w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
bp s. go
STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2008 ISSN :
Ukuran Buku/Book Size : 14.85x21 cm
bp s. go
Katalog BPS/BPS Catalog : 4101002.9100
.id
No. Publikasi/Publication Number : 91522.09.12
Jumlah Halman Total/Total Pages : xii + 108 halaman / 120 pages
at .
Naskah/Manuscript :
ab
ar
Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Barat :
pu
Gambar Kulit/ Cover Design :
.p a
Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
w
w
BPS Provinsi Papua Barat
tp :// w
Diterbitkan Oleh/Published by : Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
ht
Dicetak Oleh/Printed by :
Boleh Dikutip dengan menyebut sumbernya May be cited with reference to the source
KATA PENGANTAR Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat Tahun 2008 merupakan kelanjutan publikasi tahun-tahun sebelumnya. Data yang
.id
disajikan pada publikasi ini, merupakan hasil olahan data KOR SUSENAS
bp s. go
2008. Penerbitan ini bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan kesejahteraan rakyat di Provinsi Papua Barat yang diukur berdasarkan beberapa variabel. Dengan demikian diharapkan buku ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan dalam mengambil kebijakan
at .
untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat Provinsi Papua Barat.
ar
Disadari bahwa dalam publikasi ini masih terdapat banyak
ab
kekurangan sehingga saran dan kritik sangat diharapkan guna perbaikan
pu
di waktu yang akan datang. Serta diucapkan terima kasih kepada semua
.p a
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
Manokwari, September 2009 Kepala BPS Provinsi Papua Barat
ht
tp :// w
w
bermanfaat.
w
sehingga publikasi ini dapat terselesaikan. Semoga buku ini dapat
Ir. Tanda Sirait, MM NIP. 340005623 i
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
bp s. go
ii
DAFTAR ISI
i
DAFTAR ISI.......................................................................................
iii
DAFTAR TABEL...............................................................................
v
.id
KATA PENGANTAR.......................................................................
bp s. go
DAFTAR GAMBAR..........................................................................
1
METODE SURVEI.............................................................................
5
KEPENDUDUKAN............................................................................
15
KESEHATAN.....................................................................................
19
ar
at .
PENDAHULUAN..............................................................................
29
FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA...........................
33
PERUMAHAN..................................................................................
41
KONSUMSI ATAU PENGELUARAN...........................................
57
w
.p a
pu
ab
PENDIDIKAN...................................................................................
61
LAMPIRAN TABEL..........................................................................
67
w
KONSUMSI RUMAH TANGGA LAINNYA................................
ht
tp :// w
iii
ix
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
bp s. go
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
4.2 4.3 4.4
.id
bp s. go
at .
ar
tp :// w
4.5
ab
4.1
pu
3.4
.p a
3.3
w
3.2
4.6
ht
4.7
4.8 5.1
v
Halaman
Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2008.......................................................... Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2008....................... Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Status Perkawinan dan Jenis Kelamin, 2008............................................................ Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Status Perkawinan dan Jenis Kelamin, 2008............................................................ Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan, 2008................................................... Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Lama Hari Sakit, 2008................ Persentase Penduduk yang Sakit menurut Kabupaten/Kota dan Cara Pengobatan Sendiri, 2008.................................................................................. Persentase Penduduk yang Sakit menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Berobat Jalan, 2008.... Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Pertama, 2008.................................. Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Terakhir, 2008................................. Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Lama Pemberian ASI, 2008........................................................... Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Pemberian Imunisasi, 2008................................................. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2008........................................................................................
w
3.1
Judul
68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Tabel 5.2 5.3
Halaman
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki, 2008.......................................................... Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2008........................................... Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Umur Kawin Pertama, 2008........................................................ Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Penggunaan Kontrasepsi, 2008....................................... Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Penggunaan Kontrasepsi, 2008................................... Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Anak Lahir Hidup, 2008..................................................... Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Anak Masih Hidup, 2008................................................... Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Anak....................................................................................... Rata-rata Anak Lahir Hidup dari Wanita Pernah Kawin Berumur 15-19 Tahun Menurut Kabupaten/Kota, 2008..................................................... Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Luas Lantai (meter persegi), 2008........................... Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Atap Terluas, 2008........................................... Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota, dan Jenis Lantai Terluas, 2008........ Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota, dan Jenis Dinding Terluas, 2008 ..... Rumah Tangga Menurut Persentase Kabupaten/Kota, dan Sumber Air Minum, 2008.......... vi
w
tp :// w
6.7 7.1
ht
7.2
7.3 7.4 7.5
81 82 83 84 85 86 87 88
w
6.6
.p a
pu
6.5
at .
6.4
ar
6.3
ab
6.2
bp s. go
.id
6.1
Judul
89 90 91 92 93 94
Tabel
7.12 7.13 7.14
.id
bp s. go
at .
tp :// w
8.1
ar
7.11
ab
7.10
pu
7.9
.p a
7.8
w
7.7
ht
8.2
9.1
vii
Halaman
Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum dari Pompa/Sumur/Mata Air Menurut Kabupaten/Kota, dan Jarak ke Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja Terdekat, 2008.................................................................................... Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Fasilitas Air Minum, 2008....... Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Cara Memperoleh Air Minum, 2008....................................................................... Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2008........................................................................ Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kloset, 2008.................... Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja, 2008........................................................................ Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Penerangan, 2008.... Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Telepon, Telepon Selular, dan Komputer Menurut Kabupaten/Kota, 2008................................................... Persentase Rumah Tangga Yang Mengakses Internet Menurut Kabupaten/Kota, 2008 ................................. Persentase Penduduk menurut Kabupaten/ Kota dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan 2008.................................................................................... Distribusi Pngeluaran per Kapita Sebulan menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan, 2008...................................................... Persentase Rumah Tangga yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Gratis selma 6 Bulan Referensi menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kartu yang digunakan, 2008.....................................................
w
7.6
Judul
95 96 97 98 99 10 0 10 1 10 2 10 3 10 4 10 5 10 6
Tabel 9.2
Halaman
Persentase Rumah Tangga yang Membeli Beras Murah / Raskin selma 3 Bulan Referensi dan Jumlah Beras yang Dibeli menurut Kabupaten/ Kota, 2008...................................................................................... 107 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit Usaha selama Setahun Terakhir menurut Kabupaten/ Kota dan Jenis Kredit, 2008............................................. 108
.id
9.3
Judul
ht
tp :// w
w
w
.p a
pu
ab
ar
at .
bp s. go
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
4.3
.id
at .
bp s. go
17
Komposisi Penduduk di Papua Barat yang Mengalami Keluhan Kesehatan..............................................................
20
Komposisi Penduduk di Papua Barat Menurut Keluhan Kesehatan yang dialami....................................................
22
Komposisi Penduduk Papua Barat Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Keluhan Sakit.........................
23
Komposisi Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Cara Pengobatan Sendiri......................................................
tp :// w
w
4.4
Komposisi Penduduk dengan Status Belum Kawin Menurut Jenis Kelamin........................................................
ar
4.2
16
ab
4.1
4.5
ht
5.1 5.2
23
Komposisi Balita menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Pertama................................................
27
Komposisi Penduduk berumur 10 Tahun ke atas Menurut Ijazah Formal Minimal SMA................................
31
Komposisi Penduduk berumur 10 Tahun ke atas Menurut Kemampuan Membaca dan Menulis....................
32
ix
15
Komposisi Penduduk Papua Barat Berdasarkan Jenis Status Perkawinan...............................................................
pu
3.3
Komposisi Penduduk di Papua Barat Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur.............................................................
.p a
3.2
Halaman
w
3.1
Judul
Gambar
6.3 6.4
34
Komposisi Wanita 10 Tahun Ke Atas dan pernah kawin yang Sedang Menggunakan KB...........................................
35
Komposisi Wanita berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Berdasarkan Jumlah Anak............................
36
Komposisi Wanita berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Berdasarkan Jumlah Anak...............................................
37
Komposisi Wanita berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Berdasarkan kelompok Jumlah Anak Lahir Hidup..........................................................................
38
Komposisi Wanita Berumur 15-49 Tahun Menurut RataRata Jumlah Anak Lahir Hidup........................................
40
ab
pu
42
Komposisi Rumah Tangga di Papua Barat Menurut Jenis Atap Terluas..............................................................................
43
tp :// w
w
7.2
Komposisi Rumah Tangga di Papua Barat Menurut Luas Lantai Rumah.....................................................................
.p a
7.1
w
6.6
ar
at .
6.5
Komposisi Wanita yang Usia Perkawinan Pertama Kurang dari 16 Tahun.............................................................
.id
6.2
Halaman
bp s. go
6.1
Judul
7.3
ht
7.4
7.5
Komposisi Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Atap Terluas......................................................
44
Komposisi Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota, Penggunaan Atap Genteng, Lantai Bukan Tanah, dan Dinding Tembok....................................................................
45
Komposisi Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota yang Jarak Sumber Air Minum ke Tempat Pembuangan Tinja kurang dari 10 meter...................................................
49
x
Gambar
9.1 9.2
.id
Komposisi Penduduk Papua Barat menurut Jenis Konsumsi dan Kelompok Pengeluaran Per Kapita............
58
Komposisi Penduduk Papua Barat Berdasarkan Jenis Konsumsi Bukan Makanan......................................................
60
at .
bp s. go
53
Persentase Rumah Tangga yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Gratis di Papua Barat...................
64
Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kredit.....................
66
ht
tp :// w
xi
63
Persentase Rumah Tangga yang Membeli Raskin Menurut Kabupaten/Kota......................................................
w
9.3
Komposisi Rumah Tangga Berdasarkan Kabupaten/Kota dan Penggunaan Listrik..........................
ar
8.2
51
ab
8.1
Komposisi Rumah Tangga Berdasarkan Kabupaten/Kota dan Tidak Adanya Kloset sebagai Tempat Buang Air Besar.........................................................
pu
7.8
50
.p a
7.7
Halaman
Komposisi Rumah Tangga Berdasarkan Kabupaten/Kota dan Cara Memperoleh Air Minum........
w
7.6
Judul
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
bp s. go
xii
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
I. PENDAHULUAN Provinsi Papua Barat merupakan provinsi yang relatif muda. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Papua.
Sebagai
bagian
dari
kebijakan
.id
Provinsi
bp s. go
desentralisasi pembangunan, Provinsi Papua pecah menjadi tiga bagian berdasarkan Undang-Undang No 45 Tahun 2000 yaitu Irian Jaya Timur (sekarang Provinsi Papua), Irian Jaya Tengah (hingga saat ini belum terbentuk) dan
at .
Irian Jaya Barat (sekarang Provinsi Papua Barat). Provinsi
ar
Papua Barat mulai operasional dipimpin oleh seorang
ab
gubernur setelah Abraham Oktovianus Atururi dinyatakan
pu
sebagai pemenang pemilihan gubernur Irian Jaya Barat oleh KPU pada tahun 2006.
.p a
Sebagai provinsi yang berada di bagian barat
w
pulau burung cendrawasih, kondisi geografis hampir sama
ht
tp :// w
w
dengan
Provinsi
Papua.
Daerah
berbukit-bukit
dan
pegunungan merupakan faktor utama yang menghambat aksesibilitas warga untuk mencapai fasilitas seperti rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi dan lain-lain. Kondisi geografis ini juga yang mengakibatkan biaya transportasi tinggi. Akibatnya, pembangunan perumahan dan fasilitasfasilitas pendukung lainnya membutuhkan biaya yang sangat mahal. Keterisoliran warga marupakan masalah lain dari pembangunan di Papua Barat. Distribusi penduduk yang
1
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
terpusat di daerah pesisir dan jarang di pegunungan mengakibatkan sebaran penduduk menjadi tidak merata. Dampaknya adalah tidak semua penduduk Papua Barat dapat
menikmati
hasil-hasil
pembangunan.
Meskipun
penduduk Papua Barat tinggal di daerah yang kaya
.id
sumber daya alam, tetapi kualitas penduduknya masih
bp s. go
tergolong tertinggal.
Untuk dapat melihat dampak pembangunan Provinsi Papua Barat terhadap penduduknya diperlukan data dan yang
meliputi
aspek-aspek
kesejahteraan
at .
informasi
penduduk. Data dan Informasi tersebut dihimpun dalam
ar
kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Susenas
ab
merupakan survei rutin tahunan yang diselenggarakan oleh
pu
Badan Pusat Statistik (BPS). Susenas merupakan survei yang
.p a
memotret aspek kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan, dan konsumsi penduduk.
w
Dengan demikian, Susenas memiliki kemampuan untuk
tp :// w
w
menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk. Publikasi “Statistik Kesejahtaraan Rakyat Provinsi
ht
Papua Barat Tahun 2008” merupakan himpunan data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2008 di delapan kabupaten dan satu kota se-Provinsi Papua Barat. Pelaksanaan Susenas tahun 2008 bertepatan dengan pelaksanaan
Susenas
Modul
Perumahan.
Susenas
dilaksanakan pada bulan Juli 2008. Sampel meliputi rumah tangga di perkotaan dan daerah perdesaan. Total sampel Susenas di Provinsi Papua
2
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Barat 2.336 rumah tangga terdiri dari 1.856 rumah tangga kor dan 480 rumah tangga Kor dan modul perumahan. Dengan sampel rumah tangga kor dan modul perumahan sebanyak itu hanya dapat disajikan sampai tingkat provinsi. Karena itu, publikasi ini hanya menyajikan survei
Susenas
kor
karena
untuk
bp s. go
menggambarkan tingkat kabupaten.
ditujukan
.id
hasil
Sistematika Penulisan
at .
Publikasi “ Statistik Kesejahteraan Rakyat di Provinsi Papua Barat Tahun 2008” disusun dengan sistematika
ar
sebagai berikut. Setelah bab ini adalah Bab Metode
ab
Survei. Pada Bab Metode Survei dikemukakan tahapan-
pu
tahapan survei mulai dari ruang lingkup, kerangka sampel,
.p a
hingga konsep dan definisi. Gambaran kesejahteraan penduduk dimulai pada bab tiga dengan mengulas aspek
w
kependudukan. Pembahasan selanjutnya membahas aspek
ht
tp :// w
w
kesehatan penduduk pada bab empat, aspek pendidikan pada bab lima, aspek fertilitas dan keluarga berencana pada bab enam, aspek ketenagakerjaan perumahan pada bab tujuh, dan aspek konsumsi rumah tangga pada bab delapan. Publikasi ini ditutup dengan pembahasan aspek teknologi dan informasi pada bab sembilan.
3
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
ht
tp :// w
w
w
.p a
pu
ab
ar
at .
bp s. go
.id
4
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
II. METODE SURVEI Ruang Lingkup Susenas
2008
dilaksanakan
di
seluruh
Indonesia
.id
termasuk di Provinsi Papua Barat. Jumlah sampel yang diliput
bp s. go
seabanyak 2.336 rumah tangga yang tinggal di blok sensus bukan khusus dan bukan rumah tangga khusus (lihat konsep dan definisi).
Jumlah rumah tangga sampel tersebut cukup
representatif untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan
at .
penduduk Papua Barat hingga level kabupaten. Selain itu,
ar
jumlah sampel tersebut juga representatif menggambarkan
ab
tingkat kesejahteraan penduduk di daerah perkotaan dan
.p a
pu
perdesaan.
Kerangka Sampel
w
Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas Juli
w
2008 terdiri dari 3 jenis, yaitu: kerangka sampel untuk
tp :// w
pemilihan blok sensus, kerangka sampel untuk pemilihan subblok sensus (khusus untuk blok sensus yang bermuatan rumah
ht
tangga lebih besar dari 150 rumah tangga), dan kerangka sampel
untuk
pemilihan
rumah
tangga
dalam
blok
sensus/subblok sensus terpilih. Kerangka sampel blok sensus adalah master frame blok sensus yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil pencacahan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B). Kerangka sampel blok sensus ini mencakup
5
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
blok sensus di delapan dibedakan
kabupaten dan satu kota dan
menurut daerah perkotaan dan perdesaan.
Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus di daerah perkotaan adalah daftar blok sensus yang terdapat di daerah perkotaan di setiap kabupaten/kota, sedangkan kerangka
.id
sampel untuk pemilihan blok sensus di daerah perdesaan
bp s. go
adalah daftar blok sensus yang terdapat di daerah perdesaan disetiap kabupaten/kota. Kerangka sampel untuk pemilihan subblok sensus adalah daftar subblok sensus yang terdapat
at .
dalam blok sensus terpilih yang mempunyai jumlah rumah
ab
Rancangan Penarikan Sampel
ar
tangga lebih besar dari 150 rumah tangga.
pu
Rancangan penarikan sampel Susenas Juli 2008
.p a
adalah rancangan penarikan sampel bertahap dua. Pada tahap pertama dipilih secara acak 146 blok sensus dari master
w
w
frame blok sensus dengan menggunakan metode probability
tp :// w
proportional to size (PPS). Size yang digunakan adalah jumlah rumah tangga hasil P4B. Pada tahap kedua, dipilih masing-masing 16 rumah
ht
tangga dalam setiap blok sensus terpilih. Pemilihan ke-16 rumah tangga sampel dilakukan setelah pendaftaran rumah tangga dalam satu blok sensus selesai dikerjakan. Pemilihan rumah tangga sampel menggunakan sistematic sampling tepatnya linear systematic sampling.
6
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data di setiap rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara langsung antara pencacah dengan responden. Keterangan tentang rumah tangga dapat dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah
.id
tangga, suami/istri kepala rumah tangga, atau anggota rumah
bp s. go
tangga lain yang mengetahui karakteristik yang ditanyakan.
Blok Sensus sensus
adalah
bagian
dari
suatu
wilayah
ar
Blok
at .
Konsep dan Definisi
ab
desa/kelurahan yang merupakan daerah kerja dari seorang Pencacah.
pu
Kriteria blok sensus adalah sebagai berikut:
.p a
1. Setiap wilayah desa/kelurahan dibagi habis menjadi
w
beberapa blok sensus. sensus
harus
mempunyai
batas-batas
yang
w
2. Blok
ht
tp :// w
jelas/mudah dikenali, baik batas alam maupun buatan. Batas satuan lingkungan setempat/SLS, seperti: RT, RW, dusun, lingkungan, dan sebagainya diutamakan sebagai batas blok sensus bila batas SLS tersebut jelas (batas alam atau buatan).
3. Satu blok sensus harus terletak dalam satu hamparan. Blok sensus biasa (B) adalah blok sensus yang muatannya antara 80 sampai 120 rumah tangga atau bangunan sensus tempat tinggal atau bangunan sensus bukan tempat tinggal atau gabungan keduanya dan sudah jenuh.
7
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Blok sensus khusus (K) adalah blok sensus yang mempunyai muatan sekurang-kurangnya 100 rumah tangga, kecuali untuk lembaga pemasyarakatan tidak ada batas muatan. Tempattempat yang bisa dijadikan blok sensus khusus antara lain: asrama militer (tangsi) dan daerah perumahan militer dengan
.id
pintu keluar masuk yang dijaga.
bp s. go
Blok sensus persiapan (P) adalah blok sensus yang kosong. Contoh: Sawah, kebun, tegalan, rawa, hutan, daerah yang dikosongkan (digusur) atau bekas permukiman yang terbakar.
at .
Rumah Tangga
Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang
ar
yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau
ab
sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu
.p a
dan anak.
pu
dapur. Rumah tangga biasa umumnya terdiri dari ibu, bapak, Juga dianggap sebagai rumah tangga biasa antara lain: Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian
w
1.
tp :// w
w
bangunan sensus tetapi makannya diurus sendiri. 2.
Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus
ht
tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan
3.
sensus tersebut masih dalam (sub) blok sensus yang sama dianggap sebagai satu rumah tangga. Pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya kurang dari 10 orang. Pemondok dianggap sebagai art induk semangnya.
4.
Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus
8
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa. 5.
Anggota
TNI
yang
tinggal
di
asrama
bersama
keluarganya dan mengurus sendiri kebutuhan sehariharinya Orang-orang yang tinggal di asrama, yaitu suatu tempat
bp s. go
1.
.id
Rumah tangga khusus
tinggal yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya diatur oleh suatu yayasan atau badan, misalnya asrama
at .
perawat, asrama mahasiswa, asrama TNI (tangsi). 2.
Orang-orang yang tinggal di lembaga pemasyarakatan, Sekelompok
orang
ab
3.
ar
panti asuhan, rumah tahanan dan sejenisnya. yang
mondok
dengan
makan
pu
(indekos) yang berjumlah lebih besar atau sama dengan
.p a
10 orang.
Rumah tangga khusus tidak dicakup dalam kegiatan Susenas.
w
Anggota rumah tangga (art) adalah semua orang yang
tp :// w
w
biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (krt, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain,
ht
pembantu rumah tangga atau art lainnya), baik yang berada di rumah tangga responden maupun sementara tidak ada pada waktu pencacahan. Kepala rumah tangga (krt) adalah seseorang dari sekelompok art yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga, atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai krt.
9
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Status Perkawinan Kawin adalah seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama,
.id
negara dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup
bp s. go
bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri.
Cerai hidup adalah seseorang yang telah berpisah sebagai
at .
suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi
ar
secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya
ab
hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri
pu
ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah,
.p a
bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil,
w
dianggap cerai hidup.
tp :// w
w
Cerai mati adalah seseorang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi. Keluhan Kesehatan
ht
Keluhan
kesehatan
adalah
keadaan
seseorang
yang
mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis (meskipun selama sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan), kecelakaan, kriminal atau hal lain. Berobat jalan adalah kegiatan atau upaya orang yang mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan diri dan
10
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah art. Rawat inap adalah upaya penyembuhan dengan menginap 1 malam atau lebih di suatu unit pelayanan kesehatan modern
.id
atau tradisional, termasuk dalam kejadian ini adalah rawat
bp s. go
inap untuk persalinan. Pendidikan
Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak pernah atau
at .
belum pernah terdaftar dan tidak/belum pernah aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal,
ar
termasuk juga yang tamat/belum tamat taman kanak-kanak
ab
tetapi tidak melanjutkan ke sekolah dasar.
pu
Masih bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif
.p a
mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal. Tidak bersekolah lagi adalah pernah terdaftar dan aktif
w
mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal,
tp :// w
w
tetapi pada saat pencacahan tidak lagi terdaftar dan tidak lagi aktif.
ht
Fertilitas dan Keluarga Berencana Anak kandung lahir hidup adalah anak kandung yang pada waktu
dilahirkan
menunjukkan
tanda-tanda
kehidupan,
walaupun mungkin hanya beberapa saat saja, seperti jantung berdenyut, bernafas, dan menangis. MOW (medis operasi wanita)/tubektomi (sterilisasi wanita) adalah operasi yang dilakukan pada krt/art wanita untuk
11
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
mencegah terjadinya kehamilan dengan cara mengikat saluran telur. MOP (medis operasi pria)/vasektomi (sterilisasi pria) adalah suatu operasi ringan yang dilakukan pada krt/art pria dengan maksud
untuk
mencegah
terjadinya
kehamilan
.id
pasangannya.
pada
Device)/spiral
adalah
alat
yang
bp s. go
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)/IUD (Intra Uterus dibuat
dari
plastik
halus/tembaga, berukuran kecil, berbentuk spiral, T, kipas dan
at .
lainnya, dipasang di dalam rahim untuk mencegah terjadinya kehamilan.
ar
Suntikan KB adalah salah satu cara pencegahan kehamilan
ab
dengan jalan menyuntikkan cairan tertentu ke dalam tubuh KB/norplan/implanon/alwalit
.p a
Susuk
pu
secara periodik, misalnya satu, tiga atau enam bulan sekali. (Alat
Kontrasepsi
Bawah Kulit) adalah enam batang logam kecil yang
w
w
dimasukkan ke bawah kulit lengan atas untuk mencegah
tp :// w
terjadinya kehamilan. Pil KB adalah pil yang diminum untuk mencegah terjadinya kehamilan. Pil ini harus diminum secara teratur setiap hari.
ht
Kondom/karet KB adalah alat yang terbuat dari karet, berbentuk seperti balon, yang dipakai oleh krt/art laki-laki selama
bersenggama
dengan
maksud
agar
istrinya/
pasangannya tidak menjadi hamil. Intravag/tisue/kondom
wanita
adalah
dimasukkan ke dalam vagina sebelum kumpul. Cara tradisional
12
tisue
KB
yang
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Pantang berkala/sistim kalender didasarkan pada pemikiran bahwa dengan tidak melakukan senggama pada hari-hari tertentu, yaitu pada masa subur dalam siklus bulanan, seorang wanita dapat menghindarkan terjadinya kehamilan. a. Senggama terputus adalah cara yang dilakukan oleh krt/art
.id
laki-laki untuk mencegah masuknya air mani ke dalam rahim
bp s. go
wanita, yaitu dengan menarik alat kelaminnya sebelum terjadi ejakulasi (klimaks).
b. Cara tradisional lainnya misalnya menyusui dengan sengaja Perumahan
ar
c.
at .
untuk KB, tidak campur (puasa), jamu, dan urut.
ab
d. Luas lantai yang dimaksud di sini adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari (sebatas
pu
atap).
Yang termasuk fasilitas air minum adalah instalasi air minum
w
f.
.p a
e. Fasilitas Air Minum dikelola
oleh
PAM/PDAM
atau
non-PAM/PDAM,
w
yang
tp :// w
termasuk sumur dan pompa. Teknologi dan Informasi
ht
Telepon
adalah pesawat yang menyalurkan percakapan
jarak jauh melalui kawat dan listrik. Komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat
menerima
informasi
input
digital,
kemudian
memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi.
13
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Internet (Interconnected Network) adalah sebuah sistim komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer
ht
tp :// w
w
w
.p a
pu
ab
ar
at .
bp s. go
.id
dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia
14
StatK KesRa Provinsi Pap pua Barat 2008
III. K KEPENDUDUK KAN
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang
.id
memp pelajari dinamika kependudukan manusia pada suatu s
bp s. go
wilayaah tertentu, melip puti di dalamnya ukuran, struktur,, dan distrib busi penduduk. Jumlah penduduk berubah seetiap waktu akibat adanya kelahiran, kem matian, migrasi sserta
at .
penuaan. Kependudukan dapat merujuk secara keseluru uhan
ar
ntu yang didasarkan kriteria seperti atau kkelompok terten
ab
umur, pendidikan, jen nis kelamin dan n lainnya. Komp posisi
.p a
umur,
pu
pendu uduk Provinsi Pap pua Barat menurrut jenis kelamin dan
100.00 0
tp :/Persentase /w w w
80.00 0 60.00 0 40.00 0
1 58.43 60.61
20.00 0
ht
L Laki‐laki
37.66 40.20
1.73 1.36
‐
0 ‐ 14
15 ‐ 64
Kelompok Um mur
65+
Perempu P a an
Gambar 3.1 Persentase Penduduk di Papua Barat Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umuur
15 1
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
disajikan pada Tabel 3.1 daan Tabel 3.2. Tampak T bahwa persentase terbesar berada p pada usia produkttif baik laki‐laki maupun perrempuan. Persen ntase penduduk usia produktif (berumur 15‐64 tahun) masin ng‐masing sebesaar 60,61 persen
.id
dan 58,43 peersen (lihat Gambar 3.1). Berdasaarkan Tabel 3.1
bp s. go
persentase penduduk pereempuan Kabupaten Fak‐Fak, Kabupaten Manokwari, daan Kota Sorongg lebih besar daripada pen nduduk laki‐laki. Sebaliknya di en nam kabupaten
at .
lainnya, perssentase pendudu uk laki‐laki lebih besar daripada
ar
penduduk peerempuan.
ab
770.00
.p a
550.00
pu
660.00
440.00
Belum Kaw win
Kawin
Cerai Hdup
Cerai Mati
Kota Sorong
Kab. Raja Ampat
Kab. Sorong
Kab. Sorong Selatan
Kab. Manokwari
Kab. Teluk Bintuni
ht
.00
Kab. Teluk Wondama
110.00
Kab. Kaimana
Gambar 3.2 Persentase P Penduduk Papua Barrat Berdasarkan Jenis Status Perkawinan
220.00
Kab. Fakfak
tp :// w
w
w
330.00
16
StatK KesRa Provinsi Pap pua Barat 2008
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa sebesar 38,9 peersen pendu uduk berada pada usia muda (0‐14 tahun), 59,55 5 persen n pada usia prod duktif (15‐64 tahun), dan 1,55 peersen berum mur 65 tahun leb bih. Kota Sorong memiliki persen ntase
.id
pendu uduk dengan usia u produktif tertinggi (64,0 08%)
bp s. go
sedanggkan Kabupaten n Raja Ampat terendah (53,8 84%). Kompo osisi penduduk dengan usia 65 tahun lebih h di Kabup paten Sorong men nduduki urutan p pertama yaitu seb besar
at .
4,06 persen dan yang tterendah di Kabupaten Sorong Sellatan
ab
43.89
46.98
44.51
pu
50.00 45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 .00
ar
sebesaar 0,42 persen.
Laki‐laki
Kota Sorong
Kab. Raja Ampat
Kab. Sorong
Kab. Sorong Selatan
Kab. Manokwari
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Fakfak
Kab. Teluk Wondama
ht
tp :// w
w
w
Gambar 3.3 Persentase i Penduduk dengan Status Belum Kawin Menurut Jenis Kelamin
Kab Kaimana Kab. Kaimana
.p a
27.42
Perempuan
Sebagian besar penduduk di Paapua Barat bersttatus kawin (Tabel 3.3). Sebaanyak separoh leebih penduduk Paapua Barat berstatus kawin n (56,66%), sedaangkan 36,68 peersen d 5,05 persen cerai belum kawin, 1,6 persen cerai hidup dan
17 1
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
mati. Semakin banyak penduduk yang berstatus kawin maka peluang untuk timbulnya kelahiran penduduk baru semakin besar dan tentunya akan menambah pula jumlah penduduk di Papua Barat. Dalam hal ini Kabupaten Sorong yang
.id
memiliki persentase tertinggi (65,61%). Laki‐laki yang belum
bp s. go
kawin relatif lebih banyak dibandingkan dengan wanita yang belum kawin (Gambar 3.3). Penduduk dengan status belum kawin tertinggi berada di Kabupaten Fak‐Fak (43,89%).
at .
Terjadinya perceraian (cerai hidup) penduduk di Kota
ar
Sorong memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 3,63
ab
persen. Sedangkan untuk cerai mati paling besar
pu
persentasenya di Kabupaten Sorong Selatan (4,92%).
.p a
w
w
tp :// w
ht
18
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
IV. KESEHATAN
Pembangunan
masyarakat
meliputi
beberapa
penduduk
merupakan
cermin
dari
bp s. go
kesehatan
.id
bidang, salah satunya adalah bidang kesehatan. Keadaan
kesejahteraan masyarakat. Kesehatan juga menjadi penunjang kualitas sumber daya manusia. Pelayanan
at .
kesehatan yang disediakan pemerintah untuk masyarakat
ar
belum tersampaikan secara optimal karena kurangnya
ab
informasi atau data. Informasi ini sangat penting terutama
pu
dalam hal penyediaan fasilitas kesehatan masyarakat. Banyaknya keluhan kesehatan yang dialami masyarakat
.p a
menunjukkan derajat kesehatan pada masyarakat
w
tersebut. Gambar 4.1 menunjukkan bahwa Kabupaten
ht
tp :// w
w
Teluk Bintuni memiliki penduduk dengan keluhan
kesehatan terbanyak dengan persentase sebesar 58,14 persen sedangkan kabupaten Raja Ampat hanya sebesar 11,88 persen. Keluhan kesehatan yang dialami kebanyakan masyarakat pada wilayah tertentu dapat dijadikan sebagai informasi seperti dalam hal penyediaan obat‐obatan atau tenaga medis. Berdasarkan Gambar 4.2 keluhan kesehatan yang paling banyak dialami penduduk di Papua Barat
19
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
adalah batuk yaitu sebesar 14,17 persen sedangkan keluhan yang paling sedikit dialami adalah d diare/buang air sebesar 1,2 26 persen. Gambar 4.3 menun njukkan bahwa Teluk Bintuni
bp s. go
.id
duk yang paling ttinggi dengan memiliki peersentase pendud Kota Sorong
40.97
Kab. Raja Ampat
11.88
Kab. Sorong
30.63
Kaab. Sorong Selatan
at .
Gam mbar 4.1 Persentase Pe enduduk di Pa apua Barat yang Mengalami M Keluhan Kesehatan
42.95
Kab. Manokwari
ab
Kab b. Teluk Wondama
ar
Kab. Teluk Bintuni
28.15
31.85
16.26
Kab. Fakfak
14.91 50.00
100.00
w
.p a
pu
Kab. Kaimana
.00
8.14 58
w
keluhan keesehatan lainnya (48,52%) sedanggkan penduduk
tp :// w
di Kabupateen Sorong Selatan adalah pilek ( 3 31,34%). Keseehatan manusia jjuga dilihat dari rata‐rata lama
ht
sakit. Semakin lama orangg sakit maka daapat dikatakan
bahwa tinggkat kesehatannyya semakin menu urun. Tabel 4.2 menunjukkkan bahwa Kabupaten Sorong Se elatan memiliki persentasee penduduk yangg paling tinggi deengan rata‐rata lama sakitt paling lama 3 hari (82,61% %). Sebaliknya, kabupaten ini memiliki persentase terkecill penduduknya
20
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
yang rata‐rata lama sakitnya antara 22‐30 hari (0%). Hal ini dapat dikatakan bahwa secara umum, penduduk Kabupaten Sorong Selatan paling jarang mengalami sakit. Cara penanganan terhadap sakit atau penyakit juga kecepatan
penyembuhan.
Persentase
.id
menentukan
bp s. go
penduduk Kabupaten Sorong yang melakukan pengobatan sendiri sebesar 70,58 persen (lihat Table 4.3). Hal ini berarti dari 100 penduduk di Kabupaten Sorong, sebanyak
at .
70 penduduk yang melakukan pengobatan sendiri (lihat
ar
Tabel 4.3). Angka ini merupakan yang paling tinggi di
ab
antara kabupaten/kota yang lainnya. Sedangkan yang
pu
paling rendah adalah di Kabupaten Teluk Bintuni (43,07%).
.p a
Pengobatan sendiri yang dilakukan ada 3 macam cara yaitu secara tradisional, modern, dan lainnya. Pengobatan
w
secara tradisional paling diminati oleh penduduk
ht
tp :// w
w
Kabupaten Sorong Selatan yaitu sebanyak 77,88 persen sedangkan Kota Sorong memiliki persentase terkecil
(8,72%). Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa hampir di seluruh kabupaten/kota di Papua Barat, pengobatan sendiri yang dilakukan secara modern relatif besar. Penduduk yang melakukan pengobatan sendiri secara tradisional di Kabupaten Sorong Selatan memiliki persentase tertinggi (77,88% ) jika dibandingkan dengan
21
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
kabupaten//kota yang lain nnya sedangkan Kota Sorong persentaseenya terendah (8,72%).
Sakit kep pala berulang
55.84
Diaree/ buang air
1.2 26
Asma// napas sesak
1.338
Pilek
13.68
Batuk
14.17
Panas
12.99
at .
Gamb bar 4.2 Perrsentase Pend duduk di Papuua Barat M Menurut Keluhan Kesehata an yang dialami
1.6 60
.id
Sakit gigi
10.90
bp s. go
Lainnya
ar
.00 20 0.00 40.00 60.00 80.00 100.00
ab
Dalam penyembuhan orang sakkit, terkadang
pu
memerlukaan penanganan dan d pengawasan n yang intensif.
.p a
Rawat inap p merupakan salah satu penanganan pada orang
w
sakit yang dianggap lebih baik daripada berobat jalan.
w
Tetapi tidak semua orang sakit s memilih untuk rawat inap
tp :// w
karena berbagai macam alaasan seperti keteerbatasan biaya atau tingkaat keparahan peenyakit yang massih bisa diatasi
ht
dengan beerobat jalan. Peersentase pendu uduk di Papua Barat yangg memilih berobaat jalan sebesar 39,91 persen. Penduduk di Kabupaten Raaja Ampat memiiliki persentase terbesar yaang memilih berobat jalan (74,56 6%) sedangkan Kabupaten Sorong Selatan n memiliki perseentase terkecil (19,75%).
22
StatK KesRa Provinsi Pap pua Barat 2008
48.52
50.00 45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 .00
Paanas
Pilek
bp s. go
Asma/ napas sesak
Kota Sorong
Kab. Raja Ampat
Saakit gigi
at .
Kab. Sorong
Saakit kepala berulang
Laainnya
pu
ab
ar
Kab. Sorong Selatan
Kab. Manokwari
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Teluk Wondama
Kab. Kaimana
Kab. Fakfak
Diare/ buang air
.p a
w
Kota SSorong
4 48.42 94.43 3. Lainnyya 96.77 77.88
tp :// w
Kab. SSorong
Kab. Sorong Selatan
ht
Kab. Mano okwari
Kab. Teluk B Bintuni
ndama Kab. Teluk Won
Gambar 4.3 Persentase Penduuduk Papua Barat Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Keluhan Sakit
91.94
8.72
w
Kab. Raja A Ampat
2. Mode ern
17.27
82.73 1. Tradissional
Kab. Kaimana Kab. Fakfak .00 20.00 40.00 60.00 80.00 10 100.00 120.00
.id
Batuk
Gambar 4.4 4 Persentase Penduduk menurut Kabupaten//Kota dan Cara Pengobatan Sendiri
23 2
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Hal yang juga menjadi perhatian dalam bidang kesehatan masyarakat adalah adanya sarana atau fasilitas kesehatan.
Pemanfaatan
fasilitas
kesehatan
yang
disediakan pemerintah dapat menunjukkan seberapa
.id
optimal fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Fasilitas
bp s. go
kesehatan yang disediakan oleh pemerintah seperti rumah sakit pemerintah dan Puskesmas/Pustu. Pemanfaatan fasilitas kesehatan secara keseluruhan dapat dilihat pada
at .
Tabel 4.4. Sebesar 75,37 persen dari penduduk di Papua
ar
Barat memanfaatkan Puskesmas/Pustu sebagai tempat
ab
berobat, sedangkan sebanyak 11,72 persen praktek
pu
dokter/poliklinik, 9,31 persen rumah sakit pemerintah,
.p a
3,11 persen adalah petugas kesehatan, 2,39 persen memilih berobat di rumah sakit swasta, 0,21 persen
w
praktek batra, 0,1 persen ke dukun/tabib, dan 2,86 persen Penduduk
Kabupaten
Sorong
masih
tp :// w
w
lainnya.
mengandalkan praktek batra dan dukun/tabib sebagai
ht
tempat berobat yaitu masing‐masing 2,61 persen dan 1,3 persen.
BALITA Pembangunan kualitas sumber daya manusia dapat dimulai dari pembangunan generasi pengganti sejak dini. Balita sebagai penerus generasi bangsa, menjadi perhatian
24
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
tersendiri dalam pembangunan sumber daya manusia. Balita yang sehat dan tercukupi kebutuhan gizinya akan menjadi balita yang kuat dan cerdas. Kesehatan balita selain ditentukan oleh kesehatan ibu hamil juga
.id
dipengaruhi oleh penolong kelahiran. Kesehatan ibu dan
bp s. go
anak secara umum dapat dilihat dari data penolong kelahiran. Penolong kelahiran yang dilakukan oleh dokter atau tenaga medis lainnya dianggap lebih baik jika
at .
dibandingkan dengan dukun atau famili. Tabel 4.5
ar
menunjukkan bahwa 45,95 persen penolong kelahiran
ab
pertama balita dilakukan oleh bidan, 25,39 persen oleh
pu
dukun, 17,25 persen oleh famili, 7,74 persen oleh dokter,
.p a
2,6 persen oleh tenaga medis lain, dan 1,07 persen oleh lainnya.
w
Masih tingginya persentase kelahiran yang ditolong
ht
tp :// w
w
oleh dukun di Papua Barat menunjukkan bahwa peranan
dukun dalam proses kelahiran balita pertama masih tinggi. Gambar 4.5 menunjukkan bahwa dukun memiliki peranan terbesar di Kabupaten Raja Ampat dalam proses kelahiran balita pertama ( 54,15%) sedangkan untuk tenaga bidan paling berperan di Kabupaten Kaimana dengan persentase 72,74 persen. Berdasarkan Tabel 4.5 dan 4.6 menunjukkan bahwa baik penolong kelahiran balita pertama maupun terakhir
25
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
di Papua Barat di dominasi oleh bidan. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan bidan memiliki peranan yang paling besar dalam menolong kelahiran balita di Papua Barat. Sedangkan dukun berada pada posisi
.id
kedua setelah bidan.
bp s. go
Setelah proses kelahiran, kesehatan balita juga ditentukan oleh asupan gizi yang diberikan. ASI sebagai makanan pertama untuk balita menyediakan asupan gizi
at .
yang sempurna dan sesuai kebutuhan balita. Pemberian
ar
ASI pada balita akan mempengaruhi derajat kesehatan
ab
pada balita. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebanyak 32,22
pu
persen balita di Papua Barat mengalami pemberian ASI
.p a
selama 12‐17 bulan, 31,96 persen selama lebih dari 24 bulan, 18,05 persen yang mengalami pemberian ASI
w
kurang dari 5 bulan. Masih tingginya pemberian ASI
tp :// w
w
selama lebih dari 24 bulan menunjukkan bahwa kesadaran
ht
ibu‐ibu di Papua Barat untuk menyusui masih tinggi. Ada dua faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan (milleu). Faktor lingkungan dan bukan lingkungan yang baik harus dapat menyediakan segala kebutuhan dasar
anak untuk dapat tumbuh kembang optimal, yang dikenal dengan asuh, asah dan asih. Asuh berupa kebutuhan fisis‐ biomedis,
26
asah
bermakna
kebutuhan
StatK KesRa Provinsi Pap pua Barat 2008
latihaan/rangsangan/b bermain/stimulassi,
asih
beerarti
kebu utuhan akan kasiih sayang/emosi (Titi Sularyo, 19 994). Kebu utuhan fisis‐biom medis atau asuh m mencakup kebutu uhan nutriisi yang seimban ng dan tepat, perawatan p keseh hatan
.id
dasar, pakaian, peerumahan, dan n lingkungan sserta
bp s. go
kesegaran jasmani. 80.00 70.00
Dokteer
60.00
at .
50.00
Bidan n
ar
40.00
ab
30.00 20.00
pu
10.00
ht
tp :// w
w
w
Kab. Fakfak Kab. Kaimana Kab. Teluk Wondama Kab. Teluk Bintuni Kab. Manokwari Kab. Sorong Selatan Kab. Sorong Kab Raja Ampat Kab. Raja Ampat Kota Sorong
.p a
.00
Tenagga Medis Lain Dukun Famili Lainnya
Gambar 4.5 Persentase Balita menurrut Kabupaten/K Kota dan Penolongg Kelahiran Pertama
Nutrisi memeggang peranan paling penting daalam mem menuhi kebutuhaan asuh ini. Kasu us‐kasus gizi buru uk di negaara Indonesia menjadi m bukti bahwa permasalaahan nutriisi ini masih men njadi kendala di sebagian masyarrakat kita. Namun yang tidak kalah penting p juga ad dalah perawatan kesehatan n dasar, yang teermasuk di dalam mnya
27 2
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
adalah imunisasi dan usaha pencegahan morbiditas pada anak yang lainnya. Anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan baik, sedangkan anak yang sering sakit akan terganggu pula tumbuh kembangnya. Dengan
.id
demikian imunisasi sebagai salah upaya mencegah
bp s. go
terjangkitnya penyakit pada anak menjadi program wajib yang telah disediakan oleh negara/pemerintah melalui program pengembangan imunisasi (PPI). Telah kita ketahui
at .
bersama bahwa dengan pemberian imunisasi telah bisa
ar
menyelamatkan berjuta‐juta nyawa anak didunia.
adalah
imunisasi
BCG,
DPT,
Polio,
pu
diantaranya
ab
Imunisasi yang diberikan pada balita di Papua Barat
.p a
Campak/Morbili, dan Hepatitis B. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa persentase balita yang mendapatkan imunisasi
w
sangat tinggi untuk semua jenis imunisasi yaitu 89,92
tp :// w
w
persen BCG, 84,19 persen DPT, 84,42 persen Polio, 71,37 persen campak/Morbili, dan sebanyak 75,77 persen
ht
imunisasi Hepatitis B. Kabupaten Kaimana memiliki persentase
terendah
jika
dibandingkan
dengan
kabupaten/kota yang lainnya di Papua Barat yang mendapat imunisasi campak dan Hepatitis B yaitu masing‐ masing 67,2 persen dan 70 persen.
28
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
V. PENDIDIKAN
.id
Selain aspek kesehatan, aspek pendidikan juga
bp s. go
menjadi salah satu indikator kualitas sumber daya manusia. Pendidikan menentukan tingkat kecerdasan dan keterampilan manusia dan juga menjadi sarana dalam
at .
membangun kehidupan sosial ekonomi dalam masyarakat.
ar
Untuk mengetahui sejauh mana program pendidikan yang
ab
dicanangkan pemerintah terlaksana maka perlu adanya
pu
informasi mengenai komposisi penduduk berdasarkan
.p a
partisipasi sekolah. Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebanyak 68,72
w
persen penduduk berumur 10 tahun ke atas sudah tidak
ht
tp :// w
w
bersekolah lagi, itu artinya bahwa dari 100 penduduk
sebanyak 68 orang tidak bersekolah lagi. Dalam hal ini, Kabupaten Raja Ampat memiliki persentase tertinggi di Papua Barat (76,48%). Masih tingginya jumlah penduduk yang sudah tidak bersekolah lagi di Papua Barat ini menunjukkan bahwa angka partisipasi sekolah di Provinsi Papua Barat masih rendah. Kabupaten Sorong Selatan memiliki tingkat partisipasi sekolah paling tinggi yaitu persentase penduduk
29
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
berumur 10 tahun ke atas yang masih bersekolah sebanyak 28,46 persen sedangkan yang terendah di Kabupaten Kaimana sebanyak 19,9 persen. Kabupaten Sorong Selatan juga memiliki Tingkat partisipasi di
bp s. go
terendah di Kabupaten Teluk Bintuni (0,27%).
.id
perguruan tinggi paling tinggi (4,18%) sedangkan yang
Kualitas pendidikan formal dalam masyarakat dapat diukur dari ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki. Semakin
at .
tinggi tingkat pendidikan formal masyarakat maka tingkat
ar
intelektualitas masyarakat juga semakin tinggi. Tabel 5.2
ab
menunjukkan bahwa komposisi penduduk berumur 10
pu
tahun ke atas di Papua Barat yang tidak memiliki ijazah
.p a
yaitu sebesar 32,84 persen, berarti dari 100 orang berumur 10 tahun ke atas diantaranya ada sebanyak 32
w
orang yang tidak memiliki ijazah. Dalam hal ini, Kabupaten
tp :// w
w
Sorong memiliki persentase tertinggi yaitu 41,77 persen sedangkan yang terendah adalah Kota Sorong sebesar
ht
16,85 persen. Gambar 5.1 menunjukkan bahwa persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tamat minimal SMA, tertinggi berada pada Kota Sorong yaitu sebesar 44,48 persen sedangkan yang terendah di
Kabupaten Raja Ampat sebesar 10,5 persen. Kualitas pendidikan penduduk suatu tempat selain dilihat dari ijazah terakhir yang dimiliki juga dapat dilihat
30
StatK KesRa Provinsi Pap pua Barat 2008
dari ketrampilan min nimum yang seharusnya dimiliki oleh masyyarakat dalam melaksanakan aktivitas a baik ssosial maupun ekonomi. Ketrampilan minimum m ini ad dalah ketraampilan membaca dan menuliss. Kemampuan baca
.id
tulis tercermin dalam m angka melek huruf, baik huruf latin
bp s. go
maupun lainnya yangg dimiliki oleh peenduduk berumu ur 10 tahun ke atas. Kotaa Sorong Kab. Rajaa Ampat
10.5 50
Kab.. Sorong
ar
16 6.48
Kab. Sorong Selatan
ab
15 5.50
Kab. Man nokwari
pu
21.94
Kab. Telukk Bintuni
.p a
Kab. Teluk Wo ondama
w
Kab. K Kaimana
tp :// w
w
Kab b. Fakfak
ht
at .
44.48
‐
Gambar 5.1 Persentase 177.42 Penduduk Berum mur 1 19.85 10 Tahun ke Ata as Menurut Ijazah 22.57 Formal Minimal 20.00 40.00 60.00 80.00 10 00.00 SMA 21.97
7 persen penduduk berumur 10 taahun Sebanyak 90,37 ke atas a mampu membaca m dan menulis m huruf llatin, sedangkan 12,34 persen huruf Arab b, 6,04 persen h huruf nya, dan sisanya ssebanyak 9,27 peersen penduduk yang lainn buta huruf. Berdasaarkan Tabel 5.3 diperoleh inforrmasi bahw wa 9,27 persen p penduduk tidak m mampu membacaa dan menulis atau buta huruf. Sedangkan P Persentase buta h huruf
31 3
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
terbesar berada di Kabupaaten Manokwari (17,46%) dan terendah di Kota Sorong (1,18%). Dilihat dari jenis keelamin persentasse perempuan yang buta huruf relatif lebih besar jika dibandingkan
.id
dengan laki‐laki yang butta huruf, yaitu masing 11,28
bp s. go
persen dan n 7,39 persen (Tab bel 5.3).
ar
at .
9.27
ab
.p a
Huruf Lainnya
tp :// w
w
90.37
Buta Huruf ‐
50.00
32
100.00
ht
Huruf Arab
12.34
Huruf Latin
pu
6.04
w
Gambar 5.2 Persentase Pend duduk berumur 10 Tahun ke atas Menurut Kemampuan Membaca M dan Menulis
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
VI. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA
Selain dipengaruhi oleh penolong kelahiran pertama
.id
dan terakhir seperti yang telah dibahas dalam bab IV,
bp s. go
kesehatan ibu dan anak juga ditentukan oleh umur perkawinan pertama. Umur perkawinan pertama seorang wanita mempengaruhi besar kecilnya risiko melahirkan,
at .
semakin muda wanita semakin tinggi resiko yang
ar
ditanggung selama mengandung maupun melahirkan,
ab
maka semakin tinggi pula resiko keselamatan ibu dan
pu
anak. Hal ini disebabkan wanita yang masih muda belum
.p a
memiliki rahim yang siap untuk pertumbuhan janin atau juga belum siapnya mental dalam menghadapi masa
w
kehamilan dan melahirkan. Begitu juga dengan wanita
ht
tp :// w
w
yang terlalu tinggi usia perkawinan pertama dari yang dianjurkan oleh Program KB, resiko yang dihadapi selama masa kehamilan maupun melahirkan juga tinggi. Tabel 6.1 menunjukkan bahwa sebanyak 50,73
persen dari wanita berumur 10 tahun ke atas di Papua Barat, memiliki usia perkawinan pertama antara 19‐24 tahun. Masih ada wanita di Papua Barat yang menikah di bawah umur 16 tahun (5,96%) dan yang tertinggi persentasenya adalah di Kabupaten Sorong (18,65%).
33
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Kabupaten Teluk Wondamaa dan Teluk Bintu uni menempati posisi terttinggi berikutnyaa yaitu masing‐‐masing 11,32 persen dan n 10,61 persen. Sedangkan yan ng paling kecil
Kota Sorong
bp s. go
8.02
Kab. Raja Ampat
3.47
Kab. Sorong
18.65
Kaab. Sorong Selatan
at .
5.61
ar
Kab. Manokwari
.id
persentaseenya adalah Kabupaten Fak‐Fak (3,15%).
11 1.32
ab
Kab. Teluk Bintuni
10.61
ht
tp :// w
w
w
.p a
pu
Gambar 6.1 Kabb. Teluk Wondama 4.95 Persentase Kab. Kaimana 3.91 Wanita yang Usia Perkawinan Kab. Fakfak 3.15 Pertama Kurang dari 16 Tahun .00 10.00 20.00
Tinggginya laju perrtumbuhan pen nduduk dapat
ditekan meelalui program kkeluarga berencana/KB, yang bertujuan untuk mengattur jarak kelah hiran maupun menekan aangka kelahiran. Keberhasilan Pro ogram KB juga dapat dilihat dari komp posisi keluarga yang sedang menggunakkan atau pernah h menggunakan KB. Tabel 6.2 menunjukkkan bahwa seban nyak 55,68 perse en dari wanita
34
StatK KesRa Provinsi Pap pua Barat 2008
berumur 10 tahun ke k atas yang peernah kawin, meereka tidakk pernah menggunakan KB, sedaangkan 22,56 peersen pernah menggunkaaan KB, dan 21 1,76 persen sed dang mengggunakan KB. Tiingginya persenttase wanita beru umur
.id
10 ttahun ke atas yang y tidak pernaah menggunakan n KB
bp s. go
menunjukkan bahwa pelaksanaan program p KB di Paapua Barat belum optimal. Kota SSorong 9.233
Kab. SSorong
ar
35.57
16.12
pu
Kab. Teluk B Bintuni
.p a
Kab. Teluk Won ndama Kab. Kaimana
ht
tp :// w
w
w
Kab. FFakfak
30.52
ab
Kab. Sorong Seelatan Kab. Mano okwari
at .
Kab. Raja A Ampat
30.74
122.25
10.440 25.84 21.65
Gambar 6.2 Persentase Wanita 10 as Tahun Ke Ata dan pernah kawin yang Sedang an Menggunaka KB
.00 10.00 20.00 30.00 40.00
Berdasarkan Gambar G 6.2 menunjukkan m baahwa
Kabu upaten Sorong memiliki m persenttase tertinggi waanita yangg pernah menggu unakan KB sebessar 35,57 persen dan yangg terendah adalah h Kabupaten Rajaa Ampat sebesar 9,23 perseen. dang ditentukan oleh Keberhasilan program KB terkad jenis alat kontrasepsi yang digunakan. Ketidakcocokan n dan
35 3
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
cara pengggunaan terkadan ng juga menjadi alasan wanita untuk mem milih jenis KB terttentu. Dari wanitta yang pernah kawin dan n sedang mengggunakan KB dip peroleh bahwa 56,77 perseen diantaranya m memilih KB suntikk dan 30 persen
.id
memilih piil. KB Suntik dan n pil dianggap seebagai alat KB
bp s. go
yang mudah dan praktis.
ab
ar
30.00
3.92
Suntik
5 56.77 Susuk KB
1.53 1.79 1.68
pu
PIL Kondom
.p a
Gambar 6.3 Persentase Wanita Berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Sedang Digunakan
MOW/ Tubektomi MOP/ Vasektomi AKDR/IUD
at .
3.91 .00 .41
0 20.00 40.00 60.00
w
.00
tp :// w
w
Pemakaian KB suntik di Kabupaten Teeluk Wondama
mencapai 91,3 persen (Lih hat Tabel 6.3), persentase ini
ht
adalah yang tertinggi jika diibandingkan denggan pemakaian KB suntik di kabupaten/kkota lainnya di Papua Barat. Sedangkan untuk pemakaiaan KB dengan pil angka tertinggi berada di Kabupaten Telu uk Bintuni yaitu sebesar 44,49 persen dan n 41,33 persen di kabupaten Sorong Selatan. Pemakaian KB dengan cara tradisional masih m tinggi di Kabupaten
36
Manokwari
(18,23%).
Satu‐satunya
StatK KesRa Provinsi Pap pua Barat 2008
kabu upaten/kota yangg masih terdapat penggunaan kon ndom sebagai alat KB adalah Kota Sorong ( 1 1,7%). dalah Salah satu prrogram keluargaa berencana ad miliki dua anak cu ukup, sehingga keberhasilan k proggram mem
.id
KB dapat d dilihat dari jumlah anak yang dilahirkan dari
bp s. go
waniita berumur 10 tahun t ke atas dengan status peernah kawin. Dari Gambar 6.4 menunjukkan bahwa wanitta di Papu ua Barat yang beerumur 10 tahun n ke atas dan peernah
at .
kawin, paling banyak memiliki anak laahir hidup sebanyyak 2
ar
(21,1 11%). Masih tingginya persen ntase wanita yang
ab
mem miliki anak lebih dari 2 menunjukkaan belum berhasilnya
pu
program keluarga beerencana yang dijjalankan pemerin ntah.
.p a
miliki Hal ini terbukti dengaan masih adanya wanita yang mem o anakk dalam jumlah banyak, bahkan lebih dari 10 orang
tp :// w
w
25.00
w
anakk lahir hidup (1,12 2%).
ht
20.00
21.11 16.27
15.00 10.00
Gambar 6.4 Persentasee Wanita berumur 1 10 Tahun ke A Atas yang Pernah Kawin Berdasarkkan Jumlah An nak
188.49
12.21 9.6 65
9.34
5.23 3.88 1.88
5.00
.82 1.12
.00 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10+
37 3
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Berdasarkan Gambar 6.5, diketahui bahwa sebanyak 64, 06 persen wanita di Kabupaten Kaimana memiliki anak lahir hidup paling banyak dua anak. Sedangkan Wanita di Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Sorong, Kabupaten
.id
Sorong Selatan, Kabupaten Teluk Wondama dan
bp s. go
Kabupaten Fak‐Fak, lebih banyak yang memiliki anak lahir hidup lebih dari 2 anak. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kaimana lebih bisa
at .
dikendalikan dari pada di kabupaten/kota lainnya di Papua
ar
Barat.
ab
47.09
Kota Sorong
52.91 57.22
Kab. Raja Ampat
pu
42.78
Kab. Sorong
.p a
Kab. Sorong Selatan
61.38
38.62
Kab. Manokwari
47.04
Kab. Teluk Bintuni
45.71
Kab. Teluk Wondama
43.58
w
ht
tp :// w
w
Gambar 6.5 Persentase Wanita berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Berdasarkan kelompok Jumlah Anak Lahir Hidup
60.42
39.58
52.96 54.29 56.42
35.94
Kab. Kaimana Kab. Fakfak
41.20 0.00
50.00
>2
64.06 58.80
100.00
<=2
Wanita dalam usia subur (WUS) adalah wanita dengan kelompok umur antara 15‐49 tahun karena pada
38
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
usia tersebut kemungkinan wanita untuk melahirkan anak cukup besar. Wanita usia subur(WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS) bagi yang berstatus kawin memiliki potensi untuk menambah jumlah anak yang dilahirkan. Semakin
.id
banyak WUS atau PUS ini maka peluang banyaknya anak
bp s. go
yang dilahirkan juga semakin tinggi. Rata‐rata anak yang lahir hidup dari wanita di Papua Barat yang berumur 40‐44 tahun memiliki angka tertinggi jika dibandingkan dengan
at .
kelompok umur lainnya yaitu sebesar 4,14 (Lihat Tabel
ar
6.7). Sedangkan Secara keseluruhan, wanita di Papua
ab
Barat yang berumur antara 15‐49 tahun rata‐rata jumlah
pu
anak yang dilahirkan sebanyak 2,54.
.p a
Berdasarkan Gambar 6.6 menunjukkan bahwa kelompok umur 40‐44 tahun memiliki rata‐rata jumlah
w
anak yang paling banyak (4,14). Sedangkan rata‐rata
ht
tp :// w
w
terendah anak yang dilahirkan ada pada kelompok umur
15‐19 tahun (0,63). Jika dilihat dari Gambar 6.6, dapat dikatakan bahwa dari kelompok umur 15‐19 sampai 40‐44, rata‐rata jumlah anak lahir hidup cenderung semakin banyak, tetapi pada kelompok umur 45‐49 mengalami penurunan rata‐rata menjadi 3,87.
39
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
4.50
4.1 14 3.87
4.00 3.27
3.50 3.00
2.70
2.50
Gam mbar 6.6 Komposisi Wanita Beru umur 15‐49 Tahu un Menurut Rata‐Rata Jumlah Anak Lahirr Hidup
.id
07 2.0
1.50
bp s. go
2.00 1.12
1.00
.63
.50
at .
.00
ab
ar
15 ‐ 19 20 ‐ 24 25 ‐ 29 30 ‐ 34 35 ‐ 39 40 ‐‐ 44 45 ‐ 49
pu
.p a
w
w
tp :// w
ht
40
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
VII. PERUMAHAN
Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia,
.id
selain kebutuhan sandang dan pangan. Kebutuhan tempat
bp s. go
tinggal atau rumah akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang ada. Kemakmuran penduduk dapat dilihat dari kondisi rumah atau tempat
at .
tinggal yang ditempati. Informasi mengenai perumahan
ar
dinilai sangat penting untuk mengetahui sejauh mana
ab
masyarakat menikmati rumah atau tempat tinggal dan
pu
sejauh apa kondisi rumah yang dimiliki masyarakat guna mengetahui tingkat kemakmuran. Kor Susenas 2008
.p a
memberikan beberapa informasi penting mengenai
w
perumahan diantaranya adalah : luas lantai, jenis atap
ht
tp :// w
w
terluas, jenis lantai terluas, jenis dinding terluas, hal‐hal yang menyangkut air minum, sanitasi, dan fasilitas
komunikasi. Kondisi dan kualitas rumah menunjukkan tingkat kesejahteraan sosial ekonomi rumah tangga, dimana semakin baik kondisi rumah maka semakin baik tingkat kesejahteraan rumah tangga. Salah satu hal yang dilihat dari kondisi perumahan adalah luas lantai, dimana semakin luas lantai rumah maka kesempatan untuk
41
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
memiliki ru umah sehat sem makin besar. Luass lantai rumah yang semp pit cenderung menjadikan m rumaah tidak sehat karena ban nyak hal, seperti kketerbatasan udaara bersih yang mengalir kke dalam. Kamar yang lapang tentunya t akan kenyamanaan
bagi
pengghuninya
jika
.id
menciptakaan
bp s. go
dibandingkkan dengan kam mar yang sempitt. Berdasarkan Gambar 7.1 menunjukkan bahwa rumah taangga di Papua Barat paling banyak memiliiki luas lantai rum mah antara 20‐
at .
49 meter p persegi (55,59%), dan 2,62 persen n lebih dari 150
ar
meter perssegi. Tabel 7.1 menunjukkan m baahwa sebanyak
ab
75,95 persen rumah tanggaa di Kabupaten Sorong S Selatan
pu
memiliki lu uas lantai antara 20‐49 meter perrsegi, angka ini
.p a
adalah yan ng tertinggi di antara kabupatten/kota yang lainnya di P Papua Barat.
ht
tp :// w
w
w
6 60.00
Gambar 7.1 Persentase R Rumah Tangga di d Papua Barat Menurut Luas Lantai Rumah
55.59
5 50.00 4 40.00 3 30.00
24.76
2 20.00 11.80 0 1 10.00 .00 <=19 20 ‐ 49 9
23 5.2 50‐99
100‐1 149
2.62 150+
42
StatK KesRa Provinsi Pap pua Barat 2008
Selain ditentukkan oleh luas laantai, kualitas ru umah juga dapat dilihat dari jenis atap teerluas. Semakin baik jenis atap terluas yaang dipakai makka semakin baik pula disi rumah. Berdaasarkan Gambar 7.2 diperoleh baahwa kond
.id
jenis atap terluas yang y paling ban nyak digunakan oleh
bp s. go
rumaah tangga di Papua P Barat adaalah seng (87,0 03%). Sedaangkan genteng yyang dianggap seebagai jenis atap yang palin ng baik justru hanya digunakan oleh sebagian kecil
ar
at .
rumaah tangga di Papu ua Barat (1,31%).
pu
.p a
6.82
ab
.74
Beton
w
w
1.65
tp :// w
.44
ht
1.31
Gentengg 8 87.03
Sirap Seng Asbes Ijuk/rum mbia Lainnya
2.02 4 60.00 80.00 0 100.00 .00 20.00 40.00
Gambar 7.2 Persentase ga Rumah Tangg di Papua Barat Menurut Jenis Atap Terluass
43 4
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Penggunaan ijuk/rumbia sebagai atap terluas rumah di Kabupaten Teluk Wondam ma masih tinggi yaitu sebesar
.id
27,35 perseen (Lihat Gambarr 7.3).
bp s. go
95.70
Beton Genten g
at .
68.88
ar
Sirap Seng
ab
27.35
ht
Kota Sorong
Kab. Raja Ampat
Kab. Sorong
Ijuk/ru mbia Kab. Sorong Selatan
Kab. Manokwari
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Teluk Wondama
Kab. Kaimana
Kab. Fakfak
w
tp :// w
w
Ga ambar 7.3 Persenta ase Rumah Tangga a Menurut Kabupa aten/Kota dan Jenis Atap Terluas
.p a
pu
Asbes
Lainnya
Kond disi rumah den ngan atap gen nteng, dinding
tembok, daan lantai bukan ttanah dianggap ssebagai kondisi rumah yang cukup baik jikaa dibandingkan dengan d kondisi rumah lain nnya. Penduduk di Papua Barat sebagian s besar memiliki laantai rumah bukkan tanah yaitu sebesar 91,08
44
StatK KesRa Provinsi Pap pua Barat 2008
perseen. Sedangkan menurut dindin ng rumah, sebanyak 51,34 4 persen rumah tangga adalah te embok, 43,51 peersen berdinding kayu. Gambar G 7.3 menunjukkan m baahwa Kabu upaten
Sorongg
adalah
yan ng
banyak
paling
.id
mengggunakan gentteng sebagai atapnya ( 8,8 87%)
bp s. go
sedangkan Teluk Wo ondama dan Fakk‐Fak yang teren ndah (0%).
79.09 96.15
at .
Kota Sorong
ar
Kab. Raja Ampat
8.87
Dind ding Tem mbok
Lanttai bukan tanaah
7.67
Atap p Gentteng
w
Kab. Teluk Bintuni
.p a
Kab. Manokwari
pu
Kab. Sorong Selatan
ab
Kab. Sorong
w
Kab. Teluk Wondama
7 77.34
tp :// w
Kab. Kaimana
ht
Kab. Fakfak
.00
50.00
100.00
150.00
Gambar 7.4 4 Persentase Rumah Tang gga Menurut Kabupaten//Kota, Penggunaann Atap Genteng, Lantai Bukann Tanah, dan Dinding Tem mbok
Berdasarkan pemakaian p temb bok sebagai din nding rumaah, Kota Sorongg memiliki perseentase terbesar jika diban ndingkan dengan kabupaten/ko ota lainnya (79,0 09%) dan yang terendah h adalah Kabup paten Teluk Bin ntuni
45 4
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
(7,67%). Untuk lantai rumah yang bukan tanah, Kota Sorong juga menempati urutan pertama dalam hal pemakaian bukan tanah pada lantai rumah yaitu sebesar 96,15 persen (Lihat Gambar 7.4). Sehingga Jika dilihat dari
.id
jenis atap terluas, jenis lantai terluas, dan jenis dinding
bp s. go
terluas secara keseluruhan, kualitas rumah penduduk di Kota Sorong jauh lebih baik walaupun atap yang banyak digunakan adalah seng. Pemilihan kayu sebagai dinding
at .
rumah banyak dilakukan di Teluk Bintuni (85,58%)
ar
Sedangkan bambu di Kabupaten Fak‐Fak (4,14%).
pu
ab
SANITASI
.p a
Kondisi fisik rumah belum menjamin kenyamanan penghuninya tanpa adanya fasilitas sanitasi. Air dan
w
sanitasi adalah salah satu faktor utama kesehatan
tp :// w
w
masyarakat. Berbagai macam penyakit timbul akibat kurangnya air bersih. Salah satunya adalah diare. Diare
ht
disebabkan oleh penggunaan air yang tercemar limbah tinja baik itu untuk konsumsi maupun sarana kebersihan
seperti mencuci dan mandi. Penyakit diare telah memakan banyak korban, menurut Departemen Kesehatan (2006) dari 1000 bayi lahir di Indonesia 50 diantaranya meninggal karena diare. Meskipun demikian masalah sanitasi tetap
46
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
mendapat prioritas yang rendah dengan anggaran yang minim. Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu fondasi inti dari masyarakat yang sehat,
.id
sejahtera dan damai. Hampir 50 persen rumah tangga di
bp s. go
wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia kekurangan layanan‐layanan dasar seperti ini. Sistem air bersih dan sanitasi yang baik akan menghasilkan manfaat ekonomi,
at .
melindungi lingkungan hidup, dan vital bagi kesehatan
ar
manusia. Masyarakat tidak selalu menyadari pentingnya
ab
kebersihan. Praktik‐praktik kebersihan yang ada seringkali
pu
tidak kondusif bagi kesehatan yang baik, dan kakus tidak
.p a
dipelihara atau digunakan dengan baik. Tingginya angka kejadian diare, penyakit kulit, penyakit usus dan penyakit‐
w
penyakit lain yang berasal dari air di kalangan masyarakat
ht
tp :// w
w
berpenghasilan rendah tetap menjadi halangan yang
seringkali terjadi dalam upaya meningkatkan kesehatan anak secara umum. Selain akses yang buruk terhadap air bersih, kegagalan untuk mendorong perubahan perilaku khususnya di kalangan keluarga berpenghasilan rendah dan penduduk di daerah kumuh telah memperburuk situasi air bersih dan sanitasi di Indonesia. Jarak antara sumber air bersih dengan tempat pembuangan tinja adalah mempengaruhui tingkat
47
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
kelayakan air bersih untuk dikonsumsi. Dalam hal ini jarak idealnya adalah minimal 10 meter. Gambar 7.5 menunjukkan bahwa persentase rumah tangga di Kabupaten Sorong adalah yang tertinggi dalam jarak yang
.id
tidak ideal (33,28%) sehingga dapat dikatakan penduduk di
bp s. go
Kabupaten Sorong paling besar persentasenya yang menikmati air minum yang tidak layak. Namun sebaliknya di Kabupaten Sorong Selatan, memiliki kualitas air minum
at .
yang paling baik karena jarak pembuangan tinja ideal
ar
mencapai 75,7 persen (Tabel 7.6).
ab
Status kepemilikan fasilitas air minum juga dapat
pu
dijadikan sebagai indikator kesejahteraan. Dimana rumah
.p a
tangga yang memiliki fasilitas air minum sendiri akan jauh lebih baik dari pada yang menggunakan fasilitas bersama
w
dan umum karena penggunaannya tidak terbatasi oleh
tp :// w
w
kebutuhan bersama. Hasil Susenas 2008 menunjukkan bahwa sebesar 40,44 persen rumah tangga di Papua Barat
ht
memiliki fasilitas air minum sendiri, 23,82 persen milik bersama, 29,05 persen milik umum, dan 6,68 persen tidak ada fasilitas air minum. Tidak adanya fasilitas air di Kabupaten Sorong menduduki posisi tertinggi di Papua Barat (34,96%). Sebaliknya, rumah tangga di Kota Sorong lebih banyak yang memiliki fasilitas air minum sendiri (66,69%).
48
StatK KesRa Provinsi Pap pua Barat 2008
Berdasarkan caara memperoleh air minum, sebaagian besar rumah tanggga di Kabup paten Raja Am mpat mperoleh air min num dengan gratis (99,48%). Naamun mem justru sebaliknya, rumah tangga di Kota K Sorong mem miliki
.id
h air perseentase yang paaling tinggi dalaam memperoleh
bp s. go
denggan membeli yaitu sebesar 64,43 p persen (Lihat Gam mbar 7.6). Hal ini disebabkan oleh sebagian n besar rumah tangga di Kaabupaten Raja Am mpat menggunakkan sumur terlind dung
at .
sebagai sumber air m minum (Tabel 7.5).
ar
Selain fasilitas air minum, san nitasi dirasa menjadi
ab
uah kebutuhan yang tidak bisa diabaikan. Kuaalitas sebu
pu
perumahan dapat ju uga dilihat dari ada a tidaknya fassilitas
.p a
pat buang air bessar. Menurut Tab bel 7.9, sebesar 4 49,52 temp
w
perseen rumah tanggaa di Provinsi Papu ua Barat memiliki
w
Kota So orong
tp :// w
Kab. Raja A Ampat Kab. So orong
Kab. Sorong Seelatan
ht
Kab. Mano okwari
Kab. Teluk Bintuni Kab. Teluk Wondama Kab. Kaimana
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Kab. FFakfak
Gambar 7.5 5 Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/ /Kot a yang Jara ak Sumber Air Minum ke Tempat Pembuangann Tinja kurang dari 10 meteer
49 4
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
fasilitas tem mpat buang air b besar sendiri, 19,2 29 persen milik bersama, 1 11,56 persen m milik umum, dan 19,63 persen tidak ada faasilitas tempat bu uang air besar. Masiih tingginya persentase rumah tangga yang
.id
tidak memiliki fasilitas tempat buan ng air besar
bp s. go
menunjukkkan bahwa perrlu adanya perbaikan sistem sanitasi di P Papua Barat. Perbaikan sistem san nitasi terutama di Kabupaten Teluk Wondama yang sebagiaan besar rumah
at .
b air besar tangganya tidak memiliki faasilitas tempat buang
80.00
.p a
60.00 40.00
64.43 35.57
w 0.00
M Membeli T Tidak membeli
Kab. Fakfak Kab. Kaimana Kab. Teluk … Kab. Teluk Bintuni Kab. Manokwari Kab. Sorong … Kab. Sorong Kab. Raja Ampat Kota Sorong
tp :// w
ht
99.48 9 98.39
20.00
w
Gambar 7.6 P Persentase Ruma ah Tangga Be erdasarkan Kabup paten/Kota dan Cara Memp peroleh Air Minum
98.59
ab
100.00
pu
120.00
ar
(49,99%) daan hanya sebesarr 18,86 persen milik sendiri.
Sedaangkan kabupateen/kota yang sebagian besar rumah tanggganya telah meemiliki fasilitas buang air besar sendiri ad dalah Kota Soron ng (72,83%), Kabupaten Sorong (72,18%), Kabupaten Telu uk Bintuni (59,25%), dan
50
StatK KesRa Provinsi Pap pua Barat 2008
Kabu upaten Fak‐Fak (5 57,06%). Dilihat d dari jenis kloset yang digun nakan, sebagian besar rumah tangga di Provinsi Paapua Barat menggunakan jamban jenis leeher angsa (45,7 75%), kemu udian selanjutnyya jenis plengsen ngan (35,45%), 12,92 1
.id
perseen jamban cemplung/cubluk, dan n sebesar 5,88 peersen
bp s. go
tidakk memakai. klosset (16,1%), ke emudian kabupaten
Soro ong Selatan (1 12,21%), dan yang terendah h di
at .
Kabu upaten Raja Amp pat (0,67%).
ar
Kota SSorong
ab
Kab. Raja Ampat
0.67 4.0 02
pu
Kab. SSorong
61 3.6
.p a
Kab. Sorong SSelatan
12.21
Kab. Manokwari
ht
tp :// w
w
w
Gambar 7.7 Persentase P Rumah Tangga Berdasarkan Kabupaten/Kota dan Tidak Adanya Kloset sebagai T Tempat Buang Air Besar
Kab. Teluk B Bintuni
Kab. Teluk Wondama
9.58 1.29 2.82 2
Kab. Kaaimana Kab. Fakfak
16.10 0 3.4 46 0.00 5.00 10.00 15.00 20.0 00
Sebagian besaar rumah tangga di Kabupaten TTeluk Won ndama menggu unakan kloset jenis plengsen ngan (56,5 57%). Menurut tempat pembuangan akhir tinja, t sebaanyak 52,13 perrsen rumah tangga di Papua Barat B
51 5
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
menggunakan tangki/spal sebagai tempat pembuangan akhir tinja, 1,23 persen kolam/sawah, 16,4 persen sungai/danau/laut, 15,36 persen lobang tanah, 10 persen pantai/tanah lapang/kebun, dan 4,89 persen
.id
lainnya. Sedangkan di Kabupaten Sorong sebanyak
bp s. go
47,95 persen menggunkaan lobang tanah. Pemakaian lobang tanah di Kabuapaten Sorong sebagai tempat pembuangan akhir tinja disebabkan oleh jenis kloset
at .
yang digunakan adalah jenis cemplung/cubluk.
ar
Penggunaan pantai/tanah lapang/kebun sebagai tempat
ab
pembuangan akhir tinja di Kabupaten Manokwari masih
Teluk
.p a
Kabupaten
pu
relatif tinggi (26,2%). Sebagian besar rumah tangga di Wondama
menggunakan
w
sungai/danau/laut (43,4%).
w
Setelah membahas sistem sanitasi di Papua Barat,
tp :// w
hal
yang
menjadi
perhatian
dalam
melihat
ht
kesejahteraan rakyat dari kondisi rumah adalah sitem
penerangan. Jenis penerangan yang digunakan menunjukkan tingkat kesehjateraan rumah tangga. Listrik dianggap sebagai sumber penerangan yang lebih baik dari pada petromak, pelita, atau sumber penerangan lainnya. Hal ini disebabkan listrik sebagai sumber penerangan yang praktis dan tidak seperti
52
StatK KesRa Provinsi Pap pua Barat 2008
petro omak atau pelitaa lainnya yang m menyebabkan po olusi. Gam mbar 7.8 menun njukkan bahwa penggunaan liistrik PLN di Kota Sorong adalah yang paaling besar (95,5 54%). wa dari 100 rumah tangga sebanyak Hal iini berarti bahw
.id
95 rumah tangga yaang sudah mengggunakan listrik PLN
bp s. go
dalah sebaagai sumber penerangan. Telluk Bintuni ad Kabu upaten yang paaling tinggi dalaam hal penggun naan listrik non PLN seb bagai sumber peenerangan (59,1 11%)
ar
at .
dan yang terendah aadalah Kabupateen Sorong. 2.67
95.54
ab
Kota Sorong
15.42 8.41
pu
Kab. Raaja Ampat
0.00
.p a
Kab. Sorong
w
Kab. Soron ng Selatan
9.74
w
19.09 23.57 30.67 177.88
52.88 75.77 60
0
Kaab. Fakfak
20
9.21
100
Kab.. Kaimana
80
Kab. Teluk W Wondama
40
tp :// w
Listrik PLN
58.17 59.11
Kab. Telu uk Bintuni
ht
36.29
2.94
Kab. M Manokwari
Listrik non PLN
71.55
Gambar 7.8 Persentase Rumah Tangga a Berdasarkan ota Kabupaten/Ko dan Penggunaa an Listrik
Menurut Tabel 7.12 pelita/ssentir/obor seb bagai sumber penerangan sebagian beesar digunakan n di
53 5
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Kabupaten Teluk Wondama (40,1%), Kabupaten Sorong Selatan (51,81%), dan di Kabupaten Raja Ampat (56,13%). Pemakaian pelita/sentir/obor yang paling tinggi adalah di Kabupaten Raja Ampat (56,13%).
.id
Hal berikutnya yang menjadi tolak ukur kualitas
bp s. go
perumahan adalah alat komunikasi. Seiring dengan berkembangnya teknologi, alat komunikasi seperti telepon, telepon seluler, dan komputer menjadi
at .
semakin dibutuhkan. Berdasarkan data Susenas 2008,
ar
hanya sekitar 10,63 persen rumah tangga di Papua
ab
Barat yang memiliki telepon sebagai alat komunikasi,
pu
sebesar 50,68 persen yang memiliki telepon seluler,
.p a
hanya 5,49 persen yang memiliki desktop/PC. Dari 50,68
w
persen pengguna telepon seluler di Papua Barat,
w
sebagian besar penggunanya adalah rumah tangga di
tp :// w
Kota Sorong, dimana dari 100 rumah di Kota Sorong
ht
sebanyak 79 rumah yang menggunakan telepon seluler. Tidak cukup dengan alat komunikasi jarak jauh,
media informasi yang tak terbatas juga sangat diperlukan. Kebutuhan informasi yang mudah dijangkau kapan saja dan dimana saja sangat membantu masyarakat
dalam
melakukan
kegiatan
sosial‐
ekonominya. Internet sebagai sarana komunikasi dan 54
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
informasi yang mudah diakses, penggunaannya di Indonesia
semakin
hari
semakin
meningkat.
Pemanfaatannya juga sangat bermacam‐macam, mulai dunia hiburan, komunikasi jarak jauh, bisnis dan
.id
beragam kebutuhan manusia lainnya dapat diakses
bp s. go
dengan hanya menggunakan sebuah komputer atau telepon genggam. Untuk melihat seberapa jauh masyarakat Papua Barat mengakses internet, maka
at .
dapat dilihat pada Tabel 7.14. Baik internet dengan
ar
telepon rumah, telepon seluler, warnet, atau pun
ab
kantor/sekolah paling banyak digunakan di Kota Sorong
pu
yaitu masing‐masing 67,37 persen, 31,18 persen, 70,04
.p a
persen, dan 46,68 persen.
ht
tp :// w
w
w
55
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
ht
tp :// w
w
w
.p a
pu
ab
ar
at .
bp s. go
.id
56
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
VIII. KONSUMSI /PENGELUARAN
Upaya peningkatan pembangunan bidang sosial‐
.id
ekonomi dari tahun ke tahun terus dilakukan oleh pemerintah. Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan
peningkatan kualitas
bp s. go
taraf hidup masyarakat yang diharapkan diikuti dengan hidup
masyarakat, sehingga
kesejahteraan masyarakat lebih terjamin. Tingkat
pendapatannya.
ar
tingkat
at .
kesejahteraan sebuah rumah tangga dapat dilihat dari Oleh
karena
sulitnya
ab
mendapatkan data pendapatan yang akurat maka tingkat
pu
pendapatan rumah tangga dapat didekati oleh tingkat
.p a
pengeluaran/konsumsi rumah tangga.
w
Berdasarkan Tabel 8.1, rumah tangga di Papua Barat
ht
tp :// w
w
paling banyak berpengeluaran per kapita antara Rp 300.000 ‐ Rp 499.999 (28,32%), dan berikutnya golongan pengeluaran antara Rp 500.000 ‐ Rp 749.999 (25,37%). Sebanyak 49,71 persen penduduk Kabupaten Sorong Selatan memiliki pengeluaran antara Rp 300.000 ‐ Rp
499.999. Masih terdapat 4 Kabupaten yang memiliki rumah tangga berpengeluaran per kapita di bawah Rp. 100.000, yaitu Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Manokwari, dan Kabupaten
57
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Sorong. Dalam hal ini, Kabupaten Manokwari yang memiliki persentase tertinggi (1,37%). Dalam ilmu ekonomi, kebutuhan manusia memiliki bermacam‐macam tingkatan, mulai dari kebutuhan dasar
.id
untuk hidup sampai kebutuhan tersier atau mewah.
bp s. go
Kebutuhan dasar meliputi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Berdasarkan Gambar 8.1, maka terlihat bahwa semakin besar golongan pengeluaran per kapita maka kecil
76.01 72.09
59.09
.p a
pu
58.51
w
w
40.91
30.53
27.91
25.33
tp :// w
23.99
Jumlah Makanan
41.49 35.95
31.52
30.00
69.47
64.05
68.48
60.00
20.00
74.67
ab
70.00
40.00
ar
80.00
50.00
konsumsi
persentase
at .
semakin
10.00
ht
Gambar 8.1 Persentase Penduduk Papua Barat menurut Jenis Konsumsi dan Kelompok Pengeluaran Per Kapita
58
0.00
100 000 149 999 199 999299 999 499 999 749 999999 999 and over Less than
‐
‐
‐
‐
‐
‐
dan lebih
Kurang 100 000 150 000 200 000300 000 500 000 750 000 1 000 dari 000
Jumlah Bukan Makanan
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
makanan dan sebaliknya semakin besar konsumsi bukan makanan. Berdasarkan Tabel 8.2 , dapat dikatakan bahwa dari rumah tangga yang berpendapatan kurang dari Rp.
.id
100.000, konsumsi terbesar ada pada umbi‐umbian
bp s. go
(24,12%). Sedangkan untuk rumah tangga dengan pengeluaran lebih besar dari Rp. 1.000.000, pengeluaran terbesar adalah keperluan pesta dan upacara. Hal ini
at .
tentunya akan menunjukkan bahwa rumah tangga
ar
berpenghasilan rendah cenderung memiliki tingkat
ab
pemenuhan kebutuhan yang hanya diutamakan untuk
pu
kebutuhan pokok seperti makanan. Sehingga dapat
.p a
dikatakan semakin besar pengeluaran maka semakin besar pula
konsumsi
makanan.
Berdasarkan
rata‐rata
w
pengeluaran per kapita penduduk, sebesar 37,48
ht
tp :// w
w
persennya adalah kebutuhan bukan makanan. Dalam hal
ini, perumahan dan fasilitas rumah tangga adalah menjadi kebutuhan yang paling besar di antara kebutuhan bukan makanan lainnya (18,62%), sedangkan yang lainnya
dapat dapat dilihat pada Gambar 8.2.
59
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
6. Keperluan pesta n upacara dan
4. Barang Tahan Lama
.id
0..33
3.61
3. Paakaian, Alas Kaki, d dan penutup Kepala 2. Anekaa Barang dan Jasa
at .
2.96
bp s. go
5. Pajak dan Asuransi
2.51
ar
9.45
w
w
.p a
pu
ab
1. Peru umahan dan Gambar 8.2 Fasiliitas Rumah G T Tangga Persentase Pengeluaran P 0.00 Penduduk Papua B Barat Berdasarkan Jenis Konsumsi an Makanan Buka
tp :// w
ht
60
10.00
18.62 20.00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
IX. KEADAAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA LAINNYA
Dalam rangka pengentasan kemiskinan, pemerintah
.id
melakukan berbagai macam kebijakan seperti pelayanan kesehatan gratis, pembagian beras murah atau raskin,
bp s. go
bantuan kredit usaha, dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Untuk itu pada KOR SUSENAS 2008 dimasukkan beberapa untuk
memonitor
kebijakan
ar
pemerintah tersebut.
keberhasilan
at .
pertanyaan
ab
A. Pelayanan Kesehatan Gratis Kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan
pu
meliputi beberapa macam aspek yang telah diuraikan
.p a
pada bab IV mengenai kesehatan. Usaha pemerintah
w
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam hal
ht
tp :// w
w
kesehatan adalah dengan cara memberikan pelayanan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu. Penerbitan suatu kartu yang dapat digunakan untuk pelayanan kesehatan gratis oleh pemerintah adalah salah satu caranya. Namun terkadang masih banyak masyarakat yang tidak mendapatkan kartu tersebut dikarenakan kurang maksimalnya pembagian kartu. Oleh karena itu diberlakukan
surat-surat
lain
untuk
mendapatkan
pelayanan kesehatan gratis seperti Askeskin (Asuransi
61
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
kesehatan Keluarga Miskin), KKB (Kartu Kom mpensasi BBM), kartu sehat, dan lainnya. Sebeesar 26,83 perse en dari semua rumah tangga di Papua Barat mendapatka an pelayanan ke esehatan gratis selama 6 bulan terakhir, dengan d presenta ase tertinggi di
.id
Kabupatenn Teluk Wondam ma sebesar 68,,4 persen dan
bp s. go
Kabupatenn Raja Ampat se ebesar 0 persen (Lihat Gambar 9.1).
Namun demikian, p persentase di Ka abupaten Teluk
ak-Fak juga massih tinggi yaitu Bintuni dan Kabupaten Fa
at .
asing 45,12 perseen dan 38,36 perrsen. masing-ma
Berdasarkan Tabel 9.1, 9 persentase rumah tangga
ar
yang pernnah mendapatka an pelayanan ke esehatan gratis
ab
paling ba anyak mengguna akan kartu Askeskin (42,17%),
pu
Kartu Kom mpensasi BBM 16,24 persen, ka artu sehat 5,9
.p a
persen, da an 24,58 persen lainnya. 9.57
0.00 11.24
w
w
Kota Sorong Kab. Raja Ampat Kab. Sorong Kab. Sorong Selatan Kab. Manokwari Kab. Teluk Bintuni Kab. Teluk Wondama Kab. Kaimana Kab. Fakfak
ht
tp :// w
28.332 24.59 45.12 68.40 15.88 38.36
0.00
Gambar 9.1 Persentase Rumah Tangga yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Gratis di Papua Barat
20.00 40..00 60.00 80.00 0
62
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
B. Beras Murah Berdasarkan Tabel 9.2 diperoleh bahwa sebesar 63,3 persen rumah tangga di papua Barat membeli beras murah/raskin selama 6 bulan terakhir dengan
.id
persentase tertinggi di Kabupaten Fak‐Fak 77,17 persen
bp s. go
dan berikutnya adalah Raja Ampat (74,07%), Kabupaten Sorong (70,41%), Kabupaten Manokwari (68,03%), Kabupaten Sorong Selatan (63,03%),
at .
Kabupaten Teluk Bintuni (58,94%), Kabupaten Kaimana
ab
(38,55%).
ar
(51,62%), dan yang paling sedikit adalah Kota Sorong
pu
Rumah tangga yang membeli beras murah/raskin
.p a
di Kabupaten Kaimana, Teluk Wondama, Teluk Bintuni,
w
Manokwari, Raja Ampat, dan Kota Sorong sebagian
ht
tp :// w
w
besar membeli beras murah/raskin rata‐rata antara 11‐
30 kg (Lihat Tabel 9.2). Sedangkan untuk Kabupaten
Fak‐Fak sebagian besar membeli beras murah/raskin rata‐rata lebih dari 30 kg (63,31%) dan yang lainnya seperti Kabupaten Sorong Selatan dan Sorong sebagian besar membeli beras murah/raskin rata‐rata kurang dari 10 kg yaitu masing‐masing 44,95 persen dan 48,74 persen.
63
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Kota Sorong
38.55
Kab. Raja Ampat
7 74.07
Kab. Sorong Kaab. Sorong Selatan Kab. Manokwari
bp s. go 67 7.92
ar
Kab. Fakfak
51.62 2
at .
Kab. Kaimana
pu
ab
0.00
.p a
tp :// w
w
w
ht
58.9 94
Kab b. Teluk Wondama
68 8.03
Kab. Teluk Bintuni
64
63..01
.id
Gambar G 9.2 Persentase Rumah Tangga yang Membeli Raskin Menurut K Kabupaten/ Kota
70.41 7
50.00
77.17 100.00
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
C. Kredit Usaha Pemerintah
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat dengan mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satu usahanya adalah dengan memberikan stimulus
.id
bagi perkembangan usaha kecil dan menengah. Stimulus
bp s. go
yang diberikan berupa pemberian kredit usaha bagi masyarakat, tentu saja dengan persyaratan‐persyaratan tertentu. Jenis kredit yang diterima masyarakat pun
at .
bermacam‐macam seperti Program Pengembangan
ar
Kecamatan (P2K), P2KP, Program Pemerintah, kredit dari
pu
dan lainnya.
ab
Bank, kredit dari koperasi/yayasan, kredit perorangan,
.p a
Berdasarkan Tabel 9.3, persentase rumah tangga di Papua Barat yang menerima kredit adalah sebesar 3,69
w
persen, dan yang persentase tertinggi adalah di
ht
tp :// w
w
Kabupaten Sorong Selatan (6,94%) (lihat Gambar 9.3).
Kredit yang diberikan pemerintah relatif masih rendah yaitu sebesar 0,25 persen sedangkan untuk P2K dan P2KP di Papua Barat tidak ada rumah tangga yang menerima. Kredit usaha dari bank memiliki persentase terbesar dari yang lainnya (2,37%) menunjukkan bahwa peranan bank dalam pertumbuhan usaha di Papua Barat relatif lebih besar. Dari 9 kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat, 4 kabupaten diantaranya menerima kredit dari
65
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
program p pemerintah yaitu u Kabupaten Teeluk Wondama (1,89%), Kabupaten Manokwari (0,27% %), Kabupaten Sorong Seelatan (0,58%), dan Kabupaten Sorong (0,59%), untuk seleengkapnya dapat dilihat pada Tabeel 9.3.
.id
Persentase terbesarr dari pemberiaan kredit oleh
bp s. go
n Sorong Selatan n yaitu sebesar bank adalah di Kabupaten n dan selanjutnyya adalah Kota So orong (4,35%), 5,2 persen Kabupaten Teluk Bintunii (3,66%), kabup paten Fak‐Fak T Teluk
Wondama
at .
Kabupaten
(2,74%),
(1,42%),
ar
%), dan Kabupate en Manokwari Kabupaten Sorong (1,18%
ab
(0,82%).
7.00
% RTT yang menerima kred dit P2K
0 5.20
w
6.00
6.94
.p a
8.00
pu
5.00
w
4.35
tp :// w
4.00 3.00
2..74 Proggram Pemerintah
2.00
1.42
1.18
0.82
1.00
Bankk
0.00
0.00
Kota Sorong
Kab. Raja Ampat
Kab. Sorong
Kab. Sorong Selatan
Kab. Manokwari
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
0.00 K b F kf k Kab. Fakfak
ht
Gambar 9.3 Perrsentase Rumah Tangga yang Me enerima Kredit Menurut M Kabupa aten/Ko ta da an Jenis Kredit
P2KP P
3.66
Kopeerasi/Yayasan Fond dation Pero orangan Indivvidually Lainnya Others
66
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
ht
tp :// w
w
w
.p a
pu
ab
ar
at .
bp s. go
.id
67
tp :// w
ht
68
52.81
55.02
49.87 52.12 53.26
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
9105
9106
9107
ab
.p a
52.41 49.96 51.56
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9108
9172
9100
at . 48.44
50.04
47.59
ar
46.74
47.88
50.13
44.98
47.19
.id
bp s. go
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
(5)
(4) 50.87
Laki‐laki dan Perempuan
Perempuan
49.16
pu
50.84
w
Kab. Teluk Wondama
9104
49.13
9103
w
Kab. Kaimana
9102
(3)
9101
(2)
Kab. Fakfak
(1)
Laki‐Laki
Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2008 Percentage of Population by Regency/Municipality and Sex, 2008
Kabupaten/kota
3.1.
No.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
w
tp :// w
39.74 57.60 33.55 64.75 41.11 58.15 35.05 63.62 35.76 62.37
Kab. Fakfak
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
9101
9102
9103
9104
9105 42.03 57.71 34.97 59.14 45.92 52.94 34.15 64.41 37.66 60.61
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9106
9107
9108
9172
9100
(4)
15 ‐ 64
.p a
(6)
1.73 100.00
1.44 100.00
1.14 100.00
5.89 100.00
.26 100.00
1.87 100.00
1.32 100.00
.74 100.00
1.70 100.00
(8)
15 ‐ 64
ab
40.20 58.43
34.58 63.76
(10)
Jumlah
34.79
38.63
37.53
36.02
44.64
36.85
38.59
1.36 100.00
1.66 100.00
1.05 100.00
(11)
0‐14
.id
38.90
34.37
45.06
bp s. go
1.94 100.00
.61 100.00
1.70 100.00
.23 100.00
1.55 100.00
1.00 100.00
1.28 100.00
(9)
65+
at .
44.07 54.88
34.59 63.47
34.61 64.78
39.21 59.10
ar
37.19 62.59
48.34 50.11
40.18 58.82
37.44 61.28
(7)
0 ‐ 14
pu
Jumlah
2.66 100.00
(5)
65+
w
59.55
64.08
53.84
61.15
60.95
60.69
63.15
54.23
61.80
59.43
(12)
15 ‐ 64
(14)
Jumlah
1.55 100.00
1.55 100.00
1.10 100.00
4.06 100.00
.42 100.00
1.78 100.00
.82 100.00
1.14 100.00
1.35 100.00
1.97 100.00
(13)
65+
(3)
0 ‐ 14
(2)
(1)
Laki‐laki dan Perempuan
Female
Kabupaten/kota
No.
Male
Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2008 Percentage of Population by Regency/Municipality, Age Group and Sex, 2008
3.2.
Tabel Table
ht
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
69
70
tp :// w
ht
45.53 33.43 46.98 43.23 37.81 45.61 40.61 40.76 44.51 42.65
(2)
Kab. Fakfak
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
(1)
9101
9102
9103
9104
9105
9106
9107
9108
9172
9100
Belum Kawin (3)
53.97
53.59
53.31
56.50
50.41
w
.56
.63
.35
.36
.75
.20
.99
2.82
1.26
5.57
2.53
3.23
3.04
1.75
3.38
4.56
1.20
Cerai Mati (6)
.p a
w
.78
.28
.31
Cerai Hdup (5)
pu 36.68
37.03 56.66
55.08
58.69
5.05
4.26
4.98
4.92
9.32
7.54
3.97
4.65
4.01
4.87
Cerai Mati (10)
56.66
55.08
58.69
65.61
53.80
58.95
60.59
52.65
61.74
50.95
(12)
Kawin
.id
36.68
37.03
34.42
27.42
35.00
32.74
35.44
41.25
33.36
43.89
Belum Kawin (11)
1.60
3.63
1.91
2.05
1.88
.78
.00
1.45
.88
.29
Cerai Hdup (13)
5.05
4.26
4.98
4.92
9.32
7.54
3.97
4.65
4.01
4.87
Cerai Mati (14)
Laki‐laki dan Perempuan
bp s. go
1.60
3.63
1.91
2.05
1.88
.78
.00
1.45
.88
.29
Cerai Hdup (9)
at .
ar
65.61
53.80
58.95
60.59
52.65
61.74
50.95
(8)
Kawin
ab
34.42
27.42
35.00
32.74
35.44
41.25
33.36
43.89
Belum Kawin (7)
Perempuan
58.96
54.03
48.86
61.73
52.97
(4)
Kawin
Laki‐laki
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota, Status Perkawinan dan Jenis Kelamin, 2008 Percentage of 10 Years Old and Over Population by Regency/Municipality, Marital Status and Sex, 2008
Kabupaten/kota
3.3.
No.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
w
7,00 17,73 10,72 15,60 8,63 11,85 4,73 16,77 12,99
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9102
9103
9104
9105
9106
9107
9108
9172
9100
(3) 7,30
(2)
Kab. Fakfak
(1)
(4) 4,81
14,17
20,44
5,32
13,21
21,07
14,52
10,66
18,49
13,68
19,22
4,85
12,76
31,34
13,84
6,75
1,38
2,16
,74
1,20
,94
,92
,57
,56
1,07
1,26
5,84
10,12
1,71
5,56
2,01
4,13
7,56
8,53
1,69
,98
1,60
2,21
,25
1,05
3,32
,50
1,54
1,99
1,12
,96
.id
bp s. go 1,74
,61
1,05
6,17
at .
ar
1,03
,99
1,13
1,71
,82
1,03
ab
pu
17,25
4,19
3,97
(5)
.p a
Asma/ Diare/ Sakit kepala Sakit gigi napas sesak buang air berulang (6) (7) (8) (9)
5,39
Pilek
9101
w
Batuk
10,90
13,36
4,12
9,77
2,67
10,43
48,52
8,82
4,66
4,89
(10)
Lainnya
Panas
Keluhan Kesehatan
31,00
40,97
11,88
30,63
42,95
28,15
58,14
31,85
16,26
14,91
(11)
Mengalami Keluhan Kesehatan
Kabupaten/kota
No.
tp :// w
Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan, 2008 Percentage of Population by Regency/Municipality and Health Condition, 2008
4.1.
Tabel Table
ht
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
71
72
37,94 67,99 57,06 82,61 51,76 60,09 47,40 49,68
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9103
9104
9105
9106
9107
9108
9172
9100
w
51,44
Kab. Kaimana
9102
(3)
41,80
(2)
Kab. Fakfak
(1)
9101
<= 3
tp :// w
ht
w .p a
32,90
38,89
41,09
38,43
38,94
9,78
ar
6,36
at .
6,91
1,49
2,32
ab
2,62
2,41
1,96
8,52
1,98
100,00
3,95
2,97
3,29
,00
2,91
,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00 100,00
,65
100,00
3,89
3,90
.id
bp s. go
2,09
1,32
,00
4,07
,00
2,41
,98
2,48
(8)
Total
100,00
1,80
(7)
22 ‐ 30
14,76
34,18
pu
28,42
47,17
3,76
(6)
15 ‐ 21
13,23
(5)
8 ‐ 14
39,41
(4)
4 ‐ 7
Lama hari sakit
Persentase Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Lama Hari Sakit, 2008 Percentage of Population by Regency/Municipality and Number of Sick Day, 2008
Kabupaten/kota
4.2.
No.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
35,50 36,56 24,64 61,41
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
9103
9104
9105
.p a
w
9102
(3) 38,86
(2)
Kab. Fakfak
9101
(1)
w
77,88 16,69 56,42 8,72 32,34
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9106
9107
9108
9172
9100
ab
at .
ar
85,55
91,94
48,42
94,43
96,77
62,84
82,73
87,50
68,09
pu
82,83
(4)
2. Modern
bp s. go
.id
4,77
2,61
2,46
3,48
3,97
3,04
17,27
3,36
7,97
4,88
(5)
3. Lainnya
61,25
67,24
41,97
70,58
57,02
66,60
43,07
61,91
60,45
64,34
(6)
Melakukan Pengobatan Sendiri
1. Tradisional
Cara Mengobati Sendiri
Kabupaten/kota
No.
tp :// w
Persentase Penduduk yang Sakit menurut Kabupaten/Kota dan Cara Pengobatan Sendiri, 2008 Percentage of Unhealth Population by Regency/Municipality and Way of Self Medication, 2008
4.3.
Tabel Table
ht
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
73
74
13,16 7,56 2,12 5,79 8,29
13,94 9,31
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9102
9103
9104
9105
9106
9107
9108
9172
9100
1,38
10,38
20,20
(3)
(2)
Kab. Fakfak
(1)
9101
2,39
6,25
2,72
6,48
,00
4,91
11,72
33,44
2,77
32,43
75,37
47,32
91,75
,21
,00
,00
2,61
,00
,00
,00
,00
,00
,00
(8)
.id
,10
,00
,00
1,30
,00
,00
,00
,00
,00
,00
(9)
Praktek Dukun/ Batra Tabib
bp s. go
3,11
2,89
1,38
10,42
1,66
9,33
2,85
,00
8,56
3,03
(7)
at .
ar
46,83
ab
90,05
67,88
86,81
91,93
66,65
69,05
(6)
Puskesmas Petugas / Pustu Kesehatan
pu
1,66
16,99
6,10
,51
11,63
9,32
(5)
Prakter dokter/ poliklinik
.p a
3,55
,00
1,55
,00
w
(4)
w
Rumah sakit swasta
Rumah sakit pemerintah
2,86
2,41
2,72
10,39
,00
2,93
9,72
1,01
1,01
2,57
(10)
Lainnya
Kabupaten/kota
39,91
30,40
74,56
37,77
19,75
35,96
24,85
58,93
42,63
46,81
(11)
Penderita yang Berobat Jalan
Tempat Berobat Jalan
No.
tp :// w
ht
Persentase Penduduk yang Sakit menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Berobat Jalan, 2008 Percentage of Unhealth Population by Regency/Municipality and Place of Medication, 2008
4.4.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
tp :// w
4,75 7,43
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9106
9107
9108
9172
9100
5,22
Kab. Manokwari
37,40
4,18 10,50
Kab. Teluk Bintuni
9104
9105
7,74
10,42
,67
5,47 4,26 2,60
22,56 69,70 45,95
1,91 1,23
39,55 42,00
1,07
1,42
,00
,00
7,52
1,37
,00
,68
,00
,00
(8)
Lainnya
.id
17,25
5,69
17,15
9,82
10,14
30,04
6,27
36,31
2,56
7,64
(7)
bp s. go 25,39
8,51
54,15
39,52
36,12
26,00
at .
ar
ab
2,66
29,44
46,93
23,85 19,18
,85
33,56
pu 2,05
Kab. Teluk Wondama
9103
72,74
Kab. Kaimana
9102
,00
(6)
2,53
30,16
(5)
8,22
.p a
(4)
Famili
Kab. Fakfak 41,15
Dukun
Tenaga Medis Lain
18,52
w Bidan
(3)
w
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(11)
Jumlah
9101
(2)
(1)
Dokter
Penolong Kelahiran Pertama
Kabupaten/kota
4.5.
ht
Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Pertama, 2008 Percentage of Under‐Fives Children by Regency/Municipality and First Birth Attendant, 2008
No.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
75
76
4,80 9,38 10,26 3,79 6,19
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
9103
9104
9105
9106
9107
9108
w
12,31 6,83
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9172
9100
.p a
48,77
67,81
24,62
46,97
41,46
30,15
39,51
38,34
73,59
w
(4) 50,62
pu ab
2,23
4,26
5,47
4,18
40,67
12,06
.id
19,55
4,74
13,03
12,29
bp s. go
21,14
9,45
54,15
33,32
35,17
34,76
10,96 21,46
2,56 43,86
22,15
6,80
1,48
1,42
2,06
,00
7,52
1,37
,00
1,36
,85
,00
(8)
(7)
(6) 23,37
at .
ar
1,23
,00
1,99
6,27
,68
,85
4,23
(5)
,67
,00
Kab. Kaimana
9102
(3)
14,99
Lainnya
Famili
Dukun
Kab. Fakfak
Tenaga Medis Lain
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(11)
Jumlah
9101
Bidan
(2)
Dokter
Penolong Kelahiran Terakhir
(1)
tp :// w
ht
Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Terakhir, 2008 Percentage of Under‐Fives Children by Regency/Municipality and Last Birth Attendant, 2008
Kabupaten/kota
4.6.
No.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
,82 4,54 1,32 3,29 3,42 ,00 ,00 ,00 6,81 2,45
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9102
9103
9104
9105
9106
9107
9108
9172
9100
(3)
Kab. Fakfak
(2)
<= 5
6 ‐ 11
11,85
18,05
19,14
3,67
2,11
28,17
13,31
21,34
22,72
23,26
(5)
12 ‐ 17
ar
32,22
31,14
35,34
23,35
21,81
at .
35,28
21,31
47,36
ab
pu
41,76
19,03
(4)
.p a
w
15,31
5,41
37,78
17,06
7,46
15,09
26,24
17,12
20,65
7,54
(6)
18 ‐ 23
31,96
37,50
23,20
57,47
42,56
32,90
27,82
22,36
10,32
49,35
(7)
>=24
.id
bp s. go
Lama Pemberian ASI (bulan)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(11)
Jumlah
9101
(1)
w
Kabupaten/kota
No.
4.7.
tp :// w
Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Lama Pemberian ASI, 2008 Percentage of Under‐Fives Children by Regency/Municipality and Breast Feeding Periode, 2008
Tabel Table
ht
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
77
tp :// w
ht
78
97,47 87,67 84,93 91,49 89,92
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
79,16 86,23
Kab. Teluk Bintuni
91,10
Kab. Teluk Wondama
w
87,22
Kab. Kaimana 78,45
ab
84,19
87,71
82,20
83,97
95,56
81,55
pu
78,11
81,52
.p a
w
(4) 92,18
at .
.id
76,81 71,37
89,13
84,42
bp s. go
79,46
90,43
ar
82,21 80,29
96,18 85,21
77,02 77,93
85,38 83,56
67,20 58,22
77,91 78,10
(6) 79,83
(5) 92,12
75,77
85,34
75,34
80,26
75,59
77,93
80,18
67,13
70,00
85,90
(7)
(3)
HEPATITIS B
CAMPAK/ MORBILI
94,72
POLIO
Kab. Fakfak
DPT
(2)
BCG
Jenis Imunisasi
Persentase Balita menurut Kabupaten/Kota dan Pemberian Imunisasi, 2008 Percentage of Under‐Fives Children by Regency/Municipality and Immunization, 2008
Kabupaten/kota
4.8.
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
tp :// w
11,14 15,77 11,62 11,63 11,84 12,24 15,24 7,89 12,15
7,80 7,41 10,82 18,50 2,91 9,59 1,82 1,62 7,03
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9102
9103
9104
9105
9106
9107
9108
9172
9100
(4)
.p a
11,90
3,52
w
5,83
7,46
2,51
5,36
5,28
5,01
4,92
6,31
(6)
SMA
4,03
7,26
6,96
4,99
(7)
PT
.id
24,25
23,93
21,70
21,23
28,46
24,63
20,18
27,00
19,90
27,40
bp s. go 1,28
1,63
0,36
2,49
4,18
2,40
0,27
0,41
0,57
0,89
at . 3,58
1,14
7,15
5,59
ar
3,37
4,52
ab
4,16
pu
7,35
(5)
SMP
68,72
74,45
76,48
69,18
68,63
56,88
69,00
65,58
72,30
69,09
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(10)
Jumlah
Kab. Fakfak
(2)
(1)
SD
Tidak Jumlah yang bersekolah Masih lagi Sekolah (8) (9)
9101
(3)
Kabupaten/kota
No.
w
Tidak/belum pernah sekolah
Masih sekolah
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi Sekolah, 2008 Percentage of 10 Years of Age and Over Population by Regency/Municipality and School Participation, 2008
5.1.
Tabel Table
ht
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
79
80
w
(9)
(10)
S2/S3 (11)
30,08 30,24 24,18 13,52 ‐ 1,08 0,90 ‐ 100,00 41,77 24,90 16,85 13,99 0,38 0,58 1,53 ‐ 100,00
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
9105
9106
9107
.id
bp s. go
32,84 25,68 18,16 18,54 0,86 1,10 2,66 0,17 100,00
Prov. Papua Barat
9100
at .
28,89 45,08 15,54 9,05 ‐ 0,53 0,91 ‐ 100,00 16,85 17,49 21,17 34,20 1,39 2,43 6,30 0,16 100,00
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
9108
9172
ab
ar
41,66 19,07 17,33 16,48 0,59 0,93 3,66 0,29 100,00
Kab. Manokwari
9104
pu
33,30 23,21 21,52 18,93 0,22 0,90 1,92 ‐ 100,00
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
9103
38,27 28,68 15,63 13,44 1,23 0,82 1,51 0,41 100,00
(8)
S1/DIV
37,78 27,37 15,00 16,77 0,62 1,05 1,41 ‐ 100,00
(7)
DIII
Kab. Kaimana
(6)
DI/II
9102
.p a
(5)
(4)
w
SMA
Jumlah
27,06 29,79 20,58 17,71 1,28 0,39 3,10 0,10 100,00
(2)
SMP
SD
Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki
Kab. Fakfak
Tidak mempunyai ijazah (3)
tp :// w
ht
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki, 2008 Percentage of 10 Years of Age and Over Population by Regency/Municipality and Certificate of Attainment Obtained, 2008
Kabupaten/kota
5.2.
9101
(1)
No.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
w
tp :// w
.p a
82,08 10,55 3,35 17,46
97,39 2,24 6,31 2,61 94,23 19,76 0,36 5,05 93,06 6,94 2,09 6,94 99,21 15,69 3,80 0,79 92,45 12,08 6,60 7,39
9106 Kab. Sorong Selatan
9107 Kab. Sorong
9108 Kab. Raja Ampat
9172 Kota Sorong
9100 Prov. Papua Barat
90,37 12,34 6,04 9,27
98,42 15,49 2,37 1,58
88,15 12,62 5,43 11,28
.id
92,54 7,09 2,19 7,46 98,82 15,59 3,08 1,18
91,96 7,26 2,31 8,04
bp s. go
87,69 19,25 0,41 12,31
at .
95,35 1,75 4,84 4,65 91,17 19,52 0,38 8,44
93,12 1,22 3,23 6,88
ar
87,53 4,12 7,49 12,33
76,05 10,64 3,83 23,42
88,14 10,45 2,85 11,46
ab
81,41 4,27 5,96 18,59
92,53 3,99 8,74 7,22
(6)
9105 Kab. Manokwari
(5)
82,02 4,26 16,75 17,02
(4)
9104 Kab. Teluk Bintuni
(3)
93,70 28,85 0,14 6,16
pu
(6)
78,77 4,95 16,00 19,20
(5)
93,55 28,71 ‐ 6,45
(4)
Buta Huruf
93,84 28,99 0,28 5,88
9102 Kab. Kaimana
(3)
Huruf Huruf Arab Lainnya
9103 Kab. Teluk Wondama 84,93 3,64 17,42 15,07
(6)
Huruf Latin
Laki‐laki dan Perempuan
97,18 13,15 0,39 2,73
(5)
Huruf Huruf Huruf Buta Latin Arab Lainnya Huruf
Perempuan
96,59 13,66 0,29 3,22
(4)
97,78 12,62 0,50 2,22
(3)
w
Huruf Huruf Buta Arab Lainnya Huruf
(2) (1) 9101 Kab. Fakfak
Huruf Latin
Laki‐laki
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2008 Percentage of 10 Years of Age and Over Population by Regency/Municipality and Literacy, 2008
Kabupaten/kota
5.3.
No.
Tabel Table
ht
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
81
tp :// w
ht
82
(2)
9104 Kab. Teluk Bintuni
9103 Kab. Teluk Wondama
9102 Kab. Kaimana
9101 Kab. Fakfak
(1)
No. Kabupaten/kota
9100 Prov. Papua Barat
9172 Kota Sorong
9108 Kab. Raja Ampat
9107 Kab. Sorong
9106 Kab. Sorong Selatan
9105 Kab. Manokwari
w
7,52
8,02
3,47
18,65
5,61
10,61
11,32
4,95
3,91
3,15
(3)
Kurang dari 16
5,96
2,14
7,01
11,87
43,88 34,09 60,12 40,11 57,05
23,12 24,97 17,89
19,78
ar
24,40
18,56
18,82
.id
17,22
20,13
8,07
9,59
10,15
11,99
15,09
19,31
24,35
bp s. go
50,73
at .
54,95
16,83
50,90
56,43
13,10
18,35
(7)
(6) 56,53
(5)
25+
19 ‐ 24
18,14
17 ‐ 18
ab
pu
6,23
18,34
6,59
3,96
2,21
.p a
w
3,82
(4)
16
Umur Perkawinan Pertama
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(8)
Jumlah
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Umur Kawin Pertama, 2008 6.1. Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over by Regency/Municipality and First Marriage, 2008
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
tp :// w
ht
(2)
w
9,89 29,38 22,56
9172 Kota Sorong
9100 Prov. Papua Barat
35,04
9107 Kab. Sorong
9108 Kab. Raja Ampat
21,92 25,64
9105 Kab. Manokwari
9106 Kab. Sorong Selatan
33,96
14,87 11,39
9102 Kab. Kaimana
9104 Kab. Teluk Bintuni
Umur Perkawinan Pertama
ab
21,76
30,74
9,23
35,57
30,52
16,12
at .
ar
12,25
10,40
25,84
pu
.id
bp s. go 55,68
39,87
80,88
29,39
43,84
61,96
53,79
78,21
59,29
46,86
(5)
21,65
(4)
.p a
Tidak Pernah Menggunakan KB
Sedang Menggunakan KB
w
31,49
(3)
Pernah Menggunakan KB
9103 Kab. Teluk Wondama
9101 Kab. Fakfak
(1)
No. Kabupaten/Kota
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(6)
Jumlah
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Penggunaan Kontrasepsi, 2008 6.2. Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over by Regency/Municipality and Contraceptive Usage, 2008
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
83
84
6,41 1,62
2,44 1,62 ,00 1,71 1,68
9107 Kab. Sorong
9108 Kab. Raja Ampat
9172 Kota Sorong
9100 Prov. Papua Barat
,00
9106 Kab. Sorong Selatan
1,79
3,42
,00
,85
2,78
,00
1,53
4,27
,00
1,62
56,77
52,49
70,69
54,82
35,19
ar
34,16
3,92
3,40
(8)
PIL
29,31
25,81
41,33
26,28
44,49
8,70
33,06
,41
1,71
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
(9)
Kondom
.id
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
(10)
(12)
3,91 100,00
,85 100,00
,00 100,00
1,62 100,00
14,63 100,00
18,23 100,00
4,14 100,00
,00 100,00
2,97 100,00
,00 100,00
(11)
Jumlah Intravag/ Cara Tisu Tradisional
bp s. go
30,00
32,15
at .
,00
12,90
,00
5,38
4,17
,00
,00
1,68
(7)
Susuk KB
ab
44,37
44,40
91,30
60,14
62,50
(6)
pu
,00
,85
,00
,00
1,90
,00
(5)
.p a
w
,00
1,93
4,04
,00
9103 Kab. Teluk Wondama
w
9104 Kab. Teluk Bintuni
,00
(4)
9105 Kab. Manokwari
1,66
(3)
9102 Kab. Kaimana
(2)
Suntik
Alat Kontrasepsi yang Sedang Digunakan
MOW/ MOP/ AKDR/IUD Tubektomi Vasektomi
9101 Kab. Fakfak
(1)
No. Kabupaten/Kota
tp :// w
ht
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Penggunaan Kontrasepsi, 2008 6.3. Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over by Regency/Municipality and Contraceptive Usage, 2008
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
tp :// w
ht
(2)
12.27 13.87 5.40 4.52 7.62 7.30 9.34
9104 Kab. Teluk Bintuni
9105 Kab. Manokwari
9106 Kab. Sorong Selatan
9107 Kab. Sorong
9108 Kab. Raja Ampat
9172 Kota Sorong
9100 Prov. Papua Barat
25.62
7.93
18.49
20.33
13.43
18.08
18.06
17.02
20.29
15.36
15.95
9102 Kab. Kaimana
(4)
1
9103 Kab. Teluk Wondama
(3)
0
13.85
7.99
9101 Kab. Fakfak
(1)
No. Kabupaten/Kota
21.11
25.28
21.73
16.97
15.15
22.08
21.74
20.30
22.49
19.37
16.27
16.58
14.08
23.70
19.78
18.74
16.07
11.40
16.10
15.83
(6)
3
.p a
w
(5)
2
w
12.21
11.84
13.32
10.75
22.61
9.65
7.66
12.66
13.56
9.09
7.77
5.23
3.26
5.70
4.51
6.80
4.61
5.63
7.42
3.37
6.76
(9)
6
at .
ar
7.53
14.86
3.65
8.65
(8)
5
ab
10.11
11.80
9.91
10.77
pu
18.04
(7)
4
Anak Lahir Hidup
1.75
3.88
1.88
2.25
2.27
2.82
.63
1.36
.94
2.47
.00
3.66
(11)
8
.82
1.51
2.31
.56
.00
1.46
.00
.99
.00
.52
(12)
9
.id
bp s. go
5.17
3.39
1.87
1.93
3.74
8.39
1.61
4.14
(10)
7
1.12
2.25
1.71
1.13
.62
1.06
.00
.99
.44
1.20
(13)
10+
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
(14)
Jumlah
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Anak Lahir Hidup, 2008 6.4. Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over by Regency/Municipality and Number of Children Ever Born Alive, 2008
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
85
86
15,95
9102 Kab. Kaimana
(4)
7,81 9,72
9172 Kota Sorong
9100 Prov. Papua Barat
18,08
4,52 8,20
9107 Kab. Sorong
5,40
9106 Kab. Sorong Selatan
9108 Kab. Raja Ampat
18,68
14,95
9105 Kab. Manokwari
15,85
19,10
20,83
15,78
18,30
22,18
7,93 14,16
9103 Kab. Teluk Wondama
25,62
14,38
9104 Kab. Teluk Bintuni
(3)
20,30
22,43
27,04
22,32
21,50
17,03
23,92
20,79
17,59
15,32
15,25
24,27
21,66
20,02
16,54
16,85
15,66
15,82
(6)
3
.p a
w
23,81
20,43
(5)
w
8,51
(2)
2
5,41
6,59
16,84
3,21
7,94
(8)
5
12,16
12,09
12,64
11,87
22,35
9,35
6
4,58
3,51
at .
9,74
2,26
6,18
4,50
5,16
4,94
3,81
6,41
(9)
ar
7,66
9,78
11,86
8,08
ab
9,63
pu
11,32
9,41
10,33
19,07
(7)
4
Anak Lahir Hidup 7
1,39
2,51
1,72
,56
,00
,87
,94
1,98
,00
2,61
(11)
8
.id
,54
1,00
1,14
,56
,62
,19
,00
,49
,00
1,04
(12)
9
bp s. go
2,65
1,99
2,29
3,39
,00
1,64
2,33
4,93
1,16
3,10
(10)
(1)
1
9101 Kab. Fakfak
0
tp :// w
No. Kabupaten/Kota
ht
,49
,25
1,14
1,13
,00
,58
,00
,49
,44
,68
(13)
10+
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(14)
Jumlah
Tabel Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Anak Masih Hidup, 2008 6.5. Table Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over by Regency/Municipality and Number of Children Still Living, 2008
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
88,63 96,91 82,18 87,27 83,61 90,90 86,42 79,14 88,22 87,33
Kab. Fakfak
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9102
9103
9104
9105
9106
9107
9108
9172
9100
(3)
0
9101
(2)
No. Kabupaten/Kota
7,71
6,77
15,65
7,37
3,50
9,86
8,95
10,89
2,21
7,69
2
2,99
3,01
4,04
1,70
3
ar
1,14
1,50
1,17
3,38
,00
,99
,00
,00
(7)
4
,00
1,13
,00
,00
,00
,50
,00
,00
(8)
5
,53
,25
,07
,25
,00
,00
,00
,30
,00
,00
,00
,00
(9)
6+
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(14)
Jumlah
.id
,23
,00
bp s. go
,00
,00
1,87
1,46
at .
1,87
1,77
1,42
,50
,00
,00
(6)
ab
1,88
3,01
2,36
4,95
,88
pu
3,68
(5)
.p a
w
(4)
1
Anak Sudah Meninggal
(1)
w
tp :// w
ht
Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Anak yang Sudah Meninggal, 2008 6.6. Percentage of 10 Years of Ever Married Woman 10 years Old and Over by Regency/Municipality and Number of Children Ever Born Alive, 2008
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
87
88
1,00 1,00 1,00 ,67 ,63
9108 Kab. Raja Ampat
9172 Kota Sorong
9100 Prov. Papua Barat
,40
9105 Kab. Manokwari
9107 Kab. Sorong
,33
9104 Kab. Teluk Bintuni
9106 Kab. Sorong Selatan
,50
9103 Kab. Teluk Wondama
w
,82
9102 Kab. Kaimana
‐
(3)
1,12
1,11
1,70
1,00
,84
1,28
,94
1,45
.p a
w ,85
1,07
(4)
20 ‐ 24
2,52
2,07
1,96
2,36
.id
3,27
2,42
4,54
2,95
3,44
2,86
2,93
4,41
2,71
3,66
(7)
35 ‐ 39
bp s. go
2,70
2,27
3,11
2,93
2,84
2,53
2,77
3,11
2,38
2,46
(6)
30 ‐ 34
at .
ar
1,88
ab
pu 2,03
2,24
2,50
1,37
2,16
(5)
25 ‐ 29
Kelompok Umur (Tahun)
4,14
3,64
4,89
4,23
4,05
3,73
3,86
5,06
3,37
3,80
(8)
40 ‐ 44
3,87
3,86
5,32
3,19
3,99
3,92
3,85
4,41
2,50
4,22
(9)
45 ‐ 49
9101 Kab. Fakfak
15 ‐ 19
(2)
No. Kabupaten/Kota
(1)
tp :// w
ht
Rata‐rata Anak Lahir Hidup dari Wanita Pernah Kawin Berumur 15 ‐ 49 Tahun Menurut Kabupaten/Kota, 2008 The Average of Children Ever Born Alive from Ever Married Woman 15 ‐ 49 Years Old by Regency/Municipality, 2008
6.7.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
ht
tp :// w
(3)
9100 Prov. Papua Barat
9172 Kota Sorong
9108 Kab. Raja Ampat
9107 Kab. Sorong
ab
71,88 41,06 55,59
18,27 11,80
24,76
29,25
25,46
47,30
50,34
,00 1,07
at .
ar
24,95
9,05
7,01
9106 Kab. Sorong Selatan
14,14
15,09
22,47
75,95
62,63
3,11
9105 Kab. Manokwari
pu
62,71
20,49
9104 Kab. Teluk Bintuni
69,78
14,19
9103 Kab. Teluk Wondama
62,52
3,90
9102 Kab. Kaimana
(5) 32,44
5,23
2,62
3,27
,00
,00
,00
4,19
1,52
,94
5,00
3,00
(7)
150+
.id
bp s. go 8,15
1,59
2,36
7,99
5,11
1,15
,00
6,12
8,34
(6)
100‐149
44,19
(4)
.p a
w 50‐99
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(8)
Jumlah
12,03
20 ‐ 49
(2) (1) 9101 Kab. Fakfak
w
<=19
Luas Lantai (meter per segi)
No. Kabupaten/kota
Tabel Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Luas Lantai (meter persegi), 2008 7.1. Table Percentage of Households by Regency/Municipality and Floor Area (metre per square), 2008
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
89
90
1,07 ,59
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
9104
9105
9106
9107 1,64 2,02
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9172
9100
1,62
,00 ,45
Kab. Teluk Bintuni
9108 Kab. Raja Ampat
,94
Kab. Teluk Wondama
9103
6,47
3,61
Kab. Kaimana
9101 Kab. Fakfak
9102 ,77
1,31
1,19
,52
8,87
1,62
1,80
,66
91,16
,00 ,44
,30
at . 87,03
95,70
88,24
ar
76,91
77,33
93,48
82,38
68,88
95,00
ab
,00
1,58
,23
pu
,47
,00
2,30
.p a
w
,00
1,39
,00
w (6)
.id
6,82
,00
8,57
2,36
12,42
2,26
3,08
27,35
,00
1,70
(8)
Ijuk/rumbia
bp s. go
1,65
1,18
,00
11,26
,54
1,78
11,47
,00
,00
,00
(7)
Asbes
(5)
Seng
(4)
Sirap
,74
,00
1,05
,00
5,44
,00
,00
2,36
,00
,00
(9)
Lainnya
(3)
Genteng
(2)
Beton
Jenis Atap Terluas
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(10)
Jumlah
No. Kabupaten/kota
(1)
tp :// w
ht
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Atap Terluas, 2008 Percentage of Households by Regency/Municipality and Roof Main Material, 2008
7.2.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
tp :// w
Prov. Papua Barat
Kota Sorong
Kab. Raja Ampat
Kab. Sorong
Kab. Sorong Selatan
Kab. Manokwari
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Teluk Wondama
Kab. Kaimana
Kab. Fakfak
(2)
w
w
.p a
91,08
96,15
93,61
87,56
88,68
93,91
95,75
90,09
77,34
94,92
(3)
Bukan tanah
ab
pu at .
ar
Jenis Lantai Terluas
8,92
3,85
.id
bp s. go
6,39
12,44
11,32
6,09
4,25
9,91
22,66
5,08
(4)
Tanah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(8)
Jumlah
Kabupaten/kota
7.3.
ht
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota, dan Jenis Lantai Terluas, 2008 Percentage of Households by Regency/Municipality and Floor Main Material, 2008
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
91
92
w
41,97 31,28 79,09 51,34
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
45,73 26,16
Kab. Manokwari
7,67
Kab. Teluk Bintuni
.p a
14,63
Kab. Teluk Wondama
w
61,37
(4)
ab
43,51
20,61
66,58
(5) 2,27
,00
(6)
.id
4,14
,30
,00
,00
16,28
4,99
5,98
11,79
bp s. go
1,02
,00
2,14
,00
3,76
,91
,77
1,41
,00
4,10
at .
ar
58,03
53,80
48,37
pu
85,58
72,17
36,36
27,96
Kab. Kaimana
(3)
Lainnya (7)
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
67,94
Bambu
Kab. Fakfak
Kayu
(2)
Tembok
Jenis Dinding Terluas
Kabupaten/kota
tp :// w
ht
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota, dan Jenis Dinding Terluas, 2008 Percentage of Households by Regency/Municipality and Wall Main Material, 2008
7.4.
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
tp :// w
.p a
w
0,34 0,00 0,47 0,39 0,00 0,00 0,59 0,00 7,74 2,60
Kab. Fakfak
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9101
9102
9103
9104
9105
9106
9107
9108
9172
9100
14,03
37,71
0,00
2,95
1,07
7,08
6,91
0,00
8,06
0,00
15,55
13,64
0,00
0,00
8,47
3,55
0,00
1,89
32,39
56,02
5,15
6,53
0,00
0,00
0,00
2,70
0,00
9,44
2,96
3,11
0,00
3,54
0,00
5,97
26,20
0,47
ab
0,57
0,00
pu
5,69
2,03
9,61
8,29
64,66
0,00
8,09
6,34
2,07
17,91
10,08
0,30
0,00
.id
12,44
0,59
bp s. go 7,26
3,26
5,30
8,95
14,54
17,42
0,74
41,03
8,81
0,34
10,07
10,28
15,15
8,78
22,63
13,94
14,67
0,00
8,88
0,00
at .
5,91
26,92
0,76
8,97
5,67
7,84
8,29
10,31
8,96
14,19
0,68
13,30
ar 24,07
3,06
5,20
9,57
6,85
12,88
16,16
2,64
73,96
8,15
2,47
42,11
0,47
1,12
10,89
(13)
(15)
Jumlah
1,09 100,00
0,59 100,00
0,55 100,00
0,00 100,00
16,57 100,00
0,00 100,00
0,74 100,00
0,47 100,00
0,00 100,00
0,34 100,00
(14)
Air Lainnya hujan
(2)
w
Sumber Air Minum
Sumur Mata Mata Air Sumur Sumur Ledeng Ledeng Air tak kema‐ Air isi air air tak bor/ terlin‐ mete‐ eceran ulang terlin‐ terlin‐ terlin‐ sungai san pompa dung ran dung bermer dung dung (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
(1)
ht
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota, dan Sumber Air Minum, 2008 Percentage of Households by Regency/Municipality and Source of drinking Water, 2008
No. Kabupaten/kota
7.5.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
93
7.6.
tp :// w
ht
94
(2) 28,38
9,04 28,57 7,82 11,07 3,17 33,28 25,36 13,92 17,59
9102 Kab. Kaimana
9103 Kab. Teluk Wondama
9104 Kab. Teluk Bintuni
9105 Kab. Manokwari
9106 Kab. Sorong Selatan
9107 Kab. Sorong
9108 Kab. Raja Ampat
9172 Kota Sorong
9100 Prov. Papua Barat
w
< 10 m
.p a
w
53,80
70,43
46,47
42,87
75,70
65,94
ab
pu
72,65
39,80
38,65
(3) 55,69
>= 10 m
28,17
.id
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(5) 100,00
Jumlah
bp s. go
28,61
15,65
at .
ar
23,85
21,13
23,00
19,53
31,63
52,32
(4) 15,92
Tidak tahu
Jarak Ke Tempat Penampungan Kotoran/Tinja
(1) 9101 Kab. Fakfak
No. Kabupaten/kota
Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum dari Pompa/Sumur/Mata Air Menurut Kabupaten/Kota, dan Jarak ke Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja Terdekat , 2008 Percentage of Households Using Pump/Well/Spring/Water as Source Of Dringking Water By Regency/Municipality, and The Distance to the Nearest Septic Tank or Other Waste Disposal, 2008
Table
Tabel
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9105
9106
9107
9108
9172
9100
9104
Kab. Teluk Wondama
Kab. Kaimana
9103
9102
Kab. Fakfak
9101
(1)
w .p a 40,91 52,49 18,50 23,82
29,05 66,69 40,44
24,36
32,64 17,81
27,98
55,53 10,74
18,87
21,97
43,53
28,05
33,26
ab
pu
(3)
22,03
w Bersama
56,71
(2)
Sendiri
at . 29,05
13,58
17,93
3,70
29,23
30,48
ar
13,57
56,01
36,73
15,33
(4)
Umum
Fasilitas Air Minum
6,68
.id
bp s. go 1,23
0,52
34,96
19,12
12,52
2,92
3,14
1,96
5,93
(5)
Tidak ada
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(6)
Jumlah
Kabupaten/kota
tp :// w
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Fasilitas Air Minum, 2008 Percentage of Households by Regency/Municipality and Drinking Water Facility, 2008
No.
ht
7.7.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
95
96
44,67 28,30 1,41 8,43 12,63 1,61 5,91 0,52 64,43 30,75
Kab. Fakfak
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9102
9103
9104
9105
9106
9107
9108
9172
9100
(2)
w .p a
w
Membeli
at .
ar
69,25
35,57
99,48
94,09
98,39
87,37
ab
pu 91,57
98,59
71,70
55,33
(3)
Tidak membeli
Cara Memperoleh Air Minum
9101
(1)
No. Kabupaten/kota
tp :// w
ht
.id
bp s. go
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(4)
Total
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Cara Memperoleh Air Minum, 2008 Percentage of Households by Regency/Municipality and How to Get the Drinking Water, 2008
7.8.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
w
57,06 36,54 18,86 59,25 51,54 19,17 72,18 26,89 72,83 49,52
Kab. Fakfak
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9102
9103
9104
9105
9106
9107
9108
9172
9100
(2)
Sendiri
9101
(1)
Kabupaten/kota
tp :// w
ab
pu
(3)
19,29
16,48
26,08
15,37
32,39
12,74
20,98
27,37
14,25
18,09
.p a
w Bersama
11,56
9,20
28,48
0,59
14,93
at .
3,61
ar
7,96
3,77
32,23
12,91
(4)
Umum
Fasilitas Tempat Buang Air Besar
.id
bp s. go 1,49
19,63
100,00
100,00
100,00
18,55
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(6)
Total
11,86
33,50
32,11
11,81
49,99
16,98
11,93
(5)
Tidak ada
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2008 Percentage of Households by Regency/Municipality and Toilet Facility, 2008
No.
ht
7.9.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
97
98
w
51,07 59,96 25,49 59,24 53,47 51,49 37,55 67,34 41,60 45,75
Kab. Fakfak
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9102
9103
9104
9105
9106
9107
9108
9172
9100
(2)
(3)
(4)
pu 35,45
48,16
19,54
12,08
33,11
17,72
ab
22,95
(5)
at . 12,92
5,88
.id
bp s. go
3,61
0,67 6,63
12,45
4,02
12,21
9,58
1,29
2,82
16,10
3,46
46,35
3,19
19,24
16,52
4,04
56,57
15,12
24,44
19,90
21,02
Cemplung/ Tidak pakai cubluk
ar
Jenis kloset
Plengsengan
.p a
w
Leher angsa
9101
(1)
Kabupaten/kota
No.
tp :// w
ht
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(6)
Total
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kloset, 2008 Percentage of Households by Regency/Municipality and Type Of Closet Facility, 2008
7.10.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
w
44,61 26,90 45,40 41,16 34,29 33,70 55,87 86,06 52,13
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9102
9103
9104
9105
9106
9107
9108
9172
9100
35,27
Kab. Fakfak
(2)
Tangki/spal
9101
(1)
tp :// w
.p a
w
1,23
1,49
0,00
2,36
2,15
1,12
9,65
6,52
7,46
7,69
18,82
10,53
at .
ar
8,00
43,40
16,40
ab
pu 17,20
(4)
Sungai/danau/ laut
2,67
15,36
.id
10,00
0,30
19,69
8,29
14,09
26,20
1,15
14,62
16,65
9,88
(6)
Pantai/tanah lapang/ kebun
bp s. go
15,94
47,95
29,56
20,08
16,79
10,37
15,88
35,95
(5)
Lobang tanah
0,00
0,94
1,40
0,68
(3)
Kolam/sawah
Tempat Pembuangan Akhir Tinja
3,77 0,91
4,89
2,97
1,05
0,00
1,09
100
100
100
100
100
100
100
100 100
11,81 28,66
(8) 100
(7)
Total
1,02
Lainnya
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja , 2008 Percentage of Households by Regency/Municipality and Final Disponal of Feces , 2008
ht
Kabupaten/kota
7.11.
No.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
99
100
52,88 30,67 19,09
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
9102
9103
9104
w
58,17 36,29 71,55 8,41 95,54 62,21
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Prov. Papua Barat
9105
9106
9107
9108
9172
9100
(2) 75,77
Kab. Fakfak
9101
ab
pu 12,68
2,67
15,42
0,00
9,74
2,94
59,11
23,57
17,88
9,21
(3)
Listrik non PLN
.p a
w
Listrik PLN
Kabupaten/kota
No.
2,09
0,89
18,98
at .
ar 0,00
1,07
0,89
4,99
3,77
0,85
1,37
(4)
Lainnya
100
6,87 0,89 1,07 2,37 1,07 0,00
9,94 37,11 51,81 26,07 56,13
bp s. go 22,03
0,99
1,89
40,10
0,89
100
0,28
28,11
100
100
100
100
100
100
100
100
(6) 0,00
(5)
(7)
Total
13,64
.id
Petromak/alad Pelita/sentir in /obor
Sumber Penerangan
(1)
tp :// w
ht
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Penerangan , 2008 Percentage of Households by Regency/Municipality and Source of Lighting , 2008
7.12.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
ht
tp :// w
22,54 10,63
,00
9108 Kab. Raja Ampat
9100 Prov. Papua Barat
2,36
9107 Kab. Sorong
9172 Kota Sorong
7,52 2,63
9105 Kab. Manokwari
1,53
9104 Kab. Teluk Bintuni
9106 Kab. Sorong Selatan
,47
9103 Kab. Teluk Wondama
.p a
6,11
w
17,00
(3)
9102 Kab. Kaimana
(2)
w
Telepon
9101 Kab. Fakfak
(1)
No. Kabupaten/kota
ar
50,68
79,95
12,11
49,09
at .
21,24
46,09
45,85
23,60
43,94
51,58
ab
pu
(4)
Telepon Selular
.id
5,49
6,22
,52
2,37
1,07
11,07
10,27
2,84
7,78
3,67
bp s. go
(5)
Desktop/PC
Jenis Alat Komunikasi
(6)
5,49
6,22
,52
2,37
1,07
11,07
10,27
2,84
7,78
3,67
Laptop/Note Book
Tabel Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Telepon, Telepon Selular, dan Komputer Menurut Kabupaten/Kota, 2008 7.13. Table Percentage of Households Possessing Telephone, Handphone, and Personal Computer by Regency/Municipality, 2008
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
101
102
9103 Kab. Teluk Wonda ,00
100,00
,00
9108 Kab. Raja Ampat
9100 Prov. Papua Barat
,00
9107 Kab. Sorong 67,37
,00
9172 Kota Sorong
12,46
9106 Kab. Sorong Selata
9105 Kab. Manokwari
4,06
(4)
at .
ar
100,00
31,18
2,45
5,42
4,44
ab
7,66
pu
4,44
20,03
14,38
10,01
.id
100,00
100,00
bp s. go
,00
2,66
,00
46,68
3,97
,00 ,00
19,90
22,47
70,04
,00 21,16
,00
,00
,00
5,62
7,49
(6)
,00
(5)
Kantor/Sekolah
Warnet
9104 Kab. Teluk Bintuni
.p a
w
,00
9102 Kab. Kaimana
w
16,11
Telepon Selular
(3)
Telepon Rumah
Tempat Akses Internet
(2) (1) 9101 Kab. Fakfak
No. Kabupaten/kota
tp :// w
ht
Tabel Persentase Rumah Tangga Yang Mengakses Internet Menurut Kabupaten/Kota, 2008 7.14 Table Percentage of Households That Accessed the Internet by Regency/Municipality, 2008
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
0,54
2,61
0 6,66
0
Prov. Papua Barat
9100 5,03
0
Kota Sorong
23,28
10,65 16,93
9172
1,18
6,51
Kab. Raja Ampat 7,94
0
Kab. Sorong
9108
13,93
15,68
27,81
13,87
28,32
18,26
38,1
36,09
49,71
3,55
4,05
7,65
16,26
19,34
7,94
8,22
(9)
‐ 999 999
750 000
25,37
44,35
10,05
7,95
9,28
2,12
8,68
3,77
5,78
.id
10,45
25,51
1,59
1,18
0,58
7,92
14,63
(10)
dan lebih and over
1 000 000
bp s. go
13,02
18,5
20,22
37,8
31,6
23,47
13,24
(8)
‐ 749 999
at .
30,87
6,91
10,38
19,86
39,27
(7)
‐ 499 999
300 000 500 000
ar
7,51
9107
0
5,78
Kab. Sorong Selatan
ab
8,47
9106
1,37
9,56
Kab. Manokwari
9105
24,53
20,73
5,19
3,25
0,41
Kab. Teluk Bintuni
9104 0
0,47
Kab. Teluk Wondama
9103
19,13
23,29
(6)
4,72
11,91
11,19
5,94
0,72
1,37
‐ 299 999
200 000
pu
(5)
(4)
.p a
149 999
Kab. Kaimana
0
‐ 199 999
‐
w 150 000
100 000
9102
(3)
100 000
Less than
Kab. Fakfak
(2)
w
Total
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Jumlah
Golongan Pengeluaran per Kapita sebulan (Rp) / Monthly per capita expenditure class (Rp)
Kurang dari
9101
(1)
tp :// w
Persentase Penduduk menurut Kabupaten/ Kota dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan 2008 Percentage of Households That Accessed the Internet by Regency/Municipality, 2008
Kabupaten/kota
8.1
No.
Table Table
ht
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
103
104
Jumlah / Total
Total of Non Food
2. Aneka Barang dan Jasa a. Sabun mandi/cuci, kosmetik, dll b. Biaya Kesehatan c. Biaya Pendidikan d. Transportasi, Pengangkutan, Bensin, Solar e. Jasa Lainnya 3. Pakaian, Alas Kaki, dan penutup Kepala 4. Barang Tahan Lama 5. Pajak, Pungutan, dan Asuransi a. Pajak (PBB, Kendaraan) b. Pungutan / retribusi c. Asuransi Kesehatan Jumlah Bukan Makanan
a. Sewa, kontrak, perkiraan sewa rumah b. Pemeliharaan rumah dan perbaikan ringan c. Rekening listrik, air, gas, minyak tanah, dll d. Rekening telepon rumah, pulasa HP, dll
1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga
(1)
w
149 999
100 000
100,00
73,90
35,83 100,00
0,38 0,00 0,00
3,08 3,10 3,09
100,00
87,20
0,22 0,00 0,14
100,00
at .
93,82
0,65 0,00 0,00
5,60 3,64 2,44 11,64 0,62 5,87 2,64
33,14 0,34 18,08 9,15
(4)
299 999
‐
200 000
ar
10,23 3,60 2,34 13,61 0,31 7,05 2,72
16,11 0,35 21,92 8,61
199 999
‐
150 000
ab
pu
13,46 2,81 3,07 9,52 0,61 6,91 2,43
2,45 2,80 2,85 2,09 3,04 2,56 2,82
.p a
w
0,80 3,09 1,52 2,55
(3)
5,20 0,00 25,26 4,24
‐
Less than (2)
100 000
Kurang dari
(5)
100,00
100,00
0,00 0,00 0,00
0,00 7,67 3,33 6,36 3,84 7,70 11,03
47,01 0,97 9,26 2,84
(6)
999 999
‐
750 000
.id
100,00
99,12
0,00 0,30 0,61
2,04 1,33 4,35 11,47 0,47 4,00 4,44
58,43 0,00 7,69 4,01
749 999
‐
500 000
bp s. go
100,00
96,68
0,14 0,00 0,45
3,26 3,39 2,78 14,11 1,18 6,62 2,72
42,66 0,00 13,50 5,88
499 999
‐
300 000
100,00
100,00
0,37 0,00 0,60
1,78 9,76 5,42 13,15 1,96 4,14 9,41
100,00
85,82
0,60 0,43 0,61
4,85 4,38 3,32 10,24 1,50 5,60 4,78
30,73 0,67 12,54 5,56
Rata‐rata per kapita Per Capita Average
(7)
42,48 0,58 3,12 7,24
and over
dan lebih
1 000 000
B. BUKAN MAKANAN / NON FOOD
Golongan Pengeluaran Per kapita sebulan (Rp) / Monthly per capita expenditure class (Rp)
tp :// w
ht
Kelompok barang Commodity group
[Lanjutan / Continued ]
8,2
Table Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
tp :// w
2. Aneka Barang dan Jasa 3. Pakaian, Alas Kaki, dan penutup Kepala 4. Barang Tahan Lama 5. Pajak dan Asuransi ‐ 6. Keperluan pesta dan upacara Jumlah Bukan Makanan Total of Non Food Jumlah / Total
27,91 100,00
23,99 100,00
100,00
31,52
22,00 10,72 3,54 2,84 0,28 1,53
‐ 499 999
300 000
16,53 19,60 3,30 23,25 0,69 0,68
‐ 999 999
‐ 749 999
23,61 11,63 2,88 1,67 0,22 1,48
750 000
500 000
100,00
25,33
100,00
100,00
100,00
at 40,91 41,49 64,05 .b ps .g o. id
ar
13,97 6,37 1,91 2,02 0,15 0,91
‐ 299 999
200 000
ab
pu
18,62 7,60 3,47 1,16 0,02 0,64
‐ 199 999
150 000
0,30
6,63 4,36 0,49 0,04 1,28
.15,12 pa
‐ 149 999
100 000
w
16,84 4,83 1,88 0,14
Less than 100 000
w
Kurang dari
1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga
Commodity group
100,00
69,47
18,20 10,57 2,47 9,95 2,35 25,94
dan lebih and over
1 000 000
Golongan Pengeluaran Per kapita sebulan (Rp) / Monthly per capita expenditure class (Rp)
[Lanjutan / Continued ]
ht
100,00
37,48
18,62 9,45 2,96 3,61 0,33 2,51
Rata‐rata per kapita Per Capita Average
Kelompok barang
8.2
B. BUKAN MAKANAN / NON FOOD
Table Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
105
106
(2) Kab. Fakfak Kab. Kaimana Kab. Teluk Wondama Kab. Teluk Bintuni Kab. Manokwari Kab. Sorong Selatan Kab. Sorong Kab. Raja Ampat Kota Sorong Prov. Papua Barat
(1) 9101 9102 9103 9104 9105 9106 9107 9108 9171 9100
w
.id
bp s. go
at . 16,24
5,90
ar
(7)
(6)
3,57 20,45 0,00 0,00 18,89 10,20 0,00 0,00 0,00
(5)
3,57 4,55 32,41 2,70 12,22 53,06 31,58 0,00 6,06
24,58
5,95 6,82 22,07 81,98 10,00 20,41 31,58 0,00 42,42
Others
Health Card
Oil Subsidy reduction of compensation card
Lainnya
Kartu Sehat
Kartu Kompensasi BBM (KKB)
ab
pu
42,17
.p a
w 86,90 68,18 45,52 15,32 58,89 16,33 36,84 0,00 51,52
(4)
Health Insurance for poor people
Askeskin
26,83
38,36 15,88 68,40 45,12 24,59 28,32 11,24 0,00 9,57
(3)
% of households that got health service for free
tp :// w
% Rumah Tangga yang Mendapat Pelayanan Gratis
Percentage of Households that Received Free Health Service in the Reference 6 Months by Regency/Municipality and Type of Card used , 2008
ht
Persentase Rumah Tangga yang Mendapat Pelayanan Gratis selma 6 Bulan Referensi menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kartu yang digunakan, 2008
Kabupaten/kota
9.1.
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 100,00
(8)
Total
Jumlah
No.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
tp :// w
Kabupaten/kota
(2) Kab. Fakfak Kab. Kaimana Kab. Teluk Wondama Kab. Teluk Bintuni Kab. Manokwari Kab. Sorong Selatan Kab. Sorong Kab. Raja Ampat Kota Sorong Prov. Papua Barat
(1) 9101 9102 9103 9104 9105 9106 9107 9108 9171 9100
No.
9,2
ht
.p a
w
(3)
63,30
77,17 51,62 67,92 58,94 68,03 63,01 70,41 74,07 38,55
ab
pu
17,47
at .
ar
63,55
.id
bp s. go
(6)
(5)
36,69 71,33 82,64 71,72 71,08 41,28 42,02 94,29 60,90
(4)
0,00 0,70 1,39 8,97 24,10 44,95 48,74 3,57 24,81
18,98
63,31 27,97 15,97 19,31 4,82 13,76 9,24 2,14 14,29
>=31
11‐30
<=10
Jumlah Beras yang dibeli (Kg) / Amount of cheap rice bought (Kg)
% of households that bought cheap rice
w
% Rumah Tangga yang membeli Beras Murah/raskin
100,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
(7)
Total
Jumlah
Persentase Rumah Tangga yang Membeli Beras Murah / Raskin selma 3 Bulan Referensi dan Jumlah Beras yang Dibeli menurut Kabupaten/ Kota, 2008 Percentage of Households that Bought Cheap Rice or Rice for the Poor during the Reference 3 Months by Regency/Municipality , 2008
Table
Tabel
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
107
108
ht
(2) Kab. Fakfak Kab. Kaimana Kab. Teluk Wondama Kab. Teluk Bintuni Kab. Manokwari Kab. Sorong Selatan Kab. Sorong Kab. Raja Ampat Kota Sorong Prov. Papua Barat
(1) 9101 9102 9103 9104 9105 9106 9107 9108 9171 9100
(3)
2,74 0,36 3,30 4,47 2,46 6,94 2,96 0,00 6,09 3,69
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
(5)
P2KP
.p a
w
(4)
w
P2K
ab
pu
0,00 0,36 0,00 0,41 1,09 0,00 0,59 0,00 1,45 0,73 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,58 0,59 0,00 0,29 0,19
.id
bp s. go
2,74 0,00 1,42 3,66 0,82 5,20 1,18 0,00 4,35 2,37
at .
ar
0,00 0,00 1,89 0,00 0,27 0,58 0,59 0,00 0,00 0,25
Bank (7)
Government Program (6)
0,00 0,00 0,00 0,41 0,00 0,58 0,00 0,00 0,00 0,08
Koperasi/Yayasan Perorangan Lainnya Fondation Individually Others (8) (9) (10)
.
Bank
Program Pemerintah
Jenis Kredit / Type of Loan
% of house hold who received loan
% RT yang menerima kredit
tp :// w
Percentage of Households that Obtained Loan During the Last Year by Regency/ Manucipality and Type of Loan, 2008
Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit Usaha selama Setahun Terakhir menurut Kabupaten/ Kota dan Jenis Kredit, 2008
Kabupaten/kota
9.3
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
(11)
Total
Jumlah
No.
Tabel Table
StatKesRa Provinsi Papua Barat 2008
tp :// w
ht
ba
ua
ap
.p
w
w
.id
ra t. bp s. go
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
bp s. go