PROCEEDING SEMINAR NASIONAL IPA IV "Peranan Penelitian Bidang IPA dan Pembelajarannya Dalam Konteks Kurikulum 2013 serta Pendidikan Karakter"
UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP ASAM BASA DAN KONSEP PEMASARAN MELALUI PEMBELAJARAN KIMIA SMA Dr. Nancy Susianna, M.Pd (STKIP Surya Tangerang) dan Harianti, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu peningkatan penguasaan konsep asam basa dan konsep pemasaran sebelum dan sesudah pembelajaran kimia. Metode penelitian yang digunakan adalah pre eksperimental dengan pre post design. Subyek penelitian ini adalah 32 siswa SMA swasta di Tangerang. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis yang telah divalidasi terlebih dahulu. Data diolah dengan menggunakan statistik diskripstif yaitu menghitung normalisasi gain, dan statistik inferensial dengan menggunakan unju wilcoxon. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; kategori peningkatan penguasaan konsep asam basa termasuk sedang, 2) kategori peningkatan penguasaan konsep kewirausahaan termasuk sedang. Kata kunci : Penguasaan konsep, konsep asam basa, konsep pemasaran.
PENDAHULUAN Istilah wirausaha diperkenalkan oleh Richard Cantillon pada tahun 1730 (Kao 1995, 69) yang mengatakan bahwa wirausaha selalu berhubungan dengan kegiatan pertukaran barang atau jasa yang dilakukan oleh para pedagang. Meredith (1995,5) mengatakan bahwa wirausaha adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dalam mengejar suatu tujuan. Hal senada dikemukan oleh Zimmerer dan Scarborough (1998,3) yang mengatakan bahwa wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan. Secara lebih sederhana Kuratno& Richard (2004, 3) mengatakan bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat suatu kesempatan di saat orang lain melihat hal itu sebagai bentuk kekacauan. Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, dapat diartikan wirausaha adalah orang yang dapat memanfaatkan berbagai kesempatan dengan cara mengambil resiko untuk mencapai suatu tujuan. Menurut David McClelland, suatu negara akan mencapai tingkat kemakmuran apabila jumlah wirausaha mencapai 2% dari jumlah penduduk total (Suherman 2008, iv), artinya jika jumlah penduduk Indonesia sekitar 200 juta, maka wirausaha yang dibutuhkan lebih dari 4
ISBN 978 602 99075 3 7
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL IPA IV "Peranan Penelitian Bidang IPA dan Pembelajarannya Dalam Konteks Kurikulum 2013 serta Pendidikan Karakter"
juta orang. Pada saat ini ada pergeseran minat para remaja dari pegawai negri menjadi bisnisman pada siswa kelas 3 SMA di Kotamadya Bandung (Alma 2010,5). Hasil yang sama diperoleh pada studi pendahuluan terhadap 61 responden siswa SMA Swasta di Tangerang pada jurusan IPA yaitu sebanyak 62% responden memilih untuk memiliki usaha sendiri daripada menjadi pegawai negeri atau sebagai pegawai swasta. Lebih lanjut para responden tersebut mengungkapkan bahwa pembelajaran kewirausahan perlu diberikan bagi siswa jurusan IPA. Hal ini sejalan dengan pendapat Darusman (2004, 270) dan Suherman (2008, iv) yang mengatakan bahwa pembelajaran kewirausahaan paling efektif melalui lembaga pendidikan. Pentingnya pembelajaran kewirausahaan juga dikemukakan oleh Ciputra (dalam Siadari, & Harefa 2009, 29) yang mengatakan bahwa Indonesia perlu memiliki kurikulum yang memperkenalkan sisi kewirausahaan untuk terciptanya link and match antara dunia pendidikan dan dunia wirausaha. Hal ini sejalan dengan pendapat Alma (2010, 5) yang mengatakan bahwa sikap wirausaha dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran. Pernyataan Alma sama dengan pendapat dari Ciputra (dalam Siadari, & Harefa 2009, 29) bahwa untuk menjadi wirausaha, seseorang tidak dapat hanya mengandalkan bakat, namun harus ditopang oleh ilmu dan pengalaman. Ini berarti, sekolah sebagai institusi yang berkaitan dengan pengetahuan dan sebagai sumber tempaan pengalaman. Salah satu konsep kewirausahaan yang penting adalah konsep pemasaran. Oleh karen itu tujuan dari penelitian ini mencari tahu peningkatan penguasaan konsep asam basa dankonsep pemasaran sebelum dan sesudah pembelajaran kimia. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental Design dengan desain Pretest and Postest. Pola yang digunakan dalam metode ini adalah O1 X O2; O1 merupakan pretest dan O2 adalah posttest. Perbedaan antara O1 dan O2 diasumsikan sebagai efek dari perlakuan atau experiment. Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah pembelajaran kimia dengan topik bahasan asam dan basa. Penelitian ini dimulai dengan tahap kajian teori dan studi pendahuluan. Kajian teori dilakukan dengan mengkaji konsep kimia dan konsep wirausaha. Studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan survey terhadap 61 orang siswa kelas XI jurusan IPA di sebuah sekolah swasta Tanggerang. Survey ini untuk mengetahui minat siswa SMA dalam memilih pekerjaan. Alternatif pekerjaan yang disediakan dalam angket adalah sebagai pegawai negeri, karyawan swasta dan membuka usaha sendiri. Selain pemilihan pekerjaan, angket ini juga untuk mengetahui pendapat siswa tentang penting atau tidaknya pembelajaran kewirausahaan di jurusan IPA. ISBN 978 602 99075 3 7
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL IPA IV "Peranan Penelitian Bidang IPA dan Pembelajarannya Dalam Konteks Kurikulum 2013 serta Pendidikan Karakter"
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri dari 24 soal pilihan ganda dan 5 soal essai. Sebelum digunakan instrument divalidasi terlebih dahulu. Ada 2 jenis validasi yang digunakan yanitu validasi isi yang dilakukan oleh seorang ahli dalam pendidikan kimia dan validasi criteria dengan menggunakan produk moment. Tingkat reliabilitas dihitung dengan menggunakan KR-20 untuk pilihan ganda dan alpha cronbach’s untuk esai. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut; koefisien validitas soal pilihan ganda 0,50, soal essai 0,60, sedangkan koefisien reliabilitas soal pilihan ganda 0,75, soal essai 0,59. Subyek penelitian ini sebanyak 32 siswa kelas XI di sebuah sekolah swasta, Tanggerang yang mengikuti pembelajaran kimia pada pokok bahasan asam dan basa. HASIL DAN PEMBAHASAN Penguasaan Konsep Asam dan Basa Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan statistic diskriptif diperoleh nilai pretest maksimum 53,33, minimum 10,00, nilai posttest maksimum 83,33, minimum 31,33, dan standard deviasi pretest 10,79 dan posttest 14, 04. Nilai rata-rata pretest 23,5 , sedangkan nilai rata-rata posttest 55,7. Normalisasi gain sebesar 0,42 termasuk kategori sedang. Pengolahan data dengan menggunakan statistic inferensial dimulai dengan menguji normalitas data pretest dan posttest. Statistik yang digunakan Kolgomorov Smirnov (One Sample K-S test) pada taraf signifikan 0,05. Berdasarkan uji normalitas diperoleh nilai p pretest 0,023 artinya data pretest tidak terdistribusi normal, nilai p posttest 0,2 artinya data posttest terdistribusi normal. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara nilai pretest dan posttest digunakan Uji Wilcoxon pada taraf signifikan 0,05. Berdasarkan uji wilcoxon diperoleh nilai p 0.000, artinya terdapat perbedaan yang signifikan skor rata –rata pretest dan posttest. Ada empat indikator konsep asam dan basa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu yaitu, (i) menyebutkan sifat asam–basa dalam kehidupan sehari – hari, (ii)menjelaskan teori asam-basa menurut Arhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis, (iii)mengidentifikasi sifat larutan asam, basa dengan menggunakan berbagai indikator, (iv) menentukan pH suatu larutan asambasa. Kenaikan skor rata- rata dari pretest dan posttest berdasarkan indikator yang diperoleh oleh setiap siswa tergambar pada grafik 1.
ISBN 978 602 99075 3 7
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL IPA IV "Peranan Penelitian Bidang IPA dan Pembelajarannya Dalam Konteks Kurikulum 2013 serta Pendidikan Karakter"
Postes, ii, 24.47
Postes, iii, 15.42 Postes, iv, 13.18 Pretes, ii, 9.32
Pretes
Postes
Pretes, iii, 7.19 Pretes, iv, 4.48
Pretes, Postes, I, 2.50 I, 2.50
Grafik 1.Skor rata –rata Pretest dan Postest untuk setiap indikator Konsep Asam Basa
Berdasarkan grafik di atas, perubahan skor rata- rata tertinggi adalah pada indikator (i) yakni sebesar 15,15; dilanjutkan oleh pada indikator (iv) sebesar 8,7; serta indikator (iii) sebesar 8.23. Pada indikator (i) tidak terjadi perubahan skor rata- rata. Normalisasi gain untuk setiap indikator tergambar pada grafik 2.
N-Gain, III, 0.64 N-Gain, II, 0.47 N-Gain, IV, 0.28
N-Gain, I, 0
Grafik 2 Skor rata –rata N- gain Setiap Indikator Konsep Asam Basa
Kategori normalisasi gain untuk indikator (i) dan (iv) termasuk rendah, sedangkan untuk indikator (ii) dan (iii) termasuk sedang. Kenaikan normalisasi gain tertinggi indikator ketiga yaitu mengidentifikasi sifat larutan asam, basa dengan menggunakan berbagai indikator.
ISBN 978 602 99075 3 7
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL IPA IV "Peranan Penelitian Bidang IPA dan Pembelajarannya Dalam Konteks Kurikulum 2013 serta Pendidikan Karakter"
Selanjutnya peningkatan konsep kimia dianalisis berdasarkan kelompok siswa. Pengelompokkan siswa dilakukan dengan menggunakan nilai rapor menjadi kelompok tinggi, sedang dan rendah. Nilai rapor yang dimaksud adalah nilai kimia semester pertama pada kelas XI. Nilai rata – rata yang diperoleh dari nilai rapor adalah 79,12 dengan standar deviasi 5,54. Kelompok tinggi diperoleh dari siswa yang memiliki nilai di atas nilai rata- rata yang telah ditambah standar deviasi yaitu 84,67. Kelompok rendah adalah siswa yang memiliki nilai di bawah nilai rata- rata dikurangi standar deviasi yaitu 73.58. Normalisasi gain untuk setiap kelompok dapat di lihat pada table di bawah ini Tabel 1 Skor Pretest, Posttest serta N- gain Menurut Kelompok Siswa Pada Konsep Asam Basa
Kelompok siswa
Jumlah siswa
Rata-rata nilai
pretestt
posttest
N-gain
Tinggi
6
32,94
69,69
0,56
Sedang
24
21,78
51,97
0.38
Rendah
2
16,67
56,33
0,47
Perolehan skor rata- rata normalisasi masing – masing kelompok tinggi, sedang, dan rendah adalah 0,56; 0,38 dan 0,47. Berdasarkan narmalisasi gain, setiap kelompok termasuk dalam kategori sedang Pelaksanaan pretest belum pernah dilakukan oleh siswa sehingga membuat mereka bertanya – tanya dan mengeluhkan soal yang diberikan. Soal pretest dan posttest untuk penguasaan konsep asam basa terdiri dari 24 soal pilihan ganda dan 3 soal esai. Pemilihan bentuk tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban menuntuti siswa untuk menunjukkan kemampuan pengetahuan yang cukup luas (Supranata 2004). Namun, penggunaan bentuk pilihan ganda tidak dapat memberikan informasi alasan pemilihan jawaban oleh siswa (Downson 1997, 188). Untuk mengatasi masalah ini, maka pada penelitian ini menggunakan juga 3 soal esai. Pada pertemuan pertama, siswa mengamati tayangan video dan mendengar penjelasan tentang konsep kewirausahaan. Pada saat itu, beberapa siswa mengajukan pertanyaan tentang hubungan wirausaha dengan pembelajaran kimia. Hal ini disebabkan kewirausahaan termasuk ilmu pengetahuansosial sedangkan kimia termasuk ilmu pengetahuan alam. Setelah pertemuan yang pertama, pertemuan selanjutnya siswa belajar secara mandiri dengan bimbingan serta penjelasan dari guru mengenai konsep asam basa. Selama pembelajaran berlangsung terdapat dua pertemuan dengan melakukan percobaan di ISBN 978 602 99075 3 7
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL IPA IV "Peranan Penelitian Bidang IPA dan Pembelajarannya Dalam Konteks Kurikulum 2013 serta Pendidikan Karakter"
laboratorium. Kemudian, pembelajaran diakhiri dengan pembuatan produk yang berkaitan dengan konsep asam basa. Pada indikator yang pertama menggunakan soal yang termasuk tingkat C3 berdasarkan taksonomi bloom revisi. Berdasarkan analisis butir soal, soal ini tergolong mudah. Soal ini berkaitan dengan kehidupan sehari – hari sehingga memungkinkan siswa telah memiliki pengetahuan sebelumnya selain itu kemungkinan untuk menebak jawaban juga terjadi dengan tipe soal pilihan ganda. Pada indikator kedua guru menggunakan media flash untuk menarik perhatian siswa, dan juga memudahkan siswa untuk memahami materi yang bersifat abstrak. Pada pelaksanaan pembelajaran teori asam basa menurut Bronsted – Lowry dan Lewis, guru menjelaskan di papan tulis. Pada indikator ketiga siswa mengamati demonstrasi perubahan warna sikap asam/ basa yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Pada pertemuan berikutnya siswa melakukan percobaan di laboratorium. Pada indikator keempat siswa memperolah penjelasan hanya satu kali pertemuan dengan menggunakan teknik lecturing, padahal siswa harus menghubungkan materi yang telah diterima sebelumnya yaitu kesetimbangan larutan dan stoikiometri. Kemudian siswa mengerjakan soal – soal yang terdapat dalam buku teks. Selain penjelasan di kelas, siswa melakukan percobaan di laboratorium. Penjelasan materi untuk konsep ini, hanya berlangsung sebanyak satu kali, sehingga siswa merasakan kurang mendapatkan penjelasan. Sebagian besar dari siswa juga mengungkapkan dalam angket bahwa siswa mengalami kesulitan karena tidak menguasai stoikiometri pada kelas sebelumnya. Selain itu, konsep kesetimbangan yang diterima siswa juga kurang. Hal ini berdasarkan hasil kuis yang pernah diberikan oleh guru dan pernyataan dari siswa bahwa materi tersebut tidak pernah diberikan penjelasan oleh guru. Pada topik kesetimbangan tersebut, siswa mempresentasikan keseluruhan konsep kesetimbangan tanpa ada penjelasan dari guru. Dari dua soal esai hanya dua orang siswa yang mampu menjawab secara benar untuk nomor 1 esai dan tujuh orang siswa yang mampu menjawab benar untuk nomor 2 esai. Oleh kartena itu diperlukan waktu yang lebih banyak untuk menjelasan konsep. Secara keseluruhan pembelajaran kimia yang mengkaitkan dengan kewirausahaan ini telah dapat meningkatkan penguasaan konsep dengan kategori sedang, namun diperlukan penambahan waktu untuk menjelasan konsep asam basa. Berdasarkan pembagian kelompok siswa, kelompok tinggi mengalami kenaikan normalisasi gain paling tinggi diikuti oleh kelompok rendah. Hal ini berarti bagi kelompok siswa tinggi dan rendah lebih cocok untuk memahami konsep asam basa yang telah diberikan karena terdapat aplikasi konsep asam basa dalam kehidupan sehari – hari.
ISBN 978 602 99075 3 7
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL IPA IV "Peranan Penelitian Bidang IPA dan Pembelajarannya Dalam Konteks Kurikulum 2013 serta Pendidikan Karakter"
Penguasaan Konsep Pemasaran Pengolahan data dengan menggunakan statistic inferensial dimulai dengan menguji normalitas data pretest dan posttest. Statistik yang digunakan Kolgomorov Smirnov (One Sample K-S test) pada taraf signifikan 0,05. Berdasarkan uji normalitas diperoleh nilai p pretest 0,00 artinya data pretest tidak terdistribusi normal, nilai p posttest 0,02 artinya data posttest tidak terdistribusi normal. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara nilai pretest dan posttest digunakan Uji Wilcoxon pada taraf signifikan 0,05. Berdasarkan uji wilcoxon diperoleh nilai p 0.000, artinya terdapat perbedaan yang signifikan skor rata –rata pretest dan posttest. Konsep pemasaran merupakan konsep yang penting dalam kewirausahaan (Alma 2009). Konsep pemasaran ini digabungkan dengan konsep asam basa kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembuatan produk. Pembuatan produk termasuk dalam tingkat taksonomi bloom tahap mencipta. Pada saat pembelajaran, siswa diarahkan untuk membuat produk dengan memperhatikan latar belakang pembuatan produk, aspek keuangan dan aspek konsumen yang dituju. Berdasarkan pengolahan data, 31 siswa mengalami kenaikan normalisasi gain. Untuk setiap kelompok siswa, kenaikan normalisasi gain yang tercapai adalah tergolong sedang secara berurutan dari kelompok tinggi, sedang dan rendah. Hal ini menunjukkan pembelajaran dengan memasukkan kewirausahaan melalui kegiatan pembuatan produk dapat meningkatkan konsep pemasaran. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data, temuan dan pembahasan maka kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut; pembelajaran kimia pokok bahasan asam basa dapat meningkatkan penguasaan konsep kimia dan konsep pemasaran. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat dikemukakan untuk guru adalah sebagai berikut; 1). menerapkan program pembelajaran yang berwawasan wirausaha yang sudah diteliti kebenarannya melalui penelitian, sebagai langkah awal dalam pembelajaran kimia yang dapat meningkatkan konsep pemasaran, 2). merancang pembelajaran sejenis pada materi kimia yang lain. DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. Kewirausahan: Untuk mahasiswa dan umum. Bandung: Alfabeta, 2010 Ahmadi, Sofyan dan Amri, Khoiru. Konstruksi pengembangan pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2010
ISBN 978 602 99075 3 7
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL IPA IV "Peranan Penelitian Bidang IPA dan Pembelajarannya Dalam Konteks Kurikulum 2013 serta Pendidikan Karakter"
Akib, H dan Dharma, S. Kewirausahaan sekolah berbasis kreativitas dan inovasi. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi khusus I (2009): 1003- 117 Arends, Richard I. Learning to teach. Buku Satu. New York: McGraw Hill Companies, Inc, 2007 Arends, Richard I. Learning to teach. Buku Dua. New York: McGraw Hill 7, 2007
Companies, Inc, ed.
Azwar, Saifuddin. Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ed. 2, 2010 Badan Pusat Statistik. Keadaan ketenagakerjaan indonesia Februari 2011. Available on: http://www.bps.go.id/brs_file/tenaker.pdf. (accessed 1 Mei 2011). Bayu dan Suryana, Khatib. Kewirausahaan: Pendekatan karakteristik wirausahaan Sukses. Jakarta: Kencana, 2010 Biddle, Verne and Parker, Gregory. Chemistry:Precision & design. USA: Beka, 2000 Bolton, Biel and Thomson, John. Entrepreneurs, talent, temperament, technique. Elseviers, 2004
India:
Bostock, Stephan. Student peer assessment. Available on http:// www.keele.ac.uk/depts/cs/StephenBostock?docs/bostock_peer_assessment .htm (accessed April 2011) Chang, Raymond. Kimia dasar. Jakarta: Erlangga, 2004. Covey, Stephen R. The 8th Habits: Melampaui efektivitas menggapa Gramedia Pustaka Utama, 2005.
keagungan.PT. Jakarta:
Darusman, Yus. Nilai tradisional kewiraswastaan dalam pendidikan keluarga pada masyarakat pengrajin di tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan no. 047 (Maret, 2004): 267 – 280 Djiwandono, Sri. E. W. Psikologi pendidikan.Jakarta: Gramedia, 2002. Haddock, Geoffrey and Maio Gregory, R. Contemporary perspectives on the attitudes. New York: Psycology Press, 2004.
ISBN 978 602 99075 3 7
psycology of
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL IPA IV "Peranan Penelitian Bidang IPA dan Pembelajarannya Dalam Konteks Kurikulum 2013 serta Pendidikan Karakter"
Karnita. Perlukan kewirausahaan masuk kurikulum pendidikan. Germari Edisi 91. (Agustus 2008). [e-journal] http://www.gemari.or.id/file/edisi91/gemari9136.pdf (accessed Maret 2011). Kuratko, Donald F and Hodgetts, Richard M. Entrepreneurship. United State; Thomson South Western, 2004. Lambing, Peggy A. and Kuehl, Charles R., Entrepreneurship, 4th ed. United Prentice Hall, 2007.
States: Pearson
Lestari, Dwi. “Peningkatan motivasi dan hasil belajar kimia dengan pendekatan chemoentrepreneurship (cep) pada pokok bahasan hidrokarbon di sma kesatrian 2 semarang.” (2006). [e-journal] http (accessed 10 September 2010). . Parks, Sharon. D. Leadership can be taught. Boston: Harvard Business School
Press, 2005
Palmer, Parker J. Keberagaman mengajar. Jakarta: PT. Indeks, 2009 Rohmat, H. Impresi moderasi jalur pembelajaran dengan proses belajar kewirausahaan terhadap persepsi keberhasilan usahawan surakarta. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol 16 no 2 (Maret 2010)
Sanjaya, Wina. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Prenada Media Group, 2006
Jakarta:
Santrock, John W. Adolescence perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga, 2003. Siadari, Eben Ezer dan Harefa. The ciputra way. Jakarta: Gramedia, 2009. Slamet, Franky. Pendidikan kewirausahaan sebuah keniscayaan. akademika Slavin, robert e. psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Indeks, 2009. Jurnal Pendidikan Universitas Tarumanegara. Vol 11 no 1 (Juni 2009); Stanley, Charles. Success, God’s way. Batam: Gospel Press, 2001 Sudjana, Nana dan Ibrahim. Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007. ISBN 978 602 99075 3 7
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL IPA IV "Peranan Penelitian Bidang IPA dan Pembelajarannya Dalam Konteks Kurikulum 2013 serta Pendidikan Karakter"
Sugiyono. Metode penelitan pendidikan. pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan Bandung: Alfabeta, 2008.
r&d.
Suherman, Eman. Desain pembelajaran kewirausahaan. Bandung: Alfabeta, 2008. Susianna, Nancy. “Pengembangan program pembelajaran kimia untuk menumbuhkan sikap wirausaha siswa sma.” (Dr.diss, Universitas Pendidikan Indonesia, 2007). Suprayetkti. Penerapan model pembelajran interaktif pada mata pelajaran IPA di Jurnal Teknodik; Departemen Pendidikan Nasional Vol XII no 1 (juni 2008)
SD.
Sutjipto. “Minat siswa sekolah menengah kejuruan (smea) terhadap kewiraswataan.” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan no. 045 (November, 2003): 822- 839 Surapranata, Sumarna. Panduan penulisan tes tertulis. Bandung: Rosda, 2007 Winardi, J. Entrepreneur dan entrepreneurship. Jakarta: Kencana, 2010. Vaiday, Shipra. The problem – based learning model for teaching entrepreneurship. Journal Problem-Based Learnng and Creativity. Singapore, 2009
ISBN 978 602 99075 3 7