ar
ab
pu
pa
://
tp
ht
go .id
at .b ps .
ar
ab
pu
pa
://
tp
ht
go .id
at .b ps .
ar
ab
pu
pa
://
tp
ht
go .id
at .b ps .
ar
ab
pu
pa
://
tp
ht
go .id
at .b ps .
KATALOG
: 2089-1938 : 91550.16.17 : 1101002.91 : 17.6 cm x 25 cm : xiii + 49
at .b ps .
ISSN No. Publikasi Katalog BPS Ukuran Buku Jumlah Halaman
go .id
STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2016
ab
ar
Naskah : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
tp
://
pa
pu
Gambar Kulit : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
ht
Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengkomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 i
i
ar
ab
pu
pa
://
tp
ht
go .id
at .b ps .
TIM PENYUSUN STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2016 Anggota Tim Penyusun
: Drs. Simon Sapary, M.Sc
Editor
: Drs. Jerison Sumual, MM
Penulis
: Fitrah Sarah Ramadhani, SST
Pengolah Data
: Fitrah Sarah Ramadhani, SST
Desain Buku
: Alwan Mubarok, SST
ht
tp
://
pa
pu
ab
ar
at .b ps .
go .id
Pengarah
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 i
i
ar
ab
pu
pa
://
tp
ht
go .id
at .b ps .
Kata Pengantar Publikasi Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Provinsi Papua Barat yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data
go .id
memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Provinsi Papua Barat. Publikasi ini mengemas isu-isu terkini perkembangan pembangunan yang
at .b ps .
ditampilkan dalam bentuk lebih informatif dan menarik.
Publikasi Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada publikasi ini lebih
ab
ar
menekankan pada analisis.
Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 memuat berbagai informasi/indikator terpilih
pu
yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Provinsi Papua Barat dan diharapkan dapat menjadi bahan
pa
rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
tp
://
Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan
ht
akademisi maupun masyarakat luas.
Manokwari, September 2016 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat,
Drs. Simon Sapary, M.Sc.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 vi
vi
ar
ab
pu
pa
://
tp
ht
go .id
at .b ps .
Statistik Kunci No.
Uraian
Satuan
2014
2015
Jumlah penduduk
ribu orang
849,8
871,5
2
Jumlah penduduk 15 thn keatas yang bekerja
ribu orang
378,4
380,2
3
Jumlah Angkatan kerja
ribu orang
398,4
413,6
4
TPAK
persen
68,30
68,68
5
TPT
persen
5,02
8,08
6
Laju Inflasi
persen
1,74
1,15
7
Ekspor (juta)
juta rupiah
51 704 120
41 440 327
8
Impor (juta)
juta rupiah
30 095 101
23 156 109
9
Pertumbuhan Ekonomi
persen
5,44
4,10
10
PDRB ADHB (juta)
rupiah
58 320 896,3
62 882 024,4
11
PDRB ADHK (juta)
rupiah
50 287 040,8
52 347 420,7
12
PDRB per Kapita (juta)
rupiah
68,63
72,15
13
Jumlah Penduduk miskin (ribu)
orang
225,46
225,54
14
Persentase penduduk miskin
persen
26,26
25,73
15
Angka partisipasi sekolah 7-12 tahun
persen
96,65
96,74
16
Angka partisipasi sekolah 13-15 tahun
persen
96,28
96,58
17
Angka partisipasi sekolah 16-18 tahun
persen
79,87
79,99
18
IPM
persen
61,28
61,73
ht
tp
://
pa
pu
ab
ar
at .b ps .
go .id
1
Catatan: 1. Berdasarkan Proyeksi DAU 2. Kondisi bulan Agustus (Sakernas) 3. Angka inflasi Papua Barat per Bulan Desember menggunakan tahun dasar 2012=100 4. Termasuk ekspor dan impor antar provinsi 5. Jumlah penduduk miskin kondisi bulan September, olahan Susenas September 2014 dan 2015
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 viii
viii
Penjelasan Teknis Angka Kematian Bayi adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran.
Desa pesisir/tepi laut adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut (atau merupakan desa pulau).
Angka Kematian Balita adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia lima tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran.
Angka Reproduksi Neto adalah rasio bayi wanita yang hidup sampai usia ibunya dikalikan dengan angka reproduksi bruto.
pu
ab
ar
Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per Km2.
Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur.
at .b ps .
Desa bukan pesisir adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang tidak berbatasan langsung dengan laut atau tidak mempunyai pesisir.
go .id
Daerah administrasi adalah wilayah administrasi yang sudah memiliki dasar hukum yang sah menurut Departemen Dalam Negeri.
://
pa
Laju pertumbuhan penduduk adalah rata-rata tahunan laju perubahan jumlah penduduk di suatu daerah selama periode waktu tertentu.
tp
Angka Melek Huruf Dewasa adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis, dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas.
ht
Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah perbandingan antara jumlah penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th) yang bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th). Bersekolah adalah mereka yang perlu mengikuti pendidikan di jalur formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/ SMK/MA atau PT) maupun non formal (paket A, paket B atau paket C).
Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja.
ix
Angka Kelahiran Total adalah setiap wanita di Indonesia secara hipotesis akan melahirkan anak hingga masa berakhir reproduksinya (15 – 49) tahun.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 ix
IPM adalah indeks komposit dari gabungan 4 (empat) indikator yaitu angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita.
go .id
yang menunjukkan perbandingan relatif antara tingkat harga (konsumen/eceran) pada saat bulan survei dan harga tersebut pada bulan sebelumnya. Inflasi adalah indikator yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani
pu
ab
ar
Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna.
Indeks Harga Konsumen adalah angka/indeks
at .b ps .
Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih kepada pemakai akhir.
tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah satu indikator penting untuk mengetahui
pa
kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu.
://
Garis kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan nonmakanan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap berada pada kehidupan yang layak.
ht
tp
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita adalah Produk Domestik Regional Bruto dibagi dengan penduduk pertengahan tahun.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masingmasing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.
PDRB Harga Berlaku adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. PDRB Harga Konstan adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 x
x
ar
ab
pu
pa
://
tp
ht
go .id
at .b ps .
Daftar Isi
at .b ps .
ab
ar
1 4 7 11 14 17 18 19 21 23
tp
://
pa
pu
Geografi dan Iklim Pemerintahan Penduduk Ketenagakerjaan Pendidikan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pembangunan Manusia Pertanian Pertambangan dan Energi
ht
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
go .id
Katalog Buku Tim Penyusun Kata Pengantar Statistik Kunci Penjelasan Teknis Daftar Isi
11 Industri Pengolahan 12 Konstruksi 13 Hotel dan Pariwisata 14 Transportasi dan Komunikasi 15 Perbankan dan Investasi 16 Harga-Harga 17 Pengeluaran Penduduk 18 Perdagangan 19 Pendapatan Regional 20 Perbandingan Regional Lampiran Tabel
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 xii
Iii iv vi viii ix xii
25 27 29 31 33 34 35 36 37 40 43
xii
ar
ab
pu
pa
://
tp
ht
go .id
at .b ps .
GEOGRAFI DAN IKLIM
1
Teluk Bintuni Wilayah Terluas di Papua Barat Berdasarkan Permendagri Nomor 6 Tahun 2008, diantara 11 Kabupaten/kota di Papua Barat, Kabupaten Teluk Bintuni memiliki luas wilayah terluas yaitu 21,48 persen.
Gambar
Papua Barat adalah provinsi termuda ketiga di Indonesia. Provinsi Papua Barat dimekarkan dari
1.1
Peta Wilayah Provinsi Papua Barat
Provinsi Papua berdasarkan UU No. 45 Tahun 1999. Dan berdasarkan Inpres No. 1 tahun 2003 provinsi ini bernama Irian Jaya Barat. Kemudian sejak 6 Februari 2007 resmi bernama Provinsi Papua Barat. Secara geografis letak Provinsi Papua Barat
go .id
yang termasuk dalam wilayah Indonesia timur ini berada di daerah sekitar ekuator, yaitu tepatnya pada
wilayah Provinsi Papua Barat adalah: Selatan: Laut Banda dan Provinsi Maluku
ab
Barat: Laut Seram dan Provinsi Maluku
ar
Utara: Samudera Pasifik
Timur: Provinsi Papua
Gambar
124º,00” hingga 132º’0” Bujur Timur. Batas-batas
at .b ps .
koordinat 0º,0” hingga 4º,0” Lintang Selatan dan
1.2
Persentase Luas Wilayah Provinsi Papua Barat Menurut Kabupaten/Kota 2015
pu
Pada awal pemekarannya, Provinsi Papua Barat
pa
hanya terdiri dari Kabupaten Fakfak, Sorong,
://
Manokwari, dan Kota Sorong. Saat ini Papua Barat
tp
terbagi dalam 13 (tiga belas) wilayah administrasi yang
ht
terdiri dari 12 (dua belas) kabupaten dan 1 (satu) kota. Kabupaten/kota pada Provinsi Papua Barat, antara lain: Kabupaten Fakfak, Kaimana, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Manokwari, Sorong Selatan, Sorong, Raja Ampat, Tambrauw, Maybrat, Manokwari Selatan,
Sumber: Permendagri No. 6 Tahun 2008
Pegunungan Arfak, dan Kota Sorong. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
TAHUKAH ANDA ?
Nomor 6 tahun 2008 luas wilayah Provinsi Papua
Seiring dengan luas wilayahnya yang terkecil diantara kabupaten/ kota di Provinsi Papua Barat, Kota Sorong juga memiliki kecamatan paling sedikit, yakni sebanyak 6 buah.
Barat adalah 99.671,63 Km2. Wilayah terluas adalah Kabupaten Teluk Bintuni (20,91%) dan wilayah terkecil adalah Kota Sorong (0,66%).
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 1
1
1
GEOGRAFI DAN IKLIM Morfologi Bentang Alam Papua Barat Terjal dan Landai Bentang alam Papua Barat memiliki morfologi terjal di bagian utara di kepala burung dan di selatan bagian leher burung, sedaangkan pada bagian pantai selatan relatif landai.
Geologi Papua dipengaruhi dua elemen tektonik besar yang saling bertumbukan dan serentak aktif. Pada saat ini, Lempeng Samudera Pasifik-Caroline bergerak ke barat-baratdaya dengan kecepatan 7,5 cm/th, sedangkan Lempeng Benua Indo-Australia bergerak ke utara dengan kecepatan 10,5 cm/ th. Tumbukan
ini
membentuk
suatu
tatanan
go .id
struktur kompleks terhadap Papua Barat (Papua), yang sebagian besar dilandasi kerak Benua Indo-Australia. Dari sisi morfologi bentang alam, wilayah
at .b ps .
Tipologi geografis Papua Barat Sumber: Google Image
Provinsi Papua Barat sebagian besar terdiri dari daerah pesisir dan pegunungan serta dataran rendah yang umumnya terdapat di lembah dan sepanjang
ar
pantai. Luas area dataran rendah (dataran dengan
pu
ab
ketinggian 1-100 meter dpl) merupakan yang terbesar, yakni mencapai 47,89 persen dari seluruh luas area Provinsi Papua Barat.
pa
Seiring dengan morfologi permukaan bumi pada
://
Provinsi Papua Barat yang sebagian besar merupakan
tp
dataran rendah, sebagian besar area yang ditinggali
ht
penduduk merupakan tempat dengan tipe dataran. Hingga 61,96 persen wilayah desa/kelurahan di Papua Barat berada di dataran, sementara hanya 9,89 persen wilayah desa/ kelurahan yang berada di lembah. Seluruh wilayah kabupaten/kota di Papua Barat berbatasan dengan laut, tetapi hanya 34,65 persen
TAHUKAH ANDA ?
desa/kelurahan yang berada di daerah pesisir. Wilayah
Terdapat lebih dari 90 sungai di Provinsi Papua Barat, dengan sungai Kamundan, Sorong Selatan sebagai sungai terpanjang, yakni 374,08 km
2
desa lainnya tidak berbatasan dengan laut (bukan pesisir), yaitu sebesar 65,35 persen.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 2
1
GEOGRAFI DAN IKLIM Hampir Sembilan Bulan Diguyur Hujan
Gambar
Di beberapa daerah di Papua Barat selama hampir sembilan bulan diguyur hujan dalam satu tahun, sementara itu di beberapa wilayah dengan hari hujan terendah pun selama satu tahun diguyur hujan hampir sepanjang delapan bulan.
Sepanjang tahun 2015, suhu udara rata-rata di Provinsi Papua Barat berkisar antara 26,6 ºC hingga
1.3
Persentase Desa/Kelurahan Berdasarkan Topografi Wilayah 2014
28,20 ºC. Suhu udara rata-rata terendah terjadi pada Puncak/ Lereng (28,14%)
bulan Februari, sedangkan suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan September hingga Oktober
Lembah (9,89%)
2015. Sementara itu, suhu udara minimum pada tahun
Dataran (61,96%)
2015 mencapai 22,90 ºC dan terjadi pada bulan
go .id
Agustus. Di sisi lain, suhu udara maksimum terjadi pada bulan Mei 2015, yakni menembus 32,1 ºC.
1010,0 mb. Tekanan udara terendah terjadi pada Bulan Januari 2015, sementara tekanan udara tertinggi
ar
terjadi pada Bulan Juli 2015. Selanjutnya, kecepatan
Sumber: Sensus Potensi Desa (PODES), 2014
Tabel
Provinsi Papua Barat berkisar pada 1008,4 hingga
at .b ps .
Tekanan udara rata-rata tahun 2015 pada
ab
angina rata-rata Provinsi Papua Barat pada tahun
1.1
Keadaan Iklim menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2015
2015 berkisar antara 14,20 hingga 21,20 knot.
pu
Kecepatan angina rata-rata terkencang terjadi pada
pa
Bulan Maret 2015, sementara kecepatan angin ratarata terlambat terjadi pada Bulan Mei 2015.
26,60
28,20
Rata-rata Kecepatan Angin (knot)
14,20
21,20
1 008,40
1 010,00
32,40
676,00
9
27
://
tp
Rata-rata Curah Hujan (mm )
ht
Rata-rata Hari Hujan (hari)
tahun 2015, yakni dari Januari hingga Juni 2015, curah hujan yang terjadi di Provinsi Papua Barat cukup
Maksimum
Suhu Udara Rata-rata (oC)
3
pada 2779,3 hingga 4072,7 mm3. Pada semester awal
intensif, berkisar di atas 100
Minimum
Rata-rata Tekanan Udara (mb)
Curah hujan sepanjang tahun 2015 berkisar
mm3.
Uraian
Sumber: Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manokwari, 2015
Curah hujan mulai
menurun pada Bulan Juli 2015, tetapi melonjak pada Bulan Desember 2015, hingga mencapai 537,60 mm 3. TAHUKAH ANDA ?
Seiring dengan curah hujan yang mengguyur wilayah Provinsi Papua Barat, frekuensi hari hujan di semester
Desa Warmu di Distrik Aifat Timur Selatan adalah satu-satunya desa di Kabupaten Maybrat yang berbatasan dengan laut (daerah pesisir).
awal tahun 2015 juga lebih banyak daripada semester akhirnya. Meskipun demikian, hari hujan terbanyak terjadi di Desember 2015, yakni sebanyak 27 hari.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 3
3
2
PEMERINTAHAN Pasangan Abraham O. Atururi - Irene Manibuy Memimpin Irene Manibuy terpilih untuk memegang jabatan Wakil Gubernur hingga akhir periode kepemimpinan pada tahun 2016, menggantikan Drs. Rahimin Katjong, M.Ed untuk mendampingi Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi hingga akhir masa bhakti pada 2016.
Gambar
2.1
Provinsi
Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Masa Bhakti 2012-2016
Papua
Barat
menggelar
pesta
demokrasi untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur pertama kali pada 5 April 2004. Hasil pesta demokrasi tersebut membawa Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi dan Drs. Rahimin Katjong, M. Ed memimpin Provinsi Papua Barat sebagai gubernur dan wakil gubernur periode 2006 hingga 2011.
Gubernur : Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi (kiri) Mantan Wakil Gubernur : Drs. Rahimin Katjong, M.Ed (kanan, periode 2012-2015)
tahun
2011,
go .id
Di
Provinsi
Papua
Barat
melaksanakan pemilukada gubernur dan wagub kedua. Pemilukada tersebut diikuti oleh empat
at .b ps .
pasangan calon gubernur dan wagub. Keempat pasangan calon tersebut adalah Abraham O. Atururi dan Rahimin Katjong, George Celcius Auparay dan Hasan Ombaier, Wahidin Puarada dan Herman
pu
pa
Otonomi Khusus Papua
1
Pemerintahan (Eksekutif) Sama
2
Badan Legislatif Tk Provinsi
Setelah melalui proses demokrasi yang
panjang, akhirnya pasangan Abraham O. Atururi dan Katjong
keluar
sebagai
pemenang
pemilukada dan terpilih kembali untuk kedua kalinya menjadi gubernur dan wakil gubernur Papua Barat
://
Perbandingan
Nauw. Rahimin
Perbandingan Otonomi Khusus Papua dengan Otonomi Daerah di Indonesia
tp
No.
2.1
ht
Tabel
Gubernur : Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi (kiri) Wakil Gubernur : Irene Manibuy ( kanan)
ab
ar
Orisoe, serta Dominggus Mandacan dan Origenes
untuk periode kepemimpinan 2012-2016.
Otonomi Daerah Biasa
Di awal tahun 2015, Drs. Rahimin Katjong, M. Ed
Sama
Terdiri dari DPRP dan Majelis Rakyat Papua (MRP)
Hanya DPRD Tk. Provinsi dan tidak ada MRP
meninggal dunia setelah dirawat kurang lebih 4 hari di
3
Badan Legislatif Tk Kabupaten
Sama
Sama
beberapa kandidat yang diajukan untuk mengisi
4
Badan Yudikatif
Terdiri dari Lembaga Adat dan Lembaga Peradilan biasa
Hanya terdapat Lembaga Peradilan biasa
ICU Rumah Sakit Sarjito Jogjakarta. Terdapat kekosongan jabatan Wakil Gubernur, diantaranya mantan anggota DPR RI Irene Manibuy, Mantan Ketua DPRD Papua Barat Johan Yosep Auri, Amos May,
TAHUKAH ANDA ?
Yonatan Yumame, Orgenes Nauw dan Dominggus
Hingga tahun 2015, Provinsi Papua Barat baru melaksanakan dua pesta demokrasi untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, yakni pada tahun 2004 dan 2011.
Bunei. Pada akhirnya Irene Manibuy terpilih untuk memegang jabatan Wakil Gubernur hingga akhir periode kepemimpinan pada tahun 2016.
4
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 4
2
PEMERINTAHAN Provinsi Papua Barat Memiliki 13 Wilayah Adminstrasi Tingkat 2 Pada tahun 2012, terbentuk 2 kabupaten baru pecahan dari Kabupaten Manokwari, yaitu Kabupaten Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak.
Tabel
Provinsi Papua Barat memiliki pengaturan daerah sesuai dengan UU Otonomi Khusus (Otsus),
2.2
Pembagian Daerah Administrasi menurut Kabupaten/Kota 2015
yakni UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Kabupaten/Kota
Khusus. Hal ini berbeda dengan provinsi lainnya di
Ibukota
Desa
Kecamatan
Rural 121 83
Indonesia yang pengaturan wilayahnya berdasarkan
Fakfak Kaimana
Fakfak Kaimana
UU Otonomi Daerah.
Teluk Wondama
Rasiei
13
0
76
Teluk Bintuni
Bintuni
24
13
249
Manokwari
Manokwari
9
8
165
kabupaten di Provinsi Papua Barat, sehingga sampai
Sorong Selatan
Teminabuan
15
1
122
akhir tahun 2015 provinsi ini memiliki 13 wilayah
Aimas
19
1
142
Raja Ampat
go .id
Pada tahun 2012, terjadi pemekaran 2 (dua)
9 7
Urban 15 3
Waisai
24
0
121
Sausapor
11
0
78
Kumurkek
24
0
152
Sorong
administratif tingkat dua yang terdiri dari 12 kabupaten
Tambrauw
dan 1 kota. Kecamatan serta desa/ kelurahan di
Manokwari Selatan Ransiki
tahun 2015, terdapat 181 kecamatan, bertambah dari sebelumnya berjumlah 175 kecamatan pada tahun
1
56
Anggi
10
0
166
Kota Sorong
Sorong
10
41
0
Papua Barat 2015
Manokwari
181
83
1531
Sumber: Master File Desa Provinsi Papua Barat
ar
2014.
6
Pegunungan Arfak
at .b ps .
Provinsi Papua Barat juga bertambah. Hingga akhir
Maybrat
pu
hingga tahun 2015 mencapai 38.064 orang, meningkat
pa
dari 34.626 orang pada tahun 2014. Bila dilihat
Gambar
ab
Jumlah PNS di lingkungan Provinsi Papua Barat
2.2
Persentase PNS Kabupaten/Kota/Provinsi dan Persentase PNS menurut Jenis Kelamin 2015
berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah PNS laki-laki masih
lebih
banyak
daripada
://
berjumlah
PNS
tp
perempuan. Jumlah PNS laki-laki sebanyak 21.377
ht
orang (56,16%), sedangkan jumlah PNS perempuan sebanyak 16.687 orang (43,84%). Proporsi PNS
43,84%
perempuan dalam lingkup lingkungan Provinsi Papua Barat
mengalami
peningkatan
56,16%
dibandingkan
proporsinya pada tahun 2014 yang sebesar 43,42%. Laki-Laki
Hal ini menunjukkan bahwa peranan perempuan dalam pemerintahan cukup besar, hampir sama
Perempuan
Sumber: Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional XIV Manokwari, 2015
dengan peran laki-laki dan terus meningkat. Distribusi PNS di Provinsi Papua Barat bervariasi di setiap kabupaten/ kota.
Kabupaten
Manokwari memiliki PNS yang terbanyak yaitu sebesar
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 5
5
2
PEMERINTAHAN Kesenjangan Gender di Dunia Politik Masih Tajam
Gambar
Persentase perempuan di dunia politik yang direpresentasikan dengan persentase perempuan yang duduk menjadi anggota DPRD hanya sebesar 5,36 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa kesejangan gender di dunia politik masih sangat nyata.
2.3
14,64 persen. Kabupaten Manokwari sebagai ibukota
Persentase PNS Pemda menurut Tingkat Pendidikan 2013
provinsi dan pusat pemerintahan membutuhkan SDM yang lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten/ kota lainnya. Sedangkan Kabupaten Manokwari Selatan memiliki distribusi terkecil dalam ketersediaan PNS yaitu hanya 0,57 persen. Kabupaten Manokwari Selatan merupakan kabupaten yang baru dimekarkan
go .id
pada tahun 2012, sehingga struktur pemerintahan belum terbentuk optimal. Karena itulah jumlah PNS yang bekerja di kabupaten tersebut masih sangat Sumber: Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional XIV Manokwari
at .b ps .
sedikit.
Dari sisi pendidikan, sebagian besar PNS di
lingkungan pemerintahan Papua Barat berpendidikan
ar
dari 95 persen dari keseluruhan PNS di Papua Barat.
ab
2.4
pu
Gambar
SLTA atau tingkat yang lebih tinggi, mencapai lebih
Jumlah Anggota DPRD Provinsi Papua Barat menurut Jenis Kelamin 2015
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar PNS di lingkungan pemerintahan Papua Barat
pa
merupakan tenaga kerja yang cukup terdidik. Peta perpolitikan di Provinsi Papua Barat
://
menunjukkan ada dominasi dari partai tertentu yang
tp
duduk dalam kursi anggota DPRD. Dua fraksi terbesar
ht
yang menduduki kursi DPRP yaitu Fraksi Golkar dan Fraksi Demokrat masing-masing mendapatkan jatah 9 kursi.
Sumber: Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Papua Barat
Bila dilihat dari sisi gender, jumlah perempuan yang duduk di kursi DPRD relatif rendah, yaitu 5,36 persen dari total kursi di DPRD Provinsi Papua Barat.
TAHUKAH ANDA ?
Dengan persentase yang kurang dari 10 persen
Sesuai dengan Pasal 20 UU No.2 tahun 2008 tentang Partai Politik, peranan wanita dalam bidang politik, khususnya dalam suatu partai politik adalah sekurangkurangnya 30 persen dari total anggota partai politik tersebut.
6
tersebut, terlihat bahwa terdapat ketimpangan gender dalam bidang politik. Adapun anggota DPRD Provinsi Papua Barat perempuan berasal dari Partai Demokrat, Partai Golkar dan Lainnya.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 6
3
PENDUDUK Jumlah Penduduk Papua Barat Terkecil Kedua di Indonesia Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk 2015 jumlah penduduk Papua Barat adalah sebesar 871,5 ribu jiwa. Jumlah ini merupakan jumlah penduduk provinsi terkecil kedua di Indonesia
penduduk
Papua
Barat
memiliki Gambar
Jumlah
kecenderungan untuk meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 1971, penduduk Papua Barat hanya
3.1
Jumlah Penduduk Papua Barat 2011-2015 (Ribu Jiwa)
sejumlah 221.457 jiwa. Jumlah ini kian meningkat, hingga pada tahun 2010, Sensus Penduduk (SP) mencatat penduduk Papua Barat telah mencapai 760.422 jiwa. Pada tahun 2015, penduduk Provinsi ribu
jiwa.
Gambar
3.1
menunjukkan
go .id
Papua Barat diproyeksikan mencapai lebih dari 871 pola
Penduduk Papua Barat masih didominasi oleh laki-laki, meskipun perbandingan antara jumlah
ar
penduduk laki-laki dan perempuan relatif seimbang.
Sumber: Proyeksi Penduduk 2011-2015 BPS
Tabel
sejak tahun 2011 hingga 2015.
at .b ps .
perkembangan jumlah penduduk Provinsi Papua Barat
Berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun 2015
3.1
Indikator Kependudukan Provinsi Papua Barat Tahun 2015
ab
52,70 persen penduduk Provinsi Papua Barat adalah
Uraian
2015
Jumlah Penduduk (ribu jiwa)
871,5
adalah penduduk perempuan (412,2 ribu jiwa).
Pertumbuhan Penduduk (%)
2,55
pu
laki-laki (459,3 ribu jiwa), dan 47,30 persen lainnya
pa
Sex Ratio (%)
Sementara itu, rasio jenis kelamin di Provinsi Papua diartikan
bahwa
setiap
tp
dapat
://
Barat pada tahun 2015 adalah sebesar 111,43. Hal ini 100
111,43
Penduduk menurut Kelompok Umur (%)
penduduk
0-14
31,18
112 penduduk laki-laki.
15-64
66,74
65+
2,09
ht
perempuan, terdapat penduduk laki-laki 111 hingga Piramida penduduk merupakan salah satu
Sumber: Proyeksi Penduduk 2015, BPS
instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui distribusi penduduk suatu wilayah berdasarkan kelompok umur tertentu. Piramida penduduk Papua
TAHUKAH ANDA ?
Barat tahun 2015 memiliki tipe piramida penduduk
Luas daratan Papua Barat adalah 5,08 persen dari total luas daratan Indonesia. Sedangkan luas wilayah Maluku dan Papua adalah seperempat dari total daratan Indonesia.
muda (expansive) yang dapat diartikan bahwa sebagian besar penduduk Provinsi Papua Barat masuk dalam kelompok
umur muda. Dari piramida pada
Gambar 3.2, terlihat bahwa penduduk pada kelompok
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 7
7
3
PENDUDUK Laju Pertumbuhan Penduduk Meningkat Jumlah penduduk Papua Barat tahun 2015 sebesar 871,5.ribu jiwa, meningkat dibandingkan tahun 2010 yang berjumlah 760,4 ribu jiwa.
Gambar
umur 0-4 tahun memiliki batang yang paling lebar, baik
3.2
pada penduduk laki-laki maupun perempuan.
Piramida Penduduk Provinsi Papua Barat 2015
Selain piramida penduduk, struktur penduduk juga digambarkan oleh umur median. Umur median membagi penduduk menjadi dua bagian dengan
jumlah yang sama, sehingga dapat secara kasar
go .id
menunjukkan tingkat pemusatan penduduk pada kelompok umur tertentu. Dari hasil proyeksi penduduk 2015, diketahui umur median penduduk Provinsi
at .b ps .
Papua Barat adalah sebesar 25,47 tahun, meningkat
daripada umur median pada tahun 2014 yang sebesar 24,80 tahun. Nilai umur median ini secara tidak langsung menunjukkan penduduk Papua Barat tergolong kategori penduduk usia menegah.
2015
(2)
(3)
73,5 54,2 29,8 59,2 158,3 43,0 80,7 45,9 13,6 37,5 21,9 28,3 225,6 871,5
://
72,2 52,5 29,1 57,9 154,3 42,0 78,7 45,3 13,5 36,6 21,3 27,6 218,8 849,8
ab
memiliki jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Papua Barat, yakni 190.625 jiwa. Sejak itu, Kota Sorong
(4)
selalu memiliki penduduk terbanyak dari seluruh
1,80 3,24 2,41 2,25 2,59 2,38 2,54 1,32 0,74 2,46 2,82 2,54 3,11 2,55
kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Papua Barat. Sementara itu, Kabupaten Manokwari memiliki jumlah
penduduk terbanyak kedua, sebanyak 187.726 jiwa pada tahun 2010. Proyeksi penduduk menunjukkan hingga 2015 kedua kabupaten/ kota (Manokwari dan Kota Sorong) masih memiliki jumlah penduduk terbesar di Papua Barat. Kota Sorong diproyeksikan memiliki sekitar 225 ribu jiwa, sedangkan Kabupaten Manokwari memiliki
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk 2015
158 ribu jiwa. Jumlah penduduk kedua kabupaten/ kota
TAHUKAH ANDA ?
ini mencapai 44,05 persen dari total penduduk Papua
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, angka migrasi risen Papua Barat adalah yang tertinggi kedua (5,6) di Indonesia setelah Provinsi Kepulauan Riau (10,2).
8
Hasil SP 2010 menunjukkan Kota Sorong
Laju Pertumbuhan (%)
pa
2014
tp
(1) 01. Fakfak 02. Kaimana 03. Teluk Wondama 04. Teluk Bintuni 05. Manokwari 06. Sorong Selatan 07. Sorong 08. Raja Ampat 09. Tambrauw 10. Maybrat 11. Manokwari Selatan 12. Pegunungan Arfak 71. Sorong Papua Barat
Jumlah Penduduk (ribu jiwa)
ht
Tabel
Kabupaten/Kota
pu
Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015
3.2
ar
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk 2015
Barat. Dengan kata lain, hampir setengah penduduk Papua Barat berdomisili di Kota Sorong dan
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 8
3
PENDUDUK Penduduk Terbanyak Papua Barat di Kota Sorong Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk 2015 Kota Sorong menjadi wilayah terpadat di Papua Barat dengan distribusi sebesar 25,89 persen atau lebih dari seperempat total penduduk Papua Barat.
Gambar
Kabupaten Manokwari. Baik Kota Sorong maupun Kabupaten Manokwari merupakan wilayah pusat di
3.3
Persentase Distribusi Sebaran Penduduk 2015
Provinsi Papua Barat, di mana terdapat bandar udara serta pelabuhan besar yang menjadi pintu keluar masuk penumpang juga barang ke Provinsi Papua
Barat. Tidak hanya itu, kedua kabupaten/ kota juga menjadi jalur yang dilalui untuk menuju kabupaten lain
go .id
di Papua Barat. Seluruh kabupaten/ kota di Papua Barat
pada tahun 2015. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, pada tahun 2015 Kabupaten Kaimana memiliki laju pertumbuhan tertinggi, yakni 3,24
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk BPS 2015
Gambar
ar
persen, yakni jumlah penduduk meningkat dari 52,5
at .b ps .
memiliki laju pertumbuhan penduduk yang positif
ab
ribu jiwa pada tahun 2014 menjadi 54,2 ribu jiwa di tahun 2015. Kota Sorong memiliki laju pertumbuhan
3.4
Kepadatan Penduduk Provinsi Papua Barat 2015
pu
terbesar kedua di tahun 2015, yakni hingga 3,11
pa
persen. Di sisi lain, laju pertumbuhan terendah
://
terdapat pada Kabupaten Tambrauw, yakni 0,74 kabupaten
dengan
laju
pertumbuhan
ht
satunya
tp
persen. Kabupaten Tambrauw merupakan satupenduduk di bawah 1 persen se-Papua Barat pada tahun 2015. Provinsi Papua Barat memiliki kepadatan penduduk yang terkecil kedua di Indonesia, setelah Provinsi Kalimantan Utara. Tercatat kepadatan penduduk Papua Barat hanya 8 hingga 9 jiwa/ km 2 di tahun 2015. Kondisi ini tidak berbeda dari kepadatan penduduk di tahun sebelumnya. Bila ditilik lebih dalam, Kota Sorong memiliki
Sumber: Luas: Permendagri No 6 Thn 2008 Penduduk: Proyeksi Penduduk BPS 2015
kepadatan penduduk terbanyak dibandingkan seluruh
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 9
9
3
PENDUDUK Waspadai Bonus Demografi di Papua Barat Diperkirakan di tahun 2020-2030 akan terjadi bonus demografi. Dengan struktur penduduk muda maka peluang untuk meningkatnya angkatan kerja secara tajam sangat besar.
Tabel
kabupaten/ kota se-Papua Barat. Nilai kepadatan
3.3
Jumlah Rumah Tangga, 2013-2015
penduduk pada kota tersebut mencapai 343,57 jiwa/ km2. Hal ini dapat diartikan bahwa secara rata-rata satu kilometer persegi di wilayah Kota Sorong didiami
Jumlah Rumah Tangga
oleh 343 hingga 344 penduduk. Kepadatan Kota
2013
183,1
2014
187,7
kabupaten/ kota lain di Provinsi Papua Barat yang
2015
192,4
hanya berkisar 2 hingga 18 jiwa/km2. Kepadatan
go .id
Sorong sangat tinggi bila dibandingkan dengan
penduduk yang tinggi ini disebabkan oleh jumlah
Sumber: Proyeksi Penduduk, 2013-2015
penduduk Kota Sorong yang banyak, tetapi memiliki
at .b ps .
luas wilayah yang relatif kecil, bahkan terkecil dari kabupaten/ kota lainnya. Di sisi lain, Kabupaten Teluk
Rata-rata Jumlah Anggota Rumah Tangga, 2013-2015
kecil, yakni hanya sebesar 2,84 jiwa/ km2. Hal ini juga
ar
3.4
dipengaruhi oleh luas wilayah Kabupaten Teluk Bintuni
ab
Tabel
Bintuni memiliki kepadatan penduduk yang cukup
4,5
2014
4,5
Barat, tetapi jumlah penduduknya relatif tidak terlalu penduduk terkecil pada tahun 2015 adalah Kabupaten
tp
://
Tambrauw dengan kepadatan penduduk hanya sebesar 1,18 Km2.
4,53
Berdasarkan Proyeksi Penduduk, pada tahun
ht
2015
yang merupakan wilayah terluas di Provinsi Papua banyak. Sementara kabupaten dengan kepadatan
pa
2013
pu
Rata-Rata Anggota Rumah Tangga (orang)
Sumber: Proyeksi Penduduk, 2013-2015
2015 terdapat kurang lebih 192,4 ribu rumah tangga. Senada
dengan
tren
jumlah
penduduk
yang
meningkat, jumlah ruta di Provinsi Papua Barat juga mengalami peningkatan dari tahun 2014 yang sebesar 187,7 ribu rumah tangga. Secara rata-rata, setiap rumah tangga yang ada di Provinsi Papua Barat
TAHUKAH ANDA ?
diproyeksikan memiliki kurang lebih 4 hingga 5 orang
Bonus Demografi adalah sebuah kondisi dimana rasio ketergantungan mencapai nilai terendahnya atau penduduk usia produktif (15-64 tahun) berada pada jumlah maksimum.
10
anggota rumah tangga pada tahun 2015.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 10
4
KETENAGAKERJAAN Peningkatan Angkatan Kerja Perlu Dipersiapkan Peningkatan angkatan kerja seiring dengan pertumbuhan penduduk terutama usia muda perlu dipersiapkan karena lapangan kerja yang tercipta harus seimbang dengan kecepatan pertumbuhan angkatan kerja supaya angka pengangguran dapat ditekan.
Ketenagakerjaan merupakan salah satu isu penting
yang
menjadi
perhatian
Gambar 4.1 Skema Ketenagakerjaan
pemerintah.
PENDUDUK
Ketenagakerjaan memiliki kaitan yang erat dengan kemampuan penduduk memenuhi kebutuhan hidupnya
Usia Kerja (≥15 tahun)
Bukan Usia Kerja
yang secara tidak langsung berhubungan erat dengan kesejahteraan masyarakat. dapat dikatakan cukup melimpah. Hal ini tercermin dari Bekerja
struktur penduduk Provinsi Papua Barat yang
Pengangguran
maka perkembangan penduduk usia kerja akan tumbuh relatif cepat. Penduduk usia kerja merupakan penduduk usia
kemampuan
pada untuk
rentang bekerja
tersebut dan
memiliki
Mempersiapkan Usaha
Mengurus rumah Tangga
Putus asa: Merasa Tidak Mungkin Mendapatkan Pekerjaan
Sedang Bekerja
Sementara Tidak Bekerja
Pengangguran Kritis (< 15 Jam)
Setengah Pengangguran Pengangguran Setengah (15-34 Jam) (< 15 Jam)
Lainnya
Sudah Mempunyai Pekerjaan Tetapi Belum Mulai Bekerja
ab
dengan
Mencari Pekerjaan
ar
dengan usia 15 tahun ke atas. Umumnya, penduduk
Sekolah
at .b ps .
tergolong dalam struktur penduduk usia menengah,
Bukan Angkatan Kerja
go .id
Angkatan Kerja
Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat
menghasilkan
pu
pendapatan (produktif). Pada tahun kondisi Bulan
pa
Agustus 2015, tercatat kurang lebih 602,2 ribu
Jam Kerja Normal (≥ 35 Jam)
://
penduduk Provinsi Papua Barat (69,10 persen) merupakan penduduk usia kerja. Jumlah ini meningkat
tp
Untuk Kita Tahu:
dari kondisi pada tahun sebelumnya, yakni sebanyak
Batas Usia Kerja di Beberapa Negara:
ht
68,65 persen.
Penduduk usia kerja dapat dibedakan menjadi
Batas Bawah Usia Kerja: Mesir → 6 tahun
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pada Bulan
Brazil → 10 tahun
Agustus 2015, tercatat 68,68 persen penduduk usia
Venezuela → 10 dan 15 tahun
kerja merupakan angkatan kerja. Sementara itu, 31,32
Canada dan Indonesia → 15 tahun Swedia dan USA → 16 tahun
persen lainnya bukan merupakan angkatan kerja,
antara lain penduduk yang sedang bersekolah,
Batas Atas Usia Kerja: Mesir, Malaysia dan Mexico → 65 tahun
mengurus rumah tangga maupun lainnya.
Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia → 74 tahun
Angkatan kerja di Provinsi Papua Barat masih
Tanpa Batas atas → Beberapa negara termasuk Indonesia
didominasi oleh angkatan kerja laki-laki, yakni hingga
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 11
11
4
KETENAGAKERJAAN Pekerja Berpendidikan Rendah Capai Sepertiga Penduduk Bekerja
Tabel
Sekitar 33 persen penduduk bekerja memiliki pendidikan yang relatif rendah (pendidikan tertinggi SD juga tidak/ belum pernah sekolah).
4.1
Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat 2013-2015
63,10 persen dari total 413,6 ribu angkatan kerja yang ada. Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat
Satuan
2013
2014
2015
Bekerja
orang
353 619
Pengangguran
orang
17 131
Angkatan kerja
orang
370 750
398 424 413 635
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Papua
Penduduk Usia Kerja
orang
558 262
583 374 602 248
Barat tahun 2015 mencapai 8,08 persen. Nilai ini
Tingkat Pengangguran
persen
4,62
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
persen
angkatan kerja memiliki status bekerja. Dari angkatan
378 436 380 226 19 988
kerja yang ada, hanya 91,92 persen memiliki status
33 409
5,02
bekerja, atau sekitar 380,2 ribu penduduk. Di sisi lain,
mengalami peningkatan dari TPT tahun 2014 yang
8,08
66,41
68,30
68,68
at .b ps .
sebesar 5,02 persen.
Bila dilihat dari sisi pendidikan, hampir 40 persen
penduduk bekerja memiliki pendidikan yang relatif
Sumber: Sakernas Agustus, 2013-2015
rendah (pendidikan tertinggi SD juga tidak/ belum pernah sekolah), mencapai sepertiga dari jumlah
ar
4.2
Persentase Penduduk Bekerja menurut Pendidikan Provinsi Papua Barat 2015
pu
ab
Gambar
Bulan Agustus 2015 pula, terlihat bahwa belum seluruh
go .id
Uraian
pa
besar lulusan SMA/ SMK di Provinsi Papua Barat
://
cenderung memilih untuk langsung bekerja daripada
tp
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
Selain penduduk bekerja, isu ketenagakerjaan
ht Gambar
Provinsi Papua Barat juga didominasi oleh lulusan SMA/ SMK. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
lain
Sumber: Sakernas Agustus, 2015
4.3
penduduk bekerja yang ada. Selanjutnya, pekerja di
yang
penting
pengangguran
Persentase Angkatan Kerja menurut Pendidikan Provinsi Papua Barat, 2015
terbuka.
diperhatikan
adalah
Pengangguran
isu
terbuka
merupakan golongan angkatan kerja yang pada suatu referensi waktu tertentu tidak memiliki pekerjaan,
sudah memiliki pekerjaan tetapi belum memulai bekerja, dan sedang mencari pekerjaan. Dengan kondisi tidak memiliki pekerjaan, hal ini secara tidak langsung
akan
berdampak
pada
kemampuan
seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Fakta unik ditemui pada angkatan kerja dengan Sumber: Sakernas Agustus, 2015
12
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 12
4
KETENAGAKERJAAN TPT Meningkat Pada Agustus 2015, hingga 8,08 persen angkatan kerja masuk pada golongan pengangguran terbuka, meningkat dari tingkat pengangguran terbuka pada tahun sebelumnya yang sebesar 5,02 persen.
Gambar
pendidikan tertinggi SMA/ SMK. Meskipun penduduk bekerja banyak berasal dari kelompok angkatan kerja
4.4
Persentase Penduduk Bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Provinsi Papua Barat, 2015
dengan pendidikan tertinggi SMA/ SMK, pengangguran terbuka didominasi oleh kelompok angkatan kerja yang sama. Persentase pengangguran terbuka dengan
pendidikan tertinggi SMA/ SMK Provinsi Papua Barat
go .id
mencapai 64,68 persen pada Agustus 2015. Tidak hanya itu, pengangguran terbuka juga didominasi oleh 21,21 persen. Hal ini patut menjadi perhatian karena
pengangguran terbuka di Provinsi Papua Barat didominasi oleh angkatan-angkatan kerja yang justru telah mengenyam tingkat pendidikan cukup tinggi.
at .b ps .
angkatan kerja lulusan Perguruan Tinggi, mencapai
Sumber: Sakernas Agustus, 2015
►►Keterangan Lapangan Usaha Utama: Kode 1 : Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan
ar
Bila sektor perekonomian dibedakan menjadi 9
Kode 2 : Pertambangan dan Penggalian
ab
sektor, sebagian besar penduduk masih bekerja di
pu
sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan. Sejak tahun 2007, persentase
Kode 3 : Industri Pengolahan Kode 4 : Listrik, Gas, dan Air Kode 5 : Bangunan Kode 6 : Perdagangan Besar, Ecerean, Rumah Makan, dan Hotel
yang terbesar diantara sektor lainnya. Meskipun
Kode 7 : Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi
pa
penduduk yang bekerja pada sektor ini selalu menjadi
://
Kode 8 : Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan
tp
demikian, persentase pekerja pada sektor tersebut
Kode 9 : Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan
ht
cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun, dimulai dari tahun 2009. Adapun pada Agustus 2015, tercatat 42,11 persen penduduk bekerja pada sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan, menurun dari kondisi tahun sebelumnya
sebesar 45,26 persen. Kemudian 21,55 persen penduduk bekerja pada sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan. Penduduk bekerja pada pada sektor Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi pada kondisi Agustus 2015 adalah sebesar
17,60 persen.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 13
13
5
PENDIDIKAN Rata-rata Satu Guru SD Mengajar 17 hingga 18 Siswa
Tabel
Rasio murid-guru SD sebesar 17,63 menunjukkan rata-rata beban seorang guru SD di Papua Barat harus mengajar 17 hingga 18 orang siswa.
5.1
Pendidikan
Indikator Pendidikan SD/MI, SLTP/MTs, dan SLTA/MA/SMK Provinsi Papua Barat 2015
merupakan salah satu aspek
kehidupan yang penting untuk diperhatikan. Negara bahkan mengamanatkan dalam konstitusi UUD 1945
Uraian
SD/MI
SLTP/MTs
Jumlah Sekolah
1 016
271
112
Jumlah Guru
7 485
3 598
2 176
dialokasikan untuk mendukung kegiatan pada sektor
131 977
43 655
23 876
pendidikan dan minimal 20 persen dari APBD.
129,90
161,09
213,18
Besarnya perhatian pemerintah dan tingginya harapan
17,63
12,13
10,97
Rasio Murid Sekolah Rasio Murid Guru
dan ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 49 ayat (1) agar minimal 20 persen dari APBN
go .id
Jumlah Murid
SMU/MA/SMK
rakyat agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
at .b ps .
cerdas dan berpendidikan terlihat dari dasar hukum
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2015
tersebut.
Adapun capaian pendidikan suatu wilayah dapat
ditunjukkan dari beberapa sisi, antara lain sisi
pu
ab
ar
ketersediaan fasilitas (sarana/ pra sarana) penunjang pendidikan yang memadai hingga capaian pendidikan
individu pada wilayah tersebut. Sekolah merupakan salah satu media yang
pa
memiliki
peranan
dominan
untuk
menunjang
://
pendidikan penduduk suatu wilayah. Sekolah memiliki
tp
jenjang
dari
taman
kanak-kanak
(TK)
hingga
ht
perguruan tinggi. Pendidikan wajib di Indonesia, termasuk Provinsi Papua Barat, dimulai dari jenjang sekolah setingkat Gambar: Sebuah perjuangan untuk tetap sekolah di Tanah Papua (Image Google)
SD hingga setingkat SMA. Hingga tahun 2015, tercatat TAHUKAH ANDA ?
Provinsi Papua Barat memiliki 1016 sekolah setingkat
Total alokasi dana BOS Papua Barat tahun 2011 adalah sebesar 76,02 miliar rupiah, terdiri dari 54,22 miliar rupiah untuk SD dan sebesar 21,80 miliar rupiah untuk SLTP (Kemendiknas, 2011).
SD, 271 sekolah setingkat SMP, dan 112 sekolah setingkat SMA. Rasio
jumlah
menggambarkan
14
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 14
murid
rata-rata
terhadap
murid
yang
sekolah
harus
PENDIDIKAN
5
Belum Seluruh Desa/Kelurahan Memiliki Fasilitas Sekolah Dasar Dari sekitar 1.531 desa/kelurahan di Papua Barat, jumlah sekolah SD yang telah berdiri hanya sebanyak 1.016 unit sekolah. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak semua desa/kelurahan memiliki SD.
Gambar
ditampung setiap sekolah pada suatu daerah. Pada tahun 2015, Provinsi Papua Barat memiliki rasio murid-
5.1
Angka Melek Huruf Usia 15 Tahun Keatas Provinsi Papua Barat 2015 (%)
guru jenjang setingkat SD sebesar 129,90. Nilai ini menunjukkan bahwa secara rata-rata sebuah SD di Provinsi Papua Barat harus menampung sekitar 130
murid pada tahun tersebut. Sementara itu, rasio murid-
go .id
sekolah pada jenjang SMP dan SMA secara berturutturut adalah 161,09 dan 213,18.
guru menggambarkan rata-rata beban guru dalam mengajar sejumlah murid. Pada tahun 2015, Provinsi Papua Barat memiliki rasio murid-guru jenjang
5.2
Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Papua Barat 2010-2015 (tahun)
ar
setingkat SD sebesar 17,63. Hal ini dapat diartikan
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2015
Gambar
dalam sektor pendidikan. Rasio jumlah murid terhadap
at .b ps .
Guru memiliki peran yang tidak kalah penting
ab
bahwa secara rata-rata, seorang guru pada jenjang
pu
sekolah SD di Provinsi Papua Barat mengajar kurang
lebih 17 hingga 18 siswa. Sementara itu, rasio murid-
pa
guru pada jenjang SMP dan SMA secara berturut-turut
://
adalah 12,13 dan 10,97.
tp
Angka Partisipasi Sekolah (APS) digunakan kelompok
usia
ht
untuk mengetahui seberapa besar penduduk pada tertentu
berpartisipasi
dalam
menempuh pendidikan di sekolah pada suatu periode.
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2010-2015
Pada tahun 2015, APS usia 7-12 tahun sebesar 96,74 persen. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 96,74
persen penduduk usia 7-12 tahun yang sedang
TAHUKAH ANDA ?
bersekolah pada tahun 2015, sedangkan 3,26 persen
Dapat Membaca dan Menulis diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis kata-kata/ kalimat sederhana dalam huruf latin (alfabet 1-z), arab (hijaiyah) atau huruf lainnya (contoh huruf jawa, kanji, dll.)
penduduk yang lain tidak bersekolah. Sementara itu, APS usia 13-15 sebesar 96,58 persen, Selanjutnya, APS usia 16-18 tahun dan 19-24 tahun berturut-turut
sebesar 79,99 dan 29,96 persen. Terlihat penurunan
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 15
15
5
PENDIDIKAN Semakin Tinggi Kelompok Usia Sekolah APS Semakin Menurun
Gambar
Angka Partisipasi Sekolah (APS) berangsur menurun searah dengan semakin tinggi kelompok umur sekolah.
5.3
APS terjadi seiring bertambahnya usia penduduk. Hal ini
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur Provinsi Papua Barat 2015 (%)
menunjukkan adanya indikasi bahwa semakin tinggi kelompok usia, ada kecenderungan penduduk untuk berhenti sekolah. Nilai APK pada suatu jenjang sekolah menunjukkan
tingkat partisipasi penduduk bersekolah pada jenjang
go .id
tersebut. Pada kondisi Maret 2015, APK SD mencapai 113,46 persen, berarti ada murid SD yang saat ini bersekolah tetapi berusia diluar batas kelompok umur 7-12
at .b ps .
tahun, baik itu kurang dari 7 tahun atau diatas 12 tahun.
Gambar
Sumber: Susenas Kor, Maret 2015
menunjukkan tingkat partisipasi penduduk dengan usia
APK dan APM menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Papua Barat 2015 (%)
yang sesuai untuk bersekolah pada jenjang tersebut. Pada
pu
ab
ar
5.4
Sementara itu, nilai APM suatu jenjang sekolah
sebesar 62,40 persen. Nilai APM yang cenderung menurun
pa
penduduk pada kelompok umur yang sesuai menunjukkan bahwa adanya intensi masyarakat untuk tidak mengenyam
:// Gambar
5.5
APM SMP sebesar 68,29 persen, Selanjutnya, APM SMA seiring peningkatan jenjang sekolah yang dienyam
tp
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pada tahun 2015, lebih dari sepertiga penduduk
ht
Sumber: Susenas Kor, Maret 2015
tahun 2015, APM SD sebesar 92,90 persen. Sementara itu,
Provinsi Papua Barat usia 15 tahun ke atas memiliki ijazah/ STTB tertinggi berupa ijazah setingkat SMA. Meskipun
APK dan APM menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Papua Barat 2015 (%)
demikian, penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah/ STTB juga cukup besar, yakni mencapai
14,46 persen. Sementara itu, penduduk mengantongi ijazah/ STTB tertinggi berupa ijazah setingkat SD juga cukup tinggi, yakni mencapai 22,68 persen. Hal ini dapat dijadikan indikasi bahwa masih banyak penduduk yang belummengenyam pendidikan yang cukup tinggi di Provinsi
Papua Barat. Sumber: Susenas Kor, Maret 2015
16
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 16
6
KESEHATAN Belum Seluruh Kabupaten di Papua Barat Memiliki Rumah Sakit Hingga 2015, terdapat 4 (empat) kabupaten yang belum memiliki Rumah Sakit.
diperhatikan
dalam
mewujudkan
kesejahteraan
Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kabupaten/ KotaProvinsi Papua Barat 2015
6.1
Tabel
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang masyarakat. Penyebaran sarana kesehatan di Provinsi
Kabupaten/Kota
Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit
Puskesmas
(2)
(3)
01. Fakfak
1
10
areanya. Hingga tahun 2015, belum semua kabupaten/
02. Kaimana
1
8
03. Teluk Wondama
1
6
kota memiliki rumah sakit di daerahnya. Empat
04. Teluk Bintuni
1
20
kabupaten yang belum memiliki rumah sakit tersebut
05. Manokwari
3
13
06. Sorong Selatan
1
15
antara
07. Sorong
2
17
1
19
0
10
10. Maybrat
0
14
11. Manokwari Selatan
0
4
12. Pegunungan Arfak
0
9
71. Sorong
5
6
Papua Barat
16
151
Papua Barat dapat dilihat dari ada tidaknya fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau masyarakat pada
Kabupaten
Tambrauw,
Manokwari
Kabupaten
Selatan,
dan
Kabupaten Pegunungan Arfak. Keempat kabupaten tersebut memang kabupaten-kabupaten termuda di Provinsi Papua Barat yang terbentuk dari hasil ketersediaan
fasilitas
itu,
bila
kesehatan
dilihat lain,
Puskesmas, telah terbentuk di setiap daerah. yang
harus
salah
diberikan
satu
Sumber: Kementerian Kesehatan, 2015
seperti
produk
pu
kesehatan
merupakan
pada
pa
Imunisasi
dari
ar
Sementara
09. Tambrauw
ab
pemekaran.
08. Raja Ampat
at .b ps .
Maybrat,
Kabupaten
Tabel
lain;
go .id
(1)
6.2
Persentase Balita Pernah Mendapat Imunisasi Provinsi Papua Barat 2015
balita. Jenis Imunisasi
Umumnya, balita masih sensitif terhadap kondisi
://
Kabupaten/Kota
BCG
Campak
(2)
01. Fakfak 02. Kaimana
lingkungannya, termasuk penyakit yang disebabkan
Polio 2 (5)
3+ (6)
97,77
86,59
12,14
12,22
75,64
83,50
62,55
28,50
23,80
34,83
03. Teluk Wondama
77,97
51,82
29,65
10,88
54,19
04. Teluk Bintuni
89,13
76,91
8,30
14,17
75,49
menjadi perhatian, mengingat pentingnya peranan
05. Manokwari
83,17
60,03
12,95
34,31
40,93
06. Sorong Selatan
83,02
74,42
25,63
1,91
57,36
imunisasi dalam membantu balita melawan penyakit
07. Sorong
96,38
76,71
3,73
6,23
85,85
yang
08. Raja Ampat
79,23
56,47
27,49
12,53
38,19
09. Tambrauw
71,51
46,83
37,24
18,74
32,94
10. Maybrat
92,53
64,66
15,64
14,48
69,77
11. Manokwari Selatan
45,01
29,91
32,52
21,03
43,02
12. Pegunungan Arfak
16,75
14,62
27,79
0,00
72,21
71. Sorong
79,56
70,15
9,06
11,28
75,82
Papua Barat Sumber: Kementerian Kesehatan, 81,83 2015
65,73
16,00
16,54
59,64
tp
(3)
1 (4)
ht
virus maupun kuman. Pada kondisi Bulan Maret 2015, tercatat belum semua balita mendapatkan imunisasi, seperti imunisasi BCG, Campak dan Polio. Hal ini patut
menyerang.
Sosialisasi
mengenai
esensi
imunisasi kepada orang tua, juga keterjangkauan sarana pra sarana untuk mendapatkan imunisasi perlu ditingkatkan sehingga manfaat imunisasi dapat dirasakan oleh seluruh anak-anak di Provinsi Papua Barat.
(1)
Sumber: Susenas Kor, Maret 2015
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 17
17
7
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Sebagian Besar Rumah Berdinding Tembok
Tabel
Berdasarkan hasil Riskesdas Kemenkes 2010, persentase rumah sehat di Papua Barat hanya sekitar 33,8 persen, atau sekitar sepertiga dari seluruh rumah yang ada di Papua Barat.
7.1
Indikator Perumahan Provinsi Papua Barat, 2015
Uraian
Hingga tahun 2015, hampir 75 persen rumah yang ditempati masyarakat sudah berstatus milik sendiri.
2015
Sementara itu, terdapat 12,39 persen masyarakat
Kepemilikan Rumah (%) Milik Sendiri Kontrak/ Sewa
74,57 12,39
Bebas Sewa
9,49
Lainnya Jenis Dinding Terluas (%) Tembok Kayu Bambu Lainnya Jenis Atap Terluas (%) Beton Genteng Kayu Sirap Seng Ijuk/Rumbia Lainnya Sumber Penerangan (%) Listrik PLN Listrik Non PLN Bukan Listrik
menempati rumah yang dikontrak/ disewa. Sebagian besar rumah tangga di Provinsi Papua Barat tinggal di rumah dengan atap dari seng. Pada tahun
3.54
2015, tercatat 92,87 persen rumah tangga memiliki tinggal di tempat dengan atap seng. Dari sisi dinding dan lantai,
go .id
59,27 37,78 0,43 2,52
sebagian besar rumah tangga tinggal di tempat yang memiliki dinding tembok (59,27 persen) dan kayu (37,78
at .b ps .
persen). Pada tahun 2015, sebagian besar rumah tangga
0,77 0,56 2,90 92,87 1,86 1,04
Adapun sumber air minum utama yang dimiliki
ar
sebagian besar rumah tangga adalah Air Isi Ulang (36,47
ab
persen). Sementara itu, 14,38 persen rumah tangga
://
Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum Provinsi Papua Barat, 2015
tp
7.1
ht
Gambar
pa
pu
75,95 12,93 11,12
memiliki lantai bukan berupa tanah (97,96 persen).
menggunakan air dari sumur terlindung untuk dikonsumsi sebagai air minum utama, dan terdapat 7,53 persen rumah tangga memanfaatkan air hujan sebagai air minum Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2015
utama. Selain air minum, sistem pembuangan tinja juga merupakan indikator perumahan sehat. Pada tahun 2015, hingga 82,07 persen rumah tangga di Provinsi Papua Barat memiliki jenis kloset berbentuk leher angsa. Masih didapati rumah tangga yang belum menggunakan kloset, yakni 2,32 persen rumah tangga. Sebagian besar rumah tangga di Provinsi Papua Barat sudah memiliki sumber penerangan dari listrik. Hingga tahun 2015, kurang lebih 88,88 persen rumah
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2015
tangga memiliki sumber penerangan listrik, terdiri dari 75,95 persen Listrik PLN dan 12,93 persen menggunakan listrik NonPLN.
18
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 18
8
PEMBANGUNAN MANUSIA IPM Papua Barat Meningkat IPM Provinsi Papua Barat memiliki kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015, IPM Papua Barat tercatat sebesar 61,73.
Tabel
IPM adalah indeks komposit yang terbentuk atas empat komponen indikator, yaitu angka harapan hidup,
8.1
Indikator Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat 2015
harapan dan rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran per
kapita.
Indikator
angka
harapan
Uraian
hidup
2015 61,73
merefleksikan dimensi hidup sehat dan umur panjang.
Angka Harapan Hidup (th)
65,19
Indikator harapan dan rata- rata lama sekolah
Harapan Lama Sekolah (th)
12,06
merepresentasikan output dari dimensi pendidikan.
Rata-rata Lama Sekolah (th)
7,01
go .id
IPM
Indikator pengeluaran per kapita digunakan untuk
Pengeluaran per Kapita Riil Disesuaikan (PPP) (ribu Rp)
menjelaskan dimensi hidup layak. Provinsi
Papua
Barat
memiliki
kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan kualitas SDM di Papua Barat, baik dari sisi kesehatan,
33
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2015
FORMULASI PENGHITUNGAN IPM
ar
pendidikan, maupun hidup layak. Pada tahun 2015,
Peringkat IPM
at .b ps .
IPM
7.064
ab
IPM Papua Barat tercatat sebesar 61,73.
pu
Peningkatan IPM pada tahun 2015 dipicu oleh kenaikan seluruh komponen penyusun indeks ini. Harapan
Lama
Sekolah
mengalami
pa
Tercatat
://
peningkatan, dari 11,87 tahun menjadi 12,06 di tahun
tp
2015. Nilai ini menunjukkan bahwa secara rata-rata
ht
ada peningkatan harapan penduduk untuk dapat mengenyam pendidikan sampai kelas 3 SMA. Sementara itu, nilai Rata-Rata Lama Sekolah Papua Barat menunjukkan nilai 7,01 tahun. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan
bahwa
secara
rata-rata
penduduk menyelesaikan pendidikan hingga Kelas 1 SMP dan tidak melanjutkan pendidikannya lagi. Angka Harapan Hidup Papua Barat tahun 2015 mencapai 65,19 tahun. Nilai ini meningkat dari tahun sebelumnya, yakni 65,14 tahun. Di sisi lain,
pengeluaran per kapita mencapai Rp 7.064 ribu/ orang/ tahun, meningkat dari kondisi pada tahun 2014
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 19
19
8
PEMBANGUNAN MANUSIA Jumlah Penduduk Miskin Menurun Pada Tahun 2015
Gambar
Tercatat sebanyak ribu orang termasuk dalam kategori penduduk miskin, di mana pada tahun sebelumnya penduduk miskin mencapai 22,80 ribu orang. .
8.1
yang sebesar Rp 6.944 ribu/ orang/ tahun
IPM menurut Kabupaten/Kota dan Provinsi Papua Barat Tahun 2015 (%)
Garis kemiskinan pada Provinsi Papua Barat pada tahun 2015 mencapai Rp 441.569,-. Garis Kemiskinan ini mengalami peningkatan dari kondisi pada tahun sebelumnya yang hanya Rp 397.662,-.
Secara sederhana, Garis Kemiskinan dapat diartikan
go .id
sebagai nilai pengeluaran minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan maupun non makanan setiap individu per bulan. Penduduk
at .b ps .
yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan dikategorikan
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2015
sebagai penduduk miskin.
Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Papua Barat, 2011-2015 (%)
tahun 2015 tersebut, tercatat jumlah penduduk miskin
ar
8.2
pu
ab
Gambar
Berdasarkan kondisi Garis Kemiskinan pada
di Papua Barat mengalami penurunan pada tahun
2015. Tercatat sebanyak 225,36 ribu orang termasuk dalam kategori penduduk miskin, di mana pada tahun
pa
sebelumnya penduduk miskin mencapai 229,43 ribu
://
orang. Penurunan jumlah penduduk miskin merupakan
tp
suatu hal yang positif dan dapat diartikan sebagai
ht
adanya peningkatan kesejahteraan pada masyarakat Provinsi Papua Barat di tahun 2015. Bila
dibedakan
berdasarkan
tipe
daerah,
penduduk miskin di Provinsi Papua Barat pada Maret
Sumber: Susenas, Maret 2011-2015
2015 berada lebih banyak pada daerah perdesaan
dibandingkan perkotaan. Paling tidak 206 ribu penduduk miskin berada di wilayah perdesaan, atau sekitar 91,42 persen dari total penduduk miskin yang ada.
20
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 20
9
PERTANIAN Share PDRB Pertanian Kembali Meningkat
Pertanian merupakan sektor yang memiliki kontribusi yang cukup besar, meskipun tidak lagi
Gambar
Sejak tahun 2010, besaran kontribusi sektor pertanian Provinsi Papua Barat menunjukkan kecenderungan untuk menurun. Meskipun demikian, pada tahun 2014 kontribusi sektor ini mengalami peningkatan dan kembali meningkat pada tahun 2015.
9.1
Perkembangan Share PDRB Sektor Pertanian Papua Barat 2011-2015 (%)
dominan terhadap perekonomian Provinsi Papua Barat pada tahun 2015. Tercatat kontribusi yang diberikan sektor pertanian terhadap perekonomian Papua Barat
pada tahun 2015 mencapai 10,82 persen, atau
go .id
merupakan sektor yang memberi kontribusi terbesar keempat. Nilai kontribusi ini sebenarnya mengalami
dalam perekonomian Provinsi Papua Barat. Sektor ini cukup kompleks, mencakup subsektor Pertanian, Perburuan,
dan
Jasa
Pertanian;
Kehutanan dan Penebangan Kayu; serta Perikanan.
9.2
Share Subsektor Pertanian Papua Barat 2015 (%)
ar
Peternakan,
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
Gambar
Sektor pertanian masih berperan sangat penting
at .b ps .
peningkatan dari tahun 2014, sebesar 10,78 persen.
ab
Subsektor Perikanan merupakan subsektor
pu
penyumbang tertinggi dalam pembentukan PDRB Sektor Pertanian pada tahun 2015. Kontribusi yang
pa
diberikan oleh subsektor perikanan bahkan lebih dari
tp
mencapai Rp 3.447 ribu.
://
separuh nilai tambah sektor 2015, atau nilainya
ht
Subsektor Pertanian, Peternakan, Perburuan, dan Jasa Pertanian memberi kontribusi terbesar kedua Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
terhadap pembentukan PDRB Sektor Pertanian. Bila ditelisik lebih dalam, hampir sepertiga nilai tambah
subsektor ini ditunjang oleh Perkebunan Tahunan Provinsi Papua Barat. Selain itu, Peternakan juga menjadi pendongkrak bagi subsektor Pertanian, Peternakan, Perburuan, dan Jasa Pertanian di tahun 2015, dengan menyumbang nilai tambah hingga 26,79
persen. Sumber: Image Google
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 21
21
9
PERTANIAN Produktivitas Pekerja Pertanian Masih Rendah
Gambar
Meskipun pekerja pada sektor pertanian merupakan yang terbanyak di Provinsi Papua Barat, tetapi tidak serta merta menyebabkan nilai tambah yang dihasilkan sektor Pertanian menjadi yang terbesar
9.3
Share SubSubsektor dalam Subsektor Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Provinsi Papua Barat 2015 (%)
Dari sisi ketenagakerjaan, kurang lebih 42,11 persen penduduk 15 tahun ke atas tercatat bekerja pada sektor pertanian pada Agustus 2015. Nilai ini menurun dari kondisi pada tahun sebelumnya yang mencapai 45,26 persen. Meskipun terjadi penurunan, share ini masih tergolong sangat besar dan
go .id
menunjukkan betapa banyaknya penduduk yang menggantungkan penghasilannya dari sektor ini. Oleh karena
itu,
ada
at .b ps .
memperhatikan
baiknya
pemerintah
kebijakan-kebijakan
yang
lebih perlu
dilakukan untuk memperkuat sektor pertanian di Provinsi Papua Barat.
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
ar
Meskipun banyak pekerja yang berpenghasilan
pu
ab
utama dari sektor pertanian, kontribusi sektor pertanian hanya mencapai kurang lebih 10,82 persen terhadap perekonomian Provinsi Papua Barat di tahun 2015. Hal
pa
ini mengindikasi adanya produktivitas yang relatif rendah di sektor ini. Untuk itu, peningkatan sarana
://
pelatihan maupun bimbingan pada pekerja sektor
tp
pertanian perlu dilakukan untuk menggenjot produksi
ht
pertanian. Tidak hanya itu, penggunaan teknologi juga perlu diperhatikan. Adanya teknologi yang mumpuni
TAHUKAH ANDA ?
akan
membantu
pelaksanaan
diselesaikan lebih cepat. Sampai saat ini Manokwari masih menjadi sentra tanaman padi di Papua Barat. Produksi padinya di tahun 2015 mencapai 50,02 persen dari total produksi padi di Papua Barat.
22
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 22
proses
produksi
10
PERTAMBANGAN DAN ENERGI Share Terbesar Kedua Terhadap PDRB Provinsi Papua Barat 2015 Tercatat kontribusi yang diberikan sektor ini terhadap perekonomian Papua Barat pada tahun 2015 mencapai 19,49 persen
Gambar
Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor yang memiliki kontribusi yang cukup besar,
10.1
Share terhadap PDRB dan Laju Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian 2015 (%)
meskipun bukan sektor yang dominan terhadap perekonomian Provinsi Papua Barat pada tahun 2015. Tercatat kontribusi yang diberikan sektor ini terhadap
perekonomian Papua Barat pada tahun 2015 memberi
kontribusi
terbesar
kedua.
go .id
mencapai 19,49 persen, atau merupakan sektor yang Meskipun
demikian, nilai kontribusi ini sebenarnya mengalami
Laju pertumbuhan sektor Pertambangan dan Penggalian pada tahun 2015 bernilai positif, yakni
10.1
ar
sebesar 1,21 persen, meningkat dari pertumbuhan di
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
Gambar
persen.
at .b ps .
penurunan dari tahun 2014 yang sebesar 20,76
ab
tahun 2014 yang sebesar 0,88 persen. Nilai ini
Kontribusi Subsektor pada Pertambangan dan Penggalian 2015 (%)
pu
menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor Pertambangan dan
pa
Penggalian pada tahun 2015 dibandingkan dengan
://
tahun sebelumnya.
tp
Subsektor Pertambangan Minyak, Gas dan
ht
Panas Bumi merupakan subsektor dengan kontribusi terbesar pada Pertambangan dan Penggalian. Tercatat pada tahun 2015, hingga 94,75 persen nilai tambah Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
yang dihasilkan sektor Pertambangan dan Penggalian disumbang oleh subsektor ini. Nilai ini mengalami
penurunan dari besaran kontribusinya di tahun 2014 TAHUKAH ANDA ?
yang sebesar 95,10 persen. Penurunan kontribusi ini dipengaruhi dari adanya kenaikan nilai tambah yang dihasilkan
oleh
subsektor
Pertambangan
Produksi LNG Tangguh terbesar diekspor ke jepang sebesar 40 persen dengan total pendapatan negara mencapai 6,4 miliar USD per tahun.
dan
Penggalian Lainnya yang lebih besar daripada
kenaikan yang terjadi pada subsektor Pertambangan
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 23
23
10
PERTAMBANGAN DAN ENERGI Pekerja Laki-Laki Mendominasi Pekerja laki-laki mencapai 93,16 persen dari seluruh pekerja Pertambangan dan Penggalian
Minyak, Gas dan Panas Bumi. Dua tambang besar yang dimiiki Papua Barat adalah tambang minyak di Kabupaten Sorong dan tambang Liquid Natural Gas (LNG) di Kabupaten Teluk Bintuni. Bahkan tambang LNG ini diperkirakan memiliki kandungan gas alam cair
yang besar dan termasuk tiga produsen LNG terbesar
go .id
di Indonesia. Kontributor minyak dan gas (migas) terbesar Papua Barat adalah pertambangan LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni.
at .b ps .
Subsektor Pertambangan Bijih Logam memiliki
Ekspor LNG Tangguh dengan kapal (Sumber: Image Google)
kontribusi terkecil pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian. Pada tahun 2015, tercatat kontribusi yang diberikan oleh subsektor ini sebesar 0,86 persen. Nilai ini menjadi nilai kontribusi terkecil dalam periode
ar
TAHUKAH ANDA ?
pu
ab
Berdasarkan UU Otonomi Khusus No 21 Tahun 2001 disebutkan bahwa dana perimbangan bagian daerah untuk bagi hasil sumber daya alam pertambangan gas alam adalah sebesar 70 persen.
5 tahun terakhir
Bila dilihat dari sisi ketenagakerjaan, pada kondisi Bulan Agustus 2015, tercatat hingga 6.940
pa
orang bekerja pada sektor Pertambangan dan
://
Penggalian. Pekerja pada lapangan usaha ini
tp
didominasi oleh pekerja laki-laki. Proporsi pekerja laki-
ht
laki pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian mencapai 93,16 persen pada kondisi Agustus 2015. Dominasi laki-laki pada usaha ini terbilang wajar, mengingat resiko dan beban pekerjaan yang cukup berat dari usaha tersebut sehingga pekerja
laki-laki lebih dibutuhkan dibandingkan dengan pekerja perempuan.
LNG Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat Sumber: Image Google
24
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 24
11
INDUSTRI PENGOLAHAN Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Tertinggi
Gambar
Di tahun 2015 ini, tercatat rekor kontribusi sektor industri pengolahan. Kontribusi sektor ini mencapai 28,76 persen.
Sektor Industri pengolahan merupakan sektor yang memiliki kontribusi paling besar terhadap
11.1
Perkembangan Share Industri Pengolahan terhadap PDRB 2011-2015 (%)
perekonomian Provinsi Papua Barat pada tahun 2015. Tercatat kontribusi yang diberikan sektor pertanian terhadap perekonomian Papua Barat pada tahun 2015
mencapai 28,76 persen. Nilai kontribusi dari Industri cenderung
mengalami
penurunan.
go .id
Pengolahan
Kontribusi pada tahun 2011 tercatat mencapai 31,92 kata lain, Industri Pengolahan Nilai kontribusi sebesar
28,76 persen ini merupakan nilai terkecil selama 5
at .b ps .
persen dan terus menurun hingga tahun 2015, dengan
Laju pertumbuhan sektor Industri Pengolahan
11.2
ar
pada tahun 2015 bernilai positif, yakni sebesar 2,12
Gambar
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
tahun terakhir.
Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Papua Barat 2011-2015 (%)
ab
persen, tetapi lebih kecil dari laju pertumbuhan pada
pu
tahun 2014 yang mencapai 4,10 persen. Nilai ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai tambah
pa
yang dihasilkan oleh sektor Industri Pengolahan pada peningkatan
tersebut
tp
meskipun
://
tahun 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tidak
sebesar
ht
peningkatan yang terjadi dari tahun 2013 ke 2014 (terjadi perlambatan pertumbuhan). Subsektor Industri Batubara dan Pengilangan Migas
merupakan
subsektor
dengan kontribusi
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2011-2015
terbesar pada Industri Pengolahan. Tercatat pada
tahun 2015, sekitar 90,69 persen nilai tambah yang
►►Catatan:
dihasilkan sektor Industri Pengolahan disumbang oleh
Industri Pengolahan dibagi kedalam 4 golongan:
subsektor ini. Nilai tambah pada subsektor ini didominasi dari hasil dua tambang besar yang dimiiki Papua Barat,
yakni tambang minyak di Kabupaten Sorong dan
1. 2. 3. 4.
Industri Besar (tenaga kerja ≥100 orang) Industri Sedang (tenaga kerja 20-99 orang) Industri Kecil (tenaga kerja 5-19 orang) Industri Rumah Tangga (tenaga kerja 1-4 orang)
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 25
25
11
INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Batubara dan Pengilangan Migas Pendongkrak Industri Pengolahan Pada tahun 2014, kontribusi Industri Batubara dan Pengilangan Migas terhadap nilai tambah Industri Pengolahan mencapai 91,81 persen
Gambar
tambang Liquid Natural Gas (LNG) di Kabupaten Teluk
11.3
Bintuni. Bahkan tambang LNG ini diperkirakan memiliki
Share Subsektor Industri Pengolahan 2015 (%)
kandungan gas alam cair yang besar dan termasuk tiga produsen LNG terbesar di Indonesia. Kontributor minyak dan gas (migas) terbesar Papua Barat adalah
pertambangan LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Meskipun LNG Tangguh merupakan
go .id
Bintuni.
pertambangan dengan nilai produksi yang tinggi, namun sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan
at .b ps .
Usaha Indonesia (KBLI 2005) dalam penghitungan
PDRB nilai tambahnya sebagian besar masuk kedalam sektor industri pengolahan karena telah mengalami
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2015
pu
ab
ar
perubahan wujud produk (output). Industri Pengolahan Provinsi Papua Barat pada tahun
2015 juga ditunjang oleh produksi dari subsektor Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus juga
pa
Industri Makanan dan Minuman. Pada tahun 2015,
://
tercatat Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus
tp
juga Industri Makanan dan Minuman secara berturut-
ht
turut berkontribusi 4,56 persen dan 3,02 persen terhadap nilai tambah Industri Pengolahan. Bila dilihat dari sisi ketenagakerjaan, pada
TAHUKAH ANDA ? Nilai tambah pada subsektor ini didominasi dari hasil dua tambang besar yang dimiiki Papua Barat, yakni tambang minyak di Kabupaten Sorong dan tambang Liquid Natural Gas (LNG) di Kabupaten Teluk Bintuni.
26
Selain Industri Batubara dan Pengilangan Migas,
Agustus 2015, pekerja pada Industri Pengolahan tercatat mencapai lebih dari 10 ribu orang. Pekerja
laki-laki cukup mendominasi pada Industri Pengolahan dengan proporsi mencapai 65,35 persen.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 26
12
KONSTRUKSI Kontribusi Sektor Konstruksi Melebihi Sektor Pertanian Sejak tahun 2013, sektor Konstruksi memberi kontribusi lebih besar terhadap PDRB Papua Barat dibandingkan Pertanian. Pada 2015, Kontribusi yang diberikan Konstruksi sebesar 13,95 persen, sedangkan Sektor Pertanian sebesar 10,82 persen.
Gambar
Kontruksi merupakan sektor yang memiliki kontribusi yang cukup besar, meskipun bukan
12.1
Kontribusi Sektor Pertanian dan Konstruksi terhadap PDRB, 2011-2015 (%)
merupakan sektor dominan terhadap perekonomian Provinsi Papua Barat pada tahun 2015. Tercatat kontribusi yang diberikan sektor konstruksi terhadap perekonomian Papua Barat pada tahun 2015 mencapai 13,95 persen, atau merupakan sektor yang
go .id
memberi kontribusi terbesar ketiga. Nilai kontribusi ini mengalami peningkatan dari tahun 2014, sebesar
pada
perekonomian
Papua
Barat
ditengarai
disebabkan percepatan pembangunan di Provinsi Perpres Nomor 65 Tahun 2011. Sektor konstruksi peranan
penting
khususnya
Laju Pertumbuhan Sektor Konstruksi Provinsi Papua Barat 2011-2015
dalam
ab
memegang
12.2
ar
Papua Barat sebagaimana diamanatkan dalam
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
Gambar
Kontribusi sektor konstruksi yang cukup besar
at .b ps .
12,82 persen.
pu
pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastuktur
pa
ini terus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari provinsi lain dan membuka
://
keterisolasian distrik dan kampung.
tp
Laju pertumbuhan sektor konstruksi pada tahun
ht
2015 bernilai positif, sebesar 9,73 persen. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai tambah Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
yang dihasilkan sektor konstruksi dari tahun 2014 ke tahun 2015. Meskipun demikian, laju pertumbuhan ini TAHUKAH ANDA ?
lebih rendah daripada laju pertumbuhan pada tahun 2014 yang mencapai 12,45 persen. Gambar 12.2 menunjukkan perkembangan laju pertumbuhan dari tahun 2011 hingga 2015. Pertumbuhan Konstruksi
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Papua Barat adalah yang tertinggi kedua (121,01) di Indonesia setelah IKK Provinsi Papua (188,70).
selalu bernilai positif dalam kurun waktu 5 tahun
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 27
27
12
KONSTRUKSI IKK Kota Sorong Terkecil Tahun 2014 Kota Sorong memiliki IKK yang terkecil diantara kabupaten/ kota lainnya, yakni sebesar 108,86
terakhir. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai tambah yang dihasilkan pada Lapangan Usaha Konstruksi kerap meningkat dari tahun ke tahun.
Laju pertumbuhan
Konstruksi memiliki kecenderungan untuk menurun sejak tahun 2014 hingga 2015. Namun, hal ini bukan berarti nilai tambah Konstruksi menurun dari tahun ke tahun, melainkan kenaikan nilai tambah Konstruksi tetap
go .id
terjadi, tetapi kenaikan tersebut tidak sebanyak kenaikan yang dihasilkan pada tahun sebelumnya (terjadi perlambatan pertumbuhan).
at .b ps .
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka
Sumber: Image Google
indeks yang menggambarkan perbandingan tingkat
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat 2015
kota atau provinsi terhadap rata-rata nasional. Pada
ar
12.3
tahun 2015, Provinsi Jawa Timur menjadi daerah
pu
ab
Gambar
kemahalan harga bangunan/konstruksi suatu kabupaten/
rujukan penghitungan IKK daerah lainnya (Kota Surabaya=100). IKK merupakan salah satu alokator
pa
dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU). Bila IKK suatu daerah bernilai lebih dari 100
://
menunjukkan bahwa secara rata-rata biaya yang
tp
dibutuhkan untuk membangun bangunan per satuan
ht
ukuran luas pada daerah tersebut lebih besar dibandingkan pada daerah referensi (Kota Surabaya). IKK Provinsi Papua Barat pada tahun 2015 sebesar 146,01. Sementara itu, kabupaten dengan IKK tertinggi adalah Kabupaten Pegunungan Arfak, senilai 189,75. Di
Sumber: Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi Papua Barat 2015
sisi lain, Kota Sorong memiliki IKK yang terkecil diantara TAHUKAH ANDA ?
kabupaten/ kota lainnya, yakni sebesar 108,86. Hal ini
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Papua Barat adalah yang tertinggi kedua di Indonesia setelah IKK Provinsi Papua.
menunjukkan bahwa setiap kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Papua Barat secara rata-rata membutuhkan biaya yang lebih besar untuk membangun bangunan per satuan ukuran luas dibandingkan Kota Surabaya.
28
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 28
13
HOTEL DAN PARIWISATA Jumlah Hotel Bintang dan Nonbintang Bertambah Pada tahun 2014, hotel di Papua Barat berjumlah 117 buah, terdiri dari 12 hotel bintang dan 105 hotel nonbintang. Jumlah ini meningkat dari kondisi tahun 2014.
Gambar
Pariwisata tentu tidak terlepas dari dukungan sektor perhotelan dalam menyediakan akomodasi bagi
13.1
Jumlah Hotel Bintang dan Melati Provinsi Papua Barat, 2012 - 2014
para wisatawan. Perhotelan di Provinsi Papua Barat dapat dikatakan mengalami perkembangan yang positif dari tahun ke tahun. Tercatat sejak tahun 2010,
jumlah hotel berbintang maupun nonbintang selalu
go .id
mengalami penambahan pada provinsi ini. Pada tahun 2014, hotel di Papua Barat 105 hotel melati. Jumlah ini meningkat dari kondisi
tahun 2013, di mana hanya terdapat 11 hotel bintang dan 89 hotel melati di Provinsi Papua Barat.
at .b ps .
berjumlah 117 buah, terdiri dari 12 hotel bintang dan
Sumber: Direktori Perhotelan Provinsi Papua Barat, 2015
Usaha perhotelan tentu tidak terlepas dari
ar
pekerja yang dimanfaatkan jasanya oleh usaha
pu
2014, jumlah pekerja yang diserap oleh seluruh hotel
Gambar
ab
penyediaan akomodasi tersebut tersebut. Pada tahun
13.2
Proporsi Pekerja Perhotelan Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Provinsi Papua Barat, 2014
bintang di Papua Barat mencapai 743 orang.
pa
Sementara itu, pada jenis akomodasi hotel melati,
tp
1.093 orang.
://
jumlah pekerja yang diserap lebih besar, yakni hingga Bintang
Melati
ht
Bila dibedakan menurut tingkat pendidikan tertingginya, pekerja di sektor perhotelan didominasi oleh pekerja dengan pendidikan minimal setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Kondisi tahun 2014 mencatat setidaknya 70 persen pekerja pada hotel
kategori hotel bintang maupun melati, didominasi oleh
Sumber: Direktori Perhotelan Provinsi Papua Barat, 2015
pekerja dengan pendidikan tertinggi setingkat SMA.
TAHUKAH ANDA ?
Tamu yang menginap di hotel bintang maupun melati di Provinsi Papua Barat terdiri dari tamu domestik juga asing. Pada tahun 2014 jumlah tamu
asing yang menginap di hotel bintang mencapai
Bandara Marinda di Raja Ampat (Papua Barat) telah diresmikan pada tanggal 9 Mei 2012. Hal ini adalah salah satu upaya untuk memajukan pariwisata di Raja Ampat yang telah mendunia.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 29
29
13
HOTEL DAN PARIWISATA Hotel Berbintang Favorit Tamu Asing dan Domestik Baik tamu asing maupun domestik ternyata lebih memilih hotel berbintang dibandingkan hotel nonbintang. Hal ini tampak pada jumlah tamu pada hotel berbintang baik asing maupun domestik yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan hotel nonbintang.
kurang lebih 2.692 orang, sementara hanya 356 orang yang menggunakan akomodasi hotel melati. Di sisi lain, tamu domestik yang menginap di hotel bintang berjumlah kurang lebih 79.813 ribu orang, sementara itu jumlah tamu domestik yang menginap di hotel
melati juga sangat besar, yakni hingga 111.468 orang.
go .id
Fenomena ini dapat mengindikasi adanya preferensi tamu asing untuk menginap pada hotel bintang. Sebaliknya, tamu domestik lebih memilih untuk
at .b ps .
menginap di hotel melati.
Rata-rata lama menginap tamu asing di hotel
malam. Sedangkan pada hotel melati, rata-rata lama
Jumlah Objek Wisata menurut Jenisnya di Papua Barat 2014
menginap tamu asing berkisar antara 3 hingga 4
ar
13.3
bintang pada tahun 2014 berkisar antara 1 hingga 2
pu
ab
Gambar
Gambar: Hotel di Manokwari Sumber: Image Google
malam. Sementara itu, tamu domestik yang menginap
di hotel bintang maupun melati secara rata-rata hanya menghabiskan 2 hingga 3 malam saja.
pa
Jumlah objek wisata di Papua Barat tahun 2014
://
sebanyak 164 objek. Objek wisata tersebut terdiri dari
tp
88 objek wisata alam, 23 objek wisata tirta/bahari,
ht
458objek wisata budaya, dan 5 objek wisata agro (Dinbudpar, 2014).
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat, 2015
TAHUKAH ANDA ? Dari 26 kawasan konservasi di Papua Barat, Taman Nasional Teluk Cenderawasih adalah yang terluas di Papua Barat, yaitu 1,45 juta hektar.
30
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 30
14
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Program Percepatan Pembangunan dengan Pembangunan Jalan
Gambar
Salah satu program pendukung percepatan pembangunan Papua Barat yang diamanahkan dalam Perpres No 65 Tahun 2011 Tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua Barat adalah Program Pengembangan Infrastruktur Dasar berupa pembangunan ruas jalan Trans Papua Barat.
Transportasi merupakan sektor yang sangat esensial bagi kehidupan bermasyarakat. Transportasi
14.1
Kontribusi terhadap PDRB dan Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Pergudangan 2011-2015 (%)
memiliki peran penting dalam menunjang kelancaran aktivitas penduduk, baik dari sisi ekonomi maupun sosial. Bukan hanya berkaitan dengan angkutan bagi
penduduk, transportasi juga berperan penting dalam
go .id
pendistribusian barang dari suatu tempat ke tempat lain. Pembangunan akses transportasi terutama jalan
pemerataan pendidikan, kesehatan, distribusi barang jasa
masyarakat.
untuk
memenuhi
Kesulitan
kebutuhan
dalam
hidup
perhubungan
14.2
ar
dan
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
at .b ps .
sisi. Akses transportasi yang baik akan memudahkan
Gambar
darat akan memberikan multiplier effect dari banyak
Ruas Jalan Trans Papua Barat Dalam Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Papua Barat 2011-2015
ab
mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang akan
pu
berpengaruh pada tingkat harga, baik harga barang maupun jasa. Tingkat harga yang tinggi inilah menjadi
://
kemiskinan cenderung tinggi.
pa
penyebab daya beli masyarakat rendah sehingga
tp
Andil sektor transportasi dalam perekonomian
ht
Provinsi Papua Barat tahun 2015 mencapai 2,64 persen. Sektor ini juga memiliki perkembangan yang cukup baik, tercatat paling tidak sejak tahun 2011 transportasi Papua Barat selalu mengalami laju pertumbuhan yang positif, dengan kisaran antara 6
Empat ruas Nasional dan Strategis Papua Barat
hingga lebih dari 13 persen setiap tahunnya.
1. Manokwari-Sorong 2. Manokwari (Maruni)-Bintuni 3. Fakfak-Hurimber-Bomberay 4. Sorong-Mega Total Dua Ruas Tambah Papua Barat 1. Fakfak-Kaimana-Manokwari 2. Susumuk-Bintuni Total
Angkutan darat merupakan subsektor yang memiliki kontribusi terbesar membentuk nilai tambah dibandingkan transportasi lainnya. Angkutan laut memberi kontribusi terbesar ketiga setelah angkutan
Panjang 606.17 Km 217.15 Km 162.00 Km 76.00 Km 1061.32 Km Panjang 609.00 Km 204.00 Km 813.00 Km
Sumber: Bappeda Provinsi Papua Barat, 2011
udara. Kondisi ini menunjukkan bahwa angkutan darat
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 31
31
14
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Jalan Trans Papua Barat Menghubungkan Seluruh Kabupaten/Kota
Gambar
Ruas jalan Trans Papua akan dibangun untuk menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Papua Barat. Panjangnya diperkirakan akan mencapai 1.874,32 Km yang terbagi ke dalam 6 ruas jalan.
14.1
Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun Ke Atas yang Mengakses Internet 3 Bulan Terakhir Menurut Jenis Kelamin, Provinsi Papua Barat, 2015 (%)
masih menjadi angkutan primadona bagi masyarakat Papua Barat. Di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan informasi
membuat
masyarakat
membutuhkan
komunikasi yang lancar. Internet merupakan media
komunikasi lain yang sedang marak di tengah
go .id
masyarakat. Dengan menggunakan internet, pencarian dan penyebaran informasi dapat dilakukan secara luas melintasi batas ruang dan waktu tanpa harus
at .b ps .
mengeluarkan biaya yang sangat mahal. Penggunaan
internet sebagai media komunikasi juga terjadi di
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat, 2015
Provinsi Papua Barat.
ar
ab
14.2
di Provinsi Papua Barat masih cukup kecil. Hanya
Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun Ke Atas yang Mengakses Internet 3 Bulan Terakhir Menurut Alat untuk Mengakses Internet Provinsi Papua Barat, 2015 (%)
pu
Gambar
Kondisi Maret 2015, tercatat pengguna internet
sekitar 17,72 persen penduduk usia 5 tahun ke atas
yang mengakses internet selama 3 bulan terakhir. Bahkan, dalam periode tersebut,
tidak terdapat
pa
penduduk yang mengakses internet di Kabupaten
://
Pegunungan Arfak. Infrastruktur untuk bisa mengakses
tp
internet memang masih terbilang kurang pada wilayah
ht
Provinsi Papua Barat. Hal ini ditengarai mengakibatkan rendahnya persentase penduduk yang mengakses internet tersebut. Alat yang digunakan untuk mengakses internet pada umumnya adalah Handphone/ Ponsel, yakni
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat, 2015
mencapai 84,75 persen penduduk 5 tahun ke atas yang mengakses internet, menggunakan alat berupa Handphone/ Ponsel. Selain itu, penduduk Provinsi Papua Barat juga banyak menggunakan Laptop/ Notebook sebagai alat untuk dapat mengakses
internet.
32
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 32
15
PERBANKAN DAN INVESTASI Performa Jasa Keuangan dan Asuransi Membaik
Gambar
Tercatat pada tahun 2015, nilai tambah yang dihasilkan dari Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi mengalami pertumbuhan lebih tinggi juga peningkatan kontribusi terhadap PDRB dibandingkan dengan tahun 2014.
Jasa keuangan merupakan salah satu sektor penunjang perekonomian suatu daerah. Sektor ini
15.1
Kontribusi terhadap PDRB dan Pertumbuhan Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, 2011-2015 (%)
memberi kontribusi setidaknya sebesar 1,59 persen pada perekonomian Provinsi Papua Barat di tahun 2015. Kontribusi ini mengalami peningkatan daripada tahun sebelumnya yang mencapai 1,51 persen. Laju
go .id
pertumbuhan sektor ini juga bernilai positif dan cukup besar, yakni mencapai 9,70 persen. Nilai ini juga peningkatan
dibandingkan
laju
pertumbuhan yang terjadi pada tahun 2014. Hal ini secara tidak langsung menjelaskan bahwa Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi berada pada performa yang sangat baik pada tahun 2015.
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
ab
Perantara Keuangan memiliki kontribusi yang sangat
Gambar
ar
Bila ditelisik lebih dalam, Subkategori Jasa
at .b ps .
mengalami
15.2
Kontribusi Subsektor pada Jasa Keuangan dan Asuransi, 2015 (%)
pu
besar terhadap nilai tambah yang dihasilkan Jasa
pa
Keuangan dan Asuransi. Pada tahun 2015, tercatat peranan subsektor tersebut mencapai 95,15 persen. Keuangan
meliputi
tp
Perantara
://
Kegiatan ekonomi yang tercakup dalam kategori Jasa kegiatan
yang
ht
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit/ pinjaman dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
banyak. Di sisi lain, Jasa Penunjang Keuangan memberi kontribusi terkecil dalam pembentukan PDRB Jasa Keuangan dan Asuransi pada tahun 2015, yakni hanya 0,14 persen.
TAHUKAH ANDA ? Salah satu kegiatan yang termasuk Jasa Penunjang Keuangan adalah Jasa Penukaran Mata Uang
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 33
33
16
HARGA-HARGA Kenaikan Harga Cencerung Terjadi Setiap Bulan
Tabel
Kenaikan harga cenderung terjadi setiap bulan pada tahun 2015, kecuali di Bulan Oktober dan November 2015
16.1 Bulan
Indeks Harga Konsumen (2012=100) Papua Barat Januari 2014- Desember 2015 (%) 2014
2015
Dalam suatu perekonomian, harga merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Sebagai
Inflasi Bulanan
contoh, bila terjadi kenaikan harga pada suatu
107,93
115,30
0,10
komoditi, hal ini akan berdampak pada perubahan
Febuari
108,52
115,53
0,20
daya beli masyarakat. Selain itu, bila terjadi pergolakan
Maret
108,41
116,00
0,40
harga yang tidak stabil pada suatu wilayah, hal ini
April
108,70
116,10
0,08
dapat berdampak pada penurunan motif pengusaha
Mei
109,38
116,27
0,15
untuk berproduksi.
Juni
109,26
118,27
1,71
Perkembangan harga, khususnya harga barang
Juli
111,15
120,36
1,77
konsumsi, dapat digambarkan dari waktu ke waktu
Agtustus
113,26
120,59
0,19
September
113,93
120,89
0,25
Oktober
113,11
120,57
-0,26
November
113,20
119,95
-0,51
Desember
115,18
121,33
1,15
at .b ps .
go .id
Januari
melalui Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK Papua Barat pada 2015 (kondisi Desember) tercatat sebesar 121,33. Nilai ini menunjukkan bahwa secara umum,
ar
harga-harga barang konsumsi pada Desember 2015
ab
Sumber: Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Provinsi Papua Barat, 2014 dan 2015
pu
►► Kegunaan Angka Inflasi :
dari kondisi harga pada tahun dasar (tahun 2012). Inflasi adalah persentase tingkat perubahan
1. Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai (wageindexation). 2. Penyesuaian nilai kontrak (contractual payment). 3. Eskalasi nilai proyek (project escalation). 4. Penentuan target inflasi (inflation targeting). 5. Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (budget indexation). 6. Sebagai pembagi PDB/PDRB (GDP/GRDB deflator) 7. Sebagai proxy perubahan biaya hidup (proxy of cost of living). 8. Indikator dini tingkat bunga, valas, dan indeks harga saham.
pa
harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum
://
dikonsumsi rumah tangga. Perubahan yang dimaksud
tp
adalah terjadi kenaikan atau mungkin penurunan harga
ht
barang dan jasa. Rata-rata tertimbang dari perubahan harga barang dan jasa tersebut pada periode waktu tertentu (bulanan) disebut inflasi/harga naik (nilainya >0) dan deflasi/harga turun (nilainya <0). Inflasi dapat dihitung dengan menghitung laju
pertumbuhan IHK. Adapun pada tahun 2015, inflasi
TAHUKAH ANDA ?
tertinggi terjadi pada bulan Juli 2015, yakni mencapai
Inflasi tahunan tertinggi yang pernah terjadi di Papua Barat adalah sebesar 20,06 persen dan menjadi yang tertinggi di Indonesia pada tahun 2008.
34
telah mengalami perubahan harga, berupa kenaikan,
1,77 persen. Kenaikan ini ditengarai disebabkan oleh adanya fenomena Bulan Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 34
17
PENGELUARAN PENDUDUK Konsumsi Penduduk Didominasi Komoditi Nonmakanan
Pada kondisi Maret 2015, rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di wilayah Provinsi Papua Barat
Gambar
Pengeluaran per kapita Provinsi Papua Barat didominasi oleh pengeluaran untuk nonmakanan (50,23 persen), sedangkan 49,77 persen lainnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan.
17.1
Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Provinsi Papua Barat, 2015 (Rupiah)
berkisar antara Rp 256.334,- (Kabupaten Pegunungan Arfak) hingga Rp 1.448.706,- (Kabupaten Teluk Bintuni). Sementara itu, bila dilihat secara rata-rata,
Provinsi Papua Barat memiliki rata-rata pengeluaran Pengeluaran
per
kapita
dapat kita
go .id
per kapita per bulan mencapai Rp 1.030.232,-. lihat
berdasarkan tipe daerah, perkotanan dan perdesaan. maupun
perdesaan,
rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan pada tahun 2015 berturut-turut mencapai Rp 1.270.082,- dan Rp 884.320,-. Bila perkotaan dan perdesaan digabung,
pengeluaran
dilihat per
menurut kapita
Persentase Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Provinsi Papua Barat, 2015 (%)
jenis
barangnya,
pu
Bila
17.2
ab
1.030.232,-.
Rp
Sumber: Analisis Pola Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Maret 2015
ar
rata-rata pengeluaran per kapita menjadi sebesar
Sumber: PDRB menurut Penggunaan, BPS Provinsi Papua Barat 2013-2014
at .b ps .
perkotaan
Gambar
Baik
Provinsi Papua Barat
pa
didominasi oleh pengeluaran untuk nonmakanan
://
(50,23 persen), sedangkan 49,77 persen lainnya
tp
digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan.
ht
Terdapat 4 kabupaten/ kota yang memiliki pola pengeluaran untuk konsumsi nonmakanan lebih tinggi daripada konsumsi makanan, diantaranya Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong, dan Kota Sorong. Di sisi lain, lebih dari 80
persen
pengeluaran
Pegunungan Arfak
per
kapita
di
Sumber: Analisis Pola Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Maret 2015
Kabupaten TAHUKAH ANDA ?
digunakan untuk konsumsi
makanan. Konsumsi kalori per kapita sehari tertinggi berada pada Kabupaten Manokwari (2.029,95 kkal),
Lima komoditi dengan konsumsi terbesar di Provinsi Papua Barat pada Maret 2015 adalah Makanan dan Minuman Jadi; PadiPadian; Tembakau dan Sirih; Ikan; dan Sayur-Sayuran
sementara konsumsi protein per kapita sehari tertinggi berada pada Kota Sorong (55,42 gram).
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 35
35
18
PERDAGANGAN Kontribusi Sektor Perdagangan Cenderung Meningkat Tercatat sejak 2011, laju pertumbuhan sektor perdagangan selalu bernilai positif.
Gambar
Sektor perdagangan merupakan salah satu
18.1
sektor
Perkembangan Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan Papua Barat 2011-2015 (%)
yang
berkontribusi
cukup
besar
di
perekonomian Provinsi Papua Barat. Sejak tahun 2011, kontribusi sektor perdagangan kian mengalami peningkatan terhadap keseluruhan perekonomian Papua Barat. Hingga tahun 2015, tecatat peran sektor perdagangan mencapai 6,14 persen terhadap seluruh
go .id
PDRB Provinsi Papua Barat, yang merupakan nilai kontribusi terbesar dari sektor perdagangan selama 5
at .b ps .
tahun terakhir. Sektor
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
perdagangan
juga
memiliki
tren
perkembangan yang sangat baik. Tercatat sejak 2011, laju pertumbuhan sektor perdagangan selalu bernilai
ar
positif. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tambah yang
ab
Share Subsektor pada Sektor Perdagangan Provinsi Papua Barat 2015 (%)
pu
18.2
tahun. Laju pertumbuhan sektor perdagangan berkisar antara 5 hingga 13 persen dalam periode 2011 hingga 2015. Adapun pada tahun 2015, laju pertumbuhan
pa
Gambar
sektor ini selalu mengalami peningkatan dari tahun ke
://
sektor perdaganan Provinsi Papua Barat mencapai
tp
6,86 persen.
ht
Sektor perdagangan dapat dibedakan menjadi Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya; serta Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor. Pada tahun 2015, perdagangan di Provinsi Papua Barat didominasi oleh perdagangan besar maupun eceran dengan komoditas yang diperdagangkan bukan mobil dan sepeda motor.
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
Tercatat kontribusi subsektor tersebut mencapai 80,62 persen dari nilai tambah yang dihasilkan sektor perdagangan secara keseluruhan. Laju pertumbuhan subsektor ini juga cukup tinggi, yakni mencapai 7,85 persen.
36
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 36
19
PENDAPATAN REGIONAL Migas Lambungkan PDRB Papua Barat
Tabel
Dengan agregat PDRB sebesar 62,88 triliun rupiah, ternyata sekitar 28,01 triliun rupiah atau 44,55 persen diantaranya didorong oleh subsektor migas.
PDRB Papua Barat tahun 2015 mengalami peningkatan yang cukup tajam. Pada tahun tersebut
19.1
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Papua Barat 2014-2015 (Rp Juta) ADHB
Uraian
nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp. 62,882 triliun, sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (ADHK) senilai Rp. 52,347
triliun. PDRB ADHB menggambarkan nilai tambah yang
ADHK
2014
2015
2014
2015
A
6.277.093,63
6.805.211,90
5.345.737,95
5.460.388,07
B
12.083.771,13
12.254.989,03
11.009.304,26
11.142.840,90
C
17.575.969,89
18.087.950,50
16.373.628,47
16.721.239,31
D
18.355,67
23.933,59
18.884,44
17.330,06
59.492,67
55.822,97
58.807,35
F
7.461.242,39
8.769.684,09
5.460.654,54
5.991.887,30
(penghitungan menggunakan harga pada tahun
G
3.365.107,97
3.861.913,90
2.859.267,63
3.055.413,69
berjalan). Pada tahun 2015, terjadi peningkatan nilai
H
1.420.157,63
1.659.495,21
1.136.343,11
1.230.859,16
menunjukkan bahwa adanya peningkatan pendapatan Provinsi Papua Barat secara nominal di tahun 2015.
I
327.326,81
372.991,58
248.402,38
265.192,66
J
852.307,10
932.041,28
833.684,16
896.731,21
K
876.987,90
999.531,92
678.123,57
743.893,06
L
648.102,48
732.232,54
526.622,31
566.612,62
M,N
ar
Meskipun demikian, peningkatan ini tidak bisa
at .b ps .
PDRB ADHB hingga Rp 4,671 triliun. Hal ini
66.101,77
go .id
E
dihasilkan seluruh sektor ekonomi secara nominal
61.150,85
68.279,47
51.671,94
55.372,80
6.105.799,99
4.006.013,14
4.340.166,91
O
pada sektor-sektor ekonomi Papua Barat di tahun
P
1.389.216,46
1.505.139,16
1.189.210,20
1.275.742,74
2015. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh inflasi
Q
416.695,45
464.773,66
365.566,02
388.688,62
(kenaikan harga) yang masuk dalam penghitungan
R,S,T,U
pa
pu
ab
dianggap sebagai akibat adanya peningkatan produksi
5.226.635,23
://
PDRB, mengingat harga yang digunakan dalam
tp
menghitung PDRB ADHB merupakan harga pada
ht
tahun berjalan, sehingga peningkatan nilai PDRB ADHB bisa saja meningkat akibat adanya kenaikan
151.283,03
171.954,82
128.103,70
136.254,25
PDRB
58.210.896,29
62.882.024,41
50.287.040,79
52.347.420,68
PDRB TANPA MIGAS
30.673.908,63
34.866.953,75
24.865.695,40
26.482.136,49
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
harga, bukan kenaikan produksi. Di sisi lain, PDRB ADHK menggambarkan nilai tambah yang dihasilkan seluruh sektor ekonomi secara
riil (penghitungan menggunakan harga pada tahun dasar/ tetap). Dengan metode ini, maka setiap perubahan nilai PDRB ADHK hanya dipengaruhi dari
KODE KATEGORI
perubahan jumlah produksi yang dihasilkan setiap sektor ekonomi. Dengan kata lain, peningkatan nilai
A
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
B
Pertambangan dan Penggalian
C
Industri Pengolahan
D
Pengadaan Listrik dan Gas
E
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F
Konstruksi
G
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H
Transportasi dan Pergudangan
I
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
J
Informasi dan Komunikasi
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
L
Real Estate
M,N
PDRB ADHK akan mencerminkan adanya kenaikan
Jasa Perusahaan
O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P
Jasa Pendidikan
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
R,S,T,U
Jasa lainnya
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 37
37
19
PENDAPATAN REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat Tertinggi Mulai berproduksinya LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni telah mendongkrak pertumbuhan ekonomi Papua Barat menjadi 15,84 persen. Angka pertumbuhan ekonomi ini adalah yang tertinggi di Indonesia di tahun 2012.
Gambar
produksi daerah tersebut, sebaliknya penurunan nilai
19.1
Share Sektor Ekonomi Papua Barat Dengan Migas, 2015 (%)
PDRB ADHK akan mencerminkan adanya penurunan produksi daerah tersebut. Tahun dasar yang digunakan pada penghitungan PDRB ADHK saat ini adalah harga pada tahun 2010. Pada tahun 2015, terjadi peningkatan
nilai PDRB ADHK 2010 hingga Rp 2,060 triliun.
go .id
Bila tanpa memperhitungkan subsektor minyak dan gas (migas), besarnya PDRB ADHB Papua Barat tahun 2015 mencapai Rp. 34,867 triliun, sementara PDRB
at .b ps .
ADHK senilai Rp. 26,482 triliun. Nilai PDRB tanpa migas
juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014, baik secara nominal maupun riil.
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
Selisih nilai antara PDRB ADHB dengan migas dan
pu
ab
ar
tanpa migas adalah sebesar Rp. 28,015 triliun. Selisih ini bahkan lebih besar dari nilai PDRB ADHK sendiri. Hal ini
membuktikan bahwa peranan subsektor migas dalam perekonomian Papua Barat sangat signifikan terhadap
pa
perekonomian Provinsi Papua Barat .
://
Sektor-sektor unggulan di suatu daerah dapat
tp
diketahui dari struktur perekonomiannya. Struktur
ht
perekonomian merupakan persentase distribusi nilai tambah suatu sektor terhadap keseluruhan PDRB ADHB. Struktur ini dapat memperlihatkan sektor-sektor utama yang berkontribusi besar dalam perekonomian (sektor utama dalam perekonomian suatu daerah).
Terdapat tiga sektor unggulan yang menjadi
Sumber: Image Google
kontributor utama dalam PDRB sebagai penggerak perekonomian Papua Barat pada tahun 2015. Ketiga sektor itu adalah sektor industri pengolahan, memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Papua Barat hingga
28,76 persen, sektor Pertambangan dan Penggalian
38
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 38
19
PENDAPATAN REGIONAL Tanpa Migas, Ekonomi Papua Barat Didominasi Sektor Konstruksi Kontribusi sektor Konstruksi terhadap PDRB ADHB tanpa migas Papua Barat Tahun 2015 mencapai 25,15 persen.
Gambar
yang memberikan kontribusi 19,49 persen; serta sektor konstruksi memiliki kontribusi 13,95 persen. Bila
struktur
ekonomi
dilihat
19.2
Share Sektor Ekonomi Papua Barat Tanpa Migas 2015 (%)
tanpa
memperhitungkan subsektor migas, maka kontributor utama perekonomian Papua Barat berada pada sektor Konstruksi
(25,15%);
Pertanian
(19,52%);
dan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
go .id
Sosial Wajib (17,51%). Sementara itu sektor industri pengolahan nonmigas hanya berkontribusi 4,83 persen tahun 2015. Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
Pertumbuhan ekonomi disuatu daerah biasanya dihitung dengan membandingkan besarnya nilai
ab
menggunakan dasar harga konstan dapat diketahui
pu
sejauh mana pertumbuhan riil dari suatu daerah tanpa
19.3
Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat, 2011-2015 (%)
pa
dipengaruhi oleh kenaikan harga.
Gambar
ar
tambah antar waktu menurut harga konstan. Dengan
at .b ps .
terhadap perekonomian Provinsi Papua Barat pada
Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada tahun
://
2015 tercatat bernilai positif meskipun mengalami
tp
perlambatan, yaitu menjadi 4,10 persen. Perlambatan
ht
laju pertumbuhan akonomi dapat diartikan bahwa terdapat peningkatan nilai PDRB ADHK, meskipun peningkatan tersebut tidak selaju peningkatan yang terjadi pada PDRB ADHK tahun sebelumnya. Tanpa Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
memperhitungkan komponen migas (tanpa migas), pertumbuhan ekonomi Papua Barat tahun 2015 lebih tinggi, yakni mencapai 6,50 persen.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 39
39
20
PERBANDINGAN REGIONAL Laju Pertumbuhan Penduduk Tertinggi Kedua se-Indonesia
20.1
Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Papua
Laju Pertumbuhan dan Distribusi Penduduk Provinsi Indonesia, 2014 (%)
Barat relatif tinggi bila dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Rata-rata laju pertumbuhan
Laju Pertumbuhan 2010-2014
Distribusi 2014
Aceh
2,06
1,95
Sumatera Utara
1,39
5,46
daripada
Sumatera Barat
1,34
2,04
Riau
2,64
2,45
nasional. Sementara itu, pada tahun 2010-2014, rata-
Jambi
1,85
1,33
Sumatera Selatan
1,50
3,15
Bengkulu
1,74
0,73
Lampung
1,26
3,18
Kep. Babel
2,23
0,53
Kep. Riau
3,16
0,76
DKI Jakarta
1,11
4,00
Jawa Barat
1,58
18,25
Jawa Tengah
0,82
13,29
DI Yogyakarta
1,20
1,44
Jawa Timur
0,69
15,31
Banten
2,30
4,64
Bali
1,24
NTB
1,40
pu
Tabel
Pada tahun 2010-2014, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Papua Barat sebesar 2,65 persen.
NTT
1,71
Kalimantan Barat
1,68
Kalimantan Tengah
2,38
2000-2014, sebesar 3,71 persen, dua kali lebih tinggi
laju
pertumbuhan
penduduk
go .id
rata-rata
rata laju pertumbuhan penduduk Papua Barat menurun menjadi 2,65 persen. Namun, angka tersebut ternyata
at .b ps .
menjadi rata-rata laju pertumbuhan tertinggi kedua dari
seluruh provinsi di Indonesia. Rata-rata laju ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk nasional pada periode yang sama, yakni
ab
ar
sebesar 1,40 persen. Meskipun penduduk Provinsi Papua Barat
cenderung meningkat dari waktu ke waktu dengan laju pertumbuhan yang relatif tinggi dibandingkan provinsi
1,89 2,00
lain, jumlah penduduk Papua Barat merupakan yang
1,87
terkecil
0,97
Kalimantan Utara. Tercatat hanya 0,34 persen
pa
tp
Kalimantan Selatan
penduduk tertinggi keempat se-Indonesia pada periode
1,63
://
Provinsi
kedua
di
Indonesia,
setelah
Provinsi
1,87
1,56
2,64
1,33
penduduk Indonesia yang berada di Provinsi Papua
-
0,25
Barat pada tahun 2014.
1,17
0,95
Sulawesi Tengah
1,71
1,12
Dari hasil proyeksi penduduk 2015, diketahui
Sulawesi Selatan
1,13
3,34
umur median penduduk Provinsi Papua Barat pada
Sulawesi Tenggara
2,20
0,97
Gorontalo
1,65
0,44
tahun 2015 adalah sebesar 25,47 tahun, dapat
Sulawesi barat
1,95
0,50
dikatakan penduduk Papua Barat tergolong kategori
Maluku
1,82
0,66
penduduk
Maluku Utara
2,21
0,45
Papua Barat
2,65
0,34
mengindikasikan bahwa sebagian besar penduduk
Papua
1,99
1,23
Provinsi Papua Barat masuk dalam kelompok umur
Indonesia
1,40
100,00
ht
Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara
menegah.
Hal
ini
dapat
muda (produktif).
Dengan
Sumber: BPS RI, 2015
40
usia
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 40
kondisi
kependudukan
tersebut,
PERBANDINGAN REGIONAL
20
Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2014 Peringkat 19 Laju pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada tahun 2014 mencapai 5,38 persen, lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Tabel
menyebabkan Papua Barat memiliki jumlah tenaga kerja yang melimpah. Adapun TPAK Provinsi Papua
20.2
Barat pada Agustus 2015 tercatat mencapai 68,68
TPAK dan TPT Provinsi di Indonesia, Kondisi Agustus 2015 (%)
Provinsi
TPAK
TPT
Aceh
63,44
9,93
Sumatera Utara
67,28
6,71
2015 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Papua
Sumatera Barat
64,56
6,89
Barat menempati urutan ke delapan belas, dengan
Riau
63,22
7,83
Jambi
66,14
4,34
68,53
6,07
70,67
4,91
65,60
5,14
66,71
6,29
Kep. Riau
65,07
6,20
DKI Jakarta
66,39
7,23
Jawa Barat
60,34
8,72
Jawa Tengah
67,86
4,99
DI Yogyakarta
68,38
4,07
Jawa Timur
67,84
4,47
Banten
62,24
9,55
Bali
75,51
1,99
NTB
66,54
5,69
NTT
69,25
3,83
Kalimantan Barat
68,68
5,15
Kalimantan Tengah
71,11
4,54
Kalimantan Selatan
69,73
4,92
Kalimantan Timur
62,39
7,50
Kalimantan Utara
63,45
5,68
Sulawesi Utara
61,28
9,03
Sulawesi Tengah
67,51
4,10
Sulawesi Selatan
60,94
5,95
Sulawesi Tenggara
68,35
5,55
Gorontalo
63,65
4,65
yang ada di Indonesia. Sementara itu, pada Agustus
nilai sebesar 8,08 persen. Nilai tersebut cukup besar,
Sumatera Selatan
meskipun bahkan lebih tinggi daripada TPT nasional
Bengkulu Lampung
pada tahun 2015.
Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada tahun 2015 tercatat bernilai positif tetapi mengalami perlambatan, yaitu menjadi 4,10 persen. Meskipun ada
ar
perlambatan, laju pertumbuhan Provinsi Papua Barat
at .b ps .
Kep. Babel
go .id
persen, atau tertinggi ke sembilan dari 34 provinsi
ab
cukup baik, lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan
pu
ekonomi nasional.
Kualitas pembangunan manusia suatu wilayah
pa
dapat ditinjau melalui IPM daerah tersebut. IPM
://
Provinsi Papua Barat pada tahun 2015 mencapai
ht
yang ada.
tp
61,73 atau menduduki peringkat ke-33 dari 34 provinsi Kondisi kemiskinan dapat ditinjau dari beberapa indikator, seperti Jumlah Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, serta Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan. Pada Maret 2015, Garis Kemiskinan
Sulawesi barat
70,27
3,35
Perkotaan pada Provinsi Papua Barat sebesar Rp
Maluku
64,47
9,93
452.022,- (garis kemiskinan tertinggi keenam dari 34
Maluku Utara
66,43
6,05
Papua Barat
68,68
8,08
Papua
79,57
3,99
65,76
6,18
provinsi). Sementara itu, Garis Kemiskinan Perdesaan pada Provinsi Papua Barat sebesar Rp 435.207,(garis kemiskinan tertinggi keenam dari 34 provinsi).
Indonesia Sumber: BPS RI, 2015
Baik Garis Kemiskinan Perkotaan maupun Perdesaan,
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 41
41
20
PERBANDINGAN REGIONAL Garis Kemiskinan Tertinggi Keenam se-Indonesia Pada tahun 2015, Garis kemiskinan pada Provinsi Papua Barat mencapai Rp 452.022,- (untuk wilayah perkotaan) dan Rp 435.207,- (untuk wilayah perdesaan). .
Tabel
keduanya cukup tinggi, dan melebihi nilai Garis
20.3
Kemiskinan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa
Garis Kemiskinan Wilayah Maluku dan Papua Maret 2015 (Rupiah)
secara rata-rata biaya yang dibutuhkan setiap
Perdesaan
penduduk Provinsi Papua Barat dalam memenuhi
Maluku
400.347
399.176
kebutuhan dasarnya per bulan jauh lebih tinggi
Maluku Utara
360.933
337.789
dibandingkan dengan provinsi lain.
Papua Barat
452.022
435.207
Harga merupakan salah satu komponen penting
Papua
440.697
388.095
untuk diperhatikan, salah satunya karena harga
342.541
317.881
Indonesia
memiliki
go .id
Perkotaan
Provinsi
keterkaitan
erat
dengan
pemenuhan
kebutuhan hidup penduduk. Perkembangan serta
Sumber: BPS RI, 2015
at .b ps .
perbandingan harga dapat digambarkan melalui beberapa indikator, salah satunya IKK. Nilai IKK memberi gambaran mengenai biaya yang dibutuhkan
TAHUKAH ANDA ?
ar
untuk membangun membangun bangunan per satuan ukuran luas pada suatu daerah. IKK Papua Barat pada tahun 2015 mencapai 146,01 dan merupakan IKK tertinggi kedua se-Indonesia.
ht
tp
://
pa
pu
ab
IPM Provinsi Papua (56,75%), Papua Barat (61,28%), dan Sulawesi Barat (62,24%) adalah tiga provinsi dengan IPM terendah di Indonesia tahun 2014.
42
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 42
ht
tp
://
pa
pu
ab
ar
at .b ps .
go .id
Lampiran Tabel
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 43
43
Tabel 1.1 Luas Wilayah Provinsi Papua Barat menurut Kabupaten/Kota 2015 Luas Wilayah 11 036,48 16 241,84 3 959,53 20 840,83 3 186,28 6594,31 6544,23 8 034,44 11 529,18 5 461,69 2 812,44 2 773,74 656,64 99 671,63
at .b ps .
go .id
Kabupaten/Kota Fakfak Kaimana Teluk Wondama Teluk Bintuni Manokwari Sorong Selatan Kabupaten Sorong Raja Ampat Tambrauw Maybrat Manokwari Selatan Pegunungan Arfak Kota Sorong Papua Barat
Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6 Tahun 2008, UU Pembentukan Kabupaten Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak
ab
ar
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Provinsi Papua Barat 2015 Jumlah Penduduk (Ribu Jiwa)
Kabupaten/Kota
pu
Laki-laki
0-4
pa
5-9
48,5
47,3
95,8
46,2
43,2
89,4
44,5
42,0
86,5
41,5
38,7
80,2
42,3
38,6
80,9
25-29
44,7
39,4
84,1
30-34
44,0
38,8
82,8
35-39
38,6
33,4
72,0
40-44
31,3
26,4
57,7
45-49
25,4
21,2
46,6
50-54
19,5
16,3
35,8
55-59
13,8
11,4
25,2
60-64
9,1
7,2
16,3
65-69
5,2
4,2
9,4
70-74
2,6
2,2
4,8
ht 75+ Total
2,1
1,9
4.0
459,3
412,2
871,5
Sumber: Proyeksi penduduk 2015
44
Jumlah
20-24
tp
15-19
://
10-14
Perempuan
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 44
Tabel 1.3 Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat 2014 dan 2015 IPM
Kabupaten/Kota
2014
2015
64,73
64,92
Kaimana
61,07
61,33
Teluk Wondama
56,27
56,64
Teluk Bintuni
60,40
61,09
Manokwari
69,35
69,91
Sorong Selatan
58,24
58,60
Sorong
61,23
61,86
Raja Ampat
60,86
Tambrauw
49,40
Maybrat
55,36
Pegunungan Arfak Kota Sorong Papua Barat
61,23 49,77 55,78
at .b ps .
MAnokwari Selatan
go .id
Fakfak
55,32
56,59
53,69
53,73
75,78
75,91
61,28
61,73
ab
ar
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2015
pu
Tabel 1.4 Perkembangan Kemiskinan di Papua Barat Tahun 2013 - 2015
Desa
Maret 2013
14,21
210,06
Sept 2013
12,85
Maret 2014
Kota+Desa
Persentase Penduduk Miskin (%) Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Kota
Desa
Kota+Desa
224,27
5,65
35,64
26,67
382.905
355.839
363.929
221,38
234,23
4,89
36,89
27,14
414.900
389.163
397.003
14,78
214,65
229,43
5,86
36,16
27,13
416.158
389.812
397.662
Sept 2014
14,06
211,40
225,46
5,52
35,01
26,26
440.241
423.701
428.608
Maret 2015
19,34
206,03
225,36
5,86
37,97
25,82
452.022
435.207
441.569
Sept 2015
18,82
206,72
225,54
5,68
37,94
25,73
478.699
457.222
465.348
ht
tp
://
Kota
pa
Jumlah Penduduk Miskin (000) Tahun
Kota
Desa
Kota+Desa
Sumber: Olahan Susenas 2013-2015
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 45
45
Tabel 1.5 PDRB ADHB dan ADHK menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2014-2015 (Juta Rupiah) ADHB
Uraian
ADHK 2015
2014
6.805.211,90
5.345.737,95
5.460.388,07
Pertambangan dan Penggalian
12.254.989,03
11.009.304,26
11.142.840,90
Industri Pengolahan
17.575.969,89
18.087.950,50
16.373.628,47
16.721.239,31
Pengadaan Listrik dan Gas
18.355,67
23.933,59
18.884,44
17.330,06
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
59.492,67
66.101,77
55.822,97
58.807,35
Konstruksi
7.461.242,39
8.769.684,09
5.460.654,54
5.991.887,30
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
3.365.107,97
3.861.913,90
2.859.267,63
3.055.413,69
Transportasi dan Pergudangan
1.420.157,63
1.659.495,21
1.136.343,11
1.230.859,16
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
327.326,81
372.991,58
248.402,38
265.192,66
Informasi dan Komunikasi
852.307,10
932.041,28
833.684,16
896.731,21
Jasa Keuangan dan Asuransi
876.987,90
999.531,92
678.123,57
743.893,06
648.102,48
732.232,54
526.622,31
566.612,62
61.150,85
68.279,47
51.671,94
55.372,80
5.226.635,23
6.105.799,99
4.006.013,14
4.340.166,91
1.389.216,46
1.505.139,16
1.189.210,20
1.275.742,74
416.695,45
464.773,66
365.566,02
388.688,62
151.283,03
171.954,82
128.103,70
136.254,25
PDRB
58.210.896,29
62.882.024,41
50.287.040,79
52.347.420,68
PDRB TANPA MIGAS
30.673.908,63
34.866.953,75
24.865.695,40
26.482.136,49
at .b ps .
ar
Real Estate
pu
Jasa Perusahaan
://
pa
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
tp
Jasa Pendidikan
ht
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
go .id
6.277.093,63 12.083.771,13
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
46
2015
ab
2014
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 46
Tabel 1.6 Distribusi PDRB ADHB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2014-2015 (%)
Distribusi
Uraian
2014
2015
10,78
10,82
Pertambangan dan Penggalian
20,76
19,49
Industri Pengolahan
30,19
28,76
0,03
0,04
0,10
0,11
12,82
13,95
5,78
6,14
2,44
2,64
0,56
0,59
1,46
1,48
1,51
1,59
1,11
1,16
0,11
0,11
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
8,98
9,71
Jasa Pendidikan
2,39
2,39
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
0,72
0,74
Jasa lainnya
0,26
0,27
100,00
100,00
go .id
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
ar
at .b ps .
Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan
Informasi dan Komunikasi
pu
Jasa Keuangan dan Asuransi
ab
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
ht
tp
://
Jasa Perusahaan
pa
Real Estate
PDRB
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2011-2015
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 47
47
Tabel 1.7 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2014-2015 (%)
Laju Pertumbuhan
Uraian
2015
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
5,02
2,14
Pertambangan dan Penggalian
0,88
1,21
Industri Pengolahan
4,10
Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan
4,32
-
8,23
5,35 9,73
8,07
6,86
12,75
8,32
5,61
6,76
11,35
7,56
9,62
9,70
9,00
7,59
7,81
7,16
8,23
8,34
10,03
7,28
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
5,76
6,33
Jasa lainnya
6,84
6,36
5,44
4,10
ar
12,45
Informasi dan Komunikasi
pu
Jasa Keuangan dan Asuransi
ab
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
pa
Real Estate Jasa Perusahaan
://
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
ht
Jasa Pendidikan
PDRB
48
2,12
tp
at .b ps .
5,14
go .id
2014
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2016 48
ar
ab
pu
pa
://
tp
ht
go .id
at .b ps .
ar
ab
pu
pa
://
tp
ht
go .id
at .b ps .