BAB 2.
LANDASAN TEORI
Landasan teori dan dasar pengetahuan penelitian ini adalah metoda-metoda terkait dengan: jaringan komputer dan perangkatnya, quality of services ( QoS ), routing, downtime, dan hot standby router protocol ( HSRP ). 2.1. Jaringan Komputer Pengertian jaringan komputer menurut (Todd Lamle, 2012) dua atau lebih komputer yang terhubung dan dapat membagi data, aplikasi, peralatan komputer, dan koneksi internet atau beberapa kombinasi itu. Jaringan komputer juga bisa didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari perangkat keras dan lunak di dalam sebuah sistem yang mempunyai aturan tertentu untuk mengatur semua anggotanya dalam melakukan suatu aktivitas komunikasi. Satu komputer yang terkoneksi ke jaringan menjadi satu node dari jaringan tersebut. Sedangkan pada host secara umum diartikan sebagai komputer yang terkoneksi ke suatu jaringan yang bisa memberikan layanan jaringan (network service). 2.1.1. Sejarah Jaringan Komputer Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika dari sebuah proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset Harvard University yang dipimpin profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang waktu kosong dibuatlah proses beruntun (batch processing), sehingga beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan dengan kaidah antrian. Ditahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai terciptanya super komputer, maka sebuah komputer mesti melayani beberapa terminal. Untuk itu ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host komputer. Dalam proses TSS mulai nampak perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri. Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan bertambah banyak dan harga perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep proses distribusi (distributed processing). Dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri disetiap host komputer. Dalam proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam antara 2-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
teknologi komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host komputer wajib melayani terminal-terminalnya dalam satu perintah dari komputer pusat. Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah mulai beragam dari mulai menangani proses bersama maupun komunikasi antar komputer (peer to peer system) saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN. Demikian pula ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan raksasa WAN. 2.1.2 Perangkat Jaringan Komputer Untuk menunjang sebuah sistem jaringan komputer yang baik, ada beberapa perangkat yang menjalankan masing-masing fungsinya dalam sebuah sistem jaringan komputer. Berikut beberapa perangkat jaringan komputer : 1. Router Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. 2. Switch Switch adalah sebuah alat jaringan komputer yang berfungsi menghubungkan multiple komputer pada layer protokol jaringan level dasar. 3. Kabel dan Konektor Kabel dan konektor adalah sebuah alat jaringan komputer yang berfungsi menghubungkan antara satu komputer dengan komputer lainnya atau satu komputer dengan perangkat lainnya, saat ini kabel dan konektor yang biasa digunakan adalah kabel UTP dan konektor RJ 45. 4. Komputer Server Komputer server adalah sebuah alat jaringan komputer yang berbentuk komputer dengan spesifikasi lebih tinggi yang berfungsi untuk menyediakan sumber daya untuk komputer-komputer lainnya, biasanya sebuah komputer server memiliki sistem operasi, aplikasi, dan database untuk menunjang fungsinya. 5. Komputer Client Komputer client adalah sebuah alat jaringan komputer yang digunakan oleh user untuk mengolah sumber daya yang didapat dari server menjadi informasi yang dapat dimengerti.
2-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.3 Topologi Jaringan Topologi jaringan sendiri merupakan suatu bentuk/ struktur jaringan yang menghubungkan antar komputer satu dengan yang lain dengan menggunakan media kabel maupun nirkabel. Dalam instalasi jaringan, kita harus benar-benar memperhatikan jenis, kelebihan dan kekurangan masingmasing topologi jaringan yang akan kita gunakan. Berikut jenis-jenis topologi jaringan beserta kelebihan dan kekurangannya : 1. Topologi Bus Topologi bus bisa dibilang topologi yang cukup sederhana dibanding topologi yang lainnya.Topologi ini biasanya digunakan pada instalasi jaringan berbasis fiber optic, kemudian digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan client atau node.Topologi bus hanya menggunakan sebuah kabel jenis coaxial disepanjang node client dan pada umumnya, ujung kabel coaxial tersebut biasanya diberikan T konektor sebagai kabel end to end . Kelebihan Topologi Bus : a. Biaya instalasi yang bisa dibilang sangat murah karena hanya menggunakan sedikit kabel. b. Topologi yang sangat sederhana dan mudah di aplikasikan Kekurangan Topologi Bus : a. Jika salah satu kabel pada topologi jaringan bus putus atau bermasalah, hal tersebut dapat mengganggu komputer workstation/ client yang lain. b. Proses sending (mengirim) dan receiving (menerima) data kurang efisien, biasanya sering terjadi tabrakan data pada topologi ini. c. Topologi yang sangat jadul dan sulit dikembangkan.
Gambar 2.1 Topologi Bus
2-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Topologi Star Topologi star atau bintang merupakan salah satu bentuk topologi jaringan yang biasanya menggunakan switch/ hub untuk menghubungkan client satu dengan client yang lain. Kelebihan Topologi Star : a. Apabila salah satu komputer mengalami masalah, jaringan pada topologi ini tetap berjalan dan tidak mempengaruhi komputer yang lain. b. Bersifat fleksibel c. Tingkat keamanan bisa dibilang cukup baik daripada topologi bus. d. Kemudahan deteksi masalah cukup mudah jika terjadi kerusakan pada jaringan. Kekurangan Topologi Star : a. Jika switch/hub yang notabenya sebagai titik pusat mengalami masalah, maka seluruh komputer yang terhubung pada topologi ini juga mengalami masalah. b. Cukup membutuhkan banyak kabel, jadi biaya yang dikeluarkan bisa dibilang cukup mahal. c. Jaringan sangat tergantung pada terminal pusat.
Gambar 2.2 Topologi Star
2-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Topologi Ring Topologi ring atau cincin merupakan salah satu topologi jaringan yang menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya dalam suatu rangkaian melingkar, mirip dengan cincin.Biasanya topologi ini hanya menggunakan LAN card untuk menghubungkan komputer satu dengan komputer lainnya. Kelebihan Topologi Ring : a. Memiliki performa yang lebih baik daripada topologi bus. b. Mudah diimplementasikan. c. Konfigurasi ulang dan instalasi perangkat baru bisa dibilang cukup mudah. d. Biaya instalasi cukup murah Kekurangan Topologi Ring : a. Kinerja komunikasi dalam topologi ini dinilai dari jumlah/ banyaknya titik atau node. b. Troubleshooting bisa dibilang cukup rumit. c. Jika salah satu koneksi putus, maka koneksi yang lain juga ikut putus. d. Pada topologi ini biasanya terjadi collision (tabrakan data).
Gambar 2.3 Topologi Ring
4. Topologi Hybird Topologi hybrid merupakan topologi gabungan antara beberapa topologi yang berbeda.Pada saat dua atau lebih topologi yang berbeda terhubung satu sama lain, disaat itulah gabungan topologi tersebut membentuk topologi hybrid.
2-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kelebihan Topologi Hybrid : a. Freksibel b. Penambahan koneksi lainnya sangatlah mudah. Kekurangan Topologi Hybrid : a. Pengelolaan pada jaringan ini sangatlah sulit. b. Biaya pembangunan pada topologi ini juga terbilang mahal. c. Instalasi dan konfigurasi jaringan pada topologi ini bisa dibilang cukup rumit, karena terdapat topologi yang berbeda-beda.
Gambar 2.4 Topologi Hybird
2.2. OSI Layer OSI (Open System Interconnection) model (ISO 7498) mendifinisikan 7 layer model dari komunikasi data. Tujuan diciptakannya OSI adalah untuk menjembatani proses komunikasi data melalui kerangka logika yang terstruktur. Dengan begitu para designer jaringan dapat memahami metode, jenis protokol maupun tiap layernya. Sejarah terbentuknya OSI layer dikarnakan pada era tahun 70 an para staf ahli di berbagai Perusahaan software seperti Digital dan IBM serta perusahaan besar lainnya telah mengembangkan sebuah arsitektural jaringan yang berupa model. Lantas, hal tersebut tidak berjalan dengan baik karena perbedaan protokol dan format data yang dibuat masing-masing perusahaan/ pengembang. Sehingga pada era tahun 80 an ISO (International Organization for
2-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Standardization) menyelesaikan masalah tersebut dengan menciptakan model arsitektural jaringan yang bernama OSI.
Gambar 2.5 Model Layer OSI
2.2.1. Fungsi Layer OSI Pada layer OSI terdapat 7 buah layer yang memiliki tugas masing-masing dalam proses pengiriman data pada jaringan komputer. Berikut untuk penjelasan dari tiap-tiap layer-nya : 1. Aplication Layer Pada layer ini berurusan dengan program komputer yang digunakan oleh user. Program komputer yang berhubungan hanya program yang melakukan akses jaringan, tetapi bila yang tidak berarti tidak berhubungan dengan OSI. Contoh: Aplikasi word processing, aplikasi ini digunakan untuk pengolahan text sehingga program ini tidak berhubungan dengan OSI. Tetapi bila program tersebut ditambahkan fungsi jaringan misal pengiriman email, maka aplikasi layer baru berhubungan disini. 2. Presentation Layer Pada layer ini bertugas untuk mengurusi format data yang dapat dipahami oleh berbagai macam media. Selain itu layer ini juga dapat mengkonversi format data, sehingga layer berikutnya dapat memafami format yang diperlukan untuk komunikasi. Contoh format data yang didukung oleh layer presentasi antara lain : Text, Data, Graphic, Visual Image, Sound, Video. 3. Session Layer Sesi layer mendefinisikan bagaimana memulai, mengontrol dan mengakhiri suatu percakapan (biasa disebut session). Contoh layer session : NFS, SQL, RPC, ASP, SCP.
2-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Transport Layer Pada layer 4 ini bisa dipilih apakah menggunakan protokol yang mendukung errorrecovery atau tidak. Melakukan multiplexing terhadap data yang datang, mengurutkan data yang datang apabila datangnya tidak berurutan. Pada layer ini juga komunikasi dari ujung ke ujung (end-to-end) diatur dengan beberapa cara, sehingga urusan data banyak dipengaruhi oleh layer 4 ini. 5. Network Layer Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing. Pengalamatan pada layer network merupakan pengalamatan secara logical. Routing digunakan untuk pengarah jalur paket data yang akan dikirim. 6. Data Link Layer Fungsi yang diberikan pada layer data link antara lain : 1. Arbitration, pemilihan media fisik. 2. Addressing, pengalamatan fisik. 3. Error detection, menentukan apakah data telah berhasil terkirim. 4. Identify Data Encapsulation, menentukan pola header pada suatu data. 7. Physical Layer Fungsi dari lapisan layer yang paling bawah ini adalah tempat penulisan data yang ingin diproses saat pertama kali serta dapat mengartikan media transmisi jaringan, sinkronisasi bit, transmisi maupun arsitektur jaringan.
2.3. Internet Protocol version 4 IP address adalah alamat yang
diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang
menggunakan protocol TCP/IP. IP Address terdiri dari 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.16.10.1. Oleh karena protocol IP adalah protocol yang paling banyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi didalam jaringan komputer satu dengan lain, maka kita harus benar-benar memahami IP address ini. Namun pengertian IP address dan subnetting sering agak membingungkan pemakai. Oleh sebab itu dalam disini akan diuraikan tahap demi tahap konsep IP address tersebut dengan harapan agar anda dapat mengerti cara penggunaan nya dengan baik. IP address terdiri dari 2 bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat dari jaringan dan host ID menentukan dari peralatan jaringan. Oleh karena itu IP address memberikan alamat lengkap dari suatu peralatan jaringan beserta alamat jaringan dimana peralatan itu berada. Ini sama ibaratnya dengan pemberian alamat rumah dimana tempat tinggal kita berada. 2-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.4. Quality of Service (QoS) Quality of Service (QoS) mengacu pada kemapuan sebuah jaringan untuk menyediakan service yang lebih baik melalui bebearapa teknologi jaringan seperti Frame Relay, Asynchronous Transfer Mode (ATM), Ethernet dan 802.1 networks, SONET, dan IP - routed networks. Quality of Service didefinisikan sebagai pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat suatu layanan. QoS digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut performansi yang telah dispesifikan dan biasanya diasosiasikan dengan suatu layanan. Pada jaringan berbasis IP, QoS mengacu pada performansi dari paket - paket IP yang telah lewat melalui satu atau lebh jaringan. QoS didesain untuk membantu end user (klien) menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan performansi yang handal dari aplikasi - aplikasi berbasis jaringan. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan layanan yang berbeda, yang
menggunakan
infrastruktur
yang
sama.
QoS menawarkan
kemampuan
untuk
mendefinisikan atribut - atribut layanan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Terdapat beberapa parameter yang harus dipertimbangkan untuk menentukan QoS diataranya Bandwidth, Troughput, Delay, Jitter ,dan Packet Loss. 2.4.1 Parameter Quality of Service (QoS) Peformasi merupakan kumpulan dari beberapa parameter beseran teknis, yaitu : 1. Throughput Yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Perhitungan : Throughput = Paket data yang diterima Lama pengamatan 2. Packet Loss Merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan. Perhitungan : Packet Loss = ( Paket data terkirim – Paket data diterima ) x 100 % Paket data yang dikirim 3. Latency Adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama. Perhitungan : Latency rata-rata =
Total Latency Paket yang diterima
2-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Jitter Hal ini diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter. Jitter lazimnya disebut variasi delay ,berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada transmisi data di jaringan. Perhitungan : Jitter =
Total variasi delay Total paket yang diterima
2.5. Routing Protocol Routing protocol adalah aturan atau cara pencarian jalur terbaik yang digunakan untuk mengirimkan paket data dari node pengirim ke node penerima. Paket akan melewati beberapa node penghubung (intermediate node), dimana protokol routing berfungsi untuk mencarikan jalur yang terbaik dari beberapa jalur yang akan dilalui melalui mekanisme pembentukan tabel routing ( Sing, Valentino, L., Simamora, Sihar, N. M. P. & Siregar, Simon. 2010 ). Routing protocol dibagi menjadi dua yaitu static routing dan dynamic routing. 2.5.1 Static Routing Static routing adalah jenis routing yang dilakukan admin/pengelola jaringan untuk mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju secara manual. Ciri-ciri routing statis adalah sebagai berikut: jalur spesifik ditentukan oleh admin jaringan. pengisian tabel routing dilakukan secara manual oleh admin jaringan. 2.5.2 Dynamic Routing Dynamic routing adalah proses router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru. Dynamic routing banyak jenisnya sebagai berikut : 1. Routing Information Protocol (RIP) Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest
2-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Path First (OSPF). RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya). 2. Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) adalah sebuah protokol routing dinamis menggunakan alogoritma Distance-Vector Routing yang dirancang oleh Cisco Systems sebagai proprietary protocol dan hanya tersedia pada router Cisco. Pada tahun 2013 Cisco mengkonversi EIGRP menjadi open standard sehingga bisa digunakan oleh routerrouter dengan brand lain. EIGRP digunakan pada router untuk berbagi routing antar router yang memiliki autonomous system yang sama dan mengirim update routing secara bertahap untuk mengurangi beban kerja router. 3. Open Shortest Path First (OSPF) Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing dinamis menggunakan algoritma Link-State Routing dan diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). OSPF versi 2 didefinisikan dalam RFC 2328 (1998) untuk IPV4, dan pembaruan untuk IPV6 ditetapkan sebagai OSPF versi 3 dalam RFC 5340 (2008). 4. Border Gateway Protocol (BGP) Border Gateway Protocol (BGP) adalah inti dari protokol routing internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan internet dunia. BGP adalah protokol routing inti dari internet yang digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar jaringan. BGP dijelaskan dalam RFC 4271. RFC 4276 menjelaskan laporan implementasi pada BGP-4, RFC 4277 menjelaskan hasil ujicoba penggunaan BGP-4. Ia bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yang dapat dicapai antar Autonomous System (AS). Hal ini digambarkan sebagai sebuah protokol path vector. BGP tidak menggunakan metrik IGP (Interior Gateway Protocol) tradisional, tetapi membuat routing decision berdasarkan path, network policies, dan atau ruleset. BGP versi 4 masih digunakan hingga saat ini . BGP mendukung Class Inter-Domain Routing dan menggunakan route aggregation untuk mengurangi ukuran tabel routing. Sejak tahun 1994, BGP-4 telah digunakan di internet. semua versi dibawahnya sudah tidak digunakan. BGP diciptakan untuk menggantikan protokol routing EGP yang mengizinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada satu jaringan backbone saja.
2.6. Downtime Munurut Kamus Bahasa Inggris Cambridge, downtime is the time during which a machine, especially a computer, is not working or is not able to be used (waktu dimana sebuah mesin, 2-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terutama komputer, tidak bekerja atau tidak dapat digunakan). Jika arti downtime menurut istilah adalah waktu menganggur atau lama waktu dimana mesin tidak dapat lagi dijalankan untuk beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Atau dengan kata lain downtime didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan selama peralatan atau mesin tidak dapat digunakan atau mesin mengalami kerusakan (gangguan), sehingga mesin atau peralatan tidak dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan yang diharapkan dengan baik. 2.6.1. Unsur – Unsur Dalam Konsep Downtime Berikut beberapa unsur di dalam konsep downtime : 1. Maintenance Delay Maintenance
delay
merupakan
waktu
yang
diperlukan
untuk
menunggu
ketersediaannya sumber daya maintenance yang akan melakukan proses perbaikan. Sumber daya maintenance dapat
berupa teknisi, peralatan pembantu, alat pengetesan, dan
komponen pengganti. 2. Supply Delay Supply delay merupakan waktu yang dibutuhkan oleh personel maintenance untuk memperoleh komponen yang diperlukan dalam proses perbaikan, contohnya waktu transportasi komponen ke lokasi perbaikan. 3. Acces Time Acces time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh akses ke peralatan yang mengalami gangguan. 4. Diagnosis Time Diagnosis time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan yang terjadi dan mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki. 5. Repair atau Replacement Time Repair atau replacement time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki mesin agar mampu menjalan fungsinya kembali dengan baik setelah mengetahui permasalahannya dan mengakses komponen yang rusak. 6. Verification and Alignment Verification and alignmet merupakan waktu yang digunakan untuk memastikan bahwa fungsi dari mesin atau peralatan telah kembali seperti kondisi semula. 2.6.2. Penyebab Downtime Downtime pada jaringan komputer di PT Lumbung Riang Communication disebabkan pada malfungsi pada perangkat jaringan PT Lumbung Riang Communication juga pada perang ISP. 2-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada penelitian ini penulis akan membahas penyebab downtime pada perangkat PT Lumbung Riang Communication. Berikut penyebab downtime pada perangkat PT Lumbung Riang Communication. 1. Overload Link Capacity Terlalu banyaknya user yang mengirimkan paket sehingga membuat penuhnya jalur transmisi data, biasanya dalam kasus ini downtime tidak akan berlangsung lama dan biasanya hanya beberapa user yang akan merasakan masalah ini. 2. Overloaded Router Terlalu banyak proses yang dilakukan pada router sehingga mencapai batas maksimal kinerja router akan membuat router mengalami lag atau terhentinya proses pengolahan data pada router. Kasus ini pasti akan langsung membuat kinerja jaringan langsung terhenti. 3. Latency yang Sangat Tinggi Waktu tempuh paket yang sangat tinggi akan membuat beberapa paket akan expired dan tidak akan diterima oleh user penerima. 4. Masalah Power pada Perangkat Jaringan Data Center PT Lumbung Riang Communication hanya menggunakan back up power dari UPS belum menggunakan generator listrik, sehingga jika ada gangguan listrik dari PLN yang dalam jangka waktu lama UPS tidak akan mampu untuk mem back up power perangkat. 5. Masalah Kabel Jaringan Kejadian kabel jaringan yang rusak sangat jarang sekali terjadi, seperti kabel jaringan yang sedikit kendur dari port perangkat juga mengganggu kinerja jaringan komputer.
2.7. Hot Standby Router Protocol ( HSRP ) Hot Standby Routing Protocol (HSRP) adalah sebuah protokol yang menyediakan jaringan yang tinggi ketersediaan ( high availability ) dan menyediakan hardware hampir seketika fail-over tanpa intervensi administrator. Ini menghasilkan sebuah hot standby router group, termasuk router-utama yang meminjamkan jasa untuk setiap paket yang ditransfer ke alamat router-siaga. Jika router utama gagal, maka akan digantikan oleh router-siaga yang memantau itu.(Cisco,2013). HSRP sudah didefinisikan dalam RFC 2281 (1998) dan fitur HSRP hanya berfungsi pada dynamic routing protocol.
2-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Semua router yang berpartisipasi dalam HSRP diasumsikan berjalan sesuai IP protokol routing dan memiliki set konsisten rute. Pembahasan protokol yang sesuai dan apakah routing yang konsisten dalam situasi tertentu adalah di luar lingkup spesifikasi ini. 2.7.1. Sistem Kerja HSRP Hot Standby Router Protocol (HSRP) terdiri dari sekelompok router (minimal dua buah router) dan membentuk sebuah router virtual yang nantinya digunakan sebagai gateway dari jaringan LAN. Nantinya dari kelompok router tersebut akan dipilih sebuah router yang akan meruskan paket-paket yang host kirim menuju router virtual, router ini kita sebut sebagai active router, router lain disebut sebagai standby router manakala terjadi kegagalan pada active router maka standby router akan berubah statusnya menjadi active router yang nantinya bertugas meruskan paket-paket yang host kirim menuju router virtual. Untuk meminimalisir lalu lintas jaringan hanya active router dan standby router yang saling mengirim pesan HSRP secara periodik untuk menentukan active router, jika active router gagal dalam menerima pesan HSRP maka standby router akan segera menggantikan posisi dari active router. Berikut beberapa istilah yang ada pada Hot Standby Router Protocol (HSRP) 1. Active router
: Router aktif yang meneruskan paket ke virtual router.
2. Standby router
: Router siaga yang mem back up router aktif.
3. Hello message
: Pesan yang digunakan untuk penentuan active router.
4. Hello time
: Interval waktu perjalanan hello message.
5. Hold time
: Interval waktu yang ditolerir ketika hello message gagal diterima.
Berikut untuk status kerja Hot Strandby Router Protocol (HSRP) : 1. Initial
: Status awal yang mengindikasikan HSRP belum dikonfigurasi atau interface belum diaktifkan.
2. Listen
: Status router ketika sudah mengetahui IP virtual, tetapi belum menjadi standby router maupun active router.
3. Speak
: Status router ketika mengirim hello messages, pada status ini router ikut andil dalam penentuan active router dan standby router.
4. Stanby
: Status router ketika menjadi kandidat untuk active router dan selalu mengirimkan hello messages untuk mengetahui kondisi active router.
5. Active
: Status router yang mengirimkan paket data ke virtual MAC address yang terbentuk pada HSRP group (sebagai router yang meneruskan data)
2-14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.8. File Transfer Protocol (FTP) FTP merupakan salah satu protokol Internet yang paling awal dikembangkan, dan masih digunakan hingga saat ini untuk melakukan pengunduhan (download) dan penggugahan (upload) berkas-berkas komputer antara klien FTP dan server FTP. Sebuah Klien FTP merupakan aplikasi yang dapat mengeluarkan perintah-perintah FTP ke sebuah server FTP, sementara server FTP adalah sebuah Windows Service atau daemon yang berjalan di atas sebuah komputer yang merespons perintah-perintah dari sebuah klien FTP. Perintah-perintah FTP dapat digunakan untuk mengubah direktori, mengubah modus pengiriman antara biner dan ASCII, menggugah berkas komputer ke server FTP, serta mengunduh berkas dari server FTP. Sebuah server FTP diakses dengan menggunakan Universal Resource Identifier (URI) dengan menggunakan format ftp://namaserver. Klien FTP dapat menghubungi server FTP dengan membuka URI tersebut. FTP menggunakan protokol Transmission Control Protocol (TCP) untuk komunikasi data antara klien dan server, sehingga di antara kedua komponen tersebut akan dibuatlah sebuah sesi komunikasi sebelum pengiriman data dimulai. Sebelum membuat koneksi, port TCP nomor 21 di sisi server akan "mendengarkan" percobaan koneksi dari sebuah klien FTP dan kemudian akan digunakan sebagai port pengatur (control port) untuk membuat sebuah koneksi antara klien dan server, untuk mengizinkan klien untuk mengirimkan sebuah perintah FTP kepada server dan juga mengembalikan respons server ke perintah tersebut. Sekali koneksi kontrol telah dibuat, maka server akan mulai membuka port TCP nomor 20 untuk membentuk sebuah koneksi baru dengan klien untuk mengirim data aktual yang sedang dipertukarkan saat melakukan pengunduhan dan penggugahan. FTP hanya menggunakan metode autentikasi standar, yakni menggunakan username dan password yang dikirim dalam bentuk tidak terenkripsi. Pengguna terdaftar dapat menggunakan username dan password-nya untuk mengakses, men-download, dan meng-upload berkas-berkas yang ia kehendaki. Umumnya, para pengguna terdaftar memiliki akses penuh terhadap beberapa direktori, sehingga mereka dapat membuat berkas, membuat direktori, dan bahkan menghapus berkas.
2.9. Network Development Life Cycle (NDLC) Sebuah metode yang digunakan dalam pengembangan teknologi informasi. Berikut untuk penjelasan setiap tahan dari metode NDLC ini :
2-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.6 NDLC
1. Analysis Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya : - Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen atas sampai ke level bawah / operator agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. Pada kasus di Computer Engineering biasanya juga melakukan brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda. - Survey langsung ke lapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survey langsung ke lapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap design, survey biasa dilengkapi dengan alat ukur sesuai kebutuhan untuk mengetahui detail yang dilakukan. - Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini adalah : 1. User / people : jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user. 2. Media hardware dan software : peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi yang digunakan. 2-16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamananyang sudah ada dalam mengamankan data. 4. Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protokol, monitoring network yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan kedepan. 5. Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus, sistem keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan.
2. Design Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap design ini akan membuat gambar design topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur topologi, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa gambar topologi jaringan, gambar detail estimasi kebutuhan. 3. Simulation Prototype Tahapan membuat bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus di bidang network seperti BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan tim lainnya. 4. Implementation Tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi kita akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah kerja sama akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. 5. Monitoring Tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada : - Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi reliability / kehandalan sistem yang telah dibangun (reliability = performance + availability + security). - Memperhatikan jalannya packet data di jaringan ( pewaktuan, latency, peektime, troughput). 2-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
- Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar. 6. Management Manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah policy, kebijakan perlu dibuat untuk membuat / mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi bisnis perusahaan.
2-18
http://digilib.mercubuana.ac.id/