BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian merupakan serangkaian pengamatan yang dilakukan selama jangka waktu tertentu terhadap suatu fenomena yang memerlukan jawaban dan penjelasan. Salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan penelitian adalah merumuskan desain dan metode penelitian agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Adapaun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Oleh karena itu, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. B. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian ini menggunakan variabel endogen dan variabel eksogen yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut : 1. Variabel Endogen Variabel endogen atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur menggunakan Tobin’s Q dan Price to Book Value.
69
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
1.1 Tobin’s Q Pengukuran nilai perusahaan menggunakan Tobin’s Q menunjukkan potensi nilai pasar saham dan pertumbuhan pendapatan perusahaan untuk saat ini dan masa depan. Semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan
maka
semakin
besar
kerelaan
investor
untuk
mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004). Berikut rumus yang digunakan untuk mengukur nilai Tobins’Q menurut Klapper dan Love dalam Darmawati dan Khomsiyah (2004):
Tobin’s Q
=
EMV DEBT TA
Keterangan: EMV
: P(Closing Price) x Qshares (Jumlah saham beredar)
DEBT
: Nilai buku dari total hutang
TA
: Nilai buku dari total aktiva
Jika nilai Tobin’s Q lebih dari satu (Tobin’s Q > 1), maka nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai aktiva perusahaan yang tercatat di laporan keuangan. Hal ini berarti bahwa pasar menilai baik perusahaan sehingga perusahaan memiliki kesempatan untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
meningkatkan volume perdagangan sahamnya. Jika Tobin’s Q sama dengan satu (Tobin’s Q = 1), maka nilai pasar perusahaan sama dengan nilai aktiva perusahaan yang tercatat. Apabila nilai Tobin’s Q kurang dari satu (Tobin’s Q < 1) berarti biaya ganti aktiva lebih besar daripada nilai pasar perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa pasar menilai kurang perusahaan tersebut. 1.2 Price to Book Value (PBV) Price to Book Value (PBV) mengukur seberapa besar harga saham yang ada dipasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. PBV yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan berpotensi untuk menghasilkan laba dan menciptakan nilai perusahaan yang tinggi, demikian juga sebaliknya semakin rendah PBV maka potensi perusahaan untuk menghasilkan laba juga semakin rendah. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan semakin dipercaya, artinya nilai perusahaan menjadi lebih tinggi. Pada penelitian ini, nilai perusahaan diproksikan oleh PBV dengan mencari hasil bagi antara nilai pasar ekuitas suatu perusahaan dibagi dengan nilai bukunya (Damodaran, 2002). Nilai PBV ini secara matematis didapatkan sebagai berikut: PBV = Market capitalization : book value of equity Keterangan: PBV
: Price To Book Value
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
Market capitalization
: Kapitalisasi pasar
Book Value Of Equity
: Nilai buku saham
Nilai market capitalization merupakan perkalian dari harga pasar saham perusahaan dengan total lembar saham beredar di pasar. Nilai book value of equity didapatkan dari laporan keuangan masingmasing perusahaan yang tertera pada annual report. Nilai PBV lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan di masa mendatang lebih baik dengan memberikan profitabilitas yang lebih besar daripada cost of equity. 2. Variabel Eksogen Variabel eksogen atau variabel yang tidak dipengaruhi variabel lain dalam penelitian ini adalah stuktur kepemilikan, efektivitas dewan komisaris, dan efektivitas komite audit dengan rincian sebagai berikut: 2.1 Efektivitas Dewan Komisaris Variabel efektivitas dewan komisaris dalam penelitian ini tidak dapat diukur secara langsung dan memerlukan beberapa indikator (variable manifest) sehingga disebut juga sebagai variabel laten. Indikator-indikator yang digunakan oleh Prastiti (2013) untuk menghitung efektivitas dewan komisaris antara lain : a. Independensi Dewan Komisaris Persentase jumlah dewan komisaris independen terhadap total dewan komisaris.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
b. Kehadiran Rapat Dewan Komisaris Rata-rata persentase kehadiran dewan komisaris dalam rapat dewan komisaris. c. Keahlian
Dewan
Komisaris
Dalam
Bidang
Keuangan/
Bisnis/Ekonomi (Expertise) Persentase dewan komisaris yang memiliki kompetensi bidang keuangan/ekonomi dan bisnis baik dari sisi pendidikan maupun pengalaman kerja terhadap total dewan komisaris. 2.2 Efektivitas Komite Audit Variabel eksogen terakhir dalam penelitian ini yang juga variabel laten adalah efektivitas komite audit. Variabel tersebut diukur dengan menggunakan beberapa indikator antara lain (Hrichi, 2009) : a. Independensi Komite Audit Persentase jumlah komite audit independen terhadap total komite audit. b. Kehadiran Rapat Komite Audit Rata-rata persentase kehadiran komite audit dalam rapat komite audit. c. Keahlian Komite Audit Dalam Bidang Keuangan / Akuntansi (Expertise) Persentase komite audit yang memiliki kompetensi bidang akuntansi dan keuangan baik dari sisi pendidikan maupun pengalaman kerja terhadap total komite audit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
2.3 Struktur Kepemilikan Struktur kepemilikan diukur dari persentase kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. 2.1.1
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh direksi, manajemen, komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan. Kepemilikan manajerial dihitung dengan besarnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (komisaris dan direksi) (Christiawan dan Tarigan, 2007).
2.1.2
Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan
asuransi,
bank,
perusahaan
investasi
dan
kepemilikan institusi lain. Kepemilikan institusional diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh institusi terhadap total saham perusahaan (Tarjo, 2008). C. Populasi dan Sampel Penelitian 1.
Populasi Penelitian Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
serta mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Berdasarkan hal tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20102013. 2.
Sampel Penelitian Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus
betul-betul
representative.
Dalam
penelitian
ini
pengambilan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011). Kualifikasi sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria sebagai berikut: a. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode penelitian (tidak pernah terkena delisting, suspensi ataupun go private pada periode penelitian) b. Perusahaan yang laporan keuangannya dalam mata uang Rupiah dan selama periode pengamatan tidak melakukan merger/akuisisi. c. Perusahaan perbankan yang memiliki laporan tahunan dengan informasi lengkap yang dibutuhkan sebagai data penelitian, khususnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
informasi mengenai tata kelola perusahaan sesuai dengan peraturan Bapepam dan LK No. X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emitmen atau Perusahaan Publik, selama periode penelitian. D. Teknik Pengumpulan Dan Jenis Data 1.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari dari Bursa Efek Indonesia (BEI), jurnal, literatur, website perusahaan dan situs BEI yaitu www.idx.co.id.
2.
Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yaitu jenis data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain (Setianingrum, 2006). Data yang digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Laporan tahunan perusahaan tahun 2010-2013 yang diterbitkan oleh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Laporan tahunan perusahaan tersebut diperoleh dari BEI, OJK, serta melalui website BEI dan website perusahaan. b. Data-data mengenai corperate governance perusahaan diambil dari Laporan Tahunan 2010-2013, karena berdasarkan peraturan Bapepam dan LK Nomor X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emitmen Atau Perusahaan Publik, laporan tahunan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
keuangan perusahaan harus menyajikan informasi mengenai struktur corperate governance perusahaan dengan rinci. E. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah PLS (Partial Least Square). PLS merupakan suatu metode alternatif dari SEM yang berbasis varians. PLS menghasilkan estimasi parameter statistik yang menjelaskan beberapa varians dengan maksimal seperti yang terjadi pada analisis regresi berganda OLS (Hair, et, al., 2010 dalam Ghozali, 2008). PLS terdiri atas hubungan eksternal (outer model atau model pengukuran) dan hubungan internal (inner model atau model struktural). Hubungan tersebut didefinisikan sebagai dua persamaan linier, yaitu model pengukuran yang menyatakan hubungan antara peubah laten dengan sekelompok peubah penjelas dan model struktural yaitu hubungan antar peubah-peubah laten (Gefen, 2000 dalam Ghozali, 2008). Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan; (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestasinya (measurement model), dan (3) weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi. Penelitian ini akan diuji menggunakan software SmartPLS versi 2.0.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
1. Evaluasi Model PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2008). Model evaluasi PLS berdasarkan
pada
pengukuran
prediksi
yang
mempunyai
sifat
nonparametrik. Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite reliability untuk block indicator. Sedangkan outer model dengan formatif indicator yang dievaluasi berdasarkan pada substantive contentnya yaitu dengan membandingkan besarnya relatif weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2008). Model structural atau inner model dievaluasi dengan melihat persentase variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R2 untuk konstruk laten endogen dengan menggunakan ukuran stone-Geisser Q Squares test (Stone, 1974 dan Geisser, 1975) dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur bootstrapping. 2. Langkah-langkah PLS a.
Merancang inner model Merancang model struktural (inner model) yaitu merancang hubungan antar variabel laten pada PLS dengan didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
b.
Merancang outer model Merancang model pengukuran (outer model) yaitu merancang hubungan variabel laten dengan indikatornya. Dalam penelitian ini, indikator tiap-tiap variabel laten bersifat reflektif.
c.
Konstruksi diagram jalur Mengkonstruksi diagram jalur yang didapat dari perancangan inner model dan outer model. Bentuk diagram jalur untuk PLS dipandang secara umum dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:
1
X1
X 2
2
X2
3
X3
4
X 1
X4
5
X5
6
X6
X 3
1
1
1
Y 1
X 6
Y 2
3
2
2
3
X 7
1
Y2
2
2
X 4
X 5
1
Y1
X 8
X7
X8
7
8
Gambar 4.1. Konstruksi Diagram Jalur
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
dengan: ξ
= Ksi, variabel laten eksogen
η
= Eta, variabel laten endogen
λx
= Lamda (kecil), loading faktor variabel laten eksogen
λy
= Lamda (kecil), loading faktor variabel laten endogen
γ
= Gamma (kecil), koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap endogen
d.
x
= indikator variabel eksogen
y
= indikator variabel endogen
Konversi diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan 1) Outer model Outer model, yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya, disebut juga dengan outer relation atau measurement model, mendefinisikan karakteristik konstruk dengan variabel manifesnya. Pada model PLS Gambar 4.1 terdapat outer model sebagai berikut: Untuk variabel laten eksogen 1 (reflektif) X =λ ξ +δ 1
x1 1
X =λ ξ +δ 2
x2 1
X =λ ξ +δ 3
x3 1
1
2
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
Untuk variabel laten eksogen 2 (reflektif) X =λ ξ +δ 4
x4 4
4
X =λ ξ +δ 5
x5 5
5
X =λ ξ +δ 6
x6 6
6
Untuk variabel laten eksogen 3 (reflektif) X =λ ξ +δ 7
x7 7
7
X =λ ξ +δ 8
x8 8
8
Untuk variabel latent endogen (reflektif) Y =λ η +ε 1
Y1 1
Y =λ η +ε 2
Y2 2
1
2
2) Inner model Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), disebut juga dengan inner relation, menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan teori substansif penelitian. Pada model PLS Gambar 4.1 inner model dinyatakan dalam sistem persamaan sebagai berikut: η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + γ3ξ3+ ς1 e.
Estimasi: Koefisien Jalur, Loading dan Weight Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu: 1) Weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
2) Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten (koefisien jalur) dan antara variabel laten dengan indikatornya (loading). 3) Berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. f.
Goodness of Fit (GoF) Untuk
memvalidasi
model
secara
keseluruhan,
maka
digunakan Goodness of Fit (GoF). GoF indeks ini merupakan ukuran tunggal yang digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model). Nilai GoF indeks ini diperoleh dari averages communalities indeks dikalikan dengan R² model. Berikut adalah formula GoF indeks: GoF =
ComxR 2
Com bergaris atas adalah averages communalities dan R² bergaris atas adalah rata-rata model R². Nilai GoF ini terbentang antara 0 – 1 dengan interpretasi nilai ini adalah 0,1 (GoF kecil), 0,25 (GoF moderat), dan 0,36 (GoF besar) (Tenenhaus et al, 2005). g.
Pengujian Hipotesis Ghozali (2008) menjelaskan bahwa ukuran signifikansi keterdukungan hipotesis dapat digunakan perbandingan nilai T-table dan T-statistic. Jika T-statistic lebih tinggi dibandingkan nilai T-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
table, berarti hipotesis terdukung atau diterima. Dalam penelitian ini untuk tingkat keyakinan 95 persen (alpha 95 persen) maka nilai Ttable untuk hipotesis satu ekor (one-tailed) adalah >1,96.
http://digilib.mercubuana.ac.id/