.b
ar
lb
su
:\\
tp
ht
.id
.g o
ps
:\\
ht tp
o. id
.g
.b ps
ba r
su l
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
ISBN: Nomor Publikasi: 76530.1701
Jumlah Halaman: x + 46 halaman
ps .
Naskah:
su lb ar
.b
Bidang Statistik Distribusi Gambar Kulit:
go .
Ukuran Buku: 17 cm x 25 cm
id
Katalog BPS: 7102019.76
Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
:\\
Diterbitkan Oleh:
ht tp
© BPS Provinsi Sulawesi Barat
Dicetak Oleh:
CV. Mitra Karya
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
ii
KATA PENGANTAR
Publikasi Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016 menyajikan data dan informasi yang menggambarkan tingkat kesejahteraan para petani selama tahun 2016. Data-data yang disajikan meliputi perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat, perkembangan NTP menurut subsektor, dan perbandingan NTP seSulawesi, serta perkembangan indeks harga konsumen perdesaan.
.b
ps .
go .
id
Kami menyadari bahwa data dan informasi yang diberikan dalam publikasi ini masih jauh dari kebutuhan para pemakai data, baik dari segi kecepatan penyajiannya maupun keterbatasan data dan informasi yang dikumpulkan dan diolah. Tetapi tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan data sehingga publikasi ini dapat disajikan. Kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk penyempurnaan publikasi dimasa yang akan datang.
ht tp
:\\
su lb ar
Akhirnya, semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Mamuju, Juli 2017 BPS Provinsi Sulawesi Barat Kepala,
Suntono, S.E, M.Si
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
iii
id go . ps . .b su lb ar :\\ ht tp Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
iv
Daftar Isi
DAFTAR ISI Halaman iii
Daftar Isi.....................................................................................
v
Daftar Tabel.................................................................................
vii
Daftar Grafik ...............................................................................
viii
id
Kata Pengantar............................................................................
go .
Daftar Lampiran .........................................................................
1
Latar Belakang.................................................................
1
II. Arti Angka NTP.................................................................
3
III. Kegunaan.........................................................................
4
IV. Konsep dan Definisi..........................................................
5
V. Metodologi.........................................................................
7
VI. Diagram Timbang..............................................................
11
VII. Klasifikasi Indeks...............................................................
14
Ulasan Singkat............................................................................
17
1. Perkembangan NTP Sulawesi Barat Tahun 2016 ..............
18
2. Perkembangan NTP Sulawesi Barat Tahun 2015 – 2016...
22
3. Perkembangan NTP Menurut Subsektor............................
25
ht tp
:\\
su lb ar
.b
I.
ps .
Pendahuluan...............................................................................
ix
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
v
25
b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) ....................................
27
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R)........
27
d. Subsektor Peternakan (NTP-T)....................................
28
e. Subsektor Perikanan (NTN).........................................
28
4. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Sulawesi Barat Tahun 2015 - 2016 .............................................................
29
id
a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)............................
30
6. Perkembangan Indeks Harga Konsumen Perdesaan........
31
Lampiran Tabel..........................................................................
37
ht tp
:\\
su lb ar
.b
ps .
go .
5. Perbandingan NTP Sulawesi Barat Dengan NTP Provinsi Se-Sulawesi ......................................................................
vi
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Daftar Isi
DAFTAR TABEL
Halaman Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Menurut Bulan, 2016 ........................................
19
Tabel 2
Perbandingan NTP Nasional dan NTP Sulawesi Barat, Tahun 2015 - 2016 ……………………………..
22
Tabel 3
Perbandingan NTP Sulawesi Barat Menurut Subsektor, Tahun 2015 - 2016 …………………….….
23
Tabel 4
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Sulawei Barat per Subsektor, Tahun 2015 - 2016 .....
29
Tabel 5
Perkembangan NTP se-Sulawesi Desember 2015 dan Desember 2016 ..................................................
31
Tabel 6
Perkembangan Inflasi Perdesaaan di Sulawesi Barat Menurut Kelompok Pengeluaran (Persen), 2016.......
34
ht tp
:\\
su lb ar
.b
ps .
go .
id
Tabel 1
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
vii
DAFTAR GRAFIK
Halaman NTP Indonesia dan NTP Sulawesi Barat Tahun 2016 ……………..................................................
21
Grafik 2
Perkembangan Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat Menurut Subsektor, Tahun 2016 ............................
26
Grafik 3
Perkembangan Indeks Harga Konsumen Perdesaan di Sulawesi Barat (Januari-Desember 2016), persen .........................................................
32
ht tp
:\\
su lb ar
.b
ps .
go .
id
Grafik 1
viii
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Daftar Isi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Tabel 1
Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100) ..........................................................................
39
Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Pangan di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100) .........................
40
Tabel 3
Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Hortikultura di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100) ......................................
41
Tabel 4
Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100) …..
Tabel 5
Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Peternakan di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100) ……………………….
43
Tabel 6
Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perikanan di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100) .......................................
44
Tabel 7
Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perikanan Kelompok Perikanan Tangkap di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100) ..........................................................................
45
go .
ps .
.b
su lb ar
42
:\\
Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perikanan Kelompok Budidaya Perikanan di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100) ..........................................................................
ht tp
Tabel 8
id
Tabel 2
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
46
ix
id
o.
ps .g
ar .b
lb
:\\ su
tp
ht
Pendahuluan
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG Sulawesi Barat yang terletak di sisi barat Pulau Sulawesi, adalah daerah yang sangat potensial. Provinsi yang terdapat 8 aliran sungai dan 8 gunung dengan ketinggian di atas 2.500 meter di atas permukaan laut menjadikan Sulawesi Barat mempunyai peluang yang cukup besar membangun pertanian. Kondisi iklim yang sangat
id
mendukung dan tersedianya lahan yang cukup merupakan peluang
go .
sekaligus tantangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk mewujudkan pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
ps .
Pemerintah terus melakukan gebrakan dalam pembangunan, Berbagai
kesejahteraan
kebijakan
masyarakat
dibuat
pada
su lb ar
kabupaten).
.b
mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah (provinsi dan untuk
meningkatkan
umumnya.
Perencanaan
Pembangunan Provinsi Sulawesi Barat
tahun 2017 berpedoman
pada Sembilan Isu-isu Strategis Rencana Pembangunan yang
:\\
terdiri dari: keterbelakangan dan ketertinggalan, kemiskinan, Indeks
ht tp
Pembangunan Manusia (IPM), infrastruktur, kualitas sumber daya manusia
(SDM),
pelayanan
publik,
komoditas
unggulan,
pengembangan dan pemekaran daerah serta kesenjangan wilayah Pembangunan disegala bidang yang cepat dan merata merupakan arah dan tujuan kebijakan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan. Adapun tujuan dari pembangunan itu sendiri adalah upaya peningkatan kesejahteraan bagi seluruh penduduk Indonesia pada umumnya dan masyarakat Sulawesi Barat pada khususnya. Berdasarkan penyebaran penduduk menurut lokasinya, pada umunya penduduk Indonesia bertempat tinggal di daerah perdesaan dengan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
1
Sehingga sangat diharapkan sektor pertanian ini dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan yang mampu meningkatkan pendapatan para petani dan mampu mengentaskan kemiskinan. Keberhasilan pembangunan tersebut selain dapat dilihat menggunakan data tentang pertumbuhan ekonomi, diperlukan juga data tentang ukuran tingkat kesejahteraan penduduk khususnya petani.
Salah
satu
indikator
yang
dapat
mengukur
tingkat
kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP).
id
Nilai Tukar Petani adalah rasio antara indeks harga yang
go .
diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dalam persentase. It merupakan suatu indikator tingkat kesejahteraan
ps .
petani produsen dari sisi pendapatan, sedangkan Ib dari sisi
.b
kebutuhan petani baik untuk konsumsi rumahtangga maupun produksi. Bila It atau Ib lebih besar dari 100, berarti It atau Ib lebih
su lb ar
tinggi dibandingkan It atau Ib pada tahun dasar. Secara konsepsional NTP adalah pengukur kemampuan tukar barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani dengan
:\\
barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan
ht tp
keperluan dalam memproduksi produk pertanian. Badan Pusat Statistik dalam menyusun NTP telah beberapa kali menggunakan tahun dasar yang berbeda. NTP yang pertama yaitu menggunakan tahun dasar tahun 1976 (1976=100), kemudian tahun
1983
(1983=100),
1987
(1987=100),
dan
tahun
1993
(1993=100). Seiring dengan terjadinya banyak perubahan baik dalam pergeseran nilai produksi komoditas pertanian maupun pola konsumsi (besaran nilai dan jenis variasi komoditas) penduduk perdesaan, maka tahun dasar NTP 1993=100 diubah ke tahun dasar 2007 (2007=100).
2
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Pendahuluan
Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP
id
tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah
go .
komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada
ps .
Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar
su lb ar
disajikan secara terpisah.
.b
Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga
II. ARTI ANGKA NILAI TUKAR PETANI/NTP
:\\
Secara umum ada tiga macam pengertian NTP yaitu:
ht tp
1. NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsi. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.
Dengan
demikian
kesejahteraan petani lebih baik
tingkat
dibanding tingkat
kesejahteraan petani sebelumnya. 2. NTP = 100, berarti petani mengalami impas/break even. Kenaikan/penurunan harga produksi sama dengan persentase konsumsi.
kenaikan/penurunan Tingkat
kesejahteraan
harga petani
barang tidak
mengalami perubahan. Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
3
3. NTP < 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga barang produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsi. Tingkat kesejahteraan petani pada suatu periode mengalami penurunan dibanding tingkat kesejahteraan petani pada periode sebelumnya. III. KEGUNAAN NILAI TUKAR PETANI/NTP bahan/indikator
pengukur
tingkat
keberhasilan
id
Sebagai
1.
go .
pembangunan, NTP memiliki banyak kegunaan antara lain adalah: Dari indeks harga yang diterima petani (It) dapat dilihat digunakan
juga
sebagai
data
penunjang
dalam
.b
ini
ps .
fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks
2.
su lb ar
penghitungan pendapatan sektor pertanian. Dari kelompok konsumsi rumah tangga dalam indeks harga yang dibayar petani (Ib), dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petani merupakan
bagian
:\\
yang
terbesar
dari
masyarakat
di
3.
ht tp
perdesaan.
Nilai tukar petani mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam memproduksi. Hal ini terlihat bila dibandingkan dengan kemampuan tukarnya pada tahun dasar. Dengan demikian, NTP dapat dipakai sebagai salah satu indikator dalam menilai tingkat kesejahteraan petani.
4
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Pendahuluan
IV. KONSEP DAN DEFINISI Beberapa konsep dan definisi yang digunakan dalam penghitungan NTP antara lain: 1.
Nilai tukar petani adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase.
2.
Indeks harga yang diterima petani (It) adalah indeks harga
id
yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil
Indeks harga yang dibayar petani (Ib) adalah indeks harga yang
menunjukkan
perkembangan
harga
ps .
3.
go .
produksi petani.
kebutuhan
rumahtangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi
.b
rumahtangga maupun kebutuhan untuk proses produksi
4.
Nilai
su lb ar
pertanian.
tukar
usaha
pertanian
(NTUP)
adalah
angka
perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It)
:\\
dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana
ht tp
komponen
Ib
Penambahan
hanya
terdiri
Barang
dari
Modal
Biaya
Produksi
(BPPBM).
dan
Dengan
dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar
petani (Ib), NTUP dapat
lebih mencerminkan
kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. 5.
Petani
yang
dimaksud
disini
adalah
orang
yang
mengusahakan usaha pada subsektor pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, hortikultura); subsektor peternakan, subsektor perikanan (penangkapan, budidaya); dan subsektor kehutanan atas resiko sendiri dengan tujuan Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
5
untuk dijual, baik sebagai petani pemilik maupun petani penggarap (sewa/kontrak/bagi hasil). Orang yang bekerja di sawah/ladang orang lain dengan mengharapkan upah (buruh tani) bukan termasuk petani. 6.
Harga yang diterima petani adalah rata-rata harga produsen dari hasil produksi petani sebelum ditambahkan biaya transportasi/pengangkutan dan biaya pengepakan kedalam harga penjualannya atau disebut Farm Gate (harga di
id
sawah/ladang setelah pemetikan). Pengertian harga rata-rata
go .
adalah harga yang bila dikalikan dengan volume penjualan petani akan mencerminkan total uang yang diterima petani Data
harga
tersebut
dikumpulkan
ps .
tersebut.
dari
hasil
7.
.b
wawancara langsung dengan petani produsen. Harga yang dibayar petani adalah rata-rata harga eceran
su lb ar
barang/jasa yang dikonsumsi atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya sendiri maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Data harga barang untuk produksi
:\\
keperluan
pertanian
dikumpulkan
dari
hasil
ht tp
wawancara langsung dengan petani, sedangkan harga barang/jasa untuk keperluan konsumsi rumahtangga dicatat dari hasil wawancara langsung dengan pedagang atau penjual jasa di pasar terpilih. 8.
Pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara penjual dengan
pembeli
atau
tempat
yang
biasanya terdapat
penawaran dan permintaan. Pada kecamatan yang sudah terpilih sebagai sampel, pasar yang dicatat haruslah pasar yang cukup mewakili dengan syarat antara lain: paling besar, banyak
pembeli
dan
penjual,
jenis
barang
yang
diperjualbelikan cukup banyak dan terjamin kelangsungan
6
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Pendahuluan
pencatatan harganya, serta terletak di daerah perdesaan (rural). 9.
Harga eceran perdesaan adalah harga transaksi antara penjual dan pembeli secara eceran di pasar setempat untuk tiap jenis barang yang dibeli dengan tujuan untuk dikonsumsi sendiri dan bukan untuk dijual kepada pihak lain. Harga yang dicatat adalah harga modus (yang terbanyak muncul) atau harga rata-rata biasa dari beberapa pedagang/penjual yang
id
memberikan datanya.
go .
V. METODOLOGI
ps .
Pengumpulan data harga dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan Daftar HKD-1, HKD-2.1, HKD-2.2,
su lb ar
adalah sebagai berikut:
.b
HD-1, HD-2, HD-3, HD-4, HD-5.1, HD-5.2 dan HD-6. Penjelasannya
1. Daftar HKD-1 digunakan untuk mencatat harga eceran barang/jasa
keperluan rumah tangga perdesaan
untuk
:\\
kelompok makanan. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan
ht tp
pada hari pasar yang terdekat dengan tanggal 15. 2. Daftar HKD-2.1 digunakan untuk mencatat harga eceran barang dan jasa keperluan rumah tangga perdesaan untuk kelompok bukan makanan khusus kelompok pengeluaran barang konstruksi, jasa, dan trasnportasi. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada hari pasar yang terdekat dengan tanggal 15. 3. Daftar HKD-2.2 digunakan untuk mencatat harga eceran barang dan jasa keperluan rumah tangga perdesaan untuk kelompok bukan makanan eceran barang dan jasa keperluan rumah tangga perdesaan untuk kelompok bukan makanan Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
7
selain kelompok pengeluaran barang konstruksi, jasa, dan trasnportasi. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada hari pasar yang terdekat dengan tanggal 15. 4. Daftar HD-1 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi pertanian tanaman pangan. Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.
id
5. Daftar HD-2 digunakan untuk mencatat harga produsen yang
go .
dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi hortikultura. Pencatatan harga dilakukan
ps .
pada kecamatan terpilih dengan menanyakan transaksi antara
.b
tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.
su lb ar
6. Daftar HD-3 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi tanaman perkebunan rakyat. Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan
ht tp
:\\
transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan. 7. Daftar HD-4 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi peternakan. Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan. 8. Daftar HP-5.1 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi perikanan tangkap. Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.
8
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Pendahuluan
9. Daftar HD-5.2 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi perikanan budidaya. Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan. 10. Daftar HD-6 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi kehutanan. Pencatatan harga dilakukan
id
pada kecamatan terpilih dengan menanyakan transaksi antara
11. Pemilihan Kecamatan terpilih
dalam
pencacahan
ps .
Kecamatan
go .
tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.
statistik
harga
.b
produsen didasarkan pada rancangan sampling dua tahap, yaitu:
su lb ar
a. Tahap pertama, pada setiap provinsi dipilih sejumlah kabupaten yang merupakan daerah sentra produksi pertanian secara purposif, kecuali provinsi di Jawa (selain
:\\
DKI Jakarta) seluruh kabupaten.
ht tp
b. Tahap kedua, dari setiap kabupaten terpilih, dipilih sejumlah kecamatan sentra produksi pertanian sesuai dengan daftar yang dikirim oleh masing-masing provinsi.
c.
Dalam pemilihan kecamatan observasi banyaknya sampel untuk provinsi di Jawa adalah 3 (tiga) kecamatan untuk setiap kabupaten, sedangkan untuk sampel di luar Jawa dipilih sebanyak 9 sampai 20 kecamatan untuk setiap provinsi.
12. Responden (petani) selain dari kecamatan terpilih juga harus berada di daerah perdesaan (rural). Responden tersebut sebaiknya yang banyak menjual bermacam produksi atau Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
9
dengan
kata
lain
memilih
responden
petani
yang
mengusahakan bermacam jenis tanaman. Begitu juga untuk pedagang di pasar. 13.
Pemilihan Pasar Pemilihan pasar dilakukan secara purposif di kecamatan perdesaan (rural) terpilih yang memenuhi kriteria: b.
beraneka ragam barang yang diperdagangkan;
c.
banyak masyarakat berbelanja disana;
d.
kelangsungan pencatatan data harga terjamin;
e.
terletak di daerah perdesaan (rural).
id
paling besar di kecamatan tersebut;
go .
14.
a.
Ib
adalah
formula
Indeks
Laspeyres
yang
.b
dan
ps .
Formula atau rumus yang digunakan pada penghitungan It
m
Pni
P i 1
P( n1)i Qoi
( n 1) i m
P Q
:\\
In
su lb ar
dikembangkan (Modified Laspeyres Indeces), yaitu:
oi
oi
ht tp
i 1
100
Keterangan: In
: Indeks harga bulan ke-n (It maupun Ib)
Pni
: Harga bulan ke-n untuk jenis barang ke-i
P(n-1)i
: Harga bulan ke-(n-1) untuk jenis barang ke-i
Pni/P(n-1)I : Relatif harga bulan ke-n untuk jenis barang ke-i Poi
: Harga pada tahun dasar untuk jenis barang ke-i
Qoi
: Kuantitas pada tahun dasar untuk jenis barang ke-i
m
: Banyaknya jenis barang yang tercakup dalam paket komoditas.
10
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Pendahuluan
Pertimbangan yang mendasari penggunaan formula diatas adalah sebagai berikut: a. Tren harga tidak dipengaruhi oleh perbedaan kualitas atau spesifikasi komoditas. b. Perbedaan harga komoditas antar kabupaten tidak berpengaruh. c.
Dapat
dilakukan
penggantian
spesifikasi
atau
penggantian jenis barang.
Keterangan: It Ib
go .
: Nilai Tukar Petani
su lb ar
NTP
ps .
It 100 Ib
.b
NTP
id
15. Formula untuk penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP):
: Indeks harga yang diterima petani : Indeks harga yang dibayar petani
:\\
16. Penyajian data berupa data runtun (series data) bulanan
ht tp
(Januari –Desember) tahun 2011. VI. DIAGRAM TIMBANG Penghitungan Indeks Laspeyres yang dikembangkan dalam
menghasilkan Nilai Tukar Petani (NTP) memerlukan diagram timbangan. Ada dua indeks yang digunakan untuk menghasilkan NTP, yaitu Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib). 1. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Penimbang yang digunakan untuk It adalah nilai produksi yang dijual petani dari setiap jenis barang hasil pertanian. Sebagai Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
11
data pokok untuk penghitungan diagram timbang ini diperlukan tiga macam
data
yaitu
kuantitas
produksi,
harga
produsen,
dan
persentase barang yang dijual (marketed surplus). a. Kuantitas Produksi Tiap Jenis Tanaman Data kuantitas produksi untuk sektor tanaman pangan dan tanaman perkebunan rakyat diperoleh dari Direktorat Statistik Pertanian BPS, disamping data dari Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian sebagai data penunjang. b. Harga Produsen
id
Data harga produsen pada tahun dasar 2007 diperoleh dari
go .
hasil pencacahan Daftar HD-1, HD-2, HD-3, HD-4, HD-5.1, c.
Persentase Marketed Surplus
ps .
HD-5.2, dan HD-6.
.b
Persentase Marketed Surplus adalah perbandingan antara
su lb ar
nilai produksi yang dijual petani dengan nilai produksinya untuk setiap jenis tanaman pertanian. 2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (Ib)
konsumsi
ht tp
pengeluaran
:\\
Penimbang setiap jenis rumah
barang
tangga,
yang
tercakup dalam
biaya
produksi
dan
penambahan barang modal adalah nilai setiap jenis barang yang dibeli petani dan ini berarti tidak termasuk nilai barang yang diproduksi sendiri. a. Kelompok Konsumsi Rumah Tangga Sumber data diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional
pengeluaran
rumah
(SUSENAS) tangga.
mengenai
Karena
konsumsi/
penimbang
yang
diinginkan adalah nilai konsumsi total seluruh rumah tangga petani selama setahun, maka nilai konsumsi yang didapat dari
12
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Pendahuluan
hasil SUSENAS ini harus dikalikan dengan jumlah petani atau rumah tangga perdesaan dalam periode waktu selama setahun. Untuk
sub
kelompok
makanan,
karena
data
SUSENAS khusus kelompok makanan dalam mingguan, maka harus dikalikan dengan banyaknya minggu dalam setahun (dalam hal ini 1 tahun = 52,14 minggu), sementara untuk kelompok bukan makanan karena data dalam bulanan, maka dikalikan dengan 12.
id
Data jumlah petani atau rumah tangga perdesaan
go .
juga diperoleh dari SUSENAS. Jenis barang (komoditas) yang
ps .
terdapat dalam SUSENAS ini harus disesuaikan dengan jenis barang yang ada pada Daftar HKD-1, HKD-2.1, dan HKD-2.2
.b
untuk mengikuti pekembangan harganya.
-
su lb ar
b. Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Sub kelompok Biaya Produksi, Upah dan lainnya Penimbang untuk kelompok ini adalah pengeluaran
:\\
ongkos-ongkos/biaya yang dibeli petani (tidak termasuk
ht tp
ongkos produksi yang berasal dari produksi sendiri). Data tersebut diperoleh dari hasil pengolahan Survei Struktur Ongkos Petani.
-
Sub kelompok Penambahan Barang Modal Jenis barang yang dicakup pada kelompok ini adalah barang yang penggunaannya tahan lama seperti cangkul, bajak, dan lainnya. Penimbang untuk kelompok ini diperoleh dari Survei Khusus Pendapatan Nasional dan Tabel Input-Output berupa persentase penambahan barang modal (cangkul, parang, linggis, dan lainnya) dari tiap jenis tanaman.
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
13
Untuk mendapatkan penimbang sub kelompok ini adalah dengan mengalikan persentase penambahan barang modal dengan nilai produksi dari setiap jenis barang pertanian yang dihasilkan petani. VII. KLASIFIKASI INDEKS Nilai Tukar Petani merupakan rasio antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib).
id
A. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) terdiri dari: a. Indeks kelompok tanaman padi
ps .
b. Indeks kelompok tanaman palawija
go .
1. Indeks Subsektor Tanaman Pangan:
2. Indeks Subsektor Tanaman Hortikultura:
.b
a. Indeks kelompok tanaman sayuran
su lb ar
b. Indeks kelompok tanaman buah-buahan 3. Indeks Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat: Indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat 4. Indeks Subsektor Peternakan:
:\\
a. Indeks kelompok ternak besar
ht tp
b. Indeks kelompok ternak kecil c. Indeks kelompok unggas d. Indeks kelompok hasil ternak 5. Indeks Subsektor Perikanan: a. Indeks kelompok penangkapan b. Indeks kelompok budidaya B. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) terdiri dari: 1. Indeks Kelompok Konsumsi Rumahtangga (KRT): a. Indeks sub kelompok bahan makanan b. Indeks sub kelompok makanan jadi c. Indeks sub kelompok perumahan
14
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Pendahuluan
d. Indeks sub kelompok sandang e. Indeks sub kelompok kesehatan f. Indeks sub kelompok pendidikan, rekreasi,dan olahraga g. Indeks sub kelompok transportasi dan komunikasi 2. Indeks Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM), terdiri dari: a. Indeks sub kelompok bibit b. Indeks sub kelompok obat-obatan dan pupuk d. Indeks sub kelompok transportasi
id
c. Indeks sub kelompok sewa lahan, pajak, dan lainnya
go .
e. Indeks sub kelompok penambahan barang modal
ht tp
:\\
su lb ar
.b
ps .
f. Indeks sub kelompok upah buruh petani
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
15
id
o.
ps .g
ar .b
lb
:\\ su
tp
ht
Ulasan Singkat
ULASAN SINGKAT Sulawesi Barat yang terletak di sisi barat Pulau Sulawesi, memiliki potensi alam yang cukup melimpah, baik yang belum tereksploitasi maupun yang sudah termanfaatkan dengan baik. Kondisi topografi Sulawesi Barat, yang bergunung-gunung dengan tekstur tanah yang cukup subur menjadikan daerah ini sangat potensial terhadap produksi hasil pertanian.
id
Sektor pertanian memiliki peranan yang tinggi dalam tatanan
go .
perekonomian Sulawesi Barat. Hal ini terlihat dari besarnya share sektor ini dalam proses penciptaan PDRB Sulawesi Barat. Pada tahun
ps .
2016 peranan sektor pertanian berkisar 41,30 persen. Besarnya share sektor pertanian terhadap PDRB membuktikan bahwa peran sektor ini
diharapkan
pemerintah
su lb ar
pertanian
.b
pertanian masih relatif dominan. Dengan besarnya peran sektor dapat
memperhatikan
peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan para petani pada khususnya.
:\\
Sektor pertanian masih menjadi pilihan lapangan pekerjaan
ht tp
yang paling diminati di Sulawesi Barat. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Agustus 2016 menunjukkan bahwa sekitar 49,76 persen penduduk Sulawesi Barat bekerja di sektor pertanian. Luasnya lahan potensi pertanian merupakan salah satu peluang modal masyarakat untuk menggantungkan sumber perekonomiannya di sektor pertanian. Semenjak terbentuknya Sulawesi Barat, tingkat kesejahteraan petani di daerah ini terlihat cukup baik yang dapat dilihat dari capaian NTP yang selalu berada di atas 100. Nilai tukar petani (NTP) merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan rumahtangga petani. Akan tetapi indikator ini bukanlah satu-satunya ukuran yang dapat digunakan untuk melihat Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
17
kesejahteraan
petani.
Masih
dibutuhkan
beberapa
indikator
pendukung lainnya. Publikasi Statistik Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat ini disajikan dengan maksud untuk memberikan informasi kepada pengguna data, baik instansi pemerintah maupun swasta mengenai perkembangan nilai tukar petani (NTP) selama tahun 2016. Berikut ini disajikan beberapa ulasan singkat mengenai perkembangan
NTP
Sulawesi
Barat
periode
Januari
sampai
PERKEMBANGAN NTP SULAWESI BARAT 2016
ps .
1.
go .
perkembangan indeks harga konsumen perdesaan.
id
Desember 2016, perkembangan NTP menurut subsektor, serta
Selama tahun 2016, pergerakan capaian NTP di Sulawesi
.b
Barat cenderung meningkat. Januari 2016, NTP Sulawesi Barat
su lb ar
dibuka pada skala 106,05 dengan nilai It dan Ib masing-masing 124,82 dan 117,70. Pada bulan Februari, NTP Sulawesi Barat mengalami penurunan menjadi sebesar 106,04. Pada bulan Februari
:\\
ini, NTP Sulawesi Barat berada pada posisi terendah selama tahun
ht tp
2017. NTP Sulawesi Barat meningkat cukup signifikan pada bulan April menjadi sebesar 106,65. Peningkatan yang cukup pesat ini dipicu oleh meningkatnya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,12 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) turun sebesar 0,39 persen. NTP tertinggi selama periode tahun 2017 dicapai pada bulan Oktober 2017 yaitu sebesar 109,79. Capaian NTP ini merupakan capaian tertinggi sejak tahun dasar 2012. Peningkatan NTP pada bulan Oktober mencapai 1,09 persen. Pemicu peningkatan NTP pada bulan Oktober adalah meningkatnya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,86 persen sedangkan indeks harga yang dibayar
18
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Ulasan Singkat
petani (Ib) turun 0,23 persen. Naiknya It ini disebabkan pada bulan Oktober harga padi dan palawija yang merupakan andalan petani subsektor tanaman pangan naik sehingga pendapatan petani tanaman pangan meningkat. Tabel 1 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Menurut Bulan, 2016
Indeks Harga Yang Diterima Petani (It)
Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)
Nilai Tukar Petani
(1)
(2)
(3)
(4)
117,70
106,05
go .
id
Bulan
124,82
Februari
125,07
117,95
106,04
Maret
125,19
117,98
106,11
April
125,35
117,53
106,65
125,50
117,71
106,61
127,10
118,22
107,51
127,58
119,08
107,14
Agustus
128,02
118,61
107,93
September
129,44
119,19
108,60
Oktober
130,55
118,91
109,79
November
130,22
119,90
108,61
Desember
130,01
120,72
107,70
2016
127,40
118,63
107,40
.b
su lb ar
Mei
ht tp
:\\
Juni Juli
ps .
Januari
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat
Perubahan positif tertinggi indeks harga yang diterima petani tertinggi dicapai pada bulan Juni 2017, yaitu sebesar 1,28 persen, Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
19
hanya mampu membuat NTP Sulawesi Barat meningkat sebesar 0,84 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang dibayar petani meningkat cukup tinggi, yaitu sebesar 0,43 persen. Pada bulan Juni 2017 ini, bertepatan dengan bulan puasa sehingga indeks harga konsumsi rumah tangga juga meningkat cukup tinggi. Hal yang cukup menggembirakan terjadi pada penghujung tahun 2016. Meskipun mengalami penurunan dibandingkan dua bulan sebelumnya, NTP Sulawesi Barat yang sebesar 107,70 pada bulan
id
Desember, berada di atas rata-rata NTP selama tahun 2016. It dan Ib
go .
pada bulan Desember masing-masing 130,01 dan 120,72. Jika dibandingkan dengan bulan November, NTP Desember mengalami
ps .
penurunan sebesar 0,84 persen. Perubahan negatif ini terjadi karena indeks yang diterima petani (It) turun sebesar 0,16 persen sedangkan
.b
indeks yang harus dibayar petani naik sebesar 0,68 persen.
su lb ar
Meningkatnya Ib yang cukup tinggi pada bulan Desember disebabkan oleh meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,82 persen.
:\\
Jika dibandingkan dengan NTP secara nasional selama
ht tp
tahun 2016, NTP Sulawesi Barat relatif lebih tinggi dibandingkan NTP nasional. Secara umum, pola pergerakan NTP Nasional hampir sama dengan NTP Sulawesi Barat. Pada awal tahun 2016, NTP Indonesia sebesar 102,55 sedangkan NTP Sulawesi Barat sebesar 106,05. Pada bulan Februari, NTP Sulawesi Barat turun sebesar 0,01 persen sedangkan NTP Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 0,31 persen. Namun, pada bulan Maret dan April, NTP Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan, dengan NTP pada bulan April sebesar 101,22 sedangkan NTP Sulawesi Barat justru menunjukkan peningkatan pada bulan Maret dan April 2017.
20
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Ulasan Singkat
Grafik 1 NTP Indonesia dan NTP Sulawesi Barat Tahun 2016 111.00
109.79 108.61
109.00 107.00 106.05
107.70 106.04
102.55 101.00
102.23 101.32
101.55
101.47 101.56
101.22
101.49
ps .
99.00
102.02
id
103.00
go .
105.00
.b
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Sulawesi Barat
su lb ar
Indonesia
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat
NTP Indonesia mengalami puncaknya pada bulan Januari,
:\\
yaitu sebesar 102,55 sedangkan NTP Sulawesi Barat berada pada
ht tp
posisi tertinggi pada bulan Oktober. Pada saat NTP Sulawesi Barat berada pada posisi tertinggi, NTP Indonesia mencapai 101,71. NTP Indonesia berada pada titik terendah pada bulan April yaitu sebesar 101,22. NTP Sulawesi Barat justru mengalami titik terendah pada bulan Februari dengan NTP sebesar 106,04. NTP Sulawesi Barat tahun 2016 jika dibandingkan bulan tahun
2015
mengalami
peningkatan
sebesar
2,91
persen.
Peningkatan ini akibat indeks harga yang diterima meningkat cukup tinggi, yaitu sebesar 5,90 persen, melebihi peningkatan indeks harga yang dibayar yang hanya meningkat sebesar 2,91 persen. NTP
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
21
Indonesia mengalami kondisi yang berbeda dengan NTP Sulawesi Barat. NTP Indonesia mengalami peningkatan yang kurang signifikan, yaitu sebesar 0,06 persen. Kondisi ini dipicu oleh meningkatnya indeks harga yang dibayar sebesar 4,23 persen sedangkan indeks harga yang diterima hanya meningkat 4,28 persen. Tabel 2 Perbandingan NTP Nasional dan NTP Sulawesi Barat, Tahun 2015 - 2016
(2)
Perubahan 2016 terhadap 2015 (%)
id
(1)
2016
go .
2015
(3)
ps .
Subsektor
120,66
125,83
4,28
118,77
123,79
4,23
c. Nilai Tukar Petani (NTPP)
101,59
101,65
0,06
a. Indeks yang Diterima (It)
120,30
127,40
5,90
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
115,27
118,63
2,91
c. Nilai Tukar Petani (NTPH)
104,36
107,40
2,91
:\\
2. Sulawesi Barat
su lb ar
a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib)
.b
1. Indonesia
(4)
ht tp
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat
2. PERKEMBANGAN NTP SULAWESI BARAT TAHUN 2015 - 2016 Pada Tabel 3 menunjukan perkembangan NTP menurut subsektor.
Dari
lima
subsektor,
semua
subsektor
mengalami
peningkatan. Subsektor yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah subsektor hortikultura, yaitu sebesar 4,80 persen. Subsektor perikanan mengalami peningkatan yang paling rendah dibandingkan subsektor lain yaitu sebesar 1,36 persen. Peningkatan NTP subsektor perikanan dipicu oleh peningkatan kelompok perikanan tangkap
22
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Ulasan Singkat
sebesar 3,80 persen sedangkan kelompok budidaya perikanan cenderung mengalami penurunan. Tabel 3 Perbandingan NTP Sulawesi Barat Menurut Subsektor, Tahun 2015 - 2016
2015
2016
Perubahan 2016 terhadap 2015 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
113,46
121,04
6,68
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
115,29
119,04
3,25
98,41
101,68
3,32
a. Indeks yang Diterima (It)
115,25
124,21
7,78
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
114,99
118,25
2,83
c. Nilai Tukar Petani (NTPH)
100,23
105,05
4,80
130,75
138,19
5,69
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
116,58
120,00
2,94
c. Nilai Tukar Petani (NTPR)
112,15
115,16
2,68
a. Indeks yang Diterima (It)
115,69
121,07
4,65
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
113,08
116,38
2,92
c. Nilai Tukar Petani (NTPT)
102,31
104,03
1,68
a. Indeks yang Diterima (It)
117,30
120,37
2,62
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
116,74
118,20
1,25
c. Nilai Tukar Petani (NTNP)
100,47
101,83
1,36
c. Nilai Tukar Petani (NTPP)
su lb ar
2. Hortikultura
ps .
a. Indeks yang Diterima (It)
.b
go .
1. Tanaman Pangan
id
Subsektor
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
ht tp
:\\
a. Indeks yang Diterima (It)
4. Peternakan
5. Perikanan
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
23
Subsektor
2015
2016
Perubahan 2016 terhadap 2015 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Indeks yang Diterima (It)
119,56
124,74
4,34
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
118,16
118,77
0,51
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
101,19
105,03
3,80
a. Indeks yang Diterima (It)
113,36
112,78
-0,51
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
114,28
117,22
c. Nilai Tukar Petani (NTPi)
99,20
go .
5a. Perikanan Tangkap
id
5b. Budidaya Perikanan
96,21
ps .
Gabungan :
2,57
-3,01
120,30
127,40
5,90
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
115,27
118,63
2,91
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
104,36
.b
a. Indeks yang Diterima (It)
2,91
su lb ar
107,40
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat
Pergerakan NTP subsektor tanaman pangan mengalami peningkatan, yaitu sebesar 3,32 persen dari 98.41 meningkat menjadi
:\\
101.68. Perubahan positif NTP subsektor ini disebabkan oleh adanya
ht tp
peningkatan yang cukup signifikan pada komponen indeks yang diterima petani yang mencapai 6,68 persen dari 113,46 pada tahun 2015 menjadi 121,04 pada tahun 2016. Sementara indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami pergerakan yang lebih lambat, yaitu sebesar 3,25 persen menjadi 119,04 pada tahun 2016. Perubaha positif NTP subsektor tanaman pangan ini mampu meningkatkan nilai rata-rata NTP subsektor tanaman pangan tahun 2016 menjadi di atas angka 100. Perkembangan NTP subsektor hortikultura yang mengalami perubahan positif tertinggi disebabkan meningkatnya indeks harga
24
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Ulasan Singkat
yang diterima petani sebesar 7,78 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani hanya meningkat sebesar 2,83 persen. NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor peternakan juga mengalami peningkatan. NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat meningkat 2,68 persen, disebabkan indeks yang diterima petani meningkat 5,69 persen, sementara indeks yang dibayar petani hanya meningkat 2,94 persen. Sementara NTP subsektor peternakan meningkat 1,68 persen disebabkan indeks yang
id
diterima meningkat 4,65 persen sedangkan indeks yang dibayar
go .
meningkat 2,92 persen.
NTP subsektor perikanan meningkat sebesar 1,36 persen.
ps .
Peningkatan ini disebabkan indeks harga yang diterima meningkat
.b
sebesar 2,62 sedangkan indeks harga yang dibayar hanya meningkat 1,25 persen. Akibatnya NTP subsektor perikanan meningkat pada
3.
su lb ar
tahun 2016 jika dibandingkan pada tahun 2015. PERKEMBANGAN NTP MENURUT SUBSEKTOR
:\\
Komponen/subsektor pembentuk NTP, terdiri dari subsektor
ht tp
tanaman pangan (NTPP); subsektor hortikultura (NTPH); subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR); subsektor peternakan (NTPT); dan subsektor perikanan (NTNP). Meskipun NTP Sulawesi Barat dan secara subsektor selalu berada diatas 100, akan tetapi kelompok budidaya perikanan nilainya masih dibawah 100 pada selama periode tahun 2016. a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Subsektor tanaman pangan adalah salah satu subsektor yang mengalami perkembangan yang cenderung turun. NTP subsektor ini pada awal tahun sebesar 104,90. Meskipun secara rata-rata Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
25
meningkat dibandingkan tahun 2015, namun pergerakan NTPP secara bulan ke bulan cenderung menurun. NTPP tertinggi terjadi pada bulan Februari 2016, yaitu sebesar 106,44, sedangkan terendah terjadi pada bulan Juni 2016, yaitu sebesar 98,69. Selama tahun 2016, NTPP mengalami penurunan tujuh kali dan mengalami kenaikan sebanyak empat kali. NTPP berada di bawah angka 100 sebanyak dua kali, yaitu bulan Mei dan Juni 2016.
Grafik 2 Perkembangan Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat Menurut
go .
id
Subsektor, Tahun 2016
112.10
Jan
ht tp
104.90 102.35 101.56 100.25
109.62
:\\
106.44
su lb ar
.b
ps .
120.62
NTPP
NPTH
107.91 106.84 103.51
107.25
104.74 101.41
100.88
100.24
Feb Mar Apr Mei Jun
115.00
100.94 98.69 Jul
Agt
NTPR
Sep Okt Nov Des NTPT
NTNP
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat
26
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Ulasan Singkat
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) NTP subsektor hortikultura memperlihatkan trend yang menggembirakan. Pada bulan Januari 2016, NTPH sebesar 101,56 mengalami peningkatan pada bulan-bulan berikutnya, sehingga pada bulan Desember 2016, NTPH menjadi sebesar 107,25. NTPH tertinggi terjadi pada bulan November 2016, yaitu sebesar 107,91. Titik terendah NTPH terjadi pada bulan Juli, yaitu sebesar 102,31. Selama tahun 2016, NTPH mengalami penurunan empat kali dan mengalami
id
kenaikan sebanyak tujuh kali.
go .
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
ps .
Secara umum NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat sudah di atas 100 dan merupakan subsektor dengan nilai tukar petani
.b
yang tertinggi dibanding dengan NTP subsektor lainnya. Hal ini mendapatkan
su lb ar
menunjukkan bahwa petani subsektor tanaman perkebunan rakyat peningkatan
kesejahteraan
yang
paling
tinggi
dibandingkan dengan petani pada subsektor lainnya jika dibandingkan tahun 2012. Nilai NTP subsektor ini selalu berada diatas level
:\\
Sulawesi Barat. NTPR pada bulan Januari tahun 2016 sebesar 112,10
ht tp
dan cenderung mengalami peningkatan selama periode tahun 2016. NTPR tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2016, yaitu sebesar 120,62. Titik terendah NTPR terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 109,62. Selama tahun 2016, NTPR mengalami penurunan lima kali dan mengalami kenaikan sebanyak enam kali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga produk yang dihasilkan petani
subsektor
tanaman
perkebunan
rakyat
mempunyai
kecenderungan meningkat lebih tinggi dibandingkan harga produksi tahun sebelumnya.
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
27
d. Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT perkembangan
selama yang
periode cukup
tahun
2016
menggembirakan.
menunjukkan Meskipun
perkembangannya mengalami fluktuasi, namun NTPT menunjukkan perubahan positif dalam kurun waktu setahun terakhir. NTPT tertinggi terjadi pada bulan Juli 2016, yaitu sebesar 106,84. Titik terendah NTPT terjadi pada bulan Februari 2016, yaitu sebesar 102,22. Selama tahun 2016, NTPT mengalami penurunan lima kali dan mengalami
id
kenaikan sebanyak enam kali. Hal ini berarti bahwa pergerakan harga
go .
produksi peternakan lebih cepat dibandingkan pergerakan harga pengeluarannya. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan peternak
.b
e. Subsektor Perikanan (NTNP)
ps .
selama tahun 2016 mengalami peningkatan.
su lb ar
Nilai Tukar Nelayan selama periode tahun 2016 menunjukkan kecenderungan perkembangan positif. NTNP memiliki perkembangan positif berarti kenaikan harga komoditi hasil pertanian perikanan secara umum lebih cepat dibandingkan kenaikan harga komoditi
:\\
untuk keperluan konsumsi dan produksi pertanian. Berarti daya tukar
ht tp
produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi pertanian subsektor perikanan secara umum lebih tinggi. NTNP tertinggi terjadi pada bulan Juli 2016, yaitu sebesar 103,52. Titik terendah NTNP terjadi pada bulan Maret 2016, yaitu sebesar 100,24. Selama tahun 2016, NTNP mengalami penurunan empat kali dan mengalami kenaikan sebanyak tujuh kali.
28
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Ulasan Singkat
4.
NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN (NTUP) SULAWESI BARAT TAHUN 2015 - 2016 Nilai tukar usaha pertanian (NTUP) merupakan indeks yang
membandingkan indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang dibayar. Indeks harga yang dibayar dalam hal ini mengeluarkan indeks konsumsi rumah tangga. Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga, NTUP lebih mencerminkan kemampuan petani karena hanya membandingkan produksi dan biaya produksi.
id
Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Sulawei
ps .
go .
Barat per Subsektor, Tahun 2015 - 2016
2016
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
105,22
110,51
5,03
2. Hortikultura
107,15
114,47
6,84
119,14
126,19
5,91
4. Peternakan
109,03
112,16
2,87
5. Perikanan
102,75
108,50
5,60
a. Tangkap
100,57
110,13
9,51
b. Budidaya
106,99
105,50
-1,39
111,02
116,80
5,21
su lb ar
(1)
2015
.b
Subsektor
ht tp
:\\
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
Nilai Tukar Usaha Pertanian
NTUP Sulawesi Barat meningkat sebesar 5,21 persen pada tahun 2016 jika dibandingkan tahun 2015. Hal ini karena perubahan positif It sebesar 5,90 persen lebih tinggi dibandingkan indeks BPBBM yang mengalami perubahan positif sebesar 0,66 persen. Perubahan Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
29
positif NTUP disebabkan oleh meningkatnya NTUP lima subsektor. NTUP subsektor hortikultura meningkat 6,84 persen dan merupakan subsektor yang paling tinggi perubahannya dibandingkan subsektor lainnya. Subsektor peternakan meningkat sebesar 2,87 persen dan merupakan NTUP yang mengalami perubahannya paling kecil dibandingkan
subsektor
lain.
Peningkatan
subsektor
tanaman
perkebunan rakyat sebesar 5,91 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 5,03 persen, dan subsektor perikanan sebesar 5,60 persen. PERBANDINGAN NTP SULAWESI BARAT DENGAN NTP
id
5.
go .
PROVINSI SE-SULAWESI
Secara regional NTP se-Sulawesi masih cukup bervariasi pada
ps .
tahun 2015 dan tahun 2016. Dari enam daerah yang ada, terdapat
.b
tiga provinsi yang NTP-nya dibawah 100. Hal ini menunjukkan bahwa secara garis besar tingkat kesejahteraan masyarakat di daerah ini petani
masih
dibawah
tingkat
su lb ar
khususnya
kesejahteraan
jika
dibandingkan pada tahun dasar (2012 = 100). Daerah tersebut adalah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara.
:\\
Dari enam provinsi di Pulau Sulawesi, hanya Sulawesi Utara
ht tp
yang mengalami perubahan negatif yaitu sebesar -0,27 persen. NTP Sulawesi Selatan cenderung stabil. Sementar itu, empat provinsi lainnya mengalami perubahan positif. Perubahan positif tertinggi terjadi pada Gorontalo, dimana NTP tahun 2015 yang sebesar 102,29 meningkat sebesar 3,10 persen menjadi 105,46 pada tahun 2016. Provinsi yang mengalami perubahan positif terbesar kedua adalah Sulawesi Barat. NTP Sulawesi Barat pada tahun 2015 sebesar 104,36, meningkat sebesar 2,91 persen menjadi 107,40 pada tahun 2016. NTP Sulawesi Tengah meniangkat sebesar 1,25 persen dari 98,12 pada tahun 2015 menjadi 99,35 pada tahun 2016. Perubahan
30
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Ulasan Singkat
positif yang cukup tinggi ini belum dapat membuat NTP Sulawesi Tengah menjadi di atas angka 100. NTP Sulawesi Tenggara merupakan provinsi yang mengalami peribahan positif terkecil, meningkat sebesar 0,11 persen dari 99,55 pada tahun 2015 menjadi 99,66 pada tahun 2016. Tabel 5. Perbandingan NTP se-Sulawesi Tahun 2015 - 2016
(1)
(2) 96,47
Sulawesi Tengah
98,12
ht tp
Gorontalo
:\\
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
(4)
96,21
-0,27 1,25
104,73
104,73
0,00
99,55
99,66
0,11
102,29
105,46
3,10
104,36
107,40
2,91
.b
99,35
su lb ar
Sulawesi Selatan
(3)
ps .
Sulawesi Utara
Perubahan 2016 terhadap 2015 (%)
2016
id
2015
go .
Provinsi
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat
6.
PERKEMBANGAN
INDEKS
HARGA
KONSUMEN
PERDESAAN Kelompok pengeluaran masyarakat di perdesaan terdiri atas kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
31
pendidikan, rekreasi, dan olah raga, dan kelompok transportasi dan komunikasi. Selama tahun 2016, deflasi perdesaan terjadi tiga kali yaitu pada pada bulan April, Agustus, dan Oktober. Deflasi perdesaan pada bulan April sebesar 0,39 persen dipengaruhi oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,81 persen dan kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi 1,71 persen. Lima kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi perdesaan, dimana
id
kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau
go .
0,56 persen, kelompok pengeluaran perumahan 0,08 persen, kelompok pengeluaran sandang 0,25 persen, kelompok pengeluaran
Perkembangan Indeks Harga Konsumen Perdesaan di
su lb ar
Grafik 3
.b
rekreasi, dan olahraga 0,29 persen.
ps .
kesehatan 0,51 persen, dan kelompok pengeluaran pendidikan,
Sulawesi Barat (Januari - Desember 2016), persen 1.20
0.40 0.20 0.00 -0.20
:\\
0.60
0.73
ht tp
0.80
0.20
0.82 0.61
0.57
0.21
0.05
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
-0.40 -0.60
0.97
0.91
1.00
-0.31
-0.39 -0.53
-0.80 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat
32
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Ulasan Singkat
Pada bulan Agustus, deflasi perdesaan sebesar 0,53 persen dan merupakan deflasi tertinggi selama periode tahun 2016. Deflasi di bulan Agustus dipicu oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran makanan sebesar 1,44 persen. Lima kelompok pengeluaran lainnya mengalami
inflasi
perdesaan,
dimana
kelompok
pengeluaran
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,15 persen, kelompok pengeluaran
perumahan
0,46
persen,
kelompok
pengeluaran
sandang 0,10 persen, kelompok pengeluaran kesehatan 0,25 persen, dan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,38
id
persen. Sementara itu indeks kelompok pengeluaran transportasi dan
go .
komunikasi cenderung stabil.
ps .
Sulawesi Barat mengalami deflasi perdesaan terendah pada bulan Oktober 2017, yaitu sebesar 0,31 persen. Pemicu deflasi ini 1,04
mengalami
persen
sedangkan
su lb ar
sebesar
.b
adalah turunnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan inflasi
perdesaan.
lima
Indeks
kelompok
pengeluaran
kelompok
pengeluaran
pendidikan, rekreasi, dan olahraga cenderung stabil.
:\\
Sementara itu, inflasi perdesaan tertinggi terjadi pada bulan
ht tp
November 2017 sebesar 0,97 persen, disebabkan perubahan positif pada enam kelompok pengeluaran yaitu kelompok pengeluaran bahan makanan 1,79 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,63 persen, kelompok pengeluaran perumahan 0,08 persen, kelompok pengeluaran sandang 0,29 persen, kelompok pengeluaran
kesehatan
0,12
persen,
kelompok
pengeluaran
pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,07 persen, dan kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi 0,06 persen. Sementara itu, mengalami deflasi sebesar 0,23 persen.
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
33
Tabel 6. Perkembangan Inflasi Perdesaaan di Sulawesi Barat Menurut Kelompok Pengeluaran (Persen), 2016 Kelompok Pengeluaran Indeks Konsumsi Rumah Tangga
(1)
(2)
Makanan Jadi, MInuman, Rokok & Tembakau (3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
1,33
0,75
0,74
0,72
0,89
0,20
-1,48
0,73
Februari
0,24
0,35
0,12
-0,01
0,58
0,06
-0,13
0,20
Maret
-0,03
0,20
0,05
0,12
0,04
April
-0,81
0,56
0,08
0,25
0,51
Mei
0,24
0,35
0,30
0,07
0,42
Juni
0,76
0,75
0,13
0,48
Juli
1,61
0,49
0,17
0,91
Agustus
-1,44
0,15
0,46
September
0,94
0,73
Oktober
-1,04
0,67
November
1,79
0,63
Desember
1,44
0,45
id
Kesehatan
-0,22
0,19
0,05
0,29
-1,71
-0,39
0,32
-0,31
0,21
ps .
go .
Sandang
Transportasi & Komunikasi
0,07
-0,10
0,42
0,57
0,34
0,63
-0,04
0,91
0,25
0,00
-0,53
.b
Perumahan
0,38
0,03
0,13
0,12
0,01
0,33
0,61
0,11
0,04
0,15
0,00
0,05
-0,31
0,08
0,29
0,12
0,07
0,23
0,97
0,50
0,10
0,02
-0,11
0,25
0,82
0,10
su lb ar
Bahan Makanan
:\\
Bulan
Pendidikan, Rekreasi, & OR
ht tp
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat
Inflasi perdesaan terendah terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 0,05 persen. Inflasi pada bulan ini dipicu oleh meningkatnya indeks harga lima kelompok pengeluaran, dimana indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat sebesar 0,20 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,05 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,12 persen indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan
sebesar
0,04
persen,
dan
kelompok
pengeluaran
transportasi dan komunikasi sebesar 0,19 persen. Sementara itu,
34
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Ulasan Singkat
indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan turun sebesar 0,03 persen dan indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan,
ht tp
:\\
su lb ar
.b
ps .
go .
id
rekreasi dan olah raga turun sebesar 0,22 persen.
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
35
id
o.
ps .g
ar .b
lb
:\\ su
tp
ht
id
o.
ps .g
ar .b
lb
:\\ su
tp
ht LAMPIRAN TABEL
id
o.
ps .g
ar .b
lb
:\\ su
tp
ht
Lampiran Tabel
Indeks Harga Yang Diterima Petani
Indeks Harga Yang Dibayar Petani
Nilai Tukar Petani
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari
124,82
117,70
106,05
Februari
125,07
117,95
106,04
Maret
125,19
117,98
106,11
April
125,35
117,53
106,65
Mei
125,50
117,71
106,61
Juni
127,10
118,22
107,51
Juli
127,58
ar .b
119,08
107,14
128,02
118,61
107,93
129,44
119,19
108,60
Oktober
130,55
118,91
109,79
November
130,22
119,90
108,61
Desember
130,01
120,72
107,70
2016
127,40
118,63
107,40
tp
o.
ps .g
:\\ su
September
lb
Agustus
id
Periode
ht
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100)
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
39
Indeks Harga Yang Diterima Petani
Indeks Harga Yang Dibayar Petani
Nilai Tukar Petani
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari
123,68
117,90
104,90
Februari
125,83
118,22
106,44
Maret
125,37
118,29
105,99
April
120,27
117,95
Mei
118,25
Juni
117,63
Juli
118,00
119,57
98,69
Agustus
120,15
119,10
100,88
September
119,47
119,70
99,81
120,62
119,39
101,02
120,85
120,34
100,43
Desember
122,33
121,19
100,94
2016
121,04
119,04
101,68
o.
ps .g
101,97
118,13
100,10
118,68
99,12
ar .b
ht
tp
November
:\\ su
Oktober
id
Periode
lb
Tabel 2 Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Pangan di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100)
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat
40
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Lampiran Tabel
Indeks Harga Yang Diterima Petani
Indeks Harga Yang Dibayar Petani
Nilai Tukar Petani
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari
119,00
117,17
101,56
Februari
120,65
117,48
102,70
Maret
123,75
117,52
105,30
April
123,69
117,06
105,66
Mei
123,82
117,31
105,54
Juni
124,38
117,86
105,53
121,48
118,75
102,31
123,68
118,26
104,59
125,25
118,98
105,27
Oktober
126,69
118,60
106,82
November
129,04
119,58
107,91
Desember
129,13
120,40
107,25
2016
124,21
118,25
105,05
ht
tp
ps .g
:\\ su
September
ar .b
Agustus
lb
Juli
o.
Periode
id
Tabel 3 Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Hortikultura di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100)
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
41
Indeks Harga Yang Diterima Petani
Indeks Harga Yang Dibayar Petani
Nilai Tukar Petani
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari
133,49
119,09
112,10
Februari
131,69
119,25
110,44
Maret
130,82
119,34
109,62
April
134,37
118,81
Mei
136,08
Juni
139,50
Juli
141,71
120,53
117,58
Agustus
139,89
119,99
116,59
September
142,14
120,62
117,84
145,05
120,25
120,62
142,96
121,30
117,85
Desember
140,61
122,27
115,00
2016
138,19
120,00
115,16
o.
ps .g
113,10
119,02
114,34
119,58
116,66
ar .b
ht
tp
November
:\\ su
Oktober
id
Periode
lb
Tabel 4 Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100)
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat
42
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Lampiran Tabel
Indeks Harga Yang Diterima Petani
Indeks Harga Yang Dibayar Petani
Nilai Tukar Petani
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari
118,40
115,68
102,35
Februari
118,55
115,97
102,22
Maret
118,73
115,91
102,43
April
119,19
103,15
Mei
119,14
115,61
103,06
Juni
120,96
115,93
104,34
121,26
116,66
103,94
122,34
116,30
105,20
124,63
116,65
106,84
Oktober
123,13
116,61
105,59
November
122,80
117,56
104,46
Desember
123,77
118,16
104,74
2016
121,07
116,38
104,03
ht
tp
115,55
ps .g
:\\ su
September
ar .b
Agustus
lb
Juli
id
Periode
o.
Tabel 5 Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Peternakan di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100)
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
43
Indeks Harga Yang Diterima Petani
Indeks Harga Yang Dibayar Petani
Nilai Tukar Petani
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari
118,10
117,80
100,25
Februari
119,35
117,88
101,24
Maret
118,08
117,79
100,24
April
118,36
116,85
Mei
118,71
Juni
120,73
Juli
122,65
118,48
103,52
Agustus
121,69
117,99
103,14
September
122,74
118,57
103,51
121,26
118,48
102,35
121,04
119,44
101,34
Desember
121,70
120,02
101,41
2016
120,37
118,20
101,83
o.
ps .g
101,30
117,24
101,25
117,87
102,43
ar .b
ht
tp
November
:\\ su
Oktober
id
Periode
lb
Tabel 6 Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perikanan di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100)
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat
44
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
Lampiran Tabel
Indeks Harga Yang Diterima Petani
Indeks Harga Yang Dibayar Petani
Nilai Tukar Petani
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari
121,22
118,71
102,12
Februari
123,09
118,72
103,68
Maret
121,28
118,62
102,24
April
122,15
117,36
104,08
Mei
122,86
117,72
104,36
Juni
125,58
118,34
106,12
128,06
118,91
107,69
126,52
118,44
106,82
September
128,13
119,00
107,67
Oktober
125,78
118,95
105,75
tp
125,70
119,94
104,80
Desember
126,55
120,49
105,03
2016
124,74
118,77
105,03
November
o.
ps .g
ar .b
:\\ su
Agustus
lb
Juli
id
Periode
ht
Tabel 7 Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perikanan Kelompok Perikanan Tangkap di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100)
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
45
Indeks Harga Yang Diterima Petani
Indeks Harga Yang Dibayar Petani
Nilai Tukar Petani
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari
112,68
116,22
96,95
Februari
112,85
116,43
96,92
Maret
112,54
116,36
April
111,79
115,95
96,41
Mei
111,53
116,42
95,79
Juni
112,33
117,06
95,95
Juli
113,27
117,72
96,22
Agustus
113,32
117,21
96,69
113,38
117,83
96,22
113,42
117,67
96,39
112,96
118,58
95,26
Desember
113,30
119,20
95,05
2016
112,78
117,22
96,21
ht
November
96,72
o.
ps .g
ar .b
tp
Oktober
:\\ su
September
id
Periode
lb
Tabel 8 Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perikanan Kelompok Budidaya Perikanan di Provinsi Sulawesi Barat, 2016 (2012=100)
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat
46
Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016
lb
su
:\\
tp
ht
id
o.
ps .g
ar .b