PENDIDIKAN AKUNTANSI BERBASIS NILAI KARAKTER H. Rizali Hadi I. PENDAHULUAN Menurut American Institute of Accountants (sekarang AICPA) “accounting is the art of recording, classifying, an summarizing in a significant manner and in term of money , transactions and event wich are, in part at least, of a financial character, and interpreting the results thereof “(Kam, 1986:32). Tugas guru akuntansi biasanya mengacu pada definisi tersebut, yaitu mulai dari mencatat semua transaksi , mulai dari buku harian dan kemudian mengelompokkannya dalam buku besar melalui jurnal. Buku besar dikelompokkan lagi membuat suatu ikhtisar keuangan perusahaan, sampai tersusunnya laporan keuangan. Selanjutnya menafsirkan laporan keuangan tersebut untuk menilai kemajuan perusahaan. Untuk memudahkan pemahaman tentang pengertian akuntansi, Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi (2001:27) memberikan kepanjangan kata Akuntansi dengan (A) Angka, (K) Keputusan, (U) Uang, (N) Nilai, (T) Transaksi, (A) Analisa, (N) netral, (S) Seni, dan (I) Informasi. Apa yang diajarkan oleh guru dalam pendidikan akuntansi mulai dari rccording sampai kepada interpreting pada dasarnya adalah berkenaan dengan peristiwa keuangan yang wajar dan bersih. Guru jarang berimprovisasi dengan keadaan yang mungkin terjadi dalam dunia usaha secara nyata, misalnya ada pemalsuan bukti akuntansi dan transaksi fiktif. Pembuatan bukti-bukti rekayasa, yang mengarah kepada kecurangan dimana angkanya telah di mark up.
159 Rizali Hadi
Dalam utang-piutang sering terjadi penundaan pembayaran padahal kondisi keuangan masih mampu, bahkan penipuan yang telah direncanakan, sampai melakukan pembayaran dengan cek yang kosong. Dalam berproduksi sering terjadi pelanggaran dengan berbohong mengenai kualitas dan kuantitasnya, menyamarkan antara barang palsu dan yang asli, atau mencampur dengan barang yang berbeda kualitasnya. Kenyataan atau fakta empiris seperti disebutkan di atas biasanya luput dari perhatian guru akuntansi, karena mereka hanya tertuju pada penyampaian materinya an sich. Hal ini dapat dimaklumi karena menyelesaikan tuntutan materi sesuai dengan kurikulum sudah menguras perhatian. Guru perlu menguras perhatian kalau banyak siswa yang daya tangkapnya rendah, karena mengganggu pencapaian KKM. Pembelajaran akuntansi juga menuntut agar siswa banyak diajarkan praktikum, agar mereka terampil. Terlihat bahwa para guru atau dosen hanya bertumpu pada masalah pengetahuan dan keterampilan. Sudah sepantasnyalah pendidikan akuntansi menyesuaikan diri dengan tujuan kurikulum 2013 yang memiliki Kompetensi Inti yang terdiri dari KI-1 tentang sikap religius, KI-2 tentang sikap sosial, KI-3 tentang pengetahuan dan KI-4 tentang keterampilan. Semangat Kurikulum 2013 adalah mengutamakan pembentukan sikap atau bersifat karakter, walaupun dalam kenyataan bekerja sehari-hari mengutamakan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan
sebagai penggeraknya (driving) dan sikap religius serta sikap sosial merupakan pengendalinya (steering) Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 bahwa seharusnya guru mampu mengintegrasikan pendidikan karakter pada semua mata pelajaran. Untuk melakukan pengintegrasian tersebut guru dapat melakukannya melalui berbagai pendekatan, yaitu (a) pendekatan religius, (b) pendekatan etika dan etika bisnis,
160 Rizali Hadi
(c) hukum.
Gambar 1 Pengintegrasian Nilai melalui Mata KI-1 & KI-2
KI-3 & KI-4
Agama
NILAI/
KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4
AKUN-
AKUNTANSI KARAKTER Etika
+
TANSI
NILAI/KARAKTER
Hukum
Menjadi permasalahan kalau guru belum tahu atau belum sempat secara serius memikirkan caranya melakukan pengintegrasian nilai/karakter tersebut, karena sangat terfocus pada pencapaian materi pelajaran saja. Guru akuntansi menganggap bahwa penanaman karakter atau nilai menjadi tanggung jawab guru agama, guru PKn atau guru BK/BP. Karena itulah perlu dibuat acuan untuk melakukan pengintegrasian tersebut. II.
PEMBAHASAN 2.1 Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akuntansi dan Sikap Religius 2.1.1
Sumbangan Arab Islam dalam Perkembangan Akuntansi
Untuk menanamkan sikap religius dalam pembelajaran akuntansi, guru bisa memulainya dengan kata-kata “Bacalah ..........” yang merupakan adopsi dari kata-kata pertama malaikat Jibril pada waktu “mengajar” Muhammad di Gua Hira, menyampaikan wahyu pertama “Ikra ......”.
Kata-ini menyadarkan guru bahwa
tugasnya sangat mulia, yaitu mengajarkan ilmu dan menanamkan nilai/karakter. Untuk memulai pelajaran Akuntansi
sebaiknya
dijelaskan tentang sejarah
perkembangan akuntansi sesuai dengan perkembangan peradaban manusia, mulai dari peradaban Babilonia, Mesir kuno, Romawi, China, India dan lain-lain, yang tidak mungkin tidak berkaitan dengan seni catat-mencatat, dimana bangsa arab muslim ternyata
telah
menemukan
serta
memiliki
suatu
cara
sendiri
161 Rizali Hadi
dalam mencatat kegiatan usaha perdagangangannya. Cara pencatatan pedagang muslim ini secara perlahan dalam waktu lama berbaur dengan mitra dagang mereka terutama pedagang di Romawi. Menurut pendapat Vernon Kam, pengenalan akuntansi adalah sejalan dengan perkembangan peradaban. Dimulai dari periode Babilonia, dilanjutkan periode Mesir, periode Yunani kuno, periode Romawi, periode feodalis Eropa, yang dijelaskannya dalam gambar di bawah ini. Gambar 2 Early Hystory of Accounting (Kam, 1986:2)
3000 BC
2000 BC
1000 BC
1
5 th Century
13 th Century
Babylonian Period
Egyption Period
Greek Period
Roman Period
Feodalism in Europe
Pyramida and Spinx built C.2650-2500 BC. Abraham C.2000 B, C Code of Hammurabi C. 1750 BC Moses.1400 BC
Dalam gambar 2 tersebut di atas belum tergambar adanya sumbangan Arab Islam dalam perkembangan akuntansi. Pada kira-kira tahun 840 M, Muhammad Musa Al-Khawarizme menemukan angka nol “0” sehingga angka yang digunakan dalam akuntansi adalah 0 sampai 9 dan desimal, yang lazim disebut angka arab, dan di negara-negara Arab sudah dikenal luas sejak 874 M. Sistem ini baru dipakai Eropa 3 abad kemudian.
Ditemukannya angka arab ini memberikan
kemudahan yang luar biasa dalam akuntansi yang relevan digunakan dalam komputer, sampai-sampai Harahap, dalam bukunya Akuntansi Islam mengatakan “saya tidak dapat membayangkan jika misalnya Neraca disajikan dalam angka Romawi, misalnya angka 1843 akan ditulis MDCCCXLIII. Bagaimana jika kita menyajikan Neraca IBM yang memerlukan angka triliunan?” (Harahap, 2001:133).
162 Rizali Hadi
Akuntansi yang berasal dari kata account, accountable, yang artinya pertanggung-jawaban,
to account artinya mencatat dan dalam Islam disebut
dengan muhasabah, yang berasal dari kata hisab yang artinya perhitungan. Akuntansi Islam muncul dengan bersumber dari Al Qur’an misalnya dalam Surat Al Baqarah ayat 282, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu berpiutang hingga waktu yang ditetapkan, hendaklah kamu tuliskan; dan hendaklah seorang penulis di antaramu menuliskannya dengan keadilan. Janganlah enggan penulis menuliskannya, sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya......” Dalam ajaran Islam dikenal adanya dua orang malaikat yaitu Rakib dan Atib, yang mencatat perbuatan pahala dan dosa, yang mengilhami pencatatan dua kolom. Pencatatan pahala dianggap sebagai penerimaan dan pencatatan dosa sebagai pengeluaran yang kemudian dikenal dengan kolom debet dan kolom kredit. Pada malam nisfu sa’ban, ada diantara ummat muslim yang menyebutnya sebagai malam perhitungan atau tutup buku setiap tahun untuk menghitung sendiri apakah hidupnya telah untung yaitu lebih banyak pahala dibanding dosanya. Kelak pada hari perhitungan (hisab) di padang mahsyar kembali dilakukan perhitungan atau tutup buku selama hidup di dunia, dengan menunjukan melalui alat mizan (timbangan, neraca). Semua anggota tubuh akan berbicara sendiri melaporkan perbuatannya. Dalam Al Qur’an Surah Yasin ayat 65 disebutkan “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berbicara dengan Kami, tangan mereka dan menjadi saksi kaki mereka tentang apa-apa yang telah mereka kerjakan”. Dalam akuntansi kemudian dikenal adanya bukti-bukti tertulis yang akan “berbicara”, seperti kwitansi, nota, faktur, cek, dll. Setelah melalui mizan , apabila pahala lebih besar dari dosa maka oleh Malaikat Ridwan diajak ke Sorga, sebaliknya kalau lebih banyak dosanya, oleh Malaikat Malik diinapkan ke Neraka. Perusahaan yang lebih besar penerimaannya dibandingkan pengeluarannya maka perusahaan itu akan untung (profit), sebaliknya apabila pengeluarannya lebih besar maka akan rugi (loss). Bangsa Arab Islam yang muncul mulai tahun 571 M adalah pedagang sampai ke Romawi yang merupakan kekaisaran besar pada zamannya. Pencatatan kegiatan keuangan oleh para pedagang Arab ini ternyata sangat
menarik
163 Rizali Hadi
perhatian Lucas Paccioli seorang Rahib (pendeta) dan ahli matematika bangsa Romawi di Venezia, yang kelak mengembangkan pencatatan dengan adanya kolom debet dan kredit yang menggunakan angka arab. Lucas Paccioli bahkan mampu mengembangkan tata buku berpasangan (double entry accounting systems) yang ditulisnya dalam buku Summa de arithmatica geometria et proportionalita (1494 M) dan berkembang menjadi dasar
akuntansi sampai
sekarang. Akuntansi yang dikembangkan oleh Lucas Paccioli ini menjadi populer sampai ke Spanyol, Portugis dan Belanda. Kemudian pedagang Belanda sampai ke Indonesia tahun 1602 dan
melalui VOC memperkenalkan Tata Buku
(boekhouding) ke Indonesia. Karena terjadinya perang antara Indonesia dan Belanda dalam pembebasan Irian Barat, banyak tenaga akuntan Belanda yang pulang. Dalam perkembangan selanjutnya banyak orang-orang Indonesia yang belajar akuntansi ke Amerika dan kemudian masuklah sistem akuntansi Amerika ke Indonesia (Hadibroto, 1987:1-2) yang berkembang sampai sekarang. Memulai pembelajaran akuntansi dengan menjelaskan sejarah kelahiran akuntansi dan pengaruh arab muslim yang berlandaskan ajaran agama Islam yang membawa nilai-nilai keadilan, berarti guru telah menanamkan nilai religius (KI1). Selanjutnya pada setiap momen penyampaian materi yang ada kaitannya dengan agama seperti perhitungan laba dan pembagiannya, dapat dikaitkan dengan zakat, infaq, sadaqah, sebagai nilai kebersamaan dunia akhirat. Berhatihati dalam menjelaskan ‘bunga’ karena ada yang berpandangan fanatik menganggapnya secara total sebagai riba, dan bagi yang berpandangan moderat masih mempertimbangkan antara manfaat dan mudharatnya, karena Buya Hamka sangat menganjurkan qardhan hasanan sebagai ganti rugi yang layak bagi kreditur. Bedakan dengan ad’afan mudha’afah atau yang berlipat-lipat (Alma, B. 2003:284). 2.1.2 Sikap Religius Menurut Pandangan Agama lain. Guru-guru akuntansi perlu juga memahami bagaimana pandangan agama lain tentang perlunya akuntansi. Sebelumnya menurut Alma (2003)orang-orang Kristen
menurut
Alma
(2003)
164 Rizali Hadi
tidak
disarankan
untuk
menjadi pedagang, karena perdagangan akan memudahkan seseorang untuk berbuat curang dan tipu menipu. Gerakan Calvinis menganjurkan sebaliknya, yaitu agar ummat Kristiani bekerja dan berusaha sesuai dengan Protestan Ethics seperti tesis yang ditulis oleh Max Weber (1953). Kristen Katholik sebelumnya oleh Agustinus (354-430 M) juga diatur tentang boleh tidaknya orang Kristen sebagai pedagang, yang dilanjutkan dengan keluarnya ensinlik (semacam fatwa) dan dokumen pastoral oleh Paus-paus berikutnya. Dalam ajaran Agama Hindu dikenal adanya empat warna/Catur Warna yaitu: (a). Brahmana-orang-orang yang menekuni kehidupan spiritual dan ketuhanan, para cendikiawan serta intelektual (b). Ksatria-orang orang yang bekerja / bergelut di bidang pertahanan dan keamanan/pemerintahan yang bertugas untuk mengatur negara dan pemerintahan serta rakyatnya. (c). Waisya-orang yang bergerak dibidang ekonomi, yang bertugas untuk mengatur perekonomian atau seseorang yang memilih fungsi sosial menggerakkan perekonomian. a. (d). Sudra-orang.yang bekerja mengandalkan tenaga /jasman (https://www.facebook.com/notes/hindubali/sistim-kasta-di-bali-dan-perkembangannya Adanya kasta waisya merupakan bukti adanya pedagang yang diatur dalam agama Hindu. Apabila ada anjuran atau pengaturan untuk menjadi pedagang berarti diikuti oleh adanya pencatatan atau akuntansi Secara umum semua agama menganjurkan agar berbuat baik dan adil dalam kegiatan kehidupan sosialnya termasuk kegiatan perdagangan. Dewan Parlemen Agama-agama Dunia di Chicago (1993) menghasilkan The Golden Role atau Kaidah Kencana yang menemukan benang merah ajaran berbagai agama dan aliran di dunia, seperti Confusius, Kristiani, Islam, Budha, Hindu dan lainlain. Hans Kung mengutip beberapa rumusan tentang The Golden Role atau Kaidah Kencana tersebut yaitu : a) Confusius (abad 551-486 SM): ‘Apa yang kamu sendiri tidak inginkan, jangan kamu lakukan pada orang lain’ (peribahasa 15.23). b) Rabbi Hilel (60 SM sampai 10 M): ‘Jangan lakukan pada orang lain apa yang kamu tidak ingin mereka lakukan pada kamu’ (Shabbat 31a). .
165 Rizali Hadi
). c) Yesus dari Nazareth: ‘Apa yang kamu ingin dari orang lain untuk lakukan padamu, lakukan juga pada mereka’ (Mat, 7, 2; Luk. 6.31). d) Islam: ‘Tak seorang pun di antara kamu yang beriman sepanjang tidak mencintai saudaranya bagaimana ia mencintai dirinya sendiri’ (Empat puluh Hadits Nawawi, 13). e) Jainisme: ‘Manusia seharusnya acuh terhadap benda-benda duniawi dan memperlakukan semua ciptaan di dunia sebagaimana mereka sendiri ingin diperlakukan’ (Sutrakritanga I, 11,33).
f) Budhisme: ‘Keadaan yang tidak
menyenangkan ataupun menyenangkan bagiku akan juga demikian bagi dia; dan bagaimana saya bisa membebani pada orang lain dengan keadaan yang tidak menyenangkan bagi saya?’ (Samyutta Nikaya V, 353.35-342.2). g) Hinduisme: ‘Siapa pun tidak boleh memperlakukan orang lain dalam cara yang tidak menyenangkan bagi mereka sendiri; demikianlah esensi moralitas’ (Mahabharata XIII 114,8). (Hans Kung, dan Karl-Josef Kuschel, 1999 :96-98). Kaitannya dengan akuntansi adalah keharusan mencatat dengan benar dan adil terhadap berbagai transaksi transaksi. Jangan lakukan kecurangan kalau tidak suka dicurangi. Akuntansi merupakan sarana media untuk menjaga ingatan serta hak dan kewjiban. Kejujuran mencatat dalam akuntansi merupakan point karakter yang perlu ditanamkan kepada para siswa. Sikap religius yang ditanamkan dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran agama yang telah dibahas panjang lebar di atas, merupakan tujuan adanya KI-1 dalam Kurikulum 2013. Guru-guru akuntansi perlu membuat catatan sebagai lampiran RPP untuk mengingatkan tempat-tempat atau momen yang tepat untuk mengintegrasikan pesan nilai/karater yang tepat. Catatan itu diberi nama Suplemen Nilai atau Value Supplemen, (Hadi, 2012). 2,2 Pendidikan Karakter Melalui Etika Etika sering diartikan dan disandingkan sebagai moral. Etika berasal dari bahasa Yunani kuno ‘ethos’ dan jamaknya ‘taetha’ dan moral berasal dari bahasa latin ‘mos’ yang jamaknya ‘mores’ (Bertens, 2007:4-5). Etika yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan atau perdagangan adalah Etika Bisnis, termasuk didalamnya kegiatan catat-mencatat atau akuntansi Menurut Keraf (2010:73-79), prinsip Etika Bisnis itu ada lima yaitu: (1) prinsip otonomi, dimana
166 Rizali Hadi
seharusnya kebenaran dalam etika itu berasal dari dalam dirinya sendiri, (2) prinsip kejujuran, yaitu menjalankan kebenaran dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, (3) prinsip keadilan, yaitu tidak berbuat jahat melainkan berbuat baik, (4) prinsip saling menguntungkan, (5) prinsip integritas, yaitu suatu komitmen untuk terus melaksanakan etika bisnis. Kelima prinsip etika bisnis ini perlu dipelajari dan dipahami oleh guru karena prinsip-prinsip ini sangat mudah disampaikan dalam proses belajar mengajar. Misalnya prinsip kejujuran dapat disampaikan pada setiap pengerjaan akuntansi. Angka yang ditulis harus benar, seharusnya Rp. 100.000,00 jangan dimanipulasi menjadi Rp. 1.000.000,00 karena ingin mengambil keuntungan secara pribadi dengan melanggar prinsip otonomi. Prinsip keadilan juga dilanggar karena sudah ada niat jahat. Perbuatan merugikan orang lain juga melanggar prinsip saling menguntungkan. Kebiasaan untuk secara konsisten berbuat baik merupakan prinsip integritas. Etika sosial merupakan kepantasan berbuat yang dinilai oleh masyarakat. Apabila ada seorang pencatat yang tidak berbuat adil, memanipulasi pencatatan bahkan cenderung ke arah korupsi, maka ia akan akan dikucilkan oleh masyarakat. Karena itulah dalam Kurikulum 2013 perlu ditekankan adanya KI-2, yaitu sikap sosial.
2.3 Pendidikan Karakter dengan pendekatan Undang-Undang Guru sebaiknya menjelaskan bahwa kewajiban melaksanakan akuntansi itu diatur dalam Undang-Undang, untuk menjaga hak dan kewajiban masing-masing pihak yang berkaitan dengan usaha. Semua kegiatan usaha wajib mengadakan pembukuan sesuai dengan KUHD (S.1938:276) untuk sendiri, pihak ketiga dan urusan perpajakan. Menurut KUHD pasal 6, “Setiap orang yang menjalankan perusahaan wajib membuat pembukuan.(Sembiring, 2008:13-17). Nilai/karakter yang perlu ditanamkan dengan pendekatan Undang-Undang ini adalah menaati aturan perlunya melakukan pembukuan secara benar, jauh dari rekayasa, mark up dan manipulasi.
167 Rizali Hadi
Selain undang-undang, sekarang sudah tersusun pula suatu etika profesi yang telah mempunyai kekuatan hukum. Etika profesi, bagi para dokter ada etika kedokteran , etika sebagai akuntan, etika sebagai hakim dan lain-lain, yang telah dibuat secara tertulis. Dalam etika profesi itu umumnya telah memuat tentang hak dan kewajiban serta sanksi-sanksi atas pelanggaran. Sekarang sudah ada Undang-Undang No. 8 tahun 1999 yaitu tentang perlindungan konsumen. Dalam akuntansi banyak peluang terjadinya praktek-praktek yang dapat dikategorikan melanggar undang-undang, misalnya: (1).
Adanya
praktek
mengaburkan asal usul peneriman atau pengeluaran uang yang termsuk kategori pencucian sampai pencurian uang. Jangan sampai sebagai pencatat akuntansi ikut bermain dan membantu perbuatan yang melanggar undang-undang tersebut. (2). Adanya praktek memanipulasi data akuntansi seperti window dressing, lapping, kitting dan semacamnya sehingga bisa dianggap tidak jujur dalam akuntansi. Perusahaan yang kondisinya kedodoran kemudian dipoles didandani dan diberi pakaian atau gorden agar kelihatan bagus untuk mengelabui berbagai pihak (window dressing). Pencatatan dilakukan berlapis-lapis sehingga kabur keaslian dan kecocokan antara bukti dan pencatatannya, yang sengaja dilakukan mengundur-undur pencatatan untuk dapat menggunakan uang sementara, dan kalau keadaan memungkinkan menjadi dipakai selamanya (lapping). Kecurangan pencatatan dalam transfer antar bank internal (kitting) yang berkaitan dengan window dressing, biasanya manover untuk menaikan current ratio perusahaan, yang sebenarnya rendah. (3) Praktek mark up yang sering dilakukan dengan tujuan korupsi dan mengarah kepada pelanggaran pidana. (4) Praktek mengakui barang consignment in (titipan) sebagai milik sendiri, yang tidak seharusnya dilakukan. (5) Memberikan fasilitas bagi koruptor untuk menggunakan keluarmasuknya uang dalam perusahaan sebagai tempat money loundry (pencucian uang).
168 Rizali Hadi
2.4 Suplemen Nilai sebagai lampiran RPP Untuk mengingatkan guru-guru akan kewajibannya dalam mengintegrasikan nilai/karakter, diperlukan suatu lampiran yang disebut Suplemen Nilai, yang isinya memuat materi pelajaran akuntansi dengan pendekatan mengintegrasikan nilai serta petunjuk yang bersifat teknis penyampaiannya. Tabel 1 Contoh Master Suplemen Nilai (Value Supplemen) untuk Lampiran RPP No
1
2
Kompetensi/Materi
Pendekatan Nilai
(KI-3 dan KI-4)
(KI-1 dan KI-2)
Pengertian Akuntansi
Agama
Sejarah akuntansi dan sumbangan pemikiran ilmuan muslim. Adanya pencatatan oleh malaikat, adanya hari perhitungan di padang mahsyar, adanya pahala dan dosa, surga dan neraka.
Etika
Sama ingin berbuat baik. Jangan lakukan suatu kepada orang lain kalau kamu juga tidak mau diperlakukan demikian.
Hukum
Kewajiban mencatat semua transaksi keuangan atau yang bersifat finansial (KUHD Pasal 6)
Agama
Manusia ingin semua berbuat adil tidak merugikan orang lain. Akuntansi diperlukan untuk perhitungan zakat harta, sesuai syariah.
Etika
Menghindari perselisihan perhitungan dalam bermitra, bekerja sama, sesuai kepentingan masing-masing.
Hukum
Sebagai media untuk menentukan batas hak dan kewajiban. Buatlah bukti dengan lengkap dan benar. Berbuat curang dalam pencatatan bisa dituntut secara hukum.
Pengguna Akuntansi
Rujukan untuk Pengintegrasian Nilai
169 Rizali Hadi
3
4
Pencatatan Kas dan Bank
Pencatatan
Agama
Jadilah pencatat yang adil (QS.2:282) berbuat adil. Bekerja sebagai pencatat harus memiliki sifat seperti sifat Nabi: sidiq, amanah, tabliq dan fathonah.
Etika
Prinsip Etika Bisnis untuk mendapatkan perlakuan yang adil.
Hukum
Jangan terjadi penggelapan, kitting, window dressing
Agama
Juahkan riba dalam utang piutang, catatlah dengan adil. (QS.2:282). Pekerjaan jual beli halal dan riba haram (QS. 2:275)
Etika
Taatilah perjanjian, prinsip otonomi, kejujuran, saling menguntungkan, konsisten
Hukum
Jauhkan penipuan yang sebagai perbuatan pidana
Agama
Bersyukur diberikan harta dalam bentuk persediaan. Jangan menipu, (QS. 83:1), mencukupkan timbangan QS. 83:2-3)
Etika
Jangan mencampur kualitas baik dan rusak. Kalau ada konsinyasi catat sesuai kepemilikannya.
Hukum
Jauhkan dari penggelapan karena melanggar hukum, bisa dituntut secara pidana. Menjamin mutu barang (UU No. 8/99 pasal 7)
Agama
Bersyukur diberikan harta, gunakanlah untuk kepertingan sendiri dan juga untuk ummat.
Etika
Gunakan harta dengan sebaik-baiknya, untuk sendiri dan masyarakat
Hukum
Jauhkan penggelapan, penguasaan secara ilegal, harus dilindungi oleh surat kepemilikan yang sah.
Piutang Usaha/Dagang
5
6
7
Pencatatan Persediaan
Pencatatan Aktiva Tetap
Dll
170 Rizali Hadi
lapping,
bisadianggap
III.
Simpulan Dari pembahasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa dalam Mata Pelajaran
Akuntansi
dalam berbagai
kompetensinya
banyak terdapat
peluang untuk
mengintegrasikan nilai/karakter seperti yang diinginkan oleh tuntutan kurikulum. Oleh sebab itu diperlukan kemampuan guru akuntansi untuk melakukan pengintegrasian tersebut. Guru-guru perlu memperkaya diri dengan menambah pengetahuan agama, pengetahuan tentang etika, dan pengetahuan tentang perundangundangan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban sebagai pelaku usaha, termasuk pencatatan akuntansinya. Guru-guru yang telah kaya dengan pengetahuan yang berhubungan dengan karakter akan lebih mudah berimprovisasi sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih menarik. Guru-guru akuntansi perlu membuat suatu lampiran dari RPP yang memuat catatan tentang tempat-tempat atau momen yang tepat untuk menyampaikan pesan nilai/karakter tersebut. Lampiran RPP yang dalam hal ini dinamakan Suplemen Nilai (Value
Supplement)
menjadi
guide
untuk
melaksanakan
pengintegrasian
nilai/karakter dimaksud.
DAFTAR PUSTAKA Alma, Bukhari. (2003). Dasar- dasar Etika Bisnis Islami, Bandung Alfabeta Anonim (1999). Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999, Tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta Novindo Pustaka Mandiri. Sembiring, Sentosa (2008). Hukum Dagang, Banung, Citra Aditya Bakti. Bertens K. (2000) Etika, Jakarta Gramedia Pustaka Utama Hadibrorto, Suhadji. (1987). Masalah Akuntansi, Jakarta LPHEUI. Hadi, Rizali. (2012). Pengembangan Model Internalisasi Nilai Kejujuran Melalui Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Etika Bisnis, Bandung disertasi, UPI Bandung .
Harahap, Sofyan Syafri. (2001). Akuntansi Islam, Jakarta Bumi Aksara. Junus, Mahmud (1996). Tarjamah Al Qur’an Al Karim, Bandung, Penerbit Al- M’arif Keraf, Sonny (1998). Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya, Yogyakarta Penerbit Kanisius, Edisi Baru, Cetakan XIV
171 Rizali Hadi
Kung, Hans dan Karl Josef Kuschel. (1999). Etika Global, Yogyakarta Sisipus dan Pustaka Pelajar, Kam, Vernon. (1986). Accounting Theory, New York: John Wiley & Sons. Rindjin, K. (2004). Etika Bisnis dan Implementasinya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, . https://www.facebook.com/notes/hindu-bali/sistim-kasta-di-bali-danperkembangannya
172 Rizali Hadi