BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di Kantor Akuntan Publik (KAP), yang berada di wilayah Jakarta Selatan sebagai tempat penyebaran kuesioner, dan penelitian ini dilakukan pada bulan oktober sampai dengan bulan januari. B. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian kausal, yaitu merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk
menguji hipotesis tentang pengaruh Sikap
Profesionalisme (X1), Pengalaman (X2), dan Kecerdasan Intelektual (X3), Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y). C. Definisi dan Oprasionalisasi Variabel Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, oleh karena itu variabel harus didefinisikan dengan jelas agar dapat diukur. Pada penelitian ini masing-masing variabel diukur dengan model Skala Likert lima point, yaitu : (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, dan (5) Sangat Setuju. Responden diminta untuk menyatakan seuju atau ketidak setujuannya terhadap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kondisi mereka yang sesungguhnya.
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
1. Sikap Profesionalisme (X1) Profesionalisme berarti bahwa auditor wajib melaksanakan tugastugasnya dengan kesungguhan dan kecerdasan, sebagai seorang yang profesionalisme, auditor harus menghindari kelalaian dan ketidak jujuran. Konstruk ini diukur berdasarkan acuan dari Kusuma (2012). 2. Pengalaman (X2) Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non-formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Konstruk ini diukur berdasarkan acuan dari Devi (2013). 3.
Kecerdasan Intelektual (X3) Kecerdasan intelektual adalah kemampuan intelektual, analisis, logika
dan rasio. Ia merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan dan mengolah informasi menjadi fakta. Orang yang keceradasan intelektualnya baik, baginya tidak ada informasi yang sulit, semua dapat disimpan dan diolah, pada waktu yang tepat dan pada saat dibutuhkan diolah dan diinformasikan kembali. Proses penerimaan, menyimpan dan mengolah kembali informasi biasanya disebut berfikir. Berfikir adalah media untuk menambah perbendaharaan atau khazanah otak. Kecerdasan merupakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
kemampuan umum yang membedakan kualitas orang yang satu dengan orang yang lain, kecerdasan intelektual lazim disebut dengan intellegensi. Menurut Galton dalam Choiriah (2012:7), “Intelegensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik”. 4. Tingkat Materialitas (Y) Materialitas merupakan besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang mungkin dapat diakibatkan perubahan atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang melakukan keercayaan atas informasi tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut. Lestari dan Utama (2013).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Tabel 3.1 Definisi dan Oprasional Variabel
Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y)
Dimensi
Indicator
No. Pernyataan
1. Pertimbangan awal materialitas
a. Materialitas perencanaan
2. Materialitas pada tingkat laporan keuangan
b. Materialitas pada laporan keuangan
2
c. Materialitas pada laporan laba rugi
3
1
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
d. Materialitas pada neraca
4
Ordinal
3. Materialitas pada tingkat saldo rekening
e. Saldo akun yang tercatat
5
Ordinal
4. Alokasi materialitas laporan keuangan rekening
f. Alokasi atas dasar akun neraca
6
Ordinal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Sikap profesionalisme (X1)
Pengalaman (X2)
1. Pengabdian pada profesi
a. Debikasi profesi
1
Ordinal
2. Kewajiban social
b. Kepentingan public
2
Ordinal
c. Peranan profesi
3
Ordinal
3. Kemandirian
d. Keputusan sendiri
4
Ordinal
4. Keyakinan terhadap peraturan profesi
e. Keyakinan terhadap profesi
5
Ordinal
Pengalaman
a. Lama bekerja auditor
1
Ordinal
b. Keterlibatan auditor dalam penugasan
2
Ordinal
c. Pelatihan auditor
3
Ordinal
d. Pendidikan auditor
4
Ordinal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Kecerdasan Intelektual (X3)
1. Kemampuan memecahkan masalah
2. Intelegensi verbal
3. Intelegensi praktis
a. Menunjukkan pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi
1
Ordinal
b. Mengambil keputusan tepat
2
Ordinal
c. Menyelesaikan masalah secara optimal, menunjukan pikiran jernih.
3
Ordinal
d. Kosa kata baik
4
Ordinal
e. Membaca dengan penuh pemahaman
5
Ordinal
f. Ingin tahu secara intelektual, menunjukan keingin tahuannya
6
Ordinal
g. Situasi
7
Ordinal
h. Tahu cara mencapai tujuan
8
Ordinal
i. Sadar terhadap dunia disekeliling
9
Ordinal
j. Menunjukan minat terhadap dunia luar
10
Ordinal
Sumber : Listyawati (2014) dan Alamsyah (2015).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
D. Populasi dan Sampel Untuk mencapai tujuan penelitian, populasi Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dapat diambil sampel penelitian ini yaitu lokasi KAP pada wilayah Jakarta Selatan. Data penelitian yaitu data primer dengan menggunakan kuesioner yang disebar kepada responden yang dalam hal ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta Selatan. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Convenience yaitu metode dimana subjek dipilik karena aksesibilitas nyaman dan kedekatan mereka kepada peneliti. Mengacu kepada pernyataan tersebut dalam penelitian ini sampel yang diambil atau dipilih secara keseluruhan berfokus pada jumlah pemerataan sampel setiap wilayah yang dipilih sesuai dengan data yang didapat atau kembali dari pembagian kuesioner. Dari keseluruhan populasi yang berupa 79 Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta Selatan berdasarkan data pada direktori Kantor Akuntan Publik (KAP) dari website www.iapi.or.id tahun 2015. E. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Paradigm yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigm interpretative. Sumber data dalam penelitian ini berupa studi pustaka dan studi lapangan yaitu melalui metode penyebaran kuesioner, observasi dan studi dokumentasi. Dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
penelitian ini, data dikumpulkan dari data primer yaitu data yang langsung didapat dari informasi lapangan. F. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah regression analysis. Regeression analysis adalah salah satu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara variabel dependen dengan variabel independen, regresi ini yang digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menentukan arah hubungan antara variabel. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dan kemudian dianalisis dengan berbagai uji statistik. 1. Uji Validitas Ketepatan hasil dari sebuah pengujian dalam penelitian tergantung dari instrumen penelitian yang digunakan, sedangkan analisis statistika yang digunakan tergantung dari skala pengukuran data yang digunakan. Oleh karena itu instrumen penelitian harus benar-benar memenuhi persyaratan validitas dan reabilitas (yang dimana reabilitas akan dijelaskan pada sub bab berikutnya). Kuesioner merupakan salah satu instrumen penelitian untuk menggali informasi secara langsung. Informasi yang didapat dari kuesioner tersebut perlu di uji validitas dan reabilitas. Uji validitas menunjukkan apakah kuesioner tersebut mampu mengukur apa yang harus diukur.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Untuk melakukan pengujian terhadap validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Selanjutnya validitas pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item Total Statistik. Untuk menentukan kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara r-hitung lebih besar dari rtabel. Tujuan pengujian validitas adalah untuk meyakinkan bahwa kuesioner atau daftar pertanyaan yang disusun oleh penulis benar-benar baik dalam mengukur dan menghasilkan data yang valid. 2. Uji Realibilitas Menurut Agusyana dan Islandscript (2011:37), “realibilitas memiliki arti tingkat kepercayaan. Berasal dari dua kata suku kata Rely dan Ability atau dapat dipercaya, yang dimaksud dapat dipercaya disini adalah seberapa besar kita bisa mempercayai hasil tes yang kita dapatkan, atau seberapa besar tingkat keselahan yang muncul”. Kita tetap dapat mengestimasi realibilitas dengan cara melakukan tes berulang lalu mengkorelasikan hasil tes pertama dengan tes kedua dengan mempertimbangkan beberapa kelemahan dan persyatannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Uji realibilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji realibilitas dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak reliabel (andal). Realibilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki niali Cronbach’s Alpha lebih dari 0,5. 3. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang terlihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians, maksimum, dan minimum (Ghozali, 2011:19). 4. Uji Asumsi Klasik Menurut Ramadhina dan Islandscript (2011:12), “pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolonearitas, dan gejala autokorelasi, serta normalitas”. Untuk mengetahui apakah model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian memenuhi asumsi klasik, harus dilakukan uji asumsi klasik atas model persamaan tersebut. Uji asumsi klasik yang dilakukan penulis terdiri dari uji normalitas, uji multikolonearitas, dan uji heteroskedastisitas. Penulis tidak melakukan uji autokorelasi dikarenakan data yang digunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
merupakan data primer serta data tersebut tidak mempunyai rentang waktu atau periode tertentu. a. Uji Normalitas Menurut Agusyana dan Islandscript (2011:68), “uji normalitas berguna untuk menentukan apakah data yang telah dikumpulkan memiliki distribusi yang normal. Pengujian normalitas akan mengarahkan metode statistic apa yang akan digunakan untuk uji pengambilan keputusan”. Metode statistik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris ahli statistic, data yang banyaknya lebih dari 30 (n > 30), dapat diasumsikan berdistribusi normal dan dapat dikatakan sebagai sampel besar. Namun, untuk memberikan kepastian apakah suatu kelompok data berdistribusi normal atau tidak, sebaiknya digunakan uji normalitas. Karena belum tertentu data yang lebih dari 30 dipastikan berdistribusi normal, demikian juga yang kurang dari 30 belum tentu tidak berdistribusi normal. Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot regression standarized residual. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika titik-titik menyebar di sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual terdistribusi normal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
b. Uji Multikolonearitas Menurut Priyanto (2012:151), multikolonearitas adalah keadaan dimana pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel independen (korelasinya 1 atau mendekati 1). Beberapa metode uji multikolonearitas yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflator Factor (VIF) pada model regresi atau dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2). Dalam
penelitian
ini,
metode
yang
digunakan
dalam
uji
multikolonearitas adalah dengan melihat nilai Tolerance dan Inflator Factor. Untuk mengetahui suatu model regresi bebas dari multikolonearitas, yaitu mempunyai nilai VIF (Variance Inflator Factor) kurang dari 10 dan mempunyai angkat Tolerance dari 0,1. c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Priyatno (2012:158), heteroskedastisitas adalah keadaan dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
penelitian ini adalah dengan melihat pola titik-titik pada Scatterplot regresi. Metode ini dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized
predicted
value
(ZPRED)
dengan
studentized
residual
(SRESID), ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – X sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan pada metode ini, yaitu : 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada membentuk suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang melebar,
kemudian
menyempit),
maka
terjadi
heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Determinasi Menurut Sarwono (2009:99), “koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung”. Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varian variabel dependen atau terikat. Niali koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan
variabel-variabel
independen
http://digilib.mercubuana.ac.id/
atau
bebas
dalam
39
menjelaskan varians variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi varians variabel dependen. Karena kelemahan mendasar penggunaan R2 adalah terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. e. Uji F (Uji Simultan) Menurut Priyatno 2012:137), uji f atau uji koefisien regresi secara bersama-sama atau simultan digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Uji simultan (secara keseluruhan) ditunjukan oleh tabel ANOVA (Analyze of Variables). Selanjutnya untuk mengetahui tingkat signifikansi analisis jalur, bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan menilai probabilitas signifikansi sebagai dasar pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut : 1. Jika F hitung > F tabel atau jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima. 2. Jika F hitung > F tabel atau jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
f. Uji T (Uji Persial) Menurut Priyatno (2012:139), uji t atau uji koefisien regresi secara persial digunakan untuk mengenai apakah secara persial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak tehadap variabel dependen. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan dua sisi. T – test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara independen. Hasil uji ini pada output SPSS 21 dapat dilihat pada tabel coefficients. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat signifikansi analisis jalur, bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas signifikansi sebagai dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Jika nilai sig < 0,05 atau T hitung > T tabel maka hipotesis satu diterima artinya bahwa variabel independen secara signifikan berpengaruh terhadap variabel independen. 2. Jika niali sig > 0,05 atau T hitung < T tabel maka hipotesis atau ditolak artinya bahwa variabel independen secara signifikan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/