BAB 4.
PERANCANGAN
Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagaimana fitur Hot Standby Router Protocol pada router Cisco dalam menjaga avaibility jaringan komputer tetap tinggi.
4.1. Perancangan Jaringan Komputer Fitur HSRP Proses perancangan sistem recovery jaringan komputer menggunakan fitur Hot Standby Router Protocol pada router Cisco sebagai berikut :
Gambar 4.1 Desain Jaringan Komputer dengan HSRP
Rancangan jaringan komputer pada gambar 4.1 menggunakan 2 buah router Cisco (ROUTER MAIN dan ROUTER BACKUP) yang terhubung dengan 2 jalur yang berbeda menuju perangkat ISP dan saling terhubung menggunakan switch (SW DISTRIBUSI). Kedua router (ROUTER MAIN dan ROUTER BACKUP) memiliki IP LAN yang berada dalam network yang sama. Hal ini dimaksudkan karna kedua router (ROUTER MAIN dan ROUTER BACKUP) akan terus saling bertukar hello messages untuk mengetahui status router lainnya. Kedua router (ROUTER MAIN dan ROUTER BACKUP) membetuk sebuah virtual router, virtual router inilah yang nantinya menjadi gateway dari host-host yang berada di kantor cabang Pisangan untuk mengakses data center Kuningan maupun jaringan Internet. Virtual router yang terbentuk akan meneruskan paket data melalui router yang berada dalam status active. Meskipun kedua router dan link menuju ISP bekerja normal tapi hanya 1 router yang akan meneruskan paket data dan router lainnya akan dalam status standby yang akan terus mengirim hello messages untuk mengetahui status active router dan akan langsung merubah statusnya menjadi active router jika active router sebelumnya mengalami gangguan. 4-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.1. Perancangan Pengalamatan IP Berikut untuk rancangan pengalamatan IP address : 1. Pengalamatan IP pada router Tabel 4.1 Pengalamatan IP pada Router
1
Router Main
Fe0/0 202.101.90.2 /30
Interfaces Fe0/1 192.168.0.2 /24
2
Router Backup
1.1.1.1 /30
192.168.0.3 /24
No
Router
Virtual 192.168.0.1 /24 192.168.0.1 /24
2. Pengalamatan IP pada host dan server : Tabel 4.2 Pengalamatan IP pada Device
No
Device
IP Address
IP Gateway
1
Host pada kantor Pisangan
192.168.0.5 – 192.168.0.100 /24
192.168.0.1 /24
2
Server pada DC Kuningan
202.101.91.2 /30
202.101.91.1 /30
4.1.2. Simulasi Sistem Sebelum dilakukan implementasi ke real network, simulasi ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun. Tools / software yang digunakan untuk simulasi ini adalah GNS3. Topologi jaringan komputer pada simulasi ini sesuai dengan desain topologi jaringan komputer pada gambar 4.1.
Gambar 4.2 Topologi Simulasi di GNS3
Pada topologi jaringan komputer menggunakan simulasi network GNS3 di gambar 4.2 semua perangkat router, switch, dan device sudah terhubung dan terkonfigurasi sesuai dengan desain jaringan komputer pada gambar 4.1.Sehingga device Host6 sudah bisa mengakses
4-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Server FTP, untuk R1 dan R2 juga sudah dikonfigurasi dengan fitur Hot Standby Router Protocol (HSRP). Untuk PC Host6 menggunakan interface microsoft loopback, sehingga PC yang kita gunakan seperti terkoneksi ke jaringan komputer simulasi GNS3. Dan untuk Server FTP menggunakan VPC atau virtual PC. Pengetesan pada pada simulasi ini dengan melakukan ping tanpa henti dari device Host6 ke arah Server FTP. Ping diibaratkan data yang berpindah dari Host6 ke Server FTP maupun dari Server FTP ke Host6. Selanjutnya melakukan pengetesan fitur HSRP di simulasi jairngan komputer ini dengan cara memutus kabel jaringan pada R1 ( main router ) dan atau mematikan perangkat R1 ( main router ), jika ketika terjadi pemutusan link dan atau pematian device router tetap terjadi komunikasi data, sampai tahap ini fitur HSRP sudah bekerja dan berhasil untuk menjaga avaibility jaringan komputer pada simulasi ini.
Gambar 4.3 Test Komunikasi Data pada Simulasi GNS3
Pada gambar 4.3 dilakukan simulasi test komunikasi data dengan fitur ping dan tracert dari device Host6 menuju Server FTP dengan IP address 192.168.0.10 pada Host6 dan IP address 202.101.91.2 pada Server FTP, test ping berhasil dan paket data diteruskan via router R1 yang dapa dilihat dari hasil ping dan tracert pada gambar 4.3. Pada bagian tracert hop pertama adalah IP address 192.168.0.2 yang dimiliki R1.
4-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.4 Test Akses FTP Server pada Simulasi GNS3
Pada gambar 4.4 dilakukan simulasi test akses dan unggah data menuju Server FTP dengan IP address 202.101.91.2 pada device Host6 dengan IP address 192.168.0.1.
Gambar 4.5 Test Fail Over Ketika Ping
Pada gambar 4.5 dilakukan pemutusan kabel dari switch menuju R1 saat test ping berjalan, meskipun sempat ada request time out tapi tidak terlalu lama (3 detik). Juga dari hasil tracert kita lihat untuk hop pertama sudah berubah menjadi IP address 192.168.0.3 yang dimiliki R2.
4-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.6 Test Fail Over Ketika Akses dan Unggah ke FTP Server
Pada gambar 4.6 proses pengunggahan tetap berjalan meskipun transfer rate sempat berada pada 0 Byte/second dalam 3 detik.
Gambar 4.7 Pengambilan Data pada Simulasi
Pada gambar 4.7 proses pengambilan data dengan aplikasi Wireshark dan dari hasil simulasi dapat ditarik kesimpulan fitur Hot Standby Router Protocol (HSRP) dapat menjaga avaibility jaringan komputer tetap tinggi. Meskipun tidak bisa menjaga sampai zero downtime.
4-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2. Algoritma 4.2.1. Algoritma Implementasi Mulai
Pengecekan IOS Router Cisco
Konfigurasi dasar pada Router
Gagal
Melakukan test failover ketika proses pengunggahan berjalan(memutus router main)
Mengukur parameter QoS
Melakukan test ping antar perangkat
Menganalisa kedua data hasil pengukuran parameter QoS
Berhasil Melakukan pengunggahan file dari server FTP
Selesai
Melakukan test failover ketika proses pengunggahan berjalan(memutus router main)
Mengukur parameter QoS
Konfigurasi HSRP pada router
Gagal
Melakukan test ping antar perangkat
Berhasil Melakukan pengunggahan file dari server FTP
Gambar 4.8 Flowchart Perencanaan Implementasi Sistem
4-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada flowchart di gambar 4.8 dijelaskan bagaimana alur implementasi sistem jaringan komputer dalam tugas akhir ini. Langkah awal implementasi melakukan konfigurasi dasar router seperti pemberian IP address dan routing, kemudian dilakukan pengetesan ping, jika test ping masih belum berhasil, cek kembali konfigurasi dasar setelah itu test ping kembali. Dilanjut dengan pengunggahan data dari FTP server, ketika sedang proses pengunggahan dilakukan test failover atau mematikan router yang sedang beroprasi, berikutnya dilakukan pengukuran dan pengambilan data. Selanjutnya adalah melakukan konfigurasi HSRP. Ketika konfigurasi sudah berhasil, kemudian dilakukan pengetesan ping, jika setelah dilakukan konfigurasi HSRP ternyata test ping gagal, cek kembali konfigurasi HSRP setelah itu lakukan test ping ulang dan dilanjut dengan pengunggahan data dari FTP server. Ketika sedang proses pengunggahan dilakukan test failover atau mematikan router yang sedang beroprasi, dan dilakukan pengukuran dan pengambilan data. Dari data yang sudah diperoleh dilakukan analisa untuk menentukan berapa nilai performansi jaringan komputer yang dapat ditingkatkan dengan fitur HSRP. 4.2.2. Algoritma Penentuan Active dan Standby Router Mulai
Kedua router dalam status awal (Init)
Kedua router mengecek IP virtual dan group
Kedua router memiliki IP virtual dan group yang sama
No
Kedua router dalam status active tapi tidak saling mem-backup
B Yes Pengecekan priority router, priority tertinggi menjadi active yang lain menjadi standby
Kedua router saling mengirim hello messages, untuk mengetahui status router lain
A 4-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
B
A
Standby router menerima hello messages
No
Status router berubah menjadi Init
Yes Status standby router tidak berubah
Active router menerima hello messages
No
Status router berubah menjadi Init dan stanby router berubah menjadi active router
Yes Status active router tidak berubah
Selesai
Gambar 4.9 Flowchart Penentuan Active dan Standby Router
Pada flowchart di gambar 4.9 dijelaskan bagaimana algoritma dari sistem Hot Standby Router Protocol (HSRP) melakukan first hop redudancy link dengan menggunakan active dan standby router. Setelah dilakukan konfigurasi HSRP kedua router berada dalam status awal (Init). Kedua router akan saling mengecek IP virtual dan group, apakah kedua router memiliki IP virtual dan group yang sama. Jika kedua router memiliki IP virtual dan group yang berbeda maka masing-masing router akan dalam status active tetapi tidak saling mem-backup dan hanya router yang memili IP virtual sebagai gateway host yang dapat meneruskan paket data. Sebaliknya jika kedua router memiliki IP virtual dan group yang sama, akan lanjut ke langkah berikutnya yaitu router akan saling mengecek priority, dan router yang memiliki priority tertinggi akan menjadi active router dan lainnya menjadi standby router. Ketika sudah ditentukan active dan standby router untuk pertama kalinya, kedua router akan terus saling mengirim hello messages untuk saling mengetahui status dari kedua router. Ketika standby router tidak menerima hello messages yang bisa dikarnakan matinya router, putusnya link, dan penyebab lainnya sehingga terjadi gangguan pada router maka standby 4-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
router akan berubah stastusnya dari standby menjadi init. Ketika menerima stasus router tidak berubah, tetap dalam status standby. Tidak diterimanya hello messages pada standby router dan menyebabkan perubahan status pada standby router tidak akan mengganggu proses komunikasi data karna data diteruskan melalui active router. Ketika active router tidak menerima hello messages yang bisa dikarnakan matinya router, putusnya link, dan penyebab lainnya sehingga terjadi gangguan pada router maka status active router akan berubah menjadi init dan standby router berubah statusnya menjadi active router dan mengambil alih kerja active router sebelumnya. Ketika router yang berada pada kondisi init kembali menerima hello messages maka status router akan berubah menjadi standby router dan kembali mengirimkan hello messages.
4-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/