No title

BUKU PANDUAN ACARA

D A F TA R I S I .......................... 1 Sambutan Ketua ISFI ........................................... 3 Sambutan Ketua Panitia Pelaksana

Lagu Indonesia Raya Hymne ISFI

........................................... 4

...................................................... 5

Jadwal Acara ..................................................... 7 Panitia Pelaksana ............................................... 12 Ucapan Terima Kasih Reservasi Hotel

Buku Abstrak

........................................... 15

................................................. 17

SAMBUTAN KETUA PELAKSANA KONGRES NASIONAL XVIII DAN KONGRES ILMIAH XVII Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa kita semua dapat berada disini dalam keadaan sehat wal’afiat guna mengikuti acara Kongres Nasional XVIII dan Kongres Ilmiah XVII Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. Selanjutnya saya selaku Ketua Pelaksana Kongres mengucapkan Selamat Datang kepada peserta Kongres Nasional dan Kongres Ilmiah ISFI 2009 di Ibukota Jakarta tercinta. Sebagai panduan bagi para peserta KONGRES ISFI 2009 agar dapat dengan mudah mengikuti jalannya acara yang akan kami laksanakan, maka kami hadirkan buku panduan acara KONGRES ILMIAH dan KONGRES ORGANISASI ISFI 2009. Acara ini akan berlangsung dari tanggal 7-9 Desember 2009 di Hotel Bumi Karsa - Bidakara. Semoga buku dapat bermanfaat bagi kita semua.Sebagai tenaga profesional di bidang Farmasi kita perlu melakukan konsolidasi dan merancang langkah-langkah ke depan, bukan hanya untuk mengantisipasi dan melakukan praktek profesi, tetapi juga untuk mengembangkan potensi supaya kita dapat memanfaatkan kebijakan-kebijakan baru untuk kepentingan profesi kita. Karena itu Kongres Nasional kali ini memiliki nilai strategis untuk kita semua dan masa depan profesi Apoteker Indonesia. Sedangkan dalam Kongres Ilmiah kali ini akan dipaparkan hasil penelitian para pakar farmasi dari berbagai Kelompok Bidang Ilmu mulai dari aspek Ilmu Pengetahuan sampai ke Pelayanan Kefarmasian yang berada di beberapa lembaga seperti Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, Rumah Sakit, Industri Farmasi dan lain sebagainya. Yang tujuannya meningkatkan kompetensi profesi farmasi sebagai tenaga kesehatan, menciptakan jejaring dalam diseminasi perkembangan ilmu dan teknologi farmasi sehingga temuan-temuan ilmiah dapat dimanfaatkan sebesar mungkin untuk praktek kefarmasian juga sebagai sarana sharing knowledge atau tukar menukar informasi antar Peneliti, Praktisi Industri Farmasi, Farmasi Komunitas, Farmasi Rumah Sakit, serta praktisi Birokrasi Farmasi. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras yang telah dilakukan oleh seluruh panitia Kongres Nasional kali ini terutama PD DKI Jakarta. Dan apabila terdapat kekurangan dalam penyambutan, penyajian dan pelayanan dalam penyelenggaraan acara ini kami Panitia Pelaksana memohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata kami mengucapkan Selamat Mengikuti Kongres Nasional dan Kongres Ilmiah ISFI 2009, semoga acara dapat bermanfaat bagi perkembangan kefarmasian dimasa datang.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 6 Desember 2009 PANITIA KONGRES NASIONAL XVIII DAN KONGRES ILMIAH XVII

Drs. Anung B. Mahatma, MSc., Apt Ketua Pelaksana

Kongres Nasional ISFI XVIII & Kongres Ilmiah ISFI XVII, Jakarta 7 – 9 Desember 2009

1

SAMBUTAN KETUA UMUM PENGURUS PUSAT IKATAN SARJANA FARMASI INDONESIA Assalamu’alaikum Wr. Wb. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang masih memberikan kesempatan kepada kita semua untuk bertemu dan berkumpul pada acara Kongres Nasional Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia yang Ke XVIII, yang kita laksanakan bersama-sama dengan Kongres Ilmiah Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia yang Ke XVII. Dalam kesempatan yang berbahagia ini saya atas nama Pengurus Pusat ISFI ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah bersedia berpartisipasi dalam Kongres ini. Demikian pula dengan para pembicara yang telah bersedia untuk berbagi kemampuan dan pengalamannya kepada para peserta Kongres ini. Kongres Nasional saat ini yang dihadiri lebih dari 1.000 anggota ISFI merupakan kebangkitan kembali ISFI untuk menapak program bermutu yang bermanfaat bagi masyarakat serta untuk menunjukkan komitmen pengabdian kita pada masyarakat. Kongres Nasional merupakan agenda 4 (empat) tahunan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia yang diperuntukan bagi kemajuan organisasi sedangkan Kongres Ilmiah merupakan kegiatan pendidikan berkelanjutan yang bertujuan untuk saling tukar menukar informasi tentang ilmu pengetahuan kefarmasian dari berbagai kelompok bidang ilmu yang diharapkan mampu menambah serta meningkatkan pengetahuan para peserta ataupun para anggota ISFI sesuai dengan tema Kongres Ilmiah ke XVII kali ini, yaitu ”Kini Saatnya Kefarmasian Maju Lebih Baik”. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras yang telah dilakukan oleh seluruh panitia Kongres Nasional kali ini. Marilah kita semua bermohon pada ALLAH S.W.T. agar Kongres Nasional XVIII dan Kongres Ilmiah XVII pada tahun 2009 ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Wassalaamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 6 Desember 2009 PENGURUS PUSAT IKATAN SARJANA FARMASI INDONESIA

Prof. DR. Haryanto Dhanutirto, DEA, Apt Ketua Umum


3

INDONESIA RAYA Cipt : W.R. Supratman

Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya Kongres Nasional ISFI XVIII & Kongres Ilmiah ISFI XVII, Jakarta 7 – 9 Desember 2009

4


5


7


8


9


10


11

PANITIA PELAKSANA KONGRES NASIONAL ISFI Ke XVIII Jakarta, 7 - 9 Desember 2009

Pelindung

: 1. Menteri Kesehatan RI 2. Gubernur DKI Jakarta

Penasehat

: 1. Ditjen BINFAR & ALKES DepKes RI 2. Kepala Badan POM RI 3. Prof. DR. Haryanto Dhanutirto, DEA, Apt. 4. Drs. Soekaryo, Apt. 5. Drs. Dani Pratomo, Apt.

Panitia Pengarah Ketua : Drs. Chazali Husni Situmorang, MSc, Apt. Wakil Ketua : Prof. DR. Ibnu Gholib Gandjar, DEA, Apt. Sekretaris : Drs. Arel St Iskandar, MM., Apt. Anggota : Prof. DR. Wahono, Apt. Prof. DR. Sukmadjaja Asyarie, Apt. Drs. Darodjatun Sanusi, MBA., Apt. Drs. Zurbandi, MM, Apt. Dra. Aziza Nuraini, MM, Apt. Drs. Fauzi Kasim, M.Kes., Apt. Ketua Umum Pelaksana Kongres : Drs. Anung B. Mahatma, MSc, Apt. Bendahara Wakil Bendahara Wakil Bendahara Wakil Bendahara

: Dra. Ita Hutagalung, Apt. : Dra. Eddyningsih, Apt. : Dra. Yetti Hersunaryati, MARS, Apt. : Dra. Aryati Azhari S, Apt.

Panitia Kongres Nasional Ilmiah : Ketua : Dr. Joshita Djajadisastra, Apt. Wkl Ketua : Prof. Dr. Ernawaty Sinaga, Apt. Sekretaris Wkl Sekretaris

: Dr. Ary Yanuar, Apt. : Sutriyo, M.Si, Apt.

Seksi-seksi : 1. Seksi Acara Ilmiah :Dra. Mayagustina Andarini, MSc., Apt. Dr. Abdul Moen’im, Apt. Santi Purnasari, M.Si., Apt


12

2.Seksi Penilai : a.Seleksi dan Prosiding: Dra. Azizahwati, MSi., Apt. (Koor) Dra. Mayagustina Andarini, MSc., Apt. Dra. Hindra Rahmawati, M.Si, Apt. Dr. Abdul Mu’im, Apt. Dra. Yulia Trisna, M.Pharm, Apt. Dra. Rizka Andalusia, M.Pharm, Apt. Dra. Laswety Bakar, M.Epid, Apt. Dr. Hasan Rahmat, DEA, Apt Dra. Aprilita, M.Si, Apt. Drs. M. Sumarno, Apt. Drs. I. Wayan Redja, M.Chem, Apt. Drs. Hadi Sunarya, M.Si, Apt. b. Juri Lomba Makalah : Prof. Dr. Ibnu Gholib Gandjar, DEA., Apt. (Koor) Prof. Dr. Endang Hanani, SU, Apt. Prof. Dr. Atiek Sumiati, Apt. Prof. Dr. Ernawati Sinaga, Apt. Dr. Maksum Radji, M. Biomed, Apt. Dr. Silvia Surini, Apt. Dr. Tutus Gusdinar, Apt. Dr. Yahdiana Harahap, Apt. Dr. Shirly Kumala, M.Boimed, Apt. Dr. Retnosari, Apt. Dr. Teti Indrawati, Apt. Panitia Kongres Nasional Organisasi : Ketua : Drs. Wahyudi U’un Hidayat, MSc., Apt. Wakil Ketua 1 : Drs. Masrial Mahyudin, MM., Apt. Wakil Ketua 2 : Drs. Djoko Rusdianto, MM., Apt. Sekretaris Wakil Sekretaris

: Dra. Renni S. Nasution, Apt. : Dra. Yuri Pertamasari, Apt.

Seksi-Seksi : 1. Sie Acara, Protokol & Persidangan: Dra. Diana Serlahwaty, MSi, Apt. (Koor) Dra. Syarmalina, M.Si., Apt Drs. Sahat Saragi, MSi, Apt. Dra. Agusdini Banun, MARS, Apt. Dra. Wisnamurni, Apt. Drs. Adeng Hanafiah, Apt. 2.Sie Kesekretariatan : Dra. Wahidah Sukriyah, Apt. (Koor) Drs. Agus Purwanggana, MSi, Apt. Drs. Inding, M.Si, Apt. Drs. Budi Arman, Apt. Dra. Erlindha Gangga, M.Si., Apt. Kongres Nasional ISFI XVIII & Kongres Ilmiah ISFI XVII, Jakarta 7 – 9 Desember 2009

13

3. Sie Dana, Promosi & Publikasi : Dra. Yuliarti R. Merati, Apt. (Koor) Dra. Chusun, M.Kes, Apt. Dra. Etty Mardhiko, M.Kes, Apt. Dra. Binar Nursanti, Apt. Dra. Guswita, MSi, Apt. Dra. Grace Soetikno, Apt. Dra. Muhidah, Apt. 4. Sie Konsumsi

:Dra. Sri Sulistyati, Apt. (Koor) Dra. Indarwatie, Apt. Dra. Eti Rosilawati, Apt. Dra. Mardiati, MARS, Apt. Dra. Ani Damarwati, Apt. Dra. Dewi Sulastri, MM, Apt.

5. Sie Akomodasi & Transportasi : Drs. Fakhren Kasim, M.Si, Apt. (Koor) Drs. Sunarto, M.Si, Apt. Drs. Ferry, Apt. 6. Sie Perlengkapan : Drs. Ruswanto, MM, Apt. (Koor) Drs. Rasyid Amron Drs. Nelson Marbun, Apt. Zainul Islam., S.Si, Apt


14

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia Mengucapkan Terima kasih Atas Partisipasi sebagai Sponsor dalam acara

Kongres Nasional ISFI XVIII dan Kongres Ilmiah ISFI XVII kepada para Sponsor: 1. PT Biofarma 2. PT Kimia Farma 3. PT Indofarma 4. PT Dexa Medica Group 5. PT Indofarma Global Medika 6. PT Kalbe Farma 7. PT Konimex 8. Bina Kefarmasian dan Alkes, Depkes RI 9. Badan POM 10. PT Pura Barutama 11. PT Menjangan Sakti 12. PT Tatarasa Primatama 13. PT Pfizer 14. PT Sanbe Farma 15. PT Mitra Karya Sejahtera 16. PT Sara Lee 17. PT Capsugel 18. PT Unilever 19. PT Fresenius Kabi 20. PT Fahrenheit

21. PT Pharos 22. PT Astra Zeneca 23. Ibu Lience 24. PT Bernofarma 25. PT Soho 26. PT Molex Ayus 27. PT Kurnia Jaya 28. PT Novell 29. PT Novell Venus 30. PT Mega Medika 31. PT B Braun 32. PT Kino Care 33. PT Ristra Cosmetics 34. PT Narda Tita 35. Apotek KPRI 36. Universitas Indonesia 37. Institut Teknologi Bandung 38. Universitas Pancasila 39. ISFI Penerbitan 40. PT Schott Igar 41. PT Tigaka Dismindo Perkasa


15

RESERVASI HOTEL

The Sultan Hotel Jakarta Jl. Jend. Gatot Subroto,Jakarta Phone : 021 - 570 3600

Sahid Jaya Hotel Jl. Jend. Sudirman 35, Jakarta Phone : 021 - 570 4444

Sari Pan Pacifik Hotel Jl. M.H. Thamrin No. 6, Jakarta Phone : 021 - 390 2707

Four Seasons Hotel Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta Phone : 021 - 252 3456

Grand Melia Hotel Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Phone : 021 - 526 8080

Milenium Sirih Hotel Jl. K.H. Fakhrudin No. 3, Jakarta Phone : 021 - 230 3636

Santika Hotel Jl. Aipda. K.S. Tubun No. 7, Slipi, Jakarta Phone : 021 - 533 0350

Haris Tebet Hotel Jl. Dr. Saharjo No. 191, Jakarta Phone : 021 - 830 3355

Kartika Chandra Hotel Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Phone : 021 - 520 5000

Atlet Century Park Hotel Jl. Pintu Satu Senayan, Jakarta Phone : 021 - 571 2041

Hotel Kaisar Jl. PLN 1 , Duren Tiga, Jakarta Phone : 021 - 791 83601, 791 83602

Bumi Karsa Hotel Komplek Bidakara, Pancoran Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Phone: 021 - 837 93555,

Maharani Hotel Jl. Mampang Prapatan Raya no. 8. Jakarta Phone: (021) 7918 3844

Ibis Slipi Hotel Jl. Letjen S Parman Kav 59, Jakarta Phone : 021 - 533 1560

Sofyan Tebet Hotel Jl. DR. Soepomo No. 23, Tebet, Jakarta Phone : (021) 829 5691 - 829 5699

Hotel Maharaja Jl. Kapten Tendean No. 1. Mampang Prapatan - Jakarta Telp : 021 - 7918 0044 - 7918 0055


17

BUKU ABSTRAK


1


2

DAFTAR ISI Jadwal Bidang Kimia Farmasi Kimia Medisinal Analisis Kimia _______________________ 18 Jadwal Bidang Fitokimia Farmakognosi ________________________________________ 19 Jadwal Bidang Mikrobiologi, Biologi Molekuler, Bioteknologi ______________________ 20 Jadwal Bidang Teknologi Farmasetika Biofarmasetika ____________________________ 21 Jadwal Bidang Farmasi Rumah Sakit, Farmasi Klinik ______________________________ 23 Jadwal Bidang Farmasi Komunitas Dan Pendidikan _______________________________ 25 Jadwal Bidang Farmakologi Toksikologi ________________________________________ 26 Jadwal Sesi Poster _________________________________________________________ 28

PRESENTASI ORAL BIDANG 1 : KIMIA FARMASI, KIMIA MEDISINAL, ANALISIS KIMIA29 O1 - 01 __________________________________________________________________ 30 ANALISIS KUANTITATIF BEBERAPA FORMULASI TINTA UNTUK PEMILU ______________________ 30

O1 - 02 __________________________________________________________________ 31 ANALISIS KUANTITATIF THIAMIN HIDROKLORIDA DAN RIBOFLAVIN DALAM SUSU KENTAL MANIS SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI_________________________________________ 31

O1 - 03 __________________________________________________________________ 32 PENGARUH PENAMBAHAN ASETAT ANHIDRIDA PADA PEMBENTUKAN AMILOSA ASETAT DENGAN METODE PEMANASAN MENGGUNAKAN MICROWAVE VARIASI SUHU DAN WAKTU ___________ 32

O1 - 04 __________________________________________________________________ 33 PENETAPAN KADAR ASAM BENZOAT DAN ASAM SALISILAT DALAM SEDIAAN TOPIKAL MENGANDUNG IODUM/POVIDON IODIDA SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF __________ 33

O1 - 05 __________________________________________________________________ 34 SINTESIS DAN UJI AKTIVITAS ANTI-INFLAMASI 2,6-BIS(4SULFONAMIDABENZILIDENA)SIKLOHEKSANON _________________________________________ 34

O1 - 06 __________________________________________________________________ 35 SINTESIS N-2-KLOROBENZOILAMOKSISILIN DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 __________________________________________________ 35

O1 - 07 __________________________________________________________________ 36 PENGARUH STERILISASI ”OVERKILL” DAN BIOBURDEN TERHADAP KUALITAS STERILITAS, PIROGEN DAN KANDUNGAN ZAT AKTIF DALAM SEDIAAN INFUS INTRAVENA GLUKOSA_________________ 36

O1 - 08 __________________________________________________________________ 37 SINTESIS DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI 2,6-BIS-(2’-FURILIDIN)-SIKLOHEKSANON ___________ 37

O1 - 09 __________________________________________________________________ 38 STABILITAS AMOKSISILIN DALAM PLASMA PADA BEBERAPA PH DAN SUHU PENYIMPANAN _____ 38 Kongres Nasional ISFI XVIII & Kongres Ilmiah ISFI XVII, Jakarta 7 – 9 Desember 2009

3

O1 - 10 __________________________________________________________________ 39 OPTIMASI PENETAPAN KADAR SISPLATIN DALAM LARUTAN INFUS NaCl 0,9% MENGGUNAKAN PEREAKSI DIETILDITIOKARBAMAT SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI_____________ 39

O1 - 11 __________________________________________________________________ 40 VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR TABLET FERRO SULFAT MEMANFAATKAN SINAR REFLEKTAN TLC SCANNER ____________________________________________________________________ 40

O1 - 12 __________________________________________________________________ 41 PENGEMBANGAN DAN VALIDASI METODE DEFINITIF GCMS UNTUK PEMERIKSAAN KOLESTEROL DALAM SERUM MANUSIA __________________________________________________________ 41

O1 - 13 __________________________________________________________________ 42 PENGARUH SUHU PERENDAMAN TERHADAP PENURUNAN KADAR FORMALIN PADA TAHU _____ 42

O1 - 14 __________________________________________________________________ 43 PENGEMBANGAN DAN VALIDASI METODE ANALISIS CEMARAN Fe DAN Pb PADA DAGING SAPI KALENGAN DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM ___________________________ 43

O1 - 15 __________________________________________________________________ 44 PENGARUH CARA PERENDAMAN DALAM AIR TERHADAP PENURUNAN KADAR FORMALIN PADA TAHU __________________________________________________________________________ 44

O1 - 16 __________________________________________________________________ 45 PENETAPAN KADAR LEVOFLOKSASIN DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS ________________________________________________________ 45

O1 - 17 __________________________________________________________________ 46 ANALISIS AKRILAMIDA DALAM KOPI INSTANT SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI ___ 46

O1 - 18 __________________________________________________________________ 47 VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN DALAM PRODUK SUSU SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI __________________________________________________________________ 47

O1 - 19 __________________________________________________________________ 48 IDENTIFIKASI ARSEN DAN TIMBAL DALAM DAUN TEH SEGAR DAN MINUMAN TEH KEMASAN YANG BEREDAR DENGAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ________________________________ 48

O1 - 20 __________________________________________________________________ 49 VALIDASI METODE HPLC PADA PENENTUAN KADAR FENITOIN DI DALAM PLASMA _________ 49

O1 - 21 __________________________________________________________________ 50 DISAIN MOLEKUL 1,3 BIS ( PARAHIDOKSIFENIL)UREA SEBAGAI ANALGETIKA KOMPETITOR PARASETAMOL ___________________________________________________________________ 50

O1 - 22 __________________________________________________________________ 51 POTENSI ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN PROANTOSIANIDIN REMPAH-REMPAH DAERAH SUMATERA BARAT ________________________________________________________________ 51

PRESENTASI ORAL BIDANG 2: FITOKIMIA, FARMAKOGNOSI __________________ 53 O2 - 01 __________________________________________________________________ 54 ASPEK KUALITAS EKSTRAK ETANOLIK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica L.) ______________ 54

O2 - 02 __________________________________________________________________ 55 PENAPISAN FITOKIMIA, ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK n-HEKSANA DAN METANOL DAUN KELADI TIKUS (Typhonium divaricatum (L) Decne) ________________________ 55 Kongres Nasional ISFI XVIII & Kongres Ilmiah ISFI XVII, Jakarta 7 – 9 Desember 2009

4

O2 - 03 __________________________________________________________________ 56 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ALKALOID FRAKSI KLOROFORM BATANG TANTARAN GAYUNG (Bruce javanica Merrill) ASAL KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN _____________________ 56

O2 - 04 __________________________________________________________________ 57 INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI TUMBUHAN OBAT SUKU BANUA DAN SUKU DAYAK LUNDAYEH KALIMANTAN TIMUR ______________________________________________________________ 57

O2 - 05 __________________________________________________________________ 58 KANDUNGAN KIMIA DARI SIRIH MERAH Piper porphyrophyllum N.E. Br (Piperaceae) __________ 58

O2 - 06 __________________________________________________________________ 59 KARAKTERISASI DAN UJI CEMARAN LOGAM BERAT EKSTRAK DAGING BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L) _____________________________________________________________ 59

O2 - 07 __________________________________________________________________ 60 PENGEMBANGAN Justicia gendarussa Burm.f SEBAGAI ANTI-HIV __________________________ 60

O2 - 08 __________________________________________________________________ 61 PENGARUH MALTODEKSTRIN TERHADAP SERBUK DARI EKSTRAK KELADI TIKUS YANG DIKERINGKAN DENGAN PENGERING SEMPROT (SPRAY DRYING) _______________________________________ 61

O2 - 09 __________________________________________________________________ 62 ISOLASI FLAVONOID DARI DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus Kunth., ASTERACEAE) ____________ 62

O2 - 10 __________________________________________________________________ 63 1

1

1

SINTESIS SENYAWA ANALOG KURKUMIN 3,5-BIS-(4 -HIDROKSI-3 ,5 -DIMETILBENZILIDIN)PIPERIDIN 4-ON (MONOHIDRAT HIDROKLORIDA) DENGAN KATALIS HCl _____________________ 63

O2 - 11 __________________________________________________________________ 64 UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK BUAH KAPULAGA (Amomum cardamomum Willd ) MELALUI PENGUKURAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FAGOSITOSIS SEL MAKROFAG PERITONEUM MENCIT SECARA IN VITRO _________________________________________________________________ 64

O2 - 12 __________________________________________________________________ 65 IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-BUTANOL DARI EKSTRAK METANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) ____________________________________________________ 65

O2 - 13 __________________________________________________________________ 66 PERBANDINGAN KADAR ASAM USNAT DALAM EKSTRAK ETANOL, ETANOL−AIR, DAN AIR DARI Usnea flexuosa Tayl DENGAN VARIASI TIGA TEMPAT TUMBUH SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI __________________________________________________________________ 66

O2 - 14 __________________________________________________________________ 67 HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR DAN AKTIVITAS TURUNAN KURKUMIN TERSUBSTITUSI C4 SEBAGAI ANTIINFLAMASI __________________________________________________________ 67

O2 - 15 __________________________________________________________________ 68 UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL DARI EKSTRAK RHIZOMA BINAHONG (Anredera cordifolia (tenore) steen) DENGAN METODE DPPH ______________________________________________ 68

O2 - 16 __________________________________________________________________ 69 DAYA LARVASIDA EKSTRAK ETANOL BEBERAPA JENIS TANAMAN DARI SUKU PIPERACEAE TERHADAP LARVA Aedes eagypti L. __________________________________________________ 69

O2 - 17 __________________________________________________________________ 70 KAJIAN FARMAKOGNOSTIK SIMPLISIA DAUN KARAMUNTING (Rhodomyrtus tomentosa) ASAL PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN ___________________________________________________ 70 Kongres Nasional ISFI XVIII & Kongres Ilmiah ISFI XVII, Jakarta 7 – 9 Desember 2009

5

PRESENTASI ORAL BIDANG 3: MIKROBIOLOGI, BIOMOLEKULER, BIOTEKNOLOGI __ 71 O3 - 01 __________________________________________________________________ 72 PENGARUH PENGGUNAAN SUMBER KARBOHIDRAT BERBEDA PADA MEDIA FERMENTASI CAIR Monascus purpureus TERHADAP PRODUKSI ZAT WARNA MERAH DAN SITRININ ______________ 72

O3 - 02 __________________________________________________________________ 73 UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN PENENTUAN KADAR HAMBAT MINIMUM (KHM) SERTA KADAR BUNUH MINIMUM (KBM) INFUSA BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP Escherichia coli ___________________________________________________________________ 73

O3 - 03 __________________________________________________________________ 74 AKTIVITAS EKSTRAK METANOL GAMBIR ( Uncaria gambir (Hunter.) Roxb ) TERHADAP BEBERAPA BAKTERI RONGGA MULUT __________________________________________________________ 74

O3 - 04 __________________________________________________________________ 75 ISOLAT STREPTOMYCES MENGHASILKAN ANTIBIOTIK UNTUK MEMBUNUH e.coli ATCC 25922 dan E. coli MULTIRESISTEN _______________________________________________________________ 75

O3 - 05 __________________________________________________________________ 76 UJI AKTIVITAS DAN MEKANISME KERJA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG KECOMBRANG (Nicolaia Speciosa Horan) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus ___________ 76

O3 - 06 __________________________________________________________________ 77 PENJARINGAN SENYAWA ANTIBAKTERI DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) DAN UJI AKTIVITASNYA TERHADAPStaphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa __________ 77

O3 - 07 __________________________________________________________________ 78 AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (PHYLLANTHUS ACIDUS (L) SKEELS) terhadap STAPHYLOCOCCUS AUREUS dan ESCHERICHIA COLI _____________________________ 78

O3 -08 ___________________________________________________________________ 79 UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum americanum L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI _______ 79

O3 - 09 __________________________________________________________________ 80 PEMBENTUKAN PIGMEN Monascus purpureus DENGAN FERMENTASI PADAT MENGGUNAKAN LIMBAH TAPIOKA SEBAGAI SUBSTRAT ________________________________________________ 80

O3 - 10 __________________________________________________________________ 81 PEMANFAATAN GLUCONOBACTER OXYDANS BTCC B-389 UNTUK KONVERSI D-SORBITOL MENJADI L-SORBOSE PADA SINTESIS VITAMIN C ________________________________________________ 81

O3 - 11 __________________________________________________________________ 82 KARAKTERISASI ENZIM PROTEOLITIK EKSTRASELULER THERMOSTABIL DARI TANAH SEKITAR DAERAH INDUSTRI DETERJEN _______________________________________________________ 82

O3 - 12 __________________________________________________________________ 83 SKRINING KAPANG ENDOFIT PENGHASIL ANTIMIKROBA DARI BATANG TANAMAN GARCINIA TETANDRA PIERRE ________________________________________________________________ 83

PRESENTASI ORAL BIDANG 4: TEKNOLOGI FARMASETIKA, BIOFARMASETIKA _____ 85 O4 - 01 __________________________________________________________________ 86 OPTIMASI ASAM FUMARAT DAN NATRIUM BIKARBONAT DALAM PEMBUATAN GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK TEH HIJAU SECARA GRANULASI BASAH ___________________________ 86 Kongres Nasional ISFI XVIII & Kongres Ilmiah ISFI XVII, Jakarta 7 – 9 Desember 2009

6

O4 - 02 __________________________________________________________________ 87 AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SEMBUNG (Blumea balsamifera [L.] DC) DALAM VARIASI BASIS SALEP SECARA IN VITRO _______________________________________________ 87

O4 - 03 __________________________________________________________________ 88 PENGARUH PENGGUNAAN TABIR SURYA ORGANIK DAN INORGANIK DALAM SEDIAAN KOSMETIK KRIM PELEMBAP TERHADAP EFEK MELEMBAPKAN ______________________________________ 88

O4 - 04 __________________________________________________________________ 89 GEL ANTIACNE EKSTRAK DAUN PEPAYA (CARICA FOLIUM): TINJAUAN TERHADAP GLISEROL DAN PROPILENGLIKOL _________________________________________________________________ 89

O4 - 05 __________________________________________________________________ 90 OPTIMASI FORMULA GRANUL INSTAN EKSTRAK KUNYIT DENGAN KOMBINASI MANITOL-SORBITOL MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN ____________________________________ 90

O4 - 06 __________________________________________________________________ 91 PROFIL FARMAKOKINETIKA ASPIRIN DAN EFEK IRITASINYA PADA LAMBUNG DALAM SEDIAAN KAPSUL _________________________________________________________________________ 91

O4 - 07 __________________________________________________________________ 92 PENINGKATAN KELARUTAN TEOFILIN MELALUI PEMBENTUKAN KOMPLEKS INKLUSI TEOFILIN- βSIKLODEKSTRIN __________________________________________________________________ 92

O4 - 08 __________________________________________________________________ 93 OPTIMASI FORMULA GEL SUNSCREEN EKSTRAK KERING POLIFENOL TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) DENGAN CMC (Carboxymethyl cellulose) SEBAGAI GELLING AGENT DAN PROPILEN GLIKOL SEBAGAI HUMEKTAN _____________________________________________________________________ 93

O4 - 09 __________________________________________________________________ 94 UJI STABILITAS FISIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK COKELAT (Theobroma cacao Linn.)___________________________________________________________________________ 94

O4 - 10 __________________________________________________________________ 95 PEMBUATAN DAN EVALUASI LARUTAN OBAT MATA NATRIUM KLORIDA 5% DAN PENGGUNAANNYA PADA PENDERITA EDEMA CORNEA PASCA OPERASI KATARAK _____________________________ 95

O4 - 11 __________________________________________________________________ 96 MODIFIKASI BENTUK SEDIAAN “SACHET FLOATING” DARI MEMBRAN NATA DE COCO _________ 96

O4 - 12 __________________________________________________________________ 97 PENGARUH PENGGUNAAN BERBAGAI MINYAK NABATI DALAM SEDIAAN LIP BALM TERHADAP EFEK MELEMBAPKAN __________________________________________________________________ 97

O4 - 13 __________________________________________________________________ 98 OPTIMASI NILAI HLB CAMPURAN TWEEN 80 DAN SPAN 80 DALAM FORMULASI SEDIAAN KRIM DARI EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN __________________________________________________________ 98

O4 - 14 __________________________________________________________________ 99 PENGARUH JENIS BASIS SEDIAAN TROPIKAL MINYAK ATSIRI RIMPANG KENCUR (kaempferia galangal L) TERHADAP STABILITAS FISIK DAN UJI TANGGAPAN PANAS ______________________ 99

O4 - 15 _________________________________________________________________ 100 OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Val) MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN PENGISI MANITOL-GLUKOSA DAN MANITOL-SUKROSA _________________ 100


7

O4 - 16 _________________________________________________________________ 101 ELABORATION OF BINARY SYSTEM CELLULOSE MICROCRYSTALLINE - LACTOSE SPHEROIDS ____ 101

O4 - 17 _________________________________________________________________ 102 FORMULATION OF FLOATING SUSTAINED RELEASE DIPYRIDAMOLE TABLET AND ITS EVALUATION ______________________________________________________________________________ 102

O4 - 18 _________________________________________________________________ 103 PENGARUH LOW –HIDROKSI PROPYL CELLULOSE (LH-11) TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN LAJU DISOLUSI ORALLY DISINTEGRATION TABLET ACETOSAL DENGAN METODE SLUGGING _________ 103

O4 - 19 _________________________________________________________________ 104 PENGARUH KONSENTRASI OKTILMETOKSISINAMAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR DARI BASIS KRIM TABIR SURYA ___________________________________ 104

O4 - 20 _________________________________________________________________ 105 KARAKTERISTIK FISIK SELF-EMULSIFYING SYSTEM YANG MENGANDUNG FENOBARBITAL ______ 105

O4 - 21 _________________________________________________________________ 106 PERUBAHAN PROFIL DISOLUSI PIROKSIKAM AKIBAT PENYIMPANAN DISPERSI PADAT PIROKSIKAMPEG 6000 PADA KELEMBABAN RELATIF 75% SELAMA 24 HARI ___________________________ 106

O4 - 22 _________________________________________________________________ 107 SISTEM LIKUISOLID DILTIAZEM SEBAGAI BASIS TABLET LEPAS LAMBAT _____________________ 107

O4 - 23 _________________________________________________________________ 108 FORMULASI SEDIAAN PEDIATRIK PERMEN KENYAL MENGANDUNG DOMPERIDONE 10 MG ____ 108

O4 - 24 _________________________________________________________________ 109 FORMULASI EDIBLE FILM EKSTRAK DAUN SIRIH (PIPER BETLE L.) SEBAGAI ANTIHALITOSIS _____ 109

O4 - 25 _________________________________________________________________ 110 KINETIKA PELEPASAN RANITIDINE HCL DARI SEDIAAN GASTRORETENTIVE DENGAN SISTEM FLOATING ______________________________________________________________________ 110

O4 - 26 _________________________________________________________________ 111 FORMULASI SEDIAAN GASTRORETENTIVE RANITIDIN HCl DENGAN SISTEM FLOATING ________ 111

O4 - 27 _________________________________________________________________ 112 MATRIK KOMPOSIT POLILAKTIDA DENGAN HIDROGEL GELATIN MENGANDUNG SERBUK ALOE UNTUK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR ________________________________________________ 112

O4 - 28 _________________________________________________________________ 113 UJI DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DARI SEDIAAN KAPLET: EVALUASI PERSYARATAN UJI DISOLUSI USP DAN BERBAGAI KONDISI UJI DISOLUSI LAINNYA____________________________________ 113

O4 - 29 _________________________________________________________________ 114 FORMULASI LIPSTIK MENGGUNAKAN LIPOSOM MAGNESIUM ASKORBIL FOSFAT YANG DIBUAT DENGAN METODE REVERSE PHASE EVAPORATION _____________________________________ 114

O4 - 30 _________________________________________________________________ 115 CO-PROCESSING PATI SINGKONG DAN KITOSAN SECARA SPRAY DRYING UNTUK BAHAN PENGISI TABLET CETAK LANGSUNG ________________________________________________________ 115

O4 - 31 _________________________________________________________________ 116 DEVELOPMENT OF AN EFFICIENT NANO-CARRIER FOR CYTOSOLIC DELIVERY IN THE PRESENCE OF POLYETHELENEGLYCOL ___________________________________________________________ 116


8

O4 - 32 _________________________________________________________________ 117 PENGARUH IONTOFORESIS DAN ZAT PENINGKAT PENETRASI TERHADAP DIFUSI SEDIAAN GEL PIROKSIKAM SECARA IN VITRO _______________________________________________ 117

O4 - 33 _________________________________________________________________ 118 PHYSICOCHEMICAL PROPERTIES OF HESPERIDIN NANOCRYSTALS _________________________ 118

O4 - 34 _________________________________________________________________ 119 PENGARUH INTERAKSI PADATAN AMOKSISILINA TRIHIDRAT KALIUM KLAVULANAT TERHADAP STABILITAS AMOKSISILINA ________________________________________________________ 119

O4 - 35 _________________________________________________________________ 120 PENGARUH METODE GRANULASI TERHADAP KADAR TABLET AMOKSISILINA TRIHIDRAT _______ 120

O4 - 36 _________________________________________________________________ 121 KHASIAT TABLET ANDROGRAFOLIDA (HASIL ISOLASI DARI Andrographis paniculata NEES) SEBAGAI OBAT ANTIMALARIA _____________________________________________________________ 121

PRESENTASI ORAL BIDANG 5: FARMASI RUMAH SAKIT, FARMASI KLINIK _______ 123 O5 - 01 _________________________________________________________________ 124 PENGELOLAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI MODEL KOMPUTERISASI ON LINE GUNA MENDUKUNG PHARMACEUTICAL CARE DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG ________________ 124

O5 - 02 _________________________________________________________________ 125 POLA PEMILIHAN JENIS ANTIBIOTIKA PADA PEMERIKSAAN SENSITIVITAS ANTIBIOTIKA TERHADAP Pseudomonas aeruginosa _________________________________________________________ 125

O5 - 03 _________________________________________________________________ 126 PENGARUH PENYIMPANAN TERHADAP SHELF-LIFE SURGICAL INSTRUMENTS RE-USE DI CSSD INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR SOETOMO _____________________________________ 126

O5 - 04 _________________________________________________________________ 127 KETIDAK TEPATAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN LANJUT USIA DI BANGSAL GERIATRI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DI BALI ________________________________________________________ 127

O5 - 05 _________________________________________________________________ 128 PENGGUNAAN NATRIUM BIKARBONAT PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DENGAN KOMPLIKASI ASIDOSIS METABOLIK __________________________________________________ 128

O5 - 06 _________________________________________________________________ 129 STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK ________ 129

O5 - 07 _________________________________________________________________ 130 PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DIARE ANAK YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RS X DI KOTA YOGYAKARTA ______________________________________________________________ 130

O5 - 08 _________________________________________________________________ 131 POLA PENGOBATAN PASIEN ANAK DENGAN HIV DI BANGSAL INFEKSI DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK RSCM __________________________________________________________ 131

O5 - 09 _________________________________________________________________ 132 PENGARUH PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL TERHADAP KEBERHASILAN TERAPI PASIEN HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS _______________________________________________ 132


9

O5 - 10 _________________________________________________________________ 133 PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA LAYANAN INFORMASI OBAT YANG DIBERIKAN OLEH PUSAT INFORMASI OBAT YANG BERBASIS DI UNIVERSITAS__________________________ 133

O5 - 11 _________________________________________________________________ 134 KAJIAN RETROSPEKTIF PENANGANAN MANIFESTASI ALERGI OBAT DI SUATU RUMAH SAKIT DI BANDUNG _____________________________________________________________________ 134

O5 - 12 _________________________________________________________________ 135 PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI UNTUK PASIEN RAWAT JALAN DI SALAH SATU RUMAH SAKIT DI PALEMBANG SELAMA TAHUN 2004-2008 ____________________________________________ 135

O5 - 13 _________________________________________________________________ 136 EVALUASI PENGGUNAAN SEFOTAKSIM PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA DI SEMARANG _____________________________________________________ 136

O5 - 14 _________________________________________________________________ 137 ANALYSIS OF ALPRAZOLAM DRUG-DRUG INTERACTION FOR OUTPATIENTS IN ONE PRIVATE HOSPITAL IN SEMARANG __________________________________________________________ 137

O5 - 15 _________________________________________________________________ 138 IMPLEMENTASI SISTEM INIFORMASI RUMAH SAKIT DI RSAB HARAPAN KITA ________________ 138

O5 - 16 _________________________________________________________________ 139 GUGUS KENDALI MUTU DALAM KECEPATAN PELAYANAN RESEP DI RSAB HARAPAN KITA ______ 139

O5 - 17 _________________________________________________________________ 140 KAJIAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 __________________________________________________ 140

O5 - 18 _________________________________________________________________ 141 PENGARUH ORGANIZATIONAL CAPITAL TERHADAP PROSES BISNIS INTERNAL : STUDI KASUS INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ___________________ 141

O5 - 19 _________________________________________________________________ 142 ANALISIS BIAYA DAN KAJIAN KEAMANAN OBAT KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI SEBUAH RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DI YOGYAKARTA __________________________________ 142

O5 - 20 _________________________________________________________________ 143 EFEKTIVITAS ANTIEMETIK DAN ANALGESIK PADA PASIEN KANKER SERVIKS & KANKER PAYUDARA DI SEBUAH RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DI YOGYAKARTA __________________________________ 143

O5 - 21 _________________________________________________________________ 144 PENATALAKSANAAN TERAPI KERACUNAN MAKANAN PADA BEBERAPA RUMAH SAKIT DI DIY PERIODE TAHUN 2005-2008 _______________________________________________________ 144

O5 - 22 _________________________________________________________________ 145 STUDI PENGGUNAAN ANALGETIK DALAM MANAJEMEN NYERI AKUT DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA __________________________________________ 145

O5 - 23 _________________________________________________________________ 146 EVALUASI PENGOBATAN PENYAKIT EPILEPSI PASIEN WANITA DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE JANUARI - DESEMBER 2007 ________________________________________________ 146

O5 - 24 _________________________________________________________________ 147 KARAKTERISTIK, EFIKASI BEBERAPA KOMBINASI ANTIRETROVIRAL YANG DIUKUR TERHADAP KENAIKAN CD4 PASIEN HIV/AIDS DI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK TAHUN 2007-2008 _____ 147


10

O5 - 25 _________________________________________________________________ 148 TERAPI GAGAL JANTUNG KONGESTIF DALAM PERSPEKTIF INTERAKSI, DAMPAK DAN SOLUSINYA 148

O5 - 26 _________________________________________________________________ 149 STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SIROSIS HEPATIK DENGAN KOMPLIKASI ENSEFALOPATI HEPATIK DI RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA_______________________________________ 149

O5 - 27 _________________________________________________________________ 150 STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI IRNA MEDIK JANTUNG RSU DR SOETOMO SURABAYA ____________________________________________________________ 150

O5 - 28 _________________________________________________________________ 151 STUDI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PASIEN RAWAT JALAN DI SALAH SATU RUMAH SAKIT NEGERI YOGYAKARTA PADA TAHUN 2005-2008 DENGAN METODE ATC/DDD ______________________ 151

O5 - 29 _________________________________________________________________ 152 EVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIK PADA KEMOTERAPI KANKER DENGAN OBAT SITOSTATIKA DI RSUD X SURAKARTA TAHUN 2008 __________________________________________________ 152

O5 - 30 _________________________________________________________________ 153 TERAPI ANTIBAKTERI PADA PASIEN ULKUS DIABETIK ___________________________________ 153

O5 - 31 _________________________________________________________________ 154 PERBANDINGAN PENGGUNAAN OBAT ANTARA PASIEN RAWAT INAP PROGRAM JAMKESMAS, ASKESSOS DAN GAKIN BERDASARKAN INA-DRG PADA KASUS PNEUMONIA DI RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA _______________________________________________________ 154

O5 - 32 _________________________________________________________________ 155 PERAN FORMULARIUM DI RS DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKAKASSAR _________________ 155

O5 - 33 _________________________________________________________________ 156 ANALISIS BIAYA PENGOBATAN PENDERITA TBC PARU DI RUANG PERAWATAN BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG _________________________ 156

PRESENTASI ORAL BIDANG 6: FARMASI KOMUNITAS, FARMASI PENDIDIKAN ___ 157 O6 - 01 _________________________________________________________________ 158 PEMBERIAN INFORMASI OBAT OLEH FARMASIS KEPADA PASIEN DENGAN RESEP ANTIBIOTIKA _ 158

O6 - 02 _________________________________________________________________ 159 PENGGALIAN DAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT OLEH FARMASIS KEPADA PELAKU SWAMEDIKASI DENGAN OWA (OBAT WAJIB APOTEK) _______________________________________________ 159

O6 - 03 _________________________________________________________________ 160 PENGARUH EDUKASI SWAMEDIKASI COMMON COLD TERHADAP PERILAKU KADER DAN NON KADER KESEHATAN DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL_________________________________ 160

O6 - 04 _________________________________________________________________ 161 PERBANDINGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL SUBYEK KARENA PERBEDAAN DURASI EDUKASI HIDUP SEHAT _________________________________________________________________________ 161

O6 - 05 _________________________________________________________________ 162 TINGKAT PERESEPAN ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS KABUPATEN SLEMAN SELAMA TAHUN 2004-2008 ______________________________________________________________________________ 162


11

O6 - 06 _________________________________________________________________ 163 PREVALENSI PENYAKIT KULIT DAN PENGOBATANNYA PADA BEBERAPA RW DI KELURAHAN PETAMBURAN JAKARTA PUSAT ____________________________________________________ 163

O6 - 07 _________________________________________________________________ 164 EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK DI KOTA PADANG _ 164

O6 - 08 _________________________________________________________________ 165 HUBUNGAN ANTARA PERILAKU SEHAT DENGAN PREVALENSI PENYAKIT CACINGAN PADA ANAK DI SEKITAR RT 01/07 TPA KELURAHAN CIPAYUNG KOTA DEPOK _____________________________ 165

O6 - 09 _________________________________________________________________ 166 UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PENGOBATAN SENDIRI PADA MASYARAKAT PEDESAAN PASCAGEMPA DI KABUPATEN BANTUL _____________________________________ 166

O6 - 10 _________________________________________________________________ 167 TEKNIK BERKOMUNIKASI FARMASIS DALAM MELAKUKAN PELAYANAN INFORMASI OBAT KEPADA KLIEN APOTEK __________________________________________________________________ 167

O6 - 11 _________________________________________________________________ 168 KOMPETENSI APOTEKER DAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTIK PASCA PUKA DI KOTA MEDAN ________________________________________________________________________ 168

O6 - 12 _________________________________________________________________ 169 PELATIHAN SOFTSKILLS TERINTEGRASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING LULUSAN DI DUNIA KERJA: Sharing Alumni Farmasi USD ___________________________________________ 169

O6 - 13 _________________________________________________________________ 170 STUDI PEMAHAMAN MAHASISWA FARMASI DAN NON FARMASI TERHADAP MAKNA KATEGORI OBAT TRADISIONAL INDONESIA ____________________________________________________ 170

PRESENTASI ORAL BIDANG 7: FARMAKOLOGI, TOKSIKOLOGI _________________ 171 O7 - 01 _________________________________________________________________ 172 POTENSI SEDIAAN CTR TERHADAP KADAR KOLESTEROL, TRIGLISERIDA, HDL DAN LDL-KOLESTEROL PLASMA DARAH TIKUS PUTIH ______________________________________________________ 172

O7 - 02 _________________________________________________________________ 173 BIOAKTIVITAS, EFEK ANTIINFLAMASI, EFEK ANTIPIRETIK DAN TOKSISITAS TUMBUHAN KANDIS (Garcinia cowa Roxb) _____________________________________________________________ 173

O7 - 03 _________________________________________________________________ 174 UJI EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBANG GETIH (Hemigraphis colorata Hall F.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN ___________________________________________________________ 174

O7 - 04 _________________________________________________________________ 175 PENGARUH PENTAGAMAVUNON - 0 (PGV- 0) TERHADAP EFEK HEPATOTOKSIK PARASETAMOL PADA TIKUS WISTAR JANTAN ___________________________________________________________ 175

O7 - 05 _________________________________________________________________ 176 PENGARUH SEDIAAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus L) TERHADAP ELEKTROFISIOLOGI DAN HISTOLOGI JANTUNG TIKUS (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI DOXORUBISIN __________________________________________________________________ 176


12

O6-11

KOMPETENSI APOTEKER DAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK PASCA PUKA DI KOTA MEDAN Wiryanto Laboratorium Farmasi Komunitas Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater No. 5 Kampus USU Medan [email protected]

ABSTRAK Pelayanan kefarmasian di Apotek saat ini didiskripsikan para pemerhati kesehatan sebagai pelayanan yang tidak mengacu pada kaidah-kaidah profesi, karena tidak dilakukan oleh Apoteker tetapi oleh siapa saja yang ada di Apotek. Diskripsi yang menyimpan beragam permasalahan mendasar bagai fenomena gunung es ini, telah direspon oleh 2 institusi terkait paling bertanggungjawab, yaitu Departemen Kesehatan RI dan Organisasi Profesi ISFI. Respon Departemen Kesehatan adalah dengan diterbitkannya Kepmenkes No.1027/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan respon Organisasi Profesi ISFI adalah dicanangkannya Sertifikasi Profesi Apoteker yang pada tahap awal dilaksanakan melalui Penataran dan Uji Kompetensi Apoteker (PUKA). Makalah ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi apoteker dan gambaran pelayanan kefarmasian di apotek pasca PUKA di kota Medan. Penelitian dilakukan dalam 4 tahap, tahap pertama menilai kompetensi apoteker melalui uji sebelum dan sesudah mengikuti penataran, tahap kedua survei lapangan untuk mengetahui sejauh mana penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, tahap ketiga survei lapangan untuk mengetahui sejauh mana peran Apoteker dalam Pelayanan Kefarmasian di Apotek, dan tahap keempat observasi tersamar untuk mengetahui sejauh mana Pelayanan Obat Keras tanpa Resep Dokter dilakukan di Apotek. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa hasil uji kompetensi Apoteker terhadap 8 materi penataran sebelum dilaksanakan penataran cenderung mengecewakan dengan data kelulusan rata-rata: 25% nilai C, 16% nilai B, 1% nilai A, selebihnya 28% nilai D dan 30% nilai E. Hasil uji kompetensi Apoteker sesudah penataran menunjukkan adanya peningkatan dengan data kelulusan rata-rata: 15% nilai C, 33% nilai B, 30% nilai A, selebihnya 20% nilai D dan 2% nilai E. Hasil penelitian tahap kedua menunjukkan bahwa rata-rata skor pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek adalah antara 34,79% hingga 50,29% atau berada dalam kategori kurang. Status kepemilikan apotek ternyata tidak mempengaruhi skor pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian. Hasil penelitian tahap ketiga menunjukkan bahwa secara umum pelayanan kefarmasian di apotek dilakukan oleh asisten apoteker. Ditinjau dari kehadiran apoteker diketahui bahwa apoteker yang hadir lebih dari 10 hari di apotek dalam satu bulan hanya 7,5%. Gambaran peran Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di apotek adalah 15% kategori baik, 22,5% kategori sedang, dan 65% kategori buruk. Hasil penelitian tahap keempat memberikan gambaran pelayanan obat keras tanpa resep yaitu 60% apotek melayani obat psikotropika, semua apotek melayani obat antibiotik dan obat penyakit degeneratif, dan semua apotek melayani Obat Wajib Apotek tidak sesuai ketentuan. Pelayanan apotek cenderung dilakukan oleh siapa saja: 12% oleh Apoteker, 32% oleh Asisten Apoteker, dan 56% oleh siapa saja. Kata kunci: Profesi, Kompetensi, Standar Pelayanan, Peran

PENDAHULUAN Pelayanan kefarmasian di Apotek saat ini didiskripsikan para pemerhati kesehatan sebagai pelayanan yang tidak mengacu pada kaidah-kaidah profesi, karena tidak dilakukan oleh Apoteker tetapi oleh siapa saja yang ada di Apotek. Syaifullah Tatang, seorang pakar farmasi menyatakan di Banda Aceh bahwa citra Apoteker khususnya dalam perapotekan kerap hanya sebagai sebuah nama yang dipinjamkan untuk kemudian mendapatkan imbalan (Anonim1,2002). Sebuah pertemuan forum wartawan yang diselenggarakan oleh Koalisi Indonesia Sehat juga menilai bahwa buruknya persoalan obat di Indonesia terkait dengan lemahnya peran Pemerintah dan Apoteker. Dalam pertemuan tersebut ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Indah Sukmaningsih mengatakan bahwa selama ini Apoteker hanya penjual obat, menerima resep dan mengkalkulasi harga, sementara Ketua Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Ahaditomo mengatakan bahwa justru

Apoteker malah membiarkan obat membunuh konsumen pelan-pelan karena tidak memberikan informasi kepada konsumen (Anonim2,2002). Pada kesempatan lain Ahaditomo juga melihat kenyataan pahit profil pelayanan farmasi di Apotek yang lebih-kurang sama dengan pendapat salah seorang pemerhati kesehatan masyarakat, M Jamil, bahwa Apotek telah berubah menjadi semacam Toko yang berisi semua golongan obat baik obat bebas, obat keras, psikotropika dan narkotika dengan pelayanan yang tidak mengacu pada kaidah-kaidah profesi, karena tidak dilakukan oleh Apoteker tapi oleh siapa saja yang ada di Apotek (Ahaditomo,2002; Anonim3,2002). Karin Timmermans, seorang konsultan WHO menyatakan bahwa kinerja apoteker saat ini berada di bawah standar, dan bahkan kalangan dokter pelaku dispensing mulai mempertanyakan: nilai tambah apa yang diberikan oleh apoteker di apotek seandainya mereka menulis resep? (Timmerman,2003). Sementara Siskandri, ketua PD ISFI Sumut (anonim,2008) mengungkapkan bahwa 70% Apoteker di Sumatera Utara tidak berada di apotek untuk

Kongres Ilmiah ISFI XVII, Jakarta 7-8 Desember 2009

O6-11

memberikan pelayanan kefarmasian, menunjukkan betapa semakin lemahnya komitmen berprofesi mayoritas apoteker akhir-akhir ini, membawa akibat tidak eksisnya profesi apoteker di tengah masyarakat yang akhirnya berujung pada menurunnya kompetensi mayoritas para Apoteker. Pada saat yang sama, dimensi obat yang lain yaitu sains dan teknologi Industri Farmasi, telah membawa masalah yang berpotensi merugikan bagi masyarakat: multiple prescribers of medications for single patient, the explosion of drug products and information presently on the market, the increased complexity of drug therapy, the significant level of drug-related morbidity and mortality associated with drug use, and the high human and financial cost of drug misadventuring (Cipole dkk,1998). Lebih lanjut kejadian yang disebut sebagai Medication error dalam pelayanan kefarmasian juga menunjukkan data yang semakin mengkhawatirkan (Dwiprahasto,2004; Timmerman, 2003). Berbagai gambaran tentang buruknya profil pelayanan kefarmasian di atas telah direspon oleh 2 institusi terkait paling bertanggungjawab, yaitu Departemen Kesehatan RI dan Organisasi Profesi ISFI. Respon Departemen Kesehatan adalah dengan diterbitkannya Kepmenkes No.1027/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (Menteri Kesehatan RI.,2004) dan respon Organisasi Profesi ISFI adalah dicanangkannya Sertifikasi Profesi Apoteker yang pada tahap awal dilaksanakan melalui Penataran dan Uji Kompetensi Apoteker (PUKA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi apoteker dan profil pelayanan kefarmasian di Apotik pasca PUKA di Kota Medan. METODE 1. Kompetensi apoteker dinilai melalui uji pada sebelum dan sesudah mengikuti penataran di Medan meliputi 8 bidang/topik materi terdiri dari: Pharmaceutical Care, Komunikasi Konseling, Farmakoterapi dan Peran Apoteker, Drug Therapi Problem, Perkembangan IPTEK Sediaan Farmasi, Manajemen Apotek, Kode Etik dan Organisasi Profesi, serta Sertifikasi, Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja terkait Pekerjaan Kefarmasian, masing-masing terdiri dari 5 soal pilihan berganda. Penilaian Kompetensi dinyatakan dalam persentase kelulusan peserta dengan kategori A (81-100), B (61-80), C (41-60), D (21-40) dan E (0-20) 2. Penelitian profil pelayanan kefarmasian dilakukan dalam 3 tahap, 2 tahap melalui survei lapangan terkait penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian dan Peran Apoteker dalam Pelayanan Kefarmasian di Apotek, dan 1 tahap melalui observasi tersamar terkait Profil Pelayanan Obat Keras Tanpa Resep Dokter.

beberapa berpredikat profesor, mayoritas atau 80% telah lebih 10 tahun sebagai Apoteker. Uji Kompetensi dilaksanakan sebelum dan sesudah mengikuti penataran. Hasilnya dapat dilihat pada diagram 1 berikut, bahwa hasil uji kompetensi Apoteker terhadap 8 materi penataran sebelum dilaksanakan penataran cenderung mengecewakan dengan data kelulusan rata-rata: 25% nilai C, 16% nilai B, dan hanya 1% nilai A, selebihnya 28% nilai D dan 30% nilai E. Hasil uji kompetensi Apoteker sesudah penataran menunjukkan adanya peningkatan dengan data kelulusan rata-rata: 15% nilai C, 33% nilai B, 30% nilai A, selebihnya 20% nilai D dan 2% nilai E.

Diagram 1. Persentase rata-rata hasil uji Melihat hasil di atas, dapat dikemukakan bahwa penguasaan ilmu mayoritas Apoteker Peserta PUKA bukanlah ilmu-ilmu terkait profesi atau praktik pelayanan kefarmasian, dan lamanya menyandang predikat Apoteker bukanlah jaminan bahwa Apoteker tersebut adalah seorang ahli dan profesional di bidang praktik pelayanan kefarmasian 2. Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Tabel 1 di bawah ini adalah kategori penerapan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan bentuk kegiatan sebagaimana Kepmenkes No.1027/2004 tentang Standar Kefarmasian di Apotik. KEGIATAN Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan Evaluasi Mutu Pelayanan

% PENERAPAN

KATEGORI

82,18

Cukup

42,69

Kurang Sangat Kurang

3,47

Tabel 1. Perolehan Skor Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Berdasarkan kegiatan

HASIL DAN DISKUSI 1. Kompetensi Apoteker Peserta Uji Kompetensi terdiri dari 166 orang Apoteker, 18% di antaranya berpendidikan pasca sarjana S2/S3 dan

Hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1 menunjukkan bahwa kategori Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian pada kegiatan pelayanan masih kurang, artinya bahwa pelayanan kefarmasian di apotek sepenuhnya masih berorientasi produk, belum beranjak


O6-11

menuju pelayanan berorientasi pasien sebagaimana seharusnya. Demikian juga terhadap evaluasi mutu pelayanan masih belum dilaksanakan dengan baik, yang mengindikasikan bahwa mutu masih belum menjadi parameter yang harus diperhatikan dalam pelayanan.

Hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4 menunjukkan bahwa unjuk kerja yang ditampilkan mayoritas APA adalah masih jauh dari harapan pencanangan TATAP atau No Pharmacist No Services

Tabel 2 di bawah ini adalah kategori penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian berdasarkan keluangan waktu dan kegiatan lain APA.

Tabel 5 di bawah ini adalah ragam kegiatan pelayanan kefarmasian yang dilakukan apoteker jika berada di apotek.

PEKERJAAN LAIN APA tanpa pekerjaan lain Pegawai Swasta PNS Non Depkes PNS Depkes

% PENERAPAN

KATEGORI

50,29

Kurang

44,07 40,02 34,79

Kurang Kurang Kurang

Tabel 2. Perolehan Skor Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Berdasarkan Pekerjaan Lain APA Hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2 menunjukkan bahwa semua kelompok APA masuk ke dalam kategori kurang dalam hal menerapkan Standar Pelayanan Kefarmasian dalam mengelola Apotek, mengindikasikan bahwa pelayanan kefarmasian masih dilaksanakan tanpa komitmen profesional Tabel 3 di bawah ini adalah kategori penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian berdasarkan kepemilikan apotek. KEPEMILIKAN PSA APA Kelompok APA - PSA

% PENERAPAN 38,95 50,56 45,64 61,44

KATEGORI Kurang Kurang Kurang Cukup

Tabel 3. Perolehan Skor Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Berdasarkan Kepemilikan Apotek Hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3 menunjukkan bahwa kepemilikan APA belum menjamin penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian dalam mengelola Apotek. 3. Peran Apoteker Dalam Pelayanan Kefarmasian di Apotek Tabel 4 di bawah ini adalah frekuensi rata-rata kehadiran apoteker perbulan FREKUENSI 1 2-4 5-10 >10

JUMLAH (n=40) 25 11 1 3

(%) 62,5 27,5 2,5 7,5

Tabel 4. Frekuensi Rata-Rata Kehadiran Apoteker Perbulan

RAGAM KEGIATAN APOTEKER Terlibat dalam penerimaan resep Terlibat dalam skrining resep Terlibat dalam penyiapan obat resep Terlibat dalam penyerahan obat resep Berkonsultasi dengan dokter penulis resep Memberikan informasi tentang obat kepada dokter dan tenaga kesehatan lain

JUMLAH (n=40)

(%)

13

62,5

13

32,5

9

22,5

7

17,5

4

10

10

25

Tabel 5. Ragam Kegiatan Pelayanan Kefarmasian Yang Dilakukan Apoteker Jika Berada Di Apotek Hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5 menunjukkan bahwa kurang dari 30% APA yang melakukan kegiatan sebagaimana layaknya para profesional berpraktek melayani pelanggan Tabel 6 di bawah ini adalah kategori peran apoteker terhadap kegiatan pelayanan kefarmasian jika berada di apotek PERAN APOTEKER JML KATEGORI KEGIATAN <2 Buruk 2-4 Sedang >4 Baik

JUMLAH (n=40)

(%)

26 9 5

65 22,5 15

Tabel 6. Kategori Peran Apoteker Terhadap Kegiatan Pelayanan Kefarmasian Jika Berada di Apotek Hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas Apoteker yang diteliti cenderung tidak berperan dengan baik dalam kegiatan pelayanan kefarmasian jika berada di apotik. Melihat minimnya kehadiran dan peran mayoritas apoteker saat ini, sulit diharapkan profesi ini dapat membangun kepantasan untuk meraih martabat, tradisi luhur, dan masa depan. 4. Profil Pelayanan Obat Keras Tanpa Resep Dokter Profil pelayanan obat keras tanpa resep dokter tergambar pada tabel 7 hingga 10 di bawah ini.


O6-11

JUMLAH NAMA OBAT APOTEK PETUGAS (n=25) Sanmag 2 Pegawai Neurodial 1 AA Analsik 1 Pegawai Stesolid 1 Apoteker Diazepam 1 Pegawai Carbamazepin 15 AA /Pegawai 60% apotek melayani obat psikotropika tanpa resep Tabel 7. Data Pelayanan Obat Psikotropika (OKT) di Apotek tanpa resep JUMLAH NAMA OBAT APOTEK PETUGAS (n=25) Amoxisilin 3 AA /Pegawai Amoxsan 2 Pegawai Kalmicetin 2 AA Khloramfenicol 1 Pegawai Thiamfenicol 2 AA/Pegawai Erythromycin 5 AA Ciprofloxacin 3 Apt/ AA/Pegawai Cefixim 2 Apt/ Pegawai Trimoxul 2 Pegawai Tetracyclin 1 Pegawai Metronidazol 1 Pegawai Sanprima 1 Pegawai Semua Apotek melayani obat antibiotika tanpa resep Tabel 8. Data Pelayanan Obat Keras di Apotek tanpa resep JUMLAH APOTEK PETUGAS (n=25) Captopril 10 AA /Pegawai Farmalat 5 Apt/ AA/Pegawai Nifedipin 10 Apt/ AA/Pegawai Digoxin 15 Apt/ AA/Pegawai Cedocard 10 AA /Pegawai Metformin 25 Apt/ AA/Pegawai Semua Apotek melayani obat keras untuk penyakit degeneratif tanpa resep NAMA OBAT

Tabel 9. Data Pelayanan Obat Penyakit Degeneratif di Apotek Tanpa Resep JUMLAH APOTEK PETUGAS (n=25) Ponstan/ Pondex 8 AA /Pegawai Ranitidin 4 Pegawai Omeprazol 4 AA Piroxicam 3 Pegawai Alopurinol 3 AA Ambroxol 20 AA /Pegawai Semua Apotek melayani OWA tidak sesuai ketentuan NAMA OBAT

Tabel 10. Data Pelayanan Obat Wajib Apotek di Apotek Tanpa Resep Melihat profil pelayanan obat keras tanpa resep dokter sebagaimana dapat dilihat pada tabel 7 hingga 10, mengindikasikan bahwa obat cenderung tidak lagi dipandang sebagai barang yang mempunyai resiko dalam penggunaan, sementara jusru hal ini yang memberikan pembenaran bagi keberadaan profesi apoteker di masyarakat Tabel 11 di bawah ini adalah data petugas apotek yang melayani obat keras tanpa resep PETUGAS Apoteker AA Pegawai

JUMLAH PETUGAS 3 8 14

% 12 32 56

Tabel 11. Data Petugas Apotek Yang Melayani Obat Keras Tanpa Resep Hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada tabel 11 menunjukkan bahwa pelayanan kefarmasian cenderung dilakukan oleh siapa saja yang ada di Apotek tanpa memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan kaidah-kaidah profesi yang berlaku KESIMPULAN

Kompetensi adalah kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Presiden RI, 2004). Pelaksanaan PUKA masih sebatas peningkatan aspek pengetahuan dan sebagai tahap awal proses sertifikasi, belum mampu merubah sikap kerja yang menjadi aspek utama sebuah profesi. Dengan diterbitkannya PP.51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Presiden RI, 2009) merupakan peluang besar bagi pemerintah dan organisasi profesi untuk menjadikan apoteker sebagai sebuah profesi yang bermartabat serta mempunyai peran dan masa depan, melalui proses pemurnian profesi sebagaimana disampaikan Ketua Umum PP ISFI di berbagai kesempatan pertemuan organisasi maupun acara silaturahim UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada Adelina Ginting, Rista Romelyn Sirait dan Sri Ayu Elyarni atas partisipasinya dalam pengumpulan data penelitian

DAFTAR PUSTAKA Ahaditomo. (2002)., Standard Kompetensi Apoteker Indonesia., Makalah pada Peringatan 55 Tahun Pendidikan Farmasi Institut Teknologi Bandung. 1 Anonim (2002)., Masyarakat Belum Rasakan Manfaat Farmasi., Harian Analisa.,Medan., 13 Maret 2002.


O6-11 Anonim2(2002)., Peran Apoteker Lemah Perburuk Persoalan Obat., Harian Republika.,Jakarta., 30 Oktober 2002. Anonim3. (2002)., Disesalkan Apotek Berubah Jadi Toko Obat di Lhokseumawe., Harian Waspada., Medan., 10 September 2002. Anonim. (2008), Tujuhpuluh persen Apoteker Tidak Berada di Apotek., Harian Waspada., Medan., 31 Mei 2008. Cipole, RJ., Strand, LM., Morley, PC., 1998., Pharmaceutical Care Practice., The McGraw-Hill Companies, Inc., The United States of America. Dwiprahasto, I., 2004., Medication Error., Materi Seminar Sehari Medication Error, Tantangan dalam Pelayanan Medis dan Kefarmasian., Magister Manajemen Farmasi., UGM. Menteri Kesehatan RI. (1990)., Keputusan Menteri Kesehatan RI No.347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotik., Departemen Kesehatan RI., Jakarta. Menteri Kesehatan RI. (2004)., Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek., Departemen Kesehatan RI., Jakarta. Presiden RI. (2004) Peraturan Pemerintah RI No.23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi., Lembaran Negara RI No.78 Presiden RI. (2009) Peraturan Pemerintah RI No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian., Lembaran Negara RI No.5044 Timmerman, K., 2003., Pharmaceutical Care and community pharmacy in the Netherlands., Makalah pada Lokakarya Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek., Pusdiklat Depkes RI., Jakarta.


No title

Recommend Documents