BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa
a. Menurut Bittner Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat,seperti yang disitir Komala, dalam karnilh, dkk.1999), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomuniksasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is massages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi- keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah- keduanya disebut dengan media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop.
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
b. Menurut Meletzke Definisi komunikasi massa dari Meletzke berikut ini memperlihatkan massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar (Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala, dalam Karlinah. 1999). Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di suatu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.
c. Menurut Freidson Definisi komunikasi massa menurut Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamtkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunya
anggapan
tersirat
akan
adanya
alat-alat
khusus
untuk
menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat. (Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala, dalam Karlinah. 1999). Bagi Freidson, khalayak yang banyak dan tersebar itu dinyatakan dengan istilah sejumlah populasi, dan populasi tersebut merupakan representasi dari berbagai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
lapisan masyarakat. Artinya pesan tidak hanya ditujukan untuk sekelompok orang tertentu, melainkan untuk semua orang. Hal ini sesungguhnya sama dengan istilah terbuka dari Meletzke. Freidson dapat menunjukkan ciri komunikasi massa lain yaitu dengan adanya unsur keserempakan penerimaan pesan oleh komunikan, pesan dapat mencapai pada saat yang sama kepada semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat. Karena dalam proses komunikasi massa ada sifat keserempakan dalam penerimaan pesan.
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Sebelumnya telah dibahas tentang pengertian komunikasi massa melalui definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli ilmu komunikasi. Kita juga sudah mengetahui bahwa definisi-definisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu dfinisi dengan definisi yang lainnya dapat dianggap saling melengkapi. Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi antar personal dan komunikasi kelompok. Perbedaan itu meliputi komponen-komponen yang terlibat didalamnya, juga proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antar personal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut.8
a. Komunikator Terlembagakan Ciri
komunikasi
massa
yang
pertama
adalah
komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, mari kita bayangkan secara kronologis proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan itu diterima oleh komunikan.
b. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak
8
Elvinaro Ardianto,Lukiati Komala,Komunikasi Massa,Suatu Pengantar. PT Remaja Rosda
Karya.Bandung. Hal712
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik,
bagi
sebagian
besar
komunikan.
Dengan
demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan.
c. Komunikan Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Pada komunikasi antar personal, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan
mungkin
mengenal
sikap
dan
perilakunya.
Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan
komunikasi
massa
dibandingkan
dengan
komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relative banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Effendi (1981) mengartikan keserampakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000:99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu.
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berfungsi dimasyarakat. Robert K.Merton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional. Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) antara lain: 1. To Inform (memberi informasi) Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, memiliki fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informasi tercapai dalam waktu cepat dan singkat.
2. To Entertain (memberi hiburan)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan
fungsi-fungsi
lain,
komunikasi
massa
juga
digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsifungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.
3. To Persuade (membujuk) Media mengukuhkan atau membuat kepercayaan, sikap, nilai dan opini menjadi lebih kuat, karena dalam penyampaian pesan tersebut berisi tentang suatu nilai-nilai yang memperkuat pemahaman mereka tentang suatu hal dalam kepercayaan yang mereka anut, sehingga mereka akan menjadi lebih yakin. Media dapat mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang. Ditinjau dari sudut pandang pengiklan, fungsi terpenting dari media adalah menarik konsumen untuk mengambil tindakan. Media berusaha mengajak pemirsa atau pembaca untuk membeli produk dengan merek tertentu. Setelah suatu sikap dibentuk atau suatu pola perilaku dimantapkan, media berfungsi untuk menyalurkannya dan mengendalikannya kea rah tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
4. Transmission Of The Culture (transmisi budaya) Fungsi informatif adalah fungsi-fungsi yang bersifat statis, namun fungsi-fungsi lain yang lebih dinamis adalah fungsi transformasi budaya. Komunikasi massa sebagaimana sifatsifat budaya massa, maka yang terpenting adalah komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang dilakukan oleh media massa9.
2.1.4 Media Komunikasi Massa Media peyiaran sebagai salah satu bentuk media massa memiliki ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya, bahkan diantaranya sesame media penyiaran. Media massa terdiri dari televisi, radio dan media cetak memiliki ciri dan sifat yang berbeda.
Televisi dan radio dapat dikelomppokan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu, sedangkan media cetak menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang10
9
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. PT Raja Gafindo Persada.Jakarta Hal 64 ibid 12
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
2.1.5 Efek Komunikasi Massa Efek berkaitan erat dengan sejarah kemunculan media massa (yang masingmasing mempunyai kelebihan dan kekurangan). Disamping itu, ada banyak variasi efek yang dikemukakan oleh para ahli11. Efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana Keith R. Stamm dan John E. Bowes membagi kedua bagian dasar. Pertama, Efek Primer meliputi terpaan, perhatian, pemahaman. Kedua, Efek skunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), perubahan prilaku (menerima dan memilih)12. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai efek tersebut.
1. Efek primer Jika dalam hidup sehari-hari kita tidak dapat lepas dari media massa, berarti efek yang ditimbulkan nyata terjadi. Bisa dikatakan secara sederhana bahwa efek primer terjadi jika ada orang yang mengatakan telah terjadi proses komunikasi terhadap objek yang dilihatnya13.Dalam komunikasi massa sering kali komunikator tidak mengetahui apakah pesannya bisa dimengerti atau tidak, hal ini disebabkan umpan balik dalam komunikasi massa sangat terbatas dan tidak ada cara praktis untuk mengecek apakah pesan yang disiarkan bisa dipahami, apalagi audiencenya menyebar atau tidak
11
Narudin.Op.cit.hal 205 ibid hal 206 13 Ibid Hal 207 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
mengumpul atau heterogen. Sebenarnya, komunikator dalam komunikasi massa sudah berusaha semaksimal mungkin agar pesan-pesan yang disampaikan bisa dipahami. Untuk mengurangi dampak ketidak pahaman mereka, komunikator dalam komunikasi massa kadang melakukan berbagai cara untuk memahamkan pesan-pesannya14.Jadi terpaan media massa yang mengenai audience menjadi salah satu bentuk efek primer. Akan lebih bagus lagi jika audience tersebut memperhatikan pesan-pesan media massa. Ketika kita memperhatikan, berarti ada efek primer yang terjadi pada diri kita. Bahkan memahami apa yang disiarkan media massa itu sama saja semakin kuat efek primer terjadi15.
2. .Efek Skunder Mengikuti pendapat Swanson (1979) ide dasar yang melatarbelakangi efek ini adalah bahwa “andience” aktif didalam memanfaatkan media massa. Individu tidak secara spontan dan otomatis merespon pesan-pesan media massa seperti yang dikemukakan dalam efek peluru atau jarum hipodermik (audience dianggap pasif). Dengan kata lain, individu menggunakan isi media tersebut untuk memenuhi tujuan mereka didalam usaha menikmati media massa. Tujuan tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan individu masing-masing. Jika kebutuhan sudah terpenuhi melalui saluran
14 15
Ibid Hal 208 Ibid Hal 210
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
komunikasi massa berarti individu mencapai tingkat “kepuasan” (Keith R.Stamm & Jhon E.Bowes (1990). Menurut Jhon R. Bitner (1996).Focus utama efek ini adalah tidak bagaimana media mempengaruhi audience,tetapi bagaimana juga audience mereaksi pesan-pesan media yang disampaikan pada dirinya. Faktor interaksi yang terjadi antar individu akan ikut mempengaruhi pesanyang diterima. Hal 211
Ibid
Menurut Steven E. Chaffe, efek media massa dapat dilihat dari tiga
pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan prilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif,efektif,dan behavioral. Pendekatan ketiga yaitu observasi terhadap khalayak (individu,kelompok,organisasi,masyarakat atau bangsa) yang dikenai efek komunikasi massa16. Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya, karena kita tidak dapat, bahkan tidak sempat mengecek peristiwa-peristiwa yang disajikan media kita cendrung memperoleh informasi tersebut semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. Efek afektif kadarnya lebih tinggi dari pada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberi tahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, 16
Elvinaro Ardianto& Lukiati Komala. Op.cit Hal 49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
khalayak diharapkan dapat merasakan perasaan iba,terharu,sedih,gembira,dsb. Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.17
2.2
Media Massa Media massa merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa.
Sebab komunikasi massa sendiri secara sederhana adalah suatu alat transmisi informasi seperti Koran, majalah buku,film, radio dan televisi atau suatu kombinasi bentuk dari bentuk-bentuk media.18 Secara spesifik, institusi media massa adalah:19 1. Media saluran produksi dan distribusi konten simbolis. 2. Sebagai institusi public yang bekerja sesuai peraturan yang ada. 3. Keikutsertaan baik sebagai pengirim maupun sebagai penerima sukarela. 4. Menggunakan standart professional dan birokrasi. 5. Media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.
Secara
umum
fungsi
media
massa
yaitu
menyiarkan
informasi,
mendidik,menghibur. Untuk memainkan fungsinya, media massa cetak memiliki strategi komunikasi pendekatan yang berbeda dengan media massa elektronik.20
17
ibid Hal 52-56 Asep Saepul Muhtadi. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek, Logs Wacan Ilmu: Jakarta, 1999.hal 173 19 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa. Rajawali Pers: Jakarta 2012.hal 13 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Merujuk pada penjelasan mengenai media massa, dapat disimpulkan bahwa media massa adalah media komunikasi massa yang menyajikan berbagai informasi kepada masyarakat mengenai fenomena-fenomena atau gejala-gejala sosial yang terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat itu sendiri, baik yang menyangkut masalah
sosial,ekonomi,budaya,politik
maupun
berbagai
sector
kehidupan
masyarakat lainnya.
Dari prespektif budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk menentukan definisi-definisi terhadap suatu perkara dan media massa memberikan gambaran atas realitas sosial.21
Media massa memerlukan medium dalam menyampaikan informasi dan pesan. Medium-medium tersebut diantaranya adalah:22 1. Surat kabar yaitu kumpulan berita artikel cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lebaran kertas ukuran penuh. Terbit secara teratur, biasanya setiap hari atau seminggu sekali. 2. Majalah yaitu kumpulan artikel,cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam bentuk lembaran kertas ukuran kuarto atau folio yang dijilid dalam bentuk buku. Majalah biasanya terbit secara teratur yaitu seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali.
20
Opcit,Hal 42 Morissan.M.A.Teori Komunikasi Massa.PT.Ghalia Indonesia: Bogor.2010.hal 1 22 Totok Djuarto,Manajemen Penerbitan Pers. PT.Remaja Rosdakarya: Bandung.2002.hal 4 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
3. Tabloid yaitu kumpulan berita,artikel,cerita,iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran broadcasheet (lebih kecil dari plano) dan dilipat seperti surat kabar. 4. Radio yaitu media massa elektronik tertua dan sangat luwes serta merupakan media yang hanya dapat didengar. 5. Televisi yang terdiri dari kata “tele” yang berate jauh dan “visi” yang berate penglihatan. Prinsip-prinsip televisi ditransmisikan menjadi cermin pelaku masyarakat. Televisi merupakan media yang terdiri dari audio dan visual. 6. Film yaitu tontonan yang menyampaikan cerita melalui serangkaian gambar yang bergerak.
2.3
New Media
2.3.1 Pengertian New Media
New media terdiri dari 2 kata yaitu new dan media New yang berati baru dan media perantara. Jadi new media merupakan sarana perantara yang baru. Baru dalam arti disini dilihat dari segi waktu, manfaat, produksi dan distribusinya new media atau media baru disebut juga media digital. Media digital adalah media yang kontenya berbentuk gabungan data, teks, suara dan berbagai jenis gambar yang disimpan dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan berbasis kabel optic broadband,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
satelit dan sistim transmisi gelombang mikro.23 Beberapa contoh new media adalah internet, website, computer multimedia, permainan komputer, CD-ROMS,dan DVD.
New media merupakan perkembangan baru dari media-media yang telah digunakan
manusia.
Karakternya
yang
merupakan
bentuk
digital
tertentumemudahkan dalam bertukar informasi dan berbagai kegiatan lainy. Selain itu new media juga bisa digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan, mencari pekerjaan atau hanya untuk sekedar bermain game. Karena medianya yang semakin multifungsi maka semakin banyak pemakai yang menggunakanya. Untuk bisa disebut new media, sebuah medium harus memiliki 4C,yaitu : a. Computring and Information Tecnology. Untuk bisa disebut new media, sebuah medium (media massa) setidaknya harus memiliki unsur Information (informasi). Communication (komunikasi), dan technology (teknologi) didalam tubuhnya. Tidak bisa hanya salah satunya saja. b. Communication network, Sebuah new media harus memiliki kemampuan untuk membentuk sebuah jaringan komunikasi antar penggunanya. c. Digitized Media and Content. Yang tergolong relevan untuk disebut sebagai new media saat ini apabila media massa tersebut mampu menyajikan sebuah medium dan konten yang sifatnya digital.
23
Amir Piliang. Postrealitas : Realitas Kebudayaan Dalam Era Postmetafisika.Jalasutra: Yogyakarta,2004
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
d. Convergence. New media harus mampu berintegrasi dengan media-media lain baik tradisional maupun modern karena inti dari convergence (konvergensi) adalah integrasi antara media yang satu dengan media yang lain. Sementara itu tiga elemen dasar yang harus ada pada new media antara lain:24 a. Piranti atau medium yang memudahkan, mengefektifkan, mengefisienkan dan memperluas komunikasi antar penggunanya. b. Membentuk aktifitas komunikasi yang melibatkan penggunaan medium atau piranti (new media) dalam prosesnya. c. Membentuk sebuah jaringan komunikasi (organisasi) yang melibatkan penggunaan medium atau piranti (new media) dalam prosesnya.
2.3.2 Karakteristik New Media
Vin Crosbie (2002) dalam karyanya what is new media ? menjeaskan ada tiga media komunikasi. Pertama media interpersonal yang disebut one to one. Media ini memungkinkan seseorang saling berkomunikasi atau bertukar informasi dengan orang lain. Kedua dikenal sebagai Mass Media. Media ini digunakan sebagai sarana menyebarluaskan informasi dari satu orang ke banyak orang (one to many). Media komunikasi terakhir disebut New Media. New media ini merupakan percepatan sekaligus penyempurnaan dari dua media sebelumnya. Lebih jauh media ini
24
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
digunakan untuk mengkomunikasikan ide maupun informasi dari bnyak orang ke bnayak orang lainya (many to many).
Berdasarkan terminology diatas, karakteristik new media ini dapat memberi akses ke konten dimanapun dan kapanpun, bersifat digital danmerupakan media interaktif. Media ini memberikan kesempatan kepada siapapun untuk berpartisipasi didalamnya.
Rice (1999) berpendapat bahwa tidak terlalu menguntungkan untuk mencoba mencirikan tiap media menurut sifat-sifat khususnya. Kita harus mempelajari sifatsifat media pada umumnya dan melihat bagaimana media baru bekerja dalam hal ini. Perbandingan media cendrung menjunjung tinggi sifat-sifat tertentu media (missal komunikasi tatap muka atau keunggulan buku tradisional) yang mengabaikan paradoks konsekuensi positif dan negatif.
Kegunaan dari media baru “katagori dan sifatnya harus berubah dan menetapkan batas yang jelasuntuk membentuk teori mereka tentang konsekuensi”.25 Bentukbentuk teknologi terkadang berkembang tetapi juga sering diam seiring berjalanya waktu. Namun demikian, Rice mengindentifikasi empat katagori utama media baru yang berbagi kesamaan dalam saluran tertentu dan dibedakan menurut jenis penggunaan,isi,dan konteks, sebagai berikut :
25
Mc Quail. Teori Komunikasi Massa. Salemba Humanika: Jakarta.2011.hal 156
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
a. Media komunikasi interpersonal. Telpon yang semakin GO-Mobile dan email (yang tujuan utamanya untuk bekerja,tapi sekarang menjadilebih pribadi). Secara umum, isinya lebih rahasia dan mudah rusak. (misalnya terkena virus,dsb) dan hubungan yang dibangun mungkin lebih penting dari pada informasi yang disampaikan. b. Media permainan interaktif. Ini adalah video game komputer utama yang berbasis dan ditambah perangkat virtual reality. Inovasi utamanya terletak pada interaktivitas antar pengguna atau pemainnya. Dan mungkin saat komunikasi berlangsung proseslebih cendrung mendominasi dari penggunaan medianya. c. Media pencarian informasi. Ini adalah katagori yang luas, tapi internet atau WWW (Word Wide Web) adalah contoh yang paling signifikan. Internet dipandang sebagai perpustakaan penggunaan sumber dari data yang belum pernah terjadi sebelumnya, aktifitas dan kecepatan aksesnya menjadikan internet sebagai contoh utama. Selain internet, telpon seluller (handphone) juga banyak digunakan untuk saluran retrival informasi, seperti data radio layanan atau biasa disebut General Peckage Radio Service (GPRS). d. Media
Partisipatif
Kolektif.
Beberapa
katagori
yang
termasuk
adalahpenggunaan internet untuk berbagi dan bertukar informasi, ide dan pengalaman. Biasanya pengguna media melalui media komputerberkembang aktif membina hubungan pribadi. Mulai yang hanya hubungan sebatas karir, bisnis dan sampai hubungan yang efektif dan emosional.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
2.4
Sosial Media
2.4.1 Pengertian sosial media Hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai pengertian dari sosial media itu sendiri. Ada banyak pengertian yang berlaku diseluruh dunia mengenai sosial media.
Brian Solis, salah seorang praktisi PR yang juga menjadi penggagas penggunaan sosial media merupakan demokratisasi isi serta perubahan peran khalayak dalam membaca serta menyebarkan informasi (sekaligus membuat dan membagikan isinya). Sosial media mewakili perubahan dari satu buah mekanisme penyiaran menjadi banyak model yang bermula dari format percakapan antara peneliti dan rekan-rekannya didalam kanal-kanal sosial mereka. Pada intinya, sosial media adalah segala sesuatu yang menggunakan internet untuk memfasilitasi pembicara.26
John Blossom memberikan pengertian sosial media sebagai segala bentuk teknologi komunikasi yang dapat diukur dan mudah untuk diakses atau teknologi yang memungkinkan setiap individu untuk mempengaruhi kelompok ataupun individu lain dengan mudah.27
26 27
Brian solis, Putting the public back in PR.1st ed.FT Press Upper Saddle River, New Jersey 2009,xvii Jhon blossom,Content Nation,Wilwy Publishing. Inc..,Indianopolis 2009 Hal 29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Dari pengertian diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa sosial media adalah segala kegiatan yang terjadi melalui bantuan internet untuk menyampaikan informasi, pendapat,pemikiran dalam bentuk tulisan,suara,gambar,ataupun video dengan tujuan interaksi sosial. Sosial media memampukan setiap individu penggunanya untuk terlibat terlibat dalam percakapan-percakapan didunia maya yang bukan hanya terdapat didalam negri, namun hingga keluar negri dengan sangat mudah dan cepat.
Dengan sosial media, setiap orang dapat menjadi influencer atau pembawa pengaruh bagi orang lain melalui pernyataan-pernyataannya. Hal ini biasanya ditandai dengan jumlah pengikutnya dalam beberapa situs jaringan sosial seperti twitter atau dengan banyaknya komentar yang diberikan untuk tulisan-tulisannya. Banyaknya
masyarakat
yang
menggunakan
facebook
untuk
beropini,
berdagang,memberikan informasi akan tetapi ada pula yang menggunakannya secara tidak bijaksana.
Sosial media memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya berbeda secara mendasar dibandingkan media tradisional, seperti surat kabar, televisi, buku, dan radio. Namun demikian seperti disampaikan diatas, peran sosial media bukan berarti menggantikan media tradisional yang sudah ada.namun berperan sebagai seperangkat alat komunikasi yang berbeda dengan media tradisional yang digunakan untuk melengkapi apa yang sudah ada. Namun demikian, satu hal yang mendasar antara sosial media dengan media tradisional adalah melalui sosial media khalayak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
dapat berpartisipasi dengan menambahkan komentar atau bahkan merevisi naskah yang ada. 28
2.4.2 Peran Media Sosial
Media sosial merupakan alat promosi bisnis yang efektif karena dapat diakses oleh siapa saja, sehingga jaringan promosi bisa lebih luas. Media sosial menjadi bagian yang sangat diperlukan oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan merupakan salah satu cara terbaik untuk menjangkau pelanggan dank lien. Media sosial seperti blog, facebook, twetter, dan youtube memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan dan lebih cepat dari media konfensional seperti media cetak dan iklan di tv, brosur dan selebaran. Peran media sosial adalah memudahkan orang untuk berkomunikasi tanpa mengenal jarak dan waktu serta dapat berbagi foto, video, dan juga tautan. Media sosial memiliki beberapa kelebihan seperti membangun hubungan kesederhanaan jangkauan global serta terukur.
28
Dave Evans, Sosial Media Marketing, An Hour A Day.Indianapolis:Wiley Publishing.Inc, 2008.Hal 33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
2.4.3 Karakteristik Sosial Media
Dari beberapa pengertian diatas,sosial media sendiri pada intinya dapat dipahami dengan mudah sebagai sekelompok jenis media online jenis baru yang memiliki karakteristik-karakteristik dibawah ini: 1. Partisipasi Sosial media mendorong adanya kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik terhadap konten. Sosial media membuat garis batas antara media dengan khalayak menjadi tidak terlihat. 2. Keterbukaan Sebagian besar jenis sosial media membuka kemungkinan khalayak untuk memberikan umpan balik dan juga berpartisipasi. Perangkat-perangkat sosial media yang ada mendorong orang untuk melakukan pengambilan suara,memberikan komentar dan berbagi informasi. Jarang sekali adanya batasan antara mengakses konten dengan menggunakannya. 3. Pembicara Media
tradisional
hanya
untuk
menyiarkan
konten
atau
mendistribusikannya kepada khalayak hanya satu arah, sementara sosial media memungkinkan terjadinya pembicara dua arah( interaksi) antara penyedia konten dengan khalayak. 4. Komunitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Sosial media sangat memungkinkan terjadinya pembentukan komunitas dengan adanya cepat sistem komunikasi kelompok yang efektif. Anggota komunitas
ini saling membagi ketertarikan
yang sama, seperti
fotografi,isu-isu politik atau acara televisi favorit. 5. Keterkaitan Sebagai besar sosial media mendorong adanya keterkaitan, misalnya menghubungkan satu situs dengan lainnya dan juga menghubungkan masyarakat luas.Antony.29
2.4.4 Jenis-jenis media sosial a. Facebook Jejaring sosial adalah struktur tertentu dan tersusun yang memungkinkan manusia untuk mengekspresikan karakter dan bertemu dengan banyak orang dengan ketertarikan yang sama.Struktur tersebut terdiri dari profil,teman,blog post dan sesuatu yang unik yang sama dengan jejaring sosial tersebut. Jejaring sosial termasuk dalam entertainment (hiburan), berpotensial untuk bertemu banyak orang dengan ketertarikan yang sama dan bisa menjadi wadah yang efektif sebagai strategi bisnis bagi para pebisnis, penulis,pekerja seni. Dalam dunia teknologi informasi,jejaring sosial memakai world wide web sebagai
29
Myfield.What Is Sosial Media?.Crossing,2008,hal 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
fasilitas sistem untuk mengakses jejaring sosial. Jejaring sosial atau social network . contohnya seperti Facebook dan twitter. Facebook merupakan salah satu jejaring sosial (social network) yang mampu menghubungkan
orang-orang
diberbagai
belahan
dunia
baik
itu
keluarga,teman atau orang asing dalam pertemanan dengan saling mengirim pesan dan memperbarui profil mereka, kapan dan dari mana saja. Disamping itu facebook juga memberikan keleluasaan bagi penggunanya untuk memperbarui profil mereka yang dilengkapi dengan foto, minat/hobi pribadi, kontak pribadi dan informasi pribadi lainnya. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg di Amerika Serikat. Pada tahun 2004, Facebook berkembang menjadi sebuah perusahaan dengan berkantor di Palo Alto,California.30 Facebook memiliki fitur-fitur antara lain chat,massages,inbox,network groups,like pagesnews feed, notification,pokes,status update, dan banyak lainnya.
Sedangkan
aplikasinya
adalah
events,marketplace,notes,
platform,questions,photos & videos. b.
Twitter Selain facebook, jejaring sosial yang digandrungi adalah twitter. Twitter adalah sebuah mikroblog dan situs web jejaring sosial yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan informasi baru berupa teks dengan panjang maksimum 140 karakter, melalu sms,pengirim pesan instan,email atau aplikasi. Twitter secara harafiah berarti berkicau,didirikan oleh Jack
30
John Blossom,Conten Nation,Indianopolis.Wiley Publishing.Inc,2009.Hal 443
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Doney, Biz Stone & Evan Williams pada juni 2006 secara resmi diluncurkan. Twitter tidak dilengkapi dengan sisipan gambar maupun audio visual, namun dengan demikian
tampilan
yang sederhana diharapkan memberikan
kemudahan dan kecepatan akses. Selain berfungsi sebgai media pertemanan, Twitter juga dapat dimanfaat kan sebagai media promosi gratis bagi para penggunanya. Pengguna Twitter juga sangat beragam dan berkemban, dari individual maupun organisasi.31
2.4.5 YouTube
Salah satu media yang paling populer adalah YouTube. Youtube adalah situs web yang menyediakan berbagai macam video mulai dari video clip sampai film., serta video-video yang dibuat oleh pengguna YouTube sendiri. YouTube merupakan sittus video yang menyediakan berbagai informasi berupa gambar bergerak dan bisa diandalkan. Situs ini memang disediakan bagi mereka yang inginn melakukan pencarian informasi video dan menontonya langsung. Kita juga bisa langsung berpartisipasi mengunggah
(mengUpload)
video
ke
server.
YouTube dan
membagikannya keseluruh dunia.32 Tidak sedikit orang-orang menjadi terkenal hanya dengan upload video mereka di YouTube. YouTube merupakan salah satu penyedia layanan video terbesar saat ini yang dapat di Upload secara gratis. Pengguna dapat 31 32
Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis edisi 4.Erlangga.Jakarta 2011.Hal 444. Adi Baskoro,Panduan Praktis Searching di Internet. PT.TransMedia: Jakarta 2009.hal 58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
memuat,menonton dan berbagi video klip secara gratis. Format yang digunakan video-video di YouTube adalah flv yang dapat diputar di penjelajah web yang memiliki plugin flash player.
Setiap harinya YouTube mendapat visitor hingga ratusan juta. Nama domain “YouTube.com” diaktifkan pada 15 februari 2005. Pada tahun 2007 YouTube mencapai puncak kesuksesannya dalam persaingan bisnis di internet setelah mereka memiliki ribuan bahkan sampai jutaan member baik yang aktif dan tidak aktif diseluruh dunia. Sepuluh konten YouTube yang paling banyak ditonton diindonesia yakni music diposisi pertama. Disusul oleh turtorial,komedi,trailer film,film asing, user generated content, pendidikan,sepak bola, dan gaya hidup.
Pertumbuhan jumlah video yang di unggah pengguna YouTube di Indonesia paling besardibandingkan dinegara lain kawasan Asia Pasifik. Hasil dari survey Google, peningkatan YouTube Indonesia dari tahun ke tahun mencapai 600 persen berdasarkan data ketiga kuartal 2015 dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan itu lebih besar tiga kali lipat dari negara lain diAsia Pasifik. Dan dari hasil survey Google pula, pengguna di Indonesia mayoritasmenonton YouTube melalui ponsel pintar dan rata-rata menghabiskan waktuselama 30 menit.
Dengan alas an situs YouTube, maka aktor-aktor yang dianggap berperan dalam komunikasi global seperti perusahaan-perusahaan penyiaran baik itu dalam surat kabar, radio ataupun televisi seakan berkurang peranannya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Semua orang dapat menyiarkan kabar di YouTube. Bahkan ada beberapa berita yang hanya disiarkan lewat YouTube dikarenakan bebasnya orang untuk mengupload video mereka sendiri. Karena tujuan utama YouTube adalah sebagai tempat bagi setiap orang (tidak peduli tingkat keahliannya) untuk mengupload dan membagikan pengalaman perekaman mereka kepada orang lain.33
2.5
Film
2.5.1 Definisi Film
Film merupakan salah satu media massa dengan menggunakan sinematografi (cinematography) sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung – gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan.34
Sederhananya adalah sebuah karya film terdiri dari integrasi jalinan cerita. Jalinan cerita terbentuk dari menyatunya peristiwa dari adegan/ scene yang dibentuk oleh pengambilan gambar.
33
David Yogapratama, Menjadi Seleb Dalam20 Menit Lewat YouTube.Mozarta Mediatama, Yogyakarta,2009.hal 3 34 MGM Creative. Sekilas tentang perfilman, diakses 12 april 2009 dengan kata kunci sinematografi, http//www.mgmcreativ.co.id/sekilas-tentang-sinematografi (dasar – dasar produksi televisi) hal.314
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Pada abad ke – 20 ini, film banyak dinikmati sebagai sebuah karya seni yang diputar di galeri-galeri, dan pasti memiliki pesan yang mendalam sehingga tidak semua orang bisa menikmatinya. Menurut Frank E. Beaver mengatakan film dokumenter biasanya di – shoot di sebuah lokasi nyata, tidak menggunakan aktor dan temanya terfokus pada subyek – subyek seperti sejarah, ilmu pengetahuan,sosial atau lingkungan. Tujuan dasarnya adalah untuk memberi pencerahan,informasi, pendidikan, melakukan persuasi, dan memberikan wawasan tentang dunia yang kita tinggali.35 Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop,film televisi dan film video setiap minggunya.
2.5.2 Fungsi Film
Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Hal ini sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka Nation and Character Bulding.
35
Beaver Frank E. 1994, dictionary of film terms, hlm. 119. New York: An Imprint of Simon & Schuster Macmillan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang.
2.5.3 Karakteristik Film
Faktor-faktor yang menunjukkan karakteristik film adalah sebagai layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh, dan identifikasi psikologis. a. Layar yang Luas/Lebar Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan film adalah layarnya yang berukuran luas. Saat ini ada layar televisi yang berukuran jumbo, yang bisa digunakan pada saat-saat khusus dan biasanya diruangan terbuka, seperti dalam pertunjukkan musik dan sejenisnya. Layar film yang luas telah memberikan keleluasan penontonnya untuk melihat adegan-adegan yang disajikan dalam film. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi, layar film-film dibioskop pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak. b. Pengambilan Gambar Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long shot dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
tersebut dipakai untuk memeberi kesan artistic dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik. c. Konsentrasi Penuh Dari pengalaman kita masing-masing, disaat kita menonton film di bioskop, bila tempat duduk sudah tiba, pintu-pintu ditutup, lampu dimatikan, tampak didepan kita layar luas dengan gambar-gambar cerita film tersebut. Kita semua terbebas dari hiruk pikuknya suara diluar karena biasanya ruangan kedap suara. Semua mata hanya tertuju pada layar, sementara pikiran perasaan kita tertuju pada alur cerita. Dalam keadaan demikian emosi kita juga terbawa suasana, kita akan tertawa terbahak-bahak manakala adegan film lucu, atau sedikit senyum dikulum apabila adegam yang menggelitik. d. Identifikasi Psikologis Kita semua dapat merasakan bahwa suasana di gedung bioskop telah membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang di sajikan. Karena penghayatan kita yang amat mendalam, seringkali secara tidak sadar kita menyamakan (mengidentifikasikan) pribadi kita dengan salah seorang pameran dalam film itu, sehongga seolah-olah kitalah yang berperan. Gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut juga identifikasi psikologis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
2.5.4
Jenis Film
Sebagai seorang komunikator adalah penting untuk mengetahui jenis-jenis film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film documenter, film kartun. a. Film Cerita Film cerita (Story Film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini di distribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat menjadi topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambarnya. Sejarah dapat diangkat menjadi film cerita yang mengandung informasi akurat, sekaligus contoh teladan perjuangan para pahlawan. Cerita sejarah yang pernah diangkat menjadi film adalah G.30 S PKI, Janur Kuning, Seragam Umum 1 Maret, dan yang baru-baru ini dibuat adalah Fatahillah. Sekalipun film cerita itu fiktif, dapat saja bersifat mendidik karena mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi. b. Film Berita Film berita atau Newsreel adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (news value). Kriteria berita
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
itu adalah penting dan menarik. Jadi berita juga harus penting atau menarik atau penting sekaligus menarik. Film berita dapat langsung terekam dengan suaranya, atau film beritanya bisu, pembaca berita yang membacakan narasinya. Bagi peristiwa-peristiwa tertentu, perang, kerusuhan, pemberontakan dan sejenisnya, film berita yang dihasilkan kurang baik. Dalam hal ini terpenting adalah peristiwanya terekam secara utuh. c. Film Kartun Film kartun (Cartoon film) dibuat untuk konsumsi anak-anak. Dapat dipastikan, kita semua mengenal tokoh Donal Bebek (Donald Duck), Putri Salju (Snow White), Miki Tikus (Mickey Mouse) yang diciptakan oleh seniman Amerika Serikat Walt Disney. Sebagian besar film kartun, sepanjang film itu diputar akan membuat kita tertawa karena kelucuan para tokohnya. Namun ada juga film kartun yang membuat iba penontonnya karena penderitaan tokohnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, film kartun juga bisa mengandung unsur pendidikan. Minimal akan terekam bahwa kalau ada tokoh jahat dan tokoh baik, maka pada akhirnya tokoh baiklah yang selalu menang (ingat film Popeye The Sailor Man).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
2.5.5 Film Dokumenter Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program documenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh, atau kehidupan sejarah suatu masyarakat (misalnya suku terasing) atau kehidupan hewan dipadang rumput dan sebagainya.36
Gaya atau cara penyajian dokumenter sangat beragam dalam hal teknik pengamnbilan gambar, teknik editing, dan teknik penceritaannya; mulai dari yang sederhana hingga yang tersulit. Suatu program dokumenter adakalanya dibuat seperti membuat sebuah film sehingga sering disebut dengan film dokumenter.
Dokumenter bukan menciptakan kejadian atau peristiwa, tetapi merekam peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi bukan direkayasa (otentik). Istilah dokumenter pertama kali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal inggris John Grierson melalui filmnya yang berjudul Maona (1926). Jhon Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif mempresentasikan realitas.37
2.5.6 Jenis Film Dokumenter Secara umum film dokumenter dibagi menjadi dua jenis yaitu : 36
Morrissan, Manajemen Media Penyiaran. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. 2011 hal 212 16 Anton Mabruri KN, Manajemen Produksi Program Acara Tv. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. 2013 hal 4-5 37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
1)
.Film dokumenter berdasarkan dari pemenuhan keinginan (wish-fulfillment) atau film dokumenter fiksi atau dokudrama
2)
Film dokumenter berdasarkan dari representasi sosial atau film dokumenter nonfiksi.38
Jenis film dokumenter berdasarkan keinginan (wish-fulfillment) atau yang sering kita sebut film dokumenter fiksi memberikan ekspresi nyata dari keinginankeinginan kita, mimpi-mimpi kita, mimpi-mimpi buruk kita serta ketakutan-ketakutan kita dan lain-lain. Sedangkan film dokumenter dari representasi sosial adalah apa yang sering kita sebut film dokumenter nonfiksi. Film dokumenter semacam inilah yang memberikan representasi nyata tentang aspek-aspek dari dunia yang kita huni dan kita begi bersama. Jenis film dokumenter ini membuat hal-hal yang sifatnya realitas sosial yang dapat kita lihat dan kita dengar dengan cara yang berbeda, tergantung tindakan seleksi dan pengaturan yang disampaikan oleh si pembuat film.
Intinya, film dokumenter berpijak pada hal-hal yang senyata mungkin. Kini dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia. Para pembuat film dapat bereksperimen dan belajar tentang banyak hal ketika terlibat dalam produksi film dokumenter. Beberapa film dokumenter dapat membawa keuntungan dalam jumlah yang cukup memuaskan. Salah satun contoh dokumenter tv adalah National Geographic dan Animal Planet, bahkan saluran televisi Discovery Chanel pun mantap menasbih diri sebagai saluran televisi yang hanya menayangkan program-program 38
bid. 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
dokumenter tentang keragaman alam dan budaya. Dokumenter kini juga telah banyak ditayangkan diberbagai stasiun televisi jenis dokumenter ini disebut dokumenter tv contoh: Expedisi, Metro X- Files dan Oasis Metro tv, Jejak Petualang Trans 7, Jelajah Trans tv, 100 Hari Keliling Indonesia Kompas tv dan lain sebagainya.
Mengapa penonton film bisa menikmati konvensi yang sama berulang-ulang? Menurut cendikiawan film adalah genre yang merupakan drama ritual kehidupan manusia yang menyerupai perayaan hari besar atau upacara yang dapat memuaskan hasrat mereka karena unsur-unsurnya dapat menegaskan kembali nlai-nilai budaya dengan sedikit variasi.39
Dalam
film
dokumenter,
ada
beberapa
pengelompokan
jenis-jenis
dokumenter.
1. Dokumenter laporan perjalanan Pada awalnya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog atau etnografi. Namun dalam perkembangannya bisa membahas banyak hal dariyang paling penting hingga yang hal kecil sesuai dengan pesan dan gaya yang dibuat. Istilah lain yang sering digunakan untuk jenis dokumenter ini adalah travelogue, travel film, travel documentary, dan adventures film. 39
Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Produksi Televisi. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. 2012 hal 322
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
2. Dokumenter Sejarah Film
dokumenter
juga bisa
menceritakan
sejarah
perjuangan
suat
bangsa,berisi perjuangan tokoh-tokoh pahlawan untuk mengenang berdirinya suatu Negara yang mengalami proses perlawanan menjadi Negara yang merdeka. Film dokumenter genre sejarah sangat kental aspek referential meaning-nya (makna yang sangat tergantung pada referensi peristiwanya). Adapun tiga hal penting dalam dokumenter sejarah adalah waktu peristiwa, lokasi sejarah, dan tokoh pelaku sejarah tersebut 3. Dokumenter Potret/Biografi Jenis ini lebih berkaitan dengan sosok seseorang. Mereka yang diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang yang dikenal luas di dunia, atau masyarakat tertentu, atau seseorang yang biasa namun memiliki kehebatan, keunikan, ataupun aspek lain yang menarik. Ada beberapa istilah dokmenter potret, biografi dan profil yang merujuk kepada hal yang sama untuk menggolongkannya.
Pertama, potret yaitu film dokumenter yang mengupas aspek human interest dari seseorang. Plot yang diambil biasanya adalah hanya peristiwa- peristiwa yang dianggap penting dan krusial dari orang tersebut. Isinya bisa berupa sanjungan, simpati, kritik pedas atau bahkan pemikiran sang tokoh.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Kedua, biografi yang cenderung mengupas secara kronologis dari yang secara garis penceritaan bisa dari awal tokoh dilahirkan hingga saat tertentu (masa sekarang, saat meninggal, atau saat kesuksesan sang tokoh).
Ketiga, profil. Sub-genre ini walaupun memiliki persamaan namun memiliki perbedaan dengan dua diatas terutama karena adanya unsurpariwara (iklan/promosi) dari tokoh tersebut. Pembagian sequence-nya hampir tidak pernah membahas secara kronologis walaupun misalnya diceritakan tentang kelahiran dan tempat ia berkiprah, biasanya tidak pernah mendalam atau terkadang hanya untuk awalan saja. Akan tetapi sub-genre profil ini tidak berhenti pada orang/manusia, namun bisa juga sebuah badan. (institusi) seperti perusahaan, lmbaga pendidikan,organisasi masyarakat, dan organsasi politik yang lebih dikenal dengan istilah company profile.
4. Dokumenter Perbandingan /kontradiksi Dokumenter ini mengetengahkan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang atau sesuatu yang bersifat budaya, prilaku dan peradaban suatu bangsa. Cerita mengemukakan perbedaan suatu situasi atau kondisi dari suatu objek/subjek dengan yang lainnya..
5. Dokumenter Ilmu Pengetahuan Film ini berisi penyampaian informasi mengenai suatu teori, sistem, berdasarkan disiplin ilmu tertentu. Kemasannya bisa film edukasi (jika ditunjukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
untuk publik khusus), atau film instruksional (jika ditunjukan untuk publik umum dan luas). Jenis ini bisa terbagi menjadi sub-genre yang sangat banyak: a. Film dokumenter sains. Film ini biasanya ditunjukan untuk publik umum yang menjelaskan tentang suatu ilmu pengetahuan tertentu, misalnya dunia binatang, dunia teknologi, dunia kebudayaan, dunia tata kota, duni lingkungan, dan dunia kuliner. b. Film instruksional. Film ini dirancang khusus untuk mengajari (instruksi) pemirsanya bagaimana melakukan berbagai macam hal yang ingin mereka lakukan, mulai dari membuat kolam peliharaan ikan benih, membuat kerangkan jembatan, merancang roket, bermain rafting untuk mengarungi arung jeram dan sebagainya
6. Dokumenter Nostalgia. Dokumenter yang mengisahkan kilas balik dan napak tilas. film-film jenis ini sebenarnya dekat dengan jenis sejarah, namun biasanya banyak mengetengahkan kilas balik atau napak tilas pada kejadian-kejadian dari seseorang atau satu kelompok
7. Dokumenter Rekonstruksi Dokumenter jenis ini bisa ditemui pada dokumenter investigasi dan sejarah, termasuk pula pada film etnografi (ilmu tentang kebudayaan) dan antropologi visual. Pecahan atau bagian peristiwa masa lampau maupun masa kinidisusun atau direkonstruksi berdasarkan fakta sejarah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
Dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang
terjadi
secara
utuh.
Biasanya
ada
kesulitan
tersendiri
dalam
mempresentasikannya kepada penonton sehngga harus dibantu rekonstruksi peristiwanya. Peristiwa yang memungkinkan direkonstruksi dalam film-film jenis ini adalah peristiwa criminal (pembunuhan atau perampokan) dan bencana (jatuhnya pesawat dan kendaraan)
8. Dokumenter Investigasi Dokumenter ini dikemas untuk mengungkap misteri sebuah peristiwa yang belum atau tidak pernah terungkap dengan jelas. Peristiwa besar yang pernah menjadi berita hangat media massa diseluruh dunia, disebut juga dokumenter jurnalistik.
Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik. Tetapi yang membedakan dengan investigasi report (laporan investigasi harus aktual) biasanya aspek visualnya yang tetap ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, baik diketahui oleh public ataupun tidak . 9. Dokumenter Eksperimen/Seni Jenis film ini menggabungkan gambar, musik dan suara atmosfer (noise). Penggabungan tersebut secara artistik menjadi unsur utama, karena tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
menggunakan narasi, komentar, maupun dialog/wawancara. Musik memberi nuansa gerak kehidupan yang dapat membangkitkan emosi penontonnya.
Jenis dokumenter ini dipengaruhi oleh film eksperimental. Sesuai dengan namanya, film ini mengandalkan gambar-gambar yang tidak berhubungan, namun ketika disatukan dengan editing, maka makna yang muncul dapat ditangkap penoton melalui asosiasi yang terbentuk dibenak mereka.
10. Dokumenter Buku harian (Diary Film) Diary film merupakan dokumenter yang mengombinasikan laporan perjalanan dengan nostalgia kejayaan masa lalu, jalan cerita mencantumkan secara lengkap dan jelas tanggal kejadian,lokasi, dan karakternya sangat subjektif
11. Dokumenter Drama (Dokudrama) Dokudrama adalah genre dokumenter di mana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk memfilmkna peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi. Genre dalam dokumenter kemudian terus berkembang, hingga 30 ke titik di mana menjadi sangat subjektif, melihat segala sesuatunya hanya dalam satu perspektif yang sangat individual.
Selain menjadi subtype film, dokudrama juga merupakan salah satu dari jenis dokumenter. Film jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek filmnya (tokoh, ruang, dan waktu) cenderung untuk direkonstruksi. Ruang (tempat) akan dicari yang mirip dengan temapat aslinya bahkan kalau memungkinkan dibangun lagi hanya untuk keperluan film tersebut.40
2.5.7 Unsur Dokumenter Dalam produksi dokumenter terdapat dua unsur pokok yang kemudian dipadukan, yaitu unsur gambar dan unsur suara. Unsur gambar atau visual terdiri dari berbagai materi, antara lain: 1. Rangkaian Kejadian
:Suatu peristiwa,ataukegiatan dari suatu Lembaga.
2. Kepustakaan
:Potongan arsip,majalah atau microfilm
3. Pernyataan
:Individu yang berbicara sadar dimuka kamera.
4. Wawancara
:Pewawancara boleh kelihatan, boleh tidak Kelihatan.
5. Foto stil
:Foto-foto bersejarah.
6. Dokumen
:Gambar,grafik,kartun.
7. Pembicaraan
:Suatu diskusi atau pembicaraan segerombolan Orang.
8. Layar kosong 40
:Untuk memberi perhatian pada sound atau
bid. hal 322-333
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Silhouette
karena
pribadi
yang
bicara
dibahayakan keselamatannya, Andaikata wajahnya keliatan.
Unsur kedua merupakan unsur suara atau sound, antara lain: 1. Narasi/reporter
: Dengan narrator atau suara reporter /suara VO
2. Synchronous sound
: Dengan suara sebagaimana adanya dalam gambar yang di-relaysecara tersendiri,kemudian dipersatukan.
3. Sound effect
: suara-suara,suasana dan latar belakang
4. Music lagu
: Harus diciptakan music
5. Kosong-sepi
: memperhatikan detail.41
2.6 Penggusuran penggusuran, istilah penggusuran paksa sebagai pemindahan permanen ataupun sementara yang bertentangan dengan keinginan individu, keluarga dan/atau masyarakat dari tempat tinggalnya dan/atau lahan yang mereka huni, tanpa adanya ketersediaan, dan aksesibilitas, ke berbagai bentuk perlindungan hukum yang memadai. Beberapa penggusuran dipandang absah secara hukum, tapi kebanyakan
41
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi. Pinus, Yogyakarta. 2007 hal 149-150
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
tetap menyebabkan kemiskinan dan penghancuran terhadap investasi atas rumah dan sistem pengamanan sosial sebagai dampak dari ‘penggusuran paksa.42
Penggunaan
kekuatan
yang
berlebihan
dalam
menghadapi
warga,
penggusuran biasanya berlangsung dalam kondisi yang sangat tegang. Perseteruan antara warga masyarakat dengan polisi dan petugas ketertiban umum selama terjadinya penggusuran paksa merupakan hal yang umum. Kesaksian yang dikumpulkan oleh para warga yang mengalami penggusuran menunjukan bahwa polisi dengan telah sengaja menggunakan senjata api dalam situasi menyerang yang menurut standart internasional adalah tidak diperbolehkan. Human Rights Watch juga mewawancarai banyak dari individu yang dipukuli oleh petugas ketertiban umum selama terjadinya penggusuran. Terkadang polisi dan petugas ketertiban umum menghancurkan bangunan-bangunan yang ada tanpa memperdulikan sama sekali resiko keamanan yang ditimbulkan terhadap para penghuninya.
Para aparat keamanan Indonesia telah terlibat dalam intimidasi dan penggunaan kekuatan yang tidak perlu melawan anggota kelompok yang memprotes penggusuran, atau yang menentang legislasi yang ditujukan untuk mempermudah pemerintah memperoleh sebuah lahan. Karena para aktivis LSM ini berperan dalam memobilisasi oposisi publik secara bersama-sama terhadap penggusuran paksa, pelecehan yang dilakukan pemerintah terhadap para aktivis tersebut, termasuk 42
Rahmadi, Deva Kurniawan. 2009. Permukiman Bantaran Sungai: Pendekatan Penataan Kawasan Tepi Air dalam Buletin Tata Ruang edisi ke-5, September – Oktober 2009, Pengembangan Wilayah Pesisir dan Tepi Air. Jakarta: Sekretariat Tim Pelaksana BKPRN.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
penangkapan dan penahanan sewenang-wenang para advokat atau kekerasan fisik terhadap mereka, merupakan pelanggaran terhadap hak mereka atas kebebasan berekspresi, berkumpul secara damai, dan berasosiasi.43
2.7 Kemiskinan
Sedikit menengok sejarah, kemiskinan di Indonesia tidak banyak berubah dalam tiga dekade terakhir. Jumlah penduduk miskin tercatat 50 juta jiwa pada tahun 1976 dan angka ini tidak banyak mengalami penurunan drastis hingga kini. Dari gambaran ini pengakuan atas kemajuan pembangunan menjadi samar manakala tidak menyertakan keinsyafan atas ketimpangan ekonomi yang ditimbulkan. Ke depan akan menjadi penting untuk mengkonsentrasikan pembangunan pada tercapainya pemerataan daripada mengejar pertumbuhan semata, karena pembangunan yang mengejar pertumbuhan tanpa disertai adanya pemerataan hanya akan menjadi sebuah fatamorgana kesejahteraan.
Tidak hanya jumlah orang miskin yang masih tinggi, distribusi pendapatan pun juga masih timpang. Dari Rasio Gini (Gini Coeficient). Bahkan sejak tahun 2002 terus mengalami peningkatan. Ini sekaligus semakin menguak fakta bahwa
43
HUMAN RIGHTS WATCH VOLUME 18, NO. 10(C) https://www.hrw.org/sites/default/files/reports/indonesia0906sumandrecsBIweb.pdf
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
pembangunan selama ini lebih terkonsentrasi pada pertumbuhan ekonomi dan memicingkan sebelah mata pada aspek pemerataan (equality).44
Angka ketimpangan ini dikuatkan lagi dalam laporan MDGs 2007 (Millenium development Goal 2007) dimana angka rasio kesenjangan kemiskinan (poverty gap ratio) yang mengukur perbedaan antara rata-rata penghasilan penduduk miskin dengan garis kemiskinan, pada 1990 rasionya sebesar 2,7 persen dan pada 2007 justru meningkat menjadi 2,9 persen. Ini menunjukan bahwa situasi penduduk miskin belum banyak mengalami perubahan (Stalker,2007). Realitas lain dilapangan dari disparitas pendapatan yang menyebabkan ketimpangan ini sangat beragam. Salah satunya adalah adanya fakta bahwa 70 persen dari subsidi BBM justru dinikmati oleh 40 persen kelompok pendapatan rumah tangga terkaya, sedangkan 40 persen kelompok pendapatan terendah hanya menikmati sekitar 15 persen.45
Kompleksitas kemiskinan di Indonesia selain terlihat dari proporsi kemiskinan yang lebih banyak di pedesaan, Gini Coeficient yang meningkat setelah krisis, tingkat kemiskinan yang belum banyak berubah dalam tiga dekade terakhir, serta poverty gap ratio yang masih relative tetap sejak satu dekade lalu, serta bisa ditelusuri dari kesenjangan antarwilayahnya.46
44
Erani Yustika,Ahmad dan Muhamad Ikhsan Mudjo Dkk, Minyak,Pangan,dan Kemiskinan,Kajian Tengah, INDEF Tahun 2008,hal 80 45 Ibid hal 81 46 Ibid hal 82
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
2.8
Konstruksi Sosial
2.8.1 Pengertian Konstruksi Sosial Media Massa Untuk memahami konstruksi sosial media massa, maka harus dipisahkan dahulu antara konstruksi sosial dan media massa. Konstruksi adalah hasil upaya “menceritakan” kembali sebuah peristiwa, keadaan, atau benda secara sistematis manjadi sesuatu yang bermakna. Media massa dalam alur terbentuknya konstruksi secara sosial bahwa pekerja media massa menceritakan peristiwa, oleh karnanya hal utama yang dikerjakan oleh media massa adalah mengkonstruksikan berbagai realitas sosial yang akan disiarkan. Dengan demikian maka isi media adalah realitas yang telah dikonstruksikan (Constructed Reality) dalam bentuk wacana yang bermakna.47 Istilah konstruksi atas realitas sosial (Social Construction of Reality) menjadi terkenal sejak diperkernalkan oleh Peter L Berger & Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul The Social Construction of Reality : A Treatise in the Sociological of Knowledge (1966).
Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan
interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.48
Setiap orang memiliki konstruksi yang berbeda-beda atas realitas. Setiap orang memiliki pengalaman, pendidikan, preferensi tertentu dalam menafsirkan
47
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, Granit,Jakarta,2004, hlm 11 Burhan Bungin,Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan dan Pengaruh Maedia Massa, Iklan Televisi dan Keputusan Konsumer serta kritik terhadap Peter L Berger & Thomas Luckmann ,Kencana,Jakarta,2008,hlm 13 48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
realitas sosial dengan konstruksinya masing-masing. Seperti halnya jika anda merupakan seorang yang sedang menempuh pendidikan sarjana tentu cara anda menafsirkan suatu konstruksi atas realitas sosial seperti proses politik atau ekonomi akan berbeda dengan cara menafsirkan seorang yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Realitas sosial terdiri dari realitas objektif, realitas simbolis dan realitas subyektif. Realitas objektif adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman objektif yang berada di luar individu , dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari realitas objektif dalam berbagai bentuk. Sedangkan realitas subyektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui proses interealitas.49
Menjadi sebuah pertanyaan besar bagi Peter L Berger ketika ia melihat sebuah realitas sosial kemudian dikosntruksikan dan kembali pada realitas sosial yang ada. Teori konstuksi sosial merupakan hasil upaya Berger untuk menegaskan kembali persoalan esensial dalanm sosiologi pengetahuan, cabang sosiologi yang dianggap telah kehilangan arah
50
Posisi “konstruksi sosial atas realitas “ dengan menempatkan
seluruh kelebihan mediamassa dan efek media pada keunggulan “konstruksi media massa” atas “Konstruksi sosial atas realitas”51
49
Burhan Bungin, op.cit., hlm 24 Geger Riyanto &Peter L Berger, Perspektif Metateori Pemikiran, LP3S,Jakarta, 2009, hal 105 51 Burhan Bungin, op.cit., hlm 176
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Ada beberapa hal penting menyiapkan materi konstruksi sosial media massa yaitu :52 1. Keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Sebagaimana diketahui, saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam arti media massa di gunakan kekuatan-kekuatan kapital untuk menjadikan media massa Sebagai mesin pencipta uang dan pelipat gandaan modal. 2. Keberpihakan semu kepada masyarakat. Bentuk dari keberpihakan ini adalah dalam bentuk empati, simpati dan berbagai partisipasi kepada masyarakat, namun ujung-ujungnya adalah juga untuk menjual berita demi kepentingan kapitalis. 3. Keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuk keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap media massa, namun akhir-akhir ini visi tersebut tak pernah menunjukkan jati dirinya, namun slogan-slogan tentang visi ini tetap terdengar. Jadi, dalam menyiapkan materi konstruksi, media massa memposisikan diri pada tiga hal tersebut di atas, namun pada umumnya keberpihakan pada kepentingan kapitalis menjadi sangat dominan mengingat media massa adalah mesin produksi kapitalis yang mau ataupun tidak harus menghasilkan keuntungan.
52
Ibid hlm 177
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Table 2.1 Proses Konstruksi Sosial Media Massa Sumber : Buku Burhan Bungin Penelitian Kualitatif hal 177-180
Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckman telah direvisi dengan melihat variabel atau fenomena media massa menjadi sangat substansi dalam proses eksternalisasi, subyektivasi, dan internalisasi inilah yang kemudian dikenal sebagai “konstruksi sosial media massa”. Substansi dari konstruksi sosial media massa ini adalah pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang terkonstruksi itu juga membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan opini massa cenderung sinis. Proses konstruksi sosial media massa melalui tahapan sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
1. Tahap menyiapkan materi konstruksi materi konstruksi sosial media massa adalah tugas redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor yang ada di setiap media massa. Masing-masing media memiliki desk yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Isu-isu penting setiap hari menjadi fokus media massa, terutama yang berhubungan tiga hal yaitu kedudukan, harta, dan perempuan.
2. Tahap sebaran konstruksi Sebaran konstruksi media massa dilakukan melalui strategi media massa. Konsep konkret strategi sebaran media massa masing-masing media berbeda, namun prinsip utamanya adalah real time. Media cetak memiliki konsep real time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu atau bulan, seperti terbitan harian, terbitan mingguan atau terbitan beberapa mingguan atau bulanan. Walaupun media cetak memiliki konsep real time yang sifatnya tertunda, namun konsep aktualitas menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat waktu memperoleh berita tersebut.
Pada umumnya sebaran konstruksi sosial media massa menggunakan model satu arah, dimana media menyodorkan informasi sementara konsumen media tidak memiliki pilihan lain kecuali mengonsumsi informasi itu. Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai pada pembaca secepatnya dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
setepatnya berdasarkan pada agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media menjadi penting pula bagi pembaca.
3. Tahap pembentukan konstruksi realitas
a. Tahap pembentukan konstruksi realitas Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, dimana pemberitaan telah sampai pada pembaca yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat melalui tiga tahap yang berlangsung secara generik. Pertama,
konstruksi
realitas
pembenaran;
kedua,
kesediaan
dikonstruksi oleh media massa; ketiga, sebagai pilihan konsumtif.
Tahap pertama adalah konstruksi pembenaran sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang terbangun di masyarakat yang cenderung membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di media massa sebagai sebuah realitas kebenaran. Dengan kata lain, informasi media massa sebagai otoritas sikap untuk membenarkan sebuah kejadian. Tahap kedua adalah kesediaan dikonstruksi oleh media massa, yaitu sikap generik dari tahap pertama. Bahwa pilihan seseorang untuk menjadi pembaca media massa adalah karena pilihannya untuk bersedia pikiran-pikirannya dikonstruksi oleh media massa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
Tahap ketiga adalah menjadikan konsumsi media massa sebagai pilihan konsumtif, dimana seseorang secara habit tergantung pada media massa. Media massa adalah bagian kebiasaan hidup yang tak bisa dilepaskan. Pada tingkat tertentu, seseorang merasa tak mampu beraktivitas apabila apabila ia belum membaca koran.
b. Pembentukan konstruksi citra Pembentukan konstruksi citra bangunan yang diinginkan oleh tahap konstruksi. Dimana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua model : 1) model good news dan 2) model bad news. Model good news adalah sebuah konstruksi yang
cenderung
pemberitaan
mengkonstruksi
yang baik.
suatu
pemberitaan
sebagai
Pada model ini objek pemberitaan
dikonstruksi sebagai sesuatu yang memiliki citra baik sehingga terkesan lebih baik dari sesungguhnya kebaikan yang ada pada objek itu sendiri. Sementara, pada model bad news adalah sebuah konstruksi yang cenderung mengkonstruksi kejelekan atau cenderung memberi citra buruk pada objek pemberitaan sehingga terkesan lebih jelek, lebih buruk, lebih jahat dari sesungguhnya sifat jelek, buruk, dan jahat yang ada pada objek pemberitaan itu sendiri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
c. Tahap konfirmasi Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial. Ada beberapa alasan yang sering digunakan dalam konfirmasi ini yaitu a) kehidupan modern menghendaki pribadi yang selalu berubah dan menjadi bagian dari produksi media massa, b) kedekatan dengan media massa adalah life style orang modern, dimana orang modern sangat menyukai popularitas terutama sebagai subjek media massa itu sendiri, dan c) media massa walaupun memiliki kemampuan mengkonstruksi realitas media berdasarkan subyektivitas media, namun kehadiran media massa dalam kehidupan seseorang merupakan sumbern pengetahuan tanpa batas yang sewaktu-waktu dapat diakses.
2.9
Analisis Framing Pada dasarnya Analisis Framing adalah etode untuk melihat cara bercerita
(story telling) media atas peristiwa. Ada dua esensi utama dari Framing tersebut. Pertama, bagaimana peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan mana yang tidak diliput. Kedua, bagaimana fakta ditulis. Aspek ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat dan gambar untuk mendukung gagasan.
Dalam pandangan konstruksionis, analisis framing secara sederhana dapat digambarkan
sebagai
analisis
untuk
mengetahui
bagaimana
realitas
(peristiwa,aktor,kelompok atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut melalui proses kontruksi.
Analisis framing dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas dikontruksi oleh media. Dengan cara dan teknik apa peristiwa yang ditekankan danditonjolkan.53 Analisis Framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa,aktor,kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media.54 Disini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Peristiwa dapat dipahami dengan bentukan tertentu. Hasilnya, pembeeritaan media pada sisi tertentu dan wawancara dengan orang-orang tertentu. Semua elemen tersebut tidak hanya bagian dari teknik jurnalistik, tetapi memandang bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan sebagai sebuah analisis framing mempunyai karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan analisis kuantitatif.
Dalam analisis framing yang menjadi pusatperhatian adalah pembentukan pesan dari teks. Framing melihat terutama bagaimana peristiwa dikonstruksi oleh
53 54
Eriyanto.2002. Analisis Framing. Yogyakarta: LKis.hal 3 Ibid.hal 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
media. Bagaimana wartawan mengkonstruksi peristiwa dan menyajikan kepada khalayak penonton, pendengar atau pembaca.
Penelitian ini menggunakan metode framing karena penelitian ingin mengetahui bagaimana cara memahami, memaknai, bingkaian kasus, atas suatu peristiwa. Dengan menggunakan analisis framing kita dapat mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh media ketika menyeleksi isu dan memproduksi suatu tayangan. Tabel 2.2 Efek Framing Mendefinisikan realitas tertentu
Melupakan definisi lain atas realitas
Penonjolan aspek tertentu
Pengaburan aspek lain
Penyajian sisi tertentu
Penghilangan sisi lain
Pemilihan fakta tertentu
Pengabaian fakta lain
Pada intinya framing berkaitan dengan opini public. Isu tertentu dikemas dengan bingkai tertentu bisa mengakibatkan pemahaman khalayak yang berbeda atas satu issue. Framing atas issue umumnya banyak dipakai dalam literature gerakan sosial. Dalam suatu gerakan sosial, ada strategi bagaimana supaya khalayak mempunyai pandangan yang sama atas issue. Hanya dengan itu khalayak bisa digerakan atau di mobilisasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Framing menentukan bagaimana peristiwa didefinisikan. Framing juga menentukan apakah peristiwa dianggap sebagai masalah sosial atau tidak. Ketika peristiwa dilihat sebagai masalah sosial dan didefinisikan sebagai masalah bersama, maka perhatian public akan berubah menjadi lebih besar.
2.9.1 Framing Menurut Robert N. Entman
Robert N. Entman adalah seorang ahli yang meletakan pada dasar-dasar analisis framing untuk studi analisis media.55 Konsep framing oleh Robert N. Entman digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas media. Framing dapat dipakai sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatka alokasi lebih besar dari pada isu yang lain.
Entman melihat framing dalam dua dimensi besar seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas.56 Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti, atau lebih di ingat oleh khalayak. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan besar untuk diperhatikan dan dipengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.
55 56
Eriyanto, 2002. Analisis Framing.Yogyakarta LKis.hal 219 Eriyanto, 2002. Analisis Framing.Yogyakarta LKis.hal 221
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Tabel 2.3 Aspek Framing Entman Seleksi isu
Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta.
Dalam
proses
ini
terkandung
didalamnya pada bagian berita yang dimasukan tetapi ada juga berita yang dikeluarkan, tidak semua aspek atau bagian
dari
isu
yang
ditampilkan,
wartawan memilih aspek tertentu dari suatu isu Penonjolan aspek
Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata,kalimat,gambar,dan citra tertentu
untuk
ditampilkan
kepada
khalayak.
Dalam konsep Entman Framing pada dasarnya merujuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatuwacana untuk menekankan kerangka berfikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan.57
57
Eriyanto, 2002. Analisis Framing.Yogyakarta LKis.hal 222
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Wartawan memutuskan apa yang akan ia berikan apa yang harus diliput dan apa yang harus disembunyikan kepada khalayak.
Tabel 2.4 Konsepsi Analisis Framing Entman
Define Problems (Pendefinisian masalah)
Bagaimana suatu peristiwa dilihat ? Sebagai apa? Atas sebagian masalah apa?
Diagnose
Cause
(Memperkirakan Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa?
Masalah atas Sumber Masalah)
Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa yang dianggap sebagai penyebab masalah?
Make
Moral
Judgement
Keputusan Moral)
(Membuat Nilai moral apa yang disajikan untuk memperjelas masalah? Nilai moral apa yang dipakai untu melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan?
Treatment
Recommendation Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk
(menekankan penyelesaian))
mengatasi masalah/isu?jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah?58
58
Eriyanto, 2002. Analisis Framing.Yogyakarta LKis.hal 223
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
Define Problems (Pendefinisian masalah) adalah elemen yang pertama kali dapat kita lihat mengenai framing. Elemen ini merupakan master frame/bingkai yang paling utama. Ia menekankan bagaimana pistiwa dipahami oleh wartawan. Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami secara berbeda. Dan bingkai yang berbeda ini akan menyebabkan realitas bentukan yang berbeda.
Diagnose Cause (Memperkirakan Masalah atas Sumber Masalah), merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa. Penyebab disini bisa berarti apa (what), tetapi bisa juga berarti siapa (who). Bagaimana peristiwa dipahami, tentu saja menentukan apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah. Karena itu, masalah yang dipahami secara berbeda, penyebab masalah secara tidak langsung juga dipahami secara berbeda pula.
Make Moral Judgement (Membuat Keputusan Moral) adalah elemen framing yang dipakai untuk membenarkan atau memberikan argumentasi pendefinisian masalah yang dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah yang sudah dibuat, penyebab masalah ditentukan, di butuhkan argumentasi yang kuatuntuk mendukung gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan sesuatu yang familiar dan dikenal oleh khalayak.
Treatment Recommendation (menekankan penyelesaian)). Elemen ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
menyelesaikan masalah. Penyelesaian tentu saja sangat tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/