pos nonkas yang lainnya secara kasar akan saling menghilangkan menjadi Nol. Untuk alasan ini, kebanyakan analis berasumsi bahawa arus kas bersih adalah laba bersih ditambah depresiasi dan amortisasi. Depresiasi adalah alokasi kas dari aktiva tetap pada periode manfaat pembebanan. Jadi, depresiasi merupakan suatu beban nonkas, sehingga harus ditambahkan kembali ke laba bersih untuk mendapatkan arus kas bersih. Sedangkan amortisasi merupakan istilah depresiasi untuk aktiva tetap tidak berwujud. https://addhiyuldiansyah.wordpress.com/tag/arus-kasbersih/ Arus Kas Bersih = Laba bersih + Depresiasi dan amortisasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Arus kas bersih perusahaan berbeda dengan laba akuntansi, karena beberapa pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba rugi secara umum tidak bersifat tunai selama satu tahun. Arus kas bersih berbeda dengan laba/rugi secara akuntansi, sebab ada bagian dari pendapatan dan beban tercatat di laporan laba/rugi yang tidak dibayar secara tunai (Ridwan, S.,et.al, 2007: 7). 6. Nilai Perusahaan Ada beberapa dari pengertian nilai perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan bahwa nilai perusahaannya juga baik. Karena tujuan utama
perusahaan
adalah
meningkatkan
nilai
perusahaan
melalui
peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor terhadap emiten bersangkutan. Harga pasar yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi aka diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Husnan, 2010). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan
sebab
dengan
nilai
perusahaan
yang
tinggi
menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan dimasa depan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan dapat diukur dari tinggi rendahnya harga saham dari perusahaan yang bersangkutan. Tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi perusahaan itu sendiri. Nilai perusahaan juga merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang dikaitkan dengan harga saham (Sujoko & Soebiantoro dalam Anthony Wijaya & Nanik Linawati, 2014). Harga saham yang tinggi mengindikasikan nilai perusahaan yang tinggi. Hal tersebut menunjukkan pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga prospek perusahaan di masa depan ( Hardiyanti dalam Anthony Wijaya & Nanik Linawati, 2014). Nilai pasar perusahaan diukur dengan Tobin’s Q yakni: Nilai pasar ekuitas (EMV) + Nilai buku dari total hutang (D) Nilai Perusahaan (Q) = Nilai buku dari total aset (EBV) + Nilai buku dari total hutang (D)
Nilai perusahaan juga dapat diukur dengan menggunakan Price to Book Value (PBV) (Wahyu dan Wardoyo, 2014). PBV merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasar semakin percaya prospek perusahaan tersebut (Arief Sugiono 2009 : 84), dapat dirumuskan sebagai berikut : Harga Saham Nilai Perusahaan (PBV) = Nilai Buku Saham (BV)
Total Aktiva (TA) – Total Utang (TU) Nilai Buku Saham (BV) = Saham Beredar (SB)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
B. Kajian Riset terdahulu Penelitian ini sudah dilakukan oleh beberapa penelitian dan hasilnya serta penyabarannya seperti dibawah ini : Wahyu Ardimas dan Wardoyo (2014), menyebutkan hasil penelitian mereka dimana NPM tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Berlawanan dengan analisis yang dilakukan H. Sutrisno (2010) yang menyimpulkan dengan menggunakan structural equation model (SEM), variable faktor fundamental berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Yancik daan Trisnadi (2014), menjelaskan bahwa variable earning per share (EPS) berpengaruh positif terhadap nilai perusahan (PBV) dan berbanding terbalik dengan penelitian dari Sukaenah (2014) yang menyebutkan bahwa EPS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan untuk CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, hal tersebut menunjukkan bahwa investor tidak merespon atas pengungkapan CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan. Pada penelitian Wahyu Ardimas dan Wardoyo juga menyebutkan hasil pengujian yang dilakukan secara simultan (bersama-sama) menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, operating profit margin, net profit margin, dan corporate social responsibility mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan yang di proksikan price o book value (PBV) pada perusahaan sektor perbankkan yang go public di Bursa Efek Indonesia.Dalam penelitian Luh Eni Muliani, Gede Adi Yuniarta, dan Kadek Sinarwati (2012) mengungkapkan CSR berpengaruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
positif
antara
hubungan
antara
kinerja
keuangan
dan
nilai
perusahaan.Penelitian Alan Gregory, Rajesh Tharyan, dan Julie Whittaker (2014) menyatakan bahwa CSR dapat berpengaruh positif dan juga negatif jika diuji bersamaan dengan arus kas. Dengan demikian dapat disimpulkan dari beberapa penelitian terdahulu yang penulis ambil bahwa. Dalam hal ini menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif dan negatif terhadap nilai perusahaan. Untuk CSR mempengaruhi antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan secara positif. Dan pendekatan arus kas berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan indikator NPM & EPS.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Peneli tian N dan o Tahu . n Peneli tian 1 H. . Sutris no (2010)
2 .
Variabel
Hasil Penelitian
Nilai Perusahaan, Arus Kas, Faktor Fundamental, Tingkat Bunga
Hasil dari penelitian tersebut mengungkapkan variabel pertama faktor fundamental dan tingkat bunga berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, namun untuk arus kas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel kinerja keuangan yang diukur dengan NPMtidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, mempunyai kesamaan dengan OPM dan berbanding terbalik dengan ROA dan ROE yangberpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Wahy Nilai Perusahaan, u ROA, ROE, OPM, Ardim NPM, dan CSR as dan Wardo yo
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
(2014) 3 .
Antho ny Wijay a dan Nanik Linaw ati (2014)
Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan, Nilai Perusahaan
4 .
Yanci k Safitri, S.E., M.Si dan Trisna di Wijay a, S.E., S.Ko m., M.Si (2014) Sukae nah (2014)
Analisis Pengaruh Laverage Ratio, DPR, EPS dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan
5 .
6 .
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Laverage, dan Sales Growth terhadap Nilai Perusahaan pada Industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 – 2013 Henri CSR, Servae nilaiperusahaan,kesad s, Ane aranpelanggan,reputas Tamay i o(201
CSR pun tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhdap nilai perusahaan. Interaksi antara CSR dengan ROA dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, hanya interaksi antara ROA dengan CSR yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. ROA dan ROE, CSR, PKM, PKIn, dan PKP, interaksi antara CSR dengan ROA dan ROE, interaksi antara ROA dan ROE dengan PKM, PKIn, PKP secara serempak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan Variable earning per share (EPS) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (PBV). Dengan menggunakan uji t
Variabel EPS berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Earning Per Share (EPS), ukuran perusahaan, profitabilitas, laverage, dan sales grawth berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
CSR mempunyai hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan.Untukperusahaandengankesa daranpelangganrendah, hubunganinibaiknegatifatautidaksignifik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
3)
7 .
Alan Grego ry • Rajesh Thary an• Julie Whitta ker (2013)
CSR, NilaiPerusahaan,biaya modal,risiko,pertumbu han
an. Selainitu, kitamenemukanbahwaefekdarikesadaran akanCSR-nilai hubunganterbalikuntukperusahaandenga nreputasisebelummiskinsebagaiwargako rporat. CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
Sumber : dari berbagai jurnal penelitian
C. Rerangka pemikiran Berdasarkankajianteori
yang
telahdikemukakan,
makavariabel
yang
terkaitdalampenelitianinidapatdirumuskanmelaluisuatukerangkapemikiranseba gaiberikut :
Kinerja Keuangan
H1
CSR
Arus Kas Bersih
H2 Nilai Perusahaan
H3
Gambar 2.1 Rerangka Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility, dan Arus KasBersih Terhadap Nilai Perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
D. Hipotesis 1. PengaruhKinerjaKeuanganterhadapNilai Perusahaan Kinerja keuangan merupakan salah satu alat uku yang digunakan untuk mengukur dan menentukan sejauh mana kualitas perusahaan dan prestasi kerja yang dicapai oleh perusahaan. Alat ukur yang digunakan adalah laporan keuangan yang mencakup rasio keuangan yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan keuangan berupa neraca, laba rugi arus kas, dan perubahaan modal yang secara bersam-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Dapat disimpulkan kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Wahyu dan Wardoyo (2014) memberikan temuan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan yang diukur dengan NPM, yang mengartikan hasil pengujian NPM yang menunjukkan bahwa semakin tinggi laba bersih perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahaannya. Namun penelitian H. Sutrisno (2010) menyimpulkan faktor fundamental berpangurh secara
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan.Penelitian
lain
yang
mengungkapkan EPS berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan menurut Yancik dan Trisnadi (2014), berbeda dengan yang ditemukan oleh Sukaenah (2014) yang menyebutkan EPS berpengaruh negatif secara signifikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat diberikan kesimpulan dalam penelitian ini adalah : H1 : Kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu perusahaan untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholder, yang melebihi tanggung jawab sosial dibidang hukum. CSR aadalah suatu komitmen perusahaan yang memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusan yang tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.Dengan adanya pengungkapan CSR diharapkan akan menjadi informasi yang berguna bagi investor
dalam
mengambil
keputusan
yang
pada
akhirnya
akan
meningkatkan nilai perusahaan. Dalam penelitian Wahyu dan Wardoyo (2014) mengungkapkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan hasil penelitian tersebut mendukung penelitian Veronica (2012) serta penelitian yang dilakukan Anthony dan Nanik (2014), lain
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
halnya dengan penelitian yang dilakukan Luh, Gede, dan Kadek (2012) dimana pada CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan moderasi CSR. H2 : CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan 3. Pengaruh Arus Kas Bersihterhadap Nilai Perusahaan Arus kas operasi merupakan arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan atau transaksi yang masuk atau keluar dari dalam penentuan laba bersih. Meliputi arus kas yang dihasilkan dan dikeluarkan dari transaksi yang masuk determinasi atau penentuan laba bersih (net income). Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi menentukan
apakah
dari
kegiatan
operasinya
perusahaan
dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.Arus kas investasi merupakan arus kas yangmencerminkan penerimaan dan pengeluaran kassehubungan dengan sumber daya yang bertujuanuntuk menghasilkan
pendapatan.Aktivitas
investasimeliputi
perolehan
dan
penjualan investasiserta investasi pada aset jangka panjang yangproduktif, seperti pabrik dan peralatan. Termasukdi dalamnya pengunaaan dan perolehan kas untukpenjualan surat hutang atau ekuitas dari kesatuanlain, penjualan dan pembelian harta tetap, penjualandan pembelian pabrik, peralatan, tanah,dan sebagainya.Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakanarus kas yang berguna untuk memprediksiklaim terhadap arus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
kas masa depan oleh parapemberi dana bagi perusahaan. Aktivitas pendanaanmeliputi perubahan pada pos-pos kewajibanjangka panjang dan ekuitas
pemilik
sertapembayaran
deviden
kepada
pemegang
saham.Transaksi pada aktivitas penggunaan dan perolehankas untuk pembayaran dividen, penerbitansaham biasa, penarikan obligasi, penerbitan utangatau obligasi. Pada penelitian Debbianita (2010), menerangkan bahwa arus kas mempunyai pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan jika tidak terjadi perubahan terhadap laba per saham dan pedapatan. Sedangkan berbanding terbalik dengan penelitian H. Sutrisno (2010) dimana arus kas tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. H3 : Arus kas Bersih berpengaruh terhadap nilai perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/